• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy Terhadap Perilaku Sosial Ibu Rumah Tangga T1 362009019 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy Terhadap Perilaku Sosial Ibu Rumah Tangga T1 362009019 BAB II"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Untuk memahami pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy, diperlukan pendekatan teori yang tepat. Untuk maksud itu, bab ini akan di awali dengan penelusuran kepustakaan terhadap karya-karya penelitian sejenis yang pernah

dilakukan, agar bisa diketahui pendekatan teori dan metode analisis yang pernah digunakan serta kesimpulan dari hasil penelitian-penelitian itu. Setelah itu diuraikan kerangka teori yang melandasi penelitian ini. Bab ini diakhiri dengan penjelasan konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini.

2.1 Tinjauan Pustaka Terhadap Penelitian Yang Sejenis

Sinetron Ustad Fotocopy merupakan sinetron religi yang mengangkat kehidupan masyarakat sehari-hari yang disajikan secara komedi. Dugaan penulis, tayangan sinetron ini bisa memberikan pengaruh kepada sikap perilaku pemirsanya mengingat waktu tayangnya pada prime time. Oleh karena itu penulis ingin meninjau kembali penelitian-penelitian terdahulu yang sejenis untuk mengetahui hasil penelitian itu dan juga metode penelitian yang digunakan, sebagai rujukan bagi penulis dalam menyusun metode penelitian ini.

Arga (2004) pernah melakukan penelitian tentang pengaruh tayangan televisi terhadap perilaku. Penelitiannya mengenai dampak menonton tayangan televisi tentang anak-anak terhadap perilaku anak-anak di SD KristenSatya Wacana Salatiga dengan menggunakan metode kuantitatif eksplanatis. Hasil penelitian menunjukkan adanya dampak menonton tayangan terhadap perilaku anak; anak lebih cenderung

kepada perilaku prososial dibanding kepada perilaku antisosial. Dampak menonton tayangan anak terhadap perilaku prososial lebih kuat terjadi pada penonton heavy

(2)

2

Penelitian tentang pengaruh sinetron religi terhadap perilaku masyarakat juga pernah dilakukan sebelumnya oleh beberapa sarjana, antara lain sbb.

Lathiffida Noor Jaswandi (Jaswandi 2012) meneliti pengaruh media televisi terhadap perilaku remaja. Penelitian ini dilakukan dilingkungan remaja Bogor dan menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder. Hasil penelitian itu memperlihatkan bahwa terdapat ketekaitan erat antara pengaruh dari

kegiatan menonton televisi dengan perilaku remaja. Menurut Jawandi, adanya keterkaitan antara pengaruh dari kegiatan menonton televisi dengan perilaku remaja,karena masa remaja merupakan masa dimana remaja sedang mencari identitas, maka dengan mudahnya terpengaruh dengan faktor luar. Selain itu, dengan masa remaja yang sedang berada dalam masa transisi, mereka juga memiliki tujuan-tujuan yang dapat dipenuhi dengan menonton televisi, yaitu mencari informasi, mengisi waktu luang dan hiburan. Kemudian besarnya pengaruh menonton televisi terhadap perilaku remaja berkaitan erat dengan intensitas atau frekuensi mereka dalam menonton televisi. Semakin sering menonton televisi semakin besar pengaruhnya terhadap perilaku remaja, begitu pula sebaliknya. Hal ini terlihat adanya perubahan perilaku baik berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif yaitu pengaruh dapat berupa aspek kognitif yang bersifat positif dengan memberi pengetahuan kepada remaja dengan keadaan lingkungan disekitarnya melalui acara berita ataupun kuis tentang pengetahuan. Selain itu, pengaruh negatif dapat pula berupa aspek afektif dengan meniru apa yang mereka lihat dari televisi tanpa mereka saring terlebih dulu mana yang baik dan mana yang buruk.

Penelitian yang dilakukan oleh Deasi Annisa (2012) tentang pengaruh sinetron terhadap perubahan perilaku negatif remajadi desa Demangan,Siman

Ponogoro dengan menggunakan metode pendekatan deskritf kualitatifmenunjukan hasil bahwa memang terdapat faktor-faktor dari tayangan sinetron yang dapat

(3)

3

di desa Demangan Siman Ponorogo,dan faktor-faktor yang menyebabkan perubahan perilaku negatif tersebut antara lain gaya berpakaian, gaya hidup, gaya bahasa, tindakan kriminal, minuman keras (miras), dan pergaulan bebas.

Penelitian tentang pengaruh sinetron religi juga pernah dilakukan. Kurniasih (2006) melakukan penelitian mengenai hubungan antara perilaku menonton tayangan sinetron religius dengan sikap remaja terhadap agama. Penelitiannya itu dilakukan

terhadap siswa SMU Negeri 22, Jakarta. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa perilaku menonton tayangan sinetron religius yang berhubungan nyata dengan komponen sikap konatif remaja terhadap agama Islam ialah total waktu menonton, frekuensi menonton dan pilihan jenis sinetron religius rumahtangga. Sedangkan pilihan jenis sinetron religius komedi dan misteri tidak berhubungan nyata. Menurut Kurniasih, hal-hal yang dapat menyebabkan remaja bersikap positif terhadap agama Islam yaitu isi sinetron religius dapat membuat remaja melihat kekuasaan Allah, banyak mengandung hikmah dan faktor manfaat bagi penonton serta untuk pendidikan moral agama. Sedangkan faktor yang menyebabkan remaja bersikap negatif terhadap agama Islam adalah karena sinetron religius terlalu sering ditayangkan dan kebanyakan cerita sinetron tersebut dilebih-lebihkan sehingga tidak sesuai dengan kenyataan.

Selain terhadap remaja, penelitian mengenai pengaruh sinetron religi terhadap ibu-ibu rumah tangga seperti yang hendak dilakukan oleh penulis, juga pernah dilakukan sebelumnya. Nurfalah (2007) pernah meneliti pengaruh tayangan sinetron religi terhadap perilaku ibu-ibu rumah tangga Muslimah di desa Kedung Jaya dan desa Tuk Kecamatan Kedawung, Cirebon. Penelitian itu dilakukan dalam rangka penyusunan tesis pada program Pascasarana Institut Pertanian Bogor dan

menggunakan metode survey (explanatory survey) serta menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian itu menunjukkan bahwa:

(4)

4

perkampungan, semakin banyak tanggungan keluarga semakin tinggi frekuensi Ibu rumah tangga menonton tayangan sinetron religius. Ibu rumah tangga di perkampungan yang bekerja, lebih banyak pilihan dalam menonton tayangan sinetron religius dibandingkan ibu rumah tangga yang tidak bekerja. (ii) Tema cerita yang realistis meningkatkan intensitas ibu rumah tangga di komplek perumahan dan di perkampungan dalam menilai secara kritis muatan cerita

sinetron religius. Muatan cerita negatif menurunkan frekuensi menonton sinetron religius pada ibu rumah tangga muslimah. Di perkampungan, tema cerita sinetron religius mempengaruhi kehidupan ibu rumah tangga, namun muatan cerita negatif tidak mempengaruhi keyakinan ibu rumah tangga dalam beragama. (iii)Ibu rumah tangga yang banyak melakukan kegiatan keagamaan di luar rumah kurang terpengaruh oleh muatan cerita sinetron religius.

b) Perilaku beragama ibu rumah tangga dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:(i) Meningkatnya intensitas ibu rumah tangga di kompleks perumahan dalam memberikan penilaian mengenai makna cerita tayangan sinetron religius, meningkatkan pula pengetahuannya mengenai nilai-nilai agama. Pengaruh positif sinetron religius lebih besar terjadi pada ibu rumah tangga dikompleks perumahan dengan jumlah acara yang dipilihnya lebih banyak dibandingkan dengan yang frekuensi menontonnya rendah. Semakin sering ibu rumah tangga di perkampungan menonton tayangan sinetron religius, semakin tinggi tingkat pengetahuannya mengenai nilai-nilai agama. Semakin sering ibu rumah tangga muslimah memberikan tanggapan terhadap muatan cerita negatif dalam sinetron religius semakin mendorong tindakannya untuk dapat menghindari hal- hal yang tidak sesuai dengan nilai agama. (ii) Kegiatan keagamaan di luar rumah yang

dilakukan ibu rumah tangga diperkampungan berpengaruh positif terhadap perilaku beragama, dan menjadi filter bagi pengaruh sinetron.

(5)

5

berpengaruh terhadap perilaku khalayak yang menontonnya. Sifat dan besar pengaruhnya ternyata bervariasi antara anak, remaja dan orang dewasa (ibu-ibu rumah tangga) dan bervariasi pula dilihat dari lingkungan kehidupan sosial khalayak yang diteliti. Dengan demikian, penelitian tentang pengaruh menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy ini layak diteliti dan bisa menambah pengetahuan baru tentang pengaruh tayangan sinetron di televisi terhadap khalayak.

2.2 Teori yang digunakan 2.2.1 Teori Kultivasi

Epistimologis dari cultivation adalah penanaman. Jadi Cultivation Theory atau Teori Kultivasi adalah sebuah teori dalam konteks keterkaitan media massa dengan penanaman terhadap suatu nilai yang akan berpengaruh pada sikap dan perilaku khalayak atau bisa disebut salah satu teori dalam komunikasi massa yang mencoba menjelaskan keterkaitan antara media komunikasi. Teori ini, digagas oleh seorang pakar komunikasi dari Annenberg School of Communication, George Gerbner yang juga pendiri Cultural Environment Movement, berdasarkan penelitiannya terhadap perilaku penonton televisi yang dikaitkan dengan materi berbagai program televisi yang ada di Amerika Serikat.

Pada 1960 Gerbner melakukan penelitian tentang “indikator budaya” untuk mempelajari pengaruh televisi. Gerbner ingin mengetahui pengaruh-pengaruh televisi terhadap tingkah laku, sikap, dan nilai khalayak. Dalam bahasa lain, Gerbner memberikan penegasan dalam penelitiannya berupa dampak yang di timbulkan televisi kepada khalayak.

Teori Kultivasi berpandangan bahwa media massa, yang dalam konteks teori

(6)

6

kita pikirkan adalah apa yang dipikirkan media massa. Dalam hal ini, seperti Marshall McLuhan, Gerbner menyatakan bahwa televisi merupakan suatu kekuatan yang secara dominan dapat mempengaruhi masyarakat modern. Kekuatan tersebut berasal dari kemampuan televisi melalui berbagai simbol untuk memberikan berbagai gambaran yang terlihat nyata dan penting seperti sebuah kehidupan sehari-hari. Televisi mampu mempengaruhi penontonnya, sehingga apa yang ditampilkan di layar

kaca dipandang sebagai sebuah kehidupan yang nyata, kehidupan sehari-hari. Realitas yang tampil di media dipandang sebagai sebuah realitas objektif.

Teori kultivasi menyatakan bahwa media, khususnya televisi, memiliki pengaruh yang kuat dalam mengubah perpespi individu tentang realita. Teori kultivasi berpendapat bahwa televise sangat bertanggung jawab dalam hal perkembangan persepsi tentang norma dan realitas dari ke hari (Gebner, Gross, Morgan dan Signorielli, 1990).

Saat ini, televisi merupakan salah satu bagian yang penting dalam sebuah rumah tangga, di mana setiap anggota keluarga mempunyai akses yang tidak terbatas terhadap televisi. Dengan hal ini, televisi mampu mempengaruhi lingkungan melalui penggunaan berbagai simbol, mampu menyampaikan lebih banyak kisah sepanjang waktu. Tak heran banyak program acara televisi yang menarik perhatian pemirsa untuk menyaksiskan program acara tersebut. Salah satunya tayangan sinetron, seperti yang di jumpai dari masing – masing stasiun televisi menyajikan tayangan sinetron dari kisah percintaan sampai realitas kehidupan.

Tayangan sinetron ustad fotocopy yang dibahas dalam penelitian ini memangmenarik ikutin oleh pemirsa khususnya ibu rumah tangga, dimana tayangan tersebut bercerita mengenai realitas kehidupan masyarakat yang terdapat unsur

keagamaannya yang memberikan pesan-pesan moral yang tentu saja memberi pengetahuan serta pengaruh bagi pemirsanya. Melalui teori kultivasi mencoba

(7)

7

“Menurut teori ini, televisi menjadi alat utama dimana para penonton televisi itu belajar tentang masyarakat dan kultur di lingkungannya”(Nurudin, 2004). Persepsi dan cara pandang yang ada dalam masyarakat, sangat besar dipengaruhi oleh televisi.

2.2.2 Teori Perilaku Sosial

Teori ini dikembangkan oleh Burrhus Frederic Skinner yang lahir 20 Maret

1904, di kota kecil Pennsylvania Susquehanna. Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Teori Perilaku Sosial biasa juga disebut Teori belajar dalam Ilmu Psikologi. Konsep dasar dari teori ini adalah penguat / ganjaran (reward). Teori ini lebih menitikberatkan pada tingkah laku aktor dan lingkungan.

Bagi Skinner, respon muncul karena adanya penguatan. Ketika dia mengeluarkan respon tertentu pada kondisi tertentu, maka ketika ada penguatan atas hal itu, dia akan cenderung mengulangi respon tersebut hingga akhirnya dia berespon pada situasi yang lebih luas. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan tersebut akan berlangsung stabil dan menghasilkan perilaku yang menetap.

Asumsi Dasar

 Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)  Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan)  Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)

(8)

8 Tipe Perilaku

Skinner mengajukan dua klasifikasi dasar dari perilaku: operants dan respondents. Operant adalah sesuatu yang dihasilkan, dalam arti organisme melakukan sesuatu untuk menghilangkan stimulus yang mendorong langsung. Hal ini didasari pada asumsi-asumsi berikut:

1) Belajar itu adalah tingkah laku.

2) Perubahan tingkah-laku (belajar) secara fungsional berkaitan dengan adanya perubahan dalam kejadian-kejadian di lingkungan kondisi-kondisi lingkungan. 3) Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan lingkungan hanya dapat di

tentukan kalau sifat-sifat tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di definisikan menurut fisiknya dan di observasi di bawah kondisi-kondisi yang di kontrol secara seksama.

4) Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima tentang penyebab terjadinya tingkah laku. Dalam berbicara mengenai perilaku sosial, Skinner tidak membahas mengenai personality traits atau karakteristik yang dimiliki seseorang. Bagi Skinner, deskripsi kepribadian direduksi dalam kelompok atau respon spesifik yang cenderung diasosiasikan dalam situasi tertentu.

Faktor-Faktor Pembentuk Perilaku Sosial

Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :

a. Perilaku dan karakteristik orang lain

Jika seseorang lebih sering bergaul dengan orang-orang yang memiliki

karakter santun, ada kemungkinan besar ia akan berperilaku seperti kebanyakan orang-orang berkarakter santun dalam lingkungan pergaulannya. Sebaliknya, jika

(9)

9

ia akan emberikan pengaruh yang cukup besar dalam mengarahkan siswa untuk melakukan sesuatu perbuatan.

b. Proses kognitif

Ingatan dan pikiran yang memuat ide-ide, keyakinan dan pertimbangan yang menjadi dasar kesadaran sosial seseorang akan berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seorang calon pelatih yang terus berpikir agar kelak

dikemudian hari menjadi pelatih yang baik, menjadi idola bagi atletnya dan orang lain akan terus berupaya dan berproses mengembangkan dan memperbaiki dirinya dalam perilaku sosialnya. Contoh lain misalnya seorang siswa karena selalu memperoleh tantangan dan pengalaman sukses dalam pembelajaran penjas maka ia memiliki sikap positif terhadap aktivitas jasmani yang ditunjukkan oleh perilaku sosialnya yang akan mendukung teman-temannya untuk beraktivitas jasmani dengan benar.

c. Faktor lingkungan

Lingkungan alam terkadang dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang. Misalnya orang yang berasal dari daerah pantai atau pegunungan yang terbiasa berkata dengan keras, maka perilaku sosialnya seolah keras pula, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa lembut dan halus dalambertutur kata.

d. Latar Budaya sebagai tampat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi

Misalnya, seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akanterasa berperilaku sosial aneh ketika berada dalam lingkungan masyarakat yang beretnis budaya lain atau berbeda. Dalam konteks pembelajaran pendidikan jasmani yang terpenting adalah untuk saling menghargai perbedaan

(10)
[image:10.612.98.518.135.557.2]

10 2.3. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 1.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

Keterangan :

Ditinjau dari fungsi dan perannya di tengah-tengah masyarakat, televisi

merupakan media yang potensial dalam rangka mendidik masyarakat. Televisi adalah media yang paling luas dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Berbagai macam tayangan televisi disajikan untuk menarik masyarakat, salah satunya adalah tayangan sinetron Ustad Fotocopyyang tayang di SCTV yang menjadi kajian penelitian ini. Dari kegiatan menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy, ingin diketahui apakah aspek perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi dapat mempengaruhi perilaku

Menonton Tayangan Sinetron Ustad

Media Televisi

Perilaku positif (perilaku prososial) seperti kerjasama, menolong sesama, kejujuran, dermawan dan empati.

Perilaku Sosial Ibu Rumah-tangga

Perilaku negatif (perilaku antisosial) seperti egois, berbohong, mencuri, mencelakan orang lain dan berkata-kata kasar.

(11)

11

sosial ibu-ibu rumah tangga yang menonton tayangan sinetron tersebut. Perilaku sosial itu sendiri dipilah kedalam perilaku sosial yang bersifat positif, yang disebut perilaku prososial, dan perilaku sosial yang bersifat negatif yang disebut perilaku antisosial. Jelasnya, penelitian ini ingin mengetahui bagaimana pengaruh dari aspek perhatian, penghayatan, durasi dan frekuensi menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy terhadap perilaku prososial dan perilaku antisosial ibu-ibu rumah tangga.

2.4. Definisi Konsep a. Media Televisi

Istilah televisi terdiri dari dua suku kata, yaitu “tele” yang berarti jauh dan “vision” yang berarti penglihatan. Televisi adalah salah satu bentuk media komunikasi massa yang selain mempunyai daya tarik yang kuat, disebabkan unsur-unsur kata, musik dan sound effect, juga memiliki keunggulan yang lain yaitu unsur visual berupa gambar hidup yang menimbulkan pesan yang mendalam bagi pemirsanya (Effendy, 1993: 192).

Dalam usaha untuk mempengaruhi khalayak dengan mengubah emosi dan pikiran pemirsanya, maka televisi memiliki kemampuan yang lebih menonjol dibandingkan dengan media massa lainnya.

Televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekuatan sangat tinggi untuk mempengaruhi mental, pola pikir, dan tindak individu (Baksin, 2006 :16). Saat ini khalayak sasaran televisi tidak lagi bersifat lokal, nasional, dan regional, tetapi sudah bersifat internasional atau global

b. Tayangan Sinetron

(12)

12

dan didengar yang dibuat berdasarkan sinematografi dengan direkam pada pita video melalui proses elektronik dan di tayangkan melaui stasiun penyiaran Televisi.

Pengertian sinetron yang lain adalah sekumpulan konflik-konflik yang disusun menjadi suatu bangunan cerita yang dituntut untuk dapat menganalisa gejolak batin, emosi dan pikiran pemirsa yang ditayangkan di media televisi. Namun dalam penelitian ini pengertian sinetron tidak jauh berbeda dengan pengertian-pengertian

sinetron di atas, pengertian sinetron dalan penelitian ini adalah suatu karya seni budaya seseorang berupa cerita-cerita kehidupan yang dapat dilihat dan didengar karena sinetron ditayangkan di media massa yakni televisi.

Pada perkembangannya sekarang, sinetron sudah menjamur di semua saluran televisi kita. Isi pesannya lebih banyak mengangkat permasalahan dan persoalan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.

c. Tayangan Sinetron Ustad Fotocopy

Sinetron Ustad Fotocopy merupakan sinetron religi yang dikemas secara komedi. Sinetron komedi hadir sebagai hiburan dan tayangan santai yang diharapkan dapat membuat orang tertawa. Adegan yang ditampilkan bersifat konyol dan ceritanya selalu dekat dengan kehidupan masyarakat. Komedi juga dipahami sebagai sandiwara yang secara lucu mengungkapkan cacat dan kelemahan sifat manusia sehingga penonton bisa lebih menghayati kenyataan kehidupan (Suwardi, 2006: 27).Ustad Fotocopy adalah sinetron yang mengisahkan seorang pemuda bernama Safi'i. Setelah beberapa tahun menghilang dari kampung halamannya, Safi'i muncul kembali dan mendadak dipanggil ustaz. Bukan tanpa alasan, kehadiran Safi'i dianggap fenomenal lantaran doa yang diucapkannya begitu mustajab. Namun tidak

ada yang mengetahui kalau Safi'i sebenarnya adalah buronan polisi.

Kehadiran Safi'i ternyata di satu sisi dianggap sebagai rival oleh seorang ustaz yang

(13)

13 d. Perilaku

Perilaku adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan dipengaruhi oleh adat,sikap,emosi,nilai,etika,kekuasaan,persuasi, dan genetika.

Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan sesuatu yang tidak ditunjukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar. Perilaku tidak boleh disalah artikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang secara khusus ditunjukan kepada orang

lain. Penerimaan terhadap perilaku seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai control sosial. Dalam kedokteran perilaku seseorang dan

keluarganya dipelajari unruk mengidentifikasi factor prnyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya masalah kesehatan. Interversi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam rangka penatalaksanaan yang holistic dan komprehensif.

e. Perilaku Prososial

Perilaku yang memiliki konsekuensi positif, perilaku prososial sebagai tindakan yang ditujukan untuk memberikan bantsan atau kebaikan pada oranglain atau kelompok tanpa mengharapkan balasan dengan cara yang cenderung menaati norma sosial.

Menurut mussen, dkk (1979), mengungkapkan bahwa aspek-aspek perilaku sosial meliputi :

1. Kerjasama (cooperation)

Melakukan suatu pekerjaan dengan baik dan bersama-sama serta memiliki tujuan yang sama

(14)

14

Suatu sikap untuk menonton orang lain yang sedang berada dalam kesulitan dan berbuat baik terhadap orang lain.

3. Kejujuran

Tidak berbuat curang pada orang lain dengan tulus dan mengandung kebenaran.

4. Dermawan

Memberikan secara sukarela sebagian barang pada orang lain yang membutuhkan.

f. Perilaku antisosial

Kepribadian seseorang menunjukkan ketidak acuhan, ketidak perdulian dan atau permusuhan yang seronok kepada orang lain, terutama yang berkaitan dengan norma sosial dan budaya. Orang non sosial yang tidak mengetahui apa yang di tuntut oleh kelompok sosial sehingga berperilaku yang tidak memenuhi tuntutan sosial.

Perilaku antisosial meliputi : 1. Egois

Egois berasal dari kata ego, ego itu adalah aku dalam bahasa Yunani, jadi orang yang disebut egois orang yang memang mementingkan dirinya, mementingkan akunya. Jadi yang saya maksud egois adalah sikap mementingkan diri di atas kepentingan orang lain tanpa batas. Artinya tidak mengenal kondisi, dalam pengertian dengan siapakah kita bersama, pokoknya kita yang harus mendapatkan prioritas yang utama.

2. Mencuri : Tindakan mengambil hak orang lain tanpa sepengetahuan si

pemilik.

3. Berbohong : Berbohong adalah ketidak-sesuaian pernyataan yang sengaja

dinyatakan agar tidak sesuai dengan realitas atau fakta yang sebenarnya. 4. Berkata-kata kasar : Berbicara yang tidak sopan sehingga melukai perasaan

(15)

15

5. Mencelakakan orang lain : Bertindak hal yang tidak baik terhadap orang lain, hal ini disebabkan karena adanya kebencian.

g. Perhatian

Perhatian adalah kegiatan yang dilakukan seseorang dalam hubungan nya dengan pemilihan rangsangan yang datang dari lingkungannya.

h. Penghayatan

Pendalaman makna, hal yang sering dilihat sehingga mampu memberikansesuatu

pemahaman.

i. Durasi

Durasi adalah lamanya sesuatu berlangsung yang diukur dengan rentang waktu.

j. Frekuensi

Definisi frekuensi adalah berkali-kali atau berulang-ulang kali. Frekuensi menonton adalah jumlah kegiatan menonton dalam suatu putaran waktu

(16)

16 2.5. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural) tentang hubungan antara 2 variabel atau lebih (Kerlinger,2004:30). Berdasarkan kerangka pikir diatas maka hipotesis yang dikembangkan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho =Tidak ada hubungan yang signifikan antara pengaruh menonton tayangan sinetron ustad fotocopy dengan perilakusosial ibu rumah tangga

berdasarkan intensitas menonton tayangan sinetron Ustad Fotocopy.

Gambar

Gambar 1.1. Skema Kerangka Pikir Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

- Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi dampak ekonomi dari pencemaran udara terhadap kesehatan di Indonesia menggunakan data tahun 2011.. Indikator pencemaran udara

Tongkol jagung yang sudah Gambar 2. Pengayakan

1) Pemecahan setiap mata kuliah; Terhadap mata kuliah dengan bobot 3 SKS, program dapat memecah mata kuliah tersebut menjadi 2 atau 3 kelompok jam kuliah jika waktu

[r]

Pada pengujian pertama dilakukan percobaan untuk mengambil gambar secara periodik dari kamera mobile phone. Dari hasil percobaan diperoleh waktu untuk pengambilan

Pengaruh penambahan tepung tongkol jagung pada media tanam terhadap berat basah jamur tiram putih ( P. ostreatus ) sebagai bahan ajar biologi. Prosiding Seminar

Dewasa ini efisiensi energi mutlak diperlukan untuk menghadapi perkembangan industri. Industri yang tidak memperhatikan efisiensi energinya akan kesu- litan menghadapi

Nyamuk Anopheles spp yang tertangkap istirahat di luar rumah dan di dalam rumah pada malam hari dan pagi hari, dilakukan pembedahan ovarium untuk menentukan angka paritas