• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KONSENTRASI NAOH PADA PROSES ALKALISASI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLYPROPILEN SERAT PANDAN SAMAK ( PANDANUS ODORATISSIMUS ) “.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH KONSENTRASI NAOH PADA PROSES ALKALISASI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLYPROPILEN SERAT PANDAN SAMAK ( PANDANUS ODORATISSIMUS ) “."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas Akhir

“ PENGARUH KONSENTRASI NAOH PADA PROSES ALKALISASI TERHADAP SIFAT MEKANIK KOMPOSIT POLYPROPILEN SERAT

PANDAN SAMAK (PANDANUS ODORATISSIMUS ) “

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Tahap Sarjana

Oleh :

Nama : Teguh Nofria No. Bp : 0810912034

Jurusan Teknik Mesin

Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang

(2)

ABSTRAK

Pada saat ini kebutuhan akan material sangat banyak khususnya material yang memiliki sifat mekanik yang baik. Logam merupakan salah satu material yang sering digunakan namun akhir–akhir ini bahan baku logam sudah mulai berkurang. Salah satu alternative yang digunakan untuk mengganti material logam yaitu komposit, serta sangat banyak aplikasi komposit di dalam dunia industry, hal ini karenakan komposit memiliki beberapa kelebihan dibandingkan logam yaitu memiliki massa jenis yang kecil serta tahan terhadap korosi. Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan maka banyak dilakukan penelitian tentang penggunaan serat alam sebagai fibernya. Komposit yang dibuat terdiri dari bahan serat pandan samak sebagai fiber dan polypropilen sebagai matrik dan salah satu cara meningkatkan ikatan kedua material yaitu dengan perlakuan alkalisasi terhadap serat menggunakan larutan NaOH.

Komposit dibuat dengan cara mencampurkan serat dengan polypropilen secara rata kemudian dimasukkan ke dalam cetakan, selanjutnya cetakan ditekan dengan beban 10 ton kemudian dipanaskan di dalam tungku dengan temperature 200 0C selama 20 menit. Pengujian yang dilakukan yaitu uji tarik dan uji bending.

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa larutan yang paling baik digunakan untuk perlakuan alkalisasi serat pandan samak adalah NaOH 7.5 % dan serat pandan samak layak digunakan sebagai fiber komposit. Factor yang mempengaruhi kekuatan komposit selain serat yaitu alat serta cara produksi komposit tersebut.

(3)

Teguh Nofria / 0810912034 1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada saat ini kebutuhan akan material yang memiliki sifat mekanik yang

baik sangat banyak. Selain itu juga dibutuhkan material dengan massa jenis yang

kecil serta tahan akan korosi, untuk memenuhi kebutuhan tersebut maka para

Engineer pada umumnya mencipkatan beberapa material baru yang salah satunya

adalah komposit. Komposit adalah suatu material yang terdiri dari campuran atau

kombinasi dua atau lebih material baik secara mikro atau makro, dimana sifat

material yang tersebut berbeda bentuk dan komposisi kimia dari zat asalnya [1].

Penggunaan dari material komposit dalam kehidupan sehari – hari sangat

banyak, misalnya peralatan alat rumah tangga, komponen – komponen mesin

seperti casing kapal, mobil dan sepeda motor yang terbuat dari material komposit

dan lain sebagainya.

Keuntungan penggunaan dari material komposit ini sangat banyak

dibandingkan dengan material lainnya seperti logam, misalnya material komposit

lebih ekonomis dan tahan akan korosi sehingga umur pakainya lebih panjang, dan

massa jenisnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan logam sehingga dapat

meningkatkan efisiensi kerja dari sebuah mesin, contohnya sebuah kapal yang

menggunakan material komposit akan melaju lebih cepat dan hemat bahan bakar

dibandingkan dengan kapal yang menggunakan material logam.

Seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, maka banyak dilakukan

penelitian dalam rangka pengembangan material komposit untuk memperoleh

sifat fisik dan mekanik yang lebih baik, misalnya dengan penggunaan berbagai

metoda,cetakan, penggunaan berbagai jenis fiber dan matriks ataupun melalui

proses perlakuan khusus. Namun akhir – akhir ini banyak dilakukan penelitian

(4)

Pendahuluan

yang menggunakan serat alam selain ekonomis bahan bakunya sangat mudah

diperoleh.

Adapun keuntungan penggunaan serat alam dibandingkan glas fiber ( serat

gelas) yaitu dilihat dari segi proses pembuatan lebih murah dan ramah lingkungan

dan energi yang dibutuhkan jauh lebih rendah dari komposit polimer serat gelas,

selain itu komposit berbasis serat alam dapat didaur ulang.

Mengingat banyaknya tanaman Pandan samak (Pandanus Odorassitismus)

disekitar hutan kita maka digunakan serat dari daun Pandan Samak sebagai fiber

dan Polypropilen sebagai matriknya.

Dalam penggunaan serat alam sebagai serat komposit sering dijumpai

masalah yaitu bagaimana meningkatkan ikatan (mechanical bonding) antara serat

dan matrik (perekat), mengingat serat alam yang digunakan memiliki sifat

hydrophilic sehingga sulit berikatan dengan polimer yang berperan sebagai matrik

yang mana memiliki sifat hydrophobic. Berdasarkan literature yang ada

menyatakan bahwa ada beberapa metoda yang digunakan untuk meningkatkan

ikatan kedua material tersebut salah satunya yaitu memberikan perlakuan kimia

terhadap serat alam.

Pada penelitian ini dilakukan perlakuan alkalisasi menggunakan larutan

NaOH karena larutan ini disamping mudah diperoleh dipasaran juga lebih

ekonomis. Adapun perbedaan penelitian yang dilakukan dari penelitian

sebelumnya yaitu dari segi matrik yang digunakan yang mana pada penelitian

sebelumnya menggunakan matrik Unsaturated Polyester Resin dan metoda yang

digunakan juga berbeda yaitu pada penelitian sebelumnya menggunakan metoda

cetak tekan sedangkan metoda yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

cetak tekan panas.

Pada penelitian sebelumnya diperoleh kekuatan tarik maksimum komposit

sebesar 21.25 Mpa dengan menggunakan serat yang dialkalisasi selama 120 menit

dan kekuatan lentur maksimum sebasar 139.3 Mpa dengan menggunakan serat

(5)

Pendahuluan

Teguh Nofria / 0810912034 3

pengujian terhadap kekuatan tarik antara polimer dan komposit serat alam yang

mana kekuatan tarik polimer sebesar 55 Mpa dan komposit sebesar 21.25 Mpa

dan kekuatan lentur dari polimer sebesar 101.5 Mpa dan komposit 139.3 Mpa [2].

Dari hal diatas dapat dikatakan bahwa serat alam (serat pandan samak)

layak digunakan sebagai serat dari komposit yang akan dibuat.

1.2. Tujuan

Panelitian ini memiliki beberapa tujuan yaitu :

1. Melihat pengaruh konsentrasi (%) NaOH pada proses alkalisasi serat

pandan terhadap sifat mekanik komposit Polypropilen serat pandan samak.

2. Memperoleh konsentrasi (%) NaOH pada proses alkalisasi serat pandan

yang paling optimal untuk memperoleh sifat mekanik komposit yang

paling baik.

3. Memperoleh material baru (komposit serat alam) dari pemanfaatan serat

pandan samak.

1.3. Manfaat

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :

1. Dapat digunakan sebagai salah satu bahan referensi dalam pembuatan

material komposit serat alam untuk memiliki sifat mekanik yang lebih

baik, khususnya serat pandan samak.

2. Mengembangkan pemanfaatan potensi dari tanaman pandan samak

menjadi bahan baku material komposit serat alam dengan sifat mekanik

yang lebih baik.

3. Meningkatkan nilai guna dan ekonomi dari tanaman pandan samak.

4. Dapat digunakan untuk berbagai komponen mesin seperti cashing kapal,

(6)

Pendahuluan

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun batasan masalah dari penelitian ini yaitu :

1. Serat alam (Natural Fiber) yang digunakan adalah serat samak (Pandanus

Adoratissimus).

2. Penguat (Matrix) yang digunakan adalah Polypropilen.

3. Larutan alkali yang digunakan adalah NaOH 7.5 (%), NaOH 10 (%) dan

NaOH 15 (%).

4. Pengujian yang dilakukan adalah uji tarik dan uji bending.

Asumsi – asumsi :

1. Komposisi penyebaran serat (fiber) dalam komposit homogen.

2. Sifat mekanik pada komposit merata pada semua bagian specimen uji.

3. Beban tarik yang diterapkan pada pengujian tarik dianggap sesumbu.

1.5. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan penelitian dalam tugas akhir ini secara garis

besar terdiri dari lima bagian, yaitu:

1. Bab I Pendahuluan

Menjelaskan tentang latar belakang permasalahan, tujuan, manfaat, batasan

permasalahan dan asumsi serta sistematika penulisan laporan.

2. Bab II Tinjauan Pustaka

Menjelaskan tentang teori dasar yang menjadi acuan penulisan laporan dan

penelitian.

(7)

Pendahuluan

Teguh Nofria / 0810912034 5

Menguraikan tentang peralatan, bahan dan prosedur kerja yang dilakukan

dalam penelitian.

4. Bab IV Hasil dan Pembahasan

Menjelaskan tentang hasil pengujian beserta analisa dan pembahasan

tentang hasil pengujian.

5. Bab V Penutup

Berisi tentang kesimpulan yang didapat dari hasil penelitian serta saran

Referensi

Dokumen terkait

Pengembangan serat dari tangkai ilalang sebagai material komposit ini sangat dimaklumi mengingat dari segi ketersediaan bahan baku serat alam, Indonesia memeliki

Peningkatan kekuatan lentur ini menunjukkan perubahan pada interface antara serat dan matrik, karena kekuatan komposit adalah gabungan antara kekuatan matrik dan serat,

Hasil dari penelitian komposit serat tangkai ilalang menunjukkan bahwa, kekuatan bending yang paling optimal pada fraksi volume 40% (serat) dan 60% (matrik) yaitu dengan

Berdasarkan data – data tersebut, maka sampel atau spesimen material komposit matrik epoksi yang diperkuat oleh resin dan sert pepaya yang akan digunakan

Material komposit berpenguat serat sabut kelapa telah diteliti penggunaannya sebagai penguat dengan berbagai variasi perlakuan permukaan, variasi fraksi volume dan

Peningkatan kekuatan lentur ini menunjukkan perubahan pada interface antara serat dan matrik, karena kekuatan komposit adalah gabungan antara kekuatan matrik dan serat,

Hal ini disebabkan karena dengan semakin banyak serat dan semakin panjang serat yang digunakan dalam komposit maka ikatan antara matrik dan serat akan semakin banyak sehingga

Material komposit berpenguat serat sabut kelapa telah diteliti penggunaannya sebagai penguat dengan berbagai variasi perlakuan permukaan, variasi fraksi volume dan