• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisan Efektifitas Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisan Efektifitas Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Analisan Efektifitas Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan ( PBB-P2 ) Kota Tangerang

Peralihaan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangungan Pedesaan dan Perkotaan ( PBB-P2 ) Kota Tangerang yang kini dikelola oleh Badan Pendapatan Dearah ( BPD ) terhitung sejak Januari 2014, dan pada Periode 5 tahun terakhir ini yaitu pada tahun 2012-2016, PBB-P2 Kota Tangerang mengalami penerimaan saat 2012-2013 dimana PBB-P2 masih merupakan Pajak Pusat, dengan memperoleh prosentase 113% pada tahun 2012 dan menurun pada tahun 3013 yaitu 87%, dengan realisasi yang baik, kemudian saat masa peralihan pada tahun 2014-2016 dari tahun ke tahunnya selalu mengalami peningkatan, walaupun tingkat efektifitasnya mengalami fluktuasi, tingkat efektifitas saat PBB-P2 dikelola oleh Pemerintah Daerah yaitu dengan prosentase, Tahun 2014 yaitu 89%, Tahun 2015 yaitu 107%, dan Tahun 2016 yaitu 104% dengan rata-rata tingakat efektifitas sangat efektif, dengan realisasi yang selalu meningkat namun efektifitasnya tidak lebih baik bila dibandingan dengan pada saat PBB-P@

dikelola Pemerintah Pusat. berikut ini peritungan tingkat efektifitas penerimaan PBB-P2 Kota Tangerang selama periode 2012-2016 dari data yang diperoleh dan

(2)

dioleh secara langsung oleh Badan Pendapatan Daerah ( BPD ) Kota Tangerang tahun 2016 berdasarkan Surat Keputusan Walikota Tangerang.

Besarnya Tingkat Efektifitas penerimaan PBB- P2 kota Tangerang dari Tahun 2012-2016 dapat dilihat pada table 4.1 :

Tabel 4.1

Efektifitas Penerimaan PBB P2 Kota Tangerang Tahun 2012-2016

Tahun Target Realisasi Tingkat

Efektifitas Keterangan 2012 162.195.169.244 183.363.977.094 113% Sangat Efektif 2013 218.666.950.104 190.288.880.870 87% Cukup Efektif 2014 290.000.000.000 257.886.335.593 89% Cukup Efektif 2015 287.000.000.000 306.778.857.973 107% Sangat Efektif 2016 341.000.000.000 355.233.191.310 104% Sangat Efektif Data Diolah,2016 ( Badan Pendapatan Daerah Kota Tangerang)

Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui dan dianalisis bahwa tingkat efektifitas penerimaan PBB-P2 Kota Tangerang tahun 2012-2016 mengalamin kenaikan dan penurunan (fluktuatif). Namun dari segi nominal realisasinya justru penerimaan dari tahun ke tahunnya selalu meningkat.

Dapat dilihat pada tabel bahwa pada tahun 2012 saat penerimaan PBB mengalami proses peralihan dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah tingkat efektifitanya mencapai lebih dari target yaitu dengan perolehan

(3)

presentase yang sangat efektif sebesar 113% , sampai pada saat tahun 2013 mengalami selisih penurunan efektifitas sebesar 26% yaitu dengan perolehan presentase yang tergolong cukup efektif 87%, pada tahun berikutnya yaitu 2014 efektifitas PBB kembali meningkat sebesar 2% dengan perolehan presentasi 89%

walaupun sangnt kecil namun ini dianggap cukup efektif karna perolehan ini belum mencapai diangka prosentase 2 tahun sebelumnya, kemudian pada akhirnya tingkat efektifitas kembali meningkat di tahun 2015 yaitu 107%

dengan selisih tahun sebelumnya sebar 18% hal ini menunjukan bahwa ditahun ini perolehan penerimaan sangat efektif, kemudian ditahun 2016 kembali menurun sebesar 3% yaitu dengan perolehan presentase 104% akan tetapi penurunan ini hanya penurunan dengan angka presentase yang tipis sehingga tidak mempengaruhi nilai yang sangat efektif.

Pada tabel juga dijelaskan bahwa penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan Kota Tangerang tidak hanya dapat dilihat dari prosentase tingkat efekktifitasnya saja, namun bisa kita lihat bahwa angka realisasi penerimaan PBB-P2 Kota Tangerang selalu mengalami peningkatan pada 5 tahun terakir, walau demikian realisai penerimaan PBB P-2 Kota Tangerang belum cukup baik dengan kesesuian target penerimaan berdasarkan potensi yang ada yang terkait dengan pengelolaan Pajak Bumi dan Bangunan.

B. Analisis Kontribusi PBB Perkotaan dan Pedesaan ( PBB-P2) Kota Tangerang Tahun 2012-2016

(4)

Terhitung 1 Januari 2011 saat masa peralihan yang telah ditetapkan pemerintah melalui undang Nomor 28 tahun 2009 bahwa PPB-P2 Kota Tangerang Resmi dikelola pemeritah daerah yaitu oleh Badan Pendapatan Daerah (BPD) Kota Tangerang. Sejak tahun 2011 PBB mulai berkontribusi langsung terhadap pendapatan Pajak daerah dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tangerang, sejak diberlakukaannya peralihan tersebut, secara mandiri mengelola pemungutan, penerimaan, hingga alokasi PBB-P2 sebagai salah satu pendapatan yang akan digunakan untuk pembangunan kota tangerang, seperti halnnya digunakan sebagai sumber dana pembangunan sarana umum /fasilitias umum, dan masih banyak lagi hal yang perlu dibiayai oleh pemerintah daerah terkait dengan kepentingan masyarakatnya, dimana kontribusi PBB-P2 terhadap PAD kota Tangerang sangat berguna bagi kesejahteraan dan kemandirian daerah Kota Tangerang, Konrtibusi terhadap PAD tidak hanya Bersumber dari PBB-P2 saja karena masih banyak Komponen-komponen pendapat Asli daerah lainnya yang dikelola langsung oleh Pemerintah kota Tangerang, seperti, Retribusi daerah, pengelolaan Kekayaan milik daerah, dan lain-lain yang terkait dengan aset daerah yang memberikan kontribusi terhadap penerimaan Dearah. berikut ini merupakan Tabel APBD Kota Tangerang Tahun Anggaran 2012-2016 :

(5)

Tabel 4.2

Komponen PAD pada APBD Kota Tangerang

TA 2012-2016

Tahun Jenis Pendapatan Jumlah Pendapatan

APBD TA 2012 Hasil Pajak Daerah 332.800.663.008

Hasil Retribusi Daerah 40.408.925.295

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 14.354.448.928

Lain-lain Pendapat asli daerah yang sah 6.267.897.483

Totap PAD 393.831.934.714

APBD TA 2013 Hasil Pajak Daerah 445.000.000.000

Hasil Retribusi Daerah 71.408.755.358

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 8.449.655.629

Lain-lain Pendapat asli daerah yang sah 28.250.000.000

Totap PAD 553.108.410.987

APBD TA 2014 Hasil Pajak Daerah 909.500.000.000

Hasil Retribusi Daerah 113.282.887.062

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 13.225.000.000

Lain-lain Pendapat asli daerah yang sah 48.014.124.000

Totap PAD 1.084.022.011.062

APBD TA 2015 Hasil Pajak Daerah 1.066.350.000.000

Hasil Retribusi Daerah 77.716.510.273

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 13.361.228.922

Lain-lain Pendapat asli daerah yang sah 156.125.964.000

Totap PAD 1.313.553.703.195

APBD TA 2016 Hasil Pajak Daerah 1.192.000.000.000

Hasil Retribusi Daerah 82.210.700.166

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan 13.850.000.000

Lain-lain Pendapat asli daerah yang sah 170.668.590.375

Totap PAD 1.458.729.290.541

(6)

Pendapatan Asli Daerah adalah hak dari pemerintah daerah yang diakui sebagai nilai kekayaan bersih dalam periode tahun yang bersangkutan.

PAD bertujuan untuk memberikan kewenangan kepada pemerintah daerah untuk menandai pelaksanaan otonomi daerah di wilayahnya. Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu komponen sumber penerimaan daerah Kota Tangerang. Sumber PAD kota Tangerang terdiri dari hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah , hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain yang sah.

Berdasarkan tabel 4.2 Pendapata Asli Daerah (PAD) kota Tangerang selalu mengalami peningkatan tiap tahunya tepatnya % tahun terahir dalah perioode tahun Anggaran 2012-2016. Seperti yang tersaji pada tabel 4.2 dapat dilihat bahwa komponen penyumbang terbesar PAD dalam APBD yaitu pajak daerah, hampir disetiap tahunnya pajak daerah ikut berkontribusi tinggi terhadap pendapatan asli daerah kota Tangerang. Pada tahun 2012 PAD kota tangerang sebesar Rp 393.831.934.714 kemudian bertambah Rp 159.276.476.273 ditahun 2013 menjadi Rp 553.108.410.987 dan bertambah kembali sebesar Rp 530.913.600.075 pada tahun 2014 menjadi Rp 1.084.022.011.062, lalu bertambah kembali sebesar Rp 229.531.692.133 pada tahun 2015 menjadi Rp 1.313.553.703.195, dan terakhir di 2016 kembali bertambah sebesar Rp 145.175.587.346 menjadi Rp 1.458.729.290.541.

(7)

Pendapatan Asli Daerah Kota Tangerang memang banyak disumbang dari komponen pajak daerah seperti PBB dan lainnya yang sah dikelola oleh pemerintah daerah kota tangerang, dimana PBB termasuk kedalam golongan pajak daerah, dan ikut berkontrubusi terhadap Pendapat asli daerah secara maksimal untuk peningkata pendapatan daerah Kota Tangerang. Berikut akan dijelaskan dalam Tabel 4.3 dan tabel 4.4 yaitu kontibusi PBB-P2 terhadap PAD dan kontribusi PBB-P2 terhadap Pajak Daerah.

Tabel 4.3

Kontribusi PBB-P2 Terhadap Pajak Daerah

Tahun Realisasi PBB Realisasi Pajak

Daerah Kontribusi Kriteria Kontribusi 2012 183.363.977.094 332.800.663.008 55% Sangat Baik 2013 190.288.880.870 445.000.000.000 43% Baik 2014 257.886.335.593 909.500.000.000 28% Sedang 2015 306.778.857.973 1.066.350.000.000 29% Sedang 2016 355.233.191.310 1.192.000.000.000 30% Sedang

Tabel 4.4

Kontribusi PBB-P2 Terahadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Tahun Realisasi PBB Realisasi PAD Kontribusi Kriteria Kontribusi 2012 183.363.977.094 393.831.934.714 47% Baik 2013 190.288.880.870 553.108.410.987 34% Cukup Baik 2014 257.886.335.593 1.084.022.011.062 24% Sedang 2015 306.778.857.973 1.313.553.703.195 23% Sedang 2016 355.233.191.310 1.458.729.290.541 24% Sedang

(8)

Berdasarkan data yang ada dapat diketahui bahwa Kontribusi PBB perkotaan dan Pedesaan kota Tangerang terhadap pajak daerah selama lima periode tahun anggaran 2012-2016 mengalami penuruna. Besarnya kontribusi pajak daerah pada tahun 2012 yang merupakan kontribusi tertinggi yaitu 55%

dengan kriterian sangat baik, dan pada tahun 2013 menurun pada angka presentase 43% dengan kriteria kontribusi yang baik, kemudian menurun dengan kriteria kontribusi yang sedang pada tahun 2014 dengan presentase 28%, lalu menaik di 2015 sebesar 29% dengan kriteria sedang, dan kembali menaik pada tahun 2016 yaitu 30% dengan kriteria kontribusi sedang.

Kontribusi PBB Perkotaan Dan Pedesaan kota Tangerang terhadap Pendapatan Asli Daerah juga mengalami penurunan. Kontribusi tertinggi pada lima periode tahun anggaran 2012-2016 yang diberikan PBB terhadap PAD pada tahun 2012 yaitu 47% dengan kriterian baik, lalu pada tahun 2013 memberikan kontribusi 34% dengan kriteria kontribusi yang cukup baik, pada 2014 juga kembali menurun yaitu hanya 24% dengan kriteria kontribusi sedang, dan 2015 memperoleh angka presentase yang menurun kembali yaitu 23%

dengan kriteria sedang, terakhir pada 2016 memperoleh angka presentase 24%

dengan kriteria kontribusi yang sedang.

Penurunan Kontribusi PBB perkotaan dan Pedesaan Tangerang terhadap pajak Daerah maupun Pendapatan Asl8i Daerah dikarenakan adanya kendala dalam rangka optimalisasi penerimaan PBB-P2, sehingga hal tersebut

(9)

berdampak terhadap kontribusi yang diberikan PBB-P2 terhadap pajak daerah dan Pendapatan Asli daerah (PAD). Kendala tersebut berupa Kuraangnya kesadaran warga untuk membayar pajak, sosialisasi yang belum merata disetiap wilayahnya, dan administrasi perpajak Badan Pendapatak Daerah ( BPD ) Kota Tangerang yang belum tertata Rapi.

C. Analisis Laju Pertumbuhan PBB Pedesaan dan Perkotaan Kota Tangerang Tahun 2012-2016

Analisis Laju pertumbuhan perlu dilakukan untuk mengetahui pertumbuhan pendapatan suatu daerah dari tahun ke tahunnya. Analisa Laju pertumbuhan suatu daerah menggambarkan adanya perubahan iklim ekonomi disetiap tahunnya. Perubahan realisasi penerimaan pendapatan setiap tahunnya mempengaruhi besar atau kecilnya laju pertumbuhan penerimaan pendapatan suatu daerah . semakin besar perubahan realisasi yang diberikan, dari tahun sebelumnya, maka laju pertumbuhannya juga semakin besar pula. Demikian pula sebaliknya, semakin sedikit perubahan realisasi penerimaannya, semakin kecil pula laju pertumbuhannya. Jadi antara realisasi dengan laju pertumbuhan ini sangat erat kaitannya karna saling mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang. Laju pertumbuhan PBB kota Tangerang dan Pendapatan Asli Daerah Kota tangerang tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

(10)

Tabel 4.5

Laju Pertumbuhan PBB-P2 Kota Tangerang Tahun 2012-2016

Tahun Realisasi PBB Perubahan Laju

Pertumbuhan 2012 Rp 183.363.977.094 - - 2013 Rp 190.288.880.870 Rp 6.924.903.776 4%

2014 Rp 257.886.335.593 Rp 67.597.454.723 36%

2015 Rp 306.778.857.973 Rp 48.892.522.380 19%

2016 Rp 355.233.191.310 Rp 48.454.333.337 16%

Tabel 4.6

Laju Pertumbuhan PAD Kota Tangerang Tahun 2012-2016

Tahun Realisasi PAD Perubahan Laju

Pertumbuhan

2012 Rp 393.831.934.714 - -

2013 Rp 553.108.410.987 Rp 159.276.476.273 40.45%

2014 Rp 1.084.022.011.062 Rp 530.913.600.075 96%

2015 Rp 1.313.553.703.195 Rp 229.531.692.133 21%

2016 Rp 1.458.729.290.541 Rp 145.175.587.346 11%

Dilihat dari table 4.5 dan table 4.6 dapat diketahu bahwa Laju Pertumbuhan PBB-P2 dan PAD kota Tangerang pada 5 periode tahun anggaran 2012-2016 mengalamin fluktuasi. Laju pertumbuhan PBB-P2 tertinggi ada pada tahun 2014 dengan presentase sebesar 36% dan laju pertumbuhan tertinggi yang diperoleh PAD ada pada tahun 2014 dengan presentase sebesar 96%.

(11)

Kemudian laju pertumbuhan PBB-P2 terendah ada pada tahun 2013 dengan perolehan 4%, dan Laju pertumbuhan PAD terendah ada pada tahun 2016 sebesar 11%. Laju pertumbuhan pada realisasi PAD juga terkait pada realisasi PBB kota tangerang, karena PBB ikut berkontribusi dalam penerimaan PAD setiap tahunnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan saran untuk masyarakat ialah pasien penyakit jantung koroner yang memiliki faktor risiko hipertensi hendaknya melakukan latihan

Faktor internal yang berhubungan dengan Prestasi Belajar Akuntansi adalah Motivasi Belajar. Motivasi Belajar yaitu dorongan yang timbul dalam diri seseorang untuk mencapai

Hal ini melalui beberapa tahap menganalisis kebutuhan, menentukan tujuan yang akan dicapai, memilih isi secara tepat, menyusun isi secara runtut, memilih pengalaman

Secara lokal, dampak yang mulai dirasakan saat ini adalah sulitnya mencari sumber benih beberapa jenis tanaman untuk keperluan konservasi, budidaya, maupun

Dengan permasalahan kondisi lingkungan pekerjaan yang ada, hal ini membuat kewalahan para karyawan operator junior dalam bekerja memproses air menjadi bahan-bahan yang

Adapun kecenderungan-kecenderungan yang bisa menjadi tantangan dalam implementasi perluasan akses pendidikan dilansir dari dokumentasi RENSTRA Dinas Pendidikan Pemuda

Hal ini dibuktikan dalam penelitian Rasab (2016: p.64) daun belimbing wuluh mempunyai daya hambat pertumbuhan bakteri dikarenakan terdapat komponen kimia aktif antimikroba

Kesimpulan ini diambil oleh suku Amungme karena penduduk daerah pegunungan beranggapan bahwa jeram deras pada sungai Aikwa yang berketinggian sama dengan