• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan Tingkat Depresi Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Yang Sedang Mengerjakan Skripsi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perbedaan Tingkat Depresi Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert Dan Introvert Pada Mahasiswa Tingkat Akhir Yang Sedang Mengerjakan Skripsi"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TINGKAT DEPRESI BERDASARKAN TIPE KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN INTROVERT PADA MAHASISWA TINGKAT AKHIR

YANG SEDANG MENGERJAKAN SKRIPSI

DIFFERENCES LEVEL OF DEPRESSION BASED ON EKSTROVERT AND INTROVERT PERSONALITY TYPE IN FINAL LEVEL STUDENT WHO ARE

WORKING ON THESIS

Nurzavira Pusparani, Dr. Kamsih Astuti, M.Si, Psikolog Universitas Mercu Buana Yogyakarta

Nurzafira3265 @gmail.com 088220001016

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tingkat depresi pada

mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi berdasarkan berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu adanya perbedaan tingkat depresi antara mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dari pada mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert. Subjek pada penelitian ini berjumlah 80 orang subjek, yang terdiri dari 37 subjek dengan tipe kepribadian ekstrovert (46,25%) dan 43 subjek introvert (53,75%). Cara pengambilan subjek adalah menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dengan menggunakan BDI-II dan EPI-A.

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis Uji t-Test. Berdasarkan dari hasil analisis data didapatkan nilai t-Test sebesar 3,005 dengan (p ≤ 0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi yang signifikan antara tipe kepribadian ektrovert dengan tipe kepribadian introvert.

Tingkat depresi pada mahasiswa denga tipe kepribadian introvert lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert. Mahasiswa degan tipe kepribadian introvert memperoleh skor rata-rata sebesar 19,95sedangkan mahasiswa dengan tipe kepribadian ektrovert memperoleh skor rata-rata sebesar 12,59.

Kata Kunci : Depresi, Ekstrovert, Introvert dan Kepribadian Abstract

This study aims to determine differences in depression levels in final year students who are working on thesis based on extrovert and introvert personality types. The hypothesis proposed in this study is that there is a difference in the level of depression between students with extroverted and introverted personality types. The level of depression in students with introverted personality types is higher than students with extroverted personality types. The subjects in this study were 80 subjects, consisting of 37 subjects with extroverted personality types (46.25%) and 43 introverted subjects (53.75%). The way of taking the subject is using purposive sampling method. Data collection using BDI- II and EPI-A. The data analysis technique used is the t-Test test analysis technique. Based on the results of data analysis, the t-Test value was 3.005 with (p 0.05) which indicated that there was a significant difference in the level of depression between the extroverted personality type and the introverted personality type. The level of depression in students with introverted personality types is higher than students with extrovert personality types. Students with introverted personality type got an average score of 19.95 while students with extrovert personality type got an average score of 12.59.

Keywords : Depression, Extrovert, Introvert and Personality

(2)

PENDAHULUAN

Mahasiswa adalah suatu individu yang sedang berada pada usia perkembangan dewasa awal, biasanya pada periode ini individu tersebut akan mengalami berbagai tantangan, penghargaan, dan krisis (Potter dan Perry, 2005). Setiap mahasiwa yang belajar di perguruan tinggi pasti akan memasuki masa-masa tingkat akhir. Pada masa tingkat akhir biasanya beban yang dirasakan mahasiswa akan semakin berat, hal ini dikarenakan banyaknya tugas kuliah dan juga pada tingkat akhir biasanya mahasiswa sudah harus mulai mengerjakan tugas akhir yakni skripsi. Mahasiswa biasanya akan beranggapan bahwa skripsi adalah suatu hal yang sangat menakutkan dan akan tetapi mau tidak mau harus dikerjakan agar bisa menyelesaikan kuliah.

Ketika mahasiswa dihadapkan dengan suatu tuntutan dan beban yang berat, maka mahasiswa akan melakukan penilaian kognitif. Kebanyakan dari mahasiswa baru hingga mahasiswa tingkat akhir mengalami masalah yang dapat menyebabkan munculnya kondisi stres yang lama- kelamaan akan berubah menjadi depresi (Susilowati dan Hasanat, 2011). Menurut Riewanto (dalam Ratna, 2018) masalah-masalah yang sering terjadi pada mahasiswa yang sedang megerjakan skripsi disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: kesulitan mencari materi untuk bahan tulisan, kecemasan dalam menghadapi dosen pembimbing, kesulitan dalam menganalisis data.

Menurut Kaplan (2010) depresi merupakan terganggunya suatu fungsi manusia yang berhubungan dengan perasaan yang sedih dan disertai gejala-gejalanya, seperti terganggunya pola tidur dan pola makan, konsentrasi, psikomotor, merasa kelelahan, merasa putus asa hingga berpikiran untuk bunuh diri. Menurut Kusumanto (2010), depresi memiliki tiga tingkatan yaitu, depresi ringan, kemudian depresi sedang, dan yang terakhir adalah depresi berat.

Depresi dapat disebabkan oleh beberapa faktor-faktor tertentu, salah satunya adalah faktor kepribadian. Pola kepribadian apapun dapat mengalami depresi apabila tidak mampu menanggulangi stresor psikososial yang dialaminya namun individu yang memiliki kepribadian tertentu, seperti obsesif, kompulsif, histrionik, dan borderline akan memiliki risiko yang lebih besar mengalami gangguang depresi (Kaplan dan Saddock, 2010).

Jung dalam Suryabrata (2008) berpendapat bahwa kepribadian manusia berdasarkan sifat jiwanya, dapat digolongkan menjadi dua tipe, yaitu tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Kepribadian ekstrovert dan introvert merupakan suatu kepribadian yang sangat berbanding terbalik dan cara memperlihatkan kecendrungan depresi juga dengan cara yang berbeda. Individu dengan tipe kepribadian introvert memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala ketakutan dan depresi, ditandai oleh mudah tersinggung, apatis, syaraf otonom mereka labil, gampang terluka, menderita rasa rendah diri, mudah melamun, suka tidur. Sedangkan Orang-orang ekstrovert memperlihatkan kecenderungan untuk mengembangkan gejala-gejala histeris. Selanjutnya mereka memperlihatkan sedikit energi,

(3)

perhatian yang sempit, sejarah kerja yang kurang baik. Mendapat kesukaran karena gagap, mudah kena kecelakaan, sering tak masuk kerja karena sakit, merasa tidak puas, dan merasa sakit-sakit. Menurut Eysenck seseorang yang ekstrovert lebih memiliki kendali diri yang kuat ketika dihadapkan pada permasalahan-permasalahan traumatik, otak individu yang ekstrovert akan menahan diri, artinya tidak terlalu memikirkan trauma yang dialami sehingga tidak selalu teringat dengan apa yang telah terjadi (dalam Suryabrata, 2008). Begitupun sebaliknya, orang introvert memiliki kendali diri yang cukup lemah karena ketika mengalami trauma otak tidak siap untuk melindungi diri dan cuma berdiam diri, akan tetapi justru lebih membesar-besarkan persoalan dan mengingat detail-detail kejadian, sehingga individu tersebut dapat mengingat apa yang terjadi dengan sangat jelas. Hawari, (2008) juga menjelaskan bahwa orang yang memiliki risiko tinggi biasanya memiliki corak kepribadian depresif, yang ciri-cirinya yaitu: pemalu, tidak percaya diri, sedikit bicara, susa bergaul, mudah merasa bersalah, pemurung, mudah tersinggung, mudah mengalah, mudah sedih, mudah tegang, agitasi, sering mengeluh, tidak bersemangat, pesimis, sering merasa cemas, khawatir, dan takut yang ciri-ciri seperti ini sangat mirip dengan ciri-ciri individu yang memiliki tipe kepribadian introvert.

Penelitian sebelumnya tentang Perbedaan Tingkat Depresi Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert yang dilakukan oleh Manovia (2011) 66 orang mahasiswa dan mendapatkan hasil bahwa tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Astari (2021) juga menunjukan bahwa semakin semakin ekstrovert seseorang maka semakin rendah tingkat depresinya dan sebaliknya jika semakin introvert seseorang maka semakin tinggi tingkat depresinya. Berdasarkan uraan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi perbedaan tingkat depresi antara idividu dengan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert. Tingkat depresi pada individu dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dari pada individu dengan tipe kepribadian ekstrovert.

METODE

Pendekatan pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling dengan teknik purposive sampling dengan karakteristik subjek mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Yogyakarta. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah variable depresi dan variable tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah metode skala.

Azwar (2012) menjelaskan, skala ialah perangkat pernyataan yang telah disusun untuk menunjukkan atribut tertentu melalui pernyataan yang diutarakan. Variabel depresi diukur

(4)

menggunakan skala Beck Depression Inventory-II (BDI-II) yang diciptakan oleh Beck, Steer dan Brown (1996) dan yang telah alih bahasa atau diterjemahkan oleh Ginting (2013), untuk mengungkap aspek-aspek depresi yang dikemukakan oleh Beck (Beck & Alford, 2009), yaitu:

aspek emosional, aspek kognitif, aspek motivasi, dan aspek fisik. Skala BDI-II terdiri dari 21 BDI-II terdiri dari 21 aitem dan pada setiap aitem masing-masing terdapat empat pernyataan yang mengidentifikasi gejala depresi. Setiap nomor aitem terdapat empat pilihan pernyataan yang harus dipilih oleh subyek yang sesuai keadaan pada dirinya saat ini. untuk pilihan jawaban A subjek akan memperoleh skor 0, untuk pilihan jawaban B subjek akan memperoleh skor 1, untuk pilihan jawaban C subjek akan memperoleh skor 2, dan untuk pilihan jawaban D subjek akan memperoleh skor 3. Skala BDI-II ini memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,92.

Variabel tipe kepribadian ekstrovert dan introvert akan diukur menggunakan skala tipe kepribadian ekstrovert dan introvert yang telah disusun oleh Eysenck yaitu Eysenck Personality Inventory-A (EPI-A),Namun dalam penelitian ini peneliti hanya ingin fokus dan ingin mengetahui kepribadian ekstrovert dan introvert subjek saja sehingga jumlah aitem yang digunakan dalam penelitia ini hanya 24 pertanyaan Extroversion (E) untuk menungkapkan kepriadian ektrovert dan introvert dan hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Osborn, Field dan Veres (1998) yang juga hanya menggunakan 24 aitem pertanyaan dari Skala EPI-A dalam penelitiannya. Setiap aitem pada skala Eysenck Personality Inventory-A ini hanya memiliki 2 pilihan jawaban saja yatu “Ya” dan “Tidak” lalu kemudian jawaban yang di pilih akan di koreksi dengan menggunakan kunci jawaban yang sudah ada , jika subjek menjawab “YA” maka akan mendapatkan skor “1”, dan jika subjek menjawab

“Tidak” akan mendapatkan skor “0”. Skala kepribadian ekstrovert dan introvert ini memiliki koefisien reliabiitas sebesar 0,89-0,93. Pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah metode t-Test (Independent Sample t-test). Metode ini digunakan untuk membandingkan perbedaan tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert.

Perhitungan data penelitian ini dianalisis dengan program SPSS (Statistical Product and Service Solution) version 25.0 for Windows.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan tingkat deprsi berdasarkat tipe kepribadian pada pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi. Subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di Yogyakarta. Subjek yang di dapatkan pada penelitian ini berjumlah 131 orang mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di perguruan tinggi Yogyakarta. Dari 131 subjek mahasiswa tersebut, mahasiswa yang memenuhi kriteria pada penelitian ini hanya 80

(5)

orang dan 51 lainnya gugur. Berdasarkan dari hasil uji independent sample t-Test didapatkan nilai t-Test sebesar 3.055 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat depresi yang signifikan pada tipe kepribadian ektrovert dan introvert. Dengan rata-rata yang diperoleh kelompok sampel dengan tipe kepribadian ekstrovert sebesar 12,59 sedangkan pada kelompok dengan tipe kepribadian introvert sebesar 19,95 seperti pada tabel 2.

Tabel 1. Uji Independent Samples t-Test

Tabel 2. Deskripsi Hasil Penelitian

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Ekstrovert 37 12,59 9,940 1,634

Introvert 43 19,95 11,383 1,736

Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukan bahwa mahasiswa dengan tipe keprbadian introvert yang mengalami depresi mendapat skor rata-rata lebih tinggi yaitu 19.95 sedangkan mahasiswa dengan tipe kepribadian ektrovert mendapat skor rata-rata lebih rendah yaitu 12.59.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh wella (2011) bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian ekstrovert dan tipe kepribadian introvert, individu dengan tipe kepribadian introvert menunjukan tinggat depresi lebih tinggi dibandingkan individu dengan tipe kepribadian ekstrovert. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ibniati (2005) juga menunjukan bahwa seseorang dengan tipe kepribadian introvert memiliki kecendrungan yang lebih besar mengalami depresi dibandingkan seseorang dengan tipe kepribadian ekstrovert.

Perbedaan tingkat depresi tersebut disebabkan oleh perbedaan karakteristik antara individu dengan tipe kepribadian ekstrovert dengan individu dengan tipe kepribadian introvert.

Karakteristik tipe kepribadian introvert seperti kurang percaya diri, suka menyendiri, pemurung dan sering memikirkan kesulitan dalam hidupnya merupakan salah satu faktor psikologis yang dapat mengakibatkan seseorang mengalami depresi (Ingram, 2003). Seseorang dengan tipe kepribadian ikstrovert biasanya sering merasa kurang percaya diri, cenderung pemikir atau merenung, menarik diri dari keramaian, dan sering memikirkan kesusahan dalam hidup sehingga seseorang dengan tipe kepribadian ini cenderung memiliki resiko lebih tinggi mengalami depresi (Nurhidayah, Basuki, & Fitriah, 2016). Menurut Esyenck (dalam Suryabrata, 2013), Juga menjelaskan bahwa seseorang dengan tipe kepribadian introvert cenderung lebih

t-Test P

3,055 0,003

(6)

memiliki pribadi yang apatis, mudah terluka, rendah diri, suka melamun, gampang tersinggung, sering gugup dan susah tidur. Hawari, (2008) juga menjelaskan bahwa orang yang memiliki risiko tinggi biasanya memiliki corak kepribadian depresif, yang ciri-cirinya yaitu: pemalu, tidak percaya diri, sedikit bicara, susa bergaul, mudah merasa bersalah, pemurung, mudah tersinggung, mudah mengalah, mudah sedih, mudah tegang, agitasi, sering mengeluh, tidak bersemangat, pesimis, sering merasa cemas, khawatir, dan takut yang ciri-ciri seperti ini sangat mirip dengan ciri-ciri individu yang memiliki tipe kepribadian introvert. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saboori (2016) juga menjelaskan bahwa subjek dengan tingkat introvert tinggi melaporkan tingkat depresi yang tinggi sedangkan subjek dengan tingkat ektrovert yang tinggi melaporkan tingkat depresi yang rendah. Selain itu didukung dengan hasil penelitian Astari (2021) yang menjelaskan bahwa semakin introvert seseorang maka semakin tinggi tingkat depresinya sebaliknya, semakin Ekstrovert seseorag maka semakin rendah tingkat depresinnya.

hasil kategorisasi diketahui bahwa mahasiswa akhir yang sedang mengerjakan skripsi dengan tipe kepribadian ekstrovert yang memiliki tingkat depresi ringan yaitu sebanyak 5 orang mahasiswa (6,25), sedang sebanyak 8 orang mahasiswa (10%), berat sebanyak 3 orang mahasiswa (3,75%) dan normal sebanyak 21 orang mahasiswa (26,25%), Sedangkan mahasiswa dengan tipe kepribadian Introvert yang memiliki tingkat depresi ringan yaitu sebanyak 7 orang mahasiswa (8,75%), sedang sebanyak 12 orang mahasiswa (15%), berat sebanyak 11 orang mahasiswa (13,75%) dan normal sebanyak 13orang mahasiswa (16,25%) seperti pada table 3 berikut:

Tabel 3. Kategorisasi Skor Depresi Berdasarkan Tipe Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Kategori Skor Ekstrover

t

Introver t

Jumla h

Persentas e Normal

Depresi Rigan Depresi Sedang

Depresi Berat

0-13 14-19 20-28 29-63

21 5 8 3

13 7 12 11

34 12 20 14

42.5 % 15 % 25 % 17.5 %

Total 37 43 80 100%

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sudah dijelaskan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pada mahasiswa tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi.

(7)

Tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert. Tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dibandingkan mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert.

Kemudian dari hasil kategorisasi diketahui bahwa mahasiswa akhir yang sedang mengerjakan skripsi dengan tipe kepribadian ekstrovert yang memiliki tingkat depresi ringan yaitu sebanyak 5 orang mahasiswa (6,25), sedang sebanyak 8 orang mahasiswa (10%), berat sebanyak 3 orang mahasiswa (3,75%) dan normal sebanyak 21 orang mahasiswa (26,25%), Sedangkan mahasiswa dengan tipe kepribadian Introvert yang memiliki tingkat depresi ringan yaitu sebanyak 7 orang mahasiswa (8,75%), sedang sebanyak 12 orang mahasiswa (15%), berat sebanyak 11 orang mahasiswa (13,75%) dan normal sebanyak 13orang mahasiswa (16,25%).

Dari hasil uji independent sample t-Test didapatkan nilai t-Test sebesar 3,005 dengan p = 0,003 < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan tingkat depresi yang signifikan pada tipe kepribadian ektrovert dan tipe kepribadian introvert. Tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian introvert lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat depresi pada mahasiswa dengan tipe kepribadian ekstrovert, hal ini dapat dilihat dari skor rata-rata tipe keprbadian introvert yaitu 19.95 sedangkan skor rata-rata tipe kepribadian ektrovert yaitu 12.59.

DAFTAR PUSTAKA

Alford, B. A, & Beck A. T. (2009). Depression : Causes and Treatment. Philadelphia : University of Pennsylvania Press.

Astari, A. A. (2021). Hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert-introvert dengan tingkat depresi pada remaja madya di Yogyakarta. Skripsi. Fakultas Psikoogi, Universitas Mercu Buana Yogyakarta, Yogyakarta.

Azwar, S. 2012. Metode penelitian psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Beck, A. T., Steer, R. A., & Brown, G. K. (1996). Beck Depression Inventory (2nd ed.). San Antonio TX: The Psychological Corporation.

Dewi, N. R. (2018). Kesulitan mahasiswa semester akhir dalam menyusun skripsi. Skripsi, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negri Sulthan Thaha Saifudin Jambi, Jambi.

(8)

Eysenck, H. J., & Wilson, G. (1975). Own your personality. Canada: Penguin Books.

Ginting, H., Naring, G., van der Veld, W. M., & Becker, E. S. (2013). Validitas the Beck Depression Inventory-ii Indonesia’s general population and coronary heart disease patient. International Journal Of Clinical Healt & Psychology, 13 (2), 235-242.

Hawari, D. (2008). Manajemen stres cemas dan depresi. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Ibaniati, (2005). Pengaruh tingkat depresi dari jenis kepribadian remaja terhadap tingkat kenakalannya. Skripsi. Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ingram, I. M. (2003). Catatan kuliah psikiatri. Jakarta: EGC.

Kaplan, H. I., Sadock, B. J., & Greb, J. A. (2010). Sinopsis psikiatri: ilmu pengetahuan perilaku psikiatri klinis (Dr. I. Made Wiguna S) (2th ed.). Jakarta: Binarupa Aksara.

Kusumanto, R. (2010). Depresi, suatu problema diagnosa dan terapi pada praktek umum.

Jakarta: Yayasan Dharma Graha

Manovia, W. (2011). Perbedaan tingkat depresi berdasarkan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert pada mahasiswa tingkat I Fakultas Kedokteran UNS. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta.

Nurhidayah, N., Basuki, I., & Fitriah, E. (2016). Hubungan tipe kepribadian dengan kejadia depresi pada lansia di UPT PSLU Jombang – Pare Kediri. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5 (1), 109-113.

Saboori, H. (2016). Relationship between personality an depression among high school student in Tehran-Iran. Internasional Journal Of Humanities and Cultural studies, 1, 556-565.

Suryabrata, S. (2008). Psikologi kepribadian. Jakarta: CV. Rajawali.

Susilowati, T. G., & Hasanat, U.N. (2011). Pengaruh terapi menulis pengalaman emosional terhadap penurunan depresi pada mahasiswa tahun pertama. Jurnal Psikologi, 38 (1), 92-107.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan tipe kepribadian ekstrovert dan introvert dengan tingkat kecemasan remaja yang mengalami dismenorea di SMPN

Hal ini ditunjukkan dengan signifikansi perbedaan perilaku konsumtif ditinjau dari tipe kepribadian introvert dan ekstrovert sebesar 0,030 dengan p &lt; 0,05

karunia-N ya, sehingga skripsi yang berjudul “Perbedaan kecenderungan Perilaku Bullying Ditinjau Dari Kepribadian Ekstrovert dan Introvert Pada Remaja” ini dapat diselesaikan

Sedangkan siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert memiliki kesalahan konsep pada indikator mengidentifikasi data yang telah diketahui serta data yang ditanyakan,

Judul Skripsi : Hubungan antara Tipe Kepribadian ( Ekstrovert dan Introvert ) dengan Kebermaknaan Hidup ( Meaning Of Life ) pada Mahasiswa Fakultas Psikologi UIN

Kesulitan yang dialami pada saat menyusun skripsi tidak merata pada tiap bab sehingga dari hasil penelitian menunjukkan kecenderungan prokrastinasi yang lebih tinggi pada saat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan berargumentasi tertulis siswa untuk menyelesaikan permasalahan matematis untuk siswa dengan tipe kepribadian ekstrovert : sudah mampu

Alamat Korespondensi email: rosyyohana22@gmail.com Hubungan antara Tipe Kepribadian Introvert dan Ekstrovert terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa Program Studi Kedokteran Tahun