TESIS
PENGARUH
LOVE OF MONEY
PADA SIKAP ETIS
DENGAN
MANACIKA PARISUDHA
SEBAGAI
PEMODERASI
IDA AYU RATIH MANUARI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
TESIS
PENGARUH
LOVE OF MONEY
PADA SIKAP ETIS
DENGAN
MANACIKA PARISUDHA
SEBAGAI
PEMODERASI
IDA AYU RATIH MANUARI NIM 1391662028
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
PERSYARATAN GELAR MAGISTER
PENGARUH
LOVE OF MONEY
PADA SIKAP ETIS
DENGAN
MANACIKA PARISUDHA
SEBAGAI
PEMODERASI
Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Akuntansi,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
IDA AYU RATIH MANUARI NIM 1391662028
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 25 JANUARI 2015
Pembimbing I, Pembimbing II,
Ni Pt. Sri Harta Mimba,SE,M.Si,Ph.D,Ak,CA Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE., M.Si., Ak NIP. 19730515 199903 2 003 NIP. 19641223 199303 1 001
Mengetahui
Ketua Program Magister Akuntansi Direktur
Program Pascasarjana Program Pascasarjana
Universitas Udayana, Universitas Udayana,
Dr. Dewa Gede Wirama, SE, MSBA., Ak Prof. Dr. dr. A. A Raka Sudewi, Sp. S(K) NIP. 19641224 199103 1 002 NIP 19590215 198510 2 001
PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS
Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 25 Januari 2016
Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor
Universitas Udayana, No: 0282/UN14.4/HK/2016, Tanggal: 12 Januari 2016
Ketua : Ni Putu Sri Harta Mimba, SE., M.Si., Ph.D., Ak.,CA
Anggota:
1. Dr. A.A.N.B. Dwirandra, SE., M.Si., Ak 2. Prof. Dr. I Wayan Suartana, SE., M.Si., Ak 3. Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak
4. Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra., SE., M.Si., Ak
PERNYATAAN KEASLIAN
KARYA TULIS TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ida Ayu Ratih Manuari
NIM : 1391662028
Program Studi : Akuntansi
Judul Tesis : Pengaruh Love of Money Pada Sikap Etis Dengan Manacika
Parisudha Sebagai Pemoderasi
Dengan ini menyatakan bahwa karya tulis tesis saya merupakan hasil karya sendiri
dan bebas dari plagiasi. Apabila kelak di kemudian hari terbukti terdapat plagiasi
dalam karya tulis tesis ini, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 17 Tahun 2010 dan
Peraturan Undang-Undang yang berlaku
Denpasar, 29 Desember 2015
Yang membuat pernyataan,
Ida Ayu Ratih Manuari
NIM. 1391662028
UCAPAN TERIMA KASIH
v
Om Swastiastu, Dengan memanjatkan puja dan puji syukur kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, penulis dapat menyusun dan
menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh Love of Money pada Sikap Etis
Dengan Manacika Parisudha Sebagai Pemoderasi”. Penulis menyadari bahwa
penelitian ini dapat terlaksana berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan terima kasih yang
setulus-tulusnya kepada Bapak Prof. Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD-KEMD selaku Rektor
Universitas Udayana serta Ibu Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) selaku
Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana atas kesempatan dan fasilitas
yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di
Program Magister Akuntansi Universitas Udayana.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Dr. I Nyoman
Mahaendra Yasa, SE., M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana serta Bapak Prof. Dr. I Gusti Bagus Wiksuana, SE., M.S. selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana periode 2012-2016 yang selalu
memberikan motivasi selama penulis menempuh studi hingga terselesainya tesis ini.
Terima kasih penulis sampaikan juga kepada Bapak Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE.,
M.Si., Ak., dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si. Ak, masing-masing
selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana atas dukungan dan motivasinya kepada penulis untuk terus
dapat maju menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Dewa Gede
Wirama, SE., MSBA., Ak. dan Bapak Dr. Ida Bagus Putra Astika, SE., M.Si., Ak
selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Magister Akuntansi Universitas Udayana
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. Terima kasih pula untuk Bapak
dan Ibu dosen yang telah mendidik penulis ketika menempuh studi hingga penulis
dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ni Putu Sri Harta
Mimba, SE., M.Si., Ph.D, Ak., CA selaku Dosen Pembimbing Akademis sekaligus
Pembimbing I, beserta Bapak Dr. A. A. N. B. Dwirandra, SE., M.Si., Ak. sebagai
Pembimbing II yang telah berkenan meluangkan waktunya dan dengan sabar telah
memberikan bimbingan dan masukan serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini. Terima kasih pula untuk Bapak Prof. Dr. I Wayan Suartana,
SE., M.Si., Ak., Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si., Ak., dan Bapak Dr.
I Nyoman Wijana Asmara Putra., SE., M.Si., Ak selaku Dosen Penguji yang dengan
perhatian memberi kritik dan saran untuk perbaikan tesis ini serta para mahasiswa
PPAK dan Magister Akuntansi yang telah bersedia meluangkan waktu dan
memberikan data yang diperlukan, sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Ucapan terima kasih yang sangat tulus dari penulis untuk Ida Bagus Puja
Astawa, SH., M.Si dan Ni Nyoman Nurani, SE., MM selaku orangtua, atas
dukungan dan doanya yang tulus dan tiada hentinya untuk memotivasi penulis
dalam studi, walaupun bukan hadiah terbaik, tesis ini penulis persembahkan untuk
kalian. Kalianlah orang pertama yang penulis doakan untuk selalu berbahagia dan
selalu dalam lindungan Tuhan. Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
kepada Ida Bagus Teguh Teja Murti, S.Kom dan Ida Bagus Indra Udyana Siangan
selaku kakak dan adik penulis serta seluruh keluarga tercinta yang selalu memotivasi
penulis. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada sahabat hati, Ida Bagus
Gede Arsa Wedhana, S.Kom yang selalu ada waktu di sela-sela kesibukannya untuk
menemani penulis di saat pembuatan tesis, senantiasa memberikan jalan keluar di
saat penulis mengalami kesulitan serta selalu memberikan motivasi dan dukungan
selama penulis menempuh studi hingga terselesainya tesis ini.
Ucapan terima kasih kepada rekan kerja penulis yaitu staf Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana atas dukungan serta motivasinya dan
seluruh mahasiswa Magister Akuntansi (Maksi) terutama teman-teman Maksi
angkatan XIII, teman-teman Maksi yang selalu menemani dan memberikan motivasi
serta masukan selama penulis menempuh studi hingga terselesainya tesis ini yaitu
Sherina Devi, Ulansari Manikan, Siska Wulantari dan Desak Prami terima kasih atas
dukungan dan motivasi kalian.
Akhir kata, penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan kontribusinya
kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam penyelesaian
tesis ini. Penulis juga mohon maaf kepada semua pihak jika ada kekurangan yang
tidak disengaja dalam tesis ini. Semoga tesis ini bermanfaat dan Ida Sang Hyang
Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua.
Om Santi, Santi, Santi Om
Denpasar, 29 Desember 2015
Penulis
PENGARUH
LOVE OF MONEY
PADA SIKAP ETIS DENGAN
MANACIKA PARISUDHA
SEBAGAI PEMODERASI
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena pelanggaran kode etik profesi oleh akuntan sehingga krisis kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan menurun. Tujuan penelitian ini untuk meneliti pengaruh love of money yang diduga mempengaruhi sikap etis mahasiswa akuntansi yang kelak akan menjadi cikal bakal dalam keputusan etisnya, serta memasukkan manacika parisudha sebagai variabel pemoderasi.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa magister akuntansi dan mahasiswa PPAk Universitas Udayana yang masih aktif mengikuti perkuliahan per semester ganjil 2015/2016. Metode pemilihan sampel menggunakan nonprobability sampling dengan teknik puposive sampling sehingga diperoleh 70 mahasiswa akuntansi Universitas Udayana yang dijadikan sampel penelitian. Data dianalisis dengan menggunakan Moderated Regression Analysis (MRA).
Model regresi telah lulus uji asumsi klasik. Hasil hipotesis pertama menunjukkan bahwa love money berpengaruh negatif signifikan pada sikap etis mahasiswa akuntansi, hasil hipotesis kedua menunjukkan bahwa manacika parisudha tidak berpengaruh pada sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Udayana dan hasil hipotesis ketiga menunjukkan bahwa manacika parisudha mampu memperlemah pengaruh love of money pada sikap etis mahasiswa akuntansi.
Kata kunci: Love of Money, Sikap Etis, dan Manacika Parisudha.
ABSTRACT
The purpose this research was violation of code’s ethics accountant thus making the public trust decline. The purpose of this study to investigate the effect of love of money suspected to affect the ethical attitudes of accounting students who will become the forerunner in ethical decisions and investigate the influence of love of money to ethical stance with manacika parisudha as moderating.
Population in this study is the graduate student accounting and accounting profession’s students Udayana University who active in odd semester 2015/2016. The method of sample selection using nonprobability sampling with purposive sampling method to obtain 70 accounting students Udayana University research sample. Data were analyzed using Moderated Regression Analysis (MRA).
Regression models have passed the test classic assumptions. Results of the first hypothesis suggests that love money has a negative influence on the ethical attitude of accounting’s student, the results of the second hypothesis suggests that Manacika Parisudha has a positive influence on the ethical attitude of accounting’s students Udayana University and the results of the third hypothesis suggests that Manacika Parisudha able to weaken the influence of love of money in ethical attitude accounting’s students.
Keywords: Love of Money, Ethical Attitude and Manacika Parisudha.
PENGARUH
LOVE OF MONEY
PADA SIKAP ETIS
DENGAN
MANACIKA PARISUDHA
SEBAGAI
PEMODERASI
RINGKASAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan karena adanya fenomena pelanggaran kode etik profesi oleh akuntan sehingga krisis kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan menurun. Penelitian ini dilakukan untuk mendeteksi apakah faktor love of money merupakan faktor yang mempengaruhi sikap etis seorang akuntan dan apakah manacika parisudha merupakan faktor yang memperlemah pengaruh love of money pada sikap etis. Penelitian ini memiliki add value dimana penelitian ini merupakan hal baru yakni meneliti tentang konsep love of money yang mempengaruhi sikap etis dengan manacika parisudha (konsep agama Hindu) sebagai pemoderasi, sehingga penelitian ini diharapkan akan sangat berguna untuk Universitas Udayana terutama Jurusan Akuntansi dalam membentuk karakter lulusan akuntansi yang menjunjung tinggi kode etik dan profesionalismenya.
Objek penelitian ini adalah mahasiswa Magister Akuntansi dan mahasiswa PPAK Universitas Udayana. Akuntansi merupakan informasi yang memainkan peran penting dalam kehidupan organisasi. Keputusan bisnis strategis dan organisasi sektor publik menggunakan angka akuntansi sebagai bahan baku dalam menentukan keputusan. Sehingga sangat umum untuk mengatakan bahwa akuntansi adalah bahasa bisnis akuntansi dan akuntabilitas. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa semester akhir Magister Akuntansi dan mahasiswa PPAK Universitas Udayana yang masih aktif mengikuti perkuliahan persemester Ganjil 2015/2016. Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 70 orang diperoleh dengan menggunakan nonprobability sampling dengan teknik purposive sampling.
Pengujian hipotesis berdasarkan hasil pengujian dapat disimpulkan bahwa tingkat love of money yang dimiliki mahasiswa akuntansi Universitas Udayana berpengaruh negatif signifikan terhadap sikap etis yang dimilikinya, tingkat manacika parisudha (kemampuan berpikir secara baik dan positif) yang dimiliki mahasiswa akuntansi Universitas Udayana tidak berpengaruh terhadap sikap etis yang dimilikinya, manacika parisudha memperlemah pengaruh love of money pada sikap etis mahasiswa akuntansi Universitas Udayana. Manacika parisudha merupakan moderasi murni (pure moderator). Hasil penelitian dalam statistik deskriptif dapat disimpulkan bahwa rata-rata tingkat love of money, manacika parisudha dan sikap etis yang dimiliki mahasiswa akuntansi Universitas Udayana adalah tinggi.
Hasil dalam penelitian menunjukkan bahwa manacika parisudha terbukti memiliki peran dalam memperlemah pengaruh love of money pada sikap etis mahasiswa akuntansi. Dari hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi Universitas Udayana rata-rata memiliki tingkat love of money yang tinggi sehingga peneliti menyarankan agar para mahasiswa akuntansi yang kelak menjadi auditor ataupun bergelut pada profesi lainnya jangan sampai melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang termasuk melanggar aturan kode etik profesi. Uang memang hal yang penting bagi kelangsungan hidup manusia dalam membeli kebutuhan hidup serta memotivasi seseorang untuk terus bekerja dan berkarya namun apabila kita bersikap atau menganggap uang adalah segalanya itu yang harus
kita hindari. Dari hasil yang diperoleh bahwa terbukti love of money memengaruhi sikap etis mahasiswa akuntansi maka diharapkan untuk peneliti berikutnya meneliti mengenai pengaruh love of money memengaruhi perilaku etis dengan praktisi (auditor) sebagai sampel penelitian kayika parisudha sebagai variabel pemoderasi. Sehingga hasilnya akan memberikan masukan bagi dunia pendidikan akuntansi untuk dapat mengembangkan kurikulum mengenai mata kuliah etika bisnis dalam membentuk karakter lulusan akuntansi yang menjunjung tinggi kode etik profesinya.
DAFTAR ISI
JUDUL... i
PERSYARATAN GELAR... ii
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN 3.1 Kerangka Berpikir... 15
3.2 Konsep ... 17
3.3 Hipotesis ... 17
3.3.1 Pengaruh Love of Money Pada Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi... 18
3.3.2 Pengaruh Manacika Parisudha Pada Sikap Etis Mahasiswa Akuntansi... 19
4.5.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel... 25
4.8.5 Menilai Goodness of Fit Model Regresi... 34
4.8.6 Perumusan Model Regresi Moderated Regression Analysis (MRA)... 35
4.8.7 Pengujian Hipotesis... 36
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Gambaran Umum Objek Penelitian... 37
5.2 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuesioner... 37
5.3 Karakteristik Responden... 38
5.4 Statistik Deskriptif... 40
5.4.1 Pembahasan Hasil Penelitian... 42
5.5 Hasil Penelitian... 47
5.5.1 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas... 48
5.5.2 Hasil Uji Asumsi Klasik... 48
5.6 Uji Kelayakan Model (Uji F) dam Koefisien Determinasi (R2). . 51
5.7 Moderated Regresision Analysis (MRA)... 52
5.8 Pembahasan... 55
5.8.1 Love of money berpengaruh negatif pada sikap etis... 55
5.8.2 Manacika parisudha berpengaruh positif pada sikap etis. . 56
5.8.3 Manacika parisudha memperlemah pengaruh love of money pada sikap etis... 56
No. Gambar Halaman 3.1 Kerangka Berpikir... 16
3.2 Model Pengaruh Love of Money pada Sikap Etis
dengan Manacika Parisudha Sebagai Pemoderasi... 17
4.1 Rancangan Penelitian... 23
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1 Hasil Penelitian Sebelumnya... 66
2 Kuesioner Penelitian... 68
3 Hasil Statistik Deskriptif... 78
4 Hasil Uji Normalitas Residual... 79
5 Hasil Uji Multikolinearitas... 80
6 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 81
7 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 82
8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)... 83
9 Hasil Moderated Regression Analisys (MRA)... 84
DAFTAR TABEL
No Tabel Halaman
5.1 Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuesioner... 38
5.2 Karakteristik Responden... 39
5.3 Hasil Statistik Deskriptif... 40
5.4 Hasil Uji Normalitas Residual... 49
5.5 Hasil Uji Multikolinearitas... 49
5.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 50
5.7 Hasil Uji Kelayakan Model (Uji F)... 51
5.8 Hasil Koefisien Determinasi (R2)... 52
5.9 Hasil Moderated Regression Analysis... 53
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isu-isu etika dalam dunia bisnis dan profesi membuat perhatian masyarakat menjadi meningkat, hal tersebut dikarenakan skandal-skandal perusahaan besar terjadi dan ini tentu tidak terlepas dari rendahnya kualitas opini audit yang mengakibatkan salahnya pengambilan keputusan stakeholder perusahaan. Salah satu contoh fenomena pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh profesi akuntan adalah sengaja melakukan window dressing terhadap laporan keuangan klien agar mendapat dana bank untuk ekspansi, contoh fenomena pelanggaran kode etik lainnya adalah seorang auditor suatu perusahaan merangkap sekaligus menjadi konsultan manajemen perusahaan tersebut atas permintaan dari klien.
Pelanggaran kode etik akuntan akhir-akhir ini di Indonesia adalah kasus BLBI pada tahun 1998 yakni skema bantuan (pinjaman) yang diberikan Bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami masalah likuiditas pada saat terjadinya krisis moneter 1998 di Indonesia, skema ini dilakukan berdasarkan perjanjian Indonesia dengan IMF dalam mengatasi masalah krisis namun audit BPK menyimpulkan telah terjadi indikasi penyimpangan sebesar Rp 138 triliun terhadap penggunaan dana BLBI oleh ke-48 bank tersebut. Selain kasus BLBI, adanya kasus pelanggaran kode etik lainnya adalah Bank Century di tahun 2008 yang tentunya juga hal ini tidak terlepas dari rendahnya kualitas opini audit sehingga membuat kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntansi menurun.
2
Krisis kepercayaan ini seharusnya menjadi pelajaran bagi para akuntan, khususnya akuntan publik yang menjalankan tugasnya sebagai auditor untuk lebih berbenah diri, memperkuat kedisiplinan, menjalin hubungan dengan lebih baik terhadap para klien ataupun masyarakat luas tanpa harus melanggar kode etik profesinya (Bangun, 2004). Dengan adanya krisis kepercayaan pada profesi akuntan, maka pendidikan mengenai etika harus dilakukan secara lebih mendalam kepada mahasiswa akuntansi sebelum mereka memasuk dunia kerja. Karakter seseorang yang profesional diwujudkan dalam sikap profesional dan tindakan etisnya (Winarna dan Retnowati, 2004). Secara profesional, dalam menjalankan pekerjaannya, akuntan harus konsisten menjaga reputasi profesi dan menghindari tindakan yang merendahkan martabat profesinya (Widyasmono, 2012), termasuk menjaga etika dan sikap dari akuntan itu sendiri (Anwar dan Amarullah, 2006).
Tujuan dari pendidikan akuntansi adalah untuk mengenalkan mahasiswa kepada nilai-nilai dan standar-standar etik dalam profesi akuntan (Clikemen dan Henning, 2000). Mastracchio (2005) juga mengatakan bahwa kepedulian terhadap etika harus diawali dari kurikulum akuntansi, jauh sebelum mahasiswa akuntansi masuk ke dunia profesi akuntansi. Elias (2010) berpendapat bahwa mahasiswa akuntansi sekarang adalah para profesional di masa depan dan dengan pendidikan etika yang baik diharapkan dapat menguntungkan profesinya dalam jangka panjang. Karena begitu pentingnya etika dalam suatu profesi, membuat profesi akuntansi memfokuskan perhatiannya pada persepsi etis para mahasiswa akuntansi sebagai titik awal dalam meningkatkan persepsi terhadap profesi akuntansi, sehingga masih sangat dibutuhkan penelitian mengenai sosialisasi tentang etika pada mahasiswa akuntansi.
3
digunakan universal, arti dan pentingnya uang tidak diterima secara universal (Elias, 2010). Karena pentingnya uang dan interpretasi yang berbeda, Tang (1992) memperkenalkan konsep “love of money” untuk literatur psikologis yang merupakan ukuran perasaaan subjektif seseorang tentang uang. Tang dan Chiu (2003) mengemukakan love of money sangat terkait dengan konsep ketamakan, konsep love of money merupakan karakter seseorang yang memuja atau mendewakan uang/materi lebih dari apapun tentu bagi seseorang yang memuja uang/materi dia akan melakukan berbagai cara untuk mendapatkan uang/materi. Chen dan Tang (2006) menemukan bahwa karyawan di Hong Kong dengan love of money yang tinggi bekerja dengan kurang memuaskan dibandingkan rekan-rekan mereka dan hal tersebut dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Penelitian lainnya yaitu Elias (2010) serta Pradanti dan Prastiwi (2014) menemukan bahwa tingkat love of money mahasiswa akuntansi berpengaruh signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa tersebut. Nkundabanyanga, et al (2011) yang meneliti sales personal kosmetik di Uganda menemukan bahwa love of money dari sales personal berpengaruh terhadap perilaku etisnya, namun Kamayanti dan Widyaningrum (2013) menemukan bahwa love of money mahasiswa akuntansi berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi etikanya
4
Manacika parisudha merupakan salah satu bagian dari tri kaya parisudha. Tri kaya parisudha terdiri dari manacika parisudha (penyucian pikiran/berpikir yang baik), wacika parisudha (penyucian perkataan/berkata yang baik) dan kayika parisudha (penyucian perbuatan/berbuat yang baik). Dalam tri kaya parisudha, manacika parisudha inilah yang harus diprioritaskan, karena pada dasarnya semua hal bermula disini. Murda (2010) menjelaskan bahwa dari pikiran yang suci akan lahirlah perkataan suci, dengan adanya pikiran dan perkataan suci akan terwujudlah perbuatan suci. Sarasamusccaya sloka 80 menyebutkan bahwa “Mano hi mulam sarvesam indriyanam prawartate subhasubhasvavasthasu karyam tat suvyavasthitam”, yang berarti Pikiran itu adalah sumbernya indriya, yang menggerakkan peruatan baik dan buruk, karena itu pikiran patut dikendalikan secepatnya (Suhardana, 2007).
Pustaka kekawin Ramayana Sargah 1.4 menyebutkan bahwa “Ragadi musuh mapara, ri hati ya tong wanya Tan madoh ring awak” yang artinya hawa nafsu dan lain – lainnya adalah musuh yang dekat. Di dalam hati tempatnya tidak jauh dari diri sendiri. Mereka yang kuat mengendalikan pikirannya sehingga tidak mengumbar hawa nafsunya akan lebih mudah mencapai cita – citanya. Demikian sebaliknya mereka yang kurang mampu mengendalikan hawa nafsunya sulit akan mencapai cita – citanya sebab itu diperbudak, pikirannya terbelenggu hingga lupa apa yang dilakukan. Salah satu contoh dari Manacika Parisudha adalah tidak mengingini sesuatu yang tidak kekal, contohnya adalah harta termasuk uang. Sehingga ketika love of money yang berada dalam diri seseorang tinggi namun ia masih mampu berpikir secara baik maka sikap etis orang tersebut tentu dapat dikendalikan.
5
lokal yaitu manacika parisudha (konsep berpikir yang baik) sebagai pemoderasi sehingga penelitian ini menjadi relatif baru. Penelitian ini diharapkan akan sangat berguna untuk Universitas Udayana terutama Jurusan Akuntansi dalam membentuk karakter lulusan akuntansi yang menjunjung tinggi kode etik dan profesionalismenya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1) Apakah love of money berpengaruh pada sikap etis mahasiswa akuntansi? 2) Apakah manacika parisudha berpengaruh pada sikap etis mahasiswa akuntansi? 3) Apakah manacika parisudha mampu memperlemah pengaruh love of money pada
sikap etis mahasiswa akuntansi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui pengaruh love of money pada sikap etis mahasiswa akuntansi 2) Untuk mengetahui pengaruh manacika parisudha pada sikap etis mahasiswa
akuntansi
6
1.4 Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengonfirmasi atau merevitalisasi konsep love of money pada sikap etis, apabila hipotesis dalam penelitian ini terbukti maka love of money tidak linear terhadap sikap etis melainkan ada faktor kontingensi salah satunya adalah manacika parisudha.
2) Manfaat praktis
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Etika
Etika merupakan tatanan moral yang telah disepakati bersama dalam suatu
profesi dan ditujukan untuk anggota profesi tersebut. Motivasi mendasar dalam
melakukan tindakan etis bukanlah karena keinginan dan kesadaran individu
tersebut tetapi karena adanya peraturan hukum (O’Leary dan Cotter, 2000).
O’Leary dan Pangemanan (2007) melakukan penelitian yang hasilnya
menunjukkan bahwa motivasi mendasar bagi profesional dalam mengikuti kode
etik ialah ketakutannya akan ketahuan melakukan tindakan tidak etis, bukan dari
kesadarannya akan pentingnya berperilaku etis. Brooks (2007) menyatakan
bahwa etika merupakan cabang dari filsafat yang menyelidiki penilaian normatif
tentang apakah suatu perilaku sudah benar atau sudah sesuai dengan yang
seharusnya dilakukan. Duska (2003) mengembangkan tiga teori etika, ketiga teori
tersebut digunakan untuk mengembangkan penelitian ini, yaitu:
1) Utilitarianism Theory
b. Rule utilitarisme yaitu aturan moral yang diterima oleh masyarakat
8
luas.
9
2) Deontologi Theory
Teori ini membahas mengenai kewajiban individu untuk memberikan hak kepada orang
lain, sehingga dasar untuk menilai baik atau buruk suatu hal harus didasarkan pada kewajiban,
bukan konsekuensi perbuatan. Deontologi menekankan bahwa perbuatan tidak pernah menjadi
baik karena hasilnya baik, melainkan karena kewajiban yang harus dilakukan (Bertens, 2000).
3) Virtue Theory
Teori ini membahas watak seseorang yang memungkinkannya untuk bertingkah laku
baik secara moral. Terdapat dua bagian virtue theory, yaitu:
a. Pelaku bisnis individual, seperti: kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan,
b. Taraf perusahaan, seperti: keramahan, loyalitas, kehormatan, rasa malu yang
dimiliki oleh manajer dan karyawan.
2.2Theory of Reasoned Action
Theory of Reasoned Action (TRA) pertama kali diperkenalkan oleh Fishbein dan Ajzen
(1980). Teori ini menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude), kehendak
(intention) dan perilaku (behavior). Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya jika
ingin mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui kehendak
orang tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan berdasarkan alasan-alasan yang
sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah
fokus perhatian (salience), yaitu mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting. Kehendak
(intetion) ditentukan oleh sikap dan norma subyektif (Jogiyanto, 2007).
Ajzen (1991) yang mengatakan bahwa sikap memengaruhi perilaku lewat suatu proses
pengambilan keputusan yang teliti dan beralasan dan dampaknya terbatas hanya pada tiga hal;
10
terhadap sesuatu. Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tapi juga oleh
norma-norma objektif (subjective norms) yaitu keyakinan kita mengenai apa yang orang lain inginkan
agar kita perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu perilaku bersama norma- norma subjektif
membentuk suatu intensi atau niat berperilaku tertentu.
Jogiyanto (2007) berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari dua
determinan dasar, yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan
persepsi individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan perilaku
yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau perilaku menurut Theory of
Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap dan norma
subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu.
Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta motivasi untuk
menaati pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini mengatakan bahwa seseorang akan
melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang perbuatan itu positif dan bila ia percaya
bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
2.3 Love of Money
Tang dan Chiu (2003) mendefinisikan love of money sangat terkait dengan konsep
"ketamakan", yaitu karakter seseorang yang mendewakan uang. Tang dan Chiu (2003)
menemukan bahwa karyawan Hong Kong dengan tingkat Love of Money yang lebih tinggi
kurang puas dengan pekerjaan mereka dibandingkan dengan rekan-rekan mereka. Uang adalah
salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari (Elias, 2010), di Amerika
11
Basri (2014) mendefinisikan love of money merupakan sikap seseorang yang mencintai
uang. Individu dengan love of money tinggi akan meletakkan kepentingan yang tinggi terhadap
uang. Individu yang memiliki money ethics yang tinggi (cinta uang yang tinggi) secara etika
kurang peka, kurang etis dan sensitif dibandingkan orang yang memiliki money ethics yang
rendah. Dalam dunia bisnis, manajer menggunakan uang untuk menarik, mempertahankan, dan
memotivasi karyawan (M ilkovich dan Newman, 2002).
Chen dan Tang (2006) menemukan bahwa karyawan di Hong Kong dengan love of
money yang tinggi bekerja dengan kurang memuaskan dibandingkan rekan-rekan mereka dan hal
tersebut dapat menyebabkan perilaku yang tidak etis. Sehingga Chen dan Tang (2006)
menyatakan bahwa love of money terkait erat dengan korupsi dan perilaku tidak etis seseorang.
Karena pentingnya uang dan interpretasinya yang berbeda, Tang (1992)
memperkenalkan konsep "love of money".Teori tersebut mengukur perasaan subjektif seseorang
tentang uang (Tang, 1992). Penelitian menunjukkan bahwa love of money terkait dengan
beberapa perilaku organisasi yang diinginkan seperti tingkat kepuasan kerja yang tinggi, tingkat
pergantian karyawan yang rendah maupun perilaku organisasi yang tidak diinginkan seperti
tindakan kecurangan akuntansi dan lain-lain. Tang, et al (2000) menemukan bahwa kesehatan
mental seorang profesional dengan tingkat love of money terendah memiliki kepuasan kerja yang
rendah.
2.4 Manacika Parisudha
Manacika parisudha (penyucian pikiran/ berpikir yang baik) merupakan salah satu
bagian dari tri kaya parisudha (berpikir, berkata, berbuat yang baik). Mudera (1992) menyatakan
definisi sederhana tri kaya parisudha terdiri dari manacika parisudha (penyucian pikiran/
12
parisudha (penyucian perbuatan/ berbuat yang baik). Dalam tri kaya parisudha, manacika
parisudha inilah yang harus diprioritaskan, karena pada dasarnya semua hal bermula disini
(Suhardana, 2007). Pikiran atau manah ini dipandang sebagai motor yang memengaruhi cara
manusia berbicara ataupun berbuat. Namun ketiga-tiganya yaitu pikiran, perkataan dan perbuatan
itu perlu dikendalikan dengan sebaik-baiknya (Pudja, 1981). Manacika Parisudha dalam Kitab
Sarasamusccaya tercantum dalam Sloka 74, 79, dan 80 (Suhardana, 2007).
Sarasamusccaya sloka 74 menyebutkan “Anabhidyam paraswesu sarvasatvesu carusam
karmanan phalamastiti trividham manasa caret”, yang artinya sifat pikiran yang pertama-tama
diajarkan, tiga banyaknya, tidak menginginkan atau dengki terhadap milik orang lain, tidak
marah kepada semua makhluk dan percaya akan kebenaran ajaran karmaphala, itulah ketiga
bentuk sifat pikiran sebagai pengendali atas indria. Sarasamusccaya sloka 79 menyebutkan
“Manasa nicayam kstva tato vaca vidhiyate kriyate karmana pascat pradhanam vai
manastatah”, yang berarti pikiran yang merupakan unsur yang menentukan. Jika penentuan
perasaan hati telah terjadi, maka mulailah orang berkata dan melakukan perbuatan. Oleh karena
itu pikiranlah yang menjadi pokok sumbernya. Sarasamusccaya sloka 80 menyebutkan “Mano
hi mulam sarvesam indriyanam prawartate subhasubhavavasthasu karyam tat suvyavasthitam”,
yang berari pikiran itu adalah sumber indriya, yang menggerakkan perbuatan baik dan buruk.
Karena itu pikiran itu patut dikendalikan secepatnya (Suhardana, 2007).
Selain itu dalam kitab Sarasamusccaya tentang tri kaya parisudha yang berkaitan
dengan manacika parisudha yaitu sloka 73 menyebutkan bahwa “Manasa trividhamwaca caiva
caturwinham kayena triwidham capi dasakarma pathaccaret”, yang memiliki penjelasan
mengenai manacika parisudha yakni manah atau pikiran mempunyai tiga sifat kerja, yaitu rasa
13
karmaphala, yang dimana agar setiap orang berusaha secara bersungguh-sungguh untuk
mengendalikan nafsu dan keinginannya atas harta benda yang bukan miliknya (Pudja, 1981).
2.5 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya
Tang dan Arocas (2005) melakukan penelitian pada 564 mahasiswa Amerika yang telah
bekerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa dengan tingkat Love of Money lebih
tinggi memiliki tingkat kepuasan kerja yang lebih tinggi baik intrinsik maupun ekstrinsik serta
persepsi yang lebih baik akan pentingnya kebutuhan manusia dan pemenuhan kebutuhan
tersebut.
Lopez, et al (2005) menguji efek dari tingkat pendidikan dalam sekolah bisnis dan faktor
individu lain, seperti kebudayaan intranasional, spesialisasi dalam pendidikan, dan jenis kelamin
pada persepsi etis. Hasil penelitian menunjukkan menunjukkan bahwa tingkat pendidikan,
kebudayaan intranasional, dan jenis kelamin berpengaruh secara signifikan terhadap persepsi
etis. Selanjutnya, mereka menemukan bahwa perilaku etis cenderung tinggi pada tingkat
pendidikan yang lebih tinggi.
Tang, et al (2006) meneliti hubungan tingkat love of money yang dinilai dengan kepuasan
penerimaan pendapatan berdasarkan jenis kelamin. Hasilnya menunjukkan bahwa laki-laki lebih
puas dalam hal finansial daripada kaum perempuan. Sehingga hal ini juga dapat disimpulkan
bahwa tingkat Love of Money kaum perempuan lebih besar daripada kaum laki-laki.
Elias (2010) lebih lanjut menguji mengenai pengaruh Love of Money mahasiswa akuntansi
terhadap persepsi etisnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Love of Money berpengaruh
secara signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi. Dalam penelitian ini juga
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan mengenai perilaku etis berdasarkan
14
Nkundabanyanga, et al (2011) menguji mengenai pengaruh love of money, tekanan kinerja
terhadap sikap tidak etis sales personal kosmetik di Uganda dengan management control sebagai
variabel pemoderasi. Dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sales personal diperkotaan dan
sudah menikah cenderung berprilaku tidak etis dalam pencapaian target mereka sehingga
ditemukan indikasi love of money berpengaruh terhadap perilaku tidak etis.
Kamayanti dan Widyaningrum (2013) menguji mengenai pengaruh gender, usia dan tingkat
pendidikan pada persepsi etis mahasiswa akuntansi dengan love of money sebagai variabel
intervening. Dari penelitian tersebut memperoleh hasil bahwa gender berpengaruh signifikan
terhadap love of money sedangkan tingkat pendidikan dan usia berpengaruh positif signifikan
terhadap love of money. Gender berpengaruh signifikan terhadap persepsi etis mahasiswa
akuntansi, sedangkan usia dan tingkat pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap
persepsi etis dan love of money memiliki pengaruh yang signifikan terhadap persepsi etis
mahasiswa akuntansi dengan arah positif.
Pradanti dan Prastiwi (2014) menguji mengenai pengaruh jenis kelamin, tingkat
pendidikan, status sosial ekonomi dengan proksi tingkat penghasilan dan ethnic background
terhadap persepsi etis mahasiswa akuntansi di Universitas Diponegoro dengan love of money
sebagai variabel intervening dan memperoleh hasil bahwa gender berpengaruh terhadap persepsi
etis mahasiswa akuntansi tetapi tidak pada love of money. Sedangkan variabel pendidikan, latar
belakang ekonomi, dan ethnic background tidak berpengaruh terhadap love of money. Variabel
love of money sebagai variabel intervening terbukti berpengaruh terhadap persepsi etisnya.