• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Bimbingan Karir 1. Pengertian Bimbingan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORI. A. Bimbingan Karir 1. Pengertian Bimbingan"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II KAJIAN TEORI A. Bimbingan Karir

1. Pengertian Bimbingan

Menurut Tolbert, bimbingan adalah seluruh program atau semua kegiatan dan layanan dalam lembaga pendidikan yang diarahkan pada membantu individu agar mereka dapat menyususn dan melaksananakan rencanakan serta melakukan penyesuaian diri dalam semua aspek kehidupannya sehari-hari (Fenti Hikmawati, 2012: 1). Adapun dalam bukunya (Tohirin, 2007 : 20) mengartikan bimbingan adalah suatu pemberian bantuan yang diberikan oleh pembimbing/konselor kepada individu/klien agar individu yang dibimbing mencapai kemandirian dengan mempergunakan berbagai bahan, melalui interaksi, dan pemberian nasihat serta gagasan dalam suasana asuhan dan berdasarkan aturan-aturan yang berlaku.

Pendapat lain, menurut Arthur J jones (1970), mengartikan bimbingan sebagai “the help given by one person to another in making choise and adjustment and in solving problems”. Yang dalam hal ini Arthur berpendapat bahwa di dalam proses bimbingan terdapat dua orang yakni pembimbing/konselor dan yang dibimbing/konseli, dimana pembimbing/konselor membantu yang dibimbing/konseli agar mampu membuat pilihan-pilihan, menyesuaikan diri, dan memecahkan masalah- masalah yang sedang dihadapinya (Sofyan, S.Willis, 2013:11).

Bimbingan merupakan suatu proses pemberian bantuan kepada klien/siswa yang diberikan oleh konselor/guru BK dalam memberikan solusi kepada klien untuk membantunya dalam penyelesaian masalah yang dihadapi.

Konselor/guru BK dalam bimbingannya tidak diperkenankan untuk menentukan pilihan mana yang akan dituju oleh klien, tetapi klien/siswa yang

(2)

akan menentukan sendirinya akan kemana, konselor/guru BK hanya mengarah klien/siswa.

2. Pengertian Karir

Adapun pengertian Karier adalah pekerjaan, profesi (Hornby, 1957).

Seseorang akan bekerja dengan senang hati dan penuh kegembiraan apabila apa yang dikerjakan itu memang sesuai dengan keadaan dirinya, kemampuannya, dan minatnya (Bambang Ismaya, 2015: 84)

3. Pengertian Bimbingan Karir

Bimbingan karir menurut (BP3K: 1984 (dalam Ruslan A. Gani; 2012 : 11) yaitu suatu jenis bimbingan yang memfokuskan untuk individu dalam pemecahkan masalah karir untuk memperoleh penyesuaian diri yang baik terhadap masa depannya. Bimbingan karir atau jabatan (Vocational Guidance) merupakan suatu jenis bimbingan yang ditunjukan untuk membantu siswa dalam menyelesaikan masalah karir sehingga dapat menyesuaikan diri dengan baik, baik pada waktu itu maupun pada masa yang akan datang (Anas; 2010 : 115 ).

Adapun menurut pendapat (Ahmad juntika dkk, 2011 :11) bimbingan karir yaitu suatu bentuk bimbingan yang difokuskan untuk membantu siswa dalam perencanaan, pengembangan dan pemecahan masalah-masalah karir seperti, pemahaman jabatan dan tugas-tugas dalam kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi, lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan dan pemecahan masalah- masalah karir yang dihadapi.

Bimbingan Karir merupakan salah satu proses pemberian bantuan kepada klien/individu dalam memecahkan masalahnya dalam karier. Sedangkan Menurut Juntika (2011: 16) dalam bukunya mengemukakan, bimbingan karir yaitu bimbingan untuk membantu individu dalam membuat perencanaan, pengembangan, dan penyelesaian masalah-masalah karir, seperti pemahaman

(3)

terhadap jabatan dan tugas-tugas kerja, pemahaman kondisi dan kemampuan diri, pemahaman kondisi lingkungan, perencanaan dan pengembangan karir, penyesuaian pekerjaan, dan penyelesaian masalah-masalah karier yang dihadapi.

Menurut Munandir (2001, dalam Harnoto, 2016 : 29) bimbingan karir adalah proses membantu siswa/konseli dalam hal memahami dirinya, memahami lingkungannya khususnya lingkungan berupa dunia kerja, menentukan pilihan kerja, dan akhirnya membantunya menyususn rencana untuk mewujudkan keputusan yang diambilnya.

Adapun menurut Hartono (2016 : 28) dalam bukunya mendefinisikan bahwa bimbingan karir merupakan layanan dan aktivitas-aktivitas yang dimaksudkan untuk membantu individu, pada semua usia dan sepanjang rentang kehidupan mereka, untuk memilih pendidikan, pelatihan dan pilihan karir serta mengelola karir-karir mereka.

Pengertian ini lebih memfokuskan bahwa bimbingan karir merupakan proses bantuan yang diberikan konselor(guru pembimbing) kepada klien/siswa atau sekelompok siswa/konseli, agar mereka dapat memahami dirinya, memahami lingkungannya berupa dunia kerja dalam upaya mengambil keputusan untuk menentukan pilihan.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan karir yaitu suatu bentuk bimbingan yang diberikan oleh konselor/guru kepada klien/murid dalam memberikan arahan/bimbingan mengenai perencanaan, pemilihan, dan pemecahan masalah karir sehingga dapat memahami diri, memahami lingkungan karirnya dan mencapai kemandirian dapat mempertahankan karirnya dalam kehidupan di masyarakat.

(4)

3. Aspek-aspek Bimbingan Karir

Menurut Tohirin(133: 2007) Beberapa aspek masalah karir yang membutuhkan pelayanan bimbingan karir di sekolah dan madrasah adalah : a) Pemahaman mengenai dunia kerja

b) Perenanaan dan pemilihan karir atau jabatan (profesi) tertentu, c) Penyediaan berbagai program studi yang berorientasi karir, d) Nila-nilai kehidupan yang mencakup karir,

e) Cita-cita masa depan,

f) Minat terhadap karir tertentu,

g) Kemampuan/penguasaan terhadap karir tertentu, h) Bakat khusus terhadap karir tertentu,

i) Kepribadian yang berkenaan dengan karir tertentu, j) Harapan keluarga,

k) Masa depan karir yang akan diperoleh, l) Penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan, m) Pasar kerja,

n) Kemungkinan pengembangan karir.

Secara umum, tujuan bimbingan karir dan konseling menurut Anas Salahudin (2010; 117) sebagai berikut :

a. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat, dan kepribadian) yang terkait dengan pekerjaan.

b. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang menunjang kematangan kompetensi kerja.

c. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam bidang pekerjaan apa pun, tanpa merasa rendah diri, asalkan bermakna bagi dirinya, dan sesuai dengan norma agama.

d. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran) dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita karirnya masa depan.

(5)

e. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan ara mengenali cirri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, kesejahteraan kerja.

f. Memiliki kemampuan merenanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

g. Mengenal keterampilan, minat, dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki.

Oleh karena itu, setiap orang haru memahami kemampuan dan minatnya, dalam bidang pekerjaan apa yang dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan tersebut.

h. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan, dan bermartabat.

Kegiatan yang tercakup dalam pengembangan diri, diantaranya pemecahan masalah pribadi dan kehidupan sosial, penanganan masalah belajar, pengembangan karir, dan kegiatan-kegiatan yang tercakup dalam ekstrakulikuler. Pengembangan diri pada sekolah di tempat ia menempuh pendidikan, terutama ditunjukan untuk bimbingan karir dan pengembangan kreativitas dan konseling.

4. Tujuan Bimbingan Karir di Sekolah

Ada beberapa ahli yang menjelaskan pendapatnya mengenai tujuan dari bimbingan karir, yaitu :

Munandir (2005, dalam hartono, 2016: 30) merumuskan bimbingan karir yang diperuntukan untuk disekolah, agar siswa/konseli memperoleh pemahaman tentang dunia kerja, peluang-peluang kerja yang terbuka, dan mengembangkan sikap kerja yang positif serta keterampilan menyusun rencana dan pengambilan keputusan kerja.Bimbingan yang dimaksudkan disekolah ini disiapkan untuk para siswa/konseli dalam merencanakan karir, baik dalam pemahaman tugas-tugas maupun rasa tanggung jawab dalam

(6)

dunia kerjaannya.Bimbingan karir di sekolah dibutuhkan karena dapat membantu siswa dalam mendapatkan berbagai informasi-informasi tentang dunia kerja, serta untuk mendapatkan pemahaman diri dalam dunia kerja.

Adapun menurut Tohirin (13:2007) tujuan pelayanan bimbingan karir di sekolah dan madrasah adalah :

a) Siswa dapat memperoleh informasi karir, jabatan, atau profesi tertentu, b) Siswa dapat memperoleh pemahaman tentang karir, jabatan atau pekerjaan

atau profesi tertentu,

c) Siswa mampu merencanakan dan membuat pilihan-pilihan karir tertentu setelah selesai dari pendidikan,

d) Siswa dapat menyesuaikan diri dengan karirnya,

e) Siswa mampu mengembangkan potensi karirnya kelak setelah selesai dari penddidikan.

Dengan kata lain, tujuan dari bimbingan karir yaitu memberikan pemahaman, perenancaan dalam memilih/menentukan karirnya kelak setelah selesai dari dunia pendidikan, serta untuk menyesuaikan diri dalam dunia kerjanya sehingga dapat mengembangakan karir di kehidupan masyarakat.

5. Fungsi Bimbingan Karir

Bimbingan karir ini perlu dan penting untuk diberikan kepada para siswa, baik SMP maupun SMA (Bimo walgito, 2010 : 203) . dengan fungsi alasan sebagai berikut :

1. Para siswa di tingkat SMA pada akhir semester 2 perlu menjalani pemilihan program studi atau penjurusan, apakah memilih program A(1), A(2), A(3) dan A(4). Kenyataan menunjukan bahwa program A(5) seara praktis belum atau tidak dapat berlangsung. Walaupun ada kata

“memilih”, namun sebenarnya telah adanya batas tertentu dalam pengambilan program karena ada persyaratan yang terkait dengan prestasi akademik dari siswa yang bersangkutan. Penjurusan itu jelas akan

(7)

menentukan masa depan siswa. Dalam pemilihan ini, diperlukan kecermatan, serta perhitungan yang matang dan tepat.oleh karena itu siswa memerlukan adanya bimbingan.

2. Kenyataan menunjukan bahwa tidak semua siswa yang tamat dari SMA akan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi. Siswa yang akan langsung terjun ke dunia kerja tentu memerlukan bimingan karir ibi agar siswa dapat bekerja dengan senang dan baik.

3. Siswa SMA merupakan angkatan kerja yang potensial. Merekalah yang akan menentukan bagaimana keadaan Negara yang akan datang. Mereka merupakan sumber daya manusia dalam pembangunan. Oleh karena itu, diperlukan persiapan yang sebaik-baiknya untuk menghadapi masa depan, serta menyiapkan dengan baik pekerjaan-pekerjaan atau jabatan-jabatan yang sesuai dengan potensi yang ada pada diri mereka. Untuk mempersiapkan hal tersebut, diperlukan bimbingan karir.

4. Pada kenyataannya, paea siswa SMA sedang berada dalam masa remaja yang merupakan masa peralihan dan masa anak ke masa dewasa. Pada umumnya, mereka belum dapat mandiri sehingga masih memerlukan bantuan dari orang lain untuk menuju kemandirian. Sehubungan dengan itu, mereka memerlukan bimbingan, termasuk bimbingan karir untuk menyiapkan kemandirian dalam hal pekerjaan.

5. Siswa SMP juga membutuhkan bimbingan tersebut, baik untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi maupun untuk mencari pekerjaan –karena sesuatu sebab tidak dapat melanjutkan sekolahnya.

Dengan demikian, jelaslah manfaat bimbingan karir ini. Pada pembahasan educational guidance dan vocational guidance, di samping educational guidance.

(8)

6. Metode Bimbingan Karir/Jabatan

Metode bimbingan karir yaitu lebih mengcau pada teknik-teknik bimbingan dan konseling yaitu : bimbingan kelompok (Group Gudance) dan pendekatan secara individual (individual konseling) dalam Anas (2010: 118).

Metode yang pertama yaitu dengan konseling individual (individual konseling) konseling yaitu suatu proses pemberian bantuan secara langsung (face to face) kepada klien yang diberikan oleh konselor dalam menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya. Dalam pemberian konseling biasanya konselor bersifat simpat dan empati kepada klien, simpati yang artinya menunjukan sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien tentang permasalahannya. Adapun empati yaitu berusaha untuk menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah yang dihadapinya, Dengan cara ini klien dengan segala masalahnya dapat berkurang. Sikap simpati dan empati menjadikan klien merasa percaya sepenuhnya kepada konselor, sehingga ini sangat membantu keberhasilan dalam konseling.

7. Metode Penyampaian Bimbingan Karir

Adapun menurut Ruslan (2012: 15) dalam bukunya metode yang dimaksudkan, yaitu bagaimana cara penyampaian dan cara penyajian bimbingan karir tersebut, selain metode-metode yang sudah dikenal seperti ceramah, Tanya jawab, tugas, demonstrasi, dan sebagainya. Metode yang baru dikenal, yaitu dengan sistem modul, inquery-discovery, epository, mastery learning, dan humanisticeducatioan. Hal ini merupakan sistem belajar mengajar, yang tidak dapat/bisa terlepas dari metode sebelumnya.

Dalam penyajian bimbingan karir bagi para siswa, dalam teknik layanan bimbingan dIkenal dengan istilah bimbingan kelompok, yang mengandung arti sebagai proses bantuan yang diberikan kepada individu/siswa dengan – melalui situasi kelompok. Penyajian ini dipilih atas dasar, bahwa:

(9)

1. Masalah karir, merupakan masalah umum bagi para siswa. Dengan penyelenggaraan bimbingan kelompok ini memberikan kemungkinan kesempatan pada siswa untuk memperoleh; self-direction, dan self- understanding, serta pengembangan rencana di masa datang.

2. Dalam bimbingan kelompok ini dapat memilih di antara tiga bentuk, yaitu bimbingan kelompok bersifat informative, aktivitas kelompok, dan penyembuhan (Nana Syaodih, 1977, dalam Ruslan A(2012: 15).

3. Hasil bimbingan kelompok ini, merupakan bahan dalam bimbingan individual atau penyuluhan, khususnya penyuluhan karir.

Kelompok di sisni maksudnya, perlu dibedakan dari: masa, kerumunan orang atau kolektif, yang hanya terikat oleh tujuan bersama, kebutuhan bersama, dan saling berinteraksi.

B. Kepercayaan Diri

1. Pengertian Kepercayaan Diri

Salah satu aspek yang paling penting dalam kepribadian adalah kepercayaan diri, dengan adanya kepercayaan diri dalam seseorang menjadikannya mudah dalam pengaktualisasian kemampuan dan potensi yang ada pada dirinya.Terdapat beberapa ahli yang nejelaskan tentang kepercayaan diri.

Menurut Lauster (1992) dalam buku Nur Gufron (2017 : 34) mendefinisikan kepercayaan diri diperoleh dari pengalaman hidup.

Kepercayaan diri merupakan salah satu aspek dari kepribadian yang berupa keyakinan akan kemampuan dirinya sendiri sehingga tidak terpengaruh oleh orang lain serta dapat bertindak sesuai kehendak, gembira, optimis, cukup toleran, serta bertanggung jawab.

Anthony (1992) berpendapat bahwa individu yang memiliki kepercayaan diri yaitu individu yang dapat menerima kenyataan, dapat mengembangkan kesadaran diri berfikir positif, memiliki kemandirian, dan mempunyai kemampuan untuk memiliki serta mencapai sesuatu yang diinginkan.

(10)

Kumara (1988) menyatakan bahwa kepercayaan diri ialah ciri kepribadian yang berarti keyakinan atas kemampuan diri sendiri. Hal ini senada dengan pendapat Afiatin dan Andayani (1998) yang menyatakan bahwa kepercayaan diri ialah aspek kepribadian yang berisi keyakinan tentang kekuatan, kemampuan, dan keterampilan yang dimilikinya.

Menurut Spencer dalam buku AN. Ubaedi (2007 : 10) kepercayaan diri adalah keyakinan seseorang atas kapabilitasnya dalam menjalankan tugas, termasuk ekspresi keyakinan individu dalam menghadapi tantangan atau suatu masalah, keputusan individu dalam merealisasikan ide atau gagasan, serta ketangguhan individu dalam menangani suatu kegagalan dalam kehidupannya.

Sementara Angelis (2005 : 10) menyatakan percaya diri bermula dari tekad yang ada didalam hati nurani sendiri untuk melakukan segalan sesuatu yang diinginkan serta dibutuhkan dalam hidup, percaya diri terbina dari keyakinan yang dimiliki diri sendiri sehingga dapat menghadapi tantangan hidup apapun dengan berbuat sesuatu sesuai kemampuan.

Adapun pendapat lain yang dikemukakan oleh Enung Fatimah (2006 : 149) menjelaskan percaya diri merupakan sikap positif seorang individu yang menganggap dan berusaha meniptakan kemampuan dirinya untuk dapat mengembangkan penilaian positif, baik terhadap dirinya sendiri maupu terhadap linggkungannya atau situasi yang sedang dihadapinya.

Kesimpulan Bandura (1994) dalam AN. Ubaedy (2007 : 12) menjelaskan bahwa kepercayaan diri mempunyai pengaruh besar terhadap motivasi seseorang. Hal ini mencakup bagaimana individu mampu merumuskan tujuan ataupun target untuk dirinya sendiri, sejauh mana individu memperjuangkan targetnya, sekuat apa individu mampu mengatasi masalah yang muncul, dan setangguh apa individu bisa menghadapi kegagalannya.

Dari beberapa pendapat para ahli diatas mengenai kepercayaan diri, dapat disimpulkan bahwa kepercayaan diri merupakan suatu sikap yang terbentuk

(11)

dalam diri individu untuk meyakiani atas kemampuan yang ada pada dirinya sebagai upaya untuk individu bertingakah laku yang sesuai dengan apa yang diharapkannya, serta mampu bertangguang jawab atas tindakannya, tidak mampu terpengaruh oleh orang lain, sikap optimis, selalu berpikir rasional, realistik serta objektif.

2. Karakteristik Kepercayaan Diri yang Rendah

Individu yang kurang dalam percaya diri biasanya memiliki karakteristik, umunya menurut AN Ubaedy (2007 : 13) ialah individu yang (1) tidak mempunyai sesuatu, dalam hal ini adalah keinginan, tujuan, serta target yang diperjuangkan secara sungguh-sungguh, (2) Tidak memiliki keputusan melangkah, (3) Mudah menyerah dan frustasi ketika individu dihadapkan dengan masalah atau kesulitan, (4) Kurang termotivasi untuk maju, cenderung bermalas-malasan atau setengah-setengah dalam menghadapi atau menyelesaikan sesuatu, (5) Sering gagal dalam menyempurnakan tugas-tugas atau tanggung jawab yang diberikan (tidak optimal), (6) Canggung ketika dihadapkan seseorang, (7) Tidak mampu mendemonstrasikan kemampuan berbicara dan kemampuan mendengarkan yang meyakinkan, (8) Sering memiliki harapan yang tidak realistis, (9) terlalu perfeksionis, dan terakhir individu yang tertalalu sensitif (perasa).

Chibita (2010 : 9) menyatakan musuh dari individu yang dikatakan tidak percaya diri ialah dicirikan dengan individu yang ketakutan. Berdasarkan hal ini pikiran tentang ketakutan yang dimiliki individu tersebut muncul dari pola pikir yang korup, dimana pikiran dibiarkan mengembara dalam keraguan, ketidak tepatan, dan kegagalan.

3. Ciri-ciri Orang yang Mempunyai Kepercayaan Diri

Lauster (2002) menggambarkan individu yang memiliki kepercayaan diri mempunyai ciri-ciri seperti tidak mementingkan diri sendiri (toleransi), tidak membutuhkan dorongan orang lain, optimis dan selalu gembira.

(12)

Menurut Hakim (2005 : 5) ciri-ciri dari orang yang memiliki atau mempunyai kepercayaan diri yang tinggi ialah seseorang yang selalu bersikap tenang dalam mengerjakan sesuatu, memiliki potensi dan kemampuan yang mumpuni, mampu menetralisasi ketegangan yang muncul didalam berbagai situasi, mampu menyesuaikan diri dan berkomunikasi di berbagai situasi, memiliki kondisi mental dan fisik yang cukup menunjang penampilannya, mempunyai kecerdasan yang cukup, memiliki tingkat pendidikan formal yang cukup, memiliki keahlian atau keterampilanlain yang menunjang kehidupannya misalnya keterampilan berbahasa asing, memiliki kemampuan bersosialisasi, memiliki latar belakang pendidikan yang baik, memiliki pengalaman hidup yang menempa mentalnya menjadi kuat dan tahan didalam menghadapi berbagai cobaan hidup, selalu bereaksi positiif didalam menghadapi berbagai masalah misalnya dengan tetap tegar, sabar serta tabah menghadapi persoalan dalam hidup, dengan sikap seperti itu adanya masalah hidup yang berat justru akan semakin memperkuat rasa percaya diri seseorang.

Karakteristik atau ciri-ciri individu yang memiliki/mempunyai rasa percaya diri yang proporsional menurut Enung Fatimah (2006) adalah individu yang : a. Percaya atas kemampuan atau kompetensi diri, sehingga tidak

membutuhkan komentar orang lain seperti pujian, pengakuan, penerimaan ataupun hormat dari orang lain.

b. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.

c. Mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu individu dapat melakukan percakapan interpersonal maupun antarpersonal serta mampu menyampaikan informasi secara tepat sasaran.

d. Memiliki internal locus of control yakni (memandang keberhasilan maupun kegagalan bergantung kepada usaha diri sendiri, dan tidak mudah menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung dan mengharapkan bantuan orang lain)

(13)

e. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok

f. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri sehingga ketika harapan itu terwujud individu itu akan tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi

g. Mempunyai pengendalian diri yang baik (tidak mody dan emosi cenderung stabil), serta

h. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain dan situasi diluar dirinya.

4. Sebab Munculnya Kepercayaan Diri

Kepercayaan diri yang dimilik seorang individu tidak didapatkan secara genetic atau turunan orang tuanya sejak lahir, melainkan terbentuk melalui proses bagaimana individu merespon berbagai rangsangan dari luar melalui interaksi dengan lingkungannya dimana individu itu tinggal. Kita sering merespon berbagai rangsangan terhadap fenomena dari luar kemudian kita mempersepsikannya. Ketika mempersepsikannya dengan negatif dalam melakukan sesuatu, maka yang akan ditimbulkan adalah perasaan yang tidak menyenangkan dan kemudian akan menimbulkan perasaan untuk menghindarinya (Surya, 2007: 2)

Sulvian (dalam Rahmat, 1991) menyatakan bahwa jika individu di terima oleh orang lain, dan dihormati dan disegani karena keadaan diri individu tersebut, individu tersebut akan cenderung bersikap menghormati dan menerima diri sendiri, namun jika sebaliknya, maka rasa untuk menghargai diri sendiri akan sekali. Oleh karena itu sikap percaya diri akan terbentuk jika individu mampu untuk menghargai diri sendiri.

Menurut A.N Ubaedy (2011 : 11) percaya diri tidak akan muncul dari seorang individu dengan cara yang direkayasa atau tidak akan muncul karena seorang individu itu ingin dimunculkan sesaat, melainkan sebuah konsekuensi alamiah yang terjadi pada individu tersebut.

(14)

Sepaham dengan A.N Ubaedy, menurut Thursan Hakim (2005) rasa percaya diri tidak muncul begitu saja pada diri individu, tetapi terdapat proses tertentu didalam pribadinya sehingga terjadilah pembentukan rasa percara diri tersebut. Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi melalui proses : (1) terbentuknya kepribadian yang baik sesuai dengan proses perkembangan yang melahirkan kelebihan-kelebihan tertentu, (2) pemahaman seseorang terhadap kelebihan-kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan keyakinan yang kuat untuk dapat berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-kelebihan yang dimiliki tersebut, (3) pemahaman dan reaksi positif seseorang terhadap kelemahan-kelemahan yang dimiliknya agar tidak menimbulkan rasa rendah diri atau rasa sulit menyesuaikan diri, (4) pengalaman didalam menjalani berbagai aspek kehidupan dengan menggunakan segala kelebihan yang ada pada dirinya.

Dapat disimpulkan beberapa pendapat dari berbagai ahli diatas bahwa keperayaan diri terbentuk dari dalam diri sendiri. Kepribadian yang baik akan sesuai dengan perkembangannya, pemahan terhadap kelebihan-kelebihan serta kelemahan-kelemahan yang dimiliknya untuk dapat memunculkan sikap yang positif dan menggunakan segala kelebihan yang ada didalam diri individu untuk memunculkan rasa percaya diri, merupakan sumber kekuatan diri untuk dapat berkembang dengan lingkungan sosial.

5. Macam-macam Percaya Diri

Menurut Lidenfield dalam Kamil (1997: 4-7) menjelaskan bahwa kepercayaan diri terdiri dari dua macam yaitu percaya diri lahir dan percaya diri batin.

a. Kepercayaan Diri Lahir

Percaya diri lahir yaitu memungkinkan individu untuk tampil dan berperilaku dengan cara menunjukkah kepada dunia luar bahwa individu yakin atas dirinya sendiri. Dalam memberikan rasa percaya diri di dunia luar,

(15)

seseorang perlu mengembangkan keterampilan dalam empat bidang yang berkaitan dengan kepercayaan diri lahir :

1) Komunikasi

Seorang individu yang memiliki dasar yang baik dalam keterampilan berkomunikasi, akan mampu mendengarkan orang lain disekitarnya dengan tepat, merasakan tenang, dan penuh dengan perhatian, mampu berbincang dengan orang lain dari segala jenis latar belakang, mengetahui kapan dan bagimana berganti pokok pembicaraan, dari percakapan biasa sampai kepada pembicaraan yang lebih mendalam, serta mampu berbicara didepan umum tanpa adanya rasa takut. Orang yang memiliki rasa percaya diri yang tinggi dalam berkomunikasi tidak akan menemui kendala-kendala apabila harus berkomunikasi dengan orang lain. Ketika seseorang memiliki rasa percaya diri yang kurang, biasanya akan merasa gugup, dan akan sulit dimengerti oleh orang lain, meskipun dapat berkomunikasi secara baik, tetapi orang lain yang di ajak berbicara akan merasa tidak nyaman.

2) Ketegasan

Individu yang mempunyai sikap tegas tidak akan menunjukan sikap agresif dan pasif dalam mencapai keberhasilan di dalam hidupnya serta dalam hubungan sosialnya, sehingga akan memungkinkan munculnya rasa percaya diri yang bertambah, karena orang yang memiliki ketegasan akan dapat : (a).

Bersikap dan berperilaku asertif, sikap tegas artinya menuntut hak pribadi dan menyatakan pikiran, perasaan serta keyakinan dengan cara langsung, jujur dan tepat. Sikap tegas meliputi setiap tindakan benar yang hedak diungkapkan, (b). Menerima pujian dari oang lain dengan sikap yang wajar, (c) menerima kritikan dari orang lain serta menjadikannya kritikan tersebut adalah kritikan yang membangun, (d). Berkompromi dengan orang lain di lingkungannya secara baik.

(16)

3) Penampilan Diri

Dalam kehidupan sehari-hari, seseorang pasti tampil diri, untuk dapat tampil diri seseorang membutuhkan gaya hidup yang mampu diterima oleh orang lain, serta mencerminkan tampil apa adanya, sopan dan juga berbusana dengan model maupun warna busana yang cocok sehingga orang tersebut mampu tampil diri sebagai orang yang penuh percaya diri.

Dengan penampilan diri secara baik akan mencerminkan rasa percaya diri yang begitu tinggi, ini ditunjukan dari memilih gaya berbusana dan warna yang cocok dengan kepribadiannya serta kondisi fisiknya, mampu mendapatkan pengakuan karena penampilan pertama yang bagus, dan menyadari dampak gaya hidupnya terhadap pendapat orang lain mengenai diri mereka, tanpa terbatas pada keinginan untuk selalu ingin menyenangkan.

4) Pengendalian Perasaan

Pengendalian perasaan akan begitu sangat penting bagi kelangsungan hidup sehari-hari. Perasaan dalam individu harus dikelola secara baik.Apabila perasaan tidak dikelola secara baik dapat membentuk kekuatan besar yang dapat membuat seseorang lepas kendali.Untuk itu seseorang harus mampu mengendalikan perasaan, memiliki keberanian dalam menghadapi tantangan, ketabahan dalam menghadapi masalah dan pengendalian dalam bertindak agar tidak mudah emosi. Orang yang tidak memiliki kepercayaan diri dapat dikatakan tidak bisa mengendalikan perasaan, sehingga menunjukan ketakutan, kecemasan, dan sulitnya dalam menetralisasi ketegangan dalam diri.

a) Percaya Diri Batin

Percaya diri batin merupakan sikap kepercayaan diri yang memberikan individu perasaan serta anggapan bahwa individu dalam keadaan baik.Adapun ciri utama yang khas pada individu yang mempunyai

(17)

kepercayaan diri batin yang sehat, memiliki tiga ciri yaitu cinta diri, pemahaman diri, dan berpikir positif.

1. Cinta Diri

Individu yang percaya diri akan mencintai apa yang ada pada dirinya, dan cinta diri ini bukanlah sesuatu yang dirahasiakan. Bagi orang lain bahwa mereka peduli tentang diri mereka karena perilaku dan gaya hidup mereka adalah untuk memelihara diri. Dengan unsur percaya diri batin inilah individu akan memiliki : (1). Mempertahankan kecenderungan alamiah mereka untuk menghargai baik kebutuhan jasmani maupun rohaninya, (2).

Mempunyai cukup alasan dalam usaha mereka untuk memenuhi kebutuhan, mereka tidak akan menyiksa diri mereka sendiri dengan rasa bersalah setiap kali meminta atau memperoleh sesuatu yang hendak mereka inginkan, dan (3). Bangga akan sifat-sifat mereka yang baik dan memusatkan diri untuk memanfaatkannya sebaik mungkin.

2. Pemahaman Diri

Pemahaman diri ialah suatu bentuk usaha seseorang untuk dapat pencitraan diri seseorang tentang bagaimana individu tersebut memahami akan kekurangan dan kelebihannya. Maka individu akan membuat rasa percaya diri yang muncul dari pemahaman dirinya. Orang dengan percaya diri batin juga sangat sadar diri. Mereka tidak akanterus menerus merenungi diri sendiri tetapi mereka memikirkan perasaan dan pikiran mereka. Seorang individu yang memilki pemahaman diri yang baik, individu tersebut akan cenderung :

a) Mengetahui kelemahan dan keterbatasan yang ada pada diri individu tersebut. Oleh karena itu,individu tidak akan mungkin membiarkan diri mengalami kegagalan berulangkali.

b) Terbuka agar mampu menerima umpan balik dari orang lain dan tidak selalu ambisi untuk membela diri ketika orang lain mengkritik.

(18)

c) Mau dan bersedia untuk tetap mendapat bantuan dan pelajaran dari orang lain, karena individu itu bukan orang yang serba tahu segalanya.

3. Berpikir Positif

Orang yang percaya diri biasanya merupakan kawan berteman yang menyenangkan, itu karena individu tersebut bisa melihat kehidupan dari sisi yang cerah dan mengharapkan serta mencari pengalaman dan hasil yang bagus. Dengan kekuatan batin yang penting ini seseorang individu akan : (a). Percaya bahwa kebanyakan masalah yang dihadapinya akan bisa diselesaikan, (b). Mau bekerja meskipun ada perubahan yang membuat frustasi karena individu tersebut suka pada hal yang menantang untuk pelajaran dirinya agar tumbuh dan berkembang dengan baik, (c).

Bersedia menghabiskan waktu dan energi untuk terus belajar dan melakukan tugasnya karena individu tersebut percaya bahwa akhirnya tujuan mereka akan tercapai.

6. Kepercayaan Diri Menurut Islam

Individu merupakan makhluk hidup tertinggi yang diciptakan oleh Tuhan (Allah). Menurut Aristoteles (dalam Farinadewi : 2008) bahwasanya Tuhan menciptakan makhluk hidup dalam berbagai tingkatan berdasarkan jiwa, dan mengklasifikasikan manusia pada taraf tertinggi, kerena dengan alasan manusia memiliki kemampuan negatif dan manusia mempunyai kemampuan sensitif serta memiliki kemampuan dan kecerdasan.

Percaya dengan kemampuan yang dimiliki diri sendiri merupakan kemampuan dan kehendak dari dorongan pribadi, salah satu ciri dari seseorang yang memiliki kepercayaan diri ialah individu yang selalu bersikap optimis. Optimis adalah suatu sikap yang berpandangan baik dalam segala sesuatu hal, dan jauh dari kata putus asa.Putus asa hadir karena tidak adanya kemauan untuk mencari dan meyakini rahmat Allah SWT. Sikap optimis adalah suatu kebutuhan pokok yang diperlukan seseorang untuk menempuh

(19)

jalan Allah SWT dan karuniaNya, seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur’an Surah Al-Imron ayat 139:

َهيِىِم ؤُم مُتىُك نِإ َنىَلْعلأٌا ُمُتْو َأ َو ْا ىُو َزْحَت َلَ َو ا ىُىِهَت َلََو

Artinya : “Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman. (Ali Imran : 139)

ُمِهْيَلَع ُلَّزَىَتَتاْىُمبَقَتْسا ّمُث ُاللهبَىُّبَراىُلبَق َّهيِذَّلا ّنِا ا ْىُفبَخَت َّلََاُةَكِئلَمْلا

َن ْو ُدَع ْىُت ْمُتىُك ْيِتّلا ِةَّىَجْلبِباْوُزِشْبَاَواْىُوَزْحَتَلََو

Artinya : “sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah” kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): “janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surge yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. (Q,S Fusshilat:

30).

Untuk mendapatkan rasa kepercayaan diri, seseorang haruslah mempercayai adanya Allah terlebih dahulu atau yang biasa disebut dengan iman. Iman yaitu kepercayaan yang dimiliki secara dominan dan melibatkan Allah dalam segala sesuatu hal yang dikerjakan.

Referensi

Dokumen terkait

“BPOM mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengawasan obat, makanan dan minuman sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang

Berdasar hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) Gen BMPR-1B dan BMP-15 pada populasi DEG-Lombok bersifat polimorfik , (2) DEG-Lombok dengan genotipe B+/G+

Oleh sebab itulah, untuk tujuan penyimpanan karbon pada ekosistem pesisir, maka lahan yang tergenang dan ditumbuhi oleh vegetasi mangrove lebih baik dan stabil dibandingkan

Salah satu permasalahan dalam petani kelapa sawit adalah harga yang masih jauh dari kesejahteraan masyarakat dan informan AI mengatakan sendiri harus di pertegas

Pada jam ke-20 sampai jam ke-24 grafik refleksi menurun kemudian stabil karena ikan telah mengalami perubahan menjadi fase post rigor, yaitu kondisi daging ikan

Pada contoh di atas campur kode bentuk kata dapat dilihat pada kata game yang berarti „permainan‟ dan merupakan unsur dari bahasa asing, yaitu bahasa

Kompetensi menyusun RPP menurut (Aminullah & Kusmianti, 2018) adalah kemampuan yang dimiliki oleh guru dalam menyusun dan mengembangkan RPP berdasarkan kurikulum yang

Hasil penelitian ini adalah: (1) model multimedia pembelajaran interaktif sistem kendali pneumatik yang tepat pada mata pelajaran sistem kontrol