• Tidak ada hasil yang ditemukan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SEKOLAH DASAR NEGERI 126 MANADO

Gerry N. Assa*, Franckie. R.R Maramis*, Ardiansa. A.T. Tucunan*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

ABSTRAK

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sekolah sehat. Tindakan PHBS dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pengetahuan dan sikap siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Pengetahuan dan Sikap dengan Tindakan PHBS Sekolah di SD Negeri 126 Manado. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analytic dengan menggunakan pendekatan cross sectional atau potong lintang. Total populasi dalam penelitian ini sebesar 220 siswa dengan sempel yang diteliti berjumlah 145 siswa berdasarkan kriteria inklusi.

Pengumpulan data diperoleh melalui kuesioner dan data sekunder diperoleh dari profil sekolah. Hasil dianalisis menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian yang dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 126 Manado menunjukkann Hasil yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan PHBS sekolah karena nilai p value 0,029< α (0,05) Hasil uji bivariat juga menunjukkan bahwa nilai O.R 2,438 dan kemudian untuk variabel sikap yaitu terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan phbs sekolah karena nilai p value 0,033< α (0,05).

Hasil uji bivariat juga menunjukkan bahwa nilai O.R 2,385. Hasil uji menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan tindakan PHBS sekolah di Sekolah Dasar Negeri 126 Manado.

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tindakan PHBS Sekolah

ABSTRACT

The Hygienic Behavior in the mostly schools came up from some behaviors which been practiced by the students, teachers and the school’s environment society on the basis of awareness as a learning result, so they can prevent disease and improve health independently, also for realizing the healthy school environment actively. The Hygienic Behavior in the mostly schools action is affected from some factors, which are through the student’s knowledge and attitude. This research is aiming to find out the relation between the Knowledge and Attitude with the Hygienic Behavior in the mostly schools action in the elementary school 126, Manado. This research is using the descriptive analytic with the cross sectional approach. The total population of this research is 220 students with the 145 studied samples based on the inclusion criteria. The data collection is obtained through the questionnaire and the secondary data is obtained from the school’s profile. The result of this research is using the Chi-square. This research that is conducted in the Elementary School 126 Manado shows the result there is a relation between the knowledge and attitude with the Hygienic Behavior in the mostly schools action in the Elementary School 126, because the p value is 0,029< α (0,05). The bivariate result also showed that O. R 2, 385. The result shows there is a relation between the knowledge and attitude with the Hygienic Behavior in the mostly schools action in the Elementary School 126, Manado.

Key words: Knowledge, Attitude, Hygienic Behavior action in School

(2)

PENDAHULUAN

Pembangunan Kesehatan di Indonesia merupakan bagian dari pembangunan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya guna tercapainya negara yang kuat. Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat tersebut dapat dicapai, salah satunya dengan program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Program PHBS merupakan upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melalukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (advokasi), bina suasana (Social Support) dan Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment) (Wati, 2011).

Dalam rangka mengoperasionalkan paradigma sehat khususnya yang berkaitan dengan promosi kesehatan di Indonesia, Menteri Kesehatan Republik Indonesia membuat Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:

2269/ MENKES /PER /XI /2011 yang mengatur upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat atau disingkat PHBS di seluruh Indonesia dengan mengacu kepada pola manajemen PHBS, mulai dari tahap pengkajian, perencanaan, dan pelaksanaan

serta pemantauan dan penilaian. Upaya tersebut dilakukan untuk memberdayakan masyarakat dalam memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sehingga masyarakat sadar, mau, dan mampu secara mandiri ikut aktif dalam meningkatkan status kesehatannya. Kita menyadari bahwa upaya tersebut bukanlah suatu hal yang mudah karena upaya tersebut berkaitan sangat erat dengan masalah perilaku sedangkan masalah perilaku merupakan masalah yang khas dan kompleks (Taufiq dkk, 2013). Munculnya penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah (usia 6- 10), ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS disekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan melalui pendekatan usaha kesehatan sekolah (UKS). PHBS di sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, dan mau dan mampu mempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan sekolah sehat (Proverawati dan Rahmawati, 2012). Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007) yang dikutip dari Habeahan (2009) salah satu faktor mengapa orang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat adalah fakor pemudah (predisposising factor) faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap anak-anak terhadap PHBS dimana faktor ini menjadi pemicu terhadap perilaku yang menjadi dasar atau motivasi bagi tindakannya akibat tradisi atau kebiasaanya, kepercayaan, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.

(3)

Berkaitan dengan hal itu sebelum seseorang melakukan tindakan seseorang tersebut harus memiliki pengetahuan dan sikap yang baik terhadap apa yang akan dilakukan. Hal itu berarti bahwa pengetahuan dan sikap berperan besar terhadap tindakan PHBS di Sekolah, Penelitian yang dilakukan pada SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun Kabupaten Karimun Tahun 2013, menunjukan bahwa lebih dari dari separuh siswa belum melaksanakan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yaitu 54,7%, kemudian dari Hubungan Pengetahuan dengan Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Berdasarkan hasil penelitian diperoleh pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) masih rendah. Pada anak yang memiliki pengetahuan yang rendah yaitu (76,3%) dibandingkan dengan anak yang memiliki pengetahuan yang tinggi yaitu (23,1%). (Diana dkk,2014).

METODE PENELITIAN

Desain penelitian ini yaitu deskriptif analytic dengan menggunakan pendekatan cross sectional atau potong lintang. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 126 Manado dan waktu pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan September 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa di SDN 126 Manado dengan jumlah 220 siswa. Dan metode pengambilan sampel yang digunakan yaitu dengan Proportionate Stratified Random Sampling (pengambilan

sampel secara acak stratifikasi). Adapun besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus Slovin dan diperoleh sebanyak 145 sampel.

Pengumpulan data menggunakan 2 sumber data yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara langsung melalui kuesioner pada setiap siswa di SDN 126 Manado dan data sekunder diperoleh dari profil sekolah seperti jumlah siswa.

Pengolahan dan Analisis Data yaitu Pengolahan Data, Pemeriksaan data isian pada instrumen kuisioner (editing), Pemberian kode (coding), Tabulasi (tabulating), Memasukkan data kedalam program komputer (data entry) dan Membersihkan data (cleaning). Analisis data dengan uji statistic chi square. Jenis analisis yang dilakukan terhadap variabel adalah: Analisis univariat dan Analisis bivariat.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Responden dalam penelitian ini merupakan siswa di SD Negeri 126 Manado yaitu sebanyak 145 siswa. Siswa yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu terdiri dari kelas I-VI yang terdaftar di SD Negeri 126 Manado dan bersedia untuk mengisi kuesioner.

Terbanyak yang menjadi responden dalam penelitian ini yaitu yang berjenis kelamin perempuan yaitu 76 (52,4%) siswa.

(4)

Tabel 1. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Tindakan PHBS Sekolah

Pengetahuan Tindakan PHBS Sekolah p

value

Odds Rasio

Kurang Baik Baik Total

Kurang Baik 24 40 64

Baik 16 65 81 0,029 2,438

Total 40 105 145

Tabel 1 menunjukkan bahwa dari total siswa yang menjadi responden, yang memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 105 siswa terdiri dari 65 siswa memiliki pengetahuan yang yang baik dan 40 siswa yang memiliki pengetahuan kurang baik. Kemudian total siswa yang menjadi responden memiliki tindakan yang kurang baik sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 24 siswa yang berpengetahuan kurang baik dan 16 responden yang berpengetahuan baik.

Hasil yang didapatkan yaitu terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan PHBS sekolah karena nilai p value 0,029< α (0,05).

Hasil uji bivariat juga menunjukkan bahwa nilai O.R 2,438 yang berarti pengetahuan yang baik akan 2,4 kali lipat siswa akan memiliki tindakan baik dibandingkan dengan pengetahuan yang kurang baik.

Berkaitan dengan penelitian yang dilakukan di SDN wilayah Puskesmas

Sumadeng Timur II bahwa tingkat pengetahuan baik berpengaruh terhadap perilaku baik pula.

Dari penelitian yang dilakukan di SDN Wilayah Puskesmas Sumadeng Timur II, siswa yang berpengetahuan baik dan berperilaku baik adalah 81,7% dan siswa yang berkategori pengetahuan baik dengan perilaku buruk adalah 8,5%. Berdasarkan hasil data yang diperoleh dalam penelitian ini digunakan pengujian data menggunakan uji Chi Square, dengan hasil probabilitas 0,000 (sig <0,05) sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku anak sekolah hidup bersih dan sehat sekolah dasar negeri wilayah Puskesmas Sumadeng Timur II, artinya semakin tinggi tingkat pengetahuan siswa maka semakin baik tingkat perilakunya (Sulastri dkk,2014).

(5)

Tabel 2. Hubungan Antara Sikap Dengan Tindakan PHBS Sekolah

Sikap Tindakan PHBS Sekolah p

value

Odds Rasio

Kurang baik Baik Total

Kurang Baik 23 38 61

Baik 17 67 84 0,033 2,385

Total 40 105 145

Tabel 2 menunjukkan bahwa dari total siswa yang menjadi responden, yang memiliki tindakan baik yaitu sebanyak 105 siswa terdiri dari 67 siswa memiliki sikap yang yang baik dan 38 responden yang memiliki sikap kurang baik. Kemudian total siswa yang menjadi responden, yang memiliki tindakan kurang baik sebanyak 40 siswa yang terdiri dari 23 siswa yang mempunyai sikap kurang baik dan 17 siswa yang memiliki sikap yang baik. Hasil yang didapatkan yaitu terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan PHBS Sekolah karena nilai p value 0,033< α (0,05). Hasil uji bivariat juga menunjukkan bahwa nilai O.R 2,385 yang berarti sikap yang baik akan 2,4 kali lipat siswa akan memiliki tindakan baik dibandingkan dengan sikap yang kurang baik.

Sementara itu penelitian yang dilakukan oleh Jelantik dan Astarini tahun 2015, tentang Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Sarana dengan Kebiasaan cuci Tangan Pakai Sabun untuk Mencegah Diare dan Ispa pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ampen Tengah Kota Mataram diperoleh bahwa responden sikapnya “kurang”, yakni sebanyak 35 orang (43,75%), sedangkan

responden yang sikapnya “cukup” sebanyak 28 orang (35,0%). Dan responden yang sikapnya

“baik” sebanyak 17 orang (21,27 %). Sikap responden memiliki nilai probabilitas = 0,009

< α 0,05, yang berarti bahwa ada hubungan bermakna antara hubungan sikap dengan kebiasaan cuci tangan pakai sabun pada ibu rumah tangga.

KESIMPULAN

1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dengan tindakan PHBS Sekolah di SD Negeri 126 Manado

2. Terdapat hubungan antara sikap dengan tindakan PHBS Sekolah di SD Negeri 126 Manado.

SARAN

1. Sekolah dalam hal ini guru-guru berperan dalam memberikan informasi secara terus menerus kepada siswa mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekolah

2. Sekolah dalam hal ini kepala sekolah ataupun pihak yang terkait menyediakan fasilitas yang lengkap

(6)

berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Sekolah berupa penyediaan wastafel (tampat mencuci tangan yang memadai dan disediakan sabun), tempat sampah yang memadai, penyedian alat-alat penunjang olahraga, alat untuk menimbang berat dan mengukur tinggi badan siswa.

3. Pihak-pihak yang terkait dalam hal ini Dinas Pendidikan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan yang ada di kota Manado agar dapat berperan dalam memberikan penyuluhan dan penyediaan sarana dan prasarana dalam menunjang terlaksananya PHBS di Sekolah.

4. Bagi peneliti lain yang akan meneliti berkaitan dengan PHBS di Sekolah agar nantinya dapat meneliti variabel- variabel lain yang berkaitan dengan pelaksanaan program PHBS di sekolah agar nantinya juga dapat menjadi bahan masukan bagi sekolah ataupun instansi-instansi terkait.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:2269/MENKES/PER/2011 tentang Pedoman Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta.

Diana, M. F,.Susanti. F,.Irfan, A. 2014.

Pelaksanaan Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

SD Negeri 001 Tanjung Balai Karimun. Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol.8 No.1. Padang.

Jelantik, I. Astarini, I. 2015. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Ketersediaan Sarana dengan Kebiasaan cuci Tangan Pakai Sabun untuk Mencegah Diare dan Ispa pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Ampen Tengah Kota Mataram. Media Bina Ilmiah Volume 9, No. 1, Februari 2015

Habeahan, J. 2009. Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Prilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak-anak di Yayasan Panti Asuhan Rapha-El Simaling Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan Tahun 2009. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan.

Proverawati, A dan Rahmawati, E.

2011.PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Nuha Medika.

Yogyakarta

Sulastri. K, Purna, I. N, Suyasa, I. N. 2014.

Hubungan Tingakat Pengetahuan dengan Perilaku Anak

Sekolah Tentang Hidup Bersih dan Sehat di Sekolah Dasar Negeri Wilayah Puskesmas Sulemadeng Timur II. Jurnal Kesehatan

(7)

Lingkungan Vol. 4 No.1, Mei 2014 : 99-106. Sulemadeng

Taufiq, M. Nyorong, M. Riskiyani, S. 2013.

Gambaran Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Masyarakat Di Kelurahan Parangloe Kecamatan Tamalanrea Kota Makasar.

Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin.

Makassar.

Wati, R. 2011. Pengaruh Pemberian Penyuluhan PHBS tentang Mencuci Tangan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Mencuci Tangan Pada Siswa Kelas V di SDN Bulukantil Surakarta.

Karya Tulis Ilmiah Program Studi D IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

pelayanan maksimal, dengan berpedoman pada Tri Brata dan Catur Prasetya dan Komisi Kode Etik Profesi Polri sebagaimana tugas pokok kepolisian yaitu mengayomi

=aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' =aluasi yang diharapkan pada pasien dengan post operasi fraktur adalah ' &amp;. yeri dapat berkurang

Lebih lanjut, Jawaher menjelaskan bahwa apabila semua bentuk kerjasama itu dan dilakukan secara intens maka diharapkan anak-anak tunagrahita mampu secara perlahan

Menyajikan dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan distribusi data, nilai rata-rata, median, modus dan sebaran data untuk mengambil kesimpulan membuat keputusan dan membuat

Pengujian kedua menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74 o dan jumlah sudu 24 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah runner yang dibuat

Perkara yang penting dalam integrasi ICT ialah setiap strategi itu harus menjurus kepada keperluan P&amp;P dan sebagai satu cara untuk guru dan pelajar menyelesaikan masalah

Pelaksana riset dapat menggunakan data yang saat ini digunakan dalam perhitungan CMP/EWS, atau data lainnya sesuai dengan variabel yang akan digunakan pada riset ini, selama

a. BRI Syariah menyalurkan pinjaman dana talangan pelaksanaan ibadah haji kepada nasabah sebesar paket dana talangan ibadah haji. Dana talangan ini dipinjamkan dengan pengembalian