• Tidak ada hasil yang ditemukan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2020/PP/M.XIIIA Tahun 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2020/PP/M.XIIIA Tahun 2021"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PUTUSAN

Nomor PUT-007792.99/2020/PP/M.XIIIA Tahun 2021

"DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

PENGADILAN PAJAK,

Memeriksa dan mengadili sengketa gugatan pada tingkat pertama dan terakhir, terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020, tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 ayat (1 ) Huruf 8 karena Permohonan Wajib Pajak, yang terdaftar dalam berkas sengketa Nomor 007792.99/2020/PP, telah mengambil putusan sebagai berikut dalam sengketa antara: CV ZAQ, NPWP 0X.0XX.XXX.X-XXX.000, beralamat di Dusun XSW, Pringgabaya, Lombok Timur, dalam hal ini diwakili oleh CDR, jabatan: Direktur (berdasarkan Akta Perseroan Komanditer CV ZAQ Nomor 017 tanggal 12 Agustus 2010 yang dibuat dihadapan VFT, S.H.), yang selanjutnya disebut sebagai Penggugat;

MELAWAN

Direktur Jenderal Pajak, berkedudukan di Jl. Jend. Gatot Subroto Nomor 40-42 Jakarta, yang selanjutnya disebut sebagai Tergugat;

Pengadilan Pajak tersebut:

Telah membaca Penetapan Ketua Pengadilan Pajak Nomor PEN-559/PP/BFV2020 tanggal 25 September 2020;

Telah membaca Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020;

Telah membaca Surat Tanggapan Nomor ST-51/WPJ.31/BD.06/2020 tanggal 9 November 2020;

Telah mendengar keterangan para pihak yang bersengketa dalam persidangan;

Telah membaca dan memeriksa bukti-bukti tertulis maupun surat lainnya yang disampaikan para pihak yang diajukan dalam persidangan;

TENTANG DUDUK SENGKETA

Menimbang, bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor

00002/207/14/915/18 Tanggal 1 Oktober 2018 Masa Pajak Februari 2014 diterbitkan o]eh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Praya, diketahui sebagai berikut:

Dasar Pengenaan Pajak:

- Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut sendiri...

Perhitungan PPN Kurang Bayar:

- Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri...

- Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan

PPN yang kurang dibayar...

Sanksi Administrasi : Denda Pasal 13 (2) KUP...

Jumlah yang masih harus dibayar...

Jumlah kurang bayar yang disetujui berdasarkan Pembahasan Akhir Hasil Pemeriksaan...

Rp 2.317.095.991,00 Rp 231.709.599,00 Rp 0,00 Rp 231.709.599,00 Rp 111.220.608,00 Rp 342.930.207,00 Rp 0,00

Menimbang, bahwa atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa a quo, Penggugat

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(2)

mengajukan Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak dengan Surat Nomor 002/Pajak/XI/19 tanggal 4 Nopember 2019, dan dengan Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEB/\/VPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 permohonan tersebut ditolak, sehingga dengan surat Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020 Penggugat mengajukan gugatan;

Menimbang, bahwa Penggugat dalam Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/\/lI/20 tanggal 8 Juli 2020 pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut;

I. Pemenuhan Ketentuan Formal pengajuan Gugatan

1. Pengugat mengajukan gugatan berdasarkan ketentuan pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum perpajakan dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (UU KUP), yaitu nengajukan gugatan atas Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang bayar Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Huruf 8 Karena Permohonan Wajib Pajak.

2. Pemenuhan ketentuan Pasal 40 Undang-Undang Pengadilan Pajak :

a. Surat gugatan ini dibuat dalam bahasa Indonesia dan ditujukan kepada Pengadilan Pajak.

b. Surat Gugatan disampaikan masih dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterima surat nomor KEP- 01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 yang diterima penggugat pada tanggal 27 Maret 2020 c. Terhadap 1 (satu) diajukan 1(satu) Gugatan

3. Pemenuhan Ketentuan Pasal 41 Undang-Undang Pengadilan Pajak:

a. Bahwa Surat Gugatan ditandatangani oleh CDR jabatan selaku Direktur yang dibuktikan dengan Akta Notaris Nomor 017 Tanggal 12 Agustus 2010.

b. Gugatan diajukan dengan disertai alasan-alasan yang jelas sebagaimana akan diuraikan pada bagian selanjutnya.

c. Pada surat Gugatan telah dilampirkan Salinan Keputusan yang digugat.

4. Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Republik Indonesia Nomor : SE-08/PP/2020 tentang Penjelasan Mengenai Tanggal Batas Jangka Waktu Pengajuan Banding dan Gugatan yang disampaikan secara langsung berdasarkan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan SE- 06/PP/2020.

Dengan demikian surat gugatan yang diajukan Pengugat terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 telah memenuhi ketentuan Formal sebagaimana dipersyaratkan dalam UU KUP dan UU Pengadilan Pajak.

II. Mengenai obyek Gugatan

1. Penggugat telah menerima surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor 00002/207/14/915/18 Tanggal 1 Oktober 2018 yang diterbitkan oleh tergugat.

2. Atas Ketetapan Pajak Kurang Bayar nomor 00002/207/14/915/18 Tanggal 1 Oktober 2018 tersebut penggugat telah mengajukan permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Tidak Benar berdasarkan ketentuan pasal 36 ayat (1) Huruf 8 Undang-Undang KUP kepada tergugat melalui surat nomor 002/Pajak/Xl/19 tanggal 4 Nopember 2019 yang pada intinya penggugat tidak setuju atas penerbitan Ketetapan Pajak Kurang Bayar Nomor 00002/207/14/915/18 tanggal 1 Oktober 2018 tersebut diatas.

3. Alas surat penggugat tersebut, tergugat telah menerbitkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP- 01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 yang isinya Menolak permohonan Penggugat.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(3)

III. Mengenai pokok sengketa dan Alasan Gugatan

1. Bahwa Pada tahun 2014 PT. BGY melalui surat Nomor 6602//SA.02.02/25.DR/2013 tertanggal 16 Desember 2013 dan PT. NHU melalui Surat Penunjukan Distributor Pupuk Bersubsidi Nomor 1228/D.Kom.Jkt/XII/2013 tertanggal 31 Desember 2013 yang berlaku terhitung sejak tanggal 1 Januari 2014 sampai dengan 31 Desember 2014, menunjuk secara resmi CV. ZAQ sebagai penyalur pupuk bersubsidi untuk wilayah Lombok Timur tahun 20 masing-masing klausul perjanjian.

2. Berikut adalah data-data penebusan CV. ZAQ selama tahun 2014 di PT. BGY dan PT. NHU berdasarkan data pembelian dan konfirmasi atas pembelian Pupuk bersubsidi dari PT. BGY dan PT. NHU :

Data Penebusan :

Jenis Pupuk Unit Barang

(ton)

Harga penebusan/

Ton

Total Penebusan

PPN TOTAL

MJI ZA 1.850 268.182 496.136.700 49.613.670 545.750.370

SP-36 1.290 1.581.818 2.040.545.220 204.054.522 2.244.599.742

PHONSKA 3.125 1.850.000 5.781.250.000 578.125.000 6.359.375.000

P.GANIK 1.150 1.063.636 1. 223.181.400 122.318.140 1.345.499.540

Sub Total 10.495.224.652

MJIA UREA 3.035 1.468.182 4.455.931.819 445.593.182 4.901.525.001 NPK PELANGI

AGRO

220 1.922.727 422.999.998 42.300.000 465.299.998

NPK PELANGI PRIMA

70 1.922.727 134.590.909 13.459.091 148.050.000

NPK PELANGI SUPER 160

160 1.922.727 307.636.363 30.763.636 338.399.999

Sub Total 5.853.274.998

Total Penebusan 16.348.499.650

Dan berikut adalah Realisasi Penjualan Pupuk Berdasarkan Harga Eceran tertingg (HET) sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 122/Permentan/Sr.130/11/2013 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014 adalah sebagai berikut :

Jenis Pupuk Unit Barang

(ton)

Harga/Ton PENJUALAN TOTAL

MJI ZA 1.850 425,000 786,250,000 786,250,000

SP-36 1.290 1,925,000 2,483,250,000 2,483,250,000

PHONSKA 3.125 2,225,000 6,953,125,000 6,953,125,000

P.GANIK 1.150 1,325,000 1,523,750,000 1,523,750,000

Sub Total 11,746,375,000

MJIA UREA 3.035 1,725,000.00 5,235,375,000 5,235,375,000

NPK PELANGI AGRO

220.00 2,225,000.00 489,500,000 489,500,000

NPK PELANGI PRIMA

70.00 2,225,000.00 155,750,000 155,750,000

NPK PELANGI SUPER 160

160.00 2,225,000.00 356,000,000 356,000,000

Sub Total 6,236,625,000

Total Penjualan ke pengecer 17,983,000,000 Bahwa berdasarkan SPHP nomor PHP-00037/WPJ.31/KP.0705/2018 tertanggal 16 Agustus 2018, Pemeriksa menetapkan Rasio Margin laba kotor (Gross profit margin) sebesar 2,41 0/o dari pembelian dengan mengacu kepada laba kotor perusahaan sejenis (Penyalur Pupuk bersubsidi) ditahun 2016, cara penentuan Rasio Margin laba kotor (Gross profit margin) dengan mengacu kepada perusahaan sejenis dengan tahun buku yang berbeda sangat bertentangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku apalagi Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi tahun 2014 sudah ditentukan oleh pemerintah melalui Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 122/Permentan/Sr.130/11/2013 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014.

3 Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 579/KMK.04/1996 Tentang Penunjukan Direktorat Jenderal Anggaran Sebagai Pemungut Pajak pertambahan Nilai Atas Penyerahan Pupuk Dan Pestisida Bersubsidi.

a. Pasal 5 ayat (1) Atas penyerahan pupuk atau pestisida bersubsidi oleh Pengusaha Kena Pajak (penjual) kepada Pemerintah, Pajak Pertambahan Nilai yang terutang dipungut oleh Direktorat Jenderal Anggaran.

b. Ayat (2) Pemungutan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan bersamaan dengan pembayaran subsidi dengan cara pemotongan secara langsung dari tagihan Pengusaha Kena Pajak (penjual), pada Surat Perintah Membayar (SPM) yang berkenaan.

c. Pasal 6 Ayat (2) Dengan telah dipotongnya secara langsung Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan pupuk atau pestisida bersubsidi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, maka Pajak Masukan yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan pupuk atau pestisida bersubsidi tersebut merupakan Pajak Masukan yang lebih dibayar dan dapat diajukan permohonan pengembaljannya pada setiap Masa Pajak terjadinya pemotongan Pajak Pertambahan Nilai tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 209/PMK.02/2013 tentang tata cara Penyediaan, Pencairan dan Pertanggungjawaban dana pupuk bersubsidi pasal 2 Alokasi dana Subsidi Pupuk ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan/atau APBN-Perubahan. Dan di Pasal 3 menyebutkan Subsidi Pupuk diberikan kepada kelompok tani melalui Pelaksana Subsidi Pupuk.

5. Bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 122/Permentan/Sr.130/11/2013 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014 pasal 2 ayat (1) Pupuk Bersubsidi diperuntukan bagi Petani, Pekebun, Peternak yang mengusahakan lahan dengan total luasan maksimal 2 (dua) hektar atau Petambak dengan luasan maksimal 1 (satu) hektar setiap musim tanam per keluarga. Pasal 11 Penyalur di Lini lv yang ditunjuk harus menjual Pupuk Bersubsidi sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET).

6. Bahwa dengan mempertimbangkan tidak efektifnya Pengukuhan PKP bagi distributor/penyalur Pupuk bersubsidi, maka Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62 /PMK.03/2015 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Dan Saat Lain Pembuatan Faktur Pajak Atas penyerahan Pupuk Tertentu Untuk Sektor Pertanian yang mencabut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 579/KMK.04/1996, Pasal 9 (1) Atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian oleh distributor dan pengecer tidak perlu dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (2) Distributor dan pengecer yang dalam usahanya semata-mata melakukan penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian, tidak perlu dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

7. Bahwa menurut pendapat Penggugat Pemeriksa hanya mengacu kepada UU PPN dimana Pupuk tidak termasuk dalam negatif list PPN sehingga atas penyerahnya Pupuk tersebut harus terhutang PPN tanpa melihat aturan yang lebih spesifik terkait dengan penyaluran barangbarang yang bersifat khusus seperti penyaluran pupuk bersubsidi. Dan yang harus kita pahami Jika tidak diatur khusus dalam peraturan perpajakan maka harus mengacu kepada peraturan lain yang lebih spesifik.

Perhitungan dan temuan pemeriksa yang menentukan besarnya PPN yang harus dibayar oleh wajib pajak sebesar 10%

dari nilai Penyerahan atau sebesar (Rp.17.208.357.902 x 100% = 1,720.835.785.) adalah tidak benar dan bertentangan dengan peraturan dan ketentuan yang ada. Diantaranya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 579/KMK.04/1996 Pasal 5, bahwa Pajak Masukan yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan pupuk atau pestisida bersubsidi tersebut merupakan Pajak Masukan yang lebih dibayar dan dapat diajukan permohonan pengembaliannya pada setiap Masa Pajak terjadinya pemotongan Pajak Pertambahan Nilai tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(4)

IV. Kesimpulan dan Usul Penggugat

Berdasarkan Penjelasan dan uaraian diatas, Penggugat menyampaikan bahwa :

1. Surat Gugatan telah memenuhi seluruh ketetuan formal pengajuan Gugatan sebagaimana diatur dalam pasal 23 UU KUP serta Pasal 40 dan 41 UU Pengadilan Pajak.

2. Tergugat telah mengabaikan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 122/Permentan/Sr.130/11/2013 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (Het) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014.

3. Tergugat telah mengabaikan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 209/PMK.02/2013 tentang tata cara Penyediaan, Pencairan dan Pertanggungjawaban dana pupuk bersubsidi.

4. Tergugat mengabaikan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 579/KMK.04/1996 Pasal 5, bahwa Pajak Masukan yang dibayar oleh Pengusaha Kena Pajak yang melakukan penyerahan pupuk atau pestisida bersubsidi tersebut merupakan Pajak Masukan yang lebih dibayar dan dapat diajukan permohonan pengembaliannya pada setiap Masa Pajak terjadinya pemotongan Pajak Pertambahan Nilai tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Arfinya penyalur Pupuk bersubsidi sudah tidak memiliki kewajiban untuk melakukan pemungutan PPN atas penyerahan Pupuk bersubsidi kepada petani sehingga tidak ada kewajiban untuk melakukan pembayaran atas PPN keluaran.

Selanjutnya Penggugat mengusulkan kepada Hakim Pengadilan Pajak Yang terhormat agar :

1. Menyatakan bahwa gugatan yang diajukan Penggugat dapat diterima karena telah menenuhi seluruh ketentuan formal.

2. Mengabulkan seluruhnya gugatan yang diajukan penggugat.

3. Membatalkan demi hukum surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01007/NKEB/\/VPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Tidak Benar berdasarkan ketentuan pasal 36 ayat (1 ) Huruf 8 Demikian surat gugatan ini disampaikan dengan harapan agar Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang memeriksa dan mengadili sengketa ini dapat memutuskan dengan pertimbangan yang seadiladilnya.

bahwa Penggugat dalam Surat Gugatannya melampirkan dokumen sebagai berikut:

P-1 P-2 P-3 P-4

Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020;

Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor 00002/207/14/915/18 tanggal 1 Oktober 2018 untuk Masa Pajak Februari 2014;

Surat Permohonan Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Nomor 002/Pajak/XI/19 Tanggal 4 Nopember 2019;

Akta Perseroan Komanditer CV ZAQ Nomor 017 tanggal 12 Agustus 2010;

Menimbang, bahwa Tergugat dalam Surat Tanggapan Nomor ST-51/WPJ.31/BD.06/2020 tanggal 9 November 2020 pada pokoknya mengemukakan hal-hal sebagai berikut;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(5)

I. KETENTUAN FORMAL

1. Berdasarkan penelitian surat permohonan gugatan penggugat Nomor 002/Pajaklvll/20 tanggal 8 Juli 2020 yang diterima di Pengadilan Pajak tanggal 13 Juli 2020, diketahui hal-hal sebagai berikut:

a. Gugatan diajukan dengan surat gugatan dalam Bahasa Indonesia kepada Pengadilan Pajak;

b. Gugatan diajukan melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima surat keputusan yang digugat atau dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan. Dokumen yang digugat yakni Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 diterima Penggugat tanggal 27 Maret 2020, sedangkan gugatan dikirim via pos ke Pengadilan Pajak tanggal 10 Juli 2020;

c. Terhadap 1 (satu) objek gugatan diajukan 1 (satu) Surat Gugatan;

d. Gugatan diajukan dengan disertai dengan alasan-alasan yang jelas. dan mencantumkan tangga[ diterima, Surat Keputusan yang diterjma 27 Maret 2020;

e. Surat Gugatan dilampiri salinan dokumen yang digugat, yaitu Keputusan Direktur Jenderal Pajak nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020;

f. Surat Gugatan ditandatangani oleh penggugat yakni direktur CV ZAQ, CDR;

g. Surat Keputusan yang diajukan gugatan merupakan objek pajak yang dapat diajukan gugatan.

2. Berdasarkan uraian tersebut diatas:

a. permohonan penggugat memenuhi ketentuan formal sebagaimana diatur dalam Pasal 23 dan 32 Undang- Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 (selanjutnya disebut UU KUP) dan Pasal 40 ayat (1), ayat (3), dan Pasal 41 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut sebagai UU PP), namun tidak memenuhi Pasal 40 ayat (2) UU PP, sehingga tidak dapat dipertimbangkan lebih lanjut;

b. Surat Keputusan yang diajukan gugatan merupakan objek yang dapat diajukan gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) UU KUP dan Pasal 1 angka 7 UU PP.

II. URAIAN MENGENAI OBJEK GUGATAN

Surat Keputusan Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 diterbitkan berdasarkan keputusan atas pengajuan permohonan pengurangan atau pembatalan surat ketetapan pajak yang tidak benar oleh Penggugat.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(6)

III. TANGGAPAN ATAS GUGATAN

Setelah membaca surat gugatan, mempelajari berkas surat menyurat dan dokumen yang ada, dan apabila dapat dibuktikan di Pengadilan Pajak bahwa formal pengajuan gugatan terpenuhi, maka tanggapan terhadap gugatan dari penggugat sebagai berikut:

A Dasar Hukum:

1. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009, antara lain mengatur:

a Pasal 1 angka 4

Pengusaha adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apa pun yang dalam kegiatan usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang, mengimpor barang, mengekspor barang, melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan barang tidak berwujud dari luar daerah pabean, melakukan usaha jasa, atau memanfaatkan jasa dari luar daerah pabean.

b. Pasal 1 angka 5

Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan penyerahan Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya.

c. Pasal 3 ayat (1)

Setiap Wajib Pajak wajib mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan hurut Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan menandatangani serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

d. Pasal 12 ayat (1)

Setiap Wajib Pajak wajib membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada adanya surat ketetapan pajak.

e. Pasal 13 ayat (1) huruf a

Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun setelah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayer dalam hal apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain pajak yang terutang tidak atau kurang dibayar;

f. Pasal 13 ayat (2)

Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf e ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 20% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, bagian Tahun Pajak, atau Tahun Pajak sempai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar.

g. Pasal 23 ayat (2) huruf c

Gugatan Wajib Pajak atau Penanggung Pajak terhadap keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26 hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak.

h. Pasal 36 ayat (1) huruf b

Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat mengurangkan atau membatalkan surat ketetapan pajak yang tidak benar.

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, antara lain mengatur:

a Pasal 4 ayat (1) huruf a

Pajak Pertambahan Nilai dikenakan atas penyerahan Barang Kena Pajak di dalam Daerah Pabean yang dilakukan oleh Pengusaha.

b. Pasal 4A ayat (2)

Jenis barang yang tidak dikenai Pajak Pertambahan Nilai adalah barang tertentu dalam kelompok barang sebagai berikut:

a. barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran yang diambil langsung dari sumbernya;

b. barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak;

c. makanan dan minuman yang disajikan di hotel, restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya, meliputi makanan dan minuman balk yang dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk makanan dan minuman yang diserahkan oleh usaha jasa boga atau katering; dan

d. uang, emas batangan, dan surat berharga.

c. Pasal 9 ayat (2)

Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak dikreditkan dengan Pajak Keluaran dalam Masa Pajak yang sama.

d. Pasal 9 ayat (8) huruf i

Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemeriksaan;

3. Pasal 1 Angka 7 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, antara lain mengatur:

Gugatan adalah upaya hukum yang dapat dilakukan oleh Wajib Pajak atau penanggung Pajak terhadap pelaksanaan penagihan Pajak atau terhadap keputusan yang dapat diajukan Gugatan berdasarkan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

4. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2018 tanggal 12 Februari 2018 tentang Cara Lain Untuk Menghitung Peredaran Bruto, antara lain mengatur:

a Pasal 1

Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, atau dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan, yang pada saat dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa Wajib Pajak:

a. tidak atau tidak sepenuhnya menyelenggarakan kewajiban pencatatan atau pembukuan; atau b. tidak atau tidak sepenuhnya memperlihatkan dan/atau meminjamkan pencatatan atau

pembukuan atau bukti pendukungnya,

sehingga mengakibatkan peredaran bruto yang sebenarnya tidak diketahui, peredaran bruto Wajib Pajak yang bersangkutan dihitung dengan cara lain.

b. Pasal 2huruf h

Cara lain untuk menghitung peredaran bruto Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 meliputi metode penghitungan rasio.

c. Pasal 3 ayat (8)

Penghitungan peredaran bruto menggunakan metode penghitungan rasio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h dilakukan berdasarkan persentase atau rasio pembanding.

d. Pasal 5

Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, terhadap Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 yang sedang dilakukan pemeriksaan serta belum disampaikan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan, atas peredaran bruto Wajib Pajak dimaksud dihitung berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Menteri ini.

b. Tanggapan Tergugat:

Terhadap alasan Penggugat terhadap KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 sebagaimana dalam suratnya Nomor 002/Pajak/Vll/20 tanggal 8 Juli 2020, dengan ini disampaikan tanggapan terhadap gugatan dari Penggugat sebagai berikut:

1. Berdasarkan data pada aplikasi Approweb diketahui riwayat pendaftaran NPWP dan pengukuhan PKP Penggugat sebagai berikut:

Jenis Kegiatan Keterangan

Pendaftaran WP Tanggal 8 0ktober 2010

Pengukuhan PKP PEM-05056AVPJ.31/KP.0703/2013

Pencabutan PKP S-25CBTAVPJ.31/KP.0703/2018 tanggal 10 Desember 2018

Berdasarkan data Approweb tersebut, diketahui bahwa untuk tahun pajak 2014 CV ZAQ masih dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak. Hal ini dibuktikan dengan laporan SPT Masa PPN yang dilakukan CV ZAQ di tahun pajak 2014, dianfaranya SPT Masa PPN Desember 2014 yang dilaporkan fanggal 11 Maret 2015 dengan bukti penerimaan surat nomor S-01012005/PPN 1111 AVPJ.31/KP.0703/2015.

2. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan KPP Pratama Praya nomor LAP- 00041/WPJ.31/KP.0705mlK.SIS/2018 diketahui proses bisnis Penggugat sebagai berikut:

a. Produk yang dihasilkan

Wajib Pajak mendistribusikan pupuk dengan nama usaha CV ZAQ, Mayoritas produk yang didistribusikan adalah jenis pupuk bersubsidi meliputi pupuk urea, NPK, ZA, SP 36, Phonska, petroganik. Jenis pupuk non subsidi yang dijual adalah Phonska Non Subsidi.

Untuk diketahui bahwa CV ZAQ seat ini sudah tidak ada kegia{an usaha, Direktur menanggung Jawab mendirikan CV baru bernama CV AQW dengan jenis usaha yang nama pada tanggal 05 Februari 2015 (sesuai dengan akte pendirian).

b. Alur kegiatan usaha

Wajib Pajak memiliki kontrak dengan supplier untuk mendistribusikan pupuk dalam periode setahun. Pupuk yang dibeli dari supplier didistribusikan ke pengecerltios yang sudah ditunjuk sebelumnya yang berada di tiga kecamatan di Lombok Timur yaitu Sembalun, Pringgabaya, dan Suralaga.

3. Berdasarkan proses bisnis Penggugat tersebut di atas, diketahui terdapat hubungan istimewa antara CV ZAQ dengan CV AQW (NPWP XX.XXX.XXX.X-XXX.000). Menurut data SIDJP, diketahui CV AQW (NPWP XX.XXX.XXX.X-XXX.000) terdaftar NPWP tanggal 10 Februari 2015 dengan KLU Perdagangan Besar Pupuk dan Produk Agrokimia. Direktur CV AQW adalah CDR (NPWP 0X.XXX.XXX.X-XXX.000), sama dengan direktur CV ZAQ, sebagaimana dimaksud dalam Laporan Hasil Pemeriksaan KPP Pratama Praya nomor LAP-00041AVPJ.31/KP.0705tl2lK.SIS/2018.

4. KPP Pratama Praya telah melakukan pemeriksaan terhadap CV AQW(NPWP XX.XXX.XXX.X-XXX.000) untuk tahun pajak 2016 dengan Laporan Hasil Pemeriksaan nomor LAP-37/WPJ.31/KP.0705/RIK.SIS/2018 fanggal 18 September 2018. Pada saat pemeriksaan, direktur CV AQW memberikan dokumen berupa Laporan Laba Rugi tahun 2016 dengan data sebagai berikut:

Penjualan

Harga pokok penjualan I Laba Bruto

Biaya-Biaya

Laba Nefo sebelum pajak

: Rp 14.313.689.959,30 : Rp 13.976.413.147,20 : Rp 337.276.812,10 : Rp 249.000.000.00 : Rp 88.276.812,10

Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui rasio antara Laba Bruto dengan Harga Pokok Penjualan (pembelian bahan baku berupa pupuk) sebagai berikut:

RD 337.276.812.10 x 100% = 2,41%

Rp 13.976.413.147

5. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan KPP Pratama Praya atas CV ZAQ nomor LAP- 00041/WPJ.31/KP.0705mlK.SIS/2018 diketahui proses peminjaman dokumen sebagai berikut:

Penggugat tidak memenuhi seluruh buku, cafatan, dan dokumen yang harus dibawa pada saat memenuhi panggilan dalam rangka pemeriksaan di KPP Pratama Praya tanggal 13 April 2018.

a. Pemeriksa melaksanakan pengujian di tempat Penggugat tanggal 2 Mei 2018 dan diketahui bahwa Penggugat tidak menyimpan catatan/pembukuan dari transaksi penjualan, pembelian, biaya operasional, maupun catatan lainnya atas kegiatan usaha.

b. Penggugat tidak memenuhi seluruh buku, catatan, dan dokumen yang diminta sebagaimana dimaksud dalam Surat Permintaan Peminjaman Buku, Catatan, dan Dokumen nomor S- 152/WPJ.31/KP.0700/2018 tanggal 2 Mei 2018, beserta Surat Peringatan I tanggal 30 Mei 2018 dan Surat Peringatan 11 tanggal 26 Juni 2018.

c. Ketiadaan buku, catatan, dan dokumen yang dapat diperoleh dari CV ZAQ untuk tahun pajak 2014 sampai dengan batas waktu yang ditentukan selama proses pemeriksaan, mengakibatkan penghitungan penjualan berdasarkan Harga Eceran Tertinggi (HET) sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 122/Permentan/SR.130/11/2013 tentang Kebutuhan dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014, tidak dapat dilakukan.

6. Dengan demikian alasan Penggugat bahwa Tergugat mengabaikan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 122/Permentan/Sr.130/11/2013 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Tahun Anggaran 2014, Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 579/KMK 04/1996 Tentang Penunjukan Direktorat Jenderal Anggaran Sebagai Pemungut Pajak Pertambahan Nilai Atas Penyerahan Pupuk Dan Pestisida Bersubsidi, dan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 209/PMK.02/2013 tentang tata cara Penyediaan, Pencairan dan Pertanggungjawaban dana pupuk bersubsidi, menjadi tidak relevan.

7. Berdasarkan data SIDJP, diketahui data pelaporan SPT Masa PPN CV ZAQ selama tahun pajak 2014 sebagai berikut:

Masa Pajak Pajak Keluaran (Rp)

Pajak Masukan (Rp)

PPN dibayar sendiri (Rp)

Januari 2014 - - -

Februari 2014 - - -

Maret 2014 - - -

April 2014 - - -

Mei 2014 198.285.000 198.134.615 150.385

Juni 2014 142.160.700 142.027.269 133.431

Juli 2014 14.996.900 14.856.817 140.083

Agustus 2014 121.535.000 121.410.903 124.097

September 2014 72.403.000 72.302.724 100.276

Oktober 2014 49.522.700 49.373.179 149.521

Nopember 2014 62.680.000 62.578.180 101.820

Desember 2014 125.141.800 125.016.815 124.985

Jumlah 786.725.100 785.700.502 1.024.598

8. Berdasarkan Laporan Hasil Pemeriksaan KPP Pratama Praya atas CV ZAQ nomor LAP- 00041/VVPJ.31/KP.0705/RIK.SIS/2018 diketahui data pembelian tahun pajak 2014 sebagai berikut:

Masa Pajak Pembelian (Rp) Keterangan

Januari 2014 1.394.318.160 Data pembelian bersumber dari

data PKPM Portal DJP, atas pembelian ke PT BGY, PT YTU, PT REW,dan PT GFD,

Februari 2014 2.262.568.100

Maret 2014 1.711.258.660

April 2014 1.400.786.905

Mei 2014 1.703.775.855

Juni 2014 1.490.940.227

Juli 2014 1.143.495.453

Agustus 2014 1.450.992.238

September 2014 1.041.502.412

Oktober 2014 1.194.547.567

Nopember 2014 634.781.818

Desember 2014 1.374.428.662

Jumlah 16.803.396.05

9. Untuk menguji nilai pembelian yang ditemukan dalam proses Pemeriksaan, Tergugat mengirimkan surat permintaan data penjualan jenis pupuk dan nilai penjualan) kepada 4 perusahaan rekanan CV ZAQ pada tanggal 28 Februari 2020, dengan uraian surat sebagai berikut:

Tujuan Surat Alamat Nomor Surat Tanggal Surat

PT NHU Kantor Pemasaran NTB

Mataram S-380AVPJ.31/BD.06/2020 27/02/2020

PT BGY Gresik, JawaTimur S-381AVPJ.31/BD.06/2020 27/02/2020

PT REW Gresik, JawaTimur S-382AVPJ.31/BD.06/2020 27/02/2020

PT GFD Jakarta Selatan S-383AVPJ.31/BD.06/2020 27/02/2020

Sampai dengan 15 Maret 2020, hanya terdapat satu surat jawaban yakni dari PT NHU Kantor Pemasaran NTB, melalui surat nomor 070/D42130/III.20 tanggal 11 Maret 2020 yang menyatakan bahwa penjualan kepada CV ZAQ untuk tahun 2014, jenis Urea Subsidi sebanyak 3.035 Ton dan NPK Subsidi sebanyak 450 Ton. Data yang diberikan hanya berupa jumlah berat pupuk yang dijual kepada CV ZAQ, tanpa menyatakan harga/nilai jual pupuk tersebut.

Atas hanya dipenuhinya sebagian dokumen dalam permintaan data di atas telah dituangkan dalam Berita Acara nomor : BA-104/VVPJ.31/BD.06/2020 tanggal 16 Maret 2020, dan penelitian permohonan Penggugat menggunakan data yang ada yakni hasil pemeriksaan.

10. Berdasarkan Pasal 1 huruf b Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2018, diatur bahwa Wajib Pajak yang wajib menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan, atau dianggap memilih menyelenggarakan pembukuan, yang pada saat dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa Wajib Pajak tidak atau tidak sepenuhnya memperlihatkan dan/atau meminjamkan pencatatan atau pembukuan atau bukti pendukungnya, sehingga mengakibatkan peredaran bruto yang sebenarnya tidak diketahui, sehingga peredaran bruto Wajib Pajak yang bersangkutan dihitung dengan cara lain.

Berdasarkan Pasal 3 ayat (8) Peraturan Menteri Keuangan Nomor 15/PMK.03/2018, diatur bahwa Penghitungan peredaran bruto menggunakan metode penghitungan rasio sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf h dilakukan berdasarkan persentase atau rasio pembanding.

Rasio pembanding yang digunakan adalah rasio antara Laba Bruto dengan Harga Pokok Penjualan (pembelian bahan baku berupa pupuk) dari CV AQW(NPWP XX.XXX.XXX.X-XXX.000), dengan alasan sebagai berikut:

a. Kedua perusahaan memiliki usaha yang sama yakni perdagangan besar atau distributor pupuk yang memiliki wilayah usaha di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat;

b. Kedua perusahaan dimiliki dan dipimpin oleh orang yang sama, yakni CDR (NPWP 0X.XXX.XXX.X-XXX.000);

c. Data Laporan Laba Rugi CV AQW(NPWP XX.XXX.XXX.X-XXX.000) diserahkan sendiri oleh direktur CV AQW dalam proses pemeriksaan kepada KPP Pratama Praya;

d. Data yang diperoleh atas CV ZAQ berdasarkan PKPM adalah data pembelian pupuk, yang merupakan Harga Pokok Penjualan untuk usaha perdagangan besar atau distributor pupuk.

Dengan mengetahui bahwa rasio antara Laba Bruto dengan Harga Pokok Penjualan (pembelian bahan baku berupa pupuk) dari CV AQW(NPWP XX.XXX.XXX.X-XXX.000) adalah 2,41% (perhitungan telah disebutkan pada Romawi III huruf 8 angka 4), maka dapat digunakan sebagai rasio pembanding untuk CV ZAQ sehingga diperoleh data sebagai berikut:

Masa Pajak Pembelian/HPP (Rp) Rasio Laba Bruto (Rp)

Januari 2014 1.394.318.160 2,41% 33.603.068

Februari 2014 2.262.568.100 2,41% 54.527.891

Maret 2014 1.711.258.660 2,41% 41.241.334

April 2014 1.400.786.905 2,41% 33.758.964

Mei 2014 1,703.775.855 2,41% 41.060.998

Juni 2014 1.490.940.227 2,41% 35.931.659

Juli 2014 1.143.495.453 2,41% 27.558.240

Agustus 2014 1.450,992.238 2,41% 34.968.913

September 2014 1.041.502.412 2,41% 25.100.208

Oktober 2014 1.194.547.567 2,41% 28.788.596

Nopember 2014 634.781.818 2,41% 15.298.242

Desember 2014 1.374.428.662 2,41% 33.123.731

Jumlah 16.803.396.057 404.961.845

11. Berdasarkan data Laba Bruto tersebut, dapat diketahui penjualan CV ZAQ untuk masa pajak Februari 2014 sebagai berikut:

Harga Pokok Penjualan Laba Bruto

Penjualan

: Rp 2.262.568.100,00 : Rp 54.527.891,00 : Rp 2.317.095.991,00

12. Adapun terkait Pajak Masukan, berdasarkan Pasal 9 ayat (8) huruf Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2009, dinyatakan bahwa Pengkreditan Pajak Masukan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dapat diberlakukan bagi pengeluaran untuk perolehan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak yang Pajak Masukannya tidak dilaporkan dalam Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai, yang ditemukan pada waktu dilakukan pemerjksaan.

Berdasarkan ketentuan tersebut, Pajak Masukan yang dapat dikreditkan hanyalah sebesar yang telah dilaporkan oleh CV ZAQ dalam SPT Masa PPN Februari 2014 sebelum dilakukan pemeriksaan, yakni sebesar Rp0,00.

13. Dalam suratnya, Penggugat menyampaikan alasan sebagai berikut:

Bahwa dengan mempertimbangkan tidak efektifnya Pengukuhan PKP bagi distributor/penyalur Pupuk bersubsidi, make Pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.05/2015 Tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Dan Seat Lain Pembuatan Faktur Pajak Atas penyerahan Pupuk Tertentu Untuk Sektor Pertanian yang mencabut Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 579/KMK.04/1996, Pasal 9 (1) Atas penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian oleh distributor dan pengecer tidak perlu dilakukan pemungutan Pajak Pertambahan Nilai (2) Distributor dan pengecer yang dalam usahanya semata-mata melakukan penyerahan pupuk tertentu untuk sektor pertanian, tidak perlu dikukuhkan menj.adi Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Berdasarkan penelitian diketahui Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.05/2015 tentang Nilai Lain Sebagai Dasar Pengenaan Pajak Dan Saat Lain Pembuatan Faktur Pajak Atas penyerahan Pupuk Tertentu Untuk Sektor Pertanian, ditetapkan tanggal 26 Maret 2015 dan mulai berlaku setelah 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan.

Peraturan ini belum berlaku atas pemeriksaan terhadap Penggugat untuk tahun pajak 2014.

14. Dengan demikian, menurut Tergugat perhitungan Jumlah Pajak Yang Masih Harus Dibayar dalam Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayer Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Nomor 00002/207/14/915/18 tanggal 1 Oktober 2018 Masa Pajak Februari 2014, adalah sebagai berikut:

Uraian Jumlah (Rp)

1. Dasar Pengenaan Pajak 2.317.095.991,00

2. Pajak Keluaran yang harus dipungut/dibayar sendiri

231.709.599,00 3. Pajak yang dapat diperhitungkan:

Pajak Masukan Rp-,00 PPN dibayar sendiri : Rp-,00

Jumlah pajak yang dapat diperhitungkan:

4. Jumlah penghitungan PPN Kurang/(Iebih) Bayar (2-3)

231.709.599,00

5. Kelebihan pajak yang sudah dikompensasikan 0

6. PPN yang kurang dibayar (4-5) 231.709.599,00

7. Sanksi administrasi Bunga Pasal 13 (2) UU KUP:

Rp 142.792.122,00 x2%x24bulan 111.220.608,00

8. Jumlah PPN yang masih harus dibayar (6+7) 342.930.207,00

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(7)

IV. KESIMPULAN DAN USUL 1. Kesimpulan

a. Surat gugatan penggugat Nomor 002/Pajak/VII/20Tanggal 8 Juli 2020 memenuhi ketentuan format sebagaimana diatur dalam Pasal 23 dan 32 UU KUP dan Pasal 40 ayat (1) ayat (3), dan Pasal 41 UU PP, namun tidak memenuhi Pasal 40 ayat (2) UU PP.

b. Surat Keputusan yang diajukan gugatan merupakan objek gugatan yang dapat diajukan gugatan sebagaimana dimaksud Pasal 23 ayat (2) UU KUP dan Pasal 1 angka 7 UU PP.

c. Surat Keputusan Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 diterbitkan sesuai dengan data dan ketentuan yang berlaku.

2. Usul

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka diusulkan kepada Pengadilan Pajak untuk:

a. menyatakan bahwa permohonan gugatan Penggugat TIDAK DAPAT DITERIMA karena tidak memenuhi ketentuan formal sebagaimana diatur dalam Pasal 40 ayat (2) UU PP.

b. menolak permohonan gugatan Penggugat dan tetap mempertahankan Surat Keputusan Nomor KEP- 01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak Atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1 ) Huruf b Karena Permohonan Wajib Pajak atas nama CV ZAQ NPWP: 0X.0XX.XXX.X-XXX.000.

bahwa Tergugat dalam Surat Tanggapan tidak melampirkan dokumen apapun;

Menimbang, bahwa pejabat yang mewakili Tergugat hadir dalam persidangan:

1. Nama/NIP : POX/XXXX0XXXX00XXXX00X,

Jabatan : Kepala Seksi,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direkorat Keberatan dan Banding),

2. Nama/NIP : LKJ/XXXXXXXXX00XXXX00X,

Jabatan : Kepala Seksi,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding),

3. Nama/NIP : MNB/XXXX0XXXXXXX0XX00X,

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding),

4. Nama/NIP : VCX/XXXXXX0XX00XXXX00X,

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding),

5. Nama/NIP : ZLK/XXXXXXXXX00XXXX00X,

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding), berdasarkan Surat Tugas terakhir Nomor ST-15675/PJ.07/2020 tanggal 23 November 2020;

6. Nama/NIP : JHG/XXXX0XXXX000XXX00X,

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding),

7. Nama/NIP : FDS/XXXX0XX0X00XXXX00X,

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding),

8. Nama/NIP : APO/XXXXXX0XX00X0XX00X

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding),

9. Nama/NIP : IUY/XXXXXXXXXXXX0XX00X

Jabatan : Penelaah Keberatan,

Unit Organisasi : Direktorat Jenderal Pajak (Direktorat Keberatan dan Banding), berdasarkan Surat Tugas Nomor ST-14215/PJ.07/2020 tanggal 2 November 2020;

Menimbang, bahwa Kuasa Penggugat hadir dalam persidangan yang diberi kuasa oleh CDR, jabatan: Direktur (sesuai dengan Akta Perseroan Komanditer CV ZAQ Nomor 017 tanggal 12 Agustus 2010 yang dibuat dihadapan Notaris VFT, S.H.):

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(8)

Nama Jabatan

Izin Kuasa Hukum Surat Kuasa

: : : :

TRE, S.E., M.Ak;

Kuasa Hukum;

KEP-689/PP/lKH/2020 tanggal 08 0ktober 2020;

005/SK/Sppexl/20 tanggal 02 November 2020;

Menimbang, bahwa untuk menguatkan alasannya, Tergugat dalam persidangan menyerahkan bukti-bukti berupa:

Bukti T-1 Penjelasan tergugat terkait pemenuhan persyaratan formal jangka waktu tanpa nomor tanggal 19 November 2020;

Bukti T-2 Bukti terima kiriman dan bukti tracking

Menimbang, bahwa untuk menguatkan alasannya, Penggugat dalam persidangan menyerahkan bukti-bukti berupa:

Bukti p-1 Surat Kuasa Khusus, Fotokopi lzin Kuasa Hukum, KTP, NPWP atas nama TRE;

Bukti p-2 Kartu Tanda pengenal atas nama DWA;

Bukti p-3 Surat perihal Realisasi penjualan pupuk subsidi Tahun 2014 di pupuk Kaltim berserta Faktur Pajak;

Bukti P-4 Surat Penunjukan Distributor Pupuk Bersubsidi beserta Surat Perjanjian Jual Beli Pupuk Bersubsidi PT YTU dan CV ZAQ;

Bukti P-5 Data Realisasi Pupuk Bersubsidi CV ZAQ Tahun 2014 di BGY beserta Faktur Pajak;

Bukti p-6 Surat Penunjukan Distributor Pupuk Bersubsidi beserta Perjanjian PT BGY dengan CV ZAQ tentang Jual Beli Pupuk Bersubsidi;

Bukti p-7 Pakta lntegritas;

Bukti p-8 Peraturan Menteri pertanian Republik Indonesia Nomor o1/Permentan/SR.130/1/2012 beserta lampirannya;

Bukti p-9 Kronologis singkat cv cintani tanpa nomor tanggal 23 November 2020;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Kewenangan Pengadilan Pajak

bahwa Penggugat mengajukan gugatan terhadap Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEB/V\/PJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pembatalan Ketetapan Pal.ak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Huruf 8 karena Permohonan Wajib Pajak;

bahwa Penggugat mengajukan gugatan berdasarkan Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 yang menyatakan:

"Gugatan Penggugat atau Penanggung Pajak terhadap:

a. pelaksanaan Surat Paksa, Surat Perintah Melaksanakan Penyitaan, atau Pengumuman Lelang;

b. keputusan pencegahan dalam rangka penagihan pajak;

c. keputusan yang berkaitan dengan pelaksanaan keputusan perpajakan, selain yang ditetapkan dalam Pasal 25 ayat (1) dan Pasal 26; atau

d. penerbitan surat ketetapan pajak atau Surat Keputusan Keberatan yang dalam penerbitannya tidak sesuai dengan prosedur atau tata cara yang telah diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan

hanya dapat diajukan kepada badan peradilan pajak."

bahwa ketentuan Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak menyatakan "Pengadilan Pajak dalam hal Gugatan memeriksa dan memutus sengketa atas pelaksanaan penagihan Pajak atau Keputusan pembetulan atau Keputusan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23 ayat (2) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah beberapa kali diubah {erakhir dengan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009 dan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku."

bahwa berdasarkan pemeriksaan, Majelis berkesimpulan Pengadilan Pajak berwenang untuk memeriksa dan memutus sengketa pajak tersebut;

KETENTUAN FORMAL

Menimbang, bahwa sesuai peraturan perundang-undangan peradilan pajak, pemeriksaan materi sengketa gugatan dilakukan

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(9)

setelah pemeriksaan atas pemenuhan ketentuan-ketentuan formal;

Pemenuhan Ketentuan Formal Pengajuan Gugatan

bahwa Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020, dibuat dalam bahasa Indonesia ditujukan kepada Pengadilan Pajak, dengan demikian memenuhi ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

bahwa Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/Vll/20 tanggal 8 Juli 2020, diterima di Sekretariat Pengadilan Pajak pada hari Senin tanggal 13 Juli 2020 (tanggal cap pos 10 Juli 2020), sedangkan Keputusan Tergugat atas permohonan Penggugat diterbitkan tanggal 24 Maret 2020, sehingga masih diperlukan pemeriksaan lebih lanjut terkait pemenuhan ketentuan mengenai jangka waktu 30 hari pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

Menurut Tergugat

bahwa Tergugat dalam persidangan menyampaikan penjelasan yang secara lengkapnya dituangkan dalam penjelasan tertulis:

Penjelasan Tergugat tanpa nomor tanggal 19 November 2020, dengan penje[asan sebagai berikut:

Kronologis

1. Tanggal 23 Maret 2020

Tergugat menerbitkan Surat Keputusan nomor KEP-01007/NKEB/XPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf b karena Permohonan Wajib Pajak.

2. Tanggal 24 Maret 2020

Tergugat mengirimkan Surat Keputusan KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 via pos dengan bukti pengiriman pos nomor 17847646836 tanggal 24 Maret 2020.

3. Tanggal 10 Juli 2020

Penggugat mengajukan gugatan atas Surat Keputusan nomor KEP-01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 melalui surat nomor 002/Pajak/VIl/20 tanggal 8 Juli 2020 yang dikirimkan via pos tanggal 10 Juli 2020 dan diterima Pengadilan Pajak pada tanggal 13 Juli 2020.

Penelitian Pemenuhan Persyaratan Formal

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(10)

A. Dasar Hukum

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak (selanjutnya disebut UU PP) mengatur:

Pasal 1 angka 11

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan Tanggal dikirim adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal faksimile, atau dalam hal disampaikan secara langsung adalah tanggal pada saat surat, keputusan, atau putusan disampaikan secara langsung.

Pasal 1 angka 12

Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan Tanggal diterima adalah tanggal stempel pos pengiriman, tanggal faksimile, atau dalam hal diterima secara langsung adalah tanggal pada saat surat, keputusan, atau putusan diterima secara langsung.

Pasal 40

(2) Jangka Waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap pelaksanaan penagihan Pajak adalah 14 (empat belas) hari sejak tanggal pelaksanaan penagihan.

(3) Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) ada[ah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat.

Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 tentang Pedoman Penyesuaian Pelaksanaan Persidangan Dan Layanan Administrasi Selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID- 19) Di Lingkungan Pengadilan Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-09/PP/2020 menyatakan:

Angka 3

Masa pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan Pengadilan Pajak ditetapkan berlaku sejak tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan tanggal 21 April 2020 dan disesuaikan dengan perkembangan (berdasarkan SE-09/PP/2020 diubah menjadi ditetapkan berlaku sejak tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan tanggal 7 Juni 2020).

Angka 6

Ketentuan mengenai jangka waktu pengajuan gugatan:

a. Jangka waktu terkait pengajuan gugatan yang disampaikan secara langsung sehubungan dengan adanya masa pencegahan penyebaran COVID-19 tetap mengacu pada ketentuan Pasal 40 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. Dalam hal batas terakhir pengajuan gugatan berada pada masa pencegahan penyebaran COVID-19, maka batas terakhir pengajuan gugatan yang disampaikan secara langsung tersebut menjadi tertangguh selama paling lambat 14 hari sejak berakhirnya masa pencegahan penyebaran COVID-19.

Contoh:

Misal masa pencegahan penyebaran COVID-19 adalah 17 Maret 2020 sampai dengan 21 April 2020.

Kondisi 1:

Jika batas terakhir pengajuan gugatan adalah tanggal 17 Maret 2020, maka batas terakhir pengiriman Surat Gugatan tertangguh menjadi paling lambat tanggal 5 Mei 2020 (14 hari terhitung sejak berakhirnya masa pencegahan penyebaran COVID-19).

Kondisi 2:

Jika batas terakhir pengajuan gugatan adalah tanggal 20 April 2020, maka batas terakhir pengiriman Surat Gugatan tertangguh menjadi paling lambat tanggal 5 Mei 2020 (14 hari terhitung sejak berakhirnya masa pencegahan penyebaran COVID-19).

b. Jangka waktu terkait pengajuan gugatan yang disampaikan melalui pos sehubungan dengan adanya masa pencegahan penyebaran COVID-19 tetap mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-11/PP/2020 tentang Penjelasan Mengenai Tanggal Batas Jangka Waktu Pengajuan Banding dan Gugatan Yang Disampaikan Secara Langsung Berdasarkan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 Yang Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan SE-09/PP/2020, menyatakan:

Angka 4

Ketentuan mengenai jangka waktu lainnya meliputi jangka waktu persiapan persidangan, pelaksanaan persidangan, pengajuan banding melalui pos, pengajuan gugatan melalui pos, dan ketentuan lainnya tetap mengacu pada seluruh ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020.

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(11)

B. Penjelasan

- Bahwa objek yang diajukan gugatan adalah Surat Keputusan nomor KEP-01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 tentang tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 Ayat (1) Huruf b karena Permohonan Wajib Pajak. Dengan demikian jangka waktu untuk mengajukan gugatan tunduk pada ketentuan Pasal 40 ayat (3) UU PP.

Bahwa sesuai Pasal 40 ayat (3) UU PP jangka waktu untuk mengajukan gugatan adalah 30 (tiga pu[uh) hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat.

Bahwa sesuai Pasal 1 angka 12 UU PP diatur bahwa dalam hal keputusan dikirim melalui pos maka tanggal diterima keputusan tersebut adalah tanggal stempel pos pengiriman.

Bahwa sesuai Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 tentang Pedoman Penyesuaian Pelaksanaan Persidangan Dan Layanan Administrasi Selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Pengadilan Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-09/PP/2020 angka 6 huruf b dinyatakan bahwa Jangka waktu terkait pengajuan gugatan yang disampaikan melalui pos sehubungan dengan adanya masa pencegahan penyebaran COVID-19 tetap mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

Bahwa sesuai Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-11/PP/2020 angka 4 dinyatakan bahwa Ketentuan mengenai jangka waktu lainnya meliputi jangka waktu persiapan persidangan, pelaksanaan persidangan, pengajuan banding melalui pos, pengajuan gugatan melalui pos, dan ketentuan lainnya tetap mengacu pada seluruh ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE- 03/PP/2020.

- Bahwa sesuai kronologis di atas terbukti bahwa Surat Keputusan KEP- 01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 dikirimkan via pos kepada Penggugat pada tanggal 24 Maret 2020 sesuai bukti pengiriman pos nomor 17847646836 tanggal 24 Maret 2020. Dengan demikian jangka waktu pengajuan gugatan atas Surat Keputusan nomor KEP-01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 adalah sampai dengan tanggal 22 April 2020.

Bahwa Penggugat mengirimkan surat gugatan melalui POS tanggal 10 Juli 2020 dan diterima Pengadilan Pajak tanggal 13 Juli 2020.

Bahwa dengan demikian jelas terbukti bahwa pengajuan gugatan terhadap Surat Keputusan nomor KEP- 01007/NKEB/WPJ.31/2020 melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima sehingga tidak memenuhi ketentuan berdasarkan Pasal 40 ayat (3) jo. Pasal 1 angka 12 UU PP dan ketentuan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 tentang Pedoman Penyesuaian Pelaksanaan Persidangan Dan Layanan Administrasi Selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Pengadilan Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-09/PP/2020.

- Dengan demikian gugatan yang diajukan Penggugat terhadap Surat Keputusan nomor KEP- 01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 23 Maret 2020 tidak dapat dipertimbangkan.

Menurut Penggugat

bahwa Penggugat dalam persidangan menyampaikan penjelasan yang secara lengkapnya dituangkan dalam penjelasan tertulis:

Kronologis singkat Penggugat tanpa nomor tangga] 23 November 2020, dengan penjelasan sebagai berikut:

bahwa Penggugat menerima surat Ketetapan Dirjen Pajak Tentang Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Tidak Benar berdasarkan ketentuan pasal 36 ayat (1 ) Huruf a Undang-Undang KUP berturutturut dari tanggal 26 Maret s/d 4 April 2020;

bahwa Penggugat mengajukan surat Gugatan pada tanggal 10 Juli 2020 stempel pos. Jika mengacu kepada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak Pasal 40 (3) maka pengajuan tersebut sudah kadarluarsa. Namun karena karena adanya keadaan di luar kekuasaannya (force majeur) yakni Pandemi Covid-19 dan mengacu kepada Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Republik Indonesia Nomor : SE-08/PP/2020 tentang Penjelasan Mengenai Tanggal Batas Jangka Waktu Pengajuan Banding dan Gugatan yang disampaikan secara langsung berdasarkan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 yang telah beberapa kali diubah terakhir dengan SE-06/PP/2020 maka pengajuan Gugatan tersebut belum kadarluarsa yakni masih 2 (dua) hari dari ketentuan yang berlaku. Berikut rincian masing-masing Surat Ketetapan :

NO NOMOR KETETAPAN TANGGAL

KETETAPAN

TERIMA SURAT

JATUH TEMPO SESUA UU

BATAS WAKTU SESUAI SE08/PP/2020

TANGGAL PENGIRIMAN

SURAT 1 KEP-01172/NKEB/2020 3 April 2020 4 April 2020 4 Mei 2020 20 Juli 2020 10 Juli 2020

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(12)

2 KEP-01007/NKEB/2020 23 Maret 2020 26-Maret 2020

26-Apr-20 12 Jul 2020 10 Juli 2020 3 KEP-01046/NKEB/2020 26 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Jul 2020 10 Jul 2020 4 KEP-01008/NKEB/2020 24 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020 5 KEP-01028/NKEB/2020 24 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020 6 KEP-01029/NKEB/2020 24 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020 7 KEP-00998/NKEB/2020 23 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020 8 KEP-01030/NKEB/2020 24 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020 9 KEP-00999/NKEB/2020 23 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020 10 KEP-01000/NKEB/2020 23 Maret 2020 26-Maret

2020

26-Apr-20 12 Juli 2020 10 Juli 2020

Pendapat Majelis:

bahwa Surat Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Huruf 8 diterbitkan sebagai jawaban atas surat Permohonan Penggugat Nomor 002/Pajak/XI/19 tanggal 4 Nopember 2019 yang isinya menolak permohonan Penggugat a quo;

bahwa atas keputusan Tergugat a quo Penggugat menyampaikan Petitum yaitu Membatalkan demi hukum surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tentang Pembatalan Surat Ketetapan Pajak Tidak Benar berdasarkan ketentuan pasal 36 ayat (1 ) Huruf 8;

bahwa sesuai peraturan perundang-undangan peradilan pajak, sebelum melakukan pemeriksaan terhadap materi sengketa gugatan baik berupa posita maupun petitum yang diajukan Tergugat, Majelis terlebih dahulu akan memeriksa pemenuhan ketentuan formal mengenai pengajuan gugatan;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis atas Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VIl/20 tanggal 8 Juli 2020, diperoleh data dan fakta sebagai berikut:

a. bahwa Surat Gugatan a quo, dibuat dalam bahasa Indonesia ditujukan kepada Pengadilan Pajak, dengan demikian memenuhi ketentuan Pasal 40 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

b. bahwa yang diajukan gugatan dalam Surat Gugatan a quo adalah Keputusan Tergugat Nomor KEP-

01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020, dengan demikian Surat Gugatan memenuhi ketentuan satu surat gugatan untuk satu Keputusan Tergugat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (6) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

c. bahwa Surat Gugatan a quo, memuat alasan-alasan Gugatan yang jelas, dan mencantumkan tanggal diterimanya Keputusan Tergugat yaitu tanggal 27 Maret 2020 sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

d. bahwa Surat Gugatan a quo, dilampiri dengan salinan Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002;

e. bahwa Surat Gugatan a quo ditanda tangan oleh Sdr CDR, jabatan: Direktur, sesuai dengan Akta Perseroan Komanditer CV ZAQ Nomor 017 tanggal 12 Agustus 2010 yang dibuat dihadapan Notaris VFT, S.H., yang bersangkutan berhak menandatangani Surat Gugatan sesuai ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

f. bahwa Surat Gugatan a quo, diterima di Sekretariat Pengadilan Pajak pada hari Senin tanggal 13 Juli 2020, sedangkan Keputusan Tergugat atas permohonan Penggugat diterbitkan tanggal 24 Maret 2020, sehingga masih diperlukan pemeriksaan lebih lartyut terkait pemenuhan ketentuan mengenai jangka waktu 30 hari pengajuan gugatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Majelis tersebut terdapat indikasi pengajuan gugatan yang diajukan Penggugat telah

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(13)

melebihi jangka waktu 30 hari apabila dihitung dari tanggal penerbitan Keputusan Tergugat yaitu tanggal 3 April 2020 sampai dengan tanggal dikirimnya Surat Gugatan a quo pada tanggal 10 Juli 2020, dengan mengacu pada ketentuan Pasal 40 ayat (3) Undang-undang Pengadilan Pajak seharusnya jatuh tempo pengajuan gugatan adalah pada tanggal 2 Mei 2020;

bahwa batas pengajuan gugatan sejak terbitnya keputusan Tergugat yang diajukan gugatan sampai dengan pengajuan gugatan berada pada rentang masa waktu Pencegahan Penyebaran COVID-19 di lingkungan Pengadilan Pajak sebagaimana diatur pada Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 tentang Pedoman Penyesuaian Pelaksanaan Persidangan Dan Layanan Administrasi Selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Pengadilan Pajak yang kemudian diubah dengan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-09/PP/2020 menyatakan:

Angka 3

Masa pencegahan penyebaran COVID-19 di lingkungan Pengadilan Pajak ditetapkan berlaku sejak tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan tanggal 21 April 2020 dan disesuaikan dengan perkembangan. (berdasarkan SE-09/PP/2020 diubah menjadi ditetapkan berlaku sejak tanggal 17 Maret 2020 sampai dengan tanggal 7 Juni 2020).

Angka 6

Ketentuan mengenai jangka waktu pengajuan gugatan:

a. Jangka waktu terkait pengajuan gugatan yang disampaikan secara langsung sehubungan dengan adanya masa pencegahan penyebaran COVID-19 tetap mengacu pada ketentuan Pasal 40 ayat (4) dan ayat (5) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak. Dalam hal batas terakhir pengajuan gugatan berada pada masa pencegahan penyebaran COVID-19, maka batas terakhir pengajuan gugatan yang disampaikan secara langsung tersebut menjadi tertangguh selama paling lambat 14 hari sejak berakhirnya masa pencegahan penyebaran COVID-19.

b. Jangka waktu terkait pengajuan gugatan yang disampaikan melalui pos sehubungan dengan adanya masa pencegahan penyebaran COVID-19 tetap mengacu pada ketentuan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak.

bahwa lebih lanjut Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-11/PP/2020 tentang Penjelasan Mengenai Tanggal Batas Jangka Waktu Pengajuan Banding dan Gugatan Yang Disampaikan Secara Langsung Berdasarkan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 Yang Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan SE-09/PP/2020, menyatakan:

Angka 4

Ketentuan mengenai jangka waktu lainnya meliputi jangka waktu persiapan persidangan, pelaksanaan persidangan, pengajuan banding melalui pos, pengajuan gugatan melalui pos, dan ketentuan lainnya tetap mengacu pada seluruh ketentuan

sebagaimana dimaksud dalam Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020.

bahwa pada persidangan diketahui Surat Gugatan Penggugat Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020 diajukan melalui pos tiasa ekspedisi) tertanggal 10 Juli 2020 sehingga dengan mengacu pada angka 4 Nomor SE-11/PP/2020 juncto angka 6 huruf b SE-03/PP/2020 dan SE-09/PP/2020 maka jangka waktu untuk mengajukan gugatan tunduk pada ketentuan Pasal 40 ayat (3) Undang-undang PP.

bahwa Pasal 40 ayat (3) Undang-undang Pengadilan Pajak mengatur:

"Jangka waktu untuk mengajukan Gugatan terhadap Keputusan selain Gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) adalah 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima Keputusan yang digugat„.

bahwa sesuai Pasal 1 angka 12 UU PP diatur bahwa dalam hal keputusan dikirim melalui pos maka tanggal diterima keputusan tersebut ada]ah tanggal stempel pos pengiriman;

bahwa berdasarkan bukti pengiriman POS Nomor 17700809266, Keputusan Tergugat Nomor KEP-

01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 dikirimkan via POS kepada Penggugat pada tanggal 07 April 2020;

bahwa dengan demikian jangka waktu pengajuan gugatan atas Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEB/WPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 adalah sampai dengan tanggal 06 Mei 2020 sedangkan Penggugat mengirimkan surat gugatan melalui pos tiasa ekspedisi) tanggal 10 Juli 2020 yang diterima Pengadilan Pajak tanggal 13 Juli 2020;

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(14)

bahwa berdasarkan penjelasan di atas Majelis berpendapat pengajuan gugatan yang diajukan Penggugat terhadap Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEB/WPJ.31/2020 melebihi jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterima, sehingga tidak memenuhi ketentuan berdasarkan Pasal 40 ayat (3) jo. Pasal 1 angka 12 Undang-undang Pengadilan Pajak dan ketentuan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE-03/PP/2020 tentang Pedoman Penyesuaian Pelaksanaan Persidangan Dan Layanan Administrasi Selama Masa Pencegahan Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Di Lingkungan Pengadilan Pajak sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Surat Edaran Ketua Pengadilan Pajak Nomor SE- 09/PP/2020;

bahwa atas keterlambatan tersebut Majelis kemudian melakukan pemeriksaan apakah terdapat faktor yang merupakan keadaan di luar kekuasaan Penggugat sebagaimana diatur pada pada Pasal 40 ayat (4) undang-undang Pengadilan Pajak yang mengatur:

"Jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan ayat (3) tidak mengikat apabila jangka waktu dimaksud tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaan penggugat".

bahwa dalam persidangan Penggugat menyampaikan penjelasan bahwa tidak ada lockdown di lokasi Penggugat (Nusa Tenggara), namun ekspedisi saat PSBB diberlakukan di Jakarta semua pengiriman dokumen tidak ada yang diterima, jasa ekspedisi menolak pengiriman karena tidak dapat mengirim ke Jakarta atau wilayah yang memberlakukan PSBB;

bahwa atas penolakan pihak ekspedisi Majelis meminta bukti penolakan tersebut namun Penggugat sampai saat persidangan dinyatakan cukup tidak dapat memberikan bukti pendukung;

bahwa atas penjelasan Penggugat tersebut Majelis berpendapat tidak termasuk dalam hal keadaan di luar kekuasaan Penggugat yang menyebabkan terlambatnya pengajuan gugatan;

bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap data fakta dan penjelasan dalam persidangan tersebut diatas, Majelis

berkesimpulan permohonan gugatan Penggugat atas Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEB/\/VPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020 tidak memenuhi ketentuan formal sebagaimana dimaksud Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

bahwa yang diajukan gugatan dalam Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020 adalah Keputusan Tergugat Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020, dengan demikian Surat Gugatan memenuhi ketentuan satu surat gugatan untuk satu Keputusan Tergugat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40 ayat (6) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

bahwa Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020, memuat alasan-alasan Gugatan yang jelas, dan

mencantumkan tanggal diterimanya Keputusan Tergugat yaitu tanggal 27 Maret 2020 sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

bahwa Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VIl/20 tanggal 8 Juli 2020 dilampiri dengan salinan Keputusan Tergugat Nomor KEP- 01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal 24 Maret 2020, sehingga memenuhi ketentuan Pasal 41 ayat (1 ) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002;

bahwa CDR, jabatan: Direktur, sesuai dengan Akta Perseroan Komanditer CV ZAQ Nomor 017 tanggal 12 Agustus 2010 yang dibuat dihadapan VFT, S.H., selaku penandatangan Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VIl/20 tanggal 8 Juli 2020, berhak menandatangani Surat Gugatan sesuai ketentuan Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak;

bahwa berdasarkan pemeriksaan Majelis, Surat Gugatan Nomor 002/Pajak/VII/20 tanggal 8 Juli 2020 memenuhi ketentuan ketentuan Pasal 40 ayat (1), Pasal 40 ayat (6), Pasal 41 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, namun tidak memenuhi Pasal 40 ayat (3) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, sehingga tidak dapat dipertimbangkan [ebih lanjut,

Mengingat, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, dan ketentuan perundang dengan sengketa ini;

MENGADILI

Menyatakan gugatan Penggugat terhadap Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-01007/NKEBAVPJ.31/2020 tanggal

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

(15)

24 Maret 2020, tentang Pembatalan Ketetapan Pajak atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Berdasarkan Pasal 36 ayat (1) Huruf 8 karena Permohonan Wajib Pajak, atas nama: CV ZAQ, NPWP 0X.0XX.XXX.X-XXX.000, beralamat di Dusun XSW, Pringgabaya, Lombok Timur, tidak dapat diterima;

Demikian diputus melalui persidangan secara elektronik di Jakarta berdasarkan musyawarah Hakim Majelis XIIIA Pengadilan Pajak setelah pemeriksaan dalam persidangan dicukupkan pada hari Kamis, tanggal 26 November 2020, dengan susunan Majelis sebagai berikut:

Drs. ABC, S.H., M.PKN. sebagai Hakim Ketua,

DEF, S.H., M.M. sebagai Hakim Anggota,

GHI, Ak. M.M. sebagai Hakim Anggota,

yang dibantu oleh:

JKL, S.Sos., M.M. sebagai panitera pengganti.

Putusan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua pada hari Rabu tanggal 10 Maret 2021 dengan dihadiri oleh para Hakim Anggota, Panitera Pengganti, dihadiri oleh Tergugat namun tidak dihadiri oleh Penggugat.

HAKIM-HAKIM ANGGOTA Ttd.

DEF, S.H., M.M.

HAKIM KETUA Ttd.

Drs.ABC, S.H., M.PKN.

Ttd.

GHI, Ak. M.M.

PANITERA PENGGANTI Ttd.

JKL, S.Sos., M.M.

Salinan sesuai dengan aslinya, Wakil Panitera

MNO, Ak., M.A.

NIP.XXXX0X0XXXX00XX00X

Dokumen ini diketik ulang dan diperuntukan secara eksklusif untuk www.ortax.org dan TaxBase, 2022

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti Perjanjian Nomor : 3900474922 Tanggal 09 April 2020, Amandemen Perjanjian Nomor : 3900474922 - A1 Tanggal 06 Juli 2020 , bersama ini kami sampaikan Surat

Bahwa didalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put-54708/PP/M.IIB/16/2014 tanggal 17 Juli 2014 telah terdapat kekhilafan Majelis Hakim karena dalam putusannya Majelis Hakim

bahwa Surat Gugatan Nomor 030/SOA/PP/III/2020 tanggal 26 Maret 2020 menyatakan tidak setuju terhadap Keputusan Tergugat Nomor KEP-01460/NKEB/WPJ.01/2019 tanggal 10 Juli 2019

bahwa Surat Gugatan Nomor 001/SOA/PP/III/2020 tanggal 26 Maret 2020 menyatakan tidak setuju terhadap Keputusan Tergugat Nomor KEP-1643AVPJ.01/2015 tanggal 4 September 2015

Bahwa berkenaan dengan amar pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Pajak yang tertuang dalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor: Put.24384/PP/M.IV/16/2010 tanggal 30 Juni 2010 tersebut

Bahwa didalam Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.54710/PP/M.IIB/16/2014 tanggal 17 Juli 2014 telah terdapat kekhilafan Majelis Hakim karena dalam putusannya Majelis Hakim

Bahwa berdasarkan pada Pasal 1 angka 11 dan angka 12 Undang-Undang Pengadilan Pajak, maka tanggal dikirim salinan Putusan Pengadilan Pajak Nomor Put.27644/PP/M.II/12/2010 tanggal

Pada hari ini Senin tanggal 06 ( enam ) bulan Juli tahun 2020, berdasarkan Surat Tugas (ST) Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Nomor : B.12425/DJPT/PI.430.D2/VII/2020 tanggal 02