• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 2 Kota Kediri, yang berada di Jalan Letjend Suprapto No. 58, Kota Kediri, Jawa Timur. Kelas yang dipakai adalah kelas XI IPA MAN 2 Kota Kediri semester ganjil tahun pelajaran 2020/2021.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara bertahap dan pembagian waktu pada pelaksaannya bisa dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Tahap Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan

Bulan Juni-Juli

2020

Agustus- September

2020

Oktober- November

2020

Desember 2020 - Januari 2021 Persiapan

a. Observasi pra penelitian b. Pengajuan judul Penyusunan proposal Pembuatan instrument Seminar proposal Analisis instrument Pengumpulan data Pengolahan data Penyusunan laporan Pelaksaan ujian skripsi dan revisi

commit to user

(2)

B. Desain Penelitian

Desain pada penelitian ini adalah penelitian korelasional. Menurut Siswanto & Suyanto (2018) penelitian korelasional ialah suatu penelitian yang disertai proses pengumpulan data dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau besarnya hubungan diantara dua variabel atau lebih.

Variabel penelitian menurut Jakni (2016) adalah segala sesuatu yang muncul dan menjadi perhatian peneliti dengan variasi tertentu serta telah ditetapkan untuk menjadi sesuatu yang dipelajari dan akhirnya dapat dikesimpulkan. Penelitian ini memakai 3 variabel, yaitu:

1. Variabel Bebas

Variabel bebas menurut Jakni (2016) yaitu variabel yang menjadi sebab munculnya variabel terikat atau dapat dikatakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat. Penelitian ini menggunakan 2 variabel bebas yaitu pemanfaatan media audio-visual (X1) dan gaya belajar (X2).

2. Variabel Terikat

Variabel terikat menurut Jakni (2016) yaitu variabel yang ada karena akibat dari adanya variabel bebas atau dapat dikatakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pretasi belajar kimia (Y)

Pemanfaatan Media Audio-Visual (X1)

Prestasi Belajar Kimia (Y) Gaya Belajar (X2)

Gambar 1. Bagan Desain Penelitian

commit to user

(3)

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini ialah seluruh siswa XI IPA semester ganjil di MAN 2 Kota Kediri pada tahun ajaran 2020/2021 yang berjumlah 6 kelas.

2. Sampel Penelitian

Menurut Hadi (2001) besarnya sampel yang digunakan pada penelitian bila populasinya kurang dari 100, maka sampelnya adalah semuanya, tetapi bila populasi dengan jumlah lebih dari 100, maka sampel yang bisa dipakai adalah 20% - 25% dari jumlah populasi. Jumlah kelas XI IPA di MAN 2 Kota Kediri adalah 6 dengan masing-masing kelas berjumlah kurang lebih 36. Sehingga jumlah populasinya adalah lebih dari 100, maka sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 20% - 25%. Sampel pada penelitian ini adalah 2 kelas yaitu kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3 MAN 2 Kota Kediri.

D. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penlitian menggunakan Cluster Random sampling, dimana sampel yang dipilih sudah berupa kelas (cluster) dan pemilihannya secara acak. Pengambilan sampel dengan teknik ini dilakukan dengan melakukan pengacakan bukan terhadap individu tetapi terhadap kelompok (Jakni, 2016). Pada penelitian ini Cluster yang dipakai adalah setiap kelas yang ada di kelas XI IPA MAN 2 Kota Kediri sehingga diperoleh kelas yang digunakan untuk penelitian ini yaitu Kelas XI IPA 1 dan XI IPA 3.

E. Teknik Pengumpulan Data

Data pada penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik tes dan non tes, yaitu soal tes untuk data prestasi belajar kimia dan angket untuk data pemanfaatan media audio visual dan gaya belajar.

commit to user

(4)

1. Instrumen Tes

Instrumen tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek pengetahuan dengan bentuk soal tes objektif. Soal tes objektif ini berjumlah 10 soal dengan model soal multiple choice atau biasa disebut dengan pilihan ganda. Pilihan jawabannya ada 5, yaitu dengan A,B, C, D, dan E. Untuk penilaian pada soal tes pilihan ganda ini diberi skor 10 (sepuluh) untuk yang menjawab benar dan diberik skor 0 (nol) untuk yang menjawab salah. Tes ini dilakukan pada akhir pembelajaran (posttest) setelah proses pembelajaran pada materi kestimbangan kimia.

2. Angket

Angket pada penelitian ini digunakan pada variabel pemanfaatan media audio-visual dan gaya belajar. Angket ini berisikan pernyataan- pernyataan yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemanfaatan media audio-visual dan gaya belajar siswa. Pengisian angket pada penelitian ini dilaksanakan secara online yaitu melalui google form, dimana responden hanya memilih tiap-tiap aspek jawaban yang dianggap sesuai dengan jawaban mereka.

Angket yang digunakan untuk pengambilan data pemanfaatan media audio-visual dan gaya belajar menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban pada angket pemanfaatan media audio-visual ada 4 yaitu “sangat setuju”, “setuju”, “tidak setuju”, dan “sangat tidak setuju”, yang diberi skor mulai dari 4 dengan 1. Sedangkan pilihan jawaban pada angket gaya belajar ada 4 juga yaitu “selalu”, “sering”, “kadang-kadang”, dan “tidak pernah”, yang diberi skor mulai dari 4 sampai dengan 1.

Tabel 2. Skor pada Penilaian Angket Pemanfaatan Media Audio-visual

Pilihan Jawaban Skor

Pernyataan (+) Pernyataan (-) Sangat Setuju

Setuju Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

4 3 2 1

1 2 3 4 commit to user

(5)

Tabel 3. Skor pada Penilaian Angket Gaya Belajar Siswa

Pilihan Jawaban Skor

Pernyataan (+) Pernyataan (-) Selalu

Sering

Kadang-kadang Tidak Pernah

4 3 2 1

1 2 3 4

Sedangkan skala pengukuran yang digunakan pada angket pemanfaatan media audio-visual dan gaya belajar siswa ini adalah skala interval.

F. Teknik Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Suatu instrumen penelitian dianggap baik bila instrumen yang digunakan valid dan reliable. Untuk menguji tingkat kevalidan dan reliabel suatu instrumen penelitian dapat digunakan uji validitas dan relibilitas.

Suatu instrumen penelitian dibutuhkan proses validasi yang bertujuan untuk mengukur kesesuaian fungsi dan hasil jawaban instrumen dengan tujuan penelitian tersebut. Instrumen akan memiliki validitas yang tinggi apabila dapat berfungsi dan memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan pengukuran dengan instrumen tersebut. Jadi, sebelum instrumen penelitian digunakan, dibutuhkan proses validasi pada instrumen yang digunakan. Penjelasan mengenai instrumen pada penelitian ini akan dipaparkan pada uraian dibawah ini.

1. Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes dipakai untuk pengambilan data penelitian, diperlukan uji coba untuk mengetahui tingkat kevalidan, reliabel tidaknya instrumen tes, dan diperlukan juga analisis butir soal guna mengetahui tingkat kesukaran dan daya beda dari instrumen tersebut. Uji coba dari instrumen tes ini dilaksanakan oleh siswa yang ada di Kelas XI IPA 2 MAN 2 Kota Kediri yang berjumlah 35 siswa.

commit to user

(6)

a. Uji Validitas Isi Instrumen

Istilah validitas juga bisa disebut sebagai kesahihan, yang menunjukkan seberapa sesuai alat ukur yang dipakai dengan apa yang seharusnya diukur pada penelitian (Siswanto & Suyanto, 2018). Nilai validitas instrument yang semakin tinggi, akan semakin sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada penelitian, begitu pula sebaliknya.

Teknik yang dipakai untuk menguji validitas isi adalah dengan menggunakan teknik dari formula Gregory (2007). Pada formula ini dibutuhkan 2 orang panelis yang akan memeriksa butir-butir soal instrumen dengan indikator butir soal. Teknik dari formula ini adalah dengan memberikan nilai pada masing-masing indikator butir soal apakah relevan atau kurang relevan terhadap butir-butir soalnya.

Pada formula Gregory ini dibuat tabulasi 2 X 2 yang berisi kolom A, B, C, dan D.

Tabel 4. Formula Gregory

Panelis 1

Kurang Relevan Relevan

Panelis 2 Kurang Relevan A B

Relevan C D

Rumus dari Formula Gregory adalah sebagai beriktut:

Keterangan :

A : Jumlah item menurut kedua panelis kurang relevan

B : Jumlah item menurut panelis I kurang relevan dan menurut panelis II relevan

C : Jumlah item menurut panelis I relevan dan menurut panelis II kurang relevan

D : Jumlah item menurut kedua panelis relevan

Syarat pengambilan keputusan yang dipakai yaitu apabila CV >

0,70 maka instrumen dikatakan valid (Gregory, 2007). commit to user Perhitungan uji

(7)

validitas isi dilakukan dengan cara menghitung secara manual. Uji validitas instrumen ini dilakukan oleh 2 Dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS yaitu Dra. Bakti Mulyani, M.Si. dan Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si. yang menyatakan bahwa instrumen tes yang akan digunakan adalah valid tanpa adanya revisi dan diperoleh nila CV adalah 1. Hasil uji validitas isi instrumen tes ini bisa dilihat pada lampiran 1.

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen tes hasil belajar akan bersifat reliabel bila hasil pengukuran uji reliabilitas terhadap subjek yang sama dan dilakukan berulang kali akan selalu tetap sama, sehingga soal tes harus konsisten (ajeg) dan dapat dipercaya. Pada instrumen tes ini menggunakan rumus yang diajukan oleh Kuder dan Richardson yang memikiki kode KR20. Rumus dari KR20 yaitu sebagai berikut (Sudijono, 2008):

Keterangan :

r : Koefisien reliabilitas tes n : Jumlah butir tes

1 : Konstanta St2 : Varian total

pi : Proporsi siswa yang menjawab benar butir item yang diuji qi : Proporsi siswa yang menjawab salah, atau qi = 1 – pi

Kriteria dalam menentukan tingkat reliabilitas instrumen menurut (Sukiman, 2012) yaitu dengan melihat nilai reliabilitas (nilai alpha) sebagai berikut :

0,80 – 1,00 = Sangat tinggi 0,60 – 0,79 = Tinggi 0,40 – 0,59 = Cukup 0,20 – 0,39 = Rendah 0,00 – 0,19 = Sangat rendah

commit to user

(8)

Supaya mempermudah proses perhitungan, uji reliabilitas instrumen tes ini digunakan bantuan Software Iteman dan diperoleh koefisien reliabilitas = 0,690. Maka tingkat reliabilitas instrumen tes ini adalah tinggi.

c. Analisi Butir Soal

Analisis butir soal pada penelitian ini ialah dengan memakai software ITEMAN yang mengukur tingkat kesukaran dan daya beda.

1) Tingkat Kesukaran

Tujuan dilakukannya uji tingkat kesukaran atau derajat kesukaran pada setiap butir item soal tes adalah untuk mengetahui bermutu tidaknya butir soal dari tes hasil belajar. Butir tes hasil belajar bersifat baik, bila butir tes hasil belajar tidak terlalu mudah dan tidak pula terlalu sulit, dengan kata lain derajat kesukaran item soalnya adalah cukup atau sedang (Sudijono, 2008).

Menurut Witherington dalam Sudijono (2008), indeks kesukaran item memiliki nilai 0,00 - 1,00 (0,00 ≤ P ≥ 1,00). Indeks kesukaran sebesar 0,00 berarti item soal masuk kedalam kategori terlalu sukar, sebab semua siswa menjawab salah pada item soal tersebut. Sedangkan indeks kesukaran sebesar 1,00 berarti item soal termasuk kategori terlalu mudah, karena seluruh siswa dapat menjawab benar pada item soal tersebut. Rumus penentukan tingkat kesukaran item soal yaitu:

𝑃 = 𝐵 𝐽𝑆 Keterangan :

P : Angka indeks kesukaran item B : Jumlah siswa yang menjawab benar

JS : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar

Klasifikasi indeks kesukaran item soal menurut Thorndike dan Hagen dalam Sudijono (2008) bisa dilihat pada tabel 5.

commit to user

(9)

Tabel 5. Klasifikasi Indeks Kesukaran Item Soal Besarnya P Interpretasi

< 0,30 0,30 – 0,70

> 0,70

Sukar

Cukup (sedang) Terlalu mudah

Berdasarkan perhitungan dengan dengan software iteman, hasil tingkat kesukaran instrumen tes menggunakan software iteman bisa dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Hasil Tingkat Kesukaran Instrumen Tes

Jumlah Soal Taraf Kesukaran Soal

Sukar Sedang Mudah

10 1 6 3

2) Daya Beda

Daya pembeda item digunakan untuk membedakan kemampuan suatu butir item tes pada siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah, sehingga sebagian besar siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dapat menjawab butir item soal dengan benar, sedangkan sebagian besar siswa yang mempunyai kemampuan rendah tidak dapat menjawab soal tersebut dengan benar.

Menurut Sudijono (2008), angka indeks diskriminasi memiliki kisaran -1 sampai 1. Semakin tinggi angka indeks diskriminasi, maka akan semakin efektif dalam membedakan kemampuan siswa. Angka indeks diskrimasi bertanda negatif menunjukkan siswa yang memiliki kemampuan rendah lebih banyak menjawab benar pada item soal. Klasifikasi indeks diskriminasi bisa dilihat pada tabel 7.

commit to user

(10)

Tabel 7. Klasifikasi Indeks Diskriminasi Angka Indeks

Diskriminasi Item (D) Interpretasi Bertanda negatif

< 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 1,00

Jelek sekali Jelek Cukup (sedang)

Baik Baik sekali

Angka indeks diskriminasi item dapat dicari dengan rumus berikut:

Keterangan :

D : Angka Indeks Diskriminasi Item

PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab betul PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab betul BA : Banyaknya siswa kelompok atas yang menjawab betul JA : Banyaknya siswa yang termasuk kelompok atas

BB : Banyaknya siswa kelompok bawah yang menjawab betul JB : Banyaknya siswa yang termasuk kelompok bawah

Untuk item soal yang memiliki daya beda dianggap memadai adalah daya beda yang memiliki insterpretasi baik hingga baik sekali, sedangkan yang memiliki klasifikasi dibawahnya bisa dilakukan tindak lanjut, yaitu dengan diperbaiki atau dibuang. Hasil perhitungan daya beda instrumen tes dengan bantuan software iteman bisa dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Hasil Daya Beda Instrumen Tes

Jumlah Soal Daya Beda Soal

Jelek Cukup Baik Baik Sekali

10 - 1 4 5

commit to user

(11)

2. Instrumen Non Tes

a. Uji Validitas Instrumen Angket

Istilah validitas juga bisa disebut sebagai kesahihan, yang menunjukkan seberapa sesuai alat ukur yang dipakai dengan apa yang seharusnya diukur pada penelitian (Siswanto & Suyanto, 2018). Nilai validitas instrument yang semakin tinggi, akan semakin sesuai dengan tujuan yang diharapkan pada penelitian, begitu pula sebaliknya. Pada penelitian instrumen yang diuji validitasnya adalah angket pemanfaatan media audio-visual dan angket gaya belajar siswa.

Uji validitas yang dipakai pada penelitan ini adalah valisitas isi.

Validitas isi ialah kesesuaian isi alat ukur (instrumen) dengan tujuan diadakannya proses pengukuran. Pada uji validitas ini digunakan formula Gregory (2007). Formula ini dibutuhkan dua orang panelis yang akan menguji kerelevanan dari indikator dengan butir-butir instrumen.

Formula Gregory yang digunakan untuk menguji validitas isi dari instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan :

A : Jumlah item menurut kedua kurang relevan

B : Jumlah item menurut panelis I kurang relevan dan menurut panelis II relevan

C : Jumlah item menurut panelis I relevan dan menurut panelis II kurang relevan

D : Jumlah item menurut kedua panelis relevan

Kriteria yang dipakai yaitu jika CV > 0,70 maka instrumen dikatakan valid (Gregory, 2007). Untuk menguji validitas ini dengan menghitung secara manual. Uji validitas instrumen angket pemanfaatan media audio visual dan gaya belajar dilakukan oleh 2 Dosen Pendidikan Kimia FKIP UNS yaitu Dra. Bakti Mulyani, M.Si. dan Dr. Sri Retno Dwi Ariani, M.Si. yang menyatakan bahwa instrumen angket yang akan commit to user

(12)

dipakai pada penelitian ini valid dengan adanya sedikit revisi dengan nilai CV = 1. Hasil uji validitas instrumen angket dapat dilihat pada lampiran 5 dan 8.

b. Uji Reliabilitas Instrumen Angket

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan tingkat kepercayaan atau dapat diandalkannya suatu alat ukur. Apabila pengukuran uji reliabilitas terhadap sunyek yang sama menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan secara berulang kali, maka alat ukur tersebut dapat dikatakan reliabel (Siswanto & Suyanto, 2018).

Uji reliabilitas pada instrumen angket digunakan rumus Cronbach Alpha dengan menggunakan software SPSS versi 24, yang bertujuan untuk mempermudah proses perhitungan tanpa mempengaruhi hasil. Rumus dari Cronbach Alpha adalah :

Keterangan:

r11 : reliabilitas instrumen k : jumlah butir pertanyaan

b2 : jumlah varian butir

i2 : varian total

Kriteria dalam menentukan tingkat reliabilitas instrumen menurut Sukiman (2012) yaitu dengan melihat nilai reliabilitas (nilai alpha) sebagai berikut :

0,80 – 1,00 = Sangat tinggi 0,60 – 0,79 = Tinggi 0,40 – 0,59 = Cukup 0,20 – 0,39 = Rendah 0,00 – 0,19 = Sangat rendah

Hasil uji reliabilitas variabel pemanfaatan media audio visul dengan bantuan software SPSS versi 24 adalah sebesar 0,954 dan pada commit to user

(13)

variabel gaya belajar ialah 0,692. Maka instrumen angket pemanfaatan media audio visual memiliki reliabilitas yang sangat tinggi dan tingkat reliabilitas pada angket gaya adalah tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dipakai pada penelitian ini adalah regresi linier berganda. Regresi linier berganda merupakan analisis yang dipakai untuk memprediksi variabel terikat (Y) yang didasarkan pada variabel bebas (X) dengan jumlah lebih dari satu (Siswanto & Suyanto, 2018).

1. Deskripsi Data

Penelitian ini ialah penelitian korelasi yang memiliki tujuan mengetahui hubungan antara pemanfaatan media audi-visual dan gaya belajar terhadap prestasi belajar kimia, sekaligus untuk mengetahui signifikansi dari hubungan tersebut. Data yang didapatkan pada penelitian ini ialah data interval. Sehingga, analisis datanya menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil data kemudian dikelompokan menjadi 4 kategori. Manurut Mardapi (2008) acuan normal pengkategorian kecenderungan data adalah sebagai berikut :

Sangat tinggi : X > (M + 1. SD) Tinggi : (M + 1. SD) > X  M Rendah : M > X > (M – 1. SD) Sangat rendah : X < (M – 1. SD)

2. Uji Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas

Uji normalitas dipakai untuk menentukan data penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak, dan dapat pula dipakai untuk menentukan uji statistik yang tepat dan relevan. Uji normalitas dilakukan sebelum data yang diperoleh dianalisi dengan statistik yang relevan (Jakni, 2016).

Metode yang dipakai adalah metode Kolmogorov Smirnov dengan batuan SPSS versi 24. Penentuan uji normalitas dengan SPSS adalah dengan commit to user

(14)

memperhatikan nilai Asym. Sig (2-tailed), histogram, dan grafik normal probability plot. Untuk dasar pengambilan keputusan data yang berdistribusi normalitas adalah memiliki nilai Asym. Sig (2-tailed) > 0,05;

kemudian histogramnya berbentuk lonceng yang terbalik dan titik-titik pada grafik normal probability plot. berada di sekitar atau mengikuti garis horizontal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dipakai untuk melihat linier atau tidak variabel independen dengan variabel dependen. Untuk pengujiannya dapat menggunakan uji F yang didasari oleh pendekatan analisis variansi.

Rumus uji F adalah:

Keterangan :

 = rasio korelasi dua perangkat skor

r = koefisien korelasi antar kedua perangkat skor yang bersangkutan n = jumlah sampel yang dipakai

k = jumlah baris/lajur interval yang dipakai (Priyatno, 2010)

Untuk mempermudah proses pengujian digunakan alat bantu SPSS, dengan kriteria uji linieritasnya adalah jika ρ > 0,05 berarti terjadi korelasi yang linier dan jika ρ < 0,05 berarti tidak terjadi korelasi yang linier. Selain itu juga bisa melihat dari nilai F hitung yaitu akan terjadi korelasi yang linier bila nilai F hitung < F tabel, dan sebaliknya bila F hitung > F tabel makan korelasinya tidak linier.

c. Uji Homoskedastisitas

Homoskedastisitas berasal dari kata “homo” yang memiliki arti sama dan “scedasticity” yang memiliki arti sebaran, sehingga arti dari homoskedastisitas adalah suatu keadaan memiliki sebaran varian residual yang sama. Kebalikan dari homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas, dimana sebaran varian residualnya tidaklah sama (Siswanto & Suyanto, commit to user

(15)

2018). Prasyarat uji ini harus dipastikan bahwa tidak ada heteroskedastisitas yang dapat diketahui melalui beberapa cara, yaitu dengan metode grafik dan statistik (Uji Gleder, Uji Park, Uji Spearman’s Rank Correlation, Uji White, Uji Goldfeld-Quandt, dan Uji Breusch- Padan-Godfrey (BPG)) (Ghozali, 2009). Pada penelitian ini digunakan metode Glejser dengan alat bantu SPSS versi 24 untuk mempermudah proses penggujian. Dasar penentuan ada tidaknya heteroskedastisitas adalah jika nilai sig. > 0,05 maka bisa dikatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dan bila nilai sig. < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji diantara variabel independen apakah ada korelasi yang sempurna atau tidak. Untuk pengujian ini akan dianggap baik dan optimal bila antar masing-masing variabel independen tidak memiliki korelasi yang sempurna atau tinggi.

Untuk melihat adanya multikolinieritas yaitu dengan memperhatikan nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF > 10 maka terdapat multikolinieritas, dan sebaliknya bila nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak mengandung multikolinieritas (Ghozali, 2009).

3. Uji Hipotesis

Langkah-langkah untuk pengujian hipotesis adalah sebagai berikut:

a. Uji Hipotesis Pertama dan Kedua

Pengujian hipotesis pertama dan kedua dengan menggunakan rumus yang dikembangkan oleh Karl Pearson yaitu korelasi product moment. Rumus tersebut adalah sebagai berikut:

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara X pertama atau kedua dengan Y N = jumlah responden commit to user

(16)

X = skor variabel bebas pertama atau kedua Y = skor variabel tergantung

(Furqon, 2002) Pada uji hipotesis pertama dan kedua ini menggunakan SPSS versi 24 untuk mempermudah proses perhitungan. Dasar pengambilan keputusan pada uji ini adalah bila nilai r hitung > r tabel dan nilai sig. <

0,05, maka terdapat hubungan yang signifikan.

b. Uji Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga digunakan teknik korelasi berganda.

Rumua dari korelasi berganda adalah sebagai berikut:

𝑅𝑦𝑥1𝑥2 = √𝑟2𝑦𝑥1+ 𝑟2𝑦𝑥2− 2𝑟𝑦𝑥2𝑟𝑦𝑥1𝑟𝑥1𝑥2 1 − 𝑟2𝑥1𝑥2

Keterangan :

Ryx1x2 = koefisien korelasi X1 dan X2 dengan Y ryx1 = korelasi X1 dengan Y

ryx2 = korelasi X2 dengan Y rx1x2 = korelasi X1 dengan X2

(Siswanto & Suyanto, 2018) Pada uji hipotesis ketiga ini digunakan SPSS versi 24 untuk mempermudah proses perhitungan. Dasar pengambilan keputusan pada hipotesis ketiga ini adalah bila nilai sig. F Change < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan antara variabel bebas terhadap varibel terikat.

Tingkat hubungan antar variabel bisa dilihat pada tabel 9.

commit to user

(17)

Tabel 9. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai Koefisien

Korelasi (R) Tingkat Hubungan 0,00 – 0,19 Sangat rendah

0,20 – 0,39 Rendah

0,40 – 0,59 Sedang

0,60 – 0,79 Kuat

0,80 – 1,00 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2013) c. Persamaan Garis Regresi

1) Persamaan untuk Regresi Linier Berganda

Keterangan :

Y = variabel terikat a = konstanta b = koefisien regresi X1 = variabel bebas ke-1 X2 = variabel bebas ke-2 2) Signifikansi Koefisien Regresi

Pada pengujian signifikansi koefisien regresi antara variabel X1 dengan variabel Y dan varibel X2 dengan varibel Y dapat digunakan rumus uji t, sedangkan untuk signifikasi koefisien regresi variabel X1 dan variabel X2 secara bersama-sama dengan variabel Y dapat digunakan rumus uji F.

(Siswanto & Suyanto, 2018) d. Sumbangan Efektif

Sumbangan efektif dipakai untuk mencari besarnya sumbangan murni yang diberikan oleh setiap variabel X. Rumus dari Sumbangan Efektif (SE) adalah:

1) X1 terhadap Y

SE% X1 = 1  rx1y  100% commit to user

(18)

2) X2 terhadap Y

SE% X2 = 2  rx2y  100%

3) X1 dan X2 terhadap Y

SE% X1X2 = (1  rx1y  100%) + (2  rx2y  100%)

(Hadi, 2001) e. Sumbangan Relatif (SR)

Sumbangan relatif dapat dipakai untuk menentukan besarnya sumbangan dari masing-masing variabel X terhadap variabel Y. Rumus untuk mancari Sumbangan Relatif (SR) adalah sebagai berikut:

Untuk X1, SR% X1 = SE(X1)

R2 × 100 Untuk X2, SR% X2 = SE(X2)

R2 × 100 Keterangan :

SR% X1 = sumbangan relatif X1 terhadap Y SR% X2 = sumbangan relatif X2 terhadap Y R2 = jumlah kuadrat regresi

(Hadi, 2001) H. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini memiliki beberapa tahapan, yaitu:

1. Mengurus surat perizinan

2. Observasi awal di MAN 2 Kota Kediri mengumpulkan data hasil belajar siswa, wawancara dengan guru kimia, mengamati kelas, dan wawancara dengan siswa.

3. Menyusun proposal 4. Merevisi proposal

5. Melakukan seminar dan revisi proposal 6. Penyusunan instrumen penelitian

7. Melakukan uji coba lapangan instrumen yang akan digunakan pada penelitian (uji validitas dan reliabilitas)

8. Revisi instrumen, dilaksanakan dengan merevisi dan menyempurnakan instrumen yang telah diujikan, commit to user

(19)

9. Mengumpulkan data dengan instrumen angket untuk variabel pemanfaatan media audio visual dan gaya belajar, serta soal tes untuk variabel prestasi belajar kimia

10. Memilah dan mengatur data penelitian sesuai dengan kebutuhan 11. Menentukan teknik analisis data yang akan digunakan

12. Membuat sajian data dan melakukan analisis lanjut

13. Proses verifikasi dan mengkonsultasikan dengan pembimbing 14. Membuat kesimpulan akhir sebagai hasil penelitian

15. Menyusun laporan penelitian

16. Revisi dan finalisasi laporan penelitian 17. Ujian

commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Nafrialdi, 2007, Antihipertensi dalam Gunawan, S.G., Farmakologi dan Terapi edisi 5, 341- 343, Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran

Berdasarkan deskripsi data yang telah penulis paparkan dari data – data obsrvasi dan wawancara dengam mahasiswa bimbingan dan konseling stkip bima, dapat dianalisis

Dokumen yang diperlukan untuk melakukan order penilaian jaminan mencakup dokumen kepemilikan jaminan (fotokopi sertifikat tanah, fotokopi IMB, fotokopi BPKB, Faktur,

Skala Kecerdasan Emosi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala yang disusun oleh penulis dengan mengacu pada aspek-aspek kecerdasan emosi dari

Inggris Bisnis untuk Garmen 3 Bahasa

Jika seorang anak dari masing-masing kelompok dipertukarkan, maka rata-rata berat badan dari anak-anak di kelompok pertama akan sama dengan rata-rata berat badan

Analisis deskriptif variable lingkungan kerja berdasarkan pada delapan pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa berpengaruhnya variabel lingkungan kerja, Dari

Mengingat besarnya dampak yang ditimbulkan akibat terjadinya bencana banjir maka dapat dilakukan analisis penilaian tingkat bahaya dan kerentanan wilayah terhadap