• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PELAYANAN ADMINISTRASI KAPAL PANCING TONDA DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI, JAWA TIMUR TUGAS AKHIR OLEH: NIRMALA KARIAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI PELAYANAN ADMINISTRASI KAPAL PANCING TONDA DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI, JAWA TIMUR TUGAS AKHIR OLEH: NIRMALA KARIAWAN"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

ii

STUDI PELAYANAN ADMINISTRASI KAPAL PANCING TONDA DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA PRIGI,

JAWA TIMUR

TUGAS AKHIR

OLEH:

NIRMALA KARIAWAN 1722020028

PROGRAM STUDI PENANGKAPAN IKAN JURUSAN TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2020

(2)

iii

(3)

iv

(4)

v

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar diploma disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, 10 Mei 2020

Yang menyatakan,

Nirmala Kariawan

(5)

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dengan segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya, sehingga penulisan tugas akhir dengan judul “Studi Pelayanan Administrasi Kapal Pancing Tonda Di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Jawa Timur ”ini dapat diselesaikan dengan baik. Tugas akhir ini sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Politeknik Pertanian Negeri Pangkep Jurusan Penangkapan Ikan.

Tugas akhir ini ditulis berdasarkan panduan penulisan tugas akhir Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Dalam penulisan tugas akhir ini terdapat banyak kendala yang dihadapi sehingga memerlukan bantuan dari pihak lain baik dalam bentuk pemikiran, moril maupun materi.

Dengan selesainya tugas ini penulis mengucapkan terimah kasih banyak kepada orang tua, Ayahanda Kariawan dan Ibunda Nureni yang tekhenti-hentinya memberikan bimbingan, dorongan, motivasi dan doa yang tulus kepada Allah SWT untuk penulis. Disamping itu penulis juga banyak mendapat bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis haturkan terimahkasih kepada :

1. Dr. Ir. H. Darmawan, M.P Selaku Direktur Politekhnik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Syamsul Marlin, ST., M.Si selaku Ketua Jurusan Teknologi Penangkapan Ikan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

(6)

vii

3. Muhammad Aras,S.Pi.,M.Si selaku ketua Program studi Penangkapan Ikan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

4. Ir. Sultan Alam, M.Si selaku pembimbing I dan Hasmawati, S.Pi, M.Si selaku pembimbing II.

5. Abdul Iman, S.St.Pi, M.Pi selaku pembimbing Lapangan

6. Rekan-rekan mahasiswa angkatan XXX Program Studi Penangkapan Ikan.

Penulis berharap semoga bantuan dan bimbingan yang telah di berikan mendapat imbalan setimpal dari Allah SWT. Akhirnya, dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang.

Semoga tugas akhir ini dapat menjadi informasi yang berguna bagi pihak- pihak yang terkait khususnya dalam bidang perikanan dan semoga bermanfaat dan bernilai ibadah serta di ridhoi oleh Allah Subhanahu WaTa’ala. Aamiin.

Pangkep, 10 Mei 2020

Nirmala Kariawan

(7)

viii

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

ABSTRAK ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan masalah ... 2

1.3 Tujuan dan Kegunaan ... 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Pelabuhan Perikanan ... 3

2.2 Fungsi Pelabuhan Perikanan 2.2.1. Fungsi Pemerintahan ... 4

2.2.2. Fungsi Pengusahaan ... 5

2.3 Klasifikasi Pelabuhan Perikanan 2.3.1. Pelabuhan Perikanan Samudera (Tipe A) ... 6

2.3.2. Pelabuhan Perikanan Nusantara (Tipe B) ... 7

2.3.3. Pelabuhan Perikanan Pantai (Tipe C)... 7

(8)

ix

2.3.4. Pangkalan Pendaratan Ikan (Tipe D) ... 8

2.4 Fasilitas Pelabuhan Perikanan 2.4.1. Fasilitas Pokok ... 9

2.4.2. Fasilitas Fungsional ... 9

2.4.3. Fasilitas Penunjang ... 10

2.5 Syahbandar di Pelabuhan Perikanan ... 11

2.6 Tugas dan Wewenang Syahbandar ... 11

2.6.1 Mengatur Kedatangan Kapal Perikanan. ... 12

2.6.2 Memeriksa Ulang Kelengkapan Dokumen. ... 14

2.6.3 Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan. ... 14

2.6.4 Mengatur Keberangkatan Kapal Perikanan. ... 15

2.6.5 Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Keberangkatan Kapal perikanan . ... 16

2.6.6 Menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar... 17

BAB III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat ... 19

3.2 Metode Pengambilan Data ... 19

BAB IV. KEADAAN UMUM 4.1 Lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ... 21

4.2 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi PPN Prigi 4.2.1 Kedudukan. ... 23

4.2.2 Tugas Pokok. ... 23

4.2.3 Fungsi. ... 23

4.3 Struktur Organisasi. ... 24

4.4 Visi Misi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi 4.4.1 Visi. ... 26

4.4.2 Misi. ... 26

(9)

x BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal ... 27

5.2 Penerbitan Surat Tanda Bukti Lapor Keberangkatan Kapal ... 29

5.3 Penerbitan Surat Laik Operasi ... 31

5.4 Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar ... 33

5.5 Jumlah kedatangan dan keberangkatan kapal tahun 2018. ... 35

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 37

6.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

LAMPIRAN ... 39 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

xi

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 4.1 Denah Pelabuhan PPN Prigi ... 21 Gambar 4.2 Struktur Organisasi PPN Prigi. ... 25 Gambar 5.3 Diagram Jumlah kedatangan dan Keberangkatam Kapal PT tahun 2018

... 35

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Fasilitas Pokok Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ... 40

Lampiran 2. Fasilitas Penunjang Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ... 40

Lampiran 3. Fasilitas Fungsional Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ... 41

Lampiran 4. Jumlah Kedatangan dan keberangkatan Kapal PT Tahun 2018 ... 42

Lampiran 5. Gambar Lokasi Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi ... 42

Lampiran 6. Gambar Fasilitas-Fasilitas di PPN Prigi ... 43

Lampiran 7. Jenis- Jenis Dokumen ... 45

(12)

xiii ABSTRAK

NIRMALA KARIAWAN, 1722020028, Studi Pelayanan Administrasi Kapal Pancing Tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, Jawa Timur. Dibimbing oleh SULTAN ALAM dan HASMAWATI.

Tugas Akhir ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang Prosedur Pelayanan administrasi kapal pancing tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi..Pengambilan data dilaksanakan pada bulan Maret-november 2019, di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi dengan menggunakan tiga metode yaitu metode Interview atau wawancara, Observasi atau pengamatan Langsung dan metode dengan cara mencatat,mengumpulkan dan mengkaji data yang telah di ambil.

PPN Prigi adalah suatu pelabuhan perikanan tipe B di Indonesia yang memiliki peranan dalam melayani para nelayan mengenai administrasi dalam produksi dan panen hasil perikanan. Adapun kegiatan administrasi keluar masuk kapal pancing tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi di mulai dari Nakhoda atau pengurus kapal mengurus Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal (STBLK), E-loggbook Perikanan Tangkap, Surat Tanda Bukti Lapor Keberangkatan Kapal (STBLKK), Surat Persetujuan Berlayar (SPB) di Kantor Pelayanan Terpadu (Seksi Kesyahbandaran) dengan membawa kelengkapan dokumen-dokumen kapal tetap maupun penunjang.

Pancing Tonda atau dengan sebutan Trolling Line merupakan jenis Pancing yang diberi umpan buatan dan ujung tali pancingnya dikaitkan pada kapal motor atau perahu. Beberapa jenis hasil tangkapan kapal pancing tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi yang sebagian besar merupakan Jenis Ikan Pelagis besar seperti : Ikan Cakalang, Ikan Tuna, Ikan Madidihang, dan Ikan Lemadang.

Daerah Penangkapan Kapal Pancing Tonda yang digunakan berada pada koordinat 09°49’00”LS dan 111°43’00”BT atau sejauh 92 mil dari PPN Prigi.

Kata kunci:Pelabuhan Perikanan, Administrasi,Kapal, Pancing Tonda.

(13)

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan system bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan/atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan.

Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT) dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap (DJPT) yang mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis karena berada di sisi selatan Pulau Jawa dan berhadapan langsung dengan Samudera Hindia, serta berada di wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 573, yang mempunyai potensi sumber daya ikan yang besar terutama untuk jenis ikan pelagis. Selain itu, Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi berada di daerah yang kondusif serta tidak kalah penting adanya dukungan dari pemerintah Daerah baik dari Provinsi maupun dari masyarakat Jawa Timur khususnya daerah Prigi, Trenggalek.

Kesyahbandaran di pelabuhan perikanan adalah pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan di pelabuhan perikanan untuk menjamin keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan. Syahbandar di pelabuhan perikanan adalah pejabat pemerintah yang ditempatkan secara khusus di pelabuhan perikanan untuk pengurusan administratif dan menjalankan fungsi menjaga keselamatan pelayaran.

(14)

2

Pancing Tonda dikenal dengan nama Kap Tunda, Pancing Irid,Pancing Pengencer, Pancing Pemalesan, Pancing Klewer, dan masih banyak nama-nama daerah lainnya. Alat penangkap ikan pancing tonda termasuk aktif, terdiri dari tali, mata pancing, Swifel dan umpan buatan yang juga berfungsi sebagai pemberat yang ditarik diatas kapal. Pengoperasiannya dengan cara menyeret pancing dengan menggunakan perahu motor atau kapal kecil. Alat tangkap ini merupakan jenis alat tangkap dengan target tangkapannya yaitu ikan jenis pelagis besar yang memiliki nilai ekonomis tinggi seperti, ikan tuna, ikan cakalang, dan setuhuk (Sword fish).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dirumuskan permasalahannya sebagai berikut :

1) Bagaimana Pelabuhan memiliki peranan penting terhadap masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pelabuhan tersebut?

2) Bagaimana proses pengoperasian kapal pancing tonda?

3) Jenis ikan yang menjadi target Pengoperasian alat tangkap Pancing Tonda?

1.3 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan laporan Tugas Akhir ini yaitu untuk mendeskripsikan prosedur admnistrasi dokumen keluar masuk kapal pancing tonda di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Jawa Timur.

Kegunaan dari tugas akhir ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan khususnya bagi penulis serta mahasiswa pada umumnya, tentang prosedur administrasi kapal pancing tonda di Pelabuhan Peikanan Nusantara Prigi, Jawa Timur.

(15)

3 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi dan Klasifikasi Alat Tangkap Pancing Tonda

Gambar 1.2 : Struktur Kapal Pancing Tonda Sumber: PPN Prigi 2019

Pancing tonda dikenal dengan nama “kap Tunda”,”pancing Irid”,”pancing pengencer”,”pancing pemalesan”,“pancing klewer” dan masih banyak nama-nama daerah lainnya. Alat penangkap ikan pancing tonda termasuk aktif, terdiri dari tali, mata pancing, swivel dan umpan buatan yang juga berfungsi sebagai pemberat yang di tarik di atas kapal. Pancing tonda diklasifikasikan kedalam alat tangkap pancing (Subani dan Barus 1989).

(16)

4 2.1.1 Konstruksi Pancing Tonda

Gambar 2.2: Kontruksi Pancing Tonda Sumber : PPN Prigi 2019

Alat tangkap ini terdiri atas line atau tali panjang, mata pancing, penggulung tali, dan pemberat (biasanya sekalian umpan buatan). Tali pancing terbuat dari bahan polyamide (PA) monofilament No 60, panjang 40 meter per unit.Mata pancing ukuran no 7 atau no 8 terbuat dari bahan besi sebanyak tiga buah yang diikat menjadi satu dengan memakai tipe simpul double sheet band.Penggulung tali terbuat dari bahan plastik atau kayu. Pemasangan bagian-bagian pancing dimulai dengan mengikat tiga buah pancing yang berukuran sama menjadi satu, kemudian masukkan tali pancing pada umpan buatan dari benang sutera. Setelah itu pancing diikatkan ke mata pancing sehingga satu unit pancing tonda siap dioperasikan (Handriana 2007).Parameter utama alat tangkap ini adalah jumlah dan ukuran mata pancing yang di operasikan dalam kegiatan penangkapan.

(17)

5 2.1.2 Kapal dan Nelayan

Pancing tonda umumnya di operasikan dengan perahu kecil.Ukuran perahu di banda aceh panjangnya 15-20 m dengan mesin diesel dalam berkekuatan 33 HP yang menggunakan 15 pancing. Secara rinci spesifikasi perahu pancing tonda adalah sebagai berikut :1) Jenis perahu inboard engine. 2) dimensi 11,5 x 2,8 x 1,2 m. 3) bahan kayu bungur. 4) mesin utama (yanmar 22 PK) dan mesin cadangan (jiondang 18 PK). 5) bahan bakar solar. 6) tanki BBM sebanyak 2 buah dengan kapasitas tiap tangki 250 liter. 7) palkah sebanyak 3 buah, bagian luar dan penutupnya dari kayu, bagian dalamnya dari alumunium (Handriana 2007). Penangkapan pancing tonda dilakukan di siang hari, kegiatan penangkapan bisa menggunakan perahu layar, atau kapal motor (Subani dan Barus 1989).

Jumlah nelayan yang dibutuhkan untuk mengoperasikan pancing tonda sebanyak 4-6 orang.Tterdiri dari satu orang nahkoda merangkap sebagai fishing master.Satu orang juru mesin dan 2-4 orang ABK yang masing-masing mengioperasikan satu atau lebih pancing pada saat operasi penangkapan berlangsung.

2.1.3 Alat Bantu

Alat bantu pancing tonda yaitu rumpon. Rumpon berfungsi untuk mengmpulkan ikan sehingga nelayan tidak susah untuk mencari ikan (Subani dan Barus 1989).

(18)

6 2.1.4 Umpan

Penggunaan umpan alami pada pancing tonda jarang digunakan.Hal ini karena sifat umpan alami yang mudah lepas dan mudah rusak oleh gerakan air selama operasi penangkapan ikan berlangsung.Jenis umpan yang digunakan adalah umpan buatan yaitu jenis ikan layang, kembung, bandeng, belanak, lemuru dan tembang.

2.1.5 Metode Pengoperasian Alat

Pengoperasian pancing tonda dimulai dengan persiapan terlebih dahulu.Tahap persiapan terbagi menjadi dua bagian yaitu persiapan di darat dan persiapan di laut.

Persiapan di darat meliputi pengisian dan pengecekan bahan bakar, pengecekan mesin dan perahu, alat tangkap dan pengecekan alat bantu penangkapan dan lain-lain.

Persiapan di laut meliputi pengaturan tali pancing dan gulungan pada posisi yang telah ditentukan (Handriana (2007).

Kegiatan penangkapan diawali dengan scouting atau pencarian gerombolan ikan dengan melihat tanda-tanda keberadaannya seperti warna perairan, lompatan ikan cakalang, dan buih di perairan.Pengoperasian pancing tonda dimulai dari pagi hari hingga sore tergantung situasi dan kondisi alam yaitu pukul 05.00-17.00 yang diduga pada saat itu adalah saat dimana ikan cakalang dan tuna bermigrasi untuk mancari makan.Pengoperasiannya dengan pemasangan alat tangkap (setting) yaitu mengulur alat tangkap perlahan-lahan ke perairan dan mengikat ujung tali pada salah satu ujung kanan atau kiri perahu dengan jarak tertentu.Setelah setting berakhir tali pancing yang telah direntangkan disisi kanan dan kiri perahu ditarik terus menerus menyusuri daerah penangkapan dengan kecepatan konstan 2-4 knot dengan tujuan

(19)

7

umpan buatan yang dipakai bergerak-gerak seperti mangsa.Untuk membuat umpan lebih aktif melayang di perairan, perahu dapat dijalankan dengan arah zig-zag.Pada saat salah satu umpan dimakan ikan, pemancing langsung memberitahu juru mudi atau nahkoda unutk menaikkan kecepatan perahu.Pada saat inilah penarikan tali pancing bisa dimulai. Salah satu ABK akan menarik pancing tersebut dan menggulung tali pancing pada penggulung. Setelah ikan diangkat keatas perahu maka pancing segera dilepas dari ikan dan pancing tersebut diulurkan kembali ke perairan.Langkah selanjutnya seperti pada saat setting telah berakhir dan begitu seterusnya sampai mendapatkan ikan kembali (Handriana (2007).

2.1.6 Daerah Pengoperasian

Menurut Hetharuca diacu dalam handriana 2007, daerah penangkapan ikan dengan menggunakan pancing tonda merupakan daerah dimana oprasi penangkapan ikan berlangsung yang diduga tempat ikan-ikan bergerombol, biasanya daerah yang menjadi sasaran tangkapan adalah daerah dimana terdapat ikan tuna yaitu pertemuan antara 2 arus yang terjadi, tempat terjadinya Upwelling, konvergensi, dan divergensi yang merupakan daearh berkumpulnya plankton, perairan yang memiliki salinitas 34%, temperatur optimum berkisar anatar 150C-300C pancing tonda juga di operasikan di daerah tempat ikan-ikan pelagis. Pancing tonda dioprasikan dibeberapa daerah seperti india, pelabuhan ratu, teluk lampung, banda aceh dan lain-lain.

2.1.7 Hasil Tangkapan

Menurut Monintja dan Martasuganda 1994 diacu dalam handriana 2007, secara umum hasil tangkapan utama pancing tonda adalah ikan pelagis yang bernilai

(20)

8

ekonomis tinggi seperti ikan tuna (Katsuonus sp) dan ikan cakalang.Selain ikan-ikan tersebut pancing tonda dipergunakan untuk menangkap ikan yellowfin, skipjock, swordfish, dorado dan ikan pelagis lainnya.

2.2 Kesyahbandaran

Syahbandar di pelabuhan perikanan adalah pejabat pemerintah yang di tempat kan secara khusus di pelabuhan perikanan untuk pengurusan administratif dan menjalankan fungsi menjaga keselamatan pelayaran. Kesyahbandaran di pelabuhan perikanan adalah pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan di pelabuhan perikanan untuk menjamin keamanan dan keselamatan operasional kapal perikanan.

Adapun Tugas dan wewenang Syahbandar yaitu:

Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013, Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan adalah sebagai berikut:

a. Mengatur kedatangan kapal perikanan.

b. Memeriksa ulang kelengkapan dokumen kapal perikanan.

c. Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal Perikanan.

d. Mengatur keberangkatan kapal perikanan.

e. Menerbitkan Surat Tanda Bukti Keberangkatan Kapal Perikanan.

f. Menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar (SPB).

g. Memeriksa Teknis dan Nautis kapal perikanan dan memeriksa alat penangkapan ikan, dan alat bantu penangkapan ikan.

(21)

9

h. Memeriksa dan mengesahkan Perjanjian Kerja Laut.

i. Memeriksa Log Book penangkapan ikan

j. Mengatur Olah Gerak dan lalu lintas kapal perikanan di pelabuhan perikanan.

k. Mengawasi pemanduan.

l. Mengawasi pengisian bahan bakar.

m. Mengawasi kegiatan pembangunan fasilitas pelabuhan perikanan.

n. Melaksanakan bantuan pencarian dan penyelamatan.

o. Memimpin penanggulangan pencemaran dan pemadaman kebakaran di pelabuhan perikanan.

p. Mengawasi pelaksanaan perlindungan lingkungan maritim.

q. Memeriksa pemenuhan persyaratan pengawakan kapal perikanan.

r. Memeriksa Sertifikat Ikan Hasil Tangkapan.

2.2.1 Mengatur Kedatangan Kapal Perikanan

Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan sebagai berikut :

a. Syahbandar di pelabuhan perikanan mengatur kedatangan kapal perikanan berdasarkan pemberitahuan rencana kedatangan dari Nakhoda atau pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan.

b. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan paling lama 48 ( empat puluh delapan) jam bagi kapal perikanan berbendera asing

(22)

10

atau 2 (dua) jam bagi kapal perikanan berbendera Indonesia sebelum kapal perikanan memesuki pelabuhan perikanan.

c. Pemberitahuan rencana kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dapat dilakukan secara langsung kepada Syahbandar di pelabuhan perikanan atau melalui radio komunikasi.

d. Berdasarkan pemberitahuan rencana kedatangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Syahbandar di pelabuhan perikanan menyiapkan tempat tambat labuh.

e. Nahkoda kapal Perikanan setelah tiba di Pelabuhan Perikanan, menyerahkan dokumen kapal Perikanan kepada Syahbandar di Pelabuhan Perikanan, yang meliputi:

1. Surat Izin Penangkapan Ikan (SIPI) atau Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan(SIKPI).

2. Surat Penugasan Pemantau Kapal Penangkap Ikan dan Kapal Pengangkut Ikan. Untuk kapal yang diwajibkan menerima Pemantau Kapal Penangkap Ikan dan Kapal Pengangkut Ikan.

3. Log Book penangkapan ikan bagi yang akan melakukan bongkar.

4. Surat Laik Operasi dari pelabuhan asal.

5. Surat Ukur atau Surat Tanda Kebangsaan Kapal.

6. Sertifikat Kelaikan Pengawakan Nakhoda dan Anak Buah Kapal (ABK).

7. Sertifikat Kesempurnaan (Sea Worthiness) bagi kapal pengangkut ikan.

(23)

11 8. Buku Kesehatan.

9. Surat Persetujuan Berlayar (SPB) dari pelabuhan asal.

10. Buku Pelaut (Seamen Book) atau Paspor untuk Nakhoda dan ABK berkewarga negaraan asing.

11. Izin mempekerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) untuk kapal yang mempekerjakan tenaga kerja asing.

12. Perjanjian kerja laut atau daftar nakhoda dan anak buah kapal(ABK).

13. Kemudahan khusus keimigrasian (DAHSUSKIM) untuk kapal yang mempekerjakan tenaga kerja asing.

14. Sertifikat radio kapal.

2.2.2 Memeriksa Ulang Kelengkapan Dokumen

Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan sebagai berikut :

1. Syahbandar di pelabuhan perikanan memeriksa ulang kelengkapan dokumen kapal perikanan setelah kapal perikanan tiba di pelabuhan perikanan dan nakhoda telah menyerahkan dokumen kapal perikanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6ayat (5).

2. Pemeriksaan ulang kelengkapan dokumen kapal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk melihat kelengkapan dan keabsahan dokumen kapal.

(24)

12

2.2.3 Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan

Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan sebagai berikut :

1. Syahbandar di pelabuhan perikanan menerbitkan surat tanda bukti lapor kedatangan kapal perikanan setelah dokumen kapal perikanan dinyatakan lengkap dan sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2).

2. Bentuk dan format surat tanda bukti lapor kedatangan kapal perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

2.2.4 Mengatur Keberangkatan Kapal Perikanan

Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan sebagai berikut :

a. Syahbandar di Pelabuhan Perikanan mengatur Keberangkatan Kapal Perikanan berdasarkan pemberitahuan rencana Keberangkatan Kapal Perikanan dari Nakhoda atau pemilik Kapal atau Penanggung Jawab Perusahaan.

b. Nakhoda atau pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan memberitahukan rencana keberangkatan kapal perikanan kepada Syahbandar di Pelabuhan Perikanan dengan mengajukan Surat Pemberitahuan rencana Keberangkatan Kapal Perikanan.

(25)

13

c. Pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disampaikan paling lama 24 (dua puluh empat) jam bagi kapal Perikanan berbendera asing atau 2 (dua) jam bagi kapal Perikanan berbendera Indonesia sebelum kapal Perikanan meninggalkan Pelabuhan Perikanan.

.

d. Syahbandar dipelabuhan perikanan setelah menerima pemberitahuan rencana keberangkatan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) melakukan pemeriksaan kelengkapan dokumen kapal perikanan, yang meliputi:

1. Bukti pembayaran jasa kepelabuhanan.

2. Bukti pembayaran retribusi lelang ikan.

3. Bukti pembayaran jasa kebersihan kapal.

4. Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal

5. Lembar awal - Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan bagi kapal perikanan berukuran diatas 20 GT.

e. Bentuk dan format surat pemberitahuan rencana keberangkatan kapal perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

2.2.5 Menerbitkan Surat Tanda Bukti Lapor Keberangkatan Kapal Perikanan Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan sebagai berikut :

1. Syahbandar di pelabuhan perikanan menerbitkan surat tanda bukti lapor keberangkatan kapal perikanan setelah nakhoda menyerahkan dokumen kapal

(26)

14

perikanan sebagaimana dimaksud dalamPasal 9ayat (4) dan dinyatakan lengkap dan sah.

2. Bentukdan format surat anda bukti lapor keberangkatan kapal perikanan sebagaimana tercantum dalam Lampiran 8 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

2.2.6 Menerbitkan Surat Persetujuan Berlayar

Syahbandar di pelabuhan perikanan mempunyai tugas dan wewenang berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Kesyahbandaran Di Pelabuhan Perikanan sebagai berikut : 1. Nakhoda atau pemilik kapal atau penanggung jawab perusahaan untuk

mendapatkan SPB harus mengajukan permohonan kepada Syahbandar di pelabuhan perikanan setelah kapal perikanan siap berlayar, dengan melampirkan persyaratan :

a. Surat Pernyataan Kesiapan Kapal Perikanan Berangkat dari nakhoda (Master Sailing Declaration)

b. Bukti pemenuhan kewajiban kapal perikanan antara lain:

1) Bukti pembayaran jasa kepelabuhanan.

2) Bukti pembayaran retribusi lelang ikan.

3) Bukti pembayaran jasa kebersihan kapal.

4) Persetujuan Bea dan Cukai.

5) Persetujuan Imigrasi.

6) Persetujuan Karantina kesehatan.

7) Persetujuan Karantina ikan.

(27)

15

8) Surat Laik Operasi Kapal Perikanan.

9) Surat Tanda Bukti Lapor Kedatangan Kapal.

10) Surat Tanda Bukti Lapor Keberangkatan Kapal.

11) Perjanjian kerja laut atau daftar Nakhoda dan ABK.

12) Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan Lembar Awal.

13) Surat penugasan pemantau kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan untuk kapal yang diwajibkan menerima pemantau kapal penangkap ikan dan kapal pengangkut ikan.

2. Pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara:

a. Menyerahkan secara langsung kepada Syahbandar di pelabuhan perikanan, atau

b. Mengirimkan secara elektronik.

3. Bentuk dan format permohonan penerbitan SPB dan Surat Pernyataan Kapal Berangkat dari Nahkoda (Master Sailing Decralation) sebagaimana maksud pada ayat (1) sebagaimana dalam Lampiran 8 yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

(28)

16 BAB III METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat

Pengambilan data untuk kelengkapan Tugas Akhir dilaksanakan dari bulan Maret-November 2019, bertempat di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi, Jawa Timur.

3.2 Metode Pengambilan Data

Metode pengambilan data dalam penyusunan Tugas Akhir di lakukan dengan cara :

a. Metode Interview (Wawancara)

Wawancara ini dilakukan terhadap pihak-pihak yang terkait, yaitu pihak KM. Azhar Putra dan pihak kantor dengan Beberapa pertanyaan mengenai kelengkapan dokumen atau proses administrasi pelayanan terhadap nelayan kapal pancing tonda hingga adanya hasil dari tujuan wawancara yang ditentukan yaitu Pembuatan beberapa Surat Kapal Pancing Tonda ini yang merupakan tugas oleh Pihak dari Syahbandar dan dikelola berdasarkan struktur pembuatan dari Surat tersebut.

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek yang diteliti (Kelengkapan Berkas pada Kapal Pancing Tonda). Observasi ini dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta berdasarakan pengamatan penelitian.

(29)

17

c. Mencatat, mengumpulkan, dan mengkaji data dari responden dan pihak yang terkait dengan penelitian ini.

Gambar

Gambar 1.2 : Struktur Kapal Pancing Tonda  Sumber: PPN Prigi 2019
Gambar 2.2: Kontruksi Pancing Tonda  Sumber : PPN Prigi 2019

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan kesimpulan yang telah ditetapkan diatas, maka penulis dapat memberikan saran khususnya kepada pihak PT Jalur nugraha

Beberapa tanaman yang mengandung eugenol, diantaranya adalah daun cengkeh ( Syzygium aromaticum ), daun kemangi ( Ocimum sp), daun kayu putih ( Melaleuca sp), daun

Jadi dapat disimpulkan bahwa terapi musik klasik Mozart KV 448 terhadap induk mencit ( Mus musculus ) bunting yang mengalami stres prenatal dapat menurunkan densitas

Kosmetik pemutih wajah sangatlah berbahaya bagi kulit dan dampak buruk dimasa yang akan datang juga sangat berbahaya, maka dari itu para pengguna kosmetik pemutih

(a) direktur utama/pimpinan perusahaan, atau penerima kuasa dari direkturutama/pimpinan perusahaanyang nama penerima kuasanyatercantum dalam akte pendirian atau

Pengelolaan hutan dalam bentuk pemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan yang berada di wilayah masyarakat hukum adat dilakukan oleh masyarakat hukum adat

2) Keberadaan TPS sebagai sarana pengumpulan sampah sebelum diangkut ke TPA seringkali menjadi polemik, warga menolak penempatan TPS di depan rumah mereka. Banyak

Judul yang penulis ajukan adalah EVALUASI TERHADAP PENERAPAN PROSEDUR PENERBITAN SURAT IZIN USAHA MIKRO KECIL (IUMK) PADA KECAMATAN GONDANG KABUPATEN SRAGEN..