Encourage people to be proud of their sexuality Encourage people to be proud of their sexuality
Majalah Bulanan:
2
KOOS
Jl. Garuda No. 66 - MEDAN
Kontak: Furkanis, Chan (+62 81 396222244)
Pelangi Hati
Jl. Marelan Raya, Pasar 5
Hamparan Perak No. 24 B - MEDAN Kontak: Edo (+62 81 26374242)
Eddy P. (+62 81 533723371)
Warung SaHIVa
Jl. Universitas No. 22, Kampus USU MEDAN
Kontak: Benny Iskandar (+62 81 3610 20 222)
Gaya Batam
Perum.Permata Puri Tahap II Blok E No. 12 Batu Aji - Batam
Kontak: Faisal Riza (HP +62 813 60798726)
Komunitas Waria-Gay (WARGA)
Jl. Sukarno Hatta gg. Rose No. 24 Pekanbaru 28291
Kontak: Izul (+62 812 768 44 557)
GALAM
Jl. Way Pisang No. 1, Pahoman BANDAR LAMPUNG
Kontak: Edwin Saleh (+62 81 540999642)
PERWAPON
Jl. Tebu gg. Nilamsari No. 09 - PONTIANAK Kontak: Iyus (+62 813 52 526 437; +62 852 45 200 755)
JAKARTA
Arus Pelangi
Jl. Tebet Timur Dalam VI G/No.1 Jakarta 12820
Tel./Fax. +62 21 8280380
LPA Karya Bhakti
Jl.By-pass Ahmad Yani,komplek patra II no.29 Cempaka Putih Timur - Jakarta Pusat 10510 Telp. 021 - 4251489, 021 - 4228759
Fax 021 - 4262292 Hotline 021 - 33384777
E-Mail: lpa.karyabhakti@gmail.com Yayasan Srikandi Sejati
Jl. Pisangan Baru III - No. 64, RT03/RW07 Jatiegara Tel/Fax +62 21 8577018
Yayasan Intermedika
Harmnoni Plasa A 28 Lt II
Jl Suryo Pranoto No. 2 Jakarta Pusat 10130 Telp. +62 21 98272195; +62 21 63850618 Fax. +62 21 63850618
Email: intermedika_yim@yahoo.com
Kontak: Harry Prabowo (HP +62 818110651)
BANDUNG & BOGOR
Gaya PRIA-ngan
Jl. Plesiran No. 5 - BANDUNG Tel. +62 22 2504325
Yayasan Srikandi Pasundan Jl. Sarimanah 3 Blok 10 N0. 99 Sarijadi - BANDUNG 40151 Tel./Fax. +62 22 2005211
Himpunan ABIASA
Jl. Komplek Ruko Dinasty No 175 Blok C12 BANDUNG 40265
Tel. +62 22 7210625
ABIASA – Bogor
Jl. Sukasari III, Ujung No. 4
BOGOR 16142 Tel. +62 251-354006
Srikandi Pakuan
Jl Sindang Barang Jero pilar 1 Gg Makam Rt/RW 02/07 Bogor 16117
Tel. +62 813 1019 8451
GRAHA MITRA
Jl. Trajutrisno raya No. 20 SEMARANG Tel. +62 24 7609706
Gaya Satria Purwokerto (GSP)
Jl. Laskar Patriot No. 40 - PURWOKERTO Kontak: Parera (+62 85 869332727)
Vesta
Jl. Sukun No. 21, Pondok Karangbendo, Banguntapan, Bantul - YOGYAKARTA
Tel. +62 274 7430959 Fax. +62 274 489057
Kebaya
Jl. Gowongan Lor JT III - No. 148, RTII/ RW02, Penumping
YOGYAKARTA 55232
Kontak: Mami Vinolia (+62 81 931194960)
SURABAYA & JAWA TIMUR
GAYa NUSANTARA Jl. Mojo Kidul I - No.11A
SURABAYA 60285 Tel/Fax +62 31 5914668
Perwakos
Persekutuan Hidup Damai & Kudus Jl. Ngagel Rejo Kidul No. 113 - SURABAYA 60245 Tel. +62 31 5688418
GRESIK
D
aftar
I
si
Macam-macam Pekerjaan untuk Butchie
11
Siang Mbecak, Malam Dendong 13
Wajah
Alexa
24
Resensi
Mysterious Skin
16
Lokakarya Menulis Bersama Lian Gouw
21
Peringatan ODOS 2012 “Freedom” 23
Liputan 1st Diversity Youth Camp
28
Pelatihan Hak Kesehatan Seksual
dan Reproduksi
29
Nusantara diterbitkan oleh Divisi A d v o k a s i G A Y a N u s a n t a r abekerja sama dengan Hivos, dengan misi mempromosikan k e r a g a m a n j e n d e r d a n k e s e j a h t e r a a n s e k s u a l . I s i dalam buletin ini belum tentu
sama dengan kebijakan Hivos.
Penanggung Jawab
Dr. Dede Oetomo
Tim Redaksi
Ko Budijanto, Sardjono Sigit, Antok Serean, Widianto
Kontributor
Antok, Ardika Hadinata, Arther Panther Olii, Igogimon, KB, Khoirul Anam, Lanang, Poedjiati
Tan, Tiwi
Bank BNI Cabang UNAIR Surabaya a.n. Yayasan Gaya Nusantara
Sampul :
Alexa, salah sat u akt ivis m uda SWARA ( Sanggar Muda Waria) . Yang bergerak
S
ekapur
S
irih
4
Pemilihan komisioner KOMNAS HAM RI sudah berakhir bulan Oktober 2012 lalu. Dan seperti
kita ketahui bersama, Dede Oetomo dari GAYa NUSANTARA sebagai wakil dari komunitas LGBTIQ
gagal terpilih. Dari hasil voting yang dilakukan di DPR, Dede Oetomo hanya memperoleh 1
suara saja. Namun meski hanya mendapatkan 1 suara saja, hal ini sudah merupakan capaian
yang luar biasa, seorang gay ternyata bisa berada di jajaran 30 besar kandidat yang ada, di
sebuah negara yang masyarakatnya masih banyak dipenuhi sikap homophobia. Kegagalan Dede
Oetomo bukanlah karena tidak mampu, secara dari segi kapasitas sudah sangat memenuhi
syarat. Kemungkinannya adalah sikap homophobia yang sangat berlebihan dari para pemegang
voting di pemilihan tersebut, sehingga kapasitas seseorang menjadi diabaikan.
Di luar kasus tersebut, homophobia masih begitu kuatnya di negeri ini. Mulai dari dalam
keluarga sendiri, sekitar tempat tinggal, sekolah, kampus, lingkungan kerja maupun di
area-area umum lainnya. Berbagai stigma dan diskriminasi sebagai perwujudan sikap homophobia tadi
kerap dialami olah kawan-kawan LGBTIQ. Tidak sedikit kawan-kawan LGBTIQ yang melawannya
dan berusaha mendapatkan hak-haknya sebagai manusia sama dengan manusia lainnya, namun
lebih banyak justru yang diam dan membiarkan saja “penjajahan” atas diri mereka terjadi.
Tentu saja kita tetap menghargai kawan-kawan kita yang diam saja, pasti mereka punya
alasan tersendiri secara pribadi. Namun perlu diingat juga, sampai kapan mampu bertahan terus
diam saat dicaci-maki, dilecehkan, di-bully, dipalak, diperas dan berbagai bentuk penindasan
lainnya? Tentunya tidak harus selamanya diam, harus mulai berani berbisik, bersuara, hingga
berteriak untuk mendapatkan hak yang sama.
Semua memang perlu proses, meski sangat panjang tapi bukannya tidak mungkin untuk
mendapatkan persamaan di negeri ini. Dede Oetomo sudah memulai mendekati negara,
membuka pintunya, tinggal selanjutnya generasi penerus Dede Oetomo untuk menguak lebih
lebar pintunya dan masuk ke dalamnya, guna mendapatkan hak-hak LGBTIQ sebagaimana
manusia selayaknya. Teruslah berjuang pantang untuk menyerah...
5
T
ulisan ini merupakan hasil dari kajian pustaka dan pergulatan panjang penulis terhadaptema homoseksualitas, terutama dari sudut pandang hukum Islam. Sebuah agama yang dipandang kebanyakan orang sebagai agama yang paling keras menolak homoseksualitas. Meskipun nyatanya, banyak kaum homoseksual—terutama kaum gay dari dunia barat—yang akhirnya memeluk Islam sebagai agama mereka lantaran menurut mereka Islam lebih akomodatif untuk urusan ini dibandingkan dengan tradisi Kristen dan Yahudi. Dalam tulisan ini, penulis juga mencoba untuk mengungkap berbagai hal yang—mungkin—terlewat dalam kajian-kajian Islami berkaitan dengan kajian di atas. Sebab, homoseksualitas bukanlah “dunia lain” yang berada jauh dari jangkauan Islam, penulis nantinya akan menyertakan beberapa data tentang bagaimana homoseksualitas ini ada dan bahkan begitu akrab dengan peradaban Islam. Dimulai dari zaman-zaman awal penyebaran Islam, zaman perkembangan Islam (khususnya di Turki, Maroko, dan beberapa negara di timur tengah) dan juga pada dunia pendidikan yang ada disekitar kita, khususnya dunia pesantren.
Tulisan ini bukan bertujuan untuk menunjukkan betapa (maaf) munafi knya Islam lantaran
memungkiri kenyataan yang ada, tetapi lebih untuk mengajak pembaca sekalian menggunakan agama Islam sebagai landasan sikap arif terhadap fenomena yang terjadi. Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana ia seharusnya.
Homoseksual: Sejarah Singkat
Secara istilah, “homoseksual” baru benar-benar muncul dan dikenal oleh manusia setelah
tahun 1869, melalui sebuah pamfl et berbahasa Jerman yang bertuliskan homo-sexuell. Hal ini tidak
bermakna bahwa baru mulai pada tahun-tahun itu saja homoseksual muncul, sebab jauh sebelum tahun ini pun, sejarah telah mencatat tentang banyaknya perilaku sex sejenis. Hanya saja, para pelaku seks sejenis ini tidak pernah, dan bahkan dalam beberapa kasus tertentu menolak untuk menyatakan diri sebagai kaum homoseksual. Istilah ini juga baru masuk dalam kamus Bahasa Inggris pada penghujung abad ke-19, sementara pengistilahan terhadap kaum homoseksual baru benar-benar berkembang pesat pada abad ke-20. Sehingga ketika ada orang atau sekelompk orang yang menganggap bahwa homoseksual sebagai sesuatu yang “aneh”, maka tentu hal itu kuranglah tepat, sebab kenyataan ini telah terjadi sejak dahulu kala, bahkan terdapat beberapa anggapan yang meyakini bahwa homoseksualitas memiliki sejarah yang sama tuanya dengan sejarah manusia
http://www
.anneahira.com/images/pameran-buku.jpg
Telaah
Telaah
HH
o m o se k sua l i t a s
o m o se k sua l i t a s
I sl a m
I sl a m
6
itu sendiri, namun baru benar-benar ditarik ke permukaan dan dibahas pada abad ke-20.
Dalam dunia peristilahan, homoseksual memiliki dua ranah yang berbeda, yang mana keduanya menunjukkan tentang siapa dan untuk apa istilah itu dipakai. Dari istilah tunggal homoseksual, muncul varian baru, yakni; ‘queer’, dyke, faggot. Kesemuanya itu memiliki makna yang sama, namun istilah ini lebih sering digunakan oleh masyarakat heteroseksual, sebuah masyarakat yang menjadi kebalikan dari kaum homoseksual, sebab mereka berpasangan dengan lawan jenis. Tiga istilah di atas digunakan sebagai alat untuk menumbuhkan rasa benci dan akhirnya berujung pada tindak diskriminasi. Sementara sebagain masyarakat homoseksual sendiri menggunakan istilah gay, lesbian, dan queer sebagai penunjuk makna positif dan suportif, juga digunakan dalam diskursus yang lebih luas. Semisal, Queer Theory. Terlepas dari munculnya banyak varian dari istilah di atas, masyarakat homoseksual sendiri cenderung lebih nyaman menggunakan istilah homophile daripada istilah homoseksual sebagaimana yang biasa kita kenal selama ini. Homophile bermakna mencintai sejenis (love to same sex) sehingga ia tidak melulu berkonotasi pada sex.
Homoseksual merupakan sebuah nama jamak terhadap beberapa fenomana seks sejenis yang ada. Terdapat setidaknya 6 (enam) jenis varian yang terdapat dalam homoseksualitas, kesemuanya biasa disingkat dengan LGBTIQ. Yakni; Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/ Transseksual, Interseks, dan Queer/Questioning. Lesbian, adalah perempuan yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual terhadap sesama perempuan. Gay, adalah laki-laki yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual kepada sesama laki-laki. Biseksual, adalah seorang yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual terhadap kedua jenis kelamin (baik lelaki maupun perempuan). Transgender, adalah orang yang hidup atau menginginkan untuk hidup sebagai anggota gender yang lain. Seorang transgender tidak menginginkan pergantian kelamin. Waria disebut-sebut masuk dalam kategori ini, tentu dengan berbagai keunikan yang ada padanya. Transseksual, adalah orang yang hidup atau menginginkan untuk hidup sebagai lawan dari jenis kelamin yang dimilikinya. Biasanya, seorang baru disebut sebagai transseksual saat mereka telah berganti jenis kelamin. Interseks, adalah orang yang memiliki kelamin ganda, jaman dahulu, hal ini lebih popular dengan sebutan hermaprodit. Queer, ini adalah istilah yang muncul untuk merangkul banyaknya variasi seksualitas manusia yang tidak bisa atau tidak mau dimasukkan begitu saja dalam salah satu kelompok tertentu saja. Dan yang terakhir adalah Questioning, istilah ini biasa digunakan oleh orang yang masih berada dalam proses sedang mempertanyakan siapa dirinya, apa orientasi seksualnya, dan apa identitas dirinya.
Seperti telah diuraikan di atas, diskursus yang mendalam mengenai tema homoseksual yang terjadi pada abad ke-20 ini telah banyak memberikan pemahaman atau bahkan perubahan stigma tentang homoseksual dan segala kompleksitasnya. Terutama di Amerika, di mana studi ini ramai dilakukan. Masyarakat mulai menyetujui bahwa homoseksual yang sebelum pertengahan abad 20 dianggap sebagai dosa, penyakit, atau kelainan mulai menyadari bahwa anggapan itu salah. Hal ini terbukti dengan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) yang disusun oleh American Psychological Association pada tahun 1974 yang menyatakan bahwa homoseksual bukanlah akibat dari gangguan jiwa. Bahkan dalam pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa terbaru (PPDGJ III, 2002) disebutkan bahwa LGBTIQ merupakan keberagaman manusia yang ada di muka bumi dan merupakan hak asasi setiap individu untuk memilih orientasi seksualnya. Sehingga berbagai upaya untuk membuat LGBTIQ menjadi “kembali normal (????)” merupakan tindakan yang salah dan tidak dapat dibenarkan. American Psychiatric Association (1998) menegaskan bahwa terapi pengubahan orientasi seksual memiliki resiko besar seperti depresi, kecemasan, dan perilaku merusak diri sendiri.
Memaksakan kehendak untuk menikahkan masyarakat LGBTIQ dengan lawan jenis merupakan juga tindakan brutal terhadap hak untuk secara bebas memilih dan menentukan orientasi seksual seseorang. Korban dari “kawin paksa” ini dipastikan akan mengalami siksaan dan guncangan batin yang luar biasa dahsyatnya, sebab mereka tidak dapat mengekspresikan orientasi dan perilaku seksual sebagaimana yang mereka inginkan, padahal perilaku seksual tersebut merupakan manifestasi “pola preferensi pasangan erotik” yang tidak pernah merasakan bangkitan erotik oleh pasangan berbeda kelamin.
Pada bagian selanjutnya, penulis akan memaparkan bagaimana homoseksual ini ada dan turut
7
Seorang teman bertanya,”Antok, apa sih gunanya tulisan? Kok kamu getol
banget ngajak teman-teman menulis.” Seolah menulis dan tulisan merupakan dua
hal yang mubazir. Ada satu lagi aktivitas yang selaras, yakni membaca. Tiga hal itu
saling memperkuat satu sama lain. Membaca memperkaya pengetahuan, mendorong
melakukan aktivitas menulis, yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan.
Sebetulnya manfaatnya banyak sekali, baik bagi diri sendiri maupun orang
lain. Saya coba menjabarkan beberapa, sebagai stimulus agar teman-teman tergerak
menulis:
1. Terapi
Para psikolog mengamini kalau menulis cara efektif untuk menstabilkan emosi.
Berbagai persoalan hidup kerap membuat manusia mengalami tekanan batin. Nah,
dengan menulis emosi-emosi negatif itu tersalurkan, tidak terpendam di hati saja yang
bisa berdampak stres berkepanjangan. Biasanya dalam bentuk diary, catatan harian,
atau unek-unek.
2.
Medium Ekspresi Diri
Tiap manusia butuh medium mengekspresikan diri. Ada yang suka menyanyi,
menari, olahraga, bikin
fi
lm, memasak dll. Ini tergantung hobi masing-masing. Menulis
bisa jadi pilihan positif lainnya. Anggaplah menulis sebagai aktivitas menyenangkan,
pasti melakukannya asyik-asyik saja.
http://wita.blog.imtelkom.ac.id/
fi les/2012/05/book.jpg
Manfaat
Manfaat
8
3. Rekaman Sej arah
Pak Suparto Brata (sastrawan Jawa) selalu bilang kalau manusia yang tidak menulis
akan kehilangan sejarah dirinya sendiri. Manusia hidup di dunia ini kan cuma satu kali.
Nah, kalau tidak meninggalkan sesuatu akan hilang tergerus zaman. Mengingat tulisan
sifatnya abadi, maka seorang yang menulis namanya akan abadi sepanjang zaman.
Contohnya Kahlil Gibran. Meski telah meninggal dunia ratusan tahun, tapi nama dan
tulisannya masih melekat di pikiran banyak orang.
4. Popularitas dan Uang
Kalau sudah mahir menulis dan menghasilkan tulisan yang bagus, bisa dibagi ke
pembaca dalam bentuk buku. Zaman sekarang menerbitkan buku jauh lebih mudah
dibandingkan sepuluh tahun lalu. Tidak lagi melewati proses berbelit-belit. Bisa lewat
penerbit atau diterbitkan sendiri. Nah, dampak positif lahirnya buku adalah popularitas,
alias dikenal banyak orang. Dan kalau bukunya jadi bestseller, bisa mendapatkan
keuntungan dari royalty. Contohnya Andrea Hirata yang memperoleh royalty 1 milyar
lebih.
5. Kontribusi pada Gerakan LGBTI
Nah, ini yang terpenting. Menurut saya, persoalan utama gerakan LGBTI adalah
ideologi. Mayoritas masyarakat masih terhegemoni heteronormativitas. Bahwa yang
sah itu cuma laki-laki dan perempuan, apalagi
disederhanakan laki-laki dengan pengertian
manusia berpenis dan perempuan sebagai
manusia bervagina. Ini kan kacau sekali. Padahal
perkembangan pengetahuan luar biasa pesat,
seperti kajian mutakhir interseks dll.
Teman-teman bisa memberikan kontribusi mengubah
pemikiran sempit ini dengan menulis, yang isinya
menyuarakan keragaman gender dan seksualitas,
pluralisme dll. Dengan tulisan, teman-teman mengajak pembaca untuk berpikir ulang,
berdialog, berbagi pengetahuan, sehingga pikiran sempit tersebut bisa terbuka dengan
wawasan baru.
Saya percaya, setiap manusia punya kemampuan menuliskan apa saja yang
menyentuh hidupnya. Tinggal kemauan saja untuk melakukannya. Kalau selama ini
rajin menulis status di Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, Chatting dll, bisa dikembangkan
lagi menulis lebih panjang, seperti catatan perjalanan, liputan kegiatan, artikel, puisi,
cerpen, atau novel. Percayalah, setiap kata yang kita tuliskan pasti bermanfaat bagi
pembaca. Ayo, bikin perubahan dengan tulisan! (Antok)
Dengan tulisan, teman-teman
mengajak pembaca untuk berpikir
9
9
Pergaulan di komunitas gay memang penuh ceria dan selalu menyenangkan.
Meski masing-masing individu gay mempunyai problem sendiri-sendiri, namun
saat berkumpul bersama di komunitasnya maka seolah-olah problem tersebut
menghilang dan tergantikan dengan kegembiraan. Canda tawa bersama
atau saling meledek, menambah semakin akrab suasana persahabatan dan
persaudaraan yang ada di komunitas gay. Salah satu bentuk keakraban yang
terjalin di antara mereka adalah saling menyapa dengan menyebut
nama-nama ngondek mereka, yaitu nama-nama perempuan masing-masing.
Unik memang, hampir semua gay mempunyai nama perempuan dalam
pergaulan mereka di komunitas. Seperti nama panggung seorang artis. Bisa
jadi mungkin karena gay mempunyai sisi feminin dalam dirinya, atau bisa juga
mungkin karena gay cukup dekat dengan komunitas waria, sehingga muncul
pemakaian nama-nama ngondek ini dalam pergaulan mereka. Namun yang
jelas nama-nama ngondek ini bukanlah untuk melecehkan seseorang,
semata-mata hanyalah untuk menunjukkan keakraban mereka saja.
Beberapa cara yang biasanya dilakukan untuk membuat nama-nama
ngondek mereka antara lain sebagai berikut:
• Mengganti huruf vokal dalam nama-nama mereka, sehingga terdengar lebih
feminin.
Misalnya: Yanto -> Yanti, Tono -> Tini, Heru -> Hera.
•Menambahkan kata ‘ce’ pada penggalan suku kata dari nama mereka.
Misalnya: Amir -> Mirce, Yanto -> Yance, Minto -> Mince.
NGONDEK
NGONDEK
10
•Menambahkan kata wati pada nama mereka.
Misalnya: Pur -> Purwati, Budi -> Budiwati, Aming -> Amingwati.
•Memakai nama artis terkenal favorit mereka.
Misalnya: Yuni Shara, Sophia Latjuba, Lilis Karlina dan sebagainya.
•Mempelesetkan nama mereka yang maskulin menjadi lebih feminin.
Misalnya: Brandon -> Brenda, Johan -> Yohana, Victor -> Victoria.
•Menggunakan huruf pertama namanya sebagai huruf pertama nama
perempuannya.
Misalnya: Teguh -> Tasya, Joko -> Jenifer, Candra -> Cindy.
•Menggunakan sembarang nama perempuan yang tidak berkaitan dengan
namanya.
Misalnya: Budi -> Frisca, Heri -> Vera, Herman -> Angelica.
Selain cara-cara yang biasa digunakan di atas, bisa dimungkinkan pula
menggunakan cara-cara yang lainnya. Karena memang kreativitas untuk
menciptakan nama-nama ngondek tidak ada batasannya. Nama-nama ini bisa
diciptakan sendiri, bisa pula diberikan oleh komunitasnya. Biasanya pemberian
nama oleh komunitas ini kepada gay-gay yang baru bergabung di komunitas
itu. Biasanya kalau tidak suka dengan nama yang diberikan komunitasnya,
dia bisa melakukan penggantian nama tersebut. Dan yang diberikan nama
oleh komunitasnya, biasanya tidak boleh marah, karena ini hanya untuk
menunjukkan keakraban saja. Bila dia marah, otomatis dia akan tersisih
dari komunitas itu, karena tidak mampu beradaptasi dengan kebiasaan yang
berlaku di komunitas itu.
Hmm....bagaimana denganmu? Sudah punya nama ngondek atau belum?
11
Beberapa teman butchie sering mengeluh kalau dia susah dapat pekerjaan yang katanya karena penampilannya. Tetapi setelah ngobrol ternyata mereka tidak mengerti apa yang diinginkan atau pekerjaan apa yang cocok buat mereka. Sebelum kalian memutuskan mencari pekerjaan coba mulai bertanya atau menilai diri sendiri. Kemampuan apa yang saya miliki? Ijazah apa yang telah saya punyai? Pengalaman apa yang telah saya punyai? Di sini saya akan membahas beberapa pekerjaan yang mungkin cocok dengan teman-teman butchie, yang tidak mengharuskan penampilan. Kita mulai dengan anggapan kamu tidak mempunyai keahlian dan ijazah cuma SMA, tanpa pengalaman dan keahlian, sampai pekerjaan yang dengan keahlian dan ijazah yang lebih tinggi.
Penj aga Toko
Dengan semakin banyak mall atau pusat pertokoan yang dibuka, maka semakin banyak tenaga yang dibutuhkan, salah satunya penjaga toko. Penjaga atau pelayan toko, bisa toko penjual makanan atau minuman, seperti yang sering kita lihat sekarang ini banyak gerai-gerai yang menjual makanan dibuka. Pramusaji di depot-depot juga bisa. Syaratnya: kalian rapi, bersih, tidak bau badan, siap bekerja keras dan cekatan.
Cleaning service atau of
fi
ce boy
Sekarang ini banyak jasa cleaning service yang membutuhkan tenaga pekerja. Atau kalian
bisa mendaftar di perkantoran sebagai offi ce boy. Syaratnya mau
belajar menggunakan
alat-alat untuk membersihkan lantai, memoles atau sejenisnya.
Jasa Parking
Kalian tentu sering melihat kalau pergi ke mall atau perkantoran selalu ada petugas yang menerima atau memberikan karcis parkir. Tapi ini mungkin syaratnya kalian menguasai komputer.
Satpam
Kamu bisa mengambil sertifi kasi untuk menjadi satpam dengan mengikuti kursus di
Kepolisian selama tiga bulan. Kalau kalian mempunyai kemampuan bela diri atau fi sik yang kuat
bisa menjadi tambahan referensi. Setelah mendapat ijazah tersebut, kamu bisa melamar menjadi satpam di perusahaan atau di departement store.
Sopir Taksi
Kalau kalian memiliki SIM A dan bisa membawa mobil, kalian bisa menjadi sopir taksi atau sopir mobil antar jemput anak sekolah.
Desain Gra
fi
s
Kalau kalian mempunyai kemampuan atau ijazah mengoperasikan photoshop, coreldraw,
Macam-Macam
Macam-Macam
Pekerjaan untuk
Pekerjaan untuk
Butchie
Butchie
http://ownsweethome.us/wp-content/uploads/201
1/01/home1.jpg
12
adobe illustrator, indesign, kamu bisa melamar di tempat percetakan atau tempat pembuat kartu nama, brosur, banner, fotocopy atau sejenisnya.
Desain Komunikasi Visual
Bila kalian mempunyai ijasah D3 atau S1 DKV kalian bisa melamar di biro iklan, production house, percetakan buku, majalah, penerbitan, atau kalian bisa buka usaha sendiri dengan mendesain undangan perkawinan, percetakan kartu nama dan sebagainya.
Dunia Fotogra
fi
dan Video
Kalau kalian suka fotografi atau suka membuat video, kalian bisa belajar menjadi wartawan
foto, kameraman, fi lm maker, bekerja di production house. Mungkin pertama jadi pendamping
atau tukang angkat kamera sambil belajar cara mensyuting.
Penulis
Kalau kalian suka menulis bisa belajar menjadi wartawan, menjadi penulis novel, menulis artikel,
penulis buku, menjadi editor. Tentu harus mempunyai keterampilan berbahasa dan tulis-menulis.
Sales
Kalau kalian mempunyai kemampuan berbicara, mempengaruhi orang, kalian bisa menjadi sales, kalau menguasai mesin mobil atau motor kalian bisa menjadi sales mobil atau motor.
Kasir
Kalau kalian mengusai mesin register kalian bisa menjadi kasir di supermarket-supermarket atau di restaurant.
Fitness Center
Bila kamu suka olah raga bisa bekerja di fi tness center atau tempat olah raga seperti futsall atau lainnya.
Jasa Kurir
Kalau kamu punya SIM C dan hafal jalan kamu bisa melamar sebagai petugas kirim paket atau surat seperti TIKI/JNE atau lainnya.
Event Organizer
Kalau kamu suka membuat acara, kreatif, dan bisa bekerja sama, kamu bisa bekerja di Event Organizer.
Sebetulnya banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan meskipun penampilan kamu butchie. Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu karena banyak sekali. Selama kamu mau berusaha dan bersusah payah terlebih dahulu, melakukan pekerjaan apapupun asal halal, pasti akan ada pekerjaan itu. Tetapi kalau kamu cuma di rumah dan membayangkan akan ada pekerjaan yang datang, sampai kapanpun itu tidak akan terjadi. Bagaimana agar seseorang itu dapat diterima bekerja?
Pertama, Penampilan
Usahakan penampilan rapi, bersih, dan wangi. Karena kesan pertama ketika interview itu sangat penting. Kalau penampilanmu acak-acakan yang menerima pun akan takut dan berasumsi kamu tidak akan bisa bekerja karena mengurusi diri sendiri saja tidak bisa.
Kedua, Sikap
Tunjukkan sikap yang sopan, niat untuk bekerja, dan selalu mau melakukan pekerjaan apapun asal sesuai dengan nilai kebaikan. Tidak pilih-pilih, misalnya kalau ditanya apakah bersedia lembur? Kalau kamu menjawab tidak bisa bu/pak? Maka peluang diterima akan kecil.
Ketiga, Keinginan untuk Terus Belaj ar
Pegawai yang bagus adalah kalau dia selalu mempunyai keinginan untuk terus belajar, terus berkembang. Tidak mudah puas dengan kemampuan yang sudah dimiliki.
So, jangan pernah menyerah untuk mencoba, jangan pernah membatasi dirimu sendiri untuk maju. Kalau orang lain bisa sukses, kamu pun juga bisa. Selama ada kemauan di situ pasti ada jalan. Selamat mencoba sahabat! (Poedjiati Tan)
13
Aku lahir dalam keluarga sederhana di salah satu desa di pulau Madura. Sebetulnya
sih tak ada yang istimewa di masa kecil. Sama kok dengan teman-teman yang lain.
Cuma seingatku, kira-kira kelas 5 Sekolah Dasar, aku merasa berbeda dengan
teman-teman laki-laki. Ya, aku merasa lebih feminin ketimbang maskulin. Juga lebih nyaman
bergaul dengan teman-teman perempuan daripada laki-laki. Termasuk dalam bermain.
Entah kenapa sejak kecil kurang tertarik dengan olahraga. Lebih suka masak-masakan,
main bekel, atau golekan (boneka dari kayu).
Lulus Sekolah Dasar aku melanjutkan ke pondok pesantren di Pamekasan. Tentu
aku menyesuaikan diri dengan pakaian laki-laki, seperti sarung, baju koko, dan peci.
Awalnya sih nggak begitu nyaman bergaul di pondok pesantren karena aturannya yang
cukup ketat. Tetapi setelah menjalani kehidupan di dalamnya, justru aku menemukan
surga di sana. Apa yang aku idam-idamkan selama ini terwujud jadi kenyataan. Hm,
ceritanya begini.
Setelah seharian beraktivitas, malamnya aku dan teman-teman istirahat
dalam satu kamar yang diisi sekitar 7 santri. Pada suatu malam, ada yang meraba-raba
sarung, lalu mengelus-elus paha. Aku sih merasa takut, tapi juga senang. Sebagai santri
baru aku takut menolak. Apa ya, perasaan campur aduk tak karuan. Lantas aku memilih
diam saja sambil pura-pura tidur. Lampu sudah dimatikan, jadi nggak bisa melihat
Siang
Siang
M
M
becak,
becak,
Malam
Malam
D
D
endong
endong
Kisah
14
begitu jelas. Orang itu lantas menyingkap sarung yang tanpa celana dalam. Ia menindih
tubuhku, menggesekkan pangkal pahanya ke pahaku. Nafasnya ngos-ngosan dengan
tertahan, takut didengar yang lain. Sesudahnya ia pergi begitu saja, meninggalkan
cairan lengket di seputar paha.
Esok harinya aku cerita pada teman yang lebih dulu mondok di situ. Reaksinya
di luar dugaan. Ia malah tertawa ngakak. Katanya itu hal biasa di pesantren. Mairil,
istilahnya. Ia menasehati untuk tak terlalu memusingkannya. Toh, tak ada resikonya. Aku
hanya bisa bilang oh…begitu ya. Ada kegembiraan setelah mendengar ujaran temanku.
Ada harapan mengulanginya lagi. Ternyata benar, hal itu terulang lagi. Setelah aku
pelajari, hal itu juga terjadi pada santri-santri lain. Seiring berjalannya waktu, aku
menganggapnya sebagai hal biasa, seperti halnya makan atau shalat bersama.
Namun pengalaman di pesantren hanya berlangsung selama 2 tahun. Karena
terbentur biaya, keluarga meminta pulang saja dari pondok. Ya, aku menurut saja.
Nggak enak merepotkan keluarga. Lalu aku merantau ke Surabaya. Di sana melakukan
pekerjaan apa saja asalkan bisa untuk makan. Aku bersyukur tak lagi luntang-lantung
karena mendapatkan pekerjaan sebagai tukang becak. Nah, dari sinilah aku mengenal
karakter banyak orang. Aku sering ngobrol dengan penumpang tentang pekerjaan
sehari-hari.
Suatu malam aku mengantarkan 2 orang waria ke daerah Margomulyo. Waria
itu ngobrol banyak tentang nyebong, cari pendapatan untuk makan, tempat nongkrong
dll. Entah kenapa, aku merasa nyaman ngobrol dengan waria itu. Sisi feminin yang
sempat tenggelam seolah bangkit lagi. Malah waria itu menunjukkan tempat
kumpul-kumpulnya, juga jam berapa mereka berangkat dan pulang, biar aku bisa ngira-ngira
cari penumpang. Tapi di benakku ada pemikiran lain. Penghasilan mbecak sangat
pas-pasan. Kalau aku dandan, pasti bisa punya penghasilan tambahan.
Setelah sering ke tempat kumpul-kumpul waria, akhirnya aku memutuskan
dendong. Siangnya tetap mbecak, malamnya kumpul-kumpul. Selain pendapatan
tambahan, aku merasa menemukan dunia yang selama ini aku cari, dunia yang menerima
aku apa adanya. Aku semakin akrab dengan teman-teman waria di Margorejo. Semakin
lama sudah kayak keluarga sendiri.
Namun aku tak bisa menampik kenyataan. Keluarga di Madura meminta segera
kawin karena umur yang semakin tua. Awalnya aku menolak karena belum siap dan
tak punya uang. Keluarga tak menerima alasan itu. Singkat cerita, aku menikah demi
memenuhi tuntutan keluarga. Pekerjaan tetap mbecak, sambil diam-diam nyebong di
malam hari. Aku belum siap diketahui istri kalau tampil sebagai waria.
15
S
emalam di Tanamon
Aku yang kuyup datang menyusup
Mencari hangat cahaya di matamu
Gigil ini mungkin terus memanggilmu
Membuang risaumu ke riuh debur ombak
Kita sudah di Tanamon, Sayang
Tanah yang lebih rendah dari bayangan
Asap knalpot dan laju kendaraan
Adalah wajah perjalanan hari
Dan kau tambahkan dingin itu
Dari sekalimat yang sumir
Benarkah rindu belum tiba di tepi tubir?
Nyatanya kau selalu setia membuka pintu
Maka teruslah dekap aku, Sayang
Sebut namaku dalam laju malam
Aku ingin terbaring di sini
Tulus mencari cinta yang bukan birahi
Manado, 2012.
Arther Panther Olii,
sastrawan Manado. Penulis buku puisi Sepuluh Kelok di Mouseland
Puisi
16
Resensi
Resensi
Film
Film
Judul
: Mysterious Skin
Genre
:
Drama
Tanggal Rilis
: 06 Mei 2004
Sutradara :
Gregg
Araki
Pemain
: Joseph Gordon-Levitt, Brady Corbet, Michelle Trachtenberg,
Jeff Licon, Mary Lynn Rajskub, Elisabeth Shue, Bill Sage,
Chase Ellison, George Webster, Riley McGuire
Produser :
Gregg
Araki
Durasi
: 99 menit
17
Film Mysterious Skin garapan sutradara Amerika ini diputar pertama kali di
Venice Film Festival tahun 2004, dan mendapatkan apresiasi tinggi dari pengamat,
penikmat, dan kritikus di sana. Film ini diadaptasi dari novel Scott Heim yang terbit
tahun 1996 dengan judul yang sama. Dalam proses pengerjaannya, Gregg Araki
tidak hanya bertindak sebagai sutradara, tapi juga produser, screenplay, sekaligus
editing.
Dua tokoh utamanya, Neil dan Brian lahir di Kansas tahun 1972. Pada usia 8
tahun, keduanya masuk dalam klub baseball di sekolah. Brian digambarkan sebagai
bocah yang aktif, sedangkan Neil cenderung pendiam. Suatu malam, keduanya diajak
ke rumah pelatih baseball. Awalnya suka cita dengan banyak makanan, permainan,
dan nonton
fi
lm. Lantas berubah ke perilaku seksual. Mereka bertiga melakukan
ciuman, seks oral, dan pelatih minta keduanya secara bergantian melakukan
fi
sting
pada anusnya dan perilaku lain yang mengarah pada pelecehan seksual.
Neil mengingat setiap detail kejadian masa lalunya. Ia tumbuh menjadi
pribadi yang ekspresif dan memutuskan menjadi pekerja seks laki-laki, yang
mayoritas tamunya berusia lebih tua dan memiliki sifat kebapakan. Melalui aktivitas
seks, ia berusaha menghadapi luka masa kecilnya. Berulangkali terjebak kalut
berkepanjangan kala kenangan itu hadir dan ia melampiaskan dengan mencari tamu
untuk melampiaskan hasrat seksual.
Sebaliknya, Brian justru tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan mengaku
sebagai aseksual. Ia merasa ada yang salah dengan masa kecilnya, namun sama sekali
tak mampu mengingat apapun. Setiap kali berusaha mengingat atau sesuatu hadir
sebagai mimpi buruk, hidungnya langsung berdarah (mimisan), kejang-kejang, lalu
pingsan. Ia hidup di dalam dunianya sendiri. Seolah-olah bisa berinteraksi dengan
alien, lengkap dengan piring terbang. Kekalutan itu ia tumpahkan dalam bentuk
sketsa gambar. Satu-satunya yang ia ingat adalah Neil, sahabatnya di klub baseball.
Dan untuk mengungkap hal yang tak dimengerti, ia berusaha mencari sahabatnya
itu.
Setelah keluar dari klub baseball, keduanya tidak berhubungan sama sekali.
Neil pindah ke New York, melakukan petualangan-petualangan seksual untuk
menghadapi traumanya. Sampai pada satu titik, ketika ia mendapatkan pengalaman
buruk dari tamunya yang sado masokis, ia memutuskan menghadapi kenyataan.
Satu-satunya cara adalah menemui sahabat kecilnya, Brian. Pada saat yang sama,
Brian melakukan upaya pencarian untuk menemukan Neil.
Cerita
fi
lm memuncak kala malam menjelang Natal keduanya bertemu di rumah
Neil. Lantas keduanya sepakat melakukan napak tilas masa kecil dengan mengunjungi
rumah pelatih, yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Tempat di mana keduanya
mengalami pelecehan seksual. Brian mengingat rumah itu, tapi tetap tak mengingat
kejadian di dalamnya. Neil yang lebih tegar lantas pelan-pelan menceritakan detail
kejadian di masa lalu. Brian berteriak histeris, hidungnya langsung mimisan, air
matanya tumpah ruah. Neil mendekap erat, memberinya kekuatan dan keyakinan
bisa melewati semua itu.
18
Cerita
Cerita
by Lanang
Surabaya, 19 November 2012
Buat Kekasih Bayangan
Apa kabar, Beib?
Wah, kamu sekarang sudah jadi orang hebat ya. Bisa mengunjungi
negeri-negeri dengan musim berbeda. Bagaimana musim di Busan, Korea? Apakah sehangat
Jakarta? Aku tahu, selain gingseng pasti ada yang memikat hatimu. Para lelaki berkulit
putih mulus dengan bentuk tubuh kurus. Ya, itu yang selalu memesona hatimu. Hal
lumrah bila hatimu tertambat di sana. Bukankah kamu menyediakan satu hati untuk
seribu lelaki?
Hm, Hongkong tak kalah menariknya. Barangkali hatimu lebih terjerat
di sana. Pesona kehidupan kota, pusat-pusat perbelanjaan, lampu warna-warni.
Kegemaran kamu belanja barang-barang tak penting—menurut aku—bisa terpuaskan.
Memang, dalam hal ini aku dan kamu berbeda. Kamu bilang belanja adalah salah satu
terapi jitu menentramkan batin. Bagi aku, itu pemborosan. Ya, sudahlah. Tiap orang
memang berbeda. Barangkali kamu juga menemukan lelaki bertubuh mengkal yang
mengharapkan sentuhan, lalu kamu telanjangi di kamar hotel yang mewah itu. Ah, itu
Surat
Surat
Rahasia
Rahasia
19
hal biasa. Bukankah senggama merupakan kebutuhan, seperti halnya makan?
Aku pikir Thailand sanggup memuaskan hasrat kamu berpetualang. Ya,
semua orang tahu, di sana surganya lelaki yang ingin menikmati lelaki. Barangkali
tidak melulu mengumbar birahi, mengeluarkan peluh, berbagi lendir, lalu terkapar di
ranjang. Barangkali kamu memilih menonton lelaki-lelaki telanjang berbadan mengkal,
menggoyang-goyangkan pantatnya yang sintal, lengkap dengan penis bergelantungan.
Indah, bukan? Ya, ketelanjangan memang memesona manusia sejak awal penciptaan
manusia. Tak heran bila kamu memilih mengunjunginya. Dengan bath, kamu bisa
memilih berbagai pertunjukan primitif yang selalu laku dijual. Lalu hadir mata-mata
nakal, dada setengah terbuka, dan pakaian ketat yang menonjolkan pangkal paha.
Tangan-tangan itu menyeret kamu ke ruang remang-remang yang dipenuhi desah.
Kamu merasa tak berdaya kala isi celana dalam mendesak keluar dan lelaki bermata
nakal menyodorkan pantatnya. Untuk beberapa saat gejolak itu terlampiaskan. Lalu
kamu pergi begitu saja seolah tak terjadi apa-apa. Hal yang biasa.
Australia juga menyajikan keindahan bagi tiap mata yang memandang.
Kamu mengunjunginya persis pelancong yang haus tempat baru. Taman-taman,
jalanan, pusat perbelanjaan, dan orang-orang. Semacam sesuatu yang asing namun
menggetarkan. Hingga kamu mengabadikan dalam serangkaian foto kenangan. Apakah
kamu menemukan lelaki yang memikat hati? Ah, pertanyaan bodoh. Kamu adalah lelaki
yang mudah goyah oleh birahi. Tak heran bila kamu meluangkan waktu menyetubuhi
salah satunya. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bukankah dingin perlu dihangatkan
biar tubuh menjadi stabil? Barangkali pertanyaan yang tepat adalah apakah hatimu
terikat salah satunya? Ya, urusan hati dan urusan birahi kerap bersilang maksud. Pikiran
dan perasaan tak selalu bisa disatukan. Ah, yang penting kamu bahagia di sana.
Beib, bagaimana perasaan kamu sekarang?
Ah, lagi-lagi aku mengulang pertanyaan bodoh. Bukankah telah lama kamu
meninggalkan perasaan, lebih berpijak pada pikiran? Tidak ada yang salah dengan
hal itu. Tiap manusia punya hak memilih yang terbaik bagi dirinya sendiri. Aku tahu,
itu salah satu cara kamu untuk bertahan hidup dari serangkaian kenyataan yang
menggempur dari berbagai penjuru. Mengatasi perjalanan hidup yang sulit dengan
pikiran logis adalah masuk akal. Buktinya, dengan cara itu kamu bisa bertahan sampai
sekarang.
Lantas, ke mana hatimu bermuara, Beib?
Kamu berpetualang dari satu lelaki ke lelaki lain, dari satu negeri ke negeri
lain, dari satu perasaan ke perasaan lain, dari satu pertimbangan ke pertimbangan
lain. Namun sampai sekarang tak kunjung menemukan. Ah, barangkali kamu terikat
oleh perasaan sendiri. Mengharapkan sesuatu yang bisa memenuhi keinginan kamu.
Lupa bahwa lelaki lain memiliki keinginan yang berbeda. Atau jiwa kamu memang di
sana? Menikmati setiap petualangan, berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain, dari
satu hati ke hati lain. Kamu memimpikan kebersamaan, tetapi di sisi lain kamu tak
bisa mengingkari kalau lebih menikmati petualangan. Ya, mimpi tinggal berdua dalam
rumah sederhana lebih tepat sebagai mimpi ketimbang kenyataan. Barangkali kamu
tak betah terikat, hanya menghabiskan waktu ngobrol berdua, memasak berdua, mandi
berdua, nonton televisi berdua, tidur berdua, sedangkan jiwa kamu mengembara ke
mana-mana.
20
tepat untuk mengisi hati. Lelaki yang bisa menghangatkan tidur malam, mendekap
kamu penuh kemesraan, bercengkerama penuh tawa, mau mendengarkan keluh-kesah,
dan sudi membangkitkan di kala rapuh. Lelaki yang bisa mengerti kamu secara utuh.
Entah hari ini, esok, lusa, tahun depan, atau malah tidak menemukan, kamu terus
saja mencari lelaki. Tak lelah meminta yang kuasa mengirimkan pendamping untuk
melengkapi hidup kamu yang sempurna.
Lalu kenangan menjadi tak berarti lagi, seperti kain lusuh yang layak dibuang
ke tempat sampah. Orang bodoh pun tak sudi memungut lagi. Kalau ada barang baru,
kenapa mengambil yang lama? Aku ingat betul perkataan kamu, setelah mantan
pergi, terbuka ruang untuk yang baru lagi. Barangkali seperti logika waktu ya. Bahwa
segalanya berjalan ke depan, tak ada gunanya mundur ke belakang. Aku tahu, kamu
tak menyediakan diri untuk menampung kenangan, hanya membuka tempat untuk yang
akan datang. Seseorang yang kamu yakini bisa menyempurnakan. Ah, kamu memang
pejuang. Tak lelah mencari dan terus mencari, selalu menanti dan terus menanti.
Tetapi, apa sebetulnya yang kamu cari?
Berbagai kisah percintaan telah kamu alami. Manis dan getir telah kamu
nikmati. Pengalaman hidup tersulit dan terindah telah kamu resapi. Apa yang kamu
butuhkan sekarang? Barangkali kesempurnaan yang tak mungkin terjamah dalam
kenyataan.
Mungkin kamu bertanya, kenapa aku menuliskan ini semua?
Beib, banyak hal yang tak bisa aku mengerti sampai sekarang. Bibirku
mengucap kata perpisahan. Tetapi hati dan pikiran tetap tertuju pada kamu. Entah
berapa puluh lelaki aku setubuhi, namun yang terbayang tubuh kamu yang aku sentuh.
Tujuh lelaki menawarkan cinta untuk aku miliki, namun aku tak bisa menyanggupi.
Bagaimana mungkin aku sanggup membalas cinta orang lain bila setiap detik yang hadir
adalah kamu, Beib?
Ah, itu urusan aku. Mungkin kamu sudah tak peduli lagi. Biarlah perasaan cinta
yang meluber ke mana-mana aku tanggung sendiri. Sebab semua sudah terlambat. Aku
sadar betul untuk bijak melihat kenyataan. Legawa. Aku hanyalah kenangan yang telah
kamu buang ke dalam tong sampah. Ah, sudahlah.
Biarkan aku menggigil sendiri, terus mencintaimu dalam sepi.
Pangeran Malam
21
GAYa NUSANTARA bekerjasama dengan C2O Library mengadakan Lokakarya
Menulis Riwayat Hidup Bersama Lian Gouw. Lian Gouw lahir di Bandung pada masa
penjajahan Belanda. Lalu beremigrasi ke Amerika dan bermukim di sana sampai
sekarang. Kerinduannya pada Indonesia beliau wujudkan dalam novel Only a Girl dan
telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Only a Girl: Menantang
Phoenix. Untuk kedua kalinya beliau berkunjung ke Indonesia. Surabaya dipilih sebagai
salah satu kota tujuan karena banyak undangan sebagai pembicara dalam seminar,
pelatihan menulis, dan forum kebudayaan. Salah satunya adalah berbagi ilmu menulis
riwayat hidup.
Lokakarya diadakan selama dua hari, 07-08 November 2012. Bertempat di
kantor GAYa NUSANTARA, Jl. Mojo Kidul I No.11A, Surabaya. Acara dimulai pukul 16.00
– 20.00 wib. Diikuti 15 peserta dari berbagai latar belakang, seperti aktivis, penulis,
mahasiswa, dan dosen. Pelatihan memang dikhususkan menulis riwayat hidup, dengan
tujuan masing-masing peserta bisa menuliskan kisah hidupnya sebagai rekam sejarah
pribadi. Beliau sengaja mengedepankan praktek menulis 90% dan teorinya hanya 10%,
dengan harapan kemampuan menulis cepat terasah.
Hari pertama, acara dibuka oleh Antok Serean dengan mengenalkan latar
belakang Lian Gouw, sekaligus rangkaian kegiatan beliau selama di Indonesia
mengunjungi Jakarta, Surabaya, Semarang, Salatiga, dan Yogyakarta. Lokakarya dimulai
dengan pengenalan dasar-dasar menulis riwayat hidup, seperti tujuan menulis riwayat
L
L
okakarya Menulis
okakarya Menulis
Bersama
22
Puisi
22
hidup, kebenaran tanggal kejadian, alur riwayat hidup, tulisan yang bermanfaat bagi
pembaca, menentukan sudut pandang, unsur-unsur rekaan, penokohan, dan panduan
format baku menulis di microsoft words. Selanjutnya, peserta langsung praktek menulis
riwayat hidup dengan panjang tulisan minimal 1500 kata. Setelah makan malam,
dilanjutkan dengan pembacaan tulisan yang telah jadi oleh penulisnya sendiri, lalu
dikomentari peserta lain.
Hari kedua, tidak ada teori. Langsung mengkaji tulisan yang telah jadi. Secara
bergiliran, masing-masing peserta membacakan karyanya, lalu dinilai peserta yang lain,
yang disukai dan kurang disukai dalam tulisan tersebut. Penulis hanya diam, mencatat
setiap komentar, dan tidak diperkenankan memberikan sanggahan. Mengingat ini cerita
riwayat hidup, suasana haru-biru pun terjadi. Seorang peserta tak kuasa menahan air
matanya ketika membacakan kisah hidupnya yang kesulitan uang saat lebaran. Ada
juga cerita tentang kegundahan gay dalam menentukan jati dirinya. Tiap peserta
menuliskan cerita yang berbeda pula. Ini menunjukkan keunikan pengalaman hidup
tiap manusia.
23
Peringatan tahunan One Day One Struggle (ODOS) tiap 09 November kembali digelar di Surabaya. Tahun ini mengambil tema besar “Freedom” atau kebebasan. Acara ini diselenggarakan sebagai bagian kampanye internasional Coalition on Sexual and Bodily Rights in Muslim Societies (CSBR). GAYa NUSANTARA selaku penyelenggara di Indonesia memusatkan acara di Kampung Ilmu, Jl. Semarang No.55, Surabaya.
Acara dimulai pukul 18.30 wib dengan penampilan playback Listen oleh Edyth dan pembacaan puisi Kesaksian karya WS. Rendra oleh Antok Serean. Moderator acara, Wulan, melanjutkan dengan latar belakang peringatan ODOS tiap tanggal 09 November. Ia memanggil Sardjono Sigit sebagai perwakilan panitia untuk memberikan prakata. Sigit menjelaskan, GN telah mengadakan peringatan ODOS selama tiga tahun berturut-turut, tiap tahun dengan tema berbeda. Tahun ini mengangkat tema kebebasan untuk menggali makna kebebasan itu sendiri, sekaligus menyuarakan hak-hak seksual. Peringatan ini sangat penting untuk merespon isu-isu terkait seksualitas yang berkembang pesat.
Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber Dede Oetomo. Ia mengupas makna kebebasan dalam kehidupan terkini, di mana tuntutan pemenuhan hak-hak pribadi semakin tinggi. Juga bagaimana memaknai kebebasan, terutama kebebasan seksual dalam kerangka hak asasi
manusia. Usai diskusi, diisi penampilan playback Bad Romance oleh Sofi e. Pukul 19.45 wib masuk
ke acara utama, yakni pemutaran fi lm Children of Srikandi. Film dokumenter tentang kehidupan
LBT di Yogyakarta ini menarik minat lebih dari 50 peserta yang hadir. Semua tampak diam
menyimak. Tepukan gemuruh membahana kala fi lm selesai.
Sebelum sesi diskusi kedua, Ella dari komunitas Prajurit Pelangi unjuk kebolehan menampilkan playback The Voice Within. Lalu dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber
dari YiFOS, Yogyakarta, yakni Khoirul Anam. Ia mengomentari fi lm yang diputar, di mana
teman-temannya sendiri yang main di dalamnya. Mengingatkan bahwa proses pembuatan fi lm penuh
perjuangan panjang, seperti kesulitan izin. Akan lebih baik kalau teman-teman yang muncul
di fi lm dihadirkan dalam diskusi di lain kesempatan. Ia melanjutkan bicara tentang kebebasan
seksual dalam Islam, sesuai tema yang diangkat. Ia mencontohkan LGBTI. Ada perbedaan besar antara homoseksual zaman nabi Luth dengan homoseksual sekarang. Dahulu adalah homoseksual dengan kekerasan (homosexual in violence), sedangkan sekarang dengan cinta dan kasih sayang. Tidak adil bila menyamaratakan homoseksual karena beda zaman beda keadaannya.
Sesi tanya jawab berlangsung seru. Dian Dipayoni menyatakan, bahwa salah satu strategi dalam gerakan LGBTI adalah ikut terlibat kegiatan jaringan yang tak mungkin dibantah oleh kelompok lain, seperti gerakan nasionalisme atau ikut tim bantuan sosial ke Sampang, Madura. Pak Dede setuju dengan hal itu. Bahwa memperkuat jaringan itu penting, tidak hanya dari dalam LGBTI sendiri, tapi juga kelompok lain yang memiliki visi yang sama. Tepat pukul 22.00 wib, acara selesai. Terima kasih telah menjadi bagian Satu Hari, Satu Perjuangan untuk Kebebasan. Sampai jumpa di peringatan One Day One Struggle 2013. (Antok)
Peringatan
Peringatan
ODOS 2012
24
Di t engah riuhnya acara farewell part y w orkshop t ent ang HAM di t epi kolam renang hot el Equat or, Surabaya, saya ngobrol sant ai
dengan Alexa. Dia t am pak sibuk m erapikan t as dan penam pilan karena buru- buru m au pulang ke Jakart a. I nilah obrolan saya dengan waria m uda, berbakat ,
berpikiran m aj u, yang punya kesibukan seabrek. Ant ok: Kok nggak pulang besok saj a, Alexa? Alexa: Maunya sih git u. Tapi, lagi banyak
t ugas, Mas. Senin harus ikut pelat ihan lagi.
Ant ok: Wah, sibuk banget ya. Hm , Alexa aslinya m ana? Alexa: Aku aslinya Flores.
Ant ok: Bisa cerit a awal kariernya di Jakart a?
Alexa: Aku m erant au ke Jakart a it u sekit ar t ahun 2005. Sem pat kuliah j uga sih, t api nggak sam pai kelar karena t erbent ur m asalah biaya. Lalu aku
m em ilih bekerj a. Suat u m alam sepulang kerj a, aku m elihat banyak t em an- t em an waria di daerah Grogol. Besoknya aku kenalan dengan t em an- t em an it u,
hingga akhirnya bergabung. Ant ok: Oh, git u.
Alexa: I ya. Lagian aku j uga udah nggak nyam an di t em pat kerj a, karena dengan pribadi aku yang fem inin kurang bebas berekspresi. Aku m em ut uskan j adi pengam en bareng t em an- t em an waria yang lain.
Wajah
Wajah
24
25
Ant ok: Dulu langsung dit erim a di kom unit as waria?
Alexa: Nggak juga, sih. Dulu oleh senior sering dikerjain, disuruh sana-sini dulu. Ant ok: Cerit ain dong proses bergabungnya dengan SWARA?
Alexa: Bulan Desem ber t ahun 2011 kem arin, kebet ulan SWARA bikin pem ilihan m iss waria dan aku j adi t he w inner. Dari sana aku m ulai kenal NGO- NGO lain di Jakart a, karena aku sering dilibat in kalau ada kegiat an. Akhirnya aku bergabung dengan t em en- t em en ARI ( Aliansi Rem aj a I ndependen) , berkem bang lagi dengan kesem pat an m engikut i t raining SRHR ( Sexual Right s and Healt h Reproduct ive) dari GWL. Akhirnya kenal t em en- t em en GWL Muda lainnya, sepert i Set ia dll yang sekarang kegiat annya sedang berj alan.
Ant ok: Berart i kam u giat di beberapa organisasi ya? Luar biasa.
Alexa: I ya, Mas. Kalau di SWARA, aku sebagai pet ugas lapangan. Di ARI aku m asuk Divisi Pelat ihan dan Pengem bangan Kapasit as. Nah, kalau di GWL aku m asuk di advokasi.
Ant ok: Bisa cerit a yang pelat ihan SRHR it u?
Alexa: Pelat ihan SRHR berlangsung Januari 2012 lalu di salah sat u hot el di Kem ayoran. Sasarannya m em ang unt uk rem aj a. Tem en- t em en waria yang hadir dari Bandung, Jawa Tim ur, Pasundan, Aceh, Medan… yang lainnya t em en- t em en gay. Trainingnya 4 hari. Dari sit u t erbent uklah GWL Muda unt uk skala nasional.
Ant ok: Sebet ulnya agak sulit ya m enem ukan waria m uda, t erut am a di bawah usia 25 t ahun unt uk berorganisasi. Kam u udah t ot al dandan di usia segini. Keberanian unt uk dandan sebagai waria it u dari m ana?
Alexa: Aku berani dandan t uh t ahun 2007, set elah keluar dari pekerj aan. Apa ya? Udah m erasa nyam an saj a di kom unit as waria, j adi sekalian dandan. Hm m , wakt u it u um ur 19 t ahun. Kegiat an sehari- hari sih awalnya cum a ngam en sam a nyebong.
Ant ok: Dengan akt if di 3 organisasi apa nggak kerepot an?
Alexa: Sekarang aku m em ang m em ilih fokus di LSM ya. Sej auh ini sih oke- oke saj a. Ant ok: I ni lebih pribadi ya. Biasanya kan seorang waria berproses dari gay fem inin ke waria. Kam u sendiri gim ana?
Alexa: Menurut aku, gay at au waria it u kan sebuah pilihan. Yang t erpent ing adalah konsep penerim aan diri kit a. Kalau kit a sudah bisa m enerim a diri kit a dengan ident it as yang kit a m iliki, ot om at is kit a lebih percaya diri, kit a lebih bert anggungj awab pada diri sendiri. Terlepas dari m asalah norm a- norm a, agam a dll.
Ant ok: Kalau Alexa m elihat perkem bangan t em an- t em an waria sekarang gim ana? Secara um um di I ndonesia?
Alexa: Kalau unt uk perkem bangan waria rem aj a: 1) Sist em seniorit as di waria it u kan sangat t inggi, j adi sangat berpengaruh bagi perkem bangan waria rem aj a it u sendiri. 2) Lat ar belakang pendidikan t em en- t em en waria it u kan berbeda. Kebanyakan t ingkat rendah, sepert i lulus SLTP, yang lulus SMU sangat sedikit . Karena pendidikan kurang, m ereka rent an t erhadap HI V & AI DS, m asalah kekerasan, m asalah ekonom i j uga yang m enj adi t ulang punggung keluarganya. Rat a- rat a unt uk bisa dit erim a di keluarga harus m em berikan kont ribusi dulu ke keluarga. Rat a- rat a git u, sih.
Ant ok: Kalau Alexa sudah m elam paui 2 hal it u ya, ident it as dan keluarga?
26
Ant ok: Di Flores it u kehidupan sosialnya sangat t idak m enerim a waria ya?
Alexa: Nggak j uga, sih. Aku lebih m em pert im bangkan ego keluarga. Di sana kan ikat an keluarganya sangat t inggi. Unt uk sekarang, aku lebih m enj aga nam a keluarga sih. Takut nya kalau aku t erbuka, keluarga yang j adi sasaran.
Ant ok: Persoalan um um yang m asih t erj adi sam pai sekarang it u razia, penggerebekan… Pendapat Alexa gim ana?
Alexa: Menurut aku, dengan keluarnya perda- perda non diskrim inasi it u, seharusnya pem erint ah act ion, kit a dibekali ket eram pilan apa kek dan m em berikan wadah buat kit a j uga. Karena rat a- rat a t em en- t em en waria it u j adi PS ( Pekerj a Seks) karena m asalah ekonom i. Nggak ada ket eram pilan, pendidikan rendah, m au kerj a di m ana?
Ant ok: Kesulit an selam a t ugas di lapangan it u apa?
Alexa: Tem en- t em en it u egonya sangat t inggi. Nggak peduli pada m asalah hak m ereka karena lebih berorient asi pada yang nam anya uang. Daripada nyit a wakt u, m ending cari duit . Tem en- t em en waria j uga lebih m elihat hasil akhir ket im bang prosesnya. Maunya dapet duit secara inst an. Padahal kalau m au sukses kan but uh pengorbanan j uga.
Ant ok: Bisa cerit a kok bisa ikut w orkshop Pem ant auan dan Pendokum ent asian Pelanggaran HAM LGBTI I ndonesia yang dibikin GN ini?
Alexa: Di sini aku m ewakili SWARA. Karena kegiat an pendokum ent asian ini berkait an langsung dengan proses advokasi yang bisa dipakai m engeluarkan kebij akan- kebij akan yang m endukung waria.
Ant ok: I ni yang t erakhir, harapan Alexa pada gerakan LGBTI di I ndonesia agar ke depan lebih m aj u?
Alexa: Harapan aku, t em en- t em en t uh punya t ingkat kepedulian ke kom unit as yang t inggi. Jangan m em ikirkan ego sendiri at au hal- hal yang m engunt ungkan saj a.
Ant ok: Kalau harapan ke t em en- t em en waria rem aj a?
Alexa: Tem en- t em en lebih aware dengan diri m ereka. Kalau m ereka t uh rent an t erhadap m asalah- m asalah kekerasan dan kesehat an. Set idaknya m ereka sadar, peduli, dan m andiri dengan m asalah it u.
Ant ok: Makasih banyak, Alexa. Tet ep sem angat dan salam buat t em en- t em en di Jakart a.
Alexa: Sam a- sam a, Mas Ant ok.
BI ODATA
Nam a :
Alexa
TTL
: Makasar, 04 January 1988
Pendidikan
:
SLTA
Hobi
: Traveling, Modelling, Reading
27
K
K
abar
abar
omunitas
omunitas
Tanggal 02-05 Oktober 2012 lalu, aku mengikuti training di Bangkok, Thailand, terkait dengan Self-Stigma di antara remaja LSL dan Transgender. Training ini merupakan program dari Youth
Voice Count, yaitu sebuah Jejaring se-Asia Pasifi k yang terdiri dari remaja LSL dan Transgender
yang bertujuan untuk mengadvokasi remaja LSL dan Transgender. Selain itu, YVC juga bekerja
sama dengan beberapa stakeholders seperti Asia-Pacifi c Coalition on Men Sexual Health (APCOM),
Asia-Pacifi c Network of PLHIV (APN+), Coalition of Asia-Pacifi c Regional Network on HIV/AIDS
(7-Sisters), Developed Asia Network (DAN), Insular South-East Asia network of MSM (ISEAN), memberikan pelatihan bagi remaja LSL dan Transgender dalam upayanya mengurangi HIV & AIDS. Dari Indonesia terdapat 4 perwakilan yaitu aku, Setia Perdana (GWL-INA), Ahmad Aziz (IGAMA), dan Eki (IGAMA MUDA).
Hari pertama dari training diisi dengan perkenalan. Di sesi ini peserta wajib memperkenalkan teman di sebelah kirinya sebanyak mungkin dalam waktu 3 menit. Setelah itu, materi diisi dengan diskusi mengenai guide rules selama training serta ekspektasi yang dimiliki setelah training ini selesai. Materi selanjutnya diisi oleh panel diskusi di mana peserta menceritakan tentang kondisi LSL dan Transgender, termasuk juga ODHA. Setelah panel diskusi, materi kemudian dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi terkait dengan Causes and Impact of Self Stigma. Perserta dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu LSL dan Transgender, kemudian menceritakan pengalaman terkait dengan stigma yang melekat pada kaum LSL dan Transgender. Di sini, aku bersama dengan Ahmad (IGAMA) berada satu kelompok dengan Niluka (Srilangka), Vuong (Vietnam), Art (Filipina),
Đoàn (Vietnam).
Hari kedua dan ketiga dari YVC sangat berat. Kami harus membuat draft tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya self stigma dan self issues di antara remaja LSL dan Transgender. Setelah itu, kami diharuskan membuat rekomendasi program terkait dengan masalah yang dihadapi. Terjadi perdebatan di mana-mana terkait dengan rekomendasi yang ditawarkan, mengingat setiap rekomendasi tidak bisa diimplementasikan ke setiap region karena perbedaan budaya dan policy. Selain itu juga disinggung rekomendasi program tentang remaja LSL yang difabel, remaja LSL yang terkena drug abuse, dan remaja LSL yang dipenjara. Rekomendasi program ini akan dipresentasikan dihadapan stakeholders seperti UNESCO, UNICEF, SAVE CHILDREN, APCOM, UNDP. Karena stakeholder yang datang begitu penting sehingga kami harus membuat program yang applicable, urgent, dan mengcover setiap masalah di tiap negara. Setelah itu, peserta diminta untuk membuat rekomendasi program di setiap negaranya terkait dengan output dari training ini. Dalam hal ini peserta juga diminta mempromosikan YVC ke NGO masing-masing sehingga memudahkan akses bagi peserta untuk membawa issue remaja di forum nantinya.
Acara yang berlangsung selama 4 hari di Thailand membawa dampak yang sangat bagus buat aku secara pribadi. Di training ini, selain mendapat teman baru, pengetahuan baru, aku juga mendapat pengalaman yang menyenangkan bisa berbincang-bincang dengan remaja LSL dan Transgender dari negara-negara lain. Kami saling sharing tentang kondisi LSL dan Transgender, serta memberi gagasan terkait dengan program-program yang sudah pernah NGO aku lakukan dalam rangka penanganan HIV & AIDS remaja LSL dan Transgender.
Melalui program ini, sudah saatnya publik tahu, bahwa suara kami anak-anak muda layak didengar... (Ardika Hadinata)
28
Liputan 1st
Liputan 1st
Diversity Youth Camp
Diversity Youth Camp
1st Diversity Youth Camp (DYC) sukses digelar oleh StaraMuda Community di Maha Vihara Mojopahit, Trowulan, Mojokerto pada 26-28 Oktober 2012.. StaraMuda adalah sebuah komunitas anak muda untuk merayakan keberagaman yang berbasis di Jombang, Jawa Timur. Selama ini StaraMuda fokus pada pendidikan toleransi kepada anak muda, khususnya terkait 3 isu utama yakni keberagaman agama dan kepercayaan, keberagaman ras, serta keberagaman gender dan seksualitas. Sebanyak 45 anak muda dari berbagai latar belakang agama, dari Jombang, Mojokerto, Kediri, Madiun, Malang, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. Mereka datang dengan sukarela untuk belajar dan kritis memaknai keberagaman. Anak muda dengan usia 15-26 tahun yang berasal dari perwakilan organisasi anak muda, gereja, pondok pesantren, sekolah, kampus, komunitas LGBT, serta perorangan yang mendaftar secara sukarela.
Ada 3 sesi utama dalam DYC yang melibatkan 11. Sesi Kebhinnekaan Indonesia dihadiri oleh Wahyuni (Seknas Gusdurian), Hetter Coble (Wakil Konjen AS), Bante Vijananda (Maha Vihara Mojopahit), dan Romo Timotheus Siga (Gereja Katolik Jombang) sebagai pembicara. Mereka memberikan sedikit pemaparan terkait tema Kebhinnekaan Indonesia, sesi dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam sesi tersebut semua pembicara menyampaikan apresiasi mereka atas DYC yang belum pernah mereka temui sebelumnya.
Pada hari kedua, hadir sebagai pembicara Johan (Jaringan Masyarakat Anti Kekerasan Jatim) dalam sesi Hak Asasi Manusia dalam Keberagaman. Selain itu hadir pula dr. Ning Eyik Musta’in Romly (PP. Darul Ulum Rejoso) serta Pdt. Andri Purnawan (GKI Darmo Satelit Surabaya) yang masing-masing memaparkan HAM dalam perspektif Islam dan Kristen. Selanjutnya sesi Gender, Seksualitas dan Agama bersama Ahmad Zainul Hamdi (GAYa NUSANTARA, CMARs) yang berlangsung hingga sore. Peserta nampak antusias menyimak paparan dan menanyakan banyak hal yang ingin mereka ketahui dari para pembicara.
Sesi terakhir yakni Remaja, Identitas, dan Sosial Media. Sesi ini agak berbeda dengan sesi-sesi sebelumnya karena pembicara yang hadir masih terbilang cukup muda, yakni Dining (Aliansi Remaja Independen), Khoirul Anam (YIFoS), dan Antok Serean (GAYa NUSANTARA). Selain paparan dan tanya jawab, peserta juga diajak bermain peran dan berdiskusi dengan menyenangkan. Bahkan pembicara dan peserta menyepakati adanya sesi tambahan yakni malam kejujuran yang dilaksanakan hingga hampir tengah malam.
Ada dua sesi lain yang tak kalah penting dari DYC, sesi outdoor games yang dilaksanakan pada hari pertama, serta sesi diskusi kelompok pada hari terakhir. Outdoor games dilakukan agar peserta dapat menghilangkan egosentris-nya, bangga terhadap identitasnya namun toleran terhadap peserta yang lain. Sedangkan sesi diskusi kelompok dilakukan dalam rangka menyusun action plan dan rekomendasi DYC. Rekomendasi ini ditujukan kepada peserta, masyarakat umum dan pemerintah agar lebih menghargai keberagaman dan tidak ada diskriminasi yang didasari oleh perbedaan agama, ras, maupun seksualitas.
29
Pelat ih an
Pelat ih an
Hak
Hak
Keseh at an Sek su al
Keseh at an Sek su al
dan Repr odu k si
dan Repr odu k si
Pelatihan ini dimulai pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 sampai Sabtu 13 Oktober 2012, diselenggarakan oleh Ardhanary Institute. Berhubung pelatihan dimulai jam 09.00 wib, jadi saya harus berangkat tanggal 9 Oktober sore. Pelatihan ini dilaksanakan di Wisma Hijau daerah Cibubur. Sehabis jam kuliah pertama, saya langsung berangkat menuju bandara. Sesampai di bandara langsung naik damri jurusan Pasar Minggu dan nantinya harus naik angkot M12 untuk sampai di Wisma Hijau. Selama di damri dan angkot, saya hanya berbekal peta petunjuk karena saya memang belum pernah menjelajah daerah Cibubur. Padatnya Jakarta menambah suasana perjalanan menjadi semakin lama, sehingga saya sampai di Wisma Hijau jam 19.00 dan langsung mencari makan. Tidak disangka juga bahwa teman satu kamar saya adalah orang yang satu angkot dengan saya ketika perjalanan dari RS Harapan Bunda ke Wisma Hijau.
Keesokan harinya pelatihan dimulai pukul 09.00 wib dan dibuka dengan perkenalan peserta pelatihan. Perkenalan peserta sangat unik karena selain menyebutkan nama dan dari mana asalnya, kami juga diminta untuk menyebutkan bagian tubuh mana yang tidak disukai. Walaupun sempat bingung akhirnya saya menyebutkannya juga, yaitu paha. Hari pertama diisi dengan materi tentang seks dan gender. Waktu sorenya kami mulai berbicara tentang ketidakadilan yang terjadi
pada LBT. Di malam hari, kami nonton fi lm Sanubari Jakarta bersama dan terdapat diskusi juga
setelah menonton fi lm tersebut.
Di hari kedua kami melanjutkan kembali materi tentang seks dan gender tetapi lebih melebar, karena kami membicarakan tentang orientasi seksual, identitas seksual, ekspresi gender, dan identitas gender. Setelah sesi tersebut, kami memasuki materi penerimaan diri di mana setiap individu diminta menulis ceritanya bagaimana kami menerima diri kami. Tulisan kami itupun kami ceritakan satu persatu. Di dalam sesi ini, semua emosi tiap individu pun muncul, dari tertawa, menangis, sampai dengan kemarahan. Di hari kedua ini ditutup dengan membicarakan kekerasan
yang terjadi pada LBT. Setelah itu, kami makan dan menonton fi lm bersama lagi, yaitu common
ground.
Hari ketiga adalah hari terakhir pelatihan HKSR karena hari keempat adalah pertemuan kami dengan Komnas Perempuan. Hari ketiga dibuka dengan materi HKSR bersama dengan situasinya yang dilanjutkan dari pemahaman HKSR secara medis. Materi HKSR secara medis pun merupakan materi yang paling serius, karena tidak seperti materi lain di mana kita membentuk kelompok untuk berdiskusi, di materi ini kami hanya mendengarkan fasilitator yang berbicara. Walaupun demikian, materi ini tidak membosankan, karena di sesi ini kami menjadi lebih tahu tentang tubuh kami dan resiko apa saja yang bisa terjadi.