• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (MANGANALISIS, MENGEVALUASI, MENCIPTA) DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA STIPAP LPP MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI (MANGANALISIS, MENGEVALUASI, MENCIPTA) DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA STIPAP LPP MEDAN."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

(MENGANALISIS, MENGEVALUASI, MENCIPTA) DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

STIPAP LPP MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

SYARIFAH WIDYA ULFA NIM. 8106173015

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI

(MENGANALISIS, MENGEVALUASI, MENCIPTA) DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MAHASISWA

STIPAP LPP MEDAN

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh:

SYARIFAH WIDYA ULFA NIM. 8106173015

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Syarifah Widya Ulfa. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (Menganalisis, Mengevaluasi, Mencipta) dan Keterampilan Proses Sains Mahasiswa STIPAP LPP Medan. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) mahasiswa; dan (2) pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan proses sains mahasiswa. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester I Jurusan Budidaya Perkebunan (BDP) Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIPAP) LPP Medan Tahun Pembelajaran 2013/2014 sebanyak 5 kelas dengan jumlah 210 mahasiswa. Sedangkan sampel diambil 2 kelas dari 5 kelas yang ada. Jumlah sampel sebanyak 88 orang yang dikelompokkan ke dalam kelompok eksperimen dengan strategi pembelajaran berbasis masalah, dan kelompok kontrol dengan pembelajaran tradisional. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan cara acak (cluster random sampling). Instrumen penelitian berupa tes hasil belajar kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta), dan lembar observasi keterampilan proses sains mahasiswa. Metode penelitian ini bersifat kuasi eksperimen (quasi eksperimental method) dengan teknik analisis uji t pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian ini diperoleh bahwa: (1) kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah 75,39 ± 8,83 (X ±SD) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran tradisional 66,23 ± 8,99 (t-hitung = 4,907; P = 0,000); dan (2) keterampilan proses sains mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah 71,30 ± 7,29 (X ±SD) signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran tradisional 66,16 ± 11,07 (t-hitung = 3,338; P = 0,002). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah berpengaruh terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) dan keterampilan proses sains mahasiswa STIPAP LPP Medan. Penelitian ini mengimplikasikan bahwa strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan strategi yang perlu dipertimbangkan untuk dilaksanakan dalam proses pembelajaran biologi atau ilmu alamiah dasar.

(6)

ABSTRACT

Syarifah Widya Ulfa. The Effect of Problem Based Learning Strategy on The High Order Thinking Ability (Analyzing, Evaluating, Creating) and Science Process Skill Student in STIPAP LPP Medan. Thesis. Program Postgraduate Universitas Negeri Medan (UNIMED). Medan. 2014.

The purpose of this study was to know the effect of problem based learning strategy on (1) student high order thinking ability (analyzing, evaluating, creating), and (2) science process skill of the student. The populations in this study was the entire students in the first semester Budidaya Perkebunan (BDP) STIPAP LPP Medan of 2013/2014 totaly 5 classes with 210 students. The sample amounted 2 classes from 5 classes with 88 student that grouped in experimental classes with problem based learning and control classes with with traditional learning. Technique of sampling made by cluster random sampling. Instrument of this study acquired through result test the ability of high order thinking (analyzing, evaluating, creating) and result observation science process skill of student. This research method was a quasi experimental design with techniques of data analysis using a t-test at significant level α = 0.05. The result of this study showed that: (1) the result of student high order thinking ability (analyzing, evaluating, creating) with problem based learning strategy 75.39 ± 8.83 was significantly higher than student who taught by traditional 66.23 ± 8.99 (t-hitung = 4.907; P = 0.000); and (2) the result science process skill student with problem based learning strategy . 0 . was significantly higher than student who taught by traditional 66.16 ± 11.07 (tcount = 3.338; P = 0.002). So, it can be concluded that Problem Based Learning Strategy influence on the high order thinking ability (analyzing, evaluating, creating) and science process skill student in STIPAP LPP Medan. This study contributes implication that Problem Based Learning Strategy is an learning strategy which should be taken into account to be applied within Biology or basic of natural science learning process.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Allah SWT karena berkat Rahmat

dan Hidayah-Nya Penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul Pengaruh

Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi (Menganalisis, Mengevaluasi, Mencipta) dan Keterampilan Proses Sains

Mahasiswa STIPAP LPP Medan disusun untuk memenuhi persyaratan dalam

memperoleh gelar Magister Pendidikan Biologi Program Pascasarjana Unimed.

Penulis menyadari bahwa penulisan Tesis ini tidak akan dapat

terselesaikan dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu penulis dalam menyelesaikan Tesis ini. Penulis mengucapkan terima

kasih pada:

1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si.

2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd.

3. Asisten Direktur I Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd.

4. Dosen Pembimbing I Bapak Prof. Dr. rer.nat. Binari Manurung, M.Si.,

Dosen Pembimbing II Bapak Dr. H. Syahmi Edi, M.Si., dan Ketua

Program Studi Pendidikan Biologi Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd. yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan, motivasi serta dukungan pada

penulis sejak awal sampai dengan selesai penulisan tesis ini.

5. Syarifuddin, M.Sc., Ph.D., Dr. Hasruddin, M.Pd., Dr. Fauziyah Harahap,

M.Si., selaku narasumber yang telah banyak memberikan saran dan

(8)

6. Dr. Mufti Sudibyo, M.Si. selaku validator isi (konten) dan Bapak Drs.

Zulkifli Simatupang, M.Pd. selaku validator struktur (Konstruk), serta

Bapak/Ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama di

Program Pascasarjana Unimed.

7. Ayahanda Drs. H. Sayid Usman Z, Ibunda Dra. Hj. Ermanelis, suami

Aulia Juanda Djaingsastro, S.Si dan ananda Alfath Riziq Djaingsastro

serta abang/istri Sayid Aidil Putra, S.Pd., S.Kom./Tri Wahyuningsih,

S.Kom. dan adik Syarifah Fadrina, S.KM. yang senantiasa mendoakan dan

mendorong penulis menjalankan studi dan sampai menyelesaikan tesis ini.

8. Teman-teman angkatan XVIII khususnya kelas A Prodi Pendidikan

Biologi: Arni, Mia, kak Huznul, Novo serta semua pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu, semoga Allah SWT dapat membalas kebaikannya.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari

kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari semua pihak guna penyempurnaan tesis ini. Semoga

tesis ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak khususnya para guru

biologi serta dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pendidikan.

Medan, April 2014 Penulis

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN i

ABSTRAK ii

ABSTRACT iii

KATA PENGANTAR iv

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL viii

DAFTAR GAMBAR ix

DAFTAR LAMPIRAN x

BAB I. PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Pembatasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 9

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 11

2.1. KajianTeoritis 11

2.1.1. Hakikat Pembelajaran Biologi 11

2.1.2. Hakikat Strategi Pembelajaran 14

2.1.2.1. Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 16 2.1.2.1.1. Konsep Dasar dan Karakteristik Pembelajaran Berbasis 16 Masalah

2.1.2.1.2. Syarat-syarat Pembelajaran Berbasis Masalah 19 2.1.2.1.3. Tahapan dalam Pembelajaran Berbasis Masalah 20 2.1.2.1.4. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah 28

2.1.2.2. Strategi Pembelajaran Tradisional 30

2.1.3. Hakikat Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Biologi 33

2.1.4. Hakikat Keterampilan Proses Sains 38

2.2. Penelitian yang Relevan 44

2.3. Kerangka Berpikir 46

2.3.1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap 46 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa

2.3.2. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap 47 Keterampilan Proses Sains Mahasiswa

2.4. Hipotesis Penelitian 49

BAB III. METODE PENELITIAN 51

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 51

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian 51

(10)

3.2.2. Sampel Penelitian 51

3.3. Jenis dan Desain Penelitian 52

3.3.1. Jenis Penelitian 52

3.3.2. Desain Penelitian 52

3.4. Variabel Penelitian 53

3.5. Definisi Operasional Variabel Penelitian 53

3.6. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 55

3.7. Teknik Pengumpulan Data 58

3.8. Instrumen Penelitian 58

3.9. Uji Coba Instrumen 63

3.10. Teknik Analisis Data 66

3.11. Hasil Analisis Data Instrumen Penelitian 67

3.11.1. Validitas Instrumen Tes 67

3.11.2. Reliabilitas Tes 67

3.11.3. Taraf Kesukaran Soal 68

3.11.4. Daya Pembeda Soal 68

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 69

4.1. Hasil Penelitian 69

4.1.1. Pretes Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 69 4.1.2. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa 70

4.1.3. Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 71

4.1.4. Normalitas Data 72

4.1.5. Homogenitas Data 73

4.2. Pengujian Hipotesis 73

4.2.1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 73 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa

4.2.2. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 76 Keterampilan Proses Sains Mahasiswa

4.3. Pembahasan 77

4.3.1. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 77 Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa

4.3.2. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap 82 Keterampilan Proses Sains Mahasiswa

4.4. Keterbatasan Penelitian 88

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN 90

5.1. Simpulan 90

5.2. Implikasi 90

5.3. Saran 91

(11)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pelaksanaan dalam Pembelajaran

Berbasis Masalah 21

Tabel 2.2. Sintaks Pembelajaran Tradisional 33

Tabel 3.1. Desain Penelitian 52

Tabel 3.2. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar 60

Tabel 3.3. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 61

Tabel 4.1. Normalitas Data 72

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 75 Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Agrobisnis Perkebunan

Gambar 4.2 Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah 76 Terhadap Keterampilan Proses Sains Mahasiswa

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Tabel Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 97

Lampiran 2. Analisis Varians Butir Soal 98

Lampiran 3. Tingkat Kesukaran Soal 99

Lampiran 4. Daya Beda Soal 100

Lampiran 5. Data Hasil Belajar dengan Strategi Pembelajaran 101 Berbasis Masalah

Lampiran 6. Nilai Kemampuan Tingkat Tinggi C4,C5, dan C6 102 Pembelajaran Berbasis Masalah

Lampiran 7. Data Hasil Belajar dengan Strategi Pembelajaran 103 Tradisional

Lampiran 8. Nilai Kemampuan Tingkat Tinggi C4,C5, dan C6 104 Pembelajaran Tradisional

Lampiran 9. Deskripsi Statistik Data Hasil Belajar Mahasiswa 105

Lampiran 10. Normalitas Data 107

Lampiran 11. Homogenitas Data 109

Lampiran 12. Homogenitas Kelas 112

Lampiran 13. Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 113 Mahasiswa

Lampiran 14. Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 114 C4 Mahasiswa

Lampiran 15. Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 115 C5 Mahasiswa

Lampiran 16. Uji Hipotesis Data Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi 116 C6 Mahasiswa

Lampiran 17. Uji Hipotesis Data Keterampilan Proses Sains Mahasiswa 117 Lampiran 18. Silabus Mata Kuliah Ilmu Alamiah Dasar Pada Program 118 Studi Budidaya Perkebunan STIPAP LPP Medan

Lampiran 19a. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pembelajaran Berbasis 130 Masalah Pada Materi Isu Lingkungan

Lampiran 19b. Lembar Kerja Mahasiswa Dengan Strategi Pembelajaran 135 Berbasis Masalah

Lampiran 19c. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pembelajaran Berbasis 142 Masalah Pada Materi Isu Lingkungan

Lampiran 19d. Lembar Kerja Mahasiswa Dengan Strategi Pembelajaran 147 Berbasis Masalah

Lampiran 19e. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pembelajaran 152 Tradisional Pada Materi Isu Lingkungan

Lampiran 19f. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Pembelajaran 156 Tradisional Pada Materi Isu Lingkungan

Lampiran 20. Soal Postest Mahasiswa 160

Lampiran 21. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains

(14)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah lemahnya

proses pembelajaran. Di Indonesia, pembelajaran kemampuan berpikir memiliki

beberapa kendala. Salah satunya adalah terlalu dominannya peran dosen di

kampus sebagai penyebar ilmu atau sumber ilmu, sehingga mahasiswa hanya

dianggap sebagai sebuah wadah yang akan diisi dengan ilmu oleh dosen. Kendala

lain yang sebenarnya sudah cukup klasik namun memang sulit dipecahkan, adalah

sistem penilaian prestasi mahasiswa yang lebih banyak didasarkan melalui tes-tes

yang sifatnya menguji kemampuan kognitif tingkat rendah. Mahasiswa yang dicap

sebagai mahasiswa yang pintar atau sukses adalah mahasiswa yang lulus ujian. Ini

merupakan masalah lama yang sampai sekarang masih merupakan polemik yang

cukup seru bagi dunia pendidikan di Indonesia.

Pembelajaran yang pada umumnya dilaksanakan oleh dosen lebih banyak

menekankan pada aspek pemahaman dan pengetahuan sedangkan aspek

menganalisis, mengevaluasi bahkan mencipta lainnya sebagian kecil dari

pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran masih bersifat teacher-oriented dan

mahasiswa kurang diberi kesempatan untuk mengembangkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi. Proses pembelajaran tersebut sudah tidak cocok lagi

diterapkan di tengah ledakan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi seperti

sekarang ini (Samatowa, 2010). Lebih lanjut Samatowa (2010), menyatakan

(15)

2

pengalaman langsung (learning by doing)”. Dosen selama ini lebih banyak

memberi ceramah dan latihan mengerjakan soal-soal dengan cepat tanpa memberi

pemahaman konsep secara mendalam. Hal ini menyebabkan mahasiswa kurang

terlatih untuk mengembangkan daya nalarnya dalam memecahkan permasalahan

dan mengaplikasikan konsep-konsep yang telah dipelajari dalam kehidupan nyata

sehingga kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa kurang dapat berkembang

dengan baik. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa

ditunjukkan oleh rendahnya hasil belajar mahasiswa.

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik. Karena

untuk menghadapi perkembangan teknologi yang semakin pesat dituntut sumber

daya manusia yang handal, yang memiliki kemampuan dan keterampilan yang

tinggi. Ketika seseorang memutuskan suatu masalah, memecahkan masalah,

ataupun memahami sesuatu, maka orang tersebut melakukan aktifikas berpikir.

Mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan bekerjasama sudah

lama menjadi fokus dan perhatian dosen di kelas, karena hal itu berkaitan

dengan sifat dan karakteristik keilmuan khususnya pada mahasiswa.

Kemampuan tersebut harus dilatih dengan cara mendisain pembelajaran yang

mampu melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses

mahasiswa.

Minat belajar mahasiswa kurang, mahasiswa tidak terbiasa belajar dengan

diawali permasalahan-permasalahan sehingga kemampuan berpikir mahasiswa

(16)

3

memahami konsep-konsep akademis (seperti konsep-konsep matematika, fisika,

atau biologi), karena metode mengajar yang selama ini digunakan oleh pendidik

(dosen) hanya terbatas pada metode ceramah. Di sisi lain tentunya mahasiswa

tahu apa yang mereka pelajari saat ini akan sangat berguna bagi kehidupan

mereka di masa datang, yaitu saat mereka bermasyarakat ataupun saat di tempat

kerja kelak. Mahasiswa dituntut mampu membaca situasi dilapangan. Maka

diperlukan suatu pembelajaran yang dapat mengarahkan mahasiswa untuk

mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tingginya. Oleh karena itu

diperlukan suatu strategi yang benar-benar bisa memberi jawaban dari masalah

ini. Adapun strategi pembelajaran yang memenuhi kriteria tersebut adalah strategi

pembelajaran berbasis masalah.

Strategi pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu kegiatan

pembelajaran yang dilakukan melalui pendekatan masalah. Mahasiswa dimotivasi

untuk mengolaborasikan permasalahan melalui kegiatan kooperatif dengan arahan

dosen. Pembelajaran berbasis masalah merupakan pembelajaran yang lebih

menekankan pada aktivitas mahasiswa dan menjadikan mahasiswa lebih banyak

berinteraksi dengan obyek dan peristiwa sehingga mahasiswa memperoleh

pemahaman (konstruktivisme). Peran dosen hanya sebagai fasilitator bukan

pentransfer pengetahuan (Herman, 2007). Selanjutnya Ibrahim dan Nur (2005)

mengemukakan, bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan untuk

membantu mahasiswa mengembangkan keterampilan berpikir, pemecahan

masalah, belajar berbagai peran orang dewasa dengan melibatkan mereka dalam

(17)

4

Pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan yang

menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi mahasiswa untuk

belajar tentang cara berpikir kreatif dalam pemecahan masalah serta untuk

memperoleh pengetahuan yang esensial dari materi pelajaran. Pembelajaran

berbasis masalah dirancang untuk merangsang berpikir tingkat tinggi dalam

situasi berorientasi masalah. Pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk

membantu kemampuan berpikir pemecahan masalah, keterampilan, intelektual

dan belajar menjadi pembelajaran yang otonom (Sudarman, 2007).

Hasil penelitian Bilgin, et.,al (2009) juga mengungkap, bahwa

pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) membantu

mahasiswa untuk memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan

berpikirnya dalam konteks nyata atau membangun sendiri konsep yang telah

dipelajarinya. Selanjutnya, memecahkan masalah dalam kelompok (group task)

dapat menumbuhkan minat belajar mahasiswa yang pada gilirannya

menumbuhkan aspek sikap mahasiswa sebagai efek pengiringnya (Nurturant

Effecct). Salah satu sikap yang dikembangkan dalam IPA (Biologi) adalah sikap

ilmiah yang secara umum dipahami sebagai keterampilan proses.

Beberapa strategi yang lazim dilakukan dalam mengembangkan

kemampuan aktivitas mahasiswa adalah dengan keterampilan proses sains.

Keterampilan proses sains bagi mahasiswa diarahkan pada keterampilan proses

sains terpadu sebagai pengembangan keterampilan proses sains. Pemberdayaan

mahasiswa dalam pengembangan keterampilan proses sains akan membentuk

(18)

5

baik selama pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari.

Keunggulan dari strategi PBM, mahasiswa tidak saja mempelajari konsep-konsep

yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan

masalah tersebut. Oleh sebab itu, pebelajar tidak saja harus memahami konsep

yang relevan dengan masalah tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang

berhubungan dengan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan

masalah dan menumbuhkan pola berpikir ilmiah.

Sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan oleh Ango (2002) bahwa

keterampilan proses memiliki peranan yang sangat penting untuk pengembangan

pemahaman oleh mahasiswa dalam menerapkan konsep ilmiah dan meningkatkan

proposisi belajarnya. Sehingga melalui pengalaman-pengalaman dalam

pembelajaran keterampilan proses, mahasiswa dapat mencapai keahlian dalam

pembelajaran yang bermakna dalam prosedur pemecahan masalah secara ilmiah

dan menerapkan pemahaman ilmiah tersebut dalam kehidupan mereka sendiri.

Melalui strategi pembelajaran ini mahasiswa berinteraksi dengan tim kerja dan

berkolaborasi dalam memecahkan masalah serta memberikan jaminan

keberlanjutan proses belajar oleh mahasiswa di luar waktu tatap muka. Dengan

demikian, pembelajaran yang memfasilitasi mahasiswa untuk berinteraksi dengan

berbagai sumber dan melatih keterampilan proses mahasiswa cenderung

memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.

Sehingga mahasiswa dikatakan memahami apabila ia dapat menunjukkan

unjuk kerja pemahaman tersebut pada tingkat kemampuan yang lebih tinggi, baik

(19)

6

Wena, 2009). Oleh karena itu pendekatan pembelajaran pada keterampilan proses

mahasiswa sangat penting dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa.

Karamustafaoglu (2011) mengemukakan bahwa keterampilan proses sains

memberikan manfaat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta partisipasi

peserta didik di dalam kegiatan laboratorium sains, dimana ilmu keterampilan

proses tidak dapat dipisahkan dalam praktek dari konseptual pemahaman yang

terlibat dalam belajar dan menerapkan ilmu pengetahuan. Dengan demikian

pendekatan keterampilan proses melibatkan keterampilan-keterampilan kognitif

atau intelektual, manual, dan sosial peserta didik dengan menggunakan pikirannya

serta menanamkan sikap ilmiah peserta didik pada pembelajaran biologi dalam

meningkatkan hasil belajar yang lebih baik lagi dan meningkatkan kreativitas

belajar peserta didik dalam proses pembelajaran.

Hasil wawancara di STIPAP LPP Medan diketahui bahwa dosen-dosen di

Sekolah Tinggi tersebut hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan

memberikan tugas latihan dalam proses pembelajaran Biologi. Kegiatan

mahasiswa hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dosen. Apabila ada hal

yang tidak dimengerti mahasiswa, maka dosen akan menjelaskan kembali materi

tersebut berulang-ulang. Sistem penilaian prestasi mahasiswa yang lebih banyak

didasarkan melalui tes-tes yang sifatnya menguji kemampuan kognitif tingkat

rendah. Mahasiswa hanya dituntut agar lulus ujian. Strategi pembelajaran yang

selama ini diterapkan tidak mengaktifkan mahasiswa dalam kegiatan

pembelajaran secara maksimal. Minat belajar mahasiswa kurang, mahasiswa tidak

(20)

7

menyelesaikan masalah dilakukan dengan berpikir, seperti berpikir kritis, kreatif,

pemecahan masalah. Yang kesemuanya dikategorikan berpikir tingkat tinggi.

Kebanyakan mahasiswa hanya bersifat sebagai penerima pasif. Hal ini berkaitan

dengan rendahnya keterampilan proses sains mahasiswa. Kemampuan dan

keterampilan ini diduga belum banyak dimiliki oleh mahasiswa, terlihat dari

kemampuan menjawab pertanyaan yang relatif rumit.

Mengacu pada masalah pembelajaran Biologi yang dialami mahasiswa

STIPAP Medan di atas diperlukan suatu penelitian yang mengkaji perbaikan

pembelajaran yakni dengan menerapkan strategi pembelajaran berbasis masalah.

Namun, mengingat pembelajaran merupakan proses yang bersifat irreversible

perlu dilakukan pengujian terlebih dahulu sebelum suatu strategi pembelajaran

dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas secara umum. Untuk itu melalui

penelitian ini akan dilakukan pengujian pengaruh strategi pembelajaran berbasis

masalah terhadap kemampuan berpikir tingkat tinggi (mengalisis, mengevaluasi,

mencipta) dan keterampilan proses sains mahasiswa semester I Program Studi

BDP STIPAP Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

1.2. Identifikasi Masalah

Mengacu pada uraian latar belakang terdahulu, dapat diidentifikasi

beberapa permasalahan pembelajaran biologi khususnya di STIPAP Medan,

diantaranya: (1) proses pembelajaran di kelas masih berpusat pada dosen;

(2) mahasiswa masih belajar secara pasif dan informasi yang diterima sebahagian

besar berasal dari dosen; (3) mahasiswa tidak terbiasa belajar melalui

(21)

8

keterampilan proses sains mahasiswa menjadi tidak berkembang secara maksimal;

(4) Proses pembelajaran tidak merangsang mahasiswa dalam meningkatkan

keterampilan proses sains mahasiswa, sehingga mahasiswa cenderung hanya

menerima informasi dan kurang aktif mencari informasi.

1.3. Pembatasan Masalah

Untuk kepentingan pengujian khusus pada penelitian ini, maka masalah

penelitian dibatasi pada:

1. Penerapan strategi pembelajaran berbasis masalah pada kelompok perlakuan

dan pembelajaran tradisional pada kelompok kontrol dalam pembelajaran

biologi Ilmu Alamiah Dasar (IAD) di semester I Program Studi BDP STIPAP

Medan.

2. Kemampuan berpikir tingkat tinggi biologi dibatasi pada ranah kognitif

taksonomi Bloom C4 sampai C6.

3. Materi yang tercakup pada mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar adalah sel dan

reproduksi sel, reproduksi generatif dan vegetatif pada tumbuhan, klasifikasi

pada tumbuhan, absorbsi hara, fotosintesis dan translokasi hasil fotosintesis,

respirasi, makhluk hidup dan ekosistem, sumber daya alam dan lingkungan,

bioteknologi, dan isu lingkungan. Dan penelitian ini dibatasi hanya pada

materi Isu lingkungan yang akan dibelajarkan dengan strategi pembelajaran

berbasis masalah dan pembelajaran tradisional.

(22)

9

1.4. Rumusan Masalah

Mengacu pada pembatasan masalah penelitian terdahulu maka rumusan

masalah penelitian ini disusun sebagai berikut:

1. Apakah kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi,

mencipta) mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis

masalah lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran tradisional

mahasiswa semester I Program Studi BDP STIPAP Medan Tahun Pelajaran

2013/2014?

2. Apakah keterampilan proses sains mahasiswa yang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan

pembelajaran tradisional mahasiswa semester I Program Studi BDP STIPAP

Medan Tahun Pelajaran 2013/2014?

1.5. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah diatas maka tujuan

penelitian ini adalah, untuk mengetahui:

1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta)

mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis masalah

lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran tradisional mahasiswa

semester I Program Studi BDP STIPAP Medan Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Keterampilan proses sains mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi

pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan

pembelajaran tradisional mahasiswa semester I Program Studi BDP STIPAP

(23)

10

1.6. Manfaat Penelitian

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan sebagai masukan informasi

empirik mengenai pengaruh strategi pembelajaran berbasis masalah terhadap

kemampuan berpikir tingkat tinggi (menganalisis, mengevaluasi, mencipta) dan

keterampilan proses sains mahasiswa dan sebagai sumber rujukan untuk

melakukan penelitian lebih lanjut terhadap variabel-variabel yang berkesesuaian.

Sedangkan manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi masukan dan informasi bagi proses pembelajaran biologi untuk

meningkatkan kualitas dan hasil belajar biologi mahasiswa. Selain itu, hasil

penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

dosen-dosen, pengelola, pengembang, dan lembaga-lembaga pendidikan dalam

menjawab dinamika kebutuhan mahasiswa dalam upaya untuk meningkatkan hasil

belajar biologi mahasiswa semester I Program Studi BDP STIPAP Medan Tahun

(24)

90

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, maka dapat diambil

simpulan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir tingkat tinggi mahasiswa yang dibelajarkan dengan

strategi pembelajaran berbasis masalah signifikan lebih tinggi

dibandingkan dengan pembelajaran tradisional sebesar 13,83%.

2. Keterampilan proses sains mahasiswa yang dibelajarkan dengan strategi

pembelajaran berbasis masalah signifikan lebih tinggi dibandingkan

dengan pembelajaran tradisional sebesar 7,77%

5.2. Implikasi

Hasil penelitan ini mengimplikasikan bahwa strategi pembelajaran

berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) membantu mahasiswa untuk

memecahkan masalah dan meningkatkan kemampuan berpikirnya dalam konteks

nyata atau membangun sendiri konsep yang telah dipelajarinya, dan dapat

meningkatkan keterampilan proses sains mahasiswa dalam membentuk sikap atau

karakter ilmiah mahasiswa, kemampuan berpikir dan bertindak kritis baik selama

pembelajaran maupun dalam konteks kehidupan sehari-hari. Berdasarkan strategi

pembelajaran berbasis masalah tersebut mahasiswa dapat mengembangkan

pemahaman belajarnya dengan konsep ilmiah. Sehingga melalui pembelajaran

(25)

91

bermakna dalam prosedur pemecahan masalah secara ilmiah dan menerapkan

pemahaman ilmiah tersebut dalam kehidupan mereka sendiri. Melalui strategi

pembelajaran ini mahasiswa berinteraksi dengan tim kerja dan berkolaborasi

dalam memecahkan masalah. Dengan demikian, pembelajaran yang memfasilitasi

mahasiswa untuk berinteraksi dengan berbagai sumber dan melatih keterampilan

proses mahasiswa dapat memberikan hasil pembelajaran yang lebih baik.

5.3. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Pada proses pembelajaran biologi hendaknya para dosen menggunakan

strategi pembelajaran berbasis masalah dalam meningkatkan kemampuan

berpikir tingkat tinggi dan keterampilan proses sains mahasiswa, agar sikap

ilmiah mahasiswa dapat berkembang dan diterapkan baik di dalam kelas

maupun di luar kelas.

2. Penggunaan strategi pembelajaran yang tepat pada setiap materi biologi

diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dan

keterampilan proses sains mahasiswa, karena pada dasarnya setiap

mahasiswa dituntut untuk mampu menganalisis sampai menciptakan suatu

hasil di dalam pembelajarannya khususnya ketika pada penyusunan tugas

akhir perkuliahan, seperti: tuigas makalah ilmiah, artikel atau jurnal ilmiah,

(26)

92

3. Menyarankan pada peneliti berikutnya untuk pengembangan penelitian ini

agar penelitian ini bermanfaat sebagai informasi terhadap dunia pendidikan

(27)

93

DAFTAR PUSTAKA

Adesoji, A.F.(2008).Student Ability Levels and effectiveness of Problem-solving Instructional Strategy. J. Soc. Sci.

Akcay, B. (2009). Problem-based Learning in Science Education. Journal Of Turkish Science Education.Volume: 35, Issue: 4, Pages: 48-51, ISSN: 0047231X.

Allen, D. & Tanner, K. (2003). Approaches to Cell Biology Teaching:Learning Content in Context-problem-based Learning. Cell Biology Education.

Amir, T. (2009). Inovasi Pendidikan melalui Problem Based Learning. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Ango, M, L. 2002. Mastery of Science Process Skills and Their Effective Use in the Teaching of Science: An Educology of Science Education in the Nigerian Context. International Journal of Educology. University of Jos, Plateau, Nigeria. Volume: 16, No: 1, Pages: 1-17.

Anonim. (1986b). Kurikulum: Pedoman Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.

Arends, I.A. (2008). Learning to Teach. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi. Cet. 4. Jakarta : Bumi Akasara.

Arsyad, A. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Aqib, Z. (2013). Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif). Bandung. Yrama Widya.

Barret, T. (2005). Understanding Problem-based Learning. Dalam Handbook Of Enquiry & Problem-based Learning. (Eds), Galway: CELT.

Bundu, P. (2006). Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam Pembelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

(28)

94

Bloom, B. (1982).Taxonomi of Educational Objectives: Cognitive Domain. New York: David McKay.

Chin, C. dan Gek, L.-C. (2003). Implementing Problem-based Learning in Biology. Tersedia pada: pbl.tp.edu.sg/PBL Subjects/Articles/Christine ChinLiGekChia.pdf,diakses pada tanggal 10 Oktober 2013.

Costa,A., L., (Edt). (1985). Develpoing Minds. New York: ASCD.

Costa.L, Arthur. (1988). Developing minds. Virginia: ASCD

Dasna. (2005). Pengembangan Model PBM IPA Berorientasi PKP untuk

Meningkatkan Daya Nalar Siswa, Executive Summary Hasil-hasil Penelitian Hibah Bersaing Perguruan Tinggi, Buku IV. Jakarta: Ditbinlitabmas Dirjen Dikti Depdikbud.

Degeng, S. (2005). Taksonomi Pembelajaran 1: Taksonomi Variabel untuk Pengembangan Teori dan Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang.

Depdiknas. (2006). Pengembangan Model Pembelajaran. Jakarta.

Djamarah, S.B., dan Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dimyati dan Mudjiono. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Elliott, A.K., Efron, D., Wright, M., Martinelli, A. (2003). Educational Tecnologies That Integrate Problem-based Learning Principles: Do these resources enhance student learning? Ascillite.

Fadhila, E. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran Berdasarkan Masalah dengan Peragkat Pembelajaran Struktur dan Fungsi Sel Berbasis Molekuler

Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi dan Pemahaman Konsep Siswa RSBI SMAN 1 Blitar. Tesis tidak diterbitkan. Malang: Jurusan Biologi FMIPA UM

Funk, J. H. (1985). Learning Science Process Skills.Iowa: Kendal/Hunt Publishing Company.

Novita ,G.A. (2014). Pengaruh Model Pembelajaran PBL Terhadap Keterampilan Proses Sains Siswa Kelas V Sd di Gugus Iv Diponegoro Kecamatan Mendoyo. Volume: 2, Issue: 1, Pages: 1-10.

Good, T. L. & Brophy, J. E. (1990). Educational Psychology, A Realistic Approach, Fouth Edition. New York: Longman

(29)

95

Herman. 2007. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa pada Pembelajaran IPS di MI Darussaadah Pandeglang. Jurnal Penelitian Pendidikan, Volume: 11, Nomor 2, Oktober 2010, (Online) (http;//jurnal .upi.edu/ file/3 _darmawan.pdf), diakses 13 April 2013.

Http://www.slideshare.net/userdar/766-1-taksonomi-bloom-retnookmima. Html (diakses 9 Oktober 2013)

Ibrahim dan Nur Moh. (2005). Pengajaran Berbasis Masalah. Surabaya: University press

Kolmos, A., Kuru, S., Hansen, H., Eskil, T., Podesta, L., Fink, F., Graaff, d.E., Wolff, U.J., Soylu, A. (2007).Problem Based Learning. TREE.

Mulyasa, E. (2005). Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi. Bandung: Rosdakarya.

Nosich, A. (2001). Higher Order Thonking Skills In A Science Classroom Computer Simulation (online) http://www .msu.ac.zw/elearning /material /1354862322ER5849x_C038.fm.pdf diakses pada tanggal 08 April 2013

Okinoglu, O. dan Tandongan, O.R. (2007). The Effects Of Problem-based Active Learning in Science Education on Student Academic Achievement, Attitude and Concept L:earning. Eurasia Journal of Mathematic, Science & Tecnology Education. Volume: 8, Issue: 4, Pages: 1-11.

Peterson, M. (1997). Skilisto Enhance Problem-based Learning. Med Educ Online (serial online) Available from URL.http://www.utmb.edumeo.

Putera, I.,B.,S. (2012). Implementasi Problem Based Learning (PBL) Terhadap Hasil Belajar Biologi SMA Ditinjau dari Intelligence Quotien (IQ) .Ubud:

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja.

Rustaman, N.Y. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Samatowa, U.(2006). Bagaimana Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.

(30)

96

Sanjaya, W. (2006). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Savery, R.J. (2006). Overview Of Problem-based Learning: Definition and Distinction. The Interdisciplinary Journal Of Problem-based Learning.

Schunk, D. H. (2008). Learning Theories: An Educational Perspective. Fifth Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Semiawan, C, R., dkk. (1986). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Siswa dalam Belajar?. Jakarta: PT. Gramedia.

Semiawan, C, R., dkk. (1988). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Siswa dalam Belajar?. Jakarta: PT. Gramedia.

Semiawan, C, R., dkk. (1992). Pendekatan Keterampilan Proses: Bagaimana Siswa dalam Belajar?. Jakarta: PT. Gramedia.

Sudarman. (2007). Problem Based Learning: Suatu Model untuk Mengembangkan dan Meningkatkan Kemampuan Memecahkan Masalah. Jurnal Pendidikan Inovatif Vol.2 (online) http://penerbit.uthm.edu.my/ojs/index.php /JTET/ article/view/289/169 diakses pada tanggal 08 April 2013

Sukmadinata, S. (2008). Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W.(1998). Dasar dan Teknik Research: Pengantar Metodologi Ilmiah.Bandung: Tarsito.

Sutrisno. (2006). Studi Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Penentuan Struktur Senyawa Organik di Jurusan Kimia FMIPA. Jurnal Universitas Negeri Malang. Volume: 10, Nomor: 2. Pages: 1-7.

Wang, H., Peterson, C.A., Thompson, P., C. (1998). Problem-based Learning (PBL). USC CCMB.

Wena, M. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara.

Winkel, W.S. (1996). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.

Gambar

Tabel 2.1. Langkah-langkah Pelaksanaan dalam Pembelajaran        Berbasis Masalah
Gambar 4.1 Pengaruh Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah          Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Mahasiswa

Referensi

Dokumen terkait

Bagi guru, saat pembelajaran matematika berbasis masalah agar dapat lebih menekankan proses meninjau ulang proses dan hasil agar kemampuan berpikir tingkat

Sementara tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah menguji peningkatan kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa pada aspek menganalisis (C4), mengevaluasi (C5),

Hal tersebut dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari taraf nyata 5% yang artinya terdapat perbedaan nilai keterampilan berpikir tingkat tinggi dan

Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh penggunaan isu sosiosaintifik dalam model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan berpikir tingkat

Bagi guru, saat pembelajaran matematika berbasis masalah agar dapat lebih menekankan proses meninjau ulang proses dan hasil agar kemampuan berpikir tingkat

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh hasil kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam pembelajaran matematika berbasis masalah di kelas XI IPA 1 SMAN 18 Palembang

Kemampuan berpikir kritis merupakan bagian dari kemampuan berpikir tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk mengembangkan proses menganalisis atau mengevaluasi informasi suatu

Tingkat Tinggi mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah pada materi bilangan bulat, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan