PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR GADDAFI
TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA (1969-2011)
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh
DEDE YUSUP
0808392
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam
Muammar Gaddafi Terhadap Sistem
Pemerintahan Libya (1969-2011)
Oleh
Dede Yusup
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
© Dede Yusup 2012
Universitas Pendidikan Indonesia
Desember 2012
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
LEMBAR PENGESAHAN
DEDE YUSUP
0808392
PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR GADDAFI
TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA (1969-2011)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Drs. Suwirta, M.Hum
NIP. 19621009 199001 1 001
Pembimbing II
Dr. Encep Supriatna, M.Pd
NIP. 19760105 200501 1 001
Diketahui Oleh
Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah
Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011)”. Masalah utama yang dikaji dalam skripsi ini adalah bagaimana pokok pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam dan pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan Libya (1969-2011). Masalah utama tersebut kemudian dibagi menjadi empat pertanyaan penelitian, yaitu; (1) Bagaimana latar belakang kehidupan Muammar Gaddafi?, (2) Bagaimana pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam?, (3) Bagaimana implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam dalam menjalankan pemerintahan Libya (1969-2011)?, dan (4) Bagaimana dampak pemikiran Muammar Gaddafi tentang Sosialisme Islam terhadap pemerintahan lain di Timur Tengah?. Keempat pertanyaan tersebut menjadi landasan utama penelitian dan pokok permasalahan dalam penulisan.
Metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode historis, karena permasalahan yang dikaji merupakan permasalahan sejarah. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam metode ini adalah heuristik, kritik, interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Sedangkan teknik penulisan skripsi ini menggunakan studi literatur, sebagai suatu teknik yang digunakan untuk memperoleh data yang bersifat teoritis dengan mempelajari berbagai literatur yang relevan dengan masalah yg dikaji, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
ABSTRACT
This minithesis entitled "The Effect of Thought Islamic Socialism Muammar Gaddafi Against Libyan Government System (1969-2011)". The main problem studied in this minithesis is how the basic ideas of Socialism Islam Muammar Gaddafi and the effects on the system of government of Libya (1969-2011). The main problem is then divided into four research questions, namely: (1) How the background of the life of Muammar Gaddafi?, (2) How ideas of Socialism Islam Muammar Gaddafi?, (3) How the implementation of Muammar Gaddafi's idea of Socialism Islam in governing Libya (1969-2011)?, and (4) What is the impact of thinking about Socialism Islam Muammar Gaddafi's government in the Middle East?. These questions form the basis of the study and the subject matter in writing.
The method used in the writing of this minithesis is the historical method, because the issues examined are issues of history . The steps taken in this method is a heuristic, criticism, interpretation and historiography. While the technique of writing this thesis uses literature study, as a technique used to obtain the theoretical data by studying the literature relevant to the issue that reviewed, in order to obtain the data required in the writing of this minithesis.
DAFTAR ISI
E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data……….. 12
F. Sistematika Penulisan... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………... 37
BAB IV PENGARUH PEMIKIRAN SOSIALISME ISLAM MUAMMAR
GADDAFI TERHADAP SISTEM PEMERINTAHAN LIBYA
(1969-2011)……….. 53
A. Latar Belakang Kehidupan Muammar Gaddafi……..………. 54
1. Masa Kecil Muammar Gaddafi……… 54 2. Karier Militer Muammar Gaddafi……… 57 3. Karier Politik Muammar Gaddafi……… 58
B. Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi………. 67
1. Solusi Masalah Demokrasi………... 75
2. Solusi Masalah Ekonomi……….. 81
3. Basis Sosial Teori Dunia Ketiga………... 85
C. Implementasi Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi dalam Sistem Pemerintahan Libya 1969-2011……… 92
1. Nasionalisasi Libya………... 95
2. Pembentukan Jamahiriya………... 98
3. Ekonomi Sosialis Sebagai Alternatif……….. 101
4. Persatuan Arab……… 104
5. Mensponsori Terorisme……….. 106
6. Proyek Nuklir Libya………... 110
7. Women's Military Academy……… 112
8. Perang Saudara Libya 2011……… 114
D. Dampak Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi Terhadap Pemerintahan Lain di Timur Tengah……….. 120
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………126
A. Kesimpulan………. 126
B. Rekomendasi………... 131
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pada masa lalu, sosialisme dan marxisme menjadi sumber utama khasanah
pemikiran bangsa. Begitu pula dengan Islam sebagai agama mayoritas yang
secara terang-terangan disodorkan oleh para tokohnya dalam dinamika intelektual
dan politik sebagai bagian dari pengembangan kehidupan berbangsa dan
bernegara. Maka berbagai variasi pemikiran pun tumbuh subur secara terbuka.
Ada marxisme ortodoks, sosialisme demokrasi, sosialisme religius, marhaenisme,
dan lain sebagainya (Rizky, 2001: 237).
Sosialisme pertama-tama merupakan wacana filosofis, baru kemudian
berkembang menjadi doktrin ekonomi sebagai kritik terhadap kapitalisme yang
sedang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan sosial politik dan ekonomi kala
itu. Sebagaimana dikemukakan oleh Syam (2007: 267) bahwa:
Setelah melebarnya sayap-sayap ideologi liberalisme dan kapitalisme, maka dunia telah tersentuh ideologi ini dipenuhi dengan pragmatisme hidup, sikap individualistis, konsumerisme, hedonisme, dan materialisme. Ini telah menimbulkan masalah sosial sampai pada tingkat unit sosial terkecil, seperti melemahkan ikatan emosional dalam keluarga, disorientasi, disorganisasi sosial, pada skala yang besar timbulnya aliansi sosial sebab jauh dari agama dan ketimpangan sosial dalam kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Ini kemudian menimbulkan reaksi untuk memberikan rumusan alternatif dalam melakukan perubahan sosial di tengah masyarakat. Lahirlah paham sosialis (sosialisme).
Sekalipun sebelumnya sosialisme itu sudah ada, Marx-lah yang
dasar yang riil. Landasan filosofis, asumsi dasar tentang manusia, teori sosial, dan
teori ekonomi bahkan disusun setidaknya diupayakan dengan keras, berdasarkan
landasan empiris. Marx mengklaim dirinya sebagai penemu “sosialisme ilmiah”,
sosialisme yang berangkat dari telaah rasional ilmiah atas hukum perkembangan
masyarakat.
Pertengahan abad ke-20 di Eropa berkembang sosialisme demokrasi dan
mengklaim bahwa dirinya bebas dari gagasan Marx dan marxisme. Tetapi, secara
tidak langsung di untungkan dengan gagasan dan berbagai eksperimen kaum
Marxis. Sosialisme demokrasi yang mengaku sebagai turunan sosialisme utopis
tersebut menjadi salah satu pilihan rasional bagi semua orang Eropa jika
dihadapkan pada kapitalisme dan marxisme yang ortodoks.
Sosialisme demokrasi inilah mungkin yang paling dekat dengan Islam.
Sosialisme mempunyai cita-cita mewujudkan keadilan dan pemerataan dalam
masyarakat, Islam pun juga demikian. Sebagaimana Kuntowijoyo (1991: 302)
menyatakan:
Dengan memahami ajaran-ajaran sosialnya, kita dapat menyatakan bahwa Islam sangat revolusioner, karena selalu menghendaki transformasi struktural. Yakni, bahwa Islam selalu berusaha merombak struktur-struktur ketidakadilan yang terjadi dalam masyarakat. Itulah sebabnya, gerakan kelas dalam Islam bukanlah untuk mengantarkan kelas mustadh’afin menegakkan keditaktoran baru, melainkan untuk melakukan transformasi dalam kerangka menciptakan struktur-struktur baru yang lebih adil.
Apalagi banyak sekali noktah-noktah dalam ajaran Islam yang sangat
sosialistis. Bahkan sering dikatakan bahwa dengan atau tanpa sosialisme, Islam itu
jauh lebih dekat dengan demokrasi ketimbang dengan nilai politik yang manapun
(Thohari, 2001: 103).
Sosialisme religius yang lahir sebagai jalan alternatif antara sosialisme
(marxisme) dan kapitalisme, meminjam istilah Muhidin M. Dahlan “Sosialisme
Religius, Sebuah Penjelajahan Meretas Jalan Keempat” tentu bukan hal baru dan
asing lagi, karena memang sosialisme inheren dengan agama itu sendiri. Cak Nur
(1987: 104) menyatakan bahwa “Sosialisme lebih sejalan dengan-atau lebih dekat
kepada nilai-nilai Islam”. Maka, banyak kalangan pemikir muslim seperti Ali
Syar’iati, Hasan Hanafi, dan tentunya Muammar Gaddafi pada dasarnya sangat
menentang gagasan masyarakat kapitalis-liberalis. Mereka cenderung pada
pembentukan masyarakat sosialis religius.
Muammar Gaddafi, sebagaimana telah disampaikan di atas ialah salah
seorang tokoh pemikir sosialisme religius, atau lebih tepatnya sosialisme Islam.
Gaddafi bahkan menyebut pemikirannya ini sebagai Teori Universal Ketiga (The
Third Universal Theory), setelah kapitalisme (teori pertama) dan sosialisme (teori
kedua) (Dahlan, 2001: 228).
Sosialisme baru yang digagas Gaddafi bersandar pada kekuatan spirit
agama, khususnya Islam, yang kemudian menjadi diktum revolusi untuk
membentuk tatanan sosial politik yang memberi manfaat bagi seluruh umat
manusia. Mansour Faqih dalam Dahlan (2001: 227), memandang bahwa:
Muammar Gaddafi yang lahir pada Juni 1942 ini semakin kuat
memperjuangkan pemikirannya, apalagi setelah ia melihat kegagalan demokrasi
liberal. Liberalisme, kata Gaddafi dalam Dahlan, bukan hanya gagal memajukan
komunitas muslim, namun justru memperkental keterbelakangan dan dekadensi.
Liberalisme dengan guratan-guratan alam maya ciptaannya telah memerosotkan
masyarakat menjadi masyarakat mekanistis (mechanized society) yang maha
sempurna (Dahlan, 2001: 227-228).
Bahkan Gaddafi yang saat itu menjadi pemimpin Libya pasca kudeta
militer 1 September 1969 terhadap Raja Idris 1, menjadikan pemikirannya sebagai
filosofi sistem perpolitikan Negara Libya. Tidak hanya itu, Gaddafi juga
menuangkan pemikirannya ini dalam sebuah buku berjudul Al-Kitab Al-Ahdar
atau dalam bahasa Inggris disebut The Green Book yang kemudian buku ini
menjadi panduan arah pembangunan Libya. Bahkan di Libya, buku ini menjadi
bacaan wajib setiap warga Negara Libya dan diajarkan di sekolah-sekolah sejak
kali pertama dipublikasikan pada 1975 (Agung, 2011: 57).
Ada tiga diktum masalah yang menjadi fokus gugatan Gaddafi atas
demokrasi Barat. Pertama, Problem Demokrasi dan Politik. Menurut Gaddafi
dalam Dahlan (2001: 228), instrumen-instrumen demokrasi seperti parlemen,
partai, kelas, dan bahkan sistem referendum merupakan bentuk penipuan dan
pembodohan rakyat yang sistematis. Parlemen atau badan perwakilan hanya
mewakili partai dan bukan rakyat, kekuasaan hanya di tegakkan dan di jalankan
atas dasar koalisi partai dan bukan rakyat. Partai itu sendiri merupakan bentuk
dalih menjalankan program-program untuk mensejahterakan rakyat, tak terkecuali
partai oposisi. Sedangkan mengenai kelas, Gaddafi memahaminya sebagai kelas
politik, adanya kelas dominan dan tidak dominan. Ketika kelas dominan ini
mencapai kekuasaan politik, mereka akan menjadi diktator.
Karena itu Gaddafi mengajukan metode demokrasi langsung yang lebih
praktis, yakni lewat Kongres Rakyat atau Komite Rakyat. “Tak ada demokrasi
tanpa Kongres Rakyat atau Komite Rakyat, dimana pun,” kata Gaddafi. Maka
pada 2 Maret 1977, Gaddafi membentuk Kongres Umum Rakyat (General
People’s Congress/GPC) dan melahirkan apa yang ia sebut dengan people’s
power. Negara pun berganti nama menjadi Sosialist People’s Libyan Arab
Jamahiriya dimana kekuatan utamanya terletak pada GPC.
Kedua, Problem Sistem Kepemilikan. Gaddafi tidak pernah sepakat dengan
sistem kapitalisme yang mengajarkan kepada dunia tentang kepemilikan pribadi.
Menurutnya, inilah bentuk keditaktoran liberalisme yang paling nyata. Dalam
sistem ekonomi kapitalis, pemilikan produksi hanya terpusat pada segelintir orang
saja yang mengeksploitasi alam dan orang lain. Itulah sebabnya, sosialisme Islam
menolak produksi dan pemilikan yang hanya memuaskan kebutuhan sendiri
dengan mengorbankan kebutuhan orang lain. Berbeda dengan sosialisme
(komunis) yang menekankan peran Negara dalam soal distribusi kekayaan.
sosialisme Islam ala Gaddafi memberi tanggung jawab pemerataan kekayaan
sepenuhnya kepada massa atau rakyat (Dahlan, 2001: 229-230).
Tjokroaminoto (2000: 6) menambahkan apa yang disebut dengan
peri-keadaan sama rata sama rasa, segenap manusia harus menurut hukum Islam
tentang zakat dan/atau sedekah. Nabi Muhammad SAW memerintahkan kita
untuk berlaku dermawan dengan asas-asas yang bersifat sosialis. Sedang Al
Quran berulang-ulang menyatakan bahwa memberi sedekah itu bukannya
kebajikan, tetapi bersifat satu kewajiban yang tidak boleh dilalaikan.
Sabda Nabi Muhammad SAW tentang aturan pemberian sedekah
menunjukkan sifat sosialis. Sabda tersebut seperti “Memberi sedekah adalah satu
wajib bagi kamu. Sedekah hendaklah diberikan oleh orang kaya kepada orang
miskin”, dan “Siapakah yang sangat dikasihi oleh Tuhan? Yaitu barang siapa yang
mendatangkan sebesar-besarnya kebaikan bagi mahkluk Tuhan”. Zakat diberikan
kepada delapan golongan yang berhak menerimanya. Kedelapan golongan
tersebut diantaranya: Fakir, Miskin, Amil, Muallaf, Gharim, Sabilillah, dan
Musafir.
Tjokroaminoto (2000: 8-9) memandang bahwa ada tiga hal perintah
tentang kedermawanan dalam Islam, yang ketiganya ini masing-masing
mempunyai dasar sosialis:
1.Akan membangun rasa ridha mengorbankan diri dan rasa melebihkan keperluan diri sendiri. 2. Akan membagi kekayaan sama rata di dalam dunia Islam, dengan lantaran menjadikan pemberian zakat sebagai salah satu rukun Islam. 3. Akan menuntun perasaan orang, supaya tidak menganggap kemiskinan itu satu kehinaan, tetapi menganggap kemiskinan itu lebih baik daripada kejahatan. Sekalian orang suci dalam Islam sukalah menjadi miskin, sedang kita punya Nabi yang mulia itu sendiri telah berkata: “Kemiskinan itu menjadikan besar hati saya” (Al Fakir Fakhri),
Pasca revolusi tahun 1969 pemerintahan Gaddafi membagi-bagikan tanah
pertanian kepada rakyat yang sebelumnya dikuasai oleh tuan-tuan tanah seperti
beberapa perombakan penting di sektor ekonomi yang diantaranya adalah
menasionalisasi perusahan-perusahan swasta dan membatasi kekayaan pribadi.
Ketiga, Hubungan Sosial dan Kemaslahatan Ummat. Hubungan sosial
yang paling mendasar menurut Gaddafi dalam Agung (2011: 68), adalah keluarga.
Lingkup sosial yang lebih luas adalah suku. Suku yang lebih besar adalah bangsa.
Keluarga merupakan payung sosial utama individu, dan bukan terletak pada
Negara. Dari keluarga inilah nantinya tumbuh kesadaran kebangsaan yang sosialis
religius. Kesadaran sosialis religius yang dimatangkan dalam lingkungan keluarga
inilah yang nantinya akan mengeluarkan masyarakat dari fanatisme kesukuan,
fanatisme nasionalis, bangsa, dan bahkan fanatisme keluarga itu sendiri. Sebab
setiap fanatisme yang berlebihan akan mengancam kemanusiaan. Satu benang
merah yang dapat ditarik dari pemikiran Gaddafi tentang hubungan sosial ini
adalah ketidaksetujuannya terhadap segala bentuk penindasan.
Dari pemikiran-pemikiran Gaddafi ini bisa diketahui bahwa sebenarnya ia
termasuk pemikir cemerlang. Ia resah pada kapitalisme justru ketika kapitalisme
sedang mencapai puncaknya. Meski demikian, pemikirannya susah untuk
diterapkan dalam kondisi masyarakat yang terlanjur menjadi sangat kapitalis.
Inilah sebab mengapa pemikirannya terkadang bias. Di satu sisi ia mengidealkan
masyarakat sosialis alami, namun ketika ia menjelaskan bagaimana idealisme itu
dijalankan ia terbentur pada kenyataan praktis. Tapi usahanya untuk memberikan
satu alternatif yang berbeda dalam mengelola masyarakat patut diacungi jempol.
Ia melawan sistem politik dunia (demokrasi liberal) dengan mengajukan
konsep dasar Negara sebagaimana yang ada di Islam. Baginya, demokrasi adalah
tirani. Tapi kini yang terjadi sebaliknya, ia dinilai sangat tiran, meskipun apa yang
ia idealkan sebenarnya sangat demokratis (Agung, 2011: 71).
Pemikiran Gaddafi sedikit banyak telah mempengaruhi arah politik dan
sistem pemerintahan Negara Libya yang di pimpinnya. Hal ini karena pemikiran
Gaddafi tentang sosialisme Islam yang dituangkan dalam Green Book ini secara
teori menjadi filosofi dari sistem pemerintahan Libya. Ada yang menyebutkan
bahwa Gaddafi telah membangun pemerintahan “aneh” tidak ada bandingan di
dunia, tidak republik tidak pula kerajaan. Pemerintahan Libya campuran dari
sistem monarki dan modern. Gaddafi Mengklaim dirinya tidak memerintah tetapi
cuma memimpin dan menjadi ketua Negara, namun seluruh kekuasaannya mutlak
dan otoriter. Gaddafi juga tidak mau disebut diktator dan penguasa tunggal. Lalu,
seperti apa sebenarnya sistem pemerintahan yang dianut oleh Libya dibawah
pemerintahan Gaddafi setelah ia mengkudeta Raja Idris I tahun 1969 sampai
kejatuhannya pada tahun 2011?.
Melihat kompleksitas dan keunikan Muammar Gaddafi serta Libya
dibawah pemerintahannya, mendorong penulis untuk mengkaji lebih mendalam
mengenai pemikiran sosialisme Islam Muammar Gaddafi dan pengaruhnya
terhadap sistem pemerintahan Libya. Ketertarikan untuk dijadikan tema penulisan
skripsi ini adalah: Pertama, belum ada yang membahas tentang pemikiran
sosialisme Islam Muammar Gaddafi dan pengaruhnya terhadap sistem
pemerintahan Libya, terutama dalam bentuk skripsi di Jurusan Pendidikan Sejarah
sebagai karya ilmiah penulis. Kedua, penulis ingin mengetahui latar belakang
kehidupan Muammar Gaddafi yang mempengaruhi corak pemikiran serta
kepemimpinannya di Libya. Ketiga, Muammar Gaddafi adalah pemimpin Libya
yang menjadikan pemikirannya sebagai filosofi arah pembangunan dan sistem
pemerintahan Libya. Sehingga, sedikit banyak kebijakan-kebijakan Gaddafi
ketika memimpin Libya dipengaruhi oleh pemikirannya tersebut. Keempat, di
bawah pemerintahan Gaddafi, Libya telah berubah dari Negara miskin menjadi
salah satu Negara terkaya dan diperhitungkan di dunia internasional. Tidak hanya
itu, sikap Gaddafi yang kontroversial dan anti Barat, membuat ia sangat dibenci
oleh Negara-negara Barat. Sehingga, kiranya sangat menarik untuk mencoba
membahas lebih mendalam tentang Libya dibawah pemerintahan Gaddafi.
Kelima, sukses besarnya dalam mengusahakan kemajuan bagi Libya, ternyata
tidak menjadi jaminan bagi Gaddafi untuk dapat melanggengkan kekuasaannya.
Bahkan di tahun 2011, dalam sebuah revolusi yang dijalankan oleh rakyat Libya,
Gaddafi harus turun dari jabatannya secara tidak hormat dan mati mengenaskan.
Gaddafi dianggap tidak mampu membawa Libya keluar dari masalah kesenjangan
sosial, pengangguran, dan kemiskinan. Tetapi di sisi lain, anggota keluarga dan
teman dekat Gaddafi diketahui kerap menggunakan uang kas Negara untuk
kepentingan-kepentingan mereka sendiri.
Berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan di atas, penulis merasa
tertarik dan menjadikannya sebagai ide dasar dari penulisan skripsi ini. Maka dari
ilmiah dengan judul: “Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi
Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
peneliti merumuskan masalah utama yang akan dikaji yaitu “Bagaimana pokok
pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam dan pengaruhnya terhadap
sistem pemerintahan Libya (1969-2011)?”. Untuk memfokuskan kajian penelitian
ini, maka rumusan masalah tersebut diuraikan dalam beberapa pertanyaan
penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Muammar Gaddafi?
2. Bagaimana pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam?
3. Bagaimana implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme
Islam dalam menjalankan pemerintahan Libya (1969-2011)?
4. Bagaimana dampak pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam
terhadap pemerintahan lain di Timur Tengah?
C. Tujuan Penelitian
Menjawab dan memecahkan rumusan masalah yang ada merupakan tujuan
utama yang ingin dicapai oleh peneliti. Secara umum penelitian ini bertujuan
untuk memaparkan pokok pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam
dan pengaruhnya terhadap sistem pemerintahan Libya (1969-2011). Adapun
1. Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Muammar Gaddafi.
2. Memaparkan pokok pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam.
3. Mendeskripsikan implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang
sosialisme Islam dalam menjalankan pemerintahan Libya (1969-2011).
4. Mendeskipsikan dampak pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme
Islam terhadap hubungan Libya dengan pemerintahan lain di Timur Tengah.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain :
1. Bagi penulis, dapat menghasilkan sebuah karya ilmiah sebagai bentuk
aplikasi teori atas semua yang didapat selama perkuliahan untuk menarik
sebuah kesimpulan dari permasalahan yang ditemukan. Selain itu, karya ini
juga merupakan sebuah motivasi bagi penulis untuk melakukan penelitian
lebih lanjut tentang Muammar Gaddafi maupun Negara Libya pada
khususnya dan penelitian-penelitian Historis Lainnya.
2. Bagi UPI khususnya bagi Jurusan Pendidikan Sejarah, memperkaya
penulisan sejarah intelektual maupun sejarah kawasan. Karya ilmiah ini Bisa
di jadikan sebagai sumber rujukan untuk memperkaya materi perkuliahan
khususnya tentang sejarah intelektual maupun sejarah kawasan Afrika dan
juga sumber rujukan untuk pengembangan penelitian selanjutnya di Jurusan
Pendidikan Sejarah UPI.
3. Bagi Mahasiswa, karya ilmiah ini dapat di jadikan sebagai sumber belajar
dalam penelitian-penelitian tentang sejarah intelektual maupun sejarah
kawasan, khususnya pemikiran Muammar Gaddafi, maupun sejarah afrika
dan Libya.
4. Bagi Keilmuan Sejarah, karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi materi
tambahan baik di perkuliahan khususnya tentang sejarah intelektual dan
sejarah kawasan Afrika, maupun di sekolah menengah dalam materi
perkembangan mutakhir sejarah dunia.
E. Metode Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Penelitian
Metode adalah suatu prosedur, proses atau teknik yang sistematis dalam
suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti
(Sjamsuddin, 2007: 13). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode historis atau metode sejarah, yang menurut Ismaun (2005: 35) metode
sejarah ialah rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau
peristiwa-peristiwa sejarah secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data
peninggalan masa lampau yang disebut sumber sejarah.
Adapun tahapan-tahapan tersebut diwujudkan dalam sebuah prosedur
penelitian sejarah yang di kemukakan oleh Louis Gottschalk (1986: 32) terdiri
dari 4 (empat) langkah kegiatan yang saling berurutan sehingga yang satu dengan
yang lainnya saling berkaitan. Keempat langkah tersebut yaitu heuristik
(pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran) dan
a. Heuristik (pencarian atau penemuan sumber). Heuristik merupakan kegiatan
untuk mencari atau menghimpun data dan sumber-sumber sejarah atau bahan
untuk bukti sejarah seperti dokumen, naskah, arsip, surat kabar, maupun
buku-buku referensi lain yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan
dibahas.
b. Kritik Sumber. kritik sumber adalah tahap penilaian atau pengujian terhadap
sumber-sumber sejarah yang telah dikumpulkan dilihat dari sudut pandang
nilai kebenarannya. Kebenaran dari sumber-sumber sejarah ini dapat diteliti
secara otentisitas maupun kredibilitasnya, sehingga benar-benar dapat teruji
keasliannya. Dalam kritik sumber ini peneliti melakukan 2 (dua) cara yaitu
kritik ekstern dan intern.
1) Kritik Ekstern, yaitu cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap
aspek-aspek luar dari sumber sejarah (Sjamsuddin, 2007: 132). Seperti
untuk menentukan keaslian dan keotentikan suatu sumber sejarah.
misalnya: kapan dan di mana serta dari bahan apa sumber tersebut ditulis,
sumber utamanya merupakan sumber-sumber sejarah yang sejaman.
2) Kritik Intern, kritik intern dilakukan terutama untuk menentukan apakah
sumber itu dapat memberikan informasi yang dapat dipercaya atau tidak.
Kritik intern ini dilakukan setelah penulis selesai melakukan kritik ekstern,
yaitu untuk melakukan pembuktian apakah sumber-sumber tersebut
benar-benar merupakan fakta historis.
c. Interpretasi, langkah selanjutnya adalah interpretasi yaitu proses menyusun,
sehingga menjadi satu kesatuan yang dapat dimengerti dan bermakna.
Tujuannya agar data yang ada mampu untuk mengungkap permasalahan yang
ada sehingga diperoleh pemecahannya. Dalam proses interpretasi tidak semua
fakta dapat dimasukkan tetapi harus dipilih fakta mana yang relevan dan
sesuai dengan gambaran cerita yang hendak disusun.
d. Historiografi, merupakan langkah terakhir dari metode sejarah yang penulis
lakukan. Tahap ini merupakan langkah penulisan sejarah yang disusun secara
logis, menurut urutan kronologis dan tema yang jelas serta mudah dimengerti
yang dilengkapi dengan pengaturan bab atau bagian-bagian yang dapat
membangun urutan kronologis dan tematis.
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam mengumpulkan sumber data, dan informasi yang relevan dengan
dengan penelitian ini, peneliti melakukan teknik studi literatur atau studi
kepustakaan. Dalam studi literatur peneliti mengumpulkan sumber-sumber berupa
buku, koran, majalah, dan artikel-artikel yang relevan dengan permasalahan yang
di kaji. Sumber-sumber yang telah terkumpul selanjutnya peneliti kaji dan pelajari
sesuai dengan langkah-langkah dalam penelitian sejarah seperti yang telah
diuraikan di atas.
Mengenai teknik penulisan, peneliti menggunakan sistem Harvard, yaitu
sistem yang membahas format penulisan dan pengorganisasian kutipan dari materi
sumber. Sistem ini juga dikenal dengan sebutan authordate sistem (sistem
penulis-tanggal) dan parenthical referencing (penulisan referensi dalam kurung).
secara luas di lingkungan akademis dan sesuai dengan pedoman penulisan karya
ilmiah UPI.
F. Sistematika Penulisan
Hasil yang diperoleh melalui studi literatur dikumpulkan dan kemudian
disusun kedalam sebuah laporan dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I, Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang
masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti
timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
serta sistematika penulisan.
BAB II, Tinjauan Pustaka. Bab ini berisi tentang berbagai pendapat
bersumber pada literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji
yaitu mengenai Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi
Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011).
BAB III, Metode penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang metode dan
teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mencari sumber-sumber dan cara
pengolahan sumber yang dianggap relevan dengan permasalahan yang dikaji.
BAB IV, pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal
yang berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis.
Uraian tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab
BAB V, Kesimpulan. Pada bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan
deskripsi dan dilengkapi dengan saran serta rekomendasi mengenai masalah yang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini penulis mencoba untuk memaparkan berbagai langkah yang
digunakan dalam penyusunan skripsi ini, mulai dari mencari sumber-sumber,
kritik sumber, analisis dan cara penulisannya. Pada bagian pertama akan
dijelasakan metode dan teknik penelitian secara teoritis sebagai landasan dalam
pelaksanaan penelitian, dan pada bagian kedua akan dijelaskan mengenai
tahapan-tahapan dalam penyusunan skripsi. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, dan
laporan akhir penelitian.
A. Metode dan Teknik Penelitian
1. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam mengkaji skripsi yang berjudul “Pengaruh
Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi Terhadap Sistem Pemerintahan
Libya (1969-2011)” ini adalah metode historis atau metode sejarah dengan
menggunakan studi literatur, sebagai teknik penelitiannya. Menurut Gottschalk
(1986: 32) metode sejarah adalah menguji dan menganalisis secara kritis rekaman
dan peninggalan masa lampau. Sedangkan Sjamsuddin (2007: 14) mengartikan
metode sejarah sebagai suatu cara bagaimana mengetahui sejarah.
Gilbert J. Garraghan dalam Abdurachman (1999: 43-44) mengungkapkan
mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan
mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis. Berbeda
dengan Gilbert, Kuntowijoyo (2003: xii), mengemukakan bahwa metode sejarah
merupakan petunjuk khusus tentang bahan, kritik, interpretasi, dan penyajian
sejarah. Adapun menurut Sukardi (2003: 203) penelitian sejarah adalah salah
satu penelitian mengenai pengumpulan dan evaluasi data secara sistematik,
berkaitan dengan kejadian masa lalu untuk menguji hipotesis yang berhubungan
dengan faktor-faktor penyebab, pengaruh atau perkembangan kejadian yang
mungkin membantu dengan memberikan informasi pada kejadian sekarang dan
mengantisipasi kejadian yang akan datang.
Ismaun (2005: 35), mengungkapkan bahwa metode sejarah ialah
rekonstruksi imajinatif tentang gambaran masa lampau peristiwa-peristiwa sejarah
secara kritis dan analitis berdasarkan bukti-bukti dan data peninggalan masa
lampau yang disebut sumber sejarah. Berdasarkan beberapa pengertian di atas
dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud metode sejarah adalah proses
pengkajian terhadap sumber-sumber sejarah yang dilakukan secara kritis, analitis,
dan sistematis dan kemudian disajikan secara tertulis.
Skripsi ini menggunakan metode historis karena permasalahan yang
diangkat adalah permasalahan sejarah. Khususnya mengenai pemikiran sosialisme
Islam Muammar Gaddafi. Penggunaan metode ini sangat penting dalam
menggambarkan kejadian masa lampau sebagai cerminan pembelajaran masa kini.
Keterkaitan utama metode ini dengan skripsi yang berjudul: Pengaruh Pemikiran
(1969-2011), adalah menguji ketahanan dan analisa pemikiran seorang tokoh terhadap
realitas sejarah dalam melihat hubungan antara sosialisme, Islam, dan
pemerintahan sebuah Negara.
Metodologi dalam penelitian sejarah memiliki tahapan-tahapan dalam
proses penelitiannya. Louis Gottschalk (1986: 32) mengemukakan empat langkah
kegiatan dalam penelitian sejarah yang saling berurutan sehingga yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan. Keempat langkah tersebut yaitu heuristik
(pencarian atau penemuan sumber), kritik sumber, interpretasi (penafsiran) dan
historiografi (penyajian dalam bentuk cerita sejarah).
Sedangkan Kuntowijoyo (2003: 89) mengemukakan lima tahapan dalam
melakukan penelitian sejarah, yaitu:
1. Pemilihan topik
2. Pengumpulan sumber
3. Verifikasi
4. Menginterpretasi
5. Penulisan
Mengacu pada pendapatnya Gray, et al. sebagaimana yang dikutip oleh
Sjamsuddin (2007: 89) bahwa terdapat enam tahapan yang harus ditempuh dalam
penelitian sejarah, antara lain adalah:
1. Memilih judul atau topik yang sesuai.
2. Mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik.
4. Mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang telah berhasil dikumpulkan
(kritik sumber).
5. Menyusun hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar atau sistematika
tertentu.
6. Menyajikan dan mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara
yang dapat menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti.
Penulis memasukan langkah-langkah di atas yaitu memilih judul atau
topik yang sesuai, mengusut semua evidensi (bukti) yang relevan dengan topik,
dan membuat catatan yang ditemukan ketika penelitian sedang berlangsung ke
dalam langkah heuristik. Langkah mengevaluasi secara kritis semua evidensi yang
telah berhasil dikumpulkan sebagai langkah kritik sumber. Langkah menyusun
hasil penelitian ke dalam suatu pola yang benar atau sistematika tertentu, dan
menyajikan serta mengkomunikasikannya kepada pembaca dalam suatu cara
yang dapat menarik perhatian, sehingga dapat dimengerti sebagai langkah
interpretasi dan historiografi. Pada tahapan historiografi langkah penulisan dan
interpretasi dinyatakan sebagai kegiatan yang tidak terpisahkan.
2. Teknik Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan teknik studi literatur
sebagai suatu teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data yang bersifat
teoritis dengan cara mempelajari buku yang relevan dengan masalah yang
dibahas, sehingga diperoleh data yang dibutuhkan dalam penulisan skripsi ini.
Pengkajian dengan studi literatur, akan membuat proses penelitian berlangsung
Teknik ini dilakukan oleh penulis dengan mengkaji berbagai sumber yang relevan
dengan topik yang akan diteliti, sehingga dapat membantu penulis dalam
menemukan jawaban dari permasalahan yang dirumuskan.
B. Tahap-tahap Penelitian
Berdasarkan penjelasan mengenai metode dan teknik penelitian yang
digunakan, penulis mencoba untuk memaparkan tahapan-tahapan yang dilakukan
dalam melaksanakan penelitian. Sehingga skripsi ini menjadi karya tulis ilmiah
yang sesuai dengan ketentuan keilmuan yang berlaku. Tahapan-tahapan yang
dilakukan terdiri dari tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan laporan
penelitian.
1. Persiapan Penelitian
a. Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Tahap ini merupakan langkah awal dalam memulai penelitian.
Ketertarikan penulis terhadap tema penelitian ini setelah menyaksikan
berita-berita di televisi tentang revolusi yang terjadi di Negara-negara Timur Tengah dan
Afrika Utara pada tahun 2011 silam, yang salah satu diantaranya adalah revolusi
Libya terhadap Muammar Gaddafi. Kemudian penulis mencoba mencari
sumber-sumber bacaan tentang Muammar Gaddafi dan Libya ini, baik dari sumber-sumber buku
maupun internet.
Penulis kemudian menentukan tema penelitian pemikiran Muammar
Gaddafi tentang sosialisme Islam-nya, dan dilanjutkan dengan mengajukan judul
Pendidikan Sejarah Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS),
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), pada bulan Februari 2012. Judul pertama
yang penulis ajukan adalah “Pemikiran Muammar Khadafi Tentang Sosialisme
Islam Dalam Sistem Pemerintahan Libya”. Setelah mendapat persetujuan, penulis
diperkenankan untuk menyusun suatu rancangan penelitian dalam bentuk
proposal.
b. Penyusunan Rancangan Penelitian
Sebelum menyusun rancangan penelitian, penulis melakukan berbagai hal
untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang tema kajian dengan
membaca literatur-literatur, baik berupa buku-buku maupun artikel yang sudah
penulis dapatkan sebelumnya dari mengunjungi perpustakaan-perpustakaan dan
toko buku, serta hasil browsing internet. Rancangan Penelitian pada dasarnya
memuat tentang:
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang Masalah
3. Rumusan Masalah
4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
5. Tinjauan pustaka
6. Metode dan Teknik Penelitian
7. Sistematika penulisan
Rancangan penelitian yang sudah disusun dalam bentuk proposal
kemudian diserahkan kepada TPPS Jurusan Pendidikan Sejarah pada tanggal 26
pengesahan judul dan seminar proposal penelitian ditetapkan melalui surat
keputusan dengan nomor 03/TPPS/JPS/2012. Persetujuan tersebut mengantarkan
penulis untuk mempresentasikan judul skripsi “Pemikiran Muammar Gaddafi
Tentang Sosialisme Islam Dalam Sistem Pemerintahan Libya” kepada calon
pembimbing dalam sebuah seminar proposal yang dilaksanakan pada hari Rabu
tanggal 28 Maret 2012, yang bertempat di Ruang 5 Lantai IV gedung FPIPS UPI.
Seminar tersebut dihadiri oleh Prof. Dr. H. Dadang Supardan, M.Pd, Dra. Yani
Kusmarni, M.Pd, Drs. Ayi Budi Santosa, M.Si, Dr. Encep Supriatna, M.Pd, Drs.
Tarunasena Makmoer, Moch. Eryk Kamsori, S.Pd, dan Drs. Syarif Moeis.
Dalam seminar ini penulis mendapat beberapa masukan dari berbagai
pihak terutama dari Bapak Dr. Encep Supriatna, M.Pd selaku calon pembimbing
II. Masukan tersebut seperti dalam judul harus ditambah waktu kajian, karena
penelitian ini merupakan penelitian sejarah dan sejarah terikat oleh waktu. Selain
itu, judul skripsi tersebut juga sedikit dirubah agar menjadi lebih menarik. Tidak
hanya judul, latar belakang masalah juga harus direvisi. Dalam latar belakang
masalah hendaknya ditambahkan penjelasan tentang koherensi sosialisme dan
Agama (Islam) sebelum menjelaskan sosialisme Islam Muammar Gaddafi.
Sehingga judul skripsi penulis sebagai hasil dari revisi seminar proposal
tersebut adalah “Pengaruh Pemikiran Sosialisme Islam Muammar Gaddafi
Terhadap Sistem Pemerintahan Libya (1969-2011)”. Surat keputusan dan seminar
yang diselenggarakan, selanjutnya menentukan pembimbing skripsi penulis, yaitu
Bapak Drs. Andi Suwirta, M.Hum sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. Encep
c. Bimbingan
Sesuai dengan keputusan dalam seminar proposal, penulis dibimbing oleh
Bapak Drs. Andi Suwirta, M.Hum sebagai pembimbing I dan Bapak Dr. Encep
Supriatna, M.Pd sebagai pembimbing II. Proses bimbingan dilakukan melalui
kesepakatan antara kedua belah pihak. Dalam setiap pertemuan membahas satu
bab yang diajukan, dan bimbingan satu bab biasanya tidak cukup dalam satu kali
pertemuan karena selalu ada beberapa hal yang harus direvisi oleh penulis. Proses
bimbingan atau konsultasi dengan pembimbing diawali pada tanggal 25 Juni 2012
dan terus dilaksanakan sampai semua bab selesai dan penulisannya benar.
Proses bimbingan sangat membantu penulis dalam melakukan penelitian
dan menyusun skripsi ini. Proses bimbingan diperlukan dalam penelitian sebagai
sarana untuk berkonsultasi, berdiskusi, dan memberikan pengarahan dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh penulis. Setiap hasil bimbingan
dicatat dalam lembar frekuensi bimbingan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Bagian ini merupakan tahapan penting dari sebuah penelitian.
Langkah-langkah dalam melaksanaan penelitian yang penulis sesuai dengan metode
penelitian yang digunakan yaitu metode historis atau metode sejarah. Penulis
menggunakan tahapan penelitian seperti yang dikemukakan oleh Sjamsuddin
(2007: 85-239), yang mencakup heuristik (pengumpulan sumber), kritik,
interpretasi dan penulisan sejarah (historiografi). Keempat langkah metode sejarah
a. Pengumpulan Sumber (Heuristik)
Pada tahap ini penulis berusaha mencari dan mengumpulkan
sumber-sumber yang relevan dengan masalah yang dikaji. Menurut Sjamsuddin (2007:
95) sumber sejarah (historical sources) merupakan segala sesuatu yang langsung
atau tidak langsung menceritakan pada kita mengenai suatu kenyataan atau
kegiatan manusia pada masa lampau (past actually). Sumber sejarah yang dapat
penulis temukan adalah berupa literatur. Hal ini dilakukan dengan jalan meneliti
dan mengkaji hasil karya ilmiah penulis lain. Penulis berusaha mengumpulkan
sumber-sumber sejarah, baik sumber primer maupun sumber sekunder. Namun,
penulis belum menemukan sumber primer dan baru menemukan sumber-sumber
sekunder. Hal ini karena sulitnya menemukan literatur hasil dari tulisan Muammar
Gaddafi sendiri. Penulis hanya baru menemukan tulisan-tulisan karya orang lain
yang menjelaskan tentang Muammar Gaddafi.
Proses pencarian sumber dilakukan dengan cara mengunjungi berbagai
perpustakaan, baik perpustakaan yang ada di kota Bandung maupun di luar kota
Bandung. Selain perpustakaan, penulis juga mengunjungi pusat-pusat penjualan
buku dan menggunakan koleksi pribadi penulis sendiri yang dianggap relevan
dengan permasalahan yang sedang dikaji.
Perpustakaan-perpustakaan yang penulis kunjungi sangat membantu dalam
memperoleh sumber. Perpustakaan itu diantarnya adalah perpustakaan Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI) pada bulan Oktober 2011 dan Juli 2012, perpustakaan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 2 Juli
Oktober 2011 dan Juli 2012, dan perpustakaan Batu Api pada bulan Oktober
2011. Dari perpustakaan-perpustakaan tersebut penulis memperoleh beberapa
literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Untuk lebih jelasnya, sumber-sumber literatur yang penulis dapatkan
adalah sebagai berikut:
1) Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Di perpustakaan ini
penulis mendapatkan beberapa buku antara lain: Paradigma Islam:
Interpretasi untuk Aksi karya Kuntowijoyo, dan Pengantar Ilmu Politik
karya Rodee, at al. di perpustakaan UPI penulis sangat kesulitan mencari
literatur yang relevan dengan judul yang dikaji.
2) Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada. Di perpustakaan ini
penulis mendapatkan buku Qaddafi, His Ideology in Theory and Practice
karya El Khawas, Islam dan Sosialisme karya H.M. Rasjidi, Islam dan
Sosialisme karya H.O.S Tjokroaminoto, dan Islam Kemodernan dan
Keindonesiaan: Pikiran-Pikiran Nurcholish “Muda” karya Nurcholis
Madjid.
3) Perpustakaan Museum Konferensi Asia Afrika (MKAA). Di perpustakaan
ini penulis mendapat beberapa buku seperti Gaddafi Voice From the
Dessert karya Mirella Bianco, Afrika Dalam Pergolakan karya Kirdi
Dipoyudo, serta Konflik dan Diplomasi di Timur Tengah karya Riza
4) Perpustakaan Batu Api Jatinangor. Di perpustakaan ini penulis
mendapatkan buku Sosialisme Religius: Suatu Jalan Keempat? Dengan
editornya Muhidin M. Dahlan.
Selain mengunjungi perpustakaan, penulis juga mencari sumber di
beberapa toko buku di kota Bandung seperti Palasari (September 2011), Gramedia
(September 2011), Togamas (September 2011), dan Dewi Sartika (September
2011). Penulis juga menggunakan buku-buku koleksi pribadi seperti diantaranya
Khadafi, Anjing Gila dari Sahara karya Agung D.H., Revolusi Timur Tengah
karya Apriadi Tamburaka, Islam, Sosialisme, dan Kapitalisme, dengan editornya
Herdi Sahrasad, Pemikiran Politik Barat karya Firdaus Syam, serta buku-buku
lainnya yang relevan dan dapat menunjang penulisan skripsi ini.
Penulis juga melakukan browsing internet (Juli 2012) untuk mendapatkan
artikel-artikel yang berhubungan dengan pemikiran Muammar Gaddafi tentang
sosialisme Islam, dan juga tentang pemerintahan Negara Libya dan Timur
Tengah. Penelusuran melalui internet dilakukan untuk mendapatkan tambahan
informasi agar dapat mengisi kekurangan-kekurangan dari sumber buku yang
sudah didapatkan. Penulis menyadari bahwa sumber-sumber yang penulis
dapatkan masih sangat kurang. Oleh karena itu, sampai saat ini penulis masih
terus mencari sumber-sumber yang relevan dengan permasalahan yang dikaji,
khususnya sumber primer.
b. Kritik
Tahap selanjutnya setelah memperoleh sumber pada tahap heuristik adalah
telah didapatkan. Kritik sumber dilakukan terhadap sumber utama maupun
sumber penunjang lainnya. Helius Sjamsuddin (2007: 131) menjelaskan bahwa
fungsi kritik sumber bagi sejarawan erat kaitannya dengan tujuan sejarawan itu
dalam mencari kebenaran. Dalam tahap ini, seringkali sejarawan dihadapkan
untuk membedakan apa yang benar dan apa yang salah, apa yang mungkin dan
apa yang meragukan atau skeptis. Kritik sumber secara garis besar dibagi dua,
yaitu kritik ekstern (Eksternal) dan kritik intern (Internal). Kritik eksternal
dilakukan untuk menilai otentisitas dan integritas sumber dengan melakukan
penelitian fisik terhadap suatu sumber, sedangkan kritik internal dilakukan untuk
menguji reliabilitas dan kredibilitas sumber, dan bertujuan untuk memahami isi
teks.
Tahap pertama yang dilakukan dalam kritik sumber adalah kritik eksternal
yang merupakan cara melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek
luar sumber sejarah. Dalam melakukan kritik eksternal pada sumber-sumber
tertulis berupa buku-buku itu, penulis tidak menelitinya secara ketat, hanya
mengklasifikasikannya dari aspek latar belakang penulis buku tersebut. Hal
tersebut dilakukan untuk melihat keotentisitasnya sehubungan dengan tema
penulisan skripsi ini. Selain itu, tahun terbit dimana semakin kekinian angka
tahunnya semakin baik karena setiap saat terjadi perubahan dan perbaikan, dan
penerbit serta tempat dimana buku itu diterbitkan untuk melihat spesialisasi
tema-tema buku yang dikeluarkan oleh penerbit tersebut, serta tentu saja kepopuleran
dari penerbit juga diperhitungkan sehingga tingkat kepercayaan kepada isi buku
Setelah melakukan kritik eksternal, langkah selanjutnya adalah melakukan
kritik internal. Kritik internal dilakukan oleh penulis untuk melihat layak atau
tidaknya isi dari sumber-sumber yang telah diperoleh untuk selanjutnya dijadikan
rujukan dalam penelitian ini. Kritik internal yang dilakukan penulis diawali ketika
penulis memperoleh sumber. Penulis menelaah secara keseluruhan isi sumber dan
membandingkannya dengan sumber-sumber lainnya yang telah di kaji
sebelumnya oleh penulis. Dari hasil telaah dan perbandingan itu, maka akan
diperoleh kepastian bahwa sumber tersebut bisa digunakan karena sesuai dengan
tema kajian.
c. Interpretasi dan Penulisan Sejarah
Setelah melakukan heuristik dan kritik sumber, langkah selanjutnya dalam
penelitian sejarah ini adalah interpretasi dan historiografi. Tahap interpretasi dan
penulisan merupakan dua kegiatan yang tidak terpisahkan dan bersamaan
(Sjamsuddin, 2007: 155). Penulis memberikan penafsiran terhadap fakta-fakta
sejarah yang diperoleh melalui kritik eksternal maupun kritik internal. Kemudian
fakta-fakta tersebut dirangkai dan dihubungkan satu sama lain sehingga menjadi
satu kesatuan yang selaras dimana peristiwa yang satu dimasukkan ke dalam
konteks peristiwa-peristiwa lain yang melingkupinya (Ismaun, 2005:131).
Setelah melakukan proses analisis terhadap fakta-fakta yang ada, penulis
kemudian menyajikannya dalam bentuk tulisan yang disebut historiografi.
Historiografi merupakan proses penyusunan dan penuangan seluruh hasil
penelitian ke dalam bentuk tulisan. Penulis berusaha menyajikan hasil penelitian
Penulisan ini menggunakan teknik dasar menulis deskripsi, narasi dan analisis.
Deskripsi dan narasi dalam rangka menulis ulang, dan analisis dalam rangka
interpretasi.
C. Laporan Hasil Penelitian
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam prosedur penelitian. Laporan
hasil penelitian merupakan puncak dari suatu prosedur penelitian sejarah. Setelah
melakukan langkah heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi, seluruh hasil
penelitian yang telah diperoleh, disusun menjadi suatu karya tulis ilmiah yang
telah baku dan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar yaitu berupa
skripsi. Sistematika penulisan yang digunakan sesuai dengan sistematika
penulisan skripsi yang termuat dalam buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).
Teknik penulisan dalam skripsi ini menggunakan sistem Harvard yaitu
sistem yang membahas format untuk penulisan dan pengorganisasian kutipan dari
materi sumber. Sistem ini juga dikenal dengan sebutan author-date system (sistem
penulis-tanggal) dan parenthetical referencing (penulisan referensi dalam
kurung). Penulis menggunakan teknik penulisan ini karena telah dipergunakan
secara luas di lingkungan akademis di seluruh dunia dan sesuai dengan pedoman
penulisan karya ilmia UPI.
Hasil penelitian akan disusun ke dalam sebuah laporan dengan sistematika
Pembahasan, dan terakhir Kesimpulan. Pembagian ini bertujuan untuk
memudahkan dan sistematisasi dalam memahami penulisan.
Bab I, Pendahuluan. Dalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang
masalah yang di dalamnya memuat penjelasan mengapa masalah yang diteliti
timbul dan penting untuk dikaji, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian,
metode dan teknik penelitian, serta sistematika penulisan.
Bab II, Kajian Pustaka. merupakan hasil kajian kepustakaan dan tinjauan
teoritis serta telaah dari berbagai referensi yang berhubungan dengan Pemikiran
Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam dan pengaruhnya terhadap sistem
pemerintahan Libya.
Bab III, Metode penelitian. Dalam bab ini diuraikan tentang metode dan
teknik penelitian yang digunakan penulis dalam mencari sumber-sumber, cara
pengolahan sumber, serta analisis dan cara penulisannya.
Bab IV, pembahasan. Dalam bab ini akan diuraikan mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan seluruh hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis. Uraian
tersebut berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan pada bab pertama.
Pada bab ini akan dijelaskan bagaimana latar belakang kehidupan Muammar
Gaddafi, bagaimana pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam,
bagaimana implementasi pemikiran Muammar Gaddafi tentang sosialisme Islam
dalam menjalankan pemerintahan Libya, serta bagaimana pengaruhnya terhadap
pemerintahan lain di Timur Tengah.
Bab V, Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini akan diuraikan kesimpulan
keseluruhan, dan dilengkapi dengan saran serta rekomendasi mengenai masalah
yang dikaji.
Hasil temuan akhir ini merupakan pandangan peneliti tentang inti dari
pembahasan penulisan. Selain itu ditambah pula berbagai atribut baku lainnya dari
mulai kata pengantar sampai riwayat hidup penulis. Semua bagian tersebut
termuat ke dalam bentuk laporan utuh, setelah dilakukan koreksi dan perbaikan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab terakhir dalam penulisan skripsi ini akan dituangkan kesimpulan
dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan yang dikaji
dalam skripsi ini, sebagaimana yang telah dikaji pada bab sebelumnya. Sesuai
dengan permasalahan yang dikaji yaitu latar belakang kehidupan Muammar
Gaddafi, pemikiran sosialisme Islam Muammar Gaddafi, implementasi pemikiran
Gaddafi dalam pemerintahan Libya, dan dampak pemikiran Gaddafi terhadap
pemerintahan lain di Timur Tengah, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
A. Kesimpulan
Pertama, Muammar Gaddafi adalah salah seorang tokoh pemikir
sosialisme khususnya sosialisme religius (Islam) yang lahir dan berkembang
dimana imperialisme dan kolonialisme sedang melanda Negara-negara dunia
ketiga termasuk Libya. Walaupun pada masa itu Libya sudah memperoleh
kemerdekaan di bawah Raja Idris, namun secara ekonomi, politik, dan kultural
Libya masih dijajah oleh Barat. Selain itu, Gaddafi juga mendapatkan pengaruh
yang luar biasa dari tokoh yang sangat dikaguminya yaitu Gamal Abdul Nasser,
presiden Mesir ketika itu. Nasser dikenal sebagai negarawan yang terang-terangan
menentang dominasi Barat terhadap Negara-negara dunia ketiga, selain itu ia juga
merupakan pemikir yang juga beraliran sosialisme religius yaitu sosialisme Arab
sikap yang keras dan sangat anti-Barat, ia juga sangat mengidamkan gagasan
sosialisme Islam, dan pan Islamisme bagi Libya maupun dunia Arab. Hingga
akhirnya, untuk mewujudkan gagasannya itu, Gaddafi bersama teman-temannya
kemudian melakukan kudeta terhadap Raja Idris pada 1 September 1969, dan
segera mengambil alih pemerintahan Libya.
Kedua, mengenai gagasan atau pemikiran Muammar Gaddafi tentang
sosialisme Islam, Gaddafi menyebutnya sebagai Teori Universal Ketiga (The
Third Universal Theory). Gagasan sosialisme baru yang digagas Gaddafi ini
bersandar pada kekuatan spirit agama, khususnya Islam. Hal ini karena menurut
Gaddafi, Islam beserta doktrinya bersifat sosialis, sosialisme lebih dekat dan
inheren dengan nilai-nilai Islam. sosialisme Islam ini kemudian menjadi diktum
revolusi untuk membentuk tatanan sosial politik yang memberi manfaat bagi
seluruh umat manusia. Selain itu, Sosialisme Gaddafi merupakan bentuk
penyuaraan aspirasi Negara dunia ketiga yang terpinggirkan, terobosan ini dapat
dikatakan sebagai alternatif yang ditawarkan bagi Negara-negara berkembang
yang tidak ingin mengekor dua ideologi dunia yang sudah malang melintang
dianut oleh Negara-negara di dunia, yaitu kapitalisme dan sosialisme (Marxis).
Maka pantas jika suara Gaddafi ini dianggap sebagai suara kaum pinggiran atau
sub-altern yang patut diapresiasi.
Pemikiran sosialisme Islam Gaddafi ini secara kongkret termaktub dalam
sebuah buku yang berjudul al-Kitab al-Akhdar, atau The Green Book (Buku
Hijau). Buku yang pertama kali dipublikasikan pada 1975 ini terdiri atas tiga jilid,
pandangan Gaddafi, demokrasi merupakan kedaulatan langsung dari rakyat, tanpa
harus ada sistem perwakilan seperti parlemen, partai, maupun kelas. Karena itu,
Gaddafi mengajukkan sebuah solusi untuk demokrasi langsung yang lebih praktis,
dimana rakyatlah yang mempunyai otoritas penuh yakni lewat Kongres Rakyat
atau Komite Rakyat. Jilid kedua membahas tentang Solusi Masalah Ekonomi,
disini Gaddafi menawarkan solusi ekonomi sosialis. Sistem ini menolak
kepemilikan pribadi yang melebihi pemuasan kebutuhan dengan mengorbankan
kebutuhan orang lain, tetapi memberi tanggung jawab pemerataan kekayaan
sepenuhnya kepada rakyat. Selain itu, ekonomi sosialis juga merupakan akhir dari
eksploitasi yang di implementasikan dengan upah dan sewa dalam kerangka
kerjasama ekonomi dan penyediaan lapangan kerja, karena siapa pun yang bekerja
dalam perusahaan sosialis adalah partner dalam produksi. Sedangkan jilid ketiga
dari Buku Hijau-nya ini bertajuk Basis Sosial Teori Dunia Ketiga, yang
membahas isu khusus termasuk pentingnya keluarga, suku, status perempuan, dan
minoritas. Dalam hal ini, Gaddafi berupaya untuk menyampaikan bahwa ia
menentang segala bentuk penindasan. karena tidak cukup alasan untuk
mengabaikan hak-hak minoritas, seperti yang dialami oleh kaum perempuan yang
selalu diabaikan haknya, padahal mereka mempunyai tanggung jawab dan hak
yang sama dengan kaum laki-laki. Begitupun dengan orang kulit hitam yang
mengalami penindasan, mereka punya hak yang sama dengan ras-ras yang lain.
Ketiga, kebijakan-kebijakan Gaddafi dalam menjalankan pemerintahannya
di Libya, selalu didasarkan pada pemikirannya, walaupun tidak menutup
tersebut, baik itu kebijakan dalam negeri mapupun kebijakan luar negeri Libya.
Diantara kebijakan-kebijakan Gaddafi tersebut yaitu nasionalisasi Libya, yang
berakar pada nasionalisme Arab. Mengganti bentuk pemerintahan Libya menjadi
“Arab Libya Jamahiriya” yang menyediakan sarana partisipasi politik bagi
seluruh rakyat dengan dibentuknya Kongres Rakyat dan Komite Rakyat.
Kebijakan Gaddafi lainnya yaitu menerapkan ekonomi sosialis bagi perekonomian
Libya yang berusaha menempatkan Libya dalam tuntunan untuk mendapatkan
masa depan masyarakat yang sanggup mencukupi kebutuhannya sendiri dalam
bidang pertanian, industri, dan pendidikan, serta mencapai kesetaraan ekonomi
dalam masyarakat.
Gaddafi bercita-cita membentuk Pan Arabisme atau membentuk federasi
Negara-negara Arab. Gaddafi beranggapan bahwa bentuk pemerintahan yang kini
dianut oleh Libya yaitu Jamahiriya haruslah diekspor ke luar Libya, dan pertama
kali ke dunia Arab. Inilah tujuan utama Gaddafi ingin membentuk federasi Negara
Arab, walaupun pada pelaksanaannya Gaddafi seringkali mengalami kegagalan.
Gaddafi dan Libya juga aktif mensponsori terorisme dan mencoba membangun
proyek nuklir Libya, hal ini ia lakukan sebagai bentuk penentangan dan upaya
untuk menyaingi kekuatan teknologi Barat. Namun, kebijakan Gaddafi yang
paling berbeda dengan pemimpin-pemimpin Negara lainnya adalah Gaddafi
memilih pengawal khususnya dari perempuan yang tergabung dalam Women’s
Military Academy, Sebagai perwujudan persamaan hak-hak perempuan. Namun,
rakyat pada tahun 2011 yang marah akibat semakin tingginya pengangguran,
kemiskinan, dan kesenjangan sosial.
Keempat, implementasi pemikiran Gaddafi dalam kebijakan-kebijakannya
ternyata juga berpengaruh terhadap pemerintahan lainnya di Timur Tengah.
Pengaruh itu terutama menyangkut hubungan Libya dengan Negara-negara Timur
Tengah lainnya, yang selalu diwarnai dengan upaya-upaya mewujudkan persatuan
Arab atau Pan Arabisme. Sejak Gaddafi menjadi pemimpin Libya, ia telah
berulang kali mencoba untuk membentuk sebuah federasi Negara-negara Arab
seperti dengan Mesir, Sudan, Suriah, Tunisia, dan Negara-negara lainnya. Tidak
hanya demi kepentingan politik semata, Gaddafi juga mempunyai tujuan lain
dalam upaya mewujudkan Pan Arabisme ini yaitu menyangkut kepentingan
ekonomi dan sosial Libya. Namun, cita-cita Gaddafi ini seringkali mengalami
kemandegan dan bahkan kegagalan. Persatuan Arab ini sepertinya sulit untuk
diwujudkan. Hal ini tidak terlepas dengan karakter dunia Arab yang walaupun
secara kultur dan bahasa yang memiliki persamaan, tetapi juga terdapat
perbedaan-perbedaan yang sejauh ini menghambat gerakan persatuan Arab.
Seperti perbedaan diantara Negara-negara Arab dalam sikap mereka terhadap
Negara-negara Barat, Negara-negara komunis, laju pembaharuan dan kemajuan,
eksistensi Israel, masalah Palestina, dan sebagainya. Diantara Negara-negara Arab
sendiri terdapat Negara yang pro Barat dan anti Soviet, namun juga ada yang
sebaliknya, sangat anti Barat dan pro Soviet. Perbedaan ini nyatanya seringkali
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ada beberapa saran atau
rekomendasi yang akan disampaikan oleh penulis, diantaranya:
Pertama, untuk Indonesia yang saat ini selalu diidentikan sebagai Negara
penganut neo-liberal, nampaknya perlu mengapresiasi gagasan Gaddafi dan
provokasi serta gugatannya terhadap demokrasi neo-liberal. Terlebih lagi, jika
melihat keberadaan partai-partai politik yang begitu banyaknya di Indonesia,
kehadirannya tak lebih hanya sekadar tuah ketimbang berkah. Mereka hanya
menghabiskan energi untuk mengurus masalah internalnya dan sibuk
mempertahankan kekuasaan ketimbang menegakkan hak-hak rakyat. Gagasan
Gaddafi telah menyuguhkan sebuah ideologi alternatif yang mungkin bisa
diaplikasikan bagi Negara-negara penyeru demokrasi seperti Indonesia, untuk bisa
lebih mengutamakan kebijakan-kebijakan yang lebih pro rakyat ketimbang
mengutamakan kepentingan golongan atau partai yang sedang berkuasa.
Kedua, bagi para pengguna maupun pembaca hasil penelitian ini
khususnya yang tertarik pada keilmuan sejarah, hasil penelitian ini dapat menjadi
tambahan pengetahuan khususnya mengenai sejarah intelektual dan sejarah
kawasan, terutama kawasan Timur-Tengah dan Afrika Utara. Selain itu,
pembahasan mengenai Revolusi Timur-Tengah yang di dalamnya juga membahas
Revolusi Libya dapat dijadikan sebagai materi tambahan pada pelajaran sejarah di
sekolah menengah pada materi perkembangan mutakhir sejarah dunia.
Ketiga, bagi peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian
dari sempurna. Masih ada bagian-bagian dari pembahasan dalam skripsi yang
dapat diteliti lebih lanjut dan lebih mendalam. Misalnya seperti sejauh mana
keterlibatan Gaddafi dalam mensponsori terorisme, pasang surut hubungan Libya
dan Amerika Serikat pada masa Gaddafi, dan lain sebagainya. Semoga hasil
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku
Abdurrachman, D. (1999). Metode Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos.
Agung, D. H. (2011). Khadafi, Anjing Gila dari Sahara. Yogyakarta: Penerbit Narasi.
Allan, J. A. (1981). Libya; The Experience of Oil. Colorado: Westview Press.
Anderson, L. (1986). The Social Transformationin Tunis and Libya 1830-1980. New Jersey: Princenton University.
Ayoub, M. (2004). Islam dan Teori Universal Ketiga: Pemikiran Keagamaan Muammar Qadhdhafi (Terjemahan). Bogor: Humaniora Press.
Binder, L. (2001). Islamic Liberalism (Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Brown, L. C. (1984). International Politics and The Middle East; Old Rules, Dangerous Game. London: I. B. Tauris & Co. Ltd.
Dahlan, M. M. (2001). “Sosialisme Religius: Mendayung di Antara Sosialisme
dan Kapitalisme, Penjelajahan Meretas Jalan Keempat”, dalam Pengantar
Editor Sosialisme Religius: Suatu Jalan Keempat?. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Dahlan, M. M. (2001). “The Third Universal Theory: Gugatan Atas Tiga Diktum Demokrasi, Sekelumit Pemikiran Muammar Al-Qhatafi”, dalam Dahlan (ed), Sosialisme Religius: Suatu Jalan Keempat?. Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Eatwell, R. (2004). Ideologi Politik Kontemporer. Yogyakarta: Jendela.
El-Khawas, M. (1986). Qaddafi; His Ideology in Theory and Practice. Vermont: Amana Books.
Esposito, J. L. (2001). Ensiklopedi Oxpord; Dunias Islam Modern Jilid III. Bandung: Mizan.
Fakih, M. (2002). Jalan Lain; Manifesto Intelektual Organik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Fiser, W. B. (1993). “Libya”, dalam The Middle East and North Africa. London: Europe Plication Limited.
Gaddafi, M. (1970). “The Libyan Revolution in the Words of Its Leader”. The Middle East Journal, 24, 205-211.
Gaddafi, M. (1978). The Green Book. Tripoli: Mateu Cromo.
Gaddafi, M. (2004). “al-Sijjil al-Qawmi”, dalam Ayoub (ed), Islam dan Teori Universal Ketiga: Pemikiran Keagamaan Muammar Qadhdhafi. Bogor: Humaniora Press.
Gottschalk, L. (1986). Mengerti Sejarah (Terjemahan). Jakarta: Universitas Indonesia Press.
Ismaun. (2005). Pengantar Belajar Sejarah Sebagai Ilmu dan Wahana Pendidikan. Bandung: Historia Utama Press.
Harris, L. C. (1986). Libya Qadhafi’s Revolution; The Modern State. Colorado: Westview Press.
Kuntowijoyo, (1991). Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi. Bandung: Mizan.
Kuntowijoyo, (2003). Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Madjid, N. (1987). Islam Kemodernan dan Keindonesiaan: Pikiran-Pikiran
Nurcholis “Muda”. Bandung: Mizan
Mintarja, E. (2006). Politik Berbasis Agama: Perlawanan Muammar Qadhafi terhadap Kapitalisme. Yogyakarta: Pustaka Islam.