• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Kampanye Penerapan Perilaku Hemat Energi Listrik Pada Remaja Melalui Media Stiker Dinding

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perancangan Kampanye Penerapan Perilaku Hemat Energi Listrik Pada Remaja Melalui Media Stiker Dinding"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

Laporan Pengantar Tugas Akhir

PERANCANGAN KAMPANYE PENERAPAN PERILAKU

HEMAT ENERGI LISTRIK PADA REMAJA MELALUI

MEDIA STIKER DINDING

DK38315 / TUGAS AKHIR Semester II 2013-2014

Oleh : Rustam 51908858

Program Studi Desain Komunikasi Visual

FAKULTAS DESAIN

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Rustam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat / Tanggal Lahir : Lebak, 08 mei 1989

Warga Negara : Indonesia

Tinggi , Berat Badan : 170cm , 65kg

Agama : Islam

Alamat : Jalan Tubagus Ismail Raya. Bandung. 40135

No. Telp. : 082216444060

Email : utambegazuls@gmail.com

II. Pendidikan

1996 - 2002 : SDN II Cikatomas

2002 - 2005 : SMPN II Cilograng

2005 - 2008 : SMA I Bayah

(5)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1 Latar Belakang Masalah ... 1

I.2 Identifikasi Masalah ... 4

I.3 Rumusan Masalah ... 4

I.4 Batasan Masalah ... 5

I.5 Tujuan Perancangan ... 5

I.6 Manfaat Perancangan ... 5

BAB II PENERAPAN PERILAKU HEMAT ENERGI LISTRIK PADA REMAJA ... 7

II.1 Energi ... 7

II.2 Listrik ... 9

(6)

II.4 Perilaku ... 11

II.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hemat Listrik ... 14

II.6 Pengertian Remaja ... 16

II.6.1 Tahap -Tahap Perkembangan Remaja ... 16

II.6.2 Karakteristik Remaja ... 18

II.7 Kampanye ... 19

II.8 Jenis - Jenis Kampanye ... 20

II.9 Tujuan Kampanye ... 20

II.10 Analisa Masalah ... 21

II.11 Media Stiker Dinding ... 22

II.12 Kelompok Sasaran (Target Audience)... 22

BAB III STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL ... 24

III.1 Strategi Perancangan ... 24

III.2 Strategi Komunikasi ... 25

III.3 Pendekatan Komunikasi ... 25

III.4 Strategi Kreatif ... 26

III.5 Strategi Media ... 26

III.6 Konsep Visual ... 29

III.7 Huruf ... 32

III.8 Ilustrasi ... 33

(7)

III.10 Identitas Kampanye ... 34

III.11 Strategi Distribusi... 34

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA ... 36

IV.1 Teknis Perancangan Media Utama ... 36

IV.2 Teknis Perancangan Media Pendukung ... 39

(8)

DAFTAR PUSTAKA Buku

Darmaprawira W.A, Sulasmi. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya. Bandung : Penerbit ITB.

Elfiky, I. (2008). Terapi Berfikir Positif. Jakarta: ZAMAN

Engel JF, Blackwell RD, Miniard PW. 1994. Perilaku Konsumen jilid 1. F.X. Budijanto, penerjemah. Jakata: Binarupa Aksara. Terjemahan dari Consumer Behavior 6th Ed

Handoko J. 2010. Cerdas Memanfaatkan dan Mengelola Listrik Rumah Tangga. Jakarta. Kawan Pustaka.

Kusrianto, Adi. (2007) .Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta : Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.

Pujiono. ( 2013). Rangkaian Listrik. Yogyakarta: GRAHA ILMU.

Jurnal

Curtin University.2010. Tingkah Laku Mahasiswa.Australia Barat

Hidayati, L. (2010). Analisis Pembentukan Perilaku Hemat Listrik Dengan pendekatan Norm Activation Model. [Tesis] Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian BogorBogor

Kusumastuti R. 2004. Kualitas Jasa dan Maksud Perilaku Konsumen Pasca Penggunaan Jasa Rawat Inap di RS Ibu dan Anak Hermina Bekasi. [Tesis] Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Pascasarjana UniversitasIndonesia. Nurjanah E. 2000. Analisis Karakteristik Konsumen dan Pola Konsumsi Sarapan

Sereal. [Skripsi] Program Studi Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor

(9)

Web

Bhaskoro W. Listrik Untuk Kehidupan. www.wahyubhaskoro.com [12 Februari 2010]

Kamus Besar Bahasa Indonesia. online2012. http://kbbi.web.id/

Rasidi A. 2005. Tips Hemat Energi. http://www.pln.co.id/infolistrik tips.asp [30 Januari 2010]

Siregar R.M.T. 2006. Peran Sikap Konsumen Rumah Tangga dalam

Penghematan Energi Listrik. [terhubung berkala]:

(10)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir yang berjudul " PERANCANGAN KAMPANYE PENERAPAN PERILAKU HEMAT ENERGI LISTRIK PADA REMAJA MELALUI MEDIA STIKER DINDING ".

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis. Segala kesalahan yang dialami cukup menjadi pengalaman. Dengan melakukan pencarian data dan penelitian yang dilakukan diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan penulis. Selama proses penyusunan laporan Pengantar Proyek Tugas Akhir ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing, Dosen Penguji, Orang tua penulis dan rekan-rekan yang selalu memberi dukungan, masukan yang sangat berguna bagi penulis, sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Semoga laporan Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Adapun tujuan dari disusunnya laporan Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu mata kuliah Tugas Akhir sekaligus syarat dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Program Studi Desain Komunikasi Visual Universitas Komputer Indonesia.

Bandung, Mei 2014

(11)

BAB 1

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah

Hadirnya energi listrik ke dalam kehidupan manusia merupakan salah satu hal penting yang mendukung pesatnya perkembangan kemajuan kehidupan didunia. Hampir setiap aktivitas yang dilakukan setiap hari membutuhkan energi listrik. Penggunaan energi listrik merupakan unsur penting yang menunjang berbagai kegiatan dalam kehidupan masyarakat.

Ada banyak sumber-sumber energi listrik yang digunakan sebagai pembangkit listrik. Sumber energi tersebut digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu energi konvensional atau energi tidak terbarukan dan energi terbarukan. Permasalahan umum yang terjadi adalah, sebagian besar sumber energi yang digunakan berasal dari energi konvensional atau sumber daya yang tidak terbarukan. Contohnya minyak bumi, batu bara, gas alam, dan sebagainya. Padahal potensi sumber energi yang terbarukan sangatlah besar. Misalnya panas matahari, air terjun, gelombang air laut, angin, dan sebagainya.

(12)

digunakan masih di impor, biaya mahal, jumah ahli sedikit, dan permasalahan pada infrastruktur. Sebenarnya matahari bisa menjadi sumber energi yang sempurna untuk menyediakan tenaga listrik yang diperlukan di seluruh dunia. Sayangnya energi yang berasal dari matahari tidak bersifat homogen. Nilai segeranya tidak saja bergantung kepada cuaca setiap hari, namun berubah-ubah sepanjang tahun. Artinya, energi yang tersedia untuk mengoperasikan peralatan listrik juga akan berubah-ubah. Untuk sumber energi yang berasal dari tenaga angin masih harus dicari cara pemanfaatan angin bertenaga rendah. Begitupun dengan sumber-sumber energi terbarukan lainya masih dihadapkan pada berbagai kendala dalam penggunaanya. Perlu diketahui juga bahwa pertambangan batubara menimbulkan sejumlah tantangan lingkungan yang diantaranya meliputi erosi tanah, debu, kebisingan, pencemaran air, serta gangguan terhadap keanekaragaman hayati yang ada disekitar area penambangan. Selain itu juga efek yang ditimbulkan dari penggunaan batubara sebagai sumber enegi listrik yaitu terjadinya efek rumah kaca.

Indonesia merupakan negara yang terboros dalam pemakaian listrik di ASEAN. Data ASEAN Centre for Energy (ACE) juga menyebutkan, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi paling besar untuk melakukan penghematan tenaga listrik akibat tingkat pemborosan energi listrik yang relatif tinggi selama ini. Pelanggan listrik rumahtangga dan bisnis besar sejumlah 22.007 pelanggan atau 43,4 persen dari 46.460 pelanggan di wilayah distribusi Jawa Barat dan Banten masih melakukan pemborosan. Sejak awal tahun 2009, konsumsi untuk listrik di wilayah tersebut mencapai 101.479.334 kWh. Jika di konversikan jumlah tersebut sama dengan penambahan daya di bawah 4.400 VA bagi 115.000 pelanggan. Hal ini bertolak belakang dengan 5 juta warga Jawa Barat dan Banten yang belum menikmati listrik (Sapta, 2009).

(13)

masyarakat. Pembelian barang elektronik yang lebih mengedepankan nilai prestige dari pada fungsi merupakan indikator yang juga cukup penting, disamping penggunaannya yang tidak sesuai. Semakin banyak barang elektronik yang dipakai dalam waktu yang tidak lama, tidak ada bedanya dengan menggunakan sedikit barang elektronik dengan durasi yang lama, karena sama-sama menggunakan daya listrik yang besar (Manurung, 2008).

Masyarakat terutama bagi orang dewasa mengerti dan sadar akan pentingnya hemat energi listrik. Namun, dibalik mengerti dan sadarnya akan pentingnya hemat energi listrik tersebut, hal itu tidak dibarengi dengan perilaku yang seharusnya dilakukan. Masih banyak pengguna listrik terutama bagi orang dewasa yang lalai dan tidak peduli terhadap penggunaan listrik berlebih. Kondisi lingkungan dan keuangan dapat merubah pola dan gaya hidup pengguna listrik. Selain itu, tuntutan gaya hidup merupakan salah satu faktor yang menjadikan kurang diterapkanya perilaku hemat energi pada masa sekarang ini.

Hal ini berbanding terbalik dengan remaja. Kesadaran berhemat energi listrik pada remaja masih rendah. Serangkaian studi awal memperlihatkan kelompok usia remaja menjadi kelompok yang dianggap tidak peduli terhadap upaya penghematan energi listrik. Remaja juga beranggapan isu kelangkaan energi hanya isu yang dipolitisasi dan kelangkaan energi lebih diakibatkan kegagalan pemerintah mengelola energi. Demikian disampaikan Indah Fatmawati, SE MM, staf pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) saat menempuh ujian terbuka program doktor Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM.

(14)

niat dan perilaku hemat listrik di kalangan remaja. Diperlukan komunikasi persuasif untuk mendorong perilaku hemat energi listrik.

I.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan yaitu:

1. Sebagian besar sumber energi yang digunakan untuk pembangkit listrik berasal dari energi konvensional atau sumber daya yang tidak terbarukan. 2. Penggunaan sumber energi terbarukan masih dihadapkan pada berbagai

kendala.

3. Indonesia merupakan negara yang terboros dalam pemakaian listrik di ASEAN.

4. Kelangkaan listrik di Indonesia terjadi karena gaya hidup konsumtif masyarakat.

5. Sulitnya menyatukan kesadaran atau pola pikir dengan perilaku terhadap pentingnya hemat energi pada usia dewasa yang diakibatkan gaya hidup dan lingkungan.

6. Pentingnya penerapan perilaku hemat energi pada remaja melalui media yang tepat sebagai upaya menumbuhkan kesadaran dalam berhemat energi.

I.3 Rumusan Masalah

(15)

energi listrik. Dengan diterapkanya pola hidup hemat energi yang dimulai sejak masih remaja diharapkan perilaku tersebut akan terbawa hingga dewasa.

I.4 Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan yang berkaitan dengan hemat energi listrik, dalam penulisan Tugas Akhir ini dibatasi pada pemberian informasi yang meliputi hal-hal seperti sumber energi listrik, pentingnya hemat energi listrik serta dampak yang ditimbulkan dari perilaku hemat energi listrik yang ditekankan pada remaja usia 10 - 21 tahun ( siswa SD - SMP ) yang berada diwilayah perkotaan terutama wilayah Bandung tanpa batasan agama dan status sosial.

I.5 Tujuan Perancangan

Tujuan perancangan ini adalah untuk memberikan informasi dalam bentuk kampanye sosial untuk menumbuhkan kesadaran pentingnya menerapkan perilaku hemat energi. Sekaligus mengingatkan kepada remaja mengenai sumber energi listrik, pentingnya hemat energi listrik dan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak menerapkan perilaku hemat energi listrik dalam kehidupan sehari - hari.

1.6 Manfaat Perancangan

1. Manfaat Aplikasi

(16)

2. Manfaat Keilmuan/Desain

(17)

BAB II

PENERAPAN PERILAKU HEMAT ENERGI LISTRIK PADA REMAJA

II.1 Energi

Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Secara sederhana, energi adalah hal yang membuat segala sesuatu di sekitar dapat terjadi. Energi ada di semua benda: manusia, tanaman, binatang, mesin, dan elemen-elemen alam seperti matahari, angin, air dan sebagainya (Contaned Energy Indonesia, 2012).

(Pujiono, 2013) Ada banyak sumber-sumber energi utama dan digolongkan menjadi dua kelompok besar yang dibahas pada alinea-alinea berikut:

1. Energi konvensional

Energi konvensional atau yang disebut dengan energi tidak terbarukan adalah energi yang diambil dari sumber yang hanya tersedia dalam jumlah terbatas di bumi dan tidak dapat diregenerasi.

Gambar II.1 Pencemaran Lingkungan

(18)

Sumber-sumber energi ini akan berakhir cepat atau lambat dan berbahaya bagi lingkungan. Seperti minyak bumi, batu bara, gas alam, dan sebagainya. Sumber-sumber energi konvensional tidak ramah lingkungan karena menimbulkan polusi udara, air, dan tanah yang berdampak kepada Penurunan tingkat kesehatan dan standar hidup.

2. Energi terbarukan

Gambar II.2 Energi Terbarukan

(Sumber: http://kunaifi.files.wordpress.comdiakses 05Mei 2014)

(19)

II.2 Listrik

Gambar II.3 Listrik

(Sumber: http://data.tribunnews.com diakses 05 Mei 2014)

Sumber-sumber energi Konvensional dan Terbarukan bisa dikonversikan menjadi sumber-sumber energi sekunder, seperti listrik. Listrik berbeda dari sumber-sumber energi lainnya dan dinamakan sumber energi sekunder atau pembawa energi karena dimanfaatkan untuk menyimpan, memindahkan atau mendistribusikan energi dengan nyaman. Sumber energi primer diperlukan untuk menghasilkan energi listrik.

Listrik adalah daya atau kekuatan yg ditimbulkan oleh adanya pergesekan atau melalui proses kimia, dapat digunakan untuk menghasilkan panas atau cahaya, atau untuk menjalankan mesin ( Pujiono, 2013 ). Listrik merupakan salah satu unsur penting yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk kelangsungan hidup. Pengaruh listrik bagi kehidupan sangat besar. Dalam waktu yang akan datang kebutuhan listrik akan meningkat seiring dengan adanya peningkatan dan perkembangan baik dari jumlah penduduk, jumlah investasi yang semakin meningkat akan memunculkan berbagai industri-industri baru.

(20)

sebagainya. Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, pembangunan teknologi industri berkaitan erat dengan tenaga listrik yang merupakan salah satu faktor yang penting yang sangat mendukung perkembangan pembangunan khususnya sektor industri, dalam kehidupan modern tenaga listrik merupakan unsur mutlak untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat oleh karena itu energi listrik merupakan tolak ukur kemajuan masyarakat.

II.3 Energi Listrik

Gambar II.4 Pembangkit listrik

(Sumber: www.m.energitoday.com diakses 04 Agustus 2013)

(21)

II.4 Perilaku

Perilaku manusia tidak dapat lepas dari keadaan individu itu sendiri dan lingkungan di mana individu itu berada. Perilaku manusia itu didorong oleh motif tertentu sehingga manusia itu berperilaku tertentu pula (Walgito, 2003).

Perilaku masyarakat dalam melakukan hemat energi listrik ditentukan oleh karakteristik dari masyarakat itu sendiri. Perilaku tersebut juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang ada pada masyarakat. Kesadaran seseorang dalam proses berpikir akan membentuk pola berpikir yang positif, serta dapat bertanggung jawab akan keadaan lingkungannya yang dapat dilakukan dengan tindakan merawat, melindungi, menjaga, dan melestarikan alam. Kesadaran dan tanggung jawab masyarakat yang beragam dikarenakan karakteristik seseorang dan akses informasi yang didapat berbeda-beda. Perilaku juga di tentukan oleh norma personal seseorang dalam kehidupannya yang terbentuk karena kepribadian dan lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Terciptanya kesadaran, tanggungjawab, dan norma personal dalam masyarakat dapat membentuk keinginan dari masyarakat untuk melakukan suatu tindakan yang positif yaitu untuk menghemat energi listrik.

1. Kesadaran

(22)

tingkat kesadaran yang ada belum cukup tinggi untuk mengetahui perilaku mereka atau untuk menjadi motivasi yang kuat sehingga dapat melahirkan tindakan yang nyata dalam usaha perbaikan lingkungan hidup.

2. TanggungJawab

Tanggungjawab mencakup unsur pemenuhan tugas dan kewajiban, dapat dipertanggungjawabkan ketika dinilai menurut yang disepakati, dan dapat dipertanggungjawabkan menurut hati nurani kita sendiri. Kewajiban dan tanggungjawab moral bisa dinyatakan dalam bentuk maksimal dengan melakukan tindakan merawat (care), melindungi, menjaga, dan melestarikan alam. Terkait dengan prinsip hormat terhadap alam menjadi tanggung jawab moral terhadap alam, karena secara ontologis adalah manusia bagian integral dari alam. Kenyataan ini melahirkan sebuah prinsip moral bahwa manusia mempunyai tanggung jawab baik terhadap alam semesta seluruhnya dan integritasnya, maupun terhadap keberadaan dan kelestarian setiap bagian dan benda di alam semesta ini, khususnya makhluk hidup. Tanggungjawab ini bukan saja bersifat individual melainkan juga kolektif.

Menurut Keraff dalam Sondurubun (2006) masalah lingkungan hidup memiliki kesatuan yang amat integral dengan masalah moral, atau persoalan perilaku manusia. Krisis energi secara global yang kita alami dewasa ini adalah juga merupakan persoalan moral, atau krisis moral secara global, karenanya kita perlu etika dan moralitas untuk mengatasinya. Hanya bisa diatasi dengan melakukan perubahan cara pandang dan perilaku manusia terhadap alam yang fundamental dan radikal. Dibutuhkan sebuah pola hidup atau gaya hidup baru yang tidak hanya menyangkut orang per orang, tetapi juga budaya masyarakat secara keseluruhan.

Beberapa prinsip yang perlu dilakukan:

a. Sikap Hormat terhadap Alam (Respect for Nature)

(23)

c. Solidaritas Kosmis ( Cosmic Solidarity)

d. Prinsip Kasih Sayang dan Kepedulian terhadap Alam ( Caring for Nature)

e. Prinsip “No Harm

f. Prinsip Hidup Sederhana dan Selaras dengan Alam

Prinsip tanggungjawab moral ini menuntut manusia untuk mengambil prakarsa, usaha, kebijakan, dan tindakan bersama secara nyata untuk menjaga alam semesta dengan segala isinya. Itu berarti, kelestarian dan kerusakan alam merupakan tanggung jawab bersama seluruh umat manusia.

3. Norma Personal

Norma personal adalah keyakinan seseorang atas tindakan yang dianggap benar atau salah. Ketika sesorang tidak memiliki norma personal yang jelas terhadap tindakan tertentu, jika ia harus bertindak, maka ia dapat menetapkan norma berdasarkan nilai umum yang dimilikinya.

Norma personal merupakan aspek internal pada perilaku prososial, sedangkan aspek eksternalnya adalah norma sosial. Norma personal, terhadap keyakinan akan konsekuensi tindakan, merupakan sesuatu yang diyakini baik dan harus dilakukan oleh setiap individu dalam kegiatan keseharinya. Norma personal ini mempengaruhi tindakan yang ada dalam diri seseorang dan menjadi pedoman hidup. Norma personal bisa ditumbuhkan melalui aspek sosialisasi baik oleh keluarga, lingkungan, dan media.

(24)

II.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hemat Listrik

Gambar II.5Boros listrik

(Sumber: http://www.news.tridinamika.com diakses 05 Mei 2014)

Kehadiran listrik mengubah pola dan gaya hidup masyarakat. Penggunaan listrik terus berkembang pesat, tidak sebatas untuk mengaliri lampu pijar penerang ruangan seperti pada awal penggunaan tetapi penggunaannya listrik di rumahtangga sekarang adalah untuk menyalakan barang-barang elektronik yang beragam, semakin modern dan semuanya memerlukan listrik. Barang-barang elektronik terus diciptakan dan manusia terus mengkonsumsinya.

Menurut Asael dalam Nurjanah (2000), menyatakan bahwa karakteristik konsumen seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan pendapatan berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Karakteristik konsumen dapat berfungsi untuk mengetahui motivasi dan niat dalam melakukan tindakan.

1. Usia

(25)

menerima sesuatu yang baru (Kotler 2002). Perbedaan usia akan mempengaruhi perbedaan selera dan kesukaan terhadap suatu barang atau jasa.

2. Pendapatan dan Pengeluaran

Pendapatan adalah sumberdaya material yang diterima oleh seseorang dari pekerjaan yang dilakukannya untuk mencari nafkah yang umumnya diterima dalam bentuk uang. Tersedianya uang menentukan banyaknya benda ekonomi yang dibutuhkan oleh suatu keluarga untuk dapat membeli dan memiliki benda tersebut. Anggota keluarga yang menjadi sumber utama keuangan keluarga disebut pencari nafkah dan biasanya dipegang oleh ayah atau suami (Sediaoetama 1991).

Pola pemakaian sumber keuangan sangat dipengaruhi oleh pola atau gaya hidup keluarga. Pendapatan yang tinggi akan membuat seseorang ingin membeli barang-barang elekrtonik untuk mempermudah dalam pekerjaan rumah, sehingga jumlah barang elektronik yang dimiliki semakin banyak. Mengetahui pola pengeluaran rumah tangga merupakan salah satu cara untuk dapat mengetahui tingkat kehidupan masyarakat.

3. Pendidikan dan Pekerjaan

Pendidikan adalah sumber daya manusia potensial yang merupakankunci utama kemajuan suatu bangsa. Inti pendidikan itu sendiri (baik resmi atau tidak) pada dasarnya adalah proses alih informasi dan nilai-nilai yang ada. Selama proses itu terjadi, pengalaman dan kemampuan menalar atau pengambilan kesimpulan seseorang bertambah baik (Suntoro et al 1992).

(26)

terhadap informasi. Umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinan orang itu berpendapatan tinggi.

II.6 Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak - kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remaja pada umumnya dimulai pada usia 10 - 12 tahun dan berakhir pada usia 16 - 21 tahun (Notoatdmojo, 2007).

II.6.1 Tahap - Tahap Pekembangan Remaja

Dalam proses penyesuaian diri menuju kedewasaan, ada 3 tahap perkembangan remaja:

1. Remaja awal

Seorang remaja pada tahap ini masih terheran heran akan perubahan -perubahan yang terjadi pada tubuhnya sendiri dan dorongan - dorongan yang menyertai perubahan-perubahan itu. Mereka mengembangkan pikiran - pikiran baru, cepat tertarik pada lawan jenis, dan mudah terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis ia sudah berfantasi erotik. Kepekaan yang berlebih-lebihan ini ditambah dengan berkurangnya kendali terhadap ego menyebabkan para remaja awal ini sulit dimengerti dan dimengerti orang dewasa.

2. Remaja madya

(27)

dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai - ramai atau sendiri, optimistis atau pesimistis, idealis atau materialis, dan sebagainya. Remaja pria harus membebaskan diri dari oedipus complex (perasaan cinta pada ibu sendiri pada masa anak-anak) dengan mempererat hubungan dengan kawan-kawan.

3. Remaja akhir

Tahap ini adalah masa konsolidasi menuju periode dewasa dan ditandai dengan pencapaian lima hal yaitu:

a. Minat yang makin mantap terhadap fungsi-fungsi intelek.

b. Egonya mencari kesempatan untuk bersatu dengan orang-orang lain dan dalam pengalaman - pengalaman baru.

c. Terbentuk identitas seksual yang tidak akan berubah lagi.

d. Egosentrisme (terlalu memusatkan perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan antara kepentingan diri sendiri dengan orang lain.

e. Tumbuh ”dinding” yang memisahkan diri pribadinya (private self) dan masyarakat umum (Sarwono, 2010).

Berkaitan dengan kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu untuk mengenal perkembangan remaja serta ciri-cirinya. Berdasarkan sifat atau ciri perkembangannya, masa (rentang waktu) remaja ada tiga tahap yaitu:

1. Masa remaja awal (10 - 12 tahun)

a. Tampak dan memang merasa lebih dekat dengan teman sebaya.

(28)

c. Tampak dan memang lebih banyak memperhatikan keadaan tubuhnya dan mulai berpikir yang khayal (abstrak).

2. Masa remaja tengah (13 - 15 tahun)

a. Tampak dan ingin mencari identitas diri.

b. Ada keinginan untuk berkencan atau ketertarikan pada lawan jenis.

c. Timbul perasaan cinta yang mendalam.

3. Masa remaja akhir (16 - 21 tahun)

a. Menampakkan pengungkapan kebebasan diri.

b. Dalam mencari teman sebaya lebih selektif.

c. Memiliki citra (gambaran, keadaan, peranan) terhadap dirinya.

d. Dapat mewujudkan perasaan cinta.

e. Memiliki kemampuan berpikir khayal atau abstrak (Widyastuti dkk, 2009).

II.6.2 Karakteristik Remaja

(29)

perilaku mereka. Karakteristik remaja adalah senang bermain, senang bergerak, senang bekerja dalam kelompok, serta senang merasakan/melakukan sesuatu secara langsung. Oleh karena itu, pembelajaran yang mengandung unsur permainan, memungkinkan anak berpindah atau bergerak dan bekerja atau belajar dalam kelompok, serta memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dalam pembelajaran.

II.7 Kampanye

Kampanye merupakan salah satu metode komunikasi (persuasi), karena di sini juga membahas tentang upaya mempengaruhi massa, baik dalam tingkah laku maupun dalam bentuk opini. Keberhasilan atau keefektifan kampanye akan bergantung pada kecocokan antara dampak yang direncanakan dan dampak yang dihasilkan. Dengan demikian, kriteria keefektifan harus ditetapkan oleh pengirim tetapi evaluasinya juga perlu memperhitungkan dampak sampingan yang harus dibobotkan dalam keseluruhan keseimbangan.

Kampanye akhirnya harus berfungsi melalui individu-individu yang menerima dan menaggapi pesan dan karenanya banyak syarat dampak yang telah diuraikan juga berlaku bagi kampanye (Mc Quail dalam Setiani, 2007 : 8). Tiga aspek yang selalu terkait dengan kampanye yang diungkapkan oleh Ostergaard dalam Afrizalhil (2011, 21), yang disebut dengan istilah ”3A” yaitu awareness, attitude dan action. Ketiga aspek ini bersifat saling terkait dan merupakan sasaran pengaruh yang harus dicapai secara bertahap agar satu kondisi perubahan dapat tercipta.

(30)

Aspek berikutnya diarahkan pada perubahan dalam ranah sikap atau attitude. Pada kegiatan kampanye penerapan perilaku hemat energi listrik harus memunculkan kepedulian audien terhadap hemat energi dengan perubahan sikap.

aspek action yaitu untuk mengubah perilaku audien secara konkret dan terukur. Pada tahap ini diharapkan adanya tindakan tertentu yang dilakukan oleh remaja sebagai target audien.

II.8 Jenis - Jenis Kampanye

Jenis-jenis kampanye pada prinsipnya adalah membicarakan motivasi yang melatar belakangi diselenggarakanya sebuah program kampanye. Motivasi tersebut pada gilirannya akan menentukan kearah mana kampanye akan digerakan dan apa tujuan yang akan dicapai. Menurut Larson (1992) kampanye dibagi menjadi tiga yaitu Product – oriented campaign, Candidate – oriented campaign, dan Ideological or Cause – oriented campaign (h.25). Dari pembagian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Product – oriented campaign (komersil), merupakan kampanye yang mempromosikan suatu produk yang berkaitan dengan keuntungan komersil.

2. Candidate – oriented campaign (politik), merupakan kampanye mempromosikan suatu kelompok atau seseorang untuk kepentingan politik sehingga mendapat dukungan dari masyarakat luas.

3. Ideological or Cause – oriented campaign (sosial), merupakan kampanye yang bersifat khusus dengan maksud merubah perilaku sosial.

II.9 Tujuan Kampanye

(31)

ini sering disebut sebagai social change campaigns, yakni kampanye yang ditujukan untuk menangani masalah-masalah sosial melalui perubahan sikap dan perilaku publik yang terkait. Hal tersebut dapat dilihat dari tujuan kampanye ini, yaitu:

1. Memberikan informasi akan sumber-sumber energi, pentingnya menerapkan perilaku hemat energi dan dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan hemat energi

2. Mengajak audien yang dalam kampanye ini adalah remaja untuk menerapkan perilaku hemat energi listrik dalam kehidupan sehari - hari.

II.10 Analisa Masalah

Penelitian ini dilakukan kepada 30 responden yang terdiri dari remaja awal, remaja tengah dan remaja akhir dengan memberikan beberapa pertanyaan secara langsung. Berikut adalah pemaparan data yang dihasilkan.

1. Pengetahuan terhadap listrik.

Dari 30 responden yang diberi pertanyaan, 75% yakni sekitar 25 responden yang dimana adalah remaja dengan usia 10 - 21 tahun mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan listrik. Sedangkan untuk sisanya tidak dapat menjawab dengan baik mengenai apa yang dimaksud dengan listrik.

2. Hal - hal yang paling sukai.

Dari beberapa hal yang paling remaja sukai seperti menonton televisi, bermain game, belajar, dan beribadah. Sekitar 27 responden atau 81% dari 30 responden lebih banyak memilih menonton televisi dan bermain game.

3. Pentingnya hemat energi listrik.

(32)

4. Tempat paling banyak menghabiskan waktu.

Sekitar 66% atau 22 responden menjawab ruangan kamar tidur sebagai tempat paling lama untuk menghabiskan waktu selain sekolah.

Dari hasil penelitian yang dilakukan kepada 30 responden yang terdiri dari remaja usia 10 - 21 tahun dengan memberikan beberapa pertanyaan secara langsung, maka dihasilkan beberapa permasalahan, yaitu:

1. Minat remaja untuk menerapkan perilaku hemat energi listrik sangat kurang.

Lebih banyak remaja - remaja yang tidak mengetahui akan pentingnya hemat energi listrik yang disebabkan kurangnya informasi yang ditujukan langsung kepada remaja - remaja tersebut.

2. Ruangan kamar tidur dan sekolah adalah tempat yang paling lama untuk menghabiskan waktu bagi remaja.

II.11 Media Stiker Dinding

Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996). Stiker dinding atau yang disebut juga wall stiker adalah stiker yang ditempel di dinding yang mempunyai tema dan cerita tertentu. Itu yang membedakan dengan stiker biasa. Ketika di aplikasikan di media tempel, akan banyak membuat perubahan pada pandangan anak.

II.12 Kelompok Sasaran (Target Audience)

(33)

ini difokuskan kepada remaja SD - SMP usia (10 - 21 tahun). Target audience dibagi menjadi tiga bagian, yaitu secara demografis, geografis, dan psikografis.

1. Demografis

Secara demografis kelompok sasaran primer ini meliputi remaja SD - SMP usia (10 - 21 tahun) dengan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Pemilihan target remaja dikarenakan pada waktu ini adalah waktu paling siap untuk belajar. Selain itu, kesadaran akan pentingnya hemat energi pada masih sangat kurang.

2. Geografis

Secara geografis media informasi yang dibuat ini ditujukan untuk remaja SD -SMP usia (10 - 12 tahun) yang berada wilayah perkotaan di Indonesia terutama di Bandung.

3. Psikografis

(34)

BAB III

STRATEGI PERANCANGAN DAN KONSEP VISUAL

III.1 Strategi Perancangan

Strategi adalah cara yang di tetapkan untuk mencapai sebuah tujuan. Sedangkan perancangan adalah suatu aktivitas pembuatan usulan-usulan yang merubah sesuatu yang telah ada menjadi sesuatu yang lebih baik. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa strategi perancangan adalah cara yang ditetapkan untuk membuat sesuatu yang lebih baik untuk mencapai tujuan.

Gambar III.1 Stiker Dinding

(Sumber http://devie21.blogspot.com/2012/10/hiasan-dinding-unik.html 30 april 2014)

(35)

III.2 Strategi Komunikasi

Strategi komunikasi dalam pembuatan konsep perancangan kampanye penerapan perilaku hemat energi listrik ini, digunakan agar pesan yang ingin disampaikan ke audien dapat dimengerti dan diterima dengan baik. Bentuk penyampaian pesan yang digunakan adalah menyadarkan audien akan penting diterapkanya perilaku hemat energi serta dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak menerapkan perilaku hemat energi listrik melalui pendekatan komunikasi yang baik.

III.3 Pendekatan Komunikasi

Pendekatan komunikasi yang akan dibuat dalam bentuk stiker dinding dibagi menjadi dua bagian yaitu melalui pendekatan verbal ( bahasa) dan pendekatan visual ( gambar ).

1. Pendekatan Verbal (Bahasa)

(36)

2. Pendekatan Visual (Gambar)

Pendekatan visual yang akan digunakan yaitu merupakan bentuk ilustrasi mengenai keindahan bumi, serta dampak-dampak yang akan terjadi apabila tidak melakukan hemat energi yang diaplikasikan dalam bentuk stiker dinding yang dipadukan dengan bahan yang dapat menyala dalam keadaan gelap pada objek yang sudah ditentukan. Gaya ilustrasi yang digunakan mengacu pada gaya ilustrasi kartun dan pop art. Gaya ilustrasi ini sangat menarik dan disukai oleh anak remaja.

III.4 Strategi Kreatif

Dalam menyampaikan pesan pada kampanye mengenai pentingnya hemat energi listrik ini dibutuhkan strategi kreatif yang dapat membuat audien tertarik dan terdorong untuk melakukan tindakan sesuai isi pesan yang terkandung. Strategi kreatif yang akan dilakukan adalah dengan membuat stiker dinding yang ditambahkan warna yang dapat menyala dalam gelap yang di kenal dengan istilah glow in the dark. Selain itu ada pula strategi kreatif lain yang dijadikan sebagai media pendukung pada kampanye ini. Seperti membuat sebuah pensil dengan bentuk pohon. Penghapus yang berbentuk daun. Serutan yang berbentuk barang - barang elektronik seperti televisi, lampu dan stik game.

III.5 Strategi Media

Perkembangan media pada saat ini sudah sangat pesat. Hal ini memudahkan orang untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Pada strategi media akan dibagi menjadi 2 media, yaitu :

1. Media Utama

(37)

dark. Visual dari stiker dinding ini adalah sebuah pohon besar yang berada di tanah yang hijau. Pohon ini terlihat sehat dengan daun yang lebat. Tetapi itu hanya untuk bagian tengah pohon ke bawah. sedangkan untuk bagian tengah pohon keatas terlihat kurus kering dan tidak memiliki daun. Hanya pada ujung dahan pohon tersebut terdapat buah dan bunga yang digambarkan sebagai barang elektronik seperti televisi, lampu, stik game, dan telepon genggam. Isi pesan yang terkandung ialah ketika barang - barang elektronik tersebut digunakan secara berlebihan, maka itu sama saja artinya dengan merusak alam secara perlahan. Pada visual pohon juga ditambahkan daun dan kelopak bunga dengan bahan glow in the dark yang ditempatkan pada batang - batang pohon yang kering. Ketika lampu ruangan dimatikan maka daun dan kelopak bunga tersebut akan menyala sehingga pohon yang tadinya terlihat setengah lebat dan setengah kering akan terlihat hidup secara utuh.

Media ini akan ditempatkan di dinding ruangan rumah terutama kamar audien. Pemilihan penyampaian pesan melalui media stiker dinding dirasa sangat tepat. Karena media ini selalu dapat dilihat oleh audien setiap waktu tepatnya ketika akan tidur. Selain itu untuk penggunaanya media stiker dinding tidak memerlukan energi listrik. Dengan di tempatkanya stiker dinding hemat energi pada dinding ruangan kamar audien, dengan visual yang disesuaikan dan ditambah warna yang dapat menyala dalam gelap diharakan audien akan menyukai dan dapat mengerti mengenai isi pesan yang terkandung dari stiker dinding tersebut. Untuk audien yang tidak mengerti akan isi pesan yang terkandung, buku informasi berperan untuk membantu memberikan informasi bagi audien yang kurang mengerti akan isi pesan yang disampaikan.

2. Media Pendukung

Pada media ini menghadirkan media-media tambahan yang mendukung agar penyampaian informasi dapat diterima dengan baik oleh anak-anak. Media pendukung yang dibuat, yaitu :

(38)

Flayer dibuat sebagai media tambahan untuk menjelaskan mengenai isi pesan yang terkandung dalam stiker dinding.

b. Buku informasi

Buku informasi ini berisi mengenai peranan listrik dalam kehidupan, pentingnya penerapan perilaku hemat energi listrik, dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan hemat energi listrik dan penjelasan tentang isi pesan yang terkandung pada stiker dinding dan media pendukung yang lain. Buku ini dibuat untuk memudahkan audien dalam mengartikan pesan yang terkandung. Selain itu, pada buku ini terdapat tata cara dalam mengaplikasikan stiker dinding tersebut.

c. Poster

Poster berfungsi sebagai media untuk mengenalkan stiker dinding kepada masyarakat.

d. Pensil, Serutan dan Penghapus

(39)

e. Stiker

Stiker dibuat sebagai bonus atau merchandise.

III.6 KonsepVisual

1. Gaya Visual

Gaya visual ( gambar ) akan disesuaikan dengan target audience yaitu anak remaja yang sebagian besar menyukai visual yang lucu dan menarik. Karakter yang digunakan merupakan penggabungan tokoh kartun Spongebob dengan pop art. Hal ini dilakukan agar visual tidak terlihat membosankan.

Gambar III.2 Kartun Spongebob

(Sumber: http://www.fanaru.com5Mei 2014)

Gambar III.3 Pop Art

(40)

2. Gaya Narasi

Stiker dinding yang akan dibuat menceritakan tentang dampak-dampak yang akan ditimbulkan apabila tidak melakukan hemat energi. seperti rusaknya alam akibat pengambilan dan penggunaan sumber energi konvensional yang berlebihan.

3. Format Desain

Gambar yang akan dicetak didesain dengan format vektor. Begitupun untuk stiker dinding dengan bahan glow in the dark didesain dalam bentuk garis sebagai acuan pemotongan. Stiker dinding dibuat dengan menggunakan dua bahan yang berbeda. Bahan yang akan digunakan yaitu bahan stiker PVC dan bahan glow in the dark. Bahan PVC digunakan untuk stiker biasa dan bahan glow in the dark digunakan untuk stiker yang dapat menyala dalam gelap. Pada pembuatan stiker dinding ini dibuat dengan cara di cetak pada ukuran 150x100cm. Format ini untuk diaplikasikan pada dinding ruangan kamar audien.

Gambar III.4 Stiker bahan PVC

(41)

Gambar III.5 Stiker bahan glow in the dark

(Sumber: http://www.dezignwithaz.com5 Mei 2014)

4. Tata Letak

Tata letak yang digunakan pada media utama yaitu potrait. Untuk penempatan logo kampanye, logo PLN dan logo pemerintah kota Bandung ditempatkan dibagian dibawah. sedangkan untuk visual utama ditempatkan dibagian atas logo.

Gambar III.6 Tata letak stiker dinding

(42)

III.7 Huruf

Jenis huruf yang digunakan pada perancangan kampanye ini adalah:

1. KBAStitchInTime

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,.?!:;&()

Jenis huruf ini digunakan untuk headline dan judul pada poster, flayer, stiker dan buku informasi.

2. KG True Colors

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,.?!:;&()

Jenis huruf ini digunakan untuk sub headline dan judul pada poster, flayer, dan buku informasi.

3. Helvetica LT Std

ABCDEFGHIJKLMNOPQRSTUVWXYZ

abcdefghijklmnopqrstuvwxyz

1234567890,.?!:;&()

(43)

III.8 Ilustrasi

Ilustrasi adalah seni gambar yang dipakai untuk memberi penjelasan atas suatu tujuan atau maksud tertentu secara visual (Kusrianto,2007:140). Ilustrasi berguna untuk menjelaskan isi pesan dari stiker dinding tersebut.

Ilustrasi yang digunakan dalam pembuatan stiker dinding ini menggunakan gaya ilustrasi kartun dan pop art. Dengan pendekatan ini, maka visual yang akan ditampilakan akan lebih diterima oleh audien, yang dalam hal ini adalah remaja SD - SMP usia (10 -21 tahun). Karakter tokoh kartun yang ditampilkan mengacu pada tokoh kartun spongebob dan pop art pada pembuatanya dibuat sederhana tetapi memberikan visual yang menarik sehingga mudah disukai oleh audien.

III.9 Warna

Warna adalah elemen yang sangat penting dalam semua lingkup seni rupa. Warna dapat dibilang bagian penting dari segala aspek kehidupan manusia. Pada visual ( gambar ) menggunakan warna komplementer atau yang disebut juga dengan warna kontras. Warna ini memiliki sifat hangat, ceria. selain itu juga akan ditambahkan warna yang dapat menyala dalam kondisi gelap pada objek yang sudah ditentukan. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa takut ketika lampu dimatikan bahkan audien menyukai dan merasa senang sehingga program hemat energi akan berjalan dengan baik.

(44)

III.10 Identitas Kampanye

Kampanye penerapan perilaku hemat energi listrik ini mempunyai identitas berupa logo. Bentuk dan visual logo merupakan sebuah penyederhanaan dari kepalan tangan yang memegang arus listrik. Maksudnya yaitu tegangan listrik yang kuat dapat dikontrol dengan keinginan yang kuat. Warna hijau menggambarkan suasana bumi yang segar dan sehat.

Gambar III.7 Identitas Kampanye

(Dokumentasi pribadi)

III.9 Strategi Distribusi

(45)

1. Tahap awareness

Tahap awal penyebaran yaitu tahap awareness atau tahap pemberian informasi dengan menyebarkan flayer dan poster dengan cara ditempel dibagian - bagian tertentu sekolah. Seperti mading, perpus, kantin dan lain lain. yang akan dilaksanakan pada tanggal 23 oktober yaitu lima hari sebelum tahap persuasi atau kegiatan puncak kampanye dilaksanakan.

2. Tahap Persuasi

Tahap ini adalah tahap kegiatan puncak kampanye. Tahap ini akan dilaksanakan pada tanggal 27 oktober yang disesuaikan dengan hari listrik nasional. Pada tahap persuasi ini akan diisi dengan pemberian informasi lebih mendalam dan lebih membujuk yang dilaksanakan dikelas - kelas. Selain itu juga pada tahap ini akan dilakukan pemberian stiker dinding dan media pendukung lainya kepada target audien yang dalam hal ini adalah remaja SD -SMP usia (10 - 21 tahun) secara langsung.

3. Tahap Reminding

(46)

BAB IV TEKNIS PRODUKSI MEDIA

Perancangan kampanye yang buat meliputi beberapa proses pencarian referensi, pemahaman referensi, pencarian ide, pembuatan sketsa kasar, sketsa detail (bentuk, tipografi, warna, dan gambar), dan diproses kembali menggunakan media digital dengan menggunakan software desain Adobe ilustrator, dan tahapan akhir berupa final artwork berupa stiker dinding sebagai media utama dan beberapa media pendukung.

IV.1 Teknis Perancangan Media Utama

Konsep perancangan kampanye melalui stiker dinding mengenai hemat energy lisrtik yaitu dimulai dari proses pencarian ide yang salah satunya berupa main mapping yang membahas tentang sesuatu yang berhubungan dengan listrik. Berikut adalah sketsa dari hasi pemikiran yang dihasilkan melalui mind mapping.

Gambar IV.1 Sketsa

( dokumentasi pribadi )

(47)

Gambar IV.2 Proses digital 1

(dokumtasi pribadi )

Gambar IV.3 Proses digital 2

( dokumentasi pribadi )

(48)

Gambar IV.4 Stiker Dinding

( dokumentasi pribadi )

(49)

IV.2 Teknis perancangan Media Pendukung

Pada pembuatan media pendukung sama halnya seperti dengan pembuatan media utama. Berikut adalah beberapa media pendukung yang dibuat.

1. Poster

Gambar IV.5 Poster

(dokumentasi Pribadi )

Ukuran : 29,7 x 42 cm ( A3 )

Material : Kertas artpaper

(50)

2. Flayer

Gambar IV.6 Flayer

(dokumentasi Pribadi )

Ukuran : 12 x 22 cm

Material : Kertas artpaper

Teknis Produksi : Cetak offset

3. Buku Informasi

Gambar IV.7 Buku informasi

(dokumentasi Pribadi )

Ukuran : 15 x 15 cm

Material : Kertas artpaper

(51)

4. Pensil, Serutan dan Penghapus

Gambar IV.8 Pensil, Serutan dan Penghapus

(dokumentasi Pribadi )

Pensil

Ukuran : 1 x 15 cm

Material : kayu, stiker

Teknis Produksi : Cetak offset untuk stiker. Untuk pensil mengambil dari yang sudah ada.

Serutan

Ukuran : 4 x 6 cm

Material : akrilik

Teknis Produksi : Cutting akrilik

Penghapus

Ukuran : 4 x 5 cm

Material : karet

(52)

5. Stiker

Gambar IV.9 Stiker

(dokumentasi Pribadi )

Ukuran : 10 x 18 cm

Material : stiker

Gambar

Gambar II.1 Pencemaran Lingkungan
Gambar II.2 Energi Terbarukan
Gambar II.3 Listrik
Gambar II.4 Pembangkit listrik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Laporan Keuangan menyajikan dengan wajar Laporan Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Faktor pertimbangan sehat digunakan ketika

Oleh karena itu penting untuk mengaplikasikan strategi inovasi proses yang baru sehingga meningkatkan jumlah produksi pengolahan gliserol menjadi produk lain yang lebih

Tujuan dari tahap implementasi ini adalah untuk menyelesaikan disain sistem yang telah disetujui,dalam hal menguji serta mendokumentasikan program- program dan

Gayo Lues ULP Di nas Pertanian Tanaman Pangan Aceh mel al ui website LPSE Aceh ( www.lpse.acehpr ov.go.id ) dengan kurun waktu sel ama 3 (tiga) hari setelah pengumuman

[r]

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah teknik analisis yang digunakan yaitu menggunakan analisis regresi berganda, sedangkan perbedaannya

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui Pengaruh Latihan Wall Shooting Dan BEEF Terhadap Hasil Shooting Free Throw .Penelitian ini merupakan penelitian