• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR GADDAFI TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA (1969-2011).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR GADDAFI TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA (1969-2011)."

Copied!
52
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR GADDAFI

TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA (1969-2011)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh

DEDE YUSUP

0808392

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam

Muammar Gaddafi Terhadap Sistem

Pemerintahan Libya (1969-2011)

Oleh

Dede Yusup

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Dede Yusup 2012

Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2012

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

DEDE YUSUP

0808392

PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR GADDAFI

TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA (1969-2011)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH

PEMBIMBING:

Pembimbing I

Drs. Suwirta, M.Hum

NIP. 19621009 199001 1 001

Pembimbing II

Dr. Encep Supriatna, M.Pd

NIP. 19760105 200501 1 001

Diketahui Oleh

Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah

Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd

(4)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011)”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana pokok pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam dan pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan Libya (1969-2011). Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu; (1) Bagaimana latar belakang kehidupan Muammar Gaddafi?, (2) Bagaimana pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam?, (3) Bagaimana implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam dalam menjalankan pemerintahan Libya (1969-2011)?, dan (4) Bagaimana dampak pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam terhadap pemerintahan lain di Timur Tengah?. Keempat pertanyaan tersebut menjadi landasan utama penelitian dan pokok permasalahan dalam penulisan.

Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis, karena permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan sejarah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Sedangkan teknik penulisan skripsi ini menggunakan studi literatur, sebagai suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dengan mempelajari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yg dikaji, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

(5)

ABSTRACT

This minithesis entitled "The Effect of Thought Islamic Socialism Muammar Gaddafi Against Libyan Government System (1969-2011)". The main problem studied in this minithesis is how the basic ideas of Socialism Islam Muammar Gaddafi and the effects on the system of government of Libya (1969-2011). The main problem is then divided into four research questions, namely: (1) How the background of the life of Muammar Gaddafi?, (2) How ideas of Socialism Islam Muammar Gaddafi?, (3) How the implementation of Muammar Gaddafi's idea of Socialism Islam in governing Libya (1969-2011)?, and (4) What is the impact of thinking about Socialism Islam Muammar Gaddafi's government in the Middle East?. These questions form the basis of the study and the subject matter in writing.

The method used in the writing of this minithesis is the historical method, because the issues examined are issues of history . The steps taken in this method is a heuristic, criticism, interpretation and historiography. While the technique of writing this thesis uses literature study, as a technique used to obtain the theoretical data by studying the literature relevant to the issue that reviewed, in order to obtain the data required in the writing of this minithesis.

(6)

DAFTAR ISI

E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……….. 12

F. Sistematika Penulisan... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………... 37

(7)

BAB IV PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR

GADDAFI TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA

(1969-2011)……….. 53

A. Latar Belakang Kehidupan Muammar Gaddafi……..………. 54

1. Masa Kecil Muammar Gaddafi……… 54 2. Karier Militer Muammar Gaddafi……… 57 3. Karier Politik Muammar Gaddafi……… 58

B. Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi………. 67

1. Solusi Masalah Demokrasi………... 75

2. Solusi Masalah Ekonomi……….. 81

3. Basis Sosial Teori Dunia Ketiga………... 85

C. Implementasi Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi dalam Sistem Pemerintahan Libya 1969-2011……… 92

1. Nasionalisasi Libya………... 95

2. Pembentukan Jamahiriya………... 98

3. Ekonomi Sosialis Sebagai Alternatif……….. 101

4. Persatuan Arab……… 104

5. Mensponsori Terorisme……….. 106

6. Proyek Nuklir Libya………... 110

7. Women's Military Academy……… 112

8. Perang Saudara Libya 2011……… 114

D. Dampak Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi Terhadap Pemerintahan Lain di Timur Tengah……….. 120

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………126

A. Kesimpulan………. 126

B. Rekomendasi………... 131

(8)
(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Penelitian

Pada masa lalu, sosialisme dan marxisme menjadi sumber utama khasanah

pemikiran bangsa. Begitu pula dengan Islam sebagai agama mayoritas yang

secara terang-terangan disodorkan oleh para tokohnya dalam dinamika intelektual

dan politik sebagai bagian dari pengembangan kehidupan berbangsa dan

bernegara. Maka berbagai variasi pemikiran pun tumbuh subur secara terbuka.

Ada marxisme ortodoks, sosialisme demokrasi, sosialisme religius, marhaenisme,

dan lain sebagainya (Rizky, 2001: 237).

Sosialisme pertama-tama merupakan wacana filosofis, baru kemudian

berkembang menjadi doktrin ekonomi sebagai kritik terhadap kapitalisme yang

sedang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi kala

itu. Sebagaimana dikemukakan oleh Syam (2007: 267) bahwa:

Setelah melebarnya sayap-sayap ideologi liberalisme dan kapitalisme, maka dunia telah tersentuh ideologi ini dipenuhi dengan pragmatisme hidup, sikap individualistis, konsumerisme, hedonisme, dan materialisme. Ini telah menimbulkan masalah sosial sampai pada tingkat unit sosial terkecil, seperti melemahkan ikatan emosional dalam keluarga, disorientasi, disorganisasi sosial, pada skala yang besar timbulnya aliansi sosial sebab jauh dari agama dan ketimpangan sosial dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Ini kemudian menimbulkan reaksi untuk memberikan rumusan alternatif dalam melakukan perubahan sosial di tengah masyarakat. Lahirlah paham sosialis (sosialisme).

Sekalipun sebelumnya sosialisme itu sudah ada, Marx-lah yang

(10)

dasar yang riil. Landasan filosofis, asumsi dasar tentang manusia, teori sosial, dan

teori ekonomi bahkan disusun setidaknya diupayakan dengan keras, berdasarkan

landasan empiris. Marx mengklaim dirinya sebagai penemu “sosialisme ilmiah”,

sosialisme yang berangkat dari telaah rasional ilmiah atas hukum perkembangan

masyarakat.

Pertengahan abad ke-20 di Eropa berkembang sosialisme demokrasi dan

mengklaim bahwa dirinya bebas dari gagasan Marx dan marxisme. Tetapi, secara

tidak langsung di untungkan dengan gagasan dan berbagai eksperimen kaum

Marxis. Sosialisme demokrasi yang mengaku sebagai turunan sosialisme utopis

tersebut menjadi salah satu pilihan rasional bagi semua orang Eropa jika

dihadapkan pada kapitalisme dan marxisme yang ortodoks.

Sosialisme demokrasi inilah mungkin yang paling dekat dengan Islam.

Sosialisme mempunyai cita-cita mewujudkan keadilan dan pemerataan dalam

masyarakat, Islam pun juga demikian. Sebagaimana Kuntowijoyo (1991: 302)

menyatakan:

Dengan memahami ajaran-ajaran sosialnya, kita dapat menyatakan bahwa Islam sangat revolusioner, karena selalu menghendaki transformasi struktural. Yakni, bahwa Islam selalu berusaha merombak struktur-struktur ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Itulah sebabnya, gerakan kelas dalam Islam bukanlah untuk mengantarkan kelas mustadh’afin menegakkan keditaktoran baru, melainkan untuk melakukan transformasi dalam kerangka menciptakan struktur-struktur baru yang lebih adil.

Apalagi banyak sekali noktah-noktah dalam ajaran Islam yang sangat

sosialistis. Bahkan sering dikatakan bahwa dengan atau tanpa sosialisme, Islam itu

(11)

jauh lebih dekat dengan demokrasi ketimbang dengan nilai politik yang manapun

(Thohari, 2001: 103).

Sosialisme religius yang lahir sebagai jalan alternatif antara sosialisme

(marxisme) dan kapitalisme, meminjam istilah Muhidin M. Dahlan “Sosialisme

Religius, Sebuah Penjelajahan Meretas Jalan Keempat” tentu bukan hal baru dan

asing lagi, karena memang sosialisme inheren dengan agama itu sendiri. Cak Nur

(1987: 104) menyatakan bahwa “Sosialisme lebih sejalan dengan-atau lebih dekat

kepada nilai-nilai Islam”. Maka, banyak kalangan pemikir muslim seperti Ali

Syar’iati, Hasan Hanafi, dan tentunya Muammar Gaddafi pada dasarnya sangat

menentang gagasan masyarakat kapitalis-liberalis. Mereka cenderung pada

pembentukan masyarakat sosialis religius.

Muammar Gaddafi, sebagaimana telah disampaikan di atas ialah salah

seorang tokoh pemikir sosialisme religius, atau lebih tepatnya sosialisme Islam.

Gaddafi bahkan menyebut pemikirannya ini sebagai Teori Universal Ketiga (The

Third Universal Theory), setelah kapitalisme (teori pertama) dan sosialisme (teori

kedua) (Dahlan, 2001: 228).

Sosialisme baru yang digagas Gaddafi bersandar pada kekuatan spirit

agama, khususnya Islam, yang kemudian menjadi diktum revolusi untuk

membentuk tatanan sosial politik yang memberi manfaat bagi seluruh umat

manusia. Mansour Faqih dalam Dahlan (2001: 227), memandang bahwa:

(12)

Muammar Gaddafi yang lahir pada Juni 1942 ini semakin kuat

memperjuangkan pemikirannya, apalagi setelah ia melihat kegagalan demokrasi

liberal. Liberalisme, kata Gaddafi dalam Dahlan, bukan hanya gagal memajukan

komunitas muslim, namun justru memperkental keterbelakangan dan dekadensi.

Liberalisme dengan guratan-guratan alam maya ciptaannya telah memerosotkan

masyarakat menjadi masyarakat mekanistis (mechanized society) yang maha

sempurna (Dahlan, 2001: 227-228).

Bahkan Gaddafi yang saat itu menjadi pemimpin Libya pasca kudeta

militer 1 September 1969 terhadap Raja Idris 1, menjadikan pemikirannya sebagai

filosofi sistem perpolitikan Negara Libya. Tidak hanya itu, Gaddafi juga

menuangkan pemikirannya ini dalam sebuah buku berjudul Al-Kitab Al-Ahdar

atau dalam bahasa Inggris disebut The Green Book yang kemudian buku ini

menjadi panduan arah pembangunan Libya. Bahkan di Libya, buku ini menjadi

bacaan wajib setiap warga Negara Libya dan diajarkan di sekolah-sekolah sejak

kali pertama dipublikasikan pada 1975 (Agung, 2011: 57).

Ada tiga diktum masalah yang menjadi fokus gugatan Gaddafi atas

demokrasi Barat. Pertama, Problem Demokrasi dan Politik. Menurut Gaddafi

dalam Dahlan (2001: 228), instrumen-instrumen demokrasi seperti parlemen,

partai, kelas, dan bahkan sistem referendum merupakan bentuk penipuan dan

pembodohan rakyat yang sistematis. Parlemen atau badan perwakilan hanya

mewakili partai dan bukan rakyat, kekuasaan hanya di tegakkan dan di jalankan

atas dasar koalisi partai dan bukan rakyat. Partai itu sendiri merupakan bentuk

(13)

dalih menjalankan program-program untuk mensejahterakan rakyat, tak terkecuali

partai oposisi. Sedangkan mengenai kelas, Gaddafi memahaminya sebagai kelas

politik, adanya kelas dominan dan tidak dominan. Ketika kelas dominan ini

mencapai kekuasaan politik, mereka akan menjadi diktator.

Karena itu Gaddafi mengajukan metode demokrasi langsung yang lebih

praktis, yakni lewat Kongres Rakyat atau Komite Rakyat. “Tak ada demokrasi

tanpa Kongres Rakyat atau Komite Rakyat, dimana pun,” kata Gaddafi. Maka

pada 2 Maret 1977, Gaddafi membentuk Kongres Umum Rakyat (General

People’s Congress/GPC) dan melahirkan apa yang ia sebut dengan people’s

power. Negara pun berganti nama menjadi Sosialist People’s Libyan Arab

Jamahiriya dimana kekuatan utamanya terletak pada GPC.

Kedua, Problem Sistem Kepemilikan. Gaddafi tidak pernah sepakat dengan

sistem kapitalisme yang mengajarkan kepada dunia tentang kepemilikan pribadi.

Menurutnya, inilah bentuk keditaktoran liberalisme yang paling nyata. Dalam

sistem ekonomi kapitalis, pemilikan produksi hanya terpusat pada segelintir orang

saja yang mengeksploitasi alam dan orang lain. Itulah sebabnya, sosialisme Islam

menolak produksi dan pemilikan yang hanya memuaskan kebutuhan sendiri

dengan mengorbankan kebutuhan orang lain. Berbeda dengan sosialisme

(komunis) yang menekankan peran Negara dalam soal distribusi kekayaan.

sosialisme Islam ala Gaddafi memberi tanggung jawab pemerataan kekayaan

sepenuhnya kepada massa atau rakyat (Dahlan, 2001: 229-230).

Tjokroaminoto (2000: 6) menambahkan apa yang disebut dengan

(14)

peri-keadaan sama rata sama rasa, segenap manusia harus menurut hukum Islam

tentang zakat dan/atau sedekah. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita

untuk berlaku dermawan dengan asas-asas yang bersifat sosialis. Sedang Al

Quran berulang-ulang menyatakan bahwa memberi sedekah itu bukannya

kebajikan, tetapi bersifat satu kewajiban yang tidak boleh dilalaikan.

Sabda Nabi Muhammad SAW tentang aturan pemberian sedekah

menunjukkan sifat sosialis. Sabda tersebut seperti “Memberi sedekah adalah satu

wajib bagi kamu. Sedekah hendaklah diberikan oleh orang kaya kepada orang

miskin”, dan “Siapakah yang sangat dikasihi oleh Tuhan? Yaitu barang siapa yang

mendatangkan sebesar-besarnya kebaikan bagi mahkluk Tuhan”. Zakat diberikan

kepada delapan golongan yang berhak menerimanya. Kedelapan golongan

tersebut diantaranya: Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Gharim, Sabilillah, dan

Musafir.

Tjokroaminoto (2000: 8-9) memandang bahwa ada tiga hal perintah

tentang kedermawanan dalam Islam, yang ketiganya ini masing-masing

mempunyai dasar sosialis:

1.Akan membangun rasa ridha mengorbankan diri dan rasa melebihkan keperluan diri sendiri. 2. Akan membagi kekayaan sama rata di dalam dunia Islam, dengan lantaran menjadikan pemberian zakat sebagai salah satu rukun Islam. 3. Akan menuntun perasaan orang, supaya tidak menganggap kemiskinan itu satu kehinaan, tetapi menganggap kemiskinan itu lebih baik daripada kejahatan. Sekalian orang suci dalam Islam sukalah menjadi miskin, sedang kita punya Nabi yang mulia itu sendiri telah berkata: “Kemiskinan itu menjadikan besar hati saya” (Al Fakir Fakhri),

Pasca revolusi tahun 1969 pemerintahan Gaddafi membagi-bagikan tanah

pertanian kepada rakyat yang sebelumnya dikuasai oleh tuan-tuan tanah seperti

(15)

beberapa perombakan penting di sektor ekonomi yang diantaranya adalah

menasionalisasi perusahan-perusahan swasta dan membatasi kekayaan pribadi.

Ketiga, Hubungan Sosial dan Kemaslahatan Ummat. Hubungan sosial

yang paling mendasar menurut Gaddafi dalam Agung (2011: 68), adalah keluarga.

Lingkup sosial yang lebih luas adalah suku. Suku yang lebih besar adalah bangsa.

Keluarga merupakan payung sosial utama individu, dan bukan terletak pada

Negara. Dari keluarga inilah nantinya tumbuh kesadaran kebangsaan yang sosialis

religius. Kesadaran sosialis religius yang dimatangkan dalam lingkungan keluarga

inilah yang nantinya akan mengeluarkan masyarakat dari fanatisme kesukuan,

fanatisme nasionalis, bangsa, dan bahkan fanatisme keluarga itu sendiri. Sebab

setiap fanatisme yang berlebihan akan mengancam kemanusiaan. Satu benang

merah yang dapat ditarik dari pemikiran Gaddafi tentang hubungan sosial ini

adalah ketidaksetujuannya terhadap segala bentuk penindasan.

Dari pemikiran-pemikiran Gaddafi ini bisa diketahui bahwa sebenarnya ia

termasuk pemikir cemerlang. Ia resah pada kapitalisme justru ketika kapitalisme

sedang mencapai puncaknya. Meski demikian, pemikirannya susah untuk

diterapkan dalam kondisi masyarakat yang terlanjur menjadi sangat kapitalis.

Inilah sebab mengapa pemikirannya terkadang bias. Di satu sisi ia mengidealkan

masyarakat sosialis alami, namun ketika ia menjelaskan bagaimana idealisme itu

dijalankan ia terbentur pada kenyataan praktis. Tapi usahanya untuk memberikan

satu alternatif yang berbeda dalam mengelola masyarakat patut diacungi jempol.

Ia melawan sistem politik dunia (demokrasi liberal) dengan mengajukan

(16)

konsep dasar Negara sebagaimana yang ada di Islam. Baginya, demokrasi adalah

tirani. Tapi kini yang terjadi sebaliknya, ia dinilai sangat tiran, meskipun apa yang

ia idealkan sebenarnya sangat demokratis (Agung, 2011: 71).

Pemikiran Gaddafi sedikit banyak telah mempengaruhi arah politik dan

sistem pemerintahan Negara Libya yang di pimpinnya. Hal ini karena pemikiran

Gaddafi tentang sosialisme Islam yang dituangkan dalam Green Book ini secara

teori menjadi filosofi dari sistem pemerintahan Libya. Ada yang menyebutkan

bahwa Gaddafi telah membangun pemerintahan “aneh” tidak ada bandingan di

dunia, tidak republik tidak pula kerajaan. Pemerintahan Libya campuran dari

sistem monarki dan modern. Gaddafi Mengklaim dirinya tidak memerintah tetapi

cuma memimpin dan menjadi ketua Negara, namun seluruh kekuasaannya mutlak

dan otoriter. Gaddafi juga tidak mau disebut diktator dan penguasa tunggal. Lalu,

seperti apa sebenarnya sistem pemerintahan yang dianut oleh Libya dibawah

pemerintahan Gaddafi setelah ia mengkudeta Raja Idris I tahun 1969 sampai

kejatuhannya pada tahun 2011?.

Melihat kompleksitas dan keunikan Muammar Gaddafi serta Libya

dibawah pemerintahannya, mendorong penulis untuk mengkaji lebih mendalam

mengenai pemikiran sosialisme Islam Muammar Gaddafi dan pengaruhnya

terhadap sistem pemerintahan Libya. Ketertarikan untuk dijadikan tema penulisan

skripsi ini adalah: Pertama, belum ada yang membahas tentang pemikiran

sosialisme Islam Muammar Gaddafi dan pengaruhnya terhadap sistem

pemerintahan Libya, terutama dalam bentuk skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah

(17)

sebagai karya ilmiah penulis. Kedua, penulis ingin mengetahui latar belakang

kehidupan Muammar Gaddafi yang mempengaruhi corak pemikiran serta

kepemimpinannya di Libya. Ketiga, Muammar Gaddafi adalah pemimpin Libya

yang menjadikan pemikirannya sebagai filosofi arah pembangunan dan sistem

pemerintahan Libya. Sehingga, sedikit banyak kebijakan-kebijakan Gaddafi

ketika memimpin Libya dipengaruhi oleh pemikirannya tersebut. Keempat, di

bawah pemerintahan Gaddafi, Libya telah berubah dari Negara miskin menjadi

salah satu Negara terkaya dan diperhitungkan di dunia internasional. Tidak hanya

itu, sikap Gaddafi yang kontroversial dan anti Barat, membuat ia sangat dibenci

oleh Negara-negara Barat. Sehingga, kiranya sangat menarik untuk mencoba

membahas lebih mendalam tentang Libya dibawah pemerintahan Gaddafi.

Kelima, sukses besarnya dalam mengusahakan kemajuan bagi Libya, ternyata

tidak menjadi jaminan bagi Gaddafi untuk dapat melanggengkan kekuasaannya.

Bahkan di tahun 2011, dalam sebuah revolusi yang dijalankan oleh rakyat Libya,

Gaddafi harus turun dari jabatannya secara tidak hormat dan mati mengenaskan.

Gaddafi dianggap tidak mampu membawa Libya keluar dari masalah kesenjangan

sosial, pengangguran, dan kemiskinan. Tetapi di sisi lain, anggota keluarga dan

teman dekat Gaddafi diketahui kerap menggunakan uang kas Negara untuk

kepentingan-kepentingan mereka sendiri.

Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, penulis merasa

tertarik dan menjadikannya sebagai ide dasar dari penulisan skripsi ini. Maka dari

(18)

ilmiah dengan judul: “Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi

Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka

peneliti merumuskan masalah utama yang akan dikaji yaitu “Bagaimana pokok

pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam dan pengaruhnya terhadap

sistem pemerintahan Libya (1969-2011)?”. Untuk memfokuskan kajian penelitian

ini, maka rumusan masalah tersebut diuraikan dalam beberapa pertanyaan

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana latar belakang kehidupan Muammar Gaddafi?

2. Bagaimana pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam?

3. Bagaimana implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme

Islam dalam menjalankan pemerintahan Libya (1969-2011)?

4. Bagaimana dampak pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam

terhadap pemerintahan lain di Timur Tengah?

C. Tujuan Penelitian

Menjawab dan memecahkan rumusan masalah yang ada merupakan tujuan

utama yang ingin dicapai oleh peneliti. Secara umum penelitian ini bertujuan

untuk memaparkan pokok pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam

dan pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan Libya (1969-2011). Adapun

(19)

1. Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Muammar Gaddafi.

2. Memaparkan pokok pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam.

3. Mendeskripsikan implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang

sosialisme Islam dalam menjalankan pemerintahan Libya (1969-2011).

4. Mendeskipsikan dampak pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme

Islam terhadap hubungan Libya dengan pemerintahan lain di Timur Tengah.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Bagi penulis, dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah sebagai bentuk

aplikasi teori atas semua yang didapat selama perkuliahan untuk menarik

sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu, karya ini

juga merupakan sebuah motivasi bagi penulis untuk melakukan penelitian

lebih lanjut tentang Muammar Gaddafi maupun Negara Libya pada

khususnya dan penelitian-penelitian Historis Lainnya.

2. Bagi UPI khususnya bagi Jurusan Pendidikan Sejarah, memperkaya

penulisan sejarah intelektual maupun sejarah kawasan. Karya ilmiah ini Bisa

di jadikan sebagai sumber rujukan untuk memperkaya materi perkuliahan

khususnya tentang sejarah intelektual maupun sejarah kawasan Afrika dan

juga sumber rujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya di Jurusan

Pendidikan Sejarah UPI.

3. Bagi Mahasiswa, karya ilmiah ini dapat di jadikan sebagai sumber belajar

(20)

dalam penelitian-penelitian tentang sejarah intelektual maupun sejarah

kawasan, khususnya pemikiran Muammar Gaddafi, maupun sejarah afrika

dan Libya.

4. Bagi Keilmuan Sejarah, karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi materi

tambahan baik di perkuliahan khususnya tentang sejarah intelektual dan

sejarah kawasan Afrika, maupun di sekolah menengah dalam materi

perkembangan mutakhir sejarah dunia.

E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Penelitian

Metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam

suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti

(Sjamsuddin, 2007: 13). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode historis atau metode sejarah, yang menurut Ismaun (2005: 35) metode

sejarah ialah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau

peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data

peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah.

Adapun tahapan-tahapan tersebut diwujudkan dalam sebuah prosedur

penelitian sejarah yang di kemukakan oleh Louis Gottschalk (1986: 32) terdiri

dari 4 (empat) langkah kegiatan yang saling berurutan sehingga yang satu dengan

yang lainnya saling berkaitan. Keempat langkah tersebut yaitu heuristik

(pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran) dan

(21)

a. Heuristik (pencarian atau penemuan sumber). Heuristik merupakan kegiatan

untuk mencari atau menghimpun data dan sumber-sumber sejarah atau bahan

untuk bukti sejarah seperti dokumen, naskah, arsip, surat kabar, maupun

buku-buku referensi lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan

dibahas.

b. Kritik Sumber. kritik sumber adalah tahap penilaian atau pengujian terhadap

sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan dilihat dari sudut pandang

nilai kebenarannya. Kebenaran dari sumber-sumber sejarah ini dapat diteliti

secara otentisitas maupun kredibilitasnya, sehingga benar-benar dapat teruji

keasliannya. Dalam kritik sumber ini peneliti melakukan 2 (dua) cara yaitu

kritik ekstern dan intern.

1) Kritik Ekstern, yaitu cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap

aspek-aspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007: 132). Seperti

untuk menentukan keaslian dan keotentikan suatu sumber sejarah.

misalnya: kapan dan di mana serta dari bahan apa sumber tersebut ditulis,

sumber utamanya merupakan sumber-sumber sejarah yang sejaman.

2) Kritik Intern, kritik intern dilakukan terutama untuk menentukan apakah

sumber itu dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak.

Kritik intern ini dilakukan setelah penulis selesai melakukan kritik ekstern,

yaitu untuk melakukan pembuktian apakah sumber-sumber tersebut

benar-benar merupakan fakta historis.

c. Interpretasi, langkah selanjutnya adalah interpretasi yaitu proses menyusun,

(22)

sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat dimengerti dan bermakna.

Tujuannya agar data yang ada mampu untuk mengungkap permasalahan yang

ada sehingga diperoleh pemecahannya. Dalam proses interpretasi tidak semua

fakta dapat dimasukkan tetapi harus dipilih fakta mana yang relevan dan

sesuai dengan gambaran cerita yang hendak disusun.

d. Historiografi, merupakan langkah terakhir dari metode sejarah yang penulis

lakukan. Tahap ini merupakan langkah penulisan sejarah yang disusun secara

logis, menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah dimengerti

yang dilengkapi dengan pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat

membangun urutan kronologis dan tematis.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan sumber data, dan informasi yang relevan dengan

dengan penelitian ini, peneliti melakukan teknik studi literatur atau studi

kepustakaan. Dalam studi literatur peneliti mengumpulkan sumber-sumber berupa

buku, koran, majalah, dan artikel-artikel yang relevan dengan permasalahan yang

di kaji. Sumber-sumber yang telah terkumpul selanjutnya peneliti kaji dan pelajari

sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian sejarah seperti yang telah

diuraikan di atas.

Mengenai teknik penulisan, peneliti menggunakan sistem Harvard, yaitu

sistem yang membahas format penulisan dan pengorganisasian kutipan dari materi

sumber. Sistem ini juga dikenal dengan sebutan authordate sistem (sistem

penulis-tanggal) dan parenthical referencing (penulisan referensi dalam kurung).

(23)

secara luas di lingkungan akademis dan sesuai dengan pedoman penulisan karya

ilmiah UPI.

F. Sistematika Penulisan

Hasil yang diperoleh melalui studi literatur dikumpulkan dan kemudian

disusun kedalam sebuah laporan dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I, Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang

masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti

timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

serta sistematika penulisan.

BAB II, Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi tentang berbagai pendapat

bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji

yaitu mengenai Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi

Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011).

BAB III, Metode penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang metode dan

teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mencari sumber-sumber dan cara

pengolahan sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji.

BAB IV, pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal

yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.

Uraian tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab

(24)

BAB V, Kesimpulan. Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan

deskripsi dan dilengkapi dengan saran serta rekomendasi mengenai masalah yang

(25)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang

digunakan dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari mencari sumber-sumber,

kritik sumber, analisis dan cara penulisannya. Pada bagian pertama akan

dijelasakan metode dan teknik penelitian secara teoritis sebagai landasan dalam

pelaksanaan penelitian, dan pada bagian kedua akan dijelaskan mengenai

tahapan-tahapan dalam penyusunan skripsi. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan

laporan akhir penelitian.

A. Metode dan Teknik Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam mengkaji skripsi yang berjudul “Pengaruh

Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi Terhadap Sistem Pemerintahan

Libya (1969-2011)” ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan

menggunakan studi literatur, sebagai teknik penelitiannya. Menurut Gottschalk

(1986: 32) metode sejarah adalah menguji dan menganalisis secara kritis rekaman

dan peninggalan masa lampau. Sedangkan Sjamsuddin (2007: 14) mengartikan

metode sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah.

Gilbert J. Garraghan dalam Abdurachman (1999: 43-44) mengungkapkan

(26)

mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan

mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Berbeda

dengan Gilbert, Kuntowijoyo (2003: xii), mengemukakan bahwa metode sejarah

merupakan petunjuk khusus tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian

sejarah. Adapun menurut Sukardi (2003: 203) penelitian sejarah adalah salah

satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik,

berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan

dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian yang

mungkin membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang dan

mengantisipasi kejadian yang akan datang.

Ismaun (2005: 35), mengungkapkan bahwa metode sejarah ialah

rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah

secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa

lampau yang disebut sumber sejarah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas

dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud metode sejarah adalah proses

pengkajian terhadap sumber-sumber sejarah yang dilakukan secara kritis, analitis,

dan sistematis dan kemudian disajikan secara tertulis.

Skripsi ini menggunakan metode historis karena permasalahan yang

diangkat adalah permasalahan sejarah. Khususnya mengenai pemikiran sosialisme

Islam Muammar Gaddafi. Penggunaan metode ini sangat penting dalam

menggambarkan kejadian masa lampau sebagai cerminan pembelajaran masa kini.

Keterkaitan utama metode ini dengan skripsi yang berjudul: Pengaruh Pemikiran

(27)

(1969-2011), adalah menguji ketahanan dan analisa pemikiran seorang tokoh terhadap

realitas sejarah dalam melihat hubungan antara sosialisme, Islam, dan

pemerintahan sebuah Negara.

Metodologi dalam penelitian sejarah memiliki tahapan-tahapan dalam

proses penelitiannya. Louis Gottschalk (1986: 32) mengemukakan empat langkah

kegiatan dalam penelitian sejarah yang saling berurutan sehingga yang satu

dengan yang lainnya saling berkaitan. Keempat langkah tersebut yaitu heuristik

(pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran) dan

historiografi (penyajian dalam bentuk cerita sejarah).

Sedangkan Kuntowijoyo (2003: 89) mengemukakan lima tahapan dalam

melakukan penelitian sejarah, yaitu:

1. Pemilihan topik

2. Pengumpulan sumber

3. Verifikasi

4. Menginterpretasi

5. Penulisan

Mengacu pada pendapatnya Gray, et al. sebagaimana yang dikutip oleh

Sjamsuddin (2007: 89) bahwa terdapat enam tahapan yang harus ditempuh dalam

penelitian sejarah, antara lain adalah:

1. Memilih judul atau topik yang sesuai.

2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.

(28)

4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah berhasil dikumpulkan

(kritik sumber).

5. Menyusun hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar atau sistematika

tertentu.

6. Menyajikan dan mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara

yang dapat menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti.

Penulis memasukan langkah-langkah di atas yaitu memilih judul atau

topik yang sesuai, mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik,

dan membuat catatan yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung ke

dalam langkah heuristik. Langkah mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang

telah berhasil dikumpulkan sebagai langkah kritik sumber. Langkah menyusun

hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar atau sistematika tertentu, dan

menyajikan serta mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara

yang dapat menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti sebagai langkah

interpretasi dan historiografi. Pada tahapan historiografi langkah penulisan dan

interpretasi dinyatakan sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan.

2. Teknik Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik studi literatur

sebagai suatu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data yang bersifat

teoritis dengan cara mempelajari buku yang relevan dengan masalah yang

dibahas, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.

Pengkajian dengan studi literatur, akan membuat proses penelitian berlangsung

(29)

Teknik ini dilakukan oleh penulis dengan mengkaji berbagai sumber yang relevan

dengan topik yang akan diteliti, sehingga dapat membantu penulis dalam

menemukan jawaban dari permasalahan yang dirumuskan.

B. Tahap-tahap Penelitian

Berdasarkan penjelasan mengenai metode dan teknik penelitian yang

digunakan, penulis mencoba untuk memaparkan tahapan-tahapan yang dilakukan

dalam melaksanakan penelitian. Sehingga skripsi ini menjadi karya tulis ilmiah

yang sesuai dengan ketentuan keilmuan yang berlaku. Tahapan-tahapan yang

dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan laporan

penelitian.

1. Persiapan Penelitian

a. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian

Tahap ini merupakan langkah awal dalam memulai penelitian.

Ketertarikan penulis terhadap tema penelitian ini setelah menyaksikan

berita-berita di televisi tentang revolusi yang terjadi di Negara-negara Timur Tengah dan

Afrika Utara pada tahun 2011 silam, yang salah satu diantaranya adalah revolusi

Libya terhadap Muammar Gaddafi. Kemudian penulis mencoba mencari

sumber-sumber bacaan tentang Muammar Gaddafi dan Libya ini, baik dari sumber-sumber buku

maupun internet.

Penulis kemudian menentukan tema penelitian pemikiran Muammar

Gaddafi tentang sosialisme Islam-nya, dan dilanjutkan dengan mengajukan judul

(30)

Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS),

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), pada bulan Februari 2012. Judul pertama

yang penulis ajukan adalah “Pemikiran Muammar Khadafi Tentang Sosialisme

Islam Dalam Sistem Pemerintahan Libya”. Setelah mendapat persetujuan, penulis

diperkenankan untuk menyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk

proposal.

b. Penyusunan Rancangan Penelitian

Sebelum menyusun rancangan penelitian, penulis melakukan berbagai hal

untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang tema kajian dengan

membaca literatur-literatur, baik berupa buku-buku maupun artikel yang sudah

penulis dapatkan sebelumnya dari mengunjungi perpustakaan-perpustakaan dan

toko buku, serta hasil browsing internet. Rancangan Penelitian pada dasarnya

memuat tentang:

1. Judul Penelitian

2. Latar Belakang Masalah

3. Rumusan Masalah

4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

5. Tinjauan pustaka

6. Metode dan Teknik Penelitian

7. Sistematika penulisan

Rancangan penelitian yang sudah disusun dalam bentuk proposal

kemudian diserahkan kepada TPPS Jurusan Pendidikan Sejarah pada tanggal 26

(31)

pengesahan judul dan seminar proposal penelitian ditetapkan melalui surat

keputusan dengan nomor 03/TPPS/JPS/2012. Persetujuan tersebut mengantarkan

penulis untuk mempresentasikan judul skripsi “Pemikiran Muammar Gaddafi

Tentang Sosialisme Islam Dalam Sistem Pemerintahan Libya” kepada calon

pembimbing dalam sebuah seminar proposal yang dilaksanakan pada hari Rabu

tanggal 28 Maret 2012, yang bertempat di Ruang 5 Lantai IV gedung FPIPS UPI.

Seminar tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd, Dra. Yani

Kusmarni, M.Pd, Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si, Dr. Encep Supriatna, M.Pd, Drs.

Tarunasena Makmoer, Moch. Eryk Kamsori, S.Pd, dan Drs. Syarif Moeis.

Dalam seminar ini penulis mendapat beberapa masukan dari berbagai

pihak terutama dari Bapak Dr. Encep Supriatna, M.Pd selaku calon pembimbing

II. Masukan tersebut seperti dalam judul harus ditambah waktu kajian, karena

penelitian ini merupakan penelitian sejarah dan sejarah terikat oleh waktu. Selain

itu, judul skripsi tersebut juga sedikit dirubah agar menjadi lebih menarik. Tidak

hanya judul, latar belakang masalah juga harus direvisi. Dalam latar belakang

masalah hendaknya ditambahkan penjelasan tentang koherensi sosialisme dan

Agama (Islam) sebelum menjelaskan sosialisme Islam Muammar Gaddafi.

Sehingga judul skripsi penulis sebagai hasil dari revisi seminar proposal

tersebut adalah “Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi

Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011)”. Surat keputusan dan seminar

yang diselenggarakan, selanjutnya menentukan pembimbing skripsi penulis, yaitu

Bapak Drs. Andi Suwirta, M.Hum sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. Encep

(32)

c. Bimbingan

Sesuai dengan keputusan dalam seminar proposal, penulis dibimbing oleh

Bapak Drs. Andi Suwirta, M.Hum sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. Encep

Supriatna, M.Pd sebagai pembimbing II. Proses bimbingan dilakukan melalui

kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam setiap pertemuan membahas satu

bab yang diajukan, dan bimbingan satu bab biasanya tidak cukup dalam satu kali

pertemuan karena selalu ada beberapa hal yang harus direvisi oleh penulis. Proses

bimbingan atau konsultasi dengan pembimbing diawali pada tanggal 25 Juni 2012

dan terus dilaksanakan sampai semua bab selesai dan penulisannya benar.

Proses bimbingan sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian

dan menyusun skripsi ini. Proses bimbingan diperlukan dalam penelitian sebagai

sarana untuk berkonsultasi, berdiskusi, dan memberikan pengarahan dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh penulis. Setiap hasil bimbingan

dicatat dalam lembar frekuensi bimbingan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Bagian ini merupakan tahapan penting dari sebuah penelitian.

Langkah-langkah dalam melaksanaan penelitian yang penulis sesuai dengan metode

penelitian yang digunakan yaitu metode historis atau metode sejarah. Penulis

menggunakan tahapan penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sjamsuddin

(2007: 85-239), yang mencakup heuristik (pengumpulan sumber), kritik,

interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Keempat langkah metode sejarah

(33)

a. Pengumpulan Sumber (Heuristik)

Pada tahap ini penulis berusaha mencari dan mengumpulkan

sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang dikaji. Menurut Sjamsuddin (2007:

95) sumber sejarah (historical sources) merupakan segala sesuatu yang langsung

atau tidak langsung menceritakan pada kita mengenai suatu kenyataan atau

kegiatan manusia pada masa lampau (past actually). Sumber sejarah yang dapat

penulis temukan adalah berupa literatur. Hal ini dilakukan dengan jalan meneliti

dan mengkaji hasil karya ilmiah penulis lain. Penulis berusaha mengumpulkan

sumber-sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Namun,

penulis belum menemukan sumber primer dan baru menemukan sumber-sumber

sekunder. Hal ini karena sulitnya menemukan literatur hasil dari tulisan Muammar

Gaddafi sendiri. Penulis hanya baru menemukan tulisan-tulisan karya orang lain

yang menjelaskan tentang Muammar Gaddafi.

Proses pencarian sumber dilakukan dengan cara mengunjungi berbagai

perpustakaan, baik perpustakaan yang ada di kota Bandung maupun di luar kota

Bandung. Selain perpustakaan, penulis juga mengunjungi pusat-pusat penjualan

buku dan menggunakan koleksi pribadi penulis sendiri yang dianggap relevan

dengan permasalahan yang sedang dikaji.

Perpustakaan-perpustakaan yang penulis kunjungi sangat membantu dalam

memperoleh sumber. Perpustakaan itu diantarnya adalah perpustakaan Universitas

Pendidikan Indonesia (UPI) pada bulan Oktober 2011 dan Juli 2012, perpustakaan

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Juli

(34)

Oktober 2011 dan Juli 2012, dan perpustakaan Batu Api pada bulan Oktober

2011. Dari perpustakaan-perpustakaan tersebut penulis memperoleh beberapa

literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.

Untuk lebih jelasnya, sumber-sumber literatur yang penulis dapatkan

adalah sebagai berikut:

1) Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan ini

penulis mendapatkan beberapa buku antara lain: Paradigma Islam:

Interpretasi untuk Aksi karya Kuntowijoyo, dan Pengantar Ilmu Politik

karya Rodee, at al. di perpustakaan UPI penulis sangat kesulitan mencari

literatur yang relevan dengan judul yang dikaji.

2) Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada. Di perpustakaan ini

penulis mendapatkan buku Qaddafi, His Ideology in Theory and Practice

karya El Khawas, Islam dan Sosialisme karya H.M. Rasjidi, Islam dan

Sosialisme karya H.O.S Tjokroaminoto, dan Islam Kemodernan dan

Keindonesiaan: Pikiran-Pikiran Nurcholish “Muda” karya Nurcholis

Madjid.

3) Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA). Di perpustakaan

ini penulis mendapat beberapa buku seperti Gaddafi Voice From the

Dessert karya Mirella Bianco, Afrika Dalam Pergolakan karya Kirdi

Dipoyudo, serta Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah karya Riza

(35)

4) Perpustakaan Batu Api Jatinangor. Di perpustakaan ini penulis

mendapatkan buku Sosialisme Religius: Suatu Jalan Keempat? Dengan

editornya Muhidin M. Dahlan.

Selain mengunjungi perpustakaan, penulis juga mencari sumber di

beberapa toko buku di kota Bandung seperti Palasari (September 2011), Gramedia

(September 2011), Togamas (September 2011), dan Dewi Sartika (September

2011). Penulis juga menggunakan buku-buku koleksi pribadi seperti diantaranya

Khadafi, Anjing Gila dari Sahara karya Agung D.H., Revolusi Timur Tengah

karya Apriadi Tamburaka, Islam, Sosialisme, dan Kapitalisme, dengan editornya

Herdi Sahrasad, Pemikiran Politik Barat karya Firdaus Syam, serta buku-buku

lainnya yang relevan dan dapat menunjang penulisan skripsi ini.

Penulis juga melakukan browsing internet (Juli 2012) untuk mendapatkan

artikel-artikel yang berhubungan dengan pemikiran Muammar Gaddafi tentang

sosialisme Islam, dan juga tentang pemerintahan Negara Libya dan Timur

Tengah. Penelusuran melalui internet dilakukan untuk mendapatkan tambahan

informasi agar dapat mengisi kekurangan-kekurangan dari sumber buku yang

sudah didapatkan. Penulis menyadari bahwa sumber-sumber yang penulis

dapatkan masih sangat kurang. Oleh karena itu, sampai saat ini penulis masih

terus mencari sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji,

khususnya sumber primer.

b. Kritik

Tahap selanjutnya setelah memperoleh sumber pada tahap heuristik adalah

(36)

telah didapatkan. Kritik sumber dilakukan terhadap sumber utama maupun

sumber penunjang lainnya. Helius Sjamsuddin (2007: 131) menjelaskan bahwa

fungsi kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu

dalam mencari kebenaran. Dalam tahap ini, seringkali sejarawan dihadapkan

untuk membedakan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang mungkin dan

apa yang meragukan atau skeptis. Kritik sumber secara garis besar dibagi dua,

yaitu kritik ekstern (Eksternal) dan kritik intern (Internal). Kritik eksternal

dilakukan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber dengan melakukan

penelitian fisik terhadap suatu sumber, sedangkan kritik internal dilakukan untuk

menguji reliabilitas dan kredibilitas sumber, dan bertujuan untuk memahami isi

teks.

Tahap pertama yang dilakukan dalam kritik sumber adalah kritik eksternal

yang merupakan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek

luar sumber sejarah. Dalam melakukan kritik eksternal pada sumber-sumber

tertulis berupa buku-buku itu, penulis tidak menelitinya secara ketat, hanya

mengklasifikasikannya dari aspek latar belakang penulis buku tersebut. Hal

tersebut dilakukan untuk melihat keotentisitasnya sehubungan dengan tema

penulisan skripsi ini. Selain itu, tahun terbit dimana semakin kekinian angka

tahunnya semakin baik karena setiap saat terjadi perubahan dan perbaikan, dan

penerbit serta tempat dimana buku itu diterbitkan untuk melihat spesialisasi

tema-tema buku yang dikeluarkan oleh penerbit tersebut, serta tentu saja kepopuleran

dari penerbit juga diperhitungkan sehingga tingkat kepercayaan kepada isi buku

(37)

Setelah melakukan kritik eksternal, langkah selanjutnya adalah melakukan

kritik internal. Kritik internal dilakukan oleh penulis untuk melihat layak atau

tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh untuk selanjutnya dijadikan

rujukan dalam penelitian ini. Kritik internal yang dilakukan penulis diawali ketika

penulis memperoleh sumber. Penulis menelaah secara keseluruhan isi sumber dan

membandingkannya dengan sumber-sumber lainnya yang telah di kaji

sebelumnya oleh penulis. Dari hasil telaah dan perbandingan itu, maka akan

diperoleh kepastian bahwa sumber tersebut bisa digunakan karena sesuai dengan

tema kajian.

c. Interpretasi dan Penulisan Sejarah

Setelah melakukan heuristik dan kritik sumber, langkah selanjutnya dalam

penelitian sejarah ini adalah interpretasi dan historiografi. Tahap interpretasi dan

penulisan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan dan bersamaan

(Sjamsuddin, 2007: 155). Penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta

sejarah yang diperoleh melalui kritik eksternal maupun kritik internal. Kemudian

fakta-fakta tersebut dirangkai dan dihubungkan satu sama lain sehingga menjadi

satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu dimasukkan ke dalam

konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya (Ismaun, 2005:131).

Setelah melakukan proses analisis terhadap fakta-fakta yang ada, penulis

kemudian menyajikannya dalam bentuk tulisan yang disebut historiografi.

Historiografi merupakan proses penyusunan dan penuangan seluruh hasil

penelitian ke dalam bentuk tulisan. Penulis berusaha menyajikan hasil penelitian

(38)

Penulisan ini menggunakan teknik dasar menulis deskripsi, narasi dan analisis.

Deskripsi dan narasi dalam rangka menulis ulang, dan analisis dalam rangka

interpretasi.

C. Laporan Hasil Penelitian

Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam prosedur penelitian. Laporan

hasil penelitian merupakan puncak dari suatu prosedur penelitian sejarah. Setelah

melakukan langkah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi, seluruh hasil

penelitian yang telah diperoleh, disusun menjadi suatu karya tulis ilmiah yang

telah baku dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar yaitu berupa

skripsi. Sistematika penulisan yang digunakan sesuai dengan sistematika

penulisan skripsi yang termuat dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan sistem Harvard yaitu

sistem yang membahas format untuk penulisan dan pengorganisasian kutipan dari

materi sumber. Sistem ini juga dikenal dengan sebutan author-date system (sistem

penulis-tanggal) dan parenthetical referencing (penulisan referensi dalam

kurung). Penulis menggunakan teknik penulisan ini karena telah dipergunakan

secara luas di lingkungan akademis di seluruh dunia dan sesuai dengan pedoman

penulisan karya ilmia UPI.

Hasil penelitian akan disusun ke dalam sebuah laporan dengan sistematika

(39)

Pembahasan, dan terakhir Kesimpulan. Pembagian ini bertujuan untuk

memudahkan dan sistematisasi dalam memahami penulisan.

Bab I, Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang

masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti

timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,

metode dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan.

Bab II, Kajian Pustaka. merupakan hasil kajian kepustakaan dan tinjauan

teoritis serta telaah dari berbagai referensi yang berhubungan dengan Pemikiran

Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam dan pengaruhnya terhadap sistem

pemerintahan Libya.

Bab III, Metode penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang metode dan

teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mencari sumber-sumber, cara

pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya.

Bab IV, pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang

berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Uraian

tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.

Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang kehidupan Muammar

Gaddafi, bagaimana pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam,

bagaimana implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam

dalam menjalankan pemerintahan Libya, serta bagaimana pengaruhnya terhadap

pemerintahan lain di Timur Tengah.

Bab V, Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan

(40)

keseluruhan, dan dilengkapi dengan saran serta rekomendasi mengenai masalah

yang dikaji.

Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan peneliti tentang inti dari

pembahasan penulisan. Selain itu ditambah pula berbagai atribut baku lainnya dari

mulai kata pengantar sampai riwayat hidup penulis. Semua bagian tersebut

termuat ke dalam bentuk laporan utuh, setelah dilakukan koreksi dan perbaikan

(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan

dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji

dalam skripsi ini, sebagaimana yang telah dikaji pada bab sebelumnya. Sesuai

dengan permasalahan yang dikaji yaitu latar belakang kehidupan Muammar

Gaddafi, pemikiran sosialisme Islam Muammar Gaddafi, implementasi pemikiran

Gaddafi dalam pemerintahan Libya, dan dampak pemikiran Gaddafi terhadap

pemerintahan lain di Timur Tengah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

A. Kesimpulan

Pertama, Muammar Gaddafi adalah salah seorang tokoh pemikir

sosialisme khususnya sosialisme religius (Islam) yang lahir dan berkembang

dimana imperialisme dan kolonialisme sedang melanda Negara-negara dunia

ketiga termasuk Libya. Walaupun pada masa itu Libya sudah memperoleh

kemerdekaan di bawah Raja Idris, namun secara ekonomi, politik, dan kultural

Libya masih dijajah oleh Barat. Selain itu, Gaddafi juga mendapatkan pengaruh

yang luar biasa dari tokoh yang sangat dikaguminya yaitu Gamal Abdul Nasser,

presiden Mesir ketika itu. Nasser dikenal sebagai negarawan yang terang-terangan

menentang dominasi Barat terhadap Negara-negara dunia ketiga, selain itu ia juga

merupakan pemikir yang juga beraliran sosialisme religius yaitu sosialisme Arab

(42)

sikap yang keras dan sangat anti-Barat, ia juga sangat mengidamkan gagasan

sosialisme Islam, dan pan Islamisme bagi Libya maupun dunia Arab. Hingga

akhirnya, untuk mewujudkan gagasannya itu, Gaddafi bersama teman-temannya

kemudian melakukan kudeta terhadap Raja Idris pada 1 September 1969, dan

segera mengambil alih pemerintahan Libya.

Kedua, mengenai gagasan atau pemikiran Muammar Gaddafi tentang

sosialisme Islam, Gaddafi menyebutnya sebagai Teori Universal Ketiga (The

Third Universal Theory). Gagasan sosialisme baru yang digagas Gaddafi ini

bersandar pada kekuatan spirit agama, khususnya Islam. Hal ini karena menurut

Gaddafi, Islam beserta doktrinya bersifat sosialis, sosialisme lebih dekat dan

inheren dengan nilai-nilai Islam. sosialisme Islam ini kemudian menjadi diktum

revolusi untuk membentuk tatanan sosial politik yang memberi manfaat bagi

seluruh umat manusia. Selain itu, Sosialisme Gaddafi merupakan bentuk

penyuaraan aspirasi Negara dunia ketiga yang terpinggirkan, terobosan ini dapat

dikatakan sebagai alternatif yang ditawarkan bagi Negara-negara berkembang

yang tidak ingin mengekor dua ideologi dunia yang sudah malang melintang

dianut oleh Negara-negara di dunia, yaitu kapitalisme dan sosialisme (Marxis).

Maka pantas jika suara Gaddafi ini dianggap sebagai suara kaum pinggiran atau

sub-altern yang patut diapresiasi.

Pemikiran sosialisme Islam Gaddafi ini secara kongkret termaktub dalam

sebuah buku yang berjudul al-Kitab al-Akhdar, atau The Green Book (Buku

Hijau). Buku yang pertama kali dipublikasikan pada 1975 ini terdiri atas tiga jilid,

(43)

pandangan Gaddafi, demokrasi merupakan kedaulatan langsung dari rakyat, tanpa

harus ada sistem perwakilan seperti parlemen, partai, maupun kelas. Karena itu,

Gaddafi mengajukkan sebuah solusi untuk demokrasi langsung yang lebih praktis,

dimana rakyatlah yang mempunyai otoritas penuh yakni lewat Kongres Rakyat

atau Komite Rakyat. Jilid kedua membahas tentang Solusi Masalah Ekonomi,

disini Gaddafi menawarkan solusi ekonomi sosialis. Sistem ini menolak

kepemilikan pribadi yang melebihi pemuasan kebutuhan dengan mengorbankan

kebutuhan orang lain, tetapi memberi tanggung jawab pemerataan kekayaan

sepenuhnya kepada rakyat. Selain itu, ekonomi sosialis juga merupakan akhir dari

eksploitasi yang di implementasikan dengan upah dan sewa dalam kerangka

kerjasama ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, karena siapa pun yang bekerja

dalam perusahaan sosialis adalah partner dalam produksi. Sedangkan jilid ketiga

dari Buku Hijau-nya ini bertajuk Basis Sosial Teori Dunia Ketiga, yang

membahas isu khusus termasuk pentingnya keluarga, suku, status perempuan, dan

minoritas. Dalam hal ini, Gaddafi berupaya untuk menyampaikan bahwa ia

menentang segala bentuk penindasan. karena tidak cukup alasan untuk

mengabaikan hak-hak minoritas, seperti yang dialami oleh kaum perempuan yang

selalu diabaikan haknya, padahal mereka mempunyai tanggung jawab dan hak

yang sama dengan kaum laki-laki. Begitupun dengan orang kulit hitam yang

mengalami penindasan, mereka punya hak yang sama dengan ras-ras yang lain.

Ketiga, kebijakan-kebijakan Gaddafi dalam menjalankan pemerintahannya

di Libya, selalu didasarkan pada pemikirannya, walaupun tidak menutup

(44)

tersebut, baik itu kebijakan dalam negeri mapupun kebijakan luar negeri Libya.

Diantara kebijakan-kebijakan Gaddafi tersebut yaitu nasionalisasi Libya, yang

berakar pada nasionalisme Arab. Mengganti bentuk pemerintahan Libya menjadi

“Arab Libya Jamahiriya” yang menyediakan sarana partisipasi politik bagi

seluruh rakyat dengan dibentuknya Kongres Rakyat dan Komite Rakyat.

Kebijakan Gaddafi lainnya yaitu menerapkan ekonomi sosialis bagi perekonomian

Libya yang berusaha menempatkan Libya dalam tuntunan untuk mendapatkan

masa depan masyarakat yang sanggup mencukupi kebutuhannya sendiri dalam

bidang pertanian, industri, dan pendidikan, serta mencapai kesetaraan ekonomi

dalam masyarakat.

Gaddafi bercita-cita membentuk Pan Arabisme atau membentuk federasi

Negara-negara Arab. Gaddafi beranggapan bahwa bentuk pemerintahan yang kini

dianut oleh Libya yaitu Jamahiriya haruslah diekspor ke luar Libya, dan pertama

kali ke dunia Arab. Inilah tujuan utama Gaddafi ingin membentuk federasi Negara

Arab, walaupun pada pelaksanaannya Gaddafi seringkali mengalami kegagalan.

Gaddafi dan Libya juga aktif mensponsori terorisme dan mencoba membangun

proyek nuklir Libya, hal ini ia lakukan sebagai bentuk penentangan dan upaya

untuk menyaingi kekuatan teknologi Barat. Namun, kebijakan Gaddafi yang

paling berbeda dengan pemimpin-pemimpin Negara lainnya adalah Gaddafi

memilih pengawal khususnya dari perempuan yang tergabung dalam Women’s

Military Academy, Sebagai perwujudan persamaan hak-hak perempuan. Namun,

(45)

rakyat pada tahun 2011 yang marah akibat semakin tingginya pengangguran,

kemiskinan, dan kesenjangan sosial.

Keempat, implementasi pemikiran Gaddafi dalam kebijakan-kebijakannya

ternyata juga berpengaruh terhadap pemerintahan lainnya di Timur Tengah.

Pengaruh itu terutama menyangkut hubungan Libya dengan Negara-negara Timur

Tengah lainnya, yang selalu diwarnai dengan upaya-upaya mewujudkan persatuan

Arab atau Pan Arabisme. Sejak Gaddafi menjadi pemimpin Libya, ia telah

berulang kali mencoba untuk membentuk sebuah federasi Negara-negara Arab

seperti dengan Mesir, Sudan, Suriah, Tunisia, dan Negara-negara lainnya. Tidak

hanya demi kepentingan politik semata, Gaddafi juga mempunyai tujuan lain

dalam upaya mewujudkan Pan Arabisme ini yaitu menyangkut kepentingan

ekonomi dan sosial Libya. Namun, cita-cita Gaddafi ini seringkali mengalami

kemandegan dan bahkan kegagalan. Persatuan Arab ini sepertinya sulit untuk

diwujudkan. Hal ini tidak terlepas dengan karakter dunia Arab yang walaupun

secara kultur dan bahasa yang memiliki persamaan, tetapi juga terdapat

perbedaan-perbedaan yang sejauh ini menghambat gerakan persatuan Arab.

Seperti perbedaan diantara Negara-negara Arab dalam sikap mereka terhadap

Negara-negara Barat, Negara-negara komunis, laju pembaharuan dan kemajuan,

eksistensi Israel, masalah Palestina, dan sebagainya. Diantara Negara-negara Arab

sendiri terdapat Negara yang pro Barat dan anti Soviet, namun juga ada yang

sebaliknya, sangat anti Barat dan pro Soviet. Perbedaan ini nyatanya seringkali

(46)

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran atau

rekomendasi yang akan disampaikan oleh penulis, diantaranya:

Pertama, untuk Indonesia yang saat ini selalu diidentikan sebagai Negara

penganut neo-liberal, nampaknya perlu mengapresiasi gagasan Gaddafi dan

provokasi serta gugatannya terhadap demokrasi neo-liberal. Terlebih lagi, jika

melihat keberadaan partai-partai politik yang begitu banyaknya di Indonesia,

kehadirannya tak lebih hanya sekadar tuah ketimbang berkah. Mereka hanya

menghabiskan energi untuk mengurus masalah internalnya dan sibuk

mempertahankan kekuasaan ketimbang menegakkan hak-hak rakyat. Gagasan

Gaddafi telah menyuguhkan sebuah ideologi alternatif yang mungkin bisa

diaplikasikan bagi Negara-negara penyeru demokrasi seperti Indonesia, untuk bisa

lebih mengutamakan kebijakan-kebijakan yang lebih pro rakyat ketimbang

mengutamakan kepentingan golongan atau partai yang sedang berkuasa.

Kedua, bagi para pengguna maupun pembaca hasil penelitian ini

khususnya yang tertarik pada keilmuan sejarah, hasil penelitian ini dapat menjadi

tambahan pengetahuan khususnya mengenai sejarah intelektual dan sejarah

kawasan, terutama kawasan Timur-Tengah dan Afrika Utara. Selain itu,

pembahasan mengenai Revolusi Timur-Tengah yang di dalamnya juga membahas

Revolusi Libya dapat dijadikan sebagai materi tambahan pada pelajaran sejarah di

sekolah menengah pada materi perkembangan mutakhir sejarah dunia.

Ketiga, bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian

(47)

dari sempurna. Masih ada bagian-bagian dari pembahasan dalam skripsi yang

dapat diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam. Misalnya seperti sejauh mana

keterlibatan Gaddafi dalam mensponsori terorisme, pasang surut hubungan Libya

dan Amerika Serikat pada masa Gaddafi, dan lain sebagainya. Semoga hasil

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku

Abdurrachman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos.

Agung, D. H. (2011). Khadafi, Anjing Gila dari Sahara. Yogyakarta: Penerbit Narasi.

Allan, J. A. (1981). Libya; The Experience of Oil. Colorado: Westview Press.

Anderson, L. (1986). The Social Transformationin Tunis and Libya 1830-1980. New Jersey: Princenton University.

Ayoub, M. (2004). Islam dan Teori Universal Ketiga: Pemikiran Keagamaan Muammar Qadhdhafi (Terjemahan). Bogor: Humaniora Press.

Binder, L. (2001). Islamic Liberalism (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Brown, L. C. (1984). International Politics and The Middle East; Old Rules, Dangerous Game. London: I. B. Tauris & Co. Ltd.

Dahlan, M. M. (2001). “Sosialisme Religius: Mendayung di Antara Sosialisme

dan Kapitalisme, Penjelajahan Meretas Jalan Keempat”, dalam Pengantar

Editor Sosialisme Religius: Suatu Jalan Keempat?. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Dahlan, M. M. (2001). “The Third Universal Theory: Gugatan Atas Tiga Diktum Demokrasi, Sekelumit Pemikiran Muammar Al-Qhatafi”, dalam Dahlan (ed), Sosialisme Religius: Suatu Jalan Keempat?. Yogyakarta: Kreasi Wacana.

Eatwell, R. (2004). Ideologi Politik Kontemporer. Yogyakarta: Jendela.

El-Khawas, M. (1986). Qaddafi; His Ideology in Theory and Practice. Vermont: Amana Books.

(49)

Esposito, J. L. (2001). Ensiklopedi Oxpord; Dunias Islam Modern Jilid III. Bandung: Mizan.

Fakih, M. (2002). Jalan Lain; Manifesto Intelektual Organik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Fiser, W. B. (1993). “Libya”, dalam The Middle East and North Africa. London: Europe Plication Limited.

Gaddafi, M. (1970). “The Libyan Revolution in the Words of Its Leader”. The Middle East Journal, 24, 205-211.

Gaddafi, M. (1978). The Green Book. Tripoli: Mateu Cromo.

Gaddafi, M. (2004). “al-Sijjil al-Qawmi”, dalam Ayoub (ed), Islam dan Teori Universal Ketiga: Pemikiran Keagamaan Muammar Qadhdhafi. Bogor: Humaniora Press.

Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah (Terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.

Harris, L. C. (1986). Libya Qadhafi’s Revolution; The Modern State. Colorado: Westview Press.

Kuntowijoyo, (1991). Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan.

Kuntowijoyo, (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Madjid, N. (1987). Islam Kemodernan dan Keindonesiaan: Pikiran-Pikiran

Nurcholis “Muda”. Bandung: Mizan

Mintarja, E. (2006). Politik Berbasis Agama: Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme. Yogyakarta: Pustaka Islam.

Gambar

Gambar 4.1. Gaddafi Bersama Kawan-kawan Pejuang Revolusi. [Online]. Tersedia: http://www.google.co.id/imgres?q=revolusi+Libya+1969 Diakses

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh deskripsi tentang bentuk-bentuk interefrensi dan upaya pemecahannya. Teori yang digunakan adalah kedwibahasaan, tinjauan tentang

Smash adalah suatu pukulan yang kuat di saat tangan kontak dengan bola secara penuh pada bagian atas, sehingga jalannya bola terjal dengan kecepatan yang tinggi, apabila pukulan

Jika Chalid selalu tepat di depan Erlangga maka urutan yang besar dimulai dari yang paling cepat adalah.... Anak yang mungkin sebagai yang

Dengan melihat latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk meneliti dan mengetahui lebih lanjut media promosi apa yang efektif digunakan dan mengkaji sejauh mana

Kecamatan Karanggede didominasi pada nilai 24-40 me/100g.Tanaman kedelai menurut Djaenudin dkk., (2003) memerlukan KTK lebih dari 16 me/100g untuk masuk pada lahan dengan kelas

Rumusan Pancasila sebagai ideologi negara adalah Pancasila yang secara definitif disepakati oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945 dan tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV

Rencana umum tata ruang kota (RUTK) : rencana pemanfaatan ruang kota,rencana struktur dan strategi pengembangan kota, kebijaksanaan pengembangan kota, pengelola pembangunan

[r]