• Tidak ada hasil yang ditemukan

GN: Majalah GAYa NUSANTARA No 08/Tahun 07

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GN: Majalah GAYa NUSANTARA No 08/Tahun 07"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Encourage people to be proud of their sexuality Encourage people to be proud of their sexuality

Majalah Bulanan:

(2)



2

KOOS

Jl. Garuda No. 66 - MEDAN

Kontak: Furkanis, Chan (+62 81 396222244)

Pelangi Hati

Jl. Marelan Raya, Pasar 5

Hamparan Perak No. 24 B - MEDAN Kontak: Edo (+62 81 26374242)

Eddy P. (+62 81 533723371)

Warung SaHIVa

Jl. Universitas No. 22, Kampus USU MEDAN

Kontak: Benny Iskandar (+62 81 3610 20 222)

Gaya Batam

Perum.Permata Puri Tahap II Blok E No. 12 Batu Aji - Batam

Kontak: Faisal Riza (HP +62 813 60798726)

Komunitas Waria-Gay (WARGA)

Jl. Sukarno Hatta gg. Rose No. 24 Pekanbaru 28291

Kontak: Izul (+62 812 768 44 557)

GALAM

Jl. Way Pisang No. 1, Pahoman BANDAR LAMPUNG

Kontak: Edwin Saleh (+62 81 540999642)

PERWAPON

Jl. Tebu gg. Nilamsari No. 09 - PONTIANAK Kontak: Iyus (+62 813 52 526 437; +62 852 45 200 755)

JAKARTA

Arus Pelangi

Jl. Tebet Timur Dalam VI G/No.1 Jakarta 12820

Tel./Fax. +62 21 8280380

LPA Karya Bhakti

Jl.By-pass Ahmad Yani,komplek patra II no.29 Cempaka Putih Timur - Jakarta Pusat 10510 Telp. 021 - 4251489, 021 - 4228759

Fax 021 - 4262292 Hotline 021 - 33384777

E-Mail: lpa.karyabhakti@gmail.com Yayasan Srikandi Sejati

Jl. Pisangan Baru III - No. 64, RT03/RW07 Jatiegara Tel/Fax +62 21 8577018

Yayasan Intermedika

Harmnoni Plasa A 28 Lt II

Jl Suryo Pranoto No. 2 Jakarta Pusat 10130 Telp. +62 21 98272195; +62 21 63850618 Fax. +62 21 63850618

Email: intermedika_yim@yahoo.com

Kontak: Harry Prabowo (HP +62 818110651)

BANDUNG & BOGOR

Gaya PRIA-ngan

Jl. Plesiran No. 5 - BANDUNG Tel. +62 22 2504325

Yayasan Srikandi Pasundan Jl. Sarimanah 3 Blok 10 N0. 99 Sarijadi - BANDUNG 40151 Tel./Fax. +62 22 2005211

Himpunan ABIASA

Jl. Komplek Ruko Dinasty No 175 Blok C12 BANDUNG 40265

Tel. +62 22 7210625

ABIASA – Bogor

Jl. Sukasari III, Ujung No. 4

BOGOR 16142 Tel. +62 251-354006

Srikandi Pakuan

Jl Sindang Barang Jero pilar 1 Gg Makam Rt/RW 02/07 Bogor 16117

Tel. +62 813 1019 8451

GRAHA MITRA

Jl. Trajutrisno raya No. 20 SEMARANG Tel. +62 24 7609706

Gaya Satria Purwokerto (GSP)

Jl. Laskar Patriot No. 40 - PURWOKERTO Kontak: Parera (+62 85 869332727)

Vesta

Jl. Sukun No. 21, Pondok Karangbendo, Banguntapan, Bantul - YOGYAKARTA

Tel. +62 274 7430959 Fax. +62 274 489057

Kebaya

Jl. Gowongan Lor JT III - No. 148, RTII/ RW02, Penumping

YOGYAKARTA 55232

Kontak: Mami Vinolia (+62 81 931194960)

SURABAYA & JAWA TIMUR

GAYa NUSANTARA Jl. Mojo Kidul I - No.11A

SURABAYA 60285 Tel/Fax +62 31 5914668

Perwakos

Persekutuan Hidup Damai & Kudus Jl. Ngagel Rejo Kidul No. 113 - SURABAYA 60245 Tel. +62 31 5688418

GRESIK

(3)

D

aftar

I

si

Macam-macam Pekerjaan untuk Butchie

11

Siang Mbecak, Malam Dendong 13

Wajah

Alexa

24

Resensi

Mysterious Skin

16

Lokakarya Menulis Bersama Lian Gouw

21

Peringatan ODOS 2012 “Freedom” 23

Liputan 1st Diversity Youth Camp

28

Pelatihan Hak Kesehatan Seksual

dan Reproduksi

29

Nusantara diterbitkan oleh Divisi A d v o k a s i G A Y a N u s a n t a r a

bekerja sama dengan Hivos, dengan misi mempromosikan k e r a g a m a n j e n d e r d a n k e s e j a h t e r a a n s e k s u a l . I s i dalam buletin ini belum tentu

sama dengan kebijakan Hivos.

Penanggung Jawab

Dr. Dede Oetomo

Tim Redaksi

Ko Budijanto, Sardjono Sigit, Antok Serean, Widianto

Kontributor

Antok, Ardika Hadinata, Arther Panther Olii, Igogimon, KB, Khoirul Anam, Lanang, Poedjiati

Tan, Tiwi

Bank BNI Cabang UNAIR Surabaya a.n. Yayasan Gaya Nusantara

Sampul :

Alexa, salah sat u akt ivis m uda SWARA ( Sanggar Muda Waria) . Yang bergerak

(4)

S

ekapur

S

irih

4

Pemilihan komisioner KOMNAS HAM RI sudah berakhir bulan Oktober 2012 lalu. Dan seperti

kita ketahui bersama, Dede Oetomo dari GAYa NUSANTARA sebagai wakil dari komunitas LGBTIQ

gagal terpilih. Dari hasil voting yang dilakukan di DPR, Dede Oetomo hanya memperoleh 1

suara saja. Namun meski hanya mendapatkan 1 suara saja, hal ini sudah merupakan capaian

yang luar biasa, seorang gay ternyata bisa berada di jajaran 30 besar kandidat yang ada, di

sebuah negara yang masyarakatnya masih banyak dipenuhi sikap homophobia. Kegagalan Dede

Oetomo bukanlah karena tidak mampu, secara dari segi kapasitas sudah sangat memenuhi

syarat. Kemungkinannya adalah sikap homophobia yang sangat berlebihan dari para pemegang

voting di pemilihan tersebut, sehingga kapasitas seseorang menjadi diabaikan.

Di luar kasus tersebut, homophobia masih begitu kuatnya di negeri ini. Mulai dari dalam

keluarga sendiri, sekitar tempat tinggal, sekolah, kampus, lingkungan kerja maupun di

area-area umum lainnya. Berbagai stigma dan diskriminasi sebagai perwujudan sikap homophobia tadi

kerap dialami olah kawan-kawan LGBTIQ. Tidak sedikit kawan-kawan LGBTIQ yang melawannya

dan berusaha mendapatkan hak-haknya sebagai manusia sama dengan manusia lainnya, namun

lebih banyak justru yang diam dan membiarkan saja “penjajahan” atas diri mereka terjadi.

Tentu saja kita tetap menghargai kawan-kawan kita yang diam saja, pasti mereka punya

alasan tersendiri secara pribadi. Namun perlu diingat juga, sampai kapan mampu bertahan terus

diam saat dicaci-maki, dilecehkan, di-bully, dipalak, diperas dan berbagai bentuk penindasan

lainnya? Tentunya tidak harus selamanya diam, harus mulai berani berbisik, bersuara, hingga

berteriak untuk mendapatkan hak yang sama.

Semua memang perlu proses, meski sangat panjang tapi bukannya tidak mungkin untuk

mendapatkan persamaan di negeri ini. Dede Oetomo sudah memulai mendekati negara,

membuka pintunya, tinggal selanjutnya generasi penerus Dede Oetomo untuk menguak lebih

lebar pintunya dan masuk ke dalamnya, guna mendapatkan hak-hak LGBTIQ sebagaimana

manusia selayaknya. Teruslah berjuang pantang untuk menyerah...

(5)

5

T

ulisan ini merupakan hasil dari kajian pustaka dan pergulatan panjang penulis terhadap

tema homoseksualitas, terutama dari sudut pandang hukum Islam. Sebuah agama yang dipandang kebanyakan orang sebagai agama yang paling keras menolak homoseksualitas. Meskipun nyatanya, banyak kaum homoseksual—terutama kaum gay dari dunia barat—yang akhirnya memeluk Islam sebagai agama mereka lantaran menurut mereka Islam lebih akomodatif untuk urusan ini dibandingkan dengan tradisi Kristen dan Yahudi. Dalam tulisan ini, penulis juga mencoba untuk mengungkap berbagai hal yang—mungkin—terlewat dalam kajian-kajian Islami berkaitan dengan kajian di atas. Sebab, homoseksualitas bukanlah “dunia lain” yang berada jauh dari jangkauan Islam, penulis nantinya akan menyertakan beberapa data tentang bagaimana homoseksualitas ini ada dan bahkan begitu akrab dengan peradaban Islam. Dimulai dari zaman-zaman awal penyebaran Islam, zaman perkembangan Islam (khususnya di Turki, Maroko, dan beberapa negara di timur tengah) dan juga pada dunia pendidikan yang ada disekitar kita, khususnya dunia pesantren.

Tulisan ini bukan bertujuan untuk menunjukkan betapa (maaf) munafi knya Islam lantaran

memungkiri kenyataan yang ada, tetapi lebih untuk mengajak pembaca sekalian menggunakan agama Islam sebagai landasan sikap arif terhadap fenomena yang terjadi. Akhirnya, semoga tulisan ini bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagaimana ia seharusnya.

Homoseksual: Sejarah Singkat

Secara istilah, “homoseksual” baru benar-benar muncul dan dikenal oleh manusia setelah

tahun 1869, melalui sebuah pamfl et berbahasa Jerman yang bertuliskan homo-sexuell. Hal ini tidak

bermakna bahwa baru mulai pada tahun-tahun itu saja homoseksual muncul, sebab jauh sebelum tahun ini pun, sejarah telah mencatat tentang banyaknya perilaku sex sejenis. Hanya saja, para pelaku seks sejenis ini tidak pernah, dan bahkan dalam beberapa kasus tertentu menolak untuk menyatakan diri sebagai kaum homoseksual. Istilah ini juga baru masuk dalam kamus Bahasa Inggris pada penghujung abad ke-19, sementara pengistilahan terhadap kaum homoseksual baru benar-benar berkembang pesat pada abad ke-20. Sehingga ketika ada orang atau sekelompk orang yang menganggap bahwa homoseksual sebagai sesuatu yang “aneh”, maka tentu hal itu kuranglah tepat, sebab kenyataan ini telah terjadi sejak dahulu kala, bahkan terdapat beberapa anggapan yang meyakini bahwa homoseksualitas memiliki sejarah yang sama tuanya dengan sejarah manusia

http://www

.anneahira.com/images/pameran-buku.jpg

Telaah

Telaah

HH

o m o se k sua l i t a s

o m o se k sua l i t a s





I sl a m

I sl a m





(6)

6

itu sendiri, namun baru benar-benar ditarik ke permukaan dan dibahas pada abad ke-20.

Dalam dunia peristilahan, homoseksual memiliki dua ranah yang berbeda, yang mana keduanya menunjukkan tentang siapa dan untuk apa istilah itu dipakai. Dari istilah tunggal homoseksual, muncul varian baru, yakni; ‘queer’, dyke, faggot. Kesemuanya itu memiliki makna yang sama, namun istilah ini lebih sering digunakan oleh masyarakat heteroseksual, sebuah masyarakat yang menjadi kebalikan dari kaum homoseksual, sebab mereka berpasangan dengan lawan jenis. Tiga istilah di atas digunakan sebagai alat untuk menumbuhkan rasa benci dan akhirnya berujung pada tindak diskriminasi. Sementara sebagain masyarakat homoseksual sendiri menggunakan istilah gay, lesbian, dan queer sebagai penunjuk makna positif dan suportif, juga digunakan dalam diskursus yang lebih luas. Semisal, Queer Theory. Terlepas dari munculnya banyak varian dari istilah di atas, masyarakat homoseksual sendiri cenderung lebih nyaman menggunakan istilah homophile daripada istilah homoseksual sebagaimana yang biasa kita kenal selama ini. Homophile bermakna mencintai sejenis (love to same sex) sehingga ia tidak melulu berkonotasi pada sex.

Homoseksual merupakan sebuah nama jamak terhadap beberapa fenomana seks sejenis yang ada. Terdapat setidaknya 6 (enam) jenis varian yang terdapat dalam homoseksualitas, kesemuanya biasa disingkat dengan LGBTIQ. Yakni; Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender/ Transseksual, Interseks, dan Queer/Questioning. Lesbian, adalah perempuan yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual terhadap sesama perempuan. Gay, adalah laki-laki yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual kepada sesama laki-laki. Biseksual, adalah seorang yang memiliki ketertarikan secara emosi dan seksual terhadap kedua jenis kelamin (baik lelaki maupun perempuan). Transgender, adalah orang yang hidup atau menginginkan untuk hidup sebagai anggota gender yang lain. Seorang transgender tidak menginginkan pergantian kelamin. Waria disebut-sebut masuk dalam kategori ini, tentu dengan berbagai keunikan yang ada padanya. Transseksual, adalah orang yang hidup atau menginginkan untuk hidup sebagai lawan dari jenis kelamin yang dimilikinya. Biasanya, seorang baru disebut sebagai transseksual saat mereka telah berganti jenis kelamin. Interseks, adalah orang yang memiliki kelamin ganda, jaman dahulu, hal ini lebih popular dengan sebutan hermaprodit. Queer, ini adalah istilah yang muncul untuk merangkul banyaknya variasi seksualitas manusia yang tidak bisa atau tidak mau dimasukkan begitu saja dalam salah satu kelompok tertentu saja. Dan yang terakhir adalah Questioning, istilah ini biasa digunakan oleh orang yang masih berada dalam proses sedang mempertanyakan siapa dirinya, apa orientasi seksualnya, dan apa identitas dirinya.

Seperti telah diuraikan di atas, diskursus yang mendalam mengenai tema homoseksual yang terjadi pada abad ke-20 ini telah banyak memberikan pemahaman atau bahkan perubahan stigma tentang homoseksual dan segala kompleksitasnya. Terutama di Amerika, di mana studi ini ramai dilakukan. Masyarakat mulai menyetujui bahwa homoseksual yang sebelum pertengahan abad 20 dianggap sebagai dosa, penyakit, atau kelainan mulai menyadari bahwa anggapan itu salah. Hal ini terbukti dengan Diagnostic and Statistical Manual (DSM) yang disusun oleh American Psychological Association pada tahun 1974 yang menyatakan bahwa homoseksual bukanlah akibat dari gangguan jiwa. Bahkan dalam pedoman penggolongan diagnosis gangguan jiwa terbaru (PPDGJ III, 2002) disebutkan bahwa LGBTIQ merupakan keberagaman manusia yang ada di muka bumi dan merupakan hak asasi setiap individu untuk memilih orientasi seksualnya. Sehingga berbagai upaya untuk membuat LGBTIQ menjadi “kembali normal (????)” merupakan tindakan yang salah dan tidak dapat dibenarkan. American Psychiatric Association (1998) menegaskan bahwa terapi pengubahan orientasi seksual memiliki resiko besar seperti depresi, kecemasan, dan perilaku merusak diri sendiri.

Memaksakan kehendak untuk menikahkan masyarakat LGBTIQ dengan lawan jenis merupakan juga tindakan brutal terhadap hak untuk secara bebas memilih dan menentukan orientasi seksual seseorang. Korban dari “kawin paksa” ini dipastikan akan mengalami siksaan dan guncangan batin yang luar biasa dahsyatnya, sebab mereka tidak dapat mengekspresikan orientasi dan perilaku seksual sebagaimana yang mereka inginkan, padahal perilaku seksual tersebut merupakan manifestasi “pola preferensi pasangan erotik” yang tidak pernah merasakan bangkitan erotik oleh pasangan berbeda kelamin.

Pada bagian selanjutnya, penulis akan memaparkan bagaimana homoseksual ini ada dan turut

(7)

7

Seorang teman bertanya,”Antok, apa sih gunanya tulisan? Kok kamu getol

banget ngajak teman-teman menulis.” Seolah menulis dan tulisan merupakan dua

hal yang mubazir. Ada satu lagi aktivitas yang selaras, yakni membaca. Tiga hal itu

saling memperkuat satu sama lain. Membaca memperkaya pengetahuan, mendorong

melakukan aktivitas menulis, yang menghasilkan karya dalam bentuk tulisan.

Sebetulnya manfaatnya banyak sekali, baik bagi diri sendiri maupun orang

lain. Saya coba menjabarkan beberapa, sebagai stimulus agar teman-teman tergerak

menulis:

1. Terapi

Para psikolog mengamini kalau menulis cara efektif untuk menstabilkan emosi.

Berbagai persoalan hidup kerap membuat manusia mengalami tekanan batin. Nah,

dengan menulis emosi-emosi negatif itu tersalurkan, tidak terpendam di hati saja yang

bisa berdampak stres berkepanjangan. Biasanya dalam bentuk diary, catatan harian,

atau unek-unek.

2.

Medium Ekspresi Diri

Tiap manusia butuh medium mengekspresikan diri. Ada yang suka menyanyi,

menari, olahraga, bikin

lm, memasak dll. Ini tergantung hobi masing-masing. Menulis

bisa jadi pilihan positif lainnya. Anggaplah menulis sebagai aktivitas menyenangkan,

pasti melakukannya asyik-asyik saja.

http://wita.blog.imtelkom.ac.id/

fi les/2012/05/book.jpg

Manfaat

Manfaat

(8)

8

3. Rekaman Sej arah

Pak Suparto Brata (sastrawan Jawa) selalu bilang kalau manusia yang tidak menulis

akan kehilangan sejarah dirinya sendiri. Manusia hidup di dunia ini kan cuma satu kali.

Nah, kalau tidak meninggalkan sesuatu akan hilang tergerus zaman. Mengingat tulisan

sifatnya abadi, maka seorang yang menulis namanya akan abadi sepanjang zaman.

Contohnya Kahlil Gibran. Meski telah meninggal dunia ratusan tahun, tapi nama dan

tulisannya masih melekat di pikiran banyak orang.

4. Popularitas dan Uang

Kalau sudah mahir menulis dan menghasilkan tulisan yang bagus, bisa dibagi ke

pembaca dalam bentuk buku. Zaman sekarang menerbitkan buku jauh lebih mudah

dibandingkan sepuluh tahun lalu. Tidak lagi melewati proses berbelit-belit. Bisa lewat

penerbit atau diterbitkan sendiri. Nah, dampak positif lahirnya buku adalah popularitas,

alias dikenal banyak orang. Dan kalau bukunya jadi bestseller, bisa mendapatkan

keuntungan dari royalty. Contohnya Andrea Hirata yang memperoleh royalty 1 milyar

lebih.

5. Kontribusi pada Gerakan LGBTI

Nah, ini yang terpenting. Menurut saya, persoalan utama gerakan LGBTI adalah

ideologi. Mayoritas masyarakat masih terhegemoni heteronormativitas. Bahwa yang

sah itu cuma laki-laki dan perempuan, apalagi

disederhanakan laki-laki dengan pengertian

manusia berpenis dan perempuan sebagai

manusia bervagina. Ini kan kacau sekali. Padahal

perkembangan pengetahuan luar biasa pesat,

seperti kajian mutakhir interseks dll.

Teman-teman bisa memberikan kontribusi mengubah

pemikiran sempit ini dengan menulis, yang isinya

menyuarakan keragaman gender dan seksualitas,

pluralisme dll. Dengan tulisan, teman-teman mengajak pembaca untuk berpikir ulang,

berdialog, berbagi pengetahuan, sehingga pikiran sempit tersebut bisa terbuka dengan

wawasan baru.

Saya percaya, setiap manusia punya kemampuan menuliskan apa saja yang

menyentuh hidupnya. Tinggal kemauan saja untuk melakukannya. Kalau selama ini

rajin menulis status di Facebook, Twitter, Blog, Tumblr, Chatting dll, bisa dikembangkan

lagi menulis lebih panjang, seperti catatan perjalanan, liputan kegiatan, artikel, puisi,

cerpen, atau novel. Percayalah, setiap kata yang kita tuliskan pasti bermanfaat bagi

pembaca. Ayo, bikin perubahan dengan tulisan! (Antok)

Dengan tulisan, teman-teman

mengajak pembaca untuk berpikir

(9)

9

9

Pergaulan di komunitas gay memang penuh ceria dan selalu menyenangkan.

Meski masing-masing individu gay mempunyai problem sendiri-sendiri, namun

saat berkumpul bersama di komunitasnya maka seolah-olah problem tersebut

menghilang dan tergantikan dengan kegembiraan. Canda tawa bersama

atau saling meledek, menambah semakin akrab suasana persahabatan dan

persaudaraan yang ada di komunitas gay. Salah satu bentuk keakraban yang

terjalin di antara mereka adalah saling menyapa dengan menyebut

nama-nama ngondek mereka, yaitu nama-nama perempuan masing-masing.

Unik memang, hampir semua gay mempunyai nama perempuan dalam

pergaulan mereka di komunitas. Seperti nama panggung seorang artis. Bisa

jadi mungkin karena gay mempunyai sisi feminin dalam dirinya, atau bisa juga

mungkin karena gay cukup dekat dengan komunitas waria, sehingga muncul

pemakaian nama-nama ngondek ini dalam pergaulan mereka. Namun yang

jelas nama-nama ngondek ini bukanlah untuk melecehkan seseorang,

semata-mata hanyalah untuk menunjukkan keakraban mereka saja.

Beberapa cara yang biasanya dilakukan untuk membuat nama-nama

ngondek mereka antara lain sebagai berikut:

• Mengganti huruf vokal dalam nama-nama mereka, sehingga terdengar lebih

feminin.

Misalnya: Yanto -> Yanti, Tono -> Tini, Heru -> Hera.

•Menambahkan kata ‘ce’ pada penggalan suku kata dari nama mereka.

Misalnya: Amir -> Mirce, Yanto -> Yance, Minto -> Mince.

NGONDEK

NGONDEK

(10)

10

•Menambahkan kata wati pada nama mereka.

Misalnya: Pur -> Purwati, Budi -> Budiwati, Aming -> Amingwati.

•Memakai nama artis terkenal favorit mereka.

Misalnya: Yuni Shara, Sophia Latjuba, Lilis Karlina dan sebagainya.

•Mempelesetkan nama mereka yang maskulin menjadi lebih feminin.

Misalnya: Brandon -> Brenda, Johan -> Yohana, Victor -> Victoria.

•Menggunakan huruf pertama namanya sebagai huruf pertama nama

perempuannya.

Misalnya: Teguh -> Tasya, Joko -> Jenifer, Candra -> Cindy.

•Menggunakan sembarang nama perempuan yang tidak berkaitan dengan

namanya.

Misalnya: Budi -> Frisca, Heri -> Vera, Herman -> Angelica.

Selain cara-cara yang biasa digunakan di atas, bisa dimungkinkan pula

menggunakan cara-cara yang lainnya. Karena memang kreativitas untuk

menciptakan nama-nama ngondek tidak ada batasannya. Nama-nama ini bisa

diciptakan sendiri, bisa pula diberikan oleh komunitasnya. Biasanya pemberian

nama oleh komunitas ini kepada gay-gay yang baru bergabung di komunitas

itu. Biasanya kalau tidak suka dengan nama yang diberikan komunitasnya,

dia bisa melakukan penggantian nama tersebut. Dan yang diberikan nama

oleh komunitasnya, biasanya tidak boleh marah, karena ini hanya untuk

menunjukkan keakraban saja. Bila dia marah, otomatis dia akan tersisih

dari komunitas itu, karena tidak mampu beradaptasi dengan kebiasaan yang

berlaku di komunitas itu.

Hmm....bagaimana denganmu? Sudah punya nama ngondek atau belum?

(11)

11

Beberapa teman butchie sering mengeluh kalau dia susah dapat pekerjaan yang katanya karena penampilannya. Tetapi setelah ngobrol ternyata mereka tidak mengerti apa yang diinginkan atau pekerjaan apa yang cocok buat mereka. Sebelum kalian memutuskan mencari pekerjaan coba mulai bertanya atau menilai diri sendiri. Kemampuan apa yang saya miliki? Ijazah apa yang telah saya punyai? Pengalaman apa yang telah saya punyai? Di sini saya akan membahas beberapa pekerjaan yang mungkin cocok dengan teman-teman butchie, yang tidak mengharuskan penampilan. Kita mulai dengan anggapan kamu tidak mempunyai keahlian dan ijazah cuma SMA, tanpa pengalaman dan keahlian, sampai pekerjaan yang dengan keahlian dan ijazah yang lebih tinggi.

Penj aga Toko

Dengan semakin banyak mall atau pusat pertokoan yang dibuka, maka semakin banyak tenaga yang dibutuhkan, salah satunya penjaga toko. Penjaga atau pelayan toko, bisa toko penjual makanan atau minuman, seperti yang sering kita lihat sekarang ini banyak gerai-gerai yang menjual makanan dibuka. Pramusaji di depot-depot juga bisa. Syaratnya: kalian rapi, bersih, tidak bau badan, siap bekerja keras dan cekatan.

Cleaning service atau of

fi

ce boy

Sekarang ini banyak jasa cleaning service yang membutuhkan tenaga pekerja. Atau kalian

bisa mendaftar di perkantoran sebagai offi ce boy. Syaratnya mau

belajar menggunakan

alat-alat untuk membersihkan lantai, memoles atau sejenisnya.

Jasa Parking

Kalian tentu sering melihat kalau pergi ke mall atau perkantoran selalu ada petugas yang menerima atau memberikan karcis parkir. Tapi ini mungkin syaratnya kalian menguasai komputer.

Satpam

Kamu bisa mengambil sertifi kasi untuk menjadi satpam dengan mengikuti kursus di

Kepolisian selama tiga bulan. Kalau kalian mempunyai kemampuan bela diri atau fi sik yang kuat

bisa menjadi tambahan referensi. Setelah mendapat ijazah tersebut, kamu bisa melamar menjadi satpam di perusahaan atau di departement store.

Sopir Taksi

Kalau kalian memiliki SIM A dan bisa membawa mobil, kalian bisa menjadi sopir taksi atau sopir mobil antar jemput anak sekolah.

Desain Gra

fi

s

Kalau kalian mempunyai kemampuan atau ijazah mengoperasikan photoshop, coreldraw,

Macam-Macam

Macam-Macam

Pekerjaan untuk

Pekerjaan untuk

Butchie

Butchie

http://ownsweethome.us/wp-content/uploads/201

1/01/home1.jpg

(12)

12

adobe illustrator, indesign, kamu bisa melamar di tempat percetakan atau tempat pembuat kartu nama, brosur, banner, fotocopy atau sejenisnya.

Desain Komunikasi Visual

Bila kalian mempunyai ijasah D3 atau S1 DKV kalian bisa melamar di biro iklan, production house, percetakan buku, majalah, penerbitan, atau kalian bisa buka usaha sendiri dengan mendesain undangan perkawinan, percetakan kartu nama dan sebagainya.

Dunia Fotogra

fi

dan Video

Kalau kalian suka fotografi atau suka membuat video, kalian bisa belajar menjadi wartawan

foto, kameraman, fi lm maker, bekerja di production house. Mungkin pertama jadi pendamping

atau tukang angkat kamera sambil belajar cara mensyuting.

Penulis

Kalau kalian suka menulis bisa belajar menjadi wartawan, menjadi penulis novel, menulis artikel,

penulis buku, menjadi editor. Tentu harus mempunyai keterampilan berbahasa dan tulis-menulis.

Sales

Kalau kalian mempunyai kemampuan berbicara, mempengaruhi orang, kalian bisa menjadi sales, kalau menguasai mesin mobil atau motor kalian bisa menjadi sales mobil atau motor.

Kasir

Kalau kalian mengusai mesin register kalian bisa menjadi kasir di supermarket-supermarket atau di restaurant.

Fitness Center

Bila kamu suka olah raga bisa bekerja di fi tness center atau tempat olah raga seperti futsall atau lainnya.

Jasa Kurir

Kalau kamu punya SIM C dan hafal jalan kamu bisa melamar sebagai petugas kirim paket atau surat seperti TIKI/JNE atau lainnya.

Event Organizer

Kalau kamu suka membuat acara, kreatif, dan bisa bekerja sama, kamu bisa bekerja di Event Organizer.

Sebetulnya banyak sekali pekerjaan yang bisa dilakukan meskipun penampilan kamu butchie. Saya tidak bisa menyebutkan satu persatu karena banyak sekali. Selama kamu mau berusaha dan bersusah payah terlebih dahulu, melakukan pekerjaan apapupun asal halal, pasti akan ada pekerjaan itu. Tetapi kalau kamu cuma di rumah dan membayangkan akan ada pekerjaan yang datang, sampai kapanpun itu tidak akan terjadi. Bagaimana agar seseorang itu dapat diterima bekerja?

Pertama, Penampilan

Usahakan penampilan rapi, bersih, dan wangi. Karena kesan pertama ketika interview itu sangat penting. Kalau penampilanmu acak-acakan yang menerima pun akan takut dan berasumsi kamu tidak akan bisa bekerja karena mengurusi diri sendiri saja tidak bisa.

Kedua, Sikap

Tunjukkan sikap yang sopan, niat untuk bekerja, dan selalu mau melakukan pekerjaan apapun asal sesuai dengan nilai kebaikan. Tidak pilih-pilih, misalnya kalau ditanya apakah bersedia lembur? Kalau kamu menjawab tidak bisa bu/pak? Maka peluang diterima akan kecil.

Ketiga, Keinginan untuk Terus Belaj ar

Pegawai yang bagus adalah kalau dia selalu mempunyai keinginan untuk terus belajar, terus berkembang. Tidak mudah puas dengan kemampuan yang sudah dimiliki.

So, jangan pernah menyerah untuk mencoba, jangan pernah membatasi dirimu sendiri untuk maju. Kalau orang lain bisa sukses, kamu pun juga bisa. Selama ada kemauan di situ pasti ada jalan. Selamat mencoba sahabat! (Poedjiati Tan)

(13)

13

Aku lahir dalam keluarga sederhana di salah satu desa di pulau Madura. Sebetulnya

sih tak ada yang istimewa di masa kecil. Sama kok dengan teman-teman yang lain.

Cuma seingatku, kira-kira kelas 5 Sekolah Dasar, aku merasa berbeda dengan

teman-teman laki-laki. Ya, aku merasa lebih feminin ketimbang maskulin. Juga lebih nyaman

bergaul dengan teman-teman perempuan daripada laki-laki. Termasuk dalam bermain.

Entah kenapa sejak kecil kurang tertarik dengan olahraga. Lebih suka masak-masakan,

main bekel, atau golekan (boneka dari kayu).

Lulus Sekolah Dasar aku melanjutkan ke pondok pesantren di Pamekasan. Tentu

aku menyesuaikan diri dengan pakaian laki-laki, seperti sarung, baju koko, dan peci.

Awalnya sih nggak begitu nyaman bergaul di pondok pesantren karena aturannya yang

cukup ketat. Tetapi setelah menjalani kehidupan di dalamnya, justru aku menemukan

surga di sana. Apa yang aku idam-idamkan selama ini terwujud jadi kenyataan. Hm,

ceritanya begini.

Setelah seharian beraktivitas, malamnya aku dan teman-teman istirahat

dalam satu kamar yang diisi sekitar 7 santri. Pada suatu malam, ada yang meraba-raba

sarung, lalu mengelus-elus paha. Aku sih merasa takut, tapi juga senang. Sebagai santri

baru aku takut menolak. Apa ya, perasaan campur aduk tak karuan. Lantas aku memilih

diam saja sambil pura-pura tidur. Lampu sudah dimatikan, jadi nggak bisa melihat

Siang

Siang

M

M

becak,

becak,

Malam

Malam

D

D

endong

endong

Kisah

(14)

14

begitu jelas. Orang itu lantas menyingkap sarung yang tanpa celana dalam. Ia menindih

tubuhku, menggesekkan pangkal pahanya ke pahaku. Nafasnya ngos-ngosan dengan

tertahan, takut didengar yang lain. Sesudahnya ia pergi begitu saja, meninggalkan

cairan lengket di seputar paha.

Esok harinya aku cerita pada teman yang lebih dulu mondok di situ. Reaksinya

di luar dugaan. Ia malah tertawa ngakak. Katanya itu hal biasa di pesantren. Mairil,

istilahnya. Ia menasehati untuk tak terlalu memusingkannya. Toh, tak ada resikonya. Aku

hanya bisa bilang oh…begitu ya. Ada kegembiraan setelah mendengar ujaran temanku.

Ada harapan mengulanginya lagi. Ternyata benar, hal itu terulang lagi. Setelah aku

pelajari, hal itu juga terjadi pada santri-santri lain. Seiring berjalannya waktu, aku

menganggapnya sebagai hal biasa, seperti halnya makan atau shalat bersama.

Namun pengalaman di pesantren hanya berlangsung selama 2 tahun. Karena

terbentur biaya, keluarga meminta pulang saja dari pondok. Ya, aku menurut saja.

Nggak enak merepotkan keluarga. Lalu aku merantau ke Surabaya. Di sana melakukan

pekerjaan apa saja asalkan bisa untuk makan. Aku bersyukur tak lagi luntang-lantung

karena mendapatkan pekerjaan sebagai tukang becak. Nah, dari sinilah aku mengenal

karakter banyak orang. Aku sering ngobrol dengan penumpang tentang pekerjaan

sehari-hari.

Suatu malam aku mengantarkan 2 orang waria ke daerah Margomulyo. Waria

itu ngobrol banyak tentang nyebong, cari pendapatan untuk makan, tempat nongkrong

dll. Entah kenapa, aku merasa nyaman ngobrol dengan waria itu. Sisi feminin yang

sempat tenggelam seolah bangkit lagi. Malah waria itu menunjukkan tempat

kumpul-kumpulnya, juga jam berapa mereka berangkat dan pulang, biar aku bisa ngira-ngira

cari penumpang. Tapi di benakku ada pemikiran lain. Penghasilan mbecak sangat

pas-pasan. Kalau aku dandan, pasti bisa punya penghasilan tambahan.

Setelah sering ke tempat kumpul-kumpul waria, akhirnya aku memutuskan

dendong. Siangnya tetap mbecak, malamnya kumpul-kumpul. Selain pendapatan

tambahan, aku merasa menemukan dunia yang selama ini aku cari, dunia yang menerima

aku apa adanya. Aku semakin akrab dengan teman-teman waria di Margorejo. Semakin

lama sudah kayak keluarga sendiri.

Namun aku tak bisa menampik kenyataan. Keluarga di Madura meminta segera

kawin karena umur yang semakin tua. Awalnya aku menolak karena belum siap dan

tak punya uang. Keluarga tak menerima alasan itu. Singkat cerita, aku menikah demi

memenuhi tuntutan keluarga. Pekerjaan tetap mbecak, sambil diam-diam nyebong di

malam hari. Aku belum siap diketahui istri kalau tampil sebagai waria.

(15)

15

S

emalam di Tanamon

Aku yang kuyup datang menyusup

Mencari hangat cahaya di matamu

Gigil ini mungkin terus memanggilmu

Membuang risaumu ke riuh debur ombak

Kita sudah di Tanamon, Sayang

Tanah yang lebih rendah dari bayangan

Asap knalpot dan laju kendaraan

Adalah wajah perjalanan hari

Dan kau tambahkan dingin itu

Dari sekalimat yang sumir

Benarkah rindu belum tiba di tepi tubir?

Nyatanya kau selalu setia membuka pintu

Maka teruslah dekap aku, Sayang

Sebut namaku dalam laju malam

Aku ingin terbaring di sini

Tulus mencari cinta yang bukan birahi

Manado, 2012.

Arther Panther Olii,

sastrawan Manado. Penulis buku puisi Sepuluh Kelok di Mouseland

Puisi

(16)

16

Resensi

Resensi

Film

Film

Judul

: Mysterious Skin

Genre

:

Drama

Tanggal Rilis

: 06 Mei 2004

Sutradara :

Gregg

Araki

Pemain

: Joseph Gordon-Levitt, Brady Corbet, Michelle Trachtenberg,

Jeff Licon, Mary Lynn Rajskub, Elisabeth Shue, Bill Sage,

Chase Ellison, George Webster, Riley McGuire

Produser :

Gregg

Araki

Durasi

: 99 menit

(17)

17

Film Mysterious Skin garapan sutradara Amerika ini diputar pertama kali di

Venice Film Festival tahun 2004, dan mendapatkan apresiasi tinggi dari pengamat,

penikmat, dan kritikus di sana. Film ini diadaptasi dari novel Scott Heim yang terbit

tahun 1996 dengan judul yang sama. Dalam proses pengerjaannya, Gregg Araki

tidak hanya bertindak sebagai sutradara, tapi juga produser, screenplay, sekaligus

editing.

Dua tokoh utamanya, Neil dan Brian lahir di Kansas tahun 1972. Pada usia 8

tahun, keduanya masuk dalam klub baseball di sekolah. Brian digambarkan sebagai

bocah yang aktif, sedangkan Neil cenderung pendiam. Suatu malam, keduanya diajak

ke rumah pelatih baseball. Awalnya suka cita dengan banyak makanan, permainan,

dan nonton

lm. Lantas berubah ke perilaku seksual. Mereka bertiga melakukan

ciuman, seks oral, dan pelatih minta keduanya secara bergantian melakukan

sting

pada anusnya dan perilaku lain yang mengarah pada pelecehan seksual.

Neil mengingat setiap detail kejadian masa lalunya. Ia tumbuh menjadi

pribadi yang ekspresif dan memutuskan menjadi pekerja seks laki-laki, yang

mayoritas tamunya berusia lebih tua dan memiliki sifat kebapakan. Melalui aktivitas

seks, ia berusaha menghadapi luka masa kecilnya. Berulangkali terjebak kalut

berkepanjangan kala kenangan itu hadir dan ia melampiaskan dengan mencari tamu

untuk melampiaskan hasrat seksual.

Sebaliknya, Brian justru tumbuh menjadi pribadi yang tertutup dan mengaku

sebagai aseksual. Ia merasa ada yang salah dengan masa kecilnya, namun sama sekali

tak mampu mengingat apapun. Setiap kali berusaha mengingat atau sesuatu hadir

sebagai mimpi buruk, hidungnya langsung berdarah (mimisan), kejang-kejang, lalu

pingsan. Ia hidup di dalam dunianya sendiri. Seolah-olah bisa berinteraksi dengan

alien, lengkap dengan piring terbang. Kekalutan itu ia tumpahkan dalam bentuk

sketsa gambar. Satu-satunya yang ia ingat adalah Neil, sahabatnya di klub baseball.

Dan untuk mengungkap hal yang tak dimengerti, ia berusaha mencari sahabatnya

itu.

Setelah keluar dari klub baseball, keduanya tidak berhubungan sama sekali.

Neil pindah ke New York, melakukan petualangan-petualangan seksual untuk

menghadapi traumanya. Sampai pada satu titik, ketika ia mendapatkan pengalaman

buruk dari tamunya yang sado masokis, ia memutuskan menghadapi kenyataan.

Satu-satunya cara adalah menemui sahabat kecilnya, Brian. Pada saat yang sama,

Brian melakukan upaya pencarian untuk menemukan Neil.

Cerita

lm memuncak kala malam menjelang Natal keduanya bertemu di rumah

Neil. Lantas keduanya sepakat melakukan napak tilas masa kecil dengan mengunjungi

rumah pelatih, yang sudah ditinggalkan pemiliknya. Tempat di mana keduanya

mengalami pelecehan seksual. Brian mengingat rumah itu, tapi tetap tak mengingat

kejadian di dalamnya. Neil yang lebih tegar lantas pelan-pelan menceritakan detail

kejadian di masa lalu. Brian berteriak histeris, hidungnya langsung mimisan, air

matanya tumpah ruah. Neil mendekap erat, memberinya kekuatan dan keyakinan

bisa melewati semua itu.

(18)

18

Cerita

Cerita

by Lanang

Surabaya, 19 November 2012

Buat Kekasih Bayangan

Apa kabar, Beib?

Wah, kamu sekarang sudah jadi orang hebat ya. Bisa mengunjungi

negeri-negeri dengan musim berbeda. Bagaimana musim di Busan, Korea? Apakah sehangat

Jakarta? Aku tahu, selain gingseng pasti ada yang memikat hatimu. Para lelaki berkulit

putih mulus dengan bentuk tubuh kurus. Ya, itu yang selalu memesona hatimu. Hal

lumrah bila hatimu tertambat di sana. Bukankah kamu menyediakan satu hati untuk

seribu lelaki?

Hm, Hongkong tak kalah menariknya. Barangkali hatimu lebih terjerat

di sana. Pesona kehidupan kota, pusat-pusat perbelanjaan, lampu warna-warni.

Kegemaran kamu belanja barang-barang tak penting—menurut aku—bisa terpuaskan.

Memang, dalam hal ini aku dan kamu berbeda. Kamu bilang belanja adalah salah satu

terapi jitu menentramkan batin. Bagi aku, itu pemborosan. Ya, sudahlah. Tiap orang

memang berbeda. Barangkali kamu juga menemukan lelaki bertubuh mengkal yang

mengharapkan sentuhan, lalu kamu telanjangi di kamar hotel yang mewah itu. Ah, itu

Surat

Surat

Rahasia

Rahasia

(19)

19

hal biasa. Bukankah senggama merupakan kebutuhan, seperti halnya makan?

Aku pikir Thailand sanggup memuaskan hasrat kamu berpetualang. Ya,

semua orang tahu, di sana surganya lelaki yang ingin menikmati lelaki. Barangkali

tidak melulu mengumbar birahi, mengeluarkan peluh, berbagi lendir, lalu terkapar di

ranjang. Barangkali kamu memilih menonton lelaki-lelaki telanjang berbadan mengkal,

menggoyang-goyangkan pantatnya yang sintal, lengkap dengan penis bergelantungan.

Indah, bukan? Ya, ketelanjangan memang memesona manusia sejak awal penciptaan

manusia. Tak heran bila kamu memilih mengunjunginya. Dengan bath, kamu bisa

memilih berbagai pertunjukan primitif yang selalu laku dijual. Lalu hadir mata-mata

nakal, dada setengah terbuka, dan pakaian ketat yang menonjolkan pangkal paha.

Tangan-tangan itu menyeret kamu ke ruang remang-remang yang dipenuhi desah.

Kamu merasa tak berdaya kala isi celana dalam mendesak keluar dan lelaki bermata

nakal menyodorkan pantatnya. Untuk beberapa saat gejolak itu terlampiaskan. Lalu

kamu pergi begitu saja seolah tak terjadi apa-apa. Hal yang biasa.

Australia juga menyajikan keindahan bagi tiap mata yang memandang.

Kamu mengunjunginya persis pelancong yang haus tempat baru. Taman-taman,

jalanan, pusat perbelanjaan, dan orang-orang. Semacam sesuatu yang asing namun

menggetarkan. Hingga kamu mengabadikan dalam serangkaian foto kenangan. Apakah

kamu menemukan lelaki yang memikat hati? Ah, pertanyaan bodoh. Kamu adalah lelaki

yang mudah goyah oleh birahi. Tak heran bila kamu meluangkan waktu menyetubuhi

salah satunya. Tidak ada yang salah dengan hal itu. Bukankah dingin perlu dihangatkan

biar tubuh menjadi stabil? Barangkali pertanyaan yang tepat adalah apakah hatimu

terikat salah satunya? Ya, urusan hati dan urusan birahi kerap bersilang maksud. Pikiran

dan perasaan tak selalu bisa disatukan. Ah, yang penting kamu bahagia di sana.

Beib, bagaimana perasaan kamu sekarang?

Ah, lagi-lagi aku mengulang pertanyaan bodoh. Bukankah telah lama kamu

meninggalkan perasaan, lebih berpijak pada pikiran? Tidak ada yang salah dengan

hal itu. Tiap manusia punya hak memilih yang terbaik bagi dirinya sendiri. Aku tahu,

itu salah satu cara kamu untuk bertahan hidup dari serangkaian kenyataan yang

menggempur dari berbagai penjuru. Mengatasi perjalanan hidup yang sulit dengan

pikiran logis adalah masuk akal. Buktinya, dengan cara itu kamu bisa bertahan sampai

sekarang.

Lantas, ke mana hatimu bermuara, Beib?

Kamu berpetualang dari satu lelaki ke lelaki lain, dari satu negeri ke negeri

lain, dari satu perasaan ke perasaan lain, dari satu pertimbangan ke pertimbangan

lain. Namun sampai sekarang tak kunjung menemukan. Ah, barangkali kamu terikat

oleh perasaan sendiri. Mengharapkan sesuatu yang bisa memenuhi keinginan kamu.

Lupa bahwa lelaki lain memiliki keinginan yang berbeda. Atau jiwa kamu memang di

sana? Menikmati setiap petualangan, berpindah dari satu tubuh ke tubuh lain, dari

satu hati ke hati lain. Kamu memimpikan kebersamaan, tetapi di sisi lain kamu tak

bisa mengingkari kalau lebih menikmati petualangan. Ya, mimpi tinggal berdua dalam

rumah sederhana lebih tepat sebagai mimpi ketimbang kenyataan. Barangkali kamu

tak betah terikat, hanya menghabiskan waktu ngobrol berdua, memasak berdua, mandi

berdua, nonton televisi berdua, tidur berdua, sedangkan jiwa kamu mengembara ke

mana-mana.

(20)

20

tepat untuk mengisi hati. Lelaki yang bisa menghangatkan tidur malam, mendekap

kamu penuh kemesraan, bercengkerama penuh tawa, mau mendengarkan keluh-kesah,

dan sudi membangkitkan di kala rapuh. Lelaki yang bisa mengerti kamu secara utuh.

Entah hari ini, esok, lusa, tahun depan, atau malah tidak menemukan, kamu terus

saja mencari lelaki. Tak lelah meminta yang kuasa mengirimkan pendamping untuk

melengkapi hidup kamu yang sempurna.

Lalu kenangan menjadi tak berarti lagi, seperti kain lusuh yang layak dibuang

ke tempat sampah. Orang bodoh pun tak sudi memungut lagi. Kalau ada barang baru,

kenapa mengambil yang lama? Aku ingat betul perkataan kamu, setelah mantan

pergi, terbuka ruang untuk yang baru lagi. Barangkali seperti logika waktu ya. Bahwa

segalanya berjalan ke depan, tak ada gunanya mundur ke belakang. Aku tahu, kamu

tak menyediakan diri untuk menampung kenangan, hanya membuka tempat untuk yang

akan datang. Seseorang yang kamu yakini bisa menyempurnakan. Ah, kamu memang

pejuang. Tak lelah mencari dan terus mencari, selalu menanti dan terus menanti.

Tetapi, apa sebetulnya yang kamu cari?

Berbagai kisah percintaan telah kamu alami. Manis dan getir telah kamu

nikmati. Pengalaman hidup tersulit dan terindah telah kamu resapi. Apa yang kamu

butuhkan sekarang? Barangkali kesempurnaan yang tak mungkin terjamah dalam

kenyataan.

Mungkin kamu bertanya, kenapa aku menuliskan ini semua?

Beib, banyak hal yang tak bisa aku mengerti sampai sekarang. Bibirku

mengucap kata perpisahan. Tetapi hati dan pikiran tetap tertuju pada kamu. Entah

berapa puluh lelaki aku setubuhi, namun yang terbayang tubuh kamu yang aku sentuh.

Tujuh lelaki menawarkan cinta untuk aku miliki, namun aku tak bisa menyanggupi.

Bagaimana mungkin aku sanggup membalas cinta orang lain bila setiap detik yang hadir

adalah kamu, Beib?

Ah, itu urusan aku. Mungkin kamu sudah tak peduli lagi. Biarlah perasaan cinta

yang meluber ke mana-mana aku tanggung sendiri. Sebab semua sudah terlambat. Aku

sadar betul untuk bijak melihat kenyataan. Legawa. Aku hanyalah kenangan yang telah

kamu buang ke dalam tong sampah. Ah, sudahlah.

Biarkan aku menggigil sendiri, terus mencintaimu dalam sepi.

Pangeran Malam

(21)

21

GAYa NUSANTARA bekerjasama dengan C2O Library mengadakan Lokakarya

Menulis Riwayat Hidup Bersama Lian Gouw. Lian Gouw lahir di Bandung pada masa

penjajahan Belanda. Lalu beremigrasi ke Amerika dan bermukim di sana sampai

sekarang. Kerinduannya pada Indonesia beliau wujudkan dalam novel Only a Girl dan

telah diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Only a Girl: Menantang

Phoenix. Untuk kedua kalinya beliau berkunjung ke Indonesia. Surabaya dipilih sebagai

salah satu kota tujuan karena banyak undangan sebagai pembicara dalam seminar,

pelatihan menulis, dan forum kebudayaan. Salah satunya adalah berbagi ilmu menulis

riwayat hidup.

Lokakarya diadakan selama dua hari, 07-08 November 2012. Bertempat di

kantor GAYa NUSANTARA, Jl. Mojo Kidul I No.11A, Surabaya. Acara dimulai pukul 16.00

– 20.00 wib. Diikuti 15 peserta dari berbagai latar belakang, seperti aktivis, penulis,

mahasiswa, dan dosen. Pelatihan memang dikhususkan menulis riwayat hidup, dengan

tujuan masing-masing peserta bisa menuliskan kisah hidupnya sebagai rekam sejarah

pribadi. Beliau sengaja mengedepankan praktek menulis 90% dan teorinya hanya 10%,

dengan harapan kemampuan menulis cepat terasah.

Hari pertama, acara dibuka oleh Antok Serean dengan mengenalkan latar

belakang Lian Gouw, sekaligus rangkaian kegiatan beliau selama di Indonesia

mengunjungi Jakarta, Surabaya, Semarang, Salatiga, dan Yogyakarta. Lokakarya dimulai

dengan pengenalan dasar-dasar menulis riwayat hidup, seperti tujuan menulis riwayat

L

L

okakarya Menulis

okakarya Menulis

Bersama

(22)

22

Puisi

22

hidup, kebenaran tanggal kejadian, alur riwayat hidup, tulisan yang bermanfaat bagi

pembaca, menentukan sudut pandang, unsur-unsur rekaan, penokohan, dan panduan

format baku menulis di microsoft words. Selanjutnya, peserta langsung praktek menulis

riwayat hidup dengan panjang tulisan minimal 1500 kata. Setelah makan malam,

dilanjutkan dengan pembacaan tulisan yang telah jadi oleh penulisnya sendiri, lalu

dikomentari peserta lain.

Hari kedua, tidak ada teori. Langsung mengkaji tulisan yang telah jadi. Secara

bergiliran, masing-masing peserta membacakan karyanya, lalu dinilai peserta yang lain,

yang disukai dan kurang disukai dalam tulisan tersebut. Penulis hanya diam, mencatat

setiap komentar, dan tidak diperkenankan memberikan sanggahan. Mengingat ini cerita

riwayat hidup, suasana haru-biru pun terjadi. Seorang peserta tak kuasa menahan air

matanya ketika membacakan kisah hidupnya yang kesulitan uang saat lebaran. Ada

juga cerita tentang kegundahan gay dalam menentukan jati dirinya. Tiap peserta

menuliskan cerita yang berbeda pula. Ini menunjukkan keunikan pengalaman hidup

tiap manusia.

(23)

23

Peringatan tahunan One Day One Struggle (ODOS) tiap 09 November kembali digelar di Surabaya. Tahun ini mengambil tema besar “Freedom” atau kebebasan. Acara ini diselenggarakan sebagai bagian kampanye internasional Coalition on Sexual and Bodily Rights in Muslim Societies (CSBR). GAYa NUSANTARA selaku penyelenggara di Indonesia memusatkan acara di Kampung Ilmu, Jl. Semarang No.55, Surabaya.

Acara dimulai pukul 18.30 wib dengan penampilan playback Listen oleh Edyth dan pembacaan puisi Kesaksian karya WS. Rendra oleh Antok Serean. Moderator acara, Wulan, melanjutkan dengan latar belakang peringatan ODOS tiap tanggal 09 November. Ia memanggil Sardjono Sigit sebagai perwakilan panitia untuk memberikan prakata. Sigit menjelaskan, GN telah mengadakan peringatan ODOS selama tiga tahun berturut-turut, tiap tahun dengan tema berbeda. Tahun ini mengangkat tema kebebasan untuk menggali makna kebebasan itu sendiri, sekaligus menyuarakan hak-hak seksual. Peringatan ini sangat penting untuk merespon isu-isu terkait seksualitas yang berkembang pesat.

Acara dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber Dede Oetomo. Ia mengupas makna kebebasan dalam kehidupan terkini, di mana tuntutan pemenuhan hak-hak pribadi semakin tinggi. Juga bagaimana memaknai kebebasan, terutama kebebasan seksual dalam kerangka hak asasi

manusia. Usai diskusi, diisi penampilan playback Bad Romance oleh Sofi e. Pukul 19.45 wib masuk

ke acara utama, yakni pemutaran fi lm Children of Srikandi. Film dokumenter tentang kehidupan

LBT di Yogyakarta ini menarik minat lebih dari 50 peserta yang hadir. Semua tampak diam

menyimak. Tepukan gemuruh membahana kala fi lm selesai.

Sebelum sesi diskusi kedua, Ella dari komunitas Prajurit Pelangi unjuk kebolehan menampilkan playback The Voice Within. Lalu dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber

dari YiFOS, Yogyakarta, yakni Khoirul Anam. Ia mengomentari fi lm yang diputar, di mana

teman-temannya sendiri yang main di dalamnya. Mengingatkan bahwa proses pembuatan fi lm penuh

perjuangan panjang, seperti kesulitan izin. Akan lebih baik kalau teman-teman yang muncul

di fi lm dihadirkan dalam diskusi di lain kesempatan. Ia melanjutkan bicara tentang kebebasan

seksual dalam Islam, sesuai tema yang diangkat. Ia mencontohkan LGBTI. Ada perbedaan besar antara homoseksual zaman nabi Luth dengan homoseksual sekarang. Dahulu adalah homoseksual dengan kekerasan (homosexual in violence), sedangkan sekarang dengan cinta dan kasih sayang. Tidak adil bila menyamaratakan homoseksual karena beda zaman beda keadaannya.

Sesi tanya jawab berlangsung seru. Dian Dipayoni menyatakan, bahwa salah satu strategi dalam gerakan LGBTI adalah ikut terlibat kegiatan jaringan yang tak mungkin dibantah oleh kelompok lain, seperti gerakan nasionalisme atau ikut tim bantuan sosial ke Sampang, Madura. Pak Dede setuju dengan hal itu. Bahwa memperkuat jaringan itu penting, tidak hanya dari dalam LGBTI sendiri, tapi juga kelompok lain yang memiliki visi yang sama. Tepat pukul 22.00 wib, acara selesai. Terima kasih telah menjadi bagian Satu Hari, Satu Perjuangan untuk Kebebasan. Sampai jumpa di peringatan One Day One Struggle 2013. (Antok)

Peringatan

Peringatan

ODOS 2012

(24)

24

Di t engah riuhnya acara farewell part y w orkshop t ent ang HAM di t epi kolam renang hot el Equat or, Surabaya, saya ngobrol sant ai

dengan Alexa. Dia t am pak sibuk m erapikan t as dan penam pilan karena buru- buru m au pulang ke Jakart a. I nilah obrolan saya dengan waria m uda, berbakat ,

berpikiran m aj u, yang punya kesibukan seabrek. Ant ok: Kok nggak pulang besok saj a, Alexa? Alexa: Maunya sih git u. Tapi, lagi banyak

t ugas, Mas. Senin harus ikut pelat ihan lagi.

Ant ok: Wah, sibuk banget ya. Hm , Alexa aslinya m ana? Alexa: Aku aslinya Flores.

Ant ok: Bisa cerit a awal kariernya di Jakart a?

Alexa: Aku m erant au ke Jakart a it u sekit ar t ahun 2005. Sem pat kuliah j uga sih, t api nggak sam pai kelar karena t erbent ur m asalah biaya. Lalu aku

m em ilih bekerj a. Suat u m alam sepulang kerj a, aku m elihat banyak t em an- t em an waria di daerah Grogol. Besoknya aku kenalan dengan t em an- t em an it u,

hingga akhirnya bergabung. Ant ok: Oh, git u.

Alexa: I ya. Lagian aku j uga udah nggak nyam an di t em pat kerj a, karena dengan pribadi aku yang fem inin kurang bebas berekspresi. Aku m em ut uskan j adi pengam en bareng t em an- t em an waria yang lain.

Wajah

Wajah





24

(25)

25

Ant ok: Dulu langsung dit erim a di kom unit as waria?

Alexa: Nggak juga, sih. Dulu oleh senior sering dikerjain, disuruh sana-sini dulu. Ant ok: Cerit ain dong proses bergabungnya dengan SWARA?

Alexa: Bulan Desem ber t ahun 2011 kem arin, kebet ulan SWARA bikin pem ilihan m iss waria dan aku j adi t he w inner. Dari sana aku m ulai kenal NGO- NGO lain di Jakart a, karena aku sering dilibat in kalau ada kegiat an. Akhirnya aku bergabung dengan t em en- t em en ARI ( Aliansi Rem aj a I ndependen) , berkem bang lagi dengan kesem pat an m engikut i t raining SRHR ( Sexual Right s and Healt h Reproduct ive) dari GWL. Akhirnya kenal t em en- t em en GWL Muda lainnya, sepert i Set ia dll yang sekarang kegiat annya sedang berj alan.

Ant ok: Berart i kam u giat di beberapa organisasi ya? Luar biasa.

Alexa: I ya, Mas. Kalau di SWARA, aku sebagai pet ugas lapangan. Di ARI aku m asuk Divisi Pelat ihan dan Pengem bangan Kapasit as. Nah, kalau di GWL aku m asuk di advokasi.

Ant ok: Bisa cerit a yang pelat ihan SRHR it u?

Alexa: Pelat ihan SRHR berlangsung Januari 2012 lalu di salah sat u hot el di Kem ayoran. Sasarannya m em ang unt uk rem aj a. Tem en- t em en waria yang hadir dari Bandung, Jawa Tim ur, Pasundan, Aceh, Medan… yang lainnya t em en- t em en gay. Trainingnya 4 hari. Dari sit u t erbent uklah GWL Muda unt uk skala nasional.

Ant ok: Sebet ulnya agak sulit ya m enem ukan waria m uda, t erut am a di bawah usia 25 t ahun unt uk berorganisasi. Kam u udah t ot al dandan di usia segini. Keberanian unt uk dandan sebagai waria it u dari m ana?

Alexa: Aku berani dandan t uh t ahun 2007, set elah keluar dari pekerj aan. Apa ya? Udah m erasa nyam an saj a di kom unit as waria, j adi sekalian dandan. Hm m , wakt u it u um ur 19 t ahun. Kegiat an sehari- hari sih awalnya cum a ngam en sam a nyebong.

Ant ok: Dengan akt if di 3 organisasi apa nggak kerepot an?

Alexa: Sekarang aku m em ang m em ilih fokus di LSM ya. Sej auh ini sih oke- oke saj a. Ant ok: I ni lebih pribadi ya. Biasanya kan seorang waria berproses dari gay fem inin ke waria. Kam u sendiri gim ana?

Alexa: Menurut aku, gay at au waria it u kan sebuah pilihan. Yang t erpent ing adalah konsep penerim aan diri kit a. Kalau kit a sudah bisa m enerim a diri kit a dengan ident it as yang kit a m iliki, ot om at is kit a lebih percaya diri, kit a lebih bert anggungj awab pada diri sendiri. Terlepas dari m asalah norm a- norm a, agam a dll.

Ant ok: Kalau Alexa m elihat perkem bangan t em an- t em an waria sekarang gim ana? Secara um um di I ndonesia?

Alexa: Kalau unt uk perkem bangan waria rem aj a: 1) Sist em seniorit as di waria it u kan sangat t inggi, j adi sangat berpengaruh bagi perkem bangan waria rem aj a it u sendiri. 2) Lat ar belakang pendidikan t em en- t em en waria it u kan berbeda. Kebanyakan t ingkat rendah, sepert i lulus SLTP, yang lulus SMU sangat sedikit . Karena pendidikan kurang, m ereka rent an t erhadap HI V & AI DS, m asalah kekerasan, m asalah ekonom i j uga yang m enj adi t ulang punggung keluarganya. Rat a- rat a unt uk bisa dit erim a di keluarga harus m em berikan kont ribusi dulu ke keluarga. Rat a- rat a git u, sih.

Ant ok: Kalau Alexa sudah m elam paui 2 hal it u ya, ident it as dan keluarga?

(26)

26

Ant ok: Di Flores it u kehidupan sosialnya sangat t idak m enerim a waria ya?

Alexa: Nggak j uga, sih. Aku lebih m em pert im bangkan ego keluarga. Di sana kan ikat an keluarganya sangat t inggi. Unt uk sekarang, aku lebih m enj aga nam a keluarga sih. Takut nya kalau aku t erbuka, keluarga yang j adi sasaran.

Ant ok: Persoalan um um yang m asih t erj adi sam pai sekarang it u razia, penggerebekan… Pendapat Alexa gim ana?

Alexa: Menurut aku, dengan keluarnya perda- perda non diskrim inasi it u, seharusnya pem erint ah act ion, kit a dibekali ket eram pilan apa kek dan m em berikan wadah buat kit a j uga. Karena rat a- rat a t em en- t em en waria it u j adi PS ( Pekerj a Seks) karena m asalah ekonom i. Nggak ada ket eram pilan, pendidikan rendah, m au kerj a di m ana?

Ant ok: Kesulit an selam a t ugas di lapangan it u apa?

Alexa: Tem en- t em en it u egonya sangat t inggi. Nggak peduli pada m asalah hak m ereka karena lebih berorient asi pada yang nam anya uang. Daripada nyit a wakt u, m ending cari duit . Tem en- t em en waria j uga lebih m elihat hasil akhir ket im bang prosesnya. Maunya dapet duit secara inst an. Padahal kalau m au sukses kan but uh pengorbanan j uga.

Ant ok: Bisa cerit a kok bisa ikut w orkshop Pem ant auan dan Pendokum ent asian Pelanggaran HAM LGBTI I ndonesia yang dibikin GN ini?

Alexa: Di sini aku m ewakili SWARA. Karena kegiat an pendokum ent asian ini berkait an langsung dengan proses advokasi yang bisa dipakai m engeluarkan kebij akan- kebij akan yang m endukung waria.

Ant ok: I ni yang t erakhir, harapan Alexa pada gerakan LGBTI di I ndonesia agar ke depan lebih m aj u?

Alexa: Harapan aku, t em en- t em en t uh punya t ingkat kepedulian ke kom unit as yang t inggi. Jangan m em ikirkan ego sendiri at au hal- hal yang m engunt ungkan saj a.

Ant ok: Kalau harapan ke t em en- t em en waria rem aj a?

Alexa: Tem en- t em en lebih aware dengan diri m ereka. Kalau m ereka t uh rent an t erhadap m asalah- m asalah kekerasan dan kesehat an. Set idaknya m ereka sadar, peduli, dan m andiri dengan m asalah it u.

Ant ok: Makasih banyak, Alexa. Tet ep sem angat dan salam buat t em en- t em en di Jakart a.

Alexa: Sam a- sam a, Mas Ant ok.

BI ODATA

Nam a :

Alexa

TTL

: Makasar, 04 January 1988

Pendidikan

:

SLTA

Hobi

: Traveling, Modelling, Reading

(27)

27

K

K

abar

abar

omunitas

omunitas

Tanggal 02-05 Oktober 2012 lalu, aku mengikuti training di Bangkok, Thailand, terkait dengan Self-Stigma di antara remaja LSL dan Transgender. Training ini merupakan program dari Youth

Voice Count, yaitu sebuah Jejaring se-Asia Pasifi k yang terdiri dari remaja LSL dan Transgender

yang bertujuan untuk mengadvokasi remaja LSL dan Transgender. Selain itu, YVC juga bekerja

sama dengan beberapa stakeholders seperti Asia-Pacifi c Coalition on Men Sexual Health (APCOM),

Asia-Pacifi c Network of PLHIV (APN+), Coalition of Asia-Pacifi c Regional Network on HIV/AIDS

(7-Sisters), Developed Asia Network (DAN), Insular South-East Asia network of MSM (ISEAN), memberikan pelatihan bagi remaja LSL dan Transgender dalam upayanya mengurangi HIV & AIDS. Dari Indonesia terdapat 4 perwakilan yaitu aku, Setia Perdana (GWL-INA), Ahmad Aziz (IGAMA), dan Eki (IGAMA MUDA).

Hari pertama dari training diisi dengan perkenalan. Di sesi ini peserta wajib memperkenalkan teman di sebelah kirinya sebanyak mungkin dalam waktu 3 menit. Setelah itu, materi diisi dengan diskusi mengenai guide rules selama training serta ekspektasi yang dimiliki setelah training ini selesai. Materi selanjutnya diisi oleh panel diskusi di mana peserta menceritakan tentang kondisi LSL dan Transgender, termasuk juga ODHA. Setelah panel diskusi, materi kemudian dilanjutkan dengan presentasi dan diskusi terkait dengan Causes and Impact of Self Stigma. Perserta dibagi dalam beberapa kelompok, yaitu LSL dan Transgender, kemudian menceritakan pengalaman terkait dengan stigma yang melekat pada kaum LSL dan Transgender. Di sini, aku bersama dengan Ahmad (IGAMA) berada satu kelompok dengan Niluka (Srilangka), Vuong (Vietnam), Art (Filipina),

Đoàn (Vietnam).

Hari kedua dan ketiga dari YVC sangat berat. Kami harus membuat draft tentang faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya self stigma dan self issues di antara remaja LSL dan Transgender. Setelah itu, kami diharuskan membuat rekomendasi program terkait dengan masalah yang dihadapi. Terjadi perdebatan di mana-mana terkait dengan rekomendasi yang ditawarkan, mengingat setiap rekomendasi tidak bisa diimplementasikan ke setiap region karena perbedaan budaya dan policy. Selain itu juga disinggung rekomendasi program tentang remaja LSL yang difabel, remaja LSL yang terkena drug abuse, dan remaja LSL yang dipenjara. Rekomendasi program ini akan dipresentasikan dihadapan stakeholders seperti UNESCO, UNICEF, SAVE CHILDREN, APCOM, UNDP. Karena stakeholder yang datang begitu penting sehingga kami harus membuat program yang applicable, urgent, dan mengcover setiap masalah di tiap negara. Setelah itu, peserta diminta untuk membuat rekomendasi program di setiap negaranya terkait dengan output dari training ini. Dalam hal ini peserta juga diminta mempromosikan YVC ke NGO masing-masing sehingga memudahkan akses bagi peserta untuk membawa issue remaja di forum nantinya.

Acara yang berlangsung selama 4 hari di Thailand membawa dampak yang sangat bagus buat aku secara pribadi. Di training ini, selain mendapat teman baru, pengetahuan baru, aku juga mendapat pengalaman yang menyenangkan bisa berbincang-bincang dengan remaja LSL dan Transgender dari negara-negara lain. Kami saling sharing tentang kondisi LSL dan Transgender, serta memberi gagasan terkait dengan program-program yang sudah pernah NGO aku lakukan dalam rangka penanganan HIV & AIDS remaja LSL dan Transgender.

Melalui program ini, sudah saatnya publik tahu, bahwa suara kami anak-anak muda layak didengar... (Ardika Hadinata)



(28)

28

Liputan 1st

Liputan 1st

Diversity Youth Camp

Diversity Youth Camp

1st Diversity Youth Camp (DYC) sukses digelar oleh StaraMuda Community di Maha Vihara Mojopahit, Trowulan, Mojokerto pada 26-28 Oktober 2012.. StaraMuda adalah sebuah komunitas anak muda untuk merayakan keberagaman yang berbasis di Jombang, Jawa Timur. Selama ini StaraMuda fokus pada pendidikan toleransi kepada anak muda, khususnya terkait 3 isu utama yakni keberagaman agama dan kepercayaan, keberagaman ras, serta keberagaman gender dan seksualitas. Sebanyak 45 anak muda dari berbagai latar belakang agama, dari Jombang, Mojokerto, Kediri, Madiun, Malang, Surabaya, Yogyakarta dan Bandung. Mereka datang dengan sukarela untuk belajar dan kritis memaknai keberagaman. Anak muda dengan usia 15-26 tahun yang berasal dari perwakilan organisasi anak muda, gereja, pondok pesantren, sekolah, kampus, komunitas LGBT, serta perorangan yang mendaftar secara sukarela.

Ada 3 sesi utama dalam DYC yang melibatkan 11. Sesi Kebhinnekaan Indonesia dihadiri oleh Wahyuni (Seknas Gusdurian), Hetter Coble (Wakil Konjen AS), Bante Vijananda (Maha Vihara Mojopahit), dan Romo Timotheus Siga (Gereja Katolik Jombang) sebagai pembicara. Mereka memberikan sedikit pemaparan terkait tema Kebhinnekaan Indonesia, sesi dilanjutkan dengan tanya jawab. Dalam sesi tersebut semua pembicara menyampaikan apresiasi mereka atas DYC yang belum pernah mereka temui sebelumnya.

Pada hari kedua, hadir sebagai pembicara Johan (Jaringan Masyarakat Anti Kekerasan Jatim) dalam sesi Hak Asasi Manusia dalam Keberagaman. Selain itu hadir pula dr. Ning Eyik Musta’in Romly (PP. Darul Ulum Rejoso) serta Pdt. Andri Purnawan (GKI Darmo Satelit Surabaya) yang masing-masing memaparkan HAM dalam perspektif Islam dan Kristen. Selanjutnya sesi Gender, Seksualitas dan Agama bersama Ahmad Zainul Hamdi (GAYa NUSANTARA, CMARs) yang berlangsung hingga sore. Peserta nampak antusias menyimak paparan dan menanyakan banyak hal yang ingin mereka ketahui dari para pembicara.

Sesi terakhir yakni Remaja, Identitas, dan Sosial Media. Sesi ini agak berbeda dengan sesi-sesi sebelumnya karena pembicara yang hadir masih terbilang cukup muda, yakni Dining (Aliansi Remaja Independen), Khoirul Anam (YIFoS), dan Antok Serean (GAYa NUSANTARA). Selain paparan dan tanya jawab, peserta juga diajak bermain peran dan berdiskusi dengan menyenangkan. Bahkan pembicara dan peserta menyepakati adanya sesi tambahan yakni malam kejujuran yang dilaksanakan hingga hampir tengah malam.

Ada dua sesi lain yang tak kalah penting dari DYC, sesi outdoor games yang dilaksanakan pada hari pertama, serta sesi diskusi kelompok pada hari terakhir. Outdoor games dilakukan agar peserta dapat menghilangkan egosentris-nya, bangga terhadap identitasnya namun toleran terhadap peserta yang lain. Sedangkan sesi diskusi kelompok dilakukan dalam rangka menyusun action plan dan rekomendasi DYC. Rekomendasi ini ditujukan kepada peserta, masyarakat umum dan pemerintah agar lebih menghargai keberagaman dan tidak ada diskriminasi yang didasari oleh perbedaan agama, ras, maupun seksualitas.

(29)

29

Pelat ih an

Pelat ih an

Hak

Hak

Keseh at an Sek su al

Keseh at an Sek su al

dan Repr odu k si

dan Repr odu k si

Pelatihan ini dimulai pada hari Rabu, 10 Oktober 2012 sampai Sabtu 13 Oktober 2012, diselenggarakan oleh Ardhanary Institute. Berhubung pelatihan dimulai jam 09.00 wib, jadi saya harus berangkat tanggal 9 Oktober sore. Pelatihan ini dilaksanakan di Wisma Hijau daerah Cibubur. Sehabis jam kuliah pertama, saya langsung berangkat menuju bandara. Sesampai di bandara langsung naik damri jurusan Pasar Minggu dan nantinya harus naik angkot M12 untuk sampai di Wisma Hijau. Selama di damri dan angkot, saya hanya berbekal peta petunjuk karena saya memang belum pernah menjelajah daerah Cibubur. Padatnya Jakarta menambah suasana perjalanan menjadi semakin lama, sehingga saya sampai di Wisma Hijau jam 19.00 dan langsung mencari makan. Tidak disangka juga bahwa teman satu kamar saya adalah orang yang satu angkot dengan saya ketika perjalanan dari RS Harapan Bunda ke Wisma Hijau.

Keesokan harinya pelatihan dimulai pukul 09.00 wib dan dibuka dengan perkenalan peserta pelatihan. Perkenalan peserta sangat unik karena selain menyebutkan nama dan dari mana asalnya, kami juga diminta untuk menyebutkan bagian tubuh mana yang tidak disukai. Walaupun sempat bingung akhirnya saya menyebutkannya juga, yaitu paha. Hari pertama diisi dengan materi tentang seks dan gender. Waktu sorenya kami mulai berbicara tentang ketidakadilan yang terjadi

pada LBT. Di malam hari, kami nonton fi lm Sanubari Jakarta bersama dan terdapat diskusi juga

setelah menonton fi lm tersebut.

Di hari kedua kami melanjutkan kembali materi tentang seks dan gender tetapi lebih melebar, karena kami membicarakan tentang orientasi seksual, identitas seksual, ekspresi gender, dan identitas gender. Setelah sesi tersebut, kami memasuki materi penerimaan diri di mana setiap individu diminta menulis ceritanya bagaimana kami menerima diri kami. Tulisan kami itupun kami ceritakan satu persatu. Di dalam sesi ini, semua emosi tiap individu pun muncul, dari tertawa, menangis, sampai dengan kemarahan. Di hari kedua ini ditutup dengan membicarakan kekerasan

yang terjadi pada LBT. Setelah itu, kami makan dan menonton fi lm bersama lagi, yaitu common

ground.

Hari ketiga adalah hari terakhir pelatihan HKSR karena hari keempat adalah pertemuan kami dengan Komnas Perempuan. Hari ketiga dibuka dengan materi HKSR bersama dengan situasinya yang dilanjutkan dari pemahaman HKSR secara medis. Materi HKSR secara medis pun merupakan materi yang paling serius, karena tidak seperti materi lain di mana kita membentuk kelompok untuk berdiskusi, di materi ini kami hanya mendengarkan fasilitator yang berbicara. Walaupun demikian, materi ini tidak membosankan, karena di sesi ini kami menjadi lebih tahu tentang tubuh kami dan resiko apa saja yang bisa terjadi.

Referensi

Dokumen terkait