• Tidak ada hasil yang ditemukan

LITERATUR REVIEW TINJAUAN KEAKURATAN KODE EXTERNAL CAUSE CEDERA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LITERATUR REVIEW TINJAUAN KEAKURATAN KODE EXTERNAL CAUSE CEDERA"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

116 Lembaga Penelitian dan Pegabdian

STIKES Dharma Landbouw Padang e-ISSN: 2715-5250

CAUSE CEDERA

Novry Ananda1, Dian Novita2

1 Prodi D3 Medical Record and Health Information STIKES Dharma Landbouw Padang Email korespondensi: vovryanandaa@gmail.com

2 STIKES Dharma Landbouw Padang, West Sumatra, Indonesia;

e-mail: diannovita@sikeslandbouw.ac.id

ABSTRAK

Pada proses pengodean diagnosis kasus external cause berdasarkan ICD-10 pada berkas rekam medis masih terdapat ketidakakuratan dalam pengodeannya, disebabkan oleh beberapa hal misalnya masih adanya ketidakjelasan dalam penulisan diagnosis oleh dokter sehingga menyebabkan penulisan sulit untuk dibaca dan minimnya penggunaan kode karakter ke-5 sesuai dengan pedoman ICD-10. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tinjauan Keakuratan Kode External Cause Cedera Tahun 2021. Metode yang digunakan ialah studi analisis deskriptif dengan cara mendeksripsikan fakta yang ada, kemudian sebelum melakukan proses pengkodean diagnosis kasus external cause berdasarkan ICD-10 ada beberapa yang perlu di analisis terlebih dahulu, seperti mencari peresamaan, ketidaksamaan, pandangan, perbandingan, dan ringkasan, terhadap beberapa penelitian. Berdasarkan Hasil literatur tingkat keakuratan pada kode external cause cedera terdapat masih banyak nya ditemukan dalam pemberian kode pada berkas rekam medis yang belum jelas. Keakuratan pengokodean diagnosis penyakit dipengaruhi oleh tenaga coder perekam medis, karena tenaga coder perekam medis yang harus terlibat langsung untuk pemberian kode diagnosis penyakit pasien terhadap dokumen rekam medis. Untuk meningkatkan jumlah persentase keakuratan kode diagnosis kasus external cause perlu adanya ketelitian dalam pengecekan ulang kembali dalam memberikan kode diagnosis penyakit pasien pada dokumen rekam medis agar kode yang dihasilkan lebih akurat.

Kata Kunci : Keakuratan Kode, External Cause Cedera, Kelengkapan Kode

ABSTRAK

In the process of coding the diagnosis of external cause cases based on ICD-10 in the medical record file, there are still inaccuracies in the coding, caused by several things, for example, there is still uncertainty in the writing of the diagnosis by doctors, making writing difficult to read and the lack of use of the 5th character code in accordance with ICD-10 guidelines. This study aims to determine the Accuracy Review of External Cause Injury Code in 2021. The method used is a descriptive analysis study by describing the existing facts, then before carrying out the process of coding the diagnosis of external cause cases based on ICD-10 there are several things that need to be analyzed first, such as looking for similarities, dissimilarities, views, comparisons, and summaries, to some research. Based on the results of the literature, the level of accuracy in the external cause injury code, there are still many found in the coding of the medical record file that is not yet clear. The accuracy of coding the diagnosis of disease is influenced by the medical recorder coder, because the medical recorder coder must be directly involved in giving the patient's disease diagnosis code to the medical record document.

To increase the percentage accuracy of the diagnosis code for external cause cases, it is necessary to be careful in re-checking in providing the patient's disease diagnosis code in the medical record document so that the resulting code is more accurate.

Keywords : Code Accuracy, External Cause of Injury, Code Completennes

(2)

117 PENDAHULUAN

Permenkes No.269/MenKes/Per/III/2008, Rekam Medis adalah berkas yang berisikan dokumen dan catatan identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang sudah diberikan kepada pasien. Pengkodean adalah suatu proses yang mempunyai aspek untuk memberikan dan menentukan kode dengan menggunakan huruf, angka yang mewakili kompenen data menurut Hatta, (2013), dalam Sari & Dr.Pratama, (2018). Terjadinya Ketidaktepatan dalam penulisan diagnosis oleh dokter pada berkas rekam medis pasien terjadi karena masih adanya dokter yang tidak menulis diagnosis secara lengkap terhadap penyebab luar sehingga menyebabkan terjadi nya kesalahan dan kendala oleh tenaga coder perekam medis dalam memberikan pengkodean diagnosis. Jika dalam penulisan kode diagnosis pada rekam medis tidak tepat maka adanya dampak yang terjadi seperti pasien membayar biaya yang lebih tinggi dari yang seharusnya pasien tidak meminum obat antibiotik tetapi meminum obat yang fatal bagi nyawa pasien Hatta, (2011), dalam Hamid, (2013).

Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum memberikan pengkodean diagnosis penyakit pada ICD 10 diantaranya adalah ketepatan, keakuratan dalam pemberian kode serta kelengkapan kode diagnosis yang berdasarkan ICD-10 volume 3 untuk kode penyakit, sedangkan untuk ICD 9-CM yang berfungsi dalam berkas rekam medis untuk digunakan sebagai pemberian kode tindakan dan prosedur. Kode external cause termasuk kedalam kategori kompleks dalam ICD 10. External cause adalah suatu penggolongan atau pengklasifikasian penyebab penyakit (kondisi sakit), cidera, keracunan atau kematian karena faktor dari luar seperti kecelakaan, penggunaan obat-obatan, kebakaran, bencana alam, dll (Oktamianiza, 2020). Ada beberapa macam Cedera seperti yang terdiri dari luka bakar, patah tulang, luka pada kulit yang menyebabkan pendarahan dan hanya lecet dan memar. Menurut (Oktamianiza, 2020) dalam memberikan kodefikasi untuk keadaan cedera dikode dengan huruf S untuk pengkodean jenis cedera region tunggal tubuh dan huruf T untuk cedera regio yang tidak dijelaskan.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dari beberapa jurnal yang lainya, tinjauan keakuratan kode diagnostic penyebab luar (external causes) kasus kecelakaan lalu lintas pasien rawat inap di rumah sakit R.MOEWARDI yang diteliti oleh (Loka et al., 2013), sejumlah presentase 13,64 sebagai kode akurat dan presentase 86,36% kode tidak akurat. Ketidakakuratan disebabkan karena masih adanya ketidakpahaman yang dimiliki oleh petugas perekam medis salah satunya tenaga coder dalam memberikan kode diagnosis penyebab luar untuk menentukan kondisi utama dari tempat kejadian dan aktivitas pada berkas rekam medis pasien. Ketepatan diagnosis sangat menentukan dalam manajemen asuhan pasien karena terdapat penagihan kembali biaya dalam pelayanan yang berkualitas terhadap seorang pasien. Jika Apabila terjadinya kesalahan dalam penetapan diagnosis, maka akan dapat mempengaruhi jumlah tagihan. Oleh sebab itu secara konkuren dapat mencegah resiko manajemen yang dapat merugikan secara finansial (Oktamianiza, 2019).

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif. Kualitatif deskriptif ialah penelitian yang memiliki tujuan dalam memberikan sebuah bentuk atau gambaran dan dianalisis terlebih dahulu menggunakan metode kajian literature review. Informasi yang akan dikumpulkan yaitu dengan cara mengumpulkan data sekunder sebagai data pendukung yang diperoleh dari beberapa literatur atau sumber yang ada. Analisis data diselesaikan dengan menggunakan teknik review literatur antara lain untuk menemukan persamaan, ketidaksamaan, pandangan, perbandingan, dan ringkasan.

(3)

118 1. Mendekskripsikan keakuratan kode external cause cedera

Berdasarkan Hasil penelitian yang dilakukan Carlia Mahadika Loka, RanoIndradi Sudra, M.Arief TQ (2013) tentang Tinjauan Ketepatan Kode penyakit terhadap Penyebab Eksternal pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas pada Pasien Rawat Inap di DR. MOEWARDI

Tahun 2021 bahwa terdapat kode pada diagnosis penyebab luar terhadap pasien rawat inap dengan kasus kecelakaan lalu lintas terdapat yang akurat 18 dengan presentase (20,45%), sedangkan yang tidak akurat 70 dengan presentase (79,54%). Terlebih lagi, untuk kode alasan luar yang tepat 12 (13,64%), dan yang tidak tepat 76 (86,36%).

Berdasarkan Hasil penelitian Amalia Wulandari, Ida Wahyuni (2015) tentang Analisis Ketepatan Kode External Cause pada pasien yang mengalami Kecelakaan Lalu Lintas (KKL) dan di diagnosis Berdasarkan ICD-10 di RSUD dr. Soekardjo di Kota Tasik Malaya pada Tahun 2014 di dapatkan jumlah persentase pada kode external cause empat digit yang sudah tepat sebesar 24,5% sedangkan jumlah presentase yang di dapatkan sebesar 75,5% yang tidak tepat. Selain itu, untuk kode penyebab luar lima digit, kode yang tepat tidak ditemukan secara tepat.

Berdasarkan Hasil penelitian Ni Kadek Lusi Rusliyanti, Anas Rahmad Hidayat, Harianto Nur Seha (2016) terhadap Analisis Ketepatan Pengodean Diagnosis dalam dokumen rekam medis dengan menggunakan ICD-10 Dalam melaksanakan Penerapan Karakter Ke 5 Pada Pasien rawat jalan yang sedang mengalami Fraktur di Rumah Sakit Umum Mitra Paramedika Yogyakarta, yang menunjukan bahwa dari 86 sampel berkas rekam medis, terdapat diagnosis yang tepat sebesar 10,5% dan jumlah diagnostic yang tidak tepat sebesar 89,5%.

Berdasarkan Hasil penelitian Adinda Putri Amalia, Ani Rosita (2018) tentang Tinjauan tingkat Akurasi Kode diagnosis pada Pasien yang mengalami Cedera terhadap Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Berdasarkan ICD-10 di Rumah Sakit Umum Muhammdiyah Ponorogo yang terdapat pengkodean pada kasus kecelakaan yang akurat sesuai dengan ICD-10 terdapat jumlah presentase sebesar 36,36%

sedangkan yang tidak akurat terdapat jumlah presentase 63,64%.

Berdasarkan Hasil penelitian Ikhwan, Syamsuriansyah, M. Makmur Purna Irawan (2016) tentang Tinjauan Ketepatan Kode Diagnosis pada pasien yang telah mengalami luka Cedera termasuk kedalam kategori Penyebab Luar Cedera Pasien yang saat ini sedang menjalani perawatan Rawat Inap di Rumah Sakit Islam “Siti Hajar” Mataram di dapatkan 3 kode diagnosis pasien dalam berkas rekam medis yang tidak akurat dan 47 kode yang akurat. Sedangkan dalam pengodean pada penyebab luar cedera terdapat sebanyak 41 kode diagnosis dalam berkas rekam medis pasien yang tidak tercatat dan terdapat 9 diagnosis pasien luka yang penyebab luarnya tidak tercatat.

Berdasarkan Hasil penelitian Kori Puspita Ningsih, Hibatiwwafiroh (2020) tentang Ketepatan dan Kesesuaian Kode Diagnosis External pada Kasus Kecelakaan Sepeda Motor 2017 terdapat Kesesuaian pada kode external antara dokumen rekam medis pasien dengan jumlah presentase SIMRS sebesar 64% sedangkan ketidakcocokan kode external cause pada berkas rekam medis dengan jumlah presentase SIMRS sebesar 5%. Ketepatan kode penyebab luar dalam dokumen rekam medis secara tepat sampai dengan karakter ke 5 sebanyak 0%, sedangkan kode penyebab external yang tidak tepat pada karakter ke 2 sampai dengan ke 5 sebanyak 56%.

(4)

119 2. Mendeskripsikan kelengkapan kode external cause cedera

Berdasarkan Hasil penelitian Joni Hermana, Aida Erma (2018) Tentang Tinjauan Kelengkapan Diagnosis External Cause pada Pasien Rawat Inap di dapatkan bahwa kelengkapan penulisan diagnosis external cause sebesar 81,1% sedangkan ketidaklengkapan diagnosis external cause sebesar 18,9%.

Pasien external cause yang di sebabkan oleh transportasi darat sebanyak 45,90%, sedangkan pasien yang jatuh sebanyak 10,70%, dan pasien yang mengalami keracunan sebanyak 8,20%, pasien yang mengalami luka bakar dan digigit oleh binatang masing-masing sebanyak 4,10%, pasien yang tertembak sebanyak 3,30%, dan pasien yang mengalami sebab luar lainnya sebesar 4,90%.

Berdasarkan Hasil penelitian Rina Yuliana, Hosizah, Irmawan (2014) Tentang Kajian Koding di dapatkan dalam berkas rekam medis disebabkan Penyebab luar dan terjadi nya Cedera pada pasien yang di rawat Inap pada Spesialis Bedah Ortopedi di RSKB Banjarmasin Siaga tahun 2013 yang di dapatkan dari sejumlah 92 sampel berkas rekam medis rawat inap pada spesialis bedah ortopedi dengan kasus cedera, sedangkan diagnosis yang telah ditulis lengkap oleh dokter adalah 82% dan 18% yang belum diuraikan pada analisis penyebab luar nya. tetapi dari 82% berkas rekam medis pasien dengan kode diagnosis penyebab luar cedera masih terdapat diagnosis yang tidak spesifik.

Berdasarkan Hasil penelitian Desy Nur Hidayah, Ninawati, Bambang Widjokongko (2017) Tentang Tinjauan Kelengkapan Informasi Penunjang dalam Penentuan Kode penyebab luar terhadap Kasus Fracture Tibia di Rumah Sakit Ortopedi Prof. Dr. R. Soeharso Surakarta Tahun 2015 menunjukkan dalam pengisian data penunjang penyebab luar terhadap kasus fracture tibia yang lengkap pada 17 dokumen rekam medis sejumlah presentase (24%) dan yang tidak lengkap pada 55 dokumen rekam medis sejumlah (76%).

3. Mendeskripsikan kejelasan kode external cause cedera

Berdasarkan Nirma Yunita, Faizah Rahayu (2020) tentang Studi Deskriptif terhadap Kelengkapan Kode External Cause Berdasarkan ICD-10 pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas di RSUD Bridgjend.

Hasan Basry Kandangan terdapat 38 dokumen rekam medis yang diteliti pada kelengkapan kodefikasi diagnosis penyebab luar sebesar (100%) sedangkan masih terdapat ketidaklengkapan dalam pengisian pada dokumen rekam medis dengan kasus kecelakaan lalu lintas oleh pengemudi atau penumpang.

PEMBAHASAN

Pada saat melakukan telaah jurnal, sangat baik dapat diselesaikan dengan menggunakan teknik literature review termasuk menentukan pencarian data seperti mencari persamaan, pertidaksamaan, pandangan, perbandingan, dan ringkasan.

a. Mendeskripsikan kelengkapan kodefikasi diagnosis external cause cedera

Dari sebagian literatur yang sudah dianalisis ditemukan persamaan terhadap penyebab ketidaklengkapan kodefikasi pada diagnosis penyebab luar (external cause) oleh petugas perekam medis atau tenaga coder rekam medis. Persamaan ini dilihat dari adanya kondisi yang masih belum sesuai dengan kelengkapan pengkodean kodefikasi diagnostic penyakit pada berkas rekam medis, seperti pemakaian istilah dan singkatan yang tepat dalam ICD-10. Hasil penelitian terhadap ketidaklengkapan kode External cause ada in jurnal (Carlina Mahardika L, 2013) dan jurnal (Ni Kadek,

(5)

120 keseluruhan.

Dari literature yang dianalisis juga ditemukan ketidaksamaan (compare) terhadap kelengkapan kodefikasi penyebab luar (external cause). Ketidaksamaan dilihat dari jurnal (Carlina Mahardika L, 2013) yang menunjukan pengkodean karakter ke 5 belum sepenuhnya digunakan. Berdasarkan prosedur pengkodean berdasarkan ICD-10 pengkodean karakter ke 5 harus digunakan agar mendapatkan data yang akurat dan lengkap.

Dengan banyaknya ditemukan ketidaklengkapan dalam pengkodean tersebut maka data belum bisa dikatakan akurat atau lengkap. Sehingga ada Pandangan dari peneliti yang seharusnya perlu dilakukan review dan pengecekan ulang kembali dalam pemberian kode diagnosis khususnya kasus external cause agar kode yang dihasilkan lebih spesifik dalam menentukan kode yang lengkap dan akurat.

Berdasarkan prosedur dalam pengkodean ICD-10 pengkodean karakter ke 5 tersebut harus digunakan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Sehingga Dari perbandingan yang dianalisis dari jurnal didapatkan hasil bahwa penelitian pada jurnal (Carlina Mahardika L, 2013) yang menunjukan pengkodean karakter ke 5 masih adanya ketidaklengkapan data dan sangat berdampak terhadap rumah sakit oleh karena itu belum sepenuhnya bisa digunakan.

Kelengkapan terhadap pengkodean external cause dapat disimpulkan dengan beberapa jurnal yang sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan masih terdapat yang tidak sesuai Hal ini sebabkan oleh tenaga koder perekam medis ataupun dokter yang masih belum menggunakan pengkodean karakter ke 5 dengan sepenuhnya.

b. Mendeskripsikan keakuratan kodefikasi diagnosis external cause cedera

Dalam melakukan penelitian terhadap jurnal, Terdapat persamaan terhadap penyebab ketidakakuratan kodefikasi external cause pada pasien yang mengalami cedera yaitu kode tersebut tidak akurat yang disebabkan karena kesalahan oleh tenaga coder perekam medis yang tidak teliti dan kurang pengalaman dalam mengkode diagnosis dalam rekam medis dan dokter yang tidak menulis informasi dengan secara lengkap pada rekam medis sehingga membuat kode external cause karakter ke 5 terkadang tidak di kode ataupun salah dalam penentuannya terdapat pada jurnal (Adinda Putri A, 2018) dan jurnal (Kori Puspita N, 2020). Artinya keakuratan kode penyebab luar yang diberikan oleh petugas perekam medis masih belum mencapai tingkat akurat karena belum mencapai suatu kriteria tersebut.

Berdasarkan literature yang dianalisis juga ditemukan ketidaksamaan terhadap keakuratan kodefikasi external cause. Ketidaksamaan dapat dilihat dari jurnal (Amalia, 2015) yang menunjukan bahwa diagnosis external cause yang tidak dituliskan secara lengkap, dan pada jurnal lain (Kori Puspita, 2020) yang menunjukan ketidakakuratan kode penyebab luar terhadap karakter ke 5 sejumlah 0%.

Pada kode penyebab luar terhadap pasien yang mengalami keluhan setelah kecelakaan, Dokter seringkali menulis diagnosis yang tidak lengkap pada kode external causes dan masih dianggap sepele (Nirma Yunita, 2020). Dari telaah jurnal yang didapatkan masih ditemukan dalam pengkodean

(6)

121 berpandangan sebaiknya dilakukan review dan pengecekan ulang kembali pada berkas rekam medis, dalam pemberian kode oleh petugas coder agar lebih berkompeten dan teliti dalm memberikan kode diagnosis khusunya external cause.

Dari hasil keakuratan pengkodean external cause dapat disimpulkan bahwa, adanya jurnal yang sudah sesuai standar yang berlaku, dan terdapat juga sebagian jurnal yang belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hal ini disebabkan oleh kode yang diberikan tenaga coder perekam medis masih ada yang belum akurat dalam menentukan atau memberikan kode diagnosis. Oleh sebab itu petugas coder perekam medis harus lebih banyak memperhatikan lagi terhadap keakuratan dalam pengkodean dengan melakukan pelatihan coding agar lebih spesifik ketika dalam menentukan kode diagnosis sehingga terdapat kode yang akurat dan jelas.

c. Mendeskripsikan kejelasa kodefikasi diagnosis external cause cedera

Dari literatur yang telah dianalisis, ada persamaan (compare) yang mendasar terhadap kodefikasi yang tidak jelas terhadap diagnosis penyebab luar oleh dokter. Kesamaan dilihat dari kondisi yang masih tidak sama dengan kejelasan pengkodean kodefikasi diagnosis penyakit seperti penggunaan istilah atau singkatan yang tidak sesuai dengan ICD-10. Hasil penelitian terhadap kelengkapan kode masih banyak ditemukan, seperti pada jurnal (Adinda Putri A, 2018) dan jurnal (Ni Kadek, 2016) yang tidak jelas pengkodeannya. Diantaranya pengkodean karakter ke-5 yang masih belum jelas dan singkatan yang tidak sesuai dengan ICD-10.

Dengan adanya jurnal yang sudah dianalisis terdapat ketidaksesuaian terhadap kejelasan dalam pengkodean, dari hasil penelitian yang dilakukan oleh (Adinda Putri A, 2018) terdapat bahwa ketidakjelasan kode external cauase pada kasus kecelakaan ini disebabkan penggunaan kata singkatan yang diberikan oleh dokter. Sedangkan penelitian (Ni Kadek, 2016) bahwa ketidaklengkapan kode disebabkan ketidakjelasan dokter dalam menuliskan diagnosis sehingga tenaga coder perekam medis sulit untuk memahami dan terkendala dalam

Dengan ketidakjelasan dalam pengkodean tersebut maka data masih belum bisa dikatakan akurat atau lengkap, Karena dalam Perbandingan yang berdasarkan jurnal (Ni Kadek, 2016) bahwa ketidakjelasan kode external cause disebabkan karena tidak terbacanya tulisan dokter dan penggunaan kata singkatan yang masih tidak jelas sehingga sulit untuk dipahami oleh tenaga coder, sedangkan pada jurnal (Adinda Putri A, 2018) bahwa diagnosis yang bmasih belum jelas dan belum dapat mensosialisasikan SOP sebagai bagian dari koding.

Ketidakjelasan pada tulisan dokter maupun diagnosis yang dapat mempengaruhi keakuratan dan kejelasan dalam pengkodean (Ni Kadek, 2016). Dari telaah jurnal pandangan bahwa masih ditemukan ketidakjelasan tulisan dokkter dan penggunaan kata singkatan yang tidak jelas. Petugas pengkodean harus menghubungi dokter yang berwenang dalam memberikan diagnosa supaya kode yang dihasilkan tepat dan akurat.

Berdasarkan hasil kelengkapan pengkodean external cause, cenderung disimpulkan bahwa, tidak ada jurnal yang sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Hal ini karena dokter yang menuliskan diagnosa tidak jelas dan banyak penggunaan kata singkatan yang tidak jelas.

(7)

122 PENUTUP

Berdasarkan review dari 10 literature yang dilakukan mengenai Keakuratan Kode Diagnosis penyebab luar berdasarkan ICD 10 terhadap dokumen Rekam Medis diperoleh kesimpulan :

1. Kode diagnosis utama pada external cause dilihat dari beberapa jurnal yang telah di analisis sebagian besar tidak akurat.

2. Pengkodean karakter ke 5 yang masih belum sepenuhnya digunakan dilihat dari beberapa jurnal yang telah di analisis.

3. Pemberian kode external cause yang tidak akurat diberikan oleh dokter dilihat dari beberapa jurnal yang telah di analisis sebagian kecil tidak akurat.

Untuk meningkatkan jumlah persentase keakuratan kode kasus penyebab luar pada cedera dilakukan nya review dalam memberikan kode penyebab luar untuk lebih jelas dan sesuai sehingga di buatnya aturan secara tertulis sesuai dengan standar waktu yang diberikan dalam pemberian kode.

UCAPAN TERIMAKASIH

Pada kesempatan ini peneliti ingin berterima kasih kepada Dosen Program Studi D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan serta Dosen Pembimbing Ibuk Dian Novita SKM, MARS yang banyak membantu memberikan ide dan saran nya.

DAFTAR PUSTAKA

Alan G Japp, C. R. (2018). Diagnosis Klinis Macleod (N. A. M. S. Ika Prasetya ijaya (ed.)).

Anang Setiana, R. N. (2018). Riset Keperawatan (A. Rahmawati (ed.)).

Hatta, G. R. (Ed.). (2016). Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan (revisi 3,2). UI-Press.

Herman, J., & Erman, A. (2018). Tinjauan Kelengkapan Diagnosis External Cause Pasien Rawat Inap.

Jupermik, 1(September), 52–59.

Lily Wijaya, D. R. (2017). Manajemen Informasi Kesehatan II.

Loka, C. M., Sudra, R. I., & Tq, M. A. (2013). Tinjauan Keakuratan Kode Diagnosis dan External Cause Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Pasien Rawat Inap diRumah Sakit Dr. Moewardi Periode Tahun 2012. Jurnal Rekam Medis, 7(1), 21–29.

Marsela, P., & Putra, D. M. (2021). Studi Literatur Tentang Keakuratan Kodefikasi Diagnosis Penyakit. 2(1), 118–125.

Nirma yunita, faizah rahayu. (2013). R % T = ’ Y ’. Carbohydrate Polymers.

Oktamianiza. (2019). Manajemen Berkas dan Isi Rekam Medis.

Oktamianiza. (2020). Kodefikasi Diagnosis Sebab Luar.

Rani, D. E. (2015). Analisa Kuantitatif dan Kualitatif Dokumen Rekam Medis Rawat Inap Pada Pasien DHF di Rumah Sakit Permata Medika Semarang Periode Triwulan I Tahun 2015. 15, 3.

Syafitri, E., & Novita, D. (2021). Diagnosa Pasien Rawat Inap Dengan Dispute Klaim INA- CBG ’ S.

2(1), 43–50.

(8)

123 UU. No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit

WHO ICD-10 volume 1. 2010International Statistical Classification of Diseasses and Related Health Problem Tent Revision

WHO ICD-10 volume 2. 2010International Statistical Classification of Diseasses and Related Health Problem Tent Revision

WHO ICD-10 volume 3. 2010International Statistical Classification of Diseasses and Related Health Problem Tent Revision

Wulandari A. & Ida Wahyuni. (2015). Analisis Ketepatan Kode External Cause Kasus Kecelakaan Lalu Lintas (KLL) Berdasarkan ICD-10 Di RSUD dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya

Yuliana R. dkk. (2014). Review For External Cause Coding Of Injury Case On Medical Record Inpatient Of Orthopedic Spesialist Surgery in Rskb Banjarmasin Siaga

Yunita N & Faizah Rahayu. (2020). Studi Deskriptif Kelengkapan Kode External Cause Berdasarkan ICD-10 pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Di RSUD Brigjend. H. Hasan Basry Kandangan.

Referensi

Dokumen terkait

(lima belas juta rupiah) bagi peternak yang pedetnya sudah ber SLBI (Sertifikat Layak Bibit Indonesia) yang dikeluarkan oleh kepala dinas peternakan di masing –

Solusi yang berupa gagasan ini baru pertama kali kami cetuskan, dengan berjuta harap akan terrelisasikan, dengan senang hati kami akan menyumbangkan tenaga dan pikiran dalam

Kondisi lingkungan mangrove yang terdapat di lokasi penelitian ini yaitu TSDR (Tambak silvofishery dominan Rhizopora sp.), TSDA (Tambak silvofishery dominan

Dan seperti yang sudah kuduga, tempat itu ramai oleh banyak orang, tetapi untungnya masih ada tempat duduk yang nyaman tersisa di sana, sehingga aku bisa cukup

Catat bahwa di ruang hasilkali dalam X yang dilengkapi dengan norm-2 baku, ketaksamaan kx, yk ≤ kxk.kyk berlaku untuk setiap x, y ∈ X, sehingga ortogonalitas-D di sana memenuhi

Berbagi dokumen atau gambar yang dipindai Gunakan tombol Scan to Share [Pindai untuk Berbagi] ( ) untuk memindai gambar atau dokumen dari kaca pemindai dan mengirim

Hasil penelitian ini dapat memberikan tambahan informasi dan wawasan bagi penyusun kurikulum jurusan akuntansi yang pada perguruan tinggi agar meningkatkan mutu

Activity diagram menggambar kan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana masing- masing alir berawal, decision yang mungkin terjadi,