PENDAHULUAN
Dari segala macam penyakit jamur kulit yang merupakan tipe infeksi superficial dan kutan maka ptiriasis versikolor, dermatofitosis dan kandidiosis kulit yang tersering ditemui.1 Dermatofitosis adalah golongan penyakit jamur superficial yang disebabkan oleh jamur dermotofita yakni Trichophyton spp, Microsporum spp, dan epidermophyton spp. Dermatofitosis mempunyai arti umum, yaitu semua penyakit jamur yang menyerang kulit.2 Penyakit ini menyerang jaringan yang mengandung zat tanduk yakni epidermis (tinea korporis, tinea kruris, tinea manus et pedis), rambut (tinea kapitis), kuku (tinea unguinum). Dermatofitosis terjadi karena terjadi inokulasi jamur pada tempat yang diserang, biasanya di tempat yang lembab dengan maserasi atau ada trauma sebelumnya.1,2
Ciri khas pada infeksi jamur adanya central healing yaitu bagian tengah tampak kurang akti, sedangkan bagian pinggirnya tampak aktif.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi diantaranya udara lembab, lingkungan yang padat, sosial ekonomi yang rendah, adanya sumber
penularan disekitarnya, obesitas, penyakit sistemik penggunaan antibiotika dan obat steroid, Higiene juga berperan untuk timbulnya penyakit ini.4 Dermatofitosis salah satu
pembagiannya berdasarkan lokasi bagian tubuh manusia yang diserang salah satunya adalah tinea kruris adalah penyakit dermatofitosis (penyakit pada jaringan yang mengandung zat
tanduk) yang disebabkan infeksi golongan jamur dermatofita pada daerah kruris (sela paha,
perineum, perianal, gluteus, pubis) dan dapat meluas ke daerah sekitarnya.
(Siregar R.S., 2004)
Gambar 2.1. Predileksi Tinea Kruris
DAFTAR PUSTAKA
1. Wirya Duarsa. Dkk.: Pedoman Diagnosi dan Terapi Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar. 2010.
2. Djuanda, Adhi. Dkk.: Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2004.