41
ANALISIS PEMBOROSAN PRODUKSI PADA ALIRAN PRODUK JALA IKAN KKP MENGGUNAKAN PRINSIP LEAN MANUFACTURING DENGAN METODE VALUE STREAM MAPPING (VSM)DI PT. INDONEPTUNE NET
MANUFACTURING
M K H Syuhada1, Henny2
Program Studi Teknik Industri, Universitas Komputer Indonesia, Bandung Jl.Dipati Ukur No 112-116 40132, Telp (022) 2504119, Fax (022) 2533754
Email: 1. [email protected] 2. [email protected]
Abstrak
Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis pemborosan produksi produk Jala Ikan KKP menggunakan lean manufacturing di PT. Indoneptune Net Manufacturing dengan memetakan aliran produksi dan menganalisisnyamenggunakanvalue stream mapping (VSM). Analisis terhadap pemborosan dengan metode VSM dilakukan karena VSM dapat memetakan aliran informasi dan material dari awal sampai akhir dari value stream pembuatan suatu produk.
Sehingga dapat dilihat proses mana saja yang merupakan pemborosan. Adapun VSM yang dibuat adalah current-state VSM karena dapat merepresentasikan kondisi saat ini dari aliran produksi yang ada. Hasil yang didapatkan setelah dibuat current-state VSM adalah aliran produksi produk jala Ikan KKP melewati proses spinning, ring roupe, netting dan finishing yang memiliki sub-sub proses yang berbeda. Dari setiap sub-proses tersebut dipetakan nama proses, jumlah waktu cycle time dan changeover time, level inventory, waktu kerja tersedia dan jumlah operator. Penganalisisan pemborosan dilakukan pada setiap sub-proses untuk dapat mengetahui nilai tambah proses tersebut terhadap produk utama yang sedang dikerjakan pada setiap tahapan proses yang berlangsung. Kesimpulan yang didapat yaitu pemborosan yang terjadi di departemen spinning salah satunya adalah delay time karena persiapan sebelum proses peleburan, waktu tunggu karena persiapan proses twist di departemen ring roupe,transportasi berlebih sebelum proses tatekan dan pengerjaan ulang di hoshu 2 di departemen finishing.
Kata Kunci :Aliran Produksi, Lean Manufacturing, Pemborosan Produksi, VSM.
1. Pendahuluan
Pengertian analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan [1]. Analisis pada penelitian ini akan dilakukan pada pemborosan produksi. Pemborosan produksi (waste) atau biasa disebut sebagai muda dalam istilah Jepangyaitu suatu hal yang sangat tidak diinginkan karena berkaitan dengan penggunaan sumberdaya yang tidak sesuai standar [2].Produksi dalam bahasa inggris disebut production yaitu suatu kegiatan membuat produk baik itu produk fisik (tangible product) maupun produk jasa (intangible product)[3]. Pemborosan produksi yang akan dianalisis dilakukan pada aliran produksi jala ikan KKP menggunakan lean manufacturing. Produk jala ikan KKP adalah salah satu jenis jala yang diproduksi oleh PT. Indoneptune Net Manufacturing. Menurut Vincent Gasperz Lean manufacture adalah suatu upaya terus menerus untuk menghilangkan pemborosan (waste) yang terjadi disuatu perusahaan industri dan meningkatkan nilai tambah (value added) produk (barang dan/atau jasa) agar memberikan nilai kepada pelanggan
42
(customer value) [4].Value stream mapping merupakan pensil dan kertas yang membantu kita untuk melihat dan memahami aliran dari informasi dan material dalam pembuatan sebuah produk berdasarkan value stream. Aliran informasi lain yang ada yaitu informasi cycle time, level persediaan, changeover times, staffing dan mode transportasi [5]. Sedangkan yang dimaksud dengan Value stream adalah semua kegiatan (baik value-added ataupun non-value- added) yang pasti dibutuhkan untuk membawa produk melalui arus utama yang penting bagi setiap produk [6].
Tujuan dari penelitian ini adalah pertama, melakukan pemetaan proses produksi menggunakan current-state Value Stream Mapping untuk mengidentifikasi aliran proses produksi pembuatan produk Jala Ikan KKP di P.T. Indoneptune Net Manufacturing. Kemudian kedua,melakukan analisis pemborosan produksi produk Jala Ikan KKP menggunakan lean manufacturing dengan metode VSM di PT. Indoneptune Net Manufacturing. Metode lean manufacturing yang digunakan yaitu value stream mapping (VSM)yang merupakan visualisasi untuk dapat mengukur aliran nilai sehingga dapat dilihat seluruh kegiatan dari mulai supplier hingga ke tangan konsumen.
Penelitian sebelumnya mengenai lean manufacturing dengan metode VSM telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Penelitian oleh H R. Budiman (2017) dilakukan pada perusahaan sepatu untuk dapat mengidentifikasi pemborosan dan merancang lean manufacture [7].
Kemudian terdapat penelitian oleh Daonil (2012) yang melakukan eliminasi waste pada lini produksi machining cast wheel dengan melakukan pemetaan dengan current-state VSM pada front dan rear aliran produksi cast wheel Tipe A [8]. Selanjutnya, penelitian terkait juga dilakukan oleh A D S. Hapsari (2014) yang melakukan pemetakan proses produksi pengolahan bibji kakao kering good beam untuk dapat mengidentifikasi pemborosan [9].Selanjutnya, terdapat penelitian perancangan lean manufacturing oleh I. Hilmi (2017) yang menggunakan VSM untuk memetakan aliran produksi Hinge Rib III A380 di PT. Dirgantara Indonesia[10].
Pembuatan current-state VSM pada penelitian H R. Budiman dan I. Hilmi dengan penelitian ini memiliki konsep hampir serupa, hanya objek saja yang menjadikan perbedaan. Akan tetapi berbeda dengan penelitian Daonil (2012) dan A D S. Hapsari (2014) dimana letak perbedaannya yaitu penggunaan simbol pemetaan, tetapi secara konseptual kedua penelitian tersebut identik dan sejalan dengan penelitian ini karena bersumber dari referensi yang sama yaitu buku “learning to see” yang ditulis oleh Mike Rother[6].
2. Metode
Peneliti melakukan analisis pemborosan dengan prinsip lean manufacturing menggunakan metode pengumpulan data Analisa deskriptif. Analisa tersebut yaitu dengan observasi dan interview langsung dengan pihak terkait di lapangan. Adapun pengumpulan data tersebut yaitu mengidentifikasi setiap proses pembuatan jala ikan KKP mulai dari supplier sampai ke tangan konsumen. Proses tersebut peneliti catat mulai dari secara keseluruhan sampai kepada detail aktivitas setiap sub-porses yang ada. Kemudian peneliti melakukan pencatatan terhadap nama proses, waktu cycle time, changeover time, jumlah operator, waktu kerja, level inventorydan aliran informasi. Keseluruhan data tersebut peneliti peroleh berdasarkan hasil wawancara, observasi dan pemahaman bersama dengan pihak terkait di lantai produksi.
Pengolahan data yang dilakukan untuk membuat current-state VSM yaitu dengan mengidentifiksai setiap aliran informasi dan aliran material yang ada. Aliran material tersebut pertama adalah aliran secara keseluruhan. Didalam aliran keseluruhan tersebut terdapat sub- proses yang merepresentasikan proses yang ada. Kemudian dilakukan dilakukan
43 penggambaran VSM berdasarkan kondisi saat ini dan dilakukan analisis terhadap setiap proses yang ada untuk mengidentifikasi pemborosan yang terjadi.
3. Hasil dan Pembahasan
Pembuatancurrent-state VSM adalah utnuk menggambarkansistem produksi sepanjang value stream berdasarkan kondisi yang ada pada saat ini. Hal pertama yang harus diidentifikasi adalah aliran informasi. Aliran informasi pembuatan jala ikan KKP secara lengkap dapat dijabarkan sebagai berikut:
a) Bagian PPIC menerima invoice dan packing list pembelian barang yang diberikan kantor pusat di Jepang dengan estimasi tanggal bila tercantum. Pembelian dialukan dengan data forecast demand pada buffer stock untuk 3 bulan kedepan.
b) Bagian purchasing menerima packing list dan kemudian membuat bon pembelian bahan baku yang akan diberikan ke supplier.
c) Bon pembelian bahan baku kemudian diterima oleh supplier dan kemudian memberikan konfirmasi tanggal pengiriman barang dengan jangka waktu pengiriman 5 hari.
d) Bahan baku diterima oleh bagian gudang material dan disimpan untuk kebutuhan produksi 5 hari produksi.
e) Bagian PPIC kembali menjadwalkan kegiatan produksi setiap departemen Spinning, Ring roupe, Netting, Finishing pada sebuah instruction sheet yang berbentuk hard copy yang dilegalisir atau di tandatangani oleh PPIC.
f) Setiap departemen yang ada di lantai produksi akan memberikan instruksi sesuai dengan instruksi PPIC kepada setiap operator setiap harinya dalam bentuk hard coppy yang telah dilegalisir oleh PPIC dan kepala departemen dengan bantuan aplikasi PPIC.
g) Proses produksi berjalan dari bagian spinning ke finishing.
h) Produk WIP hasi finishing diberikan ke CV. Arroja atau CV. Nurinda sebagai subkontrak untuk proses shitate dengan interaksi order menggunakan email atau fax.
i) Produk dikirimkan kepada konsumen dalam periode pengiriman setiap 1 bulan sekali sesuai dengan pendjadwalan yang ditentukan oleh KKP.
j) Konsumen memberikan purchase order kembai ke perusahaan dengan menggunakan email atau fax.
Setelah aliran informasi dapat diidentifikasi selanjutnya aliran material harus dapat diketahui dan dijabarkan dengan jelas. Aliran material pembuatan produk jala ikan KKP yaitu pertama bahan baku dikirimkan oleh supplier sebanyak 32 ton selama 5 hari sekali dan disimpan di gudang material. Proses penerimaan bahan baku langsung ditangani oleh bagian Inventory gudang material. Proses penerimaan dan penurunan bahan baku dilakukan oleh dua orang operator dan menggunakan lift truck untuk pemindahan ke gudang material. Aliran material setiap operasi juga tidak terlepas dari data cycle time operasi, changeover time, jumlah operator, inventory level dan waktu kerja.
Penentuan operasi pada data aliran material didapatkan dari gabungan kegiatan dari operasi di tiap departemen. Pengertiancycle time setiap operasi merupakan jumlah waktu dari kegiatan- kegiatan yang ada pada operasi tersebut[6]. Sehingga tidak dilakukan perhitungan waktu siklus untuk setiap operasi. Sedangkan changeover time diambil dari waktu pergantian setiap jenis produk yang ada pada sebuah operasi[6]. Maka dari itu, change over time diambil dari waktu operasi yang memiliki kegiatan setup. Sedangkan data lainnya seperti jumlah operator, inventory level dan waktu kerja tersedia merupakan hasil observasi dan diskusi dengan kepala departemen yang ada di lantai produksi.Aliran produksi keseluruhan dari produk jala ikan KKP dapat dilihat melalui diagram alir pada Gambar 3.1. Setelah didapatkan data aliran material maka current-state Value Stream Mappingyang dibagi menjadi dua bagian diantaranya dari
44
supplier sampai proses ring roupe dan dari hasil WIP hasil ring roupe hingga selesai dapat dilihat pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3.
45
NYLON CHIP
SPINNING
RING ROUPE
POLYESTER WHITE 210
DENIR/24
NETTING
FINISHING
SHITATE (SUB KONTRAK)
DELIVERY RING ROUPE EXTRUDER
PENGECEKAN DIAMETER
PENGGULUNGAN KE BOBIN
PENGECEKAN KUALITAS
TATESHITSU (PENGUAPAN) NETTING DAN PEMERIKSAAN
PEREBUSAN
HOSHU 1
TATEKAN
HOSHU 2
JUSHI
SHIPPING PENJEMURAN SETUP MESIN
PROSES TWIST
SETUP MESIN
SHITAYORI
POLYESTER RED 210 DENIR/24
RING ROUPE
WEYORI
SETUP MESIN
SHITAYORI
46
Gambar 3.1. Diagram alir proses produksi jala KKP
47
Supplier
Purchasing 32 Ton nylon chip 5 hari
32 Ton UB nylon chip 40 karung benangpolyester white dan red 210 denir/24 5 hari pengiriman UB 500 Kg 3990 detik
5 Hari 1243 detik
2.12 hari
UB 500 Kg1 Pcs1 Pcs700 Kg benang Mono 700 Kg benang Mono 40 karung Mono 1.5x10 144 Spindle40 karung benang MT
Departemen SpinningDepartemenRing Roupe 6725 detik
0.25 hari 310 detik 0 hari 345 detik 0.075 days 300 detik 0 hari 1221 detik 0 hari 604800 detik 14 hari 1853 detik 1 hari 4717 detik 0 hari 5400 detik 0 hari 2740 detik
0 hari 14 karung bobin sisa netting
14 Karung Bobin KH 40 karung Polyester white 210 denir/24144 spindle 2871 detik 1 hari 5400 detik 0.05 hari 5400 detik 0 hari 2740 detik
0 hari 40 karung Polyester red 210 denir/24
144 spindle 2865
1 hari 5400 detik
0.032 hari
144 spindle
144 spindle40 karung 0 hari
Pembersihan bobin C/O = 0” C/T = 3620” Operator = 1 3 shift kerja Ekstruder C/O = 7011” C/T = 6725” Operator = 2 3 shift kerja
Pemeriksaan Pertama C/O = 0” C/T = 310” Operator = 2 3 shift kerja Pemeriksan Kedua C/O = 0” C/T = 300” Operator = 2 3 shift kerja Pengepakan dan pelabelan C/O = 0” C/T = 1221” Operator = 2 3 shift kerja Setup mesin twist C/O = 0” C/T = 4717” Operator = 2 3 shift kerja
Twist C/O = 4717” C/T = 5400” Operator = 2 3 shift kerja Pemilihan bobin C/O = 0” C/T = 1833” Operator = 2 3 shift kerja
Pengambilan bobin KH C/O = 0” C/T = 315” Operator = 2 3 shift kerja
.
Pengiriman bahan baku ke spinning C/O = 0” C/T = 3990” Operator = 1 8 jam kerja Persiapan proses ekstruder C/O = 0” C/T = 1243” Operator = 2 3 shift kerja Penggulungan benang ke bobin KH C/O = 0” C/T = 345” Operator = 2 3 shift kerja Pengambilan bahan baku hasil spinning C/O = 0” C/T = 1853” Operator = 3 3 shift kerja
Penyimpanan di gudang WIP C/O = 0” C/T = 604800” Operator = 2 3 shift kerja
Pengepakan dan pelabelan benang MT C/O = 0” C/T = 2740” Operator = 2 3 shift kerja 3620 detik
1 hari 1833 detik 0 hari 315 detik
0 hari1 hari
Setup mesin twist polyester white 210 denir/ 24 C/O = 0” C/T = 2871” Operator = 2 3 shift kerja Shitayori polyester wihite 210 denir/24 C/O = 2871” C/T = 5400” Operator = 2 3 shift kerja Weyori polyester white & red 210 denir/ 24 C/O = 2812” C/T = 5400” Operator = 2 3 shift kerja
Pengepakan dan pelabelan benang hasil weyori C/O = 0” C/T = 2740” Operator = 2 3 shift kerja Shitayori polyester red 210 denir/24 C/O = 2865” C/T = 5400” Operator = 2 2 shift kerja
Setup mesin twist polyester red 210 denir/24 C/O = 0” C/T = 2865” Operator = 2 2 shift kerja Setup mesin weyori polyester white dan red 210 denir/24 C/O = 0” C/T = 2812” Operator = 2 3 shift kerja 2812 detik
0 hari
144 spindle
Production Planning and Inventory Control
48
Gambar 3.2. Current-state VSM jala ikan KKP dari supplier hingga proses ring roupe
49
Production Planning and Inventory Control 150 Karung benang MT30 Karung benang MT30 karung18 Pcs18 Pcs96 Pcs96 Pcs96 Pcs200 Pcs
Departemen NettingDepartemen Finishing
Shitate CV. Aroja CV. Nurinda 300 Pcs 1 hari
Konsumen Kementrian Kelautan dan Perikanan RI 1 Container 1 bulan 950 detik
2.12 hari 620 detik 0 hari 27386 detik 0 hari 2700detik 0.54 hari 417 detik 0 hari 618 detik 0.008 hari 4500detik 3 hari 1400detik 0 hari 1200detik 0 detik 525 detik 0 hari 2100detik 0 hari 18180 detik 0 hari 1090detik 0.36 hari Totalcycle time = 814986 detik Totallead time = 64.55 hari 86400 detik
1 hari 40 karung Benang hasil weyori 1 hari
Netting C/O = 28956” C/T = 2700” Operator= 2 3 shift kerja Persiapan Tateshitsu C/O = 0” C/T = 417” Operator= 2 3 shift kerja Tateshitsu C/O = 417” C/T = 618” Operator= 2 3 shift kerja Perebusan C/O = 518” C/T = 4500” Operator= 2 3 shift kerja Hoshu 1 C/O = 1206” C/T = 1400” Operator= 24 3 shift kerja Tatekan C/O = 340” C/T = 1200” Operator= 3 3 shift kerja Hoshu 2 C/O = 458” C/T = 525” Operator= 14 3 shift kerja
18 Pcs18 Pcs Jushi C/O = 529” C/T = 2100” Operator= 2 3 shift kerja Penjemuran C/O = 0” C/T = 18180” Operator= 2 3 shift kerja
Pengepakan C/O = 0” C/T = 1090” Operator= 1 3 shift kerja .
Pengambilan bahan baku hasilring roupe C/O = 0” C/T = 950” Operator= 2 8 jam kerja Mensuplai bahan baku ke tiap-tiap mesin C/O = 0” C/T = 620” Operator= 2 3 shift kerja Setup mesin netting (shogay) C/O = 0” C/T = 27386” Operator= 2 3 shift kerja 30 Hari
50
Gambar 3.3. Current-state VSM jala ikan KKP dari proses ring roupe hingga ke konsumen Berdasarkan current-state VSM pada Gambar 3.2 dan Gambar 3.3 dapat terlihat seluruh aliran informasi dan material pembuatan produk jala ikan KKP sepanjang Value Stream pada kondisi sekarang dengan total waktu lead times sebesar 64.55 hari serta cycle time sebesar 814986 detik.Aliran informasi menunjukkan media dan struktur penyampaian setiap instruksi. Analisis aliran produksi akan dilakukan pada setiap departemen yang memberikan arahan setiap sub proses.
Proses di bagian spinning mempunyai beberapa sub proses. Dari beberapa sub proses tersebut kegiatan yang termasuk value added (VA) atau yang bernilai tambah bagi produk utama adalah proses peleburan di mesin ekstruder, penggulungan benang mono ke alat bobin, pengepakan dan pelabelan dan pengendapan di bagian gudang WIP. Proses utama pada bagian spinning adalah proses peleburan di mesin ekstruder yang mempunyai cycle time sebesar 6725 detik dan changeover time sebesar 7011 detik. Selain kegiatan tersebut seluruhnya termasuk necessary non value added (NNVA). Kegiatan NNVA tersebut diantaranya transportasi bahan baku ke spinning, setup proses di mesin ekstruder, pembersihan, pemilihan dan transportasi alat bobin serta pemeriksaan pertama dan kedua.
Departemen ring roupe merupakan bagian yang bertujuan untuk memproses benang mono, polyester warna putih dan merah untuk dilakukan proses twist hingga menjadi benang mono twist dan polyester white red. Kegiatan utama disini adalah proses twist untuk benang mono spesifikasi 1.5 Gx10, proses shitayori (melilit) benang polyester white dan reddengan cycle time masing-masing diatur sebesar 5400 detik. Adapun level inventory yang ada yaitu 144 spindle bagi setiap proses. Pemborosan yang terjadi adalah lamanya kegiatan persiapan (setup) bagi setiap proses yang dilakukan masih secara manual oleh operator. Sehingga bahan baku utama harus menunggu terlebih dahulu.
Proses di bagain departemen netting merupakan bagian yang krusial bagi perusahaan dengan proses utamanya adalah proses netting oleh mesin netting. Lamaproses netting adalah sebesar 28959 detik dengan banyak inventory untuk proses netting sebesar 30 karung benang.Proses tateshitshu juga merupakan kegiatan bernilai tambah bagi produk utama jala ikan setelah diproses netting. Adapun pemborosan yang terjadi adalah seringnya terjadi cacat produksi dan menyebabkan inventory tidak terpakai karenamesin sudah usang. Selain itu juga terdapat waktu setup mesin netting (shogay) yang terlampau lama yaitu sebesar 27386 detik.
Jala ikan KKP melalui departemen finishing yang merupakan bagian terakhir sebelum menjadi finished goods. Pada bagian ini didominasi oleh sub proses bernilai tambah seperti perebusan, tatekan, jushi, pengepakan dan shitate di perusahaan lain. Namun, terdapat pemborosan proses pada kegiatan pemeriksaan dan perbaikan jala di Hoshu 2 karena terkesan seperti proses ulang setelah sebelumnya diproses di Hoshu 1. Kemudian terdapat waktu delay karena proses penjemuran hanya dilakukan dengan menjemur dibawah sinar matahari dan produk jadi yang telah selesai diproses di perusahaan lain harus menunggu selama rata-rata 30 hari karena menunggu proses pengiriman.
4. Kesimpulan
Kesimpulan yang diambil peneliti sesuai pembahasan yaitu Aliran proses produksi pembuatan produk jala ikan KKP berdasarkan current-state VSM di PT. Indoneptune Net Manufacturing adalah melewati proses Spinning, Ring Roupe, Netting dan Finishing dengantotal waktu lead times sebesar 64.55 hari serta cycle time sebesar 814986 detik. Pemborosan di departemen
51 spinning adalah waktu delay karena persiapan proses ekstruder, persiapan alat bobin serta pengendapan di bagian gudang WIP. Pemborosan di bagian ring roupe adalah waktu delay yang disebabkan oleh lamanya waktu setup mesin karena masih dilakukan secara manual.
Pemborosan di bagian netting adalah cacat produk karena mesin netting using dan waktu delay karena setup mesin netting terlampau lama. Serta pemborosan di finishing adalah transportasi berlebih di tateshitsu, proses yang tidak sesuai di Hoshu 2, waktu delay karena proses penjemuran dan menunggu untuk pengiriman barang jadi.
5. Referensi
[1] KBBI, “Kamus Besar Bahasa Indonesia,” Online, 2002. [Online]. Available:
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/Analisis. [Accessed: 23-Jul-2018].
[2] J. P. Womack and D. T. Jones, Lean Thinking. New York: Free press, 2003.
[3] S. Sinulingga, Perencanaan & Pengendalian Produksi, Edisi Pert. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009.
[4] V. Gaspersz and A. Fontana, Lean Six Sigma for Manufacturing and Service Industries.
Bogor: Penerbit Vinchristo Publication, 2011.
[5] L. Wilson, How to Implement Lean Manufacturing. 2010.
[6] M. Rother and J. Shook, “Learning to See: Value Stream Mapping to Add Value and Eliminate Muda (Lean Enterprise Institute),” Lean Enterprise Institute Brookline. The Lean Enterprise Institute, Brookline, p. !, 2003.
[7] H. Budiman and Henny, “Implementation Lean Manufacturing using Waste Assessment Model (WAM) in Shoes Company,” in International Conference on Informatics,
Engineering, Science and Technology, 2017.
[8] Daonil, “Implementasi lean manufacturing untuk eliminasi waste pada lini produksi machining cast wheel dengan menggunakan metode WAM dan VALSAT,” Universitas Indonesia, 2012.
[9] A. D. S. Hapsari, “Analisis Sistem Produksi Pengolahan Biji Kakao Kering dengan Value Stream Mapping,” Institut Pertanian Bogor, 2014.
[10] I. Hilmi, “Perancangan Lean Manufacture pada Aliran Produksi Hinge Rib III A380 di PT.
Dirgantara Indonesia,” Universitas Komputer Indonesia, 2017.