• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Di awal tahun 2020 munculnya virus baru yang dinamakan Coronavirus Disease 2019 atau biasa disebut dengan COVID-19, menggemparkan dunia. COVID-19 diklaim mulai menyebar di Tiongkok tepatnya di ibu kota provinsi Hubei yaitu Wuhan pada akhir Desember tahun 2019 (Yuliana, 2020:188). Virus ini diduga terbawa dari kelelawar yang dikonsumsi oleh manusia lalu menimbulkan gejala yang menyerupai pneumonia yang dapat menular. Data dari WHO mengenai COVID-19 menunjukan bahwa hingga saat ini sudah dipastikan terdapat 216 negara yang terpapar virus COVID-19 dengan kasus positif corona mencapai 260.867.011 jiwa dan kasus kematian karena corona mencapai 5.200.267 jiwa (Data 30 November 2021).

Di Indonesia sendiri, saat ini terdapat 4.256.409 kasus COVID-19, kasus meninggal karena COVID-19 sebanyak 143.830 jiwa dan pasien yang sembuh sebanyak 4.104.657 jiwa (Sumber:

Website resmi Kemenkes Data 30 November 2021).

Virus COVID-19 sulit untuk dideteksi karena virus ini memiliki gejala yang sama seperti flu, sehingga untuk mendeteksi virus ini perlu dilakukan serangkaian tes kesehatan diantaranya adalah rapid test, Swab test serta CT Scan atau rontgen dada. Untuk melawan virus COVID-19 diperlukan adanya antibodi yang kuat sehingga untuk mengecek antibodi perlu dilakukan rapid test, lalu swab test dimana tes ini dilakukan untuk mendeteksi virus penyebab penyakit dengan menggunakan sampel dari lendir pada hidung atau pada tenggorokan. Selain itu CT Scan dimana dengan CT scan organ dapat dilihat dengan format tiga dimensi sehingga berbagai tanda dan gejala penyakit termasuk COVID-19 dapat terlihat. Usaha untuk penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan virus COVID-19. Saat ini pemerintah telah menghimbau masyarakat untuk mendaftarkan diri dalam program vaksinasi dan terus menghimbau masyarakat untuk menjaga pola hidup yang sehat, melakukan Physical distancing serta menggunakan masker ketika berpergian keluar rumah.

Pada bulan Februari 2021 muncul varian COVID-19 yang baru di India yaitu B1617.2 atau dikenal dengan Varian Delta. Varian Delta pertama kali ditemukan di distrik Amravati dimana terdapat pelonjakan kasus yang sangat pesat, padahal di wilayah India lainnya sedang mengalami penurunan kasus. Dalam beberapa bulan kemudian, varian ini menyebar dari Amravati ke 80 negara termasuk Indonesia (Vidya Pinandhita, 2021). Menurut Soumya

(2)

2 Swaminathan (Pakar WHO), varian Delta dari virus COVID-19 akan menjadi jenis yang dominan secara global (Sumber: CNN Indonesia, 2021). Di Inggris peningkatan kasus COVID-19 dengan varian Delta sudah mencapai 75.953 (Data 21 Juni 2021), peningkatan COVID-19 varian Delta juga terjadi di Rusia dan juga Jerman. Data dari Prof. Tjandra Yoga Aditama selaku mantan Direktur Perlindungan Penyakit Menular WHO, India mengalami kenaikan kasus sebanyak 10.000 kasus per hari dan naik 40 kali lipat dalam kurun waktu 2 bulan. Sedangkan di Indonesia, varian ini pertama kali menyebar di Kota Kudus, Gunadi selaku Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM telah meneliti sampel dari pasien di Kudus dan dari 34 sampel yang diteliti 28 sampel diantaranya ditemukan virus Covid-19 varian Delta.

Siti Nadia Tirmizi selaku Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik menyatakan bahwa terdapat 148 kasus infeksi varian baru dan dari 148 penemuan tersebut, 107 diantaranya adalah kasus Covid-19 varian Delta (Data 18 Juni 2021). Selain daripada Kota Kudus daerah lainnya yang terpapar COVID-19 varian Delta adalah DKI Jakarta dan Bangkalan. Data dari Badan Litbangkes pada tanggal 30 November 2021 menyatakan bahwa varian Delta di Indonesia saat ini sudah mencapai 4.732 kasus dengan kasus paling banyak ditemukan di Jakarta yaitu sebanyak 1.278 kasus (Sumber: Situs resmi Litbangkes RI).

Varian Delta disebut 60 persen lebih mudah menular dibandingkan varian lainnya dan cenderung meyerang kalangan muda, berbeda dengan varian sebelumnya yang cenderung lebih banyak menyerang lansia. Wakil Gubernur DKI Jakarta (Ahmad Riza P.) menyatakan bahwa ada peningkatan Covid-19 pada anak dan remaja sebesar 16% yaitu 442 anak dan remaja di DKI Jakarta. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan angka tahun lalu, namun saat ini masih dilakukan penelitian apakah peningkatan angka ini disebabkan oleh varian Delta atau varian lainnya. Saat ini varian Delta sudah masuk kedalam klasifikasi Variant of Concern (varian yang mengkhawatirkan) karena varian ini lebih cepat menular (transmisi cepat), mempengaruhi keparahan derajat COVID-19 dan juga mempengaruhi efektivitas protokol kesehatan serta vaksin (Menurut Gunadi Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM).

Gejala yang timbul adalah sakit kepala, sakit tenggorokan dan pilek berbeda dengan gejala umum COVID-19 yang adalah demam disertai batuk terus-menerus dan kehilangan penciuman dan perasa. Gejala varian Delta hanya menyerupai gejala pilek dan meriang seperti tidak enak badan. Data yang diberikan oleh WHO pada 8 Juni 2021 menyatakan bahwa:

(3)

3 1. Covid Delta cenderung lebih cepat menular (seperti yang terjadi di India dan

Inggris).

2. Pasien yang terpapar Covid Delta lebih beresiko dirawat di rumah sakit maupun IGD.

3. Belum ada gangguan pada PCR Swab maupun Rapid test (Covid Delta masih dapat dideteksi).

4. Covid Delta dapat menginfeksi ulang individu yang pernah terjangkit COVID-19 5. Efektivitas vaksin menurun karena covid Delta.

Kasus COVID-19 serta munculnya varian baru yaitu COVID Delta tentu sangat mencuri perhatian dunia karena sudah begitu banyak orang terjangkit dan penyakit ini mewabah diseluruh tempat. Covid-19 dan juga munculnya varian delta menjadi topik yang penting karena virus ini merugikan bukan hanya bagi kesehatan namun dalam berbagai aspek seperti ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan lainnya sehingga media juga ikut meliput keadaan ini sebagai sumber informasi bagi khalayak. Khalayak dapat mengakses informasi melalui media massa. Media massa memiliki keunggulan dibandingkan media komunikasi lain dimana media massa tidak dibatasi oleh ruang dan waktu, dapat menyebarkan pesan diwaktu yang bersamaan secara tidak terbatas kepada audiens yang luas dan heterogen (Nurudin, 2007:9). Majalah, koran, radio serta televisi merupakan media massa. Dari ketiga bentuk media massa yang telah disebutkan, salah satu yang paling diminati oleh khalayak adalah televisi dikarenakan televisi adalah media audio-visual. Menurut Dominick, televisi membawa suatu efek kedalam kehidupan manusia dan efek yang disebabkan oleh tv berdampak kepada kognitif, afektif dan behavioral manusia.

Pada media televisi terdapat berbagai macam konten seperti infotainmen, sinetron, berita dan lainnya. Dari berbagai macam konten yang dimuat didalam televisi, berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dalam “Hasil Riset Indeks Kualitas Program Siaran TV Tahun 2019”, program berita menempati posisi ke-2 dengan indeks 3.21

(4)

4 yang menyatakan bahwa program televisi di Indonesia sudah berkualitas dan memenuhi standar dari KPI.

Saat ini mayoritas stasiun televisi memiliki program beritanya masing-masing dari mulai Trans7, SCTV, Net TV dan lain sebagainya. Namun ada stasiun televisi yang memiliki positioning News diantaranya adalah MetroTV, TV One dan juga Kompas TV. Peneliti memfokuskan pemberitaan COVID-19 varian Delta pada Kompas TV, dikarenakan Kompas TV memiliki indeks kualitas program siaran berita tertinggi menurut KPI di tahun 2019 dengan indeks 3.50 sedangkan Metro TV dengan indeks terendah yaitu 2.99.

Selain itu, Kompas TV merupakan portal berita yang cenderung sering memberitakan mengenai COVID-19 Varian Delta dibandingkan portal berita lainnya. Kompas TV

Gambar 1.1

Sumber: Komisi Penyiaran Indonesia

Gambar 1.2

Sumber: Sumber: Komisi Penyiaran Indonesia

(5)

5 memberitakan mengenai varian Delta sebanyak 15 kali tayangan yaitu pada tanggal 13 Juni 2021, 14 Juni 2021, 15 Juni 2021,16 Juni 2021, 17 Juni 2021, 20 Juni 2021, 23 Juni 2021 (Sebanyak 3 tayangan), 24 Juni 2021, 25 Juni 2021, 28 Juni 2021, 29 Juni 2021, 15 Juli 2021, 24 Juli 2021, dan 31 Juli 2021.

Berita yang ditayangkan oleh Kompas TV adalah mengenai penyebaran varian delta dari India yang mulai masuk ke Indonesia. Berikut tampilan tayangan yang ditampilkan pada Kompas TV:

Gambar 1.3 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 13 Juni 2021

Sumber: Kompas TV

Gambar 1.4 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 14 Juni 2021

Sumber: Kompas TV

(6)

6 Gambar 1.5 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 16 Juni

2021 Sumber: Kompas TV

Gambar 1.6 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 17 Juni 2021

Sumber: Kompas TV

Gambar 1.7 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 20 Juni 2021

Sumber: Kompas TV

(7)

7 Gambar 1.8 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 23 Juni

2021 Sumber: Kompas TV

Gambar 1.9 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 23 Juni 2021

Sumber: Kompas TV

Gambar 1.10 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 24 Juni 2021

Sumber: Kompas TV

(8)

8 Dalam penelitian ini, peneliti akan menganalisis terpaan pemberitaan kasus COVID- 19 Varian Delta terhadap tingkat kecemasan warga DKI Jakarta. Alasan peneliti memilih DKI Jakarta sebagai subjek penelitian adalah karena saat ini DKI Jakarta merupakan zona merah dan telah ditetapkan sebagai daerah dengan kasus COVID-19 terbanyak di Indonesia serta semakin hari terus mengalami peningkatan kasus COVID-19 Varian Delta yang tinggi dibandingkan Kota lainnya di Indonesia. Total kasus positif di Jakarta pada tanggal 24 Juni 2021 adalah 486.957 kasus positif, dan dengan kasus aktif sebanyak 35.705 sehingga menempatkan kota DKI Jakarta sebagai kota dengan kasus peningkatan COVID-19 tertinggi per harinya. Selain itu alasan peneliti menjadikan DKI Jakarta sebagai subjek penelitian adalah dikarenakan mobilitas penduduk Jakarta yang tinggi hal ini dibuktikan dari data riwayat Covid- 19 DKI Jakarta pada tanggal 24 Juni 2021 menunjukan bahwa dari total suspek covid yang berjumlah 1.176.070, total pelaku perjalanan adalah 75.075 orang.

COVID-19 bukan hanya mempengaruhi kesehatan masyarakat saja, namun juga mempengaruhi kesehatan psikologis individu, hal ini dibuktikan dari data yang dihasilkan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). PDSKJI mendata 34 provinsi di Indonesia mengenai seberapa banyak orang dari 34 Provinsi tersebut yang mengalami masalah psikologis pada 5 bulan pandemi Covid-19. Dari data tersebut ditemukan bahwa dari total 4010 jiwa yang melakukan pemeriksaan, 64,8% orang mengalami masalah psikologis terkait Covid-19. Masalah psikologis tersebut paling banyak dialami oleh kelompok usia 17-29 tahun dan 60 tahun keatas. Maka dari data diatas, peneliti ingin melihat apakah kecemasan yang dialami oleh sebagian orang tersebut merupakan dampak yang dialami dari pandemi COVID-19 yang terus menerus diberitakan di televisi secara khusus pada tayangan berita mengenai COVID-19 varian Delta di Kompas TV.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah: “Bagaimana dampak terpaan pemberitaan kasus COVID-19 varian Delta di Kompas TV terhadap tingkat kecemasan warga DKI Jakarta?”

(9)

9 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: “Untuk menjelaskan dampak terpaan pemberitaan kasus COVID-19 varian Delta di Kompas TV terhadap tingkat kecemasan warga DKI Jakarta.”

1.4 Manfaat Penelitian

Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat berguna dan juga dapat memiliki manfaat yang dapat diambil oleh pembaca, diantaranya adalah:

1.4.1 Manfaat Praktis

Diharapkan melalui penelitian ini pembaca dapat mendapatkan informasi mengenai dampak terpaan pemberitaan kasus COVID-19 Varian Delta terhadap tingkat kecemasan warga DKI Jakarta.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi literatur tambahan serta referensi untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan kajian ilmu komunikasi, secara khusus pada penerapan teori jarum hipodermik dan teori terpaan media.

1.5 Definisi Konsep 1.5.1 Televisi

Televisi adalah salah satu bagian dari media massa yang merupakan alat dengan teknologi tinggi, dimana fungsinya adalah untuk menyampaikan sebuah pesan yang bergerak dengan bentuk audiovisual. Isi pesan yang terkandung di dalam televisi memiliki pengaruh yang besar untuk manusia, dimana televisi mampu mempengaruhi cara berpikir, cara bertingkah laku, serta mental seseorang (Baksin 2006:16).

1.5.2 Covid-19 Varian Delta

Varian Delta adalah varian baru dari virus COVID-19 yang bermutasi dan pertama kali ditemukan di India. Menurut WHO, varian Delta merupakan varian yang terkuat dan memiliki tingkat penularann yang lebih cepat dibandingkan varian lainnya. Gejala yang ditimbulkan oleh varian ini menyerupai gejala pilek berat dan cenderung membuat individu yang terpapar harus di rawat di rumah sakit maupun Instalasi gawat darurat (IGD). Hal ini menyebabkan varian ini masuk kedalam klasifikasi variant of concern menurut WHO (World Health Organization).

(10)

10 1.6 Batasan Masalah

Batasan dalam suatu penelitian penting untuk dilakukan agar memperkecil kemungkinan adanya ruang lingkup penelitian yang terlalu luas dan membuat penelitian menjadi tidak terfokus. Masalah yang akan diteliti pada penelitian ini adalah “Dampak terpaan pemberitaan kasus COVID-19 varian Delta di Kompas TV terhadap tingkat kecemasan warga DKI Jakarta”. Dalam hal ini pemberitaan kasus mengenai Varian Delta yang akan peneliti ambil hanya bersumber dari Kompas TV dengan subjek penelitian warga DKI Jakarta dan hanya berfokus pada tayangan di bulan Juni-Juli 2021.

Gambar

Gambar 1.3 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 13 Juni  2021
Gambar 1.7 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 20 Juni  2021
Gambar 1.10 Tampilan Berita Kompas TV Tanggal 24 Juni  2021

Referensi

Dokumen terkait

Perubahan arah perpindahan dari stasiun pengamatan terletak di bagian utara pulau Sumatera, yang disebabkan oleh gempa bumi Aceh yang terjadi pada bulan Desember 2004

Dalam penelitian ini gempa yang terjadi pada tanggal 11 April 2012 dijadikan subjek untuk melihat pergeseran salah satu stasiun SuGAr (UMLH) yang terletak di Provinsi

Dengan teori tersebut peneliti mengambil dua jurnal penelitian sebagai pembanding, adapun jurnal yang didapatkan yaitu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Guru meminta siswa membaca teks tentang Raja Purnawarman secara bergantian dan siswa mampu menemukan jawaban yang tepat setelah membaca dan menyimak teks pada slide

Dengan kom- petensi tersebut diharapkan dapat mengurai segala permasalahan dan kesulitan yang dihadapi oleh guru, tentu dengan cara yang manusiawi agar mereka termotivasi

• World Wide Web Consortium (W3C): bertangggung jawab terhadap perkembangan dari berbagai. protokol dan standar yang terkait dengan Web.  Seperti misalnya

(2) Pengumpulan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan sejak pemindahan sampah dari tempat sampah rumah tangga ke TPS sampai ke UPS dan/atau TPA dengan tetap

Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan terhadap hasil kuesioner yang telah disebarkan kepada responden maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar owner mempunyai