BAB
1
PENDAHULUAN
I.ATAR BELAKANG
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional r (RPJMN I
Tahun 2004-2009)1 telah dipaparkan perlunya kegiatan untuk pengembangan program "one province one primary tourism destinotion,,, dengan tujuan
agar masing-masing provinsisetidak-tidaknya memiliki satu destinasi utama yang
dapat diandalkan bagi pemenuhan kebutuhan pasar dalam dan luar negeri. Penetapan destinasi utama tersebut diharapkan dapat menjawab dua
kebutuhan utama, yaitu:
1.
Mendorong percepatan pembangunan kepariwisataandi
daerah sekaligus upaya pemerataan pembangunan kepariwisataan antardaerah dalam konteks pembangunan kepariwisataan nasional;
2.
Memperkuat jejaring destinasi nasional dan regional dalam rangka meningkatkan daya saing destinasi dalam konteks kerjasama regional2.sebagai sebuah growth pole, destinasi utama ini tidak diharapkan
I
2
Peraturan Presiden No.7 tahun 2005.
Di tingkat regional keputusan penetapan destinasi utama ini dilakukan dengan tujuan penyiapan integrasi sektor phriwisata di ASEAN pada 2015 antara lain berupa kesepatatan essiN unhrk
mem[,,ntASEAN Tourism Investment Zone (ATV) berbasis pada kiastei destinasi (Sjamsul
Arifrn et all (ed) , Masyarakat Ekonomi ASEAN 201 5: Memperkuat sinergi ASEAN'di Tengah
Kompetisi Global, Kompas-Gramedia, Jakarta 200g).
KATA PENGANTAR
SEJATAN dengan perkembangan industri pariwisata yang semakin kompetitif
dan dinamis, maka pembangunan kepariwisataan lndonesia harus didorong
pengembangannya secara
tepat
dan terarah. Hal tersebut sangatlah mendasar agar pembangunan kepariwisataan di daerah maupun secaranasional dapat saling bersinergi untuk bersama-sama diarahkan dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetritif dan keu nggulan komparatif kepariwisataan nasional da lam peta persaingan kepariwisataan regional maupun dunia.
Dalam kerangka membangun sinergi pembangunan kepariwisataan
tersebut, telah dilakukan penelitian Pengembangan Daya Tarik Wisata Unggulan di Setiap Propinsi. Penelitian ini juga menjadi bagian dari upaya memberikan arahan mengenai fokus pengembangan kepariwisataan oleh
daerah (provinsi). Selain itu, fokus perlu dilakukan untuk meningkatkan
kesiapan dan kualitas daya tarik unggulan yang dimiliki masing-masing
provinsi sebagai motor penggerak kepariwisataan dan pembangunan
kewilayahan di daerahnya.
Buku
ini
merupakanbentuk lain
dari
laporan "Penelitian
Pengembangan Daya Tarik Wisata Unggulan di Setiap Propinsi" yang digagas
oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Pariwisata pada tahun
2009. Buku ini memuat hasil pemetaan dan analisis pengembangan daya tarik wisata unggulan di setiap provinsi berikut tingkat daya saingnya, serta
rekomendasi pengembangannya.
9
SAMBUTAN
DAYA tarik wisata (tourism otraction) merupakan unsur utama dari sebuah destinasi wisata. Oleh karena
itu
upaya pengembangannya perlu terus-menerus dilakukan, bukan saja oleh pemerintah, melainkan juga olehsegenap pihak yang terkait.
lndonesia merupakan negara
yang
kaya akansumber
dayapariwisata,
namun belum semua bisa dikembangakan untuk menjadidaya tarik wisata secara aktual. Berbagai upaya sangat diperlukan untuk
mengembangkan potensi sumber daya pariwisata tersebut.
Dengan begitu kayanya akan berbagai potensi, baik alam maupun
buday4 kalau tidak dilakukan kajian dengan baik, bisa jadi kita terperangkap
dalam paradoks "the problem of plenty".Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi serta memilih sumber daya yang memang patut diunggulkan pada
masing-masing daerah, untu k kemudian memfokuskan pengembangannya,
mengikuti konsep "the power of focus".
Pengembangan daya tarik wisata juga sangat penting artinya dalam konteks pemberdayaan masyarakat lokal. Pengembangan pariwisata pada suatu daerah akan memberikan dampak positif terhadap pembangunan
ekonomi, dan dinamika sosial masyarakat lokal. Munculnya berbagai kebutuhan wisatawan pada suatu destinasi, tentu akan membawa dampak
yang baik bagi perkembangan ekonomi di tingkat lokal, yang selanjutnya menjadi wahana yang baik dalam upaya pemerataan kesejahteraan.
Saya menyambut baik penertiban buku
ini,
yang niscaya bisa memberikan kontribusi dalam usaha pengembangan daya tarik wisataBAB 3
ANALISIS
...,
81ANALISIS DAN PENETAPAN DESTINASI PARIWISATA PRIMER
...
. 811.
ANALISIS SUPERIMPOSE TERHADAP BERBAGAI DATA DANRENCANA
.,....81
2.
ANALISIS DESTINASI PARIWISATA NASIONAL DI INDONESIA. . . . 1OO3.
ANALISIS 33 DESTINASI PARIWISATA PRIMER SETIAP PROVINSi . . .LIL
ANALISIS DAYA SAING DESTINASI
PARIWISATA
,,
LL4l.DIMENSIDANINDIKATORPENGUKURAN...
...,,TT4
2. PENGHITUNGAN DAYA SAING DESTINASI PARIWISATA PRIMER. . . . 115
BAB 4
PENUTUP.
....
133PEMETAAN DESTTNAS| pARtWtSATA pRtMER SETtAp pROVtNSt (OruE
PROVINCE-ONEpRtMARyDESTINATION)..
...
133 DAYASAING DESTINASI PRIMER DI SETIAPPROVINSI
...
135REKOMENDASIPENGEMBANGAN
,....
139DAFTAR
PUSTAKA
....
156Dqftqr
lsi
SAMBUTAN
KATA PENGANTAR.
BAB 1
PENDAHUTUAN
....
.,...,..
11LATARBELAKANG.
...7L
KERANGKAKONSEP.
...16
DAYA TARTK WTSATA (tourism
attroction)
. ..
t6
DESTINASI PARTWTSATA (Tourism
Destination)
...
2t
Operasionalisasi Konsep Destinasi pariwisata Dalam Struktur
RuangPembangunan....
....33
ONE PROVINCE ONE PRIMARY
DESTINATION
. . ,..
. . 35DAYASAING
DESTINASIPARIWISATA
...35
ALUR
PIKIR
...
..46
BAB 2
PROFIT DAYA TARTK WTSATA DI 33 PROVINSI. .
.
. . , . 471. PROPINSI NANGROE ACEH
DARUSSALAM
. . . . 482.PROPINSISUMATERAUTARA
.,,,,,,..49
3.
PROPINSISUMATERABARAT
...50
4. PROP|NS| RIAU
.
....
s15.
PROPINSIJAMBI
.,,,,,,52
5. PROPINSI SUMATERA SELATAN
T. PROPINSI
BENGKULU
., .54
9.
PROPINSIBANGKA.BELITUNG
....,..56
ISAN 378-175-Lq'{o-?3-6
"lllrlllrutll[[ttuLl[il
c'r-t
r.ir-rc