• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall

1 Ruang lingkup

Pengujian ini meliputi pengukuran stabilitas dan pelelehan (flow) suatu campuran beraspal dengan butir agregat berukuran maksimum 25,4 mm (1 in).

2 Acuan normatif

- SNI 06 – 2484–1991 : Metode Pengujian Campuran aspal dengan alat Marshall

- AASHTO. T 245–97 : Standard Method of test for Resistance to Plastic Flow of Bituminous Mixtures Using Marshalll Apparatus.

- AASHTO. T 209–90 : Standard Method of test for Maximum Specific Gravity of Bituminous Paving Mixtures

- BS 598 : Part.104-1989 : Methods of Test for the Determination of Density and Compaction

- Asphalt Institute MS-2 - 1993 : Mix Design Methods

3 Istilah dan definisi 3.1

berat jenis maksimum campuran beraspal

perbandingan berat isi benda uji campuran beraspal dalam keadaan rongga udara sama dengan nol pada temperatur 25oC terhadap berat isi air pada volume dan temperatur yang sama

3.2

kadar aspal total

kadar aspal yang diperoleh dari hasil bagi berat aspal dengan berat aspal total campuran beraspal.

3.3

kadar aspal efektif

kadar aspal total dikurangi jumlah aspal yang diserap dalam partikel agregat.

3.4

kepadatan mutlak (refusal density)

kepadatan maksimum dari suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, yang diperoleh dengan pengujian sesuai BS 598-1989.

3.5

lalu-lintas berat

jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari 1.000.000 satuan sumbu tunggal (SST) selama umur rencana.

3.6

lalu-lintas sedang

jumlah lalu lintas rencana lebih besar dari 500.000 SST dan lebih kecil dari 1.000.000 SST selama umur rencana.

(2)

3.7

lalu-lintas ringan

jumlah lalu lintas rencana lebih kecil dari 500.000 SST selama umur rencana.

3.8 pelelehan

keadaan perubahan bentuk suatu campuran beraspal pada saat runtuh yang dinyatakan dalam mm.

3.9

penyerapan air

air yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat.

3.10

penyerapan aspal

aspal yang diserap agregat dinyatakan dalam persen terhadap berat agregat.

3.11

rongga di antara mineral agregat (voids in mineral aggregate, VMA)

ruang di antara partikel agregat pada suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran.

3.12

rongga dalam campuran beraspal (voids in mix, VIM)

ruang udara di antara partikel agregat yang terselimuti aspal dalam suatu campuran yang telah dipadatkan, dinyatakan dalam persen terhadap volume total campuran.

3.13

rongga terisi aspal (voids filled bitumen, VFB)

persen ruang diantara partikel agregat (VMA) yang terisi aspal, tidak termasuk aspal yang diserap oleh agregat, dinyatakan dalam persen terhadap VMA.

3.14 stabilitas

beban maksimum yang dapat diterima suatu campuran beraspal sampai saat terjadi keruntuhan yang dinyatakan dalam kilogram.

3.15

stabilitas sisa

nilai stabilitas dari benda uji yang direndam di dalam panangas selama 1 x 24 jam pada temperatur 60oC.

3.16

aspal keras

suatu jenis aspal yang diperoleh dari hasil proses penyulingan minyak bumi.

3.17

viscometer kinematik

alat untuk pengujian kekentalan aspal yang mempunyai satuan Centi Stockes.

(3)

3.18

saybolt furol

alat untuk pengujian kekentalan aspal yang mempunyai satuan detik.

3.19 extruder

alat yang digunakan untuk mengeluarkan benda uji dari dalam tabung pencetak (mold).

3.20

kering permukaan jenuh

suatu kondisi dari suatu bahan, dalam hal ini agregat dimana air mengisi semua rongga yang ada di dalamnya.

4 Ketentuan 4.1 Peralatan

Terdiri atas :

1) tiga buah cetakan benda uji diameter 101,6 mm (4 in), tinggi 76,2 mm (3 in) lengkap dengan pelat atas dan leher sambung, seperti diperlihatkan pada Gambar A1;

2) mesin penumbuk manual atau otomatis lengkap dengan :

(1) penumbuk yang mempunyai permukaan tumbuk rata yang berbentuk silinder,dengan berat 4.536 gram (± 9 gram) dan tinggi jatuh bebas 457,2 mm ± 15,24 mm (18 inch ± 0,6 in) seperti diperlihatkan pada Gambar A2.

(2) landasan pemadat terdiri atas balok kayu (jati atau yang sejenis) mempunyai berat isi 0,67 – 0,77 kg/cm3 (dalam kondisi kering) dengan ukuran 203,2 x 203,2 x 457,2 mm (8 x 8 x 18 in) dilapisi dengan pelat baja berukuran 304,8 x 304,8 x 25,4 mm (12 x 12 x 1 in) dan dijangkarkan pada lantai beton di keempat bagian sudutnya.

(3) pemegang cetakan benda uji.

3) alat pengeluar benda uji;

untuk mengeluarkan benda uji yang sudah dipadatkan dari dalam cetakan, digunakan alat pengeluar benda uji (extruder) dengan diameter 100 mm (3,95 in).

4) alat marshall lengkap dengan :

(1) kepala penekan (breaking head) berbentuk lengkung, dengan jari-jari bagian dalam 50,8 mm (2 in);

(2) dongkrak pembebanan (loading jack) yang digerakkan secara elektrik dengan kecepatan pergerakan vertikal 50,8 mm/menit (2 in/menit);

(3) cincin penguji (proving ring) dengan kapasitas 2500 kg dan atau 5000 kg, dilengkapi arloji (dial) tekan dengan ketelitian 0,0025 mm (0,001 in).

(4) arloji pengukur pelelehan dengan ketelitian 0,25 mm (0,1 in) beserta perlengkapannya.

5) oven, yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang mampu memanaskan campuran sampai 200oC ± 3oC;

(4)

6) penangas air (water bath) dengan kedalaman 152,4 mm (6 in) yang dilengkapi dengan pengatur temperatur yang dapat memelihara temperatur penangas air pada 60oC ± 1oC;

7) timbangan yang dilengkapi dengan penggantung benda uji berkapasitas 2 kg dengan ketelitian 0,1 gram dan timbangan berkapasitas 5 kg dengan ketelitian 1 gram;

8) termometer logam (metal thermometer) berkapasitas 10oC sampai 204oC dengan ketelitian 2,8 oC;

9) termometer gelas untuk pengukur temperatur air dalam penangas dengan sensitivitas sampai 0,2 oC;

10) perlengkapan lain :

(1) wadah untuk memanaskan agregat, aspal dan campuran beraspal;

(2) sendok pengaduk dan spatula;

(3) kompor atau pemanas (hot plate).

(4) sarung tangan dari asbes,karet serta pelindung pernafasan (masker).

4.2 Bahan 4.2.1 Contoh uji

1) aspal;

2) agregat dan

3) bahan tambah bila diperlukan.

4.2.2 Bahan penunjang

1) kantong plastik, berkapasitas 2 kg;

2) gas elpiji (LPG) atau minyak tanah.

5 Pelaksanaan 5.1 Persiapan benda uji

1) keringkan agregat pada temperatur 105 oC - 110oC sekurang kurangnya selama 4 jam di dalam oven;

2) keluarkan agregat dari oven dan tunggu sampai beratnya tetap;

3) pisah-pisahkan agregat ke dalam fraksi-fraksi yang dikehendaki dengan cara penyaringan dan lakukan penimbangan;

4) lakukan pengujian kekentalan aspal untuk memperoleh temperatur pencampuran dan pemadatan;

(5)

5) panaskan agregat pada temperatur 28oC di atas temperatur pencampuran sekurang - kurangnya 4 jam di dalam oven;

6) panaskan aspal sampai mencapai kekentalan (viskositas) yang disyaratkan untuk pekerjaan pencampuran dan pemadatan seperti diperlihatkan pada Tabel 1.

Tabel 1 Kekentalan aspal keras untuk pencampuran dan pemadatan Kekentalan untuk

Alat uji

Pencampuran Pemadatan

Satuan Viscosimeter Kinematik 170 ± 20 280 ± 30 Centistokes Viscosimeter Saybolt Furol 85 ± 10 140 ± 15 Detik Saybolt Furol 7) pencampuran benda uji

(1) untuk setiap benda uji diperlukan agregat sebanyak ± 1200 gram sehingga menghasilkan tinggi benda uji kira-kira 63,5 mm ± 1,27 mm (2,5 ± 0,05 inc);

(2) panaskan wadah pencampur kira-kira 28oC di atas temperatur pencampuran aspal keras;

(3) masukkan agregat yang telah dipanaskan ke dalam wadah pencampur;

(4) tuangkan aspal yang sudah mencapai tingkat kekentalan seperti pada Tabel 1 sebanyak yang dibutuhkan ke dalam agregat yang sudah dipanaskan; kemudian aduk dengan cepat sampai agregat terselimuti aspal secara merata.

8) pemadatan benda uji

(1) bersihkan perlengkapan cetakan benda uji serta bagian muka penumbuk dengan seksama dan panaskan sampai suhu antara 90 oC - 150oC;

(2) letakkan cetakan di atas landasan pemadat dan ditahan dengan pemegang cetakan;

(3) letakkan kertas saring atau kertas penghisap dengan ukuran sesuai ukuran dasar cetakan;

(4) masukkan seluruh campuran ke dalam cetakan dan tusuk-tusuk campuran dengan spatula yang telah dipanaskan sebanyak 15 kali di sekeliling pinggirannya dan 10 kali di bagian tengahnya;

(5) letakkan kertas saring atau kertas penghisap di atas permukaan benda uji dengan ukuran sesuai cetakan;

(6) padatkan campuran dengan temperatur yang disesuaikan dengan kekentalan aspal yang digunakan sesuai Tabel 1, dengan jumlah tumbukan:

• 75 kali untuk lalu-lintas berat

• 50 kali untuk lalu-lintas sedang

• 35 kali untuk lalu-lintas ringan

9) pengujian kepadatan mutlak campuran beraspal untuk lalu-lintas berat dilakukan pemadatan sebanyak 400 kali tumbukan;

10) pelat alas berikut leher sambung dilepas dari cetakan benda uji, kemudian cetakan yang berisi benda uji dibalikkan dan pasang kembali pelat alas berikut leher sambung pada cetakan yang dibalikkan tadi;

11) permukaan benda uji yang sudah dibalikkan tadi ditumbuk kembali dengan jumlah tumbukan yang sama sesuai dengan 6) (6) dan 7);

12) sesudah dilakukan pemadatan campuran, lepaskan pelat alas dan pasang alat pengeluar pada permukaan ujung benda uji tersebut;

(6)

13) keluarkan dan letakkan benda uji di atas permukaan yang rata dan diberi tanda pengenal serta biarkan selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang;

14) bila diperlukan untuk mendinginkan benda uji, dapat digunakan kipas angin.

5.2 Persiapan pengujian

1) bersihkan benda uji dari kotoran yang menempel;

2) ukur tinggi benda uji dengan ketelitian 0,1 mm (0,004 in);

3) timbang benda uji;

4) rendam benda uji dalam air selama kira-kira 24 jam pada temperatur ruang;

5) timbang benda uji di dalam air untuk mendapatkan isi dari benda uji;

6) timbang benda uji dalam kondisi kering permukaan jenuh;

5.3 Cara pengujian

Lamanya waktu yang diperlukan dari diangkatnya benda uji dari penangas air sampai tercapainya beban maksimum saat pengujian tidak boleh melebihi 30 detik.

1) rendamlah benda uji dalam penangas air selama 30 – 40 menit dengan temperatur tetap 60oC ± 1oC untuk benda uji;

2) untuk mengetahui indeks perendaman, benda uji direndam dalam penangas air selama 24 jam dengan temperatur tetap 60oC ± 1oC;

3) keluarkan benda uji dari penangas air dan letakkan dalam bagian bawah alat penekan uji Marshall;

4) pasang bagian atas alat penekan uji Marshall di atas benda uji dan letakkan seluruhnya dalam mesin uji Marshall

5) pasang arloji pengukur pelelehan pada kedudukannya di atas salah satu batang penuntun dan atur kedudukan jarum penunjuk pada angka nol, sementara selubung tangkai arloji (sleeve) dipegang teguh pada bagian atas kepala penekan;

6) sebelum pembebanan diberikan, kepala penekan beserta benda uji dinaikkan hingga menyentuh alas cincin penguji;

7) atur jarum arloji tekan pada kedudukan angka nol;

8) berikan pembebanan pada benda uji dengan kecepatan tetap sekitar 50,8 mm (2 in) per menit sampai pembebanan maksimum tercapai, untuk pembebanan menurun seperti yang ditunjukkan oleh jarum arloji tekan dan catat pembebanan maksimum (stabilitas) yang dicapai. Untuk benda uji dengan tebal tidak sama dengan 63,5 mm, beban harus dikoreksi dengan faktor pengali seperti diperlihatkan pada Tabel 2;

9) catat nilai pelelehan yang ditunjukkan oleh jarum arloji pengukur pelelehan pada saat pembebanan maksimum tercapai.

(7)

6 Perhitungan

Untuk menghitung hasil pengujian, gunakan persamaan berikut : 1) kadar aspal total;

Berat aspal

--- x 100 % Berat total campuran

2) kepadatan (ton/m3);

Berat benda uji --- Volume benda uji

3) hitung perkiraan awal kadar aspal rencana;

Pb = 0,035 (%CA) + 0,045 (%FA) + 0,18 (%FF) + konstanta dengan :

Pb = Perkiraan Kadar aspal rencana awal CA = Agregat kasar

FA = Agregat halus FF = Bahan pengisi

Konstanta = Kira-kira 0,5 – 1 untuk Laston dan 1 –2 untuk Lataston 4) berat jenis maksimum campuran beraspal (Gmm)

Gmm diuji dengan metode AASHTO T 209 – 1990 5) berat jenis efektif agregat;

dengan :

Gse = berat jenis efektif agregat

Gmm = berat jenis maksimum campuran (metode AASHTO T 209 – 1990) Pmm = persen berat total campuran (=100)

Pb = kadar aspal berdasarkan berat jenis maksimum campuran yang diuji dengan metode AASHTO T 209 – 90

Gb = berat jenis aspal

6) berat jenis maksimum campuran dengan kadar aspal campuran yang berbeda;

dengan :

Gmm = berat jenis maksimum

Pmm = persen berat terhadap total campuran (=100) Ps = persen agregat terhadap total campuran Gse = berat jenis efektif agregat

Gb = berat jenis aspal

Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran Gb

Pb Gmm Pmm

Pb Gse Pmm

= −

Gb Pb Gse

Ps Gmm Pmm

+

=

(8)

7) berat jenis agregat curah;

n n

P P G

P G

P

Pn P

Gsb P

...

1

. ...

2 2 1

2 1

+ +

+

= +

dengan :

Gsb = berat jenis agregat curah

P1, P2, Pn = persentase masing-masing fraksi agregat G1,G2,Gn = berat Jenis masing-masing fraksi agregat 8) penyerapan aspal;

b

se sb

sb se

ba G

G G

G P = 100G

dengan :

Pba = penyerapan aspal

Gse = berat jenis efektif agregat Gsb = berat jenis curah agregat Gb = berat jenis aspal

9) kadar aspal efektif;

be b Pba Ps P

P = −100 dengan :

Pbe = kadar aspal efektif, persen terhadap berat total campuran Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran Ps = persen agregat terhadap total campuran

Pba = penyerapan aspal, persen terhadap berat agregat 10) rongga di antara mineral agregat;

sb s mb

G xP VMA= 100−G

dengan :

VMA = rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total campuran

Gsb = berat jenis curah agregat

Gmb = berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166) Ps = persen agregat terhadap berat total campuran

Pb = kadar aspal total, persen terhadap berat total campuran 11) rongga di dalam campuran;

mm mb mm

G G

VIM G

= 100 dengan :

VIM = rongga di dalam campuran, persen terhadap volume total campuran Gmb = berat jenis curah campuran padat (AASHTO T-166)

Gmm = berat jenis maksimum campuran

(9)

12) rongga terisi aspal;

VMA VIM VFB=100(VMA− ) dengan :

VFB = rongga terisi aspal, persen terhadap VMA

VMA = rongga diantara mineral agregat, persen terhadap volume total campuran VIM = rongga di dalam campuran,persen terhadap volume total campuran 13) stabilitas (kg);

Pembacaan arloji tekan dilkalikan dengan hasil kalibrasi cincin penguji serta angka korelasi beban (Tabel 2)

14) pelelehan (mm);

Dibaca pada arloji pengukur pelelehan.

Tabel 2 Rasio korelasi stabilitas

Isi benda uji (cm3) Tebal Benda Uji (mm) Angka koreksi

200 – 213 25,4 5,56

214 - 225 27,-0 5,00

226 - 237 28,6 4,55

238 - 250 30,2 4,17

251 - 264 31,8 3,85

265 - 276 33,3 3,57

277 - 289 34,9 3,33

290 - 301 35,5 3,03

302 - 316 38,1 2,78

317 - 328 39,7 2,50

329 - 340 41,3 2,27

341 - 353 42,9 2,08

354 - 367 44,4 1,92

368 - 379 46,0 1,79

380 - 392 47,6 1,67

393 - 405 49,2 1,56

406 - 420 50,8 1,47

421 - 431 52,4 1,39

432 - 443 54,0 1,32

444 – 456 55,6 1,25

457 – 470 57,2 1,19

471 – 482 58,7 1,14

483 – 495 60,3 1,09

496 – 508 61,9 1,04

509 – 522 63,5 1,00

523 – 535 65,1 0,96

536 – 546 66,7 0,93

547 – 559 68,3 0,89

560 – 573 69,9 0,86

574 – 585 71,4 0,83

586 – 598 73,0 0,81

599 – 610 74,6 0,78

611 – 625 76,2 0,76

(10)

7 Laporan

Ikhwal yang dicantumkan dalam laporan adalah : 1) berat jenis agregat;

2) berat jenis aspal;

3) temperatur pencampuran, pemadatan dan pengujian ( oC) dalam bilangan bulat;

4) kadar aspal dalam campuran, dilaporkan dalam bilangan desimal, satu angka di belakang koma;

5) kepadatan, dilaporkan dalam satuan t/m3, tiga angka di belakang koma;

6) berat jenis maksimum campuran, tiga angka di belakang koma;

7) rongga dalam campuran, dua angka di belakang koma;

8) rongga terisi aspal; dua angka di belakang koma;

9) rongga di antara mineral agregat, dua angka di belakang koma;

10) stabilitas, dilaporkan dalam satuan kg, bilangan bulat;

11) pelelehan, dilaporkan dalam satuan mm , satu angka di belakang koma;

12) tanggal, identitas benda uji dan penanggung jawab pengujian.

(11)

Lampiran A Gambar

Gambar A.1 Pencetak benda uji

Keterangan gambar : 1. Leher sambungan.

2. Cetakan benda uji 3. Alas

(12)

Gambar A.2 Penumbuk untuk pemadatan benda uji

Keterangan gambar : 1. Alas.

2. Klep

3. Per pengarah 4. Pengaman jari 5. Batang penarik

6. Penumbuk dengan tinggi jatuh 18 inc (454,2 mm) 7. Pemegang penumbuk

(13)

Gambar A.3 Kepala penekan (Breaking head)

(14)

Gambar A.4 Mesin pengujian tekan (mesin uji Marshall)

Keterangan Gambar:

1. Batang pembebanan 2. Cincin pemegang batang 3. Arloji pengukur stabilitas 4. Cincin penguji (Profing ring) 5. Pengatur cincin penguji

6. Pelat kepala dongkrak (diameter tidak lebih dari 3,89 inc (101,35 mm) 7. Skrup pengatur ketinggian benda uji

8. Batang penaikkan benda uji 9. Batang penurun benda uji 10. Dongkrak

11. Pemegang bediameter ¾ inc (19,0 mm) 12. Pengatur ketinggian benda uji

13. Motor listrik

(15)

15 dari 18 B.1 Hasil Pengujian Campuran dengan Alat Marshall

DATA PERCOBAAN MARSHALL

No.contoh : Spec. AC-WC ( GRADASI DIATAS FULLER ) Dierjakan : 8 - Agustus - 2002

Agregat : Dari Subang Dihitung :

Aspal : PERTAMINA 60 / 70 Diperiksa :

Kal.frov.ring 13,12 Keterangan

No a b c d e f g h i j K l m n o p

1 5,00 1138,0 1141,1 638,4 502,7 2,264 2,466 18,17 8,19 54,93 83 1089,0 1132,5 2,50

2 5,00 1135,0 1137,4 640,7 496,7 2,285 2,466 17,40 7,32 57,90 65 852,8 886,9 2,45

3 5,00 1136,2 1137,6 638,7 498,9 2,277 2,466 17,67 7,63 56,80 78 1023,4 1064,3 2,60

5,00 2,275 2,466 17,75 7,72 56,54 1027,9 2,52 408,4 4,54

1 5,50 1142,7 1144,6 653,8 490,8 2,328 2,448 16,28 4,88 70,02 83 1089,0 1187,0 2,90

2 5,50 1149,0 1152,7 652,4 500,3 2,297 2,448 17,42 6,17 64,56 85 1115,2 1159,8 3,10

3 5,50 1146,0 1146,0 648,2 497,8 2,302 2,448 17,22 5,95 65,46 86 1128,3 1173,5 2,20

5,50 2,309 2,448 16,97 5,67 66,68 1173,4 2,73 429,3 3,00

1 6,00 1150,4 1151,1 663,0 488,1 2,357 2,430 15,70 3,01 80,83 83 1089,0 1187,0 2,60

2 6,00 1145,1 1146,5 656,0 490,5 2,335 2,430 16,50 3,93 76,19 71 931,5 1015,4 3,00

3 6,00 1151,8 1152,4 658,8 493,6 2,333 2,430 16,53 3,97 75,98 88 1154,6 1258,5 2,95

6,00 2,342 2,430 16,24 3,64 77,67 1153,6 2,85 404,8 2,85

1 6,50 1153,6 1153,8 666,3 487,5 2,366 2,413 15,81 1,91 87,89 80 1049,6 1144,1 3,00

2 6,50 1154,1 1154,4 665,2 489,2 2,359 2,413 16,06 2,21 86,22 80 1049,6 1144,1 2,85

3 6,50 1152,6 1153,8 661,9 491,9 2,343 2,413 16,63 2,88 82,71 74 970,9 1058,3 3,00

6,50 2,356 2,413 16,17 2,33 85,61 1115,5 2,95 378,1 2,80

1 7,00 1152,2 1153,3 662,4 490,9 2,347 2,395 16,94 2,01 88,11 65 852,8 929,6 3,55

2 7,00 1156,4 1156,7 661,0 495,7 2,333 2,395 17,44 2,61 85,04 74 970,9 1058,3 2,80

3 7,00 1159,6 1159,7 666,3 493,4 2,350 2,395 16,83 1,88 88,80 64 839,7 915,3 3,60

7,00 2,343 2,395 17,07 2,17 87,32 967,69 3,32 291,8 6,55

Bj.bulk agr 2,628 1,03 GMM 2,430 Bj.eff.agr 2,661 Absorpsi asal 0,484

Ka.GMM 6

LAMPIRAN B

(16)

16 dari 18

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI PRASARANA JALAN

JL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-708052 BANDUNG 40294

No. Contoh : Spec.AC-WC (di atas Fuller) Dikerjakan : 8 Agustus2002

Aspal : AC pen 60 / 70 PERCOBAAN KEPADATAN MUTLAK (PRD) Dihitung : Rudi SP/Paidjo

Agregat : Ex. Jalan Cagak-Subang Diperiksa : Adji

Keterangan : Percobaan

Kalibrasi proving ring : 13.12

No./Sta. a b c d e f g h i j k l m n o p q

1 4,5 1173,9 1178,8 652,3 526,5 2,230 2,469 18,85 9,70 48,54 4,22

2 4,5 1162,6 1165,9 642,2 523,7 2,220 2,469 19,20 10,09 47,45 92 1207,0 1158,8 2,40 482,8 4,22

3 4,5 1168,5 1177,1 648,8 528,3 2,212 2,469 19,50 10,42 46,55 74 970,9 932,0 2,60 358,5 4,22

4,5 2,216 2,469 19,35 10,26 47,00 1045,4 2,50 418,2 4,22

1 5,0 1183,4 1186,6 659,0 527,6 2,243 2,451 18,79 8,49 54,81 4,72

2 5,0 1177,2 1181,1 650,3 530,8 2,218 2,451 19,71 9,52 51,68 57 747,8 717,9 3,30 217,6 4,72

3 5,0 1183,5 1186,9 659,8 527,1 2,245 2,451 18,71 8,40 55,11 89 1167,7 1121,0 2,30 487,4 4,72

5,0 2,244 2,451 18,75 8,45 54,96 961,4 2,70 352,5 4,72

1 5,5 1189,2 1192,1 667,7 524,4 2,268 2,433 18,33 6,81 62,85

2 5,5 1185,5 1187,2 664,2 523,0 2,267 2,433 18,37 6,85 62,69 85 1115,2 1070,6 3,00 356,9 5,22

3 5,5 1187,7 1190,6 663,4 527,2 2,253 2,433 18,87 7,42 60,66 80 1049,6 1007,6 3,70 272,3 5,22

5,5 2,267 2,433 18,35 6,83 62,77 1039,1 3,35 314,6 5,22

1 6,0 1193,8 1195,3 678,9 516,4 2,312 2,416 17,18 4,31 74,90 78 1023,4 1023,4 3,45 296,6 5,73

2 6,0 1190,2 1192,9 670,9 522,0 2,280 2,416 18,32 5,63 69,29 66 865,9 865,9 2,60 333,0 5,73

3 6,0 1193,5 1194,9 676,0 518,9 2,300 2,416 17,60 4,80 72,74

6,0 2,290 2,416 17,96 5,21 71,02 944,6 3,03 314,8 5,73

1 6,5 1198,1 1198,6 678,5 520,1 2,304 2,399 17,92 3,97 77,85 105 1377,6 1377,6 3,50 393,6 6,23

2 6,5 1195,7 1196,3 673,8 522,5 2,288 2,399 18,46 4,60 75,07 65 852,8 852,8 3,70 230,5 6,23

3 6,5 1195,6 1197,4 667,7 529,7 2,257 2,399 19,57 5,91 69,83

6,5 2,296 2,399 18,19 4,28 76,46 852,8 3,60 312,0 6,23

Bj.bulk agr 2,628 Bj.aspal : 1,03 Gmm : 2,43 Bj.eff.agr 2,430 Abs.asp : -3,19 l = Pembacaan arloji stabilitas

m = Stabilitas ( l x kalibrasi proving ring ),( kg )

Keterangan : i = % Rongga diantara agregat n = Stabilitas ( m x koreksi benda uji ), ( kg )

a = % aspal terhadap batuan. ** BJ Eff. Agr o = kelelehan ( mm )

b = % aspal terhadap campuran. p = Hasil bagi marshall ( kg/mm )

c = Berat contoh kering (gr).

d = Berat contoh dalam keadaan jenuh (gr). Gsb =berat jenis bulk agregat *** Absorpsi aspal terhadap total agregat

e = Berat contoh dalam air (gr).

f = Isi contoh ( d - e ). j = Persen rongga terhadap campuran 100 - ( 100g/h )

g = Berat isi ( c / f )=Gmb(AASHTO T166)

* GMM ditentukan dengan cara AASHTO T - 2h = BJ. Maksimum campuran

pada kadar aspal optimum perkiraan q = Kadar asapl effectif

Pb=0.035(%CA)+0.045(%FA)+0.18(%FF)+K

k = Persen rongga terisi aspal 100 ( I-j ) /i Gb=Berat jenis aspal

Gb aspal Gmm

aspal Gse 100 %

% 100

= Gsb

agr VMA=100−Gmb.% .

GsbGse Gb Gsb Pba Gse

= 100

aspal J B

aspal Gse

agregat Gmm

. .

%

% 100

+

=

. 100 %

% Pba agr

aspal

Pbe =

Gmm VIM 100 Gmb

100

=

VMA VIM VFB=100(VMA )

(17)

B.3 Grafik Hasil Pengujian Marshall dan Penentuan Kadar Aspal Optimum

GRAFIK PERCOBAAN MARSHALL SPEC. AC - WC ( GRADASI DIATAS FULLER )

AGREGAT DARI SUBANG ASPAL PERTAMINA 60 / 70

V I M V I M-prd V F B V M A Stab Flow M Q

2,240 2,260 2,280 2,300 2,320 2,340 2,360 2,380 2,400

4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50 Kadar aspal ( % )

Kepadaan

12,0 13,0 14,0 15,0 16,0 17,0 18,0 19,0 20,0

4,50 5,00 5,50 6,00 6,50 7,00 7,50 Kadar aspal ( % )

VM A ( % )

50 55 60 65 70 75 80 85 90 95

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5

Kadar aspal ( % )

V F B ( % )

0,00 1,00 2,00 3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 8,00 9,00

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5

Kadar aspal ( % )

V I M ( % )

700,0 800,0 900,0 1000,0 1100,0 1200,0 1300,0 1400,0 1500,0

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5

Kadar aspal ( % )

Stabilitas ( kg )

1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5

Kadar aspal ( % )

Kelelehan ( mm )

200,0 250,0 300,0 350,0 400,0 450,0 500,0 550,0

4,5 5,0 5,5 6,0 6,5 7,0 7,5

Kadar aspal ( % )

MQ ( kg/mm )

5, 0 5, 1 5,

2 5, 3 5, 4 5,

5 5, 6 5, 7 5,

8 5, 9 6, 0 6, 1 6,

2 6, 3 6, 4 6,

5 6, 6 6, 7 6,

8 6, 9 7, 0 Kadar aspal ( % )

(18)

18 dari 18 B4. Hasil Pengujian Marshall Mencari Stabilitas Sisa

DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH

PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PRASARANA TRANSPORTASI

JL. RAYA TIMUR 264 KOTAK POS 2 UJUNGBERUNG Tlp.7802251-3 Tlx.28377 pppj bd Fax. 022-708052 BANDUNG 40294

No. Contoh : Spec.AC-WC (di atas Fuller) Dikerjakan : Agustus2002

Aspal : AC pen 60 / 70 Dihitung : Rudi SP/Paidjo

Agregat : Ex. Jalan Cagak-Subang Diperiksa : Adji

Keterangan : Percobaan

Kalibrasi proving ring : 13.12

No./Sta. a b c d e f g h i j k l m n o p q

1 6,3 5,9 1138,3 1141,7 642,3 499,4 2,279 2,419 18,26 5,79 68,28 68 892,2 927,8 3,40 272,9 5,62 2 6,3 5,9 1146,7 1149,8 645,3 504,5 2,273 2,419 18,49 6,06 67,24 73 957,8 996,1 3,20 311,3 5,62 3 6,3 5,9 1136,8 1139,8 643,1 496,7 2,289 2,419 17,92 5,40 69,85 66 865,9 900,6 3,70 243,4 5,62

2,281 2,419 18,21 5,73 68,55 948,3 3,45 274,9 5,62

1 6,3 5,9 1150,1 1153,6 648,1 505,5 2,275 2,419 18,41 5,96 67,60 60 787,2 818,7 3,50 233,9 5,62 2 6,3 5,9 1150,8 1154,1 650,3 503,8 2,284 2,419 18,08 5,59 69,09 56 734,7 764,1 3,30 231,5 5,62 3 6,3 5,9 1144,0 1148,2 646,9 501,3 2,282 2,419 18,16 5,68 68,73 63 826,6 859,6 2,30 373,7 5,62

2,279 2,419 18,29 5,82 68,17 61 847,7 3,02 302,6 5,62

% stabilitas rendaman 89,4

ka. 6,0

Bj.bulk agr 2,624 Bj.aspal : 1,0283 Gmm : 2,416 Bj.eff.agr 2,644 Abs.asp : 0,29 l = Pembacaan arloji stabilitas

m = Stabilitas ( l x kalibrasi proving ring ),( kg )

Keterangan : i = % Rongga diantara agregat n = Stabilitas ( m x koreksi benda uji ), ( kg )

a = % aspal terhadap batuan. ** BJ Eff. Agr o = kelelehan ( mm )

b = % aspal terhadap campuran. p = Hasil bagi marshall ( kg/mm )

c = Berat contoh kering (gr).

d = Berat contoh dalam keadaan jenuh (gr). Gsb =berat jenis bulk agregat *** Absorpsi aspal terhadap total agregat

e = Berat contoh dalam air (gr).

f = Isi contoh ( d - e ). j = Persen rongga terhadap campuran 100 - ( 100g/h )

g = Berat isi ( c / f )=Gmb(AASHTO T166)

* GMM ditentukan cara AASHTO T209 h = BJ. Maksimum campuran

pada kadar aspal optimum perkiraan q = Kadar asapl effectif

Pb=0.035(%CA)+0.045(%FA)+0.18(%FF)+K

k = Persen rongga terisi aspal 100 ( I-j ) /i Gb=Berat jenis aspal

PERCOBAAN MARSHALL MENCARI STABILITAS SISA

Gb aspal Gmm

aspal Gse 100 %

% 100

= Gsb

agr

VMA Gmb.% .

100

=

GsbGse Gb Gsb Pba = 100Gse

aspal J B

aspal Gse agregat Gmm

. .

%

% 100

+

=

. 100 %

% Pba agr

aspal

Pbe =

Gmm VIM 100 Gmb

100

=

VMA VIM VFB=100.(VMA )

Gambar

Tabel 2   Rasio korelasi stabilitas
Gambar A.1  Pencetak benda uji
Gambar A.2  Penumbuk untuk pemadatan benda uji  Keterangan gambar :  1.  Alas.  2.  Klep  3
Gambar A.3  Kepala penekan (Breaking head)
+3

Referensi

Dokumen terkait

Lampiran 14 Hasil Pengujian Marshall dengan Perendaman terhadap Campuran Beraspal Panas dengan Penambahan Gilsonite 4%

Lampiran 1 Komposisi Campuran Beraspal Panas untuk Memperoleh Kadar Aspal Optimum pada Aspal Pen... Lampiran 2 Komposisi Campuran Beraspal Panas untuk Memperoleh Kadar Aspal

Meskipun berdasarkan stabilitas, porositas, dan permeabilitas campuran beraspal porus yang menggunakan agregat Batujajar (BI) lebih unggul dibandingkan dengan campuran yang

Berdasarkan penelitian terhadap campuran beraspal berpori dengan menggunakan limbah beton yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:.. 1)

Adalah rongga antar partikel agregat pada campuran padat termasuk rongga udara dan kadar aspal efektif, dinyatakan dalam persen volume total. VMA dihitung berdasarkan

Rongga dalam campuran perkerasan aspal terdiri atas ruang udara diantara partikel agregat yang terselimuti aspal.VIM dinyatakan dalam persentase terhadap volume beton

Selanjutnya campuran beraspal panas dengan asbuton butir ini, mempunyai stiffness dan ketahanan terhadap deformasi yang lebih tinggi, tetapi mempunyai ketahanan terhadap kohesi

Tujuan dari penelitian ini adalah apakah limbah beton masuk dalam spesifikasi Bina Marga Tahun 2010 Revisi 3 dan bagaimana perbandingan nilai Kadar Aspal Optimum di tiap variasi agregat