DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN... i
ABSTRAK ……… ii
KATA PENGANTAR……….. iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah……….. 6
C. Rumusan Masalah... 5
D. Tujuan Penelitian..………...………… 6
E. Kegunaan Penelitian... 6
BAB II KEPUTUSAN KARIR DAN PROGRAM BIMBINGAN KARIR………... 7 A. Konsep Keputusan Karir … …... 7
B. Konsep Bimbingan Karir…... 19
C. Program Bimbingan Karir………... D. Hasil Penelitian Terdahulu……… 23
28 BAB III METODE PENELITIAN ... 32
A. Desain Penelitian……….. 32
C. Definisi Opeasional ... 33
D. Pengembangan Instrumen Pengumpulan Data ... 36
E. Prosedur dan Pengolahan Data... 41
F. Teknik Analisis Data ... 42
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian ... 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 49
A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 49
B. Pembahasan Hasil Penelitian……… 60
C. Rumusan Program Bimbingan Karir berdasarkan Pembuatan Keputusan Karir Siswa ... 67
BAB V Kesimpulan dan Rekomendasi... 75
A. Kesimpulan... 75
B. Rekomendasi... 76
DAFTAR PUSTAKA... 79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan mengembangkan
kepribadian dan kemampuan siswa. Sekolah juga sebagai salah satu wadah untuk
mewujudkan pembentukan manusia seutuhnya.
Di Indonesia upaya-upaya dalam mempersiapkan SDM yang berkualitas dan
memiliki keunggulan kompetitif dapat kita lihat dalam Undang – Undang No. 20
Tahun 2003 Pasal 3, yaitu :
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa bertujuan untuk berkembangnya peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Salah satu tahap perkembangan individu yang sering menjadi sorotan adalah
tahap perkembangan individu ketika memasuki masa remaja. Apabila dilihat dari
faktor usia yaitu 13-21 tahun, remaja berada pada masa transisi antara masa
kanak-kanak menuju kedewasaan. Pada masa ini, remaja dituntut untuk mampu melalui
setiap tugas perkembangan dengan lancar. Tugas perkembangan dimaknai sebagai
seperangkat aktivitas baik mental maupun fisik yang harus dipelajari dan dituntaskan
oleh remaja sehingga mampu menghadapi tantangan di masa depan dengan relatif
mudah.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) secara psikologis telah memasuki
tahapan masa remaja, yang berkaitan erat dengan perkembangan sense of identity vs
Mamat Supriatna (2009:17) ”secara psikologis siswa sekolah menengah
sedang memasuki tahapan perkembangan masa remaja, yakni masa peralihan dari
kanak-kanak menuju dewasa”. Masa ini merupakan masa yang singkat dan sulit
dalam perkembangan kehidupan manusia. Pada satu sisi individu menunjukkan
ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa; pada sisi lain individu
menginginkan pengakuan dirinya sebagai individu yang mandiri.
Abin Syamsudin (1981:118) ”Pada sisi lain, tidak sedikit remaja yang dengan mudah dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan karirnya”. Secara
singkat, masalah-masalah yang sering muncul sehubungan dengan perkembangan
remaja pada aspek kognitif adalah bersikap negatif terhadap guru mata pelajaran,
merasa rendah diri, dan merasa kesulitan dalam memilih bidang pendidikan (jurusan,
program studi, atau jenis sekolah) yang cocok dengan dirinya, artinya dalam bidang
karir permasalahan yang dihadapi remaja adalah kesulitan dalam mengambil
keputusan dari berbagai alternatif pilihan karir yang ada.
Dari pendapat ahli di atas menunjukkan pentingnya peran remaja karena masa
remaja merupakan masa yang menentukan masa depan suatu bangsa. Jika remaja
dapat mengembangkan semua potensi yang dimilikinya dengan baik, maka remaja
tersebut akan memberikan kontribusi dalam membangun bangsanya menjadi lebih
maju, baik untuk saat ini ataupun masa depan saat remaja tersebut beranjak dewasa.
Pernyataan ini sejalan dengan salah satu tugas perkembangan karir remaja yang
diungkapkan oleh Donald Super dalam Osipow (1983:157) ’dalam tugas
perkembangan karir remaja berada pada tahap eksplorasi, tahap ini remaja mulai
memikirkan berbagai alternatif pekerjaan, pencarian peran dan jati diri di sekolah’.
Pendapat tersebut menggambarkan bahwa remaja pada tahap perkembangan karir,
mulai mengidentifikasi jenis pekerjaan yang sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan
serta potensi yang dimilikinya.
Sejalan dengan pernyataan Donald Super tentang tugas perkembangan karir
menengah Atas (SMA) sedang berada pada tahap eksplorasi perkembangan
karirnya”.
Hasil penelitian Amin Budiamin (2002:260) melaporkan bahwa 90 % siswa
SMA di Kabupaten Bandung menyatakan bingung dalam memilih karir di masa
depan. Pada kenyataannya, siswa SMA juga belum sepenuhnya mencapai tugas
perkembangan karir. Maksudnya, siswa SMA masih ragu dan tidak memiliki
kesiapan membuat keputusan karir yang tepat bagi masa depannya. Hal ini sejalan
dengan yang diungkapkan oleh Santrock (2003:485) bahwa ”banyak remaja
mengalami kebimbangan, ketidakpastian dan stres dalam pembuatan keputusan”.
Friedman dalam Gati (2001:331) pada tahun 1991 melakukan studi terhadap
1843 remaja Israel, tentang jenis keputusan yang dihadapi remaja kelaas IX, X dan
XI. Pengambilan keputusan tersebut berkaitan dengan memilih sekolah menengah
lanjutan (bagi siswa kelasIX), memilih jurusan (siswa kelas X ), dan menentukan
pilihan pekerjaan dalam dunia militer (siswa kelas XI). Hasil penelitiannya antara
lain menyimpulkan bahwa masalah yang banyak dihadapi siswa adalah masalah
kependidikan (43% seputar pendidikan dan karir). Masalah yang paling serius yang
dihadapi oleh siswa dari 43% masalh kependidikan dan karir adalah permasalahan
dalam memilih jurusan sebesar 46% dan memilih sekolah menengah 26%.
”Pembuatan keputusan karir merupakan proses yang dilakukan oleh individu untuk mencari alternatif-alternatif karir, membandingkannya serta menetapkan pilihan” (Gati & Asher, 2001:331). Permasalahan di atas menggambarkan bahwa masih banyak siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam membuat keputusan
karir.
Scott, Reppucci dan Woolard dalam Gati (2001:330) ’kesulitan yang
dihadapi remaja dalam pembuatan keputusan, membuat mereka melimpahkan
tanggung jawab pembuatan keputusan pada orang lain atau menunda bahkan
menghindarinya, yang pada akhirnya berujung pada keputusan yang tidak optimal’.
pembuatan keputusan karir dalam kehidupan sehari-hari. Bagi para remaja,
kemampuan pembuatan keputusan karir sangat penting.
Masih sejalan dengan penelitian di atas Taveira, et al. dalam Gati (2001:331)
menyimpulkan bahwa ’stres tingkat tinggi pada remaja diasosiasikan dengan kegiatan
eksplorasi dan pembuatan keputusan karir’. Di sisi lain, sejumlah kesulitan dalam
pembuatan keputusan pada remaja bisa juga bersifat adaptif karena dapat
meningkatkan motivasi untuk meminta bantuan kepada orang lain.
Hasil penelitian di atas menggambarkan, siswa SMA mengalami kesulitan
dalam membuat keputusan karirnya. Apabila kondisi ini dibiarkan, maka siswa akan
membuat keputusan karir tanpa alasan yang tepat sehingga akan berpengaruh
terhadap keberhasilan karirnya di masa depan.
Siswa SMA perlu diberikan bimbingan karir agar dapat menguasai
keterampilan pengambilan keputusan karir secara tepat. Siswa harus belajar dan
berlatih membuat rencana, memilih alternatif keputusan, bertindak sesuai dengan
hasil keputusannya sendiri serta bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.
Siswa yang memiliki keterampilan pengambilan keputusan, pasti tidak akan bingung
menghadapi karir masa depannya.
Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini adalah kelanjutan
pendidikan dan pekerjaan. Dengan diketahuinya tingkat kemampuan siswa dalam
membuat keputusan tentang kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, dijadikan
landasan dalam merumuskan program bimbingan karir.
B. Identifikasi Masalah
Upaya untuk membantu siswa dalam menghadapi permasalahan karir yang
dihadapinya adalah dengan menyusun program bimbingan karir berdasarkan profil
keputusan karir siswa. Fokus permasalahan karir yang dibahas dalam penelitian ini
adalah kelanjutan pendidikan dan pekerjaan yang nantinya dijadikan landasan dalam
Super dalam Osipow (1983:157) ’tahap perkembangan karir remaja berada
pada tahap eksplorasi’. Salah satu tugas perkembangan karir pada masa eksplorasi
adalah memperoleh informasi dan keterampilan dalam membuat keputusan karir.
Artinya remaja harus memperoleh informasi yang relevan yang berhubungan dengan
karirnya, sehingga diharapkan remaja tidak salah dalam membuat keputusan karir.
Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) berada pada usia remaja akhir. Pada
usia ini salah satu tugas perkembangannya, yaitu mempersiapkan diri memilih suatu
pekerjaan. Pada kenyataannya, siswa SMA yang berada pada masa remaja
pemikirannya masih labil dan mudah dipengaruhi oleh lingkungan, sehingga ketika
mengambil keputusan karir tidak sedikit siswa yang terpengaruh oleh pilihan teman,
tanpa memperhatikan kemampuan yang dimilikinya.
Penelitian ini dibatasi pada profil keputusan karir siswa yang merupakan hasil
dari pengetahuan dan sikap. Secara lebih khusus penelitian ini pada dasarnya untuk
merumuskan program bimbingan karir berdasarkan profil keputusan karir siswa.
C. Rumusan Masalah
Permasalahan utama penelitian ini adalah seperti apa program bimbingan karir
berdasarkan profil keputusan karir siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) ?
Masalah pokok tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai
berikut:
1. Seperti apa profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2
Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012?
2. Bagaimana rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil pembuatan
keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun ajaran 2011/2012
D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk merumuskan program bimbingan
karir berdasarkan profil keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi tahun
ajaran 2010/2011. Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Memperoleh profil keputusan karir siswa kelas X SMAN 2 Cimahi tahun
ajaran 2011/2012.
2. Memperoleh rumusan program bimbingan karir berdasarkan profil
keputusan karir siswa kelas X SMAN 2 Cimahi tahun ajaran 2011/2012
yang layak menurut pakar dan praktisi.
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berarti secara
teoritis dan praktis. Secara teoritis bagi penulis penelitian ini diharapkan bisa
menunjukkan data empiris tentang profil keputusan karir pada tingkat SMA. Adapun
bagi guru pembimbing, program dapat digunakan sebagai tambahan alternatif
bantuan untuk pembuatan keputusan karir siswa sehingga dapat mengoptimalkan
peran Bimbingan dan Konseling (BK) dalam membantu siswa untuk mencapai
kompetensi-kompetensi standar yang harus dimiliki pada setiap jenjangnya, terutama
terkait dengan keputusan karir siswa.
Selanjutnya secara praktis, peneliti mengharapkan, agar secara pribadi
penelitian ini dapat memberikan manfaat berupa pengalaman dalam melakukan
penelitian. Adapun bagi guru pembimbing, hasil rumusan program bimbingan karir
berdasarkan profil keputusan karir dapat menjadi pegangan dan panduan bagi praktisi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Sesuai dengan permasalahan, dan tujuan penelitian, pendekatan penelitian ini
menggunakan metode deskriptif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat
keputusan karir. Metode deskriptif merupakan “metode yang digunakan untuk
memperoleh jawaban tentang permasalahan yang terjadi pada masa sekarang secara
aktual tanpa menghiraukan kejadian pada waktu sebelum dan sesudahnya dengan
cara mengolah, menafsirkan dan menyimpulkan data hasil penelitian” (Arikunto,
2006: 136). Metode deskriptif dalam penelitian ditujukan untuk memperoleh profil
pembuatan keputusan karir siswa, sehingga diharapkan mampu membuat program
bimbingan dan konseling sebagai bahan rujukan guru BK/Konselor menangani siswa
di kelas X SMA Negeri 2 Cimahi.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan kuantitatif,
yaitu suatu pendekatan yang memungkinkan dilakukannya pencatatan data hasil
penelitian secara nyata dalam bentuk data numerikal atau angka sehingga
memudahkan proses analisis dan penafsirannya dengan menggunakan
perhitungan-perhitungan statistik (analisis statistik). Pendekatan kuantitatif dipilih untuk
mendapatkan gambaran profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X SMA Negeri
2 Cimahi.
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 2 Cimahi tahun
ajaran 2011 /2012. Penelitian didasarkan pada pertimbangan siswa Siswa kelas X
Tabel 3.1 Populasi dan Sampel
Sekolah Kelas Jumlah
SMA Negeri 2 Cimahi
X IPS 1 20 X IPS 2 20 X IPA 1 34 X IPA 2 32 X IPA 3 32 X IPA 4 35 X IPA 5 31 X IPA 6 33 X IPA 7 32 Jumlah keseluruhan 269
C. Definisi Operasional Variabel
1. Definisi Konseptual
Tiedeman dan O’Hara dalam Sharf (1992:303) menjelaskan bahwa ’pembuatan keputusan adalah upaya untuk membantu individu menyadari semua
faktor yang melekat pada setiap mengambil keputusan, sehingga mampu membuat
pilihan yang tepat didasari oleh pengetahuan tentang diri dan informasi eksternal yang sesuai’.
Menurut Blau dalam Dewa Ketut Sukardi (1987:86), ’arah pilihan karir
seseorang merupakan proses yang berlangsung lama dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor penunjang dan faktor penghambat bagi seseorang dalam membuat keputusan karirnya’. Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam pembuatan keputusan karirn diantaranya sebagai berikut: (a) pengalaman sosial, (b) keterlibatan dengan
orang lain, (c) potensi-potensi yang dimiliki oleh individu, (d) aspirasi orang tua,
(e) minat, (f) pengetahuan tentang pertimbangan pilihan karir, serta (h)
keterampilan dalam membuat keputusan karir.
Sharf (1992:157-158) mengungkapkan bahwa kemampuan individu dalam
pembuatan keputusan karir didasari oleh pengetahuan, sikap terhadap karir serta
(a) pengetahuan yang mendasari kemampuan dalam pembuatan keputusan karir adalah pengetahuan tentang langkah-langkah membuat keputusan karir, kesesuaian suatu karir dengan kemampuan bakat, minat, serta pengetahuan tentang pentingnya pembuatan keputusan secara mandiri, (b) sikap individu terhadap karirnya dapat dianalisa dari dua aktivitas, yang selanjutnya di sebut subdimensi sikap terhadap karir, yaitu perencanaan karir dan eksplorasi karir. Indikator sikap tersebut meliputi mempelajari informasi karir, membicarakan perencanaan karir dengan orang dewasa, mengikuti kursus sesuai dengan karir yang diharapkan, berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakulikuler sesuai dengan karir yang diharapkan, mengikuti pendidikan atau pelatihan yang mengarah kepada karir masa depan, (c) keterampilan pembuatan keputusan karir mengacu pada penggunaan pengetahuan, pengunaan pemikiran dalam membuat keputusan karir.
2. Definisi Operasional
Secara operasional, pembuatan keputusan karir yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pembuatan keputusan karir usia 16-18 tahun di SMA Negeri 2
Cimahi siswa kelas X tahun ajaran 2011/2012 yang menyangkut aspek pengetahuan
tentang diri dan sikap tentang karir, meliputi aspek:
a. Aspek pengetahuan tentang diri ditunjukkan dengan indikator-indikator
berikut; pemahaman diri, pertimbangan kemandirian, pemahaman
lingkungan efektif.
b. Aspek sikap ditunjukkan dengan indikator-indikator berikut; kesiapan
Tabel 3.2
Aspek, Indikator dan Sub Indikator Penelitian
ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR
Pengetahuan tentang diri
1. Pemahaman diri a. Pemahaman siswa tentang kekuatan diri
b. Pemahaman siswa tentang kelemahan diri
c. Nilai ekonomi yang melekat pada dirinya
2. Pertimbangan kemandirian
a. Pemahaman siswa terhadap dampak baik dan buruk jika
menggantungkan pilihan
kelanjutan pendidikan kepada orang tua, teman sebaya, guru BK
b. Pemahaman siswa terhadap dampak baik dan buruk jika
menggantungkan pilihan kelanjutan pekerjaan kepada orang tua, teman sebaya, guru BK
c. Kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pendidikan
d. Kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pekerjaan 3. Peluang
lingkungan efektif
a. Pemahaman siswa terhadap pekerjaan
b. Pemahaman siswa terhadap jurusan di perguruan tinggi
Sikap 1. Kesiapan pembuatan keputusan
a. Keinginan siswa untuk memperoleh informasi kelanjutan pendidikan perguruan tinggi melalui internet, poster, koran, kunjungan langsung ke perguruan tinggi
b. Memperoleh informasi kelanjutan pekerjaan melalui internet, poster, koran
ASPEK INDIKATOR SUB INDIKATOR
Sikap 2. Penilaian keterlibatan
a. Mendiskusikan tentang kelanjutan pendidikan dengan orang tua, guru BK, wali kelas, saudara (kakak, sepupu), teman sebaya
b.Mendiskusikan tentang kelanjutan pekerjaan dengan orang tua
3. Pilihan aktivitas penunjang tentang pilihan aktivitas penunjang
c. Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kursus, les mata pelajaran, seminar sebagai penunjang kelanjutan pendidikan ke perguruan tinggi
d.Siswa mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, kursus, les mata pelajaran, seminar sebagai penunjang kelanjutan pekerjaan
D. Pengembangan Instrumen dan Pengumpulan Data
1. Jenis instrumen penelitian
Peneliti menggunakan alat ukur berupa kuesioner/angket yang digunakan
sebagai alat pengumpul data sekaligus alat ukur untuk mencapai tujuan penelitian.
Angket yang digunakan dalam penelitian adalah angket tertutup (angket berstruktur)
artinya angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden
diminta untuk memilih satu jawaban dengan cara memberikan checklist (√), pada
alternatif pilihan yang sesuai dengan karakteristik dirinya.
“Angket yang dikembangkan berbentuk kuesioner dengan cara memberi seperangkat pernyataan tertulis untuk dijawab oleh responden” (Sugiyono, 2010:199).
Angket yang digunakan menyediakan lima alternatif jawaban Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Kurang Sesuai (KS), Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS)
Secara sederhana, setiap pilihan alternatif respon memiliki pola skor seperti
tertera pada tabel berikut :
Tabel 3.3
Pola Skor Pilihan Respon Angket Pembuatan Keputusan Karir
Item Sangat
Sesuai Sesuai
Kurang Sesuai
Tidak Sesuai
Sangat Tidak Sesuai
Positif 5 4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4 5
2. Pengembangan kisi-kisi instrumen
Kisi-kisi instrumen untuk mengungkap kecerdasan interpersonal siswa
dikembangkan berdasarkan definisi operasional yang di dalamnya terkandung aspek
dan indikator untuk kemudian dijabarkan dalam bentuk pernyataan. Berikut kisi-kisi
instrumen untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan karir siswa kelas X
SMA Negeri 2 Cimahi dapat dilihat lampiran B.
3. Uji Coba instrumen
Intrumen sebagai alat pengumpul data yang dipergunakan melalui beberapa
tahap pengujian, sebagai berikut.
a. Uji Kelayakan Instrumen
Uji kelayakan instrumen ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kelayakan
instrumen dari segi bahasa, isi dan konstruk (segi materi dan redaksional).
Instrumen yang di susun, Sebelum digunakan pada sampel yang telah ditetapkan,
terlebih dahulu instrumen dijudge oleh 3 orang dosen dari Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan.
Penimbangan perlu dilakukan guna mendapatkan angket yang sesuai dengan
kebutuhan peneliti. Bila terdapat butir pertanyaan yang tidak sesuai, maka butir
pertanyaan tersebut akan dibuang atau hanya direvisi yang akan kemudian
pembimbing, pada angket penelitian ini mengalami revisi bahasa dan sejumlah 10
item dibuang karena tidak memenuhi kualifikasi, sehingga jumlah item pada angket
yang akan diujicobakan sebanyak 33 item, seperti yang terdapat pada Tabel 3.5
b. Uji keterbacaan instrumen
Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa SMA yang tidak dijadikan anggota
sampel penelitian sebanyak 8 orang untuk mengukur sejauh mana keterbacaan
instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kata-kata yang kurang dipahami,
sehingga kalimat dalam pernyataan dapat disederhanakan tanpa mengubah maksud
dari pernyataan tersebut.
Setelah uji coba keterbacaan, maka untuk pernyataan-pernyataan yang tidak
dipahami kemudian direvisi sesuai dengan kebutuhan sehingga dapat dimengerti oleh
usia remaja dan kemudian dilakukan uji validitas dan reliabilitasnya.
c. Uji Coba (try out) Instrumen
Instrumen ini diujicobakan pada 76 orang siswa SMA Negeri 13 Bandung Uji
coba ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan/kesahihan (validity) dan
keterandalan (reliability) alat ukur yang telah disusun dan akan digunakan penelitian.
4. Hasil uji validitas dan reliabilitas
a. Uji validitas item
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep
yang diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya diukur.
Arikunto dalam Riduan (2006:97) menjelaskan yang dimaksud dengan
validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur. Apabila instrumen dikatakan valid, berarti menunjukkan alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur.
Langkah-langkah pengolahan data untuk menentukan validitas instrumen
menghitung validitas setiap item pernyataan adalah rank difference correlation yang
dikenal dengan Spearman’s rho
=
= koefisien korelasi tata jenjang
D = Difference, sering dgunakan juga B singkatan dari Beda, Beda Skor antara subjek
N = Banyaknya subjek
Perangkat instrumen pengungkap pembuatan keputusan karir siswa diuji
cobakan kepada 76 responden.uji coba dilakukan untuk menguji validitas setiap butir
pernyataan dan menghitung koefisien reliabilitas instrumen.
Hasil perhitungan terhadap 43 item instrumen pembuatan keputusan karir
siswa SMA Negeri 2 Cimahi , diperoleh sebanyak 10 item yang tidak valid yaitu item
1, 4, 8, 12, 14, 15, 22, 30, 31, 35 karena item tersebut memiliki kriteria validitas
kurang dari 0,3 maka diperoleh 33 item yang valid.
Hasil pengujian validitas diperoleh 33 item (berdasarkan kriteria 0,3) yang
digunakan sebagai instrumen untuk mengungkap kemampuan pembuatan keputusan
karir siswa karena pernyataan di anggap mewakili setiap aspek dan indikator. Tersaji
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Instrumen Pembuatan Keputusan Karir
KESIMPULAN ITEM JUMLAH
Valid 3, 5, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 32, 33, 34, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43
33
Tidak Valid 1, 4, 8, 12,14, 15, 22, 30, 31, 35 10
Jumlah 43
b. Uji reliabilitas item
“Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”
Arikunto (2006:154). Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah
instrumen yang digunakan mampu memberikan data yang konsisten. Pengujian
reliabilitas dalam penelitian, menggunakan rumus Alpha yang dikembangkan oleh
Cronbach menggunakan rumus sebagai berikut:
=
Keterangan :
= reliabilitas instrument K = banyaknya butir pernyataan
Kriteria untuk mengetahui tingkat reliabilitas, digunakan klasifikasi pada tabel
[image:18.612.146.469.205.310.2]3.5 berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Reliabilitas Instrumen Suharsimi Arikunto (2004:247)
0,91 – 1,00 Derajat keterandalan sangat tinggi 0,71 – 0,90 Derajat keterandalan tinggi 0,41 – 0,70 Derajat keterandalan sedang 0,21 – 0,40 Derajat keterandalan rendah
< 20 Derajat keterandalan sangat rendah
Item yang digunakan sebagai instrumen pengungkap pembuatan keputusan
karir siswa yakni indeks minimal 0.3 yaitu dengan 33 item yang valid dengan indeks
reliabilitas 0.840 yang menunjukan derajat keterandalan tinggi, artinya instrumen
memiliki tingkat keterandalan tinggi untuk dijadikan sebagai alat pengungkap data.
Tabel 3.6
E. Prosedur pengolahan data
Instrumen yang digunakan berupa angket. Angket yang digunakan merupakan
angket untuk memperoleh profil pembuatan keputusan karir siswa kelas X. Adapun
langkah-langkah yang ditempuh untuk mengolah data yang diperoleh adalah sebagai
berikut.
a. Menguraikan masing-masing komponen yang terdiri dari beberapa aspek
dan indikator yang disusun dalam sebuah kisi-kisi. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
[image:18.612.133.481.390.547.2]b. Menyusun sejumlah butir-butir item pernyataan positif atau negatif
berdasarkan indikator pada kisi-kisi.
c. Melakukan judgement instrumen kepada dosen ahli Jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan untuk memperoleh validitas instrumen
penelitian. Berdasarkan hasil judgement dari ahli, masing-masing
pernyataan dikelompokkan dalam kualifikasi memadai (dapat dipakai),
kurang memadai (direvisi), atau tidak memadai (dibuang).
d. Menyebarkan instrumen kepada responden siswa kelas X SMA Negeri 2
Cimahi untuk mengetahui gambaran profil kemampuan pembuatan
keputusan karir siswa.
e. Menetapkan pola penyekoran instrumen dari pernyataan positif dan
pernyataan negatif. Masing-masing pernyataan menyediakan lima
alternatif jawaban, yaitu: Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), kurang sesuai
(KS),Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS). Skor setiap
pernyataan berkisar antara 1 sampai dengan 5, sesuai dengan jawaban
yang diberikan oleh subjek.
F. Teknik Analisis Data
Langkah selanjutnya setelah seluruh data terkumpul, dan diolah adalah
menganalisis data. Data-data yang diperoleh dari hasil penyebaran Instrumen
kemudian diolah dengan menetapkan tingkatan kemampuan pembuatan keputusan
karir siswa, apakah berada dalam tingkatan, tinggi, sedang, atau rendah.
Langkah-langkah dalam menentukan kedudukan siswa ke dalam tiga kriteria
menurut Arikunto (2006:263-264) adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai rata-rata ideal, dengan menggunakan rumus:
Ket:
X ideal : Rata-rata ideal
X min : Skor minimal item
X max : Skor maksimal item
Dalam penelitian ini skor max dan skor min dikalikan dengan jumlah item(n).
2. Menentukan nilai simpangan baku ideal (S ideal). Dengan menggunakan rumus:
S ideal = 1/3 (X ideal)
Ket:
S ideal : Simpangan baku ideal
X ideal : Rata-rata ideal
3. Menentukan batas kelompok
Dengan menggunakan rumus skor ideal, data dapat dikelompokkan dalam tiga
ketegori, yaitu tinggi, sedang, dan rendah.
a. Kelompok Atas
Semua peserta didik yang memiliki skor sebanyak skor rata-rata +1 standar
deviasi keatas;
b. Kelompok Sedang
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan +1
standar deviasi;
c. Kelompok Bawah
Semua peserta didik yang memiliki skor antara -1 standar deviasi dan yang
kurang dari itu.
Untuk menentukan kedudukan subjek dalam tingkatan kecerdasan
interpersonal dilakukan teknik pengolahan data dengan menggunakan rumus skor
Skor ideal = jumlah soal valid X skor terbesar = 33 X 5
= 165
Skor terendah = jumlah soal valid X skor terkecil = 33 X 1
= 33
Tinggi = X + Sd
= 99+33
= 132
Sedang = 67- 131
Rendah = X – Sd
= 99-33
= 66
Tabel 3.7
Kategori Kemampuan Keputusan Karir Siswa
Rentang Skor Kategori
132 Tinggi
67-131 Sedang
Setiap kategori mengandung pengertian, tersaji pada table 3.10 sebagai berikut:
Tabel 3.8
Makna kategori kecerdasan interpersonal siswa
Kategori Makna
Tinggi Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang tinggi (67-100%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, guna untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.
Sedang Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang sedang (34-66%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, artinya siswa cukup untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.
Rendah Siswa memiliki kemampuan pembuatan keputusan karir yang rendah (0-33%) dalam pengetahuan tentang diri dan sikapnya, artinya siswa kurang mampu untuk memahami diri, mempertimbangkan kemandirian, memahami lingkungan efektif dengan baik, serta kesiapan terhadap pembuatan keputusan, keterlibatan siswa untuk mendiskusikan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan, serta mengikuti aktivitas pendukung kelanjutan pendidikan dan pekerjaan.
Berdasarkan hasil perhitungan kriteria menggunakan skor ideal , diperoleh
kategorisasi kemampuan pembuatan keputusan karir, baik secara total, maupun
Tabel 3.9
Profil kemampuan pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi
Kategori
Kemampuan Pembuatan Keputusan Karir
Jumlah Soal 33
Skor Terbesar 5
Skor Ideal 165
Rata-Rata Ideal 99
Simpangan Ideal 33
Tinggi ≥132
Sedang 67-131
Rendah ≤66
Tabel 3.10
Kategori kemampuan pembuatan keputusan karir Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi
Kategori Pengetahuan
tentang Diri Sikap
Jumlah Soal 15 18
Skor
Terbesar 5 5
Skor Ideal 75 90
Rata-Rata
Ideal 45 54
Simpangan
Ideal 15 18
Tinggi ≥60 ≥72
Sedang 31-59 37-71
G. Prosedur dan Tahapan Penelitian
Prosedur yang ditempuh dalam penelitian terdiri dari tiga tahap yaitu
persiapan, pelaksanaan dan pelaporan. Penjelasan mengenai tahapan-tahapan
penelitian sebagai berikut.
1. Persiapan
a. Menyusun proposal penelitian serta melaksanakan seminar proposal
penelitian pada mata kuliah Metode Riset.
b. Mengajukan permohonan pengangkatan dosen pembimbing skripsi pada
tingkat fakultas.
c. Mengajukan permohonan izin penelitian dari jurusan Psikologi
Pendidikan dan Bimbingan yang memberikan rekomendasi untuk
melanjutkan ke tingkat fakultas. Surat izin penelitian yang telah disahkan
kemudian disampaikan kepada Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Cimahi.
2. Pelaksanaan
a. Pengembangan instrumen penelitian (meliputi penyusunan kisi-kisi,
penimbangan instrumen, uji keterbacaan serta merevisi instrumen sesuai
hasil penimbangan para ahli dan hasil keterbacaan siswa).
b. Melakukan uji coba angket pada seluruh siswa kelas X SMA Negeri 2
Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012
c. Menghitung validitas dan reliabilitas instrumen yang telah diujicobakan.
d. Mengolah dan menganalisis data yang telah terkumpul.
Implikasi layanan bimbingan untuk mengembangkan kemampuan pembuatan
keputusan karir siswa, diperoleh dengan menafsirkan kegiatan sebagai berikut.
1) Menafsirkan data hasil penelitian dan hasil yang didapat
dikembangkannya menjadi sebuah layanan bimbingan hipotetik untuk
meningkatkan mengembangkan kemampuan pembuatan keputusan
2) Tahap uji rasional layanan bimbingan kepada pakar dan praktisi
lapangan. Hal ini bertujuan untuk menilai kelayakan layanan
bimbingan sebagai sebuah layanan bimbingan karir yang ideal namun
tetap realistis.
3) Tahap penyempurnaan layanan bimbingan Berdasarkan hasil uji
kelayakan layanan bimbingan yang telah dilakukan, selanjutnya
layanan bimbingan disempurnakan dan dinyatakan sebagai layanan
bimbingan yang memiliki kelayakan untuk diujicobakan.
3. Pelaporan
Tahapan pelaporan merupakan tahap akhir dari tahapan penelitian. Pada
tahap pelaporan seluruh kegiatan dan hasil penelitian dianalisis dan dilaporkan
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab empat, diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Secara umum Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012
memiliki tingkat pembuatan keputusan karir pada kategori sedang. Artinya,
secara rata-rata siswa telah mencapai tingkat pembuatan keputusan karir yang
belum maksimal pada setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan
karirnya. Gambaran umum indikator pembuatan keputusan karir Siswa Kelas
X SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran 2011/2012 memiliki hasil: (1)
pemahaman diri terhadap kekuatan dan kelemahan terhadap dirinya mencapai
kategori sedang; (2) pertimbangan kemandirian terhadap dampak baik dan
buruk jika menggantungkan pilihan kelanjutan pendidikan dan pekerjaan pada
oran lain, dan kebebasan dalam menentukan pilihan kelanjutan pendidikan
dan pekerjaan mencapai kategori sedang; (3) peluang lingkungan yang efektif
terhadap pemahaman jurusan di perguruan tinggi dan pekerjaan mencapai
kategori tinggi; (4) kesiapan pembuatan keputusan mencapai kategori sedang;
(5) penilaian keterlibatan terhadap lanjutan pendidikan dan pekerjaan
mencapai kategori tinggi; (6) pilihan aktivitas penunjang terhadap kelanjutan
pendidikan dan pekerjaan mencapai kategori sedang. Secara umum
pembuatan keputusan karir Siswa SMA Negeri 2 Cimahi Tahun Ajaran
2011/2012 berdasarkan indikator berada pada tingkat pencapaian yang relatif
merata, yaitu berada pada kategori sedang.
2. Secara keseluruhan setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan karir
kebutuhan penyusunan program.Program bimbingan dan konseling yang
disusun memuat komponen-komponen seperti rasional, deskripsi kebutuhan,
tujuan, sasaran program, komponen program, rencana operasional, rencana
operasional, pengembangan tema/topik, pelaksana program dan evaluasi
program. Secara keseluruhan setiap aspek dan indikator pembuatan keputusan
karir dijadikan landasan pengembangan program, namun yang menjadi
prioritas adalah indikator-indikator pencapaian sedang pada setiap aspek,
yaitu pada aspek pengetahuan tentang diri, seperti: a) pemahaman diri , b)
pertimbangan kemandirian; sedangkan pada aspek sikap a) kesiapan
pembuatan keputusan, b) pilihan aktivitas penunjang tentang kelanjutan
pendidikan dan pekerjaan. Penyusunan program disesuaikan berdasarkan
input ketiga penimbang yang menghasilkan perbaikan-perbaikan konten
program, seperti penulisan judul, penggunaan huruf kapital (seperti pada:
Layanan dasar, seharusnya: Layanan Dasar, dst), penggunaan strategi
bimbingan pada Satuan Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
(SKLBK) yang belum sesuai dengan pengembangan materi layanan,
kesesuaian dasar pemikiran dengan isi program, waktu pemberian bimbingan,
manfaat format evaluasi dalam menilai pelaksanaan program, serta
menyediakan daftar lampiran.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan penelitian yang telah dilaksanakan dan pembahasan
mengenai pembuatan keputusan karir, berikut ini dikemukakan beberapa
rekomendasinya:
1. Bagi Guru Bimbingan Konseling/Konselor SMA Negeri 2 Cimahi
Kepada guru bimbingan konseling/konselor peneliti memberikan
rekomendasi berdasarkan hasil penelitian sebagai bahan pertimbangan guru
siswa untuk meningkatkan kemampuan pembuatan keputusan karir
Rekomendasi tersebut antara lain:
a. Guru bimbingan konseling hendaknya memverifikasi secara menyeluruh
profil pembuatan keputusan karir siswa yang dihasilkan penelitian ini,
melakukan pengukuran tingkat pembuatan keputusan kair pada setiap
jenjang tahun akademik sebagai analisis kebutuhan penunjang,
memberikan layanan bimbingan yang lebih lanjut terhadap siswa yang
memiliki pembuatan keputusan karir yang rendah dengan memperhatikan
aspek pemahaman terhadap dirinya dan sikap yang mana merupakan
kesatuan utuh dalam pembentukan keputusan karir siswa.
b. Guru bimbingan konseling hendaknya membuat dan melaksanakan
program khusus yang bekaitan dengan upaya peningkatan pembuatan
keputusan karir siswa dengan memperhatikan aspek-aspek yang
terkandung di dalamnya. Program bimbingan karir yang berhubungan
dengan pembuatan keputusan karir yang dipandang relevan dapat
diaplikasikan oleh guru bimbingan konseling tersebut serta melakukan
sosialisasi hasil perumusan program bimbingan karir untuk meningkatkan
pembuatan keputusan karir siswa.
c. Sebelum memberikan treatment baik itu treatment yang berupa konseling
individual ataupun kelompok, guru bimbingan konseling dapat
berkoordinasi dengan guru mata pelajaran atau wali kelas untuk
memperoleh data mengenai kondisi belajar dan keseharian siswa yang
berkaitan dengan tingkat pembuatan keputusan karir siswa.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti menggunakan subjek penelitian seluruh kelas X SMA Negeri 2
Cimahi dengan jumlah 269 siswa, dengan menggunakan metode deskriptif,
pendekatan kuantitatif. Penelitian ini dibatasi pada profil pembuatan
Kepada peneliti selanjutnya, peneliti mengajukan beberapa rekomendasi
di antaranya, yaitu:
a. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program
bimbingan karir untuk meningkatkan pembuatan keputusan karir Siswa
Kelas X SMA Negeri 2 Cimahi atau terhadap siswa-siswi di sekolah pada
semua jenjang pendidikan lainnya.
b. Melaksanakan uji coba dengan sampel seluruh tingkatan kelas X, XI,
XII SMA, menggunakan metode eksperimen.
c. Mengembangkan dan melaksanakan uji coba secara empiris program
bimbingan karir berdasarkan profil pembuatan keputusan karir siswa
berdasarkan 3 aspek Sharf yaitu aspek pengetahuan, sikap terhadap karir
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Budiamin, Amin. ( 2002). Manajemen Layanan Bimbingan Karir pada SMU Negeri di Kabupaten Bandung. Dalam Jurnal Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Psikopedagogika Vol.2 November 2002, 259-266.
Depdiknas. (2007). Rambu-rambu Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Dirjen PMPTK.
Dillard, John Milton. (1985). Life Long Career Planning. Columbus Ohio: A Bell & Howell Company.
Gati, Itamar. (2001). ”High School Students’ Career – Related Decision Making
Difficults”. Dalam Jurnal Of Counseling and Development Vol. 79,331-341.
Hayadin. (2007). Pengambilan Keputusan Profesi pada Siswa. [Online]. Tersedia: http://www.masadepanku..net [10 Februari 2010]
Healy, C. C. (1982). Career Development Counseling Through the Life Stage. Boston: Allyn & Baconv.
Hurlock, Elizabeth. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan). Jakarta: Erlangga.
Munandir. (1996). Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Depdikbud.
Muro, James J & Kottman, Terry. (1995). Guidence and Counseling In Elemetary and Middle School. A Practical Approach. Wisconsin: Wm. C. Brown Communication. Inc.
Natawidjaja, Rochman. (1985). Proses Penyusunan Skala Sikap. Bandung : Depdikbud.
Nurihsan, Juntika. (2006). Bimbingan dan Konseling dalam Berbagi Latar Kehidupan. Bandung: Refika Aditama.
Osipow, John Crites. (1983). Career Counseling Models, Methode and Materials. New York: Mc. Graw-Hill Book Company.
Riduan. (2002). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: ALFABETA.
Santrock, J. W. (2003). Adolesence. Alih Bahasa. (2003). Shinto B. Adelar dan Sherly Saragih. Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga.
Sharf, Richard S. (1992). Applying Career Development Theory f Counseling. California: Brooks/Cole Publishing Company.
Sutarno. (2009). Teori Kognisi Jean Piaget. [Online]. Tersedia: http//www.psysicsmaster.orgfree.com (4 Januari 2011)
Suherman, Uman. (2007). Manajemen Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Madani Production.
Sukardi, Dewa Ketut. (1987). Bimbingan Karir di Sekolah-Sekolah. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Supriatna, Mamat. (2009). Layanan Bimbingan Karir di Sekolah Menengah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia & PT. Remaja Rosdakarya.
Syamsudin, Abin Makmun. (1981). Modul Psikologi Kependidikan. Bandung: IKIP Bandung.
Tarsidi, Didi. (2009). Model-model Bimbingan Karir . [Online]. Tersedia : http://.www.Google.com (24 November 2010)
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Eko Jaya.
Winkel, W.S. (1997). Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Jakarta: PT.Grasindo.
Yusuf, S., dkk. (2004). Pengembangan Diri : Materi Bimbingan Bagi Mahasiswa. Bandung: UPT LBK UPI .