• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBERDAYAAN WANITA TANI MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PENDAPATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMBERDAYAAN WANITA TANI MELALUI KEGIATAN PENGOLAHAN KELAPA SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI ALTERNATIF PENINGKATAN PENDAPATAN."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 629

PEMBERDAYAAN WANITA TANI MELALUI KEGIATAN

PENGOLAHAN KELAPA SKALA RUMAH TANGGA SEBAGAI

ALTERNATIF PENINGKATAN PENDAPATAN

Ni Putu Sutami, Ni Ketut Ari Tantri dan I Made Londra

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali Jl.

e-mail :tamiasih@yahoo.co.id

ABSTRAK

Kata kunci :

Pendahuluan

Dorongan untuk keluar dari himpitan ekonomi menuntut adanya peran aktif serta tanggung jawab dari seluruh anggota keluarga, tak terkecuali ibu rumah tangga. Selain memiliki kewajiban mengurus rumah tangga, partisipasi wanita tani sangat dibutuhkan dalam kegiatan usahatani. Sektor pertanian sebagai wahana pemberdayaan wanita merupakan pilihan yang tepat. Alasannya, karena Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar wilayah Indonesia masih memiliki potensi lahan pertanian

Salah satu komoditi perkebunan yang penting bagi Indonesia disamping kakao, kopi, lada dan vanili adalah kelapa. Kelapa mempunyai manfaat yang beragam bagi kehidupan manusia. Beberapa jenis produk yang dihasilkan oleh kelapa antara lain minyak, gula kelapa, dan nata de coco. Selain itu produk lainnya yang dapat diperoleh adalah kayu, arang aktif dan berbagai kerajinan yang dihasilkan dengan mendayagunakan setiap bagian dari pohon kelapa. Pengolahan kelapa (Cocos nucifera L.) lebih lanjut, diharapkan mampu memberikan pendapatan yang lebih tinggi bila dibandingkan kelapa itu hanya dijual dalam bentuk butiran. Pengolahan buah kelapa skala rumah tangga yang sering dilakukan adalah pengolahan minyak kelapa murni atau sering disebut VCO (Virgin Coconut Oil). VCO mulai dikenal orang karena mempunyai banyak keuntungan bagi manusia, diantaranya mencegah penyakit jantung, kanker, diabetes, dan penyakit degeneratif lainnya, memperbaiki system pencernaan, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dan membantu menurunkan berat badan (Anonim, 2006).

Kelapa, bagi umat Hindu di Bali merupakan komoditas strategis karena memiliki peran sosial dan cultural sehingga banyak ditanam di lahan pekarangan dan tegalan. Menurut Budianto dan Allorerung (2003) potensi ekonomi kelapa belum dimanfaatkan secara optimal karena adanya berbagai masalah internal baik dalam proses produksi, pengolahan, pemasaran maupun kelembagaan. Untuk mengatasi kendala yang ada berbagai upaya pemberdayaan sumberdaya manusia terus dilakukan, utamanya melalu pemanfaatan. teknologi. Berbagai teknologi dikenalkan untuk menghasilkan minyak VCO, salah satu diantaranya melalui, fermentasi. Kegiatan pengolahan minyak VCO diharapkan

(2)

Ni Putu Sutami et al. :Pemberdayaan wanita tani melalui kegiatan pengolahan kelapa | 630 memberikan manfaat pada kehidupan yang lebih layak bagi wanita tani dan berkembangnya kelembagaan wanita tani untuk memudahkan transfer teknologi, sehingga memungkinkan kelembagaan kelompok tani berkembang dan memberikan nilai tambah bagi keluarganya. Pembuatan minyak VCO dilakukan dengan meramu sumberdaya lokal berupa tanaman kelapa dan tenaga kerja lokal menjadi produk spesifik lokasi. Dengan pelatihan pembuatan VCO, diharapkan wanita tani memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang meningkat, walaupun dalam pengembangannya, banyak kendala yang dijumpai diantaranya pasar yang terbatas, belum sempurnanya mutu produk karena keterbatasan pengetahuan tentang cara membuat VCO dan kemasan yang belum bagus.

Dari berbagai kendala dan permasalahan yang ada, maka perlu upaya pemberdayaan dengan tujuan : 1) mengetahui motivasi wanita tani mengolah kelapa menjadi minyak VCO, 2) mengetahui teknologi pembuatan VCO dan 3) mengetahui tingkat pendapatan dari VCO

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Kelompok Wanita Tani (KWT) Suka Makmur, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan KWT ini sangat responsive menerima teknologi baru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis, yang bertujuan menggambarkan situasi, kejadian dan memberikan gambaran hubungan antar fenomena, menguji hipotesis, membuat prediksi serta implikasi dari suatu masalah yang ingin dipecahkan. Pemberdayaan wanita tani dalam pengolahan VCO meliputi banyak aspek yaitu melakukan pelatihan-pelatihan, menganalisa biaya dan penerimaan dari usaha pembuatan VCO dan mempelajari motivasi apa yang menyebabkan wanita tani melakukan kegiatan pengolahan VCO.

Bahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan VCO dipilih kelapa tua yang berumur antara 10 sampai 12 bulan sebanyak 100 butir yang diolah dengan cara fermentasi menggunakan air kelapa.

Pendapatan merupakan imbalan yang diperoleh dari suatu usaha penggunaan factor-faktor produksi tenaga kerja, sarana produksi dan modal. Pendapatan bersih merupakan selisih antara penerimaan (pendapatan kotor) dengan biaya (total pengeluaran). Pendapatan bersih dihitung dengan menggunakan rumus :

Π = TR – TC TR = P x Q Keterangan : TR = Total penerimaan TC = Total biaya P = Harga produk Q = Produk Π = Pendapatan bersih

Untuk mengetahui kelayakan usaha pengolahan VCO digunakan analisis R/C ratio. Jika R/C ratio lebih besar dari 1 maka usaha dikatakan layak (Suhardjo dan Patong, 1984)

(3)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 631

Hasil Dan Pembahasan

Pengertian Pemberdayaan

Yang dimaksud dengan pemberdayaan yakni suatu proses perubahan pola pikir yang ditandai dengan tumbuhnya kesadaran anggota masyarakat untuk mau memperbaiki kehidupannya dengan menggunakan potensi yang dimilikinya. Terdapat dua kata penting yang diharapkan muncul dari pengertian pemberdayaan ini, yakni kemandirian dan partisipasi. Melalui pemberdayaan, masyarakat secara bertahap dapat bergerak dari kondisi tidak tahu, tidak mau dan tidak mampu menjadi tahu, mau dan mampu.

Tujuan akhir dari pemberdayaan, adalah meningkatkan kesejahteraan petani melalui proses keberdayaan petani dan kelembagaannya dalam mengembangkan diversifikasi usahanya. Diversifikasi usaha yang dilakukan dalam pengolahan VCO merupakan diversifikasi vertikal, karena dikembangkan dengan cara memperbanyak jenis produk yang dihasilkan petani, dimana petani tidak hanya menjual kelapa butiran melainkan sudah dalam bentuk produk lain yaitu minyak VCO. yaitu minyak kelapa menjadi minyak kelapa murni atau VCO.

Motivasi wanita tani mengolah kelapa menjadi VCO

Keberhasilan program pemberdayaan petani dan kelembagaannya sangat dipengaruhi oleh dukungan pemerintah dan keberadaan fasilitator (pelatih).Dukungan pemerintah untuk pengolahan VCO di KWT Suka Makmur dilakukan oleh Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali sebagai instansi pemerintah yang mendukung dalam pendanaan untuk pelatihan. Dukungan dana dapat memotivasi petani untuk melakukan proses pengolahan VCO. Kegiatan pengolahan supaya bisa berjalan dengan lancar perlu diseimbangkan dengan potensi sumberdaya yang ada seperti bahan baku, tenaga kerja, ketrampilan dan entrepreneurship sehingga dapat menghasilkan produk untuk dijual ke pasar. Jika salah satu komponen sumberdaya terganggu akan mempengaruhi keseluruhan system. Untuk itu diperlukan feedback sebagai evaluasi agar usaha agribisnis pengolahan VCO dapat berjalan dengan baik. Sistem usaha agribisnis VCO dilakukan oleh kelompok wanita tani yang berada dalam satu kelompok/lingkungan sehingga pengaruh kelompok/lingkungan terhadap tumbuh kembangnya usaha ini sangat besar.

Motivasi lainnya yang mempengaruhi wanita tani melakukan kegiatan pengolahan adalah karena adanya dukungan fasilitator (pelatih) yang memiliki komitmen yng kuat (motivasi) agar usaha pengolahan VCO bisa berkelanjutan. Metode dan materi yang diberikan sangat terkait dan langsung bersentuhan dengan kebutuhan wanita tani. Semakin sesuai dengan kebutuhan petani, maka metode dan materi pelatihan akan semakin cepat diterima dan diadopsi.

Teknologi pengolahan kelapa menjadi minyak murni merupakan proses perubahan secara kimia, biokimia dan/atau fisik, dengan nilai ekonomi yang lebih tinggi. Produk VCO yang dihasilkan, dapat merupakan produk akhir yang siap digunakan oleh manusia ataupun produk yang merupakan bahan baku industri lain (Mangunwidjaja dan Sailah, 2008). Teknologi pengolahan dikenal ada tiga tingkatan yaitu tradisional, inovatif dan maju. Teknologi tradisional perlu diperbaiki dengan mengoptimalkan operasi dan memperbesar kapasitas olah. Teknologi inovatif adalah pengembangan teknologi yang sudah ada untuk

(4)

Ni Putu Sutami et al. :Pemberdayaan wanita tani melalui kegiatan pengolahan kelapa | 632 memenangkan persaingan. dirancang perubahan dan penyempurnaan sistem proses sehingga biaya produksi lebih murah dan waktu proses lebih singkat. Teknologi maju adalah teknologi proses untuk menghantarkan perusahaan menjadi market leader, produk yang dihasilkan merupakan produk baru, baik menurut kualitas maupun spesifikasinya dan dibutuhkan pasar sehingga dukungan riset diperlukan secara terus menerus agar posisi market leader tetap terpelihara (Irawadi, 2000).

Teknologi pengolahan kelapa menjadi VCO termasuk teknologi pengolahan tradisional karena dilakukan oleh rumah tangga dalam skala kecil. Teknologi pengolahan VCO juga bisa disebut teknologi inovatif karena proses pengolahannya sudah dilakukan secara mekanik.

Permasalahan dalam Kelembagaan Usaha VCO

Problem mendasar bagi wanita tani adalah ketidakberdayaan dalam melakukan negosiasi harga hasil produksinya. Posisi tawar pada umumnya lemah, hal ini merupakan salah satu kendala dalam usaha meningkatkan pendapatannya. Menurut Branson dan Douglas (1983), lemahnya posisi tawar disebabkan karena wanita tani kurang mendapatkan/memiliki akses pasar, informasi pasar dan permodalan .

Wanita tani kesulitan menjual hasil VCO karena tidak punya jalur pemasaran. Selain itu dalam mengembangkan usaha VCO, masih berjalan sendiri-sendiri, tanpa ada yang menghimpun untuk menyalurkan aspirasi mereka. Menurut Akhmad (2007), upaya yang harus dilakukan wanita tani untuk menaikkan posisi tawar mereka adalah dengan melakukan kolektifikasi semua proses dalam rantai pertanian, meliputi kolektifikasi modal, kolektifikasi produksi, dan kolektifikasi pemasaran. Wanita tani yang kurang mengetahui informasi pasar perlu berkelompok supaya petani tersebut menjadi lebih kuat, baik dari segi kelembagaannya maupun permodalannya.

Kelembagaan wanita tani tidak berjalan dengan baik pada umumnya disebabkan oleh (Purwanto, dkk, 2007) :

1. Kelompoktani dibentuk berdasarkan kepentingan teknis untuk memudahkan pengkoordinasian apabila ada kegiatan atau program pemerintah, sehingga lebih bersifat orientasi program, dan kurang menjamin kemandirian kelompok dan keberlanjutan kelompok.

2. Pengelolaan kegiatan produktif anggota kelompok bersifat individu. Kelompok sebagai forum kegiatan bersama belum mampu menjadi wadah pemersatu kegiatan anggota dan pengikat kebutuhan anggota secara bersama, sehingga kegiatan produktif individu lebih menonjol.

4. Pembentukan dan pengembangan kelembagaan tidak menggunakan basis social capital setempat dengan prinsip kemandirian local.

5.. Pembentukan dan pengembangan kelembagaan berdasarkan pendekatan yang top down, menyebabkan tidak tumbuhnya partisipasi masyarakat

Teknologi Pembuatan VCO

Usaha diversifikasi produk dari buah kelapa menjadi menjadi minyak kelapa murni atau VCO diharapkan dapat meningkatkan pendapatan wanita tani. VCO adalah minyak kelapa yang diproses dari kelapa segar dengan atau tanpa pemanasan dan tidak melalui pemurnian dengan bahan kimia. Dibandingkan dengan minyak kelapa yang diolah secara tradisional, VCO memiliki keunggulan,yaitu kadar air dan asam lemak bebas rendah, tidak berwarna (bening), beraroma harum, dan daya simpan lebih lama. Dalam perkembangannya

(5)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 633 VCO telah dimanfaatkan sebagaibahan baku farmasi, kosmetik, dan pangan (Rindengan 2003).

Saat ini telah berkembang pengolahan VCO tanpa pemanasan dengan menggunakan air kelapa sebagai starter. Penyiapan bahan baku kelapa yang diolah menjadi VCO adalah buah yang tua, yakni berumur 11-12 bulan, yang ditandai dengan kulit sabut berwarna coklat. Buah kelapa tua akan menghasilkan rendemen minyak yang tinggi. Untuk pembuatan santan, buah kelapa tua dikupas kemudian dibelah dan dagingnya dikeluarkan dari tempurung. Daging buah kelapa lalu diparut secara manual atau digiling menggunakan mesin. Hancuran daging buah lalu ditambah air dengan perbandingan 1:2. Selanjutnya, ekstrak dipres dengan mesin pengepres atau secara manual kemudian disaring sehingga diperoleh santan. Dari 100 butir kelapa (rata-rata bobot daging buah 400 g/butir) diperoleh 100 liter santan. Untuk pemisahan krim, santan yang diperoleh dituang pada ember plastik transparan kemudian didiamkan 4-6 jam. Selama pendiaman, santan akan terbagi menjadi tiga lapisan, yaitu lapisan atas berupa krim (kaya minyak), lapisan tengah berbentuk skim (kaya protein), dan lapisan bawah berupa endapan. Krim dipisahkan dan digunakan sebagai bahan baku VCO.

Pembuatan Starter dilakukan dengan cara yang mudah, yaitu dengan mencampur santan kental atau krim dengann air kelapa kemudian diaduk homogeny dan dibiarkan maksimal 1 hari pada suhu ruang. Selama proses pendiaman, campuran akan terpisah menjadi tiga lapisan, yaitu minyak (lapisan atas), blondo berwarna putih (lapisan tengah), dan air (lapisan bawah). Selanjutnya, minyak di pisahkan dari blondo dan air. Alur proses pengolahan VCO disajikan pada Gambar 1

Gambar 1. Alur Teknologi Pembuatan VCO KELAPA TUA 10 - 12 bulan DAGING BUAH KELAPA 12 bulan SANTAN KELAPA PARUT BLONDO PUTIH MINYAK VCO

ENDAPAN AIR SANTAN KENTAL

(Krim/Kanil)

MINYAK KELAPA

BLONDO COKLAT Dikupas, dicungkil

Dicuci, ditiriskan, diparut

Diamkan 4 -6 jam pisahkan

Dicampur air kelapa Fermentasi biarkan 15-24 jam

(6)

Ni Putu Sutami et al. :Pemberdayaan wanita tani melalui kegiatan pengolahan kelapa | 634 Minyak yang diperoleh disaring menggunakan kertas saring berulang-ulang, fungsinys selain menurunkan kadar air juga berperan menyerap bau yang kurang enak. Selanjutnya VCO yang diperoleh, dikemas dan ditutup rapat serta disegel agar dapat disimpan dengan tahan lama.

Rendemen Hasil VCO dihitung berdasarkan bobot VCO yang diperoleh dibandingkan dengan bobot bahan yang digunakan (parutan daging buah kelapa). Rendemen hasil (%) = (a : b) x 100.

di mana:

a = bobot bahan (VCO) yang diperoleh (g)

b = bobot bahan yang digunakan (parutan daging buah)

Dari 100 butir kelapa dihasilkan 6380 gram VCO, dan apabila bobot parutan daging buah kelapa per butir adalah 400 gram, maka rendemen hasil yang dperoleh sebesar 15,95%. Analisis Pendapatan Pembuatan Minyak VCO

Pendapatan merupakan selisih antara penerimaan dengan biaya produksi. Analisis pendapatan menguntungkan jika pendapatan bernilai positif dan sebaliknya. Pendapatan dapat dibagi menjadi dua, antara lain: biaya tunai dan biaya diperhitungkan. Analisis pendapatan usahatani meliputi analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan serta analisis B/C ratio. Biaya proses pembuatan minyak kelapa murni mencakup biaya untuk sarana produksi, biaya tenaga kerja, dan biaya penyusutan alat. Biaya-biaya dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Analisis Kelayakan Usaha untuk 100 Butir Kelapa

Uraian Jumlah Harga Satuan Nilai

Biaya Proses

1. Biaya sarana produksi

a. Kelapa 100 unit 4.000 400.000

b. Bahan bakar 1 liter 8.000 8.000

Total biaya saprodi 408.000

2. Biaya tenaga kerja

a. Ongkos parut kelapa 100 butir 500 50.000

b. Peras santan + rebus air 2 HOK 30.000 60.000

c. Angkat krim 0.25 HOK 30.000 7.500

d. Angkat VCO 0.5 HOK 30.000 15.000

e. Saring VCO 1 HOK 30.000 30.000

Total biaya tenaga kerja (a + b) 162.500

3. Biaya penyusutan alat 3,3 jam 175.000 53.030

4. Total biaya proses 623.530

Penerimaan

1. Minyak kelapa murni 6.38 liter 90.000 574.200

2. Minyak kelentik 9 liter 12.000 108.000

Total penerimaan 682.200

Keuntungan 58.670

(7)

Prosiding Seminar Nasional “Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi”, Banjarbaru 6-7 Agustus 2014 | 635 Berdasarkan hasil analisis usaha pembuatan VCO, tingkat pendaptan yang diterima sebesar Rp 58.670 untuk 100 butir kelapa. Sedangkan secara ekonomis nilai R/C ratio diperoleh sebesar 1.09 yang berarti bahwa teknologi pengolahan VCO masih layak untuk diusahakan apabila harga kelapa sebesar Rp 4.000. per butir.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1.

Pemberdayaan petani kelapa merupakan kebijakan strategis untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani serta memperbesar kontribusi petani dalam pembangunan ekonomi.

2.

Usaha tani kelapa harus berorientasi komersial. Peran petani bukan lagi sebagai produsen bahan baku, tetapi sebagai pelaku usaha. Kelembagaan yang menangani kelapa juga ditingkatkan efisiensinya dan bila diperlukan dapat dibangun kelembagaan tingkat petani. Pemberdayaan petani kelapa dapat dilaksanakan melalui diversifikasi usaha tani secara vertikal melalui beragamnya produk usaha yang dihasilkan.

3.

Minyak kelapa murni tidak mengandung kolesterol, namun kaya akan senyawa asam laurat. Asam lemak jenuh rantai sedang yang terdapat pada minyak kelapa murni dapat menciptakan kenetralan terhadap kolesterol.

4.

Bahan utama pembuatan VCO adalah buah kelapa segar yang sudah tua atau matang dengan ciri-ciri sabut berwarna coklat dan buah belum ada yang berkecambah. Umur buah kelapa berkisar 11-12 bulan. Buah kelapa yang demikian akan menghasilkan rendemen minyak yang banyak.

SARAN

Karena minyak VCO ini bisa dikonsumsi langsung, maka peredarannya di pasaran perlu pengawasan secara ketat oleh pemerintah terutama kadaluarsanya

Daftar Pustaka

Allorerung, D. dan Z. Mahmud. 2003. Dukungan kebijakan iptek dalam pemberdayaan komoditas kelapa. Prosiding Konferensi Nasional Kelapa V. Tembilahan, 22−24 Oktober 2002. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. hlm. 70−82. Anonim. 2006. Konsep pengembangan kelapa terpadu. Masyarakat Perkelapaan Indonesia

(MAPI). Bogor.

Branson, R E. dan Douglas G.N., 1983. Introduction to Agricultural Marketing, McGraw-Hill Book Company, New York, USA.

Dimyati, A., 2007. Pembinaan Petani dan Kelembagaan Petani. Balitjeruk Online. Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Tlekung-Batu. Jawa Timur

(8)

Ni Putu Sutami et al. :Pemberdayaan wanita tani melalui kegiatan pengolahan kelapa | 636 Irawadi, D. 2000. Kontribusi teknologi proses dalam pembangunan agroindustri perkebunan

menuju otonomi daerah. Ekspose Hasil Penelitian dan Pengembangan Tanaman Perkebunan. 20 November 2000, Jakarta.

Mangunwidjaya, D dan Sailah, I. 2008. Pengantar teknologi pertanian. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Purwanto; Mat Syukur; dan Pudji Santoso, 2007. Penguatan Kelembagaan Kelompok Tani Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Di Jawa Timur. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian. Malang. Jawa Timur.

Rindengan, B. 2000. Teknologi pengolahan nata de coco yang efisiensi dan bermutu. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain Manado

Gambar

Gambar 1. Alur Teknologi Pembuatan VCO KELAPA TUA 10 - 12 bulan DAGING BUAH KELAPA 12 bulan SANTAN KELAPA PARUT BLONDO PUTIH       MINYAK VCO

Referensi

Dokumen terkait

ini berarti dalam usaha pengolahan kerupuk ikan pipih ini sebenarnya masih memiliki suatu peluang pasar yang sangat menjanjikan.Dengan demikian, hipotesis yang menduga

Kesehatan lingkungan merupakan bagian dari dasar-dasar kesehatan masyarakat modern yang meliputi terhadap semua aspek manusia dalam hubungannya dengan lingkungan, dengan tujuan untuk

Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama

Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan bukti empiris dan mengetahui secara lebih mendalam mengenai seberapa jauh mekanisme Good Corporate Governance (GCG)

Analisis materi dilakukan dengan melihat kurikulum yang digunakan di sekolah yang dijadikan tempat penelitian sehingga materi dalam bahan ajar yang akan

Komnas HAM memahami instrumen hukum diperlukan untuk mengatur kebebasan berserikat dalam rangka menjamin pelaknaaan hak tersebut juga dalam rangka mencegah

Tujuan penelitian ini adalah mengungkap diversitas genetik burung maleo berdasarkan intron satu gen rhodopsin dan hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai data