• Tidak ada hasil yang ditemukan

3-R3-Spesifikasi CPHMA (Perb Hasil Pantap 25 Agustus 2014)-31082014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "3-R3-Spesifikasi CPHMA (Perb Hasil Pantap 25 Agustus 2014)-31082014"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Rancangan Standar Nasional Indonesia 3

Spesifikasi asbuton campuran panas hampar dingin

(cold paving hot mix asbuton, CPHMA)

ICS xxxxxxx

Badan Standardisasi Nasional

(2)

i

Daftar isi

Daftar isi ... i Prakata ... ii Pendahuluan ...iii 1 Ruang lingkup ... 1 2 Acuan normatif ... 1

3 Istilah dan definisi... 1

4 Pengambilan contoh... 2

5 Persyaratan asbuton campuran panas hampar dingin... 2

5.1 Umum ... 2

5.2 Gradasi campuran ... 2

5.3 Kadar dan sifat aspal dalam campuran ... 3

5.4 Sifat campuran yang dipadatkan... 3

Bibliografi... 4

Tabel 1 - Persyaratan gradasi asbuton campuran panas hampar dingin... 3

Tabel 2 - Persyaratan aspal dalam campuran... 3

(3)

ii

Prakata

Spesifikasi asbuton campuran panas hampar dingin (cold paving hot mix asbuton, CPHMA) dimaksudkan untuk lapis permukaan pada perkerasan jalan yang berfungsi sebagai lapisan aus yang kedap air. Standar ini disusun berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan.

Standar ini dipersiapkan oleh Panitia Teknis 91-01 Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil pada Subpanitia Teknis 91-01/S2 Rekayasa Jalan dan Jembatan melalui Gugus Kerja Bahan dan Perkerasan Jalan, Pusat Litbang Jalan dan Jembatan.

Tata cara penulisan disusun mengikuti Pedoman Standardisasi Nasional (PSN) 08:2007 dan dibahas dalam forum rapatpantap yang diselenggarakan pada tanggal 25 Agustus 2014 di Jakarta oleh Panitia Teknis, yang melibatkan para narasumber, pakar dan lembaga terkait.

(4)

iii

Pendahuluan

Berbagai upaya untuk meningkatkan pemanfaatan asbuton sebagai bahan pengikat pada perkerasan jalan beraspal telah dilakukan berbagai pihak dengan mengacu pada kebutuhan yang berkembang di berbagai daerah. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan telah melakukan kajian di laboratorium dan lapangan terhadap produk asbuton campuran panas hampar dingin (cold paving hot mix asbuton, CPHMA) yang sudah beredar dan diaplikasikan di beberapa daerah, yaitu di Ujung Pandang, Kendari, Kolaka, Muna, Buton dan Wakatobi. Pencampuran dilakukan secara panas dengan menggunakan alat Unit Pencampur Aspal (asphalt mixing plan, AMP) oleh produsen kemudian dipasarkan dalam bentuk kemasan ataupun curah. Campuran ini dapat disimpan selama waktu tertentu serta dapat dihampar dan dipadatkan secara dingin (temperatur udara). Oleh sebab itu, aplikasi produk ini menjadi alternatif pilihan terutama untuk pembangunan jalan di daerah yang memiliki keterbatasan Unit Pencampur Aspal seperti di daerah-daerah terpencil serta pulau-pulau kecil.

Asbuton campuran panas hampar dingin (CPHMA) merupakan produk campuran beraspal yang siap pakai (produk jadi), dapat dalam bentuk kemasan kantong dengan berat isi 25 kg atau dalam bentuk curah. Asbuton campuran panas hampar dingin (CPHMA) digunakan sebagai lapis perkerasan untuk jalan bervolume lalu lintas rendah (volume lalu lintas kurang atau sama dengan 500 kendaraan/hari dan ekivalen beban sumbu tunggal kurang atau sama dengan 1.000.000).

(5)

1 dari 4

Spesifikasi asbuton campuran panas hampar dingin

(cold paving hot mix asbuton, CPHMA)

1 Ruang lingkup

Standar ini menetapkan ketentuan campuran asbuton campuran panas hampar dingin atau

Cold Paving Hot Mix Asbuton yang selanjutnya disebut CPHMA. Ketentuan campuran

CPHMA yang dirancang dalam spesifikasi dimaksudkan untuk menjamin bahwa asumsi rancangan yang berkenaan dengan kadar aspal, rongga udara, stabilitas, kelenturan dan keawetan sesuai dengan lalu-lintas rencana.

2 Acuan normatif

Dokumen referensi di bawah ini harus digunakan dan tidak dapat ditinggalkan dalam melaksanakan standar ini:

SNI 06-6890-2002, Tata cara pengambilan contoh campuran beraspal

SNI 03-3640-1994, Metode pengujian kadar aspal dalam campuran beraspal dengan cara

ekstraksi menggunakan alat soklet

SNI 03-4797-1998, Metode pengujian pemulihan aspal dengan alat penguap putar SNI 2456:2011, Cara uji penetrasi aspal

SNI 2434:2011, Cara uji titik lembek aspal dengan alat cincin dan bola (ring and ball) SNI 2432:2011, Cara uji daktilitas aspal

SNI ASTM C136-2012, Metode uji untuk analisis saringan agregat halus dan agregat kasar ASTM D 6927-06, Standard Test Method for Marshall Stability and Flow of Bituminous

Mixtures

AASHTO M 323-12, Standard Specification for Superpave Mix Design

3 Istilah dan definisi

Untuk tujuan penggunaan standar ini, istilah dan definisi berikut digunakan.

3.1

asbuton campuran panas hampar dingin (cold paving hot mix asbuton, CPHMA)

campuran beraspal panas yang mengandung asbuton dan bahan tambah lain bila diperlukan, yang sudah dicampur dengan baik sehingga siap dihampar dan dipadatkan secara dingin (temperatur udara) untuk pembuatan perkerasan jalan beraspal

3.2

kelelehan (flow)

besarnya perubahan bentuk plastis suatu benda uji campuran beraspal yang terjadi akibat suatu beban sampai batas keruntuhan, dinyatakan dalam satuan panjang

3.3

rongga di antara mineral agregat (void in mineral aggregates, VMA)

volume rongga yang terdapat di antara partikel agregat suatu campuran beraspal yang telah dipadatkan, yaitu rongga udara dan volume kadar aspal efektif, yang dinyatakan dalam persen terhadap volume total benda uji

(6)

2 dari 4 3.4

rongga dalam campuran (void in mix, VIM)

volume total udara yang berada di antara partikel agregat yang diselimuti aspal dalam suatu campuran yang telah dipadatkan, dinyatakan dengan persen volume curah atau (bulk) suatu campuran

3.5

rongga terisi aspal (void filled with bitumen, VFB)

bagian dari rongga yang berada di antara mineral agregat (VMA) yang terisi oleh aspal efektif, dinyatakan dalam persen

3.6

satu lintasan (1 passing)

pergerakan alat pemadat dari titik tertentu ke suatu arah dan kemudian kembali ke titik tersebut

3.7 stabilitas

kemampuan maksimum benda uji campuran beraspal dalam menerima beban sampai terjadi kelelehan plastis, yang dinyatakan dalam satuan beban

3.8

stabilitas sisa

nilai stabilitas dari benda uji campuran beraspal yang dipadatkan setelah direndam di dalam penangas pada temperatur tertentu selama 2 x 24 jam.

4 Pengambilan contoh

Pengambilan contoh uji asbuton campuran panas hampar dingin dalam kemasan atau curah dilakukan pada setiap tahapan pengiriman. Jumlah kemasan yang diambil untuk benda uji harus memenuhi ketentuan akar tiga dari jumlah kemasan total yang diterima. Pemilihan kemasan tersebut harus secara acak agar mewakili seluruh kemasan yang diterima. Pengambilan contoh uji campuran asbuton campuran panas hampar dingin dalam bentuk curah dilakukan pada setiap pengiriman. Jumlah benda uji yang diambil harus setiap 200 ton (minimum 2 pengujian per hari). Cara pengambilan contoh uji campuran asbuton campuran panas hampar dingin harus sesuai dengan SNI 06-6890-2002.

5 Persyaratan asbuton campuran panas hampar dingin 5.1 Umum

Produk asbuton campuran panas hampar dingin yang akan digunakan dapat dalam bentuk kemasan kantong dengan berat isi 25 kg atau dalam bentuk curah. Produk tersebut secara visual harus homogen, tidak mengalami segregasi dan agregat yang terselimuti oleh aspal harus lebih dari 85%.

5.2 Gradasi campuran

Gradasi campuran diperoleh berdasarkan hasil pengujian ekstraksi asbuton campuran panas hampar dingin sesuai SNI 03-3640-1994 dan bila diuji sesuai SNI ASTM C136-2012 harus memenuhi persyaratan yang ditunjukkan pada Tabel 1.

(7)

3 dari 4

Tabel 1 - Persyaratan gradasi asbuton campuran panas hampar dingin

No. Ukuran ayakan Nominal MaksimumPersen berat lolos

12,5 mm Nominal Maksimum19 mm 1 1 in (25 mm) - 100 2 ¾ in (19 mm) 100 90 -- 100 3 ½ in (12,5 mm) 90 -- 100 -4 3/8 in (9,5 mm) - 60 -- 80 5 No.4 (4,76 mm) 45 -- 70 35 -- 65 6 No.8 (2,36 mm) 25 -- 55 20 -- 50 7 No.50 (0,300 mm) 5 -- 20 3 -- 20 8 No.200 (0,075 mm) 2 -- 9 2 -- 8

5.3 Kadar dan sifat aspal dalam campuran

Kadar dan sifat aspal dalam asbuton campuran panas hampar dingin diperoleh dari hasil pengujian ekstraksi sesuai dengan SNI 03-3640-1994, sedangkan pemulihan aspal hasil pengujian ekstraksi asbuton campuran panas hampar dingin sesuai dengan SNI 03-4797-1998. Kadar dan sifat aspal tersebut harus memenuhi persyaratan pada Tabel 2.

Tabel 2 - Persyaratan aspal dalam campuran

No. Kadar dan sifat aspal dalam campuran Standar Persyaratan 1. Kadar aspal dalam campuran; % SNI 03-3640-1994 6 -- 8 2. Sifat aspal dalam campuran

- Penetrasi aspal pada temperatur 250C,

100 g, 5 detik; dmm SNI 2456:2011 Minimum 100 - Titik lembek;oC SNI 2434:2011 Minimum 40

- Daktilitas pada 250C, 5 cm/menit; cm SNI 2432:2011 Minimum 100 5.4 Sifat campuran yang dipadatkan

Sifat campuran asbuton campuran panas hampar dingin yang sudah dipadatkan dengan alat pemadat Marshall sebanyak 2 x 75 tumbukan pada temperatur udara (sekitar 30 oC)

harus memenuhi persyaratan pada Tabel 3.

Tabel 3 - Persyaratan sifat campuran setelah dipadatkan

No. Sifat campuran Standar Persyaratan 1 Rongga di antara agregat (VMA); % Minimum 16 2 Rongga terisi aspal, (VFB); % AASHTO M 323-12 Minimum 60 3 Rongga udara dalam campuran (VIM); % 4 -- 10 4 Stabilitas Marshall pada temperatur udara;kg ASTM D 6927-06 Minimum 500 6 Stabilitas sisa setelah perendaman selama

(8)

4 dari 4

Bibliografi

Direktorat Jenderal Bina Marga, 2006-a, Spesifikasi Khusus Seksi 6.5 Campuran Beraspal Dingin dengan Asbuton dan Peremaja Aspal Emulsi, Jakarta, Departemen Pekerjaan Umum. Dirjen Bina Marga bekerjasama dengan Balitbang tahun 2007, Spesifikasi khusus campuran

beraspal panas dengan asbuon butir

Dirjen Bina Marga bekerjasama dengan Balitbang tahun 2007, Spesifikasi khusus campuran beraspal hangat dengan asbuon butir

SNI 03-6868-2002, Tata cara pengambilan contoh uji secara acak untuk bahan konstruksi SNI 03-6894-2002, Metode pengujian kadar aspal dari campuran beraspal dengan cara

sentrifius

SNI 03-6893-2002, Metode pengujian berat jenis maksimum campuran beraspal

(9)

Daftar nama dan lembaga

A.1 Pemrakarsa

Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan, Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum.

A.2 Penyusun

Nama Instansi

Drs. Madi Hermadi, S.Si, MM Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Willy Pravianto, ST. MT. Pusat Litbang Jalan dan Jembatan

Gambar

Tabel 2 - Persyaratan aspal dalam campuran

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian mempersiapkan alat uji agregat, alat uji bitumen aspal, dan alat uji campuran beraspal, kemudian masuk ke tahap pengujian agregat dan aspal, jika

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap aspal dapat

Udara Aspal Agregat Vbe Vba Vma Vmm Va Vsb Vse Vmb Vma.. Merupakan volume rongga dalam campuran yang tidak terisi agregat dan aspal yang terserap agregat. Rongga pada

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap aspal

VFA adalah rongga terisi aspal pada campuran setelah mengalami proses pemadatan yang dinyatakan dalam persen terhadap rongga antar butiran agregat

Berat jenis maksimum campuran (Gmm) diukur dengan AASHTO T.209-90, maka berat jenis efektif campuran (Gse), kecuali rongga udara dalam partikel agregat yang menyerap

Dengan: VMA = Volume Rongga Antar Butir Campuran Agregat VIM = Volume Rongga Dalam Beton Aspal Padat 2.4.3 Perhitungan Kadar Aspal Acuan KAA Kadar aspal acuan campuran beton aspal