• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG EFEKTIVITS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SIKAP INOVATIF, PENGETAHUAN KURIKULUM DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG EFEKTIVITS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, SIKAP INOVATIF, PENGETAHUAN KURIKULUM DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DI SMK SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN KURIKULUM DAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

DI SMK SWASTA KECAMATAN BERINGIN KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

JANDRIFAN HT. SARAGI NIM. 8106131007

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

i

Jandrifan HT. Saragi, 8106131007, Pengaruh Persepsi Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sikap Inovatif, Pengetahuan Kurikulum dan Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi Profesional . Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan, 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi, (2) pengaruh sikap inovatif terhadap motivasi berprestasi, (3) pengaruh pengetahuan kurikulum terhadap motivasi berprestasi, (4) pengaruh persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru, (5) pengaruh sikap inovatif terhadap kompetensi profesional guru, (6) pengaruh pengetahuan kurikulum terhadap kompetensi profesional guru, (7) pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi profesional guru.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif. Penelitian ini menempatkan variabel penelitian yaitu variabel endogenus dan eksogenus. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK Swasta Kecamatan Beringin yang berjumlah 85 guru. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan tabel Kreijie sehingga didapatkan sampel sebanyak 68 guru. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket dan tes.

Sebelum instrument (angket) penelitian digunakan untuk mengumpulkan data penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba yang dilakukan dengan uji validitas dan uji reliabilitas. Untuk menghitung uji validitas angket digunakan rumus product moment dan untuk uji reliabilitas angket digunakan rumus alpha untuk variabel persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, sikap inovatif, dan motivasi berprestasi, dan kompetensi profesional. Sedangkan untuk pengetahuan kurikulum digunakan rumus point biserial dan untuk reliabelitas menggunakan rumus KR 20 dari Kuder dan Richardson. Uji persyaratan analisis adalah uji normalitas, hogenitas, linieritas, dan keberartian regresi, kemudian dilakukan analisa data dengan teknik path anlisys.

Hasil dari penelitian ini ditemukan: (1) terdapat pengaruh persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi sebesar 0,32; (2) terdapat pengaruh sikap inovatif terhadap motivasi berprestasi sebesar 0,33; (3) terdapat pengaruh pengetahuan kurikulum terhadap motivasi berprestasi sebesar 0,33; (4) terdapat pengaruh persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru sebesar 0,21; (5) terdapat pengaruh sikap inovatif terhadap kompetensi profesional guru sebesar 0,21; (6) terdapat pengaruh pengetahuan kurikulum terhadap kompetensi profesional guru sebesar 0,21; (7) terdapat pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi profesional guru sebesar 0,33.

(3)

ii

Jandrifan HT. Saragi, 8106131007, The Influence of Teachers’ Perception about Principal’s Leadership Effectiveness, Innovative Attitudes, Curriculum Knowledge and Achievement Motivation Toward Professional Competence. Thesis. Post Graduate. State University of Medan, 2013.

This study aimed to determine: (1) the influence of teachers 'perceptions of the principal's leadership effectiveness towards achievement motivation, (2) the influence of innovative attitude towards achievement motivation, (3) the influence of curriculum knowledge towards achievement motivation, (4) the influence of teachers' perceptions about the effectiveness of principal’s leadership towards the professional competence of teachers, (5) the influence of innovative attitude towards professional competence of teachers, (6) the influence of curriculum knowledge towards the professional competence of teachers, (7) the influence of achievement motivation towards the professional competence of teachers.

The research method is quantitative research methods. This study puts the endogenous variables and exogenous variables. The population in this study was all teachers at SMK Private Sub Beringin totaling 85 teachers. The research sample was determined by using the Kreijie table to obtain a sample of 68 teachers. The research instrument for data collection was a questionnaire and test. Before used the instrument (questionnaire) research to gather research data, The instrument had been test by validity and reliability testing. To test the validity of the questionnaire the product moment formula was used and the test for reliability questionnaire used alpha formula for variable of teachers' perceptions about the effectiveness of school leadership, innovative attitude, achievement motivation, and professional competence. For the curriculum knowledge used point biserial formula and for reliabelitas used the formula KR 20 formula of Kuder and Richardson. Test requirements analysis is normality test, hogenitas, linearity, and the significance of regression, then data analysis used anlisys path techniques. The results of this study found: (1) there is influence of teachers' perceptions about the principal's leadership effectiveness towards achievement motivation with path coefficient was 0,32; (2) there is influence of innovative attitude towards achievement motivation with path coefficient was 0,33; (3) there is influence of achievement motivation towards curriculum knowledge with path coefficient was 0,33; (4) there is influences of teachers’ perception about the effectiveness of principal leadership towards the professional competence teachers with path coefficient was 0,21; (5) there is influence of innovative attitude towards the professional competence of teachers with path coefficient was 0,21; (6) there is influence of curriculum knowledge towards the professional competence of teachers with path coefficient was 0,21; (7) there is influence of achievement motivation towards the professional competence of teachers with path coefficient was 0,33.

If The influence of teachers' perceptions about the effectiveness of principal’s

(4)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar magister pendidikan pada Program Studi Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan. Adapun judul dari tesis ini adalah “Pengaruh Persepsi Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sikap Inovatif, Pengetahuan Kurikulum dan Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMK Swasta Kecamatan Beringin.”

Terwujudnya tesis ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan serta dorongan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rektor dan Pembantu rektor yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

2. Direktur, asisten direktur, ketua prodi, sekertaris prodi, Bapak/Ibu dosen, serta segenap pegawai Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberi pelayanan kepada mahasiswa.

3. Prof. Dr. Belferik Manullang selaku pembimbing I dan Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku pembimbing II yang dengan tulus telah meluangkan waktu membimbing dan motivasi dalam proses penulisan tesis ini.

(5)

iv

notulen sekaligus sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan.

5. Kepala sekolah SMK Sinar Harapan Bapak Pambudiono, S.T., kepala sekolah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Bapak Drs. Sulaiman, kepala sekolah SMK Jaya Krama Bapak Rudianto, S.Pd. pegawai, dan secara khusus kepada seluruh guru yang telah bersedia membantu penulis dari pelaksanaan uji coba instrument sampai pada pengumpulan data penelitian.

6. Orang tua penulis, Ayahanda J. Sidabutar dan Ibunda T.E. Sinaga yang telah banyak membantu, memberi motivasi dan doa yang tulus hingga selesainya penulisan tesis ini.

7. Adik-adik penulis, Taruli RC., Dameria R., Hendri Gilbert, Jeni Flora, Debora Tien Saragi, Cornelius, Hendrikus Ion, Alm. Cici Sila Maria, Stevanus Bona Fentura yang menjadi penyemangat penulis.

8. Mahasiswa angkatan XVIII Prodi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Unimed yaitu Sampetua Tindaon, Mansyur Pasaribu, Ispandi, Putra Sukarya Samosir, Zakie Wahidotomo, Riza Asri Lubis, M. Nazri, M. Nasir, Rani Kencana PA., Hertaty Novita Malau, Rismawati, Zul Aida, Renni Magdalena Silaban, Emma Juwita Sirait, Rami Purnama Sari Barus, yang menjadi keluarga, sahabat, dan selalu memberi motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir perkuliahan.

(6)

v

Medan, Januari 2013

Penulis,

Jandrifan HT. Saragi

(7)

x

Halaman

Gambar 2.1. A structure of a holistic competence concept ... 14

Gambar 2.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 37

Gambar 3.1 Paradigma Penelitian ... 89

Gambar 4.1. Histogram Skor Variabel Persepsi Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 114

Gambar 4.2. Histogram Skor Variabel Sikap Inovatif ... 116

Gambar 4.3. Histogram Skor Variabel Pengetahuan Kurikulum ... 117

Gambar 4.4 Histogram Skor Variabel Motivasi Berprestasi ... 118

Gambar 4.5. Histogram Skor Variabel Kompetensi Profesional Guru ... ` 120

(8)

xi

Lampiran 1 Angket Penelitian ... 182 Lampiran 2 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Persepsi Guru tentang

Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 202 Lampiran 3 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Persepsi

Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah 204 Lampiran 4 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Sikap Inovatif ... 209 Lampiran 5 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Sikap

Inovatif ... 211 Lampiran 6 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Pengetahuan

Kurikulum... 216 Lampiran 7 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket

Pengetahuan Kurikulum ... 219 Lampiran 8 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Motivasi Berprestasi ... 223 Lampiran 9 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi

Berprestasi ... 225 Lampiran 10 Sebaran Data Uji Coba Instrumen Kompetensi Profesional

Guru ... 230 Lampiran 11 Perhitungan Validitas dan Reliabilitas Angket Kompetensi

Profesional Guru ... 232 Lampiran 12 Data Hasil Penelitian ... 237 Lampiran 13 Data Variabel Penelitian ... 257 Lampiran 14 Perhitungan Distribusi Frekuensi, Median, Modus,

Harga Rata-Rata dan Standart Deviasi dari Data

Variabel Penelitian ... 260 Lampiran 15 Uji Normalitas Sebaran Data Masing-Masing Variabel

Penelitian ... 272 Lampiran 16 Perhitungan Uji Homogenitas ... 295 Lampiran 17 Identifikasi Tingkat Kecenderungan Data Variabel ... 316 Lampiran 18 Perhitungan Persamaan Regresi, Uji Kelinieran dan

Keberartian Persamaan Regresi ... 320 Lampiran 19 Perhitungan Regresi Ganda, Uji Kelinieran dan

(9)

1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi sebagai implikasi globalisasi dalam pendidikan yang memberi peluang bagi lembaga pendidikan asing membuka sekolah di Indonesia. Hal ini menambah ketatnya persaingan antarlembaga penyelenggara pendidikan dan pasar kerja. Menghadapi berbagai perubahan dan tantangan yang begitu cepat dan kompleks tersebut, maka lembaga pendidikan harus bergiat mencari alternatif dan upaya meningkatkan mutu pelayanannya untuk menghasilkan lulusan atau produk akademik yang memiliki daya saing tinggi. Alternatif yang dilakukan pemerintah dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tersebut diantaranya perbaikan kurikulum, tenaga pendidik, sarana dan prasarana. Upaya pemerintah ini membutuhkan dukungan penuh dari guru, orang tua murid, dan masyarakat.

(10)

kerja serta mengembangkan sikap profesional”. Ini berarti SMK dituntut

menyiapkan lulusan yang memiliki suatu keahlian sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional. Hal ini sejalan dengan UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (UUSPN) pasal 15, yang terkait dengan SMK menyatakan “jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, keagamaan, dan khusus”. Pasal ini menjelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang menyiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.

Untuk mencapai hal tersebut, siswa dibekali dengan materi pelajaran yang berkaitan dengan kebutuhan dunia industri. Siswa SMK dituntut memahami dan menguasai setiap program diklat yang diterima di sekolah karena setiap program diklat saling mendukung dan saling mempengaruhi pada peningkatan ilmu, keterampilan, perkembangan sikap, dan kepribadiannya untuk diterapkan pada bidang pekerjaan yang akan digeluti nantinya. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam melayani kebutuhan siswa adalah kerjasama yang sinergis dari sebuah sistem yang komponennya terdiri dari kegiatan pembelajaran, murid, sarana dan prasarana pembelajaran, dana, lingkungan masyarakat, dan efektivitas kepemimpinan kepala sekolah yang dilengkapi dengan guru yang profesional yang secara continue berupaya mewujudkan gagasan, ide, dan pemikiran dalam bentuk perilaku dan sikap yang terunggul dalam tugasnya sebagai pendidik (Bafadal, 2008: 3-4).

(11)

terdorong belajar aktif, baik secara fisik, sosial, maupun psikis untuk memahami konsep. Oleh karena itu, guru diharapkan mampu mengimbangi bahkan melampaui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini sejalan dengan pendapat Kunandar (2007:40), yang mengatakan “diperlukan seorang guru yang mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugas profesionalnya.” Sebagai ujung tombak dan sebagai salah satu penentu berhasil tidaknya tujuan pendidikan, guru harus memenuhi kompetensi yang dibutuh sebagai guru dan juga profesionalitas dan kecakapan diri. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen menjelaskan bahwa “kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku

yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya.” Kompetensi tersebut meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, Kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.

(12)

Kompetensi profesional yaitu kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi. Diharapkan guru menguasai substansi bidang studi dan metodologi keilmuannya, menguasai struktur dan materi kurikulum bidang studi, mengorganisasikan materi kurikulum bidang studi, menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran, meningkatkan kualitas pembelajaran melalui evaluasi dan penelitian.

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru dalam komunikasi secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, dan masyarakat. Diharapkan guru dapat berkomunikasi secara simpatik dan empatik dengan peserta didik, orang tua peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, dan masyarakat, serta memiliki kontribusi terhadap perkembangan siswa, sekolah dan masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) untuk berkomunikasi dan pengembangan diri. Kompetensi kepribadian artinya memiliki kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat, serta berakhlak mulia; sehingga menjadi teladan bagi siswa dan masyarakat; serta mampu mengevaluasi kinerja sendiri (tindakan reflektif) dan mampu mengembangkan diri secara berkelanjutan (tidak hanya berkembang biak saja).

(13)

Guru pun yang semula adalah jabatan, melalui UU ini ditingkatkan menjadi profesi, artinya seseorang belum bisa dinyatakan sebagai guru jika belum memenuhi persyaratan berikut: (1) kualifikasi akademik; (2) kompetensi; (3) sertifikat pendidik; (4) sehat jasmani & rohani; dan (5) kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Guru yang profesional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk malakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi profesional guru terutama guru harus memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan profesional, baik yang bersifat pribadi, sosial maupun akademis dalam bidangnya supaya materi yang diajar benar-benar dikuasai sehingga peserta didik memiliki kerampilan untuk memenuhi kebutuhan industri. Hal ini sesuai dengan pendapat Johnson (1980) dalam Fachruddin (2011:55) yang mengatakan kompetensi profesional mencakup a) penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan dan konsep-konsep dasar keilmuan yang diajarkan dari bahan yang diajarkannya itu; b) penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan; c) penguasaan proses-proses pendidikan, keguruan pembelajaran siswa.

(14)

sentral kepala sekolah. Ketiga dimensi teoretis tersebut berlandaskan pada filosofi humanistik, bahwa guru yang harus berkembang secara profesional, pada dasarnya dapat meningkatkan profesionalismenya secara mandiri. Mardapi (2012:7) dalam penelitiannya menemukan bahwa kepala sekolah harus bekerja sinergis degan pengawas sekolah dalam membangun guru yang profesional. Untuk itu pengawas harus memiliki kemampuan dalam membantu guru dalam memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Kerja yang sinergis antara kepala sekolah dengan pengawas pendidikan mutlak diperlukan dalam meningkatkan kinerja guru. Untuk itu perlu dilakukan pertemuan berkala membahas pencapaian kinerja guru dan cara untuk meningkatkannya.

(15)

belum tersertivikasi dan 20% guru belum dapat menyusun program pembelajaran serta menguasai kelas. Hal ini menunjukkan bahwa kompetensi profesional guru masih rendah. Jika guru memiliki kompetensi profesional yang tinggi pastinya akan menghasilkan lulusan SMK yang memiliki kompetensi kejuruan yang tinggi pula.

Selain kompetensi guru, motivasi berprestasi guru juga memegang peranan penting dalam sukses atau tidaknya system pendidikan dan pembelajaran di sekolah. Mc Clelland dalam Robbins (2002:61) menyatakan bahwa individu yang tinggi motivasi berprestasi akan menunjukkan keutamaan yang tinggi kepada situasi yang sederhana, yaitu kemungkinan derajat mencapai keberhasilan dan kegagalan adalah sama. Sebaliknya orang-orang yang rendah motivasi kerjanya suka kepada situasi yang sangat sukar atau sangat mudah mencapai keberhasilan. McClelland memberi ciri-ciri yang ada pada individu yang mempunyai motivasi kerja/pencapaian yang tinggi; a) suka membuat kerja yang berkaitan dengan prestasi, b) suka mengambil risiko yang sederhana, c) lebih suka membuat kerja yang mana individu itu bertanggungjawab bagi keberhasilan kerja itu, d) suka mendapat kemudahan tentang kerja itu, e) lebih mementingkan masa depan daripada masa sekarang dan masa yang telah lalu, dan f) tabah apabila menemui kegagalan. Sifat-sifat tesebut dikatakan sebagai puncak yang membedakan seseorang.

(16)

serta tugas yang dibebankan kepadanya, karena tidak jarang kegagalan pendidikan dan pembelajaran di sekolah disebabkan oleh kurangnya pemahaman kepala sekolah terhadap tugas-tugas yang harus dilaksanakannya. Kepala sekolah juga harus menjalankan fungsinya sebagai supervisor sampai kepada memberikan sanksi kepada guru. Selain itu, persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah juga menjadi hal yang mendorong motivasi guru dalam membuat silabus, RPP, melakukan proses KBM, sampai penilaian atau evaluasi terhadap siswa.

(17)

Persoalan lain yang tidak kalah penting adalah pengetahuan kurikulum guru. Kurikulum memegang peranan penting dalam pendidikan, sebab berkaitan dengan penentuan arah, isi, dan proses pendidikan yang pada akhirnya menentukan kualifikasi lulusan suatu lembaga pendidikan. Seiring dengan perkembangan zaman, maka dunia pendidikan harus melakukan inovasi. Inovasi dalam pendidikan akan tercapai sasarannya jika progam pendidikan tersebut dirancang dan diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan tuntutan zaman. Sebagai tenaga profesional, guru merupakan pintu gerbang inovasi sekaligus gerbang menuju pembangunan yang terintegrasi. Oleh karena itu, guru harus memiliki pengetahuan kurikulum dengan sebaik- baiknya.

Berdasarkan keadaan yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Persepsi Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sikap Inovatif, Pengetahuan Kurikulum dan Motivasi Berprestasi terhadap Kompetensi Profesional Guru di SMK Swasta Kecamatan Beringin.”

B. Identifikasi Masalah

(18)

guru? 6) Apakah sikap inovatif guru berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru? 7) Bagaimanakah sikap inovatif guru SMK Swasta Kecamatan Beringin? 8) Apakah pengetahaun kurikulum guru berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru SMK Swasta Kecamatan Beringin? 9) Bagaimanakah pengetahuan kurikulum guru di SMK Swasta Kecamatan Beringin? 10) Apakah efektivitas kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru? 11) Apakah sikap inovatif guru berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru? 12) Apakah pengetahaun kurikulum guru berpengaruh terhadap motivasi berprestasi guru? 13) Apakah motivasi berprestasi guru berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan hasil identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi hanya kepada variabel-variabel yang diyakini memiliki pengaruh terhadap kompetensi profesional guru. Variabel-variabel endogen tersebut adalah persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, sikap inovatif, pengetahuan kurikulum guru, motivasi berprestasi sebagai variabel intervening serta kompetensi profesional guru sebagai variabel endogen.

D. Perumusan Masalah

(19)

1. Apakah persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap motivasi berprestasi?

2. Apakah sikap inovatif berpengaruh terhadap motivasi berprestasi?

3. Apakah pengetahuan kurikulum berpengaruh terhadap motivasi berprestasi? 4. Apakah persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah

berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru?

5. Apakah sikap inovatif berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru? 6. Apakah pengetahuan kurikulum berpengaruh terhadap kompetensi

profesional guru?

7. Apakah motivasi berprestasi berpengaruh terhadap kompetensi profesional guru?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengungkapkan tentang pengaruh persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, sikap inovatif, pemgetahuan kurikulum dan motivasi berprestasi terhadap kompetensi profesional guru sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi berprestasi.

2. Pengaruh sikap inovatif terhadap motivasi berprestasi.

3. Pengaruh pengetahuan kurikulum terhadap motivasi berprestasi.

4. Pengaruh persepsi guru terhadap efektivitas kepemimpinan kepala sekolah terhadap kompetensi profesional guru.

(20)

6. Pengaruh pengetahuan kurikulum terhadap kompetensi profesional guru. 7. Pengaruh motivasi berprestasi terhadap kompetensi profesional guru.

F. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:

1. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah pengetahuan khususnya dalam hal persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, sikap guru, pengetahuan kurikulum dan motivasi berprestasi berkenaan dengan pengaruhnya terhadap kompetensi profesional guru.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan masukan bagi pengambil kebijakan seperti dinas pendidikan dan kepala sekolah, serta guru dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.

(21)

163

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang diuraikan pada bab sebelumnya, terkait dengan persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, sikap inovatif, pengetahuan kurikulum, motivasi berprestasi dan kompetensi profesional guru, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. Temuan membuktikan bahwa tinggi rendahnya motivasi berprestasi dipengaruhi secara langsung oleh persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah, sikap inovatif, dan pengetahuan kurikulum. 2. Persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah memberikan

pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi. Artinya, semakin tinggi persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin meningkat motivasi berprestasi.

3. Sikap inovatif memberikan pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi. Artinya, semakin tinggi sikap inovatif maka semakin meningkat motivasi berprestasi.

4. Pengetahuan kurikulum memberikan pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi. Artinya, semakin tinggi pengetahuan kurikulum maka semakin meningkat motivasi berprestasi.

(22)

motivasi berprestasi.

6. Persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah memberikan pengaruh langsung terhadap kompetensi profesional dan pengaruh tidak langsung melalui variabel motivasi berprestasi. Artinya, semakin tinggi persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin meningkat kompetensi profesional guru.

7. Sikap inovatif memberikan pengaruh langsung terhadap kompetensi profesional guru dan pengaruh tidak langsung melalui variabel motivasi berprestasi. Artinya, semakin tinggi sikap inovatif maka semakin meningkat kompetensi profesional guru.

8. Pengetahuan kurikulum memberikan pengaruh langsung terhadap kompetensi profesional guru dan pengaruh tidak langsung melalui variabel motivasi berprestasi. Artinya, semakin tinggi pengetahuan kurikulum maka semakin meningkat kompetensi profesional guru.

9. Motivasi berprestasi memberikan pengaruh langsung terhadap kompetensi profesional guru. Artinya, semakin tinggi motivasi berprestasi maka semakin meningkat kompetensi profesional guru.

B. IMPLIKASI

(23)

kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Upaya Peningkatan Persepsi Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Berprestasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah dapat memberi pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini mengindikasikan bahwa persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah perlu ditingkatkan. Peningkatan persepsi guru tentang efektivitas kepala sekolah dapat diupayakan baik oleh kepala sekolah, guru maupun pihak lain.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah untuk menumbuhkan persepsi yang baik dari guru adalah dengan membuat kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan lingkungan kerja. Sebaiknya kepala sekolah tidak membuat keputusan yang memihak kepada seseorang atau sekelompok guru tertentu karena hal itu akan membawa kepada kekecewaan dari guru lainnya, serta akan berpengaruh buruk terhadap kepemimpinan kepala sekolah. Dengan baiknya kepala sekolah memimpin lingkungan kerjanya akan memberikan persepsi yang baik dari guru sebagai bawahannya. Dengan baiknya kepemimpinan kepala sekolah akan dapat meningkatkan motivasi berprestasi guru dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari di sekolah.

(24)

mutu tenaga kependidikan di bidang pengetahuan, kemampuan, kepribadian agar lebih mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsi jabatannya. Selain itu kepala sekolah perlu membangun kebersamaan dalam organisasi, sehingga dalam bekerja para anggota akan saling membantu dalam bekerja atau bekerja dama dan sama-sama bekerja dengan demikian motivasinya akan semakin baik pula. Dengan kata lain, guru-guru dan siswa tidak dalam keadaan terpaksa dalam melakukan tugas-tugasnya tetapi karena motivasi yang timbul dari diri guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran dan sekolah secara maksimal.

(25)

terutama dalam rangka untuk pengambilan keputusan. Selanjutnya dalam berpartisipasi ini kepala sekolah juga mengikutsertakan guru dalam menentukan kebijakan yang diambil oleh sekolah. Ketiga. kepala sekolah menciptakan suasana yang kondusif sehingga tidak terjadi gejolak ketidak puasan guru. Suasana yang kondusif bisa terjadi seperti manajemen pendidikan yang terbuka, dinamis, tidak terlalu formal, dan peraturan yang fleksibel, demokrasi berlaku, adanya saling menghargai dan mendukung diantara warga sekolah. Dengan demikian, apabila persepsi guru tentang efektivitas kepemimpinan kepala sekolah guru telah maksimal maka motivasi berprestasi guru juga akan tinggi.

2. Upaya Peningkatan Sikap Inovatif dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Berprestasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap inovatif dapat memberi pengaruh langsung terhadap motivasi berprestasi guru. Hal ini mengindikasikan bahwa sikap inovatif perlu ditingkatkan. Peningkatan sikap inovatif dapat diupayakan baik oleh kepala sekolah, guru maupun pihak lain. Melalui peningkatan sikap inovatif, guru berusaha untuk menghasilkan produk baru bagi dunia pendidikan. Upaya-upaya untuk meningkatkan sikap inovatif adalah Pertama, guru harus mampu mengikuti segala perubahan yang terjadi dalam

(26)

baik agar dia dapat mengikuti perkembangan pembelajaran/pendidikan. Ketiga, kreativitas dari guru yang termasuk bagian dari inovasi dapat ditumbuh kembangkan dengan beberapa cara yaitu mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat dicapai kualiatas yang lebih tinggi. Bagi guru yang menemukan ide-ide atau produk baru yang dapat meningkatkan proses pembelajaran agar diberikan penghargaan termasuk promosi jabatan. Mengembangkan motivasi berprestasi guru sebenarnya dimulai dari dalam guru itu sendiri, sebab keinginan berprestasi merupakan keinginan yang dimulai dari keinginan diri sendiri untuk membuat prestasi. Oleh karean itu, agar motivasi berprestasi guru meningkat, guru harus memulainya dari dalam diri sendiri dengan meningkatkan sikap inovatifnya mulai dari penerimaan terhdap perubahan, menciptakan sesuatu yang baru, terbuka terhadap pengalaman baru dan memiliki kreativitas yang tinggi. Dengan demikian, apabila sikap inovatif guru telah maksimal maka motivasi berprestasi guru juga akan tinggi.

3. Upaya Peningkatan Pengetahuan Kurikulum dalam Rangka Meningkatkan Motivasi Berprestasi.

(27)

kurikulum dalam proses belajar mengajar. Langkah ini di tempuh dengan cara memberi pelatihan maupun seminar mengenai kurikulum baik perencanaan, pengembangan, implementasi dan evaluasi kurikulum. Kedua, mengikutsertakan guru dalam penyusunan kurikulum di sekolah sehingga guru dapat lebih paham dan mengerti tentang kurikulum yang berlaku. Ketiga, kepala sekolah memfasilitasi sekolah dengan teknologi informasi yang lebih maju sehingga guru dapat dengan mudah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan kurikulum pendidikan dan dapat dengan mudah mempelajari serta menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, apabila pengetahuan kurikulum telah maksimal maka motivasi berprestasi guru juga akan tinggi.

4. Upaya Peningkatan Persepsi Guru tentang Efektivitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru.

(28)

sekolah, maka persepsi guru terhadap keefektivan kepemimpinan kepala sekolah akan lebih meningkat karena merasa lebih memiliki dan lebih Kedua, kepala sekolah perlu melakukan evaluasi tentang efektivitas kepemimpinannya melalui penyebaran instrumen mengenai efektivitas kepemimpinan kepala sekolah. Instrumen tersebut dapat diambil dari penelitian ini. Instrument tersebut dapat diisi oleh guru dan pegawai sekolah secara bersama-sama kemudian hasilnya dibahas dalam diskusi antara kepala sekolah dengan guru dan pegawai. Dengan demikian, apabila persepsi guru tentang keefektifan kepemimpinan kepala sekolah telah maksimal maka kompetensi profesional guru juga akan tinggi karena keteladanan kepala sekolah atau sikap positif dari kepala sekolah akan sangat berpengaruh untuk meningkatkan dan memelihara kompetensi profesional guru agar tujuan organisasi dapat tercapai dengan baik.

5. Upaya Peningkatan Sikap Inovatif dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru.

(29)

yaitu setiap saat guru hendaknya menerima pengetahuan dan inovasi baru dalam pembelajaran. Bila ada sesuatu yang baru yang mampu meningkatkan mutu pendidikan, guru harus meresponnya dengan baik agar dia dapat mengikuti perkembangan pembelajaran/pendidikan. Ketiga, kreativitas dari guru yang termasuk bagian dari inovasi dapat ditumbuh kembangkan dengan beberapa cara yaitu mengatur kembali jenis dan pengelompokan pelajaran, waktu, ruang kelas, cara-cara menyampaikan pelajaran sehingga dengan tenaga, alat, uang, dan waktu yang sama dapat dicapai kualiatas yang lebih tinggi. Bagi guru yang menemukan ide-ide atau produk baru yang dapat meningkatkan proses pembelajaran agar diberikan penghargaan termasuk promosi jabatan.

(30)

Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengetahuan kurikulum dapat memberi pengaruh langsung terhadap kompetensi profesional guru. Hal ini mengindikasikan bahwa pengetahuan kurikulum perlu ditingkatkan. Peningkatan pengetahuan kurikulum dapat diupayakan baik oleh kepala sekolah, guru maupun pihak lain. Upaya-upaya untuk meningkatkan pengetahuan kurikulum adalah Pertama, guru perlu ditingkatkan kesadaran akan pentingnya pengetahuan

kurikulum dalam proses belajar mengajar. Langkah ini di tempuh dengan cara memberi pelatihan maupun seminar mengenai kurikulum baik perencanaan, pengembangan, implementasi dan evaluasi kurikulum. Ciri khas orang yang mempunyai kompetensi profesional yang tinggi adalah dengan tingginya pengetahuan guru tentang kurikulum. Kedua, mengikutsertakan guru dalam penyusunan kurikulum di sekolah sehingga guru dapat lebih paham dan mengerti tentang kurikulum yang berlaku. Ketiga, kepala sekolah memfasilitasi sekolah dengan teknologi informasi yang lebih maju sehingga guru dapat dengan mudah mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi dengan kurikulum pendidikan dan dapat dengan mudah mempelajari serta menerapkannya dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, apabila pengetahuan kurikulum telah maksimal maka kompetensi profesional guru juga akan tinggi.

7. Upaya Peningkatan Motivasi Berprestasi dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru.

(31)

motivasi berprestasi dapat diupayakan baik oleh kepala sekolah, guru maupun pihak lain. Guru dapat memotivasi diri mereka sendiri untuk bekerja mencapai puncak prestasi. Hal ini disebabkan guru mempunyai kebanggaan kepada organisasi dan profesi, guru berkeinginan untuk berhasil dengan melakukan pekerjaan sebaik mungkin, guru mempunyai tanggung jawab yang tinggi, guru bekerja dengan berorientasi ke masa depan, serta guru berani memikul resiko. Orientasi untuk berprestasi ini akan mendorog guru untuk melakukan pekerjaan sebaik mungkin.

Motivasi berprestasi guru adalah dorongan seorang guru untuk berprestasi dengan melakukan tindakan dan mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Motivasi berprestasi merupakan faktor pendukung pada kompetensi profesional guru. Guru mengajar karena punya motif, guru mengajar karena adanya motivasi yang mendasari dirinya untuk mengajar. Motivasi bisa terjadi jika kebutuhan guru untuk berprestasi dipenuhi seperti dengan cara mendorong guru untuk meningkatkan karirnya; meningkatkan kesejahteraan guru, memberikan reward/penghargaan kepada guru yang berhasil, membuat suasana kekeluargaan di sekolah, dan komunikasi yang terbuka maka akan berpengaruh positif terhadap peningkatan kompetensi profesional guru. Selanjutnya motivasi berprestasi bisa terjadi karena di dalam diri guru itu sendiri mempunyai dorongan untuk berprestasi, dorongan ini untuk memenuhi kebutuhan berprestasi guru.

(32)
(33)

perhatian kepada guru akan membuat guru merasa berharga dan merasa dihargai dan akan lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya. Dengan demikian, apabila motivasi berprestasi guru telah maksimal maka kompetensi profesional guru juga akan tinggi.

C. SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian di atas dikemukakan beberapa saran bagi berbagai pihak yang berkaitan langsung maupun tidak langsung dengan peningkatan kompetensi profesional guru. Saran yang dimaksudkan antara lain:

1. Kepala sekolah hendaknya:

a. Mengajak guru untuk bersama-sama dalam pengambilan keputusan dan segala jenis kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan program sekolah.

b. Melakukan evaluasi mengenai keefektivan kepemimpinan kepala sekolah melalui persepsi para guru maupun pegawai sekolah.

c. Memberikan motivasi kepada guru untuk lebih meningkatkan kompetensi profesionalnya dengan memberikan ijin maupun dana untuk mengikuti pelatihan-pelatihan di luar maupun di dalam sekolah yang akan meningkatkan kompetensi profesional guru.

2. Guru hendaknya:

(34)

belajar mengajar dengan banyak membaca buku-buku mengenai kurikulum dan pembelajaran.

c. Meningkatkan motivasi di dalam dirinya untuk lebih berprestasi.

d. Meningkatkan sikap inovatifnya baik dalam bentuk kreativitas dalam melaksanakan program pembelajaran, mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi maupun menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran

e. Mengikuti berbagai pelatihan-pelatihan yang akan meningkatkan keahlian dalam bidang yang digelutinya.

3. Dinas pendidikan

a. Memberikan arahan, dorongan maupun pelatihan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan keefektivan kepemimpinan kepala sekolah.

b. Mengirimkan pengaawas pendidikan yang mampu memberikan arahan maupun masukan kepada kepala sekolah dalam meningkatkan keefektivan kepemimpinan kepala sekolah, membimbing guru dalam peningkatan sikap inovatif, pengetahuan kurikulum, motivasi berpretasi dan kompetensi profesional yang dimiliki guru.

(35)
(36)

Aqib, Zainal. 2009. Menjadi Guru Profesional Berstandar Nasional. Bandung: Yrama Widya.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 2011. Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

B. Uno, Hamzah. 2011. Profesi Kependidikan: Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Banun Muslim, Sri. 2009. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Endang Sri Budi Herawati. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Kompetensi Guru terhadap Prestasi Kerja Guru Sekolah Dasar Islam Terpadu di Kecamatan Cimangis, Depok, Jawa Barat. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka.. (http://www.slideshare.net/irasafaghira/pengaruh-kepemimpinan-kepala- sekolah-dan-kompetensi-guru-terhadap-prestasi-kerja-guru-sdit-kecamatan-cimanggis-depok-jawa-barat)

Gibson, Ivancevich, dkk. 1992. Organisasi. Jakarta: Erlangga. Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Hamalik, Oemar. 2009. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hamalik, Oemar. 2011. Perancanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.

Hasibuan, Malayu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Putera

Hayati Hasibuan, Norma. 2010. “Hubungan Persepsi Guru terhadaop Kepemimpinan Kepala Sekolah, Sikap Guru terhadap Pekerjaan, dan Komunikasi Interpersonal Guru dengan Pengetahuan Kompetensi Profesional Guru di SMKN Kabupaten Tapanuli Tengah”. Tesis. Medan: Unimed.

(37)

Juceviciene, P dan D. Lepaite. Competence as Derived from Activity: The

Problem of Their Level Correspondence. Kaunas University of Technology.

Keraf, Sonny dan Mikhael Dua. 2001. Ilmu Pengetahuan Sebuah Tinjauan Filosofis. Yogyakarta: Kanisius.

Kunandar. 2011. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertivikasi Guru. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

Lumban Gaol, Masdiana. 2010. Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Berprestasi, dan Pengendalian Stress terhadap Komitmen Guru di SMPN 41 Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Mardapi, Djemari. 2012. Strategi Meningkatkan Profesionalisme Guru. Universitas Negeri Yogyakarta.

Mulyasa, H.E. 2011. Manajemen dan Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa, E. 2007. Menjadi Guru Profesional: Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Musfah, Jejen. 2011. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Asdi Mahasatya.

Padmono, Y. 2008. Menyusun Instrumen Sikap Profesional Guru. Disertasi. UNJ. R. Wirjana, Bernardine dan Susilo Supardo. 2005. Kepemimpinan: Dasar-Dasar

dan Pengembangannya. Yogyakarta: Andi.

Robin, Stephen. 2002. Prinsip-Prinsip Perilaku Organisasi. Jakarata: Erlangga. Robin, Stephen P., Judge, Timothy A. 2007. Organization Behavior. Pearson

Prentice Hall.

Rohiat. 2009. Manajemen Sekolah-Teori Dasar dan Praktik. Bandung: Refika Aditama.

(38)

Sagala, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful. 2011. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Samsudin, Sadili. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Pustaka Setia.

Sanjaya, Wina. 2008. Kurikulum dan Pembelajaran: Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana.

Santyasa, I Wayan. 2011. Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan Profesionalisme Guru. Jurnal. JPFUP Ganesha.

Saudagar, Fachruddin dan Ali Idrus. 2011. Pengembangan Profesionalitas Guru. Jakarta: Gaung Persada.

Sinaga, Umar. 2010. Pengaruh Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah, Komunikasi Internasional, Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Smp Se-Kecamatan Binjai Utara. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sirait, Barita. 2010. Pengaruh Sikap Inovatif, Profesionalisme Guru dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru di SMP Dr. Wahidin Sudiro Husodo Medan. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Siregar, Ajizah. 2010. Pengaruh Disiplin, Sikap, dan Kompetensi Profesional Widyaiswara terhadap Keefektivan Pelaksana Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan di LPMP Sumatera Utara. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Sodiq, Ibnu dan Cahyo Budi Utomo. 2010. “Optimalisasi Peningkatan Profesionalisme Guru-Guru SMA di Kabupaten Kendal Melalui Pelatihan Penulisan Proposal Penelitian Tindakan Kelas”. Jurnal Pendidikan. Semarang: UNS.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Kuantitati, Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

(39)

Suhartono, Suparlan. 2008. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta: AR-Ruzz Media.

Sulhan, Najib. 2011. Karakter Guru Masa Depan. Surabaya: Jaring Pena.

Syahrul. 2011. Hubungan Efektifitas Pengawasan dan Sikap Inovasi dengan Kinerja Guru SMP Sub Rayon 2 Kota Medan. Tesis. Medan: Unimed.

Tim Pengembang Ilmu Pendidikan. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan. FIP-UPI Wahjosumidjo. 2008. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoritik dan

Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Walgito, B. 2001. Psikologi Sosial. Yogyakarta: Andi Offset.

Wau, Yasaratodo. 2012. Pengaruh Kepemimpinan Partisipatif, Kemampuan Pribadi, Iklim Kerja, dan Motiavsi Berprestasi terhadap Komitmen Afektif Kepala Sekolah (Studi Empiris pada SMP di Pulau Nias) Disertasi. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Wayan Santiyasa, I. Dimensi-Dimensi Teoretis Peningkatan Kompetensi Profesional Guru. Universitas Pendidikan Ganesha: Jurusan Pendidikan Fisika.

Winardi. 2007. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana.

Gambar

Gambar 2.1. A structure of a holistic competence concept ....................

Referensi

Dokumen terkait