• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentunya ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA. tentunya ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai keterampilan membaca sudah banyak dikaji dan dilakukan. Akan tetapi, hal tersebut masih menarik untuk diadakan penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian yang bersifat melengkapi maupun yang bersifat penelitian baru. Dari berbagai jenis penelitian mengenai keterampilan membaca tentunya ada beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini di antaranya yaitu :

Skripsi Ibadi Rohman (2015) yang berjudul “Arabic Puzzle Book Pengembangan Media Intraktif Untuk Keterampilan Membaca Bagi Siswa Kelas IV MI di Kota Semarang”. Penelitian ini menggunakan pendekatan R&D dengan mengguanan media Arabic Puzzle untuk meningkatkan keterampilan membaca teks bahasa Arab. Hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti yaitu uji hipotesis diterima, dengan rincian hasil uji coba hipotesis pihak kanan yang dihasilkan dari nilai siswa mengerjakan soal tes menunjukkan T-hitung 17.562 dan hasil penilaian siswa melalui angket menunjukkan T hitung 22,679. Semuanya jatuh di daerah penerimaan Ha, sehingga Ha diterima. Adapun T-tabel 1, 697 jatuh pada penerimaan Ho, sehingga produk efektif untuk digunakan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada keterampilan yang ingin dicapainya yaitu meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada

(2)

media yang digunakannya, penelitian Ibadi Rahman menggunan media arabic puzzle book, sedangkan penelitian ini menggunakan media permainan roda iqra’.

Perbedaan selanjutnya yaitu terletak pada penelitian yang digunakannya penelitian Ibadi Rahman menggunakan penelitian R&D sedangkan penelitian ini menggunakan kuantitatif. Perbedaan terakhir yaitu pada subjek penelitiannya, subjek penelitian Ibadi Rahman yaitu siswa kelas IV MI di kota Semarang, sedangkan subjek penelitian ini adalah siswa kelas X di MAN 1Malang.

Skripsi Liya Lutfiyatul Hidayah (2015) yang berjudul “Pengembangan Kartu CESAR (cerdas aktif religius) Sebagai Media Pembelajaran Keterampilan Membaca Bahasa Arab dan Karakter Siswa Kelas VIII MTs Al-Irsyad Gajah Demak”. Penelitian ini menggunakan pendekatan R&D dengan menggunakan media kartu cesar untuk meningkatkan keterampilan membaca teks bahasa Arab.

Penilaian terhadap prototipe oleh guru dan ahli diperoleh hasil, kelayakan fisik media pada desain awal dengan nilai rata-rata 70 dan masuk kategori baik, pada desain revisi 77 dan masuk kategori sangat baik, kesesuaian media dengan SK dan KD dengan nilai rata-rata 86,11 dan pada desain revisi dengan rata-rata 89,3 dengan kategori sangat baik, kelayakan bahasa dan isi pada desain awal memiliki rata-rata 88 dan pada desain revisi memiliki rata-rata 90,9. Berdasarkan nilai tersebut, media kartu CESAR mendapatkan kategori baik dengan rata-rata penilaian sebesar 83,55. Sehingga media kartu cesar ini layak digunakan.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada keterampilan yang ingin dicapainya yaitu meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada

(3)

media yang digunakannya, penelitian Liya Lutfiyatul menggunan media kartu CESAR ,sedangkan penelitian ini menggunakan media permainan roda iqra’.

Perbedaan selanjutnya yaitu terletak pada jenis penelitian yang digunakannya, penelitian Liya Lutfiyaul menggunakan penelitian R&D sedangkan penelitian ini menggunakan kuantitatif. Perbedaan terakhir yaitu pada subjek penelitiannya, subjek penelitian Liya Lutfiyatul yaitu siswa kelas VIII MTs Al Irsyad Gajah Demak, sedangkan subjek penelitian yang akan peneliti gunakan adalah siswa kelas X di MAN 1Malang.

Jurnal Lisanul Arab Volume 4 Nomer 10 Tahun 2015 yang ditulis Fredina Fransiska yang berjudul “Efektivitas Metode Reading Guide Terhadap Keterampilan Membaca Bahasa Arab Siswa Kelas XI IPS MAN Demak”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen. Penerapan metode reading guide dapat meningkatkan keterampilan membaca teks bahasa Arab. Hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan memberikan hasil T-hitung = 5,952 dan T- tabel = 1,671 dengan taraf signitifikasi 5% dan dk = 66 dengan demikian T- hitung = 5,952 > T-tabel = 1,671. Maka dapat disimpulkan hasil rata-rata nilai siswa untuk keterampilan hasil membaca bahasa Arab dengan menggunakan metode reading guide lebih baik dari pada dengan menggunakan metode ceramah.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada keterampilan yang ingin dicapainya yaitu meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab. Persamaan selanjutnya yaitu pada jenis penelitian yang digunakannya, yaitu menggunakan penelitian kuantitatif.

(4)

Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada metode yang digunakannya, penelitian Fredina Fransiska menggunakan metode reading guide,sedangkan penelitian ini menggunakan media permainan roda iqra’. Perbedaan selanjutnya yaitu pada subjek penelitiannya, subjek penelitian Fredina Fransiska yaitu siswa kelas XI IPS MAN Demak, sedangkan subjek penelitian yang akan peneliti gunakan adalah siswa kelas X di MAN 1 Malang.

Jurnal Hasil Kajian, Inovasi, dan Aplikasi Pendidikan Fisika Volume 5 Nomer 2 Tahun 2019 yang ditulis oleh Hamzah, dkk yang berjudul

“Pengembangan Media Pembelajaran Roda Putar Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa”. Metode penelitian ini menggunakan penelitian R&D.

Penelitian ini teruji kevalidannya baik dari segi ahli media maupun materi, dimana untuk kriteria pendidikan 4 ahli memberikan nilai A, untuk kriteria tampilan 2 ahli memberikan nilai A satu ahli memberikan B dan C, serta kriteria teknis 4 ahli memberikan nilai A. Media roda putar fisika dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan hasil kategori sedang. Sedangkan peningkatan motivasi belajar berada pada kriteria sedang dengan hasil 0,42.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada media yang digunakannya yaitu sama-sama menggunakan media permainan roda iqra’ atau roda putar. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada jenis penelitian yang digunakannya, penelitian Hamzah menggunakan penelitian R&D sedangkan penelitian ini menggunakan kuantitatif.

Perbedaan selanjutnya yaitu objek penelitian, objek penelitian Hamzah yaitu

(5)

meningkatkan motivasi belajar siswa, sedangkan objek penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan membaca siswa.

Jurnal Wahana Sekolah Dasar Volume 28 No 2 Tahun 2020 yang ditulis oleh Mar’atus Solichah, Akhwani, Sri Hartalik, dan Syamsul Ghufran yang berjudul “Meta-analisis Pengaruh Penggunaan Media Roda Putar Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar”. Desain penelitian ini menggunakan Meta- analisis untuk mengetahui pengaruh roda putar terhadap hasil belajar siswa. Hasil dari penelitian ini mempunyai hasil nilai rata-rata sebelum menggunakan media roda putar pretest= 47,81 dan setelah menggunakan media roda putar posttest=

65,45. Selisih dari rata-rata pretest dan posttest adalah 121,83%. Hal ini membuktikan bahwa media roda putar dapat meningkat hasil belajar siswa.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada jenis penelitian yang digunakannya, yaitu menggunakan penelitian kuantitatif. Persamaan selanjutnya yaitu terletak pada media yang digunakannya yaitu sama-sama menggunakan permainan roda iqra’. Sedangkan perbedaannya yaitu terletak pada subjek penelitiannya, subjek Mar’atus dan kawan-kawan yaitu siswa Sekolah Dasar, sedangkan subjek penelitian yang akan peneliti digunakan adalah siswa kelas X di MAN 1 Malang. Perbedaan selanjutnya yaitu pada objek yang detiliti, objek penelitian Mar’atus dan kawan- kawan yaitu hasil belajar siswa sedangkan objek penelitian ini yaitu meningkatkan keterampilan membaca siswa.

(6)

Berdasarkan penelitian sebelumnya, peneliti akan mengklasifikasikan mengenai penelitian terdahulu dalam bentuk tabel:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Pengarang Judul Metode

Penelitian Hasil 1 Ibadi

Rohman

Arabic Puzzle book

pengembangan media intraktif untuk

keterampilan membaca bagi siswa kelas IV MI di kota Semarang

R&D Hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti yaitu uji hipotesis diterima, dengan rincian hasil uji coba hipotesis nilai siswa mengerjakan soal tes menunjukkan T hitung 17.562 dan hasil penilaian siswa melalui angket menunjukkan T hitung 22,679. Semuanya jatuh di daerah penerimaan Ha, sehingga Ha diterima.

Adapun T- tabel 1, 697 dalam penerimaan Ho, sehingga produk efektif untuk digunakan.

2 Liya Lutfiyatul Hidayah

Pengembangan kartu CeSAR (cerdas aktif religius) sebagai media

pembelajaran keterampilan membaca bahasa

Arab dan

karakter siswa kelas VIII MTs AL Irsyad Gajah Demak

R&D Hasil uji coba yang dilakukan oleh peneliti yaitu uji hipotesis diterima, dengan rincian hasil kelayakan fisik media pada desain awal dengan nilai rata-rata 70 dan masuk kategori baik, pada desain revisi 77 dan masuk kategori sangat baik, kesesuaian media dengan SK dan KD dengan nilai rata-rata 86,11 dan padadesain revisi dengan rata-rata 89,3 dengan kategori sangat baik, kelayakan bahasa dan isi pada desain awal memiliki rata-rata 88 dan pada desain revisi memiliki rata-

(7)

rata 90,9. Berdasarkan nilai tersebut, media kartu CESAR mendapatkan kategori baik dengan rata- rata penilaian sebesar 83,55.

3 Fredina Fransiska

Efektivitas Metode Reading Guide Terhadap Keterampilan Membaca

Bahasa Arab Siswa Kelas XI

IPS MAN

Demak

kuantitatif Metode reading guide lebih baik dari pada dengan menggunakan metode ceramah. Hasil perhitungan uji perbedaan rata-rata satu pihak kanan memberikan hasil T-hitung = 5,952 dan T-tabel = 1,671 dengan taraf signitifikasi 5% dan dk = 66 dengan demikian T-hitung = 5,952 > T-tabel

= 1,671.

4 Hamzah, Dkk

Pengembangan Media

Pembelajaran Roda Putar Fisika untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa

R&D Penelitian ini teruji kevalidannya baik dari segi ahli media maupun materi, dimana untuk kriteria pendidikan 4 ahli memberikan nilai A, untuk kriteria tampilan 2 ahli memberikan nilai A satu ahli memberikan B dan C, serta kriteria teknis 4 ahli memberikan nilai A. Media roda putar fisika dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan hasil kategori sedang.

Sedangkan peningkatan motivasi belajar berada pada kriteria sedang dengan hasil 0,42.

(8)

5 Mar’atus Solichah, Akhwani, Sri Hartalik, dan Syamsul Ghufran

Meta-analisis Pengaruh Penggunaan Media Roda Putar Terhadap Hasil Belajar Matematika di Sekolah Dasar

Kuantitatif Hasil dari penelitian ini mempunyai hasil nilai rata- rata sebelum menggunakan media roda putar pretest=

47,81 dan setelah menggunakan media roda putar posttest= 65,45.

Selisih dari rata-rata pretest dan posttest adalah 121,83%. Hal ini membuktikan bahwa media roda putar dapat meningkat hasil belajar siswa.

Berdasarkan tabel 2.1 ditemukan beberapa persamaan dan perbedaan.

Perbedaannya yaitu media permainan roda iqra’ lebih meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab.

B. Kerangka Teoritis 1. Media Permainan

a. Pengertian Media

Menurut Nunu Mahnun (dalam) mengatakan bahwa media secara bahasa adalah perantara atau pengantar. Sedangkan secara istilah media adalah alat dalam menyalurkan suatu pesan dan informasi pembalajaran yang disampaikan kepada sasaran atau penerima pesan.

Media pembelajaran berbasis permainan memiliki tugas yang penting dalam menunjang kualitas pada kegiatan belajar-mengajar.

Media juga mampu membuat pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan lain-lain. Maka dapat disimpulkan bahwa media

(9)

pembelajaran merupakan salah satu alat yang digunakan dalam peroses belajar mengajar, sehingga mampu membuat rangsangan pada pikiran siswa, perhatian dan kemampuan siswa dalam pembelajaran.

b. Pengertian Permainan

Menurut Mardiah (2011:65) permainan merupakan suatu aktivitas untuk memperoleh suatu keterampilan tertentu dengan cara menggembirakan. Apabila keterampilan yang diperoleh dalam permainan itu berupa keterampilan bahasa tertentu, permaianan tersebut dinamakan permainan bahasa. Belajar dengan bermain adalah kegiatan terpadu antara belajar dan bermain yang diintegrasikan dalam sebuah materi pelajaran.

c. Jenis-jenis Permainan

Jenis-jenis permainan diantaranya yaitu:

a) Permainan gerak atau fungsi

Permainan gerak atau fungsi yaitu permainan yang memerlukan gerak dan berisi kegembiraan di dalam bergerak.

b) Permainan destruktif

Permainan destruktif yaitu bermain dengan merusakkan alat-alat permainnya. Seolah-olah terdapat rahasia di dalam alat permainannya, kemudian mencari suatu rahasia di dalam permainanya itu.

(10)

c) Permainan konstruktif

Permainan konstruktif merupakan permainan yang mampu membuat anak senang sekali dalam membangun. Misalnya yaitu menyusun batu-batu, balok-balok, dan lain-lain menjadi suatu yang baru.

d) Permainan peran atau ilusi

Permainan peran atau ilusi yaitu permainan yang memiliki peran bahwa si anak menjadi seseorang yang penting. Misalnya yaitu, Aminah bermainan boneka maka Aminah berperan sebagai seorang ibu. Amin yang bermain kereta api maka Amin berperan sebagai masinis dan sebagainya.

e) Permainan reseptif

Permainan reseptif yaitu apabila orang tuanya sedang menceritakan suatu cerita maka di dalam pikirannya anak berimajinasi bahwa seolah-olah dia yang didalam cerita. Apa pun yang dialami oleh si tokoh dalam cerita itu, seolah-olah dia mengalam sendiri, sehingga terkadang anak itu menangis, kadang bangga karena kemenangannya, kadang meluap kegembirannya, dan lain-lain.

f) Permainan prestasi

Permainan prestasi yaitu didalam permainan itu anak berlomba-lomba menunjukkan kegemarannya. Baik keterampilan, kelebihan dalam kekuatan, maupun ketangkasannya.

(11)

d. Bentuk/Kategori Permainan

Kategori permainan di antaranya yaitu:

1. Bermain Aktif

Bermain aktif ialah permainan yang kegimbaraanya muncul dari apa yang dilakukan oleh anak itu sendiri. Anak melakukan berbagai bentuk permainan dan banyaknya kegembiraan yang akan diperoleh dari setiap permanan sangat bervariasi. Variasi ini disebabkan oleh sejumlah faktor di antaranya adalah pertama, yaitu kesehatan, anak yang sehat menghabiskan lebih banyak waktu dalam permainan aktif dan memperoleh lebih banyak kepuasaan dari permainan itu, dari pada anak yang kesehatannya buruk sehingga bermain aktif cepat melelahkan.

Kedua, teman, bermain aktif adalah permainan yang membutuhkan teman, pada masa anak melewati bermain sendiri ketika bayi dan beralih kanak-kanak, tingkatan penerimaan sosial yang mereka nikmati akan menentukan banyaknya waktu yang dihabiskan dalam bermain aktif dan banyaknya kegembiraan yang mereka peroleh. Ketiga, yang menimbulkan variasi dalam bermain aktif adalah tingkatan intelegensi anak. Pada umumnya, anak yang sangat pandai dan yang sangat bodoh lebih sedikit menghabiskan waktunya dalam bermain aktif dari pada mereka yang tingkat intelegensi rata-rata.

(12)

Keempat, peralatan, kebanyakan permainan aktif, memiliki alat untuk menumbuhkannya. Kelima, lingkungan, adalah tempat anak tumbuh mempengaruhi jenis dan jumlah bermain aktif yang dilakukannya.

2. Bermain Pasif

Bermain pasif adalah suatu tempat anak memperoleh kegembiraan dengan usaha dari kegiatan orang lain. Bagi beberapa anak hiburan dapat dinikmati bersama dengan kelompok teman sebaya. Hurlock (2002:334) mengatakan ada beberapa macam permaainan yang tergolong permainan pasif dan hiburan, di antaranya yaitu membaca (membaca merupakan suatu bentuk hiburan), mendengarkan radio, menonton film, menonton televisi dan mendengarkan musik,.

e. Kelebihan dan Kekurangan Metode Bermain

Metode permainan memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya di antaranya sebagai berikut:

a) Permainan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

b) Kegiatan siswa bukan hanya fisik tetapi juga mental.

c) Mampu meningkatkan semangat siswa dalam belajar.

d) Mampu menimbulkan solidaritas dan kerja sama.

e) Bermain lebih mengesankan sehingga sukar dilupakan.

(13)

Selain mempunyai kelebihan, metode permainan juga memiliki kekurangan di antaranya yaitu:

1. Sulit melibatkan siswa dalam permainan apabila jumlah siswa terlalu banyak

2. Tidak semua materi pembelajaran dapat dilakukan melalui permainan.

3. Permainan sulit untuk dijadikan ukuran yang terpercaya apabila banyak mengandung unsur spekulasi sehingga

2. Roda Iqra’

a. Pengertian Roda Iqra’

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia roda artinya benda bundar, dan melingkar. Roda yaitu sebuah benda yang berbentuk bundar yang dapat berputar. Menurut Khairunnisa (2017) roda putar adalah obyek berbentuk bundar atau lingkaran yang dapat diputar.

Sedangkan menurut Indun Riyani (2019) roda putar atau Roda Iqra’

dapat mendefisinikan sebagai obyek yang berbentuk bundar atau lingkaran yang dapat menghasilkan suatu gerakan berkeliling atau berganti arah.

Sehingga peneliti dapat menyimpulkan bahwa Roda Iqra’

adalah media permainan berupa roda atau lingkaran yang terbagi menjadi beberapa sektor atau bagian yang di dalamnya terdapat pertanyaan-pertanyaan yang ditulis dalam bahasa Arab.

(14)

Gambar 2.1 Roda Iqra’

Pada gambar 2.1 dapat dipahami bahwa setiap warna di atas terdapat sebuah pertanyaan yang berhubungan dengan tema bacaan yang sudah dipelajari. Setiap pertanyaan tersebut memiliki poin, sehingga setiap siswa harus berkompetensi untuk mendapatkan poin.

b. Langkah-langkah Penggunaan Media Permainan Roda Iqra’

Langkah-langkah penggunaannya sebagai berikut:

1. Siswa membuat satu set kartu dengan sebuah pertanyaan di sisi depan.

2. Siswa membuat media Roda Iqra’ dari kertas karton, dan bagi roda tersebut menjadi sektor-sektor atau bagian-bagian sesuai dengan jumlah kartu yang dibuat.

3. Salah satu perwakilan dari siswa maju ke depan kelas untuk memutar media tersebut. Setelah anak panah menunjuk pada sebuah angka, siswa tersebut mengambil kartu sesuai tempat berhentinya panah.

(15)

4. Siswa menjawab pertayaan yang ada di kertas tersebut

5. Jika siswa salah menjawab, maka guru mendiskusikan dengan siswa sesuai dengan jawaban yang benar

6. Siswa memutar media secara bergantian.

c. Kelebihan Permainan RodaIqra’

Kelebihannya permainan roda iqra’ di antaranya:

1. Permainan ini dikemas dengan tampilan yang sangat menarik, sehingga dapat menarik perhatian siswa.

2. Meningkatkan pemahaman pada materi pelajaran

3. Fleksibel dan luwes karena, media ini dapat dikembangkan dan dimodifikasi sesuai dengan materi pelajaran

4. Membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran d. KekuranganPermainan RodaIqra’

1. Membutuhkan waktu yang banyak saat memainkannya 2. Guru memerlukan lebih banyak waktu dan tenaga.

3. Membutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya supaya pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.

3. Keterampilan Membaca

a) Pengertian KeterampilanMembaca

Membaca adalah salah satu dari empat keterampilan berbahasa yang disajikan dalam pembalajaran bahasa Arab selain keterampilan menyimak, keterampilan berbicara dan keterampilan menulis.

Menurut Ade, Dkk (2016:342) membaca adalah kegiatan melihat

(16)

tulisan bacaan dan proses dalam memahami isi teks dengan bersuara atau dalam hati.

Ana Widyastuti (2018:35) membaca adalah proses membaca untuk memperoleh pesan melalui kata-kata atau perubahan bentuk lambang/tanda/tulisan menjadi bermakna dari barang cetak. Dengan demikian anak akan menemukan sendiri sistem kebahasaan/ bahasa tulisan.

Ramly (dalam Dahlia 2016: 353) membaca adalah suatu kegiatan atau proses kognitif yang berupaya dalam menemukan bermacam-macam jenis informasi yang terdapat didalam tulisan.

Berarti membaca adalah proses untuk berfikir dalam memahami isi teks bacaan. Oleh karena itu membaca bukan hanya untuk sekedar melihat kumpulan hurup yang telah membentuk kata, kelompok kata,kalimat, paragraf, dan wacana saja tetapi lebih dari itu bahwa membaca adalah kegiatan memahami dan menginterprestasikan lambang atau tanda atau tulisan yang memiliki makna sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat diterima oleh pembaca.

Membaca menurut Surya (2015:182) merupakan wujud aktifitas kognitif melalui rangsangan (stimulus) yang berupa huruf dan tanda-tanda baca lainnya yang diterima oleh indra reseptor visual (mata) untuk kemudian dilanjutkan ke otak dan selanjutnya diberikan tafsiran atau makna. Membaca termasuk keterampilan

(17)

pokok dalam pembelajaran bahasa disamping keterampilan yang lain seperti mendengarkan, berbicara dan menulis.

Nawalis Syafaah (2016:24) membaca merupakan interaksi antara pembaca dan penulis. Interaksi itu tidak bersifat langsung, namun bersifat komunikatif. Komunikatif antara pembaca dan penulis akan bermakna baik jika pembaca mempunyai kemampuan membaca yang lebih baik. Keterampilan membaca akan dikuasai dengan baik kalau dilatihkan berulang-ulang secara teratur dalam program pengajaran membaca yang terencana dan terarah.

Berdasarkan beberapa pendapat tentang pengertian membaca diatas dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan suatu proses yang dapat dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui kata-kata bahasa tulis.

Keterampilan membaca merupakan keterampilan dasar bagi siswa yang harus dikuasai supaya dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Dalam pembelajaran dikelas tugas guru dalam proses membaca diantaranya yaitu menciptakan pengalaman yang memperkenalkan, memelihara, atau memperluas kemampuan siswa untuk memahami teks.

Keterampilan membaca merupakan serapan bahasa tulis, membaca sebagai salah suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis.

(18)

Membaca sebagai suatu bentuk proses yang dilakukan serta diperunakan oleh pembaca dalam memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

b) Aspek-aspek Membaca

Menurut Effendy (dalam Aisyah:2018:31-31) keterampilan membaca mengandung dua aspek di antaranya:

1. Aspek mengubah lambang tulis menjadi bunyi.

Abjad Arab memiliki sistem yang berbeda dengan abjad latin. Perbedaan lain yaitu sistem penulisan bahasa Arab yang dimulai dari kanan ke kiri, tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat baru, menulis nama orang atau tempat, dan perbedaan bentuk huruf-huruf Arab ketika berdiri sendiri, diawal, diahir dan ditengah.

2. Aspek memahami makna bacaan.

Ada tiga unsur yang harus diperhatikan dalam pelajaran membaca yaitu unsur kata, kalimat, dan paragraf. Ketiga unsur ini mendukung makna dari suatu bahan bacaan.

Menurut Broughton, Tarigan 1979 (dalam Naswiani 2016:3) terdapat dua aspek penting dalam membaca yaitu:

a. Keterampilan yang memiliki sifat mekanis mechanical skills yang berada pada urutan yang lebih rendah lower order.

(19)

 Pengenalan wujud huruf

 Pengenalan unsur-unsur linguistik di antaranya (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat dan lain-lain

 Pengenalan hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan dalam bahan tertulis atau “to barck at print”)

 Kecepatan membaca ketaraf lambat

b. Keterampilan yang memiliki sifat pemahaman comprehension skills yang dianggap berada pada urutan yang lebh tinggi. Aspek ini mencakup:

 Memahami pengertian yang sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal)

 Memahami dignitifikasi atau makna (maksud dan tujuan pengarang, relevansi/keadaan kebudayaan, dan reaksi pembaca)

 Evaluasi atau penilaian (isi, bentuk)

 Kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Menurut Tarigan (dalam Niswiani, 2016) menyebutkan bahwa jens-jenis membaca di antaranya:

1) Membaca teliti adalah membaca yang penekanannya diarahkan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.

(20)

2) Membaca pemahaman adalah membaca yang memfokuskan pada keterampilan memahami dan menguasai isi bacaan.

3) Membaca ide adalah membaca dengan memperoleh serta memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

4) Membaca kritis adalah membaca yang dilakukan denganpenuh tegang hati, mendalam, evaluatif, serta analitis, bukan hanya mencari kesalahan.

5) Membaca telaah dalam bahasa c) Tujuan dan Manfaat Membaca

Membaca memiliki banyak sekali tujuan. Apabila membaca tidak ada tujuan yang jelas, maka proses dan kegiatan membaca yang dilakukan tidak memiliki makna sama sekali.

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi dari sumber tertulis. Informasi ini diperoleh melalui proses pemaknaan terhadap bentuk-bentuk yang ditampilkan. Secara lebih khusus membaca sebagian suatu keterampilan bertujuan untuk mengenali aksara dan tanda-tanda baca, mengenali hubungan antara aksara dan tanda baca dengan unsur linguistik yang formal, serta mengenali hubungan antara bentuk dengan makna atau meaning.

(21)

Berdasarkan maksud, tujuan atau keintensifan serta cara dalam membaca, Tarigan (dalam Uswatun 2016) menyatakan beberapa tujuan membaca antara lain :

1) Membaca mampu memperoleh perincian-perincian atau fakta- fakta reading for details of facts. Tujuannya adalah untuk mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh seorang tokoh untuk memecahkan suatu masalah-masalah yang dibuat oleh sang seorang tokoh.

2) Membaca mampu memperoleh ide-ide utama reading for main ideas. Tujuannya adalah untuk mengetahui topik atau masalah di dalam bacaan. Untuk menemukkan ide pokok bacaan dengan membaca halaman demi halaman.

3) Membaca mampu mengetahui ukuran atau susunan, organisasi cerita reading for sequenceor organization. Tujuannya adalah untuk mengetahui bagian-bagian cerita dan hubungan antar bagian-bagian cerita.

4) Membaca mampu menyimpulkan atau membaca inferensi reading for inference. Pembaca diharapkan mampu merasakan sesuatu yang dirasakan oleh penulis.

5) Membaca mampu mengelompokkan atau mengklasifikasikan reading for classify. Tujuannya adalah untuk menemukkan hal- hal yang tidak wajar mengenai sesuatu hal.

(22)

6) Membaca dalam menilai atau mengevaluasi reading to evaluate.

Jenis membaca tersebut bertujuan menemukan suatu keberhasilan berdasarkan ukuran-ukuran tertentu. Membaca jenis ini memerlukan ketelitian dengan membandingkan dan mengujinya kembali.

7) Membaca dalam memperbandingkan atau mempertentangkan reading to compare or contrast. Tujuannya adalah untuk menemukkan bagaimana cara, perbedaan atau persamaan dua hal atau lebih.

Menurut Nurhadi (dalam Naswiani 2016:2) menyatakan bahwa tujuan membaca adalah:

a. Memahami isi buku secara menyeluruh.

b. Mampu menangkap atau menemukan ide pokok secara cepat.

c. Mampu menemukan suatu informasi tentang sesuatu yang terdapat dalam buku.

d. Mengenali memahami makna suatu istilah yang sulit. Ingin mengetahui peristiwa penting yang terjadi di seluruh dunia.

e. Mampu mengetahui peristiwa penting yang terjadi masyarakat sekitar.

f. Mampu mendapatkan nikmatan dari karya fiksi.

g. Mampu mendapatkan informasi tentang lowongan pekerjaan.

h. Mampu mencari merk barang yang cocok untuk dibeli.

i. Mampu menilai kebenaran gagasan pengarang/penulis.

(23)

j. Mampu menemukan alat tertentu (instrument affect).

k. Mampu menemukan suatu keterangan tentang pendapat seseorang atau keterangan tentang definisi suatu istilah.

Selain itu membaca juga memilih banyak manfaat di antaranya:

1) Membaca mampu dalam menghilangkan rasa kegundahan dan kecemasan.

2) seseorang mampu mengembangkan kefasihan dan keluwesan dalam bertutur kata.

3) Membaca mampu membantu menjernihkan cara berpikir dan mengembangkan pikiran.

4) Membaca meningkatkan pengetahuan, pemahaman seseorang, dan meningkatkan memori.

5) Seseorang mampu mengambil manfaat dari pengalaman orang lain.

6) Seseorang mampu mengembangkan kemampuannya baik untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin ilmu dan aplikasi didalam hidup.

7) Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca buku-buk keagamaan. Buku itu adalah penyampai ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju kebaikan dan menjauh dari kejahatan.

(24)

8) Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia dari hal negatif.

9) Seseorang bisa menguasai banyak kata dan memperoleh berbagai model kalimat.

4. Maharah Al-Qira’ah

a. Jenis-jenis Maharah Al-Qira’ah

Keterampilan membaca dapat diklasifikasi menjadi dua macam di antaranya:

1. Keterampilam membaca dari segi penyampaian

 Membaca nyaring (ةيرهجلا ةءارق) yaitu membaca dengan menekankan pada kegiatan anggota bicara dengan lisan, bibir, tenggorokan, untuk mengeluarkan bunyi.

 Membaca didalam hati (ةتماصلا ةءارق) yaitu membaca dengan melihat huruf dan memahami makna bacaan tanpa kegiatan organ bicara.

2. Membaca dari segi bentuknya

 Membaca intensif (ةفثكملا ةءارق) yaitu mempunyai cirri-ciri sebagai berikut :

a) Dilakukan didalam kelas bersama dengan pengajar.

b) Bertujuan dalam meningkatkan keterampilan dalam membaca dan memperkaya kosa kata serta menguasai tata bahasa yang dibutuhkan dalam membaca.

(25)

c) Pengajar mengawasi dan membimbing kegiatan itu serta memantau kemajuan peserta didik.

 Membaca ekstensif (ةعسوملا ةءارق) yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Kegiatan membaca dilakukan di luar kelas.

b) Tujuannya untuk meningkatkan pemahaman isi bacaan.

c) Sebelum kegiatan dilakukan pengajar mengarahkan, menentukan materi bacaan dan mendiskusikannya.

Menurut Effendy (2012:169-172) untuk melatih dua aspek kemahiran membaca, mempunyai beberapa jenis membaca antara lain yaitu:

1. Membaca Keras (ةيرهجلا ةءارق ) لا

Kegiatan membaca jenis ini yang ditekankan dalam membaca adalah:

a. Menjaga keterampilan bunyi bahasa Arab baik dari segi makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain.

b. Irama yang tepat dan enspresi yang menggambarkan perasaan penulis.

c. Lancar dan tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang.

d. Memperhatikan tanda baca atau tanda grafis.

2. Membaca dalam Hati (ةتماصلا ةءارق ) لا

Membaca dalam hati memiliki tujuan yaitu memperoleh pengertian baik pokok-pokok maupun rinciannya. Perlu

(26)

diciptakan suasana kelas yang tertib dalam kegiatan membaca dalam hati sehingga memungkinkan sisa untuk berkonsentrasi terhadap bacaannya. Oleh karena itu, membaca dalam hati merupakan sarana bagi jenis membaca yang lain, yakni membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif dan sebagainya.

3. Membaca cepat (ةيراسلا ةءارق ) لا

Tujuan dari membaca cepat adalah untuk mendorong siswa supaya berani membaca lebih cepat daripada biasanya.

Siswa tidak diminta memahami rincian-rincian isi, tetapi cukup dengan pokok-pokoknya saja. Namun perlu dingatkan bahwa tidak setiap bahan bacaan dapat dijadikan bahan membaca cepat.

Oleh sebab itu membaca cepat dapat disebut membaca perluasan.

4. Membaca rekreatif (ةيعاتمتسلإا ةءارق ) لا

Tujuannya yaitu memberikan bimbingan siswa-siswi dalam membaca cepat dan menikmati apa yang dibacanya.

Tujuannya yaitu untuk membina minat, keterampilan dan kecintaan membaca.

5. Membaca analitis (ةيليلحتلا ةءارقلا)

Membaca analitis ujuan utamanya adalah untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan mencari informasi dari bacaan

(27)

tertulis. Siswa dilatih agar dapat menggapai dan menunjukkan detail-detail yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis.

5. Pembelajaran Bahasa Arab a) Pengertian Bahasa Arab

Bahasa Arab adalah bahasa al-Qur’an dan al-Hadis, keduanya adalah dasar agama Islam serta bahasa kebudayaan Islam seperti filsafat, ilmu kalam, ilmu hadis, tafsir dan lain sebagainya. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa asing yang sejak dahulu dipelajari oleh para generasi muslim di dunia. Di Indonesia pun bahasa Arab dipelajari sejak anak usia dini, karena mayoritas masyarakat beragama islam, yang mana mereka memiliki kitab al-Qur’an yang diturunkan dengan bahasa Arab (Syaiful, 2011: 26)

b) Keterampilan Bahasa Arab

1. Keterampilan Menyimak (Al-Istima’)

Keterampilan menyimak ( عامتسلاا ةراهم) merupakan keterampilan awal dalam pembelajaran bahasa, baik bahasa ibu maupun bahas asing termasuk di dalamnya adalah bahasa Arab.

Menyimak adalah suatu kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan, dan juga sarana yang pertama kalinya yang digunakan oleh seseorang dalam hidup untuk bisa berinteraksi dengan orang lain.

(28)

Tujuan keterampilan menyimak di antaranya:

a. Mampu menyimakdan fokus pada materi yang didengar.

b. Mampu mengikuti apa yang didengar.

c. Mampu memahami sesuatu yang didengar dari ucapan penutur dengan cepat dan tepat.

d. Mampu memberikan kebiasaan mendengar sesai dengan nilai-nilai sosial dan pendidikan yang sangat penting.

e. Menanamkan kebiasaan kesegi keindahan pada saat menyimak.

f. Mampu mengetahui makna kosakata sesuai perkataan yang didengar.

g. Mampu menetapkan kebijaksanaan atas sesuatu yang didengar.

2. Keterampilan Berbicara (ملاكلا ةراهم)

Keterampilan berbicara atau ملاكلا ةراهم merupakan keterampilan yang paling penting dalam berbahasa.

Keterampilan ini adalah kelanjutan dari عامتسلاا ةراهم. Maharah al-kalam merupakanucapan dari bunyi-bunyi bahasa Arab dengan baik dan benar, sesuai dengan bunyi-bunyi yang berasal dari makhraj yang dikenal oleh para linguistik. Tujuan dari maharah al-kalam yaitu sarana berinteraksi dengan orang lain dan memahami apa yang dinginkan penutur.

(29)

3. Keterampilan Membaca (ةءارقلاا ةراهم)

Keterampilan membaca, materi terpenting diantara materi- materi pelajaran. Siswa yang unggul dalam pelajaran membaca mereka unggul dalam pelajaran yang lain pada semua jenjang pendidikan. Membaca adalah kegiatan yang meliputi pola fikir, menilai, menganalisis dan memecahkan masalah.

4. Keterampilan menulis (ةباتكلا ةراهم)

Keterampilan menulis ةباتكلا ةراهم merupakan keterampilan terakhir dalam beberapa keterampilan bahasa. Untuk menguasai keterampilan menulis ini secara baik dibutuhkan penguasaan keterampilan bahasa sebelumnya dengan dengan baik pula.

Dikarenakan menulis merupakan kegiatan menuangkan isi pikiran dalam bentuk tulisan yang tujuannya untuk dapat dipahami oleh pembaca yang tentu saja tidak sedang berhadapan atau bahkan tidak satu masa dengan penulis.

(30)

C. Kerangka penelitian

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah didentifikasikan sebagai masalah yang penting. Secara grafis pemikiran yang dilakukan oleh peneliti dapat digambarkan dengan bentuk sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Penelitian

Pada gambar 2.2 peneliti memiliki kerangka berpikir yaitu pada kondisi awal peneliti masih menggunakan metode ceramah, kemudian pada kondisi akhir peneliti menggunakan media Roda Iqra’ sebagai media pembelajaran yang mana akan memberikan suasana lebih menyenangkan dan tidak terkesan monoton pada saat pembelajaran.

Hasil nilai posttest Penyebar

an soal posttest Penelitian sesudah

menggunkan permainan roda

iqra’

Kondisi akhir

Hasil nilai pretes Penyebar

an soal pretes Penelitian sebelum

menggunkan permainan roda

iqra’

Kondisi awal

(31)

D. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti akan memberikan sebuah jawaban sementara atau hipotesis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ho = permainan Roda Iqra’ tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab siswa kelas X Bahasa dan X MIPA 2 MAN 1 Malang.

Ha = permainan Roda Iqra’efektif untuk meningkatkan keterampilan membaca bahasa Arab siswa kelas X Bahasa dan X MIPA 2 MAN 1 Malang.

Gambar

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Roda Iqra’
Gambar 2.2 Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

sekunder bempa data oseanografi yang diperoleh dari Bapedda Kota Denpasar dan data kualitas perairan serta kondisi ekosistem temmbu karang sebelum kegiatan dilakukan.. Penelitian

Hasil tersebut berbeda dengan penelitian lainnya yang dilakukan langsung kepada pasien serta dilengkapi dengan data rekam medis pasien di Swedia yang menunjukkan bahwa

Pada Bab II ini akan dikaji pustaka yang relevan dengan penelitian yang berjudul: “Penerapan Pendekatan Konstruktivistik Melalui Dialog untuk Meningkatkan Kemampuan

Berdasarkan penelitian terhadap “mafia” dalam lirik lagu gosip jalanan, terdapat kesimpulan bahwa mafia digambarkan sebagai pihak yang memiliki sifat ingin kekuasaan dan

Kegiatan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID) Pembantu Pada Biro Pemerintahan Sekretariat Daerah Provinsi Banten tahun anggaran 2016 harus ditunjang oleh kemudahan

Kawasan penyimpanan produk mestilah dilengkapi pencahayaan dan pengalihan udara yang sesuai untuk menyimpan dan mengendalikan bahan berbahaya.. Gunakan pengalihan udara

Pemilukada secara langsung dipilih oleh rakyat mempunyai dampak positif diantaranya adalah dapat memutus oligarki yang dilakukan sekelompok elit dalam penentuan

Definisi ini dipenuhi oleh elemen-elemen rangkaian seperti R, L, dan C, karena elemen-elemen ini akan memberikan sinyal keluaran (tegangan atau arus) tertentu jika diberi