BAB 2 METODE 2.1 Strategi Pencarian Literatur
2.1.1 Protokol dan Registrasi
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita. Protokol dari literature review akan menggunakan PRISMA checklist untuk menentukan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan dengan tujuan dari literature review.
2.1.2 Database
Literature review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi
penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature yang
dilakukan pada bulan September – Oktober 2020. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan
langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel
jurnal bereputasi baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah
ditentukan. Pencarian literature dalam literature review ini menggunakan empat
database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang yaitu, Scopus, ProQuest,
Science Direct dan Google Scholar.
2.1.3 Kata Kunci
Pencarian literature menggunakan key word dan boolean operator (AND, OR NOR or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas atau menspesifikan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan artikel yang akan digunakan.
Kata kunci dalam literature review ini disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH).
Tabel 2.1 Kata Kunci Literature Review Environmental
Factor
Stunting Children
AND OR OR
Sanitation Malnutrition Underfive children
AND OR
Physical environment
Undernutrition
OR OR
Household environment
Growth disorder
2.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS framework, yang terdiri dari :
1) Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
2) Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
3) Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan sebagai pembanding, jika tidak ada yang bisa menggunakan kelompok kontrol dalam studi yang terpilih.
4) Outcome yaitu hasil atau luaran yang diperoleh dari studi terdahulu yang sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature review.
5) Study design yaitu desain penelitian yang digunakan dalam artikel yang akan di review.
Tabel 2.2 Format PICOS dalam Literature Review
Kriteria Inklusi Eksklusi
Population I Anak-anak dengan usia dibawah lima tahun yang mengalami kejadian stunting
Anak-anak dengan stunting dengan riwayat BBLR, riwayat alergi, riwayat infeksi berulang Intervention Tidak ada Intervensi
Comparators Tidak ada perbandingan
Outcomes Faktor lingkungan yang
mempengaruhi kejadian stunting pada anak usia dibawah lima tahun
Faktor lain selain faktor lingkungan, seperti faktor kecukupan gizi anak, pengetahuan ibu, pemberian ASI Study Design and
publication type
Quasi-experimental studies, randomized control and trial, cross
Book chapter , Conference
abstract,literature or
sectional studies, case control studies dengan fulltext dan open access
systematic review
Tahun Terbit Jurnal atau artikel diatas tahun 2015 (Tahun publikasi lima tahun terkahir )
Jurnal atau artikel dibawah tahun 2015
Bahasa Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia
Bahasa selain bahasa inggris misalnya bahasa Cina, Jerman, Prancis, Rusia dll
2.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
2.3.1 Hasil pencarian dan seleksi studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di empat database dengan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan dengan MeSH, peneliti mendapatkan sebanyak 1.077 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, di skrining dan di identifikasi ditemukan terdapat 443 buah artikel yang dikeluarkan dan tersisa 191 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan judul sesuai dengan topic penelitian yaitu faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita, untuk artikel yang tidak sesuai kemudian dikeluarkan sebanyak 156 artikel dan tersisa 35 artikel. Sebanyak 35 artikel kemudian di exclude kembali agar mendapatkan artikel yang paling relevan dengan topic penelitian.
Assesmen yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria inklusi dan
eksklusi didapatkan sebanyak 13 artikel yang bisa digunakan dalam literature review. Literature review ini memfokuskan pada hasil-hasil penelitian dengan faktor lingkungan yang mempengaruhi kejadian stunting pada anak balita. Artikel dilakukan ekstraksi data berupa citation, metode, pengukuran dan hasil akhir (result). Metode yang digunakan untuk mengkritisi artikel yang akan digunakan adalah menggunakan instrument Critical Appraisal Skill Program (CASP).
Instrumen ini mengidentifikasi literature melalui screaning questions. Hasil
seleksi artikel studi dapat digambarkan dalam Diagram Flow dibawah ini :
Gambar 2.1 Diagram Flow Pencarian Artikel
Pencarian menggunakan database diseleksi tahun dan bahasa (1.077)
- Proquest : (n=491) - Scopus (n=138) - Science Direct (n=156) - Google Scholar (n=292)
Seleksi duplikat (n = 634)
Jurnal yang diidentifikasi dan skrining (n = 634)
Identifikasi judul dan abstrak (n = 191)
Full text dinilai kelayakan (n= 35)
Jurnal akhir yang dapat dianalisa (n= 13)
Excluded (n=443) Participants
Tidak fokus pada Balita stunting (n = 215 )
Intervention
Intervensi tidak relevan (n= 116) Outcome
Tidak membahas faktor lingkungan , sanitasi, atau lingkungan pada balita stunting (n=65)
Type of study Feature (n=31)
Systematic Review (n=8) Literature Review (n=5) Conference Abstract (n=3)
Excluded (n= 22) Participant
Tidak fokus pada balita stunting dengan penyebab selain faktor lingkungan (n = 11)
Intervention
Bukan membahas faktor lingkungan (sanitasi jamban sehat dan sumber air) (n=6)
Outcome
Tidak relevan dengan kejadian stunting dan faktor lingkungan (n=3)
Type of study
Systematic Review (n=1) Literature Review (n=1)
Excluded (n=156) Participant
Tidak sesuai dengan topic (n =79) Intervention
Tidak relevan terhadap faktor lingkungan (n= 52)
Outcome
Tidak ada hubungan dengan kejadian stunting apda balita (n=16)
Type of study
Systematic Review (n=6) Literature Review (n=3)
2.3.2 Penilaian Kualitas
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=13) dengan checklist daftar penilaian The Joanna Briggs Institute (JBI) yang terdiri dari beberapa pertanyaan tentang karakteristik dari desain penelitian untuk menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai ‘ya’, ‘tidak’, ‘tidak jelas’ atau ‘tidak berlaku’, dan setiap kriteria dengan skor ‘ya’ diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol, setiap skor studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Critical appraisal untuk menilai studi kemudian dihitung dan dijumlahkan. Critical appraisal untuk menilai studi yang memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian setidaknya 50% memenuhi kriteria critical appraisal dengan nilai titik cut-off yang telah disepakati oleh peneliti, studi dimasukkan ke dalam kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan studi yang berkualitas rendah untuk menghindari bias dalam validitas hasil dan rekomendasi ulasan. Risiko bias dalam literature review ini menggunakan asesmen pada metode penelitian masing-masing studi, yang terdiri dari (Nursalam, 2020) :
1) Teori : Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluarsa, dan kredibilitas yang kurang
2) Desain : Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian
3) Sample : Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sampel, sampling, dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan sampel
4) Variabel : Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi jumlah, pengontrolan variabel perance dan variabel lainnya.
5) Instrumen : Instrumen yang digunakan tidak memiliki sensitivitas,
spesifikasi dan validitas-reliabilitas
6) Analisis Data : Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai dengan standar
Setelah dilakukan pengecekan, dari hasil artikel yang dikumpulkan peneliti terdiri dari artikel penelitian dengan Cross Sectional Studies (n=7), Case Control Studies (n=4), Randomized Controlled Trials (n=1), dan Quasi Experimental Studies (n=1). Setelah dilakukan penilaian kualitas dengan checklist sesuai tipe artikel penelitian, ditemukan studi yang memenuhi syarat bernilai lebih dari 50%
sejumlah 13 artikel. Maka selanjutnya 13 artikel yang memenuhi syarat tersebut akan dilanjutkan sebagai bahan penyusunan Literature Review.
2.3.3 Daftar artikel hasil pencarian
Literature review ini di sintesis menggunakan metode-naratif dengan mengelompokkan data-data. hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang di ukur untuk menjawab tujuan penelitian. Jurnal penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi dikumpulkan dan kemudian dibuat, ringkasan jurnal meliputi nama peneliti, tahun terbit, judul, metode dan hasil penelitian serta database.
Dalam penelitian, ini setelah melewati tahapan screening sampai dengan
ekstraksi data, maka analisa dapat dilakukan dengan menggabungkan: semua data
yang memenuhi persyaratan inklusi menggunakan: tehnik baik secara kualitatif,
kuantitatif atau dengan cara keduanya. Pada penelitian ini, peneliti akan
menggunakan kedua tehnik analisa data yakni secara kuantitatif untuk mensintesis
hasil-hasil penelitian dengan pendekatan kuantitatif misalnya, Cohort Study atau
Case-Control Study, Cross Sectional Study, Prospektif Study/cohort,
Retrospective Study, Systematic review and meta-analysis/Rapid Review,
Observational Study dan secara kualitatif untuk mensintesis (merangkum) hasil-
hasil penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif.
No Author Tahun Terbit
Nama Jurnal Judul Metode Hasil Penelitian Database
1
Kwami, C. S. et al.2019 International Journal of Environmental
Research and Public Health
Water, Sanitation, and Hygiene: Linkages with Stunting in Rural Ethiopia
Penelitian ini menggunakan cross-sectional metodologi dengan dataset dasar yang
digunakan untuk
memberikan gambaran singkat tentang keadaan faktor-faktor saat ini yang terdapat hubungannya dengan stunting.
Hasil penelitian ini menunjukkan Jumlah anak balita dengan data yang tersedia adalah 2.400 dengan 1200 anak-anak ukuran sampel ditentukan untuk memungkinkan perubahan 10% dalam prevalensi stunting pada anak-anak 0- 59 bulan. Ada bukti yang menunjukkan bahwa varians dalam prevalensi stunting signifikan di seluruh wilayah (Pearson chi-square p
<0,0001). Hal ini menunjukkan salah satu faktor yaitu lingkungan ada korelasi antara dengan angka stunting.
Proquest
2 García Cruz, L.
M. et al.
2017 Journal
Nutrients
Factors Associated with Stunting among Children Aged 0 to 59 Months from the Central Region of Mozambique
Metode dalam penelitian ini dilakukan case control study dilakukan di antara anak-anak di bawah usia lima tahun antara 1 Mei dan 3 Juni 2014 di provinsi
Tete, Mozambik
menggunakan statistik deskriptif, uji-t, ANOVA, analisis chi-square, perbandingan bivariat, dan bertahap analisis regresi logistik ganda.
Hasil penelitian
menunjukkan salah satu faktor yang mempengaruhi stunting pada anak 0-59 bulan akses pada sumber air dengan jumlah rumah tangga yang tidak memiliki sumber air yang layak sebesar 100%.
Situasi stunting di Mozambik (43,3%) di atas 40% di semua provinsi, yang sangat parah di provinsi Tete (52%)
Proquest
Tabel 2.3 Hasil Pencarian Literatur
International Aspects on Environment
and Health
between
environmental risk
factors and
malnutrition in children under the age of five living in the Chipata Compound of the Lusaka District, Zambia
studi cross sectional dengan melakukan survey ke rumah tangga tempat masyarakat di kompleks Chipata, Distrik Lusaka selama periode 4 minggu pada awal 2015. Chipata mencakup sekitar 1.000 hektar dan memiliki populasi sekitar 45.000 (sekitar 10.000 rumah tangga)
menunjukkan Sebagian besar orang tua (72,7%) mengaitkan penyebab kekurangan gizi hingga makanan tidak mencukupi.
Lainnya dikaitkan ke praktik pemberian makan yang buruk (17,0%), 1,1%
ditambah dengan lingkungan kotor, air yang tidak bersih, dan 9,1% menjawab tidak tahu (Ketika ditanya apakah air, sanitasi, dan kebersihan, ada hubungannya dengan gizi pada anak balita, tertinggi persentase (39,8%) tidak tahu, 31,8% menjawab masuk setuju, sedangkan 28,4% menjawab negative ) 4 Beal, T. et al. 2019 Original
Article Maternal and
Child Nutrition
Child stunting is associated with child, maternal, and environmental factors in Vietnam
Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-
sectional study
menggunakan cluster sampling design
Hasil penelitian dapat disimpulkan di antara anak- anak 6–59 bulan, anak pendek di Vietnam sangat terkait dengan faktor ibu, anak, dan lingkungan, terutama tinggi badan ibu yang pendek, pendidikan ibu yang rendah, dan tinggal di wilayah utara.
Scopus
5 Dwivedi, et al. 2018 SSM -
Population Health
Child Health and Unhealthy Sanitary Practices in India:
Studi penelitian ini menggunakan cross sectional metodologi. Studi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pembuangan tinja yang tidak
Scopus
IV baik dan pembuangan tinja yang aman di India dan negara bagiannya. Ini juga bertujuan untuk lebih membangun keterkaitan antar pembuangan tinja yang aman dan kesehatan anak.
stunting dan kematian balita di antara anak-anak.
Prevalensi jelas terlihat lebih tinggi di rumah tangga di mana buang air besar
sembarangan dan
pembuangan tinja tidak aman.
6 Uwiringiyimana, V., Veldkamp, A. and Amer, S.
2019 Geospatial health
Stunting spatial pattern in Rwanda:
An examination of the demographic, socio
economic and
environmental determinants
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari demografi, sosial ekonomi dan faktor lingkungan yang menentukan pola spasial dari stunting. Sebuah studi cross-sectional
menggunakan data dari Survei Demografi dan Kesehatan Rwanda 2014- 2015 dan data lingkungan dari dataset geospasial eksternal.
Studi penelitian ini menegaskan tidak hanya efek dari anak dan ibu saja, tinggi badan terhadap usia tetapi juga menunjukkan pengaruh faktor lingkungan dalam menentukan tinggi usia anak-anak di Rwanda.
Ketinggian dan penyediaan pasar di ujung bawah rantai pasokan makanan ditemukan secara signifikan terkait dengan tinggi badan untuk usia yang rendah.
Demikianlah pemahaman dan pertimbangan faktor pendorong lingkungan dari stunting sangat penting untuk menghasilkan pendekatan holistic dalam menyikapi tinggi badan rendah untuk usia pada anak di bawah lima tahun.
Scopus
7 Husseini, M. et al.
2018 BMC
Medicine
Thresholds of socio-
economic and
Penelitian ini menggunakan quasi eksperimental studies
Hasil penelitian SES1 sampai SES5. Weight-for-
Scopus
to escape from childhood
malnutrition: a natural experiment in rural Gambia
Socio-Economic Status (SES) dan standar hidup yang terkait dengan malnutrisi, dilakukan eksperimen alami di mana lokasi pusat penelitian di daerah desa terpencil.
anak di SES1 menunjukkan penyebaran yang lebih besar sehingga kemudian dibagi lagi dalam analisis post hoc.
Anak-anak yang tinggal di perumahan Barat di kompleks penelitian (SES1A) memiliki HAZ = + 0.68 dan WAZ = + 0.36.
Gradien residual antara SES1B dan SES5 hanya berkisar 0,65 Z-score untuk HAZ (- 1,58 sampai 2,23) dan tidak signifikan untuk WAZ atau WHZ.
8 Nguyen, K. H.
et al.
2020 International Journal of Hygiene and Environmental
Health
Seasonality of drinking water sources and the impact of drinking water source on enteric infections among children in Limpopo, South Africa
Penelitian ini menggunakan analisis data dari uji coba randomized controlled dari
dampak teknologi
pengolahan air titik penggunaan berbiaya rendah pada infeksi usus dan pertumbuhan linier di antara anak-anak di Limpopo, Afrika Selatan.
Pembelajaran desain dan hasil primer telah dilaporkan sebelumnya
Hasil penelitian dapat disimpulkan pertumbuhan masa kanak-kanak, prevalensi stunting tertinggi ditemukan pada anak yang menggunakan sumber air lain / tidak diketahui (n = 7, 53,9%), sedangkan prevalensi berat badan kurang tertinggi adalah ditemukan di antara anak- anak yang menggunakan pengumpulan langsung dari air permukaan (n = 4, 14,8%). Terakhir, wasting paling umum terjadi pada
anak-anak yang
Science Direct
and Hunter, P.
R.
Journal of Hygiene and Environmental Health
water carriage, water supply and sanitation usage with maternal and child health. A combined analysis of 49 Multiple Indicator Cluster Surveys from 41 countries
cross-sectional study , 49 Survei Kelompok Indikator Ganda dari 41 negara digabungkan, membuat kumpulan data 2,740,855 orang dari 539,915 rumah tangga. Analisis multilevel dan multivariabel dilakukan, menggunakan regresi logistic untuk hasil biner, regresi binomial negatif untuk data hitungan dan regresi linier biasa untuk data linier. Kemudian menyesuaikan faktor
perancu dan
memperhitungkan
pengelompokan pada tingkat survei, cluster dan rumah tangga.
menunjukkan anak-anak yang tinggal di rumah tangga yang anggotanya tidak biasa menggunakan jamban dikaitkan dengan risiko gangguan kesehatan anak 9–
12% lebih besar daripada anak yang tinggal di rumah tangga yang anggotanya biasanya menggunakan jamban. Ketersediaan air
dikaitkan dengan
berkurangnya peluang seorang wanita memberi fasilitas perawatan kesehatan khususnya ketersediaan air (penurunan 10-12%), dibandingkan dengan non-air menjemput rumah tangga, dengan sedikit perbedaan menurut umur dan jenis kelamin orang yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan air
10 Herawati, et al 2020 Jurnal Kesehatan Lingkungan
Indonesia
Hubungan Sarana Sanitasi, Perilaku Penghuni, dan Kebiasaan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) oleh Ibu dengan Kejadian Pendek (Stunting) pada Batita Usia 6-24
Penelitian ini merupakan jenis penelitian retrospektif dengan desain case control.
Data dikumpulkan dengan wawancara semi-terstruktur dengan ibu balita menggunakan lembar kuesioner. Terdapat 19 sampel pada masing-
Ada hubungan antara kualitas sarana sanitasi (p = 0,000; OR = 31,875; CI 95%
= 5,093-199,480);
perilaku penghuni (p = 0,000; OR = 18,417; CI 95%
= 3,182-106,585) dengan kejadian stunting. Tidak ada hubungan antara kualitas
Google Scholar
Harapan Baru, Samarinda
menggunakan purposive sampling. Sehingga, total sampel: 38 dengan uji statistik chi square untuk kualitas sarana sanitasi dan perilaku penghuni; uji fisher untuk
CTPS ibu.
= 0,116; OR= 3,923; CI 95%=0,678-22,705). Namun ketiga variabel tersebut merupakan faktor risiko kejadian stunting karena memiliki
OR>1.
11 Rafita, Desi et.
al
2020 Jurnal FKM Universitas
Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-
Banjari
Hubungan
ketersediaan air bersih, sanitasi lingkungan, Dan perilaku hygiene dengan kejadian stunting di desa Banua rantau kecamatan
banua lawas
kabupaten tabalong
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Banua Rantau Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong pada bulan juni-Juli 2020.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional (jenuh). Populasi pada penelitian ini adalah ibu balita Desa Banua Rantau Kecamatan Banua Lawas Kabupaten Tabalong berjumlah 50 responden.
Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan teknik total sampling (jenuh) yaitu pengambilan sampan yang jumlahnya sama dengan jumlah populasi.
Hasil penelitian menunjukan dari 50 responden yang tidak memenuhi syarat dalam ketersediaan air bersih sebanyak 32 (64,0%) dan yang memenuhi syarat dalam ketersediaan air bersih sebanyak 18 (36,0%). Hasil uji Pearson ChiSquare yaitu 0,00 < 0,009. Hal ini bermakna bahwa ada
hubungan antara
ketersediaan air bersih dengan kejadian stunting di Desa Banua Rantau.
Google Scholar
12 Ambarwati, et al 2020 Journal of Healthcare Technology
Faktor risiko kejadian stunting pada balita di wilayah kerja
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan analitik
Hasil penelitian
menunjukkan akses sanitasi dengan resiko tinggi yaitu
Google Scholar
Tanjung Jabung Timur
menderita stunting, sampel kontrol adalah ibu balita yang tidak menderita stunting. Instrumen penelitian adalah kuesioner dan lembar observasi.
Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi- square.
resiko rendah 31,3%.
Responden yang memiliki akses sanitasi risiko tinggi berisiko lebih tinggi 16 kali menderita stunting jika dibandingkan dengan responden yang memiliki akses sanitasi resiko rendah.
Serta responden yang memiliki akses sanitasi resiko sedang berisiko lebih besar 6,18 kali menderita stunting jika dibandingkan dengan responden yang memiliki akses sanitasi resiko rendah.
13 Lobo, et al 2019 Jurnal Media Kesehatan Masyarakat
Faktor Penentu Kejadian Stunting Pada Anak Balita Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Alak Kota Kupang
Penelitian menggunakan metode survey analitik dengan pendekatan case control study yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Alak Kecamatan Alak Kota Kupang mulai dari bulan Juli-September 2019.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita di wilayah kerja Puskesmas Alak Kota Kupang yaitu sebanyak 2.964 anak balita. Sampel dalam penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu sampel
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa ibu balita stunting umumnya berpendidikan menengah dan tidak bekerja dengan tingkat pendapatan orang tua yang rendah, serta pengetahuan gizi ibu tergolong cukup dan besar keluarga > 4 orang. Faktor penentu kejadian stunting adalah praktik kebersihan dan sanitasi lingkungan, diikuti tingkat pengetahuan gizi ibu dan tingkat kecukupan protein.
Google Scholar