• Tidak ada hasil yang ditemukan

JNA Journal Nursing Army

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "JNA Journal Nursing Army"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

6

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN POST OP HERNIA DENGAN NYERI DALAM PENERAPAN INTERVENSI TEHNIK RELAKSASI

GENGGAM JARI DI RUMAH SAKIT TK III Dr. R. SOEHARSONO BANJARMASIN

(Nursing Care Patients Post-Op Hernia With Pain In The Application Of Finger Grip Relaxation Technique

Intervention in HospitalTk III Dr R Soeharsono Banjarmasin)

Ernawati*, Taufiq**

Akademi Keperawatan Kesdam VI/Tanjungpura Program Studi D-III Keperawatan

e-mail: ns.ernawati_78@yahoo.com

Abstrak

Hernia adalah terjadinya penonjolan pada isi rongga dari bagian yang lemah atau dinding rongga yang biasanya disebabkan oleh bekerja berat. Penatalaksanaan utama hernia adalah herniotomi. Nyeri adalah suatu perasaan yang tidak menyenangkan yang dikarenakan adanya karusakan jaringan. Tujuan penelitian untuk menggambarkan dan menerapkan tentang asuhan keperawatan post op hernia dengan teknik relaksasi genggam jari. Metode penelitian yang digunakan yaitu desain kasus dengan asuhan keperawatan. Tempat di Rs Tk III Dr. R. Soeharsono Banjarmasin. metode pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. instrumen studi kasus ini menggunakan format asuhan keperawatan medical bedah, SOP relaksasi genggam jari dan alat tulis.

Hasil studi kasus didapatkan penurunan skala nyeri setelah pemberian teknik relaksasi genggam jari, pasien pertama skala nyeri 6 menjadi 2 dan pasein kedua didapat skala nyeri 6 menjadi 2. Dari studi yang dilakukan didapatkan hasil teknik relaksasi genggam jari dapat menurunkan nyeri pada pasien post op herniotomy. Teknik relaksasi genggam jari dapat digunakan dalam menurunkan skala nyeri pada pasien post op herniotomi

Kata kunci : herniotomi, nyeri, relaksasi genggam jari

Abstract

A hernia is a protrusion of the contents of the cavity and a week part or cavity wall which is usually caused by heavy work. The main treatment for hernia is herniotomy, which usuallyresult in pain. Pain is an unpleasant feeling caused by tissue damage.

Objective to describe and apply post-op hernia nursing care using finger grip relaxation techniques. Methods this paper uses a nursing care case design. The case study site is at Hospita Tk III Dr R Soeharsono Banjarmasin with data collection methods using interviews, observation, physical examination and documentation. This case study instrument uses format of medical surgical nursing care, finger grip relaxation SOP and writing instruments. Results from the results of the care study, there was a decrease in the pain scale after giving finger grip relaxation techniques, the first patient the pain scale was 6 to 2 and the patient second got a pain scale of 6 reduced to 2, from the

(2)

7 study, it was found that the finger grip relaxation technique can reduce pain in the patient. Post-op hernia. Conclusion Finger grip relaxation can be used to reduce the oain scale in post-op hernia patients

Keywords : herniotomy, Pain, Finger grip relaxation

PENDAHULUAN

Menurut World Health Organiztion (WHO), penderita hernia terus meningkat setiap tahunnya. Didapatkan data pada tahun 2017 sampai dengan tahun 2019 penderita hernia segala jenis mencapai 19.173.279 penderita (12,7%) dengan penyebaran paling banyak adalah Negara negara berkembang seperti negara negara afrika, Asia tenggara termasuk Indonesia.

Berdasarkan data Indonesia pada tahun 2019 penderita hernia berjumlah 1.432 dengan hernia ingunalis, termasuk Provinsi Kalimantan selatan Berjumlah 248 Orang(5,59%). Dari hasil studi yang dilakukan pada bulan Februari 2021 Di Rumah Sakit Tingkat III Dr R Soeharsono Banjarmasin diruang Wira pada tahun 2020 didapat jumlah 55 orang.

Hernia merupakan penonjolan isi perut dari rongga yang normal melalui defak fasia dan muskuloaponeuretik dinding perut, secara kongetinal memberi jalan keluar pada setiap alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.lubang itu dapat muncul karena lubang embrional yang tidak menutup atau melebar, akibat tekanan rongga perut yang tinggi(kariasa,2018)

Pasien yang mengalami tindakan post operasi, biasanya dipindahkan ke unit pemulihan untuk menstabilkan kondisi pasien sebelum pulang atau sebelum di bawa ke ruang rawat inap, pada ruang pemulihan, pasien akan membutuhkan pemantauan ketak pemulihan dan biasanya hal yang sering dikaji adalah tanda-tanda vital, tingkat kesadaran, status pernafasan, sirkulasi, kondisi luka dan tingkat nyeri(Arlina dan Ternando,2017)

Nyeri merupakan pengalaman merupakan pengalaman sensori yang dibawa olej stimulus akibat adanya kerusakan jaringan. Manajemen nyeri mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik secara farmakologis dilakukan dengan pemberian analgesik, yaitu untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri, sedangkan secara non farmakologis, dapat dilakukan dengan cara relaksasi, tekhnik pernafasan, pergerakan atau perubahan posisi, massage, terapi panas atau dingin, music, relaksasi genggam jari, TENS ( Trancutaneous Electrical Nervel ) ( Arlina dan Ternando,2017)

(3)

8 Relaksasi genggam jari salah satu tekhnik relaksasi yang dilakukan untuk mengelola emosi dan mengembangkan kecerdasan emosional. Emosi dapat digambarkan seperti gelombang energy yang mengalir didalam tubuh, pikiran, dan jiwa. Saat ini kita merasakan perasaan yang berlebihan, aliran energy didalam tubuh kita menjadi tersumbat dan tertahan, sehinga akan menghasilkan rasa nyeri.

Disepanjang jari jari tangan kita terdapat saluran atau meridian energy yang terhubung dengan berbagai organ dan emosi, dengan memegang setiap jari samba bernafas dalam dalam, kita dapat memperlancar aliran energy emosiaonal dan perasaan kita untuk membantu jasmani dan penyembuhan( Adi, dkk,2017 )

Berdasarkan latar belakang diatas penulis menuangkannya dalam sebuah karya tulis ilmiah yang berjudul “Asuhan keperawatan pasien post op hernia dengan nyeri dalam penerapan intervensi teknik relaksasi genggam jari di Rumah sakit TK III Dr Soeharsono Banjarmasin pada tahun 2021” untuk mengetahui Keefektifan dan manfaaat pemberian relaksasi genggam jari sebagai salah satu dari intervensi dari masalah keperawatan.

METODE PENELITIAN

Jenis metode studi kasus yang digunakan yaitu metode studi kasus deskriptif.

Subjek yang digunakan adalah Laki laki yang berjumlah 2 orang yang berusia 20 tahun dan 61 tahun yang mengalami hernia. Studi kasus dilakukan di ruangan Wira Bedah di Rumah Sakit tingkat III Dr R Soeharsono Banjarmasin. Instrumen studi kasus meliputi Format asuhan keperawatan, Status dan Catatan pasien, SOP Relaksasi genggam jari, buku tulis, alat tulis

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

resume meliputi pengkajian, data focus, diagnose keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Tindakan operasi pada Tn. M pada tanggal 01 april 2021 dan pengkajian pada tanggal 01 april 2021 dan pada Tn. A dilakukan tindakan operasi dan pengkajian pada tanggal senin 05 april 2021. Pengkajian klien dilakukan di ruangan Wira dan tindakan keperawatan telah disetujui oleh semua pihak.

Kasus I pada Tn. M setelah dilakukan pengkajian didapatkan data diantaranya usia 20 tahun, jenis kelamin laki laki dengan diagnose medis hernia ingunalis Tn. M mengeluh nyeri setelah tindakan operasi, nyeri seperti ditusuk-tusuk, dibagian abdomen bawah sebelah kanan, skala nyeri 6 dengan kategori sedang, nyeri hilang

(4)

9 timbul, pasien tampak meringis menahan sakit, tampak lemah dan acuh dengan lingkungan sekitar, terlihat luka bekas operasi, luka tidak mengeluarkan cairan berbau busuk. Pemeriksaan fisik meliputi tekanan darah :120/80 mmHg, suhu : 36C, Respirasi: 20x/menit dan nadi :81x/menit

Kasus II dilakukan pengkajian pada tanggal 05 april 2021 pada Tn. A berusia 61 tahun jenis kelamin laki-laki dengan diagnose medis hernia inguinalis. Klien mengeluh nyeri setelah operasi dibagian lipatan paha sebelah kiri, nyeri terasa seperti teriris iris dengan skala 6 dan terasa hilang timbul dank lien tampak lemah, tampak meringis menahan nyeri, klien tampak melindungi area luka, luka terlihat masih basah dan tidak mengeluarkan cairan yang berbau. Pemeriksaan fisik meliputi Tekanan darah : 130/80 mmHg Suhu:36,5C Respirasi:18x/menit Nadi :80x/menit.

Berdasarkan pengkajian terhadap ke 2 pasien maka diagnose yang muncul adalah nyeri akut berhubung dengan diskontunuitas jaringan akibat tindakan operasi. Maka intervensi untuk mengatasi nyeri yaitu dengan menerapkan control nyeri selam 3x24 jam dengan tujuan klien mampu menunjukan control nyeri yang adekuat dengan kriteria hasil : ekspresi wajah berubah, nyeri berkurang, dan menyatakan rasa nyaman.

Intervensi yang dilakukan pada kedua klien ini diantaranya: 1. Mengobservasi tanda tanda vital 2..lakukan pengkajian nyeri 3. Anjurkan istirahat tidur yang cukup 4.mengajarkan teknik relaksasi genggam jari 5. Kolaborasi pemberian obat.

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada Tn. M pada tanggal 01 april 2021 dan pada Tn. A pada tanggal 05 april 2021 selama 3 hari meliputi:mengkaji kualitas nyeri dan faktor penyebab nyeri : nyeri pada luka bekas operasi, seperti tertusuk-tusuk dan teriris iris pada Tn. A, terasa hilang timbul, skala nyeri 6 pada Tn. M dan Tn. A mengajarkan teknik relaksasi genggam jari sebanyak 15 kali selama 3 hari dan skala nyeri berkurang menjadi 2. Memonitor tanda tanda vital dan menganjurkan istirahat tidur yang cukup. Evaluasi tindakan keperawatan pada Tn. M dan Tn. A berdasarkan dignosa utama yaitu nyeri akut berhubungan dengan diskontunuitas jaringan akibat tindakan operasi, evaluasi tindakan keperawatan dilakukan dihari ke 3 Tn. M pada tanggal 03 april 2021 didapatkan nyeri berkurang, nyeri akibat operasi hernia, seperti ditusuk-tusuk, terasa didaerah abdomen kanan bawah, dengan skala nyeri 2, terasa hilang timbul, dank lien tampak lebih nyaman. Tanda tanda vital : Tekanan Darah : 120/80 mmHg, Suhu: 36,5oC, Nadi : 84 X/menit, Respirasi : 20 X/menit

Sedangkan pada Tn. A dilakukan pada tanggal 07 april 2021 didapatkan nyeri berkurang, nyeri akibat operasi hernia, seperti teriris-iris, terasa didaerah liparan paha

(5)

10 sebelah kiri, dengan skala nyeri 2, terasa seperti hilang timbul dengan tanda tanda vital dalam batasan normal : Tekanan darah :120/80 mmHg, Suhu: 36,7oC, Nadi : 85 X/menit, Respirasi: 20 X/menit

Pembahasan

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melaluidefak atau bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan (Sjamsuhidayat,2017). Tanda dan gejala hernia terasa lebih menonjol bila pasien batuk, salah satu tanda pertama hernia adanya masa dalam daerah inguinalis manapun atau bagian atas skrotum. Sejumlah hernia turun kedalam skrotum sehingga skrotum membesar, pasien hernia sering mengeluh tidak nyaman dan pegal pada daerah ini, yang dapat dihilangkan dengan reposisi manual hernia kedalam kavitas perionalis.tetapi dengan berdiri atau terutama dengan gerak badan, maka biasanya hernia muncul lagi (Sabitason,2013). Untuk mengatasi hernia biasanya dilakukan pembedahan yang dinamakan herniatomi yaitu dengan pembesaran kantong hernia sampai ke lehernya, kantong hernia dibuka dan isi hernia dibebaskan kalau ada perlengketan, kemudian direposisi kantong hernia dijahit ikat setinggi mengkin lalu dipotong. Secara fisiologis adanya sayatan pada pembedahan yang akan mengakibatkan terputusnya saraf dan mengakibatkan keterbatasan gerak maka dari itu menimbulkan nyeri akut.

Nyeri akut adalah nyeri yang sebagian besar diakibatkan oleh penyakit atau injuri jaringan. Nyeri jenis ini datang secara tiba tiba sebagai contoh setelah trauma atau pembedahan, nyeri akut mengindikasikan bahwa kerusakan atau cidera yang sudah terjadi, nyeri akut umumnya terjadi kurang dari 6 bulan (Judha, 2012). Asuhan keperawatan nyeri akut meliputi pengkajian, data fokus, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Batasan karakteristik nyeri yang dikaji meliputi : (1) Skala nyeri. (2) Ekspresi wajah. (3) Sikap melindungi area nyeri. (4) Perubahan selera makanan. (5) fokus pada diri sendiri. Pada pembedahan herniotomi termasuk dalam jenis nyeri visera. Pembedahan herniotomi menyebabkan adanya luka pembedahan yang mengakibatkan terputusnya jaringan syaraf yang menyebabkan nyeri akut dan akan menimbulan keterbatasan gerak dan pasien merasa cemas untuk melakukan mobilisasi dini. Salah satu utama penangangan nyeri tidak adekuat adalah penilaian nyeri yang kurang baik. Kegagalan pasien untuk menyampaikan rasa nyeri yang dialami dapat menyebabkan rasa nyeri tidak tertangani dengan baik pada akhirnya menimbulkan komplikasi medis serius pada pasien nyeri akut(Aribawa, 2017).

(6)

11 Hasil pengkajian dari ke 2 pasien, Pada Tn. M mengeluh nyeri pada luka bekas operasi, seperti ditusuk-tusuk, dibagian abdomen bawah sebelah kanan, skala nyeri 6, terasa hilang timbul, pasien tampak meringis, pasien tampak melindungi sekitar luka, pasien tampak acuh dengan keadaan lingkungan sekitar. Pada Tn. A mengeluhkan nyeri dibekas luka operasi, seperti teriris iris , dibagian selangkangan sebelah kiri , skala nyeri 6, terasa hilang timbul, pasien tampak melindungi luka bekas operasi, pasien tampak meringis, pasien tampak acuh dengan lingkungan sekitar. Dari data tersebut dapat ditegakkan diagnosa keperawatan nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik karena data yang di peroleh sesuai dengan batasan karakterisik nyeri akut. Penatalaksanaan dari nyeri akut dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologi salah satu terapi nonfarmakologi adalah terapi relaksasi genggam jari. Teknik relaksasi genggam jari adalah relaksasi genggam jari dapat mengendalikan dan mengembalikan emosi yang akan membuat tubuh menjadi rileks. Relaksasi genggam jari menghasilkan implus yang dikirm melalui serabut sraf aferen non-nosiseptor. Serabut saraf non- nosiseptor mengakibatkan gerbang tertutup sehinga stimulus pada korteks serebri dihambat dan dikurangi akibat counter simulasi relaksasi dan menggengam jari.

Sehingga intensitas nyeri akan berubah dan mengalami modulasi akibat stimulasi relaksasi genggam jari yang lebih dulu dan lebih banyak mencapai otak (Pinandita, 2012).

Berdasarkan hasil evaluasi pada Tn. M skala nyeri turun dari 6 menjadi 2, Tn. A skala nyeri turun dari 6 menjadi 2 selama 3 hari perawatan dengan dilakukan tindakan keperawatan dengan teknik relaksasi genggam jari terbukti menurunkan nyeri post operasi herniotomi. Penurunan skala lainnya antara lain dengan relaksasi nafas dalam, akupressur, aplikasi panas/dingin dan pijatan, hypnosis, guided imagery, distraksi, TENS (Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation), rmenganjurkan klien untuk beristirahat tidur yang adekuat, memonitor tanda-tanda vital dapat menurunkan intensitas nyeri. Kesimpulan dari relaksasi genggam jari pada ke-2 klien didapatkan hasil bahwa skala nyeri berkurang dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan, TTV dalam batas normal, klien dapat tidur dengan nyaman. Berdasarkan hasil penelitian dari Pinandita, dkk (2012) menjukkan bahwa relaksasi genggam jari terbukti lebih efektif menjadi terapi kombinasi bersama terapi analgesik jika dibandingkan hanya terapi analgesik sebagai terapi tunggal menurunkan nyeri. Berdasarkan hasil penelitian dari Arlina dan Ternando (2017) menunjukkan bahwa teknik relaksasi genggam jari efektif dalam menurunkan nyeri post operasi serta teknik relaksasi juga membuat pasien

(7)

12 dapat mengontrol diri ketika terjadi rasa tidak nyaman atau nyeri, setress fisik dan emosi pada nyeri.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan pengkajian yang dilakukan pada tanggal 01 april 2021 didapatkan adanya perbedaan konsep teoritis dan kenyataan pada kasus yang ditemukan dilapangan, tetapi perbedaan tersebut tidak terlalu banyak ditemukan dan perbedaan tersebut dapat menjadikan ilmu tambahan bagi penulis. Sesuai dengan data subjektif dan data objektifyang telah ditemukan pada kedua klien yang mana didapatkan dengan keluhan nyeri sehingga didapatkan diagnosa keperawatan post op herniotomi yang sama pada kedua pasien yaitu nyeri akut berhubung dengan diskontunuitas jaringan akibat tindakan operasi, lalu dilakukan pengkajian dan asuhan keperawatan selama 3 hari setelah post operasi herniotomi yaitu pada pasien 1 dimulai pada tanggal 01 april 2021 tepat nya hari kamis sampai dengan hari sabtu tanggal 03 april 2021 maka diagnose nyeri akut berrhubung dengan diskontunuitas jaringan akibat Tindakan operasi dapat teratasi selama tiga hari perawatan dengan hasil klien mengatakan nyeri berkurang pada daerah nyeri yaitu di bagian abdomen kanan bawah yang dirasakan seperti nyut-nyutan dengan skala nyeri 2 (1-10) nyeri ringan nyeri terasa ketika bergerak sedangkan pada pasien 2 dengan diagnose yang sama yaitu nyeri akut berhubung dengan diskontunuitas jaringan akibat tindakan operasi yang dilakukan perawatan selama tiga hari yaitu dari tanggal 05 april sampai dengan tanggal 07 april 2021 yang dimulai dari hari senin sampai dengan rabu dengan hasil yang kurang lebih sama perkembangannya bahwa klien mengatakan nyeri berkurang pada daerah luka operasi yaitu pada daerah lipatan paha sebelah kiri dengan skala 2 (1-10) nyeri ringan.

DAFTAR PUSTAKA

Adi G.W, Murhayati A, Wulandari Y, Pengaruh Tekhnik Relaksasi Genggam Jari Dengan Terhadap Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op Hernia Dengan Spinal Anestesi. Diakses pada 01 maret pukul 15.00 WITA. Stikes Kusuma Husada

Ariwibawa, M. 2017. Dasar Manajemen Nyeri. Jakrata.CV.Sagung Seto.

Arlina, Z.,ternando, H. 2017. Pengaruh Tekhnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Op Lapartomi. Palembang

Judha M. Sudarti, Afroh Fauziah.2012. Teori Pengukuran Nyeri & Nyeri Persalinan.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Pinandita. 2012. Pengaruh Tekhnik Relaksasi Genggam Jari Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Lapartomi. Jurusan Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong. Vol.8 No. 1. Hal 32-42

(8)

13 Sjamsuhidajat, De Jong. 2017. Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 4. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Secara rinci langkah analisisnya adalah: (1) menetapkan kriteria, yakni mencakup ketepatan dalam merumuskan kata kerja ranah sikap, ranah pengetahuan, dan ranah ketrampilan;

PEMBEKALAN MAHASISWA KKN PPM KONSOLIDASI PENDAFTARAN & PENEMPATAN MHS KKN MOBILISASI KE DESA SOSIALISASI RENCANA KEGIATAN OBSERVASI LAPANGAN PENYUSUNAN TEMA &

Kesimpulan dari penelitian tersebut bahwa dari semua orang tua di RW V Kelurahan Sidokare Kecamatan Sidoarjo Kota Kabupaten Sidoarjo sebagian besar menggunakan pola asuh otoriter,

Hasil elektroforesis dari darah sapi Madrasin dan sapi Madura di Kabupaten Pamekasan, dan sapi Limousin di Balai Embrio Transfer Cipelang Bogor yang dilakukan dengan

Asosiasi antara Kadalan dengan beberapa primata endemik Sulawesi merupakan interaksi atau hubungan simbiosis tipe komensalisme, dimana burung Kadalan mendapat

yang hanya dijumpai pada stasiun pengamatan bagian hilir dari outlet limbah industri pupuk urea menunjukkan bahwa kedua jenis tersebut dapat berfungsi sebagai

Orang yang di dalam makam ini tidak lagi melihat kepada amalnya, walaupun banyak amal yang dilakukannya namun, hatinya tetap melihat bahawa semua amalan tersebut adalah kurniaan

Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Profil Guru Ideal dalam pembahasan ini adalah tampilan dan gambaran seorang guru yang bertugas