ABSTRAK
Penggunaan energi secara hemat kini sudah selayaknya menjadi kearifan semua
orang. Kian mahalnya harga energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, terutama
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memacu peningkatan kesadaran tersebut. Namun
sebenarnya bukan hanya karena semakin tingginya harga energi dari fosil itu.
Melainkan juga sebagai wujud tanggungjawab kita, sikap kita, dalam memanfaatkan
sumber daya energi dinegeri ini.
Semakin dekatnya kehidupan masyarakat dengan teknologi, memang secara tidak
langsung juga berkontribusi ke peningkatan pemakaian energi listrik. Kehidupan di
rumah tangga tidak bisa bebas dari peralatan listrik dan barang-barang elektronik.
Misalnya mesin cuci, setrika listrik, kulkas, dan lain-lain. Dampaknya masyarakat
terhadap energi listrik meningkat.
Kita membutuhkan sebuah perubahan perilaku yang mendasar, atau yang biasa
disebut sebagai budaya hemat listrik. Artinya kita harus mulai jeli pada peralatan
listrik yang kita pakai sehari-hari. Misalkan mulai pilih peralatan hemat energi.
Walau sedikit mahal, banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan di kemudian. Tak
hanya untuk Anda, tapi untuk semua manusia. Ada baiknya kita semua membiasakan
pola hidup hemat. Bukan hanya hemat dalam pengeluran uang saja tentunya, tapi
juga hemat listrik.
Langkah yang paling efektif dilakukan saat ini adalah penghematan energi listrik.
Karena peran ibu-ibu rumah tangga ternyata cukup besar dalam menyukseskan
dilepaskan dari peran para ibu rumah tangga dalam menggunakan listrik di
rumahnya, terutama pada waktu beban puncak antara jam 17.00 – 22.00.
Iklan layanan masyarakat adalah salah satu upaya untuk mempersuasi masyarakat
dengan cara mengajak dan menghimbau mereka untuk mengerti, menyadari, turut
memikirkan, serta menempatkan posisinya agar tidak larut atau terjerumus dengan
permasalahan. Iklan layanan masyarakat merupakan solusi untuk menangkal
pengaruh pemakain energi listrik (penghematan energi listrik) dalam kehidupan
rumah tangga yang tentunya berkaitan dengan penghematan energi yang ditekankan
pada pamakain listrik seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan energi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH...vi
DAFTAR ISI...ix
BAB 1 PENDAHULUAN ...1
1.1 Latar Belakang Masalah...1
1.2 Identifikasi Masalah ...7
1.3 Rumusan Masalah ...8
1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan...8
1.4.1 Tujuan Perancangan ...8
1.4.2 Manfaat Perancangan ...9
1.5 Metode Pecancangan...10
BAB 2 LANDASAN PERANCANGAN ...11
2.1 Kurangnya Daya pembangkit...11
2.2 Mengajak Masyarakat Sadar Listrik ...12
2.4 Gagasan Awal ...15
2.5 Kajian Pustaka (Teoritik) ...17
2.5.1 Hemat Listrik ...17
2.5.2 Hemat Listrik di Rumah...18
2.5.3 Aspek Komunikasi Visual Dalam Perancangan Kampanye Hemat Energi Listrik Bagi Rumah Tangga ...19
2.5.3.1 Teori Komunikasi Visual Dalam ILM ...19
2.5.3.2 Iklan Layanan Masyarakat ...21
BAB 3 TINJAUAN FAKTUAL (EMPIRIK) 3.1 Definisi Krisis Listrik...25
3.1.1 Krisis Listrik Di Rumah Tangga ...25
3.1.2 Krisis Pasokan Daya Di PLN...27
3.1.3 Perusahaan Listrik Negara (PLN) ...29
3.2 Tips Hemat Listrik ...31
3.2.1 Bagi Rumah Tangga...31
BAB 4 KONSEP PERANCANGAN...34
4.1 Objek Perancangan...34
4.2 Tujuan Perancangan Kampanye...35
4.2.1 Tujuan Umum Kampanye ...35
4.2.2 Tujuan Khusus Kampanye ...35
4.3 Strategi Perancangan Kampanye...36
4.3.1 Strategi Komunikasi...36
4.3.2 Strategi Pendekatan...37
4.4 Target Audience ...38
4.5 Perencanaan Media (Strategi Media) ...38
4.5.1 Pengertian Media ...38
4.5.1.1 Iklan TV Comercial (Iklan Televisi)...38
4.5.1.2 Poster...39
4.5.1.3 Billboard...39
4.5.1.4 X-Banner ...39
4.5.1.6 Ambient Media ...40
4.5.1.7 Gimmick...40
4.5.2 Tujuan Media ...41
4.5.2.1 Jangkauan Media...41
4.5.2.2 Frekuensi Media...41
4.5.2.3 Konsistensi Media...41
4.5.3 Strategi Pemilihan Media...42
4.5.3.1 Media Primer(Media Utama) ...42
4.5.3.1.1 Iklan TV Commercial (Iklan Televisi)...42
4.5.3.1.2 Poster...42
4.5.3.1.3 Billboard...43
4.5.3.2 Media Sekunder (Media Pendukung) ...43
4.5.3.2.1 Print Media...43
4.5.3.2.2 Gimmick/Merchandise...44
4.5.3.2.3 Ambient Media...44
4.5.3.4 Alasan Pemilihan Media ...46
4.5.4 Perencanaan Kreatif ...46
4.5.4.1 Konsep Verbal...47
4.5.4.2 Konsep Visual ...48
BAB 5 VISUALISASI KARYA...49
5.1 Logo .. ... ...49
5.1.1 Konsep Logo Kampanye...49
5.1.2 Spesifikasi Logo...50
5.1.3 Warna Pada Logo...51
5.1.4 Tipografi...51
5.1.5 Ukuran Media ...51
5.2 Biaya Media (Budgeting)...52
5.2.1 Total Biaya Media...53
5.3 Media Utama . ...54
5.3.1 TVC... ...54
5.3.1.1.1 Beban Puncak...54
5.3.1.1.2 Tagihan Listrik Membengkak ...55
5.3.1.1.3 Listrik Kebutuhan Primer...56
5.3.2 Poster.... ...56
5.3.3 Billboard...60
5.4 Media Pendukung...61
5.4.1 X-banner...61
5.4.2 Leaflet .. ...61
5.4.3 Koran.... ...63
5.4.4 Spanduk ...63
5.4.5 Gimmick...63
BAB 6 KESIMPULAN ...66
DAFTAR PUSTAKA .. ...xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejarah energi listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, ketika beberapa
perusahaan Belanda mendirikan pembangkit tenaga listrik pribadi. Pengusahaan
tenaga listrik tersebut berkembang untuk kepentingan umum, diawali dengan
perusahaan swasta Belanda yaitu NV. NIGM (Nederlandsch Indische Mataschapij)
yang memperluas usahanya dari hanya di bidang gas ke bidang tenaga listrik. Selama
Perang Dunia II berlangsung, perusahaan-perusahaan listrik tersebut dikuasai oleh
Jepang dan setelah kemerdekaan Indonesia, tanggal 17 Agustus 1945,
perusahaan-perusahaan listrik tersebut direbut oleh pemuda-pemuda Indonesia pada bulan
September 1945 dan diserahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia. Pada
tanggal 27 Oktober 1945, Presiden Soekarno membentuk Jawatan Listrik dan Gas,
dengan kapasitas pembangkit tenaga listrik hanya sebesar 157,5 MW saja.
Penggunaan energi secara hemat kini sudah selayaknya menjadi kearifan semua
orang. Kian mahalnya harga energi primer untuk pembangkit tenaga listrik, terutama
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memacu peningkatan kesadaran tersebut. Namun
sebenarnya bukan hanya karena semakin tingginya harga energi dari fosil itu.
Melainkan juga sebagai wujud tanggungjawab kita, sikap kita, dalam memanfaatkan
Ibu-ibu rumah tangga balakangan ini pernah menggerutui, mengomeli atau
mengencam PLN, bahkan sampai mengancam akan mensomasi PLN gara-gara listrik
mati. Mengapa listrik belakangan ini sering padam? Karena daya pembangkit
listriknya terbatas untuk mencukupi permintaan seluruh pelanggan terhadap energi
listrik secara bersamaan. Misalnya pelanggan A minta banyak, pelanggan B minta
banyak, pelanggan C minta banyak dan seterusnya hingga semua pelanggan.
Permintaan dan sosialisasi kepada masyarakat agar menghemat pemakaian listrik
terus didengungkan melalui berbagai media dan kesempatan. Akan tetapi, karena
sebatas himbauan dan bukan suatu kewajiban yang harus dilaksanakan dengan sanksi
hukum yang jelas, menjadikan kegiatan itu hanya sedikit memberikan dampak.
Perilaku boros dalam pemakaian listrik seakan sudah merasuk tulang sumsum,
sehingga sulit untuk diubah.
Kita tidak perlu membayangkan yang susah-susah dan terlalu idealis dalam
berhemat. Kita bisa memulainya dari hal-hal sederhana. Di rumah, kita bisa
menerapkan pola hidup hemat energi listrik dengan bijak dalam memilih peralatan
yang menggunakan listrik.
Menyadari masalah dampak peningkatan pemanasan global, maka sudah sepantasnya
demi masa depan kita, atau masa depan generasi mendatang, gerakan hemat listrik
perlu diimplementasikan terus oleh semua pihak. Khususya dalam kehidupan rumah
tangga yang dalam penggunaan energi listrik secara berlebihan..
Semakin dekatnya kehidupan masyarakat dengan teknologi, memang secara tidak
rumah tangga tidak bisa bebas dari peralatan listrik dan barang-barang elektronik.
Misalnya mesin cuci, setrika listrik, kulkas, dan lain-lain. Dampaknya masyarakat
terhadap energi listrik meningkat.
Meski begitu tetap diharapkan agar konsumen lebih sadar untuk hemat energi listrik,
permintaan terhadap listrik masih bisa dipenuhi dengan daya mampu pembangkit
yang ada, sekaligus mengurangi pembakaran BBM untuk pembangkit. Sehingga
tidak mendorong untuk menambah subsidi.
Rumah tangga memiliki kontribusi yang sangat besar pada konsumsi energi listrik.
Sesuai dengan survey yang dilakukan penulis, terbukti bahwa dalam penggunaan
listrik di rumah tangga yang terjadi sehari-hari mengalami peningkatan, karena
banyak dari mereka tidak mengetahui daya listrik yang terpakai di rumah, sehingga
mengakibatkan jumlah tagihan listrik melampaui tarif batas hemat (TDL), hampir
semua barang elektronik mereka miliki seperti TV, strika listrik, mesin cuci, AC dan
lain-lain, kebanyakan dari mereka belum mengetahui adanya subsidi dari PLN, dan
mereka tidak menyadarinya mematikan akan penggunaan elektronik energi listrik
yang sedang dipakai, yang menyebabkan terjadinya pemborosan pemakaian energi
listrik Karena itu penghematan listrik di rumah tangga tentu akan sangat memberi
efisiensi yang sangat besar. Selain itu penghematan energi listrik juga akan
menghemat pengeluaran pada anggaran keluarga. Efisiensi yang kita butuhkan kini
bukan hanya mematikan alat yang tidak sedang terpakai.
Kita membutuhkan sebuah perubahan perilaku yang mendasar, atau yang biasa
listrik yang kita pakai sehari-hari. Misalkan mulai pilih peralatan hemat energi.
Walau sedikit mahal, banyak manfaat yang bisa Anda dapatkan di kemudian. Tak
hanya untuk Anda, tapi untuk semua manusia. Ada baiknya kita semua membiasakan
pola hidup hemat. Bukan hanya hemat dalam pengeluaran uang saja tentunya, tapi
juga hemat listrik.
Mengajak masyarakat menghemat listrik memang tidak gampang. Salah satu
penyebabnya adalah budaya sebagian besar masyarakat selama ini hidup boros dalam
penggunaan energi listrik. Oleh karena itu ajakan saja mungkin tidak cukup tanpa
didukung oleh sarana lain.
Hemat dalam menggunakan listrik kian menjadi tuntutan bagi setiap pelanggan.
Untuk ini konsumen perlu mengendalikan pemakaian listriknya. Sehingga setidaknya
sesuai dengan kemampuan membayar rekening tagihannya.
Langkah yang paling efektif dilakukan saat ini adalah penghematan energi listrik.
Karena peran ibu-ibu rumah tangga ternyata cukup besar dalam menyukseskan
program penghematan energi listrik. Upaya penghematan energi listrik tidak bisa
dilepaskan dari peran para ibu rumah tangga dalam menggunakan listrik di
rumahnya, terutama pada waktu beban puncak antara jam 17.00 – 22.00.
Perlu ditekankan bahwa penghematan pemakaian energi listrik tidak perlu
mengurangi kenyamanan, keamanan, mutu produk pada jasa, dan produktivitas kerja.
Jadi yang dimaksud penghematan energi listrik lebih ditekankan pada penggunaan
Iklan layanan masyarakat adalah salah satu upaya untuk mempersuasi masyarakat
dengan cara mengajak dan menghimbau mereka untuk mengerti, menyadari, turut
memikirkan, serta menempatkan posisinya agar tidak larut atau terjerumus dengan
permasalahan. Iklan layanan masyarakat merupakan solusi untuk menangkal
pengaruh pemakaian energi listrik (penghematan energi listrik) dalam kehidupan
rumah tangga yang tentunya berkaitan dengan penghematan energi yang ditekankan
pada pamakaian listrik seperti peralatan rumah tangga yang menggunakan energi
listrik sehemat mungkin. Dengan iklan layanan masyarakat tersebut yang
menggambarkan suatu cara pemilihan peralatan rumah tangga yang hemat listrik,
cara perawatannya sampai cara penghematan listrik di rumah. Seperti penggunaan
strika listrik yaitu menyetrika pakaian sebaiknya sekaligus dalam jumlah banyak,
jangan sepotong-sepotong, penggunaan mesin cuci yaitu gunakan mesin cuci sesuai
dengan kapasitas, penggunaan AC yaitu atur temperatur yang diperlukan dan
gunakan timer sehingga AC beroperasi sesuai pada saat dibutuhkan, lampu pijar
yaitu gunakan lampu hemat energi (LHE), televisi yaitu gunakan saat diperlukan,
magic jar yaitu tidak perlu menyala selama 24 jam dan lain-lain dengan target
audience untuk kalangan rumah tangga menengah yang berusia 27-47 tahun.
Alasan inilah yang melatarbelakangi kampanye hemat energi listrik di rumah tangga,
dikalangan ekonomi menengah karena pendapatan yang mereka dapat tidak
sebanding dengan gaya hidup yang semakin modern terutama dalam teknologi
elektronik yang kian melimpah sehingga pembayaran tagihan listrik pun kian
membengkak. Diusung penulis. Kebutuhan listrik terus meningkat dan menjadi
Menurut penulis, kampanye hemat energi listrik bagi rumah tangga sangat tepat
dengan melalui iklan layanan masyarakat yang bertujuan untuk mengajak atau
memberi himbauan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu penghematan
listrik, dan diharapkan memberikan dampak kesadaran penghematan listrik berlanjut
dalam jangka panjang, kususnya ibu-ibu rumah tangga. Misalnya dalam penggunaan
peralatan rumah tangga yang menggunakan listrik secara berlebihan atau
pemborosan listrik yang tidak terpakai dalam waktu bersamaan. Seperti menyalakan
televisi dan strika secara bersamaan atau meninggalkan peralatan listrik yang sedang
digunakan.
Langkah konkret untuk mengatasi hal ini, yang akan dilakukan penulis yang utama
adalah membuat media audio visual iklan layanan masyarakat hemat energi listrik
untuk ditayangkan ditelevisi yang mendukung untuk mengingatkan masyarakat
pentingnya melakukan penghematan listrik. Oleh sebab itu, melalui kampanye hemat
listrik bagi rumah tangga, diharapkan rumah tangga agar lebih sadar akan pentingnya
energi listrik yang terbatas dalam kehidupan sehari-hari, sehingga tidak terjadi
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan yang dihadapi dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
Adapun hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya penghematan listrik bagi rumah
tangga adalah:
1. Kenaikan BBM tentunya membawa pengaruh besar dalam perekonomian yang
berakibatkan pasokan listrik terbatas.
2. Rumah tangga memiliki kontribusi yang sangat besar pada konsumsi energi
listrik.
3. Ketersediaan sumber energi listrik tidak mampu memenuhi peningkatan
kebutuhan listrik di Indonesia.
4. Kebutuhan listrik terus meningkat dan menjadi kebutuhan primer setiap orang.
5. Peralatan listrik yang semakin meningkat seperti mesin cuci, setrika listrik,
lampu, hingga pemanas yang memerlukan energi listrik cukup tinggi.
6. Kesadaran untuk memakai peralatan yang hemat listrik belum optimal.
7. Menurunnya energi listrik yang dihasilkan sejumlah pembangkit listrik.
8. Tingginya konsumsi listrik saat beban puncak
1.3 Rumusan Masalah
Menganalisa dari hal-hal yang melatarbelakangi masalah penghematan listrik bagi
rumah tangga, maka didapat kesimpulan bahwa faktor dasar yang menjadi masalah
adalah:
1. Bagaimana membuat rancangan kampanye hemat listrik bagi rumah tangga?
2. Bagaimana mengatasi pemborosan energi listrik dalam kampanye hemat listrik
bagi rumah tangga?
3. Bagaimana cara menyampaikan pesan guna memperkecil pemborosan energi
listrik bagi ibu rumah tangga?
4. Pendekatan apa yang harus dilakukan guna menyampaikan pesan kampanye
secara efektif?
1.4 Tujuan dan Manfaat Perancangan
1.4.1 Tujuan
Tujuan membuat kampanye ini adalah mengkampanyekan hemat energi listrik bagi
rumah tangga melalui media desain komunikasi visual dengan melalui metode
komunikasi yang efektif.
Guna untuk membantu penghematan pemerintah dalam menangani kurangnya
pasokan BBM dalam pasokan energi listrik yang kian melemah dan mengatasi
mampu menyampaikan pesan secara efekif dan dapat menjadi suatu contoh kepada
target audience.
Dampak atau pengaruh pasokan BBM untuk kinerja PLN dibatasi terhadap kinerja
energi listrik dalam kehidupan sehari-hari sehingga terjadi pemadaman bergilir yang
kian marak. Seperti contoh kasus saat ini terjadi pemadaman disetiap daerah.
Guna menyampaikan pesan kampanye secara efektif, diperlukan metode kampanye
yang efektif, menarik perhatian dan dapat langsung mengena dibenak target
audience. Untuk itu, dibutuhkan pengetahuan teoritis dan praktek mengenai proses
berjalannya sebuah kampanye yang efektif.
• Merancang kampanye yang efektif sesuai dengan tujuannya yaitu untuk
mengurangi jumlah pemakaian listrik dalam rumah tangga.
• Memilih media-media yang sangat dekat dengan target audience agar pesan
komunikasi dapat lebih mudah sampai kepada target audience.
• Perancangan kampanye ini memberikan manfaat secara optimal dalam
penggunaan hemat listrik dalam rumah tangga.
1.4.2 Manfaat
Manfaat yang dicapai dari pembuatan kampanye ini adalah agar masyarakat,
khususnya rumah tangga sadar akan penghematan penggunaan energi listrik dalam
kehidupan sehari-hari, guna untuk menumbuh kembangkan perekonomian. Terutama
biaya investasi dan sedikit margin. Manfaat bagi masyarakat, terutama rumah tangga
adalah menghemat pengeluaran pada anggaran keluarga, guna untuk
mensejahterakan kehidupan penerus bangsa.
1.5 Metode Perancangan
Metode penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif dan
dengan metode tersebut digunakan teknik pengumpulan data diantaranya:
1. Observasi yaitu dengan meninjau langsung setiap pemakaian listrik dalam rumah
tangga di kota Bandung.
2. Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang berkaitan dengan tujuan untuk
memperoleh keterangan langsung sehingga dapat memperkuat konsep perancangan
kampanye.
3. Angket disebarkan kepada masyarakat yang menjadi sasaran kominikasi
kampanye, angket tersebut disebarkan di permukiman padat
4. Studi literature yang berupa buku keilmuan dan kumpulan berita dari website
BAB 6
KESIMPULAN
Dari pengumpulan data, studi literature, dan finalisasi desain, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Perilaku boros dalam penggunaan listrik merupakan perilaku manusia yang
tidak lepas dari kebiasaan hidup rumah tangga karena kebutuhan akan teknologi yang
menggunakan listrik meningkat.
2. Penghematan pemakaian energi listrik tidak perlu mengurangi kenyamanan,
keamanan dan produktivitas kerja, melainkan pemangkasan energi listrik yang tidak
terpakai pada saat beban puncak (18.00-22.00)
3. Rumah tangga memiliki kontibusi yang sangat besar pada konsumsi energi
listrik, karena banyak dari mereka terpengaruh dengan banyaknya barang-barang
elektronik yang dimilikinya.
4. Dibutuhkan sebuah perubahan perilaku yang mendasar atau yang biasa
disebut sebagai budaya hemat listrik untuk mengatasi tindakan hidup boros pada
beban puncak yang mengakibatkan terjadinya pemadaman bergilir. Upaya dalam
budaya hemat listrik memiliki tujuan akhir yang jelas yaitu untuk mengajak atau
memberi himbauan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu penghematan
listrik, dan diharapkan memberi dampak kesadaran penghematan listrik berlanjut
5. Iklan layanan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk mempersuasi
masyarakat dengan cara mengajak dan menghimbau mereka untuk mengerti,
menyadari, turut memikirkan, serta menempatkan posisinya agar tidak larut atau
terjerumus dengan permasalahan.
6. Untuk mengadakan sebuah kampanye melalui iklan layanan masyarakat
yang efektif, diperlukan perencanaan yang matang mengenai masalah, tujuan, target
audience, pihak terkait, hingga media kampaye dan teori yang berkaitan.
7. Target audience merupakan hal yang paing penting dalam perencanaan
kampanye iklan layanan masyarakat, karena dengan mengenali target audience dapat
direncanakan pendekatan kampaye yang tepat.
8. Kampanye social yang efektif akan dapat berjalan dengan baik dan masimal,
jika digunakan pendekatan yang tepat, dalam hal ini yaitu membuat mereka berpikir
DAFTAR PUSTAKA
1. http://www.duniasex.com/forum/showthread.php?t=148753
2. http://www.plnlampung.co.id/berita/berita_peristiwa.asp?do=view&id=2742&id
m=5&idSM=2
3. http://www.kompas.com
4. http://pln.co.id
5. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0810/20/kesra02.html
6. http://news40.site40.net/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=14
7.
http://www.desaingrafisindonesia.com/category/indonesian-graphic-design/academic-writing/semiotika-iklan-sosial-sumbo-tinarbuko-2007/
8.
http://desaingrafisindonesia.wordpress.com/2007/11/05/semiotika-iklan-sosial-bagian-ii/