• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL :Penelitian Eksperimen Kuasi di SMK Pasundan 2 Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL :Penelitian Eksperimen Kuasi di SMK Pasundan 2 Bandung."

Copied!
61
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR

MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER

DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL

(Penelitian Eksperimen Kuasi di SMK Pasundan 2 Bandung)

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

Oleh :

ETI ROHAETI

070552

SEKOLAH PASCASARJANA

(2)
(3)

i ABSTRAK

Penelitian tentang Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pembelajaran Tradisional (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa SMK Pasundan 2 Bandung). Penelitian ini bertitik tolak dari rumusan masalah, yaitu : “Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran Perakitan PC?”. Hasil belajar yang diukur adalah kawasan kognitif, subranah pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan (application).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran perakitan PC khususnya materi menginstalasi PC.

Penelitian menggunakan metode eksperimen semu (quasi experiment). Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes hasil belajar. Pada data hasil belajar dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas, berdasarkan hasil perhitungan menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, maka hipotesis diuji dengan analisis komparasi bivariant (t-tes independent sample two tails). Uji-t dilakukan untuk hasil belajar prates-prates dan pascates-pascates kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil uji prates-prates menghasilkan t hitung = -1,856 lebih kecil dari t tabel = 1,997, maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran Perakitan PC”. Berdasarkan hasil perhitungan uji-t untuk pascates-pascates, maka kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran perakitan PC. Perbedaan ini diketahui dari hasil uji-t pada data pascates hasil tes kemampuan pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan (application) antara siswa yang melakukan pembelajaran berbasis komputer sebagai kelompok eksperimen dan siswa yang melakukan pembelajaran tradisional sebagai kelompok kontrol. Hasil perhitungan menyatakan t hitung = 3,341 lebih besar dari t tabel = 1,997, berarti terdapat perbedaan hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang melakukan pembelajaran berbasis komputer dengan kelas kontrol yang melakukan pembelajaran tradisional. Berdasarkan persentase angket sebagai instrumen pendukung bahwa hampir seluruh siswa setuju dengan penerapan model pembelajaran berbasis komputer dalam proses pembelajaran.

(4)

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur selalu panjatkan kepada Allah SWT, shalawat dan salam semoga selalu Allah curahkan kepada tauladan umat, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan seluruh sahabatnya, serta kepada kita semua selaku umatnya.

Alhamdulillahirabbil’alamin, berkat petunjuk, kekuatan dan bimbingan

yang semata-mata datang dari Allah, penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pembelajaran Tradisional (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa SMK Pasundan 2 Bandung)”.

Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat menempuh ujian Pascasarjana pada Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia.

(5)

iii

metode penelitian, variabel dan paradigma penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik analisis data, serta hasil uji coba instrumen penelitian, hasil uji instrumen penelitian. Bab IV berisi deskripsi data, analisis data, temuan dan pembahasan hasil penelitian. Terakhir Bab V berisi kesimpulan dan saran.

Sebagai manusia, penulis menyadari tidak mungkin luput dari kesalahan, maka penulis sangat terbuka terhadap segala kritikan dan saran terhadap penyempurnaan tesis ini sehingga keberadaannya dapat memberikan kontribusi positif terhadap seluruh pihak, khususnya penulis sendiri.

Semua kebaikan berpulang hanya kepada Allah yang Maha Sempurna dan semua kesalahan kembali pada penulis.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandung, 15 Juli 2009

(6)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan tesis ini merupakan hasil kerja keras penulis dengan bantuan dari semua pihak, baik itu dukungan moral maupun materiil. Banyak sekali sumbangan pemikiran, bimbingan, saran, dan masukan yang sangat berarti sampai terselesaikannya tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam tesis ini. Puji syukur kepada Allah SWT yang selalu melindungi dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah, kepada orang tua yang tiada hentinya memanjatkan doa, suami dan anak yang selalu memberikan dukungannya.

Penulis juga haturkan terima kasih sedalam-dalamnya serta penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

• Bapak Prof. Dr. Janulis P. Purba, M.Pd., selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

• Bapak Dr. Enjang A. Juanda, M.Pd., MT., selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan memberikan masukan-masukan positif sehingga terselesaikannya tesis ini.

(7)

v

• Bapak Prof. Dr. Sutaryat Trisnamansyah, MA, selaku penguji yang telah memberikan masukan-masukan yang positif demi perbaikan tesis ini.

• Bapak dan Ibu Guru Besar, Staf Dosen dan Asisten Dosen Program Studi Pendidikan Teknologi dan Kejuruan yang telah memberikan ilmu selama masa perkuliahan beserta Staf Administrasi yang telah memberikan bantuannya dari mulai awal perkuliahan.

• Bapak dan Ibu Pejabat Struktural beserta seluruh Staf Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Bidang Mesin dan Teknik Industri (PPPPTK BMTI).

• Bapak Drs. W. Lesmana, selaku Kepala Sekolah SMK Pasundan 2 Bandung yang telah memberikan izin untuk pelaksanaan penelitian.

• Bapak Alif Syahrudin, ST, MM , selaku Guru Mata Pelajaran Perakitan PC di SMK Pasundan 2 Bandung yang telah banyak memberikan bimbingan dan bantuan dengan penuh kesabaran sehingga terselesaikannya tesis ini.

(8)

vi DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i 

KATA PENGANTAR ... ii 

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv 

DAFTAR ISI ... vi 

DAFTAR GAMBAR ... viii 

DAFTAR TABEL ... iix 

BAB I PENDAHULUAN ... 1 

A.  Latar Belakang Masalah ... 1 

B.  Pembatasan Masalah ... 8 

C.  Perumusan Masalah ... 9 

D.  Hipotesis Penelitian ... 9 

E.  Hipotesis Statistik ... 10 

F.  Asumsi ... 10 

G.  Definisi Operasional ... 12 

H.  Tujuan Penelitian ... 14 

I.  Manfaat Penelitian ... 14 

BAB II PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG DIAJAR MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPUTER DENGAN PEMBELAJARAN TRADISIONAL ... 16 

A.  Media dalam Pembelajaran ... 16 

1.  Pengertian Media ... 16 

2.  Manfaat Media ... 17 

3.  Pembelajaran sebagai Proses Komunikasi ... 19 

4.  Kedudukan Media dalam Sistem Pembelajaran ... 19 

5.  Dasar Pertimbangan Pemilihan Media untuk Pembelajaran ... 20 

6.  Kriteria Pemilihan Media ... 22 

B.  Belajar menurut Paham Konstruktivis ... 24 

C.  Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 25 

1.  Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 26 

2.  Modul Multimedia Interaktif (MMI) ... 28 

3.  Keuntungan Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 31 

4.  Kelemahan Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 32 

5.  Tahapan Model Pembelajaran Berbasis Komputer ... 32 

D.  Model Pembelajaran Tradisional ... 33 

1.  Keuntungan Model Pembelajaran Tradisional ... 33 

2.  Kelemahan Model Pembelajaran Tradisional... 34 

3.  Tahapan Model Pembelajaran Tradisional ... 35 

E.  Hasil Belajar ... 37 

F.  Penelitian yang Relevan ... 40 

(9)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 42 

A.  Metode Penelitian ... 42 

B.  Variabel dan Paradigma Penelitian ... 43 

C.  Desain Penelitian... 45 

D.  Populasi dan Sampel ... 47 

E.  Teknik Pengumpulan Data ... 49 

F.  Instrumen Penelitian ... 50 

1.  Tes Hasil Belajar ... 51 

2.  Angket Respons Siswa ... 52 

G.  Tahapan Uji Coba Instrumen ... 53 

1.  Uji Validitas ... 53 

2.  Uji Reliabilitas ... 54 

3.  Uji Tingkat Kesukaran... 55 

4.  Uji Daya Pembeda ... 56 

H.  Pelaksanaan Penelitian ... 57 

I.  Teknik Analisis Data ... 58 

1.  Analisis Data Kuantitatif ... 58 

a.  Uji Normalitas Data ... 58 

b.  Uji Homogenitas Dua Varians ... 61 

c.  Uji Hipotesis ... 63 

2.  Analisis Data Kualitatif ... 65 

J.  Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian ... 66 

1.  Uji Validitas dan Realibilitas ... 67 

2.  Uji Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda ... 71 

K.  Hasil Uji Instrumen Penelitian ... 71 

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 73 

A.  Deskripsi Data ... 73 

1.  Deskripsi Data Prates... 73 

2.  Deskripsi Data Pascates ... 75 

3.  Deskripsi Data Peningkatan (Gain) ... 76 

B.  Analisis Data ... 77 

1.  Analisis Data Kuantitatif ... 77 

a.  Analisis Data Prates ... 77 

b.  Analisis Data Pascates ... 80 

2.  Analisis Data Kualitatif ... 82 

C.  Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian ... 84 

1.  Temuan Penelitian ... 84 

2.  Pembahasan Hasil Penelitian ... 85 

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 92 

A.  Kesimpulan ... 92 

B.  Saran... 93 

DAFTAR PUSTAKA ... 94 

(10)

viii

DAFTAR GAMBAR

Gambar

2. 1 Kerucut Pengalaman E. Dale ... 17 

2. 2 Komponen-komponen Pembelajaran ... 20 

2. 3 Kriteria Pemilihan Media ... 22 

2. 4 Tahapan Model Pembelajaran Tradisional ... 36 

3. 1 Paradigma Penelitian ... 44 

3. 2 Desain Penelitian ... 45 

4.1 Histogram Data Prates Berdasarkan Kelas ... 75 

4.2 Histogram Data Pascates Berdasarkan Kelas ... 76 

4.3 Kurva uji-t prates-prates ... 86 

(11)

ix

DAFTAR TABEL

Tabel

2. 1 Tahapan Model Pembelejaran Berbasis Komputer ... 33

3. 1 Distribusi Frekuensi Variabel ... 59 

3. 2 Nilai Z ... 60 

3. 3 Tabel Frekuensi yang Diharapkan dari Hasil Pengamatan ... 60 

3. 4 Data Hasil Belajar Item Ganjil ... 61 

3. 5 Data Hail Belajar Item Genap ... 62 

3. 6 Skor Data Hasil Belajar Kelompok Ganjil dan Genap... 62 

3. 7 Hubungan Harga Prosentase dengan Tafsiran ... 66 

4. 1 Deskripsi Data Prates Berdasarkan Kelas ... 74 

4. 2 Deskripsi Data Pascates Berdasarkan Kelas ... 75 

4. 3 Deskripsi Data Peningkatan (Gain) Berdasarkan Kelas... 77 

4. 4 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Prates ... 78 

4. 5 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Prates ... 78 

4. 6 Uji-T Prates – Prates ... 80 

4. 7 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Pascates ... 80 

4. 8 Hasil Uji Homogenitas Varians Data Pascates ... 81 

4. 9 Uji-T Pascates – Pascates ... 82 

(12)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berdasarkan perhitungan data statistik Badan Pusat Statistik (BPS) bahwa

persentase tingkat pengangguran terbuka (TPT) menurut pendidikan untuk tingkat

pendidikan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) masih tertinggi, yakni sebesar

17,26 persen, disusul tamatan SMA 14,31 persen, universitas 12,59 persen, serta

Diploma I/II/III 11,21 persen. Pengangguran terkecil diperoleh dari tamatan SD

ke bawah 4,57 persen dan SMP 9,39 persen. Kualitas lulusan menjadi salah satu

faktor yang mempengaruhi tingginya angka TPT. Oleh karena itu kualitas lulusan

SMK harus lebih ditingkatkan, diantaranya melalui peningkatan pelaksanaan

proses belajar mengajar yang dilakukan di sekolah.

Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam

keseluruhan upaya pendidikan, karena melalui proses itulah tujuan pendidikan

akan dicapai dalam bentuk perubahan perilaku siswa. Dalam Undang-Undang

Sistem Pendidikan Nasional No. 20 pasal 3 Tahun 2003, dinyatakan bahwa:

Pendidikan Nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Oleh karena itu saat ini Sekolah Menengah Kejuruan banyak melakukan

inovasi-inovasi dalam pendidikan. Hal tersebut seiring dengan tujuan dari SMK

yaitu meningkatkan kecerdasan pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta

(13)

dengan kejuruannya. Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) merupakan salah satu

program keahlian yang dikembangkan di SMK saat ini. Perakitan personal

computer (PC) merupakan mata pelajaran yang diberikan pada program TKJ.

Salah satu standar kompetensinya adalah menginstalasi PC dengan kompetensi

dasar menginstalasi komponen PC. Dengan materi ini diharapkan siswa memiliki

keterampilan dalam merakit PC sesuai dengan prosedur, cara/metode dan

peralatan yang sudah ditentukan.

Materi ini mengajak siswa untuk mengenal komponen-komponen PC,

memahami fungsi-fungsi dari setiap komponen, serta mampu mengaplikasikannya

pada saat merakit komputer. Materi ini tidak bisa disampaikan hanya

menggunakan metode ceramah, karena membutuhkan pengalaman belajar yang

lebih konkret sehingga tidak menimbulkan verbalisme. Media dalam bentuk

benda asli sangat mendukung daya ingat siswa dalam mengenal

komponen-komponen PC juga dalam mengaplikasikannya. Namun dalam pelaksanaannya,

ketersediaan alat dan bahan tidak selamanya terpenuhi. Selain itu, pembelajaran

ini memerlukan latihan yang seyogyanya dilakukan terus menerus agar menjadi

terampil, namun karena keterbatasan waktu hal ini sulit untuk dilaksanakan.

Metode demonstrasi sebagai salah satu metode yang digunakan menjadi kurang

efisien manakala ditunjukkan dalam ruangan yang cukup besar sehingga tidak

semua siswa bisa mengikuti dengan jelas.

Oleh karena itu, dalam proses pembelajaran guru perlu menentukan model

pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan bisa mencapai tujuan

(14)

yaitu suatu proses kegiatan untuk menciptakan atau mengatur suasana lingkungan

sehingga mampu merangsang siswa untuk belajar. Bruce Joyce dan Marsha Weil

dalam Sri Anitah Wiryawan dan Noorhadi (1999) mengemukakan pengertian

model mengajar “A model of teaching is a plan or pattern that can be used to

shape curriculums (long terms course of studies) to design instructional materials,

and to guide instruction in the classroom and other setting”.

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam bidang

pendidikan dapat dimanfaatkan dalam proses pendidikan untuk meningkatkan

efektifitas, efisiensi, dan kualitas hasil pembelajaran. Komputer merupakan

perangkat utama teknologi informasi yang digunakan sebagai alat untuk

menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

kepada siswa. Selain itu komputer dapat digunakan sebagai media yang

memungkinkan anak untuk belajar secara mandiri dalam memahami suatu konsep,

karena komputer mempunyai kemampuan mengkombinasikan teks, suara, warna,

gerak, dan video, serta memuat suatu kepintaran yang sanggup menyajikan

interaktif.

Dewasa ini berkembang berbagai model pembelajaran inovatif, salah

satunya adalah model pembelajaran berbasis komputer. Model pembelajaran

berbasis komputer menurut Hick dan Hyde dalam Made Wena (2009:203) adalah

“A teaching process directly involving a computer in the presentation of

instructional materials in an interactive mode to provide and control the

individualized learning environment for each individual student”. Model

(15)

memanfaatkan komputer sebagai sarana interaktif (salah satu bentuk pembelajaran

terprogram) yang dilandasi hukum akibat (law of effect). Dalam hukum akibat

asumsi utama yang diyakini ialah: tingkah laku yang diikuti dengan rasa senang

besar kemungkinannya untuk dilakukan atau diulang dibandingkan tingkah laku

yang tidak disenangi. Berdasarkan Hukum Akibat ini muncullah teori S-R yang

meliputi (Stimulus, Response dan Reinformance). Pembelajaran dengan teori ini

dilakukan dengan cara siswa diberi pertanyaan sebagai stimulus, kemudian ia

memberikan jawaban dari pertanyaan yang diberikan. Selanjutnya oleh komputer

respons siswa ditanggapi dan jika jawabannya benar komputer memberikan

penguatan. Jika salah komputer memberikan pertanyaan lain yang memuat

dorongan untuk memperbaiki jawaban siswa.

Sejumlah penelitian yang menggambarkan penerapan pembelajaran

berbasis komputer dengan menggunakan modul multimedia interaktif dan hasil

belajar yang dicapai oleh siswa telah dilakukan, diantaranya:

1. Boedi Rahardjo, Pranoto, Wena dalam Made Wena (2009:210) melakukan

penelitian yang berkaitan dengan model pembelajaran berbasis komputer, dan

menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar Teknologi Perkerasaan

Jalan antara siswa yang belajar dengan menggunakan pembelajaran berbasis

komputer dan yang belajar dengan pembelajaran konvensional.

2. Joko Setiono dan Fauziah Shanti dalam Made Wena (2009:211) melakukan

penelitian sehubungan dengan model pembelajaran berbasis komputer dan

(16)

Hukum antara siswa yang menggunakan pembelajaran berbasis komputer dan

siswa yang melakukan pembelajaran konvensional.

3. Homsyer dalam Rudi Susilana dan Cepi Riyana (2008:125) melakukan

penelitian sehubungan dengan pembelajaran berbasis komputer dan hasilnya

menunjukkan bahwa terjadi penghematan waktu yang signifikan siswa yang

menggunakan program komputer dapat menyelesaikan pelajaran rata-rata

13,75 jam sedangkan kelompok yang menggunakan tatap muka memerlukan

waktu 24 jam.

4. Suppes dan Morning Star dalam Asep Herry Hernawan dkk. mengungkapkan

bahwa dalam salah satu studi, suatu sampel besar yang terdiri dari kelas 1

sampai 6 di Missisippi diberikan latihan berhitung selama 10 menit dengan

menggunakan terminal komputer. Hasilnya, 7 dari 7 perbandingan yang dibuat

menunjukkan kelompok eksperimental (yang menggunakan program

pembelajaran berbasis komputer) memperoleh hasil yang lebih baik dari

kelompok yang tidak memakai komputer.

5. Efek pembelajaran berbasis komputer bagi para siswa dalam mempelajari

bahasa Rusia (Asep Herry Hernawan dkk.). Kelompok eksperimental dengan

menggunakan pembelajaran berbasis komputer mempelajari bahasa asing

dalam waktu yang sama (lima jam seminggu) dengan kelompok siswa yang

belajar melalui bicara dan tulisan. Kedua kelompok ini sama-sama memakai

laboratorium bahasa dan ditugasi membuat pekerjaan rumah. Hasilnya

membuktikan bahwa siswa kelompok eksperimen sebanyak 73%

(17)

non eksperimen, hanya 32 % yang bertahan hingga pelajaran selesai. Rata-rata

kesalahan yang dilakukan oleh kelompok eksperimen dalam ujian catur wulan

lebih sedikit secara signifikan untuk tiap satu dari tiga ujian yang ditempuh.

Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran berbasis komputer

diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam menguasai materi menginstalasi PC,

tanpa dibatasi oleh ketersediaan alat dan bahan maupun keterbatasan waktu dan

tempat praktikum di sekolah. Pembelajaran berbasis komputer membantu siswa

dalam melakukan latihan sehingga termotivasi untuk lebih meningkatkan

kreativitas dan keterampilannya. Dengan demikian tujuan instruksional bisa

tercapai.

Model penyampaian materi pembelajaran berbasis komputer dalam proses

mengajar dapat berbentuk drill, tutorial, simulasi, dan games. Dalam penelitian ini

peneliti mempergunakan penyampaian materi model tutorial. Pembelajaran

berbasis komputer model tutorial bertujuan untuk memberikan pemahaman secara

tuntas (mastery learning) kepada siswa mengenai materi pelajaran yang dipelajari,

ditambah dengan latihan yang disertai umpan balik.

Berdasarkan data hasil belajar nilai uji kompetensi mata pelajaran

perakitan komputer semester ganjil tahun ajaran 2007/2008 di SMK Pasundan 2

(18)

TABEL 1. 1 NILAI UJI KOMPETENSI MATA PELAJARAN PERAKITAN PC

KELAS X SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2007/2008

No Nilai Keterangan Frekuensi Persentase (%)

1 9,00 – 10,00 Amat baik 0 0%

2 8,00 – 8,99 Baik 13 35,14%

3 7,00 – 7,99 Cukup 18 48,65%

4 < 7,00 Gagal 6 16,21%

Jumlah 37 100%

(Sumber : Dokumen Guru Mata Pelajaran Perakitan PC)

Data di atas menggambarkan bahwa nilai kompetensi perakitan PC

mempunyai standar kelulusan minimal 7,00. Dari data tersebut terlihat bahwa

siswa yang tergolong gagal 6 orang atau 16,21%, siswa yang tergolong cukup 18

orang atau 48,65%, siswa yang tergolong baik 13 orang atau 35,14%.

Beranjak dari persentase tingkat pengangguran terbuka Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang menduduki peringkat tertinggi, juga berdasarkan data hasil

belajar nilai uji kompetensi mata pelajaran perakitan komputer semester ganjil

tahun ajaran 2007/2008, maka masih harus dilakukan perbaikan dalam proses

belajar mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga tujuan

pembelajaran bisa dicapai lebih optimal.

Peningkatan kualitas proses pembelajaran di sekolah merupakan salah satu

cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, proses pembelajaran

seringkali terbentur dengan beberapa kendala dalam pelaksanaannya, terutama

untuk pembelajaran yang membutuhkan praktikum. Diantaranya adalah

keterbatasan alat dan bahan, maupun waktu yang disediakan. Hal tersebut

mendorong peneliti untuk menerapkan model pembelajaran berbasis komputer

(19)

proses pembelajaran sehingga dapat mencapai hasil belajar yang sudah

diprogramkan. Selain itu juga didorong oleh beberapa hasil penelitian mengenai

keefektifan model pembelajaran berbasis komputer dalam beberapa mata

pelajaran.

Berdasarkan kondisi tersebut di atas, peneliti melaksanakan penelitian

dengan judul “Perbandingan Hasil Belajar Siswa yang Diajar melalui

Pembelajaran Berbasis Komputer dengan Pembelajaran Tradisional pada Mata

Pelajaran Perakitan PC” (Studi Eksperimen Kuasi pada Siswa SMK Pasundan 2

Bandung Kelas X Semester I).

B. Pembatasan Masalah

Dalam upaya memperjelas dan mempermudah penelitian maka dari

permasalahan umum tersebut diatas peneliti membatasi masalah pada hal sebagai

berikut:

1. Siswa sebagai objek penelitian. Lebih khusus dibatasi pada siswa kelas X

Sekolah Menengah Kejuruan Pasundan 2 Bandung.

2. Materi mata pelajaran Perakitan PC yang diberikan kepada siswa dibatasi

pada standar kompetensi Menginstalasi PC dengan kompetensi dasar

Menginstalasi Komponen PC.

3. Pembelajaran berbasis komputer yang dilaksanakan selama penelitian

menggunakan modul multimedia interaktif model tutorial.

4. Pembelajaran tradisional yang dilaksanakan menggunakan modul dalam

(20)

5. Hasil belajar yang diukur adalah kawasan kognitif, subtaksonomi

pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan

(application) yang diukur dengan prates dan pascates dalam bentuk tes

objektif.

6. Pembagian kelompok dilakukan berdasarkan nilai prates.

C. Perumusan Masalah

Permasalahan umum dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan PC dengan

menggunakan model pembelajaran tradisional?

2. Bagaimana hasil belajar siswa pada mata pelajaran perakitan PC dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis komputer?

3. Apakah terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa antara kelas yang

diajar menggunakan model pembelajaran tradisional dengan model

pembelajaran berbasis komputer?

4. Sejauh mana tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran

berbasis komputer?

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang

diajukan (Riduwan, 2008:9). Hipotesis penelitian dari penelitian ini adalah

(21)

1. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar melalui model

pembelajaran tradisional.

2. Terdapat peningkatan hasil belajar siswa yang diajar melalui model

pembelajaran berbasis komputer.

3. Terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui model

pembelajaran berbasis komputer dengan model pembelajaran tradisional pada

mata pelajaran Perakitan PC.

4. Sebagian besar siswa memberikan tanggapan yang positif terhadap penerapan

model pembelajaran berbasis komputer.

E. Hipotesis Statistik

Hipotesis statistik merupakan jenis hipotesis yang dirumuskan dalam

bentuk notasi statistik. Hipotesis ini dirumuskan berdasarkan pengamatan peneliti

terhadap populasi dalam bentuk angka-angka (kuantitatif) (Jonathan Sarwono,

2006:39).

Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah:

Ho : µpbk = µtradisional

Ha : µpbk≠ µtradisional

F. Asumsi

Riduwan (2008:194) menyatakan bahwa asumsi atau anggapan dasar

(22)

peneliti. Anggapan dasar merupakan titik tolak yang digunakan oleh peneliti

dalam penelitiannya. Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran sangat mempengaruhi siswa dalam mencapai hasil

belajar.

2. Masing-masing model pembelajaran mempunyai kekurangan dan kelebihan.

3. Model pembelajaran berbasis komputer dalam mata pelajaran perakitan PC

memanfaatkan modul multimedia interaktif yang membuat siswa mendapat

kesempatan untuk melakukan penemuan dan penyelidikan, serta

mengembangkan kemampuan berfikir logis dibawah bimbingan guru.

Lgnazio dalam Munir (2008:232) menyatakan “Peserta didik dapat

mempelajari ilmu yang dikemas di dalam suatu program multimedia sesuai

dengan minat, kesukaan, bakat, keperluan, pengetahuan, dan emosinya”.

4. Model pembelajaran berbasis komputer dalam materi menginstalasi

komponen PC menggunakan media yang dapat membantu visualisasi siswa

sehingga membuat proses pembelajaran menjadi lebih mudah dan berkesan.

Hal tersebut akan meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran, sehingga hasil belajar akan tercapai. Hal ini seiring dengan

pernyataan Schade dalam Munir (2008:232) bahwa “Multimedia improves

sensory stimulation, particularly due to the inclusion of interactivity”.

5. Penelitian dilakukan terhadap dua kelas sebagai sampel, yaitu satu kelas

eksperimen yang diberi perlakuan (treatment), dan satu kelas kontrol yang

tidak diberi perlakuan (treatment) dimana tidak ada perbedaan tahap

(23)

6. Materi menginstalasi komponen PC yang diberikan pada kedua kelompok

penelitian memiliki tingkat kesulitan yang sama.

G. Definisi Operasional

Young dalam Jonathan Sarwono (2006:67) mengemukakan bahwa:

Definisi operasional adalah suatu definisi yang didasarkan pada karakteristik yang dapat diobservasi dari apa yang sedang didefinisikan atau mengubah konsep-konsep yang berupa konstruk dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang dapat diamati dan yang dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain.

Definisi operasional digunakan untuk menghindari salah penafsiran

terhadap istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional

dari penelitian sebagai berikut.

1. Model pembelajaran berbasis komputer

Model pembelajaran berbasis komputer menurut Hick dan Hyde dalam

Made Wena (2009) adalah “A teaching process directly involving a computer in

the presentation of instructional materials in an interactive mode to provide and

control the individualized learning environment for each individual student”.

2. Modul Multimedia Interaktif

Modul merupakan jenis kesatuan kegiatan belajar yang terencana,

dirancang untuk membantu para siswa secara individual dalam mencapai

tujuan-tujuan belajarnya (Nana Sudjana & Ahmad Riva’i, 2007:132). Haffost dalam

(Munir, 2008:233) mendefinisikan multimedia sebagai suatu sistem komputer

yang terdiri dari hardware, dan software yang memberikan kemudahan untuk

(24)

dan data yang dikendalikan dengan program komputer. Romiszowski (Munir,

2008:235) melihat proses interaktif sebagai hubungan dua jalur antara pengajar

dengan peserta didik.

Modul multimedia interaktif merupakan alat atau sarana pembelajaran

yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang

dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi /sub

kompetensi mata pelajaran yang diharapkan sesuai dengan tingkat

kompleksitasnya (Rudi Susilana dan Cepi Riyana, 2007:125).

3. Pembelajaran Tradisional

Pembelajaran tradisional merupakan proses pembelajaran yang dalam

pelaksanaannya guru mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa, sedangkan

siswa lebih banyak sebagai penerima.

4. Hasil Belajar

Menurut Degeng dalam Made Wena (2009:6) bahwa hasil belajar adalah

semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari penggunaan

strategi pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. Hasil belajar merupakan

perubahan tingkah laku siswa yang diperoleh setelah mengikuti proses

pembelajaran. Pengukuran hasil belajar akan memberikan informasi tentang

proses pengajaran, sebab pengukuran hasil belajar merupakan proses pengamatan

untuk mengetahui berapa banyak atau sejauh mana kegiatan belajar telah berhasil

sehingga dapat diketahui kedudukan siswa telah mencapai tujuan instruksional

(25)

H. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah memberikan pernyataan mengenai ruang lingkup

dan kegiatan yang akan dilakukan berdasarkan masalah yang telah dirumuskan.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya perbedaan

rata-rata hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer

dengan pembelajaran tradisional pada mata pelajaran perakitan PC khususnya

materi menginstalasi komponen PC.

Sesuai dengan rumusan masalah yang telah dikemukakan, maka secara

khusus penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

tradisional pada mata pelajaran perakitan PC.

2. Mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

berbasis komputer pada mata pelajaran perakitan PC.

3. Mengetahui adanya perbedaan hasil belajar antara model pembelajaran

berbasis komputer dengan model pembelajaran tradisional siswa kelas X

program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Pasundan 2

Bandung.

4. Mengetahui bagaimana tanggapan siswa mengenai penerapan model

pembelajaran berbasis komputer pada materi menginstalasi komponen PC.

I. Manfaat Penelitian

Secara akademis hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan

(26)

yang melaksanakan pembelajaran berbasis komputer dengan kelas pembelajaran

tradisional.

Kegunaan penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh:

1. Sekolah, penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran dan

masukan dalam menerapkan inovasi model pembelajaran guna meningkatkan

mutu pendidikan.

2. Guru, diharapkan menjadi tambahan wawasan bagi guru sehingga model

pembelajaran berbasis komputer menjadi salah satu alternatif model

pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Selain itu,

penelitian ini diharapkan dapat membantu guru menggali kreativitasnya

dalam melakukan pengembangan media pendidikan sehingga media tersebut

menjadi sarana komunikasi yang tepat untuk menyampaikan pesan dalam

mencapai hasil belajar yang diharapkan.

3. Siswa, diharapkan dapat meningkatkan kualitas kegiatan belajar mengajar

sehingga siswa termotivasi untuk menggali potensi dan kemampuan yang

dimilikinya secara optimal untuk mencapai hasil belajar yang diharapkan.

4. Peneliti, dalam penelitian ini diharapkan dapat memperoleh informasi tentang

hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis

(27)

42 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya merupakan suatu pencarian (inquiry),

menghimpun data, mengadakan pengukuran, analisis, sintesis, membandingkan,

mencari hubungan, menafsirkan hal-hal yang yang bersifat teka-teki. Penelitian ini

berdasarkan pendekatan kuantitatif yang didasari oleh filsafat positivisme yang

menekankan fenomena-fenomena objektif dan dikaji secara kuantitatif.

Maksimalisasi objektivitas desain penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

angka-angka, pengolahan statistik, struktur, dan percobaan terkontrol.

Metode penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan

penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis

dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi. Penelitian ini menggunakan

metode eksperimen semu (quasi experiment). Nana Syaodih (2008:59)

menyatakan bahwa “metode eksperimen semu pada dasarnya sama dengan

eksperimen murini, bedanya adalah dalam pengontrolan variabel”.

Eksperimen semu merupakan salah satu metode dari penelitian eksperimen

yang melakukan pengontrolan variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan

atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil. Pengontrolan variabel hanya

dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling

dominan. Eksperimen kuasi bisa digunakan minimal kalau dapat mengontrol satu

(28)

karakteristik, kalau bisa random lebih baik. Dalam penelitian ini tidak melakukan

random assignment, melainkan menggunakan kelompok yang sudah terbentuk

(intact group).

B. Variabel dan Paradigma Penelitian

Berdasarkan anggapan dasar dan hipotesis, maka dapat ditentukan variabel

dan paradigma penelitian, sehingga memudahkan untuk menentukan jenis dan

sumber data yang digunakan.

Brown dalam Jonathan Sarwono (2006:53) mendefinisikan variabel

sebagai “something that may vary or differ”. Variabel ialah sesuatu yang berbeda

atau bervariasi. Sedangkan Davis dalam Jonathan Sarwono (2006:53) menyatakan

bahwa variabel “is simply or a concept that can assume any one of a set of

values”. Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:3).

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas (X) dan variabel

terikat (Y). Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel stimulus

atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel terikat adalah

(dependent variabel) adalah variabel yang memberikan reaksi / respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas.

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menetapkan:

1. Variabel bebas (X) : Model pembelajaran yang diterapkan.

(29)

X2 : Model Pembelajaran Tradisional.

2. Variabel terikat (Y) : Hasil belajar siswa pada ranah kognitif yang ditekankan

pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan dalam mata pelajaran

Perakitan PC di SMK Pasundan 2 Bandung.

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan (Sugiyono, 2009:8).

Berdasarkan hal ini, maka bentuk paradigma penelitian yang dikembangkan

oleh peneliti sebagai berikut.

Gambar 3. 1

Paradigma Penelitian

Penelitian dilakukan pada dua kelompok siswa, yaitu kelompok

eksperimen yang mengikuti model pembelajaran berbasis komputer menggunakan

modul multimedia interaktif model tutorial dan kelompok kontrol yang

menggunakan model pembelajaran tradisional dengan memanfaatkan modul

non-multimedia interaktif (berbentuk hardcopy). Penelitian ini dimaksudkan untuk

mengetahui perbedaab hasil belajar antara dua model tersebut. Maka untuk Kelompok I

(Eksperimen)

Kelompok II (Kontrol)

Model Pembelajaran

Berbasis Komputer (X1)

Model Pembelajaran

Tradisional (X2)

Dibandingkan Hasil

Penelitian Hasil Belajar

(Y)

(30)

mengetahui hal tersebut dilakukan perbandingan pada akhir pembelajaran. Setelah

hal tersebut dilakukan, maka hasil perbandingan merupakan hasil dari penelitian

yang dilakukan.

C. Desain Penelitian

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian (research design)

tertentu. Rancangan ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang

harus ditempuh, waktu penelitian, sumber data dan kondisi seperti apa data

dikumpulkan, dan dengan cara bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.

Tujuan rancangan penelitian adalah melalui penggunaan metode penelitian yang

tepat, dirancang kegiatan yang dapat memberikan jawaban yang teliti terhadap

pertanyaan-pertanyaan penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah desain prates (pretest) - pascates (posttest) menggunakan kelompok kontrol

tanpa penugasan random, karena bila dilakukan penugasan random akan merusak

kealamiahan situasi kelompok, sedangkan kealamiahan kelompok sangat penting

dalam proses manipulasi variabel. Maka pengelompokkan subjek penelitian

berdasarkan kelompok yang telah ada. Berdasarkan Nana Syaodih Sukmadinata

(2008:207) desain penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.

Kelompok Prates Perlakuan Pascates

Eksperimen O X O

[image:30.612.200.476.601.667.2]

Kontrol O O

Gambar 3. 2

(31)

Subjek penelitian diambil dalam kelompok kelas tanpa melakukan

penugasan random karena peneliti tidak mungkin mengubah kelas yang telah ada

sebelumnya, sehingga peneliti dapat menentukan subjek penelitian yang mana

saja yang masuk ke dalam kelompok-kelompok dalam penelitian. Kegiatan yang

pertama kali dilakukan adalah menentukan kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dari sejumlah kelompok yang ada. Kemudian masing-masing kelompok

diberikan prates untuk mengetahui kemampuan awal siswa, lalu menghitung hasil

prates masing-masing kelompok tersebut. Setelah dihitung dilakukan uji

normalitas dan homogenitas, kemudian peneliti melakukan uji dua buah rata-rata

nilai prates kedua kelompok tersebut.

Uji dua buah rata-rata nilai prates dari kelompok eksperimen dan prates

dari kelompok kontrol digunakan untuk mengetahui perbedaan dari kedua

kelompok yang akan dibandingkan, sehingga kedua kelompok tersebut memang

layak untuk dijadikan sebagai kelompok penelitian.

Selanjutnya diberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen berupa

model pembelajaran berbasis komputer model tutorial, sedangkan pada kelompok

kontrol digunakan model pembelajaran tradisional (tidak diberi perlakuan).

Setelah selesai perlakuan, masing-masing kelompok yaitu kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol diberikan pascates untuk mengetahui hasil

belajar siswa, kemudian peneliti menghitung hasil pascates masing-masing

kelompok tersebut. Pada data hasil belajar dari pascates dilakukan uji normalitas

dan homogenitas, setelah itu dilakukan uji dua buah rata-rata dari hasil pascates

(32)

Melalui uji dua buah rata-rata pascates kelompok eksperimen dan pascates

kelompok kontrol dapat diketahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar siswa yang

mengikuti pembelajaran berbasis komputer dengan siswa yang mengikuti

pembelajaran tradisional.

D. Populasi dan Sampel

Riduwan (2008:54) menyimpulkan dari beberapa pendapat bahwa

“Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan

memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.” Dalam

melaksanakan penelitian adakalanya peneliti tidak melakukan pengumpulan data

secara populasi, tetapi mengambil sebagian dari populasi yang dianggap mewakili

populasi (representatif). Hal ini berdasarkan pertimbangan yang logis, seperti

kepraktisan, keterbatasan biaya, waktu, dan tenaga. Dengan meneliti secara

sampel diharapkan hasil yang telah diperoleh akan memberikan kesimpulan dan

gambaran yang sesuai dengan karakteristik populasi. Jadi, kesimpulan dari

penelitian sampel dapat digeneralisasikan terhadap populasi.

Sesuai dengan lingkup penelitian, populasi atau wilayah data yang menjadi

subyek penelitian ini adalah siswa kelas sepuluh Program Keahlian Teknik

Komputer dan Jaringan yang mengikuti mata pelajaran Perakitan PC di SMK

Pasundan 2 Bandung tahun ajaran 2008/2009.

Arikunto sebagaimana dikutip oleh Riduwan (2008:56) mengatakan

“Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).

(33)

data dan dapat mewakili seluruh populasi.” Roscoe dalam Sugiyono (2009:74)

memberikan saran untuk ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara

30 sampai dengan 500. Keuntungan menggunakan sampel antara lain:

1. Memudahkan peneliti untuk jumlah sampel lebih sedikit dibandingkan

dengan menggunakan populasi dan apabila populasinya terlalu besar

dikhawatirkan akan terlewati.

2. Penelitian lebih efisien (dalam arti penghematan uang, waktu, dan tenaga)

3. Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data, artinya jika subjeknya

banyak dikhawatirkan adanya bahaya bias dari orang yang mengumpulkan

data, karena sering dialami oleh staf bagian pengumpul data mengalami

kelelahan sehingga pencatatan data tidak akurat.

4. Penelitian lebih efektif, jika penelitian bersifat destruktif (merusak) yang

menggunakan spesemen akan hemat dan bisa dijangkau tanpa merusak semua

bahan yang ada serta bisa digunakan untuk menjaring populasi yang

jumlahnya banyak. Sedangkan besar kecilnya sampel yang diambil akan

dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: besar biaya yang tersedia,

tenaga (orang) yang ada, waktu dan kesempatan peneliti, serta peralatan yang

digunakan dalam pengambilan sampel.

Nasution dalam Riduwan (2008:57) menyatakan bahwa, “Mutu penelitian

tidak selalu ditentukan oleh besar sampel, akan tetapi oleh kokohnya dasar-dasar

teorinya, oleh desain penelitiannya, serta mutu pelaksanaan dan pengolahannya.”

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara cluster

(34)

cara mengambil kelompok-kelompok yang sudah ada, jadi bukan pengambilan

sampel dari anggota populasi secara individu tetapi dalam bentuk kelas. Dengan

demikian, analisis sampel ini bukan individu, tetapi kelompok, yaitu berupa kelas

yang terdiri dari beberapa individu. Apabila pengambilan sampel dilakukan

secara individu dikhawatirkan situasi kelompok sampel menjadi tidak alami.

Dari beberapa kelas yang ada, peneliti mengambil dua kelas sebagai

sampel. Satu kelas dipergunakan sebagai kelompok eksperimen (kelompok yang

melakukan pembelajaran berbasis komputer dengan modul multimedia interaktif

model tutorial) dan satu kelas lagi dipergunakan sebagai kelompok kontrol

(kelompok yang melakukan model pembelajaran tradisional). Penentuan kelas

dilakukan berdasarkan data dari guru mata pelajaran. Sampel dalam penelitian ini

sebanyak 71 orang yang terbagi dalam dua kelas, yaitu XD sebanyak 36 orang

yang diperlakukan sebagai kelompok eksperimen dengan model pembelajaran

berbasis komputer. Sedangkan kelas XE sebanyak 35 orang yang diperlakukan

sebagai kelompok kontrol belajar dengan menggunakan model pembelajaran

tradisional.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data harus benar-benar

tepat, sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel. Pengumpulan

(35)

dokumentasi dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini sebagai berikut.

1. Teknik dokumentasi, ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat

penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan

kegiatan, data yang relevan dengan penelitian.

2. Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui sejumlah soal mengenai materi

yang telah dipelajari oleh siswa dan disampaikan kepada siswa selaku

responden secara tertulis.

3. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang

bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan

pengguna.

4. Wawancara bebas, yaitu cara pengumpulan data yang digunakan untuk

memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara bebas

menggunakan tujaun penelitian sebagai pedoman.

5. Observasi non-sistematis, yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan tanpa

menggunakan instrumen pengamatan.

F. Instrumen Penelitian

Suharsimi (2006:160) mendefinisikan instrumen penelitian sebagai

berikut.

(36)

1. Tes Hasil Belajar

Penelitian ini bermaksud membandingkan hasil belajar siswa yang

mengikuti model pembelajaran berbasis komputer dengan model pembelajaran

tradisional, untuk itu diperlukan alat pengumpul data yang bersifat mengukur

yaitu berupa tes. Penelitian menggunakan instrumen standar atau telah

distandardisasikan, dan menghasilkan data hasil pengukuran yang berbentuk

angka-angka.

Instrumen primer yang digunakan dalam penelitian berupa tes objektif

berbentuk pilihan ganda dengan empat alternatif jawaban. Item-item soal yang

dipakai dalam pengumpulan data hasil belajar ini diambil dari mata pelajaran

perakitan PC dengan kompetensi dasar Menginstalasi Komponen PC. Soal

diberikan pada saat prates dan pascates. Prates diberikan dengan tujuan untuk

mengetahui kemampuan awal kedua kelompok penelitian, sedangkan pascates

diberikan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa pada

kedua kelompok penelitian.

Alat pengumpul data yang digunakan harus valid sehingga dapat

diandalkan untuk mengungkap data penelitian. Bagi instrumen yang belum ada di

persediaan di Lembaga Pengukuran dan Penilaian, maka peneliti harus menyusun

sendiri, mulai dari merencanakan, menyusun, mengadakan uji coba, merevisi. Jika

sesudah diujicobakan ternyata instrumen belum baik, maka perlu diadakan revisi

sampai benar-benar diperoleh instrumen yang baik. Oleh karena itu instrumen tes

(37)

• Menyusun kisi-kisi instrumen tes yang didalamnya mengarah kepada

pencapaian tujuan instruksional untuk ranah kognitif pengetahuan

(knowledge), pemahaman (comprehension), dan penerapan (application).

• Berdasarkan kisi-kisi tersebut disusun pertanyaan atau butir-butir soal

terlampir.

• Butir-butir pertanyaan yang dibuat dikonsultasikan dengan guru mata

pelajaran dan ketua jurusan teknik komputer dan jaringan.

• Mengadakan uji coba instrumen tes terhadap siswa di luar sampel penelitian

untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda serta tingkat kesukaran

instrumen. Uji coba instrumen dilakukan agar instrumen penelitian yang

dipergunakan teruji kesahihannya dan keajegannya, sehingga data yang

diperoleh pada penelitian dapat dipercaya.

• Melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya

pembeda.

2. Angket Respons Siswa

Angket merupakan instrumen pendukung dalam penelitian, diberikan

untuk mengetahui bagaimana tanggapan atau respon siswa terhadap penerapan

model pembelajaran berbasis komputer dalam kegiatan pembelajaran Perakitan

(38)

G. Tahapan Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas

Sehubungan dengan pengujian validitas instrumen Arikunto (2006:168)

menjelaskan bahwa ‘validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen’. Dengan demikian valid berarti

mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Oleh karena itu pengujian

validitas dilakukan untuk mengetahui apakah tes yang digunakan dapat mengukur

apa yang hendak dan seharusnya diukur.

Keseluruhan soal yang diujicobakan pada setiap butir soalnya dihitung

validitas itemnya. Hal ini berguna untuk menyeleksi soal mana saja yang

memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam penelitian. Sebuah item memiliki

validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total.

Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui

validitas item digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh

Pearson berikut ini.

( )( )

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

− − = Y Y N X X N Y X XY N

rXY (Suharsimi, 2008:72)

Dimana:

rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan. ΣX = jumlah skor item

ΣY = jumlah skor total (seluruh item) N = jumlah responden.

Skor yang diberikan untuk tiap soal yang dibuat dalam bentuk objektif

(39)

total merupakan jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal

tersebut. Setelah diketahui koefisien korelasi (r), kemudian dilanjutkan dengan

taraf signifikansi korelasi dengan menggunakan rumus distribusi thitung , yaitu:

2

1 2

r n r thitung

− −

= (Riduwan, 2008:98)

Dimana:

t = nilai t hitung

r = koefisien korelasi hasil rXY

n = jumlah responden

Kemudian jika thitung > ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 derajat

kebebasan (dk=n-2), maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid. Jika

instrumen itu valid, maka dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya

(r) sebagai berikut.

• Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi

• Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi

• Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi

• Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

• Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan

terhadap instrumen penelitian (dengan melihat keajegan dan kekonsistenan soal)

yang digunakan sebagai alat pengumpul data dalam mengukur respon siswa

sebenarnya. Scarvia B. Anderson et al. dalam Suharismi (2008:87) menyatakan

“A reliable measure is one that provides consistent and stable indication of the

(40)

Uji coba soal menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali (single

test single trial method) dan butir soal berjumlah genap, maka untuk mengukur

reliabilitas tes digunakan metode belah dua. Perhitungan reliabilitas dilakukan

tidak hanya pada keseluruhan soal, tetapi dihitung pula pada tiap butir soal yang

diujikan. Data hasil perhitungan reliabilitas untuk tiap butir soal yang

diujicobakan dilampirkan.

Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua belahan, baru

diketahui reliabilitas setengah tes saja. Untuk mengetahui reliabilitas seluruh tes

yang digunakan pada kelompok-kelompok penelitian menggunakan rumus

Spearman Brown.

b b

r r r

+ =

1 . 2

11 (Riduwan, 2008:102)

Dimana:

r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item

rb = korelasi product moment antara belahan ganjil- genap

Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel

rtabel. Jika r11 > rtabel untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan instrumen

kemampuan kerja tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian

(Sugiyono, 2009:357).

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu

sukar. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut

(41)

JS B

P= (Suharsimi, 2008:208)

Dimana:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul

JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

Suharsimi (2008:210) menjelaskan ketentuan yang sering diikuti untuk

menentukan tingkat kesukaran dari soal sebagai berikut.

Soal dengan P = 1,00 – 0,30 : soal sukar Soal dengan P = 0,30 – 0,70 : soal sedang Soal dengan P = 0,70 – 1,00 : soal mudah.

Dari kriteria tersebut bisa dilihat, makin rendah nilai indeks kesukaran

suatu soal, makin sukar soal tersebut.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan

antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang

berkemampuan rendah. Uji daya pembeda untuk tes bentuk obyektif, nilai

responden disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai terendah. Setelah itu

diambil 27% dari nilai tertinggi dan 27% dari nilai terendah, kemudian dihitung

jawaban yang benar untuk tiap soal dari kedua kelompok tersebut.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks

diskriminasi (D) dengan rumus:

B A B B A

A P P

J B J B

(42)

Dimana:

J = jumlah peserta tes

JA = banyaknya peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu

dengan benar

BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

PA =

A A

J B

= proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

(P) sebagai indeks kesukaran.

PB =

B B

J B

= proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

Kriteria daya pembeda:

D > 0 : baik/dipakai D ≤ 0 : dibatalkan/dibuang.

H. Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan dalam penelitian ini dilaksanakan di kelas X (kelas yang terpilih

sebagai sampel) pada semester I (satu) tahun ajaran 2008/2009 dengan materi

menginstalasi komponen PC. Pelaksanaan kegiatan penelitian dimulai dengan

melakukan konsultasi dengan guru mata pelajaran perakitan PC di kelas sampel.

Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum mengenai kelas tersebut.

Proses pembelajaran dilakukan oleh guru mata pelajaran perakitan PC, dan

pelaksanaannya dilakukan sesuai jadwal mata pelajaran perakitan PC pada

(43)

I. Teknik Analisis Data

1. Analisis Data Kuantitatif

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah

selanjutnya adalah menganalisis data tersebut melalui pendekatan statistika.

a. Uji Normalitas Data

Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui normal

atau tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik

apa yang dipakai dalam analisis data. Uji normalitas dihitung menggunakan uji

distribusi chi kuadrat. Riduwan (2008:121) menguraikan langkah-langkah

perhitungan normalitas data sebagai berikut.

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari nilai rentangan (R)

R = skor terbesar – skor terkecil

c. Mencari banyaknya kelas (BK)

BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)

d. Mencari nilai panjang kelas (i)

i =

BK R

(Riduwan, 2008:121)

(44)
[image:44.612.134.490.148.272.2]

TABEL 3. 1

DISTRIBUSI FREKUENSI VARIABEL

No Interval Kelas f

Nilai Tengah

Xi2 fi.Xi fi.Xi2

( Xi )

1

2

Dst.

Σ f Σ fi.Xi Σ fi.Xi2

f. Mencari rata-rata (mean)

x =

n fX

(Riduwan, 208:122)

g. Mencari Simpangan Baku (Standard deviasi)

) 1 (

) (

. 2 2

− − =

n n

fX fX

n

s i i (Riduwan, 2008:122)

h. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

• Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama

dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah

0,5.

• Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

s x BatasKelas

(45)
[image:45.612.237.401.106.244.2]

TABEL 3. 2

TABEL NILAI Z

Z Nilai

1

Z

2

Z

Dst

• Mencari Luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

• Mencari luas setiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

0 – Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua

dikurangi angka baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang

berbeda (dari positif ke negatif atau sebaliknya) ditambah dengan angka pada

baris berikutnya.

• Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dnegan cara mengalikan luas tiap

interval dengan jumlah responden (n).

[image:45.612.167.496.544.673.2]

TABEL 3. 3

TABEL FREKUENSI YANG DIHARAPKAN DARI HASIL PENGAMATAN

No Batas

Kelas Z

Luas 0 - Z

Luas Kelas

interval fe fo

1

2

dst

(46)

i. Mencari Chi-kuadrat hitung (χ2hitung)

=

= k

i fe

fe fo

1

2

2 ( )

χ (Riduwan, 2008:124)

j. Membandingkan χ2hitungdengan

tabel

2

χ untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = k – 1. Kriteria pengujian normalitas data sebagai berikut.

Jika χ2hitung ≥ χ2tabel, artinya distribusi data tidak normal dan

Jika χ2hitung ≤ χ2tabel, artinya data berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas Dua Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians

dalam populasi tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk

menentukan jenis statistik apa yang dipakai dalam analisis data. Uji homogenitas

menggunakan metode belah dua ganjil genap dengan langkah-langkah sebagai

berikut.

Langkah 1. Membagi data menjadi dua kelompok, yaitu kelompok ganjil dan

[image:46.612.176.463.560.685.2]

kelompok genap.

TABEL 3. 4

DATA HASIL BELAJAR ITEM GANJIL

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19

1

2

(47)
[image:47.612.176.465.137.260.2]

TABEL 3. 5

DATA HASIL BELAJAR ITEM GENAP

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

1

2

dst

Langkah 2. Membuat tabel penolong untuk menghitung varians data.

TABEL 3.6

SKOR DATA HASIL BELAJAR KELOMPOK GANJIL DAN GENAP

R e s p o n d e n

Kelompok nomor ganjil Kelompok nomor genap

Skor no. ganjil (x1)

Beda skor no. ganjil dengan skor rata-rata

(

x1 −x1

)

(

)

2

1 1 x

x − Skor

no. ganjil (x2)

Beda skor no. ganjil dengan skor rata-rata

(

x2 −x2

)

(

)

2

2 2 x x − 1 . . n

x1

x2

(

)

2 2 2 x x n x

x1 =

1

n x

x2 =

2 [image:47.612.126.519.347.694.2]
(48)

(

)

1 2 1 1 2 1 − − =

n x x

S

(

)

1 2 2 2 2 2 − − =

n x x S

Langkah 3. Mencari nilai F hitung dengan rumus:

Fhitung =

kecil Varianster besar Varianster 2 2 2 1 S S

Fhitung = , jika

2 2 2 1 S

S ≥ (Riduwan, 2008: 120)

2 1 2 2 S S

Fhitung = , jika

2 1 2 2 S

S ≥

Langkah 4. Mencari F tabel untuk α = 0,05, dk = k – 2 (sebagai angka pembilang)

dan dk = n – k (sebagai angka penyebut).

Langkah 5. Membandingkan F hitung dengan F tabel.

Jika F hitung < F tabel, maka data homogen.

Jika F hitung > F tabel, maka data tidak homogen.

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang

diajukan dalam penelitian ini diterima atau tidak. Analisis komparasi bivariant

dilakukan untuk menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian)

yang berupa perbandingan keadaan variabel dari dua sampel. Desain penelitian

menggunakan variabel mandiri yang berada pada sampel yang berbeda. Dalam

penelitian ini uji komparasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya

perbedaan hasil belajar siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis komputer

(49)

Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen, analisis komparasi

bivariant yang digunakan adalah uji-t yang menguji hipotesis komparatif dua

sampel independen dengan teknik statistik parametrik. Jika dua rata-rata berasal

dari dua sampel yang jumlahnya berbeda dengan varians data homogen, maka

rumus uji-t yang digunakan adalah Polled Varians.

(

) (

)

⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ + ++ − − − = 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 n n n n s n s n n x x

t (Sugiyono, 2009:138)

Dimana:

1

x = rata-rata sampel 1

2

x = rata-rata sampel 2

2 1

s = varians sampel 1

2 2

s = varians sampel 2

Langkah-langkah dalam menghitung uji-t (Riduwan, 2008:166) adalah

sebagai berikut.

Langkah 1. Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat:

Langkah 2. Membuat Ha dan Ho model statistik

Langkah 3. Mencari rata-rata (x) dan varians (s2).

( )

( )

1

2 2 − − =

n x x

S i (Sugiyono, 2009:57)

Langkah 4. Mencari t hitung menggunakan rumus uji-t Polled Varians.

Langkah 5. Menentukan kaidah pengujian:

(50)

• dk = n1 + n2 – 2

• mencari harga t tabel pada α = 0,05.

Langkah 6. Membandingkan t tabel dengan t hitung

Kriteria pengujian dua pihak ; jika – ttabel ≤ thitung ≤ + ttabel, maka

Ho diterima dan Ha ditolak.

Langkah 7. Kesimpulan

2. Analisis Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data hasil pengisian angket yang berisi tentang

tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran berbasis komputer pada

materi menginstalasi komponen PC.

Dalam penelitian ini angket merupakan instrumen pendukung untuk

memperoleh data pendukung untuk memperoleh tanggapan siswa terhadap model

pembelajaran berbasis komputer. Angket yang digunakan bersifat tertutup, artinya

peneliti membatasi alternatif jawaban yang dipilih oleh responden sesuai dengan

isi item angket.

Angket yang digunakan dalam penelitian disusun menurut skala Likert,

tersusun dalam bentuk pernyataan sikap dengan lima pilihan sikap: SS (sangat

setuju), S (setuju), N (netral), TS (tidak setuju), STS (sangat tidak setuju).

Setelah dilakukan penyebaran angket, maka hasil penyebaran angket

tersebut kemudian diolah dan dipresentasekan untuk memperoleh nilai tafsiran.

Berdasarkan Jurusan ADPEN IKIP Bandung dalam Janulis P. Purba dkk

(51)
[image:51.612.141.503.149.322.2]

TABEL 3. 7

HUBUNGAN HARGA PROSENTASE DENGAN TAFSIRAN

Harga Prosentase Tafsiran

0%

1 - 25%

26 - 49%

50%

51 - 75%

76 - 99%

100%

Tidak ada

Sebagian kecil

Hampir separuhnya

Separuhnya

Sebagian besar

Hampir seluruhnya

Seluruhnya

J. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus melalui tahap uji

coba, agar dapat diketahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya

pembeda soal, sehingga instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data yang

sesungguhnya memiliki validitas dan reliabilitas yang cukup baik.

Uji coba instrumen penelitian dilakukan terhadap siswa kelas XI program

keahlian Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ) sebanyak 35 orang responden

diluar sampel penelitian. Jenis instrumen yang digunakan adalah tes objektif

(52)

1. Uji Validitas dan Realibilitas

Dalam penelitian ini uji validitas dihitung menggunakan korelasi Product

Moment. Validitas yang diukur adalah validitas butir soal atau validitas item soal.

Perhitungan uji validitas item soal tes, apabila thitung > ttabel dapat disimpulkan item

soal tersebut valid. Pada taraf signifikansi α = 0,05 derajat kebebasan (dk = n - 2),

didapat ttabel = 1,693. Hasil perhitungan pada 60 instrumen tes ternyata 39 tidak

valid yang selanjutnya soal tersebut dibuang. Hasil uji validitas instrumen

[image:52.612.141.501.353.710.2]

diperlihatkan pada tabel berikut.

TABEL TABEL 3. 8

HASIL UJI VALIDITAS INSTRUMEN

Nomor

Item Soal Nilai t hitung Interpretasi Keterangan

1. ttd Tidak Valid

Instrumen valid jika t hitung > t tabel

t tabel = 1,693

2. 2,62 Valid

3. 0,34 Tidak Valid

4. ttd Tidak Valid

5. 0,05 Tidak Valid

6. 1,78 Valid

7. 2,02 Valid ttd = tidak

terdefinisi

8. 0,64 Tidak Valid

9. 1,28 Tidak Valid

10. -0,37 Tidak Valid

11. 2,19 Valid

12. 0,24 Tidak Valid

13. 0,19 Tidak Valid

14. 2,39 Valid

15. 2,08 Valid

16. 3,57 Valid

17. ttd Tidak Valid

18. 0,18 Tidak Valid

19. -1,04 Tidak Valid

20. -0,09 Tidak Valid

21. ttd Tidak Valid

22. 2,43 Valid

23. 2,65 Valid

(53)

25. ttd Tidak Valid

26. -3,83 Tidak Valid

27. 0,24 Tidak Valid

28. 0,64 Tidak Valid

29. -0,18 Tidak Valid

30. 2,36 Valid

31. 0,32 Tidak Valid

32. ttd Tidak Valid

33. -1,74 Tidak Valid

34. -5,98 Tidak Valid

35. 4,77 Valid

36. 0,79 Tidak Valid

37. 0,63 Tidak Valid

38. ttd Tidak Valid

39. 1,29 Tidak Valid

40. 1,75 Valid

41. ttd Tidak Valid

42. 1,98 Valid

43. 3,32 Valid

44. -3,18 Tidak Valid

45. 2,31 Valid

46. 0,44 Tidak Valid

47. 0,56 Tidak Valid

48. 2,95 Valid

49. 4,14 Valid

50. -2,73 Tidak Valid

51. -5,59 Tidak Valid

52. 1,21 Tidak Valid

53. 1,94 Valid

54. -2,67 Tidak Valid

55. 3,17 Valid

56. -3,82 Tidak Valid

57. 2,68 Valid

58. 1,99 Valid

59. -1,87 Tidak Valid

60. ttd Tidak Valid

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen tes pada sampel sebanyak 35

siswa dengan taraf signifikansi 5% diperoleh rtabel = 0,344. Reliabilitas yang

diukur merupakan reliabilitas butir soal atau reliabilitas item soal. Perhitungan uji

(54)

reliabel. Hasil perhitungan pada 60 instrumen tes ternyata 33 tidak reliabel yang

selanjutnya soal tersebut dibuang. Hasil uji reliabilitas instrumen diperlihatkan

[image:54.612.138.496.223.712.2]

pada tabel berikut.

TABEL 3. 9

HASIL UJI RELIABILITAS INSTRUMEN

Nomor

Item Soal Nilai r 11 Interpretasi Keterangan

1. ttd Tidak Reliabel

Instrumen reliabel jika r 11 > r tabel

r tabel = 0,344

2. 0,59 Reliabel

3. 0,11 Tidak Reliabel

4. ttd Tidak Reliabel

5. 0,01 Tidak Reliabel

6. 0,45 Reliabel

7. 0,49 Reliabel ttd = tidak

terdefinisi

8. 0,19 Tidak Reliabel

9. 0,53 Reliabel

10. -0,13 Tidak Reliabel

11. 0,52 Reliabel

12. 0,08 Tidak Reliabel

13. 0,06 Tidak Reliabel

14. 0,55 Reliabel

15. 0,51 Reliabel

16. 0,69 Reliabel

17. Ttd Tidak Reliabel

18. 0,06 Tidak Reliabel

19. -0,43 Tidak Reliabel

20. -0,03 Tidak Reliabel

21. ttd Tidak Reliabel

22. 0,56 Reliabel

23. 0,59 Reliabel

24. -2,08 Tidak Reliabel

25. 14,98 Reliabel

26. -2,49 Tidak Reliabel

27. 0,08 Tidak Reliabel

28. 0,20 Tidak Reliabel

29. -0,06 Tidak Reliabel

30. 0,55 Reliabel

31. 0,11 Tidak Reliabel

32. 2,74 Reliabel

33. -0,82 Tidak Reliabel

(55)

35. 0,78 Reliabel

36. 0,23 Tidak Reliabel

37. 0,19 Tidak Reliabel

38. 8,06 Reliabel

39. 0,36 Reliabel

40. 0,45 Reliabel

41. 8,06 Reliabel

42. 0,49 Reliabel

43. 0,67 Reliabel

44. 1,89 Tidak Reliabel

45. 0,54 Reliabel

46. 0,14 Tidak Reliabel

47. 0,17 Tidak Reliabel

48. 0,63 Reliabel

49. 0,74 Reliabel

50. -1,50 Tidak Reliabel

51. -4,62 Tidak Reliabel

52. 0,34 Tidak Reliabel

53. 0,49 Reliabel

54. -1,46 Ti

Gambar

TABEL 1. 1
Gambar 3. 1
Gambar 3. 2
TABEL 3. 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep berhitung siswa kelas IV SD Negeri 4 Ngrandu melalui metode drill dengan umpan balik. Pada

[r]

Alhamdulillahi robbil alamin, atas rahmat dan hidayah-Nya penulis telah menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Motivasi Belajar IPA Melalui Media Science Education Quality

bila yang termuat dalam sebuah iklan adalah ideologi gender yang setara, nilai ini.. akan terinternalisasi ke dalam pola pikir seseorang,

Sahabat MQ/ Panitia Peringatan Serangan Oemoem -SO- 1 maret -Jogja Kembali 29 Huni bekerjasama dengan Meseum Benteng Vrederburg menyelenggarakan berbagai kegiatan lomba/

Hasil adsorpsi desorpsi nitrogen isotherm silika memperlihatkan adsorbsi isotherm Tipe IV yang merupakan karekteristik material mesopori dan diperoleh distribusi ukuran pori antara

Sahabat MQ/ saat ini persediaan katong darah yang ada di PMI Sleman Yogyakarta hanya sebanyak 77 Labu/ untuk golongan darah A sebanyak 12 labu/ B 45 labu/

Tujuan Penelitian: Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat kecemasan dengan kejadian Insomnia pada lansia di Puskesmas