47 A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat BNI Syariah
Bank ialah sebuah lembaga intermediasi keuangan yang biasanya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang serta menerbitkan promes atau yang lebih dikenal dengan banknote. Untuk di Indonesia awal mula berdirinya perbankan tidak lepas dari zaman penjajahan Hindia Belanda, ketika itu ada beberapa bank di mana merupakan bank yang dibangun oleh orang Belanda. Sistem perbankan syariah di Indonesia diatur dalam UU No.7 tahun 1992 (di ubah dengan UU Ni.10 tahun 1998) tentang bahwa perbankan di Indonesia terdiri dari 2 (dua) jenis yaitu bank umum dan bank perkreditan rakyat. Kedua jenis bank tersebut melaksanakan kegiatan konvensional dan bank syariah beroperasi berdampingan. Semenjak itu, bank syariah mulai tumbuh pesat di Indonesia dalam bentuk bank umum syariah (full fleged Islamic bank)unit usaha syariah (bank konvensional yang membuka cabang syariah), dan office chanelling (gerai syariah dikantor bank konvensional).
Tahun 1997 terjadi krisis moneter yang hampir membuat seluruh bank mengalami kebangkrutan namun krisis moneter ini tidak berdampak
untuk bank syariah, ini membuktikan ketangguhan sistem perbankan syariah. Dengan berlandaskan pada undang–undang no 1998. Pada tanggal 20 april 2000 BNI mendirikan unit usaha syariah (UUS) dengan 5 kantor cabang di Yogyakarta, Malang, Pekalongan, Jepara dan Banjarmasin.
Selanjutnya unit usaha syariah BNI terus berkembang menjadi 28 kantor cabang dan 31 kantor cabang pembantu.
Disamping itu nasabah juga dapat menikmati layanan syariah dikantor cabang BNI konvensional (office channeling) dengan lebih kurang 1500 outlet yang terbesar diseluruh wilayah Indonesia di dalam pelaksanaan operasional perbankan. BNI Syariah tetap memperhatikan kepatuhan terhadap aspek syariah dengan Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang saat ini di ketuai oleh KH. Ma’ruf Amin, semua produk BNI Syariah telah melalui pengujian dari DPS sehingga telah memenuhi aturan syariah.
Berdasarkan keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor 12/41/KEP.GBI/2010 tanggal 21 mei 2010 mengenai pemberian izin usaha kepada PT Bank BNI Syariah. Dalam Corporate Plan UUS BNI tahun 2003 ditetapkan bahwa status UUS bersifat temporer dan akan dilakukan spin off tahun 2009. Rencana tersebut terlaksana pada tanggal 19 juni 2010, dengan beroperasinya BNI Syariah sebagai Bank Umum Syariah (BUS). Realisasi waktu spin off bulan juni 2010 tidak terlepas dari faktor eksternal berupa aspek regulasi yang kondusif yaitu dengan diterbitkannya UU No.19 tahun
2008 tentang surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan UU no.21 tahun 2008 tentang perbankan syariah. Disamping itu, komitmen pemerintah terhadap pengembangan perbankan syariah semakin kuat dan kesadaran terhadap keunggulan produk perbankan Syariah juga semakin meningkat.
Pada Juni 2014 jumlah cabang BNI syariah mencapai 65 kantor cabang, 161 kantor cabang pembantu, 17 kantor kas, 22 mobil layanan Gerak dan 20 payment point.
Bank BNI syariah kantor cabang Banjarmasin terletak di jalan ahmad yani km 4,5 No. 385 Banjarmasin. Bangunan BNI Syariah Cabang Banjarmasin terdiri dari tiga lantai, yaitu lantai dasar terdiri dari ruangan Consumer Sales, ruangan SME Financing, Operasional Manager, ruangan Costumer Service dan toilet. Lantai tiga terdiri dari ruangan Operasional, ruang General Affair, ruangan Costumer Processing, musholla, dapur dan dua toilet. Selain itu terdapat pula satu buah Anjungan Tunai Mandiri (ATM) dan satu buah pos penjaga keamanan yang terletak dihalaman depan kantor. Sekarang BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin memiliki dua cabang pembantu yaitu di Sungai Danau dan Batu Licin.
2. Visi dan Misi Visi BNI Syariah
Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja.
Misi BNI Syariah
a. Memberikan kontribusi positif kepada masyarakat dan peduli pada kelestarian lingkungan.
b. Memberikan solusi bagi masyarakat untuk kebutuhan jasa perbankan syariah.
c. Memberikan nilai investasi yang optimal bagi investor.
d. Menciptakan wahana terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi bagi pegawai sebagai perwujudan ibadah.
e. Menjadi acuan tata kelola perusahaan yang amanah.
3. Struktur Organisasi
Gambar 1 struktur organisasi BNI Syariah Cabang Banjarmasin dapat dilihat sebagai berikut:
4. Job Description
Job description adalah gambaran dari tugas dan wewenang pihak yang terkait dalam suatu jenis pekerjaan pada sebuah instansi/perusahaan.
Adapun job description dari pihak yang ada di BNI Syariah Banjarmasin sebagai berikut :
a. Pimpinan Cabang (Branch Manager)
1) Memimpin dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas kantor cabang syariah dan kantor pembantu syariah terutama dalam hal meningkatkan kualitas assets dan liabilities,
2) Bertanggung jawab sepenuhnya atas pelaksanaan fungsi manajemen secara optimal melalui pembentukan komite-komite yang melibatkan kantor cabang syariah dan kantor cabang pembantu syariah secara berkesinambungan sehingga berjalan dan berfungsi secara efektif.
3) Memimpin dan berperan aktif terhadap perkembangan implementasi Office Channeling produk BNI Syariah pada Kantor Cabang Konvensional di bawah kelolanya.
4) Memimpin dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksanaan Prinsip Mengenal Nasabah (PMN) atau Know Your Costumer (KYC) sesuai ketentuan yang berlaku.
b. Pemimpin Bidang Operasional (Operational Manager)
1) Menyelia kegiatan pelayanan administrasi di back office dengan mengupayakan pelayanan yang optimal.
2) Memeriksa dan bertanggung jawab penuh atas seluruh aktivitas harian operasional front officer dalam rangka memberikan pelayanan dan peningkatan bisnis untuk memaksimalkan kontribusi laba terhadap BNI secara keseluruhan.
3) Mengembangkan perencanaan standar pelayanan bersama unsur pemimpin untuk mencapai standar pelayanan.
4) Memberikan masukan kepada pemimpin cabang mengenai pengelolaan dan pengalokasian sumberdaya (manusia, fasilitas dan aktivitas pegawai).
c. Penyelia Pembiayaan Produktif (Small Medium Enterprise(SME)) 1) Memasarkan produk pembiayaan produktif ritel.
2) Memproses permohonan pembiayaan produktif ritel.
3) Mengelola pemantauan nasabah pembiayaan produktif ritel, kolektabiliti 1 dan 2.
4) Melakukan kerja sama dengan institusi/aliansi bisnis dalam rangka pemasaran produk pembiayaan.
5) Melakukan kegiatan cross selling untuk produk-produk Bank BNI Syariah lainnya.
6) Melakukan penelitian potensi ekonomi daerah dan menyusun peta bisnis.
d. Penyelia Pemasaran (Consumer Sales)
1) Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan memasarkan produk dan jasa perbankan kepada nasabah/calon nasabah.
2) Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam mengelola permohonan pembiayaan.
e. Penyelia Operasional (Operational)
1) Melaksanakan dan berperan aktif dalam kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan administrasi pembiayaan.
2) Melaksankan dan berperan aktif mengelola portopel pembiayaan.
3) Berpartisipasi aktif dalam gugus tugas khusus dalam komite yang dibentuk oleh Pemimpin Cabang Syariah dan Cabang Pembantu Syariah.
4) Berpartisipasi aktif dalam hal penyelesaian temuan audit.
f. Penyelia Umum (Back Office)
1) Mengelola sistem otomasi di Kantor Cabang dan Kantor Layanan.
2) Menyelia langsungdan berpartisipasi aktif dalam kegiatan mengelola transaksi dan administrasi kliring (termasuk KU/Inkaso-DN).
3) Mengelola kebenaran dan sistem transaksi keuangan Kantor Cabang Syariah dan Cabang Pembantu Syariah.
4) Menyelia langsung dan berpartisipasi aktif dalam mengelola kebutuhan logistik, akomodasi, kelengkapan kantor dan transportasi.
5) Menyelia langsungdan berpartisipasi aktif dalam mengelola administrasi umum dan kearsipan.
6) Melaksanakan dan berperan aktif dalam mengelola masalah kepegawaian.
g. Penyelia Proses (Consumer Processing)
1) Melakukan verifikasi data-data pada aplikasi dan kelengkapan dokumen penunjang pembiayaan konsumer.
2) Melakukan verifikasi on site untuk calon nasabah segmen non- fixed income pembiayaan konsumer.
3) Mengkoordinasikan seluruh proses yang berkaitan dengan penilaian agunan (taksasi/hertaksasi) pembiayaan konsumer- skoring sehingga memperoleh nilai wajar dan tepat waktu.
4) Melakukan analisa pembiayaan, melakukan proses penagihan dan membuat pengusulan pembiayaan.
5) Mendukung berjalannya program-program peningkatan budaya pelayanan.
h. Penyelia Layanan Nasabah (Customer Service)
1) Pelayanan semua jenis transaksi kas/tunai, pemindahan, setoran kliring dalam rangka memberikan pelayanan transaksi keuangan terbaik kepada nasabah.
2) Melakukan penyeliaan atas kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan produk jasa/transaksi yang dikelola oleh Kantor Besar Syariah, atau pihak ketiga lainnya, yang dilakukan oleh asisten/pelaksana, antara lain aktivitas pelayanan Payment Point dalam sistem penerimaan pajak, PLN, Telkom, SPP, dll dari nasabah pemegang/bukan pemegang rekening, serta menyelesaikan pembukuannya.
i. Collection Of Remedial (COR)
1) Pemantauan proses penagihan (call atau visit) dan pemantauan penyelesaian kewajiban pembiayaan khususnya pembiayaan dengan kolektabilitas 3 (kurang lancar), 4 (diragukan), 5 (macet).
2) Pemantauan kewajiban nasabah pembiayaan konsumer.
3) Penyelamatan dan penyelesaian pembiayaan produktif ritel, serta pembiayaan konsumer.
4) MAP (Memorandum Analisa Penyelematan) dan memorandum perubahan kolektabilitas.
5) Penyusunan memorandum penghapus bukuan/penghapusan pembiayaan.
5. Produk dan Layanan BNI Syariah
BNI Syariah merupakan lembaga keuangan bank yang kegiatannya sama dengan bank syariah lainnya, yaitu dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyrakat/nasabah. Sebagai intermediasi BNI Syariah menghadirkan produk-produk yang menjawab kebutuhan nasabah, mulai dari individu, usaha kecil, hingga institusi, dilengkapi dengan kemudahan, fleksibilitas dan fasilitas untuk kenyamanan dan kemudahan nasabah.
a. Produk Dana
1) Tabungan iB Hasanah
Tabungan iB Hasanah tersedia dengan dua pilihan akad wadiah atau mudharabah (bagi hasil) dengan setoran awal Rp 100.000,-(seratus ribu) merupakan tabungan transaksional yang dilengkapi dengan kartu ATM/Debit serta didukung E-Banking seperti Internet Banking, SMS Banking, dan mobile Banking untuk kebutuhan sehari-hari. Dapat digunakan untuk mahasiswa dan community card, Bebas biaya tarik tunai dan cek saldo di ATM BNI dan Bebas biaya tarik administrasi bulanan untuk akad wadiah.
2) Tabungan iB Prima Hasanah
Tabungan iB Prima Hasanah setoran awal Rp 10.000.000,- (sepuluh juta) dengan prinsip mudharabah didesain untuk nasabah
yang membutuhkan fasilitas lebih, dilengkapi dengan asuransi jiwa dan fasilitas executive lounge di bandara kota-kota besar Indonesia, serta dijamin LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Kartu BNI SyariahGold dengan limit transaksi penarikan tunai di ATM serta transfer lebih besar.
3) Tabungan iB Bisnis Hasanah
Tabungan iB Bisnis Hasanah adalah tabungan dengan prinsip mudharabah untuk usaha kecil atau usaha perorangan dengan mutasi rekening yang lebih detail dalam buku tabungan dilengkapi dengan kartu ATM gold dan fasilitas executive lounge.
4) Tabungan iB Tapenas Hasanah
Tabungan iB Tapenas Hasanah adalah tabungan yang dikelola berdasarkan prinsip mudharabah merupakan tabungan berjangka, didesain untuk membantu perencanaan masa depan nasabah yang dilengkapi dengan asuransi jiwa bebas premi. Dapat digunakan sebagai tabungan perencanaan untuk umroh, liburan hingga pendidikan. Dengan setoran awal Rp 100.000,- (seratus ribu) dan setoran tetap bulanan minimal Rp 100.000,- (seratus ribu) s/d Rp5.000.000,- (lima juta), dengan jangka waktu 1 (satu) s/d 18 (delapan belas) tahun. Tabungan IB Tapenas Hasanah memiliki bagi hasil lebih tinggi, dan memilikiManfaat asuransi jiwa hingga
Rp 1.000.000.000,- (satu miliar) dengan asuransi kesehatan hingga Rp 1.000.000 (satu juta) perhari untuk setiap peserta.
5) Giro iB Hasanah
Giro iB Hasanah adalah simpanan transaksional dalam mata uang Rupiah (Rp) yang dikelola dengan prinsip syariah(wadiah yadh dhamanah), dengan alat pembayaran berupa cek dan bilyet giro, Setoran awal untuk perorangan Rp 500.000,- ( lima ratus ribu) dan Rp 1.000.000,- (satu juta) untuk perusahaan/badan usaha.
Dilengkapi dengan kliring lokal untuk mempermudah transaksi antar wilayah, dan dapat bertransaksi dilebih dari 787 cabang BNI (Syraiah Channeling Outlet).
6) Deposito iB Hasanah
Deposito iB Hasanah merupakan investasi berjangka dalam mata uang rupiah atau dollar yang dikelola dengan prinsip mudharabah, bagi hasil yang kompetitif, dengan pilihan jangka waktu 1, 3, 6 dan 12 bulan. Dan dijamin oleh LPS, serta dapat dijadikan jaminan pembiayaan.
7) Tabungan iB Tunas Hasanah
Tabungan iB Tunas Hasanah merupakan tabungan yang diperuntukan untuk anak-anak sampai usia 17 tahun, tabungan ini disertai tabungan dan kartu ATM atas nama anak dan transaksi dibatasi Rp 500.000,- (lima ratus ribu) perhari.
8) TabunganKu iB
TabunganKu iB adalah tabungan nasional dengan prinsip wadiah, dan merupakan program pemerintah bekerjasama dengan seluruh bank untuk menumbuhkan budaya menabung masyarakat.Dapat dilengkapi dengan kartu ATM/Debit (optional), bebas biaya pengelolaan rekening, bebas biaya transfer ke rekening BNI, hanya dengan setoran awal Rp 20.000,- (dua puluh ribu).
9) SimPel
Tabungan SimPel merupakan tabungan yang diperuntukan bagi pelajar, dengan setoran awal Rp 20.000,- (dua puluh ribu), dilengkapi dengan ATM nama dan saldo minimum Rp 2.000,- (dua ribu).
10) Tabungan iB Baitullah Hasanah
Tabungan yang didesain untuk merencanakan perjalanan haji yang dikelola secara syariah dengan setoran bebas atau bulanan, terkoneksi dengan SISKOHAT Kementrian Agama sehingga proses mendapatkan nomor porsi haji lebih mudah, dan dilindungi asuransi kecelakaan diri. Dengan setoran awal minimal Rp.500.00,- (lima ratus ribu) mudharabah, atau Rp.100.000,- (seratus ribu) wadiah.
bebas biaya pengelolaan rekening bulanan.
b. Produk Pembiayaan Konsumtif 1) Griya iB Hasanah
Pembiayaan Griya iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif dengan akad murabahah (jual beli) untuk membeli, membangun, merenovasi rumah/ruko ataupun untuk membeli kavling siap bangun (KSB) dengan sistem angsuran tetap hingga akhir masa pembiayaan sehingga memudahkan nasabah mengelola keuangannya. Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp 5 miliar, jangka waktu pembiayaan sampai dengan 15 tahun, margin kompetitif, uang muka yang ringan (10% untuk mitra developer BNI Syariah).
2) Fleksi iB Hasanah
Fleksi iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif bagi Pegawai/Karyawan Perusahaan/Lembaga/Instansi atau masyarakat dengan fixed income, yang diberikan atas dasar akad murabahah (jual beli) untuk pembelian barang serta dengan akad ijarah (sewa) untuk penggunaan jasa, misalnya pengurusan biaya pendidikan, perjalanan ibadah umrah, travelling, pernikahan dan lain- lain. Maksimal sampai dengan Rp 100 juta, jangka waktu pembiayaan sampai dengan 5 tahun, margin kompetitif dan angsuran tetap sampai dengan lunas.
3) Multiguna iB Hasanah
Multiguna iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan konsumtif bagi karyawan perusahaan/lembaga/instansi atau
profesional, dengan berlandaskan akad murabahah (jual beli) untuk pembelian barang dengan agunan berupa fixed asset.Pembiayaan 80% dari kebutuhan biaya (atau uang muka 20%), minimal pembiayaan Rp 25 juta s/d Rp 2 miliar, dan jangka waktu pembiayaan sampai dengan 8 tahun dengan angsuran tetap samapi lunas.
4) Multijasa iB Hasanah
Multijasa iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan dengan prinsip Ijarah (sewa menyewa) diberikan kepada individu untuk kebutuhan jasa dengan jaminan fixed asset atau kendaraan bermotor.
Pembiayaan 80% dari kebutuhan biaya (atau uang muka 20%), maksimum pembiayaan sampai dengan Rp 500.000.000,- (lima ratus juta), jangka waktu pembiayaan sampai dengan 3 tahun, dan angsuran tetap sampai dengan lunas.
5) Pembiayaan Emas iB Hasanah
Pembiayaan iB hasanah merupakan pembiayaan konsumtif yang diberikan untuk membeli emas logam molia dalam bentuk batangan yang diangsur secara rutin/atau tetap setiap bulannya.
Maksimum pembiayaan sampai dengan Rp 150.000.000,- (seratus limapuluh juta), dengan jangka waktu sampai dengan 5 tahun.
6) Oto iB Hasanah
Oto iB Hasanah, merupakan pembiayaan konsumtif yang ditujukan kepada masyarakat untuk pembelian kendaraan bermotor dengan agunan kendaraan bermotor yang dibiayai dengan pembiayaan ini. Minimal pembiayaan Rp 5.000.000,- (lima juta) sampai dengan Rp 1.000.000.000,- (satu miliar), jangka waktun sampai dengan 5 tahun dan uang muka tidak diwajibkan.
7) iB Hasanah Card
iB Hasanah Card adalah kartu pembiayaan yang berfungsi seperti kartu kredit berdsarkan prinsip syariah yaitu dengan sistem perhitungan biaya bersifat tetap, adil, transparan dan kompetitif, tanpa perhitungan bunga. iB Hasanah Card tidak hanya digunakan untuk kegiatan konsumtif namun dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan ibadah umroh, pendidikan, dan kegiatan usaha.
8) CCF iB Hasanah
CCF iB Hasanah merupakan pembiayaan yang dijamin dengan simpanan dalam bentuk deposito, giro atau tabungan yang diterbitkan BNI Syariah. Maksimal pembiayaan sampai dengan 95% untuk mata uang Rupiah serta maksimum 60% untuk mata uang US Dollar dari nilai simpanan yang dijaminkan.Jangka waktu pembiayaan sampai dengan 1 tahun dan dapat diperpanjang, margin kompetitif, dan angsuran tetap sampai dengan lunas.
c. Produk pembiayaan Produktif
1) Tunas Usaha iB Hasanah
Tunas Usaha iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan modal kerja dan atau investasi berlandaskan akad murabahah, musyarakah, atau mudharabah yang diberikan untuk usaha produktif yang feasible namun belum bankable dengan prinsip syariah.minimal pembiayaan Rp 20.000.000,- (dua puluh juta) s/d Rp 500.000.000,- (lima ratus juta), jangka waktu pembiayaan modal kerja maksimal s/d 3 tahun untuk pembiayaan modal kerja, dan 5 tahun untuk pembiayaan investasi.
2) Wirausaha iB Hasanah (WUS)
Wirausaha iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan produktif berlandaskan akad murabahah, musyarakah, atau mudharabah yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan usaha produktif (modal kerja dan investasi) bagi UKM (Usaha Kecil dan Menengah) sesuai prinsip syariah. Uang muka ringan, minimal 10%, minimal pembiayaan Rp 50 juta s/d Rp 1 miliar, jangka waktu pembiayaan s/d 7 tahun.
3) Usaha Kecil iB Hasanah
Usaha kecil iB Hasanah merupakan fasilitas pembiayaan syariah berlandaskan akad murabahah, musyarkah atau mudharabah
yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) berdasarkan prinsip-prinsip pembiayaan syariah.Minimal pembiayan Rp 150 juta s/d Rp 10 miliar dengan jangka waktu pembiayaan s/d 7 tahun.
4) Usaha Besar iB Hasanah
Usaha Besar iB bisnis Hasanah adalah pembiayaan syariah yang digunakan untuk tujuan produktif (modal kerja maupun investasi) kepada pengusaha berbadan hukum skala menengah dan besar dalam mata uang Rupiah maupu valas.Maksimum pembiayaan dari di atas Rp 10 miliar sampai Rp 200 miliar dengan jangka waktu pembiayaan s/d 7 tahun.
5) Linkage Program iB Hasanah
Linkage Program iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Lembaga Keuangan Syariah (LKS) seperti BMT, BPRS, KJKS, dan lainnya kemudian disalurkan kepada end user (pengusaha mikro, kecil, dan menengah syariah). Kerja sama dengan LKS dapat dilakukan secara langsung ataupun melalui lembaga pendamping.
6) Kopkar/Kopeg iB Hasanah
Kopkar/Kopeg iB Hasanah adalah fasilitas pembiayaan mudharabah dimana BNI Syariah sebagai pemilik dana menyalurkan pembiayaan dengan pola executing kepada Koperasi Karyawan (Kopkar)/Koperasi Pegawai (Kopeg) kemudian disalurkan secara prinsip syariah kepada end user/karyawan.
d. Produk Jasa 1) Payrol Gaji
Payrol gaji adalah layanan pembayaran gaji yang dilakukan oleh BNI Syariah atas dasar perintah dari perusahaan pembayar gaji untuk mendebet rekeningnya ke rekening karyawan.
2) Cash Management
Cash Management adalah jasa pengelelolaan seluruh rekening seperti corporate internet banking yang dapat digunakan oleh perusahaan/lembaga/instansi.Produk ini dilengkapi dengan fasilitas virtual account.
3) Pembayaran Pajak & Penerimaan Negara Bukan Pajak
Melalui MPN (Modul Penerimaan Negara) BNI syariah dapat melayani pembayaran setoran penerimaan negara (pembayaran pajak).Transaksi lebih mudah karena menggunakan kode billing,
sehingga pembayaran lebih cepat dan akurat kerna pengisian data dilakukan otomatis.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian ini, berikut dipaparkan hasil penelusuran mengenai penerapan uang muka (urbun) murabahah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin. Murabahah merupakan skim pembiayaan yang paling populer di perbankan syariah. Secara sederhana murabahah berarti suatu penjualan barang seharga barang tersebut ditambah keuntungan yang disepakati.
Murabahah dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Suatu hal yang membedakannya dengan cara penjualan yang lain adalah bahwa penjual dalam murabahah secara jelas memberitahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan yang dibebankannya pada nilai tersebut. Keuntungan nilai tersebut bisa berupa nilai absoulut atau berdasarkan presentase.
Seperti diketahui bahwa pembiayaan murabahah jual beli barang pada harga asal dengan tambahan keuntungan /margin yang disepakati. Dalam jual beli ini, penjual harus tahu harga pokok pembelian barang dan menetukan tingkat tertentu sebagai tambahan dan menjelaskan kepada pembeli. Murabahah menekankan adanya pembelian komoditas berdasarkan permintaan nasabah, bukan hanya pinjaman semata sebagaimana dalam
sistem kredit di perbankan konvensional. Dalam praktek pembiayaan murabahah, nasabah datang mengajukan pembiayaan atas komoditas dengan kriteria tertentu. Pada tahap ini terjadi neogisasi dan penyertaan yang harus di penuhi oleh kedua pihak. Kemudian bank memesan barang kepada supplier sesuai dengan kriteria yang diinginkan nasabah. Setelah barang tersebut resmi menjadi milik bank. Barang dan dokumen dikirimkan kepada nasabah, kemudian nasabah melakukan pembayaran sesuai dengan kesepakatan. Dengan demikian, jika melihat praktek pembayaran murabahah, tidak ditemukan adanya unsur bunga, hanya margin sebagai tambahan atas harga pokok pembelian sehingga tidak bertentangan dengan syariah.
Murabahah pada awalnya merupakan konsep jual beli yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembiayaan. Namun demikian bentuk jualbeli ini kemudian digunkan oleh perbankan syariah dengan menambah beberapa konsep lain sehingga menjadi bentuk pembiayaan dengan syarat yang benar-benar harus diperhatikan agar transaksi tersebut diterima secara syariah. Dalam pembiayaan ini bank sebagai pihak dana memberikan barang sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan oleh nasabah yang membutuhkan pembiayaan, kemudian menjualnya ke nasabah tersebut denganpenambahan keuntungan tetap. Sementara itunasabah akan mengembalikan utangnya di kemudian hari secara tunai maupun cicil. Pembiayaan apabila dilihat dari sifat penggunaanya dibagi menjadi dua yaitu pertama pembiayaan produktif,
yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi dalam arti yang luas, seperti peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Kedua, pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan. Pembiayaan murabahah, termasuk ke dalam jenis pembiayaan konsumtif tersebut.
1. Praktek Murabahah di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin
Dalam kegiatan transaksi pembiayaan murabahah, BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin menganut sistem murabahah dengan pesanan artinya BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin baru akan melakukan transaksi jual beli apabila bila ada pesanan. Umumnya murabahah dengan pesanan dapat di kategorikan dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Bersifat mengikat apabila telah dipesan maka harus dibeli.
b. Bersifat tidak mengikat, yaitu walaupun nasabah telah memesan barang, tetapi nasabah tidak terikat artinya nasabah dapat menerima atau mengembalikan barang tersebut. Dalam murabahah ada tiga komponen yang bertransaksi dengan saling keterkaiatan yaitu: supplier (penyedia barang), bank (pembeli/penjual), nasabah (pembeli akhir).
1A 2A
1B 2B
SUPPLIER
BANK NASABAH
Adapaun simulasi atau gambaran perhitungan pembiayaan Griya iB Hasanah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin adalah sebagai berikut. Misalnya, seorang nasabah inginmembeli rumah yang terletak di daerah Banjarmasin. Rumah tersebut seharga Rp.100.000.000,00 (seratus juta rupiah) dengan pengajuan permohonan pembiayaanselama lima tahun. Dalam hal ini pihak bank menyetujuipembiayaan tersebut BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin akan menfasilitasi nasabah pembiayaan rumah tersebut dengan pembiayaan Griya iB Hasanah.
Disepakati maksimum pembiayaan oleh bank sebesar 70% dari harga rumah dengan margin keuntungan bank sebesar 10%. nasabah juga sepakat membayar uang muka sebesar 30%. Adapun struktur pembiayaan yaitu:
Pokok pembiayaan : 70% x Rp.100.000.000,00 = Rp.70.000.000,00 Margin: 10% x Rp.70.000.000,00 x 5 tahun = Rp.35.000.000,00
Angsuran: Rp.70.000.000,00 + Rp.35.000.000,00 = Rp.105.000.000,00 Angsuran perbulan: Rp.105.000.000,00/60 =Rp.1.750.000,00
Realisasi pembiayaan:
1. Jenis pembiayaan: Murabahah
2. Tujuan penggunaan: Pembelian 1 unit rumah tinggal 3. Harga beli: Rp.100.000.000,00
4. Margin bank (10%): Rp. 35.000.000,00 5. Harga jual bank: Rp.135.000.000,00
6. Uang Muka: Rp. 30.000.000,00 7. Total angsuran :Rp.105.000.000,00
8. Pembiayaan bank (70%) : Rp. 70.000.000,00 9. Jangka waktu : 60 bulan
10. Angsuran perbulan : Rp.1.750.000,00 11. Denda : Rp. 20.000,-
Jadi, angsuran bulanan yang harus dibayar oleh nasabah pembiayan rumah tersebut selama lima tahun adalah sebesar satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah. Angsuran tersebut akan didebet dari rekening afiliasi nasabah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin setiap bulannya.
Jumlah angsuran yang dibayar nasabah tersebut tidak akan berubah sampai lunas.
a. Pengakuan dan Pengkuran 1. Uang Muka (Urbun)
Dalam pembiayaan Murabahah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin khususnya pada produk Griya iB Hasanah menetapkan uang muka sebesar 30%.
Akun Debet Kredit
Kas/Rekening Nasabah Rp. xxx Titipan Uang Muka
Murabahah
(Kewajiban Segera)
Rp. xxx
2. Piutang Murabahah
Berdasarkan uraian di atas maka jurnalnya yaitu:
Akun Debet Kredit
Piutang Murabahah 135.000.000,-
Persediaan murabahah 100.000.000,- Margin murabahah
ditangguhkan
35.000.000,-
3. Keuntungan (Margin)
Pada kasus ini maka jurnalnya yaitu:
Pada saat perode berakhir:
Akun Debet Kredit
Piutang Murabahah 135.000.000,-
Persediaan murabahah 100.000.000,- Margin murabahah
ditangguhkan
35.000.000,-
Selama periode akad secara proporsional, apabila akad murabahah melampaui suatu periode akuntansi, maka jurnalnya:
Akun Debet Kredit
Margin murabahah ditangguhkan
xxx Pendapatan Margin
Murabahah
xxx
4. Denda
Apabila si nasabah mengalami keterlambatan dalam proses pembayaran maka nasabah dikenakan denda sebesar 20.000,-
Jurnal untuk bank:
Akun Debet Kredit Kas/rekening nasabah 20.000,-
Dana Kebijakan 20.000,-
5. Pelunasan dini
Jika nasabah melunasi pembayarannya sebelum masa pelunasan maka nasabah mendapatkan potongan pelunasan sebesar 1 kali anggsuran. Maka jurnalnya yaitu
Akun Debet Kredit
Kas/rekening nasabah 1.750.000,-
Piutang Murabahah 1.750.000.,-
Akun Debet Kredit
Margin Murabahah Ditangguhkan
1.750.000,- Pendapatan Margin
Murabahah
1.750.000,-
Akun Debet Kredit
Beban Operasional- Potongan Pelunasan Dini
1.750.000,-
Kas/Rekening Nasabah 1.750.000,-
b. Penyajian
Berdasarkan laporan keuangan BNI Syariah maka penyajian piutang murabahah sebagai berikut:
Piutang murabahah Rp. 22.724.109,-
Penyisihan Piutang Murabahah tak tertagih Rp. 458.748,- _ Nilai bersih piutang murabahah Rp. 22.265.361,-
Diakhir periode BNI Syariah melakukan jurnal penyesuaian untuk mengakui penyisihan piutang tak tertagih yaitu:
Akun Debet Kredit
Kerugian Piutang Murabahah
458.748,- Penyisihan Piutang
Murabahah tak tertagih
458.748,-
c. Pengungkapan
Dalam BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin untuk pengungkapan terlihat pada laporan keuangan neraca bahwa segala bentuk, jenis dan jumlah serta murabahah yang dikeluarkan bank sudah jelas. Hal ini pun di perjelas oleh bagain pembiayaan yang menerangkan kepada calon nasabahnya terkait penyelesaian akad ketika nasabah bermasalah yaitu dengan melelang agunan yang diberikan.
2. Analisis Praktik Murabahah pada Syariah Kantor Cabang Banjarmasin a. Pengakuan dan pengukuran
1. Analisis Urbun
Sebagaimana data di atas bahwa BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin menetapkan uang muka sebesar 30% hal ini di perbolehkan oleh Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/2000, PSAK 102 dan PAPSI 2013.
2. Analisis Piutang Murabahah
Sesuai dengan data yang diperoleh diatas, dapat dikatakan telah mengikuti peraturan PSAK 102 karena terlihat dari jurnal bank mengakui sebesar harga dan ditambah keuntungan.
3. Analisis Pengakuan Keuntungan
Terlihat dari data dan jurnal BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin telah mengakui keuntungan setelah periode berakhir pada laporan keuangan dan selama perode akad secara proporsional apabila akad murabahah melampaui suatu periode berakhir.
4. Analisis Pelunasan Dini
Berdasarkan data di atas bahwasanya BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin telah melaksanakan peraturan PSAK 102 paragraf 16 yang berisi “Penjual boleh memberikan potongan pada saat pelunasan piutang murabahah jika pembeli:
(a) melakukan pelunasan pembayaran tepat waktu; atau
(b) melakukan pelunasan pembayaran lebih cepat dari waktu yang telah disepakati”. dan PAPSI 2013 karena telah menyiapkan dana sebesar 1 kali anggsuran kepada nasabah yang melunasi utang murabahah sebelum waktu akad berakhir.
5. Analisis Denda
“Jika pembeli tidak dapat menyelesaikan piutang murabahah sesuai dengan yang diperjanjikan, maka penjual dapat mengenakan denda kecuali jika dapat dibuktikan bahwa pembeli tidak atau belum
mampu melunasi disebabkan oleh force majeur. Denda tersebut didasarkan pada pendekatan ta’zir yaitu untuk membuat pembeli lebih disiplin terhadap kewajibannya. Besarnya denda sesuai dengan yang diperjanjikan dalam akad dan dana yang berasal dari denda diperuntukkan sebagai dana kebajikan”. (PSAK 102, Paragraf 15)
Sedangkan berdasarkan PAPSI 2013 dana yang di peroleh dari denda diakui sebagai dana kebijakan.
Bersarkan data dan peraturan berarti BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin sudah sesuai.
b. Penyajian
Berdasarkan data di atas perlakuan akuntansi penyajian piutang murabahah yang dilakukan oleh BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin sudah sesuai dengan PSAK 102 dan PAPSI 2013. Piutang murabahah disajikan pada neraca pos aktiva lancer dan disajikan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan yaitu saldo piutang murabahah dikurangi penyisihan kerugian piutang.
c. Pengungkapan
Berdasarkan data dapat dikatakan BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin sudah sesuai dengan peraturan Fatwa DSN No. 13/DSN- MUI/2000, PSAK 102 dan PAPSI 2013.
2. Praktik Uang Muka di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin a. Penetapan Uang Muka
BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin menetapkan bahwa uang muka (urbun) murabahah diperbolehkan, bank dapat meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat. Uang muka yang diterima bank tidak diperbolehkan berasal dari supplier, sehingga uang muka yang diterima bank langsung dari nasabah yang terkait. Konsep perlakuan uang muka di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin menerapkan bahwa nasabah ingin mengajukan pembiayaan murabahah, langsung mendatangi pihak bank.
Bank menetapkan besarnya uang muka acuan untuk pembiayaan murabahah baik murabahah produktif maupun konsumtif yang berkisar antara 5% sampai dengan 40%. Berikut ini merupakan besaran uang muka untuk pembiayaan murabahah yang ditetapkan oleh Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin, antara lain:
1. Aktiva kendaraan bermotor:
a) Aktiva non produktif, berupa mobil baru 30% - 35%, mobil bekas 40%, dan sepeda motor 20%.
b) Aktiva produktif baru, berupa mobil/sepeda motor 20% - 25%, alat berat 20% - 30%, dan kapal 20%.
c) Aktiva produktif bekas, berupa mobil/ sepeda motor 30% - 40%, alat berat 30%- 40%, dan kapal 30%.
2. Objek pembiayaan lain:
a) Barang konsumsi 30%,
b) Barang modal 35%.
b. Perlakuan Uang Muka
BNI Syariah Kantor cabang Banjarmasin memperlakukan uang muka yang diterima dari nasabah dalam transaksi pembiayaan murabahah sebagai pengurang jumlah angsuran yang harus dibayarkan oleh nasabah, sehingga pembayaran dari total keseluruhan pembiayaan yang diterima nasabah akan dikurangi sebesar uang muka yang ditetapkan berdasarkan kesepakatan.
Perlakuan akuntansi uang muka yang dilakukan oleh BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin pada saat menerimaan dari nasabah:
Akun Debet Kredit
Kas/rekening nasabah 30.000.000,- Titipan uang muka
murabahah (kewajiban segera)
30.000.000,-
Jurnal pada saat BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin membayar uang muka kepada supplier sebesar Rp. 30.000.000,-:
Akun Debet Kredit
Uang muka pembelian murabahah (Aktiva
30.000.000,-
Lainnya)
Kas/rekening supplier 30.000.000,-
Peneliti melakukan analisis dalam pengakuan dan pencatatan setoran uang muka, nasabah wajib menyetorkannya kepada bank sebelum akad murabahah, dan dicatat oleh bank sebagai kewajiban segera pada perkiraan titipan uang muka murabahah.
Pada saat pelunasan pembayaran asset murabahah ke supplier
Akun Debet Kredit
Persedian Murabahah 100.000.000,-
Uang muka murabahah 30.000.000,- Kas/rekening supplier 70.000.000,- Pada saat akad murabahah
Akun Debet Kredit
Piutang Murabahah 135.000.000,-
Persediaan murabahah 100.000.000,- Margin murabahah
ditangguhkan
35.000.000,-
Pada saat pengakuan uang muka
Akun Debet Kredit
Titipan uang muka murabahah
30.000.000,-
Piutang Murabahah 30.000.000,-
c. Pembatalan Uang Muka Murabahah
Dalam pembiayaan murabahah, nasabah di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin dapat sewaktu-waktu membatalkan transaksi yang disepakati, dalam pembatalannya uang muka yang diterima pihak bank dikembalikan seutuhnya kepada nasabah melalui rekening nasabah setelah dikurangi biaya-biaya riil yang dikeluarkan oleh bank atau penjual. Biaya-biaya riil yang harus dibayar nasabah adalah biaya-biaya yang dikenakan pemasok karena pembatalan pembelian ditambah biaya yang dikeluarkan bank dalam proses pembelian aset murabahah tersebut. Jurnal saat pembatalan akad murabahah:
Akun Debet Kredit
Uang muka Murabahah xxx
Kas/ Rekening Nasabah Xxx Pendapatan Operasional
laiinya
Xxx
3. Kesesuaian penetapan Uang Muka Yang Ada Di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin
a. Penetapan Uang Muka
Dalam hal ini penerapan uang muka (urbun) murabahah pada BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin sudah sesuai dengan peraturan Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/2000, PSAK 102 dan PAPSI 2013 yaitu tentang di bolehkan penetapan uang muka pada transaksi murabahah. Hal ini telah sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Fatwa DSN No. 13/DSN-MUI/ IX/2000 tentang uang muka Murabahah sebagai berikut:
Fatwa tentang uang muka murabahah. Pertama: Ketentuan umum uang muka :
Dalam akad pembiayaan murabahah, Lembaga Keuangan
Syariah (LKS) dibolehkan untuk meminta uang muka apabila kedua belah pihak bersepakat.
Jika nasabah membatalkan akad murabahah, nasabah harus memberikan ganti rugi kepada LKS dari uang muka tersebut.
Besar jumlah uang muka ditentukan berdasarkan kesepakatan.
Jika jumlah uang muka lebih kecil dari kerugian, LKS dapat meminta tambahan kepada nasabah.
Jika jumlah uang muka lebih besar dari kerugian, LKS dapat
meminta dikembalikan kelebihannya kepada nasabah.
Kedua, Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan melalui badan Pengadilan Agama setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.
Ketiga, Fatwa ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan ketentuan jika dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan, akan diubah dan disempurnakan sebagaimana mestinya.
b. Pembatalan Uang Muka Murabahah
Dalam hal ini di BNI Syariah Kantor cabang Banjarmasin di pandang tidak sesuai dengan ketentuan dalam Fatwa DSN No. 13/DSN MUI/2000 karena di fatwa tersebut dinyatakan bahwa jika Nasabah membatalkan akad murabahah, maka nasabah harus menggantikan ganti rugi kepada LKS dari uang tersebut. Adapun di BNI Syariah Cabang Banjarmasin, jika nasabah ingin mengajukan pembiayaan murabahah maka Nasabah menyetorkan uang muka dalam bentuk rekening yang sifatnya adalah titipan. Jika kasus pembatalan sebelum kontrak maka tidak ada pemotongan, jika terjadi pembatalannya sesudah kontrak maka di BNI syariah Kantor Cabang Banjarmasin Belum pernah terjadi seperti membatalkan sesudah akad, karena bila sudah berlanjut akad
maka nasabah wajib melakukan pembiayaan tersebut karena di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin sifat akad murabahah nya mengikat.
Apabila murabahah disepakati, uang muka diperhitungkan sebagai pembayaran piutang murabahah (porsi pokok). Ketentuan ini diatur dalam PSAK No. 102 yang menyatakan: Penjual dapat meminta urbun kepada pembeli sebagai bukti komitmen pembelian sebelum akad disepakati. Uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad murabahah disepakati, jika akad murabahah batal maka uang muka dikembalikan kepada pembeli setelah dikurangi kerugian riil yang ditanggung oleh penjual. Jika urbun itu lebih kecil dari kerugian, maka penjual dapat meminta tambahan dari pembeli. Demikian juga halnya jika akad murabahah batal maka uang muka tersebut dikembalikan kepada nasabah setelah dikurangi biaya-biaya riil yang dikeluarkan oleh bank atau penjual. Biaya-biaya riil yang harus dibayar nasabah adalah biaya-biaya yang dikenakan pemasok karena pembatalan pembelian ditambah biaya yang dikeluarkan bank dalam proses pembelian aset murabahah tersebut.
Konsep perlakuan uang muka ini telah dipergunakan oleh Bank BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin yang mengacu kepada fatwa DSN, PSAK 102 dan PAPSI 2013.
c. Perlakuan tentang Uang Muka Akibat Pembatalan
Di BNI Syariah Kantor Cabang Banjarmasin tidak ada kerugian jika Nasabah membatalkan uang mukanya, karena uang muka tersebut langsung menjadi milik Nasabah dan dikembalikan sepenuhnya. Pada peraturan tersebut dijelaskan juga bahwa uang muka menjadi bagian pelunasan piutang murabahah jika akad disepakati. Bagi pihak nasabah yang sudah menyetor uang muka ke bank jika ia membatalkan transaksi maka tidak ada kerugian dari pihak bank maupun nasabah.
Sejatinya uang muka harus menjadi milik penjual apabila transaksi batal dilaksanakan. Tetapi para ulama melihat bahwa dalam praktiknya, bank syariah mengenakan uang muka sampai setengah dari harga yang disepakati, yang tentunya akan memberatkan nasabah. Oleh karena itu, tidak adil jika uang muka itu semuanya harus jadi milik bank. Jika diteliti lebih jauh, persoalan uang muka dalam murabahah juga muncul dari sifat murabahah itu sendiri.