• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBENIHAN IKAN MAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBENIHAN IKAN MAS"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN FUNGSI MANAJEMEN PERENCANAAN PEMBENIHAN IKAN MAS (Cyprinus carpio L) DI INSTALASI PENGEMBANGAN IKAN

AIR TAWAR (IPIAT) LAJOA KABUPATEN SOPPENG

TUGAS AKHIR

Oleh:

LUKMAN 1722050026

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP 2020

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Juli 2020 Yang menyatakan,

Lukman

iii

(5)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir yang berjudul ”Penerapan Fungsi Manajemen Perencanaan Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio L) di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa kabupaten Soppeng” sebagai salah satu syarat untuk menyelesikan studi pada jurusan Agribisnis, program studi Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep. Tak lupa pula kita kirimkan sholawat serta salam kepada nabi besar Muhammad SAW. Nabi yang memberikan kita penerangan melalui iman, islam dan ihsan dan sebgai panutan kita hidup di dunia dan akhirat.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan arahan dari berbagai pihak dalam penyelesaian tugas akhir ini, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yang senantiasa memberikan semangat, motivasi, dukungan serta doa tulus sehingga tugas akhir ini dapat selesai tepat pada waktunya, serta kepada Dr.Andi Yuliana, S.Pi.,M.Si, selaku pembimbing I dan Rahmayati.HM.SE.,M.Si, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiranya dalam memberikan petunjuk dan dorongan sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta kepada Sumarni, SE., M.Si dan Dr. Mauli, S.Pi.,M.Si selaku penguji I dan II.

iv

(6)

Terima kasih pula kepada beberapa pihak yang turut berperan dalam penyusunan tugas akhir ini diantaranya :

1. Dr. Ir. Darmawan. MP Selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Dr. Mauli, S.Pi.,M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Abdullah, S, Pi., M, Si selaku Ketua Prodi Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep

4. Bapak/Ibu Dosen beserta teknisi yang ada di Jurusan Agribisnis Perikanan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

5. Para sahabat serta teman–teman dari Agribisnis Perikanan terkhusus Angkatan XXX.

6. Pegawai dan staff IPIAT Lajoa, Soppeng, Sulawesi Selatan yang telah memberikan banyak informasi mengenai data yang penulis butuhkan.

Penulis berharap semoga ALLAH SWT membalas kebaikan yang telah mereka berikan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karna itu saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir. Semoga tugas akhir dapat bermanfaat bagi penulis, institusi, serta masyarakat luas.

Pangkep, 04 Juli 2020

Penulis

v

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...ii

HALAMAN PERNYATAAN ...iii

KATA PENGANTAR ...iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Ikan Mas ... 4

2.2 Fisiologi Ikan Mas ... 5

2.3 Klasifikasi Ikan Mas ... 5

2.4 Kebiasaan Makan Ikan Mas ... 6

2.5 Pembenihan Ikan Mas ... 8

2.6 Manajemen ... 18

vi

(8)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat ... 23

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 23

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 24

3.4 Analisis Data ... 25

3.5 Definisi Operasional ... 25

BAB IV KEADAAN UMUM LOKASI 4.1 Sejaran Perusahaan ... 27

4.2 Visi dan Misi ... 27

4.3 Lokasi Perusahaan... 28

4.4 Fasilitas Perusahaan ... 28

4.5 Struktur Organisasi ... 29

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Persiapan / Pengadaan Induk ... 31

5.2 Pemeliharaan Induk ... 32

5.3 Seleksi Induk ... 33

5.4 Pemijahan ... 35

5.5 Penetasan Telur ... 36

5.6 Pemanenan Larva ... 37

5.7 Pendederan ... 39

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 42

6.2 Saran ... 42 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

vii

(9)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 4.1. Fasilitas Perusahaan ... 28 Tabel 5.1. Tabel Pertumbuhan Panjang Dan Berat Benih Ikan Mas ... 40

viii

(10)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1. Ikan Mas (Cyprinus Carpio L) ... 5

Gambar 4.1. Struktur Organisasi (IPIAT) Lajoa ... 30

Gambar 5.1. Kegiatan Pemeliharaan Induk dengan Pemberian Pakan... 33

Gambar 5.2. Proses Seleksi Induk ... 35

Gambar 5.3. Proses Pemijahan ... 36

Gambar 5.4. Proses Penetasan Telur ... 37

Gambar 5.5. Proses Panen Selektif ... 37

Gambar 5.6. Proses Panen Total ... 38

Gambar 5.7. Proses Penebaran Benih/Pendederan ... 40

ix

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal.

Lampiran 1. Denah Lokasi Pembenihan Ikan Mas IPIAT Lajoa ... 45 Lampiran 2. Lampiran Riwayat Hidup ... 46

x

(12)

ABSTRAK

Lukman. 1722050026. Penerapan Fungsi manajemen Perencanaan Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio L.) Di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (Ipiat) Lajoa Kabupaten Soppeng. Dibimbing oleh Yuliana dan Rahmayati.

Perencanaan pembenihan ikan mas merupakan suatu kegiatan dalam mempersiapakan segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Adapun kegiatan perencanaan pembenihan ikan mas meliputi berbagai kegiatan diantaranya pengadaan induk, pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur dan penebaran larva/pendederan.

Penulisan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui manajemen perencanaan pembenihan ikan mas di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa Kabupaten Soppeng.Metode pengambilan data dilakukan dengan cara metode wawancara dan kajian pustaka. Jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

Hasil pengamatan yang dilakukan di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa kabupaten Soppeng Manajemen pembenihan merupakan ilmu yang mengajarkan cara mengolah ataupun mengatur dalam pengerjaan membenihkan ikan dengan melihat situasi baik itu dari dalam tubuh ikan maupun habitat pembudidayaannya agar didapatkan benih yang berkualitas. Dalam manajemen pembenihan terdapat beberapa kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelakanaan serat pengawasan. Oleh karena itu perlu dilakukan perencanaan yang sangat matang. Adapun perencanaan pembenihan ikan mas yaitu persiapan / pengadaan induk, pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur, pendederan / penebaran larva. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan perencanaan pembenihan ikan mas layak diterapkan sebuah manajemen perencanaan.

Kata kunci : Ikan mas, manajemen, pembenihan

xi

(13)

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan ikan konsumsi air tawar yang cukup berkembang di Indonesia. Permintaan terhadap produk ikan mas cukup tinggi. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2018), terjadi peningkatan produksi sebesar 33.954 ton dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2017. Peningkatan produksi yang cukup signifikan disebabkan oleh kegiatan budidaya ikan mas melalui mina padi, penerapan running water system, serta paket bantuan Pengembangan Usaha Mina Pedesaan - Perikanan Budidaya (PUMP-PB). Ikan mas memiliki banyak jenis dan varietas seperti ikan mas punten, ikan mas sinyonya, ikan mas merah, ikan mas majalaya dan ikan mas marwana (Prawesti et al., 2015).

Usaha pembenihan ikan mas (Cyprinus carpio L.) dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu tradisional, semi intensif dan intensif. Saat ini usaha pembenihan masih banyak dilakukan secara tradisional. Campur tangan manusia boleh dikatakan tidak terlalu berperan karena semua kegiatan sangat bergantung terhadap kondisi alamiah. Penyediaan benih merupakan faktor mutlak dalam budidaya ikan. Mutu benih dipengaruhi oleh mutu induk dan lingkungan seperti mutu air, makanan dan penyakit. Sifat-sifat induk diharapkan dapat diturunkan kepada benih antara lain pertumbuhan yang cepat, tahan terhadap serangan penyakit dan tidak cacat tubuh.

Sejalan dengan kemajuan teknologi, keberhasilan usaha pembenihan tersebut tidak lagi banyak bergantung terhadap kondisi alam, karena manusia

(14)

2

telah mampu memanipulasi berbagai faktor alam yang berpengaruh di dalam budidaya ikan. Usaha tersebut diantaranya berupa peningkatan penggunaan bibit unggul, mempercepat dan mempermudah pemijahan ikan dengan hipofisa, peningkatan tingkat pembuahan telur dengan teknik pembuahan buatan, penetasan telur secara terkontrol, pengendalian kualitas dan kuantitas air serta pemurnian varietas induk ikan dan lain-lain.

Ikan mas (Cyprinus carpio L.) merupakan salah satu dari 15 jenis komoditas ikan yang ditujukan untuk peningkatan produksi dan pendapatan petani, serta pemenuhan untuk jenis ikan budidaya air tawar di Indonesia karena memiliki daging yang putih dan lunak memungkinkan untuk dicerna oleh semua umur.

selain itu Ikan mas juga memiliki cita rasa yang sangat tinggi dan mudah dalam pemeliharaannya. Ikan mas dapat dibudidayakan dengan berbagai sistem antara lain: sistem air deras, keramba, jaring terapung dan lainnya. Oleh karena itu, banyak pembudidaya ikan yang memilih memelihara ikan mas baik dalam skala kecil maupun besar, oleh karena itu perlu dilakukan manajemen terhadap kegiatan pembenihan ikan mas tersebut.

Manajemen pembenihan merupakan suatu proses atau prosedur untuk menghasilkan benih ikan secara maksimal dengan cara efektif dan efisien.

Manajemen pembenihan yang kurang tepat dapat menghambat proses pembenihan dan ketersediaan bibit ikan mas. Dalam kegiatan manajemen terdapat beberapa kegiatan yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan. Dengan itu perlu dilakukan perencanaan yang sangat efektif dan efisien guna menghasilkan benih ikan yang berkualitas.

(15)

3

Perencanaan pembenihan ikan mas merupakan suatu kegiatan dalam mempersiapakan segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai. Adapun kegiatan perencanaan pembenihan ikan mas meliputi berbagai kegiatan diantaranya pengadaan induk, pemeliharaan induk, seleksi induk, pemijahan, penetasan telur dan penebaran larva/pendederan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penulisan tugas akhir ini adalah bagaimana manajemen perencanaan pembenihan ikan mas di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa Kabupaten Soppeng.

1.3 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah maka, tujuan penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui manajemen perencanaan pembenihan ikan mas di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa Kabupaten Soppeng.

(16)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi Ikan Mas

Berdasarkan Noviyanti, (2017) bahwa ikan mas disebut dengan Cyprinus carpio L. Tubuh ikan mas dilengkapi dengan sirip punggung (dorsal) berukuran

relatif panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras dan sirip terakhir yaitu sirip ketiga dan keempat berbentuk gerigi. Sirip perut dan sirip punggung letaknya berseberangan. Sirip pada dada terletak di belakang tutup insang (overculum).

Sirip pada ikan karpen/mas ukurannya relatif lebih besar dan digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid linea lateralis. Letaknya di pertengahan tubuh, melintang dari tutup insang hingga ujung pangkal ekor. Gigi kerongkongan (Pharynreal teeth)pada ikan mas terdiri dari dari tiap baris yang berbentuk gigi geraham.

Ikan mas digolongkan kedalam ikan pemakan segala (omnivora). ketika makan, ikan mas memiliki kebiasaan mengaduk-ngaduk dasar kolam untuk mencari jasad-jasad organik. Karena kebiasaan unik ini, ikan mas sering disebut sebagai bottom feeder (pemakan dasar). Di habitat aslinya, ikan mas hidup menepi sembari mengincar makanan berupa binatang-binatang kecil yang hidup dilapisan tepi danau atau sungai.

Ikan mas memiliki telur yang bersifat merekat/menempel atau adhesif.

Dalam proses pemijahan biasanya ikan mas akan mencari tempat yang rimbun dengan tumbuhan air dan rerumputan yang menutupi permukaan perairan. Ikan mas berkembang biak dengan cara ovivar yaitu perkembangbiakan seksual yang ditandai dengan pelepasan sel telur jantan dan betina, dimana spermatozoa di luar

(17)

5

tubuh dan pembuahan terjadi di luar tubuh. Gambar ikan mas dapat dilihat pada gambar 2.1.

Gambar 2.1 Ikan mas (cyprinus carpio L.)

2.2 Fisiologi Ikan Mas

Ikan mas sangat menyukai tempat di perairan tawar yang dangkal dan tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai dan danau. Pertumbuhan ikan mas dapat berlangsung dengan baik pada ketinggian 150-600 mdpl dengan suhu 25-30 derajat celcius.Walaupun termasuk ikan air tawar, ikan ini terkadang ditemukan di perairan payau dengan tingkat salinitas 25-30%.

2.3 Klasifikasi Ikan Mas

Klasifikasi pada makhluk hidup merupakan pengelompokan makhluk hidup berdasarkan sifat dan ciri-cirinya. Noviyanti, (2017) Ikan mas mempunyai klasifikasi sebagai berikut:

Phyllum : Chordata Subphyllum : Vertebrata Superclass : Pisces Class : Osteichthyes Subclass : Actinopterygii

(18)

6

Ordo : Cypriniformes Subordo : Cyprinoidea Family : Cypridae Subfamily : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Species : Cyprinus carpio L.

2.4 Kebiasaan Makan Ikan Mas

Setiap organisme membutuhkan energi untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan, pemeliharaan, dan berkembangbiak yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsinya. Dari sejumlah makanan yang dimakan oleh ikan kurang lebih hanya 10% yang digunakan untuk tumbuh dan menambah beratnya, sedangkan yang selebihnya digunakan untuk tenaga atau memang tidak dapat dicerna. Hal ini juga berhubungan dengan sistem pencernaan yang terjadi dalam tubuh ikan. Secara umum, saluran pencernaan pada ikan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus, lambung, pilorus, usus, rektum dan anus. Sedangkan kelenjar pencernaannya terdiri dari hati dan kantong empedu. Di samping itu, saluran pencernaannya (lambung dan usus) juga berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Yulvizar dkk, (2014).

Usus mempunyai banyak variasi, berdasarkan kebiasaaan makanan ikan dapat ditentukan dari perbandingan panjang saluran pencernaannya dengan panjang total tubuhnya. Ikan herbivora memiliki saluran pencernaan yang panjang dan berkali lipat dibandingkan panjang tubuhnya dan makanan utamanya terdiri dari tumbuhan (pemakan tumbuhan), oleh karena itu ikan herbivora memiliki usus

(19)

7

yang lebih panjang karena tumbuhan memerlukan waktu yang lama untuk dicerna. Sedangkan dengan ikan karnivora memiliki usus yang lebih pendek dan hanya memakan daging. Ikan omnivora memiliki kondisi fisiologis yang merupakan gabungan antara ikan karnivora dan ikan herbivora yang makanannya terdiri dari tumbuhan dan hewan. Ikan omnivora mempunyai sistem pencernaan memiliki lambung dan usus yang pendek, tebal dan elastis.Burhanuddin, (2014).

Kebiasaan makanan adalah jenis, kualitas dan kuantitas makanan yang dimakan oleh ikan. Faktor yang mempengaruhi jenis dan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh suatu spesies ikan adalah umur, tempat dan waktu. Keberadaan makanan alami di alam sangat tergantung dari perubahan lingkungan, seperti kandungan bahan organik, fluktuasi suhu, itensitas cahaya matahari, ruang dan luas tempat pencarian makanan. Jadi ikan dengan spesies sama dan hidup di habitat yang berbeda, dapat mempunyai kebiasaan makanan yang tidak sama.

Tidak semua macam makanan yang ada dalam suatu perairan dimakan oleh ikan.

Beberapa faktor yang mempengaruhi dimakan atau tidaknya suatu zat makanan oleh ikan antara lain yaitu ukuran makanan, warna makanan, dan selera ikan terhadap makanan. Utami dkk, (2012).

Kebiasaan makanan ikan dipelajari untuk menentukan gizi alamiah ikan tersebut. Pengetahuan tentang kebiasaan makanan ikan dapat digunakan untuk melihat hubungan ekologi diantara organisme diperairan tempat mereka berada, misalnya bentuk pemangsaan, persaingan, dan rantai makanan. Jadi, makanan dapat merupakan faktor yang menentukan bagi keberadaan populasi. Kebiasaan makanan adalah jenis, kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan.

Maulana, (2012).

(20)

8

2.5 Pembenihan Ikan Mas

Menurut Susanto, (2016) kegiatan pembenihan terbagi menjadi beberapa tahap yaitu pemijahan, penetasan telur hingga pendederan.

2.5.1 Pemijahan Ikan Mas

Pemijahan ikan mas adalah kegiatan menyatukan induk jantan dan betina dalam satu tempat. Penyatuan itu akan menimbulkan rangsangan bagi jantan untuk mendekati betina, hingga betina terangsang untuk memijah, atau istilah umumnya kawin. Dari induk betina akan keluar telur, dan dalam waktu yang sama dari induk jantan keluar sperma. Dari kejadian itu, maka telur-telur akan dibuahi secara alami dalam air. Tiga hal yang menjadi kunci keberhasilan pemijahan.

Pertama, induk betina harus betul-betul matang gonad, sehingga ketika jantan mendekati dapat dengan terangsang untuk memijah. Selain itu, kualitas telur juga harus baik, sehingga dapat dibuahi dengan sempurna.

Kedua, induk jantan juga harus telah matang gonad. Artinya spermanya telah siap untuk mebuahi telur-telur dengan sempurna. Ketika disatukan, dalam waktu yang singkat jantan terangsang untuk mendekati betina, menciumi tubuh betina, mengejar-ngejar betina hingga lawan jenisnya itu turut terangsang, dan terjadi pemijahan.

Ketiga, tempat pemijahan juga harus dapat memberikan rangsangan kepada keduanya untuk memijah. Karena percuma saja keduanya matang gonad kalau tempat tidak mendukung proses pemijahan. Karena itu, situasi di tempat pemijahan harus diciptakan sedemikian rupa, agar mirip, atau seperti situasi di alamnya. Tentu saja situasi ini hanya diciptakan dengan melalui persiapan tempat

(21)

9

yang matang. Tanpa itu, tidak dapat tercipta. Mungkin lebih baik tidak perlu melakukan pemijahan.

2.5.2 Penetasan Telur Ikan Mas

Penetasan telur ikan mas adalah merawat telur- telur dari hasil pemijahan hingga menetas. Kegiatan ini dilakukan selama 2 – 3 hari, tergantung suhu air.

Pada suhu 23 – 26 O C telur ikan mas menetas dalam 2 hari (rata-rata 48 jam).

Sedangkan pada suhu 27 – 30 O C, telur menetas dalam 3 hari (rata-rata 72 jam).

Setelah menetas, telur tidak langsung dipindahkan ke kolam pendederan, tetapi dibiarkan dahulu selama 2 hari, dengan tujuan untuk membiarkan kondisi tubuh larva menjadi kuat. Dalam waktu itu, larva tidak membutuhkan pakan tambahan, karena masih menyimpan makanan cadangan yang dibawanya yang disimpan dalam kantong kuning telur. Penetasan telur ikan mas, dapat dilakukan dalam 2 cara. Pemilihan kedua cara itu tergantung dari jumlah kolam penetasan yang dimiliki, dan juga tergantung dari jadual pemijahan yang sudah dibuat. Bila kolam pemijahan lebih dari satu, dan jadual pemijahan tidak padat, maka yang dipilih cara pertama. Sedangkan bila kolam pemijahan hanya satu buah, dan jadual pemijahan padat, maka yang dipilih cara kedua.

Cara pertama Telur ditetaskan di kolam pemijahan. Dalam cara ini, telur- telur dibiarkan di kolam pemijahan, atau tidak dipindahkan. Yang dipindahkan dari kolam pemijahan adalah induk jantan dan betina. Cara ini sangat praktis.

Induk ditangkap dengan tangan atau lambit. Agar mudah ditangkap, beberapa kakaban yang telah berisi telur dikeluarkan, dan diletakan di luar hapa, dengan cara membuka tali ikatan pada bambu. Selain itu, salah satu sudut hapa ditarik agar induk bisa tergiring ke sudut hapa yang lain. Satu demi satu induk jantan dan

(22)

10

betina ditangkap, kemudian dipelihara kembali di kolam pematangan gonad hingga pemijahan berikutnya. Setelah induk ditangkap, hapa dirapikan kembali, terutama bagian dasarnya. Demikian juga dengan kakaban, kedua bambu dipasang kembali, dan kakaban dirapikan kembali seperti semula. Selama penetasan, harus terus mengalir.

Cara kedua Telur tidak ditetaskan di kolam pemijahan, tetapi ditetaskan di kolam pendederan. Tentu saja, dalam cara ini telur-telur tidak dibiarkan di kolam pemijahan, tetapi dipindahkan ke kolam pendederan yang sebelumnya sudah disiapkan. Cara ini kurang praktis, karena memindahkan telur lebih sulit dibandingkan dengan memidahkan induk, perlu waktu yang cukup lama, dan tenaga yang cukup banyak. Selain itu, memindahkan telur harus hati-hati agar tidak rusak. Pemindahan telur dilakukan sebelum matahari terbit. Tujuannya agar telur tidak diganggu induknya. Namun sebelum dipindahkan, kolam pendederan harus sudah disiapkan terlebih dahulu (lihat cara persiapan kolam pendederan).

Caranya, tancapkan dua pasang batang bambu ke tanah dasar kolam; tancapkan pula dua pasang yang lain dengan lurus; masukan sebatang bambu diantara dua tiang-tiang itu, hingga akhirnya terpasang dua batang bambu yang lurus; letakan satu demi satu kakaban; setelah terpasang semua, masukan dua batang bambu yang lain agar bisa menjepit kakaban itu; letakan dua atau empat pemberat agar letak permukaan kakaban 10 cm di bawah permukaan air. Jangan lupa, selama penetasan, air harus mengalir. Setelah kakaban dipindah, induk jantan dan betina ditangkap, lalu dipelihara lagi di kolam pematangan gonad hingga pemijahan berikutnya. Hapa diangkat, dibersihkan, lalu dijemur. Sedangkan kolam pemijahan dikeringkan, untuk disiapkan kembali dalam pemijahan berikutnya.

(23)

11

2.5.3 Panen

Berdasarkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud RI, (2013) sebelum melaksanakan kegiatan pemanenan ikan, sarana dan prasarana yang akan digunakan dalam pemanenan ikan harus sesuai dengan peruntukannya. Banyak ragam dan jenis peralatan, wadah dan bahan yang digunakan dalam kegiatan pemanenan ikan. Ada tiga katagori pemanenan dalam budidaya ikan, yaitu memanen pada larva, memanen pada benih (ukuran 0.5 – 12 cm) dan memanen pada ikan ukuran konsumsi. Faktor penentu keberhasilan kegiatan atau pekerjaan dalam pemanenan adalah kelengkapan peralatan dan ketersediaan wadah penampungan hasil panen. Untuk pekerjaan pemanenan harus memperhitungkan berapa jumlah alat dan wadah yang akan digunakan sehingga pekerjaan pemanenan dapat diselesaikan dengan cepat dan tepat. Dalam memanen larva dan benih, wadah yang digunakan untuk menampung hasil panen harus memiliki kualitas air yang sama dari wadah penetasan atau pendederan. Hal ini bertujuan untuk menekan serendah mungkin stress yang diakibatkan dari kegiatan pemanenan. Demikian juga dengan peralatan, wadah dan bahan yang akan digunakan dalam memanen ikan harus sesuai dengan ukuran ikan yang akan dipanen, apakah ikan masih dalam bentuk larva, benih atau ukuran ikan konsumsi.

Peralatan, wadah dan bahan yang dipergunakan ini berfungsi untuk mempermudah dalam pekerjaan pemanenan.

Jenis-jenis peralatan, wadah wadah dan bahan yang digunakan dalam memanen ikan baik untuk larva, benih dan ikan konsumsi antara lain Seser/serokan, Ember/baskom/drum plastik, Hapa/waring/jaring, Keranjang (konteiner), Timbangan Kantong plastik,Tabung oksigen, Saat melakukan panen

(24)

12

benih, air kolam disurutkan secara perlahan hingga mencapai ketinggian 20 – 30 cm. Pemanenan harus dilakukan hati-hati agar tubuh benih ikan tidak lecet/luka.

Untuk itu, sebaiknya panen dilakukan dua tahap, yaitu panen awal dan panen total dengan menggunakan alat panen (waring). Panen awal dilakukan saat menunggu air surut. Sementara panen total dilakukan setelah air surut.

Benih yang dipanen dimasukan dalam ember dan ditampung dalam hapa besar. Hapa ini dipasang tidak jauh dari lokasi panen. Air harus tetap mengalir dalam hapa, tetapi bukan air dari kolam yang sedang dipanen agar benih tidak stres. Alat panen dapat menyebabkan luka/lecet pada tubuh benih ikan. Oleh karena itu alat panen harus terbuat dari bahan yang halus. Bila menggunakan waring, bahannya harus dari kain. Sementara hapanya harus terbuat dari kain terilin atau bahan nilon halus. Penampungan dalam hapa tidak boleh terlalu padat karena dapat mengakibatkan ikan kekurangan oksigen dan mati. Sebelum ditangani lebih lanjut, benih ikan hasil panen dibiarkan selama semalam agar sehat kembali.

a. Panen di kolam

Panen ikan yang dipelihara dikolam dilakukan dengan cara penangkapan. Namun, sebelum ikan ditangkap, air kolam harus disurutkan terlebih dahulu agar penangkapannya mudah. Cara penyurutan air kolam dengan membuka pintu pengeluaran air. Agar ikan tidak keluar terbawa air, pintu pengeluaran air diberi alat penyaring. Setelah air kolam surut dan ikan mulai berkumpul pada kemalir atau kobakan yang terdapat dalam kolam, ikan mulai ditangkap dengan menggunakan alat berupa seser. Penangkapan benih ikan dilakukan pada bagian hilir sampai habis, selanjutnya kebagian lebih hulu

(25)

13

sampai depan pipa pemasukan air. Hal ini bertujuan agar benih ikan yang berada di bagian hilir tidak stress/mabuk. Ikan yang ditangkap ditampung dalam ember besar atau tong plastik dan selanjutnya ditampung dalam hapa besar. Setelah seluruh ikan dipanen, air kolam terus disurutkan hingga kering dan dipersiapkan untuk masa pemeliharaan selanjutnya.

b. Panen di Bak / Akuarium

Panen ikan di bak / akuarium dan di kolam prinsipnya sama.

Pemanenan ikan di bak dilakukan lebih sederhana dengan menurunkan air dan selanjutnya ikan ditangkap menggunakan seser / lambit. Ikan yang ditangkap dapat langsung dimasukkan ke dalam packing untuk diangkut. Saat pemanenan di bak / akuarium dapat dilakukan sekaligus grading. Pemanenan ikan baik di bak, akuarium, kolam harus dilakukan pada pagi atau sore hari atau pada suhu air wadah rendah.

2.5.4 Pasca Panen

Berdasarkan Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Kemendikbud RI, (2013) pasca panen meliputi beberapa kegiatan diantaranya sebagai berikut :

a. Pemberokan

Pemberokan dapat diartikan sebagai kegiatan penyimpanan sementara sebelum ikan dipasarkan dengan tujuan untuk membuang kotoran dalam tubuh ikan. Pemberokan harus dilakukan terutama ikan konsumsi yang akan diangkut ke daerah lain. Cara ini dapat menyebabkan air dalam wadah angkut tidak kotor. Pemberokan dapat dilakukan dalam kolam atau hapa. Ikan tidak

(26)

14

boleh diberi makanan selama proses pemberokan. Tujuannya agar ikan tidak mengeluarkan kotoran lagi. Pemberokan sebaiknya dilakukan selama 1 – 2 hari.

b. Melakukan Grading

Pada proses pengemasan ikan, perlu dilakukan proses pengelompokkan dan sortasi ikan, baik berdasarkan jenis ikan, ukuran, maupun kesehatannya. Pengelompokkan ikan berdasarkan ukuran dilakukan untuk menyeragamkan ukuran ikan dalam suatu kemasan. Hal ini juga nantinya akan mempengaruhi kepadatan ikan dalam satu kemasan. Pada saat pengepakan ikan perlu dibedakan apakah ikan yang akan dikemas termasuk benih atau ikan konsumsi. Semakin besar ukuran ikan yang akan dikemas, maka kepadatannya semakin rendah. Selain sortasi berdasarkan ukuran, juga dilakukan sortasi berdasarkan kesehatannya. Ikan yang sehat jangan disatukan dengan ikan yang sakit. Hal ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan penularan penyakit. Jika ikan dikemas dalam keadaan sakit, maka kondisinya lemah dan persentasi kemungkinan mati tinggi. Ikan yang kondisi fisiknya jelek atau cacat harus dipisahkan, karena akan mempengaruhi dari nilai jual ikan tersebut. Penyortiran ikan yang akan dikemas dilakukan berdasarkan jenis atau ukuran ikan dengan menggunakan tangan atau alat bantu seperti serok atau jaring sortir. Setelah proses penyortiran, untuk tujuan tertentu, dilakukan proses pembiusan ikan dengan menggunakan senyawa anestesi selama proses pengemasan dan pengangkutan.

(27)

15

c. Menghitung Hasil Produksi Ikan yang Dipanen

Dalam suatu kegiatan produksi budidaya ikan, pemanenan merupakan proses akhir dari kegiatan produksi. Untuk menentukan kapan ikan atau benih ikan akan dipanen, kita harus melihat dari permintaan pasar atau konsumen.

Pasar atau konsumen sangat menentukan bisa atau tidaknya ikan atau benih ikan dipanen. Permintaan pasar atau konsumen terhadap ukuran ikan atau benih ikan yang dipanen sangat bervariasi ukurannya. Tergantung benih jenis ikan, ukuran permintaan benih ikan bervariasi. Demikian juga halnya dengan penjualan benih ikan dipengaruhi oleh permintaan konsumen atau pasar.

Untuk benih ikan mas dan ikan nila, konsumen menginginkan yang 1 kilogram isi 50 – 100 ekor. Ukuran benih sangat berpengaruh terhadap waktu (periode) pemeliharaan. Makin besar benih yang ditebar, makin cepat periode pemeliharaannya. Jumlah ikan atau benih ikan dalam satu periode pemeliharaan dapat diketahui dari penghitungan. Penghitungan dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu penghitungan langsung, volumetrik dan gravimetrik. Penghitungan langsung dilakukan dengan cara ikan atau benih dihitung satu persatu. Cara ini sangat efektif untuk ikan atau benih yang jumlahnya sedikit. Sementara kalau jumlah ikan atau benih banyak, cara ini kurang efektif karena membutuhkan waktu yang lama dan ikan atau benih bisa rusak. Penghitungan volumetrik didasarkan pada volume benih yang ada.

Sistem ini sangat efektif untuk jumlah benih yang banyak. Penghitungan-nya diawali dengan pengambilan beberapa sampel benih yang masing-masing bervolume sama, misalnyasatu liter. Jumlah benih masing-masing sampel dihitung, lalu dirata-ratakan. Setelah itu, benih ditakar sehingga diketahui

(28)

16

volume keseluruhannya. Adapun jumlah keseluruhan benih dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata setiap sampel dengan volume benih keseluruhan. Selain dengan cara memakai takaran liter, penghitungan juga bisa menggunakan sistem gelas, sendok dan tutup sirop. Penghitungan gravimetrik didasarkan pada berat ikan atau benih yang ada. Sistem ini sangat efektif untuk jumlah ikan atau benih yang banyak. Selain itu, dapat diketahui berat total ikan atau benih sehingga jumlah pakan selama masa pemeliharaan dapat ditentukan. Penghitungannya diawali dengan mengambil beberapa sampel ikan atau benih yang masing-masing berbobot sama, misalnya 1 kilogram. Jumlah ikan atau benih masing-masing sampel dihitung dan dirata- ratakan. Setelah itu, seluruh ikan atau benih hasil panen ditimbang secara bertahap untuk mengetahui berat total. Adapun jumlah keseluruhan ikan atau benih dapat diperoleh dari perkalian jumlah rata-rata dengan berat total.

2.5.5 Pendederan Larva Ikan Mas

Pendederan ikan mas adalah kegiatan memelihara larva yang berasal dari kolam penetasan hingga mencapai benih yang siap dipelihara di tempat pembesaran. Benih ini disebut sangkal, yaitu beni yang berukuran 10 – 12 mm, dan memiliki berat rata-rata 10 mg. Kegiatan ini dilakukan di kolam, dan dalam tiga tahap, yakni pendederan pertama selama 14 hari, pendederan kedua selama 30 hari, dan pendederan ketiga selama 30 hari. Kegiatan setiap tahapnya terdiri dari persiapan kolam, penebaran benih, pemberian pakan tambahan, dan panen. 1.

Persiapan kolam Kolam pendederan ikan mas harus subur. Pada kolam yang subur tumbuh pakan alami dengan beragam jenis, dan ukuran serta jumlah yang melimpah. Pakan alami sangat penting untuk kelangsungan hidup dan

(29)

17

pertumbuhan benih, hingga kelangsungan hidupnya tinggi dan pertumbuhannya cepat. Persiapan kolam setiap tahapan pendederan terdiri dari pengeringan, perbaikan pematang, pengolahan tanah dasar, pengapuran, pemupukan, serta pengairan.

2.5.6 Pemasaran

Pemasaran adalah sebuah fungsi manajemen penting yang perlu guna menciptakan permintaan produk yang anda jual. Konsep utama dari pemasaran adalah nilai antara dua kelompok, yaitu pembeli dan penjual (Bloom dan Boone,2006 dalam Mile, 2016).

Bagi usaha apapun, pemasaran merupakan aspek paling menentukan.

Tanpa gambaran dan pengetahuan tentang pemasaran yang cukup, sulit diharapkan usaha yang direncanakan berjalan lancar. Dengan pengetahuan tentang pemasaran, dapat dilakukan perencanaan matang mulai dari produksi hingga strategi pemasaran. Oleh kerena itu, sebelum memulai usaha yag direcanakan, pengetahuan tentang pemasaran merupakan salah satu kunci keberhasilan.

Falsafah konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan pembeli/konsumen. Seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan untuk memenuhi tujuan tersebut.

Elemen Penting dalam Konsep Pemasaran:

a. Market oriented berorientasi pada keinginan Konsumen b. Penyusunan kegiatan pemasaran secara terpadu

c. Pencapaian tingkat kepuasan Konsumen

(30)

18

Konsep Manajemen pada hakikatnya mencakup upaya dan strategi yang ditempuh manajemen dalam rangka untuk mencapai tingkat kepuasan konsumen.

Peranan pemasaran saat ini tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga tangan konsumen tetapi juga bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan dengan menghasilkan laba. Sasaran dari pemasaran adalah menarik pelanggan baru dengan menjanjikan nilai superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah, mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan (Sinta, 2011).

Manajemen pemasaran adalah suatu usaha untuk merencanakan, mengimplementasikan (yang terdiri dari kegiatan mengorganisaikan, mengarahkan, mengkoordinir) serta mengawasi atau mengendalikan kegiatan pemasaran dalam suatu organisasi agar tercapai tujuan organisasi secara efesien dan efektif. Di dalam fungsi manajemen pemasaran ada kegiatan menganalisis yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui pasar dan lingkunganpe masarannya, sehingga dapat diperoleh seberapa besar peluang untuk merebut pasar dan seberapa besar ancaman yang harus dihadapi.

2.6 Manajemen

2.6.1 Pengertian dan Fungsi Manajemen

Menurut Afandi (2018:1) Manajemen adalah bekerja dengan orang-orang untuk mencapai tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), penyusunan personalia atau kepegawaian (staffing), pengarahan dan kepemimpinan (leading), dan pengawasan (controlling). Manajemen adalah suatu proses khas, yang terdiri dari

(31)

19

tindakan perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber daya lainnya.

Menurut Feriyanto dan Endang Shyta Triana (2015) mengatakan manajemen adalah inti dari administrasi dikarenakan manajemen merupakan alat pelaksana administrasi dan memiliki peran atau kemampuan sebagai alat untuk mencapai hasil melalui aktifitas orang lain.

Fungsi Manajemen merupakan bagian penting bagi perusahaan untuk mencapai tujuan. Menurut Erni & Kurniawan (2017:8) sebagai berikut:

a. Fungsi Perencanaan (Planing)

Perencanaan merupakan unsur yang sangat penting dan merupakan fungsi fundamental manajemen, karna organizing, actuating dan controlling harus terlebih dahulu direncanakan adapun pengertian perencanaan adalah kegiatan memilih dan menghubungkan fakta-fakta dan membuat, serta menggunakan asumsi-asumsi mengenai masa yang akan datang dalam hal memvisualisasikan serta merumuskan aktifitas-aktivitas yang diusulkan yang dianggap perlu untuk mencapai hasil-hasil yang dininginkan.

b. Fungsi Pengorganisasian (Organizing)

Pengertian pengorganisasian adalah membagi suatu kegiatan besar menjadi suatu kegiatan-kegiatan kecil pengorganisasian mempermudah manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas yang telah dibagi-bagi tersebut.

(32)

20

c. Fungsi Pengarahan (Directing)

Pengertian pengarahan adalah suatu tindakan yang mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Berati menggerakan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif.

d. Fungsi Pengendalian (Controlling)

Pengendalian yaitu proses yang dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

2.6.2 Unsur – Unsur Manajemen

Didalam upaya organisasi untuk mencapai tujuannya maka manajer membutuhkan sarana yang dikenal sebagai unsur manajemen. Menurut Manullang, (2017) unsur – unsur manajemen tersebut adalah sebagai berikut :

a. Manusia (Man)

Manusia merupakan sarana atau unsur penting dalam mencapai tujuan organisasi. Berbagai kegiatan organisasi dalam mencapai tujuannya memerlukan unsur manusia seperti perencanaan, pengorganisasian, staffing, pengarahan, pengawasan, penjualan, produksi dan keuangan. Dalam organisasi, manusia atau sumber daya manusia merupakan faktorpenting yang dapat menentukan berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai tujuannya.

(33)

21

Manusia atau sumber daya manusia berperan untuk merancang, menetapkan tujuan, dan juga menjalankan proses untuk mencapai tujuan sasaran.

b. Material (Material)

Ketika sumber daya manusia yang dimiliki oleh organisasi melakukan atau menjalankan proses maka diperlukan material. Material merupakan bahan baku, alat atau sarana manajemen yang diperlukanuntuk mengsupport tercapainya tujuan organisasi.

c. Mesin (Machine)

Diera saat ini, teknologi telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Oleh sebab itu dalam pelaksanaan proses aktifitas organisasi saat ini sudah tidak lagi didominasi oleh manusia saja namun juga telah libatkan teknologi seperti mesin dalam melaksanakan aktifitas organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan.

d. Metode (Method)

Untuk mengefektifkan pelaksanaan aktifitas organisasi agar memeproleh hasil yang tepat guna, maka manusia saat ini dihadapkan pada berbagai pilihan alternatif metode yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan sehingga ditemukannya metode yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi.

e. Uang (Money)

Uang adalah sarana atau unsur manajemen yang dipergunakan sedemikian rupa demi mencapai tujuan organisasi. Uang merupakan alat tukar pembayaran yang dipergunakan untuk memperlancar proses manajemen.

(34)

22

Pengelolaan keuangan yang tidak tepat dapat berdampak negatif terhadap kelancaran proses manajemen.

f. Pasar (Markets)

Organisasi yang berorientasi pada profit maka pasar merupakan sarana manajemen yang penting. Organisasi harus mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimilikinya agarproduk yang ditawarkan dapat diterima pasar, dan dalam jangka panjang perusahaan mampu mempertahankan dan memperluas penguasaan pasar. Dengan keberhasilan perusahaan memasukipasar baru dan mempertahankan pasar lama diharapkan mampu meningkatkan laba yang diperoleh oleh perusahaan.

(35)

BAB III. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penulisan Tugas Akhir ini dilaksanakan pada bulan Januari - April 2020, yang dilaksanakan di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa, Kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penuliasan tugas akhir ini yaitu : a. Berdasarkan Cara Memperolehnya

1. Data Primer

Merupakan data yang diperoleh dari lapangan secara langsung yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

2. Data Sekunder

Merupakan data yang diperoleh dari penelitian terdahulu, serta dari sumber lainnya berupa makalah, jurnal dan lainnya yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

b. Berdasarkan Sifatnya 1. Data Kualitatif

Data kualitatif merupakan data yang diperoleh melalui wawancara, kuesioner, observasi, studi literatur dan lain sebagainya yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini.

(36)

24

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif merupakan data yang diperoleh dengan melakukan survey untuk mendapatkan jawaban rigid berupa angka yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.

Sumber data yang digunakan dalam penulisan Tugas Akhir ini yaitu : a. Data Primer

Data primer yaitu data yang diperoleh dari objek langsung dilapangan pada Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa, kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng.

a. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh melalui studi pustaka dengan cara mengumpulkan berbagai literatur yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Observasi yaitu pengamatan secara langsung terhadap objek penulisan tugas akhir yang dibarengi dengan pencatatan secara sistematis terhadap objek yang akan diamati.

2. Wawancara yaitu pengumpulan data dengan melakukan wawancara langsung dengan teknisi di Instalasi Pengembangan Ikan Air Tawar (IPIAT) Lajoa, kecamatan Liliriaja, Kabupaten Soppeng sekaligus mengambil data-d ata dan bahan yang berkaitan.

(37)

25

3. Studi Pustaka yaitu suatu teknik pengumpulan data berupa literatur, buku-buku, situs atau artikel di internet yang berhubungan dengan penulisan tugas akhir ini.

3.4 Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam kegiatan penulisan tugas akhir ini yaitu analisis deskriptif yaitu menggambarkan mengenai kegiatan manajemen perencanaan pembenihan ikan mas secara sistematis.

3.5 Defenisi Operasional

a. Ikan mas adalah salah satu jenis ikan air tawar, pada tubuh ikan mas dilengkapi dengan sirip punggung (dorsal) berukuran relatif panjang dengan bagian belakang berjari-jari keras, dan sirip terakhir yaitu sirip ketiga dan keempat berbentuk gerigi. Sirip perut dan sirip punggung letaknya berseberangan. Sirip pada dada terletak di belakang tutup insang. Sirip pada ikan karpen/mas ukurannya relatif lebih besar dan digolongkan ke dalam tipe sisik sikloid linea lateralis. Letaknya di pertengahan tubuh, melintang dari tutup insang hingga ujung pangkal ekor. Gigi kerongkongan pada ikan mas terdiri dari dari tiap baris yang berbentuk gigi geraham.

b. Pembenihan ikan mas adalah suatu kegiatan budidaya dalam menghasilkan benih yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen.

c. Manajemen adalah suatu kegiatan mengelola sumber-sumber daya yang ada dalam suatu perusahaan untuk mencapai keuntungan maksimal.

(38)

26

d. Perencanaan pembenihan adalah suatu kegiatan yang dipersiapkan secara sistematis dalam melaksanakan suatu kegiatan pembenihan dimulai dari pemeliharaan induk sampai pemsarannya.

(39)

27

Gambar

Gambar 2.1 Ikan mas (cyprinus carpio L.)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan antibiotik monoterapi untuk kasus ISK pada wanita, pria, dan anak-anak di Rumah Sakit Roemani Semarang Tahun 2009 tidak sesuai

TAPIS DAYA AKTIF SERI DENGAN KENDALI HISTERISIS PADA SISTEM SATU FASA.. LAPORAN

Tingkat suku bunga kredit investasi periode sebelumnya, perekonomian periode tertentu, perekonomian periode sebelumnya, jumlah uang beredar periode tertentu, dan jumlah

SYAIKHUNA Volume 8 Nomor 2 Oktober 2017 183 Sebenarnya jika diperhatikan dengan seksama uraian-uraiannya, maka akan terlihat bahwa dasar penafsiran al-Razi pada ayat ini

Wayang (Golek dan Kulit) sebagai salah satu khasanah budaya Indonesia potensial dikembangkan dan bisa menjadi batu pijakan dalam eksplorasi desain karakter

Tujuan dari penelitian ini adalah yaitu untuk mengetahui adakah pengaruh positif model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS) berbasis pratikum terhadap hasil

Hasil pengamatan umur mulai berbunga tanaman semangka menunjukkan pengaruh yang tidak nyata pada pemberian pupuk hijau orok-orok dan pupuk kompos guano. Hal ini diduga

kuartal ketiga tahun 2017 sehingga menghasilkan Laba Bersih sebesar Rp 67 miliar atau tumbuh sebesar 47% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sebagai hasil dari