• Tidak ada hasil yang ditemukan

INTERAKSI MAHASANTRI MA HAD AL-JAMI AH DENGAN AL-QUR AN (STUDI KASUS DI MABNA SYARIFAH MUDA IM MA HAD AL-JAMI AH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "INTERAKSI MAHASANTRI MA HAD AL-JAMI AH DENGAN AL-QUR AN (STUDI KASUS DI MABNA SYARIFAH MUDA IM MA HAD AL-JAMI AH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA)"

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

INTERAKSI MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMI’AH DENGAN AL-QUR’AN

(STUDI KASUS DI MABNA SYARIFAH MUDA’IM MA’HAD AL-JAMI’AH UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Eli Qurniawati NIM: 11170340000185

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022 M / 1443 H

(2)
(3)

INTERAKSI MAHASANTRI MA’HAD AL-JAMI’AH DENGAN AL-QUR’AN

(STUDI KASUS DI MABNA SYARIFAH MUDA’IM MA’HAD AL-JAMI’AH UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh:

Eli Qurniawati NIM: 11170340000185

Pembimbing

Dr. Syahrullah, MA.

NIP: 19780818 200901 1 0116

PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2022 M / 1443 H

(4)
(5)

dc

VT

PENGESAHAN SIDANG MUNAQASYAH

Skripsi yang berjudul INTERAKSI MAHASANTRI MA’HAD AL- JAMI’AH DENGAN AL-QUR’AN (STUDI KASUS DI MABNA SYARIFAH MUDA’IM MA’HAD AL-JAMI’AH UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA) telah diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Ushuluddin, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal12 November 2021. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Agama (S.Ag) pada Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir.

Jakarta, 24 Januari 2022 Sidang Munaqasyah

Ketua Merangkap Anggota, Sekretaris Merangkap Anggota,

Dr. Eva Nugraha, M.Ag Fahrizal Mahdi, Lc., MIRKH NIP. 19710217 199803 1 002 NIP. 19820816 201503 1 004

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Dr. Mafri Amir, MA Moh. Anwar Syarifuddin, MA NIP. 19580301 199203 1 001 NIP. 19720518 199803 1 003

Pembimbing,

Dr. Syahrullah, MA.

NIP. 19780818 200901 1 0116

(6)
(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Eli Qurniawati NIM : 11170340000185 Fakultas : Ushuluddin

Jurusan/Prodi : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir

Judul Skripsi : Interaksi Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dengan al-Qur’an.

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan karya saya sendiri, yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan merupakan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 09 Januari 2022

Eli Qurniawati NIM: 11170340000185

(8)
(9)

ix ABSTRAK

Eli Qurniawati, 11170340000185

“Interaksi Mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dengan al-Qur’an”

Pada era globalisasi ini, upaya pemahaman terhadap kitab suci al- Qur’an sudah dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Pola interaksi antara umat islam dengan al-Qur’an pun terbagi menjadi tiga model.

Pertama: model interaksi melalui pendekatan atau kajian teks, Kedua:

model interaksi melalui kajian Ulumul Qur’an dan model ketiga: dengan mencoba secara langsung berinteraksi, memperlakukan dan menerapkan al- Qur’an secara praktis dalam kehidupan sehari-hari atau biasa dikenal dengan Living Qur’an. Model ketiga dari interaksi ini dapat dilihat misalnya dengan membaca al-Qur’an, menghafalkan al-Qur’an, menerapkan ayat- ayat al-Qur’an tertentu dalam kehidupan individu maupun dalam kehidupan sosial. Pengkajian dan pembelajaran tentang al-Qur’an juga sudah masuk ke dalam kurikulum mata pelajaran ataupun mata perkuliahan, baik dalam ranah pendidikan formal maupun non formal, termasuk juga Mabna Syarifah Muda’im yang merupakan bagian dari UPT Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menerapkan beberapa program berbasis Qur’ani dalam upaya adanya interaksi antara para mahasantri dengan al-Qur’an.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, prosedur pengumpulan datanya antara lain: observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Untuk wawancara penulis lakukan dengan pengasuh, murabbiyah, koordinator divisi Taḥfīẓ dan Ibadah, beberapa anggota divisi Taḥfīẓ dan Ibadah serta mudabbirah divisi kemahasantrian Mabna Syarifah Muda’im 2020-2021. Untuk kuesioner penulis lakukan dengan responden para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im dari angkatan 2017-2020 dan dokumentasi penulis lakukan dengan menganalisis data tertulis dan tidak tertulis yang berkaitan dengan Mabna Syarifah Muda’im.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im dengan al-Qur’an dilakukan dengan empat macam, yaitu: membaca al-Qur’an, menghafal al-Qur’an, mendengarkan al-Qur’an dan Tadabur al-Qur’an. (2) Dampak yang dirasakan oleh para mahasantri dengan melakukan interaksi dengan al-Qur’an dapat dilihat melalui pengamalan mereka terhadap kandungan-kandungan al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari, khususnya di Mabna Syarifah muda’im, seperti dalam hal ibadah, perilaku dan interaksi sosial.

Kata kunci: Mahasantri, Interaksi, Mabna Syarifah Muda’im.

(10)
(11)

xi

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat, nikmat dan pertolongan-Nya penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan skripsi dengan judul “Interaksi Mahasantri Ma’had Al- Jami’ah dengan al-Qur’an” yang merupakan studi kasus di Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Salawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Karena berkat diutusnya beliau, manusia dapat terangkat dari alam kejahiliyahan menuju alam yang terang benderang yakni dengan adanya Iman dan Islam.

Selanjutnya, penulis sangat menyadari bahwa dalam proses penyelesaian skripsi ini tidak luput dari bimbingan, dukungan, arahan, dan bantuan dari banyak pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa syukur penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, MA., Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Yusuf Rahman, MA., Dekan Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Eva Nugraha, MA., Ketua Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir dan Fahrizal Mahdi, Lc. MIRKH., Sekretaris Program Studi Ilmu al- Qur’an dan Tafsir Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Dasrizal, M.I.S., Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan banyak arahan dan nasehat dalam proses perkuliahan dan penyelesaian skripsi penulis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Dr. Syahrullah, MA., Dosen Pembimbing Skripsi yang telah banyak meluangkan waktu dan aktivisnya guna memberikan bimbingan, arahan dan koreksian dalam proses penyusunan skripsi ini.

(12)

6. Seluruh Guru Besar dan Dosen Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalaman kepada penulis selama penulis menimba ilmu di Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Syarif Hidayatullah Jakarta . 7. Bunda Nailil Huda, Lc. M.Ed., Pengasuh Mabna Syarifah Muda’im yang

telah memberikan banyak ilmu dan bimbingan kehidupan selama penulis tinggal dan berproses di Mabna Syarifah Muda’im khususnya pada tahun 2017.

8. Ustazah Badriyah S.Si., Murabbiyah Mabna Syarifah Miuda’im 2020- sekarang yang telah bersedia diwawancarai oleh penulis, terima kasih juga karena pada tahun 2017 selama penulis menjadi mahasantri aktif Mabna Syarifah Muda’im telah menjadi mentor taḥfīẓ yang sangat menginspirasi dan mendidik penulis.

9. Teman-teman terdekat penulis di bangku perkuliahan, yaitu: saudari Ida Nurlaila Sari, Salma Itsnaini, Ade Rizka Fitria yang senantiasa membersamai suka dan duka dalam proses menimba ilmu di Tanah Rantau (UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), terima kasih juga karena banyak memberikan pengalaman kepada penulis agar bisa menjadi orang yang saling mengasihi dan menyayangi dalam keadaan jauh dari orang tua, serta selalu berkenan membantu dalam setiap kesulitan dan berkenan menjadi tempat keluh kesah guna mendapatkan solusi dalam setiap permasalahan penulis.

10. Teman-teman Program Studi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir angkatan 2017 terkhusus IAT E atau inspire family atas kebersamaannya selama menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Segenap mudabbirah dan para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im 2020-2021 (ustazah Arzicha Putty Annisa, ustazah Mas Rifqiyah Maulana Alfisyah, ustazah Istiqomah, ustazah Siti Niswatul Fauziyah,

(13)

ustazah Izzatul fikri) yang telah bersedia menjadi informan dalam proses penelitian skripsi ini.

12. Seluruh responden kuesioner penelitian skripsi penulis, yaitu mahasantri Mabna Syarifah Muda’im angkatan 2021 yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu karena sudah bersedia meluangkan waktu guna mengisi kuesioner yang disebar oleh penulis. Terima kasih juga kepada saudari Siti Nurwafa karena telah membantu proses penyebaran kuesioner penulis, Jazākumullāh khair al-jazā’.

Yang paling utama, ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis, yaitu bapak Abd. Rachem dan ibu Siti Amina yang senantiasa mendoakan kemudahan dan kebaikan dalam setiap langkah, impian, cita dan aktivitas penulis. Terima kasih juga karena selalu memberikan perhatian, kasih sayang dan dukungan dalam proses studi penulis termasuk dalam hal penyelesaian skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih untuk mbak penulis, yaitu Ainur Rahmah S. Pd.I yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan agar penulis selalu semangat dalam mengejar cita-cita yang diinginkan. Terima kasih banyak juga karena sudah membantu proses pembiayaan pendidikan penulis dari MTs sampai ke jenjang perguruan tinggi ini. Semoga kelak penulis bisa menjadi orang yang sukses dan bisa berbalas budi kepadanya. Tidak lupa juga ucapan terima kasih kepada kakak penulis, yaitu Nawari, S.H. yang selalu memberikan support agar penulis semangat dalam proses penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.

Penulis sangat menyadari bahwa wawasan serta keilmuan penulis masih jauh dari kata sempurna. Sehingga apabila ditemukan banyak kesalahan dan kekeliruan dalam skripsi ini, dengan penuh kerendahan hati, penulis meminta maaf yang sebesar-besarnya. Akan tetapi penulis sudah berusaha semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis

(14)

miliki guna bisa menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Semoga skripsi ini bisa memberikan banyak manfaat bagi semua kalangan serta bisa menjadi sumbangsih dalam perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam kajian Living al-Qur’an.

Akhir kata, penulis berharap dan berdo’a kepada Allah SWT.

Semoga semua pihak yang sudah berpengaruh dan membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini mendapatkan rahmat dan keberkahan dari Allah SWT.

Ciputat, 09 Januari 2022

Eli Qurniawati NIM : 11170340000185

(15)

xv

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi Arab Latin merupakan hasil keputusan bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan serta Kebudayaan R.I. Nomor: 158 Tahun 1987 dan Nomor: 0543b/U/1987.

A. Konsonan

Daftar huruf Bahasa Arab dan Transliterasinya ke dalam huruf Latin dapat dilihat pada tabel berikut:

No Huruf Arab Huruf Latin Keterangan

1

ا

tidak dilambangkan tidak dilambangkan

2

ب

b be

3

ت

t te

4

ث

es (dengan titik di atas)

5

ج

j je

6

ح

ha (dengan titik di bawah)

7

خ

kh ka da ha

8

د

d de

9

ذ

ż zet (dengan titik di atas)

10

ر

r er

11

ز

z zet

12

س

s es

13

ش

sy es dan ye

14

ص

es (dengan titik di bawah)

15

ض

de (dengan titik di bawah)

16

ط

te (dengan titik di bawah)

(16)

17

ظ

zet (dengan titik di bawah)

18

ع

‘‒ apostrof terbalik

19

غ

g ge

20

ف

f ef

21

ق

q qi

22

ك

k ka

23

ل

l el

24

م

m em

25

ن

n en

26

و

w we

27

ه

h ha

28

ء

–’ apostrof

29

ي

y ye

Hamzah )ء( yang terletak di awal kata, mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apapun. Jika ia terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (᾽).

B. Vokal

Vokal tunggal bahasa arab, yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut:

Tanda Nama Huruf Latin

َ ا fatḥah a

َ ا kasrah i

َ ا ḍammah u

(17)

C. Maddah

Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu:

Harakat dan

huruf Nama Huruf dan tanda Nama

ا َ

fathah dan alif ā a dan garis di

atas

ي َ

kasrah dan ya ī i dan garis di

atas

وُى

ḍammah dan

wawu

ū u dan garis di atas

Contoh:

تا م

: māta

لْي ق

: qĩla

ُتْوُم ي

: yamūtu

D. Ta Marbūṭah

Transliterasi untuk ta marbūṭah yang hidup atau yang mendapat harakat fatḥah, kasrah dan ḍammah, transliterasinya adalah (t). Sedangkan ta marbūṭah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah (h).

Kalau pada kata yang berakhiran dengan ta marbūṭah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al- serta bacaan kedua kata itu terpisah, maka ta marbūṭah itu ditransliterasikan dengan (h).

Contoh:

لا فْط لأا ُة ضْو ر

: Rauḍah al-aṭfāl E. Syaddah (Tasydīd)

(18)

Syaddah atau tasydīd yang dalam sistem tulisan arab dilambangkan dengan sebuah tanda tasydid, dalam transliterasi ini dilambangkan dengan perulangan huruf (konsonan ganda) pada kata yang diberi tanda syaddah.

Contoh:

ا نَّ ب ر :

Rabbana

F. Kata Sandang

Kata sandang dalam tulisan arab dilambangkan dengan huruf )لا) alif dan lam ma’rifah. Dalam pedoman transliterasi ini, kata sandang ditransliterasikan seperti biasa, al-, baik ketika ia diikuti oleh huruf syamsiyah atau huruf qamariyah. Kata sandang tidak mengikuti bunyi huruf langsung yang mengikutinya. Kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya dan dihubungkan dengan garis mendatar (-).

Contoh:

ُسْمًّشل ا :

al-Syamsu (bukan asy-syamsu)

ُة ل زْلَّزل ا :

al-zalzalah (bukan az-zalzalah) G. Hamzah

Aturan transliterasi huruf hamzah menjadi apostrof (‘) hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Namun bila hamzah terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan, karena dalam tulisan arab ia berupa alif.

Contoh:

نْوُرُمْأ ت :

ta’murūna

ئْي ش :

Syai’un

ُتْر مُأ :

umirtu

H. Penulisan Kata Arab yang lazim digunakan dalam Bahasa Indonesia

(19)

Kata, istilah atau kalimat arab yang ditransliterasi adalah kata, istilah atau kalimat yang belum dibakukan dalam bahasa indonesia. Kata, istilah atau kalimat yang sudah lazim dan menjadi bagian dari perbendaharaan bahasa indonesia , atau sudah sering ditulis dalam tulisan bahasa indonesia, tidak lagi ditulis menurut cara transliterasi di atas. Misalnya kata al-Qur’an, sunnah, khusus dan umum, kecuali jika kata-kata tersebut menjadi bagian dari satu rangkaian teks arab, maka harus ditransliterasi secara utuh.

Contoh: Fī Ẓilāl al-Qur-ān.

I. Lafẓ al-Jalālah

Kata “Allah” yang didahului partikel seperti huruf jar dan huruf lainnya atau berkedudukan sebagai muḍāf ilaih (frasa nominal), ditransliterasi tanpa huruf hamzah. Contoh:

هّللا ب

(billāh).

J. Huruf Kapital

Meskipun sistem tulisan arab tidak mengenal huruf kapital (All Caps), dalam transliterasinya huruf-huruf tersebut dikenai ketentuan tentang penggunaan huruf kapital berdasarkan pedoman ejaan bahasa Indonesia yang berlaku (EYD). Huruf kapital tersebut misalnya digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri (orang, tempat, bulan) dan huruf pertama pada permulaan kalimat. Bila nama diri didahului oleh kata sandang (al-), maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal dari nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Jika terletak di awal kalimat, maka huruf A dari kata sandang tersebut menggunakan huruf kapital (Al-), ketentuan yang sama juga berlaku untuk huruf awal dari judul referensi yang didahului oleh kata sandang al-, baik ketika ia ditulis dalam teks maupun dalam catatan rujukan (CK, DP, CDK, dan DR).

Contoh:

Naṣīr al-Dīn al-Ṭūsī

(20)
(21)

xxi DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... i

LEMBAR PENGESAHAN MUNAQASYAH ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... vii

ABSTRAK ... ix

KATA PENGANTAR ... xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ... xv

DAFTAR ISI ... xxi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Permasalahan ... 5

1. Identifikasi Masalah ... 5

2. Pembatasan Masalah ... 6

3. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

D. Tinjauan Kajian Terdahulu ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 13

1. Jenis Penelitian ... 14

2. Lokasi Penelitian ... 14

3. Sumber Data ... 14

4. Teknik Pengumpulan Data ... 15

5. Teknik Analisis Data ... 17

6. Tahapan Penelitian ... 18

7. Teknik Penulisan ... 18

F. Sistematika Penulisan ... 19

BAB II POLA INTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN ... 21

A. Pengertian ... 21

B. Pentingnya Interaksi dengan al-Qur’an ... 30

(22)

C. Praktik Pembelajaran al-Qur’an ... 32 1. Program Taḥsīn al-Qur’ān ... 32 a. Pengertian Taḥsīn al-Qur’ān ... 32 b. Landasan Hukum Mempelajari Taḥsīn al-Qur’ān ... 32 2. Program Tilāwah al-Qur’ān ... 34 a. Pengertian Tilāwah al-Qur’ān ... 34 b. Keutamaan Tilāwah al-Qur’ān ... 34 3. Program One Day One Juz ... 35 4. Program Taḥfīẓ al-Qur’ān ... 35 a. Pengertian Taḥfīẓ al-Qur’ān ... 35 b. Hukum Menjaga Hafalan al-Qur’an ... 37 c. Metode-Metode Menghafal al-Qur’an ... 38 5. Tasmī‘ al-Qur’ān bi al-Gaib ... 40 6. Musābaqah Qur’āni ... 40 BAB III PROFIL MA’HAD AL-JAMI’AH ... 43 A. Sejarah Singkat Mabna Syarifah Muda’im ... 43 B. Visi dan Misi Mabna Syarifah Muda’im ... 44 C. Struktur Kepengurusan di Mabna Syarifah Muda’im ... 45 D. Gambaran Umum Kegiatan di Mabna Syarifah Muda’im ... 50 E. Tata Tertib di Mabna Syarifah Muda’im ... 55 F. Sarana dan Prasarana di Mabna Syarifah Muda’im ... 56 BAB IV TUJUAN, MOTIVASI DAN DAMPAK INTERAKSI ... 59 A. Tujuan dan Realisasi Program Berbasis Qur’ani ... 59 a. Taḥsĩn al-Qur’ān ... 60 b. ODOJ ... 65 c. Taḥfiẓ al-Qur’ān ... 67 B. Motivasi dan Dampak Interaksi Mahasantri Mabna Syarifah Muda’im

Angkatan 2021 dengan Al-Qur’an ... 77

(23)

BAB V PENUTUP ... 93 A. Kesimpulan ... 93 B. Saran ... 94 DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN-LAMPIRAN

(24)
(25)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi ini, upaya pemahaman terhadap kitab suci al- Qur’an sudah dilakukan dengan berbagai macam pendekatan. Pola interaksi antara umat Islam dengan al-Qur’an pun terbagi menjadi tiga model.

Pertama: model interaksi melalui pendekatan atau kajian teks, cara ini telah lama dilakukan oleh para ulama klasik terdahulu maupun ulama-ulama kontemporer, yang kemudian menghasilkan beberapa produk kitab tafsir.

Sedangkan model kedua: model interaksi melalui kajian Ulumul Qur’an, dan model ketiga: dengan mencoba secara langsung berinteraksi, memperlakukan dan menerapkan al-Qur’an secara praktis dalam kehidupan sehari-hari atau biasa dikenal dengan Living Qur’an. Model ketiga dari interaksi ini dapat dilihat misalnya dengan membaca al-Qur’an, menghafalkan al-Qur’an, menerapkan kandungan ayat-ayat al-Qur’an tertentu dalam kehidupan individu maupun sosial.

Allah SWT. Telah berjanji, barang siapa yang membaca al-Qur’an, mengikutinya, mengamalkan apa yang ada di dalamnya, melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, niscaya orang tersebut tidak akan tersesat di dunia dan di akhirat. Sebaliknya, Allah pun berjanji bahwasanya barangsiapa yang berpaling dari kitab-Nya, enggan memahami dan mengamalkannya, niscaya orang tersebut akan jauh dari rahmat Allah di dunia dan hina di akhirat, Sebagaimana yang telah Allah sampaikan dalam firman-Nya, yaitu Qs. Ṭāhā/ 20: 124-126.1

Al-Qur’an sebagai kitab suci terakhir yang diturunkan tentunya mempunyai banyak perbedaan dengan kitab-kitab suci sebelumnya. Yaitu

1 Faizah Ali Syibromalisi, Tafsir Aqidah “Al-Qur’an Sebagai Kitab Suci” (Ciputat:

UIN Jakarta Press, 2016), 127.

(26)

kitab-kitab suci sebelumnya bersifat temporal, sedangkan al-Qur’an ditujukan untuk seluruh umat manusia sampai akhir zaman.2 Oleh karena itu, tidaklah mengherankan apabila pembahasan terkait interaksi dengan al- Qur’an selalu menjadi suatu yang menarik untuk dikaji dan diteliti oleh para ilmuwan muslim maupun non muslim. Bahkan di era modern seperti sekarang ini, pengkajian dan pembelajaran tentang al-Qur’an sudah masuk ke dalam kurikulum mata pelajaran ataupun mata perkuliahan, baik dalam ranah pendidikan formal maupun non formal.

Dewasa ini, banyak lembaga-lembaga non formal seperti Ma’had (pondok pesantren) atau asrama sistem Ma’had yang telah menerapkan program-program interaksi dengan al-Qur’an, tidak sedikit dari lembaga- lembaga non formal tersebut juga menjadikan al-Qur’an sebagai wiridan dan program wajib di Ma’had nya, termasuk Mabna Syarifah Muda’im yang merupakan bagian dari UPT Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang mengharuskan para mahasantrinya mengikuti segala bentuk program interaksi dengan al-Qur’an yang ada di dalamnya.

Hal ini dimaksudkan agar para mahasantrinya bisa lebih dekat dengan al- Qur’an dan bisa mendapatkan manfaat al-Qur’an dengan adanya kemampuan untuk bisa merealisasikan nilai-nilai al-Qur’an tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari, yakni diharapkan akhlak mahasantri sesuai dengan anjuran yang ada dalam al-Qur’an.

Dalam pelaksanaan program yang mengharuskan para mahasantri untuk berinteraksi dengan al-Qur’an, juga tidak lepas dari berbagai kendala.

Salah satunya adanya pandemi Covid-19 yang mulai tersebar di Indonesia dari awal bulat maret 2020 sangat berpengaruh terhadap banyak hal, di antaranya adalah menyebabkan perubahan sistematika pelaksanaan beberapa program yang biasa diterapkan di dunia pendidikan, baik ranah

2 M. Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1992), 35.

(27)

formal seperti di perkuliahan, SMA, SMP dan SD maupun non formal seperti Mabna Syarifah Muda’im yang merupakan sebuah pesantren mahasiswi yang dikhususkan untuk para mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah jakarta yang telah diterima menjadi bagian di dalamnya melalui prosedur yang telah ditetapkan.

Mabna Syarifah Muda’im mulai menerapkan beberapa program di dalamnya secara daring sejak ada himbauan dari keputusan Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, agar seluruh aktivitas perkuliahan, pelayanan dan seluruh program yang berada di bawah naungan kampus dilaksanakan secara daring, yakni bertepatan pada minggu ketiga bulan maret. Sehingga hal tersebut menyebabakan program-program yang sebelumnya dilaksanakan secara langsung (luring) di Mabna Syarifah Muda’im dirubah dengan sistem daring. Dalam perealisasian beberapa program secara daring tersebut tentunya juga menemukan banyak kendala yang menyebabkan adanya pembaharuan program yang dianggap masih bisa efektif untuk tetap diterapkan pada tahun ajaran 2021. Selain itu, maraknya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, juga diindikasi dapat membuat para mahasantri teralihkan dari semangat mempelajari al- Qur’an dan ilmu-ilmu terkait dengannya. Hal ini disebabkan karena mereka (mahasantri) lebih difokuskan pada booming-nya sosial media, apalagi Mabna Syarifah Muda’im sendiri merupakan pesantren yang hanya dikhususkan untuk mahasantri putri, lebih spesifiknya hanya untuk para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah saja, yang tidak mungkin dalam kesehariannya tidak menggunakan alat elektronik seperti handphone, laptop dan lain-lain.

Alasan penulis memilih tema ini, karena setelah melihat realita kehidupan umat Islam pada umumnya dan kehidupan para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im khususnya, yang dalam kesehariannya

(28)

melakukan interaksi dengan al-Qur’an baik dengan membacanya, menghafalkan, mendengarkan ataupun mempelajari kandungan dan ilmu- ilmu yang terkait dengannya, masih ada dari mereka yang disinyalir belum mengamalkan kandungan-kandungan al-Qur’an itu sendiri dalam aktivitas sehari-hari mereka. Hal ini dapat kita lihat dari tidak kembalinya mereka 100% dalam menanggapi permasalahan hidup yang dialami terhadap al- Qur’an, serta perilaku mereka dalam kehidupan sehari-sehari yang kadang kala masih belum mencerminkan pengamalan terhadap kandungan al- Qur’an. Selain itu, masih ada dari mereka yang menganggap al-Qur’an ini sekedar bacaan yang hanya bisa mendapatkan pahala dengan membacanya, tanpa mengetahui secara pasti tujuan dan manfaat dari al-Qur’an itu sendiri serta manfaat berinteraksi dengannya. Sebagian lagi, keberadaan mahasantri yang posisinya sudah menjadi mahasiswi, disinyalir merubah keseringan interaksi dengan al-Qur’an dibandingkan dengan yang biasa dilakukan dulu pada masa di pondok pesantrennya, terkhusus bagi mahasantri yang background sebelum ke Mabna Syarifah Muda’im adalah pesantren.

Alasan penulis memilih Mabna Syarifah Muda’im sebagai lokasi penelitian, karena mabna ini merupakan pesantren yang dikhususkan bagi mahasantri tingkat mahasiswi, yang di dalamnya menerapkan sistem pembelajaran berbasis agama dan modern, sehingga mahasantri yang tinggal di dalamnya tidak hanya mempelajari ilmu agama saja, melainkan juga dibimbing ilmu-ilmu umum melalui kegiatan pembinaan bahasa ingris, ekstrakurikuler dan lain sebagainya. Sehingga hal ini menarik perhatian penulis untuk memilih Mabna ini sebagai lokasi penelitian skripsi.

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, dapat diketahui bagaimana interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im dengan al-Qur’an melalui program berbasis Qur’ani yang tetap diterapkan pada tahun ajaran 2021

(29)

serta sejauh mana dampak al-Qur’an dirasakan dalam realita kehidupan para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

B. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan interaksi mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dengan al-Qur’an sebagai berikut:

a. Ditemukannya tanda-tanda mahasantri yang dalam kesehariannya masih belum berpacu terhadap al-Qur’an, seperti halnya dalam menanggapi permasalahan hidup yang realitanya masih ada yang tidak menerapkan fungsi-fungsi al-Qur’an itu sendiri.

b. Disinyalir mahasantri yang melakukan interaksi dengan al-Qur’an baik dalam bentuk mendengarkan, membaca, menghafalkan ataupun mempelajari ilmu-ilmu terkait tentangnya hanya sebatas tuntutan program wajib yang harus diikuti oleh seluruh mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

c. Maraknya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin canggih, diindikasi membuat para mahasantri teralihkan dari antusiasme mempelajari al-Qur’an dan lebih tertarik pada booming-nya sosial media, seperti lebih banyak menggunakan waktu untuk mengakses Instagram, Facebook dan lain-lain.

d. Pada sebagian kalangan mahasantri al-Qur’an hanya dianggap sebagai bacaan yang dengan membacanya bisa mendapatkan pahala tanpa mengetahui secara pasti apa tujuan dan manfaat yang dirasakan dengan adanya interaksi dengan al-Qur’an.

(30)

e. Adanya perbedaan keseringan interaksi dengan al-Qur’an yang biasa dilakukan sebelum dan setelah bergabung di Mabna Syarifah Muda’im.

2. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya pembahasan dalam penelitian skripsi ini, maka penulis membatasi masalah yang akan menjadi fokus penelitian skripsi penulis, yaitu: “Interaksi mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dengan al- Qur’an di Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2021”.

3. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada pembatasan masalah di atas, penulis memberikan rumusan masalah, yaitu: Bagaimana interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan al-Qur’an tahun ajaran 2021?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan dan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan adanya penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan al- Qur’an melalui program berbasis Qur’ani tahun ajaran 2021.

2. Untuk mengetahui dampak al-Qur’an yang dirasakan dalam realita kehidupan mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al- Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Manfaat Penelitian

1. Secara Teoritis, penelitian ini berguna untuk memberikan kontribusi dan tambahan wawasan ilmu pengetahuan terkait

(31)

interaksi dengan al-Qur’an khususnya untuk lembaga-lembaga non formal seperti Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta juga bisa dijadikan acuan bagi para peneliti selanjutnya yang memiliki relevansi dengan judul penelitian skripsi penulis.

2. Secara Praktis, penelitian ini berguna bagi penulis untuk mengetahui interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im dengan al-Qur’an dan sejauh mana dampak yang dirasakan mahasantri dengan adanya interaksi dengan al-Qur’an tersebut. Selain itu, juga dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan bagi para pengurus atau mudabbirah Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk lebih meningkatkan dan memajukan kegiatan interaksi mahasantri dengan al-Qur’an.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

Penulis telah menelusuri dan menelaah beberapa kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan tema yang penulis angkat dalam penelitian ini, yang mana kegiatan ini dimaksudkan untuk menjelaskan bahwa skripsi ini belum pernah ditulis oleh peneliti-peneliti sebelumnya.

Sejauh penulis menelusuri, terdapat beberapa literatur yang memiliki relevansi dengan penelitian ini. Literatur tersebut baik berbentuk skripsi, tesis, artikel atau jurnal yang akan penulis paparkan berdasarkan kronologisnya sebagai berikut:

Ety Kustiwi, “Penerapan Metode Pembelajaran Al-Qur’an dalam Meningkatkan Pemahaman Anak-Anak”. Dalam skripsi tersebut dibahas bagaimana metode-metode yang digunakan dalam upaya meningkatkan pemahaman anak-anak terhadap al-Qur’an, diantaranya adalah dengan metode tilawati dan iqra’. Persamaan skripsi Ety Kustiwi dengan skripsi penulis adalah dalam metode yang digunakan, yaitu sama-sama

(32)

menggunakan metode penelitian lapangan ( field research) dan sama-sama ada bahasan terkait al-Qur’an. Sedangkan perbedaannya adalah pada objek dan tempat penelitian. Selain itu, pembelajaran dalam skripsi penulis menggunakan metode azka untuk program taḥsīn dan dalam skripsi Ety menggunakan metode tilawati dan iqra’ sebagai metode pembelajaran.3

Belgies Oktavia, “Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur’an dalam Meningkatkan Baca Tulis Al-Qur’an di Madrasah Diniyah”. Dalam skripsi tersebut dibahas metode-metode yang diterapkan dalam upaya meningkatkan kemampuan baca dan tulis para siswa di MD, yakni dengan menggunakan metode UMMI dan metode Tartila.4

Anik Atus Sa’diyah, “Pola Interaksi Siswa MIN Malang 1 dengan Al- Qur’an”. Dalam tesis tersebut dibahas bagaimana metode Ummi digunakan sebagai metode dalam interaksi mempelajari baca al-Qur’an yang diterapkan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri 1 Malang.5

Syafril Fitrah Jaya, “Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al- Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an Oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang”. Dalam skripsi tersebut dibahas bagaimana program tadarus al- Qur’an yang diterapkan di SMP LTI IGM Palembang, serta pembinaan pembiasaannya.6

Eri Yudhani, “Efektivitas Membaca dan Mentadaburi Al-Qur’an dalam Menurunkan Kecemasan Siswa yang Akan Menghadapi Ujian

3 Ety Kustiwi, “Penerapan Metode Pembelajaran Al-Qur’an dalam Meningkatkan Pemahaman Anak-Anak” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2008).

4 Belgies Oktavia, “Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur’an dalam Meningkatkan Baca Tulis Al-Qur’an di Madrasah Diniyah” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015).

5 Anik Atus Sa’diyah, “Pola Interaksi Siswa MIN Malang 1 dengan Al-Qur’an”

(Tesis., Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015).

6 Syafril Fitrah Jaya, “Implementasi Program Pembiasaan Tadarus Al-Qur’an dalam Pembinaan Cinta Al-Qur’an Oleh Siswa di SMP LTI IGM Palembang” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2017).

(33)

Sekolah”. Dalam jurnal tersebut dibahas bagaimana dampak mentadaburi al-Qur’an yang dirasakan oleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari.7

Muhammad Donny Purnama, “Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Santri Usia Tamyiz di Kuttab Al-Fatih Bantarjati Bogor”.

Dalam jurnal tersebut lebih difokuskan pada pembelajaran al-Qur’an dan metode-metode yang digunakan dalam upaya pendekatan santri al-Fatih yang sudah berusia tamyiz dengan al-Qur’an. Selain itu, dalam jurnal tersebut juga dibahas mengenai faktor pendukung dan penghambat dari implementasi metode pembelajaran al-Qur’an bagi santri usia tamyiz di Kuttab Al-Fatih Bantarjati Bogor. Kaitan bahasan dalam jurnal tersebut dengan bahasan tema penelitian yang diangkat oleh penulis adalah; dalam jurnal tersebut juga dibahas terkait interaksi dengan al-Qur’an dalam bentuk pembelajaran al-Qur’an (khususnya dalam belajar membacanya), sedangkan perbedaannya, dalam artikel jurnal Muhammad Donny purnama bentuk interaksi dengan al-Qur’annya hanya dalam satu bentuk, sedangkan dalam skripsi penulis dalam dua bentuk, yaitu membaca, dan menghafalkan.8

Hasnan Kasan, “Faktor Interaksi dengan Al-Qur’an dalam Proses Penghayatan Kehidupan Beragama Pelajar-Pelajar UKM”. Kaitan relevansi bahasan yang terdapat dalam jurnal tersebut dengan tema yang diangkat oleh penulis adalah; dalam jurnal tersebut dibahas bahwa walaupun dalam keseharian banyak orang-orang yang berinteraksi dengan al-Qur’an, akan

7 Eri Yudhani, “Efektivitas Membaca dan Mentadaburi Al-Qur’an dalam Menurunkan Kecemasan Siswa yang Akan Menghadapi Ujian Sekolah”. Jurnal Penelitian, vol.2, no.2 (April 2017): 30.

8 Muhammad Donny Purnama, “Implementasi Metode Pembelajaran Al-Qur’an Bagi Santri Usia Tamyiz di Kuttab Al-Fatih Bantarjati Bogor”. Jurnal Penelitian, vol.5, no.1 (Juni 2017): 59.

(34)

tetapi mayoritas dari mereka masih belum bisa memahami dan menghayati isi kandungan al-Qur’an itu sendiri.9

Mia, “Penerapan Metode Tartil dalam Kemampuan Baca Al-Qur’an di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) An-Nur Kota Bengkulu”. Dalam skripsi ini dibahas bentuk interaksi dengan al-Qur’an yang lebih difokuskan pada belajar membaca al-Qur’an dengan menerapkan metode tartīl sebagai kurikulum di TPQ nya.10

Maisarah, “Keutamaan Tadabur Al-Qur’an Terhadap Pelajar Taḥfīẓ”.

Di dalam jurnal tersebut dibahas perlunya mentadaburi al-Qur’an guna bisa menerapkan fungsi al-Qur’an itu dalam kehidupan sehari-hari. Menurut penulis bahasan dalam jurnal tersebut memiliki relevansi dengan tema bahasan yang diangkat oleh penulis.11

Syibli Syarjaya, “Interaksi dengan Al-Qur’an”. Di dalam jurnal tersebut bahasannya lebih fokus pada bagaimana seharusnya pesantren- pesantren di Indonesia mendidik para santrinya dengan menjadikan al- Qur’an sebagai program unggulannya setiap hari. Sedangkan dalam skripsi penulis kegiatan interaksinya hanya difokuskan untuk kalangan mahasantri Mabna Syarifah Muda’im.12

Rosyida Nurul Anwar, “Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an Pada Ibu Rumah Tangga di TPQ Anwarul Qulub Sidorejo”. Dalam jurnal tersebut dibahas tentang bagaimana ibu rumah tangga memiliki daya tarik yang tinggi untuk bisa belajar baca tulis al-Qur’an. Persamaannya dengan

9 Hasnan Kasan, “Faktor Interaksi dengan Al-Qur’an dalam Proses Penghayatan Kehidupan Beragama Pelajar-Pelajar UKM”. Jurnal ilmu Al-Qur’an dan Hadits, vol.7, no.1 (Juli 2017): 97.

10 Mia, “Penerapan Metode Tartil dalam Kemampuan Baca Al-Qur’an di Taman Pendidikan Qur’an (TPQ) An-Nur Kota Bengkulu” (Skripsi S1., Institute Agama Islam Negeri Bengkulu, 2018).

11 Maisarah, “Keutamaan Tadabur Al-Qur’an Terhadap Pelajar Tahfidz”. Jurnal Penelitian, vol.1, no.2 (Mei 2018): 35.

12 Syibli Syarjaya, “Interaksi dengan Al-Qur’an”. Jurnal Keislaman, vol.10, no.2 (Juni 2018): 108.

(35)

skripsi penulis adalah sama dengan literatur-literatur skripsi sebelumnya, yaitu adanya bahasan terkait pentingnya pembelajaran al-Qur’an.

Sedangkan perbedaannya pada objek penelitiannya, yaitu dalam penelitian skripsi penulis objeknya adalah anak kuliahan lebih tepatnya para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im, sedangkan dalam jurnal Rosyida objeknya adalah ibu rumah tangga.13

Dewi Rukmayanti, “Implementasi Program Pembiasaan dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Anak Usia Dini”. Dalam skripsi tersebut dibahas waktu-waktu pembiasaan baca al-Qur’an, adab dan keutamaan membaca al-Qur’an serta faktor yang mempengaruhi pembiasaan dalam pembelajaran membaca al-Qur’an. 14

Siti Farhatul Uyun, “Interaksi Terhadap Al-Qur’an: Studi Atas Perlakuan Terhadap Al-Qur’an di SMPIT As-Salam Curug Kabupaten Tangerang”. Perbedaannya terletak pada objek dan tempat penelitian, yakni dalam skripsi ini pembahasannya difokuskan pada praktik pembelajaran berbasis al-Qur’an yang diterapkan di SMPIT As-Salam Curug kabupaten Tangerang. Selain itu, di dalamnya juga dibahas tentang dasar serta tujuan pembelajaran al-Qur’an, adab membaca al-Qur’an dan keutamaan membaca al-Qur’an. Sedangkan persamaannya dengan skripsi penulis hanya dalam bentuk metode penelitian yang digunakan yaitu sama-sama menggunakan metode kualitatif.15

Muhammad Rizki Fauzi, “Fungsi Al-Qur’an di Sekolah: Studi Kasus di MA Syamsul Ulum Kota Sukabumi”. Dalam skripsi tersebut dibahas

13 Rosyida Nurul Anwar, “Motivasi Belajar Baca Tulis Al-Qur’an Pada Ibu Rumah Tangga di TPQ Anwarul Qulub Sidorejo”. Jurnal penelitian, vol.1, no.1, (Juli 2018): 27.

14 Dewi Rukmayanti, “Implementasi Program Pembiasaan dalam Pembelajaran Membaca Al-Qur’an Anak Usia Dini” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Maulana Hasanuddin Banten, 2019).

15 Siti Farhatul Uyun, “Interaksi Terhadap Al-Qur’an” (Skripsi S1., Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

(36)

bagaimana interaksi para siswa dan siswi MA Syamsul Ulum melakukan interaksi dengan al-Qur’an serta pemahamannya terhadap materi pembelajaran al-Qur’an dan Ḥadīṡ yang masuk ke kurikulum Mata Pelajaran sekolah.16

Anis Musyafa’ah, “Studi Komparasi Program Taḥfīẓ Al-Qur’an di IIQ dan Prodi IAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”. Dalam skripsi tersebut bahasannya lebih kepada membandingkan persamaan dan perbedaan program-program berbasis taḥfīẓ yang terdapat pada keduanya, yang mana untuk prodi IAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadikan program taḥfīẓ sebagai mata kuliah wajib yang ditawarkan di semester 4, sedangkan IIQ menjadikan program taḥfīẓ sebagai program unggulan yang tidak hanya ditawarkan pada mahasiswa prodi IAT saja, melainkan kepada seluruh mahasiswa IIQ secara umum17. Persamaan penelitian skripsi ini dengan skripsi penulis hanyalah dalam bentuk metode penelitian dan interaksi dengan al-Qur’an melalui program taḥfīẓ saja, dan perbedaannya; dalam skripsi penulis menggunakan studi analisis deskriptif, dan interaksi dengan al-Qur’an yang dipaparkan bukan hanya dalam bentuk program taḥfīẓ, melainkan ada beberapa bentuk program lainnya, seperti taḥsĩn, tilāwah, ODOJ dan lain-lain. Sedangkan dalam skripsi Anis Musyafa’ah menggunakan studi komparatif dan hanya fokus untuk program taḥfīẓ saja, serta objek dan tempat penelitiannya pun berbeda.

Kesimpulannya, dari semua literatur di atas baik berbentuk skripsi, tesis artikel maupun jurnal yang memiliki relevansi dengan penelitian skripsi penulis (dari skripsi Ety kustiwi sampai skripsi Anis Musyafa’ah),

16 Muhammad Rizki Fauzi, “Fungsi Al-Qur’an di Sekolah” (Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

17 Anis Musyafa’ah, “Studi Komparasi Program Tahfidz Al-Qur’an di IIQ dan Prodi IAT UIN Syarif Hidayatullah Jakarta” (Skripsi S1, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020).

(37)

mayoritas memiliki kesamaan dengan skripsi penulis hanya dalam dua hal, yaitu: dalam bentuk metode penelitiannya, yakni sama-sama menggunakan metode penelitian lapangan (field research), dan metode pengumpulan datanya, yakni dalam bentuk wawancara, observasi, penelitian dokumen (dokumentasi) dan kuesioner. Sedangkan perbedaannya terdapat pada objek yang menjadi sasaran penelitian dan bahasan-bahasan hasil penelitian dalam setiap babnya.

Sebagaimana telah penulis paparkan di atas, bahwa dari sekian jumlah hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti sebelumnya, belum ada satupun yang menjelaskan tentang interaksi mahasantri dengan al-Qur’an yang dikhususkan untuk pesantren tingkat mahasiswa, karena penulis membedakan objek kajian dalam penelitian ini dengan objek kajian yang telah ditulis oleh para peneliti sebelumnya. Objek penelitian ini berfokus pada kajian Living Qur’an terkait interaksi mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dengan al-Qur’an yang merupakan studi kasus di Mabna Syarifah muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun ajaran 2021.

Ruang kosong ataupun kajian terkait interaksi dengan al-Qur’an yang belum dibahas oleh para peneliti sebelumnya adalah pembahasan terkait pelaksaan kegiatan interaksi dengan al-Qur’an dengan sistem pembelajaran online, yang mana pada umumnya untuk para peneliti sebelumnya yang melakukan penelitian terkait interaksi dengan al-Qur’an hanya memaparkan bagaimana interaksi dengan al-Qur’an dalam sebuah pesantren yang memang pelaksanaan kegiatannya secara offline saja, berbeda dengan penelitian skripsi yang dilakukan oleh penulis yang menjelaskan tentang pelaksanaan program berbasis Qur’ani yang dilaksanakan secara offline dan online sehingga nantinya bisa diketahui lebih efektif dan lebih efisien mana pelaksanaan program tersebut di Mabna Syarifah Muda’im.

E. Metodologi Penelitian

(38)

Metodologi penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.18

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research), yaitu jenis penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang otentik berupa kata-kata tertulis atau lisan dari objek yang diamati yang dilakukan secara langsung terhadap objek yang diteliti.19

Metode yang digunakan adalah berbentuk deskriptif, yaitu suatu penelitian yang memberikan gambaran secara rinci mengenai interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan al-Qur’an.

2. Lokasi Penelitian

Penulis melakukan penelitian di Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang berlokasi di Jalan Ibnu Taimiyah 4, Kelurahan Pisangan, Kecamatan Ciputat Timur, Kabupaten Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

3. Sumber Data a. Sumber Data Primer

Yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian, yakni melalui wawancara dengan pengasuh, murabbiyah, koordinator divisi serta beberapa anggota mudabbirah dari divisi Taḥfīẓ dan Ibadah yang merupakan pengurus Mabna yang bertugas membawahi segala program berbasis al-Qur’an di Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al- Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, wawancara dengan mudabbirah dari divisi kemahasantrian serta wawancara dengan 11 mahasantri angkatan

18 Sedarmayanti, Metodologi Penelitian (Jakarta: Rajawali Press, 2002), 25.

19 Lutfiyah, Metodologi Penelitian “Tindakan Kelas dan Studi Kasus” (Sukabumi:

CV Jejak, 2017), 27.

(39)

2021 yang sudah menempati Mabna pada tahun ajaran 2021, Melakukan observasi terkait interaksi mahasantri dengan al-Qur’an di Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sebagaimana yang telah penulis lakukan pada masa pembelajaran online dengan mengikuti beberapa kegiatan berbasis Zoom Meeting dan terjun langsung ke Mabna Syarifah Muda’im, serta penulis melakukan kuesioner terhadap para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya untuk angkatan 2021.

b. Sumber Data Sekunder

Yaitu sumber data yang diperoleh secara tidak langsung yang menjadi pendukung dari data primer. Sumber data ini bisa dikatakan literatur terkait yang sudah tersusun dan dijadikan dalam bentuk dokumen yang diperoleh melalui kajian pustaka, seperti dari skripsi, artikel jurnal dan buku-buku yang memiliki relevansi dengan bahasan penelitian.20

4. Teknik Pengumpulan data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode pengumpulan data, yaitu: wawancara, observasi, kuesioner serta dokumentasi.

a. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara dengan memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti untuk memperoleh informasi dari informan yang diwawancarai. Dalam hal ini penulis melakukan wawancara dengan pengasuh, yaitu bunda Nailil Huda, Lc. M.Ed., murabbiyah yaitu ustaah Badriyah, S.Si, koordinator dan beberapa anggota divisi Taḥfīẓ dan Ibadah yang merupakan pengurus (mudabbirah) Mabna yang bertugas membawahi

20 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif (Bandung:

al-Fabeta, 2010), 193.

(40)

segala program berbasis al-Qur’an di Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al- Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu: ustaẓah Arzicha Putty Annisa, Mas Rifqiyah Maulana Alfisyah, Siti Niswatul Fauziyah, Izzatul Fikri Al Basyariyah, melakukan wawancara dengan beberapa mudabbirah anggota divisi kemahasantrian, yaitu: ustaẓah Istiqomah dan Mallika Nurwin Fitria, serta melakukan wawancara tambahan dengan 11 mahasantri angkatan 2021 yang sudah menempati Mabna pada tahun ajaran 2021-2022 yaitu Anis Anfa’atul Mukjizah, Sri Adinda Yani, Della Siska, Islamiyati Ateka, Nurmalina Ramadhani, Inayah Salwa Salsabila, Silvania Syah Ayasya, Dara Aprilia, Fatimah Al-Mutawadi’ah, Aura Bareratul Candra Kirana dan Nenden Khofifah.

b. Observasi (Pengamatan)

Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek yang teliti. Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan secara langsung dalam beberapa kegiatan interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan al-Qur’an, dengan mengikuti beberapa acara via zoom yang dilaksanakan oleh Mabna tersebut pada masa pembelajaran online yang terhitung dari tanggal 09-15 Juli 2021. Serta observasi tambahan secara langsung ke Mabna Syarifah Muda’im setelah sidang pada tanggal 14-15 Desember 2021.

c. Kuesioner (Angket)

Kuesioner merupakan metode pengumpulan data dengan cara memberikan beberapa pertanyaan agar dijawab oleh responden. Dalam hal ini penulis melakukan kuesioner ulang setelah sidang dengan mengkhususkan responden penelitian yaitu para mahasantri Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah angkatan 2021, khususnya yang belum tinggal di Mabna pada tahun ajaran 2021.

(41)

Karena untuk mahasantri yang sudah tinggal di Mabna, penulis berinisiatif mendapatkan datanya dengan wawancara langsung. Alasan penulis menggunakan kuesioner dalam proses pengumpulan data pada penelitian skripsi ini, karena melihat jumlah mahasantri angkatan 2021 ada 49 orang dan yang sudah tinggal di Mabna hanya belasan orang, sehingga untuk bisa mendapatkan data lebih terkait tanggapan para mahasantri mengenai interaksi dengan al-Qur’an melalui program berbasis Qur’ani pada tahun ajaran 2021, maka penulis menggunakan alternatif metode kuesioner ini.

d. Dokumentasi (Penelitian Dokumen)

Metode Dokumentasi (penelitian dokumen) merupakan suatu cara pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen- dokumen, baik berupa dokumen tertulis (seperti agenda kegiatan, absensi mahasantri dan lain-lain), ataupun tidak tertulis (seperti gambar atau foto kegiatan yang biasanya di upload di akun media sosial objek yang diteliti).

Dalam hal ini penulis mengumpulkan dokumentasi dalam dua bentuk tersebut, yakni tertulis dan tidak tertulis. Untuk dokumen tertulis penulis meminta beberapa data terkait jumlah mahasantri setiap tahunnya kepada staf pusat kantor Ma’had, yaitu Mr. Zainuddin dan meminta beberapa data lain yang mendukung dan masih berkaitan dengan mahasantri dan Mabna Syarifah Muda’im sendiri melalui para mudabbirah Mabna yang penulis wawancarai. Sedangkan untuk dokumen tidak tertulis penulis meninjau langsung dari postingan-postingan atau live report divisi IT Mabna Syarifah Muda’im pada akun instagram dan website resmi Mabna tersebut.

5. Teknik Analisis Data

Setelah semua data terkumpul selanjutnya penulis melakukan proses analisis data. Dalam analisis data ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu proses penyusunan data secara sistematis yang diperoleh dari lapangan baik berupa data tertulis maupun lisan yang didapat

(42)

melalui wawancara yang mendalam, catatan lapangan, penyebaran kuesioner dan bahan-bahan yang lain sehingga mudah untuk dipahami.

Dalam hal ini, penulis berusaha untuk menguraikan hasil observasi dan dokumentasi, hasil kuesioner dengan para responden dan hasil wawancara dengan para informan penelitian. Sehingga akhirnya memberikan gambaran terkait interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im dengan al-Qur’an melalui program berbasis Qur’ani pada tahun ajaran 2021-2022 berdasarkan data-data yang telah diperoleh oleh penulis di atas.

6. Tahapan Penelitian

Tahapan-tahapan penelitian yang dilakukan oleh penulis antara lain sebagai berikut:

1. Penulis menentukan fokus dan tema penelitian.

2. Penulis menentukan permasalahan-permasalahan dari fokus dan tema penelitian tersebut.

3. Penulis membatasi permasalahan yang akan menjadi fokus bahasan penelitian skripsi.

4. Penulis mengumpulkan data-data yang terkait dengan fokus dan tema penelitian, baik melalui wawancara, observasi, kuesioner dan dokumentasi.

5. Penulis mengolah dan menganalisis data yang sudah terkumpul, kemudian menarik kesimpulan yang disajikan dalam bentuk laporan.

7. Teknik Penulisan

Teknik penulisan yang digunakan oleh penulis dalam proses penyusunan skripsi ini mengacu kepada pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis dan Disertasi) keputusan rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Nomor 507 tahun 2017. Dalam pengutipan

(43)

ayat-ayat al-Qur’an penulis menggunakan al-Qur’an dan terjemahannya (Al-Hikam) Departemen Agama Republik Indonesia tahun 2010.

F. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran umum dalam susunan penulisan skripsi ini, maka perlu penulis kemukakan sistematika pembahasan secara garis besar yang terdiri dari tiga bagian, yaitu: bagian awal, bagian tengah dan bagian akhir. Dari masing-masing bagian tersebut akan penulis rinci dalam pemaparan di bawah ini.

Bagian awal terdiri dari lembar sampul, lembar persetujuan pembimbing, lembar pengesahan, lembar pernyataan keaslian dokumen, abstrak, kata pengantar, pedoman transliterasi dan daftar isi.

Bagian tengah terdiri dari lima bab yang dirinci sebagai berikut:

Bab I pendahuluan yang mendeskripsikan secara lengkap terkait penelitian ini, yang terdiri dari seputar permasalahan (meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah), tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penulisan. kemudian dari hasil penelitian tersebut peneliti ulas pada pada bab selanjutnya.

Bab II pola interaksi dengan al-Qur’an yang berisi tentang pengertian, pentingnya interaksi dengan al-Qur’an, serta pengertian dari beberapa praktik pembelajaran al-Qur’an baik dalam bentuk program taḥsĩn, tilāwah, one day one juz, taḥfiẓ, maupun program musābaqah Qur’āni.

Bab III profil Ma’had Al-Jami’ah, pada bab ini akan dipaparkan mengenai sejarah singkat Mabna Syarifah Muda’im Ma’had Al-Jami’ah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, latar belakang berdirinya, letak geografis, visi dan misi Mabna tersebut, struktur kepengurusan, gambaran umum kegiatan, tata tertib dan sarana-prasarana di Mabna Syarifah Muda’im.

(44)

Bab IV tujuan, motivasi dan dampak interaksi, pada bab ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian yang ditemukan oleh penulis, berupa tujuan dan realisasi program berbasis Qur’ani serta motivasi dan dampak interaksi mahasantri Mabna Syarifah Muda’im angkatan 2021 dengan al- Qur’an.

Bab V penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran positif yang mendukung.

Bagian akhir dari penulisan skripsi ini terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.

(45)

21 BAB II

POLA INTERAKSI DENGAN AL-QUR’AN A. Pengertian

1. Interaksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), interaksi adalah hal saling melakukan aksi, berhubungan, ataupun mempengaruhi.

“Secara Bahasa, interaksi berasal dari bahasa inggris (interaction) yang berarti pengaruh timbal balik atau proses saling mempengaruhi, berhubungan. Interaksi merupakan dinamika kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara kelompok dalam kehidupan masyarakat. Sehingga dapat dipahami bahwa makna interaksi secara istilah ini adalah suatu rangkaian tingkah laku yang terjadi antara dua orang atau lebih yang saling mengadakan respons secara timbal balik.

Oleh karena itu, interaksi dapat pula diartikan sebagai kegiatan saling mempengaruhi perilaku masing-masing yang bisa terjadi antara individu dan kelompok atau kelompok dengan kelompok lain”.1 2. Mahasantri

Kata Mahasantri merupakan gabungan dari kata “Maha” dan

“Santri”. Maha yang dalam KBBI berarti “sangat, amat, teramat, dan besar”

sedangkan kata Santri sendiri menurut C.C Berg berasal dari bahasa india

“Shastri”, yaitu orang yang tahu tentang buku-buku suci agama hindu atau seorang sarjana ahli kitab suci agama hindu. Sementara itu, A. H. John menyebutkan bahwa istilah santri itu berasal dari bahasa tamil yang berarti guru mengaji.2

Nurcholish Madjid juga memberikan pendapat yang berbeda terkait asal usul dari kata santri ini, menurutnya asal kata santri dapat dilihat dari dua pendapat, yaitu:3

1 E. Jusuf Nusyriwan, Interaksi Sosial dalam Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka, 1989), 192.

2 Babun Suharto, Dari Pesantren Untuk Umat (Surabaya: Imtiyaz, 2011), 9.

3 Nurcholish Madjid, Bilik-Bilik Pesantren:Sebuah Potret Perjalanan (Jakarta:

Paramadina, 1977), 19.

(46)

1. pendapat pertama yang mengatakan bahwa; santri berasal dari kata

“sastri”, sebuah kata dari bahasa sansekerta yang artinya melek huruf.

Pendapat ini menurut Nurcholish Madjid didasarkan atas kaum santri kelas literary bagi orang jawa yang berusaha mendalami agama melalui kitab-kitab bertulisan dan berbahasa arab.

2. Pendapat yang kedua mengatakan bahwa; kata santri sesungguhnya berasal dari bahasa jawa, yaitu dari kata “cantrik” yang berarti seseorang yang selalu mengikuti seorang guru kemana guru itu pergi menetap.4

Secara istilah, santri adalah sekelompok orang yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan ulama yang dididik untuk menjadi pengikut dan pelanjut perjuangan ulama yang setia. Penggunaan istilah santri, lumrahnya ditujukan kepada orang yang sedang menuntut pengetahuan agama di pondok pesantren.5

Menurut Zamakhsyari Dhofir, santri dibagi menjadi dua kategori, yaitu:6

1. Santri Mukim, yakni para santri yang menetap di pondok pesantren dan biasanya mengikuti seluruh rangkaian program yang diterapkan di dalamnya.

2. Santri Kalong, yakni santri yang selalu pulang setelah belajar, santri pada bagian kedua ini biasanya kalau malam ia berada di pondok pesantren untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada dalam pesantren, sedangkan kalau siang ia pulang ke rumah.

4 Asmadi, Modernisasi Pesantren :Kritik Nurcholish Madjid terhadap Pendidikan Islam Tradisional (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 61.

5 Sukamto, Kepemimpinan Kiai dalam Pesantren (Jakarta: Pustaka LP3ES, 1999), 97.

6 Harun Nasution, Ensiklopedia Islam (Jakarta: Depag RI, 1993), 1036.

(47)

Dari definisi-definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan mahasantri adalah santri tingkat mahasiswa yang dengan prosedur tertentu diterima oleh pondok pesantren untuk dibimbing dan dibina tentang keilmuan dan keislaman melalui sistem pendidikan yang diterapkan di dalamnya.

3. Ma’had Al-Jami’ah

Kata Ma’had Al-Jamiah merupakan gabungan dari dua kata, yaitu kata “Ma’had” yang berarti pondok pesantren dan kata “Al-Jami’ah” yang berarti universitas. Sehingga ketika digabung menjadi Ma’had Al-Jami’ah dapat dipahami sebagai pondok pesantren yang biasa ditempati oleh para santri tingkat perguruan tinggi atau mahasiswa/mahasiswi guna mempelajari ilmu-ilmu yang diajarkan di dalamnya, baik ilmu keislaman maupun ilmu umum, dan biasanya menerapkan sistem ataupun program dengan aturan-aturan tertentu.

Pandangan kesejarahan menunjukkan bahwa kehadiran pesantren pertama kali di negeri ini bersamaan dengan proses penyebaran agama Islam untuk yang pertama kalinya dilakukan atau dibawa oleh para Wali.

Hal ini menunjukkan bahwa para Wali itulah yang merintis berdirinya model lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia atau yang biasa disebut dengan pesantren.7

Menurut KH. Sahal Mahfudz, pesantren mempunyai jiwa dan watak yang jarang ditemui pada lembaga pendidikan lain. Watak-watak tersebut antara lain, yaitu: watak Islami yang kuat, watak sosial kemasyarakatan, watak kemandirian, jiwa perjuangan, bermusyawarah, dan lebih dari itu adalah watak ikhlas.8

7 Tilaar, Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Islam dalam Perspektif Abad 21 (Magelang: Tera Indonesia, 1998), 25.

8 Sahal Mahfudz, Nuansa Fiqih Sosial (Yogyakarta: LKIS, 2004), 329.

(48)

Secara istilah, pengertian pesantren juga dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

1. Fisik

Dari segi fisik, pesantren merupakan sebuah kompleks pendidikan yang terdiri dari susunan bangunan yang dilengkapi dengan sarana- prasarana pendukung penyelenggaraan pendidikan. Kompleks pesantren ditandai dengan beberapa bangunan fisik yang digunakan oleh para santri untuk tempat pemondokan, bangunan tempat belajar para santri dengan kiai atau guru, serta masjid atau musala tempat menjalankan ibadah bersama dan biasanya juga ada rumah tempat tinggal bagi kiai.

2. Kultural

Dari segi kultural, pesantren mencakup pengertian yang lebih luas, mulai dari sistem nilai khas yang secara intrinsik melekat di dalam pola kehidupan komunitas santri, seperti kepatuhan kepada kiai sebagai tokoh sentral, sikap ikhlas dan tawaduk, serta tradisi keagamaan yang diwariskan secara turun temurun.9

Fungsi dan peran pesantren juga dapat diukur dari bahan ajar yang disuguhkan kepada para santri, karena bahan ajar merupakan bagian kurikulum yang dapat membentuk mindset dan kiprah santri di tengah masyarakat kelak. Setidaknya setiap pesantren membekali para santrinya dengan beberapa pengetahuan. Seperti ilmu syariah, ilmu kemampuan berpikir kritis dan berwawasan luas, ilmu pembinaan budi pekerti, latihan keterampilan kemasyarakatan, serta penggemblengan mental dan karakternya.10

9 Nurhayati Jamas, Dinamika Pendidikan Islam di Indonesia Pasca Kemerdekaan (Jakarta: Rajawali Press, 2009), 20.

10 Abdul Hakim Sudarnoto, Bunga Rampai Pemikiran Islam Kebangsaan (Jakarta:

Baitul Muslimin, 2008), 27.

(49)

Pondok pesantren merupakan salah satu cikal bakal dan pilar pendidikan di Indonesia, selain sebagai pendidikan madrasah sekaligus umum, pesantren juga merupakan suatu lembaga pendidikan yang telah terbukti berperan penting dalam melakukan transisi ilmu-ilmu keagamaan di masyarakat, pesantren juga dinilai sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional yang sangat populer. 11

“Pesantren yang lumrahnya dikenal sebagai lembaga pendidikan Islam tradisional memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki oleh pendidikan yang lain di luar pesantren secara umum. Istilah tradisional itu menurut Zamakhsyari Dhofir adalah suatu kondisi yang masih terikat kuat dengan pikiran-pikiran ulama ahli fiqih, hadiṡ, tafsir, kalam serta tasawuf yang hidup antara abad ke-7 sampai abad ke-13. Tuntunan kehidupan pesantren dengan realitas zaman telah mengharuskan para tokoh pesantren untuk melakukan studi banding terhadap sistem budaya pesantren dengan budaya kontemporer. Yang mana, dengan mengaitkan modernisasi pesantren dan budaya kaum santri, akan memperkuat karakteristik tradisi pesantren dengan tanpa melepas keterkaitannya dengan dunia luar”.12

Ada beberapa aspek yang menjadi ciri kehidupan dan pendidikan pesantren, antara lain: 13

a. Pemberian pengajaran dengan metode, struktur dan literatur tradisional, baik ia berupa pendidikan yang bertingkat-tingkat (seperti pemetakan tingkatan kelasnya), maupun dengan sistem halakah dan sorogan. Yang mana, ciri utama dari pengajaran ini adalah penekanan terhadap pemahaman secara harfiah atas suatu kitab tertentu.

b. Pemeliharaan terhadap nilai-nilai tertentu. Yang mana, untuk memudahkan memahaminya, dapat disebut dengan subkultur pesantren.

Tata nilai atau subkultur pesantren adalah penekanan kepada nilai ibadah terhadap setiap kegiatan yang dilakukan oleh santri di pesantren,

11 Abdul Hakim Sudarnoto, Bunga Rampai Pemikiran Islam Kebangsaan, 29.

12 Zubairi Habibullah, Moralitas Pesantren (Kediri: PT. Insan, 2009), 19.

13 Zubairi Habibullah, Moralitas Pesantren, 27.

Gambar

Tabel  3.4  Rincian  Divisi  Terbaru  Mudabbirah  MSM  Tahun  Ajaran  2021-2022 10
Tabel 3.5 Jenis-jenis Ekstra Kurikuler di Mabna Syarifah muda’im 18
Tabel  4.1  Tujuan  Penerapan  Program  Berbasis  Qur’ani  di  Mabna  Syarifah Muda’im Tahun Ajaran 2021-2022
Tabel 4.2 Materi Taḥsīn al-Qur’ān Tahun Ajaran 2021-2022. 4
+5

Referensi

Dokumen terkait

Uji mutu fisik terdiri atas ada tidaknya serangga hidup, bau (busuk dan kapang), kadar air biji kopi, nilai cacat,.. Bila pada satu biji kopi terdapat lebih dari satu

Adapun nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) yang ditetapkan oleh Kementrian Agama yang harus dicapai adalah 75.. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan,

terhadap sapi yang seropositif dilakukan potong paksa di RPH (Rumah Potong Hewan). Untuk memastikan status hewan SKP Kelas 1Samarinda bekerjasama dengan Dinas setempat

Departemen Kesehatan RI menetapkan bahwa salah satu upaya pencapaian derajat kesehatan gigi dan mulut yang optimal bagi masyarakat adalah dengan menurunkan insiden

Setelah diperhatikan oleh Sri Kresna bahwa Dewi Wara Sumbadra benar-benar dapat menerima petuah-petuahnya, maka sampailah sang prabu pada hal yang dianggapnya

Telah dibuktikan bahwa axiom of choice dan negasinya konsisten dengan aksioma-aksioma Zermelo- Fraenkel dalam teori himpunan dan hasil yang sama juga dipenuhi oleh contnuum

Oleh karena itu dalam perkara penyalahgunaan narkotika anak yang merugikan dirinya sendiri dan syarat yang ada dalam Undang-undang SPPA tidak sesuai dengan

Selain mempunyai karakteristik adat Jawa, tari Gambyong mempunyai keunikan yang dimulai dari koreografi yang sebagian besar berpusat pada penggunaan