• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah pelaku usaha, kecil dan menengah pada tahun 2020 yang (2)ada di kabupaten mojokerto mencapai 3.554 dari pelaku keseluruhan mampu menyerap tenaga kerja dengan stabil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Jumlah pelaku usaha, kecil dan menengah pada tahun 2020 yang (2)ada di kabupaten mojokerto mencapai 3.554 dari pelaku keseluruhan mampu menyerap tenaga kerja dengan stabil"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting dalam peningkatan perekonomian daerah maupun perekonomian suatu negara. UMKM terbukti memiliki peran yang penting dalam mengatasi akibat dan dampak dari krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 1997 yang mana banyak dari perusahaan-perusahaan besar mengalami kebangkrutan, sedangkan UMKM mampu bertahan dengan kondisi krisis tersebut (Tambunan & T.H, 2012). Selain itu, sektor ini mampu meningkatkan pendapatan per kapita atau Produk Domestik Bruto (PDB) masyarakat karena mampu menyerap tenaga kerja yang cukup banyak.UMKM juga berperan aktif yang telah menyerap tenaga kerja, yang secara tidak langsung mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Dengan adanya sektor usaha mikro, kecil dan menengah yang mempunyai potensi signifikan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru sehingga mampu memberikan kontribusi besar terhadapperekonomian Indonesia (Rahayu & Musdholifah, 2017)

Peran UMKM untuk perekonomian sangat besar dapat dilihat dari jumlah unit usaha, kontribusi dalam menyerap tenaga kerja yang berefek kepada pengangguran dan meningkatnya pendapatan nasional serta ekspor nasional. Jumlah pelaku usaha, kecil dan menengah pada tahun 2020 yang

(2)

ada di kabupaten mojokerto mencapai 3.554 dari pelaku keseluruhan mampu menyerap tenaga kerja dengan stabil. Terlebih pada saat adanya pandemi Covid muncul, banyak sekali UMKM baru yang berdiri dengan modal terbatas dan kondisi ini mempengaruhi pemilik untuk mengembangan usaha dan meningkatkan kinerja usahanya(Catriana, 2020).

Masalah yang dihadapi oleh UMKM juga bertambah di masa pandemi corona virus ini dikarenakan UMKM salah satu sektor yang paling merasakan dampak akibat pandemi virus corona.Catriana (2020) menyebutkan bahwa ada laporan sebanyak 949 yang berasal dari pelaku koperasi serta UMKM yang merasakan efek dari adanya wabah virus Covid-19 dalam hal ini terkait dengan pencapaian kinerja atas usaha yang dilaksanakan. Kinerja dapat diartikan sebagai tingkatan pencapaian yang diperoleh atas hasil kerja tertentu, sementara itu kinerja dalam kegiatan bisnis dapat diartikan sebagai tingkat pencapaian hasil atas terwujudnya tujuan kegiatan bisnis tersebut(Nurandini & Lataruva, 2014).Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM mempengaruhi kinerja keuangan UMKM dalam menjalankan usahanya, maka diperlukannya solusi dan strategi untuk meningkatkan kinerja keuangan dari UMKM, dimana salah satunya terkait mengenai literasi keuangan(Rahayu & Musdholifah, 2017).

Literasi keuangan merupakan ilmu (knowledge), keahlian (skill), dan keyakinan (confidence) yang mempengaruhi tingkah manusia sebagai bentuk peningkatan kualitas pengelolaan keuangan dan pengambilan keputusan sehingga tercapainya kesejahteraan hidup. Literasi keuangan ini sangat

(3)

dibutuhkan bagi pelaku usaha termasuk UMKM, tujuannya agar UMKM mampu menentukan pilihan dan pemanfaatan produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan, memiliki kemampuan dalam melakukan perencanaan keuangan dengan baik, terhindar dari aktivitas investasi pada instrument keuangan yang tidak jelas(Otoritas Jasa Keuangan, 2021). Pembahasan mengenai literasi keuangan yang dilakukan oleh OJK kepada masyarakat, dilihat dari hasil survey yang telah dilakukan bahwa indeks literasi keuangan di Provinsi Jawa Timur semakin meningkat dari 35,6 persen menjadi 48,95 persen, seiring dengan meningkatnya indeks inklusi keuangan wilayah setempat dari 73,2 persen menjadi 87,96 persen.

Meningkatnya indeks literasi keuangan dikarenakan semakin sadarnya masyarakat dalam memahami digitalisasi keuangan.

Selain literasi keuangan, permasalahan yang sering dialami oleh UMKM yaitu akses permodalan. Menurut survei Badan Pusat Statistik tahun 2020, sekitar 69,02 persen UMKM mengalami kesulitan permodalan di saat pandemi Covid-19. Sementara, menurut Laporan Pengaduan ke KemenkopUKM per Oktober 2020, sebanyak 39,22 persen UMKM mengalami kendala sulitnya permodalan selama pandemi Covid-19 (www.kemenkeu.go.id). Data ini menunjukkan bahwa dukungan untuk permodalan UMKM merupakan hal yang penting.Kestabilan ekonomi diperlukan keterlibatan masyarakat luas dalam sistem perekonomian.

Akses terhadap lembaga keuangan formal menjadi salah satu hambatan keterlibatan masyarakat, tingginya masyarakat yang tidak

(4)

memenuhi persyaratan perbankan (unbanked) yang disebabkan oleh kesenjangan kemiskinan dan pendidikan, terbatasnya saluran distribsi keuangan dan rendahnya pembiayaan terhadap UMKM (Yanti, 2019). Dari pemaparan tersebut, pendidikan menjadi salah satu penyebab rendahnya akses masyarakat terhadap lembaga keuangan.Menurut Darmayanti et al., (2017) kesehatan kinerja pada pelaku usaha UMKM adalah sangat penting untuk diketahui, dengan kinerja yang bagus maka nantinya akan mempengaruhi dalam kemudahan untuk mengakses modal di lembaga keuangan.

Hasil penelitian(Prakoso, 2020), menyatakan bahwa pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) sebagian besar masih mengalami kesulitan untuk tumbuh, berkembang dan konsisten dalam berbisnis.

Permasalahan mendasar dari masyarakat yaitu kemampuan manajemen yang rendah dalam pengelolaan informasi dan pengelolaan data keuangan.Masyarakat pelaku UMKM yang kurang menyadari tata kelola dan pengaturan keuangan perusahaan. Upaya strategis dalam pengelolaan dan keberlangsungan UMKM dapat melalui pengetahuan pelaku usaha terhadap tingkat pengetahuan dan kemampuan dalam menerima informasi keuangan, sehingga pengelolaannya akan menjadi berkembang.

Hasil penelitian(Suardana & Musmini, 2020)dan (Sugita & Sinarwati, 2022), (Ratnasari, 2020)dan (Marija et al., 2021)diperoleh hasil bahwa literasi keuangan dan akses modal berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM. Namun demikian hasil berbeda ditunjukkan dari hasil penelitian Arisando (2020)yang menyatakan bahwa tidak terdapat pengaruh

(5)

akses permodalan terhadap kinerja UMKM dan (Ruli et al., 2021) diperoleh hasil bahwa literasi keuangan tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja UMKM. Adanya perbedaan hasil penelitian terdahulu atau gap research menjadi motivasi untuk melakukan kajian mengenai pengaruh

literasi keuangan dan akses modal terhadap kinerja UMKM.

Kecamatan Pacet merupakan salah satu kecamatandi Kabupaten Mojokerto yang saat ini banyak di datangi wisatawan dari berbagai kota karena banyaknya tempat wisata baru dan memiliki ciri khas tersendiri.

Wisata di Kecamatan Pacet memiliki wisata alam dengan kelebihan lain dari objek wisata yang terkenal dengan kandungan belerang, dimana menurut para wisatawan selain berwisata juga dapat melakukan pengobatan berbagai penyakit gangguan kulit. Jumlah wisatawan yang datang semakin meningkat, sehingga menjadi potensi pasar yang besar bagi masyarakat setempat untuk melakukan kegiatan ekonomi.Berdasarkan data dari Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Parawisata Kabupaten Mojokerto terdapat kenaikan jumlah wisatawan di Kecamatan Pacet sebesar 66,54%, dimana pada tahun 2020 yaitu sebanyak 124.925 wisatawan dan tahun 2021 yaitu sebanyak 208.046 wisatawan.

Kecamatan Pacet memiliki potensi pengembangan UMKM yang tertinggi dibandingkan dengan wilayah kecamatan lain di Kabupaten Mojokerto dan hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah UMKM di Kabupaten Mojokerto yang secara lengkap ditunjukkan pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah UMKM di Kabupaten Mojokerto

(6)

No. Kecamatan Jumlah

1 Sooko 105

2 Puri 101

3 Pacet 142

4 Mojosari 94

5 Trowulan 73

Sumber: disperindag@mojokertokota.go.id

Berdasarkan Tabel 1.1dapat diketahui bahwa Kecamatan Pacet memiliki jumlah UMKM tertinggi dibandingkan dengan kecamatan lainnya, kondisi ini menunjukkan potensi yang dimiliki Kecamatan Pacet dalam pengembangan UMKM.Potensi Kecamatan Pacet ini mendukung perkembangan agrowisata, seperti buah strawberry, ubi jalar, singkong dan sebagainya yang bisa di jadikan oleh-oleh khas Mojokerto, sehingga bisa dijadikan berbagai macam olahan makanan sebagai produk UMKM. Data mengenai jumlah produksi makanan olahan khas Mojokerto tahun 2019-2021 di Kecamatan Pacet dapat disajikan pada Tabel 1.2

tabel 1. 2

Data Makanan Olahan Khas Mojokerto Tahun 2019-2021 di Kecamatan Pacet (Dalam Ton)

Tahun Jumlah Produksi Peningkatan

2019 202,78 -

2020 229,12 12,98%

2021 380,03 34,87%

Sumber: disperindag@mojokertokota.go.id

Berdasarkan Tabel 1.2 menunjukkan bahwa potensi yang dimiliki Kecamatan Pacet dalam pengembangan produksi makanan olahan khas Mojokerto.Peningkatan jumlah produksi tersebut belum diikuti dengan kemampuan pemilik meningkatkan hasil penjualan dan jumlah pelanggan yang mempengaruhi pertumbuhan keuntungan yang diperoleh pemilik

(7)

usaha.Kondisi ini diperkuat dari hasil wawancara yang dilakukan kepada pemilik usaha, dimana pemilik menyatakan meskipun terdapat peningkatan hasil produksi namun adanya kecenderungan hasil penjualan dan pelanggan menunjukkan adanya penurunan. Menurut pemilik usaha terjadinya penurunan selain dikarenakan adanya pendemi juga dikarenakan kondisi persaingan usaha yang semakin ketat dan masih rendahnya kemampuan pemilik untuk melakukan inovasi dalam proses penjualan yang dilakukan.

Permasalahan lain yang juga dihadapai oleh pemilik UMKM yaitu belum adanya kemampuan atau keterampilan literasi keuangan memungkinkan individu untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang uang mereka dan meminimalkan risiko dalam pengelolaan keuangan masalah keuangan yang dilakukan.Selama ini pemilik usaha menjalankan usaha hanya berdasarkan pengalaman usaha yang diberikan oleh orang tua sebelumnya, jadi kemampuan untuk melakukan pengelolaan keuangan dengan benar belum dimiliki.Kenyataan ini sering menjadikan pemilik usaha mendapatkan kesulitan dalam melakukan pengembangan usaha (Hasil wawancara dengan pemilik UMKM).

Kondisi ini juga ditunjukkan dari hasil survey awal yang dilakukan kepada lima orang pemilik UMKM yang menyatakan bahwa tidak memiliki keahlian dalam pengelolaan keuangan terkait dengan usaha yang dijalankan.

Keahlian pengelolaan keuangan tersebut juga terkait dengan upaya untuk mendapatkan pinjamn modal usaha, penyusunan laporan keuangan dengan benar dan upaya-upaya lain terkait dengan pengelolaan sistem keuangan

(8)

secara tepat dan benar.Masalah lain yang terjadi yaitu mengenai akses modal, dimana pemilik kesulitan untuk mendapatkan modal usaha karena tidak adanya laporan keuangan atas usaha yang dijalankan sehingga banyak lembaga perbankan yang memiliki keraguan dalam memberikan pinjaman modal untuk usaha. Hasil penelitian (Setiawan et al., 2020) menunjukkan bahwa rendahnya literasi keuangan menjadi penghambat dalam upaya untuk memaksimalkan pencapaian kinerja usaha pemilik UMKM. Diana (2019) dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa pemilik UMKM kesulitan dalam akses modal dikarenakan belum terpenuhi ketentuan atau prosedur yang ditetapkan oleh perbankan termasuk dalam penyusunan laporan keuangan usaha yang dilakukan.

Rendahnya kemampuan yang dimiliki para pemilik dalam melakukan pengelolaan keuangan dan kesulitan dalam proses akses permodalan. Kondisi ini terjadi karena belum sistematisnya penyusunan laporan keuangan usaha dan menjadi hambatan pemilik untuk mendapatkan pinjaman modal usaha (Hasil wawancara dengan pemilik UMKM).Berdasarkan uraian diatas mengenai permasalahan pada Usaha Mikro Kecil Menengah salah satu terkait dengan literasi keuangan dan akses modal, hal ini menjadikan peneliti untuk melakukan penelitian terhadap UMKM yang berada di Kecamatan Pacet dengan judul tentang “Pengaruh Literasi Keuangan dan AksesPermodalan terhadap Kinerja UMKM di Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto”.

(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti dapat menyusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah literasi keuangan berpengaruh terhadap kinerja UMKM?

2. Apakah Akses Permodalan berpengaruh terhadap Kinerja UMKM?

3. Apakah secara simultan terdapat pengaruh literasi keuangan dan akses modal terhadap kinerja UMKM?

4. Variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap kinerja UMKM?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini yaitu penelitian ini hanya memfokuskan pada kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)yang ditinjau dari literasi keuangan dan akses modal.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh literasi keuangan terhadap kinerja UMKM.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh akses permodalan terhadap kinerja UMKM

c. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan literasi keuangan dan akses modal terhadap kinerja UMKM.

d. Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang paling berpengaruh terhadap kinerja UMKM.

(10)

2. Kegunaan penelitian

Penelitian ini bermanfaat bagi:

a. Bagi UMKM

Sebagai bahan masukan agar bisa mengevalusai pengelolaan keuangan usaha dan keuangan pribadi dengan baik serta menjadi sadar bahwa penerapan literasi keuangan sangat penting untuk mencapai kesejahteraan ekonomi UMKM.

b. Bagi Pemerintah Kabupaten Mojokerto

Dapat memberikan sumber informasi dan bahan masukan dalam melaukan edukasi dan sosialisai mengenai literasi keuangan dan akses modal kepada pelaku usaha dan memberikan evaluasi mengenai program kredit kemitraan BUMN.

c. Bagi Lembaga Keuangan

Dapat memberikan informasi dalam upaya untuk memaksimalkan peran lembaga keuangan dalam upaya meningatkan kinerja Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)

d. Bagi peneliti selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi dan pengembangan dalam melaksanakan penlitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian di atas didapatkan kesimpulan bahwa kadar kandungan residu pestisida golongan organofosfat masih berada di bawah ambang batas BMR yang

Berdasarkan pembahasan penelitian maka peneliti mengambil 2 (dua) kesimpulan temuan. Pertama; Kelompok Petani Tambak Truno Djoyo dalam pelestarian hutan mangrove

Putusan yang dihasilkan dari proses upaya banding yang dilakukan oleh Pembanding (yang semula Termohon I) terhadap Terbanding (yang semula Pemohon asli) yakni

Jigsaw dan STAD. Subyek penelitian adalah siswa kelas VIII.. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket dan tes dan di analisis data menggunakan ANAVA dan uji t. Kesimpulan

Penelitian ini mencoba menelisik potensi hidrokarbon pada batuan dasar di Cekungan Sumatra Tengah dengan menggunakan data sumur pemboran konvensional dan seismik

Untuk kegiatan tersebut, saksi ROSIDA SRI BUNTARI selaku Kuasa Pengguna Anggaran menunjuk saksi SAFITRI RIYANTO (Kasi Kesejahteraan masyarakat) selaku PPTK

Untuk menunjang karakteristik dan klasifikasi jasa dari madrasah tersebut, maka penerapan bauran pemasaran pada madrasah digolongkan menjadi beberapa pembahasan yaitu