• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hemat Listrik Bagi Rumah Tangga.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hemat Listrik Bagi Rumah Tangga."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Penggunaan energi secara hemat kini sudah selayaknya menjadi kearifan semua

orang. Kian mahalnya harga energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, terutama

harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memacu peningkatan kesadaran tersebut. Namun

sebenarnya bukan hanya karena semakin tingginya harga energi dari fosil itu.

Melainkan juga sebagai wujud tanggungjawab kita, sikap kita, dalam memanfaatkan

sumber daya energi dinegeri ini.

Semakin dekatnya kehidupan masyarakat dengan teknologi, memang secara tidak

langsung juga berkontribusi ke peningkatan pemakaian energi listrik. Kehidupan di

rumah tangga tidak bisa bebas dari peralatan listrik dan barang-barang elektronik.

Misalnya mesin cuci, setrika listrik, kulkas, dan lain-lain. Dampaknya masyarakat

terhadap energi listrik meningkat.

Kita membutuhkan sebuah perubahan perilaku yang mendasar, atau yang biasa

disebut sebagai budaya hemat listrik. Artinya kita harus mulai jeli pada peralatan

listrik yang kita pakai sehari-hari. Misalkan mulai pilih peralatan hemat energi.

Walau sedikit mahal, banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan di kemudian. Tak

hanya untuk Anda, tapi untuk semua manusia. Ada baiknya kita semua membiasakan

pola hidup hemat. Bukan hanya hemat dalam pengeluran uang saja tentunya, tapi

juga hemat listrik.

Langkah yang paling efektif dilakukan saat ini adalah penghematan energi listrik.

Karena peran ibu-ibu rumah tangga ternyata cukup besar dalam menyukseskan

(2)

dilepaskan dari peran para ibu rumah tangga dalam menggunakan listrik di

rumahnya, terutama pada waktu beban puncak antara jam 17.00 – 22.00.

Iklan layanan masyarakat adalah salah satu upaya untuk mempersuasi masyarakat

dengan cara mengajak dan menghimbau mereka untuk mengerti, menyadari, turut

memikirkan, serta menempatkan posisinya agar tidak larut atau terjerumus dengan

permasalahan. Iklan layanan masyarakat merupakan solusi untuk menangkal

pengaruh pemakain energi listrik (penghematan energi listrik) dalam kehidupan

rumah tangga yang tentunya berkaitan dengan penghematan energi yang ditekankan

pada pamakain listrik seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan energi

(3)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...iv

KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...vi

DAFTAR ISI...ix

BAB 1 PENDAHULUAN ...1

1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah ...7

1.3 Rumusan Masalah ...8

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan...8

1.4.1 Tujuan Perancangan ...8

1.4.2 Manfaat Perancangan ...9

1.5 Metode Pecancangan...10

BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN ...11

2.1 Kurangnya Daya pembangkit...11

2.2 Mengajak Masyarakat Sadar Listrik ...12

(4)

2.4 Gagasan Awal ...15

2.5 Kajian Pustaka (Teoritik) ...17

2.5.1 Hemat Listrik ...17

2.5.2 Hemat Listrik di Rumah...18

2.5.3 Aspek Komunikasi Visual Dalam Perancangan Kampanye Hemat Energi Listrik Bagi Rumah Tangga ...19

2.5.3.1 Teori Komunikasi Visual Dalam ILM ...19

2.5.3.2 Iklan Layanan Masyarakat ...21

BAB 3 TINJAUAN FAKTUAL (EMPIRIK) 3.1 Definisi Krisis Listrik...25

3.1.1 Krisis Listrik Di Rumah Tangga ...25

3.1.2 Krisis Pasokan Daya Di PLN...27

3.1.3 Perusahaan Listrik Negara (PLN) ...29

3.2 Tips Hemat Listrik ...31

3.2.1 Bagi Rumah Tangga...31

(5)

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN...34

4.1 Objek Perancangan...34

4.2 Tujuan Perancangan Kampanye...35

4.2.1 Tujuan Umum Kampanye ...35

4.2.2 Tujuan Khusus Kampanye ...35

4.3 Strategi Perancangan Kampanye...36

4.3.1 Strategi Komunikasi...36

4.3.2 Strategi Pendekatan...37

4.4 Target Audience ...38

4.5 Perencanaan Media (Strategi Media) ...38

4.5.1 Pengertian Media ...38

4.5.1.1 Iklan TV Comercial (Iklan Televisi)...38

4.5.1.2 Poster...39

4.5.1.3 Billboard...39

4.5.1.4 X-Banner ...39

(6)

4.5.1.6 Ambient Media ...40

4.5.1.7 Gimmick...40

4.5.2 Tujuan Media ...41

4.5.2.1 Jangkauan Media...41

4.5.2.2 Frekuensi Media...41

4.5.2.3 Konsistensi Media...41

4.5.3 Strategi Pemilihan Media...42

4.5.3.1 Media Primer(Media Utama) ...42

4.5.3.1.1 Iklan TV Commercial (Iklan Televisi)...42

4.5.3.1.2 Poster...42

4.5.3.1.3 Billboard...43

4.5.3.2 Media Sekunder (Media Pendukung) ...43

4.5.3.2.1 Print Media...43

4.5.3.2.2 Gimmick/Merchandise...44

4.5.3.2.3 Ambient Media...44

(7)

4.5.3.4 Alasan Pemilihan Media ...46

4.5.4 Perencanaan Kreatif ...46

4.5.4.1 Konsep Verbal...47

4.5.4.2 Konsep Visual ...48

BAB 5 VISUALISASI KARYA...49

5.1 Logo .. ... ...49

5.1.1 Konsep Logo Kampanye...49

5.1.2 Spesifikasi Logo...50

5.1.3 Warna Pada Logo...51

5.1.4 Tipografi...51

5.1.5 Ukuran Media ...51

5.2 Biaya Media (Budgeting)...52

5.2.1 Total Biaya Media...53

5.3 Media Utama . ...54

5.3.1 TVC... ...54

(8)

5.3.1.1.1 Beban Puncak...54

5.3.1.1.2 Tagihan Listrik Membengkak ...55

5.3.1.1.3 Listrik Kebutuhan Primer...56

5.3.2 Poster.... ...56

5.3.3 Billboard...60

5.4 Media Pendukung...61

5.4.1 X-banner...61

5.4.2 Leaflet .. ...61

5.4.3 Koran.... ...63

5.4.4 Spanduk ...63

5.4.5 Gimmick...63

BAB 6 KESIMPULAN ...66

DAFTAR PUSTAKA .. ...xv

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa

perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik pribadi. Pengusahaan

tenaga listrik tersebut berkembang untuk kepentingan umum, diawali dengan

perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM (Nederlandsch Indische Mataschapij)

yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama

Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh

Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,

perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan

September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada

tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas,

dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.

Penggunaan energi secara hemat kini sudah selayaknya menjadi kearifan semua

orang. Kian mahalnya harga energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, terutama

harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memacu peningkatan kesadaran tersebut. Namun

sebenarnya bukan hanya karena semakin tingginya harga energi dari fosil itu.

Melainkan juga sebagai wujud tanggungjawab kita, sikap kita, dalam memanfaatkan

(10)

Ibu-ibu rumah tangga balakangan ini pernah menggerutui, mengomeli atau

mengencam PLN, bahkan sampai mengancam akan mensomasi PLN gara-gara listrik

mati. Mengapa listrik belakangan ini sering padam? Karena daya pembangkit

listriknya terbatas untuk mencukupi permintaan seluruh pelanggan terhadap energi

listrik secara bersamaan. Misalnya pelanggan A minta banyak, pelanggan B minta

banyak, pelanggan C minta banyak dan seterusnya hingga semua pelanggan.

Permintaan dan sosialisasi kepada masyarakat agar menghemat pemakaian listrik

terus didengungkan melalui berbagai media dan kesempatan. Akan tetapi, karena

sebatas himbauan dan bukan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sanksi

hukum yang jelas, menjadikan kegiatan itu hanya sedikit memberikan dampak.

Perilaku boros dalam pemakaian listrik seakan sudah merasuk tulang sumsum,

sehingga sulit untuk diubah.

Kita tidak perlu membayangkan yang susah-susah dan terlalu idealis dalam

berhemat. Kita bisa memulainya dari hal-hal sederhana. Di rumah, kita bisa

menerapkan pola hidup hemat energi listrik dengan bijak dalam memilih peralatan

yang menggunakan listrik.

Menyadari masalah dampak peningkatan pemanasan global, maka sudah sepantasnya

demi masa depan kita, atau masa depan generasi mendatang, gerakan hemat listrik

perlu diimplementasikan terus oleh semua pihak. Khususya dalam kehidupan rumah

tangga yang dalam penggunaan energi listrik secara berlebihan..

Semakin dekatnya kehidupan masyarakat dengan teknologi, memang secara tidak

(11)

rumah tangga tidak bisa bebas dari peralatan listrik dan barang-barang elektronik.

Misalnya mesin cuci, setrika listrik, kulkas, dan lain-lain. Dampaknya masyarakat

terhadap energi listrik meningkat.

Meski begitu tetap diharapkan agar konsumen lebih sadar untuk hemat energi listrik,

permintaan terhadap listrik masih bisa dipenuhi dengan daya mampu pembangkit

yang ada, sekaligus mengurangi pembakaran BBM untuk pembangkit. Sehingga

tidak mendorong untuk menambah subsidi.

Rumah tangga memiliki kontribusi yang sangat besar pada konsumsi energi listrik.

Sesuai dengan survey yang dilakukan penulis, terbukti bahwa dalam penggunaan

listrik di rumah tangga yang terjadi sehari-hari mengalami peningkatan, karena

banyak dari mereka tidak mengetahui daya listrik yang terpakai di rumah, sehingga

mengakibatkan jumlah tagihan listrik melampaui tarif batas hemat (TDL), hampir

semua barang elektronik mereka miliki seperti TV, strika listrik, mesin cuci, AC dan

lain-lain, kebanyakan dari mereka belum mengetahui adanya subsidi dari PLN, dan

mereka tidak menyadarinya mematikan akan penggunaan elektronik energi listrik

yang sedang dipakai, yang menyebabkan terjadinya pemborosan pemakaian energi

listrik Karena itu penghematan listrik di rumah tangga tentu akan sangat memberi

efisiensi yang sangat besar. Selain itu penghematan energi listrik juga akan

menghemat pengeluaran pada anggaran keluarga. Efisiensi yang kita butuhkan kini

bukan hanya mematikan alat yang tidak sedang terpakai.

Kita membutuhkan sebuah perubahan perilaku yang mendasar, atau yang biasa

(12)

listrik yang kita pakai sehari-hari. Misalkan mulai pilih peralatan hemat energi.

Walau sedikit mahal, banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan di kemudian. Tak

hanya untuk Anda, tapi untuk semua manusia. Ada baiknya kita semua membiasakan

pola hidup hemat. Bukan hanya hemat dalam pengeluaran uang saja tentunya, tapi

juga hemat listrik.

Mengajak masyarakat menghemat listrik memang tidak gampang. Salah satu

penyebabnya adalah budaya sebagian besar masyarakat selama ini hidup boros dalam

penggunaan energi listrik. Oleh karena itu ajakan saja mungkin tidak cukup tanpa

didukung oleh sarana lain.

Hemat dalam menggunakan listrik kian menjadi tuntutan bagi setiap pelanggan.

Untuk ini konsumen perlu mengendalikan pemakaian listriknya. Sehingga setidaknya

sesuai dengan kemampuan membayar rekening tagihannya.

Langkah yang paling efektif dilakukan saat ini adalah penghematan energi listrik.

Karena peran ibu-ibu rumah tangga ternyata cukup besar dalam menyukseskan

program penghematan energi listrik. Upaya penghematan energi listrik tidak bisa

dilepaskan dari peran para ibu rumah tangga dalam menggunakan listrik di

rumahnya, terutama pada waktu beban puncak antara jam 17.00 – 22.00.

Perlu ditekankan bahwa penghematan pemakaian energi listrik tidak perlu

mengurangi kenyamanan, keamanan, mutu produk pada jasa, dan produktivitas kerja.

Jadi yang dimaksud penghematan energi listrik lebih ditekankan pada penggunaan

(13)

Iklan layanan masyarakat adalah salah satu upaya untuk mempersuasi masyarakat

dengan cara mengajak dan menghimbau mereka untuk mengerti, menyadari, turut

memikirkan, serta menempatkan posisinya agar tidak larut atau terjerumus dengan

permasalahan. Iklan layanan masyarakat merupakan solusi untuk menangkal

pengaruh pemakaian energi listrik (penghematan energi listrik) dalam kehidupan

rumah tangga yang tentunya berkaitan dengan penghematan energi yang ditekankan

pada pamakaian listrik seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan energi

listrik sehemat mungkin. Dengan iklan layanan masyarakat tersebut yang

menggambarkan suatu cara pemilihan peralatan rumah tangga yang hemat listrik,

cara perawatannya sampai cara penghematan listrik di rumah. Seperti penggunaan

strika listrik yaitu menyetrika pakaian sebaiknya sekaligus dalam jumlah banyak,

jangan sepotong-sepotong, penggunaan mesin cuci yaitu gunakan mesin cuci sesuai

dengan kapasitas, penggunaan AC yaitu atur temperatur yang diperlukan dan

gunakan timer sehingga AC beroperasi sesuai pada saat dibutuhkan, lampu pijar

yaitu gunakan lampu hemat energi (LHE), televisi yaitu gunakan saat diperlukan,

magic jar yaitu tidak perlu menyala selama 24 jam dan lain-lain dengan target

audience untuk kalangan rumah tangga menengah yang berusia 27-47 tahun.

Alasan inilah yang melatarbelakangi kampanye hemat energi listrik di rumah tangga,

dikalangan ekonomi menengah karena pendapatan yang mereka dapat tidak

sebanding dengan gaya hidup yang semakin modern terutama dalam teknologi

elektronik yang kian melimpah sehingga pembayaran tagihan listrik pun kian

membengkak. Diusung penulis. Kebutuhan listrik terus meningkat dan menjadi

(14)

Menurut penulis, kampanye hemat energi listrik bagi rumah tangga sangat tepat

dengan melalui iklan layanan masyarakat yang bertujuan untuk mengajak atau

memberi himbauan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu penghematan

listrik, dan diharapkan memberikan dampak kesadaran penghematan listrik berlanjut

dalam jangka panjang, kususnya ibu-ibu rumah tangga. Misalnya dalam penggunaan

peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik secara berlebihan atau

pemborosan listrik yang tidak terpakai dalam waktu bersamaan. Seperti menyalakan

televisi dan strika secara bersamaan atau meninggalkan peralatan listrik yang sedang

digunakan.

Langkah konkret untuk mengatasi hal ini, yang akan dilakukan penulis yang utama

adalah membuat media audio visual iklan layanan masyarakat hemat energi listrik

untuk ditayangkan ditelevisi yang mendukung untuk mengingatkan masyarakat

pentingnya melakukan penghematan listrik. Oleh sebab itu, melalui kampanye hemat

listrik bagi rumah tangga, diharapkan rumah tangga agar lebih sadar akan pentingnya

energi listrik yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak terjadi

(15)

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dihadapi dapat

diidentifikasikan sebagai berikut:

Adapun hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya penghematan listrik bagi rumah

tangga adalah:

1. Kenaikan BBM tentunya membawa pengaruh besar dalam perekonomian yang

berakibatkan pasokan listrik terbatas.

2. Rumah tangga memiliki kontribusi yang sangat besar pada konsumsi energi

listrik.

3. Ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi peningkatan

kebutuhan listrik di Indonesia.

4. Kebutuhan listrik terus meningkat dan menjadi kebutuhan primer setiap orang.

5. Peralatan listrik yang semakin meningkat seperti mesin cuci, setrika listrik,

lampu, hingga pemanas yang memerlukan energi listrik cukup tinggi.

6. Kesadaran untuk memakai peralatan yang hemat listrik belum optimal.

7. Menurunnya energi listrik yang dihasilkan sejumlah pembangkit listrik.

8. Tingginya konsumsi listrik saat beban puncak

(16)

1.3 Rumusan Masalah

Menganalisa dari hal-hal yang melatarbelakangi masalah penghematan listrik bagi

rumah tangga, maka didapat kesimpulan bahwa faktor dasar yang menjadi masalah

adalah:

1. Bagaimana membuat rancangan kampanye hemat listrik bagi rumah tangga?

2. Bagaimana mengatasi pemborosan energi listrik dalam kampanye hemat listrik

bagi rumah tangga?

3. Bagaimana cara menyampaikan pesan guna memperkecil pemborosan energi

listrik bagi ibu rumah tangga?

4. Pendekatan apa yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan kampanye

secara efektif?

1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan

1.4.1 Tujuan

Tujuan membuat kampanye ini adalah mengkampanyekan hemat energi listrik bagi

rumah tangga melalui media desain komunikasi visual dengan melalui metode

komunikasi yang efektif.

Guna untuk membantu penghematan pemerintah dalam menangani kurangnya

pasokan BBM dalam pasokan energi listrik yang kian melemah dan mengatasi

(17)

mampu menyampaikan pesan secara efekif dan dapat menjadi suatu contoh kepada

target audience.

Dampak atau pengaruh pasokan BBM untuk kinerja PLN dibatasi terhadap kinerja

energi listrik dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadi pemadaman bergilir yang

kian marak. Seperti contoh kasus saat ini terjadi pemadaman disetiap daerah.

Guna menyampaikan pesan kampanye secara efektif, diperlukan metode kampanye

yang efektif, menarik perhatian dan dapat langsung mengena dibenak target

audience. Untuk itu, dibutuhkan pengetahuan teoritis dan praktek mengenai proses

berjalannya sebuah kampanye yang efektif.

• Merancang kampanye yang efektif sesuai dengan tujuannya yaitu untuk

mengurangi jumlah pemakaian listrik dalam rumah tangga.

• Memilih media-media yang sangat dekat dengan target audience agar pesan

komunikasi dapat lebih mudah sampai kepada target audience.

• Perancangan kampanye ini memberikan manfaat secara optimal dalam

penggunaan hemat listrik dalam rumah tangga.

1.4.2 Manfaat

Manfaat yang dicapai dari pembuatan kampanye ini adalah agar masyarakat,

khususnya rumah tangga sadar akan penghematan penggunaan energi listrik dalam

kehidupan sehari-hari, guna untuk menumbuh kembangkan perekonomian. Terutama

(18)

biaya investasi dan sedikit margin. Manfaat bagi masyarakat, terutama rumah tangga

adalah menghemat pengeluaran pada anggaran keluarga, guna untuk

mensejahterakan kehidupan penerus bangsa.

1.5 Metode Perancangan

Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dan

dengan metode tersebut digunakan teknik pengumpulan data diantaranya:

1. Observasi yaitu dengan meninjau langsung setiap pemakaian listrik dalam rumah

tangga di kota Bandung.

2. Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkaitan dengan tujuan untuk

memperoleh keterangan langsung sehingga dapat memperkuat konsep perancangan

kampanye.

3. Angket disebarkan kepada masyarakat yang menjadi sasaran kominikasi

kampanye, angket tersebut disebarkan di permukiman padat

4. Studi literature yang berupa buku keilmuan dan kumpulan berita dari website

(19)

BAB 6

KESIMPULAN

Dari pengumpulan data, studi literature, dan finalisasi desain, diperoleh kesimpulan

sebagai berikut:

1. Perilaku boros dalam penggunaan listrik merupakan perilaku manusia yang

tidak lepas dari kebiasaan hidup rumah tangga karena kebutuhan akan teknologi yang

menggunakan listrik meningkat.

2. Penghematan pemakaian energi listrik tidak perlu mengurangi kenyamanan,

keamanan dan produktivitas kerja, melainkan pemangkasan energi listrik yang tidak

terpakai pada saat beban puncak (18.00-22.00)

3. Rumah tangga memiliki kontibusi yang sangat besar pada konsumsi energi

listrik, karena banyak dari mereka terpengaruh dengan banyaknya barang-barang

elektronik yang dimilikinya.

4. Dibutuhkan sebuah perubahan perilaku yang mendasar atau yang biasa

disebut sebagai budaya hemat listrik untuk mengatasi tindakan hidup boros pada

beban puncak yang mengakibatkan terjadinya pemadaman bergilir. Upaya dalam

budaya hemat listrik memiliki tujuan akhir yang jelas yaitu untuk mengajak atau

memberi himbauan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu penghematan

listrik, dan diharapkan memberi dampak kesadaran penghematan listrik berlanjut

(20)

5. Iklan layanan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk mempersuasi

masyarakat dengan cara mengajak dan menghimbau mereka untuk mengerti,

menyadari, turut memikirkan, serta menempatkan posisinya agar tidak larut atau

terjerumus dengan permasalahan.

6. Untuk mengadakan sebuah kampanye melalui iklan layanan masyarakat

yang efektif, diperlukan perencanaan yang matang mengenai masalah, tujuan, target

audience, pihak terkait, hingga media kampaye dan teori yang berkaitan.

7. Target audience merupakan hal yang paing penting dalam perencanaan

kampanye iklan layanan masyarakat, karena dengan mengenali target audience dapat

direncanakan pendekatan kampaye yang tepat.

8. Kampanye social yang efektif akan dapat berjalan dengan baik dan masimal,

jika digunakan pendekatan yang tepat, dalam hal ini yaitu membuat mereka berpikir

(21)

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.duniasex.com/forum/showthread.php?t=148753

2. http://www.plnlampung.co.id/berita/berita_peristiwa.asp?do=view&id=2742&id

m=5&idSM=2

3. http://www.kompas.com

4. http://pln.co.id

5. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0810/20/kesra02.html

6. http://news40.site40.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=14

7.

http://www.desaingrafisindonesia.com/category/indonesian-graphic-design/academic-writing/semiotika-iklan-sosial-sumbo-tinarbuko-2007/

8.

http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2007/11/05/semiotika-iklan-sosial-bagian-ii/

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari tahap implementasi ini adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang telah disetujui,dalam hal menguji serta mendokumentasikan program- program dan

Importir, eksportir, pengusaha Tempat Penimbunan Sementara, pengusaha Tempat Penimbunan pengusaha Pengurusan Kepabeanan, atau pengusaha pengangkutan yang tidak melaksanakan

Untuk rnenyelesaikan skripsi, penulis melakukan penelitian di Laboratorium Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi dengan judul Skripsi : Tahu dari Kacang Non Kedelai; Studi

Therefore, mystical attainment as demonstrated by the Jews apparently was part as a way to perform mis  vot , though in non-conventional way, very much like S ū f

Hasil analisis dengan uji chi-square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pendapatan orang tua dengan status anemia pada remaja putri (p-value <0,1), terdapat

Wawancara dan observasi yang peneliti lakukan terhadap anak tersebut dapat disimpulkan, anak mengalami berbagai kesulitan dalam hal perkembangan keterampilan motorik

Namun demikian pendapat di atas tidak sejalan dengan hasil penelitian ini, sebab dari hasil uji statistik yang dilakukan membuktikan bahwa variabel pengalaman usaha tani

Hasil analisis sidik ragam (ANOVA), menunjukkan bahwa pemberian jenis pakan yang berbeda berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap pertumbuhan bobot benih ikan