• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB IV METODE PENELITIAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

43 4.1 Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen atau percobaan (experiment research) yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang timbul, sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu. Penelitian ini menggunkan rancangan true-eksperimental pre-postest desaign, dalam rancangan ini dilakukan randomisasi yang artinya pengelompokan anggota-anggota kelompok intervensi dilakukan berdasarkan acak atau random. Kemudian dilakukan pretes (O1) pada kedua kelompok tersebut, dan diikuti intervensi (X) pada kelompok perlakuan.

Setelah beberapa waktu dilakuan postest (O2) pada kedua kelompok tersebut.

(Notoatmodjo, 2012) 4.2 Rancangan Penelitian

Bentuk rancangan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Subjek Pre Test Intervensi Post Test

R O1(a) X (a) O2-(a)

R O1(b) X (b) O2-(b)

Bagan 4.1 Bagan Rancangan Penelitian

Keterangan:

R : Random (acak)

O1(a) : Observasi nilai glukosa darah O1(b) : Observasi nilai glukosa darah X(a) : Intervensi (pemberian nasi merah) X(b) : Intervensi (pemberian nasi jagung)

O2-a : Observasi nilai glukosa darah setelah pemberian nasi merah

O2-b :Observasi nilai glukosa darah setelah pemberian nasi jagung (Notoatmodjo, 2012)

(2)

4.3 Populasi, Rancangan Percobaan dan Besar Sampel 4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian yaitu sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu. Subjek penelitian dapat berupa manusia, hewan coba, data rekam medis, data laboratorium, dan lain-lain. Karakteristik subjek ditentukan oleh peneliti sesuai dengan ranah dan tujuan penelitian. Populasi penelitian dapat dibagi menjadi dua, yakni: (1) populasi target dan (2) populasi terjangkau (Accessible Population) (Nursalam, 2014). Populasi penelitian ini yakni pada hewan coba yaitu menggunakan hewan coba mencit putih (rattus novergicus).

4.3.2 Rancangan Percobaan

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Sampel dalam penelitian ini ditentukan oleh syarat hewan coba. Syarat ini yang menentukan subjek penelitian yang mewakili sampel dalam penelitian (Donsu, 2016). Penelitian ini menggunakan sampel hewan coba mencit putih (rattus novergicus), mendapatkan intervensi berupa nasi merah dan nasi jagung dalam mempengaruhi nilai kadar glukosa darah mencit dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 24 mencit putih (rattus novergicus) yang ada di laboratorium farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Malang.

Syarat Hewan coba seperti dibawah ini:

1. Hewan coba mencit jantan (rattus novergicus)

2. Harus sehat dengan adanya gerakan aktif, bulu tebal, warna mata jernih dan tidak cacat

3. Berat badan mencit 20-25 gram

4. Umur lebih dari 4 minggu atau ≥ 1 bulan

5. Mencit yang tidak pernah digunakan untuk penelitian

(3)

4.3.3 Metode Sampling

Metode sampling merupakan proses dalam menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat mewakili populasi itu sendiri. Teknik sampling yaitu cara yang bisa ditempuh dalam pengambilan sampel agar memperoleh sampel yang benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian. Cara pengambilan sampel dapat digolongkan menjadi 2, yaitu probability sampling dan non-probability sampling. Metode sampling penelitian ini menggunakan teknik probability sampling yaitu simple random sampling.

Simple random sampling merupakan pemilihan sampel dengan cara yang paling sederhana, untuk mencapai sampling ini, setiap elemen diseleksi secara acak, jika sampling fram kecil (Nursalam, 2014). Cara pengambilan sampel adalah dengan diundi, jadi semua mencit diberi kode dan menuliskan kode pada kertas, setelah itu memasukan kode kedalam sebuah botol yang nantinya akan diundi, kode yang keluar sebanyak jumlah sampel yang dibutuhkan itulah tikus yang diambil menjadi sampel penelitian (Surahman et al., 2016).

4.3.4 Besar Sampel

Pada kelompok ini terdapat 2 kelompok perlakuan yaitu satu kelompok intervensi (a) (diberikan nasi merah) dan satu kelompok intervensi (b) (diberikan nasi jagung). Menurut Arifin, & Zahiruddin (2017) perhitungan ulang besar sampel pada setiap kelompok penelitian eksperimental menggunakan rumus seperti dibawah ini:

Kelompok intervensi (a) n= + 1

10+1 = 11

(4)

Kelompok intervensi (b) n= + 1

10+1 = 11

Cadangan besar sampel 10% disetiap kelompok

= 24,4

Jadi, hasil 24, 4 dibulatkan menjadi 24 Keterangan

n’ : jumlah sampel yang dihitung n : jumlah sampel minimal

f : perkiraan proporsi drop out (10%) k : Banyaknya kelompok perlakuan.

Jadi sampel pada penelitian ini yaitu 24 dari hasil penambahan cadangan 10%, kemudian dibagi menjadi 2 kelompok. Setiap kelompok ada 12 mencit yang digunakan untuk penelitian.

Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel setiap kelompok perlakuan adalah 12 sampel. Jumlah sampel yang digunakan untuk memenuhi penelitian yaitu 24 sampel dikarenakan ada dua kelompok sampel, yaitu kelompok intervensi (a) dan kelompok intervensi (b), dengan demikian akan ada 12 sampel pada kelompok intervensi (a) dan 12 sampel pada kelompok intervensi (b).

(5)

1. Kelompok X(a) : Kelompok intervensi intervensi (a) dimana sampel akan diberikan makanan berupa nasi merah

2. Kelompok X(b) : Kelompok intervensi (b) dimana sampel diberikan makanan nasi jagung.

4.4 Variabel Penelitian

4.4.1 Variabel Independen (variable bebas)

Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau nilainya menentukan variabel yang lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh peneliti menciptakan suatu dampak pada variabel dependen. Variabel bebas biasanya dimanipulasi, diamati, dan diukur untuk diketahui hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2014). Variable independen pada penelitian ini yaitu nasi merah dan nasi jagung.

4.4.2 Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya atau ditentukan oleh variabel lain. Variabel ini muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain, Variabel dependen adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu organisme yang dikenai stimulus, dengan kata lain variabel dependen adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam, 2014:178). Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah nilai kadar glukosa darah pada mencit.

4.5 Definisi Operasional

Definisi operasional yaitu dirumuskan untuk kepentingan akurasi, komunikasi dan replikasi. Definisi operasional juga disebut sebagai suatu definisi berdasarkan karakteristik yang diamati dari suatu definisi tersebut, karakteristik yang dapat diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional. Definisi operasional yang

(6)

telah dirumuskan berfungsi sebagai sarana komunikasi, replikasi, dan akurasi untuk penelitian selanjutnya, atau memberikan pengertian terhadap pembaca (Nursalam, 2014).

Tabel 4.1 Definisi Operasional Perbandingan Pemberian Nasi Merah dan Nasi Jagung Terhadap Perubahan Kadar Glukosa Darah pada Mencit (Rattus Novergicus)

No Variabel Definisi

Operasioal Indicator Skala Alat Ukur Hasil 1 Variabel

independe nt:

Pemberian nasi merah dan nasi jagung

Nasi merah dan nasi jagung yang telah di jadikan bahan pakan

1. Nasi merah yang sudah jadikan bahan pakan diberikan 3x sehari dengan dosis 4 g/hari atau 20

% dari bobot mencit

2. Nasi jagung yang sudah jadikan bahan pakan diberikan 3x sehari dengan dosis 3- 4g/ hari atau 20

% dari bobot mencit.

Nominal Lembar

Observasi 1. Nasi Merah 2. Nasi Jagung

2 Variabel dependent:

Perubahan Nilai Kadar Glukosa Darah

Perubahan nilai kadar glukosa darah berdasarkan test

pemberian nasi merah dan nasi jagung

Perubahan nilai kadar glukosa darah mencit

Rasio Glucomete

r Glukosa

darah 2 jam post prandial 85-139 mg/dl (terkontrol)

4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang. Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 06-12 Februari 2019.

(7)

4.7 Bahan dan Instrumen Penelitian

4.7.1 Instrument Penelitian Observasi Mencit I. Alat

1. Kamera 2. Alat tulis

3. Satu set glucometer 4. Dandang

5. Cabyn dryer 6. Timbangan 7. Mortir 8. Mess 9. Gunting II. Bahan

1. Beras merah 2. Beras jagung 3. Air bersih

4. COMFEED AD II

Kamera digunakan untuk mendokumentasikan hewan coba saat pretest dan postest kadar glukosa darah dan pemberian pakan pada hewan coba, alat tulis digunakan untuk mencatat hasil pretest dan postest kadar glukosa darah pada hewan coba dan untuk mencatat apakah mencit tetap sehat dan tidak ada yang doup out, glukometer untuk mengukur segala perubahan kadar glukosa mencit, dan dandang digunakan untuk membuat nasi merah dan nasi jagung.

(8)

4.8 Alur Pembuatan Nasi Merah dan Nasi Jagung

Pengolahan metode pengukusan adalah beras dicuci dan dibersihkan dari kotoran sebanyak dua kali. Setelah mengkeringkan beras yang telah dicuci selama dua menit, kemudian memasukkan beras ke dalam panci dan menambahkan air sebanyak 150 mL ke dalam panci tersebut, selanjutnya memasak beras secara mendidih dalam panci dan melakukan pengadukan selama 15 kali sampai airnya terserap oleh beras. Setelah itu dilakukan pengadukan lagi selama 10 kali setelah air pada beras mendidih mencapai 100o C dan proses beras sudah hampir masak menjadi nasi. Tahap yang kedua pengukusan menggunakan dandang dengan penambahan air dibawah sarangan pada dandang sampai mendidih, kemudian nasi setengah matang yang sudah mengalami proses pemasakan dimasukkan ke dalam dandang dan dimasak selama 5 menit (Syafitri, et al., 2016). Nasi merah dicampur dan dihomogenkan dengan pakan standar hewan coba COMFEED AD II dengan jumlah nasi merah sebesar 225,36 gram/7 hari dan 80,64 gram/7 hari, setelah itu dicampur menjadi satu, kemudian dicetak hingga menjadi pelet. Pakan dikeringkan dengan suhu rendah yaitu sebesar

±40 °C selama 8 jam dengan menggunakan cabyn dryer. Nasi jagung dicampur dan dihomogenkan dengan pakan standar hewan coba COMFEED AD II dengan jumlah nasi jagung sebesar 225,36 gram/7 hari dan 80,64 gram/7 hari, setelah itu dicampur menjadi satu, kemudian dicetak hingga menjadi pelet. Pakan kemudian akan dikeringkan dengan suhu rendah yaitu sebesar ±40 °C selama 8 jam dengan menggunakan cabyn dryer (Daeli, Ardiaria, Candar, 2017). Diberikan kepada hewan coba mencit selama 7 hari sebanyak 3x/hari/mencit dengan dosis pemberian intervensi 4 gram/hari/mencit atau sekitar 20% dari bobot tubuh mencit.

(9)

4.9 Prosedur Pengumpulan Data I. Tahap Persiapan

Pengumpulan data dengan mempersiapkan alat dan bahan penelitian, mempersiapkan observasi aktivitas mencit, dan mempersiapkan kode etik hewan coba di Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

II. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi dan mengumpulkan populasi yang akan dikenai syarat sebagai hewan coba.

2. Hewan coba dilakukan pengukuran nilai GDA sebelum melakukan intervensi.

3. Hewan coba dijadikan 2 kelompok dengan cara random yaitu kelompok intervensi A dan kelompok intervensi B.

4. Memisahkan kamar dan sekam mencit dalam kelompok intervensi A dan kelompok intervensi B.

5. Kelompok intervensi A diberikan nasi merah sebanyak 3x sehari dan kelompok intervensi B diberikan nasi jagung sebanyak 3x sehari.

6. Penelitian berlangsung selama 7 hari, selanjutnya setelah intervensi di test GD2PP.

III. Tahap Mengambilan Darah Pada Mencit 1. Siapakan alat glucometer.

2. Hewan coba (mencit) dimasukkan dalam kandang restriksi mencit, yang ekornya menjulur keluar

3. Ekor mencit jantan di usapkan alkohol 70 % dengan menggunakan kapas

(10)

4. Ekor mencit jantan dijulurkan dan dipotong sekitar 1 mm dari ujung ekor dengan silet atau gunting.

5. Kemudian darah yang sudah keluar dari ekor mencit dimasukkan dalam stick glucometer yang telah disiapkan.

6. Kadar glukosa darah diuji dengan menggunakan alat glucometer

7. Ekor mencit jantan diusapkan alkohol agar darah tidak mengalir secara terus- menerus (Mu'nisa & Arsal, 2014)

IV. Cara Pemberian Intervensi Beserta Dosis

1. Setelah nasi masak, nasi ditimbang sesuai takaran (225,36 gram/7 hari), nasi dihaluskan dengan menggunkan mortir, jika nasi sudah halus dan di campur pakan sebanyak 80,64 gram/7 hari, setalah tercampur rata pakan dimasukkan di cabyn dryer selama 8 jam dengan suhu 40°C, setelah menjadi pelet kemudian diberikan kepada mencit.

2. Mencit diberikan pakan berupa pelet sabanyak 3x sehari dengan dosis pemberian intervensi 4 gram/hari atau sekitar 20% dari bobot tubuh mencit 3. Selain kebutuhan pakan mencit juga memilki kebutuhan minum, mencit

minum dalam sehari berkisar 3-6 ml/hari.

V. Tahap Pengumpulan Data

Tahap pengumpulan data dilakukan 7 hari penelitian pada kelompok intervensi A dan kelompok intervensi B, masing-masing hewan coba mengikuti test GD2PP pada hari terakhir intervensi.

(11)

4.10 Prosedur Penelitian 4.10.1 Skema Alur Penelitian

4.11 Analisa Data

Analisis statistik dapat digunakan pada data kuantitatif atau data yang dikuantifikasi, analisis data yang didasarkan pada kualitas isi berdasarkan kode atau kata kunci yang telah ditetapkan oleh peneliti (Nursalam, 2014). Proses analisis data dapat digunakan dalam menjawab rumusan masalah yang ada dalam penelitian.

Populasi : jumlah mencit berada di laboratorium farmakologi fakultas kedokteran universitas muhammadiyah malang

Sampling : Simple random sampling

Sampel : 24 mencit sesuai dengan syarat hewan coba

Kelompok intervensi A

Pretest : cek kadar glukosa darah

Kelompok intervensi A : diberikan nasi merah 3x sehari selama 7 hari

Postest : cek nilai kadar glukosa darah menggunakan GD2PP pada hari ke 7 pagi, untuk mengamati perubahan kadar glukosa

darah setelah diberikan nasi merah dan nasi jagung

Kelompok intervensi B

Pretest : cek kadar glukosa darah

Kelompok intervensi B : diberikan nasi jagung 3x sehari selama 7 hari

Analisa data menggunakan Uji T-Independent

Bagan 4.2 Alur Penelitian

(12)

Beberapa buku menyebutkan analisis univariat adalah analisis untuk deskripsi data seperti rerata, median, mode, proporsi, dan seterusnya, sedangkan analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk menyatakan analisis terhadap 2 variabel yakni satu variabel bebas dan satu variabel tergantung. Namun lebih banyak pakar yang menyebutkan bahwa analisis univariat dan analisis bivariat adalah sinonim karena saling melengkapi dalam proses analisis data (Notoatmodjo, 2012).

1. Analisis Univariat

Pada bentuk analisa univariat tergantung dari jenis datanya, untuk data numerik digunakan nilai mean atau rata-rata, median dan satandar deviasi, pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel.

2. Analisis Bivariat

Pada penelitian ini analisis bivariat digunakan untuk menganalisa perbedaan antara dua kelompok, yaitu kelompok intervensi A (pemberian nasi merah) dan kelompok intervensi B (pemberian nasi jagung). Kedua kelompok dilakukan pretest (pengecekan nilai kadar glukosa darah pada hewan coba sebelum intervensi) dan postest (pengecekan nilai kadar glukosa darah pada hewan coba sesudah intervensi).

Setelah data terkumpul maka tahap selanjutnya yaitu mengolah dan menganalisa data menggunkan Uji T-Independent, merupakan metode yang digunakan untuk menguji kesamaan rata-rata dari 2 populasi yang bersifat independen.

Melakukan uji T-Independent harus memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Distribusi nilai normal, pengujian normalitas menggunakan Shapiro wilk dengan kriteria normal jika nilai sig >0,05

(13)

2. Varians pada kedua kelompok sama yang disebut sebagai homogeneity dengan menggunakan levene’s tes. Data akan memiliki varian homogen jika nilai sig

>0,05, dan sebaliknya jika tidak homogen.

3. Pengukuran variabel harus bersifat independen yang artinya nilai satu subjek tidak mempengaruhi suatu hasil atau subjek lain.

Analisa data penelitian ini yaitu dengan menggunakan SPSS 16.0 pada uji T- independen keputusan analisa dapat diketahui dengan cara membandingkan besarnya p (signifikan) dan nilai α. Bilamana didapatkan nilai p (signifikan) < α (0,05) maka hasil berbeda secara signifikan (H1 diterima) begitu pula berlaku sebaliknya (Prihanti, 2016).

Jika diperoleh hasil pengukuran nilai kadar gula darah pada masing-masing kelompok distribusi tidak normal, maka dilakukan uji mann-whitney untuk mengetahui kelompok yang memiliki perbedaan bermakna pada nilai kadar gula darah (Herlina, Nesha, Noor, Okki, Ebigail, Darmawati, 2017).

4.12 Etika Penelitian

Etika penelitian merupakan salah satu aspek penting dalam proses melakukan penelitian, rangkaian aturan yang telah ada berpotensi untuk menjunjung tinggi nilai privasi yang akurat. Penelitian dibidang kesehatan yang menggunakan hewan coba harus menjaga kelayakan hewan coba tersebut. Penanganan serta pengendalian hewan dalam penggunaan hewan coba untuk penelitian kesehatan yaitu faktor yang sangat penting baik dari aspek kepentingan ilmiah maupun aspek kesejahteraan hewan. Pada penelitian yang menggunakan hewan coba harus memenuhi atau menerepkan konsep Refinement dari 3R yaitu Reduction, Replacement, dan Refinement ataupun azas 5 F yaitu freedom from pain, freedom from distress, discomfort dari aspek kesehatan dan kesejahteraan hewan coba (Pamungkas, Iskandriati, Surya, & Sajuthi, 2014)

(14)

Replacement biasanya sebagai penggunaan sistem tidak hidup (mati) sebagai alternatif, misal: sebagai model computer atau manekin, berarti penggantian vertebrata menjadi invertebrata, hal ini juga mencakup penggunaan kultur sel jaringan. Reduction bisa diartikan sebagai penurunan jumlah hewan coba yang digunakan tanpa mengurangi informasi yang berguna, pengurangan melalui jumlah variabel desain eksperimental yang baik menggunakan statistik yang tepat, menggunakan genetik hewan yang homogen, serta memastikan bahwa kondisi eksperimen terkontrol dengan baik. Refinement merupakan perubahan dalam beberapa aspek perlakuan yang berpotensi menimbulkan rasa sakit, stress jangka panjang, perlakuan hewan percobaan secara manusiawi (humane) serta memelihara hewan percobaan dengan baik dan menjamin kesejahteraan hewan percobaan hingga akhir penelitian.

Prinsip dari 5 F terdiri dari:

1. Freedom of hurger and thirst (hewan percobaan harus bebas dari rasa lapar dan haus)

2. Freedom from discomfort (hewan percobaan harus bebas dari rasa tidak nyaman) 3. Freedom of pain, injury or disease (hewan percobaan harus bebas dari rasa

sakit/nyeri, trauma dan penyakit)

4. Freedom to fear and distress (hewan percobaan harus bebas dari ketakutan dan stress jangka panjang)

5. Freedom to express natural behavior (hewan percobaan harus bebas mengekspresikan tingkah laku alami, dan diberikan ruang serta fasilitas yang sesuai) (Yurista, Ferdian, & Sargowo, 2016).

Pada penelitian ini hewan coba harus sehat dan terbebas dari penyakit, hewan coba juga harus bebas dari rasa lapar dan haus, hewan coba pada penelitian ini harus

(15)

bebas dari ketakutan dan stress jangka panjang, hewan coba harus aktif dalam pergerakannya dan diberikan ruang serta fasilitas yang sesuai dan daftar kode etik hewan coba di Komisi Etik Penelitian Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dengan mempersiapkan proposal yang sudah di setujui oleh penguji 1, penguji 2, pembimbing 1 dan pembimbing 2.

Gambar

Tabel  4.1  Definisi  Operasional  Perbandingan  Pemberian  Nasi  Merah  dan  Nasi  Jagung  Terhadap  Perubahan  Kadar  Glukosa  Darah  pada  Mencit  ( Rattus  Novergicus)

Referensi

Dokumen terkait

menggunakan indeks Shannon-Wiener, diketahui bahwa nilai keanekaragaman tertinggi hingga terendah berturut-turut adalah area tambak (3,10) dengan kategori tinggi, sedangkan

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Peran Pembelajaran Pendidikan

Dalam penelitian ini, saya akan menganalisis unsur-unsur yang membangun ketegangan pada kedua cerita dan fenomena ketakutan masyarakat urban yang tercermin dalam cerita

Penelitian yang dilakukan oleh Elsi Dwi Hapsari et al (2009) dengan judul Change in contraceptive methods following the Yogyakarta earthquake and its association with

Cara pemanfaatan sebagai penyedap aroma, pemberi rasa pedas dan segar yaitu biji merica ditumbuk atau diuleg dengan bumbu lain (bawang putih pala, kemiri dan lain-lain)

Penyampaian pesan yang ditujukan kepada kalangan umum luas yang ingin mengetahui informasi, sejarah dan cerita mengenai bangunan bersejarah di daerah pusat kota

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah pola suhu permukaan dan suhu udara yang terjadi di Kota Surakarta pada tahun 2015 adalah kurang lebih sama

Jenis tindakan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: