• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROGRAM BIMBINGAN KARIR BERDASARKAN PROFIL PEMBUATAN KEPUTUSAN KARIR SISWA."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN... i

ABSTRAK ……… ii

KATA PENGANTAR……….. iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

DAFTAR ISI... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GRAFIK... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah……….. 6

C. Rumusan Masalah... 5

D. Tujuan Penelitian..………...………… 6

E. Kegunaan Penelitian... 6

BAB II KEPUTUSAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR………... 7 A. Konsep Keputusan Karir … …... 7

B. Konsep Bimbingan Karir…... 19

C. Program Bimbingan Karir………... D. Hasil Penelitian Terdahulu……… 23

28 BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Desain Penelitian……….. 32

(2)

C. Definisi Opeasional ... 33

D. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data ... 36

E. Prosedur dan Pengolahan Data... 41

F. Teknik Analisis Data ... 42

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49

A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 60

C. Rumusan Program Bimbingan Karir berdasarkan Pembuatan Keputusan Karir Siswa ... 67

BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi... 75

A. Kesimpulan... 75

B. Rekomendasi... 76

DAFTAR PUSTAKA... 79

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mengembangkan

kepribadian dan kemampuan siswa. Sekolah juga sebagai salah satu wadah untuk

mewujudkan pembentukan manusia seutuhnya.

Di Indonesia upaya-upaya dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan

memiliki keunggulan kompetitif dapat kita lihat dalam Undang – Undang No. 20

Tahun 2003 Pasal 3, yaitu :

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Salah satu tahap perkembangan individu yang sering menjadi sorotan adalah

tahap perkembangan individu ketika memasuki masa remaja. Apabila dilihat dari

faktor usia yaitu 13-21 tahun, remaja berada pada masa transisi antara masa

kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini, remaja dituntut untuk mampu melalui

setiap tugas perkembangan dengan lancar. Tugas perkembangan dimaknai sebagai

seperangkat aktivitas baik mental maupun fisik yang harus dipelajari dan dituntaskan

oleh remaja sehingga mampu menghadapi tantangan di masa depan dengan relatif

mudah.

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) secara psikologis telah memasuki

tahapan masa remaja, yang berkaitan erat dengan perkembangan sense of identity vs

(4)

Mamat Supriatna (2009:17) ”secara psikologis siswa sekolah menengah

sedang memasuki tahapan perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari

kanak-kanak menuju dewasa”. Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit

dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada satu sisi individu menunjukkan

ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa; pada sisi lain individu

menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.

Abin Syamsudin (1981:118) ”Pada sisi lain, tidak sedikit remaja yang dengan mudah dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karirnya”. Secara

singkat, masalah-masalah yang sering muncul sehubungan dengan perkembangan

remaja pada aspek kognitif adalah bersikap negatif terhadap guru mata pelajaran,

merasa rendah diri, dan merasa kesulitan dalam memilih bidang pendidikan (jurusan,

program studi, atau jenis sekolah) yang cocok dengan dirinya, artinya dalam bidang

karir permasalahan yang dihadapi remaja adalah kesulitan dalam mengambil

keputusan dari berbagai alternatif pilihan karir yang ada.

Dari pendapat ahli di atas menunjukkan pentingnya peran remaja karena masa

remaja merupakan masa yang menentukan masa depan suatu bangsa. Jika remaja

dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dengan baik, maka remaja

tersebut akan memberikan kontribusi dalam membangun bangsanya menjadi lebih

maju, baik untuk saat ini ataupun masa depan saat remaja tersebut beranjak dewasa.

Pernyataan ini sejalan dengan salah satu tugas perkembangan karir remaja yang

diungkapkan oleh Donald Super dalam Osipow (1983:157) ’dalam tugas

perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi, tahap ini remaja mulai

memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarian peran dan jati diri di sekolah’.

Pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangan karir,

mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan

serta potensi yang dimilikinya.

Sejalan dengan pernyataan Donald Super tentang tugas perkembangan karir

(5)

menengah Atas (SMA) sedang berada pada tahap eksplorasi perkembangan

karirnya”.

Hasil penelitian Amin Budiamin (2002:260) melaporkan bahwa 90 % siswa

SMA di Kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karir di masa

depan. Pada kenyataannya, siswa SMA juga belum sepenuhnya mencapai tugas

perkembangan karir. Maksudnya, siswa SMA masih ragu dan tidak memiliki

kesiapan membuat keputusan karir yang tepat bagi masa depannya. Hal ini sejalan

dengan yang diungkapkan oleh Santrock (2003:485) bahwa ”banyak remaja

mengalami kebimbangan, ketidakpastian dan stres dalam pembuatan keputusan”.

Friedman dalam Gati (2001:331) pada tahun 1991 melakukan studi terhadap

1843 remaja Israel, tentang jenis keputusan yang dihadapi remaja kelaas IX, X dan

XI. Pengambilan keputusan tersebut berkaitan dengan memilih sekolah menengah

lanjutan (bagi siswa kelasIX), memilih jurusan (siswa kelas X ), dan menentukan

pilihan pekerjaan dalam dunia militer (siswa kelas XI). Hasil penelitiannya antara

lain menyimpulkan bahwa masalah yang banyak dihadapi siswa adalah masalah

kependidikan (43% seputar pendidikan dan karir). Masalah yang paling serius yang

dihadapi oleh siswa dari 43% masalh kependidikan dan karir adalah permasalahan

dalam memilih jurusan sebesar 46% dan memilih sekolah menengah 26%.

”Pembuatan keputusan karir merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karir, membandingkannya serta menetapkan pilihan” (Gati & Asher, 2001:331). Permasalahan di atas menggambarkan bahwa masih banyak siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan

karir.

Scott, Reppucci dan Woolard dalam Gati (2001:330) ’kesulitan yang

dihadapi remaja dalam pembuatan keputusan, membuat mereka melimpahkan

tanggung jawab pembuatan keputusan pada orang lain atau menunda bahkan

menghindarinya, yang pada akhirnya berujung pada keputusan yang tidak optimal’.

(6)

pembuatan keputusan karir dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para remaja,

kemampuan pembuatan keputusan karir sangat penting.

Masih sejalan dengan penelitian di atas Taveira, et al. dalam Gati (2001:331)

menyimpulkan bahwa ’stres tingkat tinggi pada remaja diasosiasikan dengan kegiatan

eksplorasi dan pembuatan keputusan karir’. Di sisi lain, sejumlah kesulitan dalam

pembuatan keputusan pada remaja bisa juga bersifat adaptif karena dapat

meningkatkan motivasi untuk meminta bantuan kepada orang lain.

Hasil penelitian di atas menggambarkan, siswa SMA mengalami kesulitan

dalam membuat keputusan karirnya. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka siswa akan

membuat keputusan karir tanpa alasan yang tepat sehingga akan berpengaruh

terhadap keberhasilan karirnya di masa depan.

Siswa SMA perlu diberikan bimbingan karir agar dapat menguasai

keterampilan pengambilan keputusan karir secara tepat. Siswa harus belajar dan

berlatih membuat rencana, memilih alternatif keputusan, bertindak sesuai dengan

hasil keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.

Siswa yang memiliki keterampilan pengambilan keputusan, pasti tidak akan bingung

menghadapi karir masa depannya.

Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini adalah kelanjutan

pendidikan dan pekerjaan. Dengan diketahuinya tingkat kemampuan siswa dalam

membuat keputusan tentang kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, dijadikan

landasan dalam merumuskan program bimbingan karir.

B. Identifikasi Masalah

Upaya untuk membantu siswa dalam menghadapi permasalahan karir yang

dihadapinya adalah dengan menyusun program bimbingan karir berdasarkan profil

keputusan karir siswa. Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini

adalah kelanjutan pendidikan dan pekerjaan yang nantinya dijadikan landasan dalam

(7)

Super dalam Osipow (1983:157) ’tahap perkembangan karir remaja berada

pada tahap eksplorasi’. Salah satu tugas perkembangan karir pada masa eksplorasi

adalah memperoleh informasi dan keterampilan dalam membuat keputusan karir.

Artinya remaja harus memperoleh informasi yang relevan yang berhubungan dengan

karirnya, sehingga diharapkan remaja tidak salah dalam membuat keputusan karir.

Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada usia remaja akhir. Pada

usia ini salah satu tugas perkembangannya, yaitu mempersiapkan diri memilih suatu

pekerjaan. Pada kenyataannya, siswa SMA yang berada pada masa remaja

pemikirannya masih labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga ketika

mengambil keputusan karir tidak sedikit siswa yang terpengaruh oleh pilihan teman,

tanpa memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.

Penelitian ini dibatasi pada profil keputusan karir siswa yang merupakan hasil

dari pengetahuan dan sikap. Secara lebih khusus penelitian ini pada dasarnya untuk

merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil keputusan karir siswa.

C. Rumusan Masalah

Permasalahan utama penelitian ini adalah seperti apa program bimbingan karir

berdasarkan profil keputusan karir siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ?

Masalah pokok tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai

berikut:

1. Seperti apa profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2

Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012?

2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil pembuatan

keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun ajaran 2011/2012

(8)

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan program bimbingan

karir berdasarkan profil keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi tahun

ajaran 2010/2011. Tujuan khusus penelitian ini adalah :

1. Memperoleh profil keputusan karir siswa kelas X SMAN 2 Cimahi tahun

ajaran 2011/2012.

2. Memperoleh rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil

keputusan karir siswa kelas X SMAN 2 Cimahi tahun ajaran 2011/2012

yang layak menurut pakar dan praktisi.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti secara

teoritis dan praktis. Secara teoritis bagi penulis penelitian ini diharapkan bisa

menunjukkan data empiris tentang profil keputusan karir pada tingkat SMA. Adapun

bagi guru pembimbing, program dapat digunakan sebagai tambahan alternatif

bantuan untuk pembuatan keputusan karir siswa sehingga dapat mengoptimalkan

peran Bimbingan dan Konseling (BK) dalam membantu siswa untuk mencapai

kompetensi-kompetensi standar yang harus dimiliki pada setiap jenjangnya, terutama

terkait dengan keputusan karir siswa.

Selanjutnya secara praktis, peneliti mengharapkan, agar secara pribadi

penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa pengalaman dalam melakukan

penelitian. Adapun bagi guru pembimbing, hasil rumusan program bimbingan karir

berdasarkan profil keputusan karir dapat menjadi pegangan dan panduan bagi praktisi

(9)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini

menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat

keputusan karir. Metode deskriptif merupakan “metode yang digunakan untuk

memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara

aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan

cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian” (Arikunto,

2006: 136). Metode deskriptif dalam penelitian ditujukan untuk memperoleh profil

pembuatan keputusan karir siswa, sehingga diharapkan mampu membuat program

bimbingan dan konseling sebagai bahan rujukan guru BK/Konselor menangani siswa

di kelas X SMA Negeri 2 Cimahi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif,

yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil

penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga

memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan

perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik). Pendekatan kuantitatif dipilih untuk

mendapatkan gambaran profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri

2 Cimahi.

B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi tahun

ajaran 2011 /2012. Penelitian didasarkan pada pertimbangan siswa Siswa kelas X

(10)

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel

Sekolah Kelas Jumlah

SMA Negeri 2 Cimahi

X IPS 1 20 X IPS 2 20 X IPA 1 34 X IPA 2 32 X IPA 3 32 X IPA 4 35 X IPA 5 31 X IPA 6 33 X IPA 7 32 Jumlah keseluruhan 269

C. Definisi Operasional Variabel

1. Definisi Konseptual

Tiedeman dan O’Hara dalam Sharf (1992:303) menjelaskan bahwa ’pembuatan keputusan adalah upaya untuk membantu individu menyadari semua

faktor yang melekat pada setiap mengambil keputusan, sehingga mampu membuat

pilihan yang tepat didasari oleh pengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai’.

Menurut Blau dalam Dewa Ketut Sukardi (1987:86), ’arah pilihan karir

seseorang merupakan proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh beberapa

faktor penunjang dan faktor penghambat bagi seseorang dalam membuat keputusan karirnya’. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pembuatan keputusan karirn diantaranya sebagai berikut: (a) pengalaman sosial, (b) keterlibatan dengan

orang lain, (c) potensi-potensi yang dimiliki oleh individu, (d) aspirasi orang tua,

(e) minat, (f) pengetahuan tentang pertimbangan pilihan karir, serta (h)

keterampilan dalam membuat keputusan karir.

Sharf (1992:157-158) mengungkapkan bahwa kemampuan individu dalam

pembuatan keputusan karir didasari oleh pengetahuan, sikap terhadap karir serta

(11)

(a) pengetahuan yang mendasari kemampuan dalam pembuatan keputusan karir adalah pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir, kesesuaian suatu karir dengan kemampuan bakat, minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pembuatan keputusan secara mandiri, (b) sikap individu terhadap karirnya dapat dianalisa dari dua aktivitas, yang selanjutnya di sebut subdimensi sikap terhadap karir, yaitu perencanaan karir dan eksplorasi karir. Indikator sikap tersebut meliputi mempelajari informasi karir, membicarakan perencanaan karir dengan orang dewasa, mengikuti kursus sesuai dengan karir yang diharapkan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan karir yang diharapkan, mengikuti pendidikan atau pelatihan yang mengarah kepada karir masa depan, (c) keterampilan pembuatan keputusan karir mengacu pada penggunaan pengetahuan, pengunaan pemikiran dalam membuat keputusan karir.

2. Definisi Operasional

Secara operasional, pembuatan keputusan karir yang dimaksud dalam

penelitian ini adalah pembuatan keputusan karir usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2

Cimahi siswa kelas X tahun ajaran 2011/2012 yang menyangkut aspek pengetahuan

tentang diri dan sikap tentang karir, meliputi aspek:

a. Aspek pengetahuan tentang diri ditunjukkan dengan indikator-indikator

berikut; pemahaman diri, pertimbangan kemandirian, pemahaman

lingkungan efektif.

b. Aspek sikap ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut; kesiapan

(12)

Tabel 3.2

Aspek, Indikator dan Sub Indikator Penelitian

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR

Pengetahuan tentang diri

1. Pemahaman diri a. Pemahaman siswa tentang kekuatan diri

b. Pemahaman siswa tentang kelemahan diri

c. Nilai ekonomi yang melekat pada dirinya

2. Pertimbangan kemandirian

a. Pemahaman siswa terhadap dampak baik dan buruk jika

menggantungkan pilihan

kelanjutan pendidikan kepada orang tua, teman sebaya, guru BK

b. Pemahaman siswa terhadap dampak baik dan buruk jika

menggantungkan pilihan kelanjutan pekerjaan kepada orang tua, teman sebaya, guru BK

c. Kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pendidikan

d. Kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pekerjaan 3. Peluang

lingkungan efektif

a. Pemahaman siswa terhadap pekerjaan

b. Pemahaman siswa terhadap jurusan di perguruan tinggi

Sikap 1. Kesiapan pembuatan keputusan

a. Keinginan siswa untuk memperoleh informasi kelanjutan pendidikan perguruan tinggi melalui internet, poster, koran, kunjungan langsung ke perguruan tinggi

b. Memperoleh informasi kelanjutan pekerjaan melalui internet, poster, koran

(13)

ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR

Sikap 2. Penilaian keterlibatan

a. Mendiskusikan tentang kelanjutan pendidikan dengan orang tua, guru BK, wali kelas, saudara (kakak, sepupu), teman sebaya

b.Mendiskusikan tentang kelanjutan pekerjaan dengan orang tua

3. Pilihan aktivitas penunjang tentang pilihan aktivitas penunjang

c. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kursus, les mata pelajaran, seminar sebagai penunjang kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi

d.Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kursus, les mata pelajaran, seminar sebagai penunjang kelanjutan pekerjaan

D. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data

1. Jenis instrumen penelitian

Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang digunakan

sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian.

Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup (angket berstruktur)

artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden

diminta untuk memilih satu jawaban dengan cara memberikan checklist (√), pada

alternatif pilihan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.

“Angket yang dikembangkan berbentuk kuesioner dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden” (Sugiyono, 2010:199).

Angket yang digunakan menyediakan lima alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS),

Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS)

(14)

Secara sederhana, setiap pilihan alternatif respon memiliki pola skor seperti

tertera pada tabel berikut :

Tabel 3.3

Pola Skor Pilihan Respon Angket Pembuatan Keputusan Karir

Item Sangat

Sesuai Sesuai

Kurang Sesuai

Tidak Sesuai

Sangat Tidak Sesuai

Positif 5 4 3 2 1

Negatif 1 2 3 4 5

2. Pengembangan kisi-kisi instrumen

Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kecerdasan interpersonal siswa

dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang di dalamnya terkandung aspek

dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Berikut kisi-kisi

instrumen untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan karir siswa kelas X

SMA Negeri 2 Cimahi dapat dilihat lampiran B.

3. Uji Coba instrumen

Intrumen sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan melalui beberapa

tahap pengujian, sebagai berikut.

a. Uji Kelayakan Instrumen

Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan

instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional).

Instrumen yang di susun, Sebelum digunakan pada sampel yang telah ditetapkan,

terlebih dahulu instrumen dijudge oleh 3 orang dosen dari Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan.

Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan

kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pertanyaan yang tidak sesuai, maka butir

pertanyaan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian

(15)

pembimbing, pada angket penelitian ini mengalami revisi bahasa dan sejumlah 10

item dibuang karena tidak memenuhi kualifikasi, sehingga jumlah item pada angket

yang akan diujicobakan sebanyak 33 item, seperti yang terdapat pada Tabel 3.5

b. Uji keterbacaan instrumen

Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa SMA yang tidak dijadikan anggota

sampel penelitian sebanyak 8 orang untuk mengukur sejauh mana keterbacaan

instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami,

sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud

dari pernyataan tersebut.

Setelah uji coba keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak

dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh

usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.

c. Uji Coba (try out) Instrumen

Instrumen ini diujicobakan pada 76 orang siswa SMA Negeri 13 Bandung Uji

coba ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan

keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan digunakan penelitian.

4. Hasil uji validitas dan reliabilitas

a. Uji validitas item

Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep

yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.

Arikunto dalam Riduan (2006:97) menjelaskan yang dimaksud dengan

validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan

suatu alat ukur. Apabila instrumen dikatakan valid, berarti menunjukkan alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang

seharusnya diukur.

Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen

(16)

menghitung validitas setiap item pernyataan adalah rank difference correlation yang

dikenal dengan Spearman’s rho

=

= koefisien korelasi tata jenjang

D = Difference, sering dgunakan juga B singkatan dari Beda, Beda Skor antara subjek

N = Banyaknya subjek

Perangkat instrumen pengungkap pembuatan keputusan karir siswa diuji

cobakan kepada 76 responden.uji coba dilakukan untuk menguji validitas setiap butir

pernyataan dan menghitung koefisien reliabilitas instrumen.

Hasil perhitungan terhadap 43 item instrumen pembuatan keputusan karir

siswa SMA Negeri 2 Cimahi , diperoleh sebanyak 10 item yang tidak valid yaitu item

1, 4, 8, 12, 14, 15, 22, 30, 31, 35 karena item tersebut memiliki kriteria validitas

kurang dari 0,3 maka diperoleh 33 item yang valid.

Hasil pengujian validitas diperoleh 33 item (berdasarkan kriteria 0,3) yang

digunakan sebagai instrumen untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan

karir siswa karena pernyataan di anggap mewakili setiap aspek dan indikator. Tersaji

(17)

Tabel 3.4

Hasil Uji Validitas Instrumen Pembuatan Keputusan Karir

KESIMPULAN ITEM JUMLAH

Valid 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43

33

Tidak Valid 1, 4, 8, 12,14, 15, 22, 30, 31, 35 10

Jumlah 43

b. Uji reliabilitas item

“Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”

Arikunto (2006:154). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah

instrumen yang digunakan mampu memberikan data yang konsisten. Pengujian

reliabilitas dalam penelitian, menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan oleh

Cronbach menggunakan rumus sebagai berikut:

=

Keterangan :

= reliabilitas instrument K = banyaknya butir pernyataan

(18)

Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi pada tabel

[image:18.612.146.469.205.310.2]

3.5 berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Reliabilitas Instrumen Suharsimi Arikunto (2004:247)

0,91 – 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0,71 – 0,90 Derajat keterandalan tinggi 0,41 – 0,70 Derajat keterandalan sedang 0,21 – 0,40 Derajat keterandalan rendah

< 20 Derajat keterandalan sangat rendah

Item yang digunakan sebagai instrumen pengungkap pembuatan keputusan

karir siswa yakni indeks minimal 0.3 yaitu dengan 33 item yang valid dengan indeks

reliabilitas 0.840 yang menunjukan derajat keterandalan tinggi, artinya instrumen

memiliki tingkat keterandalan tinggi untuk dijadikan sebagai alat pengungkap data.

Tabel 3.6

E. Prosedur pengolahan data

Instrumen yang digunakan berupa angket. Angket yang digunakan merupakan

angket untuk memperoleh profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X. Adapun

langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai

berikut.

a. Menguraikan masing-masing komponen yang terdiri dari beberapa aspek

dan indikator yang disusun dalam sebuah kisi-kisi. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

[image:18.612.133.481.390.547.2]
(19)

b. Menyusun sejumlah butir-butir item pernyataan positif atau negatif

berdasarkan indikator pada kisi-kisi.

c. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli Jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan untuk memperoleh validitas instrumen

penelitian. Berdasarkan hasil judgement dari ahli, masing-masing

pernyataan dikelompokkan dalam kualifikasi memadai (dapat dipakai),

kurang memadai (direvisi), atau tidak memadai (dibuang).

d. Menyebarkan instrumen kepada responden siswa kelas X SMA Negeri 2

Cimahi untuk mengetahui gambaran profil kemampuan pembuatan

keputusan karir siswa.

e. Menetapkan pola penyekoran instrumen dari pernyataan positif dan

pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima

alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), kurang sesuai

(KS),Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor setiap

pernyataan berkisar antara 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban

yang diberikan oleh subjek.

F. Teknik Analisis Data

Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul, dan diolah adalah

menganalisis data. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran Instrumen

kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan kemampuan pembuatan keputusan

karir siswa, apakah berada dalam tingkatan, tinggi, sedang, atau rendah.

Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa ke dalam tiga kriteria

menurut Arikunto (2006:263-264) adalah sebagai berikut.

1. Menentukan nilai rata-rata ideal, dengan menggunakan rumus:

(20)

Ket:

X ideal : Rata-rata ideal

X min : Skor minimal item

X max : Skor maksimal item

Dalam penelitian ini skor max dan skor min dikalikan dengan jumlah item(n).

2. Menentukan nilai simpangan baku ideal (S ideal). Dengan menggunakan rumus:

S ideal = 1/3 (X ideal)

Ket:

S ideal : Simpangan baku ideal

X ideal : Rata-rata ideal

3. Menentukan batas kelompok

Dengan menggunakan rumus skor ideal, data dapat dikelompokkan dalam tiga

ketegori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.

a. Kelompok Atas

Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata +1 standar

deviasi keatas;

b. Kelompok Sedang

Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan +1

standar deviasi;

c. Kelompok Bawah

Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan yang

kurang dari itu.

Untuk menentukan kedudukan subjek dalam tingkatan kecerdasan

interpersonal dilakukan teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus skor

(21)

Skor ideal = jumlah soal valid X skor terbesar = 33 X 5

= 165

Skor terendah = jumlah soal valid X skor terkecil = 33 X 1

= 33

Tinggi = X + Sd

= 99+33

= 132

Sedang = 67- 131

Rendah = X – Sd

= 99-33

= 66

Tabel 3.7

Kategori Kemampuan Keputusan Karir Siswa

Rentang Skor Kategori

132 Tinggi

67-131 Sedang

(22)

Setiap kategori mengandung pengertian, tersaji pada table 3.10 sebagai berikut:

Tabel 3.8

Makna kategori kecerdasan interpersonal siswa

Kategori Makna

Tinggi Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang tinggi (67-100%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, guna untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.

Sedang Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang sedang (34-66%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, artinya siswa cukup untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.

Rendah Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang rendah (0-33%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, artinya siswa kurang mampu untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.

Berdasarkan hasil perhitungan kriteria menggunakan skor ideal , diperoleh

kategorisasi kemampuan pembuatan keputusan karir, baik secara total, maupun

(23)

Tabel 3.9

Profil kemampuan pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi

Kategori

Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir

Jumlah Soal 33

Skor Terbesar 5

Skor Ideal 165

Rata-Rata Ideal 99

Simpangan Ideal 33

Tinggi ≥132

Sedang 67-131

Rendah ≤66

Tabel 3.10

Kategori kemampuan pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi

Kategori Pengetahuan

tentang Diri Sikap

Jumlah Soal 15 18

Skor

Terbesar 5 5

Skor Ideal 75 90

Rata-Rata

Ideal 45 54

Simpangan

Ideal 15 18

Tinggi ≥60 ≥72

Sedang 31-59 37-71

(24)

G. Prosedur dan Tahapan Penelitian

Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu

persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan

penelitian sebagai berikut.

1. Persiapan

a. Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal

penelitian pada mata kuliah Metode Riset.

b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada

tingkat fakultas.

c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi

Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk

melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan

kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cimahi.

2. Pelaksanaan

a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi,

penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai

hasil penimbangan para ahli dan hasil keterbacaan siswa).

b. Melakukan uji coba angket pada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2

Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012

c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan.

d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.

Implikasi layanan bimbingan untuk mengembangkan kemampuan pembuatan

keputusan karir siswa, diperoleh dengan menafsirkan kegiatan sebagai berikut.

1) Menafsirkan data hasil penelitian dan hasil yang didapat

dikembangkannya menjadi sebuah layanan bimbingan hipotetik untuk

meningkatkan mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan

(25)

2) Tahap uji rasional layanan bimbingan kepada pakar dan praktisi

lapangan. Hal ini bertujuan untuk menilai kelayakan layanan

bimbingan sebagai sebuah layanan bimbingan karir yang ideal namun

tetap realistis.

3) Tahap penyempurnaan layanan bimbingan Berdasarkan hasil uji

kelayakan layanan bimbingan yang telah dilakukan, selanjutnya

layanan bimbingan disempurnakan dan dinyatakan sebagai layanan

bimbingan yang memiliki kelayakan untuk diujicobakan.

3. Pelaporan

Tahapan pelaporan merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada

tahap pelaporan seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan

(26)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut.

1. Secara umum Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012

memiliki tingkat pembuatan keputusan karir pada kategori sedang. Artinya,

secara rata-rata siswa telah mencapai tingkat pembuatan keputusan karir yang

belum maksimal pada setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan

karirnya. Gambaran umum indikator pembuatan keputusan karir Siswa Kelas

X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki hasil: (1)

pemahaman diri terhadap kekuatan dan kelemahan terhadap dirinya mencapai

kategori sedang; (2) pertimbangan kemandirian terhadap dampak baik dan

buruk jika menggantungkan pilihan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan pada

oran lain, dan kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pendidikan

dan pekerjaan mencapai kategori sedang; (3) peluang lingkungan yang efektif

terhadap pemahaman jurusan di perguruan tinggi dan pekerjaan mencapai

kategori tinggi; (4) kesiapan pembuatan keputusan mencapai kategori sedang;

(5) penilaian keterlibatan terhadap lanjutan pendidikan dan pekerjaan

mencapai kategori tinggi; (6) pilihan aktivitas penunjang terhadap kelanjutan

pendidikan dan pekerjaan mencapai kategori sedang. Secara umum

pembuatan keputusan karir Siswa SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran

2011/2012 berdasarkan indikator berada pada tingkat pencapaian yang relatif

merata, yaitu berada pada kategori sedang.

2. Secara keseluruhan setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan karir

(27)

kebutuhan penyusunan program.Program bimbingan dan konseling yang

disusun memuat komponen-komponen seperti rasional, deskripsi kebutuhan,

tujuan, sasaran program, komponen program, rencana operasional, rencana

operasional, pengembangan tema/topik, pelaksana program dan evaluasi

program. Secara keseluruhan setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan

karir dijadikan landasan pengembangan program, namun yang menjadi

prioritas adalah indikator-indikator pencapaian sedang pada setiap aspek,

yaitu pada aspek pengetahuan tentang diri, seperti: a) pemahaman diri , b)

pertimbangan kemandirian; sedangkan pada aspek sikap a) kesiapan

pembuatan keputusan, b) pilihan aktivitas penunjang tentang kelanjutan

pendidikan dan pekerjaan. Penyusunan program disesuaikan berdasarkan

input ketiga penimbang yang menghasilkan perbaikan-perbaikan konten

program, seperti penulisan judul, penggunaan huruf kapital (seperti pada:

Layanan dasar, seharusnya: Layanan Dasar, dst), penggunaan strategi

bimbingan pada Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

(SKLBK) yang belum sesuai dengan pengembangan materi layanan,

kesesuaian dasar pemikiran dengan isi program, waktu pemberian bimbingan,

manfaat format evaluasi dalam menilai pelaksanaan program, serta

menyediakan daftar lampiran.

B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan

mengenai pembuatan keputusan karir, berikut ini dikemukakan beberapa

rekomendasinya:

1. Bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor SMA Negeri 2 Cimahi

Kepada guru bimbingan konseling/konselor peneliti memberikan

rekomendasi berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan guru

(28)

siswa untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir

Rekomendasi tersebut antara lain:

a. Guru bimbingan konseling hendaknya memverifikasi secara menyeluruh

profil pembuatan keputusan karir siswa yang dihasilkan penelitian ini,

melakukan pengukuran tingkat pembuatan keputusan kair pada setiap

jenjang tahun akademik sebagai analisis kebutuhan penunjang,

memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap siswa yang

memiliki pembuatan keputusan karir yang rendah dengan memperhatikan

aspek pemahaman terhadap dirinya dan sikap yang mana merupakan

kesatuan utuh dalam pembentukan keputusan karir siswa.

b. Guru bimbingan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan

program khusus yang bekaitan dengan upaya peningkatan pembuatan

keputusan karir siswa dengan memperhatikan aspek-aspek yang

terkandung di dalamnya. Program bimbingan karir yang berhubungan

dengan pembuatan keputusan karir yang dipandang relevan dapat

diaplikasikan oleh guru bimbingan konseling tersebut serta melakukan

sosialisasi hasil perumusan program bimbingan karir untuk meningkatkan

pembuatan keputusan karir siswa.

c. Sebelum memberikan treatment baik itu treatment yang berupa konseling

individual ataupun kelompok, guru bimbingan konseling dapat

berkoordinasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas untuk

memperoleh data mengenai kondisi belajar dan keseharian siswa yang

berkaitan dengan tingkat pembuatan keputusan karir siswa.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Peneliti menggunakan subjek penelitian seluruh kelas X SMA Negeri 2

Cimahi dengan jumlah 269 siswa, dengan menggunakan metode deskriptif,

pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dibatasi pada profil pembuatan

(29)

Kepada peneliti selanjutnya, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi

di antaranya, yaitu:

a. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program

bimbingan karir untuk meningkatkan pembuatan keputusan karir Siswa

Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi atau terhadap siswa-siswi di sekolah pada

semua jenjang pendidikan lainnya.

b. Melaksanakan uji coba dengan sampel seluruh tingkatan kelas X, XI,

XII SMA, menggunakan metode eksperimen.

c. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program

bimbingan karir berdasarkan profil pembuatan keputusan karir siswa

berdasarkan 3 aspek Sharf yaitu aspek pengetahuan, sikap terhadap karir

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Budiamin, Amin. ( 2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karir pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Psikopedagogika Vol.2 November 2002, 259-266.

Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK.

Dillard, John Milton. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Ohio: A Bell & Howell Company.

Gati, Itamar. (2001). ”High School Students’ Career – Related Decision Making

Difficults”. Dalam Jurnal Of Counseling and Development Vol. 79,331-341.

Hayadin. (2007). Pengambilan Keputusan Profesi pada Siswa. [Online]. Tersedia: http://www.masadepanku..net [10 Februari 2010]

Healy, C. C. (1982). Career Development Counseling Through the Life Stage. Boston: Allyn & Baconv.

Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.

Munandir. (1996). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Depdikbud.

Muro, James J & Kottman, Terry. (1995). Guidence and Counseling In Elemetary and Middle School. A Practical Approach. Wisconsin: Wm. C. Brown Communication. Inc.

Natawidjaja, Rochman. (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : Depdikbud.

(31)

Nurihsan, Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagi Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.

Osipow, John Crites. (1983). Career Counseling Models, Methode and Materials. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.

Riduan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Santrock, J. W. (2003). Adolesence. Alih Bahasa. (2003). Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.

Sharf, Richard S. (1992). Applying Career Development Theory f Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.

Sutarno. (2009). Teori Kognisi Jean Piaget. [Online]. Tersedia: http//www.psysicsmaster.orgfree.com (4 Januari 2011)

Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Madani Production.

Sukardi, Dewa Ketut. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia & PT. Remaja Rosdakarya.

Syamsudin, Abin Makmun. (1981). Modul Psikologi Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung.

Tarsidi, Didi. (2009). Model-model Bimbingan Karir . [Online]. Tersedia : http://.www.Google.com (24 November 2010)

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.

Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.

(32)

Yusuf, S., dkk. (2004). Pengembangan Diri : Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa. Bandung: UPT LBK UPI .

Gambar

Tabel 3.1 Populasi dan Sampel
Tabel 3.2 Aspek,  Indikator dan Sub Indikator Penelitian
Tabel 3.3 Pola Skor Pilihan Respon Angket Pembuatan Keputusan Karir
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Pembuatan Keputusan Karir
+5

Referensi

Dokumen terkait

Oleh Polri Terhadap Korban Praktek Penipuan Melalui Kartu Kredit. Menyatakan bahwa Penulisan Hukum/Skripsi ini bukan merupakan plagiasi, benar- benar saya

Namun untuk mengirim perintah AT-command dari wavecome ke ponsel atau membaca pesan yang dikiramkan ke Modul GSM harus menggunakan kode ASCII karena komunikasi yang

(1) Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku Pengguna Anggaran menyusun Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) sebagai pertanggungjawaban

Terlepas dari kekurangan - kelemahan yang ada dari penelitian ini, yang jelas penelitian tentang revitalisasi Kota Lama Semarang sangat penting, yaitu tidak saja terkait pengembangan

Yogyakarta: Penerbit Gadjah Mada University

Kromatogram lapisan tipis ekstrak pekat lapisan kloroform daun tumbuhan Jambu Air (Syzygium quea (Burm.f.) Alston.) sebelum Kromatografi Kolom..

Dengan adanya Aplikasi Penjualan Pakaian Toko Flashy yang dibuat dengan menggunakan Borland Delphi 6.0 diharapkan dapat mempermudah dalam proses pencarian data dan pembuatan

Teknik Think-Pair-Share dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam pengajaran keterampilan membaca bahasa Jerman karena dapat membuat siswa lebih