No. DAFTAR FPIPS : 4251/UN.40.2.7/PL/2014
PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA
DENGAN KREATIF
(Penelitian Tindakan Kelas Di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Disusun oleh:
Dini Prastiya
1001547
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
iii
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
A. Latar Belakang Masalah...
B. Rumusan Masalah...
C. Tujuan Penelitian...
D. Manfaat Penelitian...
E. Struktur Organisasi Skripsi...
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakekat Belajar dan Pembelajaran...
1. Konsep Belajar...
2. Teori-teori Belajar...
3. Prinsip-prinsip Belajar...
4. Faktor-faktor Pengaruh Belajar...
B. Konsep Pembelajaran...
C. Hakekat Hasil Belajar...
1. Manifestasi Perilaku Belajar...
2. Tipe Hasil Belajar...
D. Hakekat Teknik Mnemonik...
1. Pengertian Teknik Mnemonik...
2. Keunggulan Teknik Mnemonik...
3. Tujuan Teknik Mnemonik...
4. Tahapan Belajar Mnemonik...
iv
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Mnemonik dalam Pembelajarn IPS...
F. Pembelajaran PAKEM...
G. Kemampuan Menghafal...
1. Pengertian Kemampuan Menghafal...
2. Alasan Kemampuan Menghafal dalam IPS...
3. Manfaat Menghafal...
4. Struktur Pembelajaran Mnemonik...
H. Hakekat Pembelajaran IPS...
1. Pengertian IPS...
2. Sejarah Pertumbuhan IPS...
3. Fungsi dan Tujuan IPS SMP...
4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS...
5. Penilaian Mata Pelajaran IPS SMP...
I. Penelitian Terdahulu...
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian...
1. Lokasi Penelitian...
2. Subyek Penelitian...
B. Jenis dan Desain Penelitian...
C. Definisi Operasional...
1. Pengertian IPS...
2. Pengertian Teknik Mnemonik...
D. Prosedur Penelitian...
1. Observasi Awal...
2. Refleksi Awal...
E. Instrumen Penelitian...
1. Lembar Pedoman Observasi...
2. Catatan Lapangan...
3. Lembar Pedoman Wawancara...
v
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5. Tes...
6. Angket atau kuisioner...
F. Teknik Pengolahan Data...
1. Validasi Data...
G. Analisis Data...
1. Analisis Data Kualitatif...
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum lokasi dan Subyek Penelitian...
1. Sejarah Sekolah SMP Pasundan 4 Bandung...
2. Visi dan Misi Sekolah...
3. Keadaan Guru Dan Siswa...
4. Keadaan Fasilitas Belajar...
5. Subjek Penelitian...
6. Deskripsi Perencanaan dan Pelaksanaan Tindakan
Kelas ...
a. Observasi Awal pembelajaran...
b. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus I...
c. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus II...
d. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus III...
e. Deskripsi Penelitian Tindakan Kelas Siklus IV...
7. Hasil Kuisioner Pendapat Siswa...
8. Analisis Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas...
vi
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Fungsi tabel otak kanan dan otak kiri...
Tabel 4.1 Data Guru SMP Pasundan 4 Bandung...
Tabel 4.2 Kualifikasi Pendidkan Guru SMP Pasundan 4 Bandung...
Tabel 4.3 Jumlah siswa SMP Pasundan 4 Bandung...
Tabel 4.4 Penerapan Mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS
pada siklus 1...
Tabel. 4.5 kinerja guru pada siklus 1...
Tabel 4.6 Aplikasi mnemonik guru dalam materi atmosfer...
Tabel 4.7 Aplikasi mnemonik dibuat oleh siswa pada siklus I...
Tabel 4.8 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...
Tabel 4.9 Penerapan teknik mnemonik dalam meningkatan pembelajaran
IPS pada siklus II...
Tabel 4.10 kinerja guru pada siklus II...
Tabel 4.11 Aplikasi mnemonik guru dalam materi hidrosfer...
Tabel 4.12 Penerapan teknik mnemonik oleh siswa dalam materi hidrosfer.
Tabel 4.13 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...
Tabel 4.14 Penerapan Mnemonik pada siklus III...
Tabel. 4.15 kinerja guru pada siklus III...
Tabel 4.16 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...
Tabel 4.17 Penerapan Mnemonik pada siklus IV...
Tabel 4.18 kinerja guru pada siklus IV...
Tabel 4.19 Hasil Pengaplikasian Mnemonik yang dibuat oleh siswa pada
siklus IV...
Tabel 4.20 Hasil belajar siswa dalam kemampuan menghafal...
vii
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS...
Tabel 4.22 Hasil Penelitian penerapan teknik Mnemonik dari siklus I-IV...
Tabel 4.23 Hasil Belajar siswa setelah diterapkan teknik mnemonik pada
pembelajaran IPS dari siklus I-IV... 170
178
viii
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1 Gambar rancangan Rancangan Penelitian Tindakan Model
Kurt Lewin ...
Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart...
Gambar 3.3 Model PTK versi John Elliott...
Gambar 4.1 Diagram hasil belajar siswa dari siklus I, II, III, dan IV... 77
78
79
ix
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
i
ABSTRAK
PENERAPAN TEKNIK MNEMONIK DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHAFAL SISWA
DENGAN KREATIF
(PenelitianTindakan Kelas di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung)
Penelitian ini dilaterbelakangi oleh hasil observasi yang dilakukan di SMP Pasundan 4 Bandung, yaitu terutama dalam menghafal, menghafal adalah kegiatan yang cenderung kurang disenangi siswa, karena hal tersebut dapat membosankan, ini disebabkan karena kurangnya guru dalam menggunakan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan kreativitas siswa serta berbagai masalah lain dengan pembelajaran IPS khususnya dalam kemampuan menghafal, siswa kurang senang dengan kegiatan menghafal, karena bagi mereka menghafal adalah hal yang membosankan. Oleh sebab itu peneliti menggunakan model mnemonik Model mnemonik adalah teknik menghafalkan sesuatu dengan "bantuan". Bantuan tersebut bisa berupa singkatan, pengandaian dengan benda, atau "linking" (mengingat sesuatu berdasarkan hubungan dengan suatu hal lain), sehingga dapat membantu siswa dalam penghafalan materi pelajaran IPS dan juga dapat menumbuhkan kreativitas siswa dalam pembelajaran IPS. Teknik tersebut diuji dengan lagu yang didalamnya terdapat materipelajaran, berupa rangkaian cerita yang terdapat kata kunci berdasarkan materi atau bahkan berupa gambar yang dapat membangkitkan memori anak dan kreativitas anak terhadap materi tertentu.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perencenaan, implementasi, hambatan dan solusi serta hasil peningkatan pembelajaran IPS dengan menggunakan teknik mnemonik. Penelitian menggunakan metode penelitian Kemmis dan MC Taggart. Subyek penelitian adalah siswa kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung. Data diperoleh dengan menggunakan metode pengamatan langsung, wawancara dan dokumentasi. Instrumen yang digunakan adalah Lembar observasi aktivitas belajar siswa dengan model mnemonik, pedoman wawancara dan dokumentasi, angket, catatan harian, tes. Sumber data diperoleh dari guru dan siswa.
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ii
ABSTRAC
APPLICATION OF MNEMONIC TECHNIQUES IN SOCIAL STUDIES LEARNING TO IMPROVE STUDENTS ABILITY TO MEMORIZE THE
CREATIVE
The background of this research by observation made in class VII A pasundan 4 junior high school Bandung, namely the lack of enthusiasm of students to social studies, is due to a lack of teachers in the use of learning models that can foster student’s creativity as well as a variety of other problem with social studies learning, especially in the ability to memorize, students are less happy in activity due therefore, the researchers used a model mnemonics. So as to help the students is memorizing the material and also can foster student’s creativity in learning social studies. The technique is tasted with a song in wich there are material or even image that can evoke memory of the child and the child’s creativity to a particcular material.
The formulation of the problem in this study is how the planning, implementation, barriers, and solutions, and the resolting increase in learning social this study uses research Kemmis and MC. Taggart. The subjects were junior high school students in grade VII A Pasundan 4 Bandung. Data obtained by using the method of observation sheet model of student learning activities with memonics, interview guides, questionnaires and documentation, daily exercise, sources of data this student and teacher.
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dari hasil observasi dan wawancara pra penelitian di kelas VII A SMP
Pasundan 4 Bandung, terekam bahwa peserta didik mengeluhkan mata pelajaran
IPS yang mereka dapat selama ini. Mata pelajaran IPS hanya dianggap sebatas
dongeng. Guru sebagai pendongeng dan peserta didik menyimak, begitu
seterusnya. Kenyataan di atas menjadikan mata pelajaran IPS sebagai mata
pelajaran yang kurang diminati.
Ada dua hal yang membuat mata pelajaran IPS tidak diminati oleh peserta
didik yaitu pada materi dan metode pengajarannya. Pelajaran IPS sering disajikan
hanya dalam rangkaian angka, tahun, pelaku, tempat kejadian dan tidak
mengherankan bila pelajaran IPS dianggap membosankan (Widiastono, 2003).
Problematika di atas, pendidik dituntut untuk lebih kreatif seiring dengan
dinamika perkembangan IPS itu sendiri. Hal yang menjadi penyebab eksternal
serta yang melatarbelakangi rendahnya kualitas nilai mata pelajaran IPS adalah
kesulitan siswa untuk menghapalkan sederet peristiwa dan fakta. Kesulitan yang
dihadapi oleh peserta didik ini hendaknya disadari sejak awal.
Dalam pembelajaran IPS peserta didik dituntut untuk memahami
seperangkat fakta, peristiwa, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan
perilaku dan tindakan manusia untuk membangun dirinya, masyarakatnya,
bangsanya, dan lingkungannya berdasarkan pada pengalaman masa lalunya yang
dapat dimaknai untuk masa kini,dan diantisipasi untuk masa yang akan datang.
Maka tujuan dari pembelajaran Pengetahuan Sosial adalah agar pesertadidik
mampu mengembangkan pengetahuan dasar kesosiologian, keekonomian,
kesejahteraan dan kewarganegaraan.
Mengembangkan kemampuan berfikir pemecahan masalah, keterampilan
sosial. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai kemanusiaan.
Meningkatkan kemampuan kompetensi dan bekerjasama dalam masyarakat yang
2
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan generalisasi yang terdapat dalam Pengetahuan Sosial berfungsi untuk
mengembangkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan sosial dan
kewarganegaraan peserta didik agar dapat direfleksikan dalam kehidupan
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia. Peserta didik dituntut untuk
mengetahui tentang fakta, peristiwa konsep dan generalisasi yang berkaitan
dengan perilaku manusia baik skala individual ataupun skala kelompok maka
untuk memenuhi tuntutan tersebut aktivitas menghafal sangat diperlukan untuk
ketercapaian intelektual sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Sebab tanpa menghafal peserta didik tidak akan mungkin dapat
memahami peristiwa, konsep generalisasi perilaku manusia baik secara individual
ataupun secara kelompok. Beberapa sumber akademik maupun sumber-sumber
populer telah sepakat bahwa kemampuan dalam mengingat merupakan hal yang
mendasar dalam efektifitas intelektual. Menghafal dan mengingat merupakan
aktifitas aktif yang cukup menantang. Aktivitas menghafal sebenarnya selalu
muncul sepanjang hidup kita di saat lahir dunia artefak dan kejadian-kejadian
yang baru telah tersaji di hadapan kita. Kita bertugas untuk
memisah-misahkannya dan mengingat elemen-elemen yang sudah lebih dulu di berikan
nama oleh orang lain atau yang lahir sebelum kita. Kita dituntut untuk
mempelajari kata-kata dan menghubungkannya dengan obyek, kejadian, tingkah
laku, dan kualitas yang dihadirkan.
Berdasarkan fakta yang telah tersaji di atas maka menghafal merupakan
aktivitas penting bagi peserta didik, saat mengkaji dimensi ruang (permukaan
bumi) contoh benua, maka peserta didik harus belajar nama-nama Negara,
fitur-fitur geografisnya, kejadian-kejadian penting dalam sejarahnya agar peserta didik
dapat mengambil pengalaman masa lalu yang dapat dimaknai untuk masa kini,
dan diantisipasi untuk masa yang akan datang. Guru memberikan informasi
kepada peserta didik tentang obyek-obyek yang baru sesuai dengan kurikulum
yang telah ditetapkan, dengan harapan agar peserta didik dapat memaknai
dimensi ruang, waktu dan berbagai bentuk kebutuhan serta peristiwa-peristiwa
3
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Namun pada kenyataannya peserta didik sangat sulit memaknai
dimensi-dimensi waktu, ruang dan peristiwa,di saat guru memberikan informasi tentang
materi yang di ajarkan kepada peserta didik terdapat sedikit siswa yang
mempunyai kemampuan menghafal yang efektif tetapi terdapat sebagian besar
siswa yang mempunyai kemampuan menghafal yang kurang efektif. Yang
mengakibatkan ketercapaian kurikulum pelajaran Pengetahuan Sosial menjadi
rendah. Guru mencoba membangkitkan ingatan peserta didik tentang informasi
yang telah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dengan metode menghafal
konvensional, namun peserta didik begitu mudah melupakan informasi yang telah
disampaikan. Peserta didik seakan menganggap informasi yang telah diberikan
guru sebagai hal yang remeh, yang tidak terlalu penting untuk diingat kembali,
terlebih jika peserta didik mempunyai anggapan bahwa pelajaran Pengetahuan
Sosial tidak masuk dalam Ujian Nasional.
Kesulitan dalam mengingat kembali informasi atau materi yang telah
disampaikan guru kepada peserta didik baik ilmu geografi, sejarah, ekonomi dan
sosial menjadi kendala kemajuan pendidikan terutama Pendidikan Sosial.
sehingga rendahnya mengingat materi yang telah diajarkan dapat mengakibatkan
rendahnya intelektual yang akan menghasilkan peserta didik kurang mampu
dalam mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan sosial
sehingga peserta didik tidak mampu merefleksikannya dalam kehidupan
masyarakat, bangsa dan Negara. Kesulitan dalam menghafal materi yang telah
diberikan guru kepada peserta didik menjadikan rendahnya prestasi peserta didik,
maka sebagai guru yang professional hendaknya mencermati apa yang terjadi
pada peserta didiknya, dan mencari solusi yang efektif agar peserta didik dapat
mencapai standar yang telah ditetapkan dalam kurikulum.
Mata pelajaran IPS cenderung menelusuri kronologis suatu peristiwa
dimana tidak melibatkan afeksi siswa. Hal ini mengakibatkan pelajaran IPS
mendapat penerimaan yang kurang disukai, hanya dianggap sebagai pelajaran
pelengkap, bahkan yang lebih parah lagi pelajaran IPS diberikan secara tumpang
tindih dan diulang-ulang serta masih terpisahnya pembelajaran IPS antara disiplin
4
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alasan kedua terletak pada aspek metode pengajarannya. Bireun (2002,
hlm.14) masih memandang metode pengajaran konvensional sebagai penyebab
pelajaran IPS menjadi objek keluhan siswa. Anhar Gonggong (dalam Bireun,
2002, hlm.15) menyebutkan bahwa selama ini pelajaran IPS diajarkan dalam
metodologi pengajaran yang kurang tepat seperti indoktrinasi dan banyak fakta
dan konsep dalam IPS tidak disampaikan secara baik oleh para guru. Metode
pengajaran yang monoton terlihat pada penekanan hafalan sebagai satu-satunya
cara yang paling dianggap efektif. Hafalan yang ada pada pelajaran IPS tampak
rumit, sebab siswa perlu menghafalkan nama-nama tokoh, tempat kejadian, serta
waktu kejadiannya dan konsep-konsep yang ada pada mata pelajaran IPS.
Metode pengajaran yang menjenuhkan tersebut menjadikan siswa tidak
memiliki intensitas perhatian yang optimal. Penyebab inti dari itu semua adalah
kesulitan siswa untuk mengingat sederet peristiwa dan fakta yang harus diingat,
hal inilah yang membuat siswa menjadi sulit untuk mendapatkan nilai yang
optimal. Upaya untuk menyelesaikan permasalahan tersebut salah satunya
menggunakan metode mnemonik Buzan (2002, hlm.56).
Pengetahuan dan pemahaman adalah tujuan pendidikan yang paling dasar.
Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan atau daya ingat seseorang Hasan
(1995, hlm.106). Dalam membahas mengenai pengajaran, pengetahuan dan
pemahaman untuk pendidikan ilmu pengetahuan sosial telah dikemukakan bahwa
hafalan dan pemahaman adalah hal yang sangat penting.
Pengetahuan yang paling awal adalah hafalan, tanpa hafalan tidak ada
yang diingat, mendengar kata ingatan, rasanya bukan kata yang asing atau baru
kita dengar. Dalam kehidupan sehari-hari berbagai aktivitas yang kita lakukan
tidak terlepas dari program mengingat. Apabila dalam pembelajaran, rasanya
takkan ada pembelajaran tanpa ingatan. Begitu pentingnya ingatan dalam proses
pembelajaran sehingga apabila kita ingin berhasil dalam pembelajaran kita harus
dapat mengingat dengan baik dengan demikian tidak ada pemahaman dan proses
berfikir yang lebih tinggi.
Hafalan akan rnenjadi sangat baik apabila materi yang dihafalkan itu
5
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
struktur kognitif seseorang. Hanya dengan cara demikian materi hafalan dapat
tersimpan lebih lama. Untuk itulah pengajaran mnemonic dianggap sebagai
sesuatu .yang. perlu dimanfaatkan guru Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Metalui cara pengajaran yang demikian, fakta dan informasi yang dianggap
penting oleh guru dapat diingat siswa dengan baik melalui keterhubungan yang
dikembangkan dalam belajar. Ada bentuk keterhubungan yang dapat dipakai
untuk bersama di kelas tetapi siswa dapat saja mengembangkan sendiri bentuk
keterhubugan yang paling sesuai dengan dirinya Hasan (1995, hlm.186)
Teknik mnemonik adalah cara menghafal dengan menggunakan dua
prinsip utama, yaitu imajinasi dan asosiasi Buzan (2003, hlm.56). Imajinasi berarti
dalam proses pengajaran perlu dieksplorasi daya imajinatifnya supaya mampu
menghayati betul pelajaran IPS bahkan fakta yang perlu diingat, begitu juga
dengan asosiasi yang menghubungkan fakta yang hendak diingat dengan fakta
yang sudah dia kenal sebelumnya.
Hal ini kemudian diperkuat oleh Higbee (2003, hlm.41) yang menyatakan
bahwa kemampuan untuk mengingat sesungguhnya tergantung pada metode yang
digunakan, serta bagaimana latihan yang dilakukan dengan metode tersebut.
Teknik mnemonik memiliki teknik yang bervariasi untuk menyelesaikan problem
ingatan seperti untuk mengingat barang-barang yang banyak bisa digunakan
teknik pancang, untuk menghapal pidato bisa dibantu dengan teknik loci.
Teknik ini cukup mudah untuk diaplikasikan. Tekniknya yang menantang
akan membuat peserta didik tertarik untuk belajar. Teknik mnemonik bekerja
mengikuti cara kerja otak, sehingga memungkinkan akan mampu maksimal hasil
yang akan dicapai peserta didik dalam menguasai mata pelajaran IPS. Dengan
menggunakan Teknik mnemonik para siswa lebih antusias mengikuti pelajaran
hal ini dikarenakan dalam teknik ini siswa mendapatkan lebih banyak kesempatan
untuk berimajinasi, dan berasosiasi Oleh karena itu berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajaran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal
6
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah dipaparkan maka peneliti
merumuskan masalah dengan tujuan memfokuskan masalah penelitian yaitu
sebagai berikut:
1. Bagaimana perencanaan yang dilakukan guru dalam menerapkan
pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan
kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan
4 Bandung?
2. Bagaimana implementasi pembelajaran ketika guru menerapkan
pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan
kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan
4 Bandung?
3. Apakah kendala yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran
IPS menggunakan teknik mnemonik untuk meningkatkan kemampuan
menghafal siswa dengan kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengatasi kendala dalam
menerapkan pembelajaran menggunakan teknik mnemonik dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan
kreatif di Kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung
5. Bagaimana efektifitas pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik
untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif di Kelas
VII A SMP Pasundan 4 Bandung.
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah dalam proses pembelajaran
di kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung. Tujuan penelitian ini terurai sebagai
7
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Untuk mengetahui perencanaan yang dilakukan oleh seorang guru untuk
menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk
meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.
2. Untuk mengetahui pelaksanaan proses belajar mengajar ketika guru
menerapkan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk
meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.
3. Untuk mengetahui apa yang menjadi faktor penghambat dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan teknik mnemonik untuk
meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif.
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan
pembelajaran menggunakan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS
untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa dengan kreatif
5. Untuk mengetahui efektifitas penerapan teknik mnemonik dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatkan kemampuan menghafal siswa
dengan kreatif.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat Penelitian ini terbagi menjadi dua, yakni :
1. Manfaat Teoritis
Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan dapat memiliki
manfaat secara teoritis. Penelitian ini dapat menambah pemahaman
terhadap penerapan teknik Mnemonik dalam pembelajaran IPS.
2. Manfaat Praktis
Dengan dilakukanya penelitian ini diharapkan memberikan manfaat
Bagi Siswa, Bagi Guru, dan Bagi Sekolah.
Bagi siswa yakni dengan penerapan teknik mnemonik dalam
pembelajaran IPS dapat mudah mengingat dan menghafal serta siswa
dapat lebih kreatif dalam mengembangkan ide-ide pemikiranya dan
dengan adanya teknik pembelajaran yang baik maka dapat mewujudkan
8
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan Bagi Guru penerapan teknik mnemonik dalam
meningkatkan pembelajaran IPS sebagai pertimbangan Guru dalam
pelaksanaan pembelajaran dalam menggunakan strategi belajar di sekolah
yang lebih efektif dan sebagai bahan masukan agar guru dapat memilih
teknik pembelajaran yang tepat sehingga hasil belajar dapat tercapai
maksimal.
Dan Bagi Sekolah, Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan
informasi meningkatkan mutu pendidikan sehubungan dengan pelayanan
terhadap pembelajarn IPS.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab Satu, yaitu pendahuluan. Bab I merupakan bagian awal dari
penulisan, dalam bab ini terbagi-bagi dlam beberapa sub bab seperti : latar
belakang masalah yang berisikan mengenai mengapa masalah yang diteliti itu
timbul dan apa yang menjadi alasan peneliti mengangkat masalah tersebut.
Selain latar belakang masalah, dalam penulisan ini terdapat pula rumusan
masalah dan pertanyaan penelitian. Hal ini dibuat agar penelitian menjadi
lebih terfokus. Sub bab selanjutnya adalah tujuan penelitian, tujuannya adalah
untuk menyajikan hal yang ingin dicapai setelah melaksanakan penelitian sub
bab yang berikutnya adalah manfaat penelitian, dalam sub bab ini penulis
menuliskan manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis, dan struktur
organisasi skripsi
Bab Dua, merupakan kajian pustaka yang meliputi pembahasan dari judul
penelitian berdasarkan rujukan dari teori-teori yang relevan dengan permasalahan
dalam penelitian dan penelitian terdahulu
Bab Tiga, merupakan metode penelitian yang meliputi langkah-langkah
yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitiannya. Dalam bab ini berisi
lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian, instrumen,
9
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Bab Empat, merupakan pembahasan masalah dan analisis data
berdasarkan hasil penelitian dari keseluruhan instrumen penelitian serta
keseluruhan tindakan yang telah dilakukan oleh peneliti yang merupakan jawaban
dari pertanyaan yang ada dalam rumusan masalah.
Bab Lima, merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan hasil yang telah
dilakukan dan saran-saran atau rekomendasi bagi pihak-pihak terkait dan bagi
pengembangan penelitian selanjutnya. Kesimpulan menguraikan sintesis dan
interpretasi dari hasil penenlitian dan pembahasan, sedangkan saran berupa
10
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
75
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subyek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini bertempat di SMP Pasundan 4 Bandung
yang beralamat di Jl. Kebon Jati no 31 Kota Bandung. Pemilihan lokasi
tersebut berdasarkan pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti diperoleh
informasi bahwa kemampuan dalam menghafal serta kreativitas siswa dalam
pembelajaran IPS masih sangat rendah.
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah Guru IPS SMP Pasundan
4 Bandung dan siswa kelas VII A SMP Pasundan 4 Bandung dengan
penerapan teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS. Dasar pertimbangan
dipilihnya sekolah dan kelas tersebut sebagai lokasi serta subyek penelitian
ini, karean sekolah ini merupakan tempat pengujicobaan terhadap
pembelajaran yang dikembangkan, selain itu menurut pengamatan
berdasarkan observasi awal terlihat bahwa siswa kurang kreatif dan kurangnya
siswa dalam menghafal materi dalam pembelajaran IPS.
B. Jenis dan Desain Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang telah ditetapkan dan digunakan sebagai pedoman atau penuntun peneliti
pada seluruh proses penelitian (Nursalam, 2001). Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang
berorientasi pada peningkatan kualitas pembelajaran. Sesuai orientasinya, jenis
penelitian ini memiliki kelebihan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
proses dan hasil belajar. Kemmis (1993) menyatakan bahwa penelitian tindakan
76
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
partisipan dalam kependidikan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan
rasionalitas dari:
1. Praktek-praktek soaial maupun pendidikan.
2. Pemahaman terhadap praktek-praktek tersebut.
3. Situasi pelaksanaan praktek-praktek pembelajaran.
Susilo (2007) menyatakan bahwa penelitian tindakan kelas ada
beberapa tujuan yang dapat dicapai antara lain:
1. Untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran di
kelas.
2. Perbaikan dan peningkatan pelayanan professional pendidik kepada para
peserta didik dalam konteks pembelajaran di kelas.
3. Mendapatkan pengalaman tentang ketrampilan praktek dalam proses
pembelajaran secara reflektif.
4. Pengembangan kemampuan dan ketrampilan guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran di kelas dalam rangka mengatasi permasalahan
actual yang dihadapisehari-hari.
Sejalan dengan pendapat bogdan dan tylor, metode kualitatif menurut Moleong
(2005, hlm. 6) yaitu :
Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain yang secara holistic dan dengancara deskripsi dalam bentuk kata-kata pada suatu konteks khusus yang alamiah dandengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.
Dari beberapa pendapat diatas bahwa alasan menggunakan pendekatan
kualitatif yakni berpijak dari realita dan peristiwa yang berlangsung dilapangan
yaitu peneliti menemukan bahwa masing kurangnya kreativitas, serta
kemampuan peserta didik dalam menghafal dan materi dalam Pembelajaran IPS.
Kaitannya dengan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan oleh peneliti,
77
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dilapangan, atau lebih tepatnya disekolah dan di kelas yang dijadikan lokasi atau
subyek penelitian. Penelitian tindakan (termasuk PTK) dilakukan dalam suatu
siklus (putaran) tertentu. Setiap siklus terdiri dari sejumlah langkah yang harus
dikerjakan peneliti. Ada beberapa model rancangan yang dikemukakan para
pakar. Pada kesempatan ini dikemukakan tiga model di antaranya, yaitu (1)
model Kurt Lewin, (2) model Kemmis & Taggart, dan (3) model John Elliot.
1. Rancangan Penelitian Tindakan model Kurt Lewin
Rancangan model Kurt Lewin merupakan model dasar yang kemudian
dikembangkan oleh ahli-ahli lain. Penelitian tindakan, menurut Kurt Lewin,
terdiri dari empat komponen kegiatan yang dipandang sebagai satu siklus, yaitu:
perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Digambarkan dalam sebuah bagan, model ini tampak sebagai
berikut. ACTING
PLANNING OBSERVING
REFLECTING
78
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pada awalnya proses penelitian dimulai dari perencanaan, namun karena ke
empat komponen tersebut berfungsi dalam suatu kegiatan yang berupa siklus,
maka untuk selanjutnya masing-masing berperan secara berkesinambungan.
2. Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & McTaggar
Model yang dikemukakan Kemmis & Taggart merupakan pengembangan
lebih lanjut dari model Kurt Lewin. Secara mendasar tidak ada perbedaan yang
prinsip antara keduanya. Model ini banyak dipakai karena sederhana dan mudah
dipahami. Rancangan Kemmis & Taggart dapat mencakup sejumlah siklus,
masing-masing terdiri dari tahap-tahap: perencanaan (plan), pelaksanaan dan
pengamatan (act & observe), dan refleksi (reflect). Tahapan-tahapan ini
berlangsung secara berulang-ulang, sampai tujuan penelitian tercapai.
Dituangkan dalam bentuk gambar, rancangan Kemmis & McTaggart akan
tampak sebagai berikut:
Gambar 3.2 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart (Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16)
Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS I
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Dst
79
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah pertama pada setiap siklus adalah penyusunan rencana tindakan.
Tahapan berikutnya pelaksanaan dan sekaligus pengamatan terhadap pelaksanaan
tindakan. Hasil pengamatan kemudian di evaluasi dalam bentuk refleksi. Apabila
hasil refleksi siklus pertama menunjukkan bahwa pelaksanaan tindakan belum
memberikan hasil sebagaimana diharapkan, maka berikutnya disusun lagi rencana
untuk dilaksanakan pada siklus kedua. Demikian seterusnya sampai hasil yang
dinginkan benar-benar tercapai.
3. Rancangan Penelitian Tindakan Model John Elliott
Seperti halnya model Kemmis & Mc. Taggart, model John Elliott juga
merupakan pengembangan lebih lanjut dari model Lewin. Elliott mencoba
menggambarkan secara lebih rinci langkah demi langkah yang harus dilakukan
peneliti. Ide dasarnya sama, dimulai dari penemuan masalah kemudian dirancang
tindakan tertentu yang dianggap mampu memecahkan masalah tersebut, kemudian
diimplementasikan, dimonitor, dan selanjutnya dilakukan tindakan berikutnya jika
dianggap perlu. Berikut ini adalah
Gambar. 3.3 model PTK versi John Elliott.
SIKLUS
I
Ide Awal
Temuan fakta dan Analisis
Implementasi langkah Tindakan Perencanaan
80
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu II
III
Revisi Peren-canaan Umum
Implementasi Langkah Berikutnya Monitoring
Imple-mentasi dan efeknya
Penjelasan Kegagalan tentang Implementasi
Perbaikan
Perencanaan Langkah Tindakan 1,2,3
Monitoring
Implementasi dan efeknya
Penjelasan Kegagalan dan
Revisi Ide Umum
Implementasi Langkah Berikutnya
Perbaikan Perencanaan Langkah 1,2,3
Monitoring
81
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Dari model-model PTK yang telah diuraikan peneliti memilih satu model
penelitian tindakan kelas yaitu model kemmis dan MC Taggart. Penelitian ini akan
dimulai dengan studi pendahuluan atau tahap orientasi awal, temuan dari orientasi
awal, kemudian dijadikan bahan refleksi bersama antar peneliti dengan observer,
untuk menentukan langkah-langkah kegiatan selanjutnya (tindakan, observasi,
refleksi, dan penyusunan ulang) hingga tujuan penelitian tercapai.
Desain penelitian mengacu pada model Kemmis dan MC Taggart Arikunto
(2010, hlm.16) yang terdiri atas 4 komponen, yaitu perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi. Rencana tindakan dapat digambarkan pada gambar 3.4
Gambar 3.4 Langkah-Langkah PTK Model Kemmis dan Taggart
(Sumber: Arikunto, 2010, hlm.16) Penjelasan
kegagalan pelak. & efeknya
Pelaksanaan Pelaksanaan Perencanaan
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS I
Perencanaan
Siklus II
Pengamatan
Dst
82
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Alasan peneliti memilih model kemmis dan taggart karena model ini hanya
membutuhkan satu kali tindakan pada setiap siklusnya. Langkah pertama yaitu
perencanaan, selanjutnya pelaksanaan, pengamatan, kemudian refleksi.
Menurut Sanjaya ( 2011, hlm. 57) model ini memiliki unsur-unsur sebagai berikut:
1. Adanya perencanaan, yakni kegiatan yang disusun sebelum tindakan dimulai.
Peneliti menyusun tindakan yang sesuai observasi awal, kemudian setelah
hasilnya diketahui bahwa penerapan teknik mnemonik siswa dalam aspek
menumbuhkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal
siswa kurang meningkat maka peneliti merencanakan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan
menghafal siswa.
2. Adanya tindakan itu sendiri, yakni perlakuan yang dilaksanakan oleh peneliti
sesuai dengan perencanaan yang disusun sebelumnya. Dalam pelaksanaannya
peneliti pun dibantu oleh guru mitra yang berperan sebagai observer.
3. Observasi, yakni kegiatan yang dilakukan oleh pengamat (observer) untuk
mengumpulkan informasi tentang tindakan yang dilakukan peneliti termasuk
pengaruh yang ditimbulkan oleh perlakuan guru. Observasi juga dilakukan
untuk mengamati kegatan siswa selama penelitian berlangsung.
4. Refleksi, yakni kegiatan yang dilakukan untuk mengkaji dan menganalisis
hasil observasi, terutama untuk melihat berbaga kelemahan yang perlu
diperbaiki.
C. Definisi Operasional
Untuk memperoleh kesamaan pandangan dan menghindari perbedaan dalam
penelitian ini, penulis kemukakan beberapa istilah sebagai berikut:
1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu
83
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan
Sumantri (2001, hlm. 89). Social Scence Education Council (SSEC) dan
National Council forSocial Studies (NCSS), menyebut IPS sebagai “Social
Science Education” dan “Social Studies”. Dengan kata lain, IPS mengikuti
cara pandang yang bersifat terpadu dari sejumlah mata pelajaran seperti:
geografi, ekonomi, ilmu politik, ilmu hukum, sejarah, antropologi, psikologi,
sosiologi, dan sebagainya.
2. Pengertian Teknik Mnemonik
Teknik mnemonic ada yang mengatakan “jembatan keledai” adalah
teknik yang sudah dikenal di jaman Yunani dan Romawi
kuno yaitu mnemonikos yang artinya mengingat sehingga teknik mnemonics
dapat membantu ingatan. Mnemonic digunakan pada tugas belajar yang
berbeda dan merupakan proses atau teknik mengembangkan memori.
Menurut Eric Jeansen (2002, hlm. 72) Mnemonic merupakan suatu
teknik untuk membantu mengingat dalam jumlah besar informasi yang
melibatkan tiga unsur yaitu :pengkodean, pemeliharaan, dan mengingat
kembali. Dengan menerapkan beberapa teknik mnemonic untuk mengingat
sesuatu informasi proses ingatan akan lebih mudah, karena mnemonic selalu
menggunakan prinsip asosiasi (penghubung) dengan sesuatu yang lain dan
dapat disimpulkan bahawa Mnemonic adalah teknik untuk memudahkan
mengingat sesuatu yang dilakukan dengan membuat rumusan atau ungkapan,
atau menghubungkan kata, ide, dan khayalan. Dengan kata lain mnemonic
berarti teknik untuk mendayagunakan daya ingat denganc ara-cara tertentu.
D. Prosedur Penelitian
1. Observasi Awal
Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini mengembangkan
84
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Penelitian ini dilaksanakan tidak hanya dalam satu siklus saja, melainkan
beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diinginkan.
Sebelum tahap-tahap siklus dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan
stusi kelayakan penelitian pendahuluan (orientasi) untuk mengidentifikasi
dan mengangkat masalah dan ide yang tepat dalam kemampuan guru
mngmbangkan kreativitas siswa dan meningkatkan kemampuan menghafal
siswa pada mata pelajaran IPS di Sekolah Menengah Pertama dengan
menggunakan teknik Mnemonik. Pada kegiatan ini guru sudah terlibat secara
aktif dan intensif dalam rangkaian kegiatan penelitian.
Observsi awal dilakukan dengan pengamatan dan wawancara.
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran IPS Ibu R. Sutini
Kartika, Amd. Pd (RSK) dan pengamatan dilakukan terhadap proses
pembelajaran, semuanya dilakukan untuk mengumpulkan informasi awal
mengenai kondisi awal siswa dan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan
selama proses pembelajaran IPS yang berlangsunng di kelas VII A SMP
Pasundan 4 Bandung.
2. Refleksi Awal
Berdasarkan hasil observasi awal, memunculkan permasalahan yang akan
ditindak lanjuti dengan memberikan tindakan yang menjawab permasalahan.
Tindakan yang dipilih merupakan tindakan yang akan memberikan dampak
positif terhadap permasalahan yang ada.
a. Persiapan Penelitian Tindakan kelas
Perencanaan tindakan disusun berdasarkan masalah-masalah yang
ditemukan selama tahap pendahuluan. Berdasarkan
permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan persiapan pelaksanaan penelitian pada
setiap siklus.
Sebelum pelaksanaan PTK dibuat berbagai inputinstrumental yang
85
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dijadikan PTK, yaitu dengan
menggunakan teknik mnemonik disesuaikan dengan SK/KD. Selain itu,
juga akan dibuat perangkat pembelajaran yang beruapa:
1) Lembar kegitan siswa
2) Lembar pengamatan unjuk kerja (penerapan teknik Mnemonik)
3) Lembar Evaluasi
4) Kuisioner untuk mengukur keterlaksanaan penerapan teknik
mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS
5) Membuat soal-soal untuk mengukur kemampuan menghafal
siswa dalam pembelajaran IPS.
b. Siklus Pertama
1) Tahap Rencana Tindakan
Tahap rencana tindakan pada siklus I juga menyangkut rencana
penelitian.
Persiapan yang dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:
a) Mengadakan pertemuan, peneliti dan guru pengamat berdiskusi
tentang persiapan penelitian.
b) Menyusun jadwal penelitian tindakan kelas.
c) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi
Atmosfer yang diaplikasikan dengn teknik Mnemonik.
d) Menyusun lembar kegiatan siswa yang dapat memicu kreativitas
siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal siswa.
Yang dimaksud disini adalah
(1) Siswa diminta untuk mencari kata-kata yang baru yang dapat
diaplikasikan kedalam materi atmosfer menggunakan teknik
mnemonik
(2) Setelah itu siswa diberikan soal untuk menjawab materi
86
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
materi tentang atmosfer dengan menggunakan teknik
mnemonik.
e) Menyusun lembar observasi tentang keterlaksanaan teknik
mnemonik dalam pembelajaran IPS
f) Menyusun soal-soal untuk mengukur kemampuan siswa dalam
menghafal setelah dilakukanya pembelajaran dengan
menggunakan teknik mnemonik.
g) Menyusun kuisioner
h) Menyusun lembar catatn lapangan.
2) Tahap Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan tindakan yang telah
disiapkan sebelumnya. Pelaksanaan tindakan ini menggunakan
perangkat pembelajaran yang telah disusun pada perencanaan
tindakan. Pelaksanaan tindakan sejalan dengan proses belajar
mengajar dikelas.
Pada tahap ini siswa mulai diberi tindakan-tindakan untuk
merumuskan tema apa yang akan dipelajarinya. Guru melaksanakan
pembelajaran berdasarkan perangkat pembelajaran yang telah disusun
sebelumnya yaitu menggunakan teknik mnemonik. Adapun tahapanya
sebagai berikut:
a) Guru membimbing siswa untuk menerapkan teknik mnemonik
kedalam materi yang sedang dipelajari, guru sebelumnya
menyajikan contoh penerapan teknik mnemonik dan selanjutnya
siswa disuruh untuk membuat atau mengaplikasikan sendiri teknik
mnemonik tentunya dengan bimbingan guru.
b) Pertama belajar dengan mnemonik adalah menyediakan materi
atau bahan yang akan dipelajari menggunakan teknik menggaris
87
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c) Tahap kedua adalah membuat hubungan materi, dalam tahap ini
tujuanya agar materi lebih mudah untuk diingat dan
dikembangkan dengan menggunakan teknik membuat kata kunci,
kata ganti, atau hubungan kata, atau dengan dibuat lagu.
d) Guru membimbing siswa untuk melaporkan hasil temuanya
didepan kelas dalam bentuk presentasi. Setiap individu
mendapatkan kesempatan untuk mempresentasikan hasil
temuanya tersebut.
e) Tahap berikutnya adalah mempertajam ingatan, dalam hal ini
dapat menggunakan teknik yang dapat mempertajam ingatan,
misalnya dengan menggunakan kata-kata yang lucu dan
menggelikan atau melebih-lebihkan.
f) Tahap terakhir adalah latihan mengulang, yaitu mengulangi materi
sampai benar-benar dipahami dengan peserta didik diberikan
soal-soal untuk mengukur keberhasilan teknik mnemonik itu sendiri.
3) Tahap Pengamatan (observasi)
Dalam penelitian ini pelaksanaan observasi dilaksanaan bersamaan
dengan pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilakukan oleh
observer, dalam hal ini yaitu guru mitra. Observasi dilakukan dalam
upaya pengumpulan data. Data yang dikumpulkan adalah data
deskriptif kualitatif.
4) Tahap refleksi
Hasil analisis data digunakan sebagai bahan refleksi yaitu
merupakan kegiatan analisis dan interpretasi terhadap semua
informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Tahap refleksi
88
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tentang keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan teknik
mnemonik.
Hal positif (kelebihan) terus dilanjutkan pada siklus
selanjutnya. Observer sekaligus peneliti mencari solusi untuk
menyelesaikan permasalahan yang ditemukan dan diterapkan pada
siklus berikutnya.
E. Instrumen Penelitian
Dalam Instumen ini peneliti mengumpulkan data agar dapat memudahkan
pekerjaannya dan hasilnya lebih baik, serta lebih cermat, lengkap, dan sistematis
sehingga lebih mudah diolah. Adapun instrumen penelitian yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Lembar Pedoman Observasi
Observasi sebagai alat pengumpulan ini digunakan untuk mengukur tingkah
laku responden atau proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. Dalam
penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti berdasarkan panduan
observasi yang telah dipersiapkan sebelumnya
2. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mencatat hal-hal penting yang berkaitan
pada saat proses tindakan yang di laksanakan di kelas. Dengan menggunakan
catatan lapangan peneliti dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan, juga
hasil yang diperoleh selama proses tindakan berlangsung. Hasil catatan
lapangan tesebut pada akhirnya dapat digunakan sebagai bahan refleksi dan
diskusi antara peneliti dengan mitra peneliti sebagai referensi tindak lanjut
yang harus diperbaiki dan ditingkatkan pada tindakan selanjutnya.
89
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Lembar pedoman wawancara disusun dengan tujuan sebagai skenario untuk
melaksanakan wawancara agar lebih terarah. Lembar pedoman wawancara
ini berisikan pendapat perangkat pertanyan-pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti untuk mendapatkan jawaban dari siswa dan guru dengan cara
melakukan tanya jawab berkaitan dengan penelitian yang sedang dilakukan
oleh penulis. Wawancara ini digunakan untuk mengukur sikap dan
tanggapan siswa terhadap teknik pembelajaran mnemonic yang diterapkan
oleh guru. Disamping itu juga pedoman wawancara ini untuk mendapatkan
tanggapan dari guru mengenai kendala-kendala yang di hadapi guru dalam
menerapkan model pembelajaran tersebut.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan informasi yang digunakan dalam
penelitian, sebagai sumber data yang berkaitan dengan suasana yang terjadi
di kelas pada waktu pembelajaran pada saat peneitian tindakan kelas ini
dilaksanakan. Dalam penelitian ini dokumen yang digunakan adalah tape
rekaman untuk merekam suasana kelas secara mendetail tentang
peristiwa-peristiwa yang terjadi di kelas, silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran
dan foto-foto selama proses pembelajaran.
5. Tes
Tes merupakan instrumen pengumpulan data untuk mengukur
kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi
pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memilki
dua kriteria yaitu validitas dan reabilitas. Tes sebagai alat ukur dikatakan
memiliki tingkat validitas seandainnya dapat mengukur apa yang akan
hendak diukur.
Dilihat dari pelaksanan tes dibedakan menjadi tiga yaitu, tes lisan, tes
90
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tertulis adalah yang dilakukan dengan cara siswa menjawab sejumlah item
soal dengan tertulis. Tes lisan adalah bentuk tes yang menggunakan bahasa
lisan tes ini cocok untuk menilai kemampuan menalar siswa. Melalui bahasa
secara verbal guru dapat mengetahui secara mendalam pemahaman siswa
tentang sesuatu yang dievaluasiyang bukan hanya pemahaman secara
konsep. Sedangkan tes perbuatan adalah tes dalam bentuk peragaan. Tes ini
cocok mana kala guru ingin mengetahui kemampuan dan keterampilan
seseorang mengenai sesuatu Sanjaya (2011 , hlm. 99)
Tes dilakukan untuk mengukur kemamuan seseorang. Tes merupakan
instrumen yang dilakukan ketika guru ingin mengetahui pengaruh tindakan
yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau pengaruh tindakan
yang dilakukan terhadap kemampuan siswa tertentu atau ketika guru ingin
mengrtahui pengaruh tindakan yang dilakukan terhadap rata-rata hasil
belajar siswa. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui kemampuan
menghafal siswa yang dinilai dari hasil belajar siswa.
Tes ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran. Penelitian ini menggunakan jenis tes tertulis dan
tes lisan dengan bentuk soal essai. Tes yang diberikan kepada siswa-siswi
kelas VII A adalah materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya. Tes
tersebut dilakukan untuk mengetahui peningkatan yang terjadi setelah
menggunakan teknik mnemonik sebagai model pembelajaran dalam proses
pembelajaran.
6. Angket atau kuisioner
Angket adalah suatu alat pengumpul data yang berupa serangkaian
pertanyaan yang diajukan pada responden untuk mendapat jawaban
(Depdikbud:1975). Angket adalah suatu daftar atau kumpulan pertanyaan
tertulis yang harus dijawab secara tertulis juga (WS. Winkel, 1987). Angket
91
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
komunikasi dengan sumber data (I. Djumhur, 1985). Kuesioner atau angket
merupakan teknik pengumpulan data yang tidak memerlukan kedatangan
langsung dari sumber data ( Dewa Ktut Sukardi, 1983 ). Kuesioner adalah
suatu daftar yang berisi pertanyaan yang harus dijawab atau dikerjakan oleh
orang/anak yang ingin diselidiki atau responden (Bimo Walgito, 1987).Dari
beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan pengertian angket adalah suatu
alat pengumpul data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang
diajukan kepadasubyek untuk mendapatkan jawaban secara tertulis.
Metode angket bertujuan untuk mengetahui pendapat siswa tentang
pembelajaran menggunakan teknik mnemonik sehubungan dengan aktivitas
siswa dengan indikator sebagai berikut:
a. Tanggapan siswa terhadap pelajaran IPS
b. Tanggapan siswa terhadap cara guru mengajar IPS
c. Tanggapan siswa terhadap teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS
d. Tanggapan siswa terhadap materi dalam pembelajaran IPS
F. Teknik Pengolahan Data
Setelah tahap pengumpulan data selesai maka tahap berikutnya adalah
pengolahan data. Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan sejak
awal pada setiap aspek kegiatan penelitian. Pada saat observasi atau pengamatan
terhadap pembelajaran di kelas, peneliti dapat memahami situasi dan suasana
kelas, cara guru mengajar, interaksi guru dengan siswa, interaksi siswa dengan
siswa lainnya. Hal ini juga sesuai yang dikemukakan. Menurut Nana Sudjana dan
Ibrahim (2004, hlm. 126) menyatakan bahwa analisis data kualitatif bisa disusun
dan langsung ditafsirkan untuk menyusun kesimpulan penelitian. Selanjutnya
adalah penyusunan dalam satuan-satuan yang kemudian dikategorisasikan pada
langkah berikutnya sambil membuat koding. Tahap akhir dari analisis data
92
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Validasi Data
Dalam proses pengolahan data agar data yang diperoleh akurasi dan
obyektifitas data maka dilakukan validasi data. Adapun cara yang
digunakan dalam menvalidasi data kualitatif yang didapatkan di ataranya
sebagai berikut:
a. Audit Trail
Yaitu memeriksa kesalahan-kesalahan di dalam model atau prosedur
yang dipakai pada saat penelitian dan dalam mengambil kesimpulan.
Audit trail juga memeriksa catatan-catatan yang ditulis oleh peneliti
atau pengamat mitra peneliti lainnya.
b. Triangulasi
Triangulasi yaitu memerikasa kebenaran hipotesis, konstruk, atau
analisis yang anda sendiri timbulkan dengan membandingkan dengan
hasil ornag lain, mislnya dnegan mita peneliti lain yang hadir dan
menyaksikan situasi yang sama. Triangulasi menurut Elliot dalam
Wiriaatmadja (2012, hlm.169) menyatakan bahwa triangulasi dilakukan
berdasarkan 3 sudut pandang, yakni sudut pandang guru, sudut pandang
siswa dan sudut pandang yang melakukan atau observasi/peneliti.
Proses triangulasi dilakukan untuk memerika kebenaran data
c. Member chek (pengecekan anggota)
Pengecekan anggota dilakukan dengan cara mendiskusikan hasil
penelitian kepada sumber-sumber data ang telah memberikan data yaitu
93
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menanyakan kembali informasi yang disampaikan sebagian siswa kelas
VII A dan Ibu RK pada waktu yang berbeda.
d. Expert Opinion
Expert Opinion yaitu meminta nasihat dari pakar atau ahli, expert
opinion dilakukan dengan meminta saran dan nasihat dari dosen
pembimbing. Dalam kegiatan ini peneliti mengkonsultasikan temuan
peneliti kepada Dr. Eded Tarmedi, MA selaku pembimbing I dan
kepada Drs. Asep Mulyadi, M Pd selaku pembiming II, untuk
memperoleh arahan dan masukan sehingga validasi data dapat
dipertanggung jawabkan.
G. Analisis Data
1. Analisis Data Kualitatif
Analisis data dilakukan dalam suatu proses pelaksanaannya dimulai
sesudah meninggalkan lapangan, sebab jika pelaksanaan analisis baru dimulai
ketika penelitian selesai maka akan sangat merepotkan penulis. Hal ini juga
sesuai yang dikemukakan Nasution (1998, hlm.129) bahwa “dalam penelitian
kualitatif, analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dari lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan analisis”.
Menurut Nasution (1998, hlm.129) langkah-langkah yang bisa diikuti dalam
menganalisis data kualitatif diantaranya sebagai berikut:
a. Kategorisasi dan Interpretasi
Semua data yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan fokus
penelitian. Kemudian peneliti menginterpretasikan data yang telah
dikumpulkan. Ada beberapa hal yang dilakukan peneliti yaitu:
1) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan
2) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan sesuai siklus
94
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Data yang diperoleh dari lapangan ditulis dalam bentuk uraian yang
terinci. Laporan ini akan terus bertumpuk jika tidak segera dianalisis sejak
awal. Laporan-laporan ini perlu direduksi, dirangkum dipilih hal-hal yang
pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema atau polanya
sehingga lebih mudah dikendalikan. Data yang direduksi memberi
gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan juga mempermudah
peneliti untuk mencari kembali data yang diperoleh bila diperlukan.
c. Display Data
Data yang bertumpuk dan laporan yang tebal sulit untuk dilihat
hubungan detailnya Sulit juga melihat gambaran keseluruhannya untuk
mengambil kesimpulan yang tepat. Oleh karena itu, untuk dapat melihat
gambaran keseluruhannya maka harus diusahakan membuat berbagai
macam matrik, grafik, network dan charts.
d. Mengambil Kesimpulan dan Verifikasi
Sejak mula peneliti berusaha mencari makna data yang
dikumpulkannya. Untuk itu ia mencari pola, tema, hubungan persamaan,
hal-hal yang sering timbul, hipotesis dan sebagainya. Jadi dari data yang
diperoleh, sejak awal peneliti mencoba mengambil kesimpulan. Kesipulan
ini mula-mula masih sangat kabur dan diragukan. Akan tetapi dengan
bertambahnya data maka kesimpulan itu lebih “grounded “ jadi
kesimpulan harus senantiasa diverifikasi selama penelitian berlangsung.
Ketiga macam kegiatan tersebut di atas saling berkaitan satu sama lain
selama penelitian berlangsung.
Setelah dilakukan analisis penelitian ini dianggap selesai dengan
meningkatnya hasil belajar siswa dengan menggunakan teknik mnemonik
185
Dini Prastiya, 2014
Penerapan Teknik Mnemonik dalam Pembelajran IPS untuk Meningkatkan Kemampuan Menghafal Siswa dengan Kreatif
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan rekomendasi yang
diajukan oleh peneliti kepada pihak-pihak yang terkait dengan penelitian yang
telah dilaksanakan. Bab ini berdasarkan hasil pengamatan, pelaksanaan, observasi,
dan refleksi pada siklus I, II, III, dan IV pada pembelajaran IPS dikelas VII A
SMP Pasundan 4 Bandung mengenai “Penerapan teknik mnemonik dalam
meningkatkan pembelajaran IPS”.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh oleh peneliti maka diperoleh
beberapa hasil kesimpulan yang akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Perencanaan dalam mengembangkan teknik mnemonik dalam
pembelajaran IPS untuk meningkatakan kemampuan menhafal siswa
dengan kreatif berada pada kategori baik. Usaha yang dilakukan guru
sebagai peneliti yaitu berkolaborasi dengan guru mitra sebagai pengajar
yang sudah berpengalaman, guru mitra juga dapat memberi masukan
kepada guru sebagai peneliti. Tidak hanya itu guru mempersiapkan RPP
yang memacu siswa untuk peningkatkan kreativitas dan kemampuan
dalam menghafal siswa terhadap pembelajaran IPS. Materi dalam
pembelajaran IPS di buat menggunakan teknik mnemonik yang dapat
memicu kreativitas siswa dan dapat meningkatkan kemampuan menghafal
siswa dengan efektif dan menyenangkan. Sebagai peneliti guru juga
mempersiapkan lembar observasi yang berfokus pada siswa, dan soal
untuk mengukur hasil belajar siswa sebagai salah satu indikator
ketercapaian teknik mnemonik dalam meningkatkan pembelajaran IPS,
catatan lapangan, format wawancara siswa dan studi dokumentasi.
2. Implementasi teknik mnemonik dalam pembelajaran IPS untuk