PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR
MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER
DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL
(Penelitian Eksperimen Kuasi di SMK Pasundan 2 Bandung)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
Oleh :
ETI ROHAETI
070552
SEKOLAH PASCASARJANA
i ABSTRAK
Penelitian tentang Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pembelajaran Tradisional (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa SMK Pasundan 2 Bandung). Penelitian ini bertitik tolak dari rumusan masalah, yaitu : “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran Perakitan PC?”. Hasil belajar yang diukur adalah kawasan kognitif, subranah pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan (application).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran perakitan PC khususnya materi menginstalasi PC.
Penelitian menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar. Pada data hasil belajar dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, maka hipotesis diuji dengan analisis komparasi bivariant (t-tes independent sample two tails). Uji-t dilakukan untuk hasil belajar prates-prates dan pascates-pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji prates-prates menghasilkan t hitung = -1,856 lebih kecil dari t tabel = 1,997, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran Perakitan PC”. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t untuk pascates-pascates, maka kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran perakitan PC. Perbedaan ini diketahui dari hasil uji-t pada data pascates hasil tes kemampuan pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan (application) antara siswa yang melakukan pembelajaran berbasis komputer sebagai kelompok eksperimen dan siswa yang melakukan pembelajaran tradisional sebagai kelompok kontrol. Hasil perhitungan menyatakan t hitung = 3,341 lebih besar dari t tabel = 1,997, berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran berbasis komputer dengan kelas kontrol yang melakukan pembelajaran tradisional. Berdasarkan persentase angket sebagai instrumen pendukung bahwa hampir seluruh siswa setuju dengan penerapan model pembelajaran berbasis komputer dalam proses pembelajaran.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji dan syukur selalu panjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam semoga selalu Allah curahkan kepada tauladan umat, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya, serta kepada kita semua selaku umatnya.
Alhamdulillahirabbil’alamin, berkat petunjuk, kekuatan dan bimbingan
yang semata-mata datang dari Allah, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pembelajaran Tradisional (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa SMK Pasundan 2 Bandung)”.
Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh ujian Pascasarjana pada Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.
iii
metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, serta hasil uji coba instrumen penelitian, hasil uji instrumen penelitian. Bab IV berisi deskripsi data, analisis data, temuan dan pembahasan hasil penelitian. Terakhir Bab V berisi kesimpulan dan saran.
Sebagai manusia, penulis menyadari tidak mungkin luput dari kesalahan, maka penulis sangat terbuka terhadap segala kritikan dan saran terhadap penyempurnaan tesis ini sehingga keberadaannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap seluruh pihak, khususnya penulis sendiri.
Semua kebaikan berpulang hanya kepada Allah yang Maha Sempurna dan semua kesalahan kembali pada penulis.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Bandung, 15 Juli 2009
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Penyusunan tesis ini merupakan hasil kerja keras penulis dengan bantuan dari semua pihak, baik itu dukungan moral maupun materiil. Banyak sekali sumbangan pemikiran, bimbingan, saran, dan masukan yang sangat berarti sampai terselesaikannya tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam tesis ini. Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melindungi dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah, kepada orang tua yang tiada hentinya memanjatkan doa, suami dan anak yang selalu memberikan dukungannya.
Penulis juga haturkan terima kasih sedalam-dalamnya serta penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:
• Bapak Prof. Dr. Janulis P. Purba, M.Pd., selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
• Bapak Dr. Enjang A. Juanda, M.Pd., MT., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan-masukan positif sehingga terselesaikannya tesis ini.
v
• Bapak Prof. Dr. Sutaryat Trisnamansyah, MA, selaku penguji yang telah memberikan masukan-masukan yang positif demi perbaikan tesis ini.
• Bapak dan Ibu Guru Besar, Staf Dosen dan Asisten Dosen Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan beserta Staf Administrasi yang telah memberikan bantuannya dari mulai awal perkuliahan.
• Bapak dan Ibu Pejabat Struktural beserta seluruh Staf Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI).
• Bapak Drs. W. Lesmana, selaku Kepala Sekolah SMK Pasundan 2 Bandung yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian.
• Bapak Alif Syahrudin, ST, MM , selaku Guru Mata Pelajaran Perakitan PC di SMK Pasundan 2 Bandung yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dengan penuh kesabaran sehingga terselesaikannya tesis ini.
vi DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... iix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Pembatasan Masalah ... 8
C. Perumusan Masalah ... 9
D. Hipotesis Penelitian ... 9
E. Hipotesis Statistik ... 10
F. Asumsi ... 10
G. Definisi Operasional ... 12
H. Tujuan Penelitian ... 14
I. Manfaat Penelitian ... 14
BAB II PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL ... 16
A. Media dalam Pembelajaran ... 16
1. Pengertian Media ... 16
2. Manfaat Media ... 17
3. Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi ... 19
4. Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ... 19
5. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media untuk Pembelajaran ... 20
6. Kriteria Pemilihan Media ... 22
B. Belajar menurut Paham Konstruktivis ... 24
C. Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 25
1. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 26
2. Modul Multimedia Interaktif (MMI) ... 28
3. Keuntungan Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 31
4. Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 32
5. Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 32
D. Model Pembelajaran Tradisional ... 33
1. Keuntungan Model Pembelajaran Tradisional ... 33
2. Kelemahan Model Pembelajaran Tradisional... 34
3. Tahapan Model Pembelajaran Tradisional ... 35
E. Hasil Belajar ... 37
F. Penelitian yang Relevan ... 40
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42
A. Metode Penelitian ... 42
B. Variabel dan Paradigma Penelitian ... 43
C. Desain Penelitian... 45
D. Populasi dan Sampel ... 47
E. Teknik Pengumpulan Data ... 49
F. Instrumen Penelitian ... 50
1. Tes Hasil Belajar ... 51
2. Angket Respons Siswa ... 52
G. Tahapan Uji Coba Instrumen ... 53
1. Uji Validitas ... 53
2. Uji Reliabilitas ... 54
3. Uji Tingkat Kesukaran... 55
4. Uji Daya Pembeda ... 56
H. Pelaksanaan Penelitian ... 57
I. Teknik Analisis Data ... 58
1. Analisis Data Kuantitatif ... 58
a. Uji Normalitas Data ... 58
b. Uji Homogenitas Dua Varians ... 61
c. Uji Hipotesis ... 63
2. Analisis Data Kualitatif ... 65
J. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 66
1. Uji Validitas dan Realibilitas ... 67
2. Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ... 71
K. Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73
A. Deskripsi Data ... 73
1. Deskripsi Data Prates... 73
2. Deskripsi Data Pascates ... 75
3. Deskripsi Data Peningkatan (Gain) ... 76
B. Analisis Data ... 77
1. Analisis Data Kuantitatif ... 77
a. Analisis Data Prates ... 77
b. Analisis Data Pascates ... 80
2. Analisis Data Kualitatif ... 82
C. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 84
1. Temuan Penelitian ... 84
2. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92
A. Kesimpulan ... 92
B. Saran... 93
DAFTAR PUSTAKA ... 94
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
2. 1 Kerucut Pengalaman E. Dale ... 17
2. 2 Komponen-komponen Pembelajaran ... 20
2. 3 Kriteria Pemilihan Media ... 22
2. 4 Tahapan Model Pembelajaran Tradisional ... 36
3. 1 Paradigma Penelitian ... 44
3. 2 Desain Penelitian ... 45
4.1 Histogram Data Prates Berdasarkan Kelas ... 75
4.2 Histogram Data Pascates Berdasarkan Kelas ... 76
4.3 Kurva uji-t prates-prates ... 86
ix
DAFTAR TABEL
Tabel
2. 1 Tahapan Model Pembelejaran Berbasis Komputer ... 33
3. 1 Distribusi Frekuensi Variabel ... 59
3. 2 Nilai Z ... 60
3. 3 Tabel Frekuensi yang Diharapkan dari Hasil Pengamatan ... 60
3. 4 Data Hasil Belajar Item Ganjil ... 61
3. 5 Data Hail Belajar Item Genap ... 62
3. 6 Skor Data Hasil Belajar Kelompok Ganjil dan Genap... 62
3. 7 Hubungan Harga Prosentase dengan Tafsiran ... 66
4. 1 Deskripsi Data Prates Berdasarkan Kelas ... 74
4. 2 Deskripsi Data Pascates Berdasarkan Kelas ... 75
4. 3 Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Berdasarkan Kelas... 77
4. 4 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Prates ... 78
4. 5 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Prates ... 78
4. 6 Uji-T Prates – Prates ... 80
4. 7 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Pascates ... 80
4. 8 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pascates ... 81
4. 9 Uji-T Pascates – Pascates ... 82
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan perhitungan data statistik Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa
persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut pendidikan untuk tingkat
pendidikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) masih tertinggi, yakni sebesar
17,26 persen, disusul tamatan SMA 14,31 persen, universitas 12,59 persen, serta
Diploma I/II/III 11,21 persen. Pengangguran terkecil diperoleh dari tamatan SD
ke bawah 4,57 persen dan SMP 9,39 persen. Kualitas lulusan menjadi salah satu
faktor yang mempengaruhi tingginya angka TPT. Oleh karena itu kualitas lulusan
SMK harus lebih ditingkatkan, diantaranya melalui peningkatan pelaksanaan
proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.
Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam
keseluruhan upaya pendidikan, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan
akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 Tahun 2003, dinyatakan bahwa:
Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Oleh karena itu saat ini Sekolah Menengah Kejuruan banyak melakukan
inovasi-inovasi dalam pendidikan. Hal tersebut seiring dengan tujuan dari SMK
yaitu meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
dengan kejuruannya. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan salah satu
program keahlian yang dikembangkan di SMK saat ini. Perakitan personal
computer (PC) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada program TKJ.
Salah satu standar kompetensinya adalah menginstalasi PC dengan kompetensi
dasar menginstalasi komponen PC. Dengan materi ini diharapkan siswa memiliki
keterampilan dalam merakit PC sesuai dengan prosedur, cara/metode dan
peralatan yang sudah ditentukan.
Materi ini mengajak siswa untuk mengenal komponen-komponen PC,
memahami fungsi-fungsi dari setiap komponen, serta mampu mengaplikasikannya
pada saat merakit komputer. Materi ini tidak bisa disampaikan hanya
menggunakan metode ceramah, karena membutuhkan pengalaman belajar yang
lebih konkret sehingga tidak menimbulkan verbalisme. Media dalam bentuk
benda asli sangat mendukung daya ingat siswa dalam mengenal
komponen-komponen PC juga dalam mengaplikasikannya. Namun dalam pelaksanaannya,
ketersediaan alat dan bahan tidak selamanya terpenuhi. Selain itu, pembelajaran
ini memerlukan latihan yang seyogyanya dilakukan terus menerus agar menjadi
terampil, namun karena keterbatasan waktu hal ini sulit untuk dilaksanakan.
Metode demonstrasi sebagai salah satu metode yang digunakan menjadi kurang
efisien manakala ditunjukkan dalam ruangan yang cukup besar sehingga tidak
semua siswa bisa mengikuti dengan jelas.
Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru perlu menentukan model
pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan bisa mencapai tujuan
yaitu suatu proses kegiatan untuk menciptakan atau mengatur suasana lingkungan
sehingga mampu merangsang siswa untuk belajar. Bruce Joyce dan Marsha Weil
dalam Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi (1999) mengemukakan pengertian
model mengajar “A model of teaching is a plan or pattern that can be used to
shape curriculums (long terms course of studies) to design instructional materials,
and to guide instruction in the classroom and other setting”.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang
pendidikan dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan untuk meningkatkan
efektifitas, efisiensi, dan kualitas hasil pembelajaran. Komputer merupakan
perangkat utama teknologi informasi yang digunakan sebagai alat untuk
menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran
kepada siswa. Selain itu komputer dapat digunakan sebagai media yang
memungkinkan anak untuk belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep,
karena komputer mempunyai kemampuan mengkombinasikan teks, suara, warna,
gerak, dan video, serta memuat suatu kepintaran yang sanggup menyajikan
interaktif.
Dewasa ini berkembang berbagai model pembelajaran inovatif, salah
satunya adalah model pembelajaran berbasis komputer. Model pembelajaran
berbasis komputer menurut Hick dan Hyde dalam Made Wena (2009:203) adalah
“A teaching process directly involving a computer in the presentation of
instructional materials in an interactive mode to provide and control the
individualized learning environment for each individual student”. Model
memanfaatkan komputer sebagai sarana interaktif (salah satu bentuk pembelajaran
terprogram) yang dilandasi hukum akibat (law of effect). Dalam hukum akibat
asumsi utama yang diyakini ialah: tingkah laku yang diikuti dengan rasa senang
besar kemungkinannya untuk dilakukan atau diulang dibandingkan tingkah laku
yang tidak disenangi. Berdasarkan Hukum Akibat ini muncullah teori S-R yang
meliputi (Stimulus, Response dan Reinformance). Pembelajaran dengan teori ini
dilakukan dengan cara siswa diberi pertanyaan sebagai stimulus, kemudian ia
memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya oleh komputer
respons siswa ditanggapi dan jika jawabannya benar komputer memberikan
penguatan. Jika salah komputer memberikan pertanyaan lain yang memuat
dorongan untuk memperbaiki jawaban siswa.
Sejumlah penelitian yang menggambarkan penerapan pembelajaran
berbasis komputer dengan menggunakan modul multimedia interaktif dan hasil
belajar yang dicapai oleh siswa telah dilakukan, diantaranya:
1. Boedi Rahardjo, Pranoto, Wena dalam Made Wena (2009:210) melakukan
penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran berbasis komputer, dan
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Teknologi Perkerasaan
Jalan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis
komputer dan yang belajar dengan pembelajaran konvensional.
2. Joko Setiono dan Fauziah Shanti dalam Made Wena (2009:211) melakukan
penelitian sehubungan dengan model pembelajaran berbasis komputer dan
Hukum antara siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis komputer dan
siswa yang melakukan pembelajaran konvensional.
3. Homsyer dalam Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008:125) melakukan
penelitian sehubungan dengan pembelajaran berbasis komputer dan hasilnya
menunjukkan bahwa terjadi penghematan waktu yang signifikan siswa yang
menggunakan program komputer dapat menyelesaikan pelajaran rata-rata
13,75 jam sedangkan kelompok yang menggunakan tatap muka memerlukan
waktu 24 jam.
4. Suppes dan Morning Star dalam Asep Herry Hernawan dkk. mengungkapkan
bahwa dalam salah satu studi, suatu sampel besar yang terdiri dari kelas 1
sampai 6 di Missisippi diberikan latihan berhitung selama 10 menit dengan
menggunakan terminal komputer. Hasilnya, 7 dari 7 perbandingan yang dibuat
menunjukkan kelompok eksperimental (yang menggunakan program
pembelajaran berbasis komputer) memperoleh hasil yang lebih baik dari
kelompok yang tidak memakai komputer.
5. Efek pembelajaran berbasis komputer bagi para siswa dalam mempelajari
bahasa Rusia (Asep Herry Hernawan dkk.). Kelompok eksperimental dengan
menggunakan pembelajaran berbasis komputer mempelajari bahasa asing
dalam waktu yang sama (lima jam seminggu) dengan kelompok siswa yang
belajar melalui bicara dan tulisan. Kedua kelompok ini sama-sama memakai
laboratorium bahasa dan ditugasi membuat pekerjaan rumah. Hasilnya
membuktikan bahwa siswa kelompok eksperimen sebanyak 73%
non eksperimen, hanya 32 % yang bertahan hingga pelajaran selesai. Rata-rata
kesalahan yang dilakukan oleh kelompok eksperimen dalam ujian catur wulan
lebih sedikit secara signifikan untuk tiap satu dari tiga ujian yang ditempuh.
Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran berbasis komputer
diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam menguasai materi menginstalasi PC,
tanpa dibatasi oleh ketersediaan alat dan bahan maupun keterbatasan waktu dan
tempat praktikum di sekolah. Pembelajaran berbasis komputer membantu siswa
dalam melakukan latihan sehingga termotivasi untuk lebih meningkatkan
kreativitas dan keterampilannya. Dengan demikian tujuan instruksional bisa
tercapai.
Model penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer dalam proses
mengajar dapat berbentuk drill, tutorial, simulasi, dan games. Dalam penelitian ini
peneliti mempergunakan penyampaian materi model tutorial. Pembelajaran
berbasis komputer model tutorial bertujuan untuk memberikan pemahaman secara
tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai materi pelajaran yang dipelajari,
ditambah dengan latihan yang disertai umpan balik.
Berdasarkan data hasil belajar nilai uji kompetensi mata pelajaran
perakitan komputer semester ganjil tahun ajaran 2007/2008 di SMK Pasundan 2
TABEL 1. 1 NILAI UJI KOMPETENSI MATA PELAJARAN PERAKITAN PC
KELAS X SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2007/2008
No Nilai Keterangan Frekuensi Persentase (%)
1 9,00 – 10,00 Amat baik 0 0%
2 8,00 – 8,99 Baik 13 35,14%
3 7,00 – 7,99 Cukup 18 48,65%
4 < 7,00 Gagal 6 16,21%
Jumlah 37 100%
(Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Perakitan PC)
Data di atas menggambarkan bahwa nilai kompetensi perakitan PC
mempunyai standar kelulusan minimal 7,00. Dari data tersebut terlihat bahwa
siswa yang tergolong gagal 6 orang atau 16,21%, siswa yang tergolong cukup 18
orang atau 48,65%, siswa yang tergolong baik 13 orang atau 35,14%.
Beranjak dari persentase tingkat pengangguran terbuka Sekolah Menengah
Kejuruan (SMK) yang menduduki peringkat tertinggi, juga berdasarkan data hasil
belajar nilai uji kompetensi mata pelajaran perakitan komputer semester ganjil
tahun ajaran 2007/2008, maka masih harus dilakukan perbaikan dalam proses
belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan
pembelajaran bisa dicapai lebih optimal.
Peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah merupakan salah satu
cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, proses pembelajaran
seringkali terbentur dengan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, terutama
untuk pembelajaran yang membutuhkan praktikum. Diantaranya adalah
keterbatasan alat dan bahan, maupun waktu yang disediakan. Hal tersebut
mendorong peneliti untuk menerapkan model pembelajaran berbasis komputer
proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sudah
diprogramkan. Selain itu juga didorong oleh beberapa hasil penelitian mengenai
keefektifan model pembelajaran berbasis komputer dalam beberapa mata
pelajaran.
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, peneliti melaksanakan penelitian
dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui
Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pembelajaran Tradisional pada Mata
Pelajaran Perakitan PC” (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa SMK Pasundan 2
Bandung Kelas X Semester I).
B. Pembatasan Masalah
Dalam upaya memperjelas dan mempermudah penelitian maka dari
permasalahan umum tersebut diatas peneliti membatasi masalah pada hal sebagai
berikut:
1. Siswa sebagai objek penelitian. Lebih khusus dibatasi pada siswa kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 2 Bandung.
2. Materi mata pelajaran Perakitan PC yang diberikan kepada siswa dibatasi
pada standar kompetensi Menginstalasi PC dengan kompetensi dasar
Menginstalasi Komponen PC.
3. Pembelajaran berbasis komputer yang dilaksanakan selama penelitian
menggunakan modul multimedia interaktif model tutorial.
4. Pembelajaran tradisional yang dilaksanakan menggunakan modul dalam
5. Hasil belajar yang diukur adalah kawasan kognitif, subtaksonomi
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan
(application) yang diukur dengan prates dan pascates dalam bentuk tes
objektif.
6. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan nilai prates.
C. Perumusan Masalah
Permasalahan umum dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan PC dengan
menggunakan model pembelajaran tradisional?
2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan PC dengan
menggunakan model pembelajaran berbasis komputer?
3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang
diajar menggunakan model pembelajaran tradisional dengan model
pembelajaran berbasis komputer?
4. Sejauh mana tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran
berbasis komputer?
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang
diajukan (Riduwan, 2008:9). Hipotesis penelitian dari penelitian ini adalah
1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran tradisional.
2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran berbasis komputer.
3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui model
pembelajaran berbasis komputer dengan model pembelajaran tradisional pada
mata pelajaran Perakitan PC.
4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan
model pembelajaran berbasis komputer.
E. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam
bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti
terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif) (Jonathan Sarwono,
2006:39).
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:
Ho : µpbk = µtradisional
Ha : µpbk≠ µtradisional
F. Asumsi
Riduwan (2008:194) menyatakan bahwa asumsi atau anggapan dasar
peneliti. Anggapan dasar merupakan titik tolak yang digunakan oleh peneliti
dalam penelitiannya. Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Proses pembelajaran sangat mempengaruhi siswa dalam mencapai hasil
belajar.
2. Masing-masing model pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan.
3. Model pembelajaran berbasis komputer dalam mata pelajaran perakitan PC
memanfaatkan modul multimedia interaktif yang membuat siswa mendapat
kesempatan untuk melakukan penemuan dan penyelidikan, serta
mengembangkan kemampuan berfikir logis dibawah bimbingan guru.
Lgnazio dalam Munir (2008:232) menyatakan “Peserta didik dapat
mempelajari ilmu yang dikemas di dalam suatu program multimedia sesuai
dengan minat, kesukaan, bakat, keperluan, pengetahuan, dan emosinya”.
4. Model pembelajaran berbasis komputer dalam materi menginstalasi
komponen PC menggunakan media yang dapat membantu visualisasi siswa
sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan berkesan.
Hal tersebut akan meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran, sehingga hasil belajar akan tercapai. Hal ini seiring dengan
pernyataan Schade dalam Munir (2008:232) bahwa “Multimedia improves
sensory stimulation, particularly due to the inclusion of interactivity”.
5. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas sebagai sampel, yaitu satu kelas
eksperimen yang diberi perlakuan (treatment), dan satu kelas kontrol yang
tidak diberi perlakuan (treatment) dimana tidak ada perbedaan tahap
6. Materi menginstalasi komponen PC yang diberikan pada kedua kelompok
penelitian memiliki tingkat kesulitan yang sama.
G. Definisi Operasional
Young dalam Jonathan Sarwono (2006:67) mengemukakan bahwa:
Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.
Definisi operasional digunakan untuk menghindari salah penafsiran
terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional
dari penelitian sebagai berikut.
1. Model pembelajaran berbasis komputer
Model pembelajaran berbasis komputer menurut Hick dan Hyde dalam
Made Wena (2009) adalah “A teaching process directly involving a computer in
the presentation of instructional materials in an interactive mode to provide and
control the individualized learning environment for each individual student”.
2. Modul Multimedia Interaktif
Modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana,
dirancang untuk membantu para siswa secara individual dalam mencapai
tujuan-tujuan belajarnya (Nana Sudjana & Ahmad Riva’i, 2007:132). Haffost dalam
(Munir, 2008:233) mendefinisikan multimedia sebagai suatu sistem komputer
yang terdiri dari hardware, dan software yang memberikan kemudahan untuk
dan data yang dikendalikan dengan program komputer. Romiszowski (Munir,
2008:235) melihat proses interaktif sebagai hubungan dua jalur antara pengajar
dengan peserta didik.
Modul multimedia interaktif merupakan alat atau sarana pembelajaran
yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi /sub
kompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat
kompleksitasnya (Rudi Susilana dan Cepi Riyana, 2007:125).
3. Pembelajaran Tradisional
Pembelajaran tradisional merupakan proses pembelajaran yang dalam
pelaksanaannya guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan
siswa lebih banyak sebagai penerima.
4. Hasil Belajar
Menurut Degeng dalam Made Wena (2009:6) bahwa hasil belajar adalah
semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan
strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. Hasil belajar merupakan
perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses
pembelajaran. Pengukuran hasil belajar akan memberikan informasi tentang
proses pengajaran, sebab pengukuran hasil belajar merupakan proses pengamatan
untuk mengetahui berapa banyak atau sejauh mana kegiatan belajar telah berhasil
sehingga dapat diketahui kedudukan siswa telah mencapai tujuan instruksional
H. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah memberikan pernyataan mengenai ruang lingkup
dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan
rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer
dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran perakitan PC khususnya
materi menginstalasi komponen PC.
Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka secara
khusus penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
tradisional pada mata pelajaran perakitan PC.
2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran
berbasis komputer pada mata pelajaran perakitan PC.
3. Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran
berbasis komputer dengan model pembelajaran tradisional siswa kelas X
program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Pasundan 2
Bandung.
4. Mengetahui bagaimana tanggapan siswa mengenai penerapan model
pembelajaran berbasis komputer pada materi menginstalasi komponen PC.
I. Manfaat Penelitian
Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan
yang melaksanakan pembelajaran berbasis komputer dengan kelas pembelajaran
tradisional.
Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh:
1. Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan
masukan dalam menerapkan inovasi model pembelajaran guna meningkatkan
mutu pendidikan.
2. Guru, diharapkan menjadi tambahan wawasan bagi guru sehingga model
pembelajaran berbasis komputer menjadi salah satu alternatif model
pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Selain itu,
penelitian ini diharapkan dapat membantu guru menggali kreativitasnya
dalam melakukan pengembangan media pendidikan sehingga media tersebut
menjadi sarana komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam
mencapai hasil belajar yang diharapkan.
3. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar
sehingga siswa termotivasi untuk menggali potensi dan kemampuan yang
dimilikinya secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.
4. Peneliti, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang
hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis
42 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),
menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan,
mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang yang bersifat teka-teki. Penelitian ini
berdasarkan pendekatan kuantitatif yang didasari oleh filsafat positivisme yang
menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.
Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol.
Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan
penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis
dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan
metode eksperimen semu (quasi experiment). Nana Syaodih (2008:59)
menyatakan bahwa “metode eksperimen semu pada dasarnya sama dengan
eksperimen murini, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel”.
Eksperimen semu merupakan salah satu metode dari penelitian eksperimen
yang melakukan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan
atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Pengontrolan variabel hanya
dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling
dominan. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu
karakteristik, kalau bisa random lebih baik. Dalam penelitian ini tidak melakukan
random assignment, melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk
(intact group).
B. Variabel dan Paradigma Penelitian
Berdasarkan anggapan dasar dan hipotesis, maka dapat ditentukan variabel
dan paradigma penelitian, sehingga memudahkan untuk menentukan jenis dan
sumber data yang digunakan.
Brown dalam Jonathan Sarwono (2006:53) mendefinisikan variabel
sebagai “something that may vary or differ”. Variabel ialah sesuatu yang berbeda
atau bervariasi. Sedangkan Davis dalam Jonathan Sarwono (2006:53) menyatakan
bahwa variabel “is simply or a concept that can assume any one of a set of
values”. Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:3).
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y). Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel stimulus
atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel terikat adalah
(dependent variabel) adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika
dihubungkan dengan variabel bebas.
Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menetapkan:
1. Variabel bebas (X) : Model pembelajaran yang diterapkan.
X2 : Model Pembelajaran Tradisional.
2. Variabel terikat (Y) : Hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang ditekankan
pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan dalam mata pelajaran
Perakitan PC di SMK Pasundan 2 Bandung.
Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2009:8).
Berdasarkan hal ini, maka bentuk paradigma penelitian yang dikembangkan
oleh peneliti sebagai berikut.
Gambar 3. 1
Paradigma Penelitian
Penelitian dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu kelompok
eksperimen yang mengikuti model pembelajaran berbasis komputer menggunakan
modul multimedia interaktif model tutorial dan kelompok kontrol yang
menggunakan model pembelajaran tradisional dengan memanfaatkan modul
non-multimedia interaktif (berbentuk hardcopy). Penelitian ini dimaksudkan untuk
mengetahui perbedaab hasil belajar antara dua model tersebut. Maka untuk Kelompok I
(Eksperimen)
Kelompok II (Kontrol)
Model Pembelajaran
Berbasis Komputer (X1)
Model Pembelajaran
Tradisional (X2)
Dibandingkan Hasil
Penelitian Hasil Belajar
(Y)
mengetahui hal tersebut dilakukan perbandingan pada akhir pembelajaran. Setelah
hal tersebut dilakukan, maka hasil perbandingan merupakan hasil dari penelitian
yang dilakukan.
C. Desain Penelitian
Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)
tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang
harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi seperti apa data
dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.
Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang
tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap
pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain prates (pretest) - pascates (posttest) menggunakan kelompok kontrol
tanpa penugasan random, karena bila dilakukan penugasan random akan merusak
kealamiahan situasi kelompok, sedangkan kealamiahan kelompok sangat penting
dalam proses manipulasi variabel. Maka pengelompokkan subjek penelitian
berdasarkan kelompok yang telah ada. Berdasarkan Nana Syaodih Sukmadinata
(2008:207) desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.
Kelompok Prates Perlakuan Pascates
Eksperimen O X O
[image:30.612.200.476.601.667.2]Kontrol O O
Gambar 3. 2
Subjek penelitian diambil dalam kelompok kelas tanpa melakukan
penugasan random karena peneliti tidak mungkin mengubah kelas yang telah ada
sebelumnya, sehingga peneliti dapat menentukan subjek penelitian yang mana
saja yang masuk ke dalam kelompok-kelompok dalam penelitian. Kegiatan yang
pertama kali dilakukan adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dari sejumlah kelompok yang ada. Kemudian masing-masing kelompok
diberikan prates untuk mengetahui kemampuan awal siswa, lalu menghitung hasil
prates masing-masing kelompok tersebut. Setelah dihitung dilakukan uji
normalitas dan homogenitas, kemudian peneliti melakukan uji dua buah rata-rata
nilai prates kedua kelompok tersebut.
Uji dua buah rata-rata nilai prates dari kelompok eksperimen dan prates
dari kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kedua
kelompok yang akan dibandingkan, sehingga kedua kelompok tersebut memang
layak untuk dijadikan sebagai kelompok penelitian.
Selanjutnya diberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa
model pembelajaran berbasis komputer model tutorial, sedangkan pada kelompok
kontrol digunakan model pembelajaran tradisional (tidak diberi perlakuan).
Setelah selesai perlakuan, masing-masing kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pascates untuk mengetahui hasil
belajar siswa, kemudian peneliti menghitung hasil pascates masing-masing
kelompok tersebut. Pada data hasil belajar dari pascates dilakukan uji normalitas
dan homogenitas, setelah itu dilakukan uji dua buah rata-rata dari hasil pascates
Melalui uji dua buah rata-rata pascates kelompok eksperimen dan pascates
kelompok kontrol dapat diketahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang
mengikuti pembelajaran berbasis komputer dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran tradisional.
D. Populasi dan Sampel
Riduwan (2008:54) menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa
“Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan
memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.” Dalam
melaksanakan penelitian adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data
secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili
populasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti
kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga. Dengan meneliti secara
sampel diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan dan
gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi. Jadi, kesimpulan dari
penelitian sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi.
Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang menjadi
subyek penelitian ini adalah siswa kelas sepuluh Program Keahlian Teknik
Komputer dan Jaringan yang mengikuti mata pelajaran Perakitan PC di SMK
Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2008/2009.
Arikunto sebagaimana dikutip oleh Riduwan (2008:56) mengatakan
“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).
data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Roscoe dalam Sugiyono (2009:74)
memberikan saran untuk ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara
30 sampai dengan 500. Keuntungan menggunakan sampel antara lain:
1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan
dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar
dikhawatirkan akan terlewati.
2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga)
3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya
banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan
data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami
kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.
4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang
menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua
bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang
jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besar biaya yang tersedia,
tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan peneliti, serta peralatan yang
digunakan dalam pengambilan sampel.
Nasution dalam Riduwan (2008:57) menyatakan bahwa, “Mutu penelitian
tidak selalu ditentukan oleh besar sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar
teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.”
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster
cara mengambil kelompok-kelompok yang sudah ada, jadi bukan pengambilan
sampel dari anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas. Dengan
demikian, analisis sampel ini bukan individu, tetapi kelompok, yaitu berupa kelas
yang terdiri dari beberapa individu. Apabila pengambilan sampel dilakukan
secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami.
Dari beberapa kelas yang ada, peneliti mengambil dua kelas sebagai
sampel. Satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen (kelompok yang
melakukan pembelajaran berbasis komputer dengan modul multimedia interaktif
model tutorial) dan satu kelas lagi dipergunakan sebagai kelompok kontrol
(kelompok yang melakukan model pembelajaran tradisional). Penentuan kelas
dilakukan berdasarkan data dari guru mata pelajaran. Sampel dalam penelitian ini
sebanyak 71 orang yang terbagi dalam dua kelas, yaitu XD sebanyak 36 orang
yang diperlakukan sebagai kelompok eksperimen dengan model pembelajaran
berbasis komputer. Sedangkan kelas XE sebanyak 35 orang yang diperlakukan
sebagai kelompok kontrol belajar dengan menggunakan model pembelajaran
tradisional.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data harus benar-benar
tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel. Pengumpulan
dokumentasi dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Teknik dokumentasi, ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat
penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan
kegiatan, data yang relevan dengan penelitian.
2. Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi
yang telah dipelajari oleh siswa dan disampaikan kepada siswa selaku
responden secara tertulis.
3. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang
bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan
pengguna.
4. Wawancara bebas, yaitu cara pengumpulan data yang digunakan untuk
memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara bebas
menggunakan tujaun penelitian sebagai pedoman.
5. Observasi non-sistematis, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke
objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan tanpa
menggunakan instrumen pengamatan.
F. Instrumen Penelitian
Suharsimi (2006:160) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai
berikut.
1. Tes Hasil Belajar
Penelitian ini bermaksud membandingkan hasil belajar siswa yang
mengikuti model pembelajaran berbasis komputer dengan model pembelajaran
tradisional, untuk itu diperlukan alat pengumpul data yang bersifat mengukur
yaitu berupa tes. Penelitian menggunakan instrumen standar atau telah
distandardisasikan, dan menghasilkan data hasil pengukuran yang berbentuk
angka-angka.
Instrumen primer yang digunakan dalam penelitian berupa tes objektif
berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Item-item soal yang
dipakai dalam pengumpulan data hasil belajar ini diambil dari mata pelajaran
perakitan PC dengan kompetensi dasar Menginstalasi Komponen PC. Soal
diberikan pada saat prates dan pascates. Prates diberikan dengan tujuan untuk
mengetahui kemampuan awal kedua kelompok penelitian, sedangkan pascates
diberikan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada
kedua kelompok penelitian.
Alat pengumpul data yang digunakan harus valid sehingga dapat
diandalkan untuk mengungkap data penelitian. Bagi instrumen yang belum ada di
persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penilaian, maka peneliti harus menyusun
sendiri, mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba, merevisi. Jika
sesudah diujicobakan ternyata instrumen belum baik, maka perlu diadakan revisi
sampai benar-benar diperoleh instrumen yang baik. Oleh karena itu instrumen tes
• Menyusun kisi-kisi instrumen tes yang didalamnya mengarah kepada
pencapaian tujuan instruksional untuk ranah kognitif pengetahuan
(knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan (application).
• Berdasarkan kisi-kisi tersebut disusun pertanyaan atau butir-butir soal
terlampir.
• Butir-butir pertanyaan yang dibuat dikonsultasikan dengan guru mata
pelajaran dan ketua jurusan teknik komputer dan jaringan.
• Mengadakan uji coba instrumen tes terhadap siswa di luar sampel penelitian
untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda serta tingkat kesukaran
instrumen. Uji coba instrumen dilakukan agar instrumen penelitian yang
dipergunakan teruji kesahihannya dan keajegannya, sehingga data yang
diperoleh pada penelitian dapat dipercaya.
• Melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya
pembeda.
2. Angket Respons Siswa
Angket merupakan instrumen pendukung dalam penelitian, diberikan
untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau respon siswa terhadap penerapan
model pembelajaran berbasis komputer dalam kegiatan pembelajaran Perakitan
G. Tahapan Uji Coba Instrumen
1. Uji Validitas
Sehubungan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (2006:168)
menjelaskan bahwa ‘validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan
tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen’. Dengan demikian valid berarti
mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Oleh karena itu pengujian
validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dapat mengukur
apa yang hendak dan seharusnya diukur.
Keseluruhan soal yang diujicobakan pada setiap butir soalnya dihitung
validitas itemnya. Hal ini berguna untuk menyeleksi soal mana saja yang
memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam penelitian. Sebuah item memiliki
validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total.
Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui
validitas item digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh
Pearson berikut ini.
( )( )
( )
{
2 2}
{
2( )
2}
∑
∑
∑
∑
∑
−∑
∑
− − = Y Y N X X N Y X XY NrXY (Suharsimi, 2008:72)
Dimana:
rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan. ΣX = jumlah skor item
ΣY = jumlah skor total (seluruh item) N = jumlah responden.
Skor yang diberikan untuk tiap soal yang dibuat dalam bentuk objektif
total merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal
tersebut. Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan
taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan rumus distribusi thitung , yaitu:
2
1 2
r n r thitung
− −
= (Riduwan, 2008:98)
Dimana:
t = nilai t hitung
r = koefisien korelasi hasil rXY
n = jumlah responden
Kemudian jika thitung > ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 derajat
kebebasan (dk=n-2), maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid. Jika
instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya
(r) sebagai berikut.
• Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi
• Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi
• Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi
• Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah
• Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan
terhadap instrumen penelitian (dengan melihat keajegan dan kekonsistenan soal)
yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam mengukur respon siswa
sebenarnya. Scarvia B. Anderson et al. dalam Suharismi (2008:87) menyatakan
“A reliable measure is one that provides consistent and stable indication of the
Uji coba soal menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali (single
test single trial method) dan butir soal berjumlah genap, maka untuk mengukur
reliabilitas tes digunakan metode belah dua. Perhitungan reliabilitas dilakukan
tidak hanya pada keseluruhan soal, tetapi dihitung pula pada tiap butir soal yang
diujikan. Data hasil perhitungan reliabilitas untuk tiap butir soal yang
diujicobakan dilampirkan.
Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru
diketahui reliabilitas setengah tes saja. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes
yang digunakan pada kelompok-kelompok penelitian menggunakan rumus
Spearman Brown.
b b
r r r
+ =
1 . 2
11 (Riduwan, 2008:102)
Dimana:
r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item
rb = korelasi product moment antara belahan ganjil- genap
Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel
rtabel. Jika r11 > rtabel untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan instrumen
kemampuan kerja tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian
(Sugiyono, 2009:357).
3. Uji Tingkat Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut
JS B
P= (Suharsimi, 2008:208)
Dimana:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Suharsimi (2008:210) menjelaskan ketentuan yang sering diikuti untuk
menentukan tingkat kesukaran dari soal sebagai berikut.
Soal dengan P = 1,00 – 0,30 : soal sukar Soal dengan P = 0,30 – 0,70 : soal sedang Soal dengan P = 0,70 – 1,00 : soal mudah.
Dari kriteria tersebut bisa dilihat, makin rendah nilai indeks kesukaran
suatu soal, makin sukar soal tersebut.
4. Uji Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan
antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
berkemampuan rendah. Uji daya pembeda untuk tes bentuk obyektif, nilai
responden disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai terendah. Setelah itu
diambil 27% dari nilai tertinggi dan 27% dari nilai terendah, kemudian dihitung
jawaban yang benar untuk tiap soal dari kedua kelompok tersebut.
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks
diskriminasi (D) dengan rumus:
B A B B A
A P P
J B J B
Dimana:
J = jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelompok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah
BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu
dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu
dengan benar
PA =
A A
J B
= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
(P) sebagai indeks kesukaran.
PB =
B B
J B
= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.
Kriteria daya pembeda:
D > 0 : baik/dipakai D ≤ 0 : dibatalkan/dibuang.
H. Pelaksanaan Penelitian
Kegiatan dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X (kelas yang terpilih
sebagai sampel) pada semester I (satu) tahun ajaran 2008/2009 dengan materi
menginstalasi komponen PC. Pelaksanaan kegiatan penelitian dimulai dengan
melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran perakitan PC di kelas sampel.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kelas tersebut.
Proses pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran perakitan PC, dan
pelaksanaannya dilakukan sesuai jadwal mata pelajaran perakitan PC pada
I. Teknik Analisis Data
1. Analisis Data Kuantitatif
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah
selanjutnya adalah menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika.
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui normal
atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik
apa yang dipakai dalam analisis data. Uji normalitas dihitung menggunakan uji
distribusi chi kuadrat. Riduwan (2008:121) menguraikan langkah-langkah
perhitungan normalitas data sebagai berikut.
a. Mencari skor terbesar dan terkecil
b. Mencari nilai rentangan (R)
R = skor terbesar – skor terkecil
c. Mencari banyaknya kelas (BK)
BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)
d. Mencari nilai panjang kelas (i)
i =
BK R
(Riduwan, 2008:121)
TABEL 3. 1
DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL
No Interval Kelas f
Nilai Tengah
Xi2 fi.Xi fi.Xi2
( Xi )
1
2
Dst.
Σ f Σ fi.Xi Σ fi.Xi2
f. Mencari rata-rata (mean)
x =
n fX
∑
(Riduwan, 208:122)g. Mencari Simpangan Baku (Standard deviasi)
) 1 (
) (
. 2 2
− − =
∑
∑
n n
fX fX
n
s i i (Riduwan, 2008:122)
h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :
• Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama
dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah
0,5.
• Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :
s x BatasKelas
TABEL 3. 2
TABEL NILAI Z
Z Nilai
1
Z
2
Z
Dst
• Mencari Luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan
angka-angka untuk batas kelas.
• Mencari luas setiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka
0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua
dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang
berbeda (dari positif ke negatif atau sebaliknya) ditambah dengan angka pada
baris berikutnya.
• Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dnegan cara mengalikan luas tiap
interval dengan jumlah responden (n).
[image:45.612.167.496.544.673.2]TABEL 3. 3
TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN DARI HASIL PENGAMATAN
No Batas
Kelas Z
Luas 0 - Z
Luas Kelas
interval fe fo
1
2
dst
i. Mencari Chi-kuadrat hitung (χ2hitung)
∑
= −= k
i fe
fe fo
1
2
2 ( )
χ (Riduwan, 2008:124)
j. Membandingkan χ2hitungdengan
tabel
2
χ untuk α = 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) = k – 1. Kriteria pengujian normalitas data sebagai berikut.
Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya distribusi data tidak normal dan
Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya data berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas Dua Varians
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians
dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk
menentukan jenis statistik apa yang dipakai dalam analisis data. Uji homogenitas
menggunakan metode belah dua ganjil genap dengan langkah-langkah sebagai
berikut.
Langkah 1. Membagi data menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan
[image:46.612.176.463.560.685.2]kelompok genap.
TABEL 3. 4
DATA HASIL BELAJAR ITEM GANJIL
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19
1
2
TABEL 3. 5
DATA HASIL BELAJAR ITEM GENAP
2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
1
2
dst
Langkah 2. Membuat tabel penolong untuk menghitung varians data.
TABEL 3.6
SKOR DATA HASIL BELAJAR KELOMPOK GANJIL DAN GENAP
R e s p o n d e n
Kelompok nomor ganjil Kelompok nomor genap
Skor no. ganjil (x1)
Beda skor no. ganjil dengan skor rata-rata
(
x1 −x1)
(
)
21 1 x
x − Skor
no. ganjil (x2)
Beda skor no. ganjil dengan skor rata-rata
(
x2 −x2)
(
)
22 2 x x − 1 . . n
∑
∑
x1∑
x2∑
(
−)
2 2 2 x x n x
x1 =
∑
1n x
x2 =
∑
2 [image:47.612.126.519.347.694.2](
)
1 2 1 1 2 1 − − =∑
n x xS
(
)
1 2 2 2 2 2 − − =
∑
n x x SLangkah 3. Mencari nilai F hitung dengan rumus:
Fhitung =
kecil Varianster besar Varianster 2 2 2 1 S S
Fhitung = , jika
2 2 2 1 S
S ≥ (Riduwan, 2008: 120)
2 1 2 2 S S
Fhitung = , jika
2 1 2 2 S
S ≥
Langkah 4. Mencari F tabel untuk α = 0,05, dk = k – 2 (sebagai angka pembilang)
dan dk = n – k (sebagai angka penyebut).
Langkah 5. Membandingkan F hitung dengan F tabel.
Jika F hitung < F tabel, maka data homogen.
Jika F hitung > F tabel, maka data tidak homogen.
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang
diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak. Analisis komparasi bivariant
dilakukan untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian)
yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel. Desain penelitian
menggunakan variabel mandiri yang berada pada sampel yang berbeda. Dalam
penelitian ini uji komparasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer
Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen, analisis komparasi
bivariant yang digunakan adalah uji-t yang menguji hipotesis komparatif dua
sampel independen dengan teknik statistik parametrik. Jika dua rata-rata berasal
dari dua sampel yang jumlahnya berbeda dengan varians data homogen, maka
rumus uji-t yang digunakan adalah Polled Varians.
(
) (
)
⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + ++ − − − = 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 n n n n s n s n n x xt (Sugiyono, 2009:138)
Dimana:
1
x = rata-rata sampel 1
2
x = rata-rata sampel 2
2 1
s = varians sampel 1
2 2
s = varians sampel 2
Langkah-langkah dalam menghitung uji-t (Riduwan, 2008:166) adalah
sebagai berikut.
Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:
Langkah 2. Membuat Ha dan Ho model statistik
Langkah 3. Mencari rata-rata (x) dan varians (s2).
( )
( )
12 2 − − =
∑
n x xS i (Sugiyono, 2009:57)
Langkah 4. Mencari t hitung menggunakan rumus uji-t Polled Varians.
Langkah 5. Menentukan kaidah pengujian:
• dk = n1 + n2 – 2
• mencari harga t tabel pada α = 0,05.
Langkah 6. Membandingkan t tabel dengan t hitung
Kriteria pengujian dua pihak ; jika – ttabel ≤ thitung ≤ + ttabel, maka
Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah 7. Kesimpulan
2. Analisis Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data hasil pengisian angket yang berisi tentang
tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis komputer pada
materi menginstalasi komponen PC.
Dalam penelitian ini angket merupakan instrumen pendukung untuk
memperoleh data pendukung untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap model
pembelajaran berbasis komputer. Angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya
peneliti membatasi alternatif jawaban yang dipilih oleh responden sesuai dengan
isi item angket.
Angket yang digunakan dalam penelitian disusun menurut skala Likert,
tersusun dalam bentuk pernyataan sikap dengan lima pilihan sikap: SS (sangat
setuju), S (setuju), N (netral), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).
Setelah dilakukan penyebaran angket, maka hasil penyebaran angket
tersebut kemudian diolah dan dipresentasekan untuk memperoleh nilai tafsiran.
Berdasarkan Jurusan ADPEN IKIP Bandung dalam Janulis P. Purba dkk
TABEL 3. 7
HUBUNGAN HARGA PROSENTASE DENGAN TAFSIRAN
Harga Prosentase Tafsiran
0%
1 - 25%
26 - 49%
50%
51 - 75%
76 - 99%
100%
Tidak ada
Sebagian kecil
Hampir separuhnya
Separuhnya
Sebagian besar
Hampir seluruhnya
Seluruhnya
J. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus melalui tahap uji
coba, agar dapat diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya
pembeda soal, sehingga instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang
sesungguhnya memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup baik.
Uji coba instrumen penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI program
keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) sebanyak 35 orang responden
diluar sampel penelitian. Jenis instrumen yang digunakan adalah tes objektif
1. Uji Validitas dan Realibilitas
Dalam penelitian ini uji validitas dihitung menggunakan korelasi Product
Moment. Validitas yang diukur adalah validitas butir soal atau validitas item soal.
Perhitungan uji validitas item soal tes, apabila thitung > ttabel dapat disimpulkan item
soal tersebut valid. Pada taraf signifikansi α = 0,05 derajat kebebasan (dk = n - 2),
didapat ttabel = 1,693. Hasil perhitungan pada 60 instrumen tes ternyata 39 tidak
valid yang selanjutnya soal tersebut dibuang. Hasil uji validitas instrumen
[image:52.612.141.501.353.710.2]diperlihatkan pada tabel berikut.
TABEL TABEL 3. 8
HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN
Nomor
Item Soal Nilai t hitung Interpretasi Keterangan
1. ttd Tidak Valid
Instrumen valid jika t hitung > t tabel
t tabel = 1,693
2. 2,62 Valid
3. 0,34 Tidak Valid
4. ttd Tidak Valid
5. 0,05 Tidak Valid
6. 1,78 Valid
7. 2,02 Valid ttd = tidak
terdefinisi
8. 0,64 Tidak Valid
9. 1,28 Tidak Valid
10. -0,37 Tidak Valid
11. 2,19 Valid
12. 0,24 Tidak Valid
13. 0,19 Tidak Valid
14. 2,39 Valid
15. 2,08 Valid
16. 3,57 Valid
17. ttd Tidak Valid
18. 0,18 Tidak Valid
19. -1,04 Tidak Valid
20. -0,09 Tidak Valid
21. ttd Tidak Valid
22. 2,43 Valid
23. 2,65 Valid
25. ttd Tidak Valid
26. -3,83 Tidak Valid
27. 0,24 Tidak Valid
28. 0,64 Tidak Valid
29. -0,18 Tidak Valid
30. 2,36 Valid
31. 0,32 Tidak Valid
32. ttd Tidak Valid
33. -1,74 Tidak Valid
34. -5,98 Tidak Valid
35. 4,77 Valid
36. 0,79 Tidak Valid
37. 0,63 Tidak Valid
38. ttd Tidak Valid
39. 1,29 Tidak Valid
40. 1,75 Valid
41. ttd Tidak Valid
42. 1,98 Valid
43. 3,32 Valid
44. -3,18 Tidak Valid
45. 2,31 Valid
46. 0,44 Tidak Valid
47. 0,56 Tidak Valid
48. 2,95 Valid
49. 4,14 Valid
50. -2,73 Tidak Valid
51. -5,59 Tidak Valid
52. 1,21 Tidak Valid
53. 1,94 Valid
54. -2,67 Tidak Valid
55. 3,17 Valid
56. -3,82 Tidak Valid
57. 2,68 Valid
58. 1,99 Valid
59. -1,87 Tidak Valid
60. ttd Tidak Valid
Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes pada sampel sebanyak 35
siswa dengan taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,344. Reliabilitas yang
diukur merupakan reliabilitas butir soal atau reliabilitas item soal. Perhitungan uji
reliabel. Hasil perhitungan pada 60 instrumen tes ternyata 33 tidak reliabel yang
selanjutnya soal tersebut dibuang. Hasil uji reliabilitas instrumen diperlihatkan
[image:54.612.138.496.223.712.2]pada tabel berikut.
TABEL 3. 9
HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN
Nomor
Item Soal Nilai r 11 Interpretasi Keterangan
1. ttd Tidak Reliabel
Instrumen reliabel jika r 11 > r tabel
r tabel = 0,344
2. 0,59 Reliabel
3. 0,11 Tidak Reliabel
4. ttd Tidak Reliabel
5. 0,01 Tidak Reliabel
6. 0,45 Reliabel
7. 0,49 Reliabel ttd = tidak
terdefinisi
8. 0,19 Tidak Reliabel
9. 0,53 Reliabel
10. -0,13 Tidak Reliabel
11. 0,52 Reliabel
12. 0,08 Tidak Reliabel
13. 0,06 Tidak Reliabel
14. 0,55 Reliabel
15. 0,51 Reliabel
16. 0,69 Reliabel
17. Ttd Tidak Reliabel
18. 0,06 Tidak Reliabel
19. -0,43 Tidak Reliabel
20. -0,03 Tidak Reliabel
21. ttd Tidak Reliabel
22. 0,56 Reliabel
23. 0,59 Reliabel
24. -2,08 Tidak Reliabel
25. 14,98 Reliabel
26. -2,49 Tidak Reliabel
27. 0,08 Tidak Reliabel
28. 0,20 Tidak Reliabel
29. -0,06 Tidak Reliabel
30. 0,55 Reliabel
31. 0,11 Tidak Reliabel
32. 2,74 Reliabel
33. -0,82 Tidak Reliabel
35. 0,78 Reliabel
36. 0,23 Tidak Reliabel
37. 0,19 Tidak Reliabel
38. 8,06 Reliabel
39. 0,36 Reliabel
40. 0,45 Reliabel
41. 8,06 Reliabel
42. 0,49 Reliabel
43. 0,67 Reliabel
44. 1,89 Tidak Reliabel
45. 0,54 Reliabel
46. 0,14 Tidak Reliabel
47. 0,17 Tidak Reliabel
48. 0,63 Reliabel
49. 0,74 Reliabel
50. -1,50 Tidak Reliabel
51. -4,62 Tidak Reliabel
52. 0,34 Tidak Reliabel
53. 0,49 Reliabel
54. -1,46 Ti