HUBUNGAN FREKUENSI PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE TERHADAP KEMATIAN MATERNAL TAHUN 1998-2008 DI RUMAH
SAKIT PKU MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
WAYU PRIHDADI J 5000 500 26
FAKULTAS KEDOKTERAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah kematian dan kesakitan ibu di Indonesia masih merupakan masalah
besar. Angka Kematian Ibu (AKI) menurut Survey Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) 1995 adalah 373 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan
bertahap. Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003
adalah 307 per 100.000 (SKDI 2003). Kondisi derajat kesehatan di Indonesia ini
masih harus ditingkatkan antara lain ditandai dengan tingginya AKI yaitu 307 per
100.000 kelahiran hidup dan kematian bayi baru lahir 35 per 1000 (Departemen
Kesehatan RI, 2003).
Sebagian besar kematian ini sebenarnya dapat dicegah melalui pelayanan
antenatal yang mampu mendeteksi dan menangani kasus resiko tinggi secara
memadai, pertolongan persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan rujukan
kebidanan/perinatal yang terjangkau pada saat diperlukan (Eijk, 2006). Pasien
harus memeriksa kehamilannya secara teratur, dengan interval dan frekuensi yang
dianjurkan selama kehamilan. Pemeriksaan yang teratur memberi manfaat untuk
ibu hamil (Tobing, 1999). Komplikasi persalinan sebagian besar dapat dicegah,
bila kesehatan ibu selama hamil selalu terjaga melalui pemeriksaan antenatal care
yang teratur dan pertolongan yang bersih aman. Dalam Indonesia sehat 2010
ditargetkan penurunan angka kematian ibu (Depkes RI, 2003).
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam sidang kabinet terbatas tentang
pembangunan sektor kesehatan di Departemen Kesehatan, awal februari 2008
menegaskan bahwa penurunan secara signifikan dan berkelanjutan angka
kematian ibu dan bayi merupakan program prioritas yang harus disukseskan di
bidang kesehatan pada tahun 2008. Pemerintah menurut presiden terus
masyarakat miskin dan setengah miskin. Penurunan angka kematian ibu dan bayi,
dikatakan Presiden Yudhoyono, menjadi ukuran suksesnya pembangunan sektor
kesehatan di Indonesia (www.depkes.go.id, 2008).
Pemerintah menyebutkan indikator utama derajat kesehatan penduduk adalah
Angka Harapan Hidup, Angka Kematian Bayi baru lahir (AKB) dan Angka
Kematian Ibu melahirkan (AKI). Profil Kesehatan Kota Surakarta disebutkan
angka rata-rata harapan hidup adalah 69 tahun bagi pria dan 72 tahun bagi wanita.
Secara umum, kinerja kesehatan yang dicapai pada tahun 2007 adalah: Penurunan
angka kematian ibu dari 49,61 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 49,52
(www.surakarta.go.id, 2008). Sehubungan dengan pentingnya frekuensi
pemeriksaan antenatal care lengkap untuk mengurangi jumlah kematian maternal,
maka dilakukan penelitian tentang hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal care
terhadap kematian maternal di RS PKU Muhammadiyah Surakarta.
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal care terhadap kematian
maternal tahun 1998-2008 di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adakah hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal care
terhadap kematian maternal tahun 1998-2008 di Rumah Sakit PKU
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoretis: Menguatkan bukti-bukti empiris tentang teori bahwa ada
hubungan frekuensi pemeriksaan antenatal care dengan jumlah kematian
maternal.