• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Pengaruh Penerapan Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu."

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL

TEACHING AND LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA

MATERI TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI

ZAMANIHI PADA MATA PELAJARAN NAHWU

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Santri Kelas 2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang,

Banten)

Diajukan Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

Ahmad Harismawan Muhtarif

0900635

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

JURUSAN KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND

LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI

TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI ZAMANIHI PADA MATA PELAJARAN NAHWU

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Santri Kelas2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Oleh

Ahmad Harismawan Muhtarif

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Ahmad Harismawan Muhtarif 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

(3)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN

AHMAD HARISMAWAN MUHTARIF 0900635

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI ZAMANIHI PADA MATA PELAJARAN NAHWU

(Studi Kuasi Eksperimen Pada Santri Kelas 2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Dr. Toto Ruhimat, M.Pd. NIP. 195911211985031001

Pembimbing II

(4)

NO DAFTAR : 62/S1/KTP/OKTOBER 2014

Mengetahui,

Ketua Jurusan Ketua Prodi Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Teknologi Pendidikan

(5)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK………. i

ABSTRACT……….. ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI………. vi

DAFTAR TABEL………. ix

DAFTAR GRAFIK………... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Rumusan Masalah………... 9

C. Tujuan Penelitian……… 10

D. Manfaat Penelitian………...11

E. Struktur Organisasi………. 12

BAB II PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN NAHWU MATERI TAQSIIMUL FI’LI BI’ITIBAARI ZAMANIHI A. Konsep Belajar dan Pembelajaran………...13

1. Pola-Pola Pembelajaran…...………....16

(6)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

C. Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) ……….18

1. Konsep Strategi, Pendekatan, dan Metode……….. 18

2. Konsep Pendekatan Contextual Teaching and Learning……… 19

3. Contoh CTL yang Digunakan dalam Pembelajaran………35

4. Mata Pelajaran Nahwu dan Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi………. 37

5. Pendekatan Ekspositori………... 39

C. Hasil Belajar Ranah Kognitif………. 41

1. Pengertian Hasil Belajar……….. 41

2. Klasifikasi Hasil Belajar………. 41

D. Asumsi……… 44

E. Hipotesis……….. 45

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian………. 47

B. Populasi dan Sampel………... 47

1. Populasi Penelitian……….. 47

2. Sampel Penelitian……… 48

C. Desain Penelitian………. 48

D. Metode Penelitian………49

1. Pendekatan dan Metode……….. 49

E. Definisi Operasional………51

(7)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

2. Hasil Belajar……… 52

3. Mata Pelajaran Nahwu……… 52

F. Instrumen Penelitian………53

G. Prosedur Penelitian………. 54

H. Teknik Pengembangan Instrumen………... 55

1. Uji Validitas……… 55

2. Uji Reliabilitas……… 59

3. Tingkat Kesukaran Soal……….. 60

4. Daya Pembeda………. 63

I. Teknik Analisis Data………... 66

1. Uji Normalitas………. 66

2. Uji Hipotesis………... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Hasil Penelitian………... 67

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 81

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………..92

B. Saran……… 94

DAFTAR PUSTAKA 96

(8)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Perbandingan Pendekatan CTL dengan Pendekatan Tradisional……30

Tabel 3.1 : Desain Penelitian………...48

Tabel 3.2 : Hubungan Antara Variabel………..50

Table 3.3 : Kriteria Acuan Validitas Soal………..57

Tabel 3.4 : Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Hasil Belajar Ranah Kognitif (Y)………..58

Tabel 3.5 : Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian………60

Tabel 3.6 : Tingkat Kesukaran Soal………...61

Tabel 3.7 : Kriteria Koefisien Daya Pembeda………...64

Tabel 3.8 : Daya Pembeda……….64

Table 4.2 : Rata-rata Skor Pre-test, Post-test dan Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……….69

(9)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Tabel 4.4 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Mengingat………...73

Tabel 4.5 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Mengingat………...73

Tabel 4.6 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek

Memahami……….74

Tabel 4.7 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Memahami………..75

Tabel 4.8 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Memahami………..76

Tabel 4.9 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek

Menerapkan………77

Tabel 4.10 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Menerapkan………78

Tabel 4.11 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Menerapkan………78

Tabel 4.12 : Uji Normalitas Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pada Aspek

(10)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

Tabel 4.13 : Uji Ranking Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Analisis………...80

Tabel 4.14 : Uji Hipotesis Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pada

Aspek Analisis………...81

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Rata-rata Skor Pre-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……...68

Grafik 4.2 : Rata-rata Skor Post-test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol……..69

Grafik 4.3 : Nilai Rata-rata Ranah Kognitif Kelas Eksperimen………70

(11)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

i

ABSTRAK

Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Pengaruh Penerapan Pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) Terhadap Peningkatan Hasil

Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu (Studi Kuasi Eksperimen Pada Siswa Kelas 2 Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten)

Latar belakang dilakukan penelitian ini diantaranya adalah pentingnya mempelajari Ilmu Nahwu dengan baik dan benar karena Nahwu merupakan salah satu ilmu dasar dalam mempelajari bahasa Arab dan agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga al-Quran dan Hadist Nabi juga terjaga dari kesalahan. Adapun rincian permasalahan dalam penelitian ini adalah : (1) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek mengingat antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu?; (2) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek memahami antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning

(CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata

pelajaran Nahwu?; (3) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual

Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan

ekspositori pada mata pelajaran Nahwu?; (4) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar pada ranah kognitif aspek analisis antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu?. Desain yang digunakan peneliti dalam penelitian adalah pra-tes dan pasca-tes pengendali tidak acak. Istrumen yang digunakan dalam penelitian berupa tes objektif dengan pilihan berganda. Secara khusus, kesimpulan dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut ; (1) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek mengingat dengan nilai rata-rata 93,4 antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu; (2) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek memahami dengan nilai rata-rata 94,5 antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu ; (3) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek penerapan dengan nilai rata-rata 91,3 antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan

pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu ; (4) terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah kognitif aspek analisis dengan nilai rata-rata 90,1 antara siswa yang menggunakan pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) dengan siswa yang menggunakan pendekatan ekspositori pada

(12)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ii

Kata Kunci : Contextual Teaching and Learning, Hasil Belajar , Nahwu

ABSTRACT

Ahmad Harismawan Muhtarif (0900635). Influence of The Contextual Teaching and Learning Approach Toward Student’s Learning Outcomes of

Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Subject in Nahwu Lesson (Quasi Experiments on Nahwu Lesson at Islamic Boarding School Daar el-Qolam Tangerang, Banten).

(13)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii

(14)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses panjang dalam rangka mengantarkan

manusia menjadi seseorang yang memiliki kekuatan intelektual, emosional,

dan spiritual sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya di segala aspek

yang dijalaninya. Dewasa ini, lembaga pendidikan Islam maupun umum

terasa mengalami tantangan yang sangat kompleks, seiring dengan

kompleksitas persoalan yang muncul di tengah-tengah masyarakat manusia

kontemporer.

Pendidikan Islam di Indonesia sudah berlangsung sejak masuknya Islam

di Indonesia. Tahap awal pendidikan Islam dimulai dari kontak individu

maupun kelompok antara mubalig dengan penduduk pribumi. Setelah

komunitas Muslim terbentuk di suatu daerah, mereka membangun masjid

sebagai tempat peribadatan dan sentral pendidikan di samping rumah para

mubalig. Setelah itu muncul cikal bakal lembaga pendidikan lainnya seperti

surau dan pesantren.

Institusi pendidikan di Indonesia yang telah mengenyam sejarah paling

panjang di antaranya adalah pesantren. Institusi ini lahir, tumbuh, dan

berkembang telah lama. Bahkan, semenjak belum dikenalnya lembaga

pendidikan lainnya di Indonesia, pesantren telah hadir lebih awal.

Kurikulum merupakan pemandu utama bagi penyelenggaraan pendidikan

secara formal yang menjadi pedoman bagi setiap guru, kepala sekolah, dan

pengawas pendidikan dalam pelaksanaan tugas mereka sehari-hari.

(15)

2

Kurikulum madrasah/pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam

memiliki dua komponen pokok, diantaranya pendidikan umum dan

pendidikan Islam, oleh karena status madrasah pada semua jenjang telah

disamakan dengan sekolah umum, kurikulum komponen pendidikan umum

pada madrasah mengikuti kurikulum yang ditetapkan oleh Depdiknas.

Setiap lembaga pendidikan terutama pesantren pasti memiliki suatu

permasalahan pendidikan terutama dalam proses pembelajaran yang

merupakan suatu dinamika kehidupan guru dan siswa di sekolah.

Permasalahan dalam pembelajaran tidak akan pernah habis untuk dikaji dan

tuntas untuk dibahas, setiap saat terdapat suatu inovasi baru dalam proses

pembelajaran baik dari teknologi, media, strategi, model, pendekatan

pembelajaran dll. Sama seperti halnya dengan mata pelajaran Nahwu hampir

disetiap pesantren dan jenjang pendidikan agama Islam lainya selalu

menimbulkan masalah baik bagi siswa maupun guru.

Nahwu merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di kurikulum

pesantren yang wajib dipelajari oleh siswa dalam proses pendidikannya di

pesantren. Hal ini menyebabkan pihak pesantren harus senantiasa mengemas

pesan pembelajaran dengan efektif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Nahwu merupakan suatu bahan kajian yang memiliki pembahasan tentang

gramatikal bahasa Arab untuk menghindari kesalahan pada percakapan

maupun tulisan terutama manfaatnya dalam mempelajari bahasa al-Quran.

Sehubungan dengan itu, mempelajari ilmu Nahwu memiliki tujuan yang

lebih penting yakni agar bahasa Arab yang fasih tetap terjaga sehingga Al-Qur’an dan hadits Nabi juga terjaga dari kesalahan. Di sisi lain, ilmu nahwu juga bisa dipakai sebagai sarana untuk mengungkap keajaiban bahasa Al-Qur’an dan ilmu Nahwu juga termasuk kategori ilmu pembantu dalam mempelajari ilmu-ilmu lainnya. Misalnya, ilmu Usul Fiqh, Tafsir, Fiqh,

(16)

3

Mempelajari mata pelajaran Nahwu bagi sebagian siswa di pondok

pesantren khususnya Pondok Pesantren Daar el-Qolam hanya sebatas

menghapal agar mendapat nilai bagus ketika ujian tertulis, tetapi kurang

dalam pemahaman dan penggunaan kaidah-kaidah ilmu nahwu, sehingga

kesulitan ketika ujian lisan dan dalam percakapan sehari-hari.

Permasalahan lain yang muncul dalam mata pelajaran Nahwu di Pondok

Pesantren Daar el-Qolam adalah masih sedikitnya inovasi guru dalam

menyampaikan materi ketika proses pembelajaran berlangsung. Kemajuan

dan perkembangan suatu strategi dan pendekatan dalam pembelajaran sudah

seharusnya guru dapat menyampaikan materi dengan menggunakan salah satu

strategi ataupun dengan suatu pendekatan pembelajaran yang lebih menarik

dan cocok dengan kompetensi dasar dari materi yang disampaikan. Beberapa

materi pelajaran Nahwu di Pesantren terdapat suatu materi yang menuntut

guru untuk lebih berinovasi dalam penyampaian materi terutama bahasan

mengenai taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi. Hal ini disebabkan karena

materi tersebut tidak cukup disampaikan dengan cara yang konvensional

dengan hanya sebatas memberikan materi dan membuat siswa sekedar

menghafal, siswa dituntut untuk bisa memahami dan dapat

mengimplementasikannya dalam percakapan sehari-hari dengan baik dan

benar, sehingga membutuhkan suatu inovasi dalam penyampaian materi

dengan menggunakan suatu strategi atau pendekatan pembelajaran yang lebih

aktif untuk siswa sebagai alternatif dalam pembelajaran.

Kenyataannya pada saat ini, pendekatan pembelajaran untuk mata

pelajaran Nahwu di Pondok Pesantren Daar el-Qolam masih menggunakan

pendekatan ekspositori yang menyebabkan proses penyampaian materi hanya

terjalin komunikasi satu arah tanpa adanya peran aktif siswa dalam mengikuti

pelajaran Nahwu.

Guru mata pelajaran Nahwu masih menggunakan cara yang konvensional

(17)

4

merupakan pendekatan lama yang masih digunakan oleh para guru mata

pelajaran Nahwu di beberapa pondok pesantren. Penggunaan pendekatan baru

dalam penyampaian materi ini dikarenakan masih kurangnya pengetahuan

para guru mata pelajaran Nahwu untuk melakukan inovasi dalam penggunaan

pendekatan pembelajaran yang lebih baik dalam penyampaian materi mata

pelajaran Nahwu.

Tugas utama seorang guru adalah mengelola proses belajar mengajar,

sehingga terjadi interaksi aktif antara guru dengan siswa, dan siswa dengan

siswa. Proses belajar mengajar yang aktif, ditandai dengan adanya

keterlibatan siswa secara kompherensif, baik fisik, mental, maupun

emosionalnya. Dalam proses belajar, guru diibaratkan sebagai manajer di

kelas, yang berfungsi sebagai pengatur dan pengelola kelas. Dalam hal ini

guru tidak hanya bertugas mengatur tata letak media atau metode

pembelajaran yang digunakan di kelas saja, tetapi juga harus mampu

menciptakan suasana kelas yang nyaman untuk belajar sehingga siswa dapat

menerima materi dengan mudah.

Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru

dan siswa. proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan

lancar, bahkan proses komunikasi dapat menimbulkan salah pengertian,

ataupun salah konsep. Untuk itu guru harus mampu memberikan suatu

alternatif pembelajaran bagi siswanya agar dapat memahami konsep-konsep

yang telah diajarkan.

Proses belajar dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas

berfikir yang dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, serta dapat

meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

peningkatan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran. Proses belajar

melibatkan beberapa komponen salah satunya adalah pendekatan

pembelajaran. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu faktor yang

(18)

5

Pendekatan pembelajaran sebagai salah satu komponen pembelajaran

memiliki peranan dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran. Penggunaan

pendekatan pembelajaran dapat membantu guru mencapai standar kompetensi

yang telah ditetapkan dan dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang

tepat akan membuat proses belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan

dan siswa cenderung aktif.

Peneliti telah melakukan observasi awal dan wawancara dengan guru

mata pelajaran Nahwu yaitu Ustadz Khoirunnasihin mengenai hasil

pembelajaran pada mata pelajaran Nahwu di pondok pesantren Daar

el-Qolam dan menemukan dari berbagai sumber data bahwa hasil belajar siswa

masih ada yang dibawah rata-rata dalam mata pelajaran Nahwu, karena

perhatian siswa terhadap mata pelajaran Nahwu sangat minim, terlihat dari

banyaknya siswa yang melamun dan bahkan mengantuk dikelas karena apa

yang disampaikan oleh guru dengan menggunakan metode ceramah tidak

dapat diserap seutuhnya oleh siswa, sehingga guru harus menjelaskan

kembali apa yang disampaikannya dan menegur siswa yang tidak

memperhatikan.

Menurut siswa mata pelajaran Nahwu sangat sulit dimengerti dan

membosankan sehingga mereka hanya menghapalkan materi ketika diadakan

tes tanpa memahami dan menerapkan apa yang mereka pelajari di kelas,

sehingga para siswa kesulitan ketika diadakan tes secara lisan dan

menentukan gramatikal bahasa arab yang diberikan oleh guru ketika tes.

Siswa hanya sebatas mengetahui pengertian dan bagian-bagian dari

gramatikal bahasa arab tersebut tanpa memahami makna dan penerapan

bahasa yang baik dan benar baik secara lisan ataupun dalam bentuk tulisan.

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah

konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa

(19)

6

penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh

komponen utama pembelajaran kontekstual, yaitu, konstruktivisme

(constructivism), menemukan (Inquiry), bertanya (Questioning), masyarakat

belajar (Learning Community), pemodelan (Modeling), refleksi (Reflection),

dan penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment).

Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau kaidah yang

siap diambil atau diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetahuan itu dan

memberi makna melalui pengalaman nyata. Berdasarkan pada pernyataan

tersebut, pembelajaran harus dikemas menjadi proses “mengkonstruksi”

bukan menerima pengetahuan (Depdiknas, 2003 : hlm, 6).

Pendekatan CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar memahami

makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi

tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa

memiliki pengetahuan atau ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan

dari permasalahan kepermasalahan lainya. Membuat siswa agar dalam belajar

itu tidak hanya sekedar menghafal tetapi perlu dengan adanya pemahaman

dan menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa serta melatih

siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan

agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi

dirinya sendiri dan orang lain sehingga pembelajaran lebih produktif dan

bermakna.

Peneliti memilih menggunakan pendekatan ini karena cocok diterapkan

dalam mata pelajaran Nahwu untuk belajar bahasa arab yang membuat siswa

dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar

disekolah dengan kehidupan nyata, hal ini akan membuat siswa lebih

mengingat materi yang dipelajari dan tidak mudah dilupakan dan

pembelajaran menjadi lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan

konsep dan melalui hubungan di dalam dan di luar ruang kelas, pembelajaran

(20)

7

dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam

pembelajaran seumur hidup.

Pendekatan CTL menganut aliran konstruktivisme, dimana seorang siswa

dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri. Melalui landasan

filosofis konstruktivisme siswa diharapkan belajar melalui “mengalami”

bukan “menghafal”.

Pendekatan CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan

pengetahuan yang sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas

dari pengetahuan yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang

akan diperoleh siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki

keterkaitan satu sama lain. Pada mata pelajaran Nahwu materi yang

disampaikan oleh guru saling berkaitan pada setiap pembahasan, dimana

siswa mendapatkan materi dari yang paling dasar dan seterusnya pada setiap

pembahasan akan saling berkaitan sehingga yang dipelajari siswa adalah

pengetahuan utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

Pembelajaran yang kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh

dan menambah pengetahuan baru yang diperoleh dengan cara deduktif.

Artinya pembelajaran dimulai dengan mempelajari secara keseluruhan,

kemudian memerhatikan detailnya. Pengetahuan yang diperoleh bukan untuk

dihafal tetapi untuk dipahami dan diyakini. Pengetahuan dan pengalaman

yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam kehidupan siswa,

sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Rafiqi, 2010 : “pembelajaran dengan pendekatan CTL dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqh dalam bahasan haji.”

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Wasis , 2006 :

(21)

8

kegiatan, antara lain: praktikum, diskusi, presentasi, mengerjakan LKS atau tugas-tugas lain, membaca untuk menemukan konsep atau kalimat-kalimat kunci. Peran guru dalam bentuk pembimbingan tetap dibutuhkan selama kegiatan-kegiatan tersebut, tetapi lebih bersifat fasilitator bukan decision maker.

Sementara hasil penelitian yang dilakukan oleh Sabil, 2011 :

Penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) dapat meningkatkan kualitas pembelajaran materi Ruang Dimensi Tiga. Kesempurnaan Kualitas pembelajaran tersebut untuk staf pengajar mencapai 87,1%, sedangkan kualitas kegiatan mahasiswa mencapai 83%.

Selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Stefani, 2012 :

Terdapat perbedaan hasil belajar pada pokok bahasan Energi Bunyi ditinjau dari perbedaan penggunaan Model Pembelajaran dengan diperoleh sig. 0,000 < 0,05 yang berarti bahwa model pembelajaran

Contextual Teaching and Learning lebih baik dalam meningkatkan nilai

siswa pada pokok bahasan energi bunyi sehingga hasil belajar yang dicapai lebih tinggi, dengan hasil belajar rata-rata 83.62 untuk kelas eksperimen dan 69.45 untuk kelas kontrol.

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat dilihat bahwa penggunaan

pendekatan Contextual Teaching Learning dalam pembelajaran sangat

membantu, salah satunya dalam aspek meningkatkan kognitif siswa. Dalam

penelitian penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning ini

peneliti lebih fokus pada pengaruh penggunaan pendekatan Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa ranah kognitif.

Berdasarkan semua pernyataan diatas, peneliti tertarik untuk mencoba

menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning sebagai

alternatif dalam pembelajaran Nahwu pada materi taqsiimul fi’li bi’itibaari

zamanihi, maka diperlukan suatu kajian yang cukup mendalam mengenai

pengaruh penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning

terhadap hasil belajar siswa aspek Kognitif dan dibandingkan dengan

penggunaan metode pembelajaran yang selama ini digunakan oleh guru di

pesantren. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba melakukan penelitian

(22)

9

Learning) Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Ranah Kognitif Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata Pelajaran Nahwu: Kuasi Eksperimen Pada Kelas 2 Di Pondok Pesantren Daar El-Qolam Tangerang”.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah umum dari penelitian ini yaitu, Apakah Penggunaan

Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) Memberikan Pengaruh

yang Signifikan Terhadap Peningkatan Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif

Pada Mata Pelajaran Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari

zamanihi.

Rumusan Masalah Khusus dari penelitian ini yaitu:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah

kognitif aspek mengingat antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah

kognitif aspek memahami antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

3. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah

kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

4. Apakah terdapat perbedaan hasil belajar yang signifikan pada ranah

kognitif aspek analisis antara siswa yang menggunakan pendekatan

(23)

10

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi?

C. Tujuan Peneltian

Secara umum penelitian ini ditujukan untuk memperoleh data mengenai

pengaruh penggunaan pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL)

terhadap peningkatan hasil belajar ranah kognitif siswa pada mata pelajaran

Nahwu pokok bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi di pondok

pesantren Daar el-Qolam.

Lebih khusus lagi penelitian ini bertujuan :

1. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah

kognitif aspek mengingat antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.

2. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah

kognitif aspek memahami antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.

3. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah

kognitif aspek penerapan antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

bahasan taqsiimul fi’li bi’itibaari zamanihi.

4. Mendeskripsikan dan menganalisis perbedaan hasil belajar pada ranah

kognitif aspek analisis antara siswa yang menggunakan pendekatan

Contextual Teaching and Learning (CTL) dengan siswa yang

menggunakan pendekatan ekspositori pada mata pelajaran Nahwu pokok

(24)

11

D. Manfaat Penelitian

Penelitian tentang pengaruh penggunaan Pendekatan Contextual

Teaching and Learning terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Nahwu pokok diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat yang

diperoleh dari peneltian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

pemikiran baru sebagai bahan kajian terhadap pendekatan pembelajaran

dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching and Learning pada

mata pelajaran Nahwu. Selain itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi peneliti lain baik itu melakukan penelitian serupa

maupun pengembangan selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang banyak kepada

semua pihak baik siswa, guru, peneliti, dan jurusan.

a. Siswa

Sebagai salah satu pendekatan pembelajaran alternatif yang diharapkan dapat

merangsang motivasi belajar siswa, sehingga pada akhirnya dapat

memberikan pemahaman baik itu aspek, mengetahui, memahami,

menerapkan, dan menganalisis.

b. Guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif kepada guru,

(25)

12

pendekatan yang beragam berupa pendekatan Contextual Teaching and

Learning sehingga proses pembelajaran lebih variatif, efektif, dan efisien.

c. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan

Sebagai bahan masukan mengenai wawasan pendekatan yang lebih kompleks,

agar senantiasa selalu mengembangkan pendekatan untuk keberhasilan tujuan

pendidikan.

d. Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat memperdalam wawasan keilmuan serta

memberikan gambaran yang jelas dalam memilih dan menggunakan

pendekatan yang dapat menunjang proses pembelajaran di sekolah.

E. Struktur Organisasi

Dalam bab I peneliti memaparkan beberapa sub bab diantaranya seperti

latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

struktur organisasi.

Sedangkan dalam bab II terdapat beberapa sub pokok bahasan seperti

kerangka pemikiran yang didalamnya membahas konsep strategi, pendekatan

dan model pembelajaran, konsep belajar dan pembelajaran, Contextual

Teaching Learning (CTL), dan hasil belajar. Selain kerangka pemikiran

dalam bab II ini juga terdapat Hipotesis.

Dalam bab III terdapat sub pokok bahasan mengenai Lokasi Penelitian,

Populasi dan Sampel Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian,

Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,

Analisis Data.

Pada bab IV dan bab V terdapat pembahasan tentang Hasil Penelitian,

(26)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

47

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, lokasi yang menjadi tempat penelitian adalah

Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten yang berlokasi di Jl.

Raya Serang Km. 35 Desa Pasir Gintung, Kecamatan Jayanti, Kabupaten

Tangerang, Provinsi Banten,. Alasan peneliti memilih tempat di Pondok

Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten karena di sekolah tersebut

sebagaimana diungkapkan dalam latar belakang terdapat beragam masalah

mulai dari hasil belajar siswa dan kurangnya inovasi guru dalam

pembelajaran hingga belum optimalnya penggunaan pendekatan

pembelajaran di sekolah tersebut dan merupakan pesantren terbesar di

provinsi Banten dan memiliki kemungkinan besar dapat diterapkannya

pendekatan yang digunakan di pesantren alumni yang lain.

B. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Penentuan sumber data penelitian memerlukan pertimbangan agar dapat

memperoleh hasil data yang relevan dengan masalah yang diteliti. Unsur

objek penelitian untuk memperoleh data dinamakan populasi. Populasi

menurut Arifin (2011 : hlm, 215) adalah “keseluruhan objek yang diteliti,

baik itu berupa orang, benda, kejadian, nilai maupun hal-hal yang terjadi.”.

Sementara itu, Sugiyono (2011 : hlm, 117) mengungkapkan “populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya.”

Sesuai dengan pendapat di atas, maka yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas II (dua) Pondok Pesantren Daar el-Qolam

(27)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

48

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2011 : hlm, 118) adalah “bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sementara itu, Arifin

(2011 : hlm, 215) mengungkapkan “sampel adalah sebagian dari populasi

yang akan diselidiki atau bisa disebut dengan populasi bentuk mini (miniatur

population)”.

Pemilihan sampel dilakukan berdasarkan metode yang digunakan oleh

peneliti yaitu kuasi eksperimen. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik

cluster random sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan

secara acak berdasarkan sekelompok individu dan tidak diambil secara

individu atau perseorangan. karena peneliti menggunakan kelompok yang

sudah ada untuk dijadikan sampel dalam penelitian. Hal ini merupakan salah

satu ciri penelitian kuasi eksperimen yaitu tidak dilakukannya penugasan

secara acak. Maka dari itu, sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas II

A sebagai kelas eksperimen dan kelas II B sebagai kelas kontrol Pondok

Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten.

C. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah control group pretest

and posttest design. Desain penelitian ini merupakan salah satu desain dalam

metode kuasi eksperimen. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

dipilih tidak acak dan untuk setiap kelompok diadakan pra-tes dan pasca-tes.

Desain yang digunakan dalam dilihat dari tabel dibawah ini.

Tabel 3.1 Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan

(Variabel Bebas)

Posttest

(28)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

49

Eksperimen

Kontrol

Sumber : Zainal Arifin (2012 : hlm, 80)

Keterangan:

: kemampuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum diberikan perlakuan.

: perlakuan dengan menggunakan pendekatan Contextual Teaching

Learning.

: perlakuan dengan menggunakan pendekatan ekspositori.

: kemampuan kelompok ekperimen dan kelompok kontrol setelah diberikan perlakuan.

D. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Metode

Pendekatan merupakan salah satu aspek yang tidak dapat dipisahkan

dalam suatu penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan kuantitatif dengan metode kuasi eksperimen. Pandangan

metode kuasi eksperimen ini digunakan karena dianggap efektif dan efisien

dari segi waktu, tenaga dan kemampuan. Pendekatan penelitian ini digunakan

untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Adapun pendekatan

kuantitatif, yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukan pencatatan

dan penganalisaan data hasil penelitian secara eksak dalam bentuk angka atau

perhitungan statistik.

Setyosari (2010 : hlm, 4) mengungkapkan “Metode penelitian adalah

salah satu cara yang sangat populer dan komprehensif bagaimana para ilmuwan

memperoleh dan menguji prinsip-prinsip, hukum-hukum, atau generalisasi”.

(29)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

50

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Lebih jelasnya beliau memaparkan terdapat empat kata kunci dalam metode penelitian yakni pertama cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu: rasional, empiris dan sistematis. Kedua rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Ciri berikutnya empiris, berarti cara-cara yang dilakukan dapat diamati oleh indra manusia, sehingga orang dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Keempat yaitu sistematis, artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen.

Tujuan penelitian yang menggunakan metode kuasi eksperimen adalah

karakteristik dalam variabel penelitian ini bersifat ingin mengetahui dan

memperoleh informasi, maka terdapat variabel yang mempengaruhi (sebab)

dan variabel yang dipengaruhi (akibat). Variabel dalam penelitian dibedakan

menjadi dua, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat

(dependent). Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi

variabel terikat sehingga menjadi sebab terjadinya perubahan.

Variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian ini, yaitu Variabel-variabel bebas adalah

pembelajaran menggunakan pendekatan Contextual Teaching Learning,

sedangkan variabel terikatnya merupakan hasil belajar ranah kognitif aspek

pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis dan peserta didik kelas II

Pondok Pesantren Daar el-Qolam Tangerang, Banten. Penelitian ini

menggunakan dua kelompok, hanya satu kelompok diberi perlakuan sehingga

terdapat kelas kontrol. Maka dari itu, peneliti memilih menggunakan metode

kuasi eksperimen, karena ingin memperoleh informasi terhadap strategi yang

diterapkan, yaitu penggunaan pendekatan Contextual Teaching Learning

terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Nahwu di

Pondok Pesantren Daar El-Qolam Tangerang.

(30)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

51

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek mengingat

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek memahami

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek menerapkan

: Pengaruh penerapan Pendekatan Contextual Teaching

Learning terhadap hasil belajar siswa aspek menganalisis

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah pengertian yang digunakan terhadap

beberapa hal yang terkait dengan variabel penelitian. Menurut Setyosari

(2010 : hlm, 118) “definisi operasional merupakan cara yang paling efektif

bagi peneliti untuk melakukan pengumpulan dan penelitianya.” Definisi

operasional dibuat bertujuan agar tidak terjadi pemahaman yang berbeda

tentang istilah-istilah yang digunakan dan juga memudahkan peneliti dalam

(31)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

52

terarah. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan Pembelajaran Contextual Teaching and Learning

Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran

Nahwu selama penelitian untuk kelas eksperimen, penggunaan pendekatan

pembelajaran Contextual Teaching and Learning diharapkan bisa

meningkatkan hasil belajar dan memperkuat struktur kognitif siswa sehingga

tercipta kebermaknaan dalam belajar, dimana pendekatan pembelajaran

Contextual Teaching and Learning dapat menghubungkan materi

pembelajaran dengan kegiatan dan masalah-masalah yang nyata, yang sering

dihadapi siswa dalam kehidupannya sehari-hari dan menjadi sebuah inovasi

baru dalam pendekatan pembelajaran pada mata pelajaran Nahwu.

Tahapan-tahapan dalam pembelajaran ini meliputi pertama penyajian tujuan-tujuan

pembelajaran CTL, dan mendorong kesadaran pengetahuan yang relevan.

Pada tahap kedua penyajian materi mengenai Nahwu pada kelas 2 semester 2.

Tahapan terakhir yaitu penguatan struktur kognitif siswa dengan cara

membangkitkan pendekatan kritis siswa pada mata pelajaran Nahwu.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah keadaan siswa yang dapat memahami, menguasai,

dan mempraktekkan pengalaman dari hasil proses pembelajaran. Hasil belajar

yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini yaitu hasil belajar ranah kognitif

aspek pengetahuan, memahami, menerapkan, dan menganalisis. Dalam aspek

pengetahuan menekankan siswa untuk mengetahui konsep dan pengertian

dari materi yang telah diajarkan sebelumnya dan pada aspek memahami

menekankan siswa untuk memahami materi–materi pelajaran yang telah

diajarkan sebelumnya atau sejauh mana siswa telah mengerti dengan materi

pelajaran. Selanjutunya pada aspek menerapkan menuntut siswa mampu

(32)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

53

mereka pelajari ke dalam situasi yang kongkrit seperti ketika mereka

menerapkan suatu metode atau dalil. Dan yang terakhir adalah aspek

menganalisis menuntut siswa untuk menguraiakan atau memilah sebuah

informasi kedalam bagian–bagian yang nantinya akan tersusun menjadi hal

yang mudah dimengerti. Hasil belajar ini akan diukur melalui tes tertulis

dalam bentuk pilihan ganda.

3. Mata Pelajaran Nahwu

Mata pelajaran Nahwu merupakan pelajaran yang membahas mengenai

pola dan tata bahasa Arab agar terjaga dari kesalahan dalam ucapan maupun

tulisan ketika membaca dan menulis ayat al-Quran yang wajib dipelajari oleh

siswa di Pondok Pesantren Daar el-Qolam. Pada penelitian ini materi yang

menjadi objek kajian adalah materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi pada

mata pelajaran Nahwu kelas 2 SMP Daar el-Qolam semester II.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur sejauh mana pengaruh

pendekatan pembelajaran Contextual Teaching Learning dapat meningkatkan

hasil belajar siswa pada mata pelajaran Nahwu.

Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam pengumpulan data ini

adalah dengan menggunkan tes. “Tes adalah suatu teknik pengukuran yang di

dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas

yang harus dikerjakan atau dijawab oleh responden.” (Zaenal Arifin, 2011 :

hlm, 226).

Tes objektif dilakukan untuk menghasilkan data kuantitatif berupa skor-

skor yang mengukur hasil belajar siswa. Teknik pengumpulan data yang

(33)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

54

belajar ini berupa pilihan berganda dengan empat alternatif jawaban (a, b, c,

d). Item-item tes yang digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar ini

diambil dari materi pelajaran Nahwu kelas II. Instrumen tes ini dibatasi hanya

pada ranah kognitif aspek mengetahui (C1), memahami (C2), menerapkan

(C3), menganalisis (C4). Tes objektif ini adalah dalam bentuk pretest dan

posttest yang masing – masing dari pretest dan posttest tersebut terdiri dari 30

soal pilihan ganda. Tes atau ujian diadakan pada saat pretest dan posttes.

Pretest atau tes awal diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan

awal dari kelompok penelitian, sementara posttest atau tes akhir diberikan

untuk melihat kemajuan dan perbandingan peningkatan hasil belajar siswa.

Berikut langkah-langkah dalam penyusunan tes hasil belajar sebagai

instrumen penelitian ini :

1. Mempelajari silabus mata pelajaran Nahwu kelas II Pondok Pesantren

Daar el-Qolam

2. Menetapkan materi pelajaran Nahwu yang akan digunakan dalam

penelitian yaitu materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi

3. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar

kompetensi dan kompetensi dasar dan indikator sesuai dengan materi

pelajaran Nahwu yang sudah di tentukan.

4. Menyusun kisi-kisi instrumen sesuai dengan pokok bahasan yang telah

ditentukan

5. Mendiskusikan rancangan kisi-kisi instrumen kepada dosen pembimbing

6. Menyusun instrumen tes yang berbentuk tes objektif dan membuat kunci

jawabannya

7. Mendiskusikan instrumen tes dengan guru mata pelajaran yang

bersangkutan

(34)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

55

9. Menganalisis dan merevisi item-item dengan cara menguji validitas,

reliabilitas, tingkat kesukaran soal.

10. Memilih instrumen tes yang sudah dianggap baik, yang kemudian

dilakukan uji instrumen di kelas sampel (eksperimen).

G. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan ke dalam 2 (dua) tahap, sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

Langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap ini, yaitu :

a) Melakukan observasi dan wawancara kepada guru Nahwu mengenai

pembelajaran Nahwu, dan melihat kondisi siswa di kelas

b) Penyusunan instrument yang akan digunakan dalam penelitian

c) Uji coba instrument tes

d) Menganalisis hasil uji coba instrument penelitian

e) Menentukan populasi dan memilih sampel

f) Melakukan perizinan untuk penelitian

g) Menyusun komponen-komponen pembelajaran yang meliputi

silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan scenario

pembelajaran

2. Tahap Pelaksanaan

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam tahap ini, yaitu :

a) Memberikan pretest (tes awal) pada kelas kontrol dan kelas

eksperimen

b) Melaksanakan pembelajaran di kedua kelas tersebut. Proses

pembelajaran di kelas eksperimen pembelajaran dengan

menggunakan pendekatan pembelajaran Contextual Teaching

Learning (CTL), sedangkan di kelas kontrol dilakukan dengan

menggunakan pendekatan ekspositori.

c) Memberikan posttest (tes akhir) pada kedua kelas tersebut.

(35)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

56

Instrumen merupakan bagian terpenting dalam sebuah penelitian. Dalam

suatu penelitian kualitas sebuah instrumen merupakan hal yang cukup

mempengaruhi data hasil suatu penelitian tersebut. Oleh karena itu, teknik uji

instrumen ini sangat diperlukan sekali untuk mengetahui instrumen yang akan

digunakan dalam penelitian apakah sudah memiliki kualitas yang baik atau

tidak. Pada pengembangannya, uji instrumen ini biasanya menggunakan uji

validitas dan reliabilitas, teknik uji ini digunakan supaya instrumen yang

nantinya akan digunakan untuk subjek penelitian sudah valid dan reliabel.

1. Uji Validitas

a. Uji Validitas Konstruk

Menurut Sugiyono (2011, hlm 177) “ untuk menguji validitas konstruk,

dapat digunakan pendapat para ahli (Judgement Expert).” Uji validitas

konstrak dilakukan untuk kesesuaian instrumen penelitian dengan kisi-kisi

instrumen penelitian. Keksesuaian tersebut dapt diketahui melalui kegiatan

bimbingan dengan dosen pembimbing dan Judgement yang dilakukan oleh

para ahli.

b. Uji Validitas Alat Ukur

Validitas adalah suatu ukuran yang mengukur tingkat kesahihan suatu

instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa

yang diharapkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara

tepat.

Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang

digunakan dalam penelitian ini dapat atau tidak mengukur tingkat ketepatan

(36)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

57

soal. Dalam mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria, maka

digunakan uji statistik yakni teknik korelasi product moment dari Karl

Pearson sebagai berikut:

� = � ∑ − ∑ ∑

√{�Σ − ΣX }{�Σ − ΣY }

Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 254)

Keterangan :

� : koefisien korelasi antara variabel X dan Y N : jumlah responden

X : jumlah skor item

Y : jumlah skor item keseluruhan

Menurut Arifin (2009 : hlm, 257) ”untuk dapat memberikan penafsiran

koefisiensi yang ditemukan tersebut tinggi atau rendah, maka dapat

berpedoman pada tabel sebagai berikut:

Table 3.3

Kriteria Acuan Validitas Soal

(37)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

58

Setelah diperoleh hasil validitas tersebut kemudian diuji juga tingkat

signifikansinya dengan uji-t dengan menggunakan rumus:

� =

�√� −

√ − �

2

Sumber : Sugiyono (2011 : hlm, 257)

Keterangan : t = nilai t hitung r = koefisien korelasi n = jumlah banyak subjek

Nilai t hitung yang kemudian dibandingkan dengan nilai t tabel pada taraf

signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 dengan kaidah

keputusan jika t hitung > t tabel maka korelasi tersebut dikatakan valid atau

signifikan dan jika, t hitung < t tabel maka korelasi tersebut dikatakan tidak

valid atau tidak signifikan.

Uji coba dilakukan untuk mengukur kelayakan instrumen yang akan

digunakan kepada kelas eksperimen. Uji coba instrumen ini di lakukan

kepada kelas II Pondok Pesantren Daar el-Qolam yang berjumlah 36 orang

siswa.

Teknik korelasi yang digunakan untuk menguji validitas butir pernyataan

(38)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

59

koefisien korelasi butir item pernyataan yang sedang diuji lebih besar dari r

tabel (n = 36) 0,329, maka dapat disimpulkan bahwa item pernyataan tersebut

merupakan konstruksi (construct) yang valid. Adapun hasil uji validitas

kuesioner kedua variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut :

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas

Variabel Hasil Belajar Ranah Kognitif (Y)

(39)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60

20 0,430 0,329 Valid

21 0,430 0,329 Valid

22 0,400 0,329 Valid

23 0,580 0,329 Valid

24 0,540 0,329 Valid

25 0,410 0,329 Valid

26 0,390 0,329 Valid

27 0,620 0,329 Valid

28 0,430 0,329 Valid

29 0,460 0,329 Valid

30 0,520 0,329 Valid

31 0,410 0,329 Valid

32 0,470 0,329 Valid

33 0,430 0,329 Valid

34 0,440 0,329 Valid

35 0,390 0,329 Valid

Validitas konseptual, peneliti melakukan Expert Judgement instrumen

penelitian kepada dosen bahasa Arab agar mengetahui kevalidan isi dari

instrumen yang akan digunakan. Hasil validitas konseptual atau Expert

Judgement instrumen penelitian kepada dosen bahasa Arab dapat dilihat di

lampiran.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketetapan alat tersebut dalam mengukur apa yang

diukurnya. Artinya, kapanpun alat itu digunakan maka akan memberikan

hasil pengukuran yang sama. Reliabilitas adalah tingkat ketetapan dari suatu

(40)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

61

dengan pertanyaan , apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan

kriteria yang telah ditetapkan”.

Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunaan rumus. Mencari

reliabilitas instrumen menggunakan rumus :

r = x r.

+ n- r . Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 261)

Keterangan :

r½½ : korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

r11 : koefisien reabilitas yang sudah disesuaikan

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan cara menguji coba instrumen

sekali saja, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode Split Half.

Kuesioner dikatakan andal apabila rhitung > rkritis. Hasil uji reliabilitas diperoleh

indeks sebesar 0.848. jadi dapat dikatakan instrumen penelitian ini dapat

dikatakan tergolong baik sebab nilai reliabilitasnya tinggi Adapun hasil dari

uji reliabilitas berdasarkan pada rumus Spearman Brown diperoleh hasil

sebagai berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Koefisien

Reliabilitas Rkritis Kesimpulan

0,868 0,700 Reliabel

3. Tingkat Kesukaran Soal

Taraf kesukaran soal adalah kemampuan siswa dalam menjawab soal.

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.

(41)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

62

sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa menjadi putus

asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar

jangkauan. Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya suatu soal

disebut indeks kesukaran. Untuk mencari indeks kesukaran digunakan rumus:

� = � + �� + � %

Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 266)

Keterangan:

TK = Tingkat kesukaran

WL = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok bawah WH = Jumlah peserta didik yang menjawab salah dari kelompok atas nL = Jumlah kelompok bawah

nH = Jumlah kelompok atas

Setelah nilai tingkat kesukaran diperoleh kemudian diinterpretasikan ke

dalam kriteria penafsiran tingkat kesukaran soal. Adapun kriteria penafsiran

tingkat kesukaran soal menurut Zainal Arifin (2009 : hlm, 270) adalah

sebagai berikut:

I. Jika persentase sampai dengan 27% maka termasuk mudah.

II. Jika persentase sampai dengan 28% - 72% maka termasuk sedang.

III. Jika persentase sampai dengan 73% ke atas maka termasuk sukar.

Tabel 3.6

Tingkat Kesukaran Soal

No Soal WL WH WL+WH WL-WH TK Penafsiran

1 3 0 3 3 19% Mudah

2 4 0 4 4 25% Mudah

(42)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(43)

Ahmad Harismawan Muhtarif, 2014

Pengaruh Penerapan Pendekatan Ctl (Contextual Teaching And Learning) Terhadap

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Materi Taqsiimul Fi’li Bi’itibaari Zamanihi Pada Mata

Pelajaran Nahwu

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

64

32 5 1 6 4 38% Sedang

33 3 0 3 3 19% Mudah

34 3 0 3 3 19% Mudah

35 6 1 7 5 44% Sedang

Jumlah Soal

Mudah 14 40%

Jumlah Soal

Sedang 21 60%

Jumlah Soal Sukar 0 0%

Pada tabel diatas dapat diketahui taraf kesukaran soal yang digunakan

dalam penelitian. Sebanyak 14 soal atau 40,00% dari total 35 soal termasuk

ke dalam kategori soal yang mudah, sisanya sebenyak 21 soal atau 60,00%

dari total 35 soal termasuk ke dalam kategori soal yang Sedang dan tidak

terdapat soal yang termasuk kategori sukar dalam instrument penelitian.

4. Daya Pembeda

Arifin (2009 : hlm, 273) mengungkapkan bahwa “daya pembeda adalah

pengukuran sejumlah mana suatu butir soal mampu membedakan peserta

didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang

belum/kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

Perhitungan daya pembeda (DP) tiap butir soal dihitung dengan rumus

berikut:

DP = ��−��

Sumber : Zainal Arifin (2009 : hlm, 273)

Gambar

Tabel 3.1 Desain Penelitian
Tabel 3.4
Tabel 3.5
Tabel 3.6 Tingkat Kesukaran Soal
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Untuk membuka ( decrypt ) data tersebut digunakan juga sebuah kunci yang dapat sama dengan kunci untuk mengenkripsi (untuk kasus private key.. cryptography ) atau dengan kunci

Pertama , birokrasi diartikan sebagai ” government by bureaus” yaitu pemerintahan biro oleh pegawai yang diangkat oleh pemegang kekuasaan, pemerintah atau pihak atasan dalam

Dalam penulisan ilmiah ini penulis akan menjelaskan tentang pembuatan program Game Memory dengan menggunakan program Macromedia Flash MX Dengan memanfaatkan fasilitas Object

Penelitian tentang “ Penguatan Pendidikan Karakter melalui Model Pembelajaran „Berkat Anang‟ (Berkarakter, Aktif, dan Menyenangkan) di Kalangan Siswa Pendidikan Dasar

Penggunaan Model Pembelajaran Two Stay Two Stray (Tsts) Berbantuan Simulasi Komputer Untuk Meminimalisasi Miskonsepsi Pada Materi Momentum Dan Impuls.. Universitas Pendidikan

Namun pada perkembangannya saat ini, tidak hanya berkomunikasi dengan sebuah program yang telah dirancang dapat memberikan hiburan pada seseorang. Akan tetapi dapat digunakan

Ada baiknya dimasa yang akan datang, penelitian ini dapat dijadikan rujukan untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya yang berkenaan dengan gaya kepemimpinan yang