• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

1.1 LATAR BELAKANG PERUSAHAAN

Saya melaksanakan kerja praktik di perusahaan yang berkonsorsium antara 3 perusahaan, yaitu PT. Hutama Karya – PT. Moeladi – PT. Promatcon Tepat Guna (KSO – HMP). KSO HMP adalah konsorsium perusahaan yang bergerak di bidang kontraktor jasa pemasangan pipa gas, tepatnya saat ini sedang mengerjakan Proyek Jasa Perancangan, Pengadaan, Konstruksi, Dan Pembangunan Pipa Transmisi Gas Muara Karang – Muara Tawar (MKMT Project).

1.2 SEJARAH PERUSAHAAN

Konsorsium antara PT. Hutama Karya – PT. Moeladi – PT. Pramatcon Tepat Guna (KSO – HMP) di dasari dengan adanya rencana PT. Pertamina Gas dalam penyediaan gas di daerah Muara Tawar guna memberi pasokan gas terhadap PLN di daerah Muara Tawar. KSO HMP adalah konsorsium perusahaan yang diberi mandat oleh PT. Pertamina Gas dalam jasa EPC (Engineering – Procurement – Construction) dalam pembangunan pipa gas diameter 24” dari Muara Karang sampai Muara Tawar.

1.3 BIDANG USAHA PERUSAHAAN

KSO HMP bergerak di bidang jasa kontraktor, dengan dasar bidang jasa dari masing – masing perusahaan anggota Konsorsium yakni :

1. PT. Hutama Karya

Yakni perusahaan BUMN yang sudah lama berkontribusi terhadap pembangunan di Indonesia, terutama jasa pembangunan sipil seperti gedung, jalan, jembatan, dll.

2. PT. Moeladi

Yakni perusahaan swasta yang memiliki pengalaman pada bidang jasa pembangunan jaringan pipa gas dan minyak (pipeline maupun piping).

(2)

3. PT. Pramatcon Tepat Guna

Yakni perusahaan swasta yang memiliki pengalaman pada bidang jasa pembangunan jaringan pipa gas (pipeline maupun piping) dan penjualan pressure vessel. Proyek pembangunan jaringan pipa gas milik PGN di Cikande – Bitung (Project CP3B) adalah pengalaman yang pernah di kerjakan oleh PT. Pramatcon Tepat Guna

Berikut adalah bidang usaha pada tiap – tiap anggota konsorsium dari KSO HMP. 1.4 STRUKTUR ORGANISASI

Adapun struktur organisasi KSO HMP adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 Struktur Organisasi KSO HMP 1.5 TINJAUAN UMUM PROYEK

PT. Pertamina Gas (PERTAGAS) merencanakan pembangunan pipa transmisi gas dari Muara Karang – Muara Tawar, dengan sumber gas dari FSRU (Floating Storage Regasification Unit) milik Nusantara Regas. Pembangunan konstruksi pipa baru transmisi gas dari Muara Karang ke Muara Tawar.

1.6 TUJUAN

Tujuan dibuatnya Rencana Pelaksanaan Proyek adalah untuk memberikan gambaran kepada PERUSAHAAN, bahwa KONTRAKTOR dapat mengerti dan memahami dengan baik dan benar lingkup pekerjaan, jadwal pelaksanan, spesifikasi teknis dan

(3)

kriteria-kriteria yang dimaksud dalam kesepakatan kerja. Serta memberikan gambaran tentang pelaksanaan proyek yang akan dilaksanakan oleh KONTRAKTOR, sehingga penyelesaian proyek dapat dilaksanakan sesuai jadwal yang telah ditetapkan, terjamin mutunya berdasarkan pada spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.

1.7 DEFINISI

PROYEK - Jasa Perancangan, Pengadaan dan Konstruksi Pembangunan Pipa Transmisi Gas dari Muara Karang ke Muara Tawar

PERUSAHAAN - PT. Pertamina Gas (PERTAGAS) sebagai Pemilik Proyek

KONSULTAN - PT. SURVEYOR INDONESIA sebagai Konsultan yang ditunjuk oleh PERUSAHAAN

KONTRAKTOR - HMP (Konsorsium PT. Hutama Karya, PT. Moeladi dan PT. Promatcon)

VENDOR - Perusahaan yang menyediakan material atau jasa yang digunakan selama proyek berlangsung

SKK MIGAS - Perwakilan Pemerintah Republik Indonesia yang berwenang memberikan pengoperasian Unit Fasilitas

1.8 REFERENSI DOKUMEN, KODE dan STANDAR MKMT-00-GEN-PLAN-002 Project Master Schedule MKMT-00-GEN-PRC-001 Prosedur Perhitungan Progress MKMT-00-GEN-LIST-001 Daftar Dokumen Proyek MKMT-00-GEN-PRC-003 Prosedur Pelaporan Proyek MKMT-00-GEN-PRC-004 Prosedur Dokumen Kontrol MKMT-00-GEN-PRC-005 Prosedur Komunikasi MKMT-00-GEN-PRC-006 Prosedur Format Dokumen MKMT-00-GEN-PRC-007 Prosedur Penagihan

MKMT-00-GEN-PRC-008 Prosedur Kerja Tambah

MKMT-00-HSE-PLANAN-001 Rencana K3LL

MKMT-00-HSE-PRC-002 Prosedur Analisa Keselamatan Kerja MKMT-00-HSE-PRC-003 Prosedur Rencana Tanggap Darurat

MKMT-00-HSE-PRC-004 Prosedur Investigasi dan Pelaporan Insiden Kejadian MKMT-00-HSE-PRC-005 Prosedur Inspeksi Kesehatan, Keselamatan Kerja dan

Lingkungan

MKMT-00-HSE-PRC-009 Prosedur Sistem Keamanan

MKMT-00-GEN-PRC-018 Prosedur HAZOP - HAZID Manual MKMT-00-QAC-PLAN-001 Rencana QA/QC

(4)

MKMT-00-QAC-PLAN-003 Prosedur Kontrol Ketidaksesuaian (Non-Conformance) MKMT-00-QAC-PRC-002 Prosedur Test Kualifikasi Welder

MKMT-00-QAC-PRC-003 Prosedur Kontrol Welding Electrode MKMT-00-QAC-PRC-005 Radiographic Test Procedure

MKMT-00-QAC-PRC-006 Penetrant Test Procedure MKMT-00-QAC-PRC-007 Ultrasonic Test Procedure

MKMT-00-QAC-PRC-008 Magnetic Particle Test Procedure MKMT-00-QAC-PRC-009 Blasting and Painting Procedure

MKMT-00-GEN-PRC-010 Handling, Storage & Presevation Procedure MKMT-00-QAC-PRC-011 Welding Performance & Tracibility Procedure MKMT-00-QAC-PRC-012 Inspection Equipment Calibration Procedure MKMT-00-GEN-PRC-006 Material Handling & Storage Procedure MKMT-00-PL-PRC-016 Prosedur Pembersihan dan Perataan Jalur Pipa MKMT-00-PL-PRC-002 Hauling and Stringing Procedure

MKMT-00-PL-PRC-003 Field Bending Procedure MKMT-00-PL-PRC-004 Trench Excavation Procedure

MKMT-00-PL-PRC-005 Pipeline Fit-Up & Welding Procedure MKMT-00-PL-PRC-006 Lowering-in & Backfilling Procedure MKMT-00-PL-PRC-007 Field Joint Coating Procedure

MKMT-00-PL-PRC-008 Pipe Crossing Open Cut Procedure MKMT-00-PL-PRC-009 Horizontal Directional Drilling Procedure MKMT-00-PL-PRC-010 Boring Procedure

MKMT-00-PL-PRC-011 Internal & External Coating Procedure for Hot Bend Pipe MKMT-00-PL-PRC-012 Pipe Laying Procedure by Push Pull Method at Swamp Area MKMT-00-PL-PRC-013 Pipeline Cleaning, Filling, & Hydrostatic Test Procedure MKMT-00-PL-PRC-014 Pipeline Final Tie-In Procedure

MKMT-00-PL-PRC-015 Pipeline Drying and Nitrogen Purging Procedure MKMT-00-PL-PRC-016 Reinstatement and Restoration

MKMT-00-MEC-PRC-001 Painting Procedure

MKMT-00-MEC-PRC-001 Pig Receiver & Pig Launcher Installation Procedure MKMT-00-PIP-PRC-001 Piping Fabrication & Installation Procedure

MKMT-00-PIP-PRC-001 Piping Cleaning & Hydrotest Procedure MKMT-00-INS-PRC-001 Instrument Installation & Testing Procedure MKMT-00-ELE-PR-000

Installation and Testing Sacrificial Anode CathodicProtection Procedure

MKMT-00-ELE-PR-000

Installation and Testing Impressed Current Cathodic Protection Procedure

MKMT-00-ELE-PR-000 Installation & Testing Electrical Equipment MKMT-00-CIV-PR-001 Civil Work Procedure

(5)

1.9 JADWAL PROYEK

Penjadwalan proyek (Project Schedule) mengacu pada Base line Schedule yang terdapat pada Kontrak dan dirumuskan dalam dokumen no. MKMT-00-GEN-PLAN-002Project Master Schedule.

Tanggal mulai efektifnya proyek adalah 22/APRIL/2014 sesuai dengan SPMP (Surat Permintaan Melaksanakan Pekerjaan) dengan No. SPMP N0.SP-272/PG0330/2014-SO Jangka waktu pelaksanaan proyek 1 Tahun (22/April/2014 – 21/April/2015) sesuai dengan yang tertera pada SPMP.

KONTRAKTOR akan menjalankan proyek berdasarkan jadwal hari kerja / kalender, 7 hari seminggu kecuali pada hari - hari libur nasional atau kondisi tertentu yang tidak memungkinkan.

Kegiatan konstruksi dijadwalkan normal berlangsung dalam satu shift kerja mulai pukul 7.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB. Namun bila diperlukan untuk bekerja dua shift kerja atau lembur akan dilakukan dengan persetujuan PERUSAHAAN.

Mengacu pada jadwal proyek, lintasan kritis pada proyek ini adalah:

a. Lingkup Engineering, yaitu review Design Basis Document sebagai dasar pekerjaan proses dan pembuatan Topography Survey and Alignment Sheet

b. Lingkup Procurement, yaitu pengadaan pipa casing& Hot Bend untuk pekerjaan road crossing

c. Lingkup Konstruksi, yaitu :

 Mobilisasi tim konstruksi terutama yang berkaitan langsung dengan pekerjaan pemasangan pipa di area crossing dengan existing.

 Pekerjaan pemasangan pipa di area crossing dengan existing ( jalan, parit, sungai,rel kereta )

 Pemasangan pekerjaan SBV.

1.10 PELAKSANAAN PEKERJAAN

Setelah diumumkan sebagai Pemenang Tender KONTRAKTOR akan segera membentuk dan menetapkan antara lain:

1.10.1 Tim Manajemen Proyek

Tim Manajemen Proyek dibentuk sesuai dengan struktur organisasi proyek yang telah disampaikan kepada PERUSAHAAN selama proses tender. Tim Manajemen Proyek yang dibentuk oleh KONTRAKTOR akan melaksanakan koordinasi internal untuk menyusun program menyeluruh, prosedur komunikasi, strategi pengadaan barang,

(6)

strategi pelaksanaan konstruksi, rencana pelatihan operasi sistem dan urutan kerja yang dituangkan dalam jadwal dan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan oleh PERUSAHAAN.

Seluruh tenaga yang terdapat dalam Tim Manajemen Proyek ini adalah tenaga ahli KONTRAKTOR yang telah berpengalaman & mempunyai reputasi yang baik di dalam melaksanakan beberapa proyek perminyakan dan gas bumi.

1.10.2 Tim Rekayasa Proyek (Project Engineering)

Pekerjaan Rekayasa Proyek (Project Engineering) akan dilaksanakan sepenuhnya oleh Tim Rekayasa KONTRAKTOR. Pengecekan hasil perhitungan-perhitungan, gambar-gambar dan dokumen lain menjadi tanggung jawab sepenuhnya KONTRAKTOR untuk mendapat persetujuan dari PERUSAHAAN. Setelah mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN, dokumen Engineering baru dapat diimplementasikan.

1.10.3 Tim Pengadaan Bahan, Jasa, Material & Peralatan (Project Procurement) Pengadaan bahan, material, peralatan dan sub kontrak yang diperlukan, KONTRAKTOR akan membentuk Tim Pengadaan Proyek. Tim Pengadaan Proyek ini akan bertanggung jawab untuk memproses dan melaksanakan sistem pengadaan bahan, material, peralatan dan sub kontrak yang bersifat jasa konstruksi/konsutan secara terarah dan terpadu agar bahan dan jasa yang dipasok sesuai spesifikasi yang dikehendaki dan terjamin mutunya, serta jadwal pengiriman produk sesuai dengan yang telah direncanakan. Pemilihan vendor harus berdasarkan daftar vendor yang ada dalam vendor list.

1.10.4 Tim Pelaksanaan Konstruksi (Project Construction Team)

Tim Pelaksanaan Konstruksi adalah untuk menangani dan melaksanakan pekerjaan konstruksi secara keseluruhan hingga tahap uji coba dan uji operasi (testing & commissioning), sesuai dengan rencana yang telah ditentukan seperti yang tertuang dalam jadwal pelaksanaan.

Dalam melaksanakan segala aktifitas / kegiatannya Tim Pelaksana Konstruksi diharuskan untuk selalu mendahulukan keselamatan dan kesehatan kerja serta keamanan lingkungan, dengan tidak melupakan mutu/kualitas hasil pekerjaan.

Tim Pelaksana Konstruksi terdiri dari beberapa kelompok disiplin yang sesuai dengan jenis pekerjaannya. Sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh KONTRAKTOR pekerjaan konstruksi baik diluar maupun di dalam ROW / plant akan dikerjakan oleh tenaga ahli KONTRAKTOR sendiri tetapi tidak tertutup kemungkinan ada item - item

(7)

pekerjaan yang akan dikerjakan oleh SUB-KONTRAKTORyang ditunjuk oleh KONTRAKTOR. SUB-KONTRAKTOR yang dipilih adalah SUB-KONTRAKTOR yang telah berpengalaman dan mendapat persetujuan terlebih dahulu dari PERUSAHAAN, dengan membuat surat / berita acara persetujuan SUB - KONTRAKTOR.

1.10.5 Tim Pengawas Proyek (Project Control Team)

Tim Pengawas Proyek bertugas untuk selalu memonitor dan mengontrol kegiatan proyek selama masa kontrak. Tim terdiri dari :

1. Tim pengontrolan jadwal & mutu proyek dilakukan sesuai dengan jenis kegiatan pekerjaan yang dilaksanakan

2. Tim pengontrolan biaya proyek akan dilaksanakan langsung dari kantor pusat di Jakarta.

Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga agar proyek dapat diselesaikan sesuai jadwal dan sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan sehingga diperoleh mutu yang diharapkan serta untuk menjaga agar KONTRAKTOR tidak mengalami kerugian yang menyebabkan gagalnya proyek.

1.10.6 Tim Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan (K3LL) Sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang berlaku dan mengacu kepada program PERUSAHAAN serta lingkup kerja di daerah perminyakan & gas bumi, KONTRAKTOR akan selalu memperhatikan keselamatan & kesehatan kerja serta memperhatikan lindung lingkungan disekitar pelaksanaan pekerjaan.

Dalam penanganan K3LL, akan dibentuk satu Tim K3LL yang akan langsung mengawasi, menangani & bertanggung jawab langsung kepada pimpinan proyek. Kegiatan K3LL mengacu pada dokumen no. MKMT-00-HSE-PLANAN-001 Rencana K3LL.

1.10.7 Lokasi Kantor Proyek

Tim Manajemen Proyek KONTRAKTOR yang telah dibentuk akan menjalankan aktivitasnya dari Jakarta, dan di lokasi proyek.

(8)

Kantor Jakarta

Kantor Jakarta akan digunakan untuk menjalankan aktivitas administrasi proyek dan financial.

Alamat kantor Jakarta: Jl.MH. Thamrin Kav 55 – 10350-Indonesia, Telepon 021-31906825, Fax. 021-31906829

Kantor Engineering Jakarta

Kantor Engineering Jakarta akan digunakan untuk menjalankan segala aktifitas rekayasa (Engineering) berupa gambar, spesifikasi teknis dan penyiapan data-data pengadaan bahan, material dan peralatan utama.

Alamat kantor Engineering Jakarta: Jl.Benyamin Suep Beautiq Office Park Kemayoran Jakarta Pusat , kode pos akan di infokan lebih lnjut

No Telp : 021-65867394, Fax. akan di infokan lebih lnjut Kantor Proyek

Kantor Proyek akan digunakan sebagai kantor untuk mengatur segala kegiatan proyek, sebagai tempat administrasi lapangan, pengadaan material dan tenaga kerja lokal, serta kegiatan penunjang lainnya. Alamat kantor proyek baik kantor utama maupun kantor di setiap spread akan ditentukan saat akan dimulai mobilisasi proyek.

1.11 PENGENDALIAN PROYEK 1.11.1 Scheduling dan Progres

Project Manager KONTRAKTOR akan memperoleh informasi yang terbaharui dari seluruh divisi proyek (Engineering Manager, Procurement Manager, Construction Manager) melalui komunikasi internal dan laporan kegiatan proyek.

Quantity Surveyor di lokasi proyek akan menghimpun data produksi proyek secara harian dari seluruh disiplin pekerjaan konstruksi untuk kemudian disampaikan kepada Field Project Controller untuk diolah data tersebut dalam perhitungan kemajuan proyek harian dan dibuat laporan kegiatan harian (Daily Report).

Data kegiatan dan statistik dari seluruh divisi tim proyek dilapangan (K3LL, QC, HRD, Konstruksi, Pengadaan, Warehousing) akan dilaporkan setiap hari dalam bentuk laporan harian. Laporan harian diperiksa oleh Construction Manager dan kemudian dikirim ke PERUSAHAAN pada hari kejadian berlangsung.

Project Control Engineer akan menghimpun seluruh data harian untuk diolah dalam perhitungan kemajuan proyek (Progress Measurement). Sebelumnya metode perhitungan kemajuan proyek ini disusun berdasarkan Master Schedule, Pembobotan,

(9)

WBS, dan Master - Curve yang disusun KONTRAKTOR dan telah disetujui PERUSAHAAN.

1.11.2 QA/QC

QA/QC akan mengawasi setiap tahapan pekerjaan mulai dari inspeksi material, proses pemasangan hingga hasil pemasangan. Semua catatan dari proses tersebut akan dibuat laporan khusus dari QA/QC yang berkaitan aktivitas tersebut. Laporan dibuat oleh QC Inspektor di lapangan dibawah pengawasan QC Manager dan Construction Manager. 1.11.3 Pelaporan Proyek

Laporan kemajuan proyek dilaporkan kepada PERUSAHAAN secara mingguan dengan cut-off setiap hari Minggu dan secara bulanan dengan cut-off setiap hari Minggu dari minggu terakhir bulan berjalan.

Perangkat lunak yang digunakan untuk menyusun laporan sebagai berikut: No. Perangkat Lunak (Software) Data yang ditampilkan

1. Microsoft Project - Gantt Chart 2. Microsoft Excel - Spread Sheet

- Laporan Bobot Proyek 3. Microsoft Word - Laporan Tertulis

Laporan mingguan dan bulanan tersebut memberikan informasi rangkuman kegiatan berjalan, highlight area of concern, langkah-langkah perbaikan / corrective action, tabulasi persentase kemajuan proyek, analisa kemajuan proyek, statistik K3LL, foto dokumentasi.Informasi-informasi tersebut akan digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi performa proyek oleh KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN.

Selama berlangsungnya proyek, Project Control Engineer akan menerima informasi dan menganalisa atas lingkup pekerjaan yang berjalan dari setiap divisi proyek. Bila ada suatu pekerjaan yang diluar dari lingkup kontrak proyek, maka akan diinformasikan kepada Project Manager dan selanjutnya memberitahukan kepada PERUSAHAAN melalui surat Berita Acara atau surat usulan perubahan. PERUSAHAAN akan menindaklanjuti dengan keputusan setuju atau tidak setuju atas hasil klarifikasi, diskusi, dan media evaluasi lainnya bersama KONTRAKTOR dan KONSULTAN sesuai dengan prosedur yang tercantum dalam dokumen no. MKMT-00-GEN-PRC-008Prosedur Kerja Tambah.

Pembahasan lebih rinci mengenai analisa jadwal, perhitungan kemajuan, dan sistem laporan akan disajikan dalam dokumen MKMT-00-GEN-PRC-001 Prosedur Perhitungan Progress dan MKMT-00-GEN-PRC-003Prosedur Pelaporan Proyek.

(10)

1.11.4 Komunikasi

Untuk mempermudah komunikasi antara KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN, KONTRAKTOR akan menunjuk wakil ( representative ) yang akan berkomunikasi setiap hari dengan wakil yang ditunjuk PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR dari setiap divisi (lihat lampiran 2 - Organization Chart). Selama tahap perekayasaan, pengadaan barang, pelaksanaan konstruksi, uji-coba dan uji operasi. Sistem komunikasi selalu diusahakan secepat & seefisien mungkin sesuai dengan keterbatasan waktu pelaksanaan proyek.Bentuk komunikasi yang akan digunakan adalah meeting koordinasi, mingguan, bulanan, interface dan rapat khusus. Selain itu juga dalam bentuk pelaporan baik melalui laporan mingguan, bulanan, email dan surat menyurat.

1.12 RAPAT KOORDINASI (CO-ORDINATION MEETING)

Berdasarkan Surat Permintaan Pelaksanaan Pekerjaan Mendahului Perjanjian SP3MP), PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR akan melaksanakan Kick off Meeting untuk menyamakan persepsi tentang waktu pelaksanaan sesuai dengan lingkup kerja Proyek serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pelaksanaan dan penanganan proyek.

Dalam Kick off meeting dihadiri oleh KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN dengan personil kunci ( key persons ) yang ikut dalam pelaksanaan proyek.

Sesuai dengan informasi yang tertera di dalam dokumen tender, PERUSAHAAN memberitahukan batas-batas lahan yang akan dipergunakan untuk pembangunan proyek secara lengkap baik berupa gambar maupun dokumen lain yang terkait. Lahan yang telah dikuasai sepenuhnya oleh PERUSAHAAN akan diserahkan sepenuhnya kepada KONTRAKTOR sesuai dengan lingkup pekerjaan yang telah ditetapkan untuk dilaksanakan.Guna membahas performa proyek selama proyek berlangsung, maka diadakan rapat koordinasi secara reguler sebagai berikut:

1. Lokasi Proyek

 Rapat mingguan, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN  Rapat bulanan, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN

 Rapat koordinasi khusus, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN

(11)

2. Kantor Jakarta

 Rapat Mingguan internal, peserta: KONTRAKTOR

 Rapat Mingguan Proyek. Peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN

 Rapat koordinasi khusus, peserta: KONTRAKTOR, KONSULTAN, PERUSAHAAN

1.13 KESEHATAN, KESELAMATAN KERJA DAN LINDUNG LINGKUNGAN

Dalam melaksanakan pekerjaan di lokasi proyek maupun di kantor, KONTRAKTOR akan secara aktif melaksanakan dan memperhatikan dengan sungguh-sungguh pelaksanaan Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lindungan Lingkungan ( K3LL ) yang ada ( Health, Safety and Environment / HSE ).

Selain peraturan-peraturan kesehatan, keselamatan kerja dan dampak lingkungan, KONTRAKTOR juga akan mengikuti peraturan yang telah diterapkan oleh PERUSAHAAN. Keseriusan KONTRAKTOR akan hal ini telah dibuktikan dengan diterimanya beberapa sertifikat HSE / K3LL dari setiap penyelesaian proyek.

Semua aktivitas di proyek yang berkaitan dengan aspek K3LL akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-HSE-PLAN-001 Rencana K3LL.

1.13.1 Program Rapat K3LL

1. Rapat-rapat Manajemen tentang K3LL.

Komite Keselamatan Proyek akan melakukan rapat K3LL sekurang-kurangnya sebulan sekali yang diketuai Project Manajer. Bila terjadi incident/accident dalam area proyek, komite keselamatan proyek akan memanggil anggota tim untuk melakukan rapat. Rapat tersebut akan melibatkan tim manajemen, pekerja, wakil VENDOR, dan KONSULTAN / PERUSAHAAN.

Pada rapat ini komite keselamatan proyek harus membentuk tim untuk melakukan penyelidikan tentang accident / incident yang terjadi, tim ini harus diketuai oleh coordinator K3LL / HSE Coordinator. Catatan hasil investigasi harus diedarkan ke papan pengumuman dan salinannya ke proyek manajemen dan anggota komite keselamatan, para pemasok dan manajemen KONTRAKTOR.

(12)

2. Rapat-rapat K3LL di lapangan

Rapat K3LL di lapangan ( tool box meeting ) dilakukan minimal seminggu sekali yang dihadiri oleh supervisor, perwakilan pekerja dan pemasok. Berikut kegiatan saat rapat K3LL :

1) Rapat akan mengutamakan pembahasan pada isu tentang keselamatan kerja dari grup kerja masing-masing, dan semua diskusi harus dicatat dan keputusan yang diambil harus ditindaklanjuti.

2) Catatan hasil rapat akan disirkulasi di papan pengumuman, proyek manajer, K3LL koordinator dan para pemasok dan lain - lain.

3) Manajemen harus patuh terhadap kebijakan K3LL.

4) Manajemen harus menindaklanjuti hasil meeting dan dibahas di meeting selanjutnya.

Safety Induction dilakukan setiap hari yang menjelaskan tentang analisa resiko dengan seksama kepada semua tenaga kerja yang terlibat dalam pekerjaan untuk menghindari adanya kecelakaan kerja dan kerusakan lingkungan. Analisa resiko pekerjaan akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-HSE-PRC-002 Prosedur Analisa Keselamatan Kerja.

1.13.2 Safety Training / Pelatihan K3LL

1. KONTRAKTOR sanggup untuk memperkerjakan tenaga kerja yang ada di kontrak dan sanggup memberikan pelatihan kepada pekerjanya untuk memiliki kompeten di dalam melakukan pekerjaannya, dalam hal ini KONTRAKTOR wajib memberikan pelatihan sebagai berikut: Managemen K3LL, Prosedur pekerjaan, Keselamatan di jalan, Kesehatan, audit, Investigasi, Perlindungan terhadap lingkungan, pengawasan aspek K3LL, AK3, awareness/behaviour, bekerja di ketinggian, di ruang terbatas ! 2. KONTRAKTOR memberikan pelatihan sesuai denganlevel dan keahlian dari

pekerja tersebut

3. KONTRAKTOR wajib membuat matrik training.

Koordinator K3LL di proyek akan merencanakan dan mengatur pelaksanaan berbagai pelatihan yang diperlukan selama pelaksanaan proyek.Pelatihan tersebut meliputi :

1) Sistem Ijin Kerja Aman ( SIKA ) 2) Perlindungan lingkungan.

(13)

4) Analisa keselamatan kerja.

5) Pertolongan pertama pada kecelakaan. 6) Situasi tanggap darurat.

7) Pelatihan induksi.

8) Keselamatan kerja pada pekerjaan-pekerjaan tertentu.

9) Tool box meeting mingguan dan kampanye keselamatan dengan judul kejadian yang sedang berlangsung.

10) Bekerja di ruang terbatas.

1.13.3 Surat Ijin Kerja Aman (SIKA)

Surat Ijin Kerja Aman harus ada di tempat kerja sebelum pekerjaan dimulai atau sebelum memulai suatu aktifitas pekerjaan.Tidak boleh ada pekerjaan dilakukan tanpa Surat Ijin Kerja Aman yang masih berlaku.

Sistem Ijin Kerja Aman diberlakukan untuk pekerjaan-pekerjaan yang dekat dengan atau dari peralatan/fasilitas jalur pipa aktif dan tangki, pekerjaan - pekerjaan yang dapat menyebabkan terjadinya bahaya kebakaran atau ledakan serta pekerjaan di ruangan tertutup.

1.13.4 Prosedur Penanganan Evakuasi

Prosedur penanganan Evakuasi antara lain: kebakaran, meninggalkan lokasi, ledakan,dan lain-lain.KONTRAKTOR mengetahui peranannya dalam keadaan darurat.Rencana tanggap darurat akan dibuat dan disosialisasikan pada setiap tempat kerja sebelum pekerjaan dimulai.Rencana dan prosedurnya akan mengarah pada tempat pengobatan terdekat, evakuasi medik, tanggap terhadap kebakaran, ledakan, tumpahan/bocoran minyak, dan pada insiden lainnya seperti kasus tabrakan dan lain-lainKemungkinan terjadinya insiden yang parah harus ditentukan dan rencana tanggap daruratnya harus dibuat. Pelatihan harus dijadwalkan dan dilaksanakan untuk menguji apakah efektifitas dari rencana dan sumber dayanya terpenuhi.

Tim tanggap darurat dibentuk di setiap lokasi kegiatan. Personil yang terlibat dalam situasi tanggap darurat akan menjalani pelatihan secara berkala. Pelatihan tersebut harus sesuai dengan rencana tanggap darurat yang berlaku untuk setiap tempat kegiatan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Prosedur tanggap darurat akan disiapkan untuk proyek ini dan akan dikirimkan ke KONSULTAN dan PERUSAHAAN agar dapat diteliti apakah sesuai dengan prosedur milik PERUSAHAAN.Rencana tanggap darurat tersebut akan dilengkapi dengan detil aturan lokal mengenai tanggap darurat.

(14)

1.13.5 Peralatan K3LL dan Pemeriksaan Peralatan K3LL

Peralatan K3LL dalam menangulangi keadaaan darurat antara lain : Apar, Medivac, tandu dan lain-lain.

KONTRAKTOR wajib mempunyai prosedur pemeriksaan peralatan K3LL dan akan melakukan pemeriksaan pada peralatan K3LL secara berkala sekurang-kurangnya sekali dalam satu bulan, kerusakan pada K3LL akan dilaporkan kepada Koordinator K3LLS untuk ditindaklanjuti.

1.13.6 Kesehatan Kerja

KONTRAKTOR wajib menyiapkan fasilitas kesehatan pekerja serta menyiapkan paramedic yang sudah terlatih dan dapat menjadi tim evakuasi.Apabila terjadi kecelakaan kerja di lapangan maka KONTRAKTOR memberikan rujukan ke Rumah Sakit atau Klinik yg sudah di tunjuk.

1.13.7 Penyediaan Sarana Kesehatan

Penyediaan sarana kesehatan akan dilakukan selama proyek berlangsung.Penyediaan sarana kesehatan yang cukup dimaksud guna melindungi semua pekerja yang dari paparan bahaya oleh bahaya yang mungkin berlangsung lama atau singkat yang berakibat pada kesehatannya.Pelaksanaannya akan diatur seperti cara di bawah ini : 1. Semua pekerja yang akan bekerja di lapangan diharuskan menjalani pemeriksaan

kesehatan.

2. Fasilitas P3K akan disediakan sesuai dengan kebutuhan, klinik dan obat-obatan serta petugas kesehatan yang akan menangani bila terjadi keadaan darurat.

3. Pelaksanaan penilaian risiko dan pengenalan pekerjaan-pekerjaan berbahaya akan mengurangi paparan bahaya, dalam hal ini akan dilakukan pada media informasi (bulletin K3LL) dan pelatihan serta pada saat di lakukan induksi pada pekerja baru. 4. Fasilitas hunian dan jasa boga di tempat kerja akan diinspeksi terhadap

kebersihannya secara berkala oleh Petugas kesehatan dan inspektor K3LL .

5. Prosedur keadaan darurat dan jaringan komunikasi akan diaktifkan selama fase pekerjaan pemasangan pipa sedang berlangsung guna menangani keadaan darurat yang mungkin terjadi.

6. Alat pelindung diri akan disediakan bila cara perlindungan lainnya tidak dapat diterapkan.

7. Membuat prosedur pengontrolan kerja untuk pekerjaan pabrikasi dan pemasangan pipa.

(15)

8. Menjaga agar tempat kerja aman dan sehat/bersih. 1.13.8 Safety Report

Laporan K3LLS dibuat secara harian meliputi rekaman kegiatan K3LLS, jumlah personil & peralatan, kondisi cuaca, dan statistik K3LLS. Dari laporan harian tersebut dibuat rangkuman menjadi Laporan K3LLS mingguan dan bulanan. Setiap laporan disiapkan oleh Koordinator K3LLS dan dilaporkan kepada Project Manager KONTRAKTOR dan ke KONSULTAN / PERUSAHAAN.

1.14 REKAYASA (ENGINEERING)

Rekayasa (Engineering) akan dilaksanakan seluruhnya oleh KONTRAKTOR di Jakarta. Rekayasa dilaksanakan sesuai dengan kriteria disain yang tercantum dalam bestek, dokumen-dokumen lain selama proses tender dan kesepakatan bersama antara KONSULTAN, PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR berdasarkan diskusi teknis selama proses rekayasa. Dalam pelaksanaan Rekayasa (Engineering), PERUSAHAAN dan KONTRAKTOR akan saling memberikan informasi, data-data dan semua dokumen-dukomen yang diperlukan untuk menyelesaikan perencanan dan spesifikasi teknis yang diperlukan.

Mengacu pada dokumen no.MKMT-00-GEN-LIST-001 Daftar Dokumen Proyek, KONTRAKTOR akan menyerahkan dokumen Engineering kepada PERUSAHAAN berupa prosedur, spesifikasi teknis, gambar-gambar dan dokumen lain yang terkait, dikerjakan oleh KONTRAKTOR untuk mendapatkan persetujuan (approval) dari PERUSAHAAN berdasarkan ketentuan yang berlaku.Setiap perubahan perencanaan yang timbul dan mengakibatkan perubahan lingkup pekerjaan digunakan sebagai dasar perhitungan pekerjaan tambah-kurang. KONTRAKTOR membuat jadwal pengiriman dan rencana kenaikan status dokumen mulai dari IFR, IFA, AFD dan AFC dan akan dievaluasi setiap minggu dan bulannya.

Berdasarkan hasil rapat koordinasi awal, data yang diberikan oleh PERUSAHAAN dan data yang diperoleh dari survey lapangan, pekerjaan rekayasa dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan yang ada. Data dan standarisasi yang ditetapkan akan dipakai sebagai acuan untuk perhitungan-perhitungan teknis dan detil rekayasa. Penjelasan lebih rinci mengenai kegiatan Engineering dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-GEN-LIST-001 Daftar Dokumen Proyek,MKMT-00-GEN-PRC-004 Prosedur Dokumen Kontrol dan MKMT-00-GEN-PRC-001Prosedur Penomoran Dokumen.

(16)

1.14.1 PENENTUAN LOKASI DAN SURVEY TERPERINCI

Untuk mendapatkan peta situasi yang lebih akurat, KONTRAKTOR akan melakukan pengukuran lapangan (topography survey) dengan menggunakan peralatan-peralatan survey yang akurat (memadai & terkalibrasi).Pengukuran lapangan akan dilakukan sepanjang jalur pipa (ROW) dan fasilitas existing yang berhubungan. Hasil pengukuran akan digunakan sebagai dasar detil perencanaan (detil Engineering). PERUSAHAAN akan memberikan informasi BM (bench mark) terdekat yang terkait dengan lokasi proyek.

1.14.2 Soil Investigasi & Data Lingkungan

Untuk mendapatkan data-data karakteristik tanah akan dilakukan pekerjaan penyelidikan tanah sebagai dasar perencanaan dan perhitungan pondasi bangunan. Penyelidikan tanah dilakukan pada tempat-tempat yang akan didirikan bangunan dan jalur pipa dengan jumlah titik penyelidikan disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk pekerjaan penyelidikan tanah KONTRAKTOR akan menunjuk pihak lain yang telah berpengalaman dalam pekerjaan ini.

1.14.3 Perencanaan Detil(Detail Design)

Setelah memperoleh data survey dan data-data lingkungan, KONTRAKTOR akan memadukan data - data tersebut dengan data dariVendor / Supplier dan data teknis yang diberikan PERUSAHAAN untuk proses menjadi detil Engineering yang nantinya akan digunakan sebagai acuan pekerjaan di lapangan.

Berdasarkan perencanaan dasar ( basic design ) KONTRAKTOR akan membuat rekayasa rinci ( detil Engineering ) berupa:

1. Analisa dan perhitungan 2. Gambar

3. Spesifikasi, data teknis (data sheet) 4. Dokumen-dokumen lain yang diperlukan Lingkup rekayasa inti meliputi antara lain:

1) Perekayasaan untuk pekerjaan sipil, perlintasan, struktural & pondasinya

2) Perekayasaan untuk jalur pipa, elektrikal, instrumentasi, sistem kontrol & komunikasi, sistem pengoperasian, dan lain-lain.

(17)

3) Perekayasaan untuk pabrikasi, konstruksi, instalasi, uji coba & uji operasi hasil analisa, perhitungan, gambar, spesifikasi, data teknis dan dokumen - dokumen lain dikelompokkan sesuai dengan disiplin seperti yang tercantum dalam delivarable list. Semua dokumen dipergunakan sebagai patokan dan pegangan antara lain untuk: a. Pengadaan bahan, material dan peralatan

b. Pelaksanaan konstruksi

Semua dokumen harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari PERUSAHAAN sebelum dilaksanakan. Selama pelaksanaan pekerjaan Procurement, Konstruksi dan Commissioning, KONTRAKTOR harus memastikan bahwa dokumen yang dipergunakan sebagai acuan kerja adalah dokumen yang berstatus AFD atau AFC. 1.14.4 As-built

Setelah selesai melaksanaan pekerjaan, KONTRAKTOR membuat gambar dan data-data lain sesuai dengan kondisi nyata. Semua gambar, spesifikasi atau prosedur yang telah disetujui dan telah dilaksanakan di lapangan, apabila terjadi perubahan atau penggantian maka pada setiap perubahan atau penggantian tersebut harus dibuatkan kondisi nyatanya dilapangan, dalam bentuk gambar atau bentuk lainnya dengan persetujuan dari PERUSAHAAN.

Di akhir proyek, KONTRAKTOR akan menyerahkan As-builtdokumen dalam bentuk 1 original dan 2 copy beserta 3 set akan dipakai sebagai pegangan PERUSAHAAN apabila diperlukan perubahan dikemudian hari.

1.14.5 Operating and Maintenance Manual

Dokumen Operating and Maintenance Manual ditujukan sebagai panduan/petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas, dalam hal ini pipeline beserta kelengkapannya seperti yang tertuang dalam kontrak lingkup pekerjaan.

Semua data dari vendor yang berkaitan dengan pengoperasian dan perawatan peralatan yang digunakan dalam fasilitas ini akan dirangkum dalam satu dokumen MKMT-00-COM-MN-001Operating and Maintenance Manual.

(18)

1.15 PENGADAAN BAHAN, MATERIAL DAN PERALATAN (PROCUREMENT)

1.15.1 Pengadaan

Pemilihan jenis bahan harus mengikuti spesifikasi yang telah ditentukan dan penentuan pemasok supplier atau VENDOR harus mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN. Pemilihan bahan, material dan peralatan memprioritaskan produksi dalam negeri atau yang diproduksi di dalam negeri.

Tim pengadaan KONTRAKTOR akan terdiri dari dua tim berdasar lokasi penempatan, yakni tim pengadaan Jakarta (head Office) dan tim pengadaan lapangan (Site Purchaser). Tim pengadaan dikoordinasikan oleh Procurement Engineer yang berkantor di Jakarta.Tim pengadaan bertanggungjawab untuk proses pengadaan dan administrasi sebagai berikut:

a. Material Permanen b. Jasa sub-Kontraktor c. Material consumable

d. Rental fasilitas dan peralatan

Proses pengadaan material permanen utama (milik PERUSAHAAN), harus melalui proses seleksi VENDOR secara internal, kemudian diajukan secara teknis melalui Technical Bid Evaluation (TBE) untuk mendapatkan persetujuan PERUSAHAAN. Material permanen utama yang dibeli harus disampaikan informasi pemesanannya kepada PERUSAHAAN dengan tanpa harga.

Tim pengadaan kemudian akan melakukan pengawasan proses pengadaan material yang dipesan tersebut, dengan meminta laporan berkala dari masing-masing VENDOR atas status material tersebut.

Tim pengadaan dalam proses penunjukkanharus melakukan proses seleksi VENDOR sesuai dengan kualifikasi teknis yang memenuhi persyaratan KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN. Pengadaan VENDOR melalui proses tender internal KONTRAKTOR yang melibatkan dua atau lebih kandidat. Bila kandidat VENDOR tersebut tidak masuk dalam list VENDOR, 2 (dua) kandidat VENDOR harus diajukan ke PERUSAHAAN untuk mendapatkan persetujuan. Kandidat VENDOR dipilih berdasarkan list VENDOR dan diajukan minimal 1 (satu) kandidat untuk persetujuan PERUSAHAAN.

(19)

Untuk bahan, material dan peralatan yang didatangkan dari luar negeri, KONTRAKTOR akan menyusun daftar pemasok dengan menyebutkan nama barang, spesifikasi, jumlah dan nama pabrik serta negara asal barang tersebut. Daftar tersebut akan disampaikan kepada PERUSAHAAN untuk mendapatkan persetujuan sebelum pengadaan dimulai.

1.15.2 Pengiriman

Semua bahan, material dan peralatan yang dibeli akan langsung dikirim ke lokasi proyek dan ditempatkan pada tempat penyimpanan yang telah disediakan dan akan selalu dipantau keberadaannya. Inspeksi / pemeriksaan terhadap bahan dan peralatan akan dilaksanakan bila diperlukan dan sesuai prosedur inspeksi yang terlebih dahulu disusun oleh KONTRAKTOR dan telah mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN.

Pembelian bahan, material dan peralatan tertentu harus melampirkan sertifikat dan dokumentasi lainnya yang diperlukan. Semua sertifikat tersebut, harus diserahkan kepada PERUSAHAAN sebagai pengguna akhir.

Pengepakan harus sesuai persyaratan dalam dokumen pemesanan dan menjamin keutuhan dan keselamatan barang yang dibeli hingga sampai di tempat tujuan.

1.15.3 Penerimaan ( Receiving ), Penyimpanan (Storage) dan Pemakaian (Issuing) Penyimpanan material dan peralatan konstruksi akan dipusatkan pada daerah yang terdekat dengan lokasi perkerjaan proyek dan berdasarkan rencana kerja dan hasil survey lapangan yang telah dilakukan. Dalam hal ini penyimpanan material dan peralatan konstruksi akan diletakkan didaerah sekitar lokasi proyek dan akan menggunakan lahan PERUSAHAAN.

Untuk permintaan / pengambilan material yang akan dipasang, material ini akan selalu dikontrol sesuai dengan prosedur yang telah disetujui dan selalu dicatat.Lingkup pengadaan bahan, material dan peralatan meliputi antara lain:

a. Pengadaan peralatan, pompa, diesel generator unit, pipa baja & non baja, fittings, valves, gaskets, stud bolts–nuts, perlindungan pipa, metering sistem, pig launcher, elektrikal, instrumentasi

b. Pengadaan barang untuk pekerjaan sipil, struktural & pondasi c. Pengadaan barang penunjang pekerjaan konstruksi

(20)

 Penerimaan Material (Receiving)

Departemen Pengadaan akan memberikan salinan form pemesanan (purchase order) tanpa harga kepada departemen pergudangan / warehouse, lengkap dengan keterangan tanggal pengiriman, lokasi pengiriman, MSDS (Material Safety Datasheet), dan referensi dokumen datasheet / katalog produk.

Sebelum atau saat kedatangan material, tim warehouse akan menginformasikan kepada departemen QA/QC guna melakukan inspeksi material. Tim QA/QC akan menyiapkan data yang diperlukan untuk inspeksi, diantaranya; katalog, datasheet, gambar, MDR (Manufacturer Data Report),check list.Pemeriksaan meliputi :

a. Kondisi kemasan apakah utuh, ada cacat, atau rusak. b. Pemeriksaan surat jalan.

c. Pemeriksaan sertifikat atau dokumen lainnya yang disertakan dalam pengiriman material.

d. Pemeriksaan visual material, kesesuaian dengan disain, adanya cacat, deformasi dan kerusakan.

e. Pemeriksaan aksesoris yang menyertainya.

f. Penghitungan jumlah sesuai dengan pemesanan dan surat jalan.

g. Tim QC inspektor akan dibantu oleh tim pergudangan dalam proses inspeksi penerimaan material tersebut.

Bila ditemukan adanya ketidaksesuaian, maka akan dibuat laporan NCR (Non-Conformance Report) dan dilaporkan kepada departemen pengadaan, Construction Manager, Project Manager, dan KONSULTAN / PERUSAHAAN.Material yang masuk dalam kategori NCRharus dipisahkan dari kelompok material yang lolos kriteria.  Penyimpanan Material (Storage)

Material yang telah di-inspeksi kemudian diserahkan kepada tim pergudangan untuk penyimpanan dan disimpan berdasarkan jenisnya.Penyusunan material harus sesuai dengan kelompok ukuran dan jenisnya, dimana kelompok tersebut diberi nomor identifikasi sesuai posisi rak atau posisi penyimpanannya.Pembahasan lebih rinci mengenai penanganan dan penyimpanan material dijelaskan pada MKMT-00-GEN-PRC-006 Material Handling & Storage Procedure.

(21)

 Pemakaian Material (Issuing)

Material yang akan diambil dari gudang harus menggunakan material issuance request slip yang ditandatangani oleh minimal tingkat foreman. Dalam surat permohonan tersebut harus disertai penjelasan jumlah dan peruntukannya. Khusus untuk material terpasang / permanen maka disertai referensi nomor gambar pabrikasi. Maka tim pergudangan akan memeriksa data stok material berikut peruntukannya yang sebelumnya telah diperoleh dari tim Engineering. Material kemudian diserahkan kepada pemohon dengan menandatangani slip penerimaan material. Slip material tersebut kemudian didata kedalam spreadsheet stock material.

Secara mingguan departemen pergudangan akan melaporkan kepada Construction Manager dan departemen Engineering status stock material (consumable dan permanen).

1.16 MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

KONTRAKTOR akan memobilisasi tenaga kerja dan peralatan ke lokasi proyek setelah mendapat persetujuan dari Tim Manajemen Proyek. Pelaksanaan pekerjaan di lapangan akan dimulai setelah mendapat persetujuan dari PERUSAHAAN. Mobilisasi terkait dengan rencana kerja KONTRAKTOR yang telah dibuat. Setelah pekerjaan selesai, KONTRAKTOR juga berkewajiban mendemobilisasi tenaga kerja maupun peralatan yang terlibat. Mobilisasi dan demobilisasi tenaga kerja dan peralatan menggunakan jalur transportasi darat, laut atau transportasi udara (air freight).

Peralatan berat sebelum dapat dimobilisasi terlebih dahulu harus telah lulus inspeksi oleh K3LL officer dan KONSULTAN/PERUSAHAAN.

Tata alur untuk inspeksi alat berat diantaranya sebagai berikut:

1. Pemeriksaan sertifikat alat dan operator oleh tim K3LL KONTRAKTOR.

2. Pemeriksaan pendahuluan oleh K3LL officer KONTRAKTOR dengan didampingi operator alat dan VENDOR pemilik alat di tempat VENDOR. Check list pemeriksaan akan dibuat, dan bila ada kekurangan dari alat tersebut, maka akan diminta kepada VENDOR untuk melengkapinya / memperbaikinya sebelum dilakukan pemeriksaan ulang.

3. Setelah VENDOR lulus pemeriksaan oleh K3LL officer, maka KONSULTAN/PERUSAHAAN akan diundang untuk melakukan inspeksi bersama KONTRAKTOR di tempat alat berat itu berada (tempat VENDOR).

(22)

4. Check list akan dibuat dalam pemeriksaan bersama tersebut, bila ada item yang harus dilengkapi / diperbaiki sebelum dapat dimobilisasi maka harus dilengkapi oleh VENDOR. Bila tidak ada item yang kritikal terhadap operasional dan dinyatakan dapat mobilisasi, maka VENDOR dapat mobilisasi peralatan ke lokasi proyek.

5. Setelah peralatan tiba di lokasi proyek, maka akan dilakukan pemeriksaan ulang terhadap kelengkapan sertifikat alat dan operator, juga terhadap kondisi peralatan apakah sesuai dengan pemeriksaan sebelumnya.

Peralatan yang lulus inspeksi akan diberi tanda lulus inspeksi dan diletakkan pada peralatan berat tersebut.

1.17 PERSIAPAN LAPANGAN

KONTRAKTOR akan membangun fasilitas sementara yang berdekatan dengan lokasi proyek selama pekerjaan berlangsung, bangunan tersebut terdiri dari kantor lapangan yang akan digunakan oleh KONTRAKTOR dan gudang yang akan digunakan untuk penyimpanan dan penumpukan bahan, material dan peralatan yang dibutuhkan.

Bengkel pabrikasi disiapkan untuk memfasilitasi pekerjaan, dan disiapkan secara terpisah untuk masing masing pekerjaan, agar pekerjaan lebih terkontrol dan material kerja tidak tercampur dengan yang lain.

Untuk membangun fasilitas sementara KONTRAKTOR akan mengunakan lahan atau areal yang dimiliki PERUSAHAAN sesuai dengan kebutuhan, atau di tempat lain yang ditentukan oleh KONTRAKTOR dengan persetujuan dari PERUSAHAAN.

1.18 PELAKSANAAN KONSTRUKSI PIPELINE

Pelaksanaan konstruksi di lapangan harus selalu mengacu pada gambar perencanaan dan prosedur konstruksi yang telah disetujui oleh PERUSAHAAN. KONTRAKTOR akan melaksanakan pekerjaan sesuai lingkup pekerjaan dengan manajemen dan supervisi secara langsung dan terarah, agar dapat memenuhi jadwal pelaksanaan, mutu dan biaya yang telah direncanakan.

Lingkup pelaksanaan konstruksi adalah sebagai berikut: 1. Pemasangan patok di lapangan

2. Pembuatan sarana penunjang & sistem pengontrolan proyek

(23)

4. Pemasangan peralatan,generator set, pig launcher, jalur pipa, sistem perpipaan, sistem elektrikal, sistem instrumentasi, sistem kontrol & komunikasi dan lain-lain. 5. Pengujian – pengujian yang diperlukan

6. Pekerjaan tie-in dengan fasilitas yang telah ada (existing) 7. Pre-commissioning, commissioning& membantu start-up 8. Pekerjaan mobilisasi & demobilisasi

9. Pekerjaan pembersihan lokasi

10. Pekerjaan lain sesuai dengan lingkup pekerjaan.

Seluruh kerusakan yang terjadi akibat kegiatan proyek terhadap installasi dan fasilitas yang telah ada (existing) akibat pelaksanaan konstruksi oleh KONTRAKTOR harus diperbaiki dan dikembalikan seperti kondisi semula. Setelah pelaksanaan konstruksi selesai dilanjutkan dengan pembersihan lingkungan/lokasi proyek.

Setelah seluruh pekerjaan perbaikan dan pembersihan ini selesai, sisa peralatan yang tidak digunakan lagi akan dikembalikan ke tempat pengumpulan alat yang telah ditentukan.

Checklist bersama antara KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN akan dilaksanakan untuk seluruh area kerja guna memeriksa kondisi fasilitas dan lingkungan dalam area konstruksi oleh KONTRAKTOR dan membandingkannya dengan informasi (foto, laporan) yang dimiliki KONTRAKTOR sebelum pekerjaan dimulai untuk area yang dimaksud. Kerusakan yang ditimbulkan oleh KONTRAKTOR selama konstruksi dan tercatat dalam checklist harus dikembalikan ke kondisi semula.

1.18.1 Pembersihan area Right of Way (ROW)

KONTRAKTOR akan melakukan pembersihan ROW untuk dijadikan jalur pipa menggunakan data-data survey dan alignment sheet yang diperoleh dari Engineering. PERUSAHAAN akan menginformasikan area-area mana saja yang sudah bisa dikerjakan terutama yang berkaitan dengan ijin-ijin prinsip yang diurus oleh PERUSAHAAN. Penjelasan mengenai pekerjaan ini akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-GEN-PRC-001 ProsedurPembersihan dan Perataan Jalur Pipa. 1.18.2 Pengeceran Pipa

Surveyor akan memberi tanda dengan patok titik tengah dan batas di sepanjang ROW ( Right of Way ),jalur pipa (pipeline). Material pipa akan diangkut dari stockyard ke lapangan menggunakan Trailer maupun Truck Crane. Untuk menurunkan material pipa dari atas Trailer digunakan Crane atau Truck Crane sesuai dengan kapasitas alat

(24)

sedangkan untuk daerah obstacle Excavator akan digunakan untuk menurunkan pipa-pipa tersebut. Pipa yang diangkat dari trailer akan diletakan di pig-pen (penopang kayu) atau sand bag. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-002 Hauling and Stringing Procedure.

Material pipa diletakkan di sepanjang jalur pipa (pipeline) di atas penopang kayu yang berjarak 2.5 m dari titik pusat jalur pipa.

Berdasarkan area pekerjaannya yang terkait dengan metode pelaksanaannya, Pengeceran Pipa terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Kondisi Normal R.O.W

Pipa akan diletakkan disepanjang rute dan dibiarkan terbuka untuk digunakan sebagai akses umum.

b. Lokasi Ramai / Sepanjang Jalan Umum

Untuk di lokasi ramai atau sepanjang jalan umum, penggalian jalur pipa akan dilaksanakan terlebih dahulu sebelum perletakan material pipa. Di atas galian akan dipasang kayu penopang arah transversal galian. Penopang tersebut digunakan untuk menahan pipa di atas galian dan mempermudah proses pengelasan.

Sedangkan berdasarkan jenis pelapis pipanya, pipa yang digunakan yaitu: a. Pipa dengan lapisan CWC (Concrete Weight Coating).

Pipa ini bagian luarnya dilapisi dengan beton sebagai pemberat dan digunakan di area-area yang relatif basah atau terendam air dalam jangka waktu lama, misalnya di rawa areal persawahan dan rawa musiman.

b. Pipa dengan 3LPE (Three Layers Polyethilene).

Pipa ini bagian luarnya dilapisi 3 lapisan Polyethilene, dan digunakan di ROW selain rawa yang relatif kering.

1.18.3 Field / Cold Bending

Penekukan pipa di lapangan (Field Bends) akan dilakukan di area KONTRAKTOR berdasarkan bending schedule dan dilakukan oleh Tenaga Kerja yang mahir di bidang tersebut dengan diawasi oleh field engineer. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-003Field Bending Procedure. Bending PQT (Procedure Qualification Test) akan dilaksanakan dan hasilnya akan dilaporkan berupa PQR (Procedure Qualification Report) kepada PERUSAHAAN untuk disetujui.

(25)

1.18.4 Welding, NDE dan Field Joint Coating a. WPS dan PQR

KONTRAKTOR akan mengajukan prosedur pengelasan (WPS) untuk pipeline milik KONTRAKTOR sendiri dari proyek-proyek sebelumnya. WPS tersebut harus memiliki parameter pengelasan yang sesuai dengan material dan metode pengelasan yang dibutuhkan dalam proyek ini. WPS tersebut harus diajukan untuk mendapatkan persetujuan KONSULTAN / PERUSAHAAN. Bila ditemukan adanya metode pengelasan yang tidak ada pada WPS KONTRAKTOR dari proyek-proyek sebelumnya, maka akan dibuat draft WPS baru untuk persetujuan KONSULTAN / PERUSAHAAN. Draft yang disetujui akan dibuat kualifikasi pengelasannya (PQR) dengan persetujuan dan disaksikan oleh MIGAS. PQR tersebut menggunakan metode pengelasan dan material yang sesuai dengan yang akan diterapkan pada saat konstruksi sebenarnya. Hasil kualifikasi pengelasan tersebut akan diuji di laboratorium yang disetujui oleh MIGAS dan PERUSAHAAN.

PQR yang telah lolos uji laboratorium dan sesuai dengan persyaratan draft WPS, akan dibuat menjadi WPS oleh KONTRAKTOR untuk persetujuan PERUSAHAAN dan MIGAS.

b. Team

Tim pengelasan yang dipimpin oleh foreman line-upakan disebar dan dibagi menjadi beberapa tim di sepanjang rute pipa, yang antara lain terdiri dari :

Foreman Line-up 1 orang

Line Up 1 Fitter dan 2 tenaga pembantu (helper)

Root & Hot Pass 2 Welder dan 1 tenaga pembantu (helper) Filler 2 Welder dan 1 tenaga pembantu (helper)

Capping 2 Welder dan 1 tenaga pembantu (helper) c. Line Up

Pipa di-fit up atau line up menggunakan ukuran clamp pipa external yang sesuai. Pada proses ini akan dibantu menggunakan peralatan angkat; antara lain frame,shackle dan sling belt, Truck Crane, balok-balok kayu penopang dan excavator untuk daerah yang tidak bisa dilalui Truck Crane.

(26)

d. Kualifikasi

Setelah WPS (PQR) disetujui oleh PERUSAHAAN dan MIGAS, selanjutnya KONTRAKTOR akan melakukan tes kepada welder untuk mendapatkan sertifikat dari SKK MIGAS. Sebelumnya data welder dikumpulkan dari berbagai sumber, seperti proyek-proyek sebelumnya, aplikasi welder lokal, dan jalur rekruitmen lainnya. Welder-welder tersebut kemudian diberi kesempatan untuk melakukan latihan pengelasan sesuai dengan WPS, dimana fasilitas station pengelasan disediakan oleh KONTRAKTOR di workshop KONTRAKTOR.

Tes pengujian kualifikasi welder akan dilakukan setelah mendapat persetujuan penyelenggaraan dari PERUSAHAAN dan MIGAS. Welder yang lolos kualifikasi (visual las dan NDT), maka akan diproses untuk memperoleh sertifikasi MIGAS sesuai dengan klasifikasi masing-masing pengelasannya.

e. Produksi dan Kualitas Pengelasan

Produksi pengelasan akan selalu dikontrol oleh Koordinator QA/QC agar jumlah produksi dan kualitasnya bisa terkendali dan tidak meleset dari target. Apabila terjadi produksi pengelasan yang tidak sesuai dengan target, welder akan diberi peringatan dan dikirim ke workshop untuk training ulang pengelasan. Apabila melebihi target produksi, maka KONTRAKTOR akan memberi penghargaan kepada welder tersebut.Perekaman dan pelaporan akan dipersiapan untuk digunakan sebagai Dokumentasi Akhir dan Sertifikasi Pekerjaan.

Laporan yang dibuat (Daily Welding Record) akan disetujui dan disahkan oleh PERUSAHAAN. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada MKMT-00-QAC-PRC-003 Prosedur Kontrol Welding Electrode dan MKMT-00-QAC-PRC-011 Welding Performance & Tracibility Procedure.

f. Non Destructive Examination (NDE)

NDE akan dilakukan untuk sambungan pengelasan sesuai dengan standard dan spesifikasi pada masing-masing line number, KONTRAKTOR akan menunjuk VENDOR yang akan melakukan pekerjaan NDE melalui persetujuan PERUSAHAAN. Seluruh laporan NDE akan direkam dan disimpan sebagai dokumen penunjangan Sertifikasi Pekerjaan. Penjelasan lebih detil mengenai pekerjaan ini dapat dilihat pada dokumen no. MKMT-00-QAC-PRC-005Radiographic Test

(27)

Procedure,MKMT-00-QAC-PRC-006 Penetrant Test Procedure dan MKMT-00-QAC-PRC-008 Magnetic Particle Test Procedure.

Laporan yang dibuat ( Daily NDE Record ) akan disetujui dan disahkan oleh KONSULTAN / PERUSAHAAN.

g. Field Joint Coating (FJC)

FJC akan digunakan setelah selesai pekerjaan pengelasan, dimana akan digunakan pada bagian yang dilas setelah QC (KONTRAKTOR dan PERUSAHAAN) meluluskan lasan tersebut (melalui inspeksi visual dan NDE).

Permukaan yang akan dilakukan pelapisan (coating) harus dibersihkan menggunakan sikat kawat (wire brush) agar permukaannya bersih dan kasar.

Permukaan yang akan dilapisi dipanaskan menggunakan burner hingga temperaturnya mencukupi, lalu melapisinya dengan lapisan epoxy primer, kemudian dililit dengan rapat menggunakan wrapping tape dari bahan Poly Ethylene (PE). Lapisan tersebut harus menyatu dengan sempurna tanpa adanya udara yang terjebak yang terlihat secara kasat mata.

Setelah beberapa FJC selesai dilakukan, QC Inspector akan melakukan Holiday Testsetiap sambungan, untuk memastikan seluruh pipa telah terlapisi (coated). Pekerjaan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-007 Field Joint Coating Procedure.

Seluruh aktifitas di atas direkam dan dilaporkan untuk disetujui/disahkan oleh PERUSAHAAN / KONSULTAN.

1.18.5 Penggalian (Trenching)

Aktifitas penggalian akan dilakukan menurut kondisi di lapangan. Pada area (padat penduduk), KONTRAKTOR akan meminimalisir panjang galian dan segera meletakkan pipa pada galian setelah pengelasan dan FJC disetujui.

Beberapa bagian pada galian akan dibiarkan terbuka untuk sementara waktu untuk persiapan tie-in antara spread tim. Galian diberi tanda, tutup dan diberi batas (barricade).

Akses sementara untuk publik akan dipasang di daerah yang diperlukan. Kedalaman galian mengacu pada aturan MIGAS regulation ( Kep.Men no. 300.K/38/M.PE/1997 di Right of Way (ROW), jalan, perlintasan kereta api dan perlintasan sungai. Metode

(28)

penimbunan ini mengacu pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-004 Trenching Excavation Procedure.

1.18.6 Peletakan Pipa ke Dalam Galian (Lowering in)

Setelah FJC diterima, sambungan pipa-pipa diletakkan ke dalam galian, bagian bawah galian harus bersih dari material keras, kayu, akar dan material lain yang dapat merusak lapisan (coating) pipa, didasar galian harus diberikan pasir setebal 5 cm. Pada proses ini menggunakan bantuan peralatan angkat, antara lain sling belt, shackle, Truck Crane atau excavator untuk daerah yang tidak bisa dilalui oleh Truck Crane.

Semua pelindung sementara harus disingkirkan. Sebelumnya, metode peletakan pipa ke dalam galian harus disetujui oleh PERUSAHAAN, kemudian direkam dan laporannya disahkan oleh PERUSAHAAN. Pekerjaan ini dijelaskan lebih detil pada dokumen no MKMT-00-PPL-PRC-006Lowering & Backfilling Procedure.

1.18.7 Penimbunan Galian(Backfilling)

Penimbunan galian akan dimulai setelah pipa-pipa berada di dalam galian dan laporan peletakan pipa kedalam galian telah diterima dan disahkan oleh PERUSAHAAN. Material tanah timbun menggunakan material tanah galian asalnya. Pekerjaan ini dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-006Lowering & Backfilling Procedure.

1.18.8 Tie-in

Tie-in merupakan proses penyambungan antara tim spread yang satu dengan yang lain serta penyambungan pipa-pipa baru ke sistem pipa yang lama.

Tie-in pada galian (trenching) harus menggunakan pelindung longsor (shore protection) maupun perangkat safety lainnya yang telah disetujui oleh PERUSAHAAN. Penyambungan (tie-in) pada area terbuka diharuskan memperhatikan lingkungan sekitarnya atas kemungkinan terjadinya bahaya (kecelakaan). Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen nomor MKMT-00-PL-PRC-014 Pipeline Final Tie-in Procedure.

(29)

1.18.9 Perlintasan(Crossing)

Tim perlintasan (crossing) akan dibagi menjadi beberapa tim: a. Crossing Jalan Utama (Aspal)

Pada tipe perlintasan ini menggunakan metode auger boring. Auger machine akan diatur pada salah satu sisi jalan, dan diletakkan di dalam galian. Sisi jalan yang lain juga dibuat galian untuk melihat penetrasi crossing pipa.

Galian harus diidentifikasi agar memiliki ruang yang cukup untuk memasang lokasi auger boring dan pelindung pipa (casing pipe). Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-008Pipe Crossing Open Cut Procedure. Pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan ijin kerja (Permit to Work) dari PERUSAHAAN.

b. Crossing Jalan Pedesaan (Tanpa Pengerasan Permukaan)

Metode Open Cut akan digunakan untuk perlintasan jalan-jalan konvensional (jalan pedesaan). Jalan konvensional adalah jalan yang tanpa mengalami pengerasan permukaan dan bukan jalan utama.

Pada metode open cut untuk crossing jalan, setelah selesai dilakukan peletakan pipa-pipa dan dilakukan penimbunan maka harus dilakukan perbaikan jalan.

Pekerjaan ini harus mendapatkan persetujuan ijin kerja (Permit to Work) dari PERUSAHAAN.

c. River Crossing / Water Way Crossing

Pekerjaan perlintasan sungai (river crossing) akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari PERUSAHAAN. Kedalaman minimum galian adalah 2 m dari dasar sungai (river bed) atau jalur air (waterway) sesuai dengan Peraturan MIGAS

d. HDD (Horizontal Directional Drilling)

Metode ini digunakan untuk jenis crossing yang tidak bisa dilakukan dengan metode open cut, boring maupun jembatan. Biasanya metode ini digunakan untuk crossing dengan jalan utama dengan tingkat intensitas lalu lintas yang padat atau sungai dengan lebar yang sangat besar.

Tim yang dipersiapkan bertanggungjawab untuk memasang pelindung pipa (casing pipe) dan pipa utama serta melakukan persiapan untuk tie-in dan memasang segala pelindung (protector) yang diperlukan. Metode pemasangan pipa adalah dengan metode push-pull dari darat dengan floatation drum. Metode ini umum digunakan pada daerah yang dapat digenangi air sehingga memudahkan dalam penempatan pipa.

(30)

Pada saat push-pull, pipa-pipa yang sudah dirangkai akan dipasang drum-drum yang berguna sebagai pelampung, kemudian rangkaian pipa yang sudah berpelampung akan didorong dengan bantuan dua atau lebih excavator.

Tim Crossing akan bekerja secara efektif dan dengan waktu yang singkat untuk mengurangi gangguan yang terjadi akibat lalu-lintas atau untuk merencanakan jalur lain. Penjelasan lebih rinci dijelaskan pada dokumen no. MKMT-00-PL-PRC-008Pipe Crossing Open Cut Procedure.Setelah pekerjaan ini selesai, dilakukan perbaikan kondisi seperti semula (reinstatement).

1.18.10 Perbaikan (Reinstatement)

Seluruh dampak dari kegiatan konstruksi di area ROW, publik, milik masyarakat, maupun fasilitas lainnya harus diperbaiki (reinstated) secepat mungkin bersamaan dengan aktifitas backfilling.Bersamaan dengan itu, dilakukan juga pemasangan Line Marker dan WarningSign di sepanjang jalur pipa (Pipeline). Pembersihan area kerja dilakukan setelah pekerjaan di area tersebut selesai dan kemudian pindah ke area kerja yang lain.

QA/QC KONTRAKTOR menerima dan menyetujui pekerjaan perbaikan (reinstatement) dan mendapat persetujuan dari PERUSAHAAN dan pihak yang terkait dengan aktifitas ini.

1.19 PELAKSANAAN KONSTRUKSI PIPING

Pada proyek ini lingkup pekerjaan piping hanya di SBV area. Adapun tahapan pekerjaannya meliputi:

1.19.1 PabrikasiPiping

Pekerjaan pabrikasipiping dilakukan di fabrication yard KONTRAKTOR. Setiap spool pipa yang dipersiapkan harus mengacu pada welding map yang terdapat pada gambar isometric. Dalam gambar tersebut sudah diberi keterangan joint pengelasan untuk pabrikasi dan instalasi nanti di lokasi SBV Prosedur pabrikasi piping akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no MKMT-00-PIP-PRC-001Piping Fabrication & Installation Procedure.

1.19.2 Coating dan Pengecatan Piping

Pengecatan pipa tahap pertama dilakukan di stock yard. Setelah spool pipe selesai dilas dan di-NDT sesuai dengan prosedur, maka permukaan pipa diberikan coating dan painting sesuai dengan spesifikasi coating & painting yang tertera pada dokumen no.

(31)

MKMT-00-MEC-SPC-004Specification for Painting.Joint antar spool pipe yang di-las di lokasi SBV sesuai dengan gambar isometric, akan di finishing dengan painting sesuai dengan prosedur pengecatan. Detil prosedur pengecatan akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no. MKMT-00-MEC-PRC-001 Painting Procedure.

1.19.3 Hydrotest

Setelah selesai dicat sebelum dirangkai dengan komponen lain di lokasi SBV, pipa-pipa tersebut harus di-hydrotest untuk memverifikasi kekuatan mekanik pipa. Hydrotest dilakukan dengan merangkai spool-spool pipa dalam paket-paket yang memiliki design pressure sama, kemudian dilakukan hydrotest sesuai dengan dokumen no. MKMT-00-PIP-PRC-002 Piping Cleaning & Hydrotest Procedure.

1.19.4 Pemasangan Piping

Setalah pengecatan selesai spool pipe di mobilisasi ke lokasi SBV untuk dirangkai sesuai dengan gambar isometric. Prosedur instalasi piping akan dijelaskan lebih detil pada dokumen no MKMT-00-PIP-PRC-001Piping Fabrication & Installation Procedure.

1.20 PELAKSANAAN KONSTRUKSI MEKANIKAL 1.20.1 Pabrikasi Pig Launcher dan Pig Receiver

Peralatan mekanik yang dipasang pada proyek ini meliputi Pig Launcher Proses pabrikasi peralatan tersebut dilakukan di workshop VENDOR dengan metode pelaksanaan pabrikasi berdasarkan pada prosedur yang telah diajukan dan disetujui PERUSAHAAN / KONSULTAN. Pig launcher yang dipabrikasi sebagai satu unit lengkap akan diuji terlebih dahulu untuk memverifikasi kekuatan material dan kemungkinan adanya kebocoran. Pengujian dilakukan menggunakan fasilitas VENDOR yang ditunjuk dan disaksikan oleh KONTRAKTOR, KONSULTAN dan PERUSAHAAN.

1.20.2 Pemasangan Pig Launcher

Pemasangan Pig Launcher di atas pondasi dilakukan dengan bantuan surveyor dan alat berat (crane). Posisi dan elevasi peralatan tersebut harus sesuai dengan gambar kerja. Pada saat pemasangan peralatan yang menggunakan crane harus selalu melibatkan tim HSE untuk mengawasi pekerjaan dari sisi aspek HSE. Prosedur pemasangan akan dijelaskan lebih detil dalam dokumen no. MKMT-00-MEC-PRC-002 & Pig Launcher Installation Procedure.

(32)

1.21 PELAKSANAAN KONSTRUKSI ELEKTRIKAL Lingkup pekerjaan Elektrikal untuk proyek ini meliputi:

1.21.1 Pemasangan Catodic Protection System untuk area pipeline

Cathodic Protection digunakan untuk mencegah timbulnya korosi pada permukaan logam pipa yang ditanam. Sistem yang digunakan pada proyek ini adalah ICCP (Impressed Current Cathodic Protection) yang dilengkapi dengan Rectifier, yaitu dengan menggunakan anode yang ditanam di dalam tanah kemudian dihubungkan dengan Rectifier. Pemasangan ICCP ini mengacu pada gambar kerja no. MKMT-00-ELE-DW-004 Layout Sacrificial AnodeCathodic Protection for Along Pipeline, 005 Layout Cathodic Protection System, MKMT-00-ELE-DW-006Detail Installation for Cathodic Protection System & Test Station Cover Sheet . 1.21.2 Pemasangan Solar Panel& Battery Bank

Pada proyek ini Solar Panel dipasang disetiap SBV station sebagai sumber tenaga untuk fasilitas tersebut. Energi yang diperoleh dari Solar Panel kemudian disimpan dalam Battery Bank yang kemudian digunakan untuk mensuplai kebutuhan listrik untuk fasilitas tersebut seperti lampu LED dan lampu indoor. Prosedur pemasangan solar panel dan battery bank akan dijelaskan lebih detil dalam dokumen no. MKMT-00-ELE-PRC-001 Electrical Installation Procedure.

1.21.3 Pemasangan Grounding

Sistem grounding digunakan sebagai sistem pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lonjakan listrik, petir, dll. Kabel grounding dipasang dibawah tanah dan dihubungkan ke peralatan-peralatan yang menggunakan listrik atau shelter untuk battery bank dan N2 storage yang ada di SBV station. Pemasangan kabel grounding harus mengacu pada gambar kerja no. MKMT-00-ELE-DW-007 Lightning Protection & Earthing Layout.

1.21.4 Pemasangan Lampu LED

Lampu LED digunakan untuk menerangi area luar SBV station. Tiang lampu harus dipasang diatas pondasi dan diberi coating sebagai perlindungan terhadap korosi. Rumah lampu dan LED dipasang setelah pemasangan tiang. Pemasangan lampu dapat dilakukan menggunakan bucket yang diangkut dengan crane dan diawasi HSE untuk memastikan semua pekerjaan dilakukan dengan aman. Power cable untuk menyuplai listrik di sambungkan ke electrical panel dan juga ke battery bank. Pemasangan lampu harus mengacu pada gambar kerja.

(33)

1.21.5 Pemasangan Power Cable

Power Cable yang akan dipasang harus diatur route-nya sesuai dengan bentuk layout site plan dan peletakan equipment yang menggunakan energi listrik. Semua power cable yang berpangkal dari battery bank akan disalurkan ke electrical panel sesuai dengan fungsi dan posisi peralatan elektrik di area tersebut, sebelum akhirnya dihubungkan dengan peralatan elektrikal yang terpasang.

Power Cable dipasang diatas Cable Tray ataupun Cable Box yang tertanam didalam tanah. Cable Tray ataupun Cable Box harus didesain sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan genangan air di area kabel tersebut yang dapat menyebabkan terjadinya hubunganarus pendek.

Pemasangan Power Cable, Electrical Panel dan peralatan elektrik lainnya harus mengacu pada gambar kerja no.MKMT-00-ELE-DW-010 Electrical Cable Routing layout, 00-ELE-DW-014Typical Detail Installation of Power System, MKMT-00-ELE-DW-014Power & ControlCable Schedule, MKMT-00-ELE-DW-011Typical Lighting Layout.

Untuk memastikan bahwa semua kabel terpasang dengan benar maka akan dilakukan megger test untuk memverifikasi koneksi power cable. Prosedur pengujian akan dijelaskan lebih detil dalam dokumen no. MKMT-00-ELE-PRC-002 Electrical Testing and Commissioning Procedure.

1.22 PELAKSANAAN KONSTRUKSI INSTRUMENT Peralatan instrument yang dipasang pada proyek ini meliputi:

1.22.1 Valve, meliputi Section Ball Valve (SBV), Motor Operated Valve (MOV). Semua peralatan valve dipabrikasi oleh VENDOR yang ditunjuk oleh KONTRAKTOR dan disetujui oleh PERUSAHAAN sesuai dengan vendor list. Semua prosedur pabrikasi hingga pengujian pra pengiriman (Factory Acceptance Test) dilakukan di workshop vendor).

1.22.2 Instrument Control, Pressure Switch, Pig Signal,Presure indicator

Sebelum dipasang, semua peralatan Instrument Control, harus dikalibrasi dan memiliki sertifikat kalibrasi dari VENDOR.

Prosedur pemasangan dan pengujian peralatan instrumen dilapangan akan dijelaskan lebih detil pada dokumenInstrument Installation & Testing Procedure.

Gambar

Gambar 1.1 Struktur Organisasi KSO HMP

Referensi

Dokumen terkait

melaksanakan proses pembelajaran memiliki skor rata-rata 111,87 dan tergolong dalam kategori sangat baik, (2) kinerja guru sesudah bersertifikasi dalam melaksanakan

Dengan adanya Multi E-Commerce yang dibangun menggunakan Framework Codeigniter ini dapat membantu pengrajin atau penjual kerajinan gerabah untuk memperluas pemasaran

Keberhasilan kegiatan belajar mengajar dikelas, tidak hanya tergantung dalam penguasaan bahan ajar atau penggunaan metode pembelajaran, tetapi proses pembelajaran yang baik

Sumber itu asli atau salinan dan sudah dirubah (Ismaun, 2005, hlm. Kritik internal atau kritik dalam, yakni untuk menilai kredibilitas sumber terhadap aspek dari dalam

Ukuran yang telah ditetapkan untuk purse seine bertali kerut dengan alat bantu penangkapan ikan (rumpon atau cahaya) dan ikan target tongkol atau cakalang memiliki panjang

Dosis konsentrasi insektisida Decis yang akan digunakan untuk perlakuan pada uji toksisitas sangat toksis terhadap ikan nila merah galur Cangkringan, maka dari data

Ekstrak minyak hasil ekstraksi soxhlet dengan pelarut n-heksan lebih gelap dibanding dengan maserasi karena mengalami pemanasan selama beberapa hari pada temperatur