• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Belajar kelas IV Pra Siklus 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hasil Belajar kelas IV Pra Siklus 1"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

20 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Pelaksanaan Tindakan 4.1.1. Kondisi Awal

Hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan sebelum diadakan penelitian belumlah tuntas. Hal ini dikarenakan siswa kurang aktif, kurang kreatif, kurang berani mengajukan pertanyaan dan kurang berani menjawab pertanyaan. Sehingga hasil belajar Matematika siswa rendah, yang dapat dilihat dari Tabel 4.1 dan gambar 4.1 di bawah ini:

Tabel 4.1

Distribusi frekuensi hasil belajar Matematika Pra Siklus siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung Semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

No Ketuntasan Frekuensi Prosestase

1 Tidak Tuntas 20 74 %

2 Tuntas 7 26 %

Jumlah 27 100%

Minimum 35

Maksimum 80

Rata-rata 55

Gambar 4.1

Distribusi frekuensi hasil belajar Matematika Pra Siklus siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung Semester 1 tahun pelajaran 2012/2013

Dari data gambar 4.1 yang diperoleh pada hasil belajar pra siklus yang telah dilakukan, maka guru ingin meningkatkan lagi ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung Peningkatan tersebut dapat diwujudkan dengan melakukan tindakan dalam metode demonstrasi dalam pembelajaran.

20

7

Hasil Belajar kelas IV Pra Siklus 1

Tidak Tuntas Tuntas

(2)

Siswa yang nilainya diatas KKM atau yang tuntas hasil belajarnya pada pelajaran Matematika hanya 7 siswa atau 26 % siswa dalam kelas, sedangkan siswa yang belum tuntas 20 siswa atau 74 %. Nilai tertinggi hanya 80 sedangkan nilai terendah 35 dengan nilai rata-rata siswa dalam kelas hanya 55.

4.1.2. Siklus 1 4.1.2.1 Perencanaan

Pada tahap ini mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari: 1) rencana pembelajaran dengan pendekatan demonstrasi yang dilaksanakan dua kali pertemuan. 2) menyiapkan lembar kerja siswa, 3) soal tes dengan materi bilangan pecahan , 4) lembar observasi pengelolaan pembelajaran guru dan lembar observasi aktivitas belajar siswa, 5) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.

4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama dilaksanakan pada 01 Oktober 2012 pertemuan kedua dilaksanakan pada Tanggal 08 Oktober 2012, sedangkan pertemuan ketiga dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan pada Tanggal yang sama pada pertemuan kedua siklus 1. Pada pertemuan pertama dengan materi bilangan pecahan pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah: 1) memberi motivasi pada siswa dengan cara mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu “cicak-cicak didinding”. 2) memberikan apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi bilangan pecahan . 3) menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan inti: 1) guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, 2) merumuskan tugas yang akan dikerjakan siswa. 3) memberikan tugas kelompok untuk menemukan jawaban pada lembar tugas dan menyelesaikan lembar kerja siswa. 4) melakukan observasi terhadap objek yang diberikan guru yaitu. 5) siswa berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas. 6) menganalisis hasil pengamatannya dan 7) menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan pengamatan. 8) demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas. 9) melakukan tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi. Kegiatan akhir guru memberikan latihan soal dan memberikan tugas rumah.

Pada pertemuan kedua siklus 1 kegiatan pembelajaran demonstrasi dengan langkah- langkah yang sama pada pertemuan pertama hanya saja dengan materi sama Kegiatan awal: 1) mengoreksi tugas rumah. 2) memberikan apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi bilangan pecahan 3) menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan inti: 1) guru membagi siswa menjadi 4 kelompok, 2) merumuskan tugas yang akan dikerjakan siswa. 3) memberikan tugas kelompok untuk menemukan jawaban pada lembar

(3)

tugas dan menyelesaikan lembar kerja siswa. 4) melakukan observasi terhadap objek yang diberikan guru. 5) siswa berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas. 6) menganalisis hasil pengamatannya dan 7) menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan gambar. 8) demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas. 9) melakukan tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi. Kegiatan akhir guru memberiak evaluasi.

Pada pertemuan ketiga melakukan perbaikan dan pengayaan dengan mengelompokkan siswa sesuai dengan hasil evaluasi siklus 1. Meminta kelompok siswa yang perbaikan untuk mengerjakan soal yang sudah disiapkan dan meminta kelompok siswa yang pengayaan untuk mengerjakan soal yang sudah disiapkan. Kegiatan akhir mengoreksi hasil perbaikan dan pengayaan siswa.

4.1.2.3 Hasil Tindakan

Penilaian aktivitas belajar siswa pada pertemuan pertama memperoleh nilai presentase 26

%. Bisa dikatakan pertemuan pertama aktivitas belajar siswa kurang karena siswa belum terbiasa dengan pembelajaran demonstrasi yang dilakukan. Pada pertemuan kedua siklus 1 meningkat menjadi 37 %. Ini menandakan kegiatan pembelajaran siklus 1 kurang berhasil.

Untuk hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung setelah memperoleh tindakan siklus 1 sebelum dilakukan perbaikan dan pengayaan dapat terjadi pada Tabel 4.2 dan gambar 4.3 di bawah ini

Tabel. 4.2

Distribusi frekwensi hasil belajar Matematika Siklus 1 siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung

No Ketuntasan Frekuensi Prosestase

1 Tidak Tuntas 17 63 %

2 Tuntas 10 37 %

Jumlah 27 100%

Nilai Minimum 50

Nilai Maksimum 80

Nilai rata-rata 71

(4)

Gambar 4.3.

Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kapung Siklus 1

Tabel 4.2 dan gambar 4.3 menunjukan nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 1 adalah 71 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 55. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1 meningkat menjadi 10 siswa, sementara pada pra siklus hanya 7 siswa.

Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 belum ada yang mencapai nilai maksimum yaitu 100, nilai tertinggi yang didapat beberapa siswa hanya 80 dan nilai terendah 50. Perolehan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung melalui pembelajaran demonstrasi jumlah 27 siswa yang nilainya memenuhi KKM sudah terlihat meningkat.

Gambar 4.3. menunjukkan siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 37% atau 10 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya 63 % atau 17 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada Siklus 1 belum mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila ketuntasan belajar siswa 86% siswa dalam kelas tuntas hasil belajarnya. Dari data yang diperoleh pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan media belah terong pada siklus 1 belum berhasil karena ketuntasan belajar siswa baru mencapai 37%, sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus2

4.1.2.4 Hasil Observasi

Pembelajaran dengan menggunakan media belah terong melalui metode demonstrasi yang dilakukan pada siklus 1 dinilai oleh observer. Hasil penilaian kinerja guru dalam menggunakan metode demonstrasi dengan memanfaatkan media gambar siklus 1 tersaji pada Tabel 4.3

17

10

Hasil Belajar Matematika kelas IV Siklus 1

Tidak Tuntas Tuntas

(5)

Tabel. 4.3.

Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Dalam Dalam Metode Demonstrasi Siklus 1

N

O ASPEK YANG DIAMATI Jumlah Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2 I KEGIATAN AWAL

1 Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan 3 3

2 Memberi motivasi pada siswa 3 3

3 Melakukan apersepsi 3 3

4 Menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan 2 3

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1 Membagi siswa dalam kelompok 2 3

2 Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas.

2 2

3 Memberikan tugas kelompok 2 3

4 Meminta siswa melakukan observasi 2 3

5 Melalui soal yang sudah ditetapkan, siswa diminta berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas.

2 3

6 Meminta siswa menganalisis hasil soal dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan pengalaman

2 3

7 Menjadi fasilitator saat demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas

1 2

8 Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain 2 3

III KEGIATAN AKHIR

1 Memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas. 1 2

2 Melakukan evaluasi. 1 3

3 Melakukan tindak lanjut 1 3

Jumlah Skor 29 42

Nilai 48% 70%

Tabel 4.3 diketahui yang diperoleh dalam pengelolaan metode demonstrasi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung memperoleh skor 29 dengan pada pertemuan pertama. Dari 15 item yang ditetapkan hanya item pada kegiatan awal yang dilaksanakan dengan baik, sedangkan pada item kegiatan inti sampai akhir dilaksanakan kurang maksimal. Pada pertemuan kedua kinerja guru yang dinilai meningkat dibandingkan pertemuan pertama, yang ditunjukkan dengan skor 42 kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

4.1.2.5 Hasil Refleksi

Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses pembelajaran. Refleksi diadakan dengan melibatkan 1 teman sejawat. Kegiatan refleksi bertujuan untuk mendapatkan kritik dan saran dari teman sejawat selaku observer, agar pada siklus berikutnya hasil evaluasi pembelajaran mencapai target yang telah ditentukan. Hasil refleksi pada siklus 1 adalah sebagai berikut ini:

a. Situasi pengelompokan siswa perlu diperbaiki. Siswa yang pandai masih mendominasi jawaban kuis. Siswa yang kurang pandai masih terkesan malu dan ragu menjawab pertanyaan kelompok lain, sehingga pertanyaan dijawab oleh siswa lain yang lebih pandai.

Guru perlu memilih ketua kelompok untuk membantu guru mengatur siswa dalam satu

(6)

kelompok menjawab pertanyaan kuis dari kelompok lain. Sehingga seluruh siswa aktif dan mendapatkan perlakuan yang adil.

b. Berdasar hasil evaluasi yang dilaksanakan guru setelah satu Kompetensi Dasar selesai. Hasil belajar menunjukkan peningkatan. Ada beberapa kemungkinan cepatnya peningkatan itu, salah satunya karena materi evaluasi itu telah diberikan guru pada penilaian sebelumnya, walaupun format dan materi berbeda. Kemungkinan lain bahwa siswa benar-benar berminat pada pelajaran yang diberikan guru, sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

4.1.3. Siklus 2 4.1.3.1 Perencanaan

Hasil refleksi pada siklus 1 dengan teman sejawat/observer menjadi salah satu pertimbangan untuk melaksanakan pendekatan yang lebih baik lagi. Dalam kegiatan perencanaan menyusun: 1) menyusun rencana pembelajaran dengan menggunakan media belah terong melalui metode demonstrasi; 2) menyiapkan alat dan media belah terong; 3) menyiapkan lembar observasi kinerja guru dan aktivitas belajar siswa untuk mengamati kegiatan situasi dan kondisi selama proses belajar mengajar berlangsung; 4) menyiapkan soal evaluasi; 5) menyiapkan soal perbaikan dan pengayaan.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan siklus 2 pertemuan pertama dilaksanakan pada Tanggal 15 Oktober 2012, pertemuan kedua dilaksanakan pada Tanggal 22 Oktober 2012, sedangkan pertemuan ketiga dengan kegiatan perbaikan dan pengayaan dilaksanakan pada tanggal yang sama pada pertemuan kedua siklus 1. Pada pertemuan pertama dengan materi bilangan pecahan pembelajaran yang dilakukan dengan langkah-langkah sama pada siklus 1 yaitu: 1) memberi motivasi pada siswa dengan cara mengajak siswa bernyanyi bersama-sama lagu “naik delman”. 2) memberikan apersepsi berupa pertanyaan mengenai materi yang dibahas, 3) menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran.

Pada kegiatan inti: 1) membagi siswa menjadi 5 kelompok, 2) merumuskan tugas yang akan dikerjakan siswa. 3) memberikan tugas kelompok melalui media gambar untuk menemukan jawaban pada lembar tugas, 4) memberikan gambar belah terong yang akan digunakan dalam menyelesaikan lembar kerja siswa. 5) melakukan observasi terhadap objek yang diberikan guru 6) siswa mengamati dan berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas lalu menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan gambar. 7) siswa demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas. 8) kelompok tidak melakukan demonstrasi melakukan tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain

(7)

terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi. Kegiatan akhir guru memberikan latihan soal dan pekerjaan rumah.

Pada pertemuan kedua siklus 2 kegiatan pembelajaran demonstrasi dengan menggunakan media alat peraga buah terong yang dilakukan dengan langkah-langkah yang sama pada pertemuan pertama hanya saja dengan materi bilangan pecahan Kegiatan awal mengoreksi tugas rumah sebagai motivasi. Pada kegiatan inti: 1) membagi siswa menjadi 5 kelompok, 2) merumuskan tugas yang akan dikerjakan siswa. 3) memberikan tugas kelompok untuk menemukan jawaban pada lembar tugas..4) siswa mengamati dan berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas lalu menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan pengamatan . 6) siswa demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas. 7) kelompok tidak melakukan demonstrasi melakukan tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain terhadap hasil diskusi kelompok yang presentasi. Kegiatan akhir guru memberikan latihan soal dan pekerjaan rumah.

Diakhir pertemuan kedua guru memberikan evaluasi kepada siswa.

Pada pertemuan ketiga melakukan perbaikan dan pengayaan dengan mengelompokkan siswa sesuai dengan hasil evaluasi siklus 2. Meminta kelompok siswa yang perbaikan untuk mengerjakan soal yang sudah disiapkan dan meminta kelompok siswa yang pengayaan untuk mengerjakan soal yang sudah disiapkan. Kegiatan akhir mengoreksi hasil perbaikan dan pengayaan siswa.

4.1.2.3 Hasil Tindakan

Hasil evaluasi siklus 2 yang dilaksanakan pada pertemuan ketiga sebelum diadakan perbaikan dan penganyaan tersaji pada Tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel. 4.4.

Distribusi frekwensi hasil belajar Matematika Siklus 2 siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung

No Ketuntasan Frekuensi Prosentase

1 Tidak Tuntas 2 8 %

2 Tuntas 25 92 %

Jumlah 27 100%

Nilai Minimum 57

Nilai Maksimum 100

Nilai rata-rata 83

Tabel 4.4 menunjukan nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 83 meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus dan siklus 1. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 secara langsung mengalami peningkatan menjadi 25 siswa.. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai maksimum yaitu 100 dan nilai terendah 57.

Perolehan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung pada siklus 2 melalui

(8)

metode demonstrasi dengan menggunakan belah terong jumlah siswa yang nilainya memenuhi KKM 64 meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk Gambar.4.4. di bawah ini:

Gambar.4.4

Ketuntasan Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kapung Siklus 2

Data menunjukkan siswa yang ketuntasan pada siklus 2 mencapai 92 % atau 25 siswa, sedangkan siswa yang belum tuntas hasil belajarnya hanya 8 % atau 2 siswa meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra siklus dan siklus 1. Jadi dikatakan siklus 2 berhasil, karena sudah memenuhi indikator kinerja dalam penelitian ini yaitu 86 % siswa tuntas.

2

25

Hasil Belajar Matematika kelas IV Siklus 2

Tidak Tuntas Tuntas

(9)

4.1.2.4 Hasil Observasi

Pembelajaran melalui metode demonstrasi dengan menggunakan media belah terong yang dilakukan pada siklus 2 dinilai oleh observer tersaji pada Tabel 4.5 di bawah ini:

Tabel. 4.5

Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Dengan Melalui metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Belah Terong Siklus 2

N

O ASPEK YANG DIAMATI Jumlah Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2 I KEGIATAN AWAL

1 Menyiapkan kondisi kelas dan peralatan 3 3

2 Memberi motivasi pada siswa 4 3

3 Melakukan apersepsi 4 4

4 Menyampaikan tujuan dan kegiatan yang akan dilakukan 4 4

II KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1 Membagi siswa dalam kelompok 4 4

2 Merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas.

3 4

3 Memberikan tugas kelompok melalui media belah terong untuk menemukan jawaban pada lembar tugas

4 4

4 Meminta siswa melakukan observasi terhadap media belah terong yang ditunjukkan.

4 4

5 Melalui media gambar yang sudah ditetapkan, siswa diminta berdiskusi dalam kelompok menjawab lembar tugas.

4 4

6 Meminta siswa menganalisis hasil pengamatannya dan menyimpulkan materi berdasarkan pengalaman.

4 4

7 Menjadi fasilitator saat demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas

3 4

8 Tanggapan, pertanyaan dan masukan dari kelompok lain 4 4

III KEGIATAN AKHIR

1 Memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas. 3 4

2 Melakukan evaluasi. 1 4

3 Melakukan tindak lanjut 1 4

Jumlah Skor 50 58

Nilai 83% 97%

Kegiatan observasi pada siklus 2 yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru dalam pembelajaran dengan menggunakan media belah terong dan aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran. Tapi penilaian difokuskan pada kinerja guru selama mengajar.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa guru dalam melaksanakan pembelajaran kali ini lebih mantap. Mengawali pembelajaran dengan langkah yang baik. Apersepsi yang diungkapkan juga bervariasi lebih luas untuk membangkitkan motivasi siswa menjawab pertanyaan. Sementara siswa-siswa juga semakin dapat mengikuti pola mengajar guru.

Guru memberi kebebasan dalam mengungkapkan sesuatu yang mereka ketahui. Situasi pengelompokan belajar sudah baik. Setiap anggota kelompok sudah berperan serta dalam mengerjakan tugas. Selain kegiatan pembelajaran guru, observer juga mengamati kegiatan belajar

(10)

siswa selama mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media belah terong melalui metode demonstrasi

4.1.2.5 Hasil Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi, peneliti melakukan analisis dan evaluasi sebagai berikut:

a. Minat belajar siswa terhadap pelajaran matematika mengalami peningkatan . Hasil pengamatan menunjukkan bahwa antusiasme siswa menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Kreatifitas siswa berkembang, Keberanian bertanya siswa meningkat. Siswa sudah berani bertanya pada guru atau temannya, baik teman dalam satu kelompok maupun teman lain kelompok.

b. Hasil belajar menunjukkan peningkatan yang signifikan. Ada beberapa kemungkinan cepatnya peningkatan itu, karena siswa sudah menguasai aturan penggunaan media kartu kuis, atau telah kompaknya kelompok menjawab pertanyaan. Kemungkinan lain bahwa siswa benar-benar berminat pada pelajaran yang diberikan guru, sehingga berdampak positif terhadap hasil belajar siswa.

c. Kelancaran pembelajaran matematika dengan menggunakan media belah terong dapat mengatasi rendahnya hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut berkat penggunaan media belah terong melalui metode demontrasi yang dipakai guru.

Penggunaan media belah terong melalui metode demonstrasi dalam pembelajaran matematika mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung, Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan semester 1 tahun pelajaran 2012/2013.

4.2. Hasil Analisis Data

4.2.1. Hasil Pengamatan Kegiatan Guru dalam Metode Demonstrasi dan Media Belah Terong Setelah diamati atau dicatat oleh observer aktivitas guru dalam mengajar dengan metode demonstrasi dengan menggunakan media gambar pada setiap pertemuan siklus 1 dan 2 diperoleh data yang tampak tabel 4.6 dan gambar 4.5 di bawah ini :

Tabel 4.6

Perbandingan Kegiatan Guru melalui Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Belah Terong Siklus 1 dan Siklus 2

Aktivitas Mengajar Nilai Presentase Siklus 1 Pertemuan ke 1 48%

Siklus 1 pertemuan ke 2 70%

Siklus 2 pertemuan ke 1 83%

Siklus 2 pertemuan ke 2 89%

(11)

Gambar.4.5.

Grafik Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Metode Demonstrasi dengan Menggunakan Media Belah Terong Siklus 1 dan 2

Dilihat dari hasil tersebut bahwa kegiatan guru mengajar dengan melalui metode demonstrasi menggunakan media belah terong pada siklus 1 pertemuan pertama yaitu 48%

dengan kategori kurang dan pertemuan kedua 70%. Sedangkan pada siklus 2 mengalami peningkatan pada pertemuan pertama menjadi 86% dan pada pertemuan kedua 89%. Dapat disimpulkan melalui metode demonstrasi dengan menggunakan media belah terong dari setiap pertemuan mengalami peningkatan yang ditunjukkan kegiatan guru mengajar. Jika dilihat dari indikator kinerja yang telah ditetapkan yaitu 86% , maka dapat dikatakan kegiatan pembelajaran siklus 2 berhasil.

4.2.2. Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kapung

Hasil pengumpulan data tentang hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung sebelum dan sesudah diadakan tindakan tersaji pada Tabel 4.7 di bawah ini:

Tabel. 4.7

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kapung Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

Frekuensi Prosestase Frekuensi Prosestase Frekuensi Prosestase

1 Tidak Tuntas 20 74 % 17 63 % 2 8 %

2 Tuntas 7 28 % 10 37 % 25 92 %

Jumlah 27 100% 27 100% 27 100%

Nilai Minimum 35 50 57

Nilai Maksimum 80 97 100

Nilai rata-rata 55 71 83

Ketuntasan klasikal hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung sebelum diadakan tindakan adalah 28 %, setelah dilakukan tindakan dengan melalui metode demonstrasi pada siklus 1 ketuntasan belajar Matematika siswa menjadi 37 %.

0%

20%

40%

60%

80%

100%

Siklus 1 Pertemuan ke 1

Siklus 1 pertemuan ke 2

Siklus 2 pertemuan ke 1

Siklus 2 pertemuan ke 2 Grafik Peningkatan kinerja guru melalui

metode demonstrasi

(12)

Sedangkan pada siklus 2 adalah 89 %. Kenaikan hasil belajar Matematika siswa kelas IV juga dapat dilihat pada Gambar. 4.6 di bawah ini:

Gambar. 4.6.

Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kapung Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Jumlah siswa yang tidak tuntas pada pra siklus 20 siswa dan yang tuntas 7 siswa, ketuntasan hasil belajar Matematika meningkat pada siklus 1 yang tidak tuntas menjadi 17 sedangkan yang tuntas 10 siswa sedangkan siklus 2 meningkat lagi yang tidak tuntas 2 sedangkan yang tuntas menjadi 25 siswa. nilai rata-rata Matematika juga mengalami peningkatan dari pra siklus yaitu 55 meningkat setelah diberikan tindakan pada siklus 1 menjadi 71, sedangkan siklus 2 meningkat menjadi 93.

4.3. Pembahasan

4.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran Metode Demontrasi

Pertemuan pada siklus 1 pembelajaran demonstrasi dilakukan selama tiga kali pertemuan, dari refleksi pengamatan pada siklus 1 diperoleh hasil temuan sebagai berikut. Pada siklus 1 siswa dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang ramai, kurang memperhatikan penjelasan dari guru, dan siswa belum mengerti terhadap pembelajaran yang dilakukan karena belum terbiasa dan siswa banyak bercanda, bercerita dengan teman lain. Dalam kegiatan diskusi hanya siswa tertentu saja yang mengerjakan dalam kelompok, sedangkan siswa yang lain hanya bercanda sendiri menggantungkan tugas kelompok pada ketua kelompok untuk menyelesaikannya. Pada kegiatan demonstrasi guru seharusnya menjadi fasilitator tidak hanya melihat siswa yang

20

17

2 7

10

25

Hasil Belajar Matematika pra siklus, siklus 1, siklus 2

Tidak Tuntas Tuntas

(13)

presentasi saja. Dalam kegiatan pemberian tanggapan siswa tidak berani memberikan tanggapan.

Siswa kurang berani bertanya pada waktu mengalami kesulitan.

Setelah guru mengetahui kelemahan/kekurangan pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1 yang ditunjukkan dari hasil observasi penilaian kinerja guru yang nilai oleh observer dengan skor 27 presentase 48% dengan kategori kurang pada pertemuan pertama. Dari 15 item yang ditetapkan hanya item pada kegiatan awal yang dilaksanakan dengan baik, sedangkan pada item kegiatan inti sampai akhir dilaksanakan kurang maksimal. Pada pertemuan kedua kinerja guru yang dinilai meningkat dibandingkan pertemuan pertama, yang ditunjukkan dengan skor 42 atau 70% item kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Pada pertemuan kedua pembelajaran bisa dikatakan lebih baik dari pada pertemuan pertama, tetapi kurang memuaskan. Karena masih ada beberapa item yang dilaksanakan belum maksimal yaitu: merumuskan masalah/tugas yang dipelajari dan mengorganisasikan kelas, menjadi fasilitator saat demonstrasi dan menyajikan hasil kerja kelompok didepan kelas dan memberi penguatan terhadap materi yang sudah dibahas.

Rendahnya kinerja guru dalam metode demonstrasi yang menggunakan media belah terong pada siklus 1, memotivasi guru dengan berusaha memperbaikinya pada siklus berikutnya.

Pada siklus 2 berusaha seoptimal mungkin melaksanakan item-item yang sudah ditetapkan yaitu melaksanakan dengan baik item-item yang belum dilakukan dan belum optimal pada siklus 1.

Dengan hasil penilaian kinerja guru pada siklus 2 mendapat skor 50 dengan nilai presentase 83%

dengan kategori baik, sedangkan pada pertemuan kedua memperoleh skor 58 dengan nilai presentase 92% kategori baik sekali. Metode demonstrasi dengan menggunakan media belah terong pada siklus 2 baik pertemuan pertama dan kedua bisa dikatakan berhasil karena sudah memenuhi indikator kinerja penelitian ini yaitu 80% item-item yang ditetapkan dilaksanakan guru.

4.3.2 Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Kapung

Melalui hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran demonstrasi dengan memiliki dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru yang ditunjukkan dari meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa, Ketuntasan hasil belajar Matematika siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung Kecamatan Tanggungharjo Kabupaten Grobogan sebelum diadakan tindakan yaitu metode demonstrasi dengan jumlah siswa yang tuntas 7 siswa dengan ketuntasan klasikal 28%, Selain itu, siswa kurang aktif, kurang kreatif, kurang berani mengajukan pertanyaan dan kurang berani menjawab pertanyaan sehingga menyebabkan hasil belajar rendah.

Setelah melalui metode demonstrasi dengan mnggunakan media belah terong dilakukan selama 2 siklus, diperoleh hasil yaitu siswa yang tuntas pada siklus 1 bertambah 3 siswa dengan total siswa yang tuntas 10 siswa dengan ketuntasan klasikal 37 %, Meningkat lagi pada siklus 2

(14)

yaitu siswa yang tuntas bertambah 15 siswa menjadi 25 siswa dengan ketuntasan klasikal 93 %.

Secara otomatis jumlah siswa yang belum tuntas nilainya semakin berkurang jumlahnya.

Ketuntasan belajar siswa kelas IV SD Negeri 2 Kapung pada siklus 2 sudah sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan dalam penilitian ini yaitu ketuntasan belajar klasikal siswa adalah 86 %. Dapat disimpulkan bahwa melalui metode demonstrasi dengan menggunakan media belah terong dapat meningkatkan hasil belajar Matematika siswa.

Gambar

Tabel  4.3  diketahui    yang  diperoleh  dalam  pengelolaan  metode  demonstrasi    pada  siswa  kelas  IV  SD  Negeri    2    Kapung  memperoleh  skor  29 dengan  pada  pertemuan  pertama
Tabel  4.4  menunjukan  nilai  rata-rata  siswa  dalam  kelas  pada  siklus  2  adalah  83  meningkat  dibandingkan  nilai  rata-rata  pra  siklus  dan  siklus  1
Grafik Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Metode Demonstrasi  dengan   Menggunakan  Media Belah Terong  Siklus 1 dan 2

Referensi

Dokumen terkait

Vapaaehtoisten aktiivinen toiminta purolla, sekä Helsingin kaupungin ja ympäristöhallinnon kunnostukset ovat luoneet puro- myönteisen ilmapiirin koko Koillis-Helsingin alueelle ja

Data pertumbuhan tanaman menunjukkan bahwa sistem tanam jajar legowo dan cara lokal yang diimplementasikan berpengaruh terhadap tinggi tanaman dan jumlah anakan.. Rataan

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alchan et al (2016) yang mengatakan dalam penelitiannya bahwa adanya pengaruh yang signifikan

Hwang et al (2012) menyatakan: 1) pemecahan masalah matematika adalah usaha sadar yang dilakukan oleh individu untuk menemukan solusi dari masalah matematika, 2) pemecahan

Beberapa jenis spons kelas Demospongiae memiliki distribusi yang luas yaitu pada habitat padang lamun di rataan terumbu hingga habitat terumbu karang pada kedalaman 7 meter hingga

Dari falsafah tersebut, masyarakat Sinar Resmi mengembangkan tiga konsep adat sebagai dasar kelembagaan/tatanan kehidupan sehari-hari (norma), yaitu:.. a) Nyangkulu ka hukum,

Dalam penelitian ini hanya akan menggunakan 8 faktor yang mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan pembebasan bersyarat. Hal ini ditempuh karena hanya ada 8 faktor

Sistem ember adalah salah satu sistem pemerahan yang menggunakan mesin sebagai pengganti tangan yang dapat dipindah-pindah dari tempat satu ke tempat lain.