• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA CEREBRAL PALSY DI SLB-D BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA CEREBRAL PALSY DI SLB-D BANDUNG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA

CEREBRAL PALSY DI SLB-D YPAC BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Khusus

Oleh :

Noviana Martiana

0900943

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2013

(2)

Pembelajaran Program Aplikasi Photoscape dalam

Meningkatkan Keterampilan Mengedit Foto pada Siswa

Cerebral Palsy di SLB-D YPAC Bandung

Oleh Noviana Martiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Noviana Martiana Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Noviana Martiana

0900943

PEMBELAJARAN PROGRAM APLIKASI PHOTOSCAPE DALAM

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENGEDIT FOTO PADA SISWA

CEREBRAL PALSY DI SLB-D YPAC BANDUNG

Disetujui dan Disahkan Oleh Pembimbing :

Dosen Pembimbing I

Dr. Nia Sutisna, M.Si.

NIP. 195701311986031001

Dosen Pembimbing II

Juang Sunanto, Ph.D.

NIP. 196105151987031002

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Drs. Sunaryo, M. Pd.

(4)

Noviana Martiana, 2013

ABSTRAK

“Pembelajaran Program Aplikasi Photoscape dalam Meningkatkan

Keterampilan Mengedit Foto pada Siswa Cerebral Palsy di SLB-D Bandung” (Noviana Martiana, 0900943, Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI 2013)

Penelitian ini dilakukan terhadap seorang subjek yaitu siswa cerebral palsy jenis

ataxia kelas XI SMALB di SLB-D YPAC Bandung. Subjek berinisial IGA (19 tahun) dan berjenis kelamin laki-laki. IGA telah memiliki kemampuan komputerisasi dasar, yaitu menghidupkan / mematikan komputer maupun laptop, mengetik menggunakan jempol, mengarahkan kursor menggunakan mouse dan panel sentuh, serta berselancar di dunia maya melalui jejaring sosial. Selain itu IGA juga memiliki minat yang cukup tinggi terhadap multimedia. Hal itu melatarbelakangi peneliti melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana Pembelajaran program aplikasi Photoscape dalam meningkatkan kemampuan mengedit foto pada siswa cerebral palsy serta untuk melihat berapakah skor kemampuan mengedit foto yang didapat oleh IGA pada fase Baseline-1, Intervensi, dan Baseline-2. Kemampuan mengedit foto pada penelitian ini meliputi meninggikan kualitas pada foto, memotong bagian yang tidak diinginkan pada foto, mengatur cahaya, serta menambahkan objek berupa tulisan pada foto. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan Single Subject Research dengan menggunakan desain A-B-A. Penyajian data diolah dan dianalisis menggunakan statistik deskriptif dengan persentase dan ditampilkan dalam bentuk grafik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mean kemampuan awal IGA dalam mengedit foto di

Baseline-1 sebesar 5% yang artinya kemampuan IGA dalam mengedit foto sangat kurang, kemampuan IGA cendrung meningkat pada fase intervensi dengan perolehan mean 94% yang artinya sangat baik, dan mencapai mean 100% pada fase Baseline-2 yang artinya sangat baik. Berdasarkan temuan hasil penelitian ini, membuktikan bahwa pembelajaran program aplikasi Photoscape dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan kemampuan mengedit foto pada IGA, siswa cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung. Oleh sebab itu peneliti merekomendasikan kepada pihak sekolah untuk mempertimbangkan pembelajaran ini sebagai salah satu bahan ajar bagi siswa cerebral palsy yang memiliki potensi dalam komputerisasi.

(5)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GRAFIK ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 5

E. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

F. Manfaat Penelitian ... 6

1. Manfaat Praktis... ... 6

2. Manfaat Teoritis... ... 6

3. Manfaat Bagi Peneliti ... ... 6

G. Struktur Organisasi Skripsi ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Pembelajaran Program Aplikasi Photoscape... 8

(6)

3. Keterampilan Mengedit Foto ... 15

4. Pembelajaran Program Aplikasi Photoscape pada Siswa Cerebral Palsy ... 15

B. Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berfikir ... 19

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Subjek ... 21

1. Lokasi Penelitian ... 21

2. Subjek Penelitian ... 21

B. Metode Penelitian ... 21

C. Variabel Penelitian ... 22

1. Variabel Bebas ... 22

2. Variabel Terikat (Target Behavior) ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 26

1. Persiapan Penelitian ... 26

2. Pelaksanaan Penelitian ... 26

a. Pelaksanaan baseline-1 (A-1) ... 26

b. Pelaksanaan Intervensi (B) ... 26

c. Pelaksanaan baseline-2 (A2) ... 26

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

1. Instrumen Pengumpulan Data ... 27

a. Penyusunan dan Penilaian Soal Tes ... 29

b. Uji Validitas Instrumen ... 32

2.Teknik Pengumpulan Data ... 33

a. Tes ... 33

b. Dokumentasi ... 34

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian ... 38

1) Meninggikan Kualitas Foto ... 38

2) Memotong Foto ... 39

3) Mengatur Cahaya pada Foto ... 40

4) Menambahkan Tulisan pada Foto ... 40

5) Analisis Data ... 41

a. Analisis dalam kondisi ... 42

b. Analisis Antar Kondisi ... 45

B. Pembahasan ... 46

BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ... 48

B. Rekomendasi ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 50

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 52

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Mengedit

Foto Menggunakan Program Aplikasi Photoscape ... 28

Tabel 3.2 Penilaian Keterampilan Meninggikan Kualitas pada Foto ... 29

Tabel 3.3 Penilaian Keterampilan Memotong Foto ... 30

Tabel 3.4 Keterampilan Mengatur Cahaya pada Foto ... 31

Tabel 3.5 Penilaian Keterampilan Menambahkan Objek Berupa Tulisan pada Foto ... 31

Tabel 4.1 Hasil Keseluruhan Kemampuan Mengedit Foto ... 41

Tabel 4.2 Hasil Analisis dalam Kondisi ... 42

(9)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Perkembangan kemampuan IGA dalam

Meninggikan Kualitas Foto ... 38

Grafik 4.2 Kemampuan IGA dalam Memotong Foto ... 39

Grafik 4.3 Kemampuan IGA dalam Mengatur Cahaya pada Foto ... 40

Grafik 4.4 Kemampuan IGA dalam Menambahkan Tulisan pada Foto... 42

Grafik 4.5 Rekapitulasi Hasil Keseluruhan Kemampuan IGA dalam Mengedit Foto... 42

(10)

DAFTAR GAMBAR

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Surat-surat Penelitian ... 51 Lampiran 2: Agenda Penelitian, Kisi-kisi Instrumen Penelitian,

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang pendidikan menuntut para pendidik untuk semakin tanggap terhadap perkembangan yang ada. Perkembangan tersebut akan dapat memberikan kontribusi yang besar bagi peserta didik apabila dapat tersampaikan dengan baik oleh pendidiknya. Setiap peserta didik berhak mendapatkan layanan pendidikan yang sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi agar potensinya dapat berkembang dengan optimal sehingga terwujudnya individu yang mandiri, dengan segala keterbatasan fisik yang ada seperti halnya anak tunadaksa yang berada di Sekolah Luar Biasa.

Anak tunadaksa adalah salah satu anak berkebutuhan khusus yang mengalami gangguan dalam motorik sehingga berpengaruh terhadap kemampuan gerak sehari-hari. Klasifikasi anak tunadaksa terbagi dua. Pertama, anak yang mengalami gangguan sistem persyarafan yaitu Cerebral Palsy dan Poliomielitis. Kedua, anak yang mengalami kerusakan pada alat gerak tubuh yaitu : tulang, sendi, dan otot. Contohnya, amputee dan muskle distropi. Jenis Tunadaksa yang paling banyak ditemui di SLB bagian D adalah Cerebral Palsy (CP).

Cerebral Palsy adalah serangkaian kondisi dan gejala yang diakibatkan kerusakan pada otak, yang terjadi sebelum, pada saat, dan sejenak setelah kelahiran yang mengakibatkan keabnormalan tonus dan koordinasi otot” (Esherick, 2009:125).

(13)

2

Anak CP yang memiliki kecerdasan rata-rata ataupun di atas rata-rata memang hanya sedikit dijumpai di SLB sehingga terkadang potensi, bakat, minat, dan pendidikan anak tersebut terkesan terabaikan karena sekolah lebih melihat kepada mayoritas kemampuan anak yang memang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata. Hal tersebut mengakibatkan tidak terlayaninya pendidikan secara optimal.

Temuan studi kasus pendahuluan di SLB-D YPAC Bandung, Penulis menemukan siswa CP yang memiliki kecerdasan rata-rata. Anak tersebut memiliki ketertarikan di bidang komputerisasi dan telah mampu mengoperasikan komputer dengan baik. Penulis melihat bahwa potensi yang dimiliki anak cukup tinggi, hal tersebut dapat terbukti saat penulis mengamatinya ketika membuka situs jejaring sosial dan berselancar di dalamnya. Potensi siswa tersebut dapat menjadi modal dasar dalam penguasaan keterampilan vokasional di bidang komputerisasi apabila mendapatkan bimbingan yang sesuai dengan kebutuhan yang ada di lapangan serta terpenuhinya fasilitas yang memadai dalam proses pembelajaran teknologi informasi dan komunikasi di sekolah.

SLB-D merupakan suatu tempat yang seharusnya mampu mengoptimalkan potensi, bakat, minat, dan pendidikan anak CP dengan memberikan pelayanan terbaik dalam menjalankan kinerjanya. Dengan fasilitas yang memadai diharapkan anak CP dapat terfasilitasi, yang dalam hal ini menyangkut di bidang komputerisasi sehingga diharapkan ia akan mampu menjadi individu yang mandiri dan percaya diri. Namun sayangnya, tidak semua SLB-D memberikan kecakapan keterampilan komputerisasi karena faktor penunjang di setiap SLB-D berbeda-beda kondisinya. Hal tersebut yang membuat siswa yang berpotensi malah tertinggal dalam ilmu Teknologi di bidang komputerisasi yang terus berkembang.

(14)

3

Suatu keterampilan dapat dimiliki seseorang melalui latihan begitupun dengan anak CP yang memiliki potensi dalam bidang komputerisasi, ia akan dapat memiliki suatu keterampilan khusus bila mendapat bimbingan dan fasilitas yang memadai.

Salah satu keterampilan komputerisasi yang banyak diminati saat ini adalah aplikasi untuk mengedit foto. Banyak ragam aplikasi yang ditawarkan dalam mengedit foto, mulai dari yang termudah hingga yang paling sulit dan ada juga yang gratis maupun tidak. Semua itu dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan masing-masing individu. Salah satu aplikasi gratis dan yang paling mudah digunakan adalah program aplikasi Photoscape. Maka dari itu penulis akan memberikan pembelajaran program Photoscape untuk anak CP yang memiliki potensi komputerisasi, karena Penulis yakin melalui pembelajaran ini anak CP dapat menyalurkan kreatifitasnya, meningkatkan kepercayaan dirinya, dan memberikan bekal keterampilan bagi masa depannya yang dalam hal ini adalah keterampilan mengedit foto.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis mengidentifikasi beberapa masalah:

1. Faktor Siswa

Siswa merupakan individu yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. sehingga dalam proses belajar perlu dipusatkan pada kebutuhan, kemampuan, serta gaya belajar siswa tersebut agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

2. Faktor Guru

(15)

4

3. Faktor Sarana dan prasarana

Sarana dan prasarana yang mendukung dapat menunjang dalam melangsungkan pembelajaran komputerisasi misalnya: komputer/laptop, dan berbagai program aplikasi komputer yang mendukung terhadap pengembangan keterampilan mengedit foto (Photoshop, Picasa, Pain.NET, Photoscape, dll ). Apabila sarana dan prasarana tidak menunjang, maka pembelajaran komputerisasi tidak akan berlangsung dengan optimal. Dalam Sarana yang digunakan pun harus seadaptif mungkin dengan kondisi anak. Misalnya jarak kursi dan meja komputer yang digunakan harus disesuaikan dengan kenyamanan anak dalam proses pembelajaran.

4. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang nyaman, bersih, dan jauh dari kebisingan akan mendukung proses pembelajaran. Sehingga apabila siswa merasa nyaman dengan lingkungan belajarnya, ia akan dapat mempertahankan konsentrasi saat belajar.

5. Pembelajaran Program Aplikasi yang digunakan

Photoscape adalah sebuah perangkat lunak untuk mengedit/memanipulasi foto dan meningkatkan kualitas foto secara instan, sehingga mudah digunakan bagi seorang pemula. Oleh sebab itu, Penulis memilih pembelajaran program aplikasi Photoscape dalam meningkatkan keterampilan anak CP dalam mengedit foto. Sehingga apabila anak CP dapat mengoperasikannya melalui pembelajaran yang diberikan, hal tersebut akan menjadi salah satu keterampilan yang dapat berguna untuk pengembangan kreatifitas, kepercayaan diri, dan bekal keterampilan untuk masa depannya.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah, maka Penulis memberikan batasan masalah, yaitu pada aspek keterampilan mengedit foto menggunakan fitur

(16)

5

beberapa tool yang dapat digunakan untuk mengedit foto. Peneliti kembali membatasinya hanya dalam, mengatur kualitas foto, memotong foto, mengatur pencahayaan foto, dan menambahkan tulisan pada foto.

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah disusun untuk mencari tahu gambaran mengenai pengaruh pembelajaran Photoscape terhadap peningkatan keterampilan mengedit foto pada siswa cerebral palsy di SLB-D YPAC Bandung. Rumusan masalah penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan penelitian, sebagai berikut:

1. Berapakah skor kemampuan awal mengedit foto pada siswa cerebral palsy

sebelum diberikan intervensi / pembelajaran program aplikasi photoscape? 2. Berapakah skor kemampuan mengedit foto pada siswa cerebral palsy

selama diberikan intervensi / pembelajaran program aplikasi photoscape? 3. Berapakah skor kemampuan mengedit foto pada siswa cerebral palsy

setelah diberikan intervensi / pembelajaran program aplikasi photoscape?

E. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran pengaruh pembelajaran program aplikasi Photoscape terhadap peningkatan keterampilan mengedit foto pada siswa Cerebral Palsy di SLB-D YPAC Bandung.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:

a. Skor kemampuan awal mengedit foto pada siswa cerebral palsy sebelum diberikan intervensi / pembelajaran program aplikasi photoscape.

b. Skor kemampuan kemampuan mengedit foto pada siswa cerebral palsy

(17)

6

c. Skor kemampuan mengedit foto pada siswa cerebral palsy setelah diberikan intervensi / pembelajaran program aplikasi photoscape.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat/kegunaan secara langsung maupun tidak langsung yaitu:

1. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi para pendidik dalam meningkatkan kreatifitas siswa Cerebral Palsy.

b. Keterampilan yang di dapat dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape ini dapat digunakan sebagai salah satu bekal keterampilan untuk hidup mandiri di masa depan.

c. Sebagai bahan masukan bagi orang tua dan guru, bahwa keterampilan yang berhubungan dengan komputerisasi terus berkembang dan akan sangat bermanfaat apabila kita dapat mengetahui cara menggunakan fasilitas yang tersedia di dalamnya.

2. Secara Teoritis

a. Memberikan inovasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan tentang pembelajaran program aplikasi Photoscape dalam meningkatkan keterampilan mengedit foto.

b. Memberikan acuan kepada guru dalam memberikan pembelajaran keterampilan yang menggunakan komputer bagi siswa yang mampu mengoperasikannya.

3. Bagi Penulis

a. Memperoleh pengalaman baru bagi peneliti dalam memberikan pembelajaran yang inovatif bagi siswa Cerebral Palsy.

(18)

7

G. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi pada skripsi ini terdiri dari dari BAB I sampai BAB V. Pada BAB I berisikan Pendahuluan meliputi latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

BAB II berisikan Kajian Pustaka yang menjelaskan teori mengenai pembelajaran program aplikasi Photoscape, definisi Cerebral Palsy, dan pembelajaran program aplikasi Photoscape pada siswa Cerebral Palsy. Pada Bab ini juga memaparkan penelitian yang relevan serta kerangka pemikiran.

BAB III berisikan penjabaran rinci mengenai metode penelitian yang terdiri dari lokasi penelitian, subjek penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, prosedur penelitian, instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.

BAB IV terdiri dari dua hal utama yaitu: (1) pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, dan tujuan penelitian. (2) Pembahasan atau analisis hasil temuan.

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian dan Subjek

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB-D YPAC Bandung yang beralamat di jalan Mustang no 46 Bandung.

2. Subjek Penelitian

Subjek yang diambil adalah seorang siswa kelas XI SMALB di SLB-D YPAC Bandung. Berikut ini adalah identitas subjek:

Nama : IGA

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : Bandung, 6 september 1994 Anak ke : 3 dari 3 bersaudara

IGA mengalami Cerebral Palsy jenis ataxia, dapat berjalan tanpa alat bantu. IGA telah memiliki kemampuan komputerisasi dasar sebelumnya meliputi menghidupkan / mematikan komputer maupun laptop, mengetik menggunakan jempol, mengarahkan kursor menggunakan mouse dan panel sentuh, serta berselancar di dunia maya melalui jejaring sosial Facebook. Selain itu IGA juga memiliki minat yang cukup tinggi terhadap multimedia.

B. Metode Penelitian

(20)

22

dirubah dalam waktu tertentu. Sedangkan pola desain tunggal yang dipakai adalah pola A-B-A, yang terdiri dari tahapan kondisi A1 (baseline 1), B (perlakuan), A2 (baseline 2).

Terdapat empat indikator dalam keterampilan dasar mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape pada penelitian ini yaitu:

1. Mampu mengatur kualitas foto 2. Mampu memotong foto

3. Mampu mengatur pencahayaan foto 4. Mampu memberikan objek berupa tulisan

Pengamatan dan pengambilan data tersebut dilakukan secara berulang sampai skor data menjadi stabil, untuk memastikan data yang sudah didapat dan melihat kemampuan awal anak secara pasti, serta dilaksanakan dalam suasana alami.

B (perlakuan atau intervensi) yang diberikan berupa pembelajaran mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape. Intervensi yang diberikan berkali-kali sampai skor data yang didapat menjadi stabil kemudian beralih ke sesi baseline 2.

A2, yakni pengamatan kembali terhadap kemampuan mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape pada siswa Cerebral Palsy yang menjadi subjek penelitian. Pada sesi ini, subjek tidak diberikan perlakuan/intervensi apapun. Hal ini juga dapat menjadi evaluasi sejauh mana intervensi yang diberikan berpengaruh terhadap subjek.

C. Variabel Penelitian

1. Variabel bebas

Variabel bebas (variabel independen) adalah variabel yang mempengaruhi / memicu timbulnya variabel terikat (variabel dependen). Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah pembelajaran program aplikasi Photoscape.

(21)

23

memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan dan kemahiran dalam mengedit atau merekayasa gambar/foto menggunakan salah satu perangkat lunak gratis yang siap pakai.

Pembelajaran yang akan diberikan adalah dasar-dasar dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape yang meliputi: mengatur kualitas pada foto, memotong foto, mengatur cahaya pada foto, dan memberikan objek berupa tulisan pada foto.

2. Variabel Terikat (Target Behavior)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau target behavior yang ingin dicapai dalam penelitian ini, yaitu keterampilan mengedit foto menggunakan fitur Editor pada program aplikasi Photoscape, yang meliputi: mengatur kualitas foto, memotong foto, mengatur pencahayaan foto, dan menambahkan tulisan pada foto. Kemampuan mengedit foto dapat diukur dengan cara tes perbuatan. Tes dilakukan setelah intervensi diberikan, intervensi tersebut berupa pembelajaran program aplikasi

Photoscape. kemampuan mengedit foto dapat dilihat sejauh mana subjek mampu melakukan tahapan-tahapan dalam meninggikan kualitas foto.

(22)

24

subjek sama sekali tidak mampu mengarahkan kursor pada tombol Level Otomatis.

Kemampuan memotong foto diukur dengan cara tes perbuatan. Subjek diminta untuk memotong bagian foto yang dihitamkan dengan tepat, tanpa menyisakan daerah yang dihitamkan dan tidak memotong daerah yang tidak dihitamkan. Kemampuan memotong foto diukur dengan melihat berapa banyak daerah penyimpangan yang terpotong. Skor tertinggi yaitu 5, didapat apabila subjek mampu memotong semua bagian yang dihitamkan dengan tepat. Subjek mendapatkan skor 4 apabila subjek mampu memotong bagian yang dihitamkan namun masih menyisakanya kurang dari seperempat bagian / ada bagian yang tidak dihitamkan ikut terpotong kurang dari seperempat bagian. Subjek mendapatkan skor 3 apabila subjek mampu memotong bagian yang dihitamkan namun masih menyisakanya lebih dari seperempat bagian / ada bagian yang tidak dihitamkan ikut terpotong lebih dari seperempat bagian. Subjek mendapatkan skor 2 apabila subjek mampu memotong namun tidak beraturan. Subjek mendapatkan skor 1 apabila kemampuan subjek hanya sampai mampu membuat pola potongan namun tidak dapat memotongnya (mengklik tombol Krop yang kedua). Subjek mendapatkan skor 0 apabila subjek sama sekali tidak mampu mengarahkan kursor pada tombol Krop .

(23)

25

kolom Terangkan menjadi 1-25/ 76-100. Subjek mendapatkan skor 2 apabila subjek mengklik tombol Warna, Terang namun tidak dapat mengubah angka pada kolom Terangkan. Subjek mendapatkan skor 1 apabila subjek mengarahkan kursor pada tombol Warna, Terang tanpa mengkliknya. Subjek mendapatkan skor 0 apabila subjek sama sekali tidak dapat mengarahkan kursor pada tombol Warna, Terang.

Kemampuan memberikan objek berupa tulisan pada foto diukur dengan cara melihat sejauh mana subjek mampu melakukan tahapan-tahapan dalam memberikan objek berupa tulisan pada foto tanpa ada bagian tulisan yang keluar dari kotak yang telah disediakan. Skor tertinggi yaitu 5, dapat diperoleh oleh subjek apabila mampu memberikan tulisan pada foto tanpa ada bagian tulisan yang keluar dari kotak yang telah disediakan. Subjek mendapatkan skor 4 apabila subjek mampu memberikan tulisan pada foto namun masih ada bagian tulisan yang keluar dari kotak yang telah disediakan. Subjek mendapatkan skor 3 apabila subjek mampu memberikan tulisan pada foto namun tidak dapat memposisikan tulisan tersebut ke dalam kotak. Subjek mendapatkan skor 2 apabila subjek mengklik tombol Objek

kemudian mengklik icon , tanpa mampu menambahkan tulisan. Subjek mendapatkan skor 1 apabila kemampuan subjek hanya sampai mengarahkan kursor pada icon . Subjek mendapatkan skor 0 apabila subjek sama sekali tidak mampu mengarahkan kursor pada tombol Objek.

(24)

26

D. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Penelitian

Persiapan awal penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahap sebagai berikut :

a. Mengajukan pengangkatan dosen pembimbing

b. Permohonan surat pengantar dari fakultas kepada Rektor untuk selanjutnya mengajukan surat pengantar ke KESBANGPOL

c. Permohonan ijin penelitian ke Dinas Pendidikan Jawa Barat untuk memperoleh surat rekomendasi untuk melakukan penelitian ke SLB-D YPAC Bandung.

2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan baseline-1 (A-1)

Fase baseline-1 adalah tahapanan awal untuk melihat kemampuan awal subjek dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape. Pengukuran pada fase baseline diberikan beberapa sesi sampai trend dan level data cenderung stabil. Setiap sesi memiliki periode waktu selama 35 menit. Pada fase ini peneliti memberikan tes perbuatan berupa intruksi pada subjek untuk mengedit foto yang telah disediakan tanpa adanya bantuan apapun. Peneliti mencatat dan menyimpan data yang diperoleh pada fase ini

b. Pelaksanaan Intervensi (B)

Fase Intervensi adalah kondisi dimana peneliti memberikan perlakuan berupa pembelajaran program aplikasi Photoscape. Setiap sesi memiliki waktu 35 menit, berikut ini adalah proses intervensi yang akan dilakukan:

1) Subjek diperlihatkan beberapa foto sebelum dan sesudah diedit menggunakan Photoscape.

2) Subjek diperlihatkan ikon program aplikasi Photoscape, kemudian memintanya untuk membuka program tersebut.

(25)

27

4) Subjek diminta untuk membuka fitur editor, kemudian peneliti kembali menjelaskan secara singkat fungsi-fungsi tombol yang ada pada fitur editor.

5) Subjek diminta melakukan langkah-langkah mengedit foto (meninggikan kualitas, memotong, mengatur cahaya, dan menambahkan tulisan pada foto) dengan arahan, bantuan verbal maupun fisik.

6) Peneliti melakukan evaluasi berupa tes perbuatan mengedit foto kemudian mencatat dan menyimpan hasil data pada fase ini.

7) Fase ini diakhiri apabila level data yang diperoleh cendrung stabil. c. Pelaksanaan baseline-2 (A2)

Prosedur pelaksanaan Baseline 2 (A2) yaitu pengulangan kondisi baseline sebagai evaluasi sejauh mana intervensi yang dilakukan memberikan pengaruh terhadap subjek dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape.Sesi pada fase ini diakhiri apabila level data yang diperoleh cendrung stabil.

E. Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen atau alat bantu yang akan digunakan dalam kegiatan penelitian ini adalah : Rancangan pembelajaran program aplikasi

(26)

28

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Kemampuan Mengedit Foto Menggunakan Program Aplikasi Photoscape

(27)

29

a. Penyusunan dan Penilaian Soal Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes perbuatan mengenai kemampuan siswa Cerebral Palsy dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape. Kemampuan yang akan diukur diantaranya adalah meninggikan kualitas foto, memotong foto, mengatur cahaya pada foto dan menambahkan objek berupa tulisan pada foto. Berikut ini adalah kriteria penilaian bagi masing-masing indikator:

Tabel 3.2

Penilaian Keterampilan Meninggikan Kualitas pada Foto

Soal/Intruksi Keterampilan Penilaian Keterangan

5 4 3 2 1 0 kolom penilaian. Berikut ini keterangan penilaian:

Skor 5 : Jika anak mengklik segitiga kecil di sebelah tombol Level Otomatis kemudian memilih Tinggi.

Skor 4: Jika anak mengklik segitiga kecil di sebelah tombol Level Otomatis

kemudian memilih Sedang (Default) / hanya mengklik tombol

Level Otomatis.

Skor 3 : Jika anak mengklik segitiga kecil di sebelah tombol Level Otomatis

kemudian memilih Rendah.

Skor 2 : Jika anak mengarahkan kursor pada segitiga kecil di sebelah tombol

Level Otomatis namun tidak dapat memilih/ mengklik pilihan yang ada.

(28)

30

Skor 0 : Jika anak sama sekali tidak mampu mengarahkan kursor pada tombol Level Otomatis.

Tabel 3.3

Penilaian Keterampilan Memotong Foto

Soal/Intruksi Keterampilan Penilaian Keterangan

5 4 3 2 1 0

Potonglah bagian yang tidak diinginkan pada foto yang telah disediakan!

Memotong Foto

Instrumen di atas diisi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom penilaian. Berikut ini keterangan penilaian:

Skor 5 : Jika anak mampu memotong semua bagian yang dihitamkan dengan tepat.

Skor 4 : Jika anak mampu memotong bagian yang dihitamkan namun masih menyisakanya kurang dari seperempat bagian / ada bagian yang tidak dihitamkan ikut terpotong kurang dari seperempat bagian. Skor 3 : Jika anak mampu memotong bagian yang dihitamkan namun masih

menyisakanya lebih dari seperempat bagian / ada bagian yang tidak dihitamkan ikut terpotong lebih dari seperempat bagian.

Skor 2 : Jika anak mampu memotong namun tidak beraturan.

Skor 1 : Jika kemampuan anak hanya sampai mampu membuat pola potongan namun tidak dapat memotongnya (mengklik tombol Krop yang kedua).

Skor 0 : Jika anak sama sekali tidak mampu mengarahkan kursor pada tombol

(29)

31

Tabel 3.4

Keterampilan Mengatur Cahaya pada Foto

Soal/Intruksi Keterampilan Penilaian Keterangan

5 4 3 2 1 0 kolom penilaian. Berikut ini keterangan penilaian:

Skor 5 : Jika anak mengklik tombol Warna, Terang dan merubah angka pada kolom Terangkan menjadi 50.

Skor 4 : Jika anak mengklik tombol Warna, Terang dan merubah angka pada kolom Terangkan menjadi 26-49/ 51-75.

Skor 3 : Jika anak mengklik tombol Warna, Terang dan merubah angka pada kolom Terangkan menjadi 1-25/ 76-100.

Skor 2 : Jika anak mengklik tombol Warna, Terang namun tidak dapat mengubah angka pada kolom Terangkan

Skor 1 : Jika anak mengarahkan kursor pada tombol Warna, Terang tanpa mengkliknya.

Skor 0 : Jika anak sama sekali tidak dapat mengarahkan kursor pada tombol

Warna, Terang.

Tabel 3.5

Penilaian Keterampilan Menambahkan Objek Berupa Tulisan pada Foto

(30)

32

Instrumen tersebut diisi dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom penilaian. Berikut ini keterangan penilaian:

Skor 5 : Jika anak mampu memberikan tulisan pada foto tanpa ada bagian tulisan yang keluar dari kotak yang telah disediakan.

Skor 4 : Jika anak mampu memberikan tulisan pada foto namun masih ada bagian tulisan yang keluar dari kotak yang telah disediakan.

Skor 3: Jika anak mampu memberikan tulisan pada foto namun tidak dapat memposisikan tulisan tersebut ke dalam kotak.

Skor 2 : Jika anak mengklik tombol Objek kemudian mengklik icon , tanpa mampu menambahkan tulisan.

Skor 1 : Jika kemampuan anak hanya sampai mengarahkan kursor pada icon .

Skor 0 : Jika anak sama sekali tidak mampu mengarahkan kursor pada tombol

Objek.

Penilaian secara keseluruhan yang digunakan yaitu berupa persentase. Berikut ini adalah rumusan penilaiannya:

Untuk kriteria penafsiran nilai yang dicapai siswa yaitu: 91 – 100 : Sangat Baik

76 – 90 : Baik 61 – 75 : Cukup 51 – 60 : Kurang

< 50 : Sangat Kurang

b. Uji Validitas Instrumen

Menurut Sugiono (2010:173), Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk

(31)

33

mendapatkan instrumen yang valid, suatu instrumen harus melalui suatu uji validitas. Instrumen penelitian ini telah diuji melalui expert-judgement

yaitu penilaian yang dilakukan oleh ahli yang berkompeten dalam bidang desain grafis, karena kegiatan mengedit foto/ gambar menggunakan program aplikasi komputer termasuk dalam kategori desain grafis.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah tes dan dokumentasi.

a. Tes

Tes yang diberikan dalam penelitian ini berupa tes perbuatan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan subjek dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape. Sistem Pencatatan data yang digunakan adalah Pencatatan dengan produk permanen, yaitu dilakukan terhadap target behavior yang dihasilkan oleh subyek. Data tersebut akan secara langsung berada pada dokumen tertentu. Peneliti akan memberikan tugas pada siswa untuk mengedit foto, kemudian foto tersebut akan disimpan di dalam komputer dan menjadi data permanen yang nantinya akan diolah dalam bentuk persentase. Terdapat tiga fase dalam pengumpulan data berbentuk tes ini, masing-masing fase tersebut sebagai berikut:

1) Baseline-1 (A1) untuk mengetahui kemampuan awal subjek sebelum diberi intervensi. Kemampuan subjek dalam mengedit foto menggunakan program aplikasi Photoscape dengan tes perbuatan menggunakan instrumen tes yang telah dilakukan uji validitas. 2) Intervensi (B), yaitu kondisi subjek selama diberikan perlakuan.

Peneliti memberikan penjelasan dan arahan dalam proses pembelajaran mengedit foto. Selanjutnya subjek diminta mengulang kembali proses mengedit foto.

(32)

34

sebagai tolak ukur sejauh mana pembelajaran program Photoscape

berpengaruh pada kemampuan subjek dalam mengedit foto.

b. Dokumentasi

Teknik dokumentasi ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang menyeluruh dan objektif subjek tentang subjek penelitian. Peneliti melakukan studi dokumentasi terhadap data hasil pemeriksaan psikolog di sekolah.

F. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan dua cara dalam menganalisis data yang telah didapat selama di lapangan yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi. Menurut Sunanto. et,al (2006: 68-76) menjelaskan bahwa ada dua cara dalam menganalisis data yang telah didapat selama di lapangan yaitu analisis dalam kondisi dan analisis antar kondisi.

1. Analisis dalam Kondisi

Analisis perubahan dalam kondisi adalah analisis perubahan data dalam suatu kondisi misalnya kondisi baseline atau kondisi intervensi. Adapun komponen-komponen yang harus dianalisis diantaranya yaitu : a. Panjang Kondisi

Panjang kondisi adalah banyaknya data dalam kondisi tersebut. Banyaknya data dalam suatu kondisi juga menggambarkan banyaknya sesi yang dilakukan pada kondisi tersebut. Data dalam kondisi

baseline dikumpulkan sampai data menunjukkan stabilitas dan arah yang jelas.

b. Kecenderungan Arah

(33)

35

menggunakan metode freehand, cara yang digunakan yaitu menarik garis lurus yang membagi data point (sesi) pada suatu kondisi menjadi dua bagian sama banyak yang terletak di atas dan di bawah garis tersebut. Sedangkan bila menggunakan metode split middle yaitu dengan cara membuat garis lurus yang membelah data dalam suatu kondisi berdaarkan median. Penelitian ini menggunakan metode split middle karena metode ini lebih reliabel.

c. Kecenderungan stabilitas/Tingkat Stabilitas

Kecenderungan stabilitas dapat menunjukkan tingkat homogenitas data dalam suatu kondisi. Adapun tingkat kestabilan data ini dapat ditentukan dengan menghitung banyaknya data yang berada di dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean. Jika sebanyak 50% atau lebih data berada dalam rentang 50% di atas dan di bawah mean, maka data tersebut dapat dikatakan stabil. Kriteria stabilitas yang digunakan adalah 15%.

d. Jejak Data

Jejak data merupakan perubahan dari data satu ke data lain dalam suatu kondisi. Perubahan satu data ke data berikutnya dapat terjadi tiga kemungkinan, yaitu menaik, menurun, dan mendatar. Kesimpulan mengenal hal ini sama dengan yang ditunjukkan oleh analisis pada kecenderungan arah.

e. Level Stabilitas dan Rentang

Rentang merupakan jarak antara pertama dengan data terakhir pada suatu kondisi yang dapat memberikan sebuah informasi. Informasi yang didapat akan sama dengan informasi dari hasil analisis mengenai perubahan level (level change).

f. Perubahan level (level change)

(34)

36

data terakhir. Sementara tingkat perubahan data antarkondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada kondisi pertama dengan data pertama pada kondisi berikutnya.

2. Analisis antar Kondisi

Analisis data antar kondisi dilakukan untuk melihat perubahan data antar kondisi, misalnya peneliti akan menganalisis perubahan data antar kondisi baseline dengan kondisi intervensi. Jadi sebelum melakukan analisis, peneliti harus menentukan terlebih dahulu kondisi mana yang akan dibandingkan. Untuk dapat mengetahui perubahan data antar kondisi tersebut, maka harus dilakukan analisis dari komponen-konponen berikut: a. Variabel yang diubah

Dalam analisis data antar kondisi sebaiknya variabel terikat atau perilaku sasaran difokuskan pada satu perilaku. Artinya analisis ditekankan pada efek atau pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.

b. Perubahan kecenderungan arah dan efeknya

Dalam analisis data antarkondisi, perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi baseline dengan kondisi intervensi dapat menunjukkan makna perubahan perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi. Secara garis besar perubahan kecenderungan arah grafik antar kondisi ini kemungkinannya adalah (a) mendatar ke mendatar, (b) mendatar ke menaik, (c) mendatar ke menurun, (d) menaik ke menaik, (e) menaik ke mendatar, (f) menaik ke menurun, (g) menurun ke menaik, (h) menurun ke mendatar, (i) menurun ke menurun.

c. Perubahan stabilitas dan efeknya

(35)

37

data pada kondisi intervensi. Data yang dapat dikatakan stabil bila menunjukkan arah mendatar, menarik, dan menurun yang konsisten. d. Perubahan level data

Perubahan level data menunujkkan seberapa besar data berubah. Tingkat perubahan data antar kondisi ditunjukkan dengan selisih antara data terakhir pada data kondisi pertama (baseline) dengan data pertama pada kondisi berikutnya (intervensi). Nilai selisih menggambarkan seberapa besar terjadi perubahan perilaku akibat pengaruh intervensi.

e. Data yang tumpang tindih (overlap)

Data overlap menunjukkan data tumpang tindih. Artinya terjadi data yang sama pada dua kondisi. Data yang tumpang tindih menunjukkan tidak adanya perubahan pada dua kondisi tersebut. Semakin banyak data tumpang tindih, maka semakin menguat dugaan tidak adanya perubahan perilaku subjek pada kedua kondisi. Jika data pada kondisi baseline lebih dari 90% yang tumpang tindih dari data pada kondisi intervensi, maka diketahui bahwa pengaruh intervensi

terhadap perubahan perilaku tidak dapat diyakini.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data tersebut adalah:

1) Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-1 .

2) Menskor hasil penilaian pada kondisi treatment/ intervensi. 3) Menskor hasil penilaian pada kondisi baseline-2.

4) Membuat grafik untuk skor yang telah diperoleh pada kondisi

baseline-1 , intervensi dan baseline-2 setiap indikator.

5) Membuat grafik untuk skor yang telah diakumulasikan pada kondisi baseline-1 , intervensi dan baseline-2 setiap indikator 6) Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1 , skor

intervensi dan skor baseline-2.

(36)

38

keterampilan mengedit foto menggunakan program aplikasi

(37)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian yang dipaparkan pada BAB IV dapat diketahui bahwa kemampuan awal IGA dalam mengedit foto yang terdiri dari meninggikan kualitas foto, memotong bagian yang tidak diinginkan pada foto, mengatur cahaya pada foto, dan memberikan objek berupa tulisan pada foto menggunakan program aplikasi Photoscape sangat rendah. Hasil analisis data menunjukan kecendrungan meningkat saat diberikan intervensi berupa pembelajaran program aplikasi Photoscape, bahkan pada fase baseline-2 IGA memperoleh skormaksimum yaitu 100% yang artinya kemampuan IGA dalam mengedit foto sangat baik setelah diberikan intervensi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran program aplikasi Photoscape dapat meningkatkan kemampuan mengedit foto pada IGA, siswa Cerebal Palsy di SLB-D YPAC Bandung.

B. Rekomendasi

Melalui hasil kesimpulan dari penelitian ini, Peneliti memberikan beberapa rekomendasi bagi beberapa pihak di bawah ini:

1. Pihak Sekolah

a. Berdasarkan temuan bahwa pembelajaran program aplikasi photoscape

dapat meningkatkan keterampilan siswa cerebral palsy, oleh sebab itu peneliti merekomendasikan pembelajaran ini menjadi salah satu bahan pertimbangan pihak sekolah dalam mengembangkan kurikulum pelajaran TIK bagi siswa-siswa yang memiliki potensi dalam komputerisasi.

(38)

49

diaplikasikan oleh siswa-siswa di SLB-D YPAC sehingga dapat menjadi fasilitator bagi mereka.

c. Hendaknya pihak sekolah memberikan peluang / kesempatan bagi semua siswa yang memiliki potensi dan minat khusus terhadap komputerisasi di bidang desain grafis dengan cara menyediakan fasilitas yang adaptif tanpa melupakan pengawasan yang baik ketika proses pembelajaran komputerisasi berlangsung.

2. Orang Tua

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pembelajaran program aplikasi

photoscape yang diberikan menunjukan dampak positif terhadap kemampuan anak dalam mengedit foto. Oleh sebab itu orang tua hendaknya lebih peka terhadap potensi dan minat anak terhadap keterampilan komputerisasi sehingga apabila anak memiliki potensi, orang tua segera memberikan arahan dan fasilitas yang mendukung.

3. Peneliti Selanjutnya

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Ahira, Anne. (n.d.). Cara Menggunakan Photoscape : Fitur-fitur Photoscape.

Diakses tanggal 21 April 2013 dari: http://www.anneahira.com/cara-menggunakan-photoscape.htm

Astati. (n.d.). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Efendi, M. (2008). Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.

Elcom. (2010). Modifikasi dan Manipulasi Foto Secara Instan. Yogyakarta : CV.ANDI OFFSET.

Esherick, J. (2009). Mendobrak Hambatan Pemuda dengan Keterbatasan Fisik.

Sleman: KTSP.

Lewis, R. B. dan Doorlag, D. H. (2006). Teaching Special Students in General Education Classroom Seventh Edition. New Jersey: Pearson Education, inc.

Mangkulo, H.A. (2011). Aplikasi Foto Editing Gratis. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Mokoginta. (2013). Pengertian Keterampilan dan Jenisnya. Diakses tanggal 30 Oktober 2013 dari: http://rapendik.com/program/pengayaan-pembelajaran/keterampilan/2118-pengertian-ketrampilan-dan-jenisnya Muslim, A.T. dan Sugiarmin, M. (1995). Ortopedi dalam Pendidikan Anak Tuna

Daksa. Bandung: DIRJEN DIKTI, DEPDIKBUD.

Pratama, T.Y. (2010). “Penggunaan Program Aplikasi Adobe Photoshop dalam Meningkatkan Keterampilan Editing Foto pada Anak Tunarungu. “ Jurusan Pendidikan Khusus. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.

Putranto, B.P. (2010). Olah Foto Dengan Software Gratis Photo! Editor, Photoscape, dan Painnet. Jakarta : Elex Media Komputindo.

Sagala, S. (2007). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

(40)

51

Soeharso, R. (1982). Pengantar Ilmu Bedah Orthopaedi. Yogyakarta: Essentia Medica.

Somantri, S. (2006). Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: Refika Aditama. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sunanto, J., Takeuchi, K., & Nakata, H. (2006). Penelitian dengan Subjek Tunggal. Bandung: UPI Press.

Taylor, R., Smiley, R.L., & Richards, S.B. (2009). Exceptional Students Preparing Teachers for the 21st Century. New York: Mc Graw-Hill.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012). Pedoman Penulisan Karya lmiah. Bandung: UPI Press.

Vaughn, S., Bos, C.S, Shay, J., & Schumm. (2011). Teaching Students Who Are Exceptional, Diverse, and At Risk in the General Education Classroom Fifth Edition. Boston: Pearson.

Widati, S., Sugiarmin, Suherman, Y., & Casmini, M. (2010). Pendidikan Anak Tunadaksa II. Dalam Hand Out Mata Kuliah Pendidikan Anak Tunadaksa II. Bandung: Pendidikan Luar Biasa UPI.

Gambar

Tabel 3.1   Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kemampuan Mengedit
Grafik 4.2 Kemampuan IGA dalam Memotong Foto .....................................   39
Gambar 2 Tampilan fitur Editor pada program aplikasi  Photoscape ..................11
gambaran pengaruh
+6

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian tentang pelarutan zirkon di dalam asam klorida yang pernah dilakukan antara lain pelarutan natrium zirkonat secara kontinu [8], pelindian secara

Fase kedua berawal dari umur 8-20 minggu, ayam perlu dipelihara di bawah manajemen pakan yang terkontrol dengan sangat teliti, untuk menghindari peternakan ayam dari berat

Dari hasil penelitian tenaga kerja bersentuhan langsung tanpa ada jarak dengan sumber radiasi dan berlangsung setiap hari dan sudah berjalan sampai bertahun-tahun maka dengan

[r]

Hubungan panjang gelombang elektromagnet dengan frekuensi dan tenaga gelombang semakin kecil panjang gelombang elektromagnet, semakin besar frekuensi gelombang semakin

Oleh itu, nikah mut ‘ ah hanya digalakkan membabitkan wanita yang bukan dara kerana amalan tersebut, mengikut Imam Ja ‘ far al- S ādiq “boleh menjejaskan reputasi

increase costs Invest aggressively to reduce production lead time Invest aggressively to reduce development lead time Product- design charact- eristics Maximize performance

Penilaian ditujukan dan menjadi masukan bagi sumber (source) agar berusaha memperbaiki kualitas data profil desa dan kelurahannya. Berdasarkan uraian di atas, dapat