• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Pendahuluan. membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat. karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 )."

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Bab 1

Pendahuluan

1. Latar belakang

Di tengah pergaulan masyarakat dan perkembangan dunia bisnis yang mengglobal, kemampuan dalam berkomunikasi merupakan persyaratan yang sangat penting. Karena komunikasi dalam masyarakat, bahasa memegang peran penting. Oleh karena itu dapat dibayangkan jika dalam suatu interaksi dan kegiatan masyarakat tanpa adanya bahasa. Karena dengan mempelajari berbagai macam bahasa dapat memberi dorongan untuk membangun suatu hubungan komunikasi yang lebih baik dengan masyarakat.

Bahasa Jepang merupakan salah satu bahasa yang cukup penting untuk dikuasai . Namun tidak mudah bagi pelajar atau mahasiswa yang mempelajari bahasa Jepang dapat menguasai bahasa Jepang dengan mudah, karena mengingat latar belakang budaya, dan aksara yang berbeda. Aksara Jepang tidak seperti huruf romawi, tetapi memiliki karakter yang sulit, khas,dan khusus (Haryono, 2005 : 1 ).

Seperti yang kita ketahui bahwa aksara Jepang meliputi huruf kana, romaji, dan kanji. Huruf kana yaitu yang terdiri dari hiragana dan katakana, kedua-duanya termasuk huruf yang terdiri dari satu suku kata . Huruf hiragana terbentuk dari garis-garis atau coretan-coretan yang melengkung kyokusenteki (曲線的). Hiragana di gunakan untuk menuliskan kata-kata bahasa Jepang asli atau menggantikan tulisan kanji, menuliskan partikel, dan kata bantu kata kerja. Sedangkan huruf katakana terbentuk dari garis atau

(2)

coretan yang lurus chokusenteki ( 直 線 的 ) bentuk garis atau coretan inilah yang membedakan huruf katakana dengan hiragana (Haryono, 2005 : 2 ).

Walaupun huruf katakana dan huruf hiragana termasuk dalam huruf kana, tetapi fungsi katakana berbeda dengan huruf hiragana. Karena huruf katakana hanya digunakan untuk menuliskan kata-kata bahasa Jepang yang berasal dari serapan bahasa asing, negara asing, nama binatang, nama orang asing, nama tumbuhan dan kota-kota luar negeri.

Pemakaian huruf katakana banyak ditemukan pada bahasa-bahasa telegram. Katakana juga digunakan untuk menulis ingo(隠語) atau bahasa rahasia dan zokugo ( 俗 語 bahasa percakapan. Selain itu huruf katakana sering digunakan pada surat-surat atau buku-buku yang berhubungan dengan perusahaan atau perkantoran misalnya : telegram (Haryono, 2005 : 2 ).

Sedangkan huruf romaji yaitu huruf yang biasa dikenal dengan nama huruf latin. Di dalam bahasa Jepang huruf romaji termasuk hyou on moji(表音文字) yaitu huruf yang hanya melambangkan bunyi , tidak melambangkan arti seperti huruf kanji. Perbedaannya huruf hiragana dan katakana termsuk on setsu moji (音節文字) yaitu huruf yang melambangkan satuan bunyi. Huruf romaji disebut tan on moji (単音文字) yaitu huruf yang melambangkan sebuah fonem.

Huruf kanji diciptakan di Cina pada abad ke-14 SM . Karakter ini menyebar sampai ke Korea. Pada abad ke-3 seseorang bernama Wani yang berasal dari bangsa Kudara di seberang laut Jepang, membawa pengaruh bagi orang Jepang yaitu : Konfusianisme dan buku kanji Cina, yang disebut dengan senjimoji. Pada saat itulah pertama kali Jepang di kenal dengan tulisan kanji. Tulisan kanji sangat diperkenalkan di Jepang karena adanya

(3)

pertukaran perdagangan dan banyaknya orang yang berkelana ke Jepang dan Korea. Untuk pemakaian sehari-hari orang Jepang menghafal sekitar tiga ribu huruf. Sedangkan huruf kanji yang telah dimodernisasi oleh orang Jepang keseluruhanya sekitar sepuluh ribu kanji. Sehingga kebanyakan orang Jepang kesulitan dalam menghafal seluruhnya. Huruf kanji digunakan untuk menulis kata-kata dari bahasa Cina dan Jepang yang dapat ditulis dengan huruf kanji. Penulisan huruf kanji akan cukup menyulitkan bagi mahasiswa atau siswa yang belajar bahasa Jepang, terutama bagi mereka yang tidak mengetahui latar belakang budaya kanji.

Huruf kanji digunakan kira-kira pada abad ke-4 yang merupakan zaman Kan di negeri Cina. A gar mudah huruf kanji dibagi menurut cara penulisan dan cara bacanya, yaitu on-yomi (音読)yang berarti cara membaca huruf kanji menurut bahasa Cina dan kun-yomi(訓読) yang berarti cara baca huruf kanji menurut bahasa Jepang.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa tidaklah mudah dalam menuliskan huruf kanji. Setiap goresan atau coretan yang kita tulis akan membentuk sebuah huruf kanji yang akan memiliki sebuah arti, namun huruf kanji tersebut akan memiliki arti jika dituliskan dengan baik dan benar. Tetapi jika dalam kanji yang dituliskan kekurangan satu saja goresan atau salah meletakkan goresan, maka kanji tersebut bisa menjadi tidak memiliki arti sama sekali atau pun menjadi arti kanji lain yang bukan dituliskan. Oleh karena itu setiap coretan atau goresan di saat kita menuliskan kanji sangatlah perlu di perhatikan dengan seteliti mungkin.

Bagian atau setiap goresan yang dituliskan dari huruf kanji tersebut muncul istilah bushu. Dengan kata lain, bushu adalah bagian-bagian yang terdapat dalam kanji yang dapat dijadikan suatu dasar untuk pengklasifikasian kanji.

(4)

Bushu bermanfaat untuk mencari arti suatu kanji pada sebuah kamus kanji atau kamus-kamus yang lain. Oleh sebab itu kamus-kamus yang diterbitkan di Jepang selalu dilengkapi dengan daftar bushu untuk memudahkan cara pemakaian. Terdapat tujuh bushu pada huruf kanji Jepang.

Seperti bushu hen yang berarti melihat bushu dari bagian kiri huruf kanji, bushu tsukuri yang berarti melihat bushu dari bagian kanan kanji, bushu kanmuri yang berarti melihat bushu dari atas huruf kanji, bushu ashi yang melihat bushu dari bagian bawah huruf kanji, bushu tare yang melihat bushu dari bagian atas dan kiri huruf kanji, bushu nyou yang berarti melihat bushu dari bagian kiri bawah kanji, dan bushu kamae yang melihat bushu dari bagian luar sekeliling huruf kanji (Haryono, 2005 : 12 ).

Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis ingin meneliti perbedaan fungsi kanji yang digunakan berdasarkan bushu kanmuri terutama dilihat dari bushu ukanmuri (ウ 冠). Kanji yang mengandung unsur bushu “ukanmuri” jika di gabungkan dengan kanji lain maka akan memiliki arti yang berhubungan dengan atap dan rumah. Contohnya : a. (宅) taku yang berarti rumah.

Namun tidak semua kanji yang dilihat dari bushu ukanmuri (ウ冠) berhubungan dengan atap dan rumah, ternyata ada beberapa kanji yang sama sekali tidak berhubungan. Sebagai contoh :

b. (定) jyou yang berarti diputuskan.

Oleh karena itu di sini penulis ingin meneliti lebih dalam lagi mengenai kanji terutama dari bushu “ukanmuri” ( ウ 冠 ). penulis juga berharap data-data analisis,

(5)

berdasarkan bushu kanji ini dapat membantu pembelajar bahasa Jepang untuk lebih mudah dalam mempelajari kanji Jepang terutama dari bushu kanji.

2. Rumusan Permasalahan

Dalam penelitian ini, penulis akan memfokuskan penelitian pada makna unsur pembentukan kanji yaitu Bushu “Ukanmuri” .

3. Ruang Lingkup Permasalahan

Penulis akan menganalisis khusus mengenai kanji dengan bushu ukanmuri yang berarti “atap” yang ditinjau dari teori semantik dan semiotik. Kanji yang akan dianalisis bersumber pada sepuluh kanji yang terdapat di dalam Kamus Kanji Moderen Jepang Indonesia yang ditulis oleh Andrew N. Nelson.

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menganalisis bushu “ukanmuri” (ウ冠) yang tergolong dalam kelompok bushu kanmuri. Selain itu untuk mengetahui penggunaan gabungan kanji yang digabungkan untuk menunjukkan bahwa kanji tersebut berhubungan dengan atap.

M anfaat dari penelitian ini adalah untuk memudahkan dalam mencari suatu kanji berdasarkan bushu dan mengenal lebih jauh tentang asal usul bushu ukanmuri (ウ冠).

5. Metode Penelitian

M etode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kepustakaan adalah menggunakan korpus data yang berupa literature buku, ensiklopedia dan sebagainya,

(6)

juga dengan media internet dan metode deskriptif analitis, yaitu penelitian yang mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan kemudian menganalisis dan menyimpulkannya.

6. Sistematika Penulisan

Bab 1 Pendahuluan, menjelaskan latar belakang penelitian, rumusan permasalahan yang akan diteliti, tujuan dan manfaat penelitian yang diharapkan, metologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab 2 Landasan Teori, berisi beberapa teori linguistik yang berhubungan dengan penelitian. Teori yang berasal dari sumber yang akurat yang digunakan untuk menganalisis data-data yang ada.

Bab 3 Analisis data, pada bab ini penulis akan menganalisis korpus data satu persatu dengan menggunakan data yang berhasil dikumpulkan melalui teori-teori yang yang telah dianalisis sebelumnya, Guna mendapatkan hasil dari proses penelitian ini. Bab 4 Simpulan, membahas hasil analisa korpus data yang ada dari semua proses penelitian yang telah dilakukan.

Bab 5 Ringkasan, menjelaskan kembali semua latar belakang, rumusan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, beserta analisis yang sudah dijabarkan sebelumnya secara ringkas dan jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi – Fungsi Analisa Kompleks Fungsi Keterangan abs(X) Harga mutlak bilangan kompleks angle(Z) Sudut fase bilangan kompleks complex(a,b) Membentuk bilangan kompleks

Berdasarkan pertimbangan diatas maka bejana paling cocok digunakan bejana silinder horizontal Berdasarkan pertimbangan diatas maka bejana paling cocok digunakan bejana

Sasaran yang perlu dicapai dalam pelaksanaan musrenbang adalah; (1) kelengkapan dan kualitas informasi yang disampaikan kepada peserta, terutama tentang kejelasan isu dan

Seleksi Jalur Mandiri Alih Jenjang adalah jalur seleksi bagi calon mahasiswa baru yang dilakukan berdasarkan seleksi terhadap kompetensi profesi sesuai jenjangnya

Pola pergerakan penumpang kapal antar pelabuhan utama yang disinggahi dimana marginal output lebih besar dari 50% sesuai wilayah operasinya dapat dilihat pada Tabel

Beberapa enzim yang terdapat dalam konsentrasi tinggi di otot jantung akan dilepas dengan nekrosis miokard, karena itu aktifitasnya dalam serum meningkat dan menurun kembali

Di satu pihak Letjen Ahmad Yani tidak ingin melawan Malaysia yang dibantu oleh Inggris dengan anggapan bahwa tentara Indonesia pada saat itu tidak memadai untuk peperangan

Model AWBM (Australian Water Balance Model) mempunyai parameter yang harus ditetapkan, yaitu C 1 , C 2 , C 3 dan A 1, A 2, A 3 , BFI, Ksurf dan Kbase, yang kemudian