• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah dalam memudahkan desa mengelola potensi yang ada yaitu dengan menerapkan strategi yang mampu meningkatkan perekonomian desa termasuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes) dengan adanya Undang-undang No. 32 Tahun 2004 Pemerintah Daerah yang menyebutkan bahwa pemerintah desa dianjurkan untuk mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berguna untuk mengatur perekonomian desa dan memenuhi kebutuhan serta menggali potensi desa, dan Undang-undang ini merupakan salah satu upaya dari pemerintah pusat dalam meningkatkan peran desa untuk ikut berkecimpung dan turun tangan langsung dalam meningkatkan perekonomian desa. Selanjutnya diperkuat dengan Undang- Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh Desa melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan Desa yang dipisahkan guna mengelola aset, jasa pelayanan, dan usaha lainnya untuk sebesar-besarnya digunakan kesejahteraan masyarakat desa.

Penetapan peraturan desa tersebut mempermudah BUMDes dalam menjalankan kegiatan yang berkaitan dengan perekonomian desa.

Di Indonesia terdapat 2.188 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang mangkrak atau tidak beroperasi, akan tetapi terdapat 1.670 Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang berjalan tapi belum optimal berkontribusi menggerakkan ekonomi desa. Oleh karena itu BUMDes "harus direvitalisasi". Salah satu caranya adalah dengan masuk ke sektor-sektor produktif seperti bisnis pasca- panen atau pariwisata Tirto.id, (2019 Online). Pengembangan sektor pariwisata bisa dilihat dalam skala pemerintahan desa. Banyak dari potensi pariwisata alam berada pada wilayah perdesaan. Desa dengan potensi pariwisata yang dikelola dengan baik, dapat menjadi pengungkit perekonomian warga. Karena itu,

(2)

2

otonomi desa sesuai Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa memberikan peluang yang luas kepada desa untuk mengelola potensi yang ada.

Pemerintah desa dapat membentuk BUMDes dengan unit usaha yang mengelola sumber daya sesuai potensi desa. Teras Desa.id, (2020 Online)

Keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) bertujuan sebagai penggerak pembangunan ekonomi lokal tingkat desa. Desa Sanankerto sebagai salah satu desa yang mulai berkembang khususnya di bidang pariwisata, sebagai upaya meningkatkan perekonomian masyarakat desa serta meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes). Mario et al., (2019) BUMDes dapat dikelola dengan baik, maka pendapatan asli desa (PADes) juga akan meningkat, dengan meningkatnya PADes, maka proses pembangunan dan kesejahteraan akan dapat meningkat. Namun untuk mewujudkan hal tersebut perlu diperhatikan mengenai pengelolaan BUMDes secara baik dan profesional. Pemerintah Desa mendirikan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Kerto Raharjo pada tahun 2017. Setelah BUMDes terbentuk maka untuk menunjang peningkatan pendapatan desa dan masyarakat adanya kepengurusan baru sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Desa Peraturan Desa Sanankerto Nomor 6 Tahun 2016 tentang Pungutan Taman Wisata Alam Andeman, Pengelolaan Taman Wisata Alam Andeman dilaksanakan oleh Pengurus BUMDes yang susunan keanggotaannya ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa. Dengan ditetapkannya Peraturan Desa tersebut, maka dapat memperkuat kedudukan BUMDes Kerto Raharjo sebagai pengelola obyek wisata yaitu Ekowisata Boon pring Andeman.

Menurut penelitian sebelumnya bahwa Badan Usaha Milik Desa sangat berperan dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Desa melalui pengelolaan objek wisata, karena banyak dari masyarakat Desa yang sebelumnya memiliki ekonomi rendah, setelah adanya objek wisata dapat dilihat ekonomi masyarakat meningkat melalui program-program yang diberikan BUMDes Saragi &

Abdullah, (2020). Optimalisasi pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dilakukan melalui kerjasama dengan berbagai pihak, melalui penambahan sarana dan prasarana wisata, menghasilkan bertambahnya kepercayaan, bertambahnya

(3)

3

kunjungan wisata serta bertambahnya pendapatan Badan Usaha Milik Desa dan masyarakat sekitar Badan Usaha Milik Desa Faruk, (2020). Pengelolaan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa sudah sesuai dengan prosedur pengelolaan BUMDes. Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) berperan dalam meningkatnya Pendapatan Asli Desa sehingga nantinya Pemerintah Desa dapat menyelenggarakan pembangunan yang berdampak pada perekonomian Desa dan strategi yang dijalankan Pemerintah Desa lebih kepada saling koordinasi dan kerjasama antar Pemerintah Desa, BPD dan Pihak Pengelola, serta identifikasi dan inventarisasi nilai dan potensi aset desa, sistem informasi manajemen aset desa, pengawasan dan pengendalian pemanfaatan aset desa, dan keterlibatan jasa penilai Ayu & Desi, (2017). Pengelolaan keuangan yang baik dengan alur akuntansi, melalui pengelolaan aset desa yang menjadi sumber usaha seperti unit air bersih, unit bank sampah dan unit pasar desa, pengelola BUMDes sudah mampu mengadakan kerjasama dengan pihak ketiga seperti agen BRILink dan agen BNI 46. BUMDes sudah berperan dalam meningkatkan pendapatan asli desa melalui unit usaha yang dikelola BUMDes Wicaksono, (2017).

Desa Sanankerto merupakan desa yang sukses mengembangkan desanya melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Pendirian BUMDes Kerto Raharjo berdasarkan Peraturan Desa Sanankerto Nomor 5 tahun 2016 tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Desa Sanankerto yang mengacu pada Undang-Undang No 6 tahun 2014 tentang Desa. Berdasarkan dengan aturan tersebut, pembentukan BUMDes didasarkan atas kebutuhan dan potensi yang dimiliki desa, dengan tujuan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian desa. Dalam perencanaan dan pembentukannya, BUMDes dibangun atas inisiatif masyarakat desa, serta mendasarkan pada prinsip-prinsip kooperatif, transparansi, akuntabel, sustainable, partisipatif, dan emansipatif.

Dengan adanya pembentukan dan pengelolaan BUMDes, BUMDes Kerto Raharjo mendirikan enam unit usaha yang dikelola BUMDes yakni Ekowisata Boon pring, Bank Sampah, Agen BNI, Pengelolaan air bersih (PAB), Event

(4)

4

Organizer dan Toko Grosir. Keenam unit usaha sudah berjalan dengan baik dan selalu melibatkan masyarakat sekitar dalam proses perencanaan maupun pengelolaannya. Namun berdasarkan keenam unit usaha tersebut Ekowisata Boon pring yang paling banyak mendapat keuntungan. BUMDes Kerto Raharjo mampu mengelolah objek wisata yang sebelumnya tidak dimanfaatkan dengan optimal dapat bermanfaat untuk kesejahteraan masyarakat desa. Ekowisata Boon pring salah satu unit usaha BUMDes yang memperoleh banyak keuntungan disebabkan wisatawan yang berkunjung ke objek wisata selalu meningkat dari tahun ke tahun. Peningkatan jumlah wisatawan tersebut juga berpengaruh pada peningkatan jumlah Pendapatan Asli Desa (PADes) Desa Sanankerto yang bersumber dari hasil usaha di Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Pada pengelolaan BUMDes Kerto Raharjo saat ini unit usaha Ekowisata Boon pring memberikan kontribusi terbesar pada peningkatan jumlah PADes Desa Sanankerto. Adapun perkembangan pendapatan yang diperoleh BUMDes Kerto Raharjo mengalami kenaikan setiap tahunnya. Adanya peningkatan jumlah PADes Desa Sanankerto tersebut tidak lepas dari pengelolaan BUMDes yang baik dalam mencapai tujuan utama dari berdirinya lembaga tersebut yaitu peningkatan PADes. Pengelolaan BUMDes dilaksanakan dengan menerapkan berbagai prinsip pengelolaan yang baik sebagaimana terdapat dalam Peraturan Desa Nomor 5 Tahun 2016 tentang Pendirian, Pengurusan Dan Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dalam Bab III Pasal 4 yang menyatakan BUM Desa dikelola berdasarkan asas-asas transparansi, akuntabel, partisipatif, sustainable, emansipatif serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran dengan semangat kerjasama, kekeluargaan dan kegotongroyongan.

Berdasarkan fenomena yang ada dengan demikian, maka peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui “Analisis Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas peneliti ingin menganalisis dan memahami:

(5)

5

Bagaimana Prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Pada Ekowisata Boon pring Dalam Meningkatkan Pendapatan Asli Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan untuk:

Menganalisis Prinsip-prinsip Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Pada Ekowisata Boonpring Dalam Peningkatan Pendapatan Asli Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang.

Manfaat Penelitian

Beberapa tujuan penelitian diatas, maka penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis prinsip- prinsip pengelolaan badan usaha milik desa pada Ekowisata Boon pring dalam peningkatan pendapatan asli desa. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya di bidang yang sama.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi Pemerintah Desa ataupun Instansi yang terkait yaitu, penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dalam menganalisis prinsip pengelolaan badan usaha milik desa pada Ekowisata Boonpring dalam peningkatan pendapatan asli desa.

Selain itu penelitian ini diharapkan dapat menjadi alat untuk memaksimalkan pengelolaan Badan Usaha Milik Desa dalam meningkatkan pendapatan asli desa dari Ekowisata Boonpring.

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai pelaksanaan dari PP No 25 tahun 1981 tentang Asuransi Sosial Pegawai Negeri Sipil, PT Taspen merupakan BUMN yang ditugaskan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan

Fenomena manajemen laba riil merupakan isu yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, karena pengelolaan laba melalui aktivitas-aktivitas riil dianggap lebih dapat

Berdasarkan pengamatan peneliti metode yang dipakai dalam kegiatan pembelajaran rampak kendang ini adalah metode yang umum dipakai, seperti metode ceramah, tanya

Dari beberapa pengertian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa golput adalah pilihan tidak memilih sebagai bentuk akumulasi rasa jenuh (apatis) masyarakat yang

Peran pemerintah Desa Bumiaji dalam mengelola BUMDes yaitu mendirikan, berpartisipasi dalam mengendalikan program kerja yang diselenggarakan BUMDes terutama BKD,

Tarikan pergerakan adalah jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona tarikan pergerakan (Tamin, Perencanaan dan Permodelan Transportasi, 2000). Pergerakan

Salah satu pelatihan yang diselenggarakan Aliansi Masyarakat Sipil Jawa Barat untuk Reformasi Birokrasi adalah Lokalatih bagi Kelompok Warga untuk Persiapan Praktik Pengawasan