• Tidak ada hasil yang ditemukan

Modul Praktikum 06. Administrasi Server DHCP Dan FTP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Modul Praktikum 06. Administrasi Server DHCP Dan FTP"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Modul Praktikum 06

Administrasi Server DHCP Dan FTP

Kompetensi:

v Mahasiswa mampu memahami cara kerja server DHCP

v Mahasiswa mampu membuat dan mengadministrasi server DHCP v Mahasiswa mampu memahami cara kerja server FTP

v Mahasiswa mampu membuat dan mengadministrasi server FTP

Alat Dan Bahan:

- Komputer (2 buah) - Kabel Crossover

Ulasan Teori:

1. DHCP Server

DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol) adalah protocol secara otomatis memberikan nomor IP kepada komputer yang memintanya. Komputer yang memberikan nomor IP disebut sebagai DHCP server. Sedangkan komputer yang meminta nomor IP disebut sebagai DHCP Client. Dengan demikian administrator tidak perlu lagi harus memberikan nomor IP secara manual pada saat konfigurasi TCP/IP, tapi cukup dengan memberikan referensi kepada DHCP Server.

Pada saat kedua DHCP client dihidupkan, maka komputer tersebut melakukan request ke DHCP-Server untuk mendapatkan nomor IP. DHCP menjawab dengan memberikan nomor IP yang ada di database DHCP. DHCP Server setelah memberikan nomor IP, maka server meminjamkan (lease) nomor IP yang ada ke DHCP-Client dan mencoret nomor IP tersebut dari daftar pool. Nomor IP diberikan bersama dengan subnet mask dan default gateway. Jika tidak ada lagi nomor IP yang dapat diberikan, maka client tidak dapat menginisialisasi TCP/IP, dengan sendirinya tidak dapat tersambung pada jaringan tersebut.

Setelah periode waktu tertentu, maka pemakaian DHCP Client tersebut dinyatakan selesai dan client tidak memperbaharui permintaan kembali, maka nomor IP tersebut dikembalikan kepada DHCP Server, dan server dapat memberikan nomor IP tersebut kepada Client yang membutuhkan. Lama periode ini dapat ditentukan dalam menit, jam, bulan atau selamanya. Jangka waktu disebut leased period.

(2)

Urutan proses pertukaran informasi dalam DHCP yang dikenal adalah DORA.

• Discover

• Offer

• Request

• Acknowledge

DHCP Discover - Sebuah proses dimana client melakukan sebuah broadcast ke network (local subnet) mereka untuk menemukan sebuah DHCP server. Broadcast message yang dilakukan menggunakan IP Address 255.255.255.255 sebagai destination IP Address dan source IP Address adalah 0.0.0.0.

DHCP Offering - Adalah sebuah message yang merupakan response dari DHCP discover yang dilakukan oleh DHCP server ke client. DHCP offer adalah sebuah proses dimana DHCP server mengirim sebuah unicast"offering", yaitu sebuah IP Address ke host/client. Apabila kita membedah paket yang dikirim dalam DHCP offer ini, maka akan terlihat bahwa paket ini berisi network configuration setting untuk host yang mengirim DHCP Discover message.

DHCP Request - Sebuah message yang dikirim oleh si host/client yang menandakan bahwa si host tersebut telah menerima offering atau network configuration pada proses DHCP offer. Hal ini sekaligus menandakan bahwa IP Address tersebut sudah dipinjam dan untuk sementara waktu tidak bisa lagi digunakan oleh orang lain sampai lease time habis.

DHCP Acknowledge - Adalah sebuah kondisi dimana DHCP server mengirim sebuah unicast message ke host/client. DHCP Acknowledge berisi pernyataan dari si DHCP server bahwa saat itu juga si client/host telah memiliki authorisasi dan wewenang menggunakan IP Address yang telah ditawarkan ketika proses DHCP offer dalam network mereka.

(3)

Urutan proses diatas DORA (Discover, Offering, Request, Acknowledge), merupakan urutan proses proses default bagaimana sebuah host/client mendapatkan IP Address dari DHCP server di dalam sebuah network.

2. FTP Server

File Transfer Protocol (FTP) adalah protokol lapisan aplikasi yang digunakan untuk melakukan pengontrolan dan transfer file antar komputer. FTP merupakan salah satu protokol Internet yang paling awal dikembangkan, dan masih digunakan hingga saat ini untuk melakukan pengunduhan (download) dan penggugahan (upload) berkas-berkas (file-file) komputer antara klien FTP dan server FTP. Sebuah Klien FTP merupakan aplikasi yang dapat mengeluarkan perintah-perintah FTP ke sebuah server FTP, sementara server FTP adalah sebuah Windows Service atau daemon yang berjalan di atas sebuah komputer yang merespons perintah-perintah dari sebuah klien FTP. Perintah-perintah FTP dapat digunakan untuk mengubah direktori, mengubah modus pengiriman antara biner dan ASCII, menggugah file komputer ke server FTP, serta mengunduh file dari server FTP.

FTP hanya menggunakan metode autentikasi standar, yakni menggunakan username dan password yang dikirim dalam bentuk tidak terenkripsi. Pengguna terdaftar dapat menggunakan username dan password-nya untuk mengakses, men- download, dan meng-upload berkas-berkas yang ia kehendaki. Umumnya, para pengguna terdaftar memiliki akses penuh terhadap beberapa direktori, sehingga mereka dapat membuat berkas, membuat direktori, dan bahkan menghapus berkas.

Penggunaan FTP dari command prompt/shell kepada server FTP membutuhkan minimal nama host atau alamat IP dari server FTP. Contoh : ftp 192.168.1.155. Lalu kita masukkan username dan password. Setelah terhubung dengan servis dari server FTP, kita bisa memberikan perintah-perintah ftp.

Perintah-perintah umum shell/command prompt dapat digunakan pada FTP, seperti menghapus file, mengubah nama file, melihat direktori aktif, mengubah direktori, membuat direktori, dan lain-lain. Pada prompt FTP, kita juga bisa memberikan perintah-perintah yang dieksekusi pada komputer lokal kita, dengan menambahkan tanda seru ("!") di awal perintah yang ingin dieksekusi.

(4)

Pada gambar diatas, dapat dilihat bahwa user FTP mengubah direktori aktif pada server FTP menjadi direktori ti2a, lalu menampilkan direktori aktif server FTP ("/home/jarkom/ti2a"). Lalu diikuti dengan menampilkan direktori aktif yang ada pada klien FTP ("/home/user9").

Perintah untuk mengupload file pada FTP adalah perintah put, sedangkan untuk mendownload file pada FTP adalah perintah get. Masing-masing diikuti dengan parameter nama file yang akan ditransfer. Transfer akan dilakukan menuju direktori aktif (klien atau server) .

Langkah Praktikum:

1. DHCP Server

a. Berpasanganlah dengan teman anda untuk melakukan praktikum ini.

b. Sebelum memulai praktikum, pastikan VM anda memiliki 2 buah interface jaringan. Dimana satu buah interface (eth0) terhubung secara Bridge ke interface jaringan wireless anda. Dan satu buah interface lagi (eth1) terhubung secara Bridge ke interface jaringan kabel anda.

c. Setelah itu nyalakan VM anda dan masuk ke dalam terminal linux anda menggunakan user root.

d. Atur IP dari interface network yang akan dipakai dalam praktikum dengan cara mengedit file /etc/network/interfaces menggunakan editor teks. Sesuaikan konfigurasi dengan ketentuan:

• Untuk interface eth0 (yang telah terbridge dengan interface jaringan wireless), gunakan pengalamatan secara otomatis.

• Untuk interface eth1 (yang telah terbridge dengan interface jaringan kabel), gunakan pengalamatan secara manual dengan alamat ip 172.172.x.1/24. “x” adalah nomor absen anda.

(5)

e. Jangan lupa untuk me-restart servis network setelah mengubah konfigurasi interface jaringan menggunakan perintah systemctl restart networking.service f. Berikutnya, lakukan instalasi paket yang akan digunakan sebagai software server

DHCP-nya yaitu paket isc-dhcp-server.

g. Setelah proses instalasi paket selesai, edit file konfigurasi default server DHCP dengan menggunakan editor teks kesayangan anda.

h. Fokus pada baris dengan kata INTERFACE=””. Tambahkan interface yang akan digunakan untuk menyebarkan konfigurasi IP dari server DHCP yang dibuat.

Dalam praktikum ini tambahkan eth1 ke dalam tanda kutip tersebut.

i. Simpan file konfigurasi yang telah diubah, dan keluarlah dari editor teks tersebut.

j. Langkah berikutnya adalah ubah file konfigurasi server DHCP. Gunakan teks editor kembali untuk mengubahnya.

(6)

k. Jadikan komentar pada baris “option domain-name” dengan menambahkan tanda # pada awal baris tersebut.

l. Sesuaikan alamat server DNS yang akan diberikan oleh server DHCP anda kepada client pengguna DHCP-nya dengan mengubah baris “option domain-name- servers”. Di sini diasumsikan bahwa VM anda juga bertindak sebagai server DNS, oleh karena itu tambahkan alamat IP interface network yang digunakan oleh server DHCP anda ke dalam baris tersebut.

m. Berikutnya atur batas waktu penggunaan alamat IP yang di berikan oleh server DHCP kepada client DHCP dengan mengubah baris “default-lease-time” dan

“max-lease-time”. “default-lease-time” mendefinisikan nilai waktu standar untuk penyewaan alamat jika client DHCP tidak meminta waktu sewa yang spesifik. “max-lease-time” mendefinisikan nilai maksimum yang dapat diizinkan oleh server untuk menyewakan sebuah alamat. Jika permintaan dari client melebihi nilai “max-lease-time” maka client akan diberikan lease-time sebesar yang mampi disediakan oleh server DHCP. Pada kedua baris ini, waktu dihitung dalam satuan detik. Jadi jika alamat disewakan oleh server DHCP pada rentan waktu 15 menit maka angka yang harus dituliskan adalah 900.

Pada praktikum ini gunakan rentan waktu 3 jam untuk “default-lease-time” dan rentan waktu 5 jam untuk “max-lease-time”.

n. Baris dengan teks “authoritative” jika dalam keadaan aktif (tidak terdapat tanda

# didepannya) digunakan untuk memaksa client yang melakukan proses DHCP Discovery menggunakan server DHCP yang anda buat pada praktikum ini. Karena di sini posisi barisnya tidak dalam keadaan aktif, maka anda perlu menghilangkan tanda # pada awal baris tersebut untuk mengaktifkannya.

o. Terakhir, tambahkan konfigurasi network yang akan disediakan oleh server DHCP yang anda buat pada baris paling akhir. Konfigurasi tersebut meliputi pendefinisian range IP yang akan disewakan kepada client, alamat broadcast, alamat IP router.

p. Simpan konfigurasi yang telah di ubah dan keluarlah dari editor teks tersebut.

q. Lakukan pe-restart-an service server DHCP untuk menerapkan perubahan.

r. Setelah itu, gunakan kabel crossover yang anda bawa untuk menghubungkan laptop anda dengan laptop teman anda. Atur alamat IP dalam laptop teman anda untuk mendapatkan IP secara otomatis dari server DHCP. Jangan lupa untuk mematikan sementara VM pada laptop teman anda ketika laptop anda bertindak

(7)

sebagai server DHCP. Jika laptop teman anda mendapatkan alamat IP secara otomatis sesuai konfigurasi server DHCP anda, maka anda telah berhasil membuat sebuah server DHCP.

s. Dalam OS Linux Debian 8 yang anda gunakan sebagai server DHCP, terdapat sebuah file yang berisi daftar alamat IP yang telah disewa dan client yang menyewa. File tersebut ada pada “/var/lib/dhcp/dhcpd.leases”

t. Anda juga dapat membuat sebuah client terus menerus mendapatkan alamat IP yang sama dari server DHCP anda. Caranya dengan memasukkannya dalam file

(8)

konfigurasi server dhcp-nya. Sebagai contoh, client (laptop teman anda) yang telah terkoneksi dengan server DHCP yang telah anda buat tadi. Katakanlah laptop tersebut memiliki alamat MAC 10:dd:b1:e8:09:4e dan alamat IP yang akan anda atur untuk client tersebut adalah 172.172.0.111. Maka anda harus menambahkan baris di bawah ini pada file konfigurasi DHCP (/etc/dhcp/dhcpd.conf) pada bagian paling akhir.

u. Kemudian hapus file yang berisi daftar alamat IP yang disewa dalam server DHCP anda dengan menggunakan perintah “rm /var/lib/dhcp/dhcpd.leases”. Dan hapus juga file temporary yang berisi daftar alamat IP yang disewa dalam server DHCP anda dengan menggunakan perintah “rm /var/lib/dhcp/dhcpd.leases~”.

v. Lakukan pe-restart-an service server DHCP seperti langkah poin p.

w. Cek ulang konfigurasi IP pada client DHCP (laptop teman anda). Apabila konfigurasi alamat IP telah sesuai dengan konfigurasi pada poin s, maka konfigurasi pemberian alamat IP tetap untuk client DHCP anda telah berhasil.

x. Secara otomatis jika sebuah alamat IP dari sebuah client DHCP telah ditetapkan maka baik IP maupun client DHCP tersebut tidak akan dicatat dalam daftar alamat IP yang disewa.

(9)

2. FTP Server

a. Berpasanganlah dengan teman anda untuk melakukan praktikum ini.

b. Pastikan laptop anda terkoneksi dengan jaringan wireless dan interface jaringan VM anda (eth0) pada posisi ter-bridge dengan interface jaringan wireless tersebut dan mendapatkan konfigurasi IP secara otomatis.

c. Setelah itu nyalakan VM anda dan masuk ke dalam terminal linux anda menggunakan user root.

d. Untuk membuat sebuah server FTP, lakukan instalasi paket proftpd.

e. Pilihlah opsi standalone agar server FTP hanya berjalan berdasarkan servisnya sendiri (tidak mengikuti nyala dan matinya service network).

(10)

f. Berikutnya, lakukan konfigurasi server FTP dengan mengubah file konfigurasi /etc/proftpd/proftpd.conf dengan menggunakan editor teks.

g. Pada baris UseIPv6, ganti on menjadi off karena pada praktikum ini tidak menggunakan IPv6 melainkan IPv4.

h. Pada baris ServerName, isikan nama yang akan anda pakai untuk server FTP anda.

i. Hilangkan tanda komentar (tanda #) pada awal baris DefaultRoot untuk mengarahkan setiap user ke dalam home directory-nya.

j. Jagalah agar ftp hanya dapat diakses oleh user yang mempunyai valid shell dengan menghilangkan tanda komentar (tanda #) pada awal baris RequireValidShell dan mengganti kata off menjadi on pada baris tersebut.

k. Anda dapat mengubah port di mana server FTP akan berjalan dengan mengganti nomor port-nya pada baris Port

l. Berikutnya untuk menyamakan password login antara login ftp dengan login linux anda, pada baris AuthOrder hilangkan tanda komentarnya (tanda #).

m. Setelah itu, keluarlah dari editor dan jangan lupa untuk menyimpan perubahan yang telah dilakukan.

n. Lakukan pe-restart-an service server FTP untuk menerapkan perubahan yang telah anda lakukan.

o. Proses konfigurasi server FTP telah selesai dilakukan. Untuk mencobanya anda membutuhkan sebuah user lain yang akan digunakan oleh client untuk masuk ke server ftp anda. Tambahkan user tersebut dengan menggunakan perintah adduser.

(11)

p. Setelah menambahkan user, cobalah untuk mengakses server FTP anda dari laptop teman anda menggunakan user yang telah anda masukkan.

q. Cobalah untuk mengirim sebuah file dari dalam komputer anda ke dalam server FTP.

r. Periksalah apakah file telah benar-benar terkirim dalam server FTP anda.

s. Jika file telah ada dalam server FTP anda, berarti konfigurasi server FTP anda telah benar dan server FTP siap digunakan.

(12)

Tugas

1. Lakukan langkah-langkah percobaan di atas dan dokumentasikan setiap langkah yang anda lakukan dalam sebuah laporan praktikum.

2. Simpan file laporan dengan nama file : kelas_noabsen_nama_praktikum06.pdf.

Contoh : MI2A_04_AriefPrasetyo_ praktikum06.pdf

Referensi

Dokumen terkait