POHON KEPUTUSAN DENGAN ALGORITMA C4.5
1. Pengantar Algoritma C4.5
Klasifikasi merupakan salah satu proses pada data mining yang bertujuan untuk menemukan pola yang berharga dari data yang berukuran relatif besar hingga sangat besar. Data tersebut saat ini kebanyakan dikelola menggunakan Database Management System (DBMS) baik sebagai database maupun data warehouse.
Algoritma C4.5 merupakan salah satu algoritma klasifikasi yang populer pada kelompok algoritma pohon keputusan. Pada tahap “belajar” dari data pelatihan, algoritma C4.5 mengkonstruksi pohon keputusan. Pada tahap klasifikasi, pohon keputusan digunakan untuk memprediksi kelas dari sebuah kasus yang kelasnya belum diketahui. Prinsip kerja algoritma ini dalam proses belajar adalah membaca seluruh sampel/kasus dari storage dan memuatnya ke memori, kemudian melakukan komputasi dengan membaca sampel-sampel di memori untuk mengkonstruksi pohon (yang juga disimpan di memori).
Dengan pendekatan ini, salah satu kelemahan algoritma C4.5 yang termasuk dalam kategori skalabilitas adalah algoritma tersebut hanya dapat digunakan untuk menangani sampel-sampel yang dapat disimpan secara keseluruhan dan pada waktu yang bersamaan di memori.
2. Pohon Keputusan (Decision Tree)
Pohon keputusan yaitu pohon dalam analisis pemecahan masalah pengambilan keputusan mengenai pemetaan mengenai alternatif-alternatif pemecahan masalah yang dapat diambil dari masalah tersebut. Pohon tersebut juga memperlihatkan faktor-faktor kemungkinan/probablitas yang akan mempengaruhi alternatif-alternatf keputusan tersebut, disertai dengan estimasi hasil akhir yang akan didapat bila kita mengambil alternatif keputusan tersebut.
Decision tree menggunakan struktur hierarki untuk pembelajaran supervised.
Proses dari decision tree dimulai dari root node hingga leaf node yang dilakukan secara rekursif. Di mana setiap percabangan menyatakan suatu kondisi yang harus dipenuhi dan pada setiap ujung pohon menyatakan kelas dari suatu data.
Proses dalam pohon keputusan yaitu mengubah bentuk data (tabel) menjadi
model pohon (tree) kemudian mengubah model pohon tersebut menjadi aturan
(rule). Metode pohon keputusan digunakan untuk memperkirakan nilai diskret dari fungsi target yang mana fungsi pembelajaran direpresentasikan oleh sebuah pohon keputusan (decision tree). Pohon keputusan terdiri dari himpunan IF…THEN. Setiap path dalam tree dihubungkan dengan sebuah aturan, dimana premis terdiri atas sekumpulan node-node yang ditemui dan kesimpullannya dari aturan atas kelas yang terhubung dengan leaf node dari path.
2.1 Kelebihan Pohon Keputusan
Metode pohon keputusan mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut :
1. Daerah pengambilan keputusan yang sebelumnya kompleks dan sangat global, dapat diubah menjadi simple dan spesifik.
2. Eliminasi perhitungan-perhitungan yang tidak diperlukan, karena ketika menggunakan metode pohon keputusan maka contoh diuji hanya berdasarkan kriteria atau kelas-kelas tertentu.
3. Fleksibel untuk memilih fitur dari internal node yang berbeda, fitur yang terpilih akan membedakan suatu kriteria dibandingkan kriteria yang lain dalam node yang sama.
4. Metode pohon keputusan dapat menghindari munculnya permasalahan
ini dengan menggunakan kriteria yang jumlahnya lebih sedikit pada setiap
node internal tanpa banyak mengurangi kualitas keputusan yang
dihasilkan.
2.2 Kekurangan Pohon Keputusan
Selain kelebihan dari pohon keputusan, terdapat juga beberapa kekurangan dari pohon keputusan, diantaranya sebagai berikut :
1. Terjadi overlap terutama ketika kelas-kelas dan kriteria yang digunakan jumlahnya sangat banyak. Hal tersebut juga dapat menyebabkan meningkatnya waktu pengambilan keputusan dan jumlah memori yang diperlukan.
2. Pengakumulasian jumlah eror dari setiap tingkat dalam sebuah pohon keputusan yang besar.
3. Kesulitan dalam mendesain pohon keputusan yang optimal
4. Hasil kualitas keputusan yang didapatkan dari metode pohon keputusan sangat tergantung pada bagaimana pohon tersebut didesain.
2.3 Arsitektur Pohon Keputusan
Arsitektur pohon keputusan dibuat menyerupai bentuk pohon, dimana pada umumnya sebuah pohon terdapat akar (root), cabang dan daun (leaf). Pada pohon keputusan juga terdiri dari tiga bagian sebagai berikut :
a. Root node
Root node atau node akar merupakan node yang terletak paling atas dari suatu pohon.
b. Internal node
Internal Node ini merupakan node percabangan, dimana pada node ini hanya terdapat satu input dan mempunyai minimal dua output.
c. Leaf node
Node ini merupakan node akhir, hanya memiliki satu input, dan tidak
memiliki output. Pada pohon keputusan setiap leaf node menandai label
kelas.
Pada pohon keputusan di setiap percabangan menyatakan kondisi yang harus dipenuhi dan tiap ujung pohon menyatakan nilai kelas data. Gambar berikut merupakan bentuk arsitektur pohon keputusan.
A
B C a4
a1
x1 x4
x2 x3
b3
b1 D c1 c2
z1 z2 z3
y1 y2 y3
d1 d3
c3
d2
w1 w2 w3
ROOT NODE
INTERNAL NODE
LEAF NODE
Gambar 1. Arsitektur Pohon Keputusan
Lambang bulat pada pohon keputusan melambangkan node akar (root node)
dan juga node cabang (internal node). Namun node akar selalu terletak paling
atas tanpa memiliki input, sedangkan node cabang mempunyai input. Lambang
kotak melambangkan node daun (leaf node). Setiap node daun berisi nilai atribut
dari node cabang atau node akarnya.
3. Algoritma C4.5
Algoritma C4.5 adalah algoritma klasifikasi data dengan teknik pohon keputusan yang terkenal dan disukai karena memiliki kelebihan-kelebihan.
Kelebihan ini misalnya dapat mengolah data numerik (kontinyu) dan diskret, dapat menangani nilai atribut yang hilang, menghasilkan aturan-aturan yang mudah diinterpretasikan dan tercepat di antara algoritma-algoritma yang menggunakan memori utama di komputer.
Algoritma C4.5 mengkonstruksi pohon keputusan dari data pelatihan, yang berupa kasus-kasus atau record (tupel) dalam basisdata. Setiap kasus berisikan nilai dari atribut-atribut untuk sebuah kelas. Setiap atribut dapat berisi data diskret atau kontinyu (numerik). C4.5 juga menangani kasus yang tidak memiliki nilai untuk sebuah atau lebih atribut. Akan tetapi, atribut kelas hanya bertipe diskret dan tidak boleh kosong.
Ada tiga prinsip kerja algoritma C4.5 pada tahap belajar dari data, yaitu sebgai berikut :
1. Pembuatan Pohon Keputusan
Obyektif dari algoritma pohon keputusan adalah mengkonstruksi struktur data pohon (dinamakan pohon keputusan) yang dapat digunakan untuk memprediksi kelas dari sebuah kasus atau record baru yang belum memiliki kelas. Algoritma ini memilih pemecahan kasus-kasus yang terbaik dengan menghitung dan membandingkan gain ratio, kemudian pada node-node yang terbentuk di level berikutnya. Demikian seterusnya sampai terbentuk daun- daun.
2. Pemangkasan Pohon Keputusan dan Evaluasi (Opsional)
Karena pohon yang dikonstruksi dapat berukuran besar dan tidak mudah dibaca, C4.5 dapat menyederhanakan pohon dengan melakukan pemangkasan berdasarkan nilai tingkat kepercayaan (confidence level).
Selain untuk pengurangan ukuran pohon, pemangkasan juga bertujuan untuk
mengurangi tingkat kesalahan prediksi pada kasus (rekord) baru.
3. Pembuatan Aturan-Aturan dari Pohon Keputusan (Opsional)
Aturan-aturan dalam bentuk if-then diturunkan dari pohon keputusan dengan melakukan penelusuran dari akar sampai ke daun. Setiap node dan syarat pencabangannya akan diberikan di if, sedangkan nilai pada daun akan menjadi ditulis di then. Setelah semua aturan dibuat, maka aturan akan disederhanakan (digabung atau diperumum).
3.1 Langkah-Langkah Konstruksi Pohon Keputusan dengan Algoritma C4.5 Adapun langkah-langkah dalam konstruksi pohon keputusan adalah sebagai berikut :
Langkah 1: Pohon dimulai dengan sebuah simpul yang mereperesentasikan sampel data pelatihan yaitu dengan membuat simpul akar.
Langkah 2 : Jika semua sampel berada dalam kelas yang sama, maka simpul ini menjadi daun dan dilabeli menjadi kelas. Jika tidak, gain ratio akan digunakan untuk memilih atribut split, yaitu atribut yang terbaik dalam memisahkan data sampel menjadi kelas-kelas individu.
Langkah 3 : Cabang akan dibuat untuk setiap nilai pada atribut dan data sampel akan dipartisi lagi.
Langkah 4 : Algoritma ini menggunakan proses rekursif untuk membentuk pohon keputusan pada setiap data partisi. Jika sebuah atribut sduah digunakan disebuah simpul, maka atribut ini tidak akan digunakan lagi di simpul anak-anaknya.
Langkah 5 : Proses ini berhenti jika dicapai kondisi seperti berikut : - Semua sampel pada simpul berada di dalam satu kelas - Tidak ada atribut lainnya yang dapat digunakan untuk
mempartisi sampel lebih lanjut. Dalam hal ini akan diterapkan
suara terbanyak. Ini berarti mengubah sebuah simpul menjadi
daun dan melabelinya dnegan kelas pada suara terbanyak.
3.2 Entropy
Dalam teori informasi, entropi mengukur ketidakpastian antar variabel acak dalam file data. Claude E. Shannon telah mengembangkan gagasan tentang entropi dari variabel acak. Entropi dan informasi terkait menyediakan perilaku jangka panjang dari proses acak yang sangat berguna untuk menganalisis data.
Perilaku dalam proses acak juga merupakan faktor kunci untuk mengembangkan pengkodean untuk teori informasi. Entropi merupakan pengukuran ketidakpastian rata-rata kumpulan data ketika kita tidak tahu hasil dari sumber informasi. Itu berarti bahwa seberapa banyak pengukuran informasi yang kita tidak punya. Ini juga menunjukkan jumlah rata-rata informasi yang kami akan menerima dari hasil sumber informasi. Untuk mendapatkan nilai gain ratio dalam pembentukan pohon keputusan, perlu menghitung dulu nilai informasi dalam satuan bits dari suatu kumpulan objek Bentuk perhitungan untuk entropi adalah sebagai berikut :
( ) ∑
2
∑
2
dimana,
X : Himpunan Kasus k : jumlah partisi X
p
j: Proporsi X
jterhadap X
Entropi split yang membagi X dengan n record menjadi himpunan-himpunan X
1dengan n
1baris dan X
2dengan n
2baris adalah :
( )
( ) ( )
Besar nilai Entropy(X) menunjukkan bahwa X adalah atribut yang lebih acak.
Di sisi lain, atribut yang lebih kecil dari nilai Entropy(X) menyiratkan atribut ini
sedikit lebih acak yang signifikan untuk data mining. Nilai entropi mencapai nilai
minimum 0, ketika semua p
jlain = 0 atau berada pada kelas yang sama. Nilainya
mencapai maksimum log
2k, ketika semua nilai p
jadalah sama dengan 1/k.
3.3 Gain Ratio
Pada kontruksi pohon C4.5, di setiap simpul pohon, atribut dengan nilai gain ratio tertinggi dipilih sebagai atribut split untuk simpul. Rumus dari gain ratio adalah sebagai berikut :
( ) ( ) ( )
Dimana gain(a) adalah information gain dari atribut a untuk himpunan sampel X dan split info(a) menyatakan entropi atau informasi potensial yang didapat pada pembagian X menjadi n sub himpunan berdasarkan telaahan pada atribut a.
Sedangkan gain(a) didefinisikan sebagai berikut : ( ) ( ) ( ) Untuk rumus split info(a) adalah sebagai berikut :
( ) ∑ | |
| | ( | |
| | )
dimana X
imenyatakan sub himpunan ke-I pada sampel X.
Dengan kata lain rumus untuk menghitung nilai gain ratio untuk dipilih sebagai atribut dari simpul yang ada sebagai berikut ini :
( ) ( ) ∑ | |
| | ( )
Alasan penggunaan gain ratio(a) pada C4.5 (bukan gain(a)) sebagai kriteria
pada pemilihan atribut adalah gain ternyata bias terhadap atribut yagn memiliki
banyak nilai unik.
CONTOH Soal :
Terdapat data pelamar pekerjaan beserta hasil penerimaannya pada sebuah Bank. Pada tabel berikut terdapat 10 atribut yaitu bagian pekerjaan yang akan dicari, pendidikan terakhir, jurusan sewaktu kuliah, IPK terakhir, hasil wawancara, kelengkapan berkas pelamar, kerapian penampilan pelamar, umur, status pelamar dan hasil penerimaan kerja. Buatlah pohon keputusan dengan menggunakan algoritma C4.5 !
PELAMAR BAGIAN PENDIDIKAN JURUSAN IPK WAWANCARA KELENGKAPAN
BERKAS KERAPIAN UMUR STATUS HASIL
1 TELLER S1 AKUNTANSI 3,8 BAIK LENGKAP BAIK 27 MENIKAH LULUS
2 TELLER S1 AKUNTANSI 2,8 CUKUP TDK LENGKAP BAIK 28 LAJANG TIDAK
LULUS
3 TELLER S1 AKUNTANSI 2,7 CUKUP LENGKAP BAIK 32 BERCERAI TIDAK
LULUS
4 IT S2 INFORMATIKA 3,6 BAIK LENGKAP CUKUP 29 LAJANG LULUS
5 IT S1 INFORMATIKA 3,6 BAIK LENGKAP CUKUP 26 LAJANG LULUS
6 IT S2 INFORMATIKA 2,6 BAIK TDK LENGKAP BURUK 28 MENIKAH LULUS
7 IT D3 INFORMATIKA 2,5 CUKUP TDK LENGKAP BURUK 27 LAJANG TIDAK
LULUS
8 TELLER D3 AKUNTANSI 3,4 CUKUP TDK LENGKAP BAIK 22 LAJANG LULUS
9 MARKETING S2 MANAJEMEN 3,5 CUKUP LENGKAP BAIK 29 LAJANG LULUS
10 MARKETING S2 MANAJEMEN 2,8 BURUK LENGKAP BAIK 29 MENIKAH TIDAK
LULUS
11 TELLER S1 AKUNTANSI 3,2 BAIK LENGKAP CUKUP 27 MENIKAH LULUS
12 TELLER D2 MANAJEMEN 3,3 BAIK LENGKAP CUKUP 33 MENIKAH TIDAK
LULUS
13 TELLER D2 MANAJEMEN 2,8 BURUK TDK LENGKAP CUKUP 22 BERCERAI LULUS
14 TELLER S1 AKUNTANSI 2,8 BAIK TDK LENGKAP CUKUP 31 BERCERAI TIDAK
LULUS
15 TELLER S1 AKUNTANSI 2,4 BURUK TDK LENGKAP CUKUP 21 MENIKAH TIDAK
LULUS
16 TELLER S1 AKUNTANSI 2,5 BAIK LENGKAP CUKUP 25 MENIKAH LULUS
17 MARKETING S2 MATEMATIKA 3,2 CUKUP LENGKAP BAIK 25 LAJANG LULUS
18 CUST.
SERVICE S1 MATEMATIKA 3,4 BAIK LENGKAP BAIK 26 LAJANG LULUS
19 CUST.
SERVICE S1 MATEMATIKA 2,7 CUKUP LENGKAP BAIK 26 LAJANG LULUS
20 MARKETING S2 MANAJEMEN 3,3 BAIK LENGKAP BURUK 29 LAJANG LULUS
21 MARKETING S2 MANAJEMEN 3,4 BAIK LENGKAP BAIK 33 MENIKAH LULUS
22 TELLER D3 MANAJEMEN 2,3 BURUK LENGKAP BAIK 23 MENIKAH TIDAK
LULUS
23 CALL
CENTRE D1 INFORMATIKA 3,2 BAIK TDK LENGKAP BAIK 23 MENIKAH LULUS
24 CALL
CENTRE D1 INFORMATIKA 2,4 BURUK LENGKAP BURUK 29 LAJANG TIDAK
LULUS
25 CUST.
SERVICE S1 AKUNTANSI 3,3 BAIK LENGKAP BURUK 26 LAJANG LULUS
26 CUST.
SERVICE S1 AKUNTANSI 2,4 CUKUP TDK LENGKAP BAIK 26 LAJANG TIDAK
LULUS
27 CUST.
SERVICE S1 AKUNTANSI 3,3 CUKUP LENGKAP BURUK 27 MENIKAH LULUS
28 TELLER S1 MANAJEMEN 3,2 CUKUP TDK LENGKAP CUKUP 24 LAJANG LULUS
29 TELLER S1 MANAJEMEN 3,4 BAIK LENGKAP BAIK 24 LAJANG LULUS
30 TELLER S1 MANAJEMEN 2,9 BURUK TDK LENGKAP BAIK 29 LAJANG TIDAK
LULUS
PENYELESAIAN
Dari kasus diatas akan dibuat sebuah pohon keputusan untuk menentukan pelamar baru apakah diterima atau tidak. Berikut rincian langakah penyelasaian dalam pemebentukan pohon keputusan.
Langkah 1 : Menghitung nilai entropy dan nilai gain
Lakukan perhitungan untuk jumlah kasus keseluruhan yang ada, jumlah kasus untuk hasil Lulus dan juga jumlah kasus untuk hasil Tidak Lulus.
Kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai Entropy dari setiap nilai atribut dan nilai Gain untuk setiap atribut.
Jumlah kasus : 30
Jumlah kasus dengan hasil Lulus : 19 Jumlah kasus dengan hasil Tidak Lulus : 11
Hitung nilai entropy dari total kasus : ( )
( ) ( )
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
Lakukan juga perhitungan untuk nilai entropy pada setiap atribut :
( ) (() (
)) ((
) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Setelah dicari nilai entropy pada setiap nilai dari atribut yang ada, kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai gain dari setiap atribut.
Nilai gain dari masing-masing atribut :
( ) ( ) ∑ | |
| | ( )
( ) ((
) (
) (
) (
) (
))
( ) ((
) (
) (
) (
) (
))
( ) ((
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
))
( ) ((
) ( ))
( ) ((
) (
) (
))
( ) ((
) (
) (
) (
))
( ) ((
) (
) (
))
Hasil perhitungan untuk nilai entropy dan gain ditunjukkan dalam tabel berikut.
ATRIBUT BANYAK
KASUS LULUS (L) TDK LULUS
(TL) ENTROPY GAIN TOTAL
KASUS 30 19 11 0,9481
BAGIAN 0,0659
TELLER 14 7 7 1
MARKETING 5 4 1 0,7219
IT 4 3 1 0,8113
CALL
CENTRE 2
1 1 1
CUST.
SERVICE 5
4 1 0,7219
PENDIDIKAN 0,0758
D1 2 1 1 1
D2 2 1 1 1
D3 3 1 2 0,9183
S1 16 10 6 0,9544
S2 7 6 1 0,5917
JURUSAN 0,0763
AKUNTANSI 11 6 5 0,9940
MANAJEMEN 10 6 4 0,9710
INFORMATIKA 6 4 2 0,9183
MATEMATIKA 3 3 0 0
IPK 0,4589
<2,5 4 0 4 0
2.5 - 3 10 4 6 0,9710
3 - 3.5 12 11 1 0,4138
>3,5 4 4 0 0
WAWANCARA 0,2183
BAIK 14 12 2 0,5917
CUKUP 10 6 4 0,9710
BURUK 6 1 5 0,6500
BERKAS 0,0570
LENGKAP 19 14 5 0,8315
TDK
LENGKAP 11
5 6 1
KERAPIAN 0,0035
BAIK 15 9 6 0,9710
CUKUP 9 6 3 0,9183
BURUK 6 4 2 0,9183
UMUR 0,1430
<=23 5 3 2 1
24 - 27 13 11 2 0,6194
28 - 30 8 4 4 1,0000
>30 4 1 3 0,8113
STATUS 0,0316
LAJANG 16 11 5 0,8960
MENIKAH 11 7 4 0,9457
BERCERAI 3 1 2 0,9183
MAX = 0,4589
Langkah 2 : Menentukan node akar
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai Gain terbesar yaitu pada atribut IPK yaitu sebesar 0,4589. Sehingga atribut IPK menjadi node akar.
Pada atribut IPK terdapat 4 nilai atribut, yaitu <2.5, 2.5-3, 3-3.5, >3.5.
Nilai atribut yang pertama yaitu <2.5 sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil Tidak Lulus sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.
Dan nilai atribut keempat >3,5 sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil Lulus, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.
Sedangkan nilai atribut kedua dan ketiga yaitu 2.5–3 dan 3-3.5 belum mengklasifikasikan kasus menjadi satu keputusan sehingga perlu dilakukan perhitungan lagi.
Dari proses tersebut maka dapat dihasilkan pohon sementara seperti berikut
ini.
IPK
LULUS
1.2 ? 1.3 ?
TIDAK LULUS
<2,5 >3,5
3 – 3,5 2,5 - 3
Langkah 3 : Mencari node cabang
Perhitungan dilakukan untuk mencari node cabang dari nilai atribut 2.5-3.
Perhitungan dilakukan dengan mencari nilai dari atribut selain yang menjadi node akar (IPK), yaitu dengan mencari jumlah kasus untuk hasil Lulus dan Tidak Lulus, dan nilai Entropy dari semua kasus saat IPK = 2.5 – 3. Dan kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai Gain, dan atribut dengan nilai Gain terbesar, maka akan menjadi node cabang dari nilai atribut 2.5-3.
Node 1.2 :
Jumlah kasus dengan IPK = 2,5 – 3 : 10
Jumlah kasus dengan IPK = 2,5 – 3 yang hasil Lulus : 4 Jumlah kasus dengan IPK = 2,5 – 3 yang hasil Tidak Lulus : 6
Hitung nilai entropy dari total kasus : ( )
( ) ( )
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
Lakukan juga perhitungan untuk nilai entropy pada setiap atribut, kecuali pada atibut IPK :
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Setelah dicari nilai entropy pada setiap nilai dari atribut yang ada, kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai gain dari setiap atribut.
Nilai gain dari masing-masing atribut :
( ) ( ) ∑ | |
| | ( )
( ) ((
) (
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
))
( ) ((
) (
))
( ) ((
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
))
Hasil perhitungan yang dilakukan ditunjukkan dalam tabel berikut.
Node 1.2 :
ATRIBUT BANYAK
KASUS
LULUS (L)
TDK LULUS
(TL)
ENTROPY GAIN
IPK 2,5 - 3 10 4 6 0,9710
BAGIAN 0,2200
TELLER 6 2 4 0,9183
MARKETING 1 0 1 0
IT 2 1 1 1
CALL CENTRE 0 0 0 0
CUST.
SERVICE 1 1 0 0
PENDIDIKAN 0,2200
D1 0 0 0 0
D2 1 1 0 0
D3 1 0 1 0
S1 6 2 4 0,9183
S2 2 1 1 1
JURUSAN 0,1710
AKUNTANSI 4 1 3 0,8113
MANAJEMEN 3 1 2 0,9183
INFORMATIKA 2 1 1 1
MATEMATIKA 1 1 0 0
WAWANCARA 0,0955
BAIK 3 2 1 0,9183
CUKUP 4 1 3 0,8113
BURUK 3 1 2 0,9183
BERKAS 0,0200
LENGKAP 4 2 2 1
TDK LENGKAP 6 2 4 0,9183
KERAPIAN 0,1345
BAIK 5 1 4 0,7219
CUKUP 3 2 1 0,9183
BURUK 2 1 1 1
UMUR 0,3710
<=23 1 1 0 0
24 - 27 3 2 1 0,9183
28 - 30 4 1 3 0,8113
>30 2 0 2 0
STATUS 0,0955
LAJANG 4 1 3 0,8113
MENIKAH 3 2 1 0,9183
BERCERAI 3 1 2 0,9183
MAX = 0,3710
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai Gain terbesar yaitu pada atribut Umur yaitu sebesar 0,3710. Sehingga atribut Umur menjadi node cabang dari nilai atribut 2.5-3.
Pada atribut Umur terdapat 4 nilai atribut, yaitu ≤23, 24-27, 28-30, >30.
Nilai atribut yang pertama yaitu ≤23 sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil Lulus sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.
Dan nilai atribut keempat yaitu >30 sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil Tidak Lulus, sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.
Sedangkan nilai atribut kedua dan ketiga yaitu 24-27 dan 28-30 belum mengklasifikasikan kasus menjadi satu keputusan sehingga perlu dilakukan perhitungan lagi.
Dari proses tersebut maka dapat dihasilkan pohon sementara seperti berikut ini.
IPK
LULUS 1.2
UMUR 1.3 ?
TIDAK LULUS
<2,5 >3,5
3 – 3,5 2,5 - 3
TIDAK LULUS 1.2.2 ?
LULUS 1.2.3 ?
<=23 24 - 27 28 - 30 >30
Kemudian lakukan juga perhitungan untuk mencari node cabang dari nilai atribut 3-3.5. Perhitungan dilakukan dengan mencari nilai dari atribut selain yang menjadi node akar (IPK), yaitu dengan mencari jumlah kasus untuk hasil Lulus dan Tidak Lulus, dan nilai Entropy dari semua kasus saat IPK = 3- 3.5. Dan kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai Gain, dan atribut dengan nilai Gain terbesar, maka akan menjadi node cabang dari nilai atribut 3-3.5.
Node 1.3 :
Jumlah kasus dengan IPK = 3 – 3,5 : 12
Jumlah kasus dengan IPK = 3 – 3,5 yang hasil Lulus : 11 Jumlah kasus dengan IPK = 3 – 3,5 yang hasil Tidak Lulus : 1
Hitung nilai entropy dari total kasus : ( )
( ) ( )
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
Lakukan juga perhitungan untuk nilai entropy pada setiap atribut, kecuali pada atibut IPK :
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Setelah dicari nilai entropy pada setiap nilai dari atribut yang ada, kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai gain dari setiap atribut.
Nilai gain dari masing-masing atribut :
( ) ( ) ∑ | |
| | ( )
( ) ((
) (
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) ( ))
( ) ((
) ( ))
( ) ((
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) (
) ( ))
( ) ((
) (
) ( ))
Hasil perhitungan yang dilakukan ditunjukkan dalam tabel berikut.
Node 1.3 :
ATRIBUT BANYAK
KASUS
LULUS (L)
TDK LULUS
(TL)
ENTROPY GAIN
IPK 3 - 3,5 12 11 1 0,4138
BAGIAN 0,1130
TELLER 5 4 1 0,7219
MARKETING 3 3 0 0
IT 0 0 0 0
CALL
CENTRE 1 1 0 0
CUST.
SERVICE 3 3 0 0
PENDIDIKAN 0,4138
D1 1 1 0 0
D2 1 0 1 0
D3 1 1 0 0
S1 6 6 0 0
S2 3 3 0 0
JURUSAN 0,1130
AKUNTANSI 4 4 0 0
MANAJEMEN 5 4 1 0,7219
INFORMATIKA 1 1 0 0
MATEMATIKA 2 2 0 0
WAWANCARA 0,0514
BAIK 8 7 1 0,5436
CUKUP 4 4 0 0
BURUK 0 0 0 0
BERKAS 0,0364
LENGKAP 9 8 1 0,5033
TDK
LENGKAP 3
3 0 0
KERAPIAN 0,1842
BAIK 6 6 0 0
CUKUP 3 2 1 0,9183
BURUK 3 3 0 0
UMUR 0,2472
<=23 2 2 0 0
24 - 27 7 7 0 0
28 - 30 1 1 0 0
>30 2 1 1 1
STATUS 0,1130
LAJANG 7 7 0 0
MENIKAH 5 4 1 0,7219
BERCERAI 0 0 0 0
MAX = 0,4138
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai Gain terbesar yaitu pada atribut Pendidikan yaitu sebesar 0,4138. Sehingga atribut Pendidikan menjadi node cabang dari nilai atribut 3-3.5.
Pada atribut Pendidikan terdapat 5 nilai atribut, dimana semua anilai
atribut sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil
Lulus, Tidak Lulus, Lulus, Lulus dan Lulus sehingga tidak perlu
dilakukan perhitungan lebih lanjut. Dari proses tersebut maka dapat
dihasilkan pohon sementara seperti berikut ini.
IPK
LULUS 1.2
UMUR
1.3 ? PENDIDIK
AN TIDAK
LULUS
<2,5 >3,5
3 – 3,5 2,5 - 3
TIDAK LULUS 1.2.2 ?
LULUS 1.2.3 ? LULUS TIDAK
LULUS LULUS LULUS
D1 D2 D3 S1 S2
<=23 24 - 27 28 - 30 >30
LULUS
Lakukan perhitungan untuk mencari node cabang dari nilai atribut umur 24- 27. Perhitungan dilakukan dengan mencari nilai dari atribut selain yang menjadi node akar (IPK) dan node cabang (Umur), yaitu dengan mencari jumlah kasus untuk hasil Lulus dan Tidak Lulus, dan nilai Entropy dari semua kasus saat IPK = 2.5–3 dan Umur = 24-27. Dan kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai Gain, dan atribut dengan nilai Gain terbesar, maka akan menjadi node cabang dari nilai atribut 24-27.
Node 1.2.2 :
Jumlah kasus dengan IPK = 2,5 – 3 dan UMUR = 24 - 27 : 3 Jumlah kasus dg IPK = 3 – 3,5 dan UMUR = 24 - 27 yang hasil Lulus : 2 Jumlah kasus dg IPK = 3 – 3,5 dan UMUR = 24 – 27 yang hasil Tdk Lulus : 1
Hitung nilai entropy dari total kasus : ( )
( ) ( )
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Lakukan juga perhitungan untuk nilai entropy pada setiap atribut, kecuali pada atibut IPK dan Umur :
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Setelah dicari nilai entropy pada setiap nilai dari atribut yang ada, kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai gain dari setiap atribut.
Nilai gain dari masing-masing atribut :
( ) ( ) ∑ | |
| | ( )
( ) (( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ))
Hasil perhitungan yang dilakukan ditunjukkan dalam tabel berikut.
Node 1.2.2 :
ATRIBUT BANYAK
KASUS
LULUS (L)
TDK LULUS
(TL)
ENTROPY GAIN IPK 2,5 - 3 |
UMUR 24-27
3 2 1 0,9183
BAGIAN 0,9183
TELLER 1 1 0 0
MARKETING 0 0 0 0
IT 1 0 1 0
CALL
CENTRE 0 0 0 0
CUST. 1 1 0 0
SERVICE
PENDIDIKAN 0,9183
D1 0 0 0 0
D2 0 0 0 0
D3 1 0 1 0
S1 2 2 0 0
S2 0 0 0 0
JURUSAN 0,9183
AKUNTANSI 1 1 0 0
MANAJEMEN 0 0 0 0
INFORMATIKA 1 0 1 0
MATEMATIKA 1 1 0 0
WAWANCARA 0,2516
BAIK 1 1 0 0
CUKUP 2 1 1 1
BURUK 0 0 0 0
BERKAS 0,9183
LENGKAP 2 2 0 0
TDK
LENGKAP 1
0 1 0
KERAPIAN 0,9183
BAIK 1 1 0 0
CUKUP 1 1 0 0
BURUK 1 0 1 0
STATUS 0,2516
LAJANG 2 1 1 1
MENIKAH 1 1 0 0
BERCERAI 0 0 0 0
MAX = 0,9183
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai Gain terbesar yaitu sebesar 0,9183, karena ada beberapa atribut yang sama- sama memiliki nilai gain terbesar, maka dipilih salah satu atribut yaitu pada atribut Berkas. Sehingga atribut Berkas menjadi node cabang dari nilai atribut 24 - 27.
Pada atribut Berkas terdapat 2 nilai atribut, dimana semua nilai atribut
sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil Lulus dan
Tidak Lulus sehingga tidak perlu dilakukan perhitungan lebih lanjut.
Dari proses tersebut maka dapat dihasilkan pohon sementara seperti berikut ini.
IPK
LULUS 1.2
UMUR
1.3 ? PENDIDIKAN TIDAK LULUS
<2,5 >3,5
3 – 3,5 2,5 - 3
TIDAK LULUS 1.2.2
BERKAS
LULUS 1.2.3
WAWANCARA LULUS TIDAK LULUS LULUS LULUS
D1 D2 D3 S1 S2
<=23 24 - 27 28 - 30 >30
LULUS TIDAK LULUS
LULUS
Kemudian lakukan perhitungan untuk mencari node cabang dari nilai atribut
umur 28-30. Perhitungan dilakukan dengan mencari nilai dari atribut selain
yang menjadi node akar (IPK) dan node cabang (Umur), yaitu dengan
mencari jumlah kasus untuk hasil Lulus dan Tidak Lulus, dan nilai Entropy
dari semua kasus saat IPK = 2.5–3 dan Umur = 28-30. Dan kemudian
lakukan perhitungan untuk mencari nilai Gain, dan atribut dengan nilai Gain
terbesar, maka akan menjadi node cabang dari nilai atribut 28-30.
Node 1.2.3 :
Jumlah kasus dengan IPK = 2,5 – 3 dan UMUR = 28 - 30 : 4 Jumlah kasus dg IPK = 3 – 3,5 dan UMUR = 28 - 30 yang hasil Lulus : 1 Jumlah kasus dg IPK = 3 – 3,5 dan UMUR = 24 - 30 yang hasil Tdk Lulus : 3
Hitung nilai entropy dari total kasus : ( )
( ) ( )
( ) ((
) (
)) ((
) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Lakukan juga perhitungan untuk nilai entropy pada setiap atribut, kecuali pada atibut IPK dan Umur :
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
( ) (( ) ( )) (( ) ( ))
Setelah dicari nilai entropy pada setiap nilai dari atribut yang ada, kemudian lakukan perhitungan untuk mencari nilai gain dari setiap atribut.
Nilai gain dari masing-masing atribut :
( ) ( ) ∑ | |
| | ( )
( ) (( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ))
( ) (( ) ( ) ( ))
Hasil perhitungan yang dilakukan ditunjukkan dalam tabel berikut.
Node 1.2.3 :
ATRIBUT BANYAK
KASUS
LULUS (L)
TDK LULUS
(TL)
ENTROPY GAIN IPK 2,5 - 3 |
UMUR 28-30
4 1 3 0,8113
BAGIAN 0,8113
TELLER 2 0 2 0
MARKETING 1 0 1 0
IT 1 1 0 0
CALL
CENTRE 0 0 0 0
CUST.
SERVICE 0 0 0 0
PENDIDIKAN 0,3113
D1 0 0 0 0
D2 0 0 0 0
D3 0 0 0 0
S1 2 0 2 0
S2 2 1 1 1
JURUSAN 0,8113
AKUNTANSI 1 0 1 0
MANAJEMEN 2 0 2 0
INFORMATIKA 1 1 0 0
MATEMATIKA 0 0 0 0
WAWANCARA 0,8113
BAIK 1 1 0 0
CUKUP 1 0 1 0
BURUK 2 0 2 0
BERKAS 0
LENGKAP 1 0 1 0
TDK
LENGKAP 3 1 2 0,9183
KERAPIAN 0,8113
BAIK 3 0 3 0
CUKUP 0 0 0 0
BURUK 1 1 0 0
STATUS 0,3113
LAJANG 2 0 2 0
MENIKAH 2 1 1 1
BERCERAI 0 0 0 0
MAX = 0,8113
Dari hasil perhitungan pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai Gain terbesar yaitu sebesar 0,8113, karena ada beberapa atribut yang sama- sama memiliki nilai gain terbesar, maka dipilih salah satu atribut yaitu pada atribut Wawancara. Sehingga atribut Wawancara menjadi node cabang dari nilai atribut 28-30.
Pada atribut Wawancara terdapat 3 nilai atribut, dimana semua nilai
atribut sudah mengklasifikasikan kasus menjadi 1 yaitu dengan hasil
Lulus, Tidak Lulus dan Tidak Lulus sehingga tidak perlu dilakukan
perhitungan lebih lanjut. Dari proses tersebut maka dapat dihasilkan
pohon sementara seperti berikut ini.
IPK
LULUS 1.2
UMUR
1.3 ? PENDIDIK
AN TIDAK
LULUS
<2,5 >3,5
3 – 3,5 2,5 - 3
TIDAK LULUS 1.2.2
BERKAS LULUS
1.2.3 WAWANCA
RA
LULUS TIDAK
LULUS LULUS LULUS
D1 D2 D3 S1 S2
<=23 24 - 27 28 - 30 >30
LULUS TIDAK
LULUS LULUS TIDAK
LULUS
LULUS
TIDAK LULUS