• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMODELAN RANTAI PASOK DUA ESELON DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DISKON BIAYA TRANSPORTASI DAN KELAYAKAN KONSOLIDASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERMODELAN RANTAI PASOK DUA ESELON DENGAN MEMPERTIMBANGKAN DISKON BIAYA TRANSPORTASI DAN KELAYAKAN KONSOLIDASI"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PERMODELAN

RANTAI PASOK DUA ESELON

DENGAN MEMPERTIMBANGKAN

DISKON BIAYA TRANSPORTASI DAN

KELAYAKAN KONSOLIDASI

TESIS

Abdul Muid 2507203006

DOSEN PEMBIMBING

(2)

2

Ruang Lingkup Penelitan

Gudang (Cross-dock Pengecer Pengecer Pengecer Pengecer TL (Truck Load) TL with consolidation or LTL carrier Pabrik Pengecer

(3)

Ruang Lingkup Penelitan

Gudang

(Cross-dock

Pengecer

Pengecer

Pengecer

Pengecer

TL (Truck Load)

LTL (Less than Truck

Load)

(4)

4

Ruang Lingkup Penelitan

Pabrik

Ruang lingkup penelitian Attanasio dkk. (2007)

(5)

LATAR BELAKANG

Manajemen

rantai pasok

sebagai strategi

baru dalam

persaingan

usaha

Perlunya

pendekatan

yang tepat

terhadap

biaya

transportasi

Faktor

konsolidasi

sebagai suatu

strategi untuk

meminimasi

biaya

transportasi

(6)

6

PERMASALAHAN

Bagaimana

membuat model

rantai pasok dua

eselon yang

mempertimbang

kan biaya diskon

dan konsolidasi

pengiriman ke

para pengecer

Bagaimana

pengaruh

kelayakan

konsolidasi

terhadap

rantai pasok

Faktor – faktor apa

yang berpengaruh

terhadap biaya

rantai pasok dua

eselon yang

mempertimbangkan

biaya diskon dan

konsolidasi

pengiriman ke para

pengecer

(7)

TUJUAN

Membuat model

model rantai

pasok dua eselon

yang

mempertimbang

kan biaya diskon

dan konsolidasi

pengiriman ke

para pengecer

Mengetahui

pengaruh

konsolidasi

terhadap

biaya rantai

pasok

Mengetahui faktor –

faktor yang

berpengaruh

terhadap rantai pasok

dua eselon yang

mempertimbangkan

(8)

8

BATASAN

Perencanan

hanya

dilakukan

sekali pada

awal periode

selama periode

perencanaan

Biaya

pemesanan

ke shipper

tidak

dimasukkan

dalam model

Penelitian

Biaya

crossdock

tidak

di-pertimbang

kan

Pengecer

berada

dalam

satu

area tarif

(9)

STATE OF THE ART OF THE

RESEARCH

Biaya transportasi dimodelkan sebagai fungsi linier (Ng dkk., 2001 dan LeBlanc

dkk.,2004)

Biaya transportasi diasumsikan bersifat tetap (fixed cost) dan

dimasukkan menjadi bagian dari biaya pesan (order cost)

(Leenders dkk., 2002)

Penyimpangan asumsi linier dan konstan terhadap biaya transportasi khususnya pada

less than truckload (LTL) (Carter dan Ferrin, 1996,

Bohman, 2006) Model Rantai Pasok yang

mengakomodasi biaya transportasi LTL dengan fungsi biaya diskon pada semua

unit / all-unit discount cost structure (Carter dkk., 1995; Carter and Ferrin,

1996; Chan dkk., 2002; dan Croxton dkk., 2003)

Heuristik Rantai Pasok Gudang Tunggal – Multi Retailer dengan all-unit transportation

cost discount structure

(James Hill, J.dan Galbreth, M., 2008) Permodelan Rantai Pasok Dua Eselon dengan Mempertimban gkan Diskon Biaya Transportasi dan Kelayakan Konsolidasi Usulan Thesis

Problem integrasi pengepakan dan pengiriman (Attanasio dkk, 2007)

(10)

10

RESEARCH GAP

√ − √ Simplifikasi model MAUD − MAUD Pendekatan Model MILP ILP MILP Model yang digunakan

Model

√ √

Biaya transportasi

Variabel Biaya Pengirim

√ −

Biaya simpan

Variabel Biaya Pengecer

All Discount − All Discount Kebijakan Diskon Volume Pengiriman − Volume Pengiriman Pertimbangan nilai diskon

√ √ − Konsolidasi pengiriman √ √ √ Volume pengiriman Variabel Keputusan √ − √

Biaya inventori pengecer

√ √ √ Biaya pengrirman Ukuran Performansi √ √ − Konsolidasi pengiriman √ − √

Diskon Biaya pengiriman Kebijakan Sistem √ √ √ Pengecer / tujuan √ − √

Gudang (Cross dock)

√ √ √ Pabrik asal Dua Satu Dua Tingkatan rantai pasok

Ruang Lingkup

Ususlan Thesis Attanasio dkk

(2007) Hill dan Galbreth

(2008) Karakteristik Penelitian

(11)

All Units Quantity Discounts

Structure

( )





<

<

<

<

=

=

+

,

,

,

,

0

,

0

0

1

2

1

1

1

Q

y

jika

Q

y

Q

y

jika

Q

y

Q

y

jika

Q

y

Q

jika

c

Q

jika

Q

G

n

n

i

i

i

α

α

α

(12)

12

Model MILP

(1)

∑∑

+

β

+

β

R

r

j

rj

r

j

j

Y

H

Min

( )

∑∑

+

+

+

x

j

k

j

a

jkxa

genap

a

xa

jkxa

ganjil

a

xa

jxa

S

D

S

D

k

j

h

F

∑∑

∑∑

=

+

k

j

kx

k

j

a

jkxa

r

b

jkrxb

D

m

k

x

D

,

,

.

∑∑∑

+

∑∑∑

=

x

k

j

x

a

jkxa

r

k

j

b

jkrxb

j

D

D

j

R

,

.

(13)

Model MILP

(2)

.

j

V

R

j

.

j

P

H

R

j

j

( )

j

k

jxa

xa

jkxa

jxa

a

x

F

D

C

F

j

a

x

C

1

,

,

.

{

0

,

1

,

2

,...

}

j

,

H

j

{ }

0

,

1

,

jkrxb

X

{

0

,

1

,

3

,....

}

rj

Y

(14)

14

Model MILP

(3)

{ }

0

,

1

j

,

x

,

a

,

F

jxa

a

jxa

j

x

F

1

,

.

{ }

x

X

S

a

xa

0

,

1

,

(15)

Model MILP yang disederhanakan

(1)

∑∑

+

β

+

β

R

r

j

rj

r

j

j

Y

H

Min

∑∑

∑∑

=

+

k

j

kx

k

j

a

jkxa

r

b

jkrxb

D

m

k

x

D

,

,

.

( )

{

}

∑∑

+

+

≥ x j k j jkx x jkx x jx

L

D

S

D

k

j

h

F

∑∑∑

+

∑∑

=

x

k

j

x

jkx

r

k

j

b

jkrxb

j

D

D

j

R

,

.

.

j

V

R

j

.

j

P

H

R

j

j

D

jkx

CF

jx

j

,

a

,

x

.

(16)

16

Model MILP yang disederhanakan

(2)

{

0

,

1

,

2

,...

}

j

,

H

j

{ }

0

,

1

,

jkrxb

X

{

0

,

1

,

3

,....

}

rj

Y

{ }

0

,

1

j

,

x

,

b

,

F

jxb

(17)

Analisa Perilaku Model Rantai Pasok

Perubahan kapasitas konsolidasi

Tipe 2

Perubahan tarif LTL carrier

Tipe 3

Perubahan biaya simpan

Tipe 4

Pilihan alternatif LTL carrier atau truckload

Tipe 5

Contoh Numerik

Tipe 1

Keterangan

Skenario

(18)

18

Contoh Numerik

(1)

703.38

15.44

23

3 July

2

12 June

Marseille

8

61.54

6

16 June

1

11 June

Marseille

7

35.23

6

16 June

1

11 June

Marseille

6

19.59

6

16 June

1

11 June

Marseille

5

19.05

6

16 June

1

11 June

Marseille

4

102.54

6

16 June

2

12 June

Ancona

3

207.34

5

15 June

1

11 June

Marseille

2

242.65

5

15 June

2

12 June

Ancona

1

Weight

(m

kxb

)

Periode

Deadlin

e

(k)

Deadlin

e

Periode

Release

Time

Release

time

Custome

r

locatio

n

Order

(b)

(19)

Contoh Numerik

(3)

1,328

Bari – Ancona – Marseille

3

1,280

Bari – Marseille

2

640

Bari – Ancona

1

Fixed Cost (USD)

(

ββββ

r

)

Keterangan

Rute

(20)

20

Daftar tarif dalam satu zone

200 195 190 185 180 175 170 165 160 155 150 145 140 135 130 125 120 115 110 105 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0.5 1.0 1.5 2.0 2.5 3.0 3.5 4.0 4.5 5.0 5.5 6.0 6.5 7.0 7.5 8.0 8.5 9.0 9.5 10.0 10.5 11.0 11.5 12.0 12.5 13.0 13.5 14.0 14.5 15.0 15.5 16.0 16.5 17.0 17.5 18.0 18.5 19.0 19.5 20.0 17.1 25.0 33.1 41.0 49.1 61.5 71.8 85.6 98.3103.7106.7109.7113.1115.5118.7123.1125.1128.4131.3136.0142.8149.6151.3152.5153.3156.5159.6162.3164.9167.3169.4171.3172.9174.4175.6176.6181.5186.4191.3196.2

(21)

Struktur biaya rantai pasok

TL1COST TL2COST HOLDTL2COST LTLCOST HOLDLTLCOST 8,000.00

1,920.00

(22)

22

Prosentase struktur biaya rantai pasok

TL1COST 72% TL2COST 17% HOLDTL2COST 4% LTLCOST 5% HOLDLTLCOST 2%

(23)
(24)

24

Kapasitas TL2 naik / turun 10%

3.167,96

2.675,77

3.198,31

2.400,00

2.500,00

2.600,00

2.700,00

2.800,00

2.900,00

3.000,00

3.100,00

3.200,00

Skenario awal Kap TL2 naik 10% Kap TL2 turun

10%

(25)

Kapasitas TL2 naik / turun 10%

0,1554

0,0096

-0,0200

0,0400

0,0600

0,0800

0,1000

0,1200

0,1400

0,1600

Penurunan total biaya

outbound karena kap

TL2 naik 10%

Peningkatan total biaya

outbound karena kap

(26)

26

Kapasitas TL2 naik / turun 10%

1.920,00

591,46

99,27

81,06

640

181,99

1.901,80

202,65

453,85

575,44

1.920,00

474,52

0,00

500,00

1.000,00

1.500,00

2.000,00

2.500,00

TL2COST

HOLDTL2COST

LTLCOST

HOLDLTLCOST

Skenario awal

Kap TL2 naik 10%

Kap TL2 turun 10%

(27)

Rute dan skedul pengiriman dengan

kenaikan kapasitas TL2 10%

(28)

28

Rute dan skedul pengiriman dengan

kenaikan kapasitas TL2 10%

(29)

Kesimpulan

1.

Fungsi tujuan dipengaruhi oleh kapasitas kendaraan

konsolidasi, tarif LTL carrier, tarif biaya simpan, serta

alternatif ketersediaan pengiriman.

2.

Peningkatan kapasitas kendaraan mengakibatkan

pengurangan nilai fungsi tujuan yang optimal, demikian

juga sebaliknya

3.

Kenaikan tarif LTL carrier menyebabkan meningkatnya

nilai fungsi tujuan yang optimal, demikian juga sebaliknya

4.

Kenaikan biaya simpan menyebabkan kenaikan fungsi

tujuan melalui peningkatan total biaya simpan baik yang

ditimbulkan pengiriman melalui konsolidasi maupun

melalui LTL carrier, demikian juga sebaliknya

5.

Pembatasan alternatif pengiriman order dengan

maniadakan pilihan konsolidasi akan menaikkan nilai

fungsi tujuan melalui peningkatan biaya perngiriman

dengan LTL carrier. Demikian juga sebaliknya.

(30)

30

Saran



Persoalan yang lebih komplek dengan

peningkatan jumlah zone, order dan

retailer yang banyak serta perlu diuji

coba untuk mengetahui perilaku model

yang lebih luas.



Pengembangan model masih sangat

terbuka dengan menambah kompleksitas

rantai pasok

(31)

References

Attanasio, A. dkk. (2007), “Integrated Shipment Dispatching and Packing Problems: A Case Study”, Journal Math Model Algorithm, Vol. 6, hal. 77-85.

Ballou, R.H. (2004), Business Logistics / Supply Chain Management. 5th edition, Prentice Hall.

Bohman, R. (2006), “Smart Ways You can Cut LTL Costs”, Logistics Management, Vol. 45, No. 10, hal. 37–40.

Burwell, T.H. dkk. (1997), “Economic Lot Size Model For Price-Dependent Demand Under

Quantity and Freight Discounts”, International Journal of Production Economics, Vol. 48, hal. 141–155.

Carter, J.R. dkk. (1995). “The Effect of Less-Thantruckload Rates on The Purchase Order Lot Size Decision”, Transportation Journal, Vol. 34, No. 3, hal. 35–44.

Carter, J.R., dan Ferrin, B. (1996), “Transportation Costs and Inventory Management: Why Transportation Costs Matter”, Production and Inventory Management Journal, Vol. 37, No. 3, hal. 58–62.

Chan, L.M. dkk. (2002), “Effective Zero-Inventory-Ordering Policies for The Single Warehouse Multiretailer Problem with Piecewise Linear Cost Structures”, Management Science, Vol. 48, No. 11, hal. 1446–1460.

Clark, A.R., dan Clark, S.J. (2000), “Rolling-Horizon Lot-Sizing when Set-Up Times are

Sequence-Dependent”, International Journal of Production Research, Vol. 38, No. 10, hal. 2287–2307.

(32)

32

References

Copra, S. dan Meindl, P. (2007), Supply Chain Management, 3rd ed., Pearson Education, Upper Saddle River, New Jersey.

Croxton, K.L. dkk. (2003), “Models and Methods For Merge-In-Transit Operations”, Transportation Science, Vol. 37, No. 1, hal. 1–22.

Diaby, M., dan Martel, A. (1993), “Dynamic Lot Sizing for Multiechelon Distribution Systems with Purchasing and Transportation Price Discounts”, Operations Research, Vol. 41, No. 1, hal. 48–59.

Ertogral, K. dkk. (2007), “Production and Shipment Lot Sizing in A Vendor–Buyer Supply Chain with Transportation Cost”, European Journal of Operational Research, Vol. 176, hal 1592–1606.

Fisher, M.L. (1997), “What is The Right Supply Chain for Your Product?”, Harvard Business Review, Vol. 75, No. 2, hal. 105–116.

Garg, M. dan Cole, S.J. (2006), “Models and Algorithms for The Design of Survivable

Multicommodity Flownetworks with General Failure Scenarios”. Omega, Vol. 36, hal. 1057 – 1071.

Ghiani, G. etc. (2004), Introductionto Logistics Systems Planning and Control, John Wiley & Sons Ltd., England.

Hill, J. dan Galbreth, M. (2008), “A Heuristic for Single – Warehouse Multi Retailer Supply Chains with All-Unit Transportation Cost Discounts”, European Journal of Operational Research, Vol. 187, hal. 473-482.

(33)

References

LeBlanc, L. dkk. (2004), “Nu-Kote’s Spreadsheet Linear Programming Models for Optimizing Transportation”, Interfaces, Vol. 34, No. 2, hal. 139–149.

Leenders, M. dkk (2002). Purchasing and Supply Management, 12th ed. McGraw-Hill, New York.

Ng, C.T. dkk. (2001), “Coordinated Replenishments with Alternative Supply Sources in Two-Level Supply Chains”, International Journal of Production Economics, Vo. 73, hal. 227–240.

Nurwidiana (2007), “Pengembangan Model dan Algoritma Common Replenishment Epoch untuk Koordinasi Rantai Pasok dengan Mempertimbangkan Kelayakan Konsolidasi Pengiriman”, Thesis, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya

Russell, R.M. dan Krajewski, L.J. (1991), “Optimal Purchase and Transportation Cost Lot SizingfFor A Single Item”, Decision Sciences, Vol. 22, hal 940–951.

Russell, R.M. dan Krajewski, L.J. (1992), “Coordinated Replenishments from A Common Supplier”, Decisions Sciences, Vol. 23, hal. 610–632.

Sumner, M. (2005), Enterprise Resource Planning. 1st Edition, Prentice Hall.

Swenseth, S. dan Godfrey, M. (2002), “Incorporating Transportation Costs into Inventory

Replenishment Decisions”, International Journal of Production Economics, Vol. 77, hal. 113–130.

Tersine, R.J. dan Barman, S. (1991), “Economic Inventory / Transport Lot Sizing with Quantity and Freight Rate Discounts”, Decision Sciences, Vol. 22, hal. 1171–1179. Thomas, D.J. dan Griffin, P.M. (1996), “Coordinated Supply Chain Management”, European

Journal of Operational Research, Vol. 94, hal. 1–15.

Vroblefski, M. dkk. (2000), “Efficient Lot-Sizing Under Differential Transportation Cost Structure for Serially Distributed Warehouses”, European Journal of Operational Research, Vol. 127, hal. 574–593.

Referensi

Dokumen terkait