YOGYAKARTA
Oleh:
EVO DAHLIA SULISTIKA NIM. 100 500 077
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN
POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA S A M A R I N D A
2014
HALAMAN PENGESAHAN
Judul Laporan PKL : Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) Pada Laboratorium Anyaman Non Kayu, Tempurung Kelapa Dan Kertas Seni Di Balai Besar Kerajinan Dan Batik (BBKB) Yogyakarta.
Nama : Evo Dahlia Sulistika Nim : 100 500 077
Program Studi : Teknologi Hasil Hutan Jurusan : Teknologi Pertanian
Lulus ujian pada tanggal :
Penguji I ,
Heriad Daud Salusu, S. Hut, MP NIP. 19700 830 195703 1 001 Pembimbing,
Ir. Sumiati, Mp
NIP. 19590 626 199803 2 004
Menyetujui/Mengesahkan,
Ketua Program Studi Teknologi Hasil Hutan, Politeknik Pertanian Negeri Samarinda
Ir. H. Syafii, M P NIP.19680610 199512 1 001
Penguji II ,
Ir. Andi Yusuf, MP NIP. 19621022 199803 1 001
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat TUHAN Yang Maha Esa karena atas rahmat, nikmat, ridho, dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL ) ini dengan baik.
Pada kesempatan, penulis mengucapkan terima kasih pada kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga laporan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulis mengucapakan terima kasih dan penghormatan yang sebesar- besarnya kepada :
1. Orang tua yang telah memberikan do’a dan dukungan.
2. Bapak Ir. Wartomo, MP selaku Direktur Polteknik Negeri Samarinda..
3. Bapak Heriad Daud Salusu, S. Hut, MP selaku Ketua Jurusun Teknologi Hasil Hutan .
4. Bapak Ir. H. Syafii, MP selaku Ketua Program Studi Teknologi Pangolahan Hasil Hutan
5. Ibu Ir.Sumiati, MP. selaku dosen Pembimbing Praktek Kerja Lapangan (PKL).
6. Bapak Ir. Andi Yusuf, MP dan Bapak Heriad Daud Salusu S.Hut, MP selaku dosen penguji Praktek Kerja Lapangan (PKL)
7. Kepala Bagian dan seluruh staf/karyawan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Yogyakarta yang telah membantu kami selama proses kegiatan PKL di perusahaan tersebut.
8. Rekan –rekan angkatan 2011 khususnya satu tempat rekan-rekan praktek dan rekan–rekan lainnya yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan laporan praktek kerja lapang ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapang (PKL) ini masih terdapat kekurangan-kekurangan dan kesalahan- kesalahan, akan tetapi besar harapan dari penulis semoga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Penulis
Samarinda, Juni 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN ……….. i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ………. iii
DAFTAR GAMBAR ………. vii
DAFTAR LAMPIRAN ……….. viii
I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang ……… 1
B. Maksud dan Tujuan ………... 2
C. Hasil Yang d i Harapkan ………. 3
II KEADAAN UMUM PERUSAHAAN ………. 4
A. Tinjauan Umum ……… 4
B. Visi dan Misi ………. 5
C. Manajemen Perusahaan ……… 6
D. Lokasi dan Waktu PKL ………... 7
III HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG ……… 8
A. Pembuatan Produk Kerajinan dari Serat Alam Non Kayu (Pelepah Pisang) ……….. 8
1. Pemutihan Pelepah Pisang ……… 8
a. Tujuan ……… 8
b. Dasar Teori ……… 8
c. Ala t dan Bahan ……… 9
d. Prosedur Kerja ………. 10
e. Hasil Yang Dicapai ……….. 10
f. Pembahasaan ……….. ... 11
2. Pewarnaan Pelepah Pisang ………... 11
a. Tujuan ………... 11
b. Dasar Teori ………... 11
c. Ala t dan Bahan ………... ... 11
d. Prosedur Kerja ………... 12
e. Hasil Yang Dicapai ………... 13
f. Pembahasaan ………... 13
3. Pembuatan produk dompet pesta dari pelepah pisang ……... 13
a. Tujuan ……….. 13
b. Dasar Teori ………... . 14
c. Ala t dan Bahan ……… ... . 14
d. Prosedur Kerja ………... .. . 14
e. Hasil Yang Dicapai ………... 16
f. Pembahasaan ……… ... 16
4. Pembuatan produk dompet Hp dari pelepah pisang ……... 16
a. Tujuan ……….... . 16
b. Dasar Teori ………... 16
c. Alat dan Bahan ………. 16
d. Prosedur Kerja ……….. 17
e. Hasil Yang Dicapai ………... 19
f. Pembahasaan ………... 19
B. Pembuatan produk kerajinan dari iratan bambu ……….. 19
1. Pewarnaan iratan bambu ………. .. 19
a. Tujuan ………... 19
b. Dasar Teori ………... 19
c. Alat dan Bahan ………. .. , 19
d. Prosedur Kerja ……….. .. 20
e. Hasil Ya ng Dicapai ………... 21
f. Pembahasaan ………... 21
2. Pembuatan kotak arsip dari iratan bambu ………... . .. 21
a. Tujuan ………... 21
b. Dasar Teori ………. . .. ,22
c. Alat dan Bahan ……….. . , 22
d. Prosedur Kerja ………. ... , 22
e. Hasil Yang Dicapai ……….. .. , 24
f. Pembahasaan ……….. .. , 24
C. Pembuatan produk kerajinan dari serat alam dan kayu (Tempurung Kelapa) ……….... , 24
1. Pembuata n produk kotak tisu……….. ,24
a. Tujuan ……… . .. , 24
b. Dasar Teori ……… .. ,24
c. Alat dan Bahan ………... 25
d. Prosedur Kerja ………... 26
e. Hasil Yang Dicapai ………... 29
f. Pembahasaan ……… ... 29
D. Pembuatan produk kerajinan dari serat alam non kayu (pelepah pisang) ……… …. 29
1. Pembuatan kertas seni ………. 29
a. Tujuan ………... 29
b. Dasar Teori ………. 29
c. Alat dan Bahan ………. . 30
d. Prosedur Kerja ……….. .. 31
e. Hasil Yang Dicapai ……….. 37
f. Pembahasaan ……….. 37
2. Pembuatan kotak tisu ……….. 38
a. Tujuan ……….. 38
b. Dasar Teori ………... 38
c. Alat dan Bahan ………... . 38
d. Prosedur Kerja ……….... 39
e. Hasil Yang Dicapai ……….... 40
f. Pembahasaan ……….. .. 40
IV. KESIMPULAN dan SARAN ……….. 41
A. Kesimpulan ……… .. 41
B. Saran ……….. .. 41
DAFTAR PUSTAKA ………... .. 43
L AMPIRAN ………... .. 44
DAFTAR GAMBAR
Nomor Tubuh Utama Halaman
1. Proses pemutihan pelepah pisang ……… 9
2. Proses pewarnaan pelepah pisang ……….. 13
3. Proses perekatan pelepah pisang dan kain puring ………. 15
4. Proses penempelan kain puring pada karton ……….. 18
5. Proses pewarnaan iratan bambu ……….. 21
6. Proses pemberian perekat anyaman iratan bambu ……… 23
7. Pemberian resin (pengecoran) ……….. 28
8. Proses ETSA ……… 28
9. Proses perebusan pelepah pisang ………. 32
10. Pencucian dan penirisan pelepah pisang ………... 33
11. Penggilingan menggunakan mesin cursher ……… 34
12. Penggilingan halus menggunakan mesin bitter ………….. 35
13. Pengeringan sementara dengan rakel ………. .. 37
14. Pengeringan dengan sinar matahari ………. 39
15. Penempelan kertas seni ……….. . 39
Lampiran
Nomor Halaman
1. Dompet pesta dari bahan baku pelepah pisang ……… 45
2. Kotak arsip dari bahan baku iratan bambu ……… 45
3. Kotak tisu dari bahan baku tempurung kelapa ……….. 46
4. Kotak tisu bahan baku kertas seni ……….. 46
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan baku kayu sesudah semakin berkurang sehingga banyak pabrik- pabrik kayu telah ditutup dikarenakan bahan baku tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan produksi, hanya sedikit perusahaan yang masih mampu bertahan, keadaan ini menyebabkan industri perkayuan tidak lagi dapat diharapkan untuk mendukung perekonomian seperti dahulu.
Bahkan beberapa pabrik tidak lagi bisa menerima mahasiswa untuk melaksanakan PKL di perusahaannya. Akan tetapi peluang lain masih terbuka lebar dari sektor industri kerajinan, karena bahan baku bisa dari kayu dalam jumlah kecil, bahan baku non kayu dan bahan baku dari limbah non kayu.
Kegiatan PKL yang dilaksanakan pada semester akhir merupakan salah satu rangkaian utama pelaksanaa pendidikan di Politeknik Pertanaian Negeri Samarinda. Kegiatan PKL dimaksudkan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman yang lebih nyata dalam dunia kerja bahkan boleh jadi memberi gambaran untuk membuka peluang usaha baru untuk masa-masa setelah selesai kuliah.
Produk kerajinan merupakan salah satu peluang usaha yang selalu berkembang sehingga pengetahuan tentang proses pembuatan produk-produk kerajinan menjadi begitu penting dan menarik untuk di pelajari dengan tetap di sesuaikan dengan disiplin ilmu yang sedang dijalani sehingga mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengertian sesuai dengan bidang
keahliannya.Balai Besar Kerajinan dan Batik merupakan instansi yang salah satu fungsinya melaksanakan pengembangan yang termasuk diantaranya pengembangan produk kerajinan. Dengan pengalaman PKL di BBKB, Yogyakarta ini diharapakan para mahasiswa mampu mengaitkan antar pengetahuan akademik Teknologi Hasil Hutan dengan pengetahuan praktis tentang kerajinan dan mampu menghimpun data mengenai suatu kajian pokok dalam bidang keahliannya.
B. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan diadakan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah agar mahasiswa dapat:
1. Menambah wawasan dan pemahaman para mahasiswa mengenai kegiatan pembuatan produk kerajinan anyaman,tempurung kelapa dan kertas seni.
2. Memiliki penegtahuan dan keterampilan praktek dalam kegiatan kerajinan anyaman dan kertas seni.
3. Melatih para mahasiswa mengerjakan sendiri pekerjaan lapangan atau melakukan serangkaian keterampilan yang bisa dilakuakan para pengrajin.
4. Agar para mahasiswa memantapkan keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan pada dirinya.
C. Hasil Yang Diharapkan
Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan PKL di BBKB mempunyai sasaran yaitu:
1. Memahami dasar-dasar pembuatan produk-produk kerajinan
2. Memberi ide dan wawasan yang lebih luas dalam pemanfaatan bahan- bahan baku kerajinan yang ada dikawasan kampus khususnya dan Kalimantan Timur pada umumnya, baik yang berupa limbah maupun yang bukan limbah
3. Agar mahasiswa mampu membuat kreasi produk-produk kerajinan sendiri yang nantinya bisa membuka peluang usaha baru
4. Memberikan pengalaman serta ketrampilan kepada mahasiswa sebagai tenaga terampil siap pakai,sehingga terbentuknya tanggung jawab terhadap diri sendiri serta tidak tergantung pada peluang kerja tapi mampu membuka lapangan kerja baru untuk orang lain dilingkungannya.
BAB II
KEADAAN UMUM BBKB (BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK)
A. Tinjauan Umum Balai Besar Kerajinan Dan Batik
Sejarah Tentang Berdirinya Balai Besar Kerajian Dan Batik Yogyakarta 1. Tahun 1922
Pemerintah Hindia Belanda mendirikan Balai Percobaan penenunan dan Batik di Bandung dengan tujuan untuk memberikan penyuluhan kepada pengrajin tekstil dan batik. Selanjutnya dipisah menjadi Balai Tekstil di Bandung dan Balai batik di Yogyakarta.
2. Tahun 1971
Balai Batik berkembang menjadi Balai Penelitian batik dan Kerajinan.
3. Tahun 1980
Menghadapi tugas yang semakin luas, maka Balai Penelitian Batik dan Kerajinan berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik.
4. Tahun 2002
Berdasarkan SK Mentri Perindustrian dan Perdagangan Nomor,782/MPP/Kep/II/2002 dalam rangka menyesuaikan misi organisasi dan dengan kebutuhan nyata masyarakat industri ini diorganisasi lagi menjadi Balai Besar Kerajianan dan Batik (BBKB) pemanfaatan bahan baku rotan secara bertahap berdasarkan prinsip Sustainable Forest Management (SFM).
B.
Visi dan Misi Balai Besar Kerjinan dan Batik
1. VisiMenjadikan balai besar kerajinan dan batik sebagai pusat pengembangan dan pelayanan industri kerajinan dan batik yang terdepan,terpercaya dan professional serta mandiri.
2. Misi
a). Memberikan pelayanan jasa : pelatihan, pengujian, standarisasi, konsultasi, litbang (riset), rekayasa dan bantuan teknis dalam bidang industri kerajinan dan batik.
b). Mewujudkan sumber daya manusia yang professional
c). Menjadikan dunia usaha kecil dan menengah kerajinan dan batik sebagai mitra kerja utama.
C. Struktur Karyawan dan Staff Organisasi BBKB
1. Tenaga KerjaBBKB (Balai Besar Kerajinan dan Batik) memiliki tenaga ahli dan tenaga teknisi total 170 orang.
2. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi di Balai Besar Kerajinan dan Batik adalah : a. Sub bagian program dan pelaporan
b. Sub bagian keuangan c. Sub bagian kepegawaian
d. Sub bagian umum bidang sarana riset dan standarisasi e. Bidang pengembangan usaha
f. Bidang pengembangan kompetensi ahlli teknologi g. Bidang penguji,Sertifikasi dan Kalibrasi
h. Seksi pemasaran
i. Seksi teknologi dan informasi
j. Seksi standarisasi Kelompok jabatan fungsional k. Seksi pengujian
l. Seksi sertifikasi m. Seksi kalibrasi n. Seksi konsultasi o. Seksi pelatihan teknis
p. Seksi ahli teknologi dan inkulturasi
D. Lokasi dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang
1. Lokasi Kegiatan Praktek Kerja LapangBalai Besar kerajinan dan batik memiliki dua bangunan. Pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapang bertempat di gedung balai Besar Kerajinan dan Batik yang berlokasi di jalan Kusumanegara no. 7 dan gedung Balai Besar Kerajinan dan Batik yang beralamat di jalan Sidobali no. 9 Yogyakarta.
2. Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang
Kegiatan PKL dilaksanakan mulai dari tanggal 3 Maret 2014 sampai 30 April 2014. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kerja pada hari Senin sampai Jum’at dengan waktu kerja jam 08.00 sampai 16.00 Wib.
BAB III
HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG
A. Pembuatan Produk Kerajinan dari Serat Alam non Kayu (Pelepah Pisang)
1. Pemutihan Pelepah Pisang a. Tujuan
Tujuan dari pemutihan pelepah pisang ini yaitu agar pelepah pisang terlihat lebih cerah dan warna terlihat lebih natural.
b. Dasar teori
Dalam pelepah pisang di perlukan proses pemutihan agar nantinya warna pelepah pisang menjadi lebih cerah,selain itu pemutihan juga bertujuan untuk mempermudah dalam proses pewarnaan.Pemutihan iratan menggunakan bahan pemutih H2O2
(hidrogen piroksida).Proses pemutihan ini di mulai dari pemasakan air kemudian kemudian campurkan bahan pemutih dengan perbandingan matikan kompor kemudian pelepah di masukan ± selama 3-5 menit lalu di angkat masukan ke dalam baskom tindis menggunakan pemberat,rendam selama 24 jam.
c. Alat dan Bahan
? Alat
- Kompor gas - Panci imel - Ember - Pengaduk
- Baskom ( ukuran besar) - Sendok plastik
- Batu pemberat
? Bahan
- Pelepah pisang
- H2O2 (Hidrogen Piroksida) - Air
d. Prosedur kerja
- Menyiapkan air sebanyak 10 liter,kemudian rebus dalam panci email - Menyiapkan bahan pemutih yang akan di gunakan
- Pelepah Pisang dicuci dalam baskom untuk menghilangkan kotoran - Ketika air menididih, masukan zat pemutih dan aduk hingga merata - Kompor dimatikan
Gambar 1. Proses pemutihan pelepah pisang
- Pelepah pisang dimasukan ke dalam panci di bolak-balik agar warna putihnya merata
- Proses ini hanya membutuhkan waktu selama 3-5 menit
- Setelah selesai angkat masukan pelepah pisang kedalam baskom tindis menggunakan pemberat. Rendam selama 24 jam
- Setelah 24 jam pelepah pisang di cuci kembali dengan air bersih dan jemur.
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang diperoleh dalam pemutihan ini pelepah pisang berwarna natural setelah di lakukan pemutihan warna pelepah pisang menjadi lebih indah dan tampak besih.
f. Pembahasan
Dalam proses pemutihan pelepah pisang harus di perhatikan yaitu waktu perebusan dan banyaknya bahan baku yang akan di masukan kedalam panci, karena apabila berlebihan hasil pemutihan tidak akan sempurna.
2. Pewarnaan Pelepah Pisang a. Tujuan
Pewarnaan pelepah pisang bertujuan untuk memberikan unsur seni pada produk kerajinan.
b. Dasar teori
Pelepah dibutuhkan proses pewarnaan agar nantinya dapat memberikan motif yang menarik ketika pelepah tersebut dijadikan
produk. Proses dimulai dari pemasakan air kemudian campurkan pewarna secukupnya kemudian pelepah direbus lalu dicuci dan ditiriskan atau diangin-anginkan
c. Alat dan Bahan
? Alat
- Kompor gas - Panci imel
- Baskom ( ukuran besar ) - Pengaduk
- Gelas plastik - Sendok plastik
? Bahan
- Pelepah pisang - Air
- Pewarna kimia sintetis - Cuka makan
d. Prosedur kerja
- Menyiapkan air sebanyak 10 liter,kemudian di rebus dalam panci - Menyiapkan pewarna yang akan digunakan lalu dilarutkan dengan
air cuka secukupnya
- Pelepah Pisang dicuci dalam baskom untuk menghilangkan kotoran - Ketika air mendidih masukan zat pewarna dan aduk hingga merata - Kompor dimatikan
- Masukan pelepah pisang sesekali di bolak balik agar warna merata - Proses perebusan ini hanya membutuhkan waktu 10-15 menit
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang di peroleh dari proses pewaranaan tersebut dapat menghasilkan 4 (empat) jenis warna.
f. Pembahasan
Dalam proses pewarnaan pelepah pisang pencampuran cuka pada bahan pewarna berguna untuk melarutkan bahan pewarna dengan sempurna.
3. Pembuatan produk dompet pesta dari pelepah pisang a. Tujuan
Hasil dari pelepah pisang dapat dibuat menjadi berbagai macam bentuk benda,.seperti dompet pesta, dompet HP,dll . Cara
Gambar 2. Proses Pewarnaan Pelepah Pisang
pembuatannya tiap bentuk dan motif dapat pula terdiri dari berbagai macam bentuk, corak atau motif.
b. Dasar teori
Pembuatan dompet pesta ini yang paling awal disediakan adalah jenis serat pelepah yang akan digunakan setelah itu menyiapkan kertas karton, kain puring serta peralatan yang diperlukan.
c. Alat dan bahan
? Alat
- Gunting - Lem - Pengaris - Cutter - Setrika - Palu kecil - Magnet
? Bahan - Karton - Kain puring - Pelepah pisang
- Lem EHA BOND (lem kuning) d. Prosedur kerja
- Membuat lipatan samping dengan cara lipat pinggir karton (Kanan,kiri) kearah luar dengan masing-masing ukuran 1.5cm.
Selanjutnya lipat lagi kearah dalam menjadi dua lipatan, setelah itu ambil lipatan bagian pinggir kanan dan lipat secara berurutan kearah kiri hingga berbentuk seperti tangga.
- Pasangkan kain puring pada lipatan tersebut
- Membuat sekat saku dompet, karton yang sudah dipotong sesuai ukuran ditempelkan pada kain puring
- Oleskan perekat pada lipatan samping dompet yang telah ditempelkan kain puring, setelah perekat kering tempel sekat saku pada lipatan samping (bagian kanan dan kiri)
- Lalu oleskan kembali perekat pada karton bagian atas dompet, setelah kering tempelkan komponen-komponen saku dompet tersebut lalu lipat hingga hingga berbentuk dompet
- Pasang siku disetiap sudut dompet
- Setelah menjadi dompet oleskan dompet menggunakan lem
Gambar 3. Proses perekatan pelepah pisang dan kain
puring
e. Hasil yang dicapai
Pada proses pembuatan produk dompet pesta dari pelepah pisang kurang lebih mendapat satu produk dalam dua hari. setelah menjadi produk dompet dioleskam lem pada permukaanya sehingga pelepah pisang tetap rapi dan kelihatan mengkilap.
f. Pembahasan
Pada proses penyertikaan pelepah pisang di basahi menggunkan air dengan cara di percik-percikan agar pelepah pisang tidak sobek.
4. Pembuatan produk dompet Hp dari pelepah pisang a. Tujuan
Hasil dari pelepah pisang dapat dibuat menjadi dompet Hp, Cara pembuatannya tiap bentuk dan motif dapat pula terdiri dari berbagai macam bentuk, corak atau motif.
b. Dasar teori
Pembuatan dompet HP ini yang paling awal disediakan adalah jenis serat pelepah yang akan digunakan setelah itu menyiapkan kertas karton, kain puring serta peralatan yang diperlukan.
c. Alat dan bahan
? Alat - Cutter - Gunting - Strika - Alat tulis
- Pengaris
- Mesin jahit / benang
? Bahan
- Pelepah pisang - Karton
- Kain puring
- Lem kuning (lem EHA BOND) d. Prosedur kerja
- Potong karton, untuk bagian depan (Face) dompet Hp. Dengan ukuran 16 cm x 12 cm. Sedangkan untuk bagian saku dengan ukuran 6 cm x 10 cm, untuk pengancing dengan ukuran 6.5 cm x 2.5 cm.
- Potong kain puring, untuk bagian alas dengan ukuran 15 cm x 11 cm.
Sedangkan untuk bagian saku dengan ukuran 7 cm x 11 cm. dan untuk bagian pengancing dengan ukuran 7.5 cm x 2.5 cm.
- Potong pelepah pisang dengan lebar 1 cm sesuai dengan keinginan - Oles perekat di bagian depan pada karton yang sudah di potong,
kemudian dikeringkan setelah kering tempel pelepah pisang pada sisi pinggir kanan kiri dan atas bawah dan pelepah pisang dilipat kearah dalam dan direkatkan.
- Tempel spon aty dengan cara oleskan perekat pada kedua permukaan tersebut, spon aty dan karton yang telah ditempelkan pelepah pisang tersebut.
- Pasang magnet sebagai pengunci pada bagian depan yang telah ditempelkan pelepah pisang dan spon aty.
- Oleskan perekat pada spon aty lalu tempel kain puring
- Jahit spon aty yang telah ditempel kain puring pada karton yang telah ditempel pelepah pisang (bagian depan)
- Setelah itu bentuk lubang segi empat untuk tempat kamera
- Oleskan perekat pada bagian karton, setelah kering tempelkan kain puring (pengancing)
- Pasang pengancing mengunakan paku keling lalu di ujung di pasang magnet
e. Hasil yang dicapai
Pada proses akhir setelah menjadi produk dompet di pasang aksesoris siku pada setiap sudut dompet hp. Dan di oleh perekat agar tetap rapi dan mengkilap.
Gambar 4. Proses Penempelan Kain Puring Pada Karton
f. Pembahasan
Pada proses penempelan spon aty pada anyaman pelepah pisang kedua sisi (pelepah pisang dan spon aty) harus di beri perekat agar dapart merekat dengan sempurna.
B. Pembuatan Produk Kerajinan dari Serat Alam Non Kayu ( Iratan Bambu)
1. Pewarnaan Iratan Bambu a. Tujuan
Pewarnaan Bambu bertujuan untuk memberikan unsur seni pada produk kerajinan terutama produk anyaman, supaya Bambu terlihat lebih menarik dan indah.
b. Dasar teori
Dalam iratan bambu dibutuhkan proses pewarnaan agar nantinya memberikan motif yang menarik ketika iratan tersebut dijadikan anyaman. Proses dimulai dari pemasakan air kemudian campuran pewarna secukupnya kemudian iratan direbus lalu dicuci dan di triskan atau di angin-anginkan.
c. Alat dan Bahan
? Alat
- Kompor gas - Panci - Ember
- Gelas plastik - Sendok plastik
- Baskom
? Bahan
- Iratan bambu
- Pewarna kimia sintetis - Cuka makan
- Air
d. Prosedur kerja
- Menyiapakan air sebanyak 10 liter,kemudian di rebus dalam panci - Menyiapkan pewarna yang akan digunkan lalu di larutkan dengan
cuka secukupnya
- Iratan bambu dicuci dalam baskom untuk menghilangkan kotoran - Ketika air hampir mendidih,masukan zat pewarna dan aduk hingga
merata
- Setelah air mendidih,masukan iratan bambu di bolak-balik agar pewarnaan merata
- Proses perebusan ini hanya membutuhkan waktu selama 10-15 menit - Setelah selesai angkat iratan lalu cuci dengan air bersih dan tiriskan /
di kering udarakan.
e. Hasil yang dicapai
Iratan bambu yang semula berwarna natural setelah melalui proses pewarnaan memiliki nilai seni dan nilai keindahan tersendiri pada iratan bambu yang akan di buat anyaman.
f. Pembahasan
Setelah melalui proses pewarnaan iratan bambu cukup di angin- anginkan saja di atas koran tidak perlu di jemur di bawah sinar matahari langsung.
2. Pembuatan kotak arsip dari iratan bambu a. Tujuan
Tujuan dari pembuatan kotak arsip adalah untuk memahami dasar-dasar pembuatan dan mengembangkan keterampilan seni.
Gambar 5. Proses Pewarnaan Iratan Bambu
b. Dasar teori
Kotak arsip fungsinya untuk menyimpan arsip (di dalam folder) sehingga arsip mudah disimpan dan ditemukan kembali secara efektif dan efisien (Anononim. BPAD jogja)
c. Alat dan bahan
? Alat - Cutter - Gunting - Pengaris - Kuas - Ember kecil - Alat tulis
? Bahan
- Iratan Bambu - Karton - Perekat - Kain puring d. Prosedur kerja
- Anyam rotan bambu yang akan digunakan sebagai bahan baku dengan rumus sebagai berikut: (a2,T2,a2,T), (a,T2,a2,T2) (T2,a2,T2,a2) (T1,a2, T2,a2) a= Agka, T= Tinggal, 2= jumlah iratan - Selanjutnya penganyaman hanya mengulang seperti penganyaman
awal
- Setelah penganyaman selesai dan telah menjadi lembaran anyaman diberi lem fox, lalu dijemur dibawah sinar matahari.
- Selanjutnya potong karton untuk bagian samping kotak arsip dengan ukuran (7 cm x 18 cm x 20 cm x 9 cm) dan untuk bagian blakang dengan ukuran (18 cm x 17 cm) dan untuk bagian bawah (20 cm x 17 cm), untuk bagian depan dengan ukuran (9 cm x 17 cm), sebgai sekat dengan ukuran 16 cm x 13 cm)
- Potong kain puring dengan sedikit dilebihkan sekitar 2 cm dari ukuran potongan karton
- Oleskan perekat pada setiap karton yang telah dipotong, setelah kering tempelkan kain puring disetiap masing-masing bagian karton tersebut.
- Bentuk semua komponen-komponen tadi menjadi kotak arsip, dengan cara oles perekat pada setiap sisi karton yang telah dipasang kain puring
- Setelah terbentuk potongan anyaman bambu sesuai ukuran oleskan perekat pada kedua sisi karton yang telah dibentuk kotak arsip, setelah kering tempelkan pada kotak arsip tersebut.
e. Hasil yang dicapai
Dalam proses pembuatan kotak arsip di perlukan 5 (lima) hari kerja. Dan pada bagian tepi kotak arsip di beri les menggunakan iratan bambu.
f. Pembahasan
Setelah proses penganyaman iratan bambu selesai maka anyaman tersebut di beri perekat dan di jemur di bawah sianar matahari agar susunan anyaman tidak terlepas.
C. Pembuatan Produk Kerajinan dari Serat Alam non Kayu (Tempurung Kelapa)
1. Pembuatan Produk Kotak Tisu a. Tujuan
Tujuan dari pembuatan kotak tisu adalah untuk memahami dasar-dasar pembuatan dan mengembangkan keterampilan seni dan memanfaatkan hasil alam non kayu dari tempurung kelapa.
Gambar 6. Proses Perekatan Anyaman Iratan Bambu
b. Dasar teori
Pada dasarnya sistem ini adalah teknik penempelan tempurung kelapa pada suatu bidang / dengan menggunakan bahan bantu lain.
Sistem ini diawali dengan membuat desain, memilih bahan tempurung, menempelkan tempurung dengan lem kayu pada Kotak tisu, pengamplasan pertama, pengecoran/pendempulan dengan resin yang telah dicampur dengan katalis dan pewarna, pengamplasan kedua, pengisian rongga / pori-pori, lalu yang terakhir finishing.
c. Alat dan bahan
? Alat - Cutter - Penggaris - Pensil - Catut - Palu
- Hand grander - Mangkok - Gelas - Gunting - Lakban - Gergaji - Pahat - Amplas
- Sepidol permanen
? Bahan
- Playwood - Lem korea - Batok kelapa - Lem kayu - Latek - Resin - Katalis - Pikmen - Kuningan - Air panas - Feriklorid - Batu hijau d. Prosedur kerja
- Persiapan alat dan bahan baku
- Membuat pola pada plywood dengan ukuran yang telah disesuaikan lalu dipotong
- Pola yang telah dipotong tadi dirangkai mengunakan lem kayu dan agar lebih merekat
- Setelah selesai kotak dijemur atau diangin anginkan sampai lemnya kering.
- Membuat pola untuk motif pada kotak tisu yang akan ditempelkan pada tempurung kelapa.
- Pecahkan tempurung kelapa sehingga menjadi kepingan, setelah itu tempelkan mengunakan lem kayu.
- Setelah selesai ditempelkan menggunakan tempurung kelapa kotak tisu tersebut lalu dijemur dibawah sinar matahari langsung
- Apabila lem telah kering kotak tisu tersebut dirapikan menggunakan grinda tangan sampai corak/warna tempurung kelapa tersebut tampak, sehingga dapat terlihat motif yang sebenarnya.
- Beri lakban pada setiap pinggir kotak tisu
- Tuang resin di wadah plastik, di tambah talk luar atau talk dalam sesuai kebutuhan, aduk sampai rata. Untuk batok kelapa putih di gunakan pikmen hitam sedangkan pada batok coklat tidak menggunakan pikmen, setelah itu campur katalis aduk sampai rata.
- Oles pada tepi kotak tisu sampai rata, setelah itu jemur di bawah matahari sampai kering.
- Gerinda sampai resin yang mengering tadi hilang, lalu amplas sampai halus.
- Beri lakban pada pinggir kotak tisu
- Tuang resin secukupnya campur dengan katalis aduk sampai rata, lalu tuang pada permukaan kotak tisu secara bergantian.
- Tunggu hingga kering, setelah kering amplas sampai halus.
- Kuningan di amplas agar lapisan email hilang
- Tuliskan merk atau tulisan yang di kehendaki dengan menggunakan spidol permanen, rugos, sablon
- Larutklan serbuk feriklorid dengan menggunakan air panas - Tutup bagian belakang kuningan menggunakan lakban
- Masuk kuingan tersebuk ke dalam cairan feriklorid sambil di gerak- gerakan
- Finishing di poles dengan batu hijau - Beri lakban pada sisi pinggir kotak tisu
- Siapkan resin campur katalis aduk sampai rata
- Tuang resin yang telah di campur katalis tadi pada bagian dasar kotak tisu
- Tunggu hingga kering lalu amplas sampai halus - Belah bagian bawah kotak tisu
- Beri les pada bagian dalam kotak tisu
Gambar 7. Pemberian Resin (Pengecoran)
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang di capai melalui proses pembuatan kotak tisu dari bahan dasar tempurung kelapa menghasilkan motif yang beragam dan memiliki unsur seni.
f. Pembahasan
Dalam proses pencampuran bahan untuk pengecoran katalis sangat di perlukan karena berguna mempercepat proses pengeringan.
C. Pembuatan Produk Kerajinan dari Serat Alam Non Kayu (Pelepah Pisang) 1. Pembuatan kertas seni
a. Tujuan
Tujuan dari pembuatan kertas seni ini adalah untuk menciptakan lembaran kertas seni dan motifnya bisa disesuaikan dengan keinginan.
Gambar 8. Proses Etsa
b. Dasar teori
Kertas seni (art paper) adalah salah satu jenis produk kertas buatan tangan (hand made) yang mempunyai corak yang menarik.kertas seni mampu dihasilkan dari berbgai macam bahan, antara lain kertas Koran, kardus bekas, kertas limbah percetakan, daun nanas, eceng gondok, alang-alang, jerami padi, dan salah satu yang digunakan adalah pelepah pisang.
c. Alat dan bahan
? Alat
- Bak cetakan - Rakel - Screen T25
- Blender modifikasi (crusher) - Bak cetak besar
- Penebal (dari besi) - Gayung air
- Triplek yang dilapisi dengan kain blacu (media pengering) - Timbangan
- Kompor gas - Panci perebusan - Pengaduk - Karung - Bitter
? Bahan
- Lembaran pelepah pisang kering - Bahan pemutih (kaporit)
- Air d. Prosedur kerja
? Proses penyiapan bahan baku
Lembaran panjang pelepah pisang kering dipotong 2-3 cm menggunakan parang.Caranya pelepah pisang kering diletakkan diatas kayu landasan kemudian dipotong / dirajang menggunakan parang.
? Proses perebusan / pemasakkan
- Timbang potongan pelepah pisang sebanyak 5 kg.
- Timbang kostik soda (NaOH) sebanyak 500 gr.
- Siapkan kompor gas, letakkan panci rebusan diatas kompor lalu isi dengan air 50 liter ( 10 liter larutan kostik soda).
- Pelepah pisang kering dimasukkan kedalam panci kemudian diaduk lalu panci ditutup.
- Kompor dinyalakan (proses pemasakkan dimulai), setelah air mendidih tutup panci dibuka sedikit untuk jalan keluarnya uap dan sesekali diaduk.
- Proses perebusan berlangsung kurang lebih selama 1-2 jam/
sampai pelepahnya lunak.
? Proses pencucian pertama setelah perebusan
Sebelum dicuci rebusan pelepah pisang yang sudah masak ditiriskan terlebih dahulu, caranya hasil rebusan pelepah pisang diambil menggunakan serok sedikit demi sedikit dan ditaruh diatas tempat peniris (Irig, 2010). Setelah selesai hasil tirisan tersebut dimasukkan dalam karung yang kemudian dialiri dengan air menggunakan selang lalu ditekandengan kaki (harus menggunakan sepatu bott), sampai bersih. Proses pencucian pertama bertujuan untuk membersihkan rebusan pelepah pisang dari kostik soda (NaOH).
Gambar 9. Proses Perebusan Pelepah Pisang dengan Campuran Kostik
? Proses penggilingan / membuat bubur kertas
Siapkan alat penggiling/cruser, hasil rebusan pelepah pisang yang telah dicuci bersih dkemudian dibagi dua dan sebagian dimasukkan dalam tabung cruser lalu diberi air hingga mata pisau dalam cruser terendam dan aduk pelan-pelan menggunakan pengaduk kayu, cruser ditutup dan dikunci, nyalakan mesin. Proses penggilingan berlangsung selama 5-7 menit (lama tidaknya tergantung kelembutan hasil gilingan yang dikehendaki) kemudian mesin dimatikan stiker dicabut dan penutup cruser dibuka lalu tuangkan dalam bak penampung. Kemudian sebagian hasil pencucian pertama yang masih tersisa digiling seperti penggilingan pertama.
Gambar 10. Pencucian dan Penirisan Pelepah Pisang
? Proses pencucian kedua setelah penggilingan
Biasanya bahan dari pelepah pisang masih banyak mengandung lignin, jika ligninnya terlalu banyak maka dapat dikurangi dengan cara dicuci dengan air, supaya mudah dalam proses pencetakan (tidak lengket pada screen).
Pelepah yang telah digiling tersebut kemudian ditiriskan menggunakan screen T20, lalu dicuci diatas screen dengan cara dialiri dengan air menggunakan selang dan diremas-remas lalu diperas sampai bersih.
Jika dikehendaki pulp yang telah diperas kemudian diencerkan dengan air lalu masukkan dalam mesin bitter dan digiling selama 5 menit. Hal ini bertujuan untuk mengurai serat-serat yang menggumpal.Bubur kertas/ pulp siap dicetak apabila menghendaki hasil warna kertasnya natural.
Gambar 11. Penggilingan Menggunakan Mesin Crusher
.
? Proses pencetakan
Bubur kertas yang telah kita buat terdiri dari tiga warna yaitu pulp natural, pulp yang telah diputihkan dan pulp yang telah diberi warna direg (pewarna batik).
- Cara mencetak kertas seni :
- Siapkan bak cetak kemudian isi dengan air secukupnya.
- Letakkan screen T25 diatas bak dan beri pemberat, pastikan tinggi air diatas screen kira-kira 1 cm.
- Sebelum dicetak bubur kertas terlebih dahulu diencerkan ke dalam bak yang diisi dengan air.
- Ambil pulp menggunakan gayung lalu tuang diatas screen dan ratakan dengan tangan sampai screen tidak terlihat.
- Screen diangkat dari bak cetak, pemberat diambil.
Gambar 12. Penggilingan Halus Menggunakan Mesin Bitter
- Siapkan triplek yang dilapisi dengan kain blacu yang diletakkan diatas meja yang posisinya miring / dimiringkan, basahi dengan air dan ratakan menggunakan rakeScreen yang telah ditaburi pulp diletakkan diatas triplek dan tekan bingkai screen, kemudian dirakel dengan tujuan membuang atau mengurangi airnya.
- Angkat screen pelan-pelan.
? Proses penjemuran
Kertas seni yang telah tercetak dan masih dalam keadaan basah kemudian dijemur, apabila matahari terlalu terik maka dijemur ditempat yang agak teduh agar kertas tidak keriting/bergelombang.
Proses penjemuran berlangsung selama 4-6 jam, setelah kering ketas diangkat dan biarkan beberapa saat kemudian lepaskan kertas dari papan penjemurnya maka terbentuklah lembaran kertas seni.
Gambar 13. Pengeringan sementara dengan rakel
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang diperoleh dari proses awal hingga menjadi lembaran kertas seni yaitu dapat mengetahui cara pembuatannya dan cara membuat motif yang berbeda-beda. Dapat dikatakan pula bahwa setiap tahap proses pembuatan kertas seni ini ketepatan waktu sangatlah diutamakan.
f. Pembahasan
Pada proses pencetakan kertas seni pulp di percik-percikan berfungsi agar serat satu dengan yang lain saling mengikat.
2. Pembuatan kotak tisu dari kertas seni a. Tujuan
Tujuan dari pembuatan kotak tisu adalah untuk memahami dasar-dasar pembuatan dan mengembangkan kotok tisu mengunakan kertas seni dan memanfaatkan hasil alam non kayu dari pelepah pisang.
Gambar 14. Pengeringan dengan sinar matahari
b. Dasar teori
Kotak tisu adalah tempat untuk menyimpan tisu akan memudahkan jika diletakan diatas meja pada saat makan sehingga mudah untuk mendapatkannya.
c. Alat dan bahan
? Alat - Cutter - Pensil - Pengaris - Gunting - Alumunium - Selotip
? Bahan - Karton - Lem kayu
- Kertas Samson / pabrikan - Kertas seni
d. Prosedur kerja
- Buat pola pada karton dengan ukuran bagian tutup (23,3 cm x 12,8 cm x 7 cm), bagian dasar dengan ukuran (22,7 cm x 12,2 cm x 7 cm), dan ukuran lubang (3 cm x 14,5 cm).
- Potong dan sayat pola yang telah dibuat tadi,
- Rangkai komponen – komponen pola tadi menjadi satu
- Selanjutnya oleskan perekat pada bagian dasar kotak tisu, kemudian tempelkan kertas seni dan ratakan kertas mengunakan potongan karton
- Potong kertas samson lalu sesuaikan dengan bentuk bagaian dalam kotak dan lipat
- Oleskan perekat pada bagian dalam lalu tempel kertas Samson.
e. Hasil yang dicapai
Hasil yang di dapat pada proses pembuatan kotak tisu dari kertas seni dalam dua hari menghasilkan satu kotak tisu.
f. Pembahasan
Dalam proses pengukuran pola harus sangat di perhatikan agar saat proses pengeleman sisi kotak simetris.
Gambar 15. Penempelan ketas seni
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Balai besar merupakan suatu badan instansi yang yang berfungsi untuk melaksanakan penelitian, pengembangan, kerjasama, standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan pengembangan kompetensi industri kerajinan dan batik sesuai kebijaksanaan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri.
2. Kerajinan anyaman dan kertas seni bisa menjadi salah satu alternatif kreatifitas yang mampu mengurangi jumlah pengangguran di negara Indonesia, dengan pembekalan keterampilan yang professional dapat menghasilkan suatu karya yang dapat membuka peluang kerja.
3. Dari PKL yang telah dilaksanakan, mahasiswa telah mampu memahami serangkaian proses pembuatan produk kerajinan di antaranya pembuatan anyaman bambu dan rotan, pembuatan produk tempurung kelapa hingga kertas seni yang berbahan baku limbah.
B. Saran
1. Pembekalan terhadap mahasiswa sangat diperlukan, antara lain pengetahuan, pengalaman, dan perencanaan yang jelas terhadap produk kerajinan. Seni kerajinan saat ini telah menjadi barang komoditi perdagangan dunia, maka dibutuhkan penanganan yang professional.
2. Perlu dijelaskan bahwa PKL yang dilaksanakan terdapat tiga bidang kerajinan yang sesuai dengan jurusan teknologi hasil hutan yaitu kerajinan serat alam non
kayu (anyaman rotan, eceng gondok, agel, nipah, pandan, anyaman bambu dan
lain sebagainya), kerajinan umum (kertas seni, tempurung kelapa) dan kerajinan kayu. Dan untuk mahasiswa yang akan PKL di BBKB dimasa yang akan datang
sebaiknya memilih salah satu bidang kerajinan saja karena dengan waktu yang begitu singkat akan sulit untuk menguasai semua bidang yang ada.
3. Evaluasi dan koreksi perlu dilakukan terhadap pembuatan produk serta laporan yang telah dibuat oleh mahasiswa, agar mampu memberi motivasi pada mahasiswa sehingga kualitas produk dan laporan harian dapat ditingkatkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Panduan Menganyam Truntum. Yogyakarta.
Arifin. 2011. Pengetahuan Desain Kertas Seni dan Kerajinan Kertas Seni.Yogyakarta.
Arifin. 2012. Teknologi Pembuatan Kertas Seni. Yogyakarta.
Basuki. 1982. Anyaman Bambu, PT. Penebar Swadaya.
BBKB. 2010. Buku Panduan Balai Besar Kerajinan dan Batik.Yogyakarta.
Irig. 2010. Teknologi Pembuatan Kertas Seni. Yogyakarta.
Nugroho. 2010. Panduan Menganyam Iratan Bambu Motif Truntum, BBKB.Yogyakarta.
LAMPIRAN
1. Dompet Pesta dari bahan baku pelepah pisang
2. Kotak Arsip dari bahan baku iratan bambu
3.