PROFESIONALITAS GURU BIMBINGAN DAN KONSELING
OLEH: DRA. WIRDA HANIM
M.PSI
PARADIGMA BIMBINGAN
DAN KONSELING
Hakikat dan Urgensi
Bimbingan dan Konseling
Layanan bimbingan dan konseling
komprehensif pencapaian tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah peserta didik.
Tugas-tugas perkembangan standar
kompetensi yang harus dicapai peserta didik, pendekatan ini bimbingan dan
konseling berbasis standar (standard based guidance and counseling)
Pendekatan ini kolaborasi antara konselor dengan para personal Sekolah/Madrasah lainnya (pimpinan Sekolah/Madrasah, guru-guru, dan staf
administrasi), orang tua peserta didik, dan
pihak-pihak terkait lainnya (seperti instansi
pemerintah/swasta dan para ahli: psikolog
dan dokter).
Implementasi bimbingan dan konseling di
Sekolah/Madrasah memfasilitasi potensi peserta didik,
pribadi, sosial, belajar dan karir, atau pengembangan pribadi peserta
didik sebagai makhluk yang berdimensi
biopsikososiospiritual (biologis, psikis,
sosial, dan spiritual).
Posisi Pengembangan Diri dalam Bimbingan dan Konseling
Pengembangan diri mata pelajaran, mengandung arti bahwa bentuk, rancangan, dan metode
pengembangan diri tidak dilaksanakan adegan mengajar pembelajaran bidang studi.
Dalam pelayanan pengembangan minat dan bakat substansi bidang studi dan/atau bahan ajar
yang relevan dengan bakat dan minat peserta didik terjadi pembelajaran.
Pelayanan pengembangan diri tidak semata-mata:
- tugas konselor,
- wilayah bimbingan dan konseling.
Pelayanan PD ekstrakurikuler terjadi diversifikasi program berbasis minat
dan bakat pelayanan pembina khusus tetapi bukan konselor
PD bukan substitusi atau pengganti pelayanan BK, mengandung sebagian saja dari pelayanan (dasar, responsif, perencanaan individual)
bimbingan dan konseling yang harus
diperankan oleh konselor
Tujuan Bimbingan dan Konseling
BK bertujuan membantu peserta didik agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial, belajar (akademik), dan
karir.
Fungsi Bimbingan dan Konseling
Fungsi Pemahaman
Fungsi Preventif
Fungsi Pengembangan
Fungsi Penyembuhan
Fungsi Penyaluran
Fungsi Adaptasi
Fungsi Penyesuaian
Prinsip-prinsip BK
Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua (peserta didik)
Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi
Bimbingan dan konseling menekankan hal yang positif
Bimbingan dan konseling merupakan usaha bersama
Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan dan konseling
Bimbingan dan konseling berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan
Asas Bimbingan dan Konseling
Asas Kerahasiaan
Asas Kesukarelaan
Asas keterbukaan
Asas kegiatan
Asas kemadirian
Asas kekinian
Asas kedinamisan
Asas keterpaduan
Asas keharmonisan
Asas keahlian
Asas alih tangan kasus
KONTEKS TUGAS DAN
EKSPEKTASI KINERJA
KONSELOR
Penegasan Konteks Tugas Konselor
Layanan bimbingan dan konseling
Pendidikan formal dipetakan secara tepat dalam kurikulum 1975, dinamakan Layanan Bimbingan dan Penyuluhan,
diposisikan sejajar dengan layanan;
- Manajemen Pendidikan Kurikulum - Bidang Pembelajaran
Permendiknas No. 22/2006 Standar Isi, Layanan BK diletakkan sebagai bagian dari kurikulum yang isinya dipilah menjadi (a)
kelompok mata pelajaran, (b) muatan lokal, dan (c) materi pengembangan diri, yang harus
“disampaikan” oleh konselor kepada peserta didik
konselor diharapkan juga berperan serta dalam bingkai layanan yang komplementer dengan
layanan guru, bahu membahu termasuk dalam pengelolaan kegiatan ekstra kurikuler
Pemenuhan standar kemandirian peserta didik perwujudan diri secara akademik,
vokasional, sosial, dan personal melalui BK yang memandirikan
Pemenuhan standar kompetensi lulusan;
penumbuhan karakter yang kuat serta
penguasaan hard skills dan soft skills,
melalui pembelajaran yang mendidik
Ekspektasi Kinerja Konselor dikaitkan dengan Jenjang Pendidikan
Meskipun sama-sama berada dalam jalur pendidikan formal, namun perbedaan
rentang usia peserta didik pada tiap jenjang memicu tampilnya kebutuhan layanan bimbingan dan konseling yang berbeda-beda pada tiap jenjang
pendidikan.
Perbedaan cukup signifikan, pada sisi pengaturan birokratik, seperti di TK.
Di jenjang SD, ada permasalahan yang memerlukan penanganan oleh
konselor, layanannya belum menjustifikasi untuk ditempatkannya posisi struktural konselor di SD,
sebagaimana diperlukan di Sekolah
Menengah
Keunikan dan Keterkaitan Tugas Guru dan Konselor
Tugas-tugas pendidik untuk
mengembangkan peserta didik secara utuh dan optimal sesungguhnya
merupakan tugas bersama yang harus dilaksanakan oleh guru, konselor, dan tenaga pendidik lainnya sebagai mitra
kerja, sementara itu masing-masing pihak tetap memiliki wilayah pelayanan khusus dalam mendukung realisasi diri dan
pencapaian kompetensi peserta didik.
Dalam hubungan fungsional kemitraan konselor dengan guru, dilakukan melalui kegiatan rujukan (referal)
Masalah-masalah perkembangan peserta didik yang dihadapi guru pada saat pembelajaran
dirujuk kepada konselor untuk penanganannya, demikian pula masalah yang ditangani konselor dirujuk kepada guru untuk menindaklanjutinya apabila itu terkait dengan proses pembelajaran
Dalam pengembangan dan proses
pembelajaran fungsi-fungsi BK perlu mendapat perhatian guru, dan sebaliknya, fungsi-fungsi pembelajaran bidang studi perlu mendapat perhatian konselor.
CITRA DIRI DAN CITRA
DIRI KONSELOR
Citra Diri
Citra diri merupakan mozaik rumit yang terbentuk dari sejarah relasi emosi di
masa lalu. Citra diri dalam proses pengalaman baru, tetapi dasar-
dasar penting diletakkan di awal kehidupan, melalui perkataan dan
perbuatan orangtua atau orang-orang
yang dekat dengan kita.
Self Esteem
Self esteem penilaian seseorang
terhadap dirinya sendiri dan bagaimana dia
merespon penilaian orang lain terhadap dirinya
High self- esteem percaya diri, tidak mudah putus asa, optimis, tidak mudah
mengasihani diri sendiri.
Low self-esteem rendah diri, sensitif, pesimis, mengasihani diri sendiri, berpikir negatif
Dua jenis pola pikir:
1. Pola pikir yang salah
Rasa berharga yang palsu
HARGA DIRI
=
PERBUATAN SAYA + APA KATA ORANG 2. Pola pikir yang benar
Rasa berharga yang seharusnya
HARGA DIRI SAYA
=
PRIBADI SAYA + APA KATA TUHAN
Cara meningkatkan self- esteem:
menghargai diri sendiri
mengenali diri sendiri
menyusun tujuan
berpikiran positif
lakukan yang terbaik
hadapi ketakutan
memandang kritik sebagai hal yang membangun
be your self
enjoy your self
membuka hati kepada Tuhan
Beberapa cara
membangun citra diri:
Memahami orang lain
Mengekspresikan diri dengan jelas
Menegaskan kebutuhan anda
Memberi dan menerima masukan
Mempengaruhi orang lain
Menyelesaikan konflik
Menjadi pemain tim
Menyesuaikan diri
Citra diri konselor tergambar dalam
karakteristik Konselor yang diharapkan:
Motivasi diri dan potensi yang menunjang
Kesadaran terhadap diri sendiri dan nilai-nilai yang dianut
Kesadaran akan kebudayaan
Penuh pengertian, bertanggung jawab
Belajar menerima diri apa adanya
Mengetahui dan dapat mengatasi kendala-kendala dalam diri
Memiliki sikap dasar sebagai konselor (rapport,
empathy, congruence, unconditional positif regard, love, and warmth)
Memahami sikapnya sebagai manusia yang tidak
luput dari masalah dalam menghadapi suatu masalah
Selain hal tersebut, seorang
konselor diharapkan pula dapat memiliki:
empathy, kehangatan, sikap terbuka, respek
rasa humor (sense of humor)
disiplin diri (self dicipline)
kemampuan memberi jaminan
konsep diri yang positif (positive self concept)
pengetahuan dan pemahaman tentang karakteristik manusia
berpikir dan bersikap kreatif
bersikap aktif dalam mengembangkan komunikasi yang sifatnya verbal maupun nonverbal
Hal-hal yang harus dihindari oleh seorang konselor adalah:
memberikan nasehat
banyak bicara
terlalu membuka diri
memandang terlalu rendah klien
bersikap defensif
rendah diri (usia, pengalaman, dan pengetahuan)
memperioritaskan kebutuhan, nilai-nilai dan pandangan hidup
harapan yang berlebihan terhadap klien
bersikap inkonsisten
bersikap subyektif
memiliki perasaan tertentu terhadap klien
PROFESIONALISASI BIMBINGAN DAN
KONSELING
Pengertian Profesi
Istilah “profesi” menyangkut
pekerjaan, tetapi tidak semua pekerjaan dapat disebut profesi.
Ada beberapa yang berkaitan dengan
“profesi” yang hendaknya tidak dicampuradukkan yaitu profesi, profesional, profesionalisme,
profesionalitas, dan profesionalisasi.
“Profesional” menunjuk pada dua hal.
1. Orang yang menyandang suatu profesi
2. Penampilan seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
“Profesionalisme” komitmen para
anggota suatu profesi meningkatkan kemampuan profesionalitasnya dan terus menerus mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan
pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
“Profesionalitas” sikap para
anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian
yang mereka miliki dalam rangka
melakukan pekerjaannya.
“Profesionalisasi” proses peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggota suatu profesi dalam mencapai kriteria yang standard dalam penampilannya sebagai
anggota suatu profesi.
Profesionalisai serangkaian proses
pengembangan keprofesionalan, baik dilakukan melalui pendidikan/latihan pra-jabatan (pre-
service training) maupun pendidikan/latihan
dalam jabatan (in-service training). Oleh karena itu profesionalisasi merupakan proses yang
berlangsung sepanjang hayat, dan tanpa henti
Pentingnya Profesionalisasi Bimbingan dan Konseling
BK profesi menuntut keahlian dari para petugasnya.
Pekerjaan BK tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus terlebih dahulu karena pekerjaan BK dituntut keahlian khusus/ kompetensi sebagai konselor/ ahli dalam bidang BK.
Konselor orang yang profesional secara formal disiapkan oleh lembaga
atau institusi pendidikan yang berwenang.
Mereka didik secara khusus untuk memperoleh kompetensi sebagai
konselor, yaitu meliputi pengetahuan,
keterampilan, dan sikap, atau kepribadian, serta pengalaman dalam bidang
bimbingan dan konseling
Konselor individu istimewa dalam kehidupan konseli.
Konselor mengarahkan segala
kemampuannya, tenaga dan pikirannya untuk membantu mengusahakan
pengubahan tingkah laku pada diri konseli suatu kegiatan profesional yang
resikonya cukup berat yaitu kegagalan
kehidupan seseorang.
Konselor jabatan profesional, yang menjabat konselor pengetahuan,
keterampilan dan sikap khusus tertentu dimana pekerjaan itu diakui masyarakat sebagai suatu keahlian.
Keahlian konselor
Menuntut standard persiapan profesi melalui
pendidikan khusus di PT dan pengalaman kerja dalam bidang BK.
Orang yang menjabat konselor menjaga standard mutu dan status profesi dalam batas- batas yang jelas dengan profesi lain
menghindari kemungkinan penyimpangan tugas oleh mereka yang tidak langsung berkecimpung dalam bidang BK.
Profesi konselor
- Pelayanan sosial yang unik berdasarkan teknik-teknik intelektual, diakui
masyarakat dan diselenggarakan dengan memperhatikan kode etik tertentu.
- Profesi konselor jabatan/ pekerjaan yang
menuntut keahlian khusus dalam bidang BK.
-Tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang
yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara khusus untuk melakukan pekerjaan BK.
- Profesi konselor spesifik, unik, dan esensial/urgen/penting.
Ciri-ciri Profesi
Suatu profesi merupakan suatu jabatan pekerjaan yang memiliki fungsi dan kebermaknaan sosial yang sangat menentukan
Untuk mewujudkan fungsi tersebut para anggotanya harus menampilkan pelayanan khusus yang
didasarkan atas teknik-teknik intelektual, dan keterampilan-keterampilan tertentu yang unik.
Penampilan pelayanan tersebut bukan hanya dilakukan secara rutin saja, melainkan bersifat
pemecahan masalah atau penanganan situasi kritis yang menuntut pemecahan dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
Para anggotanya memiliki kerangka ilmu yang sama yaitu yang didasarkan atas ilmu yang jelas, sistematis, dan eksplisit, bukan hanya didasarkan atas akal sehat (common sense) belaka.
Untuk dapat menguasai kerangka ilmu itu diperlukan
pendidikan dan latihan dalam jangka waktu cukup lama.
Para anggota secara tegas dituntut memiliki kompetensi minimum melalui prosedur seleksi, pendidikan dan
latihan serta lisensi atau sertifikasi
Dalam menyelenggarakan pelayanan kepada pihak yang dilayani, para anggota memiliki kebebasan dan bertanggung jawab pribadi memberikan pendapat dan pertimbangan serta membuat keputusan tentang apa yang akan dilakukan berkenaan dengan
penyelenggaraan profesional yang dimaksud.
Para anggotanya, baik perorangan maupun kelompok, lebih mementingkan pelayanan bersifat sosial dari pada pelayanan yang bersifat mengejar keuntungan yang
bersifat ekonomi.
Standard tingkah laku bagi anggotanya dirumuskan
secara tersurat (eksplisit) melalui kode etik yang benar- benar diterapkan, setiap pelanggaran atas kode etik dapat dikenakan sanksi tertentu.
Selama berada dalam pekerjaan itu, para anggotanya terus menerus berusaha menyegarkan dan
meningkatkan kompetensinya dengan jalan mengikuti secara cermat literatur dalam bidang pekerjaan itu, menyelanggarakan dan memahami hasil riset, serta berperan serta aktif dalam pertemuan-pertemuan sesama anggota
Unjuk Kerja Konselor
Proses prilaku kerja konselor sehingga menghasilkan sesuatu menjadi tujuan pekerjaan profesinya.
Unjuk kerja profesional merupakan tuntutan bagi Konselor atau Guru
pembimbing apabila ia ingin disebut
sebagai tenaga profesional.
Unjuk kerja profesional Konselor atau Guru Pembimbing perwujudan
profesional yang secara sadar dan terarah untuk melaksanakan layanan bimbingan dan konseling.
Unjuk kerja profesional mencakup dimensi filosofis, konseptual, operasional, dan
personal.
- Secara filosofis layanan bimbingan konseling
mempunyai landasan filsafat yang jelas yaitu Pancasila sebagai landasan berfikir dan landasan kerja.
- Secara konseptual, layanan bimbingan dan konseling berlandaskan konsep-konsep keilmuan yang jelas.
- Secara operasional, landasan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan atas dasar pola-pola kerja
operasional yang dipertanggungjawabkan.
- Dari dimensi personal, layanan bimbingan dan konseling didukung pelaksanaannya oleh personil-personil yang memiliki kualifikasi profesional sesuai dengan peranan dan tanggungjawabnya.
KODE ETIK GURU
PEMBIMBING/ KONSELOR
Pengertian dan
Pentingnya Kode Etik
Kode etik jabatan ialah pola ketentuan/ aturan/
tata cara yang menjadi pedoman.
Kode etik diperlukan bagi yang menjabat
konselor agar tetap menjaga standard mutu dan status profesinya dalam batas-batas yang jelas dengan profesi lain, sehingga dapat
dihindarkan kemungkinan penyimpangan tugas oleh mereka yang langsung berkecimpung
dalam bidang tersebut.
Kode etik para pembimbing atau konselor yang memberikan layanan bimbingan dan
konseling, dengan pengertian bahwa layanan konseling dapat dibedakan dari bentuk-bentuk layanan bimbingan lain, karena sifat khas dari layanan bimbingan yang disebut konseling.
Landasan kode etik jabatan konselor
Pancasila, profesi konseling merupakan usaha layanan terhadap sesama manusia:
bersifat ilmiah, esensial tujuan ikut membina warga negara yang efektif dan bertanggungjawab.