• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Strategi Penanggulangan Stres Pada Anak-anak Panti Asuhan "X" Kota Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Strategi Penanggulangan Stres Pada Anak-anak Panti Asuhan "X" Kota Bandung."

Copied!
74
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABSTRAK

Penelitian berjudul studi deskriptif mengenai strategi penanggulangan stres pada Anak-anak panti asuhan “X” kota Bandung bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai strategi penanggulangan stres yang digunakan para Anak – anak panti asuhan “X” kota Bandung dan kaitannya dengan faktor yang mempengaruhinya.

Dalam penelitian ini, rancangan penelitian yang digunakan adalah studi deskriptif dengan menggunakan metode survey. Pada metode survey, peneliti mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan pengujian hipotesa. Sample penelitian ini adalah anak-anak panti asuhan “X” yang memiliki rentang usia 7-12 tahun yaitu berjumlah 16 orang, dimana teknik pemilihan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling yaitu pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang ditentukan.. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui jenis strategi penanggulangan stress adalah berupa kuesioner yang dimodifikasi peneliti berdasarkan teori Lazarus dimana reliabilitas alat ukur pada penelitian ini adalah 0,527 yang termasuk dalam kategori sedang, sedangkan validitas alat ukur untuk tiap indikator yaitu planful problem solving : 0,854, confrontative coping : 0,444, distancing : 0,727, self control : 0,325, seeking social support : 0,744, accepting responbility : 0,468, escape avoidance : 0,299 dan positif reappraisal : 0,700.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sebagian besar (56%) dari Anak–anak panti asuhan “X” kota Bandung menggunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah dan strategi penanggulangan stress yang berpusat pada emosi secara seimbang, 38% responden menggunakan strategi penanggulangan stress yang berpusat pada emosi, dan 6% responden menggunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah.

(2)

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL

LEMBAR PENGESAHAN

ABSTRAK ... .i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR SKEMA ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 10

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 10

1.4 Kegunaan Penelitian ... 11

1.5 Kerangka Pemikiran ... 12

1.6 Asumsi Penelitian ... 23

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 24

(3)

vii

2.1.1 Pengertian Stress ……… 24

2.1.2 Teori Stress ………... 26

2.1.3 Teori Stress dari Lazarus ………. 29

2.1.3 Teori Tentang Penilaian Kognitif ………. 31

2.1.4 Proses Penilaian Kognitif ……….. 32

2.1.5 Strategi Penanggulangan stres ……… 36

2.1.5.1 Pengertian strategi penanggulangan stres ………… 36

2.1.5.2 Fungsi dan Bentuk Strategi Penanggulangan Stres .. 37

2.1.5.3Faktor Pendukung Strategi Penanggulangan Stres .. 41

2.1.5.4Hambatan dalam Menggunakan Strategi Penanggulangan Stres……… 43

2.1.5.5 Hubungan Strategi Penanggulangan Stres yang Berpusat pada Masalah dan yang Berpusat pada Emosi………. 43

2.1.5.5Hubungan Penilaian Kognitif, Stres dan Strategi Penanggulangan Stres……….. 44

2.2 Masa Kanak Akhir………. 45

2.2.1 Pengertian Masa Anak akhir………. 45

2.2.2 Perkembangan Kognitif……… 46

2.2.3 Perkembangan Bahasa………... 48

2.2.4 Perkembangan Sosioemosional……… 48

(4)

viii

2.2.4.2 Relasi Dengan Teman Sebaya……… 50

2.2.4.3 Popularitas, Penolakan dan Pengabaian teman Sebaya ……….. 51

2.2.4.4 Kognisi Sosial……… 51

2.2.4.5 Sahabat……… 52

2.2.4.6 Diri Sendiri……… 53

2.2.4.6.1 Perkembangan Pemahaman Diri………… 53

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………... 55

3.1 Rancangan Penelitian ………. 55

3.2 Variabel Penelitian, Definisi Konseptual Dan Definisi Operasional …………...………. 55

3.2.1 Variabel Penelitian ……… 55

3.2.2 Definisi Konseptual ……… 55

3.2.3 Definisi Operasional ……….. 56

3.3 Alat Ukur ……… 57

3.3.1 Alat Ukur Strategi Penanggulangan Stres …….... 57

3.3.2 Prosedur Pengisian………. 58

3.3.3 Sistem Penilaian……….. 59

3.3.4 Cara Penilaian Strategi Penanggulangan Stres….. 59

3.3.5 Kuesioner Data Pribadi dan Data Penunjang…… 60

(5)

ix

3.4.1 Validitas Alat Ukur ……….. 61

3.4.2 Realibilitas Alat Ukur ……….. 61

3.5 Sampel Penelitian ……….. 62

3.5.1 Populasi Sasaran ……….. 62

3.5.2 Karakteristik Populasi……….. 62

3.5.3 Teknik Sampling ……….. 62

3.6 Teknik Analisis Data ……… 62

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian ……….. 64

4.1.1. Gambaran responden ……….. 64

4.1.2. Hasil pengolahan data ………... 66

4.2. Pembahasan ………... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ……… 82

5.2. Saran ………. .83

5.2.1. Saran Ilmiah……… 83

5.2.2. Saran Praktis……… 84

(6)

x

DAFTAR SKEMA

(7)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Persentase responden berdasarkan usia

Tabel 4.2. .Persentase responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3. Persentase responden berdasarkan Lama Menetap di Panti Asuhan Tabel 4.4. Persentase responden berdasarkan Status di Panti Asuhan

Tabel 4.5. Persentase responden berdasarkan Jenis Strategi Penanggulangan Stres Tabel 4.6. Persentase Dimensi Strategi Penanggulangan Stres

Tabel 4.7. Persentase aspek Problem focused coping Tabel 4.8. Persentase aspek emotion focused coping

Tabel 4.9.Persentase aspek yang seimbang antara problem focused coping dan Emotion Focus Coping

(8)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Persentase dimensi Strategi Penanggulangan Stres (Coping Stress) Lampiran 2. Analisa Item

Lampiran 3. Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

Lampiran 4. Kisi-kisi Alat Ukur pengambilan data dan kisi-kisi alat ukur setelah pengambilan data

Lampiran 5. Kuesioner Pengambilan data Lampiran 6. Validitas dan reliabilitas Alat Ukur

Lampiran Tabel 6.1.1 Crosstab Coping Stress dengan lama menetap di panti asuhan Lampiran Tabel 6.1.2 Crosstab Coping Stress dengan berusaha meraih prestasi walau

jauh dari orangtua

Lampiran Tabel 6.1.3 Crosstab Coping Stress dengan manfaat positif tinggal di panti asuhan

Lampiran Tabel 6.1.4 Crosstab Coping Stress dengan suka di panti asuhan

Lampiran Tabel 6.1.5 Crosstab Coping Stress dengan Tidak merasa kesepian jauh dari keluarga

(9)
(10)

LAMPIRAN 1 : Persentase dimensi Strategi Penanggulangan Stres (Coping Stress)

Tabel 4.6. Persentase dimensi Strategi Penanggulangan Stres (Coping Stress)

Responden Problem focus

Emotion focus Jenis Coping

Stress

Pl : Planful Problem Solving SSS : Seeking social Support PFC : Problem Focus Coping Conf : Confrontative Coping AR : Accepting Responbility EFC : Emotion Focus Coping Dist : Distancing EA : Escape Avoidance

(11)

LAMPIRAN 2 : Analisa Item (Validitas dan reliabilitas Alat Ukur)

Jumlah Item dipakai : 47 item

Jumlah Item dibuang : 9 item

(12)

LAMPIRAN 3 : Data Penunjang dan Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

Petunjuk Pengisian

Kuesioner ini terdiri dari 47 pernyataan mengenai cara saudara menangani setiap masalah-masalah yang saudara hadapi. Saudara diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan saudara. Adapun pilihan jawaban tersebut ialah :

1. Beri tanda silang pada kolom (SS) Sangat Sering jika saudara sangat sering menggunakan cara tersebut.

2. Beri tanda silang pada kolom (S) Sering jika saudara sering menggunakan cara tersebut.

3. Beri tanda silang pada kolom (J) Jarang jika saudara jarang menggunakan cara tersebut.

4. Beri tanda silang pada kolom (SJ) Sangat Jarang jika saudara sangat jarang menggunakan cara tersebut.

Semua jawaban yang saudara berikan tidak ada yang salah, jika pilihan jawaban yang tersedia kurang dapat menggambarkan cara saudara dalam menghadapi masalah, maka pilihlah yang paling mendekati dengan keadaan saudara.

(13)

NO PERNYATAAN SS S J SJ

1. Saya mencoba menghubungi keluarga saya bila saya kesulitan untuk menemui kedua orangtua 2. Saya akan memarahi teman-teman di panti asuhan

yang mengejek atau menghina saya

3. Bila saya memiliki masalah dengan teman saya, saya tidak akan bermain dengan mereka

4. Bila saya sedang kesal dengan teman saya, Saya akan mengingat hal-hal yang menyenangkan 5. Saya meminta bantuan dari kakak panti apabila

saya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas sekolah

6. Saya menerima keadaan saya sebagai anak panti asuhan dan menghadapi segala masalah saya

7. Saya berpura-pura tidak tahu terhadap masalah yang saya hadapi

(14)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

9. Apabila saya bertengkar dengan teman-teman panti, saya akan berusaha menemui mereka untuk menyelesaikan masalah

10. Saya akan memarahi teman saya bila ia menjauhi saya

11. Setiap teringat kedua orangtua, saya akan berusaha untuk melupakannya dengan tidur atau membantu ibu panti

12. Saya akan berusaha menahan rasa kesal saya terhadap teman-teman bila saya sedang sedih dan kesal

13. Saya meminta nasehat kepada ibu panti asuhan bila saya sedang memiliki masalah

14. Saya berjanji untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi.

15. Saya tidak peduli bila ada teman-teman saya di panti asuhan yang tidak menyukai saya

(15)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

17. Bila saya ingin bertemu dengan kedua orangtua, saya terburu – buru menghubungi mereka

18. Saya hanya diam apabila teman-teman mengejek saya

19. Saya akan bermain dengan teman saya untuk mlupakan masalah yang saya hadapi

20. Saya tidak dapat mengendalikan kemarahan saya ketika saya teringat pada keluarga saya

21. Saya akan berusaha untuk mencari bantuan dari teman-teman jika saya sedang kesal atau bertengkar dengan teman yang lain

22. Saya akan menerima keadaan saya di panti karena orangtua saya yang tidak dapat membiayai saya sekolah

23. Saya berharap bahwa masalah yang saya hadapi dapat selesai dengan sendirinya

24. Saya berusaha mendapatkan kesenangan walaupun saya harus tinggal di panti asuhan

(16)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

26. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan jika saya mendapatkan masalah

27. Saya sangat memikirkan keadaan keluarga saya selama tinggal dipanti asuhan

28. Saya akan menentang nasehat yang diberikan oleh ibu panti apabila berbeda dengan keinginan saya 29. Teman-teman dan ibu panti tidak dapat membantu

saya dan tidak mengerti apa yang saya rasakan 30. Saya masih tidak dapat menerima keadaan saya

yang harus menetap dipanti asuhan

31. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang paling menderita karena harus tinggal di panti asuhan 32. Saya harus bertemu dengan ayah atau ibu saya,

segera setelah saya teringat pada mereka

33. Bila saya tersinggung karena ucapan teman-teman, saya akan langsung membalas mereka

34. Saya tetap bermain dengan teman-teman saya walaupun saya sedang kesal pada mereka

(17)

NO PERNYATAAN SS S J SJ

36. Lebih mudah menyelesaikan masalah saya sendiri daripada saya meminta bantuan dari penghuni panti

37. Saya merasa tidak harus menyelesaikan masalah-masalah saya karena saya mempunyai ibu panti yang harus menyelesaikannya

38. Saya tidak mendapatkan manfaat selama saya tinggal dipanti asuhan

39. Saya merasa bahwa tinggal di panti asuhan merupakan hal yang berat

40. Saya berjanji, bahwa setiap masalah yang akan saya hadapi dapat saya selesaikan dengan baik

41. Saya merasa malu untuk meminta bantuan pada kakak atau teman-teman di panti setiap kali saya menghadapi masalah

42. Saya tidak peduli terhadap akibat atau resiko dari apa yang saya lakukan

(18)

NO PERNYATAAN SS S J SJ

44. Saya pergi dari panti asuhan untuk sementara waktu bila menghadapi masalah di panti

45 Saya berharap orang lain mengerti masalah saya

46 Saya siap menanggung akibat atau resiko dari setiap masalah yang saya hadapi

(19)

DATA PENUNJANG Usia :

Lamanya tinggal dipanti asuhan : Status :

1. Bagaimana suka dukanya selama tinggal di Panti Asuhan ?

... ... 2. Apa yang membuat sedih atau tertekan selama tinggal di panti?

... ... Alasannya... 3. Bagaimana pengaruhnyaterhadap kehidupan sehari-hari ?

a. malas belajar c. Menjauh dari teman-teman

b. ”bad mood

4. Saya merasa tertekan karena saya harus jauh dari orangtua dan keluarga a. Sesuai

(20)

5. Saya selalu memikirkan kedua orangtua dan keluarga saya sejak tinggal di panti asuhan

a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 6. Saya mendapatkan kasih sayang yang lebih dari ibu panti sebagai pengganti kedua

orangtua saya a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 7. Berpisah dengan kedua orangtua tidak membuat saya tertekan justru saya banyak

mendapatkan manfaat yang positif

a. Sesuai (sebutkan manfaat positifnya...) b. Tidak sesuai

8. Saya merasa bahwa berpisah dengan orangtua bukan merupakan hal yang menyebabkan saya sedih

a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(21)

9. Saya merasa bahwa orangtua saya tidak perlu untuk menengok saya di panti asuhan

a. Sesuai b. Tidak sesuai

10. Saya merasa aturan dan tuntutan yang diberikan ibu panti membuat saya tertekan a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

Sebutkan aturan di panti asuhan yang dirasakan berat untuk

dilaksanakan?... 11. Saya lebih senang tinggal di panti karena saya memiliki teman yang lebih baik

dibandingkan keluarga saya a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(22)

12. Lebih berat buat saya untuk berpisah dengan teman-teman di panti asuhan dibandingkan berpisah dengan keluarga

a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 13. Saya merasa kehilangan orang tua yang saya sayangi saat saya tinggal di panti

asuhan a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 14. Saya takut orangtua saya tidak akan mempedulikan saya dan tidak mau untuk

menengok saya di panti a. Sesuai

b. Tidak sesuai

15. Di panti asuhan saya akan berusaha untuk mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orangtua walaupun hal tersebut berat bagi saya

(23)

16. Saya kurang mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari teman maupun ibu panti selama tinggal di panti asuhan

a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak Sesuai

(alasannya...) 17. Saya khawatir ibu panti akan memarahi dan mengusir saya bila saya tidak

mematuhi aturan di panti asuhan a. Sesuai

b. Tidak sesuai

18. Walaupun aturan di panti asuhan cukup berat, saya berusaha mengikuti aturan tersebut

a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 19. Saya merasa kesepian dan merasa jauh dari keluarga semenjak saya tinggal di

panti asuhan a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak Sesuai

(24)

20. Saya khawatir teman-teman di panti asuhan akan menjauhi saya a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 21. Saya tetap berusaha untuk meraih prestasi di sekolah walaupun saya harus jauh

dari kedua orangtua a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 22. Saat tinggal di panti saya tidak mendapatkan kasih sayang dan perhatian yang

sama seperti yang orangtua maupun keluarga saya berikan a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(alasannya...) 23. Saya khawatir keluarga saya tidak mau menerima keberadaan saya lagi

a. Sesuai

(25)

24. Tinggal di panti asuhan merupakan tantangan bagi saya untuk lebih mandiri a. Sesuai

(alasannya...) b. Tidak sesuai

(26)

Lampiran 4 : Kisi-kisi Alat Ukur Pengambilan Data

1.Saya mencoba memahami hal-hal apa saja yang membuat saya stres

9. Saya mencoba merencanakan dan mencari cara lain dengan menghubungi keluarga ataupun saudara saya bila saya kesulitan untuk menghubungi maupun menemui kedua orangtua saya

17. Apabila saya bertengkar dengan teman-teman panti, saya akan berusaha mencari cara untuk menyelesaikan masalah agar semua berjalan normal kembali

25. Bila saya ingin bertemu dengan kedua orangtua, saya terburu – buru dan sesegera mungkin menghubungi mereka 33.Masalah-masalah yang saya hadapi, saya selesaikan dengan tergesa-gesa

41. Saya bertemu dengan keluarga saya, segera setelah saya teringat pada mereka

(27)

- Confrontative Coping

2,10,18,50 26(-) 34(-) 42(-)

2. Saya menegur teman-teman di panti asuhan yang

mengejek atau menghina saya agar dia tidak mengejek atau menghina saya lagi

10. Saya memarahi teman saya bila ia menjauhi saya 18. Saya bertanya langsung kepada keluarga saya, karena mereka jarang menengok saya selama tinggal di panti asuhan

26. Saya tidak dapat berbuat apa-apa bila teman-teman memperolok-olok saya

34. Saya hanya diam bila ibu panti memperingatkan saya karena kesalahan saya, walaupun saya merasa apa yang saya lakukan sudah benar

42. Saya tidak tahu apa yang harus saya lakukan jika saya mendapatkan masalah baik itu disekolah maupun di panti asuhan

(28)

Focus emosi

- Distancing

3,11,19,51 27(-) 35 (-) 43(-)

3. Bila saya memiliki masalah dengan teman saya, saya akan menjaga jarak dari mereka

11. Setiap teringat kedua orangtua saya akan berusaha untuk melupakannya sementara waktu dengan bermain atau membantu ibu panti

19. Saya menolak untuk terlalu memikirkan masalah yang saya hadapi dengan serius

27. Saya sangat memikirkan keadaan keluarga saya selama tinggal dipanti asuhan

35. Saya tetap bermain dengan teman-teman saya walaupun saya sedang kesal pada mereka

43. Saya merasa bahwa tinggal di panti asuhan merupakan hal yang berat

(29)

- Self Control 4,12,20,52 28 (-) 36 (-) 44 (-)

4. Saya mencoba menenangkan diri saya bila saya merasa tidak mampu untuk menemui kedua orangtua

12. Bila saya sedang kesal dengan teman-teman panti, saya memendam sendiri rasa kesal saya, agar saya tidak

bertengkar dengan mereka

20. Saya berusaha menjaga sikap saya terhadap teman-teman bila saya sedang sedih dan kesal pada ibu panti asuhan

28. Saya tidak dapat mengendalikan kemarahan saya ketika saya teringat pada keluarga saya

36. Saya marah dan menentang nasehat-nasehat yang diberikan oleh ibu panti bila saya ditegur olehnya 44. Saya kurang mampu mengendalikan emosi saya apabila teman-teman saya mengganggu saya

(30)

- Seeking Social Support 5,13,21,53 29 (-) 37 (-) 45 (-)

5. Saya meminta bantuan dari kakak panti apabila saya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas sekolah

13. Saya meminta nasehat kepada ibu panti asuhan bila saya sedang memiliki masalah

21. Saya berusaha mencari dukungan dari teman-teman saya di sekolah jika saya sedang kesal atau bertengkar dengan sesama teman saya di panti asuhan

29. Saya menganggap orang-orang di sekitar saya tidak dapat membantu saya dan tidak memahami apa yang saya rasakan

37. Saya merasa dapat menyelesaikan masalah saya sendiri tanpa harus mengharapkan bantuan dari ibu panti

(31)

- Accepting Responsibility

6,14,22,54 30 (-) 38 (-) 46 (-)

6. Saya akan mencoba memahami keadaan saya sebagai anak panti asuhan dan berusaha menanggung segala akibatnya

14. Saya berjanji pada diri saya untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi sebagai anak panti asuhan 22. Saya menerima keadaan saya dititipkan di panti asuhan ini karena orangtua saya yang tidak dapat membiayai saya sekolah

30. Saya tidak menyukai keluarga saya yang menitipkan dan membuat saya harus menetap dipanti asuhan

38. Saya mempunyai ibu panti yang harus menanggung permasalahan yang saya hadapi

(32)

- Escape Avoidance 7,15,23,55 31 (-) 39 (-) 47 (-)

7. Saya berpura-pura tidak tahu terhadap masalah yang saya hadapi untuk menghindar dari masalah yang saya hadapi

15. Saya tidak mau tahu bila ada teman-teman saya di panti asuhan yang tidak menyukai saya

23. Saya menganggap bahwa masalah yang saya hadapi dapat selesai dengan sendirinya

31. Bila saya bertengkar dengan teman-teman dipanti, saya akan langsung menyelesaikannya saat itu juga

39. Saya langsung bertanya kepada guru di sekolah, bila saya mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran 47. Saya merasa tidak “enak” hati bila saya memiliki masalah yang belum saya selesaikan

(33)

-Positif Reappraisal 8,16,24,56 32(-) 40(-) 48(-)

8. Saya berusaha menerima dengan ikhlas keadaan saya tinggal di panti asuhan karena saya tahu hal tersebut akan mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan

16. Saya melaksanakan shalat dan berdoa pada Tuhan, bila saya sedang sedih mengingat kedua orangtua saya

24. Saya mendapatkan kesenangan dan manfaat yang positif dari keadaan saya yang harus tinggal di panti asuhan

32. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang paling menderita karena harus tinggal dipanti asuhan

40. Saya tidak menemukan harapan – harapan yang positif dan bermanfaat selama saya tinggal dipanti asuhan

(34)

LAMPIRAN 5 : Kuesioner Pengambilan data

Kuesioner Strategi Penanggulangan Stres

Petunjuk Pengisian

Kuesioner ini terdiri dari 56 pernyataan mengenai cara anda menangani setiap masalah-masalah yang anda hadapi. Anda diminta untuk memilih salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (x) pada salah satu pilihan jawaban yang tersedia yang sesuai dengan keadaan anda. Adapun pilihan jawaban tersebut ialah :

1. Beri tanda silang pada kolom (SS) Sangat Sering jika anda sangat sering menggunakan cara tersebut.

2. Beri tanda silang pada kolom (S) Sering jika anda sering menggunakan cara tersebut.

3. Beri tanda silang pada kolom (J) Jarang jika anda jarang menggunakan cara tersebut.

4. Beri tanda silang pada kolom (SJ) Sangat Jarang jika anda sangat jarang menggunakan cara tersebut.

Semua jawaban yang anda berikan tidak ada yang salah, jika pilihan jawaban yang tersedia kurang dapat menggambarkan cara anda dalam menghadapi masalah, maka pilihlah yang paling mendekati dengan keadaan anda.

(35)

NO PERNYATAAN SS S J SJ

1. Saya mencoba memahami hal-hal apa saja yang membuat saya stres.

2. Saya menegur teman-teman di panti asuhan yang mengejek atau menghina saya agar dia tidak mengulang perbuatannya lagi

3. Bila saya memiliki masalah dengan teman saya, saya akan menjaga jarak dari mereka

4. Saya akan mencoba menenangkan diri saya bila saya merasa tidak mampu untuk menemui kedua orangtua

5. Saya akan meminta bantuan dari kakak panti apabila saya tidak dapat menyelesaikan tugas-tugas sekolah

6. Saya akan mencoba memahami keadaan saya sebagai anak panti asuhan dan berusaha menanggung segala akibatnya

(36)

NO PERNYATAAN SS S J SJ

8. Saya akan berusaha menerima dengan ikhlas keadaan saya tinggal di panti asuhan karena saya tahu hal tersebut akan mendapatkan balasan yang baik dari Tuhan.

9. Saya mencoba merencanakan dan mencari cara lain dengan menghubungi keluarga ataupun saudara saya bila saya kesulitan untuk menghubungi maupun menemui kedua orangtua saya

10. Saya memarahi teman saya bila ia menjauhi saya 11. Setiap teringat kedua orangtua saya akan berusaha

untuk melupakannya dengan tidur atau membantu ibu panti

12. Bila saya sedang kesal dengan teman saya, Saya akan mengingat hal-hal yang menyenangkan untuk menghilangkan perasaan kesal saya

(37)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

14. Saya akan berjanji pada diri saya untuk menyelesaikan masalah yang saya hadapi sebagai anak panti asuhan.

15. Saya tidak mau tahu bila ada teman-teman saya di panti asuhan yang tidak menyukai saya

16. Saya akan melaksanakan shalat dan berdoa pada Tuhan, bila saya sedang sedih mengingat kedua orangtua saya

17. Apabila saya bertengkar dengan teman-teman panti, saya akan berusaha mencari cara untuk menyelesaikan masalah agar semua berjalan normal kembali

18. Saya bertanya langsung kepada keluarga saya, karena mereka jarang menengok saya selama tinggal di panti asuhan

19. Saya akan bermain dengan teman saya untuk mengalihkan masalah yang saya hadapi

(38)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

21. Saya akan berusaha untuk mencari dukungan dari teman-teman saya di sekolah jika saya sedang kesal atau bertengkar dengan sesama teman saya di panti asuhan

22. Saya menerima keadaan saya dititipkan di panti asuhan ini karena orangtua saya yang tidak dapat membiayai saya sekolah

23. Saya menganggap bahwa masalah yang saya hadapi dapat selesai dengan sendirinya

24. Saya berusaha mendapatkan kesenangan dan manfaat yang positif dari keadaan saya yang harus tinggal di panti asuhan

25. Saat saya ingin bertemu dengan kedua orangtua, saya terburu – buru dan sesegera mungkin menghubungi mereka

26. Saya hanya diam apabila teman-teman memperolok-olok saya

(39)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

28. Saya tidak dapat mengendalikan kemarahan saya ketika saya teringat pada keluarga saya

29. Saya menganggap orang-orang di sekitar saya tidak dapat membantu saya dan tidak memahami apa yang saya rasakan

30. Saya tidak menyukai keluarga saya yang menitipkan dan membuat saya harus menetap dipanti asuhan

31. Setiap saya bertengkar dengan teman-teman dipanti, saya akan langsung menyelesaikannya saat itu juga

32. Saya merasa bahwa saya adalah orang yang paling menderita karena harus tinggal dipanti asuhan 33. Masalah-masalah yang saya hadapi, saya

selesaikan dengan tergesa-gesa

34. Saya hanya diam bila ibu panti memperingatkan dan menegur saya, walaupun saya merasa apa yang saya lakukan sudah benar

(40)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

36. Saya akan menentang nasehat-nasehat yang diberikan oleh ibu panti apabila tidak sesuai dengan keinginan saya

37. Saya merasa dapat menyelesaikan masalah saya sendiri tanpa harus mengharapkan bantuan dari ibu panti

38. Saya mempunyai ibu panti yang harus menanggung permasalahan yang saya hadapi 39. Saya akan langsung bertanya kepada guru di

sekolah, bila saya mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran

40. Saya tidak menemukan harapan – harapan yang positif dan bermanfaat selama saya tinggal dipanti asuhan

41. Saya bertemu dengan keluarga saya, segera setelah saya teringat pada mereka

(41)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

43. Saya merasa bahwa tinggal di panti asuhan merupakan hal yang berat

44. Saya kurang mampu mengendalikan emosi saya apabila teman-teman saya menggangu saya 45. Saya merasa malu untuk meminta bantuan pada

penghuni panti setiap kali saya menghadapi masalah

46. Setiap saya menghadapi suatu masalah, saya akan menyelesaikan masalah yang saya hadapi namun saya tidak memperdulikan akibat dari apa yang telah saya lakukan

47. Saya merasa tidak “enak” hati bila saya memiliki masalah yang belum saya selesaikan

48. Saya tidak merasa bahwa dengan saya

mendekatkan diri pada Tuhan, perasaan saya akan lebih tenang

49. Saya mempertimbangkan sesuatu untuk

(42)

NO PERTANYAAN SS S J SJ

50. Bila saya tersinggung karena ucapan teman-teman, saya akan langsung membalas mereka

51. Ketika saya sedang mengalami masalah di panti asuhan, saya pergi dari panti untuk sementara waktu

52. Saya berjanji pada diri saya, bahwa setiap masalah yang akan saya hadapi dapat saya selesaikan dengan baik

53 Saya berharap orang lain bersimpati dan memahami permasalahan saya

54 Saya siap menanggung akibat dari setiap masalah yang saya hadapi

55. Saya berharap keajaiban akan datang untuk menyelesaikan semua masalah saya

(43)

LAMPIRAN 6 : Tabulasi Silang

TABEL 6.1.1 COPING STRESS * USIA Crosstabulation

USIA

TABEL 6.1.2 COPING STRESS * LAMA MENETAP Crosstabulation

(44)

TABEL 6.1.4 COPING STRESS * MANFAAT POSITIFNYA Crosstabulation

TABEL 6.1.3 COPING STRESS * TETAP BERUSAHA MERAIH PRESTASI WALAU JAUH DARI ORANGTUA DAN KELUARGA Crosstabulation

TETAP BERUSAHA MERAIH PRESTASI WALAU JAUH DARI ORANGTUA DAN KELUARGA

Total 0 BISA MANDIRI BISA BELAJAR DAN DAPAT ILMU

(45)

TABEL 6.1.5 COPING STRESS * SUKA DI PANTI ASUHAN Crosstabulation

TABEL 6.1.6 COPING STRESS * TIDAK SESUAI MERASA KESEPIAN DAN JAUH DARI KELUARGA ATAU ORANGTUA Crosstabulation

(46)

TABEL 6.1.7 COPING STRESS * SESUAI TINGGAL DI PANTI MERUPAKAN TANTANGAN UNTUK LEBIH MANDIRI Crosstabulation

(47)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Individu memiliki berbagai macam masalah didalam hidupnya, masalah dalam diri individu hadir bila apa yang telah manusia usahakan jauh atau tidak sesuai dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun kesulitan dari dalam diri individu sehingga apa yang diharapkan oleh individu tidak sesuai dengan apa yang diraih. Apabila masalah yang dihadapi tidak dapat diselesaikan maka dapat menimbulkan tekanan-tekanan dalam diri, tekanan itu dapat berupa tekanan yang berat maupun ringan tergantung dari penilaian manusia mengenai masalah-masalah yang dihadapinya. Tekanan-tekanan tersebut dapat menyebabkan manusia mengalami stres dan memiliki dampak yang beragam. Tekanan atau stres dapat dialami oleh berbagai individu dengan usia yang beragam seperti anak-anak, remaja,dewasa hingga orang tua.

(48)

2

Pengalaman yang sangat minim dalam mengatasi masalah-masalahnya membuat seorang anak membutuhkan perhatian dan dukungan dari orangtua maupun orang terdekatnya dalam menghadapi suatu masalah, sehingga mereka membutuhkan relasi yang terpercaya dengan orangtua ataupun orang terdekatnya yang dirasakan dapat melindungi dan membantu dirinya dari tekanan atau stres yang mengancam dan dapat menceritakan masalahnya pada orangtua atau orang terdekatnya.

Gejala-gejala yang dapat dikenali dari individu yang menunjukkan gejala stres antara lain gejala fisik yaitu gejala yang menyerang tubuh atau badan individu seperti sakit kepala, pusing, tidur tidak teratur, gejala emosional berupa gejala dari segi emosi seperti mudah menangis, gelisah atau cemas, mudah marah, gejala intelektual berupa gejala pada kerja intelek atau pikiran seperti sulit berkonsentrasi, sulit membuat keputusan, mudah lupa, melamun berlebihan, gejala interpersonal berupa gejala yang berhubungan dengan orang lain didalam maupun diluar rumah seperti mudah menyalahkan orang lain, kehilangan kepercayaan kepada orang lain (Brecht dan Harjana, 1994).

(49)

3

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa salah satu penyebab anak yang mengalami stres adalah perpisahan dengan kedua orangtuanya, dimana hal ini juga dialami oleh anak-anak panti asuhan. Anak-anak panti asuhan adalah anak-anak yang hidup tanpa tinggal bersama kedua orangtuanya ataupun sanak saudara yang dekat dengannya, anak-anak panti asuhan tinggal dan hidup dari bantuan-bantuan orang lain seperti sumbangan, zakat ataupun program orangtua asuh setiap bulan.

Anak - anak yang menetap di panti asuhan adalah anak-anak yang hidup tanpa pengawasan dan bimbingan dari orangtua kandung mereka setiap harinya, biasanya anak-anak tersebut adalah berstatus yatim piatu, yatim ataupun piatu dimana salah satu atau kedua orangtua mereka telah meninggal, namun ada juga anak-anak panti asuhan yang masih memiliki kedua orang tua namun karena kesulitan ekonomi, orangtuanya menitipkan anak tersebut di panti asuhan, anak – anak panti asuhan melewatkan hari-hari mereka tanpa kehadiran kedua orangtua mereka, mereka jarang sekali atau bahkan tidak sama sekali bertemu dengan kedua orangtua mereka, sehingga anak-anak panti asuhan tersebut tidak mendapatkan kasih sayang, perhatian dan dukungan secara langsung dari kedua orangtua mereka.

(50)

4

lingkungan sekitarnya, belajar dari pengalaman sebelumnya dll sehingga mereka dapat mengatasi masalahnya dan menanggulangi stres yang mereka hadapi. Stres atau tekanan yang anak – anak hadapi dapat berasal dari situasi dan keadaan dimana mereka berpisah dengan kedua orangtuanya, orangtua yang menikah lagi hingga perselisihan yang terjadi dengan sesama anak panti asuhan. Stres terjadi jika pada seseorang individu terdapat tuntutan yang melebihi sumber daya yang dimiliki individu untuk melakukan penyesuaian (adjustment) dan dalam hal ini terdapatnya kesenjangan antara tuntutan internal dan eksternal dan kemampuan yang dimiliki individu (Lazarus, 1976).

Tuntutan-tuntutan yang dirasakan oleh anak panti asuhan berupa minimnya biaya untuk kebutuhan hidup dan sekolah, minimnya hiburan-hiburan yang tidak didapatkan di panti asuhan, perpisahan dengan kedua orangtua, maupun perselisihan dengan teman-temannya di panti asuhan dimana seorang anak panti asuhan dituntut untuk menyesuaikan diri dan mampu memecahkan masalah yang mereka hadapi. Bila anak berhasil berjuang mengatasi hal-hal yang tidak menyenangkan, berarti dia berhasil mengatasi masalahnya dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang menegangkan. Hal ini dapat dicapai bila anak memiliki hubungan yang erat dan saling percaya dengan orang dewasa yang dapat membantu anak dalam mengatasi rasa stresnya terhadap keadaan yang menegangkan dan mampu menolong anak dalam menyelesaikan masalahnya (Werner dan Ruth Smith, 1982)

(51)

5

memiliki beberapa cabang di kota Bandung, yayasan panti asuhan tersebut hanya merawat anak-anak perempuan, dimana anak – anak tersebut memiliki status yang berbeda-beda yaitu anak yatim, piatu, yatim piatu ataupun anak-anak yang masih memiliki orangtua namun karena keadaan ekonomi keluarga, anak tersebut dititipkan di panti asuhan. Anak-anak panti asuhan tersebut berjumlah 42 orang dan memiliki tingkat usia yang bervariasi, berdasarkan wawancara peneliti terhadap pengurus panti asuhan didapat data bahwa 17 orang anak berusia 7-12 tahun, 15 orang remaja berusia 13-15 tahun dan 10 orang remaja berusia 16-17 tahun. Umumnya hampir seluruh anak-anak panti asuhan tersebut hanya bertemu dengan kedua orangtua ataupun sanak saudara mereka sekali dalam setahun yaitu hari raya lebaran saja.

(52)

6

Berdasarkan hasil survey awal terhadap 14 orang anak-anak di panti asuhan “X” , diperoleh data bahwa terdapat beberapa alasan yang menyebabkan anak-anak

berada di panti asuhan. Sebanyak 8 orang menyatakan bahwa keberadaannya di panti asuhan disebabkan oleh kondisi perekonomian keluarga yang kurang mencukupi, sebanyak 4 orang mengatakan berada dipanti asuhan tersebut agar dapat meneruskan pendidikannya, sedangkan sebanyak 2 orang menyatakan bahwa adanya penolakan dari orangtua terhadap dirinya menyebabkan ia berada di panti asuhan tersebut.

Berdasarkan hasil survey awal terhadap 12 orang anak – anak di panti asuhan “X” didapat data bahwa terdapat faktor-fakor yang menyebabkan terjadinya stres

(stressor) pada anak panti asuhan, sebanyak 8 orang mengaku bahwa keberadaan

orang tua yang jauh dari diri anak-anak tersebut dapat menyebabkan terjadinya stress, kemudian sebanyak 4 orang mengaku bahwa perselisihan yang terjadi diantara dirinya dengan sesama anak-anak panti asuhan menyebabkan terjadinya stress. Perselisihan tersebut dapat berupa adanya ejekan, pertengkaran dan penolakan dari teman-temannya. Faktor keberadaan orangtua yang jauh dari anak panti asuhan ”X” merupakan faktor utama penyebab stres pada anak-anak panti asuhan tersebut.

(53)

7

sebanyak 4 orang mengatakan bahwa setiap dirinya teringat akan keberadaan orangtuanya membuat dirinya mudah menangis.

Berdasarkan masalah-masalah yang dialami di panti asuhan tersebut, seperti konflik atau perselisihan dengan sesama teman di panti asuhan dan keberadaan orangtua yang jauh dari mereka, seorang anak dituntut memiliki kemampuan dalam menyesuaikan diri dan menyelesaikan masalah yang dihadapinya serta dapat menjalin relasi yang mendukung dan saling percaya dengan orang-orang didekatnya sehingga dapat menangani keadaan yang sedang mereka hadapi, kemampuan tersebut disebut dengan coping stress atau strategi penanggulangan stres. Strategi penanggulangan stres merupakan penilaian kognitif dan tingkah laku yang berlangsung terus menerus sebagai usaha individu untuk mengatasi tuntutan yang dinilai sebagai beban atau melampaui sumber daya yang dimilikinya, baik tuntutan internal ataupun eksternal (Lazarus & Folkman, 1984).

(54)

8

strategi menghindar, pengurangan tekanan emosi, membuat jarak, perhatian selektif dan perbandingan positif.

Pada anak-anak panti asuhan ”X” mereka melakukan strategi penanggulangan stres dengan berbagai macam cara, dari hasil survei awal yang dilakukan terhadap anak-anak panti asuhan ”X” didapat bahwa 3 orang anak panti asuhan ”X” mengatasi masalahnya dengan mencari hiburan dengan bermain bersama anak-anak panti asuhan yang lain ataupun berusaha untuk tidur dikamar, dalam hal ini mereka berupaya untuk melupakan masalah yang mereka hadapi dengan bermain dengan teman-temannya ataupun tidur di kamar, agar mereka dapat melupakan masalah tersebut.

(55)

9

dengan berusaha berpikir dan mencari cara-cara lain agar masalahnya dapat terselesaikan, dalam hal ini mereka menghadapi kesulitan untuk menemui kedua orangtuanya namun mereka akan mencari alternatif lain dengan menghubungi keluarganya yang lain untuk dapat menghubungi kedua orangtuanya

Strategi penanggulangan stres yang dilakukan oleh anak-anak panti asuhan ”X” bermanfaat untuk menanggulangi stres yang mereka hadapi, namun terdapat

masalah yang dialami oleh anak-anak panti asuhan ”X” dalam upaya untuk menanggulangi stres, anak-anak panti asuhan ”X” yang berusaha menangani stresnya dengan berupaya mencari bantuan dan dukungan dari teman-temannya, mengalami kesulitan karena sering mengalami perselisihan atau konflik dengan teman-temannya, anak-anak tersebut merasa bahwa dirinya tidak mendapatkan dukungan dan keakraban yang hangat dari teman-temannya sehingga mereka merasa stres dan tidak nyaman untuk menetap di panti asuhan, sedangkan beberapa anak-anak panti asuhan ”X” yang ingin sekali bertemu dengan kedua orangtua mereka berusaha menangani

stresnya dengan mencoba mengunjungi atau menghubungi orangtuanya (problem focus), namun karena penolakan dan perceraian kedua orangtua serta keberadaan

orangtua mereka yang tidak mereka ketahui menyebabkan mereka sulit untuk menemui dan menghubungi salah satu atau kedua orangtuanya

(56)

10

mengetahui lebih lanjut mengenai strategi penanggulangan stres dari permasalahan yang dihadapi oleh anak-anak panti asuhan ”X”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka ingin diketahui jenis strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh anak-anak panti asuhan ”X” kota Bandung

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud penelitian

Ingin mengetahui gambaran umum mengenai strategi penanggulangan stres pada anak-anak panti asuhan ”X” Bandung.

1.3.2 Tujuan penelitian

Untuk memperoleh gambaran dan paparan yang lebih rinci dan lengkap mengenai strategi penanggulangan stres pada anak-anak panti asuhan ”X” Bandung.

1.4 Kegunaan penelitian

1.4.1 Kegunaan ilmiah

(57)

11

psikologi perkembangan dan sosial.

b. Memberikan tambahan informasi bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian lanjutan mengenai Strategi penanggulangan stres pada anak panti asuhan.

1.4.2 Kegunaan Praktis.

a. Memberikan informasi kepada ibu pengasuh panti asuhan ”X”

agar mengetahui gambaran mengenai Strategi penanggulangan stres yang digunakan oleh anak-anak panti asuhan ”X” sehingga dapat membantu dan memberi arahan dalam menentukan strategi yang anak-anak panti asuhan gunakan untuk menghadapi tuntutan-tuntutan berikutnya.

b. Memberikan informasi kepada yayasan panti asuhan ”X” agar

dapat mengetahui strategi penanggulangan stres yang digunakan anak asuhnya sehingga dapat membantu dan mendukung anak panti asuhan dalam menggunakan strategi penanggulangan stres dalam menghadapi tuntutan

1.5 Kerangka Pemikiran

(58)

12

dengan keluarga. Perkembangan kognitif pada masa pertengahan dan akhir anak terutama pada rentang usia 7-12 tahun yaitu anak berada pada tahap operasional konkrit dimana anak sudah mampu menggunakan logikanya untuk memecahkan masalah dan melakukan tindakan mental yang bertentangan dengan objek yang nyata dan konkrit, sedangkan secara emosi, anak-anak sudah mengalami perkembangan dalam hal mampu untuk mengenali perasaannya sendiri, mampu memotivasi diri sendiri dan mampu untuk mengelola emosi dengan baik. Sedangkan hubungan anak dengan keluarganya pada tahap ini adalah hubungan dimana berkurangnya pengawasan orangtua, namun peran orangtua maupun orang dewasa dibutuhkan sebagai pelindung dalam membantu anak menghadapi keadaan-keadaan yang menyebabkan stres maupun menolong anak menyelesaikan masalahnya (Santrock, 2002)

(59)

13

serta dapat membantu anak dalam menanggulangi stres dan menyelesaikan masalahnya yang berkaitan dengan hambatan dalam memenuhi tugas perkembangan mereka.

Anak-anak panti asuhan mengalami perkembangan yang sama seperti anak-anak lain pada umumnya. Anak-anak-anak panti asuhan merupakan anak-anak-anak-anak yang dirawat dan menetap di panti asuhan karena ditinggalkan oleh kedua orangtua ataupun orangtua mereka tidak sanggup lagi membiayai anaknya. Terdapat banyak masalah yang anak panti asuhan hadapi yang dapat menyebabkan stres seperti berpisah dengan kedua orangtua, kehilangan salah satu atau kedua orangtua, konflik dan penolakan dari teman sebaya, maupun anak yang terbuang dari keluarga selama bertahun-tahun, hal-hal tersebut dapat menimbulkan masalah tersendiri bagi anak-anak panti asuhan. Sama halnya dengan anak-anak-anak-anak panti asuhan X, dimana terdapat beragam masalah yang mereka alami seperti perpisahan dengan kedua orangtua, kehilangan salah satu atau kedua orangtua, keberadaan orangtua yang jauh, merasa terbuang oleh kedua orangtuanya, ataupun perselisihan dengan sesama anak-anak panti asuhan.

(60)

14

proses penilaian kognitif adalah proses penilaian primer, yaitu anak panti asuhan menghayati situasi yang dihadapi, apakah situasi tersebut tidak bermakna dan tidak berpengaruh terhadap keadaan dirinya (irrelevant), apakah situasi tersebut dirasakan sebagai hal yang positif bagi dirinya (benign positive), ataukah situasi tersebut dirasakan merugikan dan mengancam kesejahteraan dirinya (stress appraisal), jika dirasakan merugikan dan mengancam maka hal tersebut dapat menimbulkan stress, namun jika hal tersebut tidakberkaitan dan tidak berpengaruh dengan keadaan dirinya maka hal tersebut tidak dapat menimbulkan stres. Penilaian kognitif ini memberikan gambaran mengenai berat atau ringannya masalah yang dialami oleh anak-anak panti asuhan.

Penilaian beratnya suatu masalah yang dihadapi anak-anak panti asuhan dapat menimbulkan stress. Menurut Lazarus & Folkman stres merupakan bentuk interaksi antara individu dengan lingkungan yang dinilai oleh individu sebagai tuntutan yang membebani atau melampaui kemampuan yang dimilikinya, serta mengancam kesejahteraan dirinya. Pada umumnya anak-anak panti menghadapi masalah yang sama, namun dapat menghasilkan penghayatan stres yang berbeda tergantung dari motivasi dan penyesuaian diri mereka. Dalam hal ini, perbedaan terletak pada intensitas tekanan emosional yang dirasakan dan dipengaruhi pula oleh cara anak-anak panti asuhan memandang permasalahannya.

(61)

15

masalah dipengaruhi oleh penilaiannya terhadap potensi yang dimilikinya untuk menyelesaikan masalahnya tersebut atau yang disebut dengan penilaian sekunder (Secondary Appraisal). Secondary appraisal merupakan proses kedua dari penilaian kognitif. Pada tahap ini anak-anak panti asuhan menentukan apa yang dapat dilakukan terhadap situasi yang dihadapinya. Anak-anak panti asuhan mengevaluasi potensi-potensi yang ada dalam dirinya untuk menentukan strategi penanggulangan stres yang dianggap sesuai dengan masalah yang dialaminya dan akibat yang ditimbulkan oleh strategi tersebut.

Selanjutnya, anak-anak panti asuhan akan bertindak dengan perilaku tertentu untuk mengatasi masalah yang dihadapinya. Kecenderungan anak-anak panti asuhan menyelesaikan masalahnya disebut dengan strategi penanggulangan stres (coping stress). Menurut Lazarus & Folkman strategi penanggulangan stres merupakan

(62)

16

Strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah (problem focus) adalah cara dimana individu berusaha untuk mencari penyelesaian masalah sesuai dengan situasi yang sedang dihadapi untuk menghilangkan kondisi yang menimbulkan stres. Jika masalah yang dialami dapat teratasi, maka mereka akan menggunakan strategi penanggulangan stres yang sama apabila dihadapkan pada masalah yang serupa. Individu akan menghadapi masalah, memecahkan masalah secara terencana, menerima dan memilih aspek-aspek positif dari masalah tersebut. Contohnya: anak panti asuhan “X” yang mengalami kesulitan untuk menemui kedua

orangtua mereka akan merencanakan dan mencari alternatif atau cara lain dengan menghubungi saudara-saudara ataupun kerabat orangtua mereka untuk mendapatkan informasi mengenai keberadaan orangtuanya sehingga anak tersebut dapat menemui kedua orangtuanya

Strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi (emotional focus) adalah suatu bentuk respon emosional terhadap masalah yang dihadapi yang ditujukan untuk mengurangi tekanan emosional yag disebabkan oleh masalah yang dialami. Bila individu dihadapkan pada kondisi yang tidak dapat diatasi, ia akan menggunakan penanggulangan stres yang memberi kemungkinan untuk tidak memusatkan diri pada situasi yang bermasalah tersebut seperti menghindar (escape avoidance) atau menjaga jarak (distancing) yang berarti strategi penanggulangan stres

yang digunakan adalah yang berpusat pada emosi. Contoh; apabila seorang anak didalam panti asuhan ”X” sedang berselisih dengan teman-temannya, maka ia tidak

(63)

17

melakukan hal-hal yang ia senangi untuk melupakan masalahnya tersebut semantara waktu.

Strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah memiliki dua bentuk strategi, pertama Planful Problem Solving, menggambarkan usaha pemecahan masalah dengan tenang dan hati-hati disertai dengan pendekatan analitis untuk pemecahan masalah secara terencana. Dalam hal ini anak-anak panti asuhan akan mencari informasi bagaimana cara menyelesaikan masalah yang dihadapinya di panti asuhan.

Bentuk strategi kedua dari strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah adalah Confrontative Coping ,yang menggambarkan usaha-usaha untuk mengubah keadaan atau masalah secara agresi dan berulang kali menyelesaikan masalah dan rintangannya hingga selesai. Dalam hal ini anak panti asuhan akan berusaha mengubah keadaan atau masalah yang mereka hadapi dengan marah-marah kepada orang tuanya agar orangtuanya paham dan selalu mengunjungi anaknya di panti asuhan.

(64)

18

untuk meregulasi perasaan maupun tindakan. Dalam hal ini anak panti asuhan akan mengatasi stresnya dengan berusaha mengendalikan tingkah lakunya, dan perasaan kesal misalnya dengan tidak mengungkapkan kekesalannya pada orang lain jika menghadapi masalah selama tinggal dipanti asuhan. Escape avoidance, menggambarkan reaksi berkhayal dan usaha menghindari atau melarikan diri dari masalah. Misalnya ketika anak panti asuhan menghayati tinggal di panti asuhan adalah hal yang berat maka dia akan berkhayal seandainya dia tidak tinggal di panti asuhan untuk mengalihkan perhtian dari masalah yang sedang dialami.

Positive reappraisal, menggambarkan usaha menciptakan makna positif

(65)

19

Untuk menghadapi stres yang dialaminya, anak-anak panti asuhan harus memiliki sumber daya yang baik di dalam dirinya. Sumber daya yang dimiliki oleh para anak panti asuhan adalah kesehatan dan energi, keterampilan memecahkan masalah, keyakinan yang positif, keterampilan sosial, dukungan sosial, dan sumber material.

Kesehatan dan energi dibutuhkan oleh para anak panti asuhan untuk menyelesaikan masalahnya, bila anak panti asuhan sehat maka akan lebih mudah menanggulangi masalah karena mereka memiliki cukup energi. Keterampilan memecahkan masalah adalah kemampuan mencari informasi, menganalisa, mengidentifikasi masalah, mempertimbangkan, memilih dan menerapkan rencana yang tepat dalam bertindak. Dalam hal ini dibutuhkan pengalaman yang luas, pengetahuan, kemampuan intelektual atau kognisi serta kapasitas untuk mengendalikan diri. Jika anak panti asuhan memiliki keterampilan memecahkan masalah akan membantu mereka dalam menyelesaikan setiap masalah yang mereka hadapi.

(66)

20

akan mudah menyerah ketika menghadapi kesulitan dalam menyelesaikan masalahnya.

Keterampilan sosial dapat memudahkan pemecahan masalah individu bersama dengan orang lain seperti teman/sahabat yang memberikan kemungkinan untuk bekerja sama serta untuk memperoleh dukungan dan melalui interaksi sosial yang terjalin, hal ini memberi pengaruh yang baik bagi individu yang bersangkutan. Jika anak panti asuhan memiliki penyesuaian sosial yang efektif, maka akan mempermudah mereka dalam menyelesaikan masalahnya.

Sumber-sumber material : berupa uang, barang, fasilitas lain yang dapat mendukung terlaksananya penanggulangan secara lebih efektif. Kondisi stres anak-anak panti asuhan yang disebabkan oleh keberadaan mereka yang jauh dari orang tuanya, dapat diatasi dengan tersedianya sumber-sumber material seperti fasilitas telepon untuk menghubungi kedua orangtua atau keluarganya

Dukungan sosial yaitu informasi, bantuan atau dukungan emosional dari orang lain yang diperoleh individu sehingga dapat membantu dalam menanggulangi masalah. Dalam hal ini anak panti asuhan yang mendapatkan dukungan sosial dari teman-temannya di panti asuhan akan lebih mudah menyelesaikan masalah, karena mereka akan mendapatkan masukan-masukan dan dukungan emosional yang bisa membantu untuk menyelesaikan masalah mereka

(67)

21

strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi digunakan pada frekuensi yang berbeda tergantung dari derajat tinggi-rendahnya stres yang dihayati oleh anak panti asuhan. Anak panti asuhan yang derajat stresnya rendah cenderung menggunakan kedua strategi penanggulangan stres dengan frekuensi yang sama. Anak panti asuhan yang derajat stresnya moderat akan sering menggunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah. Sedangkan anak panti asuhan yang derajat stresnya tinggi lebih sering menggunakan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi (Lazarus, 1984). Menurut Anderson, kecemasan berhubungan dengan derajat stres yang tinggi dan individu akan lebih terfokus pada ketegangan emosional dan mekanisme pertahanan diri serta sulit untuk memusatkan diri pada mekanisme penanggulangan stres untuk menyelesaikan masalah ( problem solving coping mechanism)

(68)

22

Anak-anak

Panti asuhan X

Bandung

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya stres

(stressor)

- Peristiwa-peristiwa kehidupan dan

percekcokan sehari-hari : perpisahan dengan

orangtua, merasa terbuang oleh kedua

orangtuanya, kehilangan salah satu atau

kedua dan perselisihan dengan teman

sebaya

Faktor – faktor yang mempengaruhi

pemilihan strategi penanggulangan

(69)

23

1.6 Asumsi penelitian

Berdasarkan uraian diatas dapat diasumsikan bahwa :

1. Anak-anak panti asuhan ”X” melakukan penilaian primer dan sekunder terhadap masalah yang mereka hadapi

2. Anak-anak panti asuhan ”X” mengalami stres apabila bentuk penghayatan yang timbul pada penilaian primer adalah stres appraisal

3. Anak-anak panti asuhan ”X” dapat menggunakan strategi penanggulangan stres yang berbeda-beda dalam menanggulangi stres yang mereka hadapi yaitu strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah, strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi dan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada masalah dan strategi penanggulangan stres yang berpusat pada emosi secara seimbang

(70)

Universitas Kristen Maranatha

!

"

#

$ % &$%

# '&%

( #

#

)% * " )%

) * " "

(71)

Universitas Kristen Maranatha

)

#

#

+ +

+

+

, -./

"

0

"

#

. # #

. # 1

) #

(72)

Universitas Kristen Maranatha

2

# " "

+ "

* ! #

+

# + #

+ +

* #

(73)

Universitas Kristen Maranatha

! " # $

% & ' ( ) ) *

" + , &

& $ - ! . / 0) - &

0

1 $ 0 &! - & 2 &

%$3 4!

" 5 2 6 ) % $ 27

7 & 899/ : ) 2 ; ) &

) / ! " # !

: & ' ) : $

3 . 8998 - & 3 )

) % 899( - & 3! # )

& < / " $ - & & %# '

(74)

Universitas Kristen Maranatha

2 . ; ) 8996 ! %

&'( )* "+

& + , & < & % &!

! & 8998 ! % %

, +-.

Gambar

Tabel 4.6. Persentase dimensi Strategi Penanggulangan Stres (Coping Stress)
TABEL 6.1.1 COPING STRESS * USIA Crosstabulation
TABEL 6.1.4 COPING STRESS * MANFAAT POSITIFNYA Crosstabulation
TABEL 6.1.5 COPING STRESS * SUKA DI PANTI ASUHAN Crosstabulation
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pendingin Prosessor dengan menggunakan angin dalam setiap kontes overclocking sudah sangat lumrah dan mempunyai keterbatasan dalam meraih kinerja. Setelah era pendingin air berlalu

Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa interaksi antara faktor pupuk NPK DGW Compaction dengan faktor POC Ratu Biogen berpengaruh nyata sampai berbeda sangat nyata

PENGEMBANGAN TES TERTULIS PADA MATERI PENGANTAR KIMIA MENGGUNAKAN MODELTRENDS IN INTERNATIONAL MATHEMATICS AND SCIENCE STUDY(TIMSS).. Universitas Pendidikan Indonesia |

Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan positif antara motivasi berprestasi dengan prestasi kerja karyawan waiter atau waitress bagian food and beverage.. Semakin

Menurut Dewan Pertimbangan Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (DPP PPNI) tahun 1999, standar praktik keperawatan merupakan komitmen profesi keperawatan dalam

Hidrodinamika sistem resirkulasi berhubungan dengan sistem filter yang digunakan, debit air yang keluar dari media budidaya akan mempengaruhi waktu tinggal limbah nutrien

Demikian halnya dengan sunat perem- puan di desa Bodia, bahwa sunat perem- puan adalah praktek budaya turun temurun dari nenek moyang mereka, budaya yang melekat tersebut

M aka t indakan yang dapat dilakukan oleh pemerint ah adalah mengurangi jumlah uang beredar dan meningkat kan persediaan barang.. perubahan fisik