• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN

SPASIAL SISWA

Ketut Yogi Nugraha1, Gede Sedanayasa2, I Gusti Ngurah Japa3

1,3Jurusan PGSD, 2Jurusan BK, FIP Universitas Pendidikan Ganesha

Singaraja, Indonesia

e-mail:ketutyoginugraha@gmail.com1, sedanayasa@yahoo.com2, ngrjapa_pgsd@yahoo.com3

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendekatan matematika realistik terhadap hasil belajar matematika ditinjau dari kemampuan spasial. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu dengan desain faktorial 2x2. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas V Gugus V Kecamatan Buleleng tahun pelajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini yaitu siswa kelas V SD No.1 Sari Mekar dan SD No.1 Nagasepaha. Data hasil belajar Matematika dan Kemampuan Spasial dikumpulkan dengan instrumen tes berbentuk pilihan ganda. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji ANAVA dua jalur untuk hipotesis 1 dan 2. Kemudian dilanjutkan dengan uji t-scheffe untuk hipotesis 3 dan 4. Hasil analisis data menunjukkan bahwa: (1) terdapat perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pendekatan matematika realistik dan pendekatan konvensional dengan nilai Fhit = 44,62 dan Ftab=4,08, (2) terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar Matematika siswa dengan nilai Fhitung=5,97 dan Ftab=4,08, (3) terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pendekatan matematika realistik dan pendekatan konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi dengan nilai thitung=3,209 dan ttab=1,994, dan (4) terdapat perbedaan hasil belajar Matematika antara siswa yang mengikuti pendekatan matematika realistik dengan pendekatan konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah dengan nilai thitung=6,579 dan ttab=1,994. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar Matematika ditinjau dari kemampuan spasial.

Kata-kata kunci: pendekatan matematika realistik, kemampuan spasial, hasil belajar Matematika

Abstract

This study aims to determine the effect of realistic mathematics approach to mathematics learning result in terms of spatial ability. The research is a quasi-experimental design with a 2x2 factorial. This study population is class 5th cluster V of Buleleng District in the academic year 2014/2015. Samples of this research that fifth grade students SD No.1 Sari Mekar and SD No.1 Nagasepaha. Data from study Mathematics and Spatial Ability collected by objective tests. Data collected were analyzed using ANOVA two paths for hypotheses 1 and 2. Then followed by Scheffe's t-test hypotheses 3 and 4. The results show that: (1) there is a difference between the mathematics learning result of students who take mathematics realistic approach and the conventional approach to the value of Fobs=44.62 and Ftab=4.08, (2) there is an interaction effect between learning approach and spatial abilities to mathematics student learning result with value Fobs=5.97 and Ftab=4.08, (3) there are differences between the mathematics learning results of students who take mathematics realistic approach and conventional approaches to students who have a high spatial capabilities with a value of tobs=3.209 and ttab=1.994, and (4)

(2)

there is a difference between the mathematics learning result of students who take mathematics realistic approach with conventional approaches to students who have low spatial ability with a value of tobs=6.579 and ttab=1.994. So it can be concluded that the approach realistic mathematics and spatial abilities affect the results of student learning mathematics.

Key words: realistic mathematics approach, spatial ability, learning result Mathematics

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan sesuatu yang penting dalam kehidupan. Pendidikan dipandang sebagai proses yang sangat bermanfaat bagi manusia di dalam kehidupan yang bukan semata-mata hanya sebagai persiapan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Pendidikan juga memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa melalui kegiatan pengajaran, bimbingan guna peranannya dimasa mendatang. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 (Pasal 1) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan,

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dan Kurikulum KTSP Tahun 2006 menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas beberapa mata pelajaran dan salah satunya adalah mata pelajaran matematika.

Matematika merupakan dasar untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain. Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi

untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.

Akan tetapi kenyataan di lapangan ditemukan masih banyak siswa di tingkat sekolah dasar yang memiliki kemampuan matematika rendah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan pada tanggal 11-14 Januari 2014 pada siswa kelas V di SD Gugus V Kecamatan Buleleng, ditemukan ditemukan hasil belajar matematika siswa kelas V masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 65. Hasil belajar matematika yang rendah disebabkan oleh beberapa faktor, (1) pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), (2) dalam proses pembelajaran matematika seorang guru cenderung berorientasi pada materi yang tercantum dalam buku teks, (3) pada umumnya penyampaian pembelajaran yang dikemas kurang menarik serta kurang mudah dipahami siswa, (4) siswa kurang antusias dalam pembelajaran matematika karena lebih sering diberi soal-soal matematis dari pada mengaitkannya dengan kehidupan sehari-hari. Hal ini membuat siswa kurang memahami materi pelajaran, sehingga berdampak pada hasil belajar matematika yang rendah. Berbagai masalah tersebut timbul karena dalam pembelajaran di kelas guru masih banyak menggunakan Pendekatan konvensional.

Menurut Suleman (dalam Rasana, 2009:18) “pendekatan konvensional merupakan metode dalam mengajar yang bersifat hafalan (ingatan)”. Hal ini menunjukkan bahwa ceramah mendominasi kegiatan belajar mengajar yang menekankan hafalan tersebut.

Pembelajaran dengan ceramah sangat tidak sesuai dalam pembelajaran matematika, karena konsep-konsep yang terkandung dalam matematika merupakan konsep yang memiliki tingkat abstraksi tinggi. Dengan ceramah, siswa cenderung siswa menghafal

(3)

contoh-contoh yang diberikan guru tanpa terjadi pembentukan konsepsi yang benar dalam struktur kognitif siswa. Karena objek matematika yang bersifat abstrak, guru dituntut untuk selalu berinovasi dalam melaksanakan proses pembelajaran matematika. Inovasi guru tersebut misalnya dalam hal pemilihan pendekatan pembelajaran, agar materi yang diberikan oleh guru mudah dipahami oleh siswa sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat meningkat.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersebut adalah Pendekatan Matematika Realistik.

Pendekatan Matematika Realistik memungkinkan siswa untuk dapat aktif bekerja sehingga membangun sendiri pengetahuannya. “Dalam melaksanakan pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan matematisasi dengan masalah kontekstual yang realistik bagi siswa” (Japa & Suarjana, 2012:70). Menurut Wijaya (2012:20)

“Pendekatan Matematika Realistik merupakan suatu pendekatan pembelajaran matematika yang harus selalu menggunakan masalah sehari-hari”.

Kebermaknaan konsep matematika merupakan konsep utama dari Pendekatan Matematika Realistik. Dalam matematika, setiap konsep yang abstrak yang baru dipahami siswa perlu segera diberi penguatan, agar mengendap dan bertahan lama dalam memori siswa. Sehingga akan melekat pada pola pikir dan pola tindakannya. Untuk keperluan inilah, maka diperlukan adanya pembelajaran melalui perbuatan dan pengertian, tidak hanya sekedar hafalan atau mengingat fakta saja, karena hal ini akan mudah dilupakan siswa.

Pendekatan Matematika Realistik akan meningkatkan hasil belajar siswa. Ini dikarenakan dengan menggunakan Pendekatan Matematika Realistik, siswa akan terlibat langsung dalam menemukan kembali ide dan konsep matematika melalui eksplorasi masalah-masalah nyata, sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna.

Selain pendekatan pembelajaran yang tepat, seorang siswa akan mendapat hasil

belajar matematika yang baik apabila siswa tersebut mempunyai Kemampuan Spasial yang tinggi. Sumarjo (dalam Parwata, 2013) menyatakan bahwa bakat spasial adalah kemampuan seseorang dalam memahami ruang, bagan dan gambar. Untuk mengetahui bakat spasial yang dimiliki seseorang maka perlu diukur dengan menggunakan tes. Tes yang digunakan adalah tes gambar. Kemampuan ini juga melibatkan kemampuan untuk melihat obyek dari berbagai sudut pandang. Penggunaan kemampuan spasial seperti membuat bagan, bentuk-bentuk geometri dapat membantu siswa menguasai matematika.

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu, (1) untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan konvensional, (2) untuk mengetahui pengaruh interaksi antara endekatan matematika realistik dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar matematika siswa, (3) untuk mengetahui perbedaaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan konvensional pada kelompo siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi, dan (4) untuk mengetahui perbedaaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan pendekatan konvensional pada kelompo siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi

METODE

Penelitian yang dilaksanakan termasuk jenis penelitian eksperimen, sehingga penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu (Quasi Eksperiment) karena tidak semua variabel (gejala yang muncul) dan kondisi eksperimen dalam penelitian ini dapat diatur dan dikontrol secara ketat. Tempat pelaksanaan penelitian ini adalah di SD Gugus V Kecamatan Buleleng, pada rentang waktu

(4)

semester II (genap) tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan rancangan Non-Equivalent Post Test Only Control Group Design dengan rancangan

factorial 2x2. rancangan penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Rancangan Faktorial 2 × 2 Pendekatan (A)

Kemampuan Spasial (B)

Matematika Realistik (A1)

Konvensional (A2) Kemampuan Spasial tinggi (B1) (A1) (B1) (A2) (B1) Kemampuan Spasial rendah (B2) (A1) (B2) (A2) (B2)

(Dimodifikasi dari Koyan, 2012:48) Keterangan:

(A1) : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Matematika Realistik (A2) : Kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan Konvensional

(B1) : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi (B2) : Kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD gugus V Kecamatan Buleleng dengan jumlah siswa sebanyak 130 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik random sampling. Sebelum di lakukan teknik random sampling, terlebih dahulu dilakukan pengujian kesetaraan, dan hasilnya adalah seluruh SD di gugus V Kecamatan Buleleng adalah setara. Uji kesetaraan dilakukan dengan menggunakan ANAVA A.

Berdasarkan hasil random sampling, diperoleh sampel yaitu siswa kelas V SD No.1 Sari Mekar sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V SD No.1 Nagasepaha sebagai kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan Matematika Realistik dan kelas kontrol diberikan perlakuan pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Selanjutnya,

setiap kelompok dipilih kembali menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi dan kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah.

Data hasil belajar dan kemampuan spasial siswa dikumpulkan dengan tes yang berbentuk tes pilihan gandadengan emat pilihan. Sebelum melakukan penelitian, dilakukan uji ahli (judges) dan uji coba terhadap isi dari instrumen penelitian. Data yang diperoleh dari uji coba instrument dianalisis dengan menggunakan uji validitas tes, reliabilitas tes, daya beda tes, dan tingkat kesukaran tes. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan ANAVA dua jalur.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Rekapitulasi deskriptif masing-masing variabel disajikan pada tabel 2

Tabel 2. Rekapitulasi Deskriptif Setiap Variabel

Statistik A1 A2 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2

Skor Maksimum 96 92 94 84 92 68

Skor Minimum 60 40 64 60 60 40

Mean 80,5 64,7 85,25 74,14 75,25 53

Median 79,9 63,93 87,5 75,5 75,1 53

Modus 75,5 61 91,1 77 74,93 53

Varians 93,219 214,154 79,995 45,549 101,324 79,21 SD 9,655 14,634 8,944 6,794 10,066 8,90

Jumlah 2396 1940 1360 1366 1200 740

(5)

Keterangan:

A1 : Hasil Belajar Matematika siswa yang mengikuti Pendekatan Matematika Realistik

A2 : Hasil Belajar Matematika siswa yang mengikuti Pendekatan Konvensional A1B1 : Hasil Belajar Matematika siswa yang

mengikuti Pendekatan Matematika Realistik yang dan memiliki Kemampuan Spasial Tinggi

A1B2 : Hasil Belajar Matematika siswa yang mengikuti Pendekatan Matematika Realistik dan Memiliki Kemampuan Spasial Rendah.

A2B1 : Hasil Belajar Matematika siswa yang mengikuti Pendekatan konvensional dan Kemampuan Spasial Tinggi A2B2 : Hasil Belajar Matematika siswa yang

mengikuti Pendekatan konvensional dan Kemampuan Spasial Rendah.

Data hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik (A1), mempunyai rentangan nilai teoritik 0-100, n

= 30, mean = 80,5, median = 79,9, modus = 75,5, varian = 93,219 dan simpangan baku = 9,655. Data di atas memiliki nilai Mo<Md<M, dengan demikian, data di atas termasuk kurva juling positif yang berarti sebagian besar nilai cenderung rendah

Data hasil belajar Matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional (A2) mempunyai rentangan nilai teoritik 0-100, n = 30, mean

= 64,7, median = 63,93, modus = 61, varian

= 214,154 dan simpangan baku = 14,634.

Data di atas memiliki nilai Mo<Md<M, dengan demikian, data di atas termasuk kurva juling negatif yang berarti sebagian besar nilai cenderung rendah

Data hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dan memiliki kemampuan spasial tinggi (A1B1) mempunyai rentangan nilai teoritik 0-100, n

= 16, mean = 85,25, median = 87,5, modus

= 91,1, varian = 79,995 dan simpangan baku

= 8,944. Data di atas memiliki nilai Mo>Md>M, dengan demikian, data di atas termasuk kurva juling negatif yang berarti sebagian besar nilai cenderung tinggi

Data hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dan memiliki kemampuan spasial rendah (A1B2) mempunyai rentangan nilai teoritik 0-100, n

= 14, mean = 74,14, median = 75,5, modus

= 77, varian = 45,549 dan simpangan baku

= 6,794. Data di atas memiliki nilai Mo>Md>M, dengan demikian, data di atas termasuk kurva juling negatif yang berarti sebagian besar nilai cenderung tinggi

Data hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional dan memiliki kemampuan spasial tinggi (A2B1) mempunyai rentangan nilai teoritik 0-100, n

= 16, mean = 75,25, median = 75,1, modus

= 74,93, varian = 101,324 dan simpangan baku = 10,066. Data di atas memiliki nilai Mo<Md<M, dengan demikian, data di atas termasuk kurva juling positif yang berarti sebagian besar nilai cenderung rendah

Data hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional dan memiliki kemampuan spasial rendah (A2B2) mempunyai rentangan nilai teoritik 0-100, n

= 14, mean = 53, median = 53, modus = 53, varian = 79,21 dan simpangan baku = 8,90.

Data di atas memiliki nilai Mo=Md=M, dengan demikian, data di atas termasuk kurva juling normal.

Untuk menentukan kecendrungan skor hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan konvensional dan memiliki kemampuan spasial tinggi, terlebih dahulu dihitung mean ideal (Mi) dan standar deviasi idial (Sdi). Mi

=1/2 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal) = 1/2 (100 + 0) = 50. Sdi = 1/6 x (skor maksimal – skor minimal) = 1/6 (100-0) = 16,67.

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut selanjutnya disusun klasifikasi skor hasil belajar matematika siswa mengacu pada norma kerangka teoretik kurva normal ideal dengan lima kategori. jika X ≥ 80 maka termasuk dalam kategori sangat baik, 80 > X

≥ 60 maka termasuk dalam kategori baik, 60 > X ≥ 40 maka termasuk kategori sedang, 40 >X ≥ 20 maka termasuk kategori kurang, X < 20 maka termasuk kategori sangat kurang. Sehingga berdasarkan pada

(6)

konversi Norma Relatif Skala Lima diperoleh data sebagai berikut.

Tabel 3. Rekapitulasi Deskriptif Masing-Masing Variabel

Kelompok X Kelas Interval Kasifikasi

A1 85,5 X ≥ 80 Sangat baik

A2 64,7 80 > X ≥ 60 baik

A1B1 85,25 X≥80 Sangat baik

A1B2 74,14 80 > X ≥ 60 baik

A2B1 75,25 80 > X ≥ 60 baik

A2B2 54,64 75 ≤ M < 100,00 sedang

Selanjutnya, dari data yang diperoleh tersebut Kemudian dilakukan uji normalitas dan homogenitas. Syarat agar dapat dilanjutkan ke uji hipotesis adalah data harus berdistribusi normal dan berasal dari varians yang homogen.

Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan teknik Chi-square.

Penghitungan uji normalitas menggunakan

Chi-kuadrat (χ2) menunjukkan bahwa harga χ2hitung lebih kecil daripada harga χ2tabel untuk semua kelompok siswa. Dengan kata lain, kedelapan kelompok siswa berdistribusi normal. Ringkasan uji normalitas untuk kedelapan kelompok siswa tersebut disajikan pada Tabel 4

Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Sampel

No. Kelompok

Sampel Jumlah

Sampel χ 2hitung χ 2tabel Kesimpulan

1 A1 30 8,474 9,488 Normal

2 A2 30 6,695 7,815 Normal

3 A1B1 16 6,189 7,815 Normal

4 A2B1 14 3,381 5,591 Normal

5 A2B1 16 5,874 7,815 Normal

6 A2B2 14 4,116 5,591 Normal

Kemudian dilanjutkan dengan uji homogenitas varians dimaksudkan untuk meyakinkan bahwa perbedaan yang diperoleh dari uji ANAVA dua jalur benar- benar berasal dari perbedaan antar kelompok, bukan disebabkan oleh perbedaan di dalam kelompok. Uji homogenitas varians dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlett. Uji Bartlett digunakan untuk mencari homogenitas varians antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan yang mengikuti

pembelajaran dengan pendekatan konvensional, dari uji homogenitas ditemukan harga χ2hitung = 2,234 < harga χ2tabel = 7,815 sehingga H0 diterima. Jadi, jika H0 diterima berarti keempat kelompok adalah homogen. Dari hasil analisis uji prasyarat (normalitas dan homogenitas) diperoleh bahwa data hasil belajar siswa adalah normal dan homogen, sehingga dilanjutkan dengan uji hipotesis dengan ANAVA dua jalur tercantum pada Tabel 5.

Tabel 5. Ringkasan Anava Dua Jalur Hasil Belajar Matematika Sumber Variasi Fhitung Ftabel Keterangan

A 44,62 4,08 Signifikan

B 52,79 4,08 Signifikan

(7)

Inter AB 5,97 4,08 Signifikan Berdasarkan perhitungan Anava dua

jalur pada tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, pada pengujian hipotesis pertama, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dengan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. Kemudian, pada pengujian hipotesis kedua, hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternative (Ha) diterima. Hal ini berarti terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar Matematika siswa. maka pola interaksi dapat digambarkan seperti Gambar 1.

Gambar 1. Pola Interaksi

Karena hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar matematika siswa, maka pengujian hipotesis ketiga dapat dilanjutkan dengan menggunakan uji t- Scheffe.

Pengujian hipotesis ketiga, dari hasil penghitungan dengan uji t-scheffe diperoleh thitung sebesar 3,209, lebih besar dari pada ttabel untuk taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,994. Dengan demikian hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekaan matematika realistik dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi. Terakhir, pada pengujian hipotesis keempat, dari hasil penghitungan dengan uji t-scheffe diperoleh

thitung sebesar 6,579, lebih besar daripada ttabel untuk taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,994. Dengan demikian hipotesis nol (H0) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.

Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekaan matematika realistik dengan siswa yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, menunjukkan bahwa secara umum kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik memiliki hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional.

Pengujian keempat hipotesis yang diajukan pada penelitian ini telah menghasilkan rangkuman hasil uji hipotesis sebagai berikut. Hipotesis pertama, terbukti bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional. Hal ini ditunjukkan dengan koefisien ANAVA (F) sebesar 44,62 yang ternyata signifikan.

Selanjutnya terbukti bahwa hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dengan nilai rata-rata sebesar 80,5 lebih tinggi daripada hasil belajar matematika dari kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran konvensional dengan nilai rata-rata sebesar 54,7.

Hipotesis kedua, menunjukkan terdapat pengaruh interaksi antara pendekatan matematika realistik dan kemampuan spasial siswa terhadap hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan hasil analisis Varians dua-jalur menunjukkan bahwa nilai Fhitung sebesar 5,97 ternyata lebih besar daripada Ftabel untuk taraf signifikansi 0,05 sebesar 4,08. Ini berarti terdapat interaksi antara penerapan pendekatan matematika realistik dengan kemampuan spasial siswa dalam

(8)

pengaruhnya terhadap hasil belajar matematika.

Hipotesis ketiga, hasil perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa Rata- rata jumlah Kuadrat Dalam (RJKD) sebesar 77,67. Selanjutnya dilakukan uji t-schaffe untuk menentukan kelompok mana yang lebih unggul. Dari hasil uji t-scheffe diperoleh thitung sebesar 3,209, sedangkan ttabel untuk taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,994. Kelompok siswa mengikuti pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan memiliki kemampuan spasial tinggi (A1B1) memiliki skor hasil belajar matematika rata-rata sebesar 85,25, sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pendekatan konvensional dan memiliki kemampuan spasial tinggi (A2B1) memiliki skor hasil belajar matematika rata-rata sebesar 75,25. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pendekatan metematika realistik dengan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pendekatan konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi.

Hipotesis keempat, hasil perhitungan ANAVA dua jalur menunjukkan bahwa Rata- rata jumlah Kuadrat Dalam (RJKD) sebesar 77,67. Selanjutnya dilakukan uji t-schaffe untuk menentukan kelompok mana yang lebih unggul. Dari hasil uji t-scheffe diperoleh thitung sebesar 6,579, sedangkan ttabel untuk taraf signifikansi 0,05 sebesar 1,994. Kelompok siswa mengikuti pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik dan memiliki kemampuan spasial rendah (A1B2) memiliki skor hasil belajar matematika rata-rata sebesar 74,14, sedangkan kelompok siswa yang mengikuti pendekatan konvensional dan memiliki kemampuan spasial rendah (A2B2) memiliki skor hasil belajar matematika rata-rata sebesar 53 . Dengan demikian, terdapat perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang mengikuti pendekatan metematika realistik dengan hasil belajar matematika siswa yang mengikuti pendekatan konvensional pada siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah.

Hasil uji hipotesis tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran dengan

pendekatan matematika realistik lebih unggul dalam meningkatkan hasil belajar matematika siswa daripada pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran konvensional pada siswa yang memiliki spasial tinggi maupun rendah. Hal ini disebabkan dalam pendekatan matematika realistik setiap pembelajaran dimulai dengan memberikam masalah yang sesuai dengan lingkungan sekitar siswa. Japa & Suarjana (2012:79) menyatakan “dalam setiap kesempatan pembelajaran dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi (kontekstual)”. Masalah yang dikembangkan berasal dari bahan-bahan ajar yang dekat, dikenal dan menarik perhatian siswa. Sehingga akan memudahkan siswa memahami materi pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar matematika.

Selain mengaitkan materi dengan dunia nyata, di dalam pembelajaran siswa diajak untuk memecahkan masalah sendiri sesuai dengan kemampuan siswa dan menemukan sendiri jawabannya dengan dibimbing oleh guru. dengan menemukan sendiri jawaban maka siswa akan dapat mengingat pelajaran lebih lama, hal ini menjadi pemicu peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan pendekatan pembelajaran konvensional yang mengacu pada Permendiknas No. 41 tahun 2007 dalam pelajaran matemaika belum memperlihatkan kreatifitas dan keaktifan siswa. Siswa lebih banyak mendengarkan ceramah kemudian diberikan pertanyaan atau berupa latihan soal berhitung yang bersifat abstrak yang tidak dikaitkan dengan kehidupan nyata (kontekstual). Hal inilah yang menyebabkan siswa kesulitan untuk memahami pelajaran di sekolah sehingga hasil belajar menurun.

Hasil temuan ini memperkuat temuan dari Putu Suwarniti (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika Realistik Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SD Di Gugus III Kecamatan Banjar” memperoleh hasil bahwa siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan dengan matematika realistic mempunyai hasil belajar matematika yang lebih tinggi daripada siswa yang dibelajarkan

(9)

dengan pendekatan konvensional. Suweni (2011) dalam penelitiannya yang berjudul

“Peningkatan minat dan hasil belajar matematika melalui penerapan pendekatan matematika realistik pada siswa kelas V SD No 1 Darmasaba Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Tahun Pelajaran 2010/2011” memperoleh hasil bahwa meningkatnya minat dan hasil belajar matematika setelah diterapkannya pendekatan matematika realistik pada siswa kelas V SD. I Wayan Parwata (2013) dalam penelitiannya yang judul “Pengaruh Implementasi Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT) Terhadap Hasil Belajar Geometri Dengan Kovariabel Kemampuan Spasial Siswa Kelas V Sekolah Dasar Di Gugus Ngurah Rai Kecamatan Denpasar Barat” memperoleh hasil bahwa adanya kontribusi yang signifikan kemampuan spasial terhadap hasil belajar matematika siswa kelas V SD.

Dari uraian di atas, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pendekatan matematika realistik dalam peningkatan hasil belajar matematika siswa pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi maupun rendah.

SIMPULAN DAN SARAN

Beberapa temuan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

(1) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional. Dari rata-rata hasil belajar matematika yang diperoleh, diketahui bahwa pada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik rata-rata hasil belajarnya lebih tinggi daripada kelompok siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional, jadi pendekatan matematika realistik berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa (2) Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan anatara pendekatan dan kemampuan spasial terhadap hasil belajar matematika, (3) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan

matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi. Dari rata-rata hasil belajar matematika yang diperoleh, diketahui bahwa pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi dan dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik, rata-rata hasil belajarnya lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi dan dibelajarkan dengan pendekatan konvensional, jadi terdapat pengaruh yang signifikan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik terhadap hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi (4) Terdapat perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan antara kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik dan kelompok siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan konvensional pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah. Dari rata-rata hasil belajar matematika yang diperoleh, diketahui bahwa pada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah dan dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik, rata-rata hasil belajarnya lebih tinggi daripada kelompok siswa yang memiliki kemampuan spasial rendah dan dibelajarkan dengan pendekatan konvensional, jadi terdapat pengaruh yang signifikan siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan matematika realistik terhadap hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial tinggi

Berdasarkan temuan tersebut, disimpulkan bahwa pendekatan matematika realistik berpengaruh terhadap hasil belajar matematika pada siswa dengan kemampuan spasial tinggi maupun rendah pada siswa kelas V SD Gugus V Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng.

Kelemahan pendekatan matematika realistik yang diterapkan dalam penelitian ini hanya terbaas pada hasil belajar yang ditinjau dari perbedaan tingkkat kemampuan spasial. Selain hasil belajar, tentunya ada beberapa variabel lain yang dapat ditingkatkan melalui pembelajaran dengan pendekatan matematika realistik misalnnya kemampuan pemecahan masalah, berpikir

(10)

tingkat tinggi, berfikir kreatif dan yang lainnya. Begitu pula variabel moderatnya, pada penelitian ini hanya terbatas pada tingkat kemampuan spasial siswa.

Sebenarnya selain tingkat kemampuan spasial ada variabel lain yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa misalnya gaya belajar, motivasi siswa, kemampuan numeric siswa dan yang lainnya.

Saran yang dapat disampaikan berdasarkan penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut. Pendekatan matematika realistik perlu diperkenalkan dan dikembangkan lebih lanjut kepada guru, siswa dan praktisi pendidikan lainnya sebagai pendekatan pembelajaran alternatif selain pembelajaran dengan pendekatan konvensional. Selain itu, pendekatan matematika realistik tersebut membuat siswa-siswa di sekolah dasar menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan kemampuan matematika karena mereka belajar matematika sesuai dengan keadaan di lingkungannya.

Guru-guru di sekolah dasar agar lebih berinovasi dalam pembelajaran dengan menerapkan suatu pendekatan pembelajaran yang inovatif dan didukung untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sekolah-sekolah yang mengalami permasalahan rendahnya hasil belajar matematika, disarankan untuk mengimplementasikan pendekatan matematika realistik dalam pembelajaran di sekolah tersebut.

Peneliti yang berminat untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang pendekatan matematika realistik dalam bidang ilmu matematika maupun bidang ilmu lainnya yang sesuai agar memperhatikan kendala-kendala yang dialami dalam penelitian ini sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dan penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.

DAFTAR RUJUKAN

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. 2005. Departemen Pendidikan Nasional.

Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2003.

Departemen Pendidikan Nasional.

Rasana, I.D.P.R. 2009. Model-model Pembelajaran. Singaraja: Undiksha.

Parwata, I.W. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Geometri Ditnjau dari Kemampuan Spasial Siswa Kelas V SD. Tesis (tidak diterbitkan). Program Pascasarjana, Undiksha.

Japa, I.G.N & I Made Suarjana. 2012.

Pembelajaran Matematika SD.

Singaraja: Undiksha.

Koyan. 2012. Statistik Pendidikan Teknik Analisis Data Kuantitatif. Singaraja:

Undiksha Press.

Gambar

Tabel 3. Rekapitulasi Deskriptif Masing-Masing Variabel
Gambar 1. Pola Interaksi

Referensi

Dokumen terkait

Edward III mengajukan pendekatan masalah implementasi dengan terlebih dahulu mengemukakan dua pertanyaan pokok, yakni: (i) faktor apa yang mendukung keberhasilan

maka muncul Wireless Network Connection Properties, dan setelah itu setting ip address dengan mengklik Internet Protocol version 4(TCP/IPv4) seperti pada gambar dibawah,

Perlakuan yang menunjukkan penurunan persentase nilai COD yang terendah yaitu perlakuan dengan tanpa lumpur aktif dan penambahan 0,3% dolomit, hal ini terjadi

Variabel iklim psikologis memiliki pengaruh secara signifikan terhadap OCB karyawan yang dimediasi oleh komitmen afektif, di mana variabel iklim psikologis memiliki pengaruh

Kandungan spesies ini cenderung lebih berlimpah pada bagian di luar perairan, dibandingkan lokasi-lokasi yang berada tidak jauh dari pantai sekitar perairan Bakauheni, kecuali

Hasil analisis mengungkapkan bahwa program ILC episode “PKI, hantu atau nyata?” dikonstruksikan dengan menempatkan PKI sebagai pihak yang bersalah, dan kekejaman PKI pada

Saat ini kami berkumpul dalam rangka mengikuti "Upacara Bendera Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018", untuk itu Ya Allah jadikan kegiatan ini, kegiatan yang penuh rahmat, kegiatan yang membawa manfaat, dan kegiatan yang penuh dengan hikmat. Ya Rob, berkati dan ridhoi acara kami

Sehubungan dengan telah dilakukan evaluasi penawaran administrasi dan teknis Pekerjaan Penyusunan Masterplan Potensi dan Sinergi Pembangunan Infrastruktur Wilayah Perbatasan