• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA DENGAN KREATIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA DENGAN KREATIF."

Copied!
51
0
0

Teks penuh

(1)

No. DAFTAR FPIPS : 4251/UN.40.2.7/PL/2014

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS

UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA

DENGAN KREATIF

(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Disusun oleh:

Dini Prastiya

1001547

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)
(4)

iii

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

A. Latar Belakang Masalah...

B. Rumusan Masalah...

C. Tujuan Penelitian...

D. Manfaat Penelitian...

E. Struktur Organisasi Skripsi...

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran...

1. Konsep Belajar...

2. Teori-teori Belajar...

3. Prinsip-prinsip Belajar...

4. Faktor-faktor Pengaruh Belajar...

B. Konsep Pembelajaran...

C. Hakekat Hasil Belajar...

1. Manifestasi Perilaku Belajar...

2. Tipe Hasil Belajar...

D. Hakekat Teknik Mnemonik...

1. Pengertian Teknik Mnemonik...

2. Keunggulan Teknik Mnemonik...

3. Tujuan Teknik Mnemonik...

4. Tahapan Belajar Mnemonik...

(5)

iv

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Mnemonik dalam Pembelajarn IPS...

F. Pembelajaran PAKEM...

G. Kemampuan Menghafal...

1. Pengertian Kemampuan Menghafal...

2. Alasan Kemampuan Menghafal dalam IPS...

3. Manfaat Menghafal...

4. Struktur Pembelajaran Mnemonik...

H. Hakekat Pembelajaran IPS...

1. Pengertian IPS...

2. Sejarah Pertumbuhan IPS...

3. Fungsi dan Tujuan IPS SMP...

4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS...

5. Penilaian Mata Pelajaran IPS SMP...

I. Penelitian Terdahulu...

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian...

1. Lokasi Penelitian...

2. Subyek Penelitian...

B. Jenis dan Desain Penelitian...

C. Definisi Operasional...

1. Pengertian IPS...

2. Pengertian Teknik Mnemonik...

D. Prosedur Penelitian...

1. Observasi Awal...

2. Refleksi Awal...

E. Instrumen Penelitian...

1. Lembar Pedoman Observasi...

2. Catatan Lapangan...

3. Lembar Pedoman Wawancara...

(6)

v

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Tes...

6. Angket atau kuisioner...

F. Teknik Pengolahan Data...

1. Validasi Data...

G. Analisis Data...

1. Analisis Data Kualitatif...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum lokasi dan Subyek Penelitian...

1. Sejarah Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung...

2. Visi dan Misi Sekolah...

3. Keadaan Guru Dan Siswa...

4. Keadaan Fasilitas Belajar...

5. Subjek Penelitian...

6. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan

Kelas ...

a. Observasi Awal pembelajaran...

b. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I...

c. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus II...

d. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus III...

e. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV...

7. Hasil Kuisioner Pendapat Siswa...

8. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas...

(7)

vi

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Fungsi tabel otak kanan dan otak kiri...

Tabel 4.1 Data Guru SMP Pasundan 4 Bandung...

Tabel 4.2 Kualifikasi Pendidkan Guru SMP Pasundan 4 Bandung...

Tabel 4.3 Jumlah siswa SMP Pasundan 4 Bandung...

Tabel 4.4 Penerapan Mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS

pada siklus 1...

Tabel. 4.5 kinerja guru pada siklus 1...

Tabel 4.6 Aplikasi mnemonik guru dalam materi atmosfer...

Tabel 4.7 Aplikasi mnemonik dibuat oleh siswa pada siklus I...

Tabel 4.8 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...

Tabel 4.9 Penerapan teknik mnemonik dalam meningkatan pembelajaran

IPS pada siklus II...

Tabel 4.10 kinerja guru pada siklus II...

Tabel 4.11 Aplikasi mnemonik guru dalam materi hidrosfer...

Tabel 4.12 Penerapan teknik mnemonik oleh siswa dalam materi hidrosfer.

Tabel 4.13 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...

Tabel 4.14 Penerapan Mnemonik pada siklus III...

Tabel. 4.15 kinerja guru pada siklus III...

Tabel 4.16 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...

Tabel 4.17 Penerapan Mnemonik pada siklus IV...

Tabel 4.18 kinerja guru pada siklus IV...

Tabel 4.19 Hasil Pengaplikasian Mnemonik yang dibuat oleh siswa pada

siklus IV...

Tabel 4.20 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...

(8)

vii

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS...

Tabel 4.22 Hasil Penelitian penerapan teknik Mnemonik dari siklus I-IV...

Tabel 4.23 Hasil Belajar siswa setelah diterapkan teknik mnemonik pada

pembelajaran IPS dari siklus I-IV... 170

178

(9)

viii

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1 Gambar rancangan Rancangan Penelitian Tindakan Model

Kurt Lewin ...

Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart...

Gambar 3.3 Model PTK versi John Elliott...

Gambar 4.1 Diagram hasil belajar siswa dari siklus I, II, III, dan IV... 77

78

79

(10)

ix

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

(11)

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

ABSTRAK

PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA

DENGAN KREATIF

(PenelitianTindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung)

Penelitian ini dilaterbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, yaitu terutama dalam menghafal, menghafal adalah kegiatan yang cenderung kurang disenangi siswa, karena hal tersebut dapat membosankan, ini disebabkan karena kurangnya guru dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa serta berbagai masalah lain dengan pembelajaran IPS khususnya dalam kemampuan menghafal, siswa kurang senang dengan kegiatan menghafal, karena bagi mereka menghafal adalah hal yang membosankan. Oleh sebab itu peneliti menggunakan model mnemonik Model mnemonik adalah teknik menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Bantuan tersebut bisa berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau "linking" (mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), sehingga dapat membantu siswa dalam penghafalan materi pelajaran IPS dan juga dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Teknik tersebut diuji dengan lagu yang didalamnya terdapat materipelajaran, berupa rangkaian cerita yang terdapat kata kunci berdasarkan materi atau bahkan berupa gambar yang dapat membangkitkan memori anak dan kreativitas anak terhadap materi tertentu.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perencenaan, implementasi, hambatan dan solusi serta hasil peningkatan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik mnemonik. Penelitian menggunakan metode penelitian Kemmis dan MC Taggart. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan model mnemonik, pedoman wawancara dan dokumentasi, angket, catatan harian, tes. Sumber data diperoleh dari guru dan siswa.

(12)

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

ABSTRAC

APPLICATION OF MNEMONIC TECHNIQUES IN SOCIAL STUDIES LEARNING TO IMPROVE STUDENTS ABILITY TO MEMORIZE THE

CREATIVE

The background of this research by observation made in class VII A pasundan 4 junior high school Bandung, namely the lack of enthusiasm of students to social studies, is due to a lack of teachers in the use of learning models that can foster student’s creativity as well as a variety of other problem with social studies learning, especially in the ability to memorize, students are less happy in activity due therefore, the researchers used a model mnemonics. So as to help the students is memorizing the material and also can foster student’s creativity in learning social studies. The technique is tasted with a song in wich there are material or even image that can evoke memory of the child and the child’s creativity to a particcular material.

The formulation of the problem in this study is how the planning, implementation, barriers, and solutions, and the resolting increase in learning social this study uses research Kemmis and MC. Taggart. The subjects were junior high school students in grade VII A Pasundan 4 Bandung. Data obtained by using the method of observation sheet model of student learning activities with memonics, interview guides, questionnaires and documentation, daily exercise, sources of data this student and teacher.

(13)

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian di kelas VII A SMP

Pasundan 4 Bandung, terekam bahwa peserta didik mengeluhkan mata pelajaran

IPS yang mereka dapat selama ini. Mata pelajaran IPS hanya dianggap sebatas

dongeng. Guru sebagai pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu

seterusnya. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran IPS sebagai mata

pelajaran yang kurang diminati.

Ada dua hal yang membuat mata pelajaran IPS tidak diminati oleh peserta

didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran IPS sering disajikan

hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak

mengherankan bila pelajaran IPS dianggap membosankan (Widiastono, 2003).

Problematika di atas, pendidik dituntut untuk lebih kreatif seiring dengan

dinamika perkembangan IPS itu sendiri. Hal yang menjadi penyebab eksternal

serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas nilai mata pelajaran IPS adalah

kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta. Kesulitan yang

dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya disadari sejak awal.

Dalam pembelajaran IPS peserta didik dituntut untuk memahami

seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan

perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya,

bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalunya yang

dapat dimaknai untuk masa kini,dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.

Maka tujuan dari pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah agar pesertadidik

mampu mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, keekonomian,

kesejahteraan dan kewarganegaraan.

Mengembangkan kemampuan berfikir pemecahan masalah, keterampilan

sosial. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.

Meningkatkan kemampuan kompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang

(14)

2

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan generalisasi yang terdapat dalam Pengetahuan Sosial berfungsi untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dan

kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan

masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. Peserta didik dituntut untuk

mengetahui tentang fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan

dengan perilaku manusia baik skala individual ataupun skala kelompok maka

untuk memenuhi tuntutan tersebut aktivitas menghafal sangat diperlukan untuk

ketercapaian intelektual sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

Sebab tanpa menghafal peserta didik tidak akan mungkin dapat

memahami peristiwa, konsep generalisasi perilaku manusia baik secara individual

ataupun secara kelompok. Beberapa sumber akademik maupun sumber-sumber

populer telah sepakat bahwa kemampuan dalam mengingat merupakan hal yang

mendasar dalam efektifitas intelektual. Menghafal dan mengingat merupakan

aktifitas aktif yang cukup menantang. Aktivitas menghafal sebenarnya selalu

muncul sepanjang hidup kita di saat lahir dunia artefak dan kejadian-kejadian

yang baru telah tersaji di hadapan kita. Kita bertugas untuk

memisah-misahkannya dan mengingat elemen-elemen yang sudah lebih dulu di berikan

nama oleh orang lain atau yang lahir sebelum kita. Kita dituntut untuk

mempelajari kata-kata dan menghubungkannya dengan obyek, kejadian, tingkah

laku, dan kualitas yang dihadirkan.

Berdasarkan fakta yang telah tersaji di atas maka menghafal merupakan

aktivitas penting bagi peserta didik, saat mengkaji dimensi ruang (permukaan

bumi) contoh benua, maka peserta didik harus belajar nama-nama Negara,

fitur-fitur geografisnya, kejadian-kejadian penting dalam sejarahnya agar peserta didik

dapat mengambil pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini,

dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Guru memberikan informasi

kepada peserta didik tentang obyek-obyek yang baru sesuai dengan kurikulum

yang telah ditetapkan, dengan harapan agar peserta didik dapat memaknai

dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk kebutuhan serta peristiwa-peristiwa

(15)

3

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun pada kenyataannya peserta didik sangat sulit memaknai

dimensi-dimensi waktu, ruang dan peristiwa,di saat guru memberikan informasi tentang

materi yang di ajarkan kepada peserta didik terdapat sedikit siswa yang

mempunyai kemampuan menghafal yang efektif tetapi terdapat sebagian besar

siswa yang mempunyai kemampuan menghafal yang kurang efektif. Yang

mengakibatkan ketercapaian kurikulum pelajaran Pengetahuan Sosial menjadi

rendah. Guru mencoba membangkitkan ingatan peserta didik tentang informasi

yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan metode menghafal

konvensional, namun peserta didik begitu mudah melupakan informasi yang telah

disampaikan. Peserta didik seakan menganggap informasi yang telah diberikan

guru sebagai hal yang remeh, yang tidak terlalu penting untuk diingat kembali,

terlebih jika peserta didik mempunyai anggapan bahwa pelajaran Pengetahuan

Sosial tidak masuk dalam Ujian Nasional.

Kesulitan dalam mengingat kembali informasi atau materi yang telah

disampaikan guru kepada peserta didik baik ilmu geografi, sejarah, ekonomi dan

sosial menjadi kendala kemajuan pendidikan terutama Pendidikan Sosial.

sehingga rendahnya mengingat materi yang telah diajarkan dapat mengakibatkan

rendahnya intelektual yang akan menghasilkan peserta didik kurang mampu

dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial

sehingga peserta didik tidak mampu merefleksikannya dalam kehidupan

masyarakat, bangsa dan Negara. Kesulitan dalam menghafal materi yang telah

diberikan guru kepada peserta didik menjadikan rendahnya prestasi peserta didik,

maka sebagai guru yang professional hendaknya mencermati apa yang terjadi

pada peserta didiknya, dan mencari solusi yang efektif agar peserta didik dapat

mencapai standar yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

Mata pelajaran IPS cenderung menelusuri kronologis suatu peristiwa

dimana tidak melibatkan afeksi siswa. Hal ini mengakibatkan pelajaran IPS

mendapat penerimaan yang kurang disukai, hanya dianggap sebagai pelajaran

pelengkap, bahkan yang lebih parah lagi pelajaran IPS diberikan secara tumpang

tindih dan diulang-ulang serta masih terpisahnya pembelajaran IPS antara disiplin

(16)

4

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan kedua terletak pada aspek metode pengajarannya. Bireun (2002,

hlm.14) masih memandang metode pengajaran konvensional sebagai penyebab

pelajaran IPS menjadi objek keluhan siswa. Anhar Gonggong (dalam Bireun,

2002, hlm.15) menyebutkan bahwa selama ini pelajaran IPS diajarkan dalam

metodologi pengajaran yang kurang tepat seperti indoktrinasi dan banyak fakta

dan konsep dalam IPS tidak disampaikan secara baik oleh para guru. Metode

pengajaran yang monoton terlihat pada penekanan hafalan sebagai satu-satunya

cara yang paling dianggap efektif. Hafalan yang ada pada pelajaran IPS tampak

rumit, sebab siswa perlu menghafalkan nama-nama tokoh, tempat kejadian, serta

waktu kejadiannya dan konsep-konsep yang ada pada mata pelajaran IPS.

Metode pengajaran yang menjenuhkan tersebut menjadikan siswa tidak

memiliki intensitas perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah

kesulitan siswa untuk mengingat sederet peristiwa dan fakta yang harus diingat,

hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang

optimal. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya

menggunakan metode mnemonik Buzan (2002, hlm.56).

Pengetahuan dan pemahaman adalah tujuan pendidikan yang paling dasar.

Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan atau daya ingat seseorang Hasan

(1995, hlm.106). Dalam membahas mengenai pengajaran, pengetahuan dan

pemahaman untuk pendidikan ilmu pengetahuan sosial telah dikemukakan bahwa

hafalan dan pemahaman adalah hal yang sangat penting.

Pengetahuan yang paling awal adalah hafalan, tanpa hafalan tidak ada

yang diingat, mendengar kata ingatan, rasanya bukan kata yang asing atau baru

kita dengar. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktivitas yang kita lakukan

tidak terlepas dari program mengingat. Apabila dalam pembelajaran, rasanya

takkan ada pembelajaran tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses

pembelajaran sehingga apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus

dapat mengingat dengan baik dengan demikian tidak ada pemahaman dan proses

berfikir yang lebih tinggi.

Hafalan akan rnenjadi sangat baik apabila materi yang dihafalkan itu

(17)

5

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

struktur kognitif seseorang. Hanya dengan cara demikian materi hafalan dapat

tersimpan lebih lama. Untuk itulah pengajaran mnemonic dianggap sebagai

sesuatu .yang. perlu dimanfaatkan guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.

Metalui cara pengajaran yang demikian, fakta dan informasi yang dianggap

penting oleh guru dapat diingat siswa dengan baik melalui keterhubungan yang

dikembangkan dalam belajar. Ada bentuk keterhubungan yang dapat dipakai

untuk bersama di kelas tetapi siswa dapat saja mengembangkan sendiri bentuk

keterhubugan yang paling sesuai dengan dirinya Hasan (1995, hlm.186)

Teknik mnemonik adalah cara menghafal dengan menggunakan dua

prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi Buzan (2003, hlm.56). Imajinasi berarti

dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu

menghayati betul pelajaran IPS bahkan fakta yang perlu diingat, begitu juga

dengan asosiasi yang menghubungkan fakta yang hendak diingat dengan fakta

yang sudah dia kenal sebelumnya.

Hal ini kemudian diperkuat oleh Higbee (2003, hlm.41) yang menyatakan

bahwa kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang

digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode tersebut.

Teknik mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem

ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan

teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci.

Teknik ini cukup mudah untuk diaplikasikan. Tekniknya yang menantang

akan membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Teknik mnemonik bekerja

mengikuti cara kerja otak, sehingga memungkinkan akan mampu maksimal hasil

yang akan dicapai peserta didik dalam menguasai mata pelajaran IPS. Dengan

menggunakan Teknik mnemonik para siswa lebih antusias mengikuti pelajaran

hal ini dikarenakan dalam teknik ini siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan

untuk berimajinasi, dan berasosiasi Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal

(18)

6

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka peneliti

merumuskan masalah dengan tujuan memfokuskan masalah penelitian yaitu

sebagai berikut:

1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan guru dalam menerapkan

pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan

kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan

4 Bandung?

2. Bagaimana implementasi pembelajaran ketika guru menerapkan

pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan

kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan

4 Bandung?

3. Apakah kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran

IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan

menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung?

4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala dalam

menerapkan pembelajaran menggunakan teknik mnemonik dalam

pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan

kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung

5. Bagaimana efektifitas pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik

untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas

VII A SMP Pasundan 4 Bandung.

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran

di kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung. Tujuan penelitian ini terurai sebagai

(19)

7

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk

menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk

meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar ketika guru

menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk

meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

3. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dalam

pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk

meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.

4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan

pembelajaran menggunakan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS

untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif

5. Untuk mengetahui efektifitas penerapan teknik mnemonik dalam

pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa

dengan kreatif.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat Penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni :

1. Manfaat Teoritis

Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan dapat memiliki

manfaat secara teoritis. Penelitian ini dapat menambah pemahaman

terhadap penerapan teknik Mnemonik dalam pembelajaran IPS.

2. Manfaat Praktis

Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat

Bagi Siswa, Bagi Guru, dan Bagi Sekolah.

Bagi siswa yakni dengan penerapan teknik mnemonik dalam

pembelajaran IPS dapat mudah mengingat dan menghafal serta siswa

dapat lebih kreatif dalam mengembangkan ide-ide pemikiranya dan

dengan adanya teknik pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan

(20)

8

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan Bagi Guru penerapan teknik mnemonik dalam

meningkatkan pembelajaran IPS sebagai pertimbangan Guru dalam

pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah

yang lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih

teknik pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar dapat tercapai

maksimal.

Dan Bagi Sekolah, Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan

informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan pelayanan

terhadap pembelajarn IPS.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab Satu, yaitu pendahuluan. Bab I merupakan bagian awal dari

penulisan, dalam bab ini terbagi-bagi dlam beberapa sub bab seperti : latar

belakang masalah yang berisikan mengenai mengapa masalah yang diteliti itu

timbul dan apa yang menjadi alasan peneliti mengangkat masalah tersebut.

Selain latar belakang masalah, dalam penulisan ini terdapat pula rumusan

masalah dan pertanyaan penelitian. Hal ini dibuat agar penelitian menjadi

lebih terfokus. Sub bab selanjutnya adalah tujuan penelitian, tujuannya adalah

untuk menyajikan hal yang ingin dicapai setelah melaksanakan penelitian sub

bab yang berikutnya adalah manfaat penelitian, dalam sub bab ini penulis

menuliskan manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, dan struktur

organisasi skripsi

Bab Dua, merupakan kajian pustaka yang meliputi pembahasan dari judul

penelitian berdasarkan rujukan dari teori-teori yang relevan dengan permasalahan

dalam penelitian dan penelitian terdahulu

Bab Tiga, merupakan metode penelitian yang meliputi langkah-langkah

yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam bab ini berisi

lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen,

(21)

9

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab Empat, merupakan pembahasan masalah dan analisis data

berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan instrumen penelitian serta

keseluruhan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti yang merupakan jawaban

dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.

Bab Lima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil yang telah

dilakukan dan saran-saran atau rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dan bagi

pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan menguraikan sintesis dan

interpretasi dari hasil penenlitian dan pembahasan, sedangkan saran berupa

(22)

10

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

(23)

75

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMP Pasundan 4 Bandung

yang beralamat di Jl. Kebon Jati no 31 Kota Bandung. Pemilihan lokasi

tersebut berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh

informasi bahwa kemampuan dalam menghafal serta kreativitas siswa dalam

pembelajaran IPS masih sangat rendah.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru IPS SMP Pasundan

4 Bandung dan siswa kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung dengan

penerapan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS. Dasar pertimbangan

dipilihnya sekolah dan kelas tersebut sebagai lokasi serta subyek penelitian

ini, karean sekolah ini merupakan tempat pengujicobaan terhadap

pembelajaran yang dikembangkan, selain itu menurut pengamatan

berdasarkan observasi awal terlihat bahwa siswa kurang kreatif dan kurangnya

siswa dalam menghafal materi dalam pembelajaran IPS.

B. Jenis dan Desain Penelitian

Pendekatan penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian

yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai pedoman atau penuntun peneliti

pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2001). Penelitian ini menggunakan

pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang

berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai orientasinya, jenis

penelitian ini memiliki kelebihan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas

proses dan hasil belajar. Kemmis (1993) menyatakan bahwa penelitian tindakan

(24)

76

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

partisipan dalam kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan

rasionalitas dari:

1. Praktek-praktek soaial maupun pendidikan.

2. Pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut.

3. Situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran.

Susilo (2007) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ada

beberapa tujuan yang dapat dicapai antara lain:

1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di

kelas.

2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional pendidik kepada para

peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.

3. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses

pembelajaran secara reflektif.

4. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan

proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan

actual yang dihadapisehari-hari.

Sejalan dengan pendapat bogdan dan tylor, metode kualitatif menurut Moleong

(2005, hlm. 6) yaitu :

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain yang secara holistic dan dengancara deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks khusus yang alamiah dandengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Dari beberapa pendapat diatas bahwa alasan menggunakan pendekatan

kualitatif yakni berpijak dari realita dan peristiwa yang berlangsung dilapangan

yaitu peneliti menemukan bahwa masing kurangnya kreativitas, serta

kemampuan peserta didik dalam menghafal dan materi dalam Pembelajaran IPS.

Kaitannya dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti,

(25)

77

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilapangan, atau lebih tepatnya disekolah dan di kelas yang dijadikan lokasi atau

subyek penelitian. Penelitian tindakan (termasuk PTK) dilakukan dalam suatu

siklus (putaran) tertentu. Setiap siklus terdiri dari sejumlah langkah yang harus

dikerjakan peneliti. Ada beberapa model rancangan yang dikemukakan para

pakar. Pada kesempatan ini dikemukakan tiga model di antaranya, yaitu (1)

model Kurt Lewin, (2) model Kemmis & Taggart, dan (3) model John Elliot.

1. Rancangan Penelitian Tindakan model Kurt Lewin

Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian

dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin,

terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu:

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi

(reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai

berikut. ACTING

PLANNING OBSERVING

REFLECTING

(26)

78

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pada awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke

empat komponen tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus,

maka untuk selanjutnya masing-masing berperan secara berkesinambungan.

2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggar

Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan

lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang

prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah

dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus,

masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan

pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini

berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.

Dituangkan dalam bentuk gambar, rancangan Kemmis & McTaggart akan

tampak sebagai berikut:

Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart (Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16)

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Dst

(27)

79

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan.

Tahapan berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan. Hasil pengamatan kemudian di evaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila

hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum

memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana

untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang

dinginkan benar-benar tercapai.

3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott

Seperti halnya model Kemmis & Mc. Taggart, model John Elliott juga

merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba

menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan

peneliti. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang

tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian

diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika

dianggap perlu. Berikut ini adalah

Gambar. 3.3 model PTK versi John Elliott.

SIKLUS

I

Ide Awal

Temuan fakta dan Analisis

Implementasi langkah Tindakan Perencanaan

(28)

80

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II

III

Revisi Peren-canaan Umum

Implementasi Langkah Berikutnya Monitoring

Imple-mentasi dan efeknya

Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi

Perbaikan

Perencanaan Langkah Tindakan 1,2,3

Monitoring

Implementasi dan efeknya

Penjelasan Kegagalan dan

Revisi Ide Umum

Implementasi Langkah Berikutnya

Perbaikan Perencanaan Langkah 1,2,3

Monitoring

(29)

81

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dari model-model PTK yang telah diuraikan peneliti memilih satu model

penelitian tindakan kelas yaitu model kemmis dan MC Taggart. Penelitian ini akan

dimulai dengan studi pendahuluan atau tahap orientasi awal, temuan dari orientasi

awal, kemudian dijadikan bahan refleksi bersama antar peneliti dengan observer,

untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya (tindakan, observasi,

refleksi, dan penyusunan ulang) hingga tujuan penelitian tercapai.

Desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart Arikunto

(2010, hlm.16) yang terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan,

observasi, dan refleksi. Rencana tindakan dapat digambarkan pada gambar 3.4

Gambar 3.4 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart

(Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16) Penjelasan

kegagalan pelak. & efeknya

Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Siklus II

Pengamatan

Dst

(30)

82

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alasan peneliti memilih model kemmis dan taggart karena model ini hanya

membutuhkan satu kali tindakan pada setiap siklusnya. Langkah pertama yaitu

perencanaan, selanjutnya pelaksanaan, pengamatan, kemudian refleksi.

Menurut Sanjaya ( 2011, hlm. 57) model ini memiliki unsur-unsur sebagai berikut:

1. Adanya perencanaan, yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai.

Peneliti menyusun tindakan yang sesuai observasi awal, kemudian setelah

hasilnya diketahui bahwa penerapan teknik mnemonik siswa dalam aspek

menumbuhkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal

siswa kurang meningkat maka peneliti merencanakan pembelajaran yang

dapat menumbuhkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan

menghafal siswa.

2. Adanya tindakan itu sendiri, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti

sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaannya

peneliti pun dibantu oleh guru mitra yang berperan sebagai observer.

3. Observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) untuk

mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk

pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. Observasi juga dilakukan

untuk mengamati kegatan siswa selama penelitian berlangsung.

4. Refleksi, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis

hasil observasi, terutama untuk melihat berbaga kelemahan yang perlu

diperbaiki.

C. Definisi Operasional

Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari perbedaan dalam

penelitian ini, penulis kemukakan beberapa istilah sebagai berikut:

1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu

(31)

83

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan

Sumantri (2001, hlm. 89). Social Scence Education Council (SSEC) dan

National Council forSocial Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social

Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti

cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti:

geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi,

sosiologi, dan sebagainya.

2. Pengertian Teknik Mnemonik

Teknik mnemonic ada yang mengatakan “jembatan keledai” adalah

teknik yang sudah dikenal di jaman Yunani dan Romawi

kuno yaitu mnemonikos yang artinya mengingat sehingga teknik mnemonics

dapat membantu ingatan. Mnemonic digunakan pada tugas belajar yang

berbeda dan merupakan proses atau teknik mengembangkan memori.

Menurut Eric Jeansen (2002, hlm. 72) Mnemonic merupakan suatu

teknik untuk membantu mengingat dalam jumlah besar informasi yang

melibatkan tiga unsur yaitu :pengkodean, pemeliharaan, dan mengingat

kembali. Dengan menerapkan beberapa teknik mnemonic untuk mengingat

sesuatu informasi proses ingatan akan lebih mudah, karena mnemonic selalu

menggunakan prinsip asosiasi (penghubung) dengan sesuatu yang lain dan

dapat disimpulkan bahawa Mnemonic adalah teknik untuk memudahkan

mengingat sesuatu yang dilakukan dengan membuat rumusan atau ungkapan,

atau menghubungkan kata, ide, dan khayalan. Dengan kata lain mnemonic

berarti teknik untuk mendayagunakan daya ingat denganc ara-cara tertentu.

D. Prosedur Penelitian

1. Observasi Awal

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan

(32)

84

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian ini dilaksanakan tidak hanya dalam satu siklus saja, melainkan

beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan.

Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan

stusi kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi

dan mengangkat masalah dan ide yang tepat dalam kemampuan guru

mngmbangkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal

siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dengan

menggunakan teknik Mnemonik. Pada kegiatan ini guru sudah terlibat secara

aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.

Observsi awal dilakukan dengan pengamatan dan wawancara.

Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPS Ibu R. Sutini

Kartika, Amd. Pd (RSK) dan pengamatan dilakukan terhadap proses

pembelajaran, semuanya dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal

mengenai kondisi awal siswa dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan

selama proses pembelajaran IPS yang berlangsunng di kelas VII A SMP

Pasundan 4 Bandung.

2. Refleksi Awal

Berdasarkan hasil observasi awal, memunculkan permasalahan yang akan

ditindak lanjuti dengan memberikan tindakan yang menjawab permasalahan.

Tindakan yang dipilih merupakan tindakan yang akan memberikan dampak

positif terhadap permasalahan yang ada.

a. Persiapan Penelitian Tindakan kelas

Perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah-masalah yang

ditemukan selama tahap pendahuluan. Berdasarkan

permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan persiapan pelaksanaan penelitian pada

setiap siklus.

Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai inputinstrumental yang

(33)

85

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu dengan

menggunakan teknik mnemonik disesuaikan dengan SK/KD. Selain itu,

juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang beruapa:

1) Lembar kegitan siswa

2) Lembar pengamatan unjuk kerja (penerapan teknik Mnemonik)

3) Lembar Evaluasi

4) Kuisioner untuk mengukur keterlaksanaan penerapan teknik

mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS

5) Membuat soal-soal untuk mengukur kemampuan menghafal

siswa dalam pembelajaran IPS.

b. Siklus Pertama

1) Tahap Rencana Tindakan

Tahap rencana tindakan pada siklus I juga menyangkut rencana

penelitian.

Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

a) Mengadakan pertemuan, peneliti dan guru pengamat berdiskusi

tentang persiapan penelitian.

b) Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas.

c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi

Atmosfer yang diaplikasikan dengn teknik Mnemonik.

d) Menyusun lembar kegiatan siswa yang dapat memicu kreativitas

siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa.

Yang dimaksud disini adalah

(1) Siswa diminta untuk mencari kata-kata yang baru yang dapat

diaplikasikan kedalam materi atmosfer menggunakan teknik

mnemonik

(2) Setelah itu siswa diberikan soal untuk menjawab materi

(34)

86

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

materi tentang atmosfer dengan menggunakan teknik

mnemonik.

e) Menyusun lembar observasi tentang keterlaksanaan teknik

mnemonik dalam pembelajaran IPS

f) Menyusun soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam

menghafal setelah dilakukanya pembelajaran dengan

menggunakan teknik mnemonik.

g) Menyusun kuisioner

h) Menyusun lembar catatn lapangan.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah

disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan

perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan

tindakan. Pelaksanaan tindakan sejalan dengan proses belajar

mengajar dikelas.

Pada tahap ini siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk

merumuskan tema apa yang akan dipelajarinya. Guru melaksanakan

pembelajaran berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disusun

sebelumnya yaitu menggunakan teknik mnemonik. Adapun tahapanya

sebagai berikut:

a) Guru membimbing siswa untuk menerapkan teknik mnemonik

kedalam materi yang sedang dipelajari, guru sebelumnya

menyajikan contoh penerapan teknik mnemonik dan selanjutnya

siswa disuruh untuk membuat atau mengaplikasikan sendiri teknik

mnemonik tentunya dengan bimbingan guru.

b) Pertama belajar dengan mnemonik adalah menyediakan materi

atau bahan yang akan dipelajari menggunakan teknik menggaris

(35)

87

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c) Tahap kedua adalah membuat hubungan materi, dalam tahap ini

tujuanya agar materi lebih mudah untuk diingat dan

dikembangkan dengan menggunakan teknik membuat kata kunci,

kata ganti, atau hubungan kata, atau dengan dibuat lagu.

d) Guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil temuanya

didepan kelas dalam bentuk presentasi. Setiap individu

mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil

temuanya tersebut.

e) Tahap berikutnya adalah mempertajam ingatan, dalam hal ini

dapat menggunakan teknik yang dapat mempertajam ingatan,

misalnya dengan menggunakan kata-kata yang lucu dan

menggelikan atau melebih-lebihkan.

f) Tahap terakhir adalah latihan mengulang, yaitu mengulangi materi

sampai benar-benar dipahami dengan peserta didik diberikan

soal-soal untuk mengukur keberhasilan teknik mnemonik itu sendiri.

3) Tahap Pengamatan (observasi)

Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilaksanaan bersamaan

dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh

observer, dalam hal ini yaitu guru mitra. Observasi dilakukan dalam

upaya pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah data

deskriptif kualitatif.

4) Tahap refleksi

Hasil analisis data digunakan sebagai bahan refleksi yaitu

merupakan kegiatan analisis dan interpretasi terhadap semua

informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi

(36)

88

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik

mnemonik.

Hal positif (kelebihan) terus dilanjutkan pada siklus

selanjutnya. Observer sekaligus peneliti mencari solusi untuk

menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dan diterapkan pada

siklus berikutnya.

E. Instrumen Penelitian

Dalam Instumen ini peneliti mengumpulkan data agar dapat memudahkan

pekerjaannya dan hasilnya lebih baik, serta lebih cermat, lengkap, dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1. Lembar Pedoman Observasi

Observasi sebagai alat pengumpulan ini digunakan untuk mengukur tingkah

laku responden atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik

dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam

penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan

observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya

2. Catatan Lapangan

Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan

pada saat proses tindakan yang di laksanakan di kelas. Dengan menggunakan

catatan lapangan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan, juga

hasil yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung. Hasil catatan

lapangan tesebut pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan

diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti sebagai referensi tindak lanjut

yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada tindakan selanjutnya.

(37)

89

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lembar pedoman wawancara disusun dengan tujuan sebagai skenario untuk

melaksanakan wawancara agar lebih terarah. Lembar pedoman wawancara

ini berisikan pendapat perangkat pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh

peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara

melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan

oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap dan

tanggapan siswa terhadap teknik pembelajaran mnemonic yang diterapkan

oleh guru. Disamping itu juga pedoman wawancara ini untuk mendapatkan

tanggapan dari guru mengenai kendala-kendala yang di hadapi guru dalam

menerapkan model pembelajaran tersebut.

4. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam

penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi

di kelas pada waktu pembelajaran pada saat peneitian tindakan kelas ini

dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah tape

rekaman untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang

peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran

dan foto-foto selama proses pembelajaran.

5. Tes

Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur

kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi

pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memilki

dua kriteria yaitu validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan

memiliki tingkat validitas seandainnya dapat mengukur apa yang akan

hendak diukur.

Dilihat dari pelaksanan tes dibedakan menjadi tiga yaitu, tes lisan, tes

(38)

90

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tertulis adalah yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item

soal dengan tertulis. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa

lisan tes ini cocok untuk menilai kemampuan menalar siswa. Melalui bahasa

secara verbal guru dapat mengetahui secara mendalam pemahaman siswa

tentang sesuatu yang dievaluasiyang bukan hanya pemahaman secara

konsep. Sedangkan tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini

cocok mana kala guru ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan

seseorang mengenai sesuatu Sanjaya (2011 , hlm. 99)

Tes dilakukan untuk mengukur kemamuan seseorang. Tes merupakan

instrumen yang dilakukan ketika guru ingin mengetahui pengaruh tindakan

yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau pengaruh tindakan

yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau ketika guru ingin

mengrtahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap rata-rata hasil

belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kemampuan

menghafal siswa yang dinilai dari hasil belajar siswa.

Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa

dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis tes tertulis dan

tes lisan dengan bentuk soal essai. Tes yang diberikan kepada siswa-siswi

kelas VII A adalah materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Tes

tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi setelah

menggunakan teknik mnemonik sebagai model pembelajaran dalam proses

pembelajaran.

6. Angket atau kuisioner

Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian

pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban

(Depdikbud:1975). Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan

tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga (WS. Winkel, 1987). Angket

(39)

91

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

komunikasi dengan sumber data (I. Djumhur, 1985). Kuesioner atau angket

merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan

langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah

suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh

orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).Dari

beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu

alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang

diajukan kepadasubyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis.

Metode angket bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang

pembelajaran menggunakan teknik mnemonik sehubungan dengan aktivitas

siswa dengan indikator sebagai berikut:

a. Tanggapan siswa terhadap pelajaran IPS

b. Tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar IPS

c. Tanggapan siswa terhadap teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS

d. Tanggapan siswa terhadap materi dalam pembelajaran IPS

F. Teknik Pengolahan Data

Setelah tahap pengumpulan data selesai maka tahap berikutnya adalah

pengolahan data. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak

awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat observasi atau pengamatan

terhadap pembelajaran di kelas, peneliti dapat memahami situasi dan suasana

kelas, cara guru mengajar, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan

siswa lainnya. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan. Menurut Nana Sudjana dan

Ibrahim (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa analisis data kualitatif bisa disusun

dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Selanjutnya

adalah penyusunan dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada

langkah berikutnya sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data

(40)

92

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Validasi Data

Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan

obyektifitas data maka dilakukan validasi data. Adapun cara yang

digunakan dalam menvalidasi data kualitatif yang didapatkan di ataranya

sebagai berikut:

a. Audit Trail

Yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam model atau prosedur

yang dipakai pada saat penelitian dan dalam mengambil kesimpulan.

Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti

atau pengamat mitra peneliti lainnya.

b. Triangulasi

Triangulasi yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau

analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan

hasil ornag lain, mislnya dnegan mita peneliti lain yang hadir dan

menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi menurut Elliot dalam

Wiriaatmadja (2012, hlm.169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan

berdasarkan 3 sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang

siswa dan sudut pandang yang melakukan atau observasi/peneliti.

Proses triangulasi dilakukan untuk memerika kebenaran data

c. Member chek (pengecekan anggota)

Pengecekan anggota dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil

penelitian kepada sumber-sumber data ang telah memberikan data yaitu

(41)

93

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menanyakan kembali informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas

VII A dan Ibu RK pada waktu yang berbeda.

d. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu meminta nasihat dari pakar atau ahli, expert

opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen

pembimbing. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan

peneliti kepada Dr. Eded Tarmedi, MA selaku pembimbing I dan

kepada Drs. Asep Mulyadi, M Pd selaku pembiming II, untuk

memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi data dapat

dipertanggung jawabkan.

G. Analisis Data

1. Analisis Data Kualitatif

Analisis data dilakukan dalam suatu proses pelaksanaannya dimulai

sesudah meninggalkan lapangan, sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai

ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga

sesuai yang dikemukakan Nasution (1998, hlm.129) bahwa “dalam penelitian

kualitatif, analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.

Menurut Nasution (1998, hlm.129) langkah-langkah yang bisa diikuti dalam

menganalisis data kualitatif diantaranya sebagai berikut:

a. Kategorisasi dan Interpretasi

Semua data yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan fokus

penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah

dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti yaitu:

1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan

2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan sesuai siklus

(42)

94

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang

terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak

awal. Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum dipilih hal-hal yang

pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya

sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi

gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah

peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.

c. Display Data

Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit untuk dilihat

hubungan detailnya Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk

mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat

gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai

macam matrik, grafik, network dan charts.

d. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi

Sejak mula peneliti berusaha mencari makna data yang

dikumpulkannya. Untuk itu ia mencari pola, tema, hubungan persamaan,

hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang

diperoleh, sejak awal peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Kesipulan

ini mula-mula masih sangat kabur dan diragukan. Akan tetapi dengan

bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih “grounded “ jadi

kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung.

Ketiga macam kegiatan tersebut di atas saling berkaitan satu sama lain

selama penelitian berlangsung.

Setelah dilakukan analisis penelitian ini dianggap selesai dengan

meningkatnya hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik mnemonik

(43)

185

Dini Prastiya, 2014

Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi yang

diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang

telah dilaksanakan. Bab ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi,

dan refleksi pada siklus I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS dikelas VII A

SMP Pasundan 4 Bandung mengenai “Penerapan teknik mnemonik dalam

meningkatkan pembelajaran IPS”.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti maka diperoleh

beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:

1. Perencanaan dalam mengembangkan teknik mnemonik dalam

pembelajaran IPS untuk meningkatakan kemampuan menhafal siswa

dengan kreatif berada pada kategori baik. Usaha yang dilakukan guru

sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar

yang sudah berpengalaman, guru mitra juga dapat memberi masukan

kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP

yang memacu siswa untuk peningkatkan kreativitas dan kemampuan

dalam menghafal siswa terhadap pembelajaran IPS. Materi dalam

pembelajaran IPS di buat menggunakan teknik mnemonik yang dapat

memicu kreativitas siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal

siswa dengan efektif dan menyenangkan. Sebagai peneliti guru juga

mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa, dan soal

untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai salah satu indikator

ketercapaian teknik mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS,

catatan lapangan, format wawancara siswa dan studi dokumentasi.

2. Implementasi teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk

Gambar

Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kurt Lewin
Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart (Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16)
Gambar 3.4 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart

Referensi

Dokumen terkait

Pengujian pengaruh pada produk politik terhadap keputusan pemilih adalah negatif sebesar -0,0029 atau -0.29%, yang berarti produk politik atau kualitas produk politik di

Penerimaan daerah ini akan digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan

Sementara pada MCCB yang merupakan pemutus sirkit tegangan menengah maka Arus pengenal dari circuit breaker harus disesuaikan dengan besarnya arus beban yang dilewatkan oleh kabel,

Berdasarkan uraian di atas, untuk membuktikan daun sirsak dapat mengatasi efek samping gentamisin maka diperlukan pengujian efek ekstrak daun sirsak terhadap kadar kreatinin dan

Interoperability Experiment —An authorized Open Geospatial Consortium (OGC) activity managed and operated mostly by OGC member organizations under these Interoperability

Aplikasi Transaksi Penjualan dan Pembelian Besi Baja ini dapat dioperasikan pada windows 98 dan diatas nya seperti Windows 2000 Profesional, di mana sistem operasi tersebut

Hal ini sangat diperlukan untuk mengurangi atau meminimalisasi terjadinya kesalahan pada saat proses pendataan, pencarian data pelanggan dan lainnya, karena akan berakibat

Adapun manfaat praktis yang diharapkan sebagai dampak dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagi penulis, menambah wawasan dalam bidang penelitian