• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING DAN TIPE PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING DAN TIPE PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGUNGKAPAN ISLAMIC SOCIAL REPORTING DAN TIPE PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN SYARIAH

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ABSTRACT

A company must allocate its assets for social and environmental responsibility as it impacts on the company's reputation and performance especially for stakeholders. This study aims to examine the effect of Islamic Social Reporting (ISR) and the type of company on the performance of companies listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX). Earnings per Share (EPS) is the proxy variable for Company performance. The population of this study includes companies incorporated on Indonesian Sharia Stock Index (ISSI) listed on the Indonesia Stock Exchange (IDX) between 2019 and 2020. The samples involve 176 companies excluding banking and capital companies. The multiple regression analysis utilized in this study reveal that the disclosure of Islamic Social Reporting (ISR) and the type of company have a positive effect on the performance of Islamic companies.

Keywords: Islamic Social Reporting (ISR), Earning per Share (EPS), Sharia Company Performance

ABSTRAK

Perusahaan memiliki kewajiban untuk mengalokasikan kekayaan perusahaan untuk tanggungjawab sosial dan lingkungan. Perusahaan yang mengungkapkan aktivitas tanggungjawab sosial akan berdampak pada reputasi dan kinerja perusahaan sehingga dipandang baik oleh pemaku kepentingan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perngaruh Islamic Social Reporting (ISR) dan tipe perusahaan terhadap kinerja perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kinerja perusahaan diproksikan dengan Earning per Share (EPS). Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2019 – 2020. Sampel penelitian adalah sebanyak 176 perusahaan tidak termasuk perusahaan perbankan dan permodalan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) dan tipe perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan syariah.

Kata Kunci: Islamic Social Reporting (ISR), Earning per Share (EPS), Kinerja Perusahaan Syariah

(2)

PENDAHULUAN

Perkembangan sektor industri Indonesia menunjukkan kinerja yang positif. Meskipun berada di tengah tekanan perekonomian global, Indonesia berusaha untuk mendorong pada pengadaan ketersediaan bahan baku agar produktivitas terus berlanjut. Selama tahun 2020 Indonesia bahkan seluruh dunia mengalami peristiwa yang menyebabkan adanya penurunan kinerja perekonomian Negara. Merebaknya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang telah ditetapkan oleh World Health Organization sebagai pandemi global yang menimbulkan dampak yang luar biasa bagi perekonomian global. Krisis kesehatan dan kemanusiaan ini juga menyebabkan pertumbuhan ekonomi kontraktif yang merata di berbagai belahan dunia.

Perlunya pemulihan pada kondisi perekonomian untuk saat ini. Pemulihan ekonomi tersebut didukung dengan perbaikan ekonomi global dan peningkatan produktivitas domestik sebagai dampak reformasi struktural, termasuk percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan serta penguatan UMKM. Percepatan digitalisasi ekonomi dan keuangan ini terlihat pada semakin banyak nya perusahaan – perusahaan yang meningkatkan pangsa pasarnya. Perusahaan yang berbasis syariah juga terlibat dalam perkembangan pangsa pasar saham. Dengan demikian pasar modal syariah semakin meningkat dari waktu ke waktu. Berdasarkan data oleh Otoritas jasa Keuangan (OJK) mengenai kapitalisasi pasar saham syariah, rata – rata kapitalisasi pasar saham syariah selama tahun 2014-2020 cukup besar yaitu sekitar 50% dari total kapitalisasi pasar saham yang terdaftar di BEI. Sekitar 61,31% dari keseluruhan total kapitalisasi pasar saham syariah merupakan sumbangan dari Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) karena konstituen ISSI merupakan keseluruhan saham syariah yang tercatat di BEI dan termasuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang telah diterbitkan oleh OJK.

Perusahaan memiliki tujuan untuk menciptakan laba yang besar sebagai salah satu bentuk keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya. Keberhasilan perusahaan tersebut disampaikan melalui laporan tiap tahunnya sebagai kebutuhan untuk pemegang kepentingan dalam melakukan penilaian kinerja perusahaan. Bentuk penilaian kinerja perusahaan dapat diukur dengan laba per saham atau disebut Earning per Share.

Earning per Share menunjukkan kekuatan profitabilitas perusahaan, apabila dihitung beberapa tahun maka dapat dilihat apakah profitabilitas perusahaan tersebut meningkat atau menurun (Dewi & Buchory, 2019). Investor pada umumnya tertarik dengan perusahaan yang nilai Earnng per Share mengalami peningkatan tiap tahunnya. Jika semakin besar laba yang diperoleh maka semakin tinggi daya tarik investor dalam menginvestasikan kekayaannya.

Adapun perbaikan dan penguatan dalam kinerja perusahaan agar dapat mengembangkan perusahaannya lebih baik dan akan berpengaruh terhadap kondisi saham dan para investor lainnya dalam melihat profil perusahaan. Perusahaan akan menjadi semakin berkembang dan pada saat itu pula kesenjangan sosial dan kerusakan lingkungan di sekitarnya dapat terjadi.

Karena adanya peristiwa tersebut yang akan berdampak negatif maka muncul kesadaran untuk mengurangi dampak tersebut. Salah satu cara dalam mengurangi dampak tersebut, berbagai perusahaan swasta saat ini telah mengembangkan dan menerapkan suatu system yang disebut dengan Corporate Social Responsibility yang selanjutnya disebut CSR.

Penerapan CSR dianggap sebagai investasi perusahaan bukan lagi sebagai cost (Sutopoyudo, 2009).

Konsep CSR menurut Undang – undang Nomor 4 tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan Terbatas, Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggungjawab social dan lingkungan. Sehingga setisp perusahaan memiliki kewajiban untuk mengalokasikan kekayaan perusahaan untuk tanggungjawab social dan lingkungan. CSR berkaitan erat dengan keberlangsungan kegiatan perusahaan. CSR secara konseptual merupakan kepedulian

(3)

perusahaan yang didasari triple buttom lines, yaitu: profit (mencari laba), people (mensejahterahkan orang) dan planet (menjamin kelangsungan planet) (Melawati dkk, 2015).

Penerapan CSR tidak hanya dilakukan pada perusahaan konvensional, namun dalam perusahaan yang berbasis syariah juga mengembangkan system tersebut yang disebut dengan Islamic Social Reporting yang selanjutnya disebut dengan ISR. Sehubungan dengan kebutuhan mengenai pengungkapan tanggungjawab social pada sektor berbasis syariah maka Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Instutions (AAOIFI) yang merupakan organisasi internasional yang berwenang dalam penetapan standar akuntansi, audit, tata kelola, dan etika syariah untuk institusi keuangan syariah di dunia telah menetapkan item – item ISR yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh para peneliti (Rosiana & Muhammad, 2015). Konsep ISR pertama kali dikembangkan oleh Haniffa (2002) dengan mengungkapkan lima tema yakni keuangan dan investasi, produk dan jasa, karyawan, masyarakat dan sosial serta lingkungan. Lima tema tersebut selanjutnya dikembangkan oleh Othman et al (2009) dengan menambahkan satu tema yakni tata kelola perusahaan (Retnaningsih et al., 2019).

Penelitian ini mengembangkan dari penelitian Hadinata (2019) dan Rahayu (2013) dengan menambah variabel tipe perusahaan yang bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan dengan kategori high profile atau low profile berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan high profile dikenal sebagai perusahaan dengan sumber daya yang besar dan besarnya tingkat produktivitasnya. Adanya tingkat produktivitas yang tinggi memungkinkan perusahaan dalam mencapai laba yang diharapkan. Untuk pengukuran kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan Earning per Share pada perusahaan yang termasuk Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan melihat laporan tahunan periode 2019-2020. Berdasarkan uraian diatas maka pertanyaan penelitian adalah apakah pengungkapan Islamic Social Reporting dan tipe perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

LANDASAN TEORI

Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)

Definisi dari stakeholder menurut Freeman merupakan kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh suatu pencapaian tujuan tertentu (Parmar et al., 2010). Sedangkan teori stakeholder menyatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Sehingga keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghazali dan Chariri 2007).

Perusahaan dikatakan berhasil jika manajemen perusahaan tersebut dapat membina hubungan baik dengan para stakeholder. Pengungkapan laporan keuangan dan juga non keuangan dapat menjadikan sarana untuk menjembatani hubungan antara perusahaan dengan para stakeholder. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya banyak yang mengatakan bahwa laporan mengenai tanggung jawab social menjadi perhatian khusus bagi para stakeholder. Sehingga wajib bagi perusahaan untuk menyajikan laporan tanggung jawab sosial untuk setiap tahunnya.

Pengungkapan (Disclosure)

Pengungkapan (disclosure) menurut Haniffa (2002) adalah membuat sesuatu yang diketahui atau mengungkapkan sesuatu. Dalam bidang keuangan, pengungkapan sebagai bentuk penyajian informasi atau laporan tahunan yang dibutuhkan oleh pihak manajemen serta pihak-pihak yang membutuhkan untuk mengetahui kondisi keuangan maupun kinerja perusahaan yang meliputi laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan perubahan

(4)

ekuitas, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan dan laporan pelengkap lainnya.

Dalam kasus akuntansi, pengungkapan dipandang sebagai perangkat motivasi yang digunakan untuk merangsang tindakan oleh orang – orang tertentu yang disebut sebagai pengambil keputusan (Bedford, 1973 dalam Haniffa, 2002).

Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Bowen (1953: 6) mendefinisikan CSR sebagai kewajiban bagi pengusaha untuk merumuskan kebijakan, membuat keputusan, atau mengikuti garis tindakan yang diinginkan dalam hal tujuan dan nilai – nilai masyarakat. Kemudian diperbaruhi oleh Davis (1960: 70) dengan mendefiniskan CSR sebagai keputusan dan tindakan bisnis yang diambil untuk alasan atau setidaknya sebagian, melampaui kepentingan ekonomi atau teknis langsung perusahaan. Sedangkan pengungkapan CSR di Indonesia telah diatur dengan ketentuan- ketentun dalam peraturan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang perseroan terbatas yang menyatakan bahwa dalam laporan tahunan perusahaan diwajibkan menyertakan beberapa informasi yang salah satunya adalah laporan pelaksanaan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Dengan demikian, menjadikan sarana dalam mengkomunikasikan antara perusahaan dengan para stakeholder.

Islamic Social Reporting (ISR)

Social reporting dalam prespektif islam meliputi pemahaman akan akuntabilitas, keadilan social, dan kepemilikan sosial. Hal tersebut berkaitan dengan hubungan social antar manusia. Akuntabilitas dalam islam menunjukkan bahwa berkaitan dengan hubungan antara individu dan perusahaan dengan Allah yang berdasarkan konsep dasar tauhid (keesaan Allah SWT). Konsep dasar tauhid atau keesaan Allah menegaskan bahwa segala sesuatu yang dilakukan harus sesuai dengan perintah-Nya dan harus dipertanggungjawabkan hanya kepada-Nya. Dengan demikian, seoarng Muslim membuat pelaporan atas tanggungjawab sosial tidak hanya semata – mata untuk keuntungan finansial melainkan tujuan utamanya yaitu mendapatkan ridho dari Allah SWT. Adapun lima tema pengungkapan dalam kerangka indeks ISR yang dikembangkan oleh Haniffa (2002) dan ditambah satu tema pengungkapan yang dikembangkan oleh Othman dan Thani (2010), sebagai berikut: (1) Keuangan dan Investasi; (2) Produk dan Jasa; (3) Karyawan; (4) Masyarakat; (5) Lingkungan; (6) Tata Kelola Perusahaan.

Tipe Perusahaan

Tipe perusahaan industri terbagi menjadi dua yaitu industri high profile dan low profile. Perusahaan industri high profile adalah perusahaan minyak dan pertambangan, hutan, kimia, kertas, transportasi, agribisnis, tembakau dan rokok, media dan komunikasi, dan produk makanan dan minuman. Sedangkan perusahaan yang termasuk industri low profile adalah keuangan dan perbankan, properti, supplier peralatan medis, retailer, tekstil, produk personal dan produk rumah tangga (Utomo, 2000). Pada umumnya, industri high profile cenderung menjadi sorotan bagi masyarkat luas dan memiliki karakteristik seperti jumlah tenaga kerja yang besar dan proses produksinya mengeluarkan limbah dan polusi.

Pengukuran Kinerja Perusahaan

Menurut Koesno (1990:45) bahwa kinerja perusahaan dapat diukur dari beberapa faktor yaitu book value per share, earning per share, volatilitas saham, faktor intern, seperti profit, tingkat efisien, leverage, kualitas manajemen, tingkat aktivitas/perdagangan, popularitas merek, dan risiko usaha. Selain itu juga dari faktor ekstern seperti suku bunga deposito, tingkat inflasi, pajak dividen, dan kekuatan pesain.

(5)

Chen dan Dodd (1996) memberikan pernyataan bahwa laporan keuangan lebih menekankan pada laba akuntansi (accounting earning) meskipun disadari bahwa teori penilaian ekuitas lebih mementingkan future cash flow dalam menentukan return saham suatu perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa informasi mengenai laba atau earning menjadi suatu indikator yang lebih baik untuk menghasilkan aliran kas sekarang dan masa mendatang daripada informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas (Arnova, 2016).

Indikator keuangan yang menyatakan dengan laba adalah menggunakan Earning Per Share sebagai alat analisis bagi para investor menilai kinerja perusahaan.

Rerangka Teoritis dan Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan penjabaran latar belakang masalah dan hasil kajian teori diatas, penulis mengajukan kerangka penelitian sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Teoritis

Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1 : Islamic Social Reporting (ISR) berpengaruh terhadap kinerja perusahaan syariah H2 : Tipe perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan syariah

METODE PENELITIAN

Populasi penelitian adalah perusahaan yang kegiatan operasionalnya berbasis syariah atau tidak bertentangan dengan konsep syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berjumlah 424 perusahaan. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel yang menggunakan kriteria – kriteria tertentu. Sampel dalam penelitian ini ditentukan atas dasar kriteria sebagai berikut:

1) Saham yang tercatat pada Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tahun 2019-2020 2) Perusahaan yang telah mempublikasikan laporan tahunan secara lengkap tahun 2019-

2020

3) Perusahaan non-bank dan bukan permodalan

Dari kriteria diatas maka terdapat 176 perusahaan yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini sehingga terdapat 352 observasi selama tahun 2019-2020 yang akan diteliti.

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder berupa laporan tahunan dan laporan keuangan yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2020. Laporan tahunan dan laporan keuangan berasal dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik pengumpulan data studi pustaka dan dokumentasi. Teknik studi pustaka dilakukan dengan menelaah buku – buku, literatur, catatan dan laporan yang berhubungan dengan permasalahan yang menjadi objek penelitian. Sedangkan teknik dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data berupa informasi laporan tahunan dan

(6)

laporan keuangan perusahaan yang diambil dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co,id) dan website maisng – masing perusahaan.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Islamic Social Reporting (ISR)

Islamic Social Reporting (ISR) adalah pengungakapan tanggung jawab sosial dengan ketentuan berbasis syariah sebagai pertanggungjawaban kepada Allah dan masyarakat.

Pengukuran Islamic Social Reporting (ISR) dalam penelitian ini menggunakan indeks ISR yang diperoleh dari laporan tahunan masing-masing perusahaan. item-item pada indeks ISR mengacu pada penelitian Othman et. al (2010) dan Imaniah (2018). Terdapat 43 item pengungkapan yang tergolong dalam enam tema sesuai dengan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan. Metode yang digunakan adalah metode scoring dengan memberikan skor 100 (seratus) jika item indeks ISR terdapat dalam laporan tahunan, dan jika item tersebut tidak diungkapkan maka diberi skor 0 (nol).

Tipe Perusahaan

Tipe perusahaan terbagi menjadi tipe perusahaan industri high profile dan industri low profile. Pengukuran variabel tipe perusahaan merupakan variabel dummy dengan memberikan skor pada perusahaan high profile 100 (seratus) dan perusahaan low profile 0 (nol).

Earning per Share (EPS)

Earning per Share (EPS) merupakan indikator penilaian kinerja keuangan yang dinyatakan dengan laba. Semakin tinggi nilai EPS dari tahun ke tahun maka perusahaan tersebut semakin baik karena laba perusahaan yang diperoleh semakin tinggi. Rasio EPS dapat dirumuskan sebagai berikut:

Metode Analisis Data

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda bertujuan untuk menguji pengaruh sejumlah variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). Persamaan dari regresi linear dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan:

Y : Kinerja Perusahaan Syariah (EPS) a : Konstanta

b : Koefisien Regresi

X1 : Islamic Social Reporting (ISR) X2 : Tipe Perusahaan (TEP)

e : error

Sebelum data dianalisis dilakukan uji asumsi klasik untuk menguji kelayakan pada model regresi dengan memenuhi beberapa asumsi sebagai berikut: (1) Tidak ada autokorelasi dalam gangguan, (2) Tidak terjadi heterokedastisitas, (3) Tidak ada multikolinearitas diantara variabel independen, dan (4) Distribusi data secara normal.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Statistik Deskriptif

Hasil statistik deskriptif pada tabel 1 menunjukkan bahwa pada 352 pengamatan dari perusahaan yang memiliki kegiatan operasional secara syariah di Indonesia memperoleh rata- rata ISR sebesar 57,98. Adapun untuk TEP memperoleh nilai minimum sebesar 0,00 dan

(7)

maximum sebesar 100. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengamatan terdapat perusahaan low profile dan high profile. Untuk EPS memeproleh nilai minimum sebesar -397 dan maksimal sebesar 1668,12. Dengan demikian, selama periode pengamatan terdapat perusahaan yang mengalami kerugian.

Tabel 1

Hasil Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

ISR 352 20.76 83.84 57.9805 12.29226

TEP 352 0.00 100.00 65.9091 47.46896

EPS 352 -397.00 1668.12 74.9201 159.13633

Valid N (listwise) 352

Keterangan:

ISR: Indeks Islamic Social Reporting; TEP: Tipe Perusahaan;

EPS: Nilai Saham Syariah

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah Uji Normalitas

Uji normlaitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi data variabel dependen dan variabel independen berdistribusi dengan normal. Data akan dikatakan layak menjadi bahan penelitian jika nilai Monte Carlo Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 maka data tersebut berdistribusi dengan normal.

Tabel 2

Hasil Uji Normalitas (One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test)

Unstandardized

Residual

N 352

Normal Parametersa,b Mean 0.0000000

Std. Deviation 1.20369221

Most Extreme Differences

Absolute 0.061

Positive 0.061

Negative -0.052

Test Statistic 0.061

Asymp. Sig. (2-tailed) .026c

Monte Carlo Sig. (2- tailed)

Sig. .291d

99% Confidence Interval

Lower Bound 0.280

Upper Bound 0.303

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah

Berdasarkan hasil tabel 2, terlihat bahwa nilai Monte Carlo Sig. (2-tailed) sebesar 0,291 lebih besar dari 0,05, maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini berdistribusi normal.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

(8)

korelasi diantara variabel independen atau tidak terjadi multikolinearitas. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan Tolerance lebih besar dari 0,10, maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini tidak terjadi problem multikolinearitas.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

ISR 0.999 1.001

TEP 0.999 1.001

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu (error) pada periode t dengan periode t-1. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas autokorelasi. Dikatakan sebagai bebas autokorelasi jika nilai Durbin-Watson antara -2 dan 2.

Tabel 4

Hasil Uji Autokorelasi (Durbin-Watson)

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin- Watson

1 .205a 0.042 0.037 156.19004 1.757

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah

Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ketidaksamaan variance dan residual dari pengamatan ke pengamatan yang lain harus tetap sama. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokedastisitas. Jika nilai Sig.

lebih besar dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa data penelitian ini tidak memiliki problem heterokedastisitas.

Tabel 5

Hasil Uji Heterokedastisitas Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 0.710 0.173 4.090 0.000

ISR -0.002 0.003 -0.047 -0.800 0.424

TEP 0.001 0.001 0.063 1.072 0.285

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah Pengujian Hipotesis

Koefisien Determinasi

Hasil pengujian koefisien determinasi pada tabel 4 terlihat bahwa nilai Adjusted R Square sebesar 0,037 dan tergolong kurang baik. Dengan demikian variasi variabel dependen

(9)

adalah Nilai Saham Syariah (EPS) dapat dijelaskan oleh variasi variabel independen yang meliputi Islamic Social Reporting (ISR) dan Tipe Perusahaan (TEP) sebesar 3,7%. Sisa dari nilai Adjusted R Square sebesar (100% - 3,7%) 96,3% dijelaskan oleh faktor lain diluar penelitian ini.

Uji Simultan (Uji-F)

Hasil uji simultan atau uji F menunjukkan bahwa semua variabel independen yang dimasukkan dalam model berpengaruh secara bersama – sama (simultan) terhadap variabel dependen. Variabel independen layak digunakan jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05.

Tabel 6 Uji Simultan (Uji-F)

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

1

Regression 374884.880 2 187442.440 7.684 .001b

Residual 8513969.937 349 24395.329

Total 8888854.817 351

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah

Berdasarkan hasil diatas, terlihat nilai F sebesar 7,684 dengan nilai Sig. sebesar 0,001 kurang dari 0,05, maka model regresi penelitian ini layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen.

Hasil Analisis Regresi (Uji T)

Uji T dilakukan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen yaitu pengaruh Islamic Social Reporting (ISR) dan tipe perusahaan terhadap kinerja perusahaan syariah.

Tabel 7

Hasil Analisis Regresi (Uji T) Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -73.748 41.527 -1.776 0.077

ISR 2.103 0.679 0.162 3.099 0.002

TEP 0.406 0.176 0.121 2.309 0.022

Sumber: Output SPSS 25 yang diolah

Berdasarkan tabel 7 maka model regresi dalam penelitian ini adalah:

Pengaruh Islamic Social Reporting (ISR) Terhadap Kinerja Perusahaan Syariah

Pengujian hipotesis yang pertama dalam penelitian ini yaitu menguji pengaruh Islamic Social Reporting (ISR) terhadap kinerja perusahaan syariah yang diproksikan dengan Earning per Share (EPS). Berdasarkan tabel 7 variabel ISR memiliki tingkat signifikan sebesar 0,002 dengan koefisien beta sebesar 2,103. Hasil hipotesis yang pertama dalam penelitian ini diterima. Dengan demikian dapat diartikan bahwa indek Islamic Social

(10)

Reporting (ISR) berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan syariah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Maryanti dan Fitri (2017) dan Swandari dkk. (2018) yang menemukan hasil yang sama bahwa pengungkapan laporan tangungjawab sosial berpengaruh positif terhadap nilai saham. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang terdaftar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) pada periode 2019-2020 mampu memberikan informasi terkait pengungkapan tanggung jawab sosial sesuai dengan ketentuan syariah dalam laporan tahunan dengan tujuan untuk meningkatkan kepercayaan kepada stakeholders terhadap sistem syariah. Selain itu, penelitian Imaniah (2018) dan Ikfiyani (2020) bertentangan dengan penelitian ini yang menyatakan bahwa pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa pengungkapan laporan keuangan dan juga non-keuangan menjadikan jembatan untuk hubungan antara perusahaan dengan stakeholdernya. Sehingga stakeholders akan memandang bahwa sistem syariah dapat memberikan kepercayaan terhadap kinerja perusahaan syariah.

Pengaruh Tipe Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Syariah

Hipotesis yang kedua dalam penelitian ini adalah menguji pengaruh tipe perusahaan terhadap kinerja perusahaan syariah yang diproksikan dengan Earning per Share (EPS).

Berdasarkan tabel 7 variabel TEP memiliki tingkat signifikan sebesar 0,022 kurang dari 0,05 dengan nilai koefisien beta sebesar 0,406. Dengan demikian dapat diartikan bahwa hipotesis yang kedua diterima maka tipe perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan syariah. Koefisien yang bersifat positif menunjukkan bahwa perusahaan dengan kategori high profile lebih berfokus pada risiko keuangan dan persaingan pasar dengan tingkat visibilitas yang tinggi. Karena perusahaan high profile cenderung dikenal sebagai perusahaan yang memiliki tenaga kerja dan proses produksinya yang besar. Dari data yang dihimpun (pada lampiran) tipe perusahaan juga menunjukkan bahwa sebagian besar perusahaan high profile memiliki nilai rata-rata Earning per Share (EPS) lebih tinggi sebesar 89,29 dari perusahaan low profile sebesar 47,88. Pada tahun 2020, perusahaan high profile rata-rata mengalami keuntungan terhadap nilai Earning per Share (EPS) dari tahun 2019 walaupun ditengah masa pandemi. Adapun perusahaan low profile rata-rata juga mengalami keuntungan tehadap nilai Earning per Share (EPS) dari tahun 2019 tetapi cenderung lebih kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa tipe atau profil perusahaan menjadi faktor bagi investor dalam memilih perusahaan untuk menginvestasikan dananya. Hasil penelitian ini sejalan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa investor menginginkan hasil yang optimal atas investasi mereka. Semakin kuat hubungan atau kerjasama antar korporasi yang diadakannya maka akan semakin baik pula bisnis korporasi.

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) dan tipe perusahaan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesi (BEI) dan terdaftar Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dengan menggunakan data annual report periode 2019-2020 memiliki pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan syariah. Hasil penelitian tersebut mendukung atas teori stakeholder yang menjelaskan bahwa pengungkapan tanggungjawab sosial dengan sistem syariah dan tipe perusahaan memberikan kepercayaan stakeholders dalam memandang perusahaan tersebut beroperasional secara baik. Dengan demikian kepercayaan untuk memiliki hubungan kerjasama dengan pihak korporasi berjalan dengan lancar.

(11)

Keterbatasan penelitian ini penggunaan indeks ISR dimana item-itemnya mengadopsi pada penelitian Othman dan Imaniah, sehingga beberapa item dimungkinkan belum sesuai dengan kondisi di Indonesia. Untuk penelitian diharapkan dapat menengembangkan item- item pengungkapan yang dapat dianggap sesuai dengan kondisi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Alfianita, W., Suhendro., Wijayanti, Anita. (2017). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR). Jurnal Ekonomi Paradigma Vol.19 No.02

Arnova, I. (2016). Pengaruh Ukuran Kinerja Roa, Roe, Eps Dan Eva Terhadap Return Saham. EKOMBIS REVIEW: Jurnal Ilmiah Ekonomi Dan Bisnis, 4(1), 36–53.

https://doi.org/10.37676/ekombis.v4i1.153

Ayu, I., Oki, P., Dewi, Y., & Yasa, G. W. (2017). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Tipe Industri Dan Kinerja Lingkungan Terhadap Environmental Disclosure. E-Jurnal Akuntansi, 20(3), 2362–2391.

Bank Indonesia. (2020). Krisis Kemanusiaan COVID-19 dan Implikasinya pada Tatanan Perekonomian Global.

Bappenas. (2020). Perkembangan Ekonomi Indonesia Dan Dunia. Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/BAPPENAS, 3(4), 1689–1699.

Bappenas RI. (2020). Perkembangan Ekonomi Indonesia dan Dunia untuk Triwulan I 2020.

Bappenas RI, 4(1), 1–89.

https://www.bappenas.go.id/files/4215/9236/1094/ND_269_Penyampaian_Laporan_Perk embangan_Ekonomi_Indonesia_dan_Dunia_untuk_Triwulan_I_Tahun_2020.pdf

Carroll, A. B. (1999). Corporate social responsibility: Evolution of a definitional construct.

Business and Society, 38(3), 268–295. Yang diunduh pada website:

https://doi.org/10.1177/000765039903800303

Carroll, A. B. (2015). Corporate social responsibility: The centerpiece of competing and complementary frameworks. Organizational Dynamics, 44(2), 87–96. Yang diunduh pada website: https://doi.org/10.1016/j.orgdyn.2015.02.002

Chen, S. and Dodd, J.L. (1996) Economic Value Added: An Empirical Examination of a New Corporate Performance Measure. Journal of Managerial Issues, 9, 318-333.

Dewi, A. D. P., & Buchory, H. A. (2019). Pengaruh Kinerja Perusahaan Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Earning Per Share Pada Perusahaan Properti Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2016. Journal of Ekuitas, 53(9), 1689–1699.

Hadinata, S. (2019). Islamic Social Reporting Index Dan Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. EkBis: Jurnal Ekonomi Dan Bisnis, 2(1), 72.

https://doi.org/10.14421/ekbis.2018.2.1.1099

Haniffa, Ros, “Social Reporting Disclosure: An Islamic Perspective”, Indonesian Management & Accounting Research, Volume 1, Nomor 2 (July 2002): 128- 146

Ikfiyani, I. (2020). Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance dan Islamic Social Reporting terhadap Nilai Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan sebagai Variabel Moderating (Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Periode 2013-2018). Salatiga: Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Imaniah, Nia. (2018). Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting, Profitabilitas, dan Likuiditas terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index pada Bursa Efek Indonesia). Jakarta: Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Kalbuana, N., Sutadipraja, M. W., Purwanti, T., & Santoso, D. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Kinerja Lingkungan Terhadap Pengungkapan Islamic Social

(12)

Reporting (Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di JII Tahun 2013-2017).

AKTSAR: Jurnal Akuntansi Syariah, 2(2), 233. Diakses melalui : https://doi.org/10.21043/aktsar.v2i2.6037

Kemenperin.go.id. (2020). Kemenperin Bidik Industri Tumbuh 5,3 Persen Tahun 2020. In

Kemenperin : Peningkatan Industri 2020 (p. 1).

https://kemenperin.go.id/artikel/21346/Kemenperin-Bidik-Industri-Tumbuh-5,3-Persen- Tahun-2020

Nofitasari, Wiwit Ayu (2018). Analisis Tingkat Islamic Social Reporting (ISR) Pada Perusahaan Penerbit Sukuk Yang Terdaftar Di Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) Dan Bursa Malaysia. Core.Ac.Uk. Salatiga: Institut Agama Islam Negeri Salatiga

Othman, R., Thani, A. M., & Ghani, E. K. (2009). Determinants Of Islamic Social Reporting Among Top Shariah -Approved Companies In Bursa Malaysia. Research Journal of International Studies, 12(12), 4–20.

Otoritas Jasa Keuangan. (2020). Statistik Saham Syariah 2020. Otoritas Jasa Keuangan, 1–2.

Diakses melaui: https://www.ojk.go.id/id/kanal/syariah/data-dan-statistik/saham- syariah/Pages/Statistik-Saham-Syariah---Mei-2018.aspx

Parmar, B. L., Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, A. C., Purnell, L., & de Colle, S.

(2010). Stakeholder theory: The state of the art. Academy of Management Annals, 4(1), 403–445. https://doi.org/10.1080/19416520.2010.495581

Priyanka, F. (2013). Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Profitabilitas pada Perusahaan High Profile yang Terdaftar Di BEI Periode 2009-2011. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Negeri Yogyakarta, 27–28.

Qayyimah, I. (2017). Penerapan Islamic Social Reporting Index (Indeks ISR) dalam Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) Tahun 2010-2015. Jurnal Dinamika Akuntansi.

Rahayu, Tesdha. (2013). Pengaruuh Pengungkapan Islamic Social Reporting Index (INDEKS ISR) terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Daftar Efek Syariah (DES) periode 2010-2011).

Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Retnaningsih, S., Hariyanti, W., & Astuti, T. P. (2019). Pengaruh Pengungkapan Islamic Social Reporting (ISR) Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perbankan Syariah Di Indonesia Tahun 2012-2016. AKTSAR: Jurnal Akuntansi Syariah, 2(2), 169.

https://doi.org/10.21043/aktsar.v2i2.5850

Sari, C. W., Ketut, I. G., & Ulupui, A. (2013). Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Kinerja Lingkungan Berbasis Proper Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 9(1), 28–41.

Sulistyawati, A. I., & Indah, Y. (2017). Pengungkapan Islamic Social Reporting Pada Indeks Saham Syariah Indonesia. Akuisisi: Jurnal Akuntansi, 13(2), 15–27. Diakses melalui:

https://doi.org/10.24127/akuisisi.v13i2.166

Susenohaji. (2017). Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Atas Ungkapan (Disclosure) Tanggung Jawab Lingkungan Perusahaan (Studi Empiris Penerapan Regulasi Pada Perusahaan Go Public). Journal of Chemical Information and Modeling, 110(9), 1689–

1699.

Rahayu, T. P., & Budi S., A. (2018). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Islamic Social Reporting pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index Periode 2010-2013. E-Journal Ekonomi Bisnis Dan Akuntansi, 5(2), 109.

https://doi.org/10.19184/ejeba.v5i2.8644

Widiawati, S., & Raharja, S. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic

(13)

Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Islamic Social Reporting Perusahaan - Perusahaan Yang Terdapat Pada Daftar Efek Syariah Tahun 2009-2011, 1(1), 248–262.

Referensi

Dokumen terkait

Dilihat dari nilai adjusted R square menunjukkan bahwa nilai adjusted R square yang dimiliki metode akuntansi persediaan rata- rata lebih tinggi dibandingkan dengan

Penelitian ini bertujuan mengetahui kualitas air sumur sekitar Kawasan Industri Bantaeng (KIBA) dilihat dari parameter fisika yang meliputi parameter suhu, tingkat

Salah satu bentuk tulisan Arab jenis Raihani yang ditemukan di kendaraan adalah seperti tulisan Arab yang terdapat pada kaca belakang mobil Daihatsu warna silver dengan

Hipotesis ketiga yang akan diuji dalam penelitian ini adalah terdapat pengaruh positif Karakter Generasi Z dan Peran Guru dalam Pembelajaran secara bersama-sama

 Penggunaan metallic catalytic converter berbahan kuningan yang dikombinasikan dengan SASS pada knalpot Honda New Mega Pro tahun 2008 dapat menurunkan kadar emisi

(2012) menunjukkan terdapat pengaruh positif antara kualitas.. pelayanan terhadap perceived value. Kedai Cafeetory perlu meningkatkan kualitas pelayanannya agar

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas dan karakter kerja keras siswa melalui pendekatan kontekstual dengan media barang bekas materi membuat

Pada mata pelajaran penanganan surat atau dokumen kantor metode yang.. digunakan oleh guru salah satunya adalah metode